(a)
Gambar 4
Alat ini mempunyai skala terkecil 0,01 mm.
Contohnya dapat digunakan untuk mengukur
tebal kertas.
Selain Sistem Satuan Metrik, ada lagi Sistem
(b)
Satuan British yang mengikuti negara Inggris,
di antaranya:
inci atau dim atau ", biasa digunakan untuk
ukuran baut, mur dan kunci pas.
1 inci = 1 dim = 1" = 2,54 cm
feet atau kaki, biasa digunakan untuk
menyatakan ketinggian pesawat terbang.
1 feet = 1 kaki = 12 inci = 30,48 cm
(c) yard atau hasta atau lengan, biasa digunakan
Gambar 2 untuk menyatakan panjang benang.
Kebanyakan mistar mempunyai skala 1 yard = 1 hasta = 1 lengan = 3 feet = 91,44
terkecil 1 millimeter (1 mm). Ada juga cm
yang mempunyai skala terkecil 0,5 mm.
2 Pengukuran
mile atau mil, biasa digunakan untuk Alat yang digunakan untuk mengukur massa
menyatakan jarak pada laut. benda adalah:
1 mile = 1 mil = 1,609 km = 1609 m
a) Timbangan
Contoh Soal:
Gambar 5
(a)
Massa 1 kg bisa juga diperoleh dari massa
1 liter air murni yang bersuhu 4°C.
Satuan massa yang lain, misalnya:
1 milligram (mg) = 0,000.001 kg = 10–6 kg
1 gram (gr) = 0,001 kg = 10–3 kg (b)
1 ons = 0,1 kg = 10–1 kg Gambar 7
1 kuintal (kw) = 100 kg = 102 kg
1 ton = 1000 kg = 103 kg c) Neraca Analitis (Neraca 2 Lengan)
1 satuan massa atom (sma) = 1,66×10–27 kg
Dalam Sistem British, satuan massa adalah
slug.
1 slug = 14,59 kg
Pengukuran 3
"1 detik = 9.192.631.770 periode getaran atom
cesium-133".
Satuan waktu yang lain, misalnya:
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit = 3600 detik
1 hari = 24 jam = 86400 detik
1 minggu = 7 hari
1 tahun = 365,25 hari
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu
adalah:
a) Jam
Gambar 8
Contoh Soal:
6 Pengukuran
3) Angka nol di sebelah kanan angka bukan Elektron 000 000 160 coulomb
nol termasuk angka penting, kecuali kalau coulomb
ada penjelasan lain. Misalnya penjelasan Cepat 299 792 500 m/s 2,997925×108
itu dapat berupa garis di bawah angka rambat m/det
terakhir yang masih dianggap penting. Cahaya
Contoh: Dari contoh dapat dilihat bahwa jumlah angka
6390 m mengandung 4 angka penting penting dalam suatu besaran dinyatakan oleh
34,0 detik mengandung 3 angka penting bilangan a.
23,857 cm mengandung 3 angka penting Massa bumi mempunyai 1 angka penting.
4). Angka nol yang hanya terletak di sebelah Muatan elektron mempunyai 3 angka penting.
kiri angka bukan nol, baik yang terletak di Massa elektron mempunyai 6 angka penting.
sebelah kiri maupun kanan koma desimal, Cepat rambat cahaya mempunyai 7 angka
bukan angka penting. penting.
Contoh: Bilangan sepuluh berpangkat pada suatu
0,62 mm mengandung dua angka penting. besaran disebut juga tingkat besar besaran itu.
0,00239 g/cm3 mengandung 3 angka
H. Penjumlahan dan Pengurangan Angka
penting.
Penting
G. Angka Penting dan Bilangan
Hasil penjumlahan/pengurangan angka penting
Berpangkat
mempunyai jumlah angka penting di belakang
Dalam fisika sering terdapat besaran-besaran koma sama dengan jumlah angka penting di
yang nilainya sangat kecil dan yang sangat belakang koma yang paling sedikit dari angka-
besar. angka yang dijumlahkan/dikurangkan.
Nilai besaran ini bila ditulis dengan cara biasa Contoh:
akan memerlukan waktu dan tempat yang 25,452 + 32,36 = 57,812 ≈ 57,81 (4 angka
dapat dikatakan banyak. penting)
Misal: 76,38 – 22,735 = 43,545 ≈ 43,55 (4 angka
Massa Bumi kira-kira = penting)
6 000 000 000 000 000 000 000 000 kg
Muatan Listrik Elektron = I. Perkalian dan Pembagian Angka
0,000 000 000 000 000 000 160 coulomb. Penting
Dalam fisika terdapat kebiasaan untuk Hasil perkalian/pembagian angka penting
menyatakan besaran-besaran dalam bentuk: mempunyai jumlah angka penting sama
a × 10n dengan jumlah angka penting yang paling
Dalam hal ini a merupakan suatu bilangan sedikit dari angka-angka yang dikalikan/dibagi
yang besarnya antara –10 dan +10 maupun pembagi.
(–10 < a < +10), dan n adalah bilangan bulat Contoh:
positif atau negatif. 21,52×17,836 = 383,8307 ≈ 383,8 (4 angka
Dengan cara ini bilangan-bilangan, baik yang penting)
sangat besar maupun yang sangat kecil dapat 48,27 : 19,8 = 2,437879 ≈ 2,44 (3 angka
ditulis lebih singkat. Beberapa contoh tertera penting)
pada tabel di bawah ini.
J. Pangkat dan Akar
Besaran Nilai dan Satuan Nilai dan Hasil pangkat/akar angka penting mempunyai
Satuan jumlah angka penting sama dengan jumlah
dalam bentuk angka penting bilangan yang
a×10n dipangkatkan/diakar.
Massa 6 000 000 000 000 6×1024 kg Contoh:
Bumi 000 000 000 000 kg 2,12 = 4,41 ≈ 4,4 (2 angka penting)
Massa 0,000 000 000 000 9,10905×10–31 8,7 = 2,949576 ≈ 2,9 (2 angka penting)
Elektron 000 000 000 000 kg
000 000 910 905 kg
Muatan 0,000 000 000 000 1,60×10–19
Pengukuran 7
c) 87 ons = ... kg
Soal Latihan :
1. Apa yang dimaksud dengan: 10. Isilah titik-titik di bawah ini!
a) besaran? a) 0,029 kg = ... gram
b) satuan? b) 26 ton = ... kg
Pengukuran 9
A. km jam–1 dan kg cm–1
SOAL UNAS
B. joule sekon–1 dan dyne meter–1
1. Satuan dasar dalam sistem internasional C. newton sekon dan g cm–3
untuk besaran panjang adalah…. D. liter dan newton cm
A. mm B. cm C. dm E. kg meter–3 dan newton meter
D. m E. km
10. Seorang siswa melakukan penimbangan
2. Berikut ini yang merupakan kelompok dengan neraca Ohauss tiga lengan dan
besaran turunan adalah…. hasilnya tampak seperti gambar di bawah.
A. gaya, massa, kecepatan, panjang
B. gaya, kecepatan, massa, percepatan
C. gaya, momentum, usaha, kecepatan
D. percepatan, panjang, massa, waktu
E. gaya, waktu, tekanan, impuls
3. Yang termasuk besaran pokok adalah….
A. kecepatan B. gaya C. usaha
D. massa E. daya
Massa benda tersebut adalah.....
4. Diantara kelompok besaran di bawah ini a. 623,0 gram b. 620,3 gram
yang hanya terdiri dari besaran turunan saja c. 326,0 gram d. 316,0 gram
adalah.... e. 300,0 gram
A. kuat arus, massa, gaya
B. suhu, massa, volume 11. Dari suatu pengukuran didapat angka
C. waktu, momentum, percepatan berikut 0,6005 m. Angka ini terdiri dari ....
D. usaha, momentum, percepatan A. 1 angka penting
E. kecepatan, suhu, jumlah zat B. 2 angka penting
C. 3 angka penting
5. Kelompok besaran berikut yang merupakan D. 4 angka penting
besaran pokok adalah…. E. 5 angka penting
A. panjang, kuat arus, kecepatan
B. intensitas cahaya, berat, waktu 12. Tinggi sebuah silinder dari hasil
C. jumlah zat, suhu, massa pengukuran adalah 0,36010 m. Banyak
D. percepatan, kuat arus, gaya angka penting yang terkandung….
E. panjang, berat, intensitas cahaya A. 6 B. 5 C. 4
D. 3 E. 2
6. Berikut ini yang merupakan kelompok
besaran pokok adalah…. 13. Pembacaan hasil pengukuran diameter
A. kuat arus, panjang berat dalam menggunakan jangka sorong yang
B. suhu, massa, kuat cahaya ditunjukkan pada gambar dibawah adalah
C. suhu, kecepatan, tekanan ....
D. usaha, gaya, momentum
E. suhu, berat, kuat arus
7. Besaran di bawah ini yang merupakan
besaran pokok adalah….
A. gaya B. berat C. massa
D. massa jenis E. tekanan
8. Dari kelompok besaran di bawah ini yang
termasuk besaran pokok dalam sistem SI
adalah….
(1) berat (2) muatan listrik
(3) volume (4) suhu
9. Dua buah satuan berikut ini yang
merupakan satuan besaran turunan menurut A. 7,4 cm B. 7,41 cm
Sistem Internasional adalah.... C. 7,44 cm D. 7,48 cm
10 Pengukuran
E. 7,5 cm 18. Hasil pengukuran diameter logam dengan
menggunakan mikrometer sekrup yang
14. Hasil pengukuran panjang dan lebar
ditunjukkan seperti di bawah adalah .…
sebidang tanah berbentuk empat persegi
A. 17,40 mm
panjang 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah
B. 17,43 mm
tersebut menurut aturan angka penting
C. 17,50 mm
adalah ….
D. 17,90 mm
A. 191,875 m2 B. 191,88 m2
2 E. 17,93 mm
C. 191,87 m D. 191,9 m2
E. 192 m2 19. Hasil pengukuran pelat tipis adalah panjang
1,25 cm dan lebar 0,15 cm. Luas pelat
15. Perhatikan gambar hasil pengukuran
menurut angka penting adalah ….
panjang batang dengan jangka sorong di
A. 0,19 cm2 B. 0,187 cm2
samping. Hasil pengukurannya adalah.….
C. 0,188 cm2 D. 0,20 cm2
2
E. 0,1875 cm
20. Pengukuran diameter sebuah silinder logam
dengan jangka sorong ditunjukkan pada
gambar dibawah, diameter silinder tersebut
adalah ...(cm)
A. 153,05 mm B. 153 mm
C. 153,5 mm D. 153,7 mm
A. 1,37 B. 1,26 C. 1,21
E. 154 mm
D. 1,18 E. 1,09
16. Hasil pengukuran diameter sebuah kelereng
21. Berapakah luas sebuah kertas persegi
dengan menggunakan mikrometer sekrup,
panjang, yang panjangnya 3,14 cm dan
ditunjukkan oleh gambar di bawah, besar
lebarnya 2,1 cm berdasarkan aturan angka
diameter kelereng tersebut adalah ....
penting.
A. 6,594 cm2 B. 6,59 cm2
C. 6,6 cm2 D. 6,5 cm2
2
E. 7 cm
22. Perhatikan gambar hasil pengukuran
panjang batang logam dengan jangka
A. 4,78 mm B. 5,28 mm sorong di samping. Hasil pengukurannya
C. 5,70 mm D. 8,50 mm adalah ….
E. 9,28 mm
17. Untuk mengukur tebal sebuah balok kayu
digunakan jangka sorong seperti pada
gambar di samping. Tebal balok kayu
adalah ….
2 3
A. 158,05 mm B. 157,5 mm
0 5 10 C. 158 mm D. 158,5 mm
E. 159 mm
A. 1,88 cm B. 1,99 cm
C. 1,66 cm D. 2,10 cm 23. Sebidang papan mempunyai ukuran panjang
E. 2,40 cm 2,52 m dan lebar 1,2 m. Luas papan
menurut aturan angka penting adalah….
Pengukuran 11
A. 30,24 m2 B. 3,024 m2 Dimensi
C. 3,02 m2 D. 3,0 m2 29. Dimensi energi adalah....
E. 3 m2
A. M L2 T–1 B. M L2 T–3
24. Sebuah plat logam diukur ketebalannya C. M L2 T–2 D. M L T3
–1 –1 2
dengan menggunakan mikrometer sekrup E. M L T
dan menunjukkan hasil seperti terlihat pada 30. Dimensi energi kinetik adalah....
gambar. A. M L T–1 B. M L T–2
C. M L–1 T–2 D. M L2 T–1
2 –2
E. M L T
31. Dimensi dari gaya adalah….
A. ML–3 B. LT–1 C. LT–2
–1
Tebal pelat tersebut adalah..... D. MLT E. MLT–2
a. 4,04 mm b. 5,02 mm
32. Besaran berikut ini yang dimensinya sama
c. 5,05 mm d. 6,00 mm
dengan dimensi besaran berat adalah….
e. 7,08 mm
A. momentum B. impuls
25. Kelompok besaran di bawah ini yang terdiri C. daya D. energi
dari besaran turunan adalah.... E. gaya
A. massa, gaya, kuat arus
33. Perhatikan tabel berikut :
B. berat, kecepatan, percepatan
No. Besaran Satuan Dimensi
C. berat, luas, intensitas cahaya
D. massa jenis, volume, jumlah zat 1 Momentum kg m s–1 M L T–1
E. suhu, berat, kuat arus 2 Gaya kg m s–2 M L T–2
2 –3
3 Daya kg m s M L2 T–3
26. Pengukuran panjang penghapus Dari tabel di atas, yang mempunyai satuan
menggunakan jangka sorong diperoleh hasil dan dimensi yang benar adalah besaran
seperti pada gambar di bawah. Panjang nomor….
penghapus tersebut sebesar …. A. 1 saja B. 1 dan 2 saja
A. 80,2 mm C. 1, 2 dan 3 D. 1 dan 3
B. 80,3 mm E. 2 dan 3 saja
C. 81,02 mm
D. 81,2 mm 34. Dimensi daya adalah....
E. 83 mm A. MLT–3 B. MLT–2
C. ML2T–1 D. ML2 T–2
27. Hasil pengukuran panjang pelat dengan 2 –3
E. ML T
jangka sorong ditunjukkan gambar di
samping. Panjang pelat tersebut adalah …. 35. Dimensi energi potensial adalah....
A. M L2 T2 B. M2 L2 T2
–2 –2
C. M L T D. M L2 T–2
0 1 2 4 E. M2 L2 T
0 1
A. 1,32 cm B. 1,37 cm
C. 1,72 cm D. 1,77 cm
E. 1,88 cm
28. Hasil pengukuran rusuk–rusuk balok adalah
11,8 cm, 5,60 cm dan 0,80 cm. Menurut
aturan angka penting volume balok tersebut
adalah.....
A. 52,8 cm3 B. 52,86 cm3
3
C. 52,864 cm D. 52,9 cm3
E. 53 cm3
12 Pengukuran
BAB 2: VEKTOR Besar F ditulis / F / atau F (tanpa tanda panah
di atas huruf F).
A. Besaran Skalar dan Besaran Vektor Jika 1 cm ≅ 1 newton, maka 5 cm ≅ 5 newton,
Dalam fisika, besaran dikelompokkan menjadi dan ditulis / F / = 5 newton atau F = 5 newton.
2, yaitu: Bila AB menyatakan besaran kecepatan,
1. Besaran Skalar sedangkan vektor kecepatan biasa
2. Besaran Vektor dilambangkan dengan v (lihat Gambar 3).
a. Besaran Skalar v
25 m/s
Besaran Skalar ialah besaran yang mempunyai Gambar 3
nilai tetapi tidak mempunyai arah. Besar vektor kecepatan disebut laju.
Contohnya, panjang, massa, waktu, suhu, Misal 1 cm mewakili 5 m/det (1 cm ≅
intensitas cahaya, jumlah zat, luas, volume, 5 m/det), maka 5 cm ≅ 25 m/det. Ditulis besar
massa jenis, usaha, energi, daya, tekanan dan
v adalah
sebagainya.
/ v / = v = 25 m/det.
b. Besaran Vektor Sebuah vektor dapat digeser/dipindah
sekehendak kita asalkan besar dan arahnya
Besaran Vektor ialah besaran yang
tidak berubah, seperti Gambar 4.
mempunyai nilai dan arah.
v
Contohnya: arus listrik, perpindahan,
kecepatan, percepatan, gaya, momentum,
impuls, momen dan sebagainya. v
Gambar 4
B. Melukiskan Vektor Dua buah vektor dikatakan sama jika besar
Sebuah vektor dapat digambarkan (dilukiskan) maupun arahnya sama (Gambar 5).
sebagai sebuah anak panah (Gambar 1). v1 v4
A AB B
5 cm v2
Gambar 1 v3
Titik pangkal A disebut titik tangkap vektor.
Panjang anak panah menyatakan besar (nilai)
vektor, dan arah anak panah menunjukkan Gambar 5
arah vektor. Pada Gambar 5:
Cara menuliskan vektor dapat bermacam– v 2 = v1 dan / v 2 / = / v1 / atau v2 = v1
macam, antara lain:
v 3 = – v1 tetapi / v 3 / = / v1 / atau v3 = v1
Vektor AB biasanya ditulis AB , besar AB v 4 ≠ v1 tetapi / v 4 / = / v1 / atau v4 = v1
ditulis / AB / atau AB. Pada gambar 1, panjang
C. Menjumlahkan Dua Vektor
AB adalah 5 cm. Tiap cm mewakili 1 satuan
besar vektor (1 cm ≅ 1 satuan). Dua buah vektor dapat dijumlahkan jika kedua
vektor mewakili besaran sejenis.
Jadi 5 cm ≅ 5 satuan besar vektor, dan ditulis
Misal / v1 / (v1 = 5 satuan) dengan arah
AB = 5 satuan.
Ada kalanya sebuah vektor ditulis dengan satu mendatar dan / v 2 / (v2 = 3 satuan) bertitik
huruf. tangkap sama di O. Keduanya mengapit sudut
Misalnya: α = 60° (lihat Gambar 16).
Bila AB menyatakan besaran gaya,sedangkan Hasil penjumlahan ini disebut vektor hasil
yang dinamakan resultan dan biasa
vektor gaya dilambangkan dengan F , maka
dapat dilukis: dilambangkan dengan R .
Ditulis:
F
v T = v1 + v 2 atau
5N
Gambar 2 v T = v 2 + v1
Nilai v T dapat ditentukan dengan dua cara:
Vektor 13
1) Cara Lukisan (Grafik) (4) Hubungkan titik C dengan titik tangkap O.
2) Cara Perhitungan (Analitis) Garis hubung ini merupakan vektor
resultan v T .
a. Cara Melukis
(5) Nilai v T dapat ditentukan dengan
1. Cara Melukis Segitiga mengukur langsung panjangnya, kemudian
hasilnya dikalikan dengan skala yang
v2 v1 digunakan.
vT v2 vT C
α
α2
O α1 v1
α
α2
O α1 v1
Gambar 6
Cara melukis (lihat Gambar 6):
Gambar 8
(1) Pindahkan v1 sehingga titik tangkapnya
berada di ujung v 2 . b. Cara Menghitung (Analitis)
(2) Hubungkan titik tangkap O dengan ujung
Nilai v T dapat ditentukan dengan rumus:
v1 yang sudah dipindahkan.
(3) Garis hubung ini merupakan vektor v T = v12 + v 22 + 2v1v 2 cos α . . (1)
resultan v T dengan titik tangkap O dan Jika kita ingin menghitung sudut antara v T
dengan masing-masing vektor, digunakan
ujungnya berimpit dengan ujung v1 .
Atau (lihat Gambar 7): rumus:
sin α1 sin α 2 sin α
v2 vT = = . . . (2)
v2 v1 vT
v2
v2
α
sin α1 = sin α . . . . . (3)
α2 vT
O α1 v1
v1
sin α 2 = sin α . . . . . (4)
Gambar 7 vT
Pada contoh di atas:
(1) Pindahkan v 2 sehingga titik tangkapnya
v T = v12 + v 22 + 2v1v 2 cos α
berada di ujung v1 .
(2) Hubungkan titik tangkap O dengan ujung 5 2 + 3 2 + 2 × 5 × 3 cos 60°
↔ vT =
v 2 yang sudah dipindahkan.
↔ vT = 25 + 9 + 30 × 0,5
(3) Garis hubung ini merupakan vektor
resultan v T dengan titik tangkap O dan ↔ vT = 34 + 15 ↔ vT = 49
↔ vT = 7 satuan
ujungnya berimpit dengan ujung v 2 .
v 3
(4) Nilai v T dapat ditentukan dengan sin α1 = 2 sin α ↔ sin α1 = sin 60°
mengukur langsung panjangnya, kemudian vT 7
hasilnya dikalikan dengan skala yang ↔ sin α1 = 0,4286×0,866
digunakan. ↔ sin α1 = 0,3712
Vektor 17
(5) Hubungkan titik C dengan titik tangkap O. 10. Pada sistem koordinat di bawah, bertitik
Garis hubung ini merupakan vektor pangkal O, gambarlah v1 besarnya 4 satuan
resultan v T .
(1 cm ≅ 1 satuan) ke kiri berimpit sumbu
(6) Nilai v T dapat ditentukan dengan x– dan v 2 besarnya 3 satuan ke kiri bawah
mengukur langsung panjangnya, kemudian membentuk sudut 60° terhadap sumbu x–.
hasilnya dikalikan dengan skala yang
Selisih kedua vektor v T = v1 – v 2 . Tentukan
digunakan.
besar v T dengan cara lukisan jajaran
segitiga.
v2
Penyelesaian:
y+
v1
− v2
O α α2 v1
vT
α1
x– x+
O
v1
vT v2
− v2
Gambar 11
b. Cara Menghitung (Analitis)
vT = 2,8 satuan
Nilai v T dapat juga dihitung dengan rumus:
11. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
v T = v12 + v 22 − 2 v1v 2 cos α . . (5)
pangkal O, gambarlah v1 besarnya v1 = 4
Besar sudut antara v T dengan masing-masing
satuan, dengan arah ke kiri atas
vektor adalah: membentuk sudut 30° terhadap sumbu x–.
v
sin α1 = 2 sin α . . . . . (6) v 2 besarnya v2 = 3 satuan, dengan arah ke
vT
kanan bawah membentuk sudut 60°
α 2 = α + α1 . . . . . (7)
terhadap sumbu x+. Jika v T = v1 – v 2 ,
Contoh Soal: tentukan
a) besar v T dengan cara lukisan jajaran
9. Gambar di bawah menunjukkan vektor genjang!
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α. b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu
Skala yang digunakan 1 cm mewakili α1!
6 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 . c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu
Tentukan besar v T dengan cara lukisan α2!
segitiga!
Penyelesaian:
v2
v1
− v2 vT
v1
v T diukur, hasilnya mendekati 5 cm. Jadi nilai
sesungguhnya = 5 × 6 = 30 m/s
18 Vektor
Penyelesaian:
v1 vT
α
α1
α2
v2
v T = v1 + v2 ↔ v2 = v T – v1
v 2 = v T2 + v12 − 2v T v1 cos α1
↔ v 22 = v T2 + v12 – 2 vT v1 cos α1
↔ v 22 = (2 v1)2 + v12 – 2 × 2v1 v1 cos 60°
↔ v 22 = 4 v12 + v12 – 4 v12 × 0,5
↔ v 22 = 5 v12 – 2 v12 ↔ v 22 = 3 v12
↔ v2 = √3 v1 ↔ v2 = v1√3
vT = . . satuan, α1 = . . °, α2 = . . . ° v T2 − v12 − v 22
cos α =
12. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di 2 v1 v 2
bawah. Selisih kedua vektor v T = v1 – v 2 (2 v1 ) 2 − v12 − ( v1 3 ) 2
↔ cos α =
a). Tentukan besar v T dengan cara
2 v1 ( v1 3 )
lukisan segitiga (1 satuan ≅ 1 cm)!
4v12 − v12 − 3v12
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T ↔ cos α =
yaitu α1! 2v12 3
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan 0
↔ cos α = ↔ cos α = 0
v T yaitu α2! 2 v12 3
Penyelesaian: ↔ α = 90°
y+
14. Dua buah vektor besarnya a = 3 satuan dan
b = 6 satuan mengapit sudut α. Jumlah
v2
kedua vektor adalah R 1 dan selisihnya
7
adalah R 2 . Jika R1 = R2 , berapa
x+ 3
x– O v1
besarnya α ?
Penyelesaian:
vT 7
− v2 R1 = R2 ↔ R 12 = 73 R 22 ↔ 3 R 12 = 7 R 22
3
↔ 3(a + b +2ab cos α) = 7( a +b +2ab cos α)
2 2 2 2
v1
↔ 3(3 +6 +2×3×6cosα)=7(3 +6 –2×3×6cos α)
2 2 2 2
↔ Fy = 50 ×
1
↔ R 22 = a2 + b2 – 2 a b cos α 2
↔ Fy = 25 N
↔ 3 = (3√3) + b – 2 × 3√3 b cos α
2 2 2
↔ 6 + 6√3 b cos α = 90
2
↔ cos α =
1 √3 ↔ α = 30°
2 F2=5 N
D. Menguraikan Vektor
Gambar 11 y
menunjukkan sebuah Fy F F3=6 N
vektor F berada pada F3=6 N
suatu sistem koordinat.
Vektor tersebut dapat
diuraikan pada masing- Gambar 12
Cara melukis:
masing sumbu, yaitu Fx α Fx x
O Gambar 11 (1) Pindahkan F3 sehingga titik pangkalnya
dan Fy yang masing-
berimpit dengan ujung F1 .
masing besarnya:
Fx = F cos α . . . . . . (8) (2) Pindahkan F2 sehingga titik pangkalnya
Fy = F sin α . . . . . . (9) berimpit dengan ujung F3 yang sudah
pernah dipindahkan.
Contoh Soal:
(3) Hubungkan ujung F2 yang sudah
dipindahkan dengan titik tangkap F1 . Garis
hubung ini merupakan resultan v T ketiga
vektor dengan titik tangkap resultan
20 Vektor
berimpit dengan F1 dan ujungnya berimpit b) besar sudut antara FT dengan sumbu
dengan F2 . x+ yaitu β !
(4) Besar R dapat ditentukan dengan
mengukur panjangnya, R = . . . . . .
Contoh Soal:
18. Diketahui F1 , F2 dan F3 dengan arah
seperti terlihat pada gambar.
y F1
F2
FT = . . . . . satuan, β = . . . . . °
20. Diketahui vektor F1 , F2 dan F3 dengan
arah seperti terlihat pada gambar.
F3 y
Jika FT = F1 + F2 + F3 , dengan menggunakan
cara lukisan poligon, berapa besar FT ?
F2
Penyelesaian: F1
y
F1
F2
F3 x
R x
FT
F3 F2
F1
F3
Jika FT = F1 + F2 + F3 , gunakan cara lukisan
F3
poligon, berapa besarnya FT ?
Setelah diukur nilai FT mendekati 0,6 N. FT = . . . . . . . . . . . . . N
21. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
19. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
pangkal O gambarlah F1 besarnya F1 = 2 pangkal O gambarlah F1 besarnya F1 = 2
satuan, dengan arah ke kiri atas satuan, dengan arah ke kanan atas
membentuk sudut 45° terhadap sumbu x+.
membentuk sudut 45° terhadap sumbu x–.
F2 besarnya F2 = 3 satuan, dengan arah ke F2 besarnya F2 = 3 satuan, dengan arah ke
kiri atas membentuk sudut 30° terhadap
kiri bawah membentuk sudut 30° terhadap
sumbu x–. F3 besarnya F3 = 4 satuan, sumbu x–. F3 besarnya F2 = 4 satuan,
dengan arah ke kiri bawah membentuk
dengan arah ke kanan bawah membentuk
sudut 60° terhadap sumbu x+. sudut 60° terhadap sumbu x–. Jika FT = F1 +
Jika FT = F1 + F2 + F3 , dengan cara lukisan F2 + F3 , dengan cara lukisan segi banyak
segi banyak vektor tentukan: vektor tentukan:
a) besar FT ! a) besar FT !
Vektor 21
b) besar sudut antara FT dengan sumbu R x = F1x + F2 x + F3x
x+ yaitu β ! Besarnya:
y+ Rx = F1x + F2x + F3x ↔ Rx = 3,464 – 4,33 – 3
↔ Rx = –3,687 N
F3=6 N F3 y Jika FT = F1 + F2 + F3 , dengan gunakan cara
hitungan, maka besar FT ?
Gambar 13 Penyelesaian:
kemudian komponen pada masing-masing F1x = –F1 cos α1 = –2 cos 45° = –2× 12 √2 = –√2
sumbu dijumlahkan:
22 Vektor
F2x = –F2 cos α2 =–3 cos 45° Kemudian kalau resultan ketiga vektor = 0,
1 maka:
=–3× 2 √2
= –1,5√2 F13 – F2 = 0 ↔ F13 = F2
F3x = +F3 cos α3 = +4 cos 45°
F12 + F32 + 2F1 F3 cos α13 = F2
= +4× 12 √2 = +2√2
↔ F12 + F32 + 2 F1 F3 cos α13 = F22
Fx = –0,5√2
F1y = +F1 sin α1 = +2 sin 45° = +2× 12 √2 = +√2 ↔ 2 F1 F3 cos α13 = F22 – F12 – F32
F2y = –F2 sin α2 =–3 sin 30° F22 − F12 − F32
↔ cos ε13 = . . (dihafal)
=–3× 12 √2 = –1,5√2 2F1F3
F3y = +F3 sin α3 = +4 sin 30° 15 2 − 12 2 − 9 2
↔ cos α13 =
= +4× 12 √2 = +2√2 2 × 12 × 9
Fy = +1,5√2 225 − 144 − 81
↔ cos α13 =
F = Fx2 + Fy2 ↔ F = (−0,5 2 ) 2 + (1,5 2 ) 2 216
0
↔ cos α13 = ↔ cos α13 = 0
↔ F = 0,25 × 2 + 2,25 × 2 ↔ F = 0,5 + 4,5 216
↔ F = √5 ↔ F ≈ 2,2 N ↔ α13 = 90°
24 Vektor
∝
Soal Latihan : v2
Vektor
1. Gambar di bawah menunjukkan vektor
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α. v1
v2
vT = 30 m/s
5. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di
bawah. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2
α v1 y
Skala yang digunakan 1 cm mewakili 5 m/s.
Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 .
v2
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
segitiga. Berapa besar v T ?
/ v T / = 30 m/s
x x
2. Gambar di bawah menunjukkan vektor O
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
Skala yang digunakan 1 cm mewakili
10 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 .
v1
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
jajaran genjang.
v1 ∝
a). Tentukan besar v T dengan cara lukisan
v2
segitiga (1 satuan ≅ 1 cm)!
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T ,
yaitu α1!
vT = 76 m/s
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan v T ,
3. Gambar di bawah menunjukkan vektor
yaitu α2!
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
vT = ... satuan, α1 = ...° α2 = ...°
Skala yang digunakan 1 cm mewakili
6. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
10 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 .
pangkal O gambarlah v1 besarnya v1 = 4
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
satuan, dengan arah ke kanan bawah
segitiga.
membentuk sudut 60° terhadap sumbu x+.
v 2 besarnya v2 = 3 satuan dengan arah ke
v2 kiri atas membentuk sudut 30° terhadap
sumbu x–. Jika v T = v1 + v 2 , tentukan:
v1 ∝ a) besar v T dengan cara lukisan segitiga!
vT = 31,6 m/s b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu
α1!
4. Gambar di bawah menunjukkan vektor
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α. c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu
Skala yang digunakan 1 cm mewakili α2!
10 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 .
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
jajaran genjang.
Vektor 25
y y+
v2
x– x+
O
x O x
y–
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
v1 9. Diketahui / v1 / = 8 satuan dan / v 2 /
y = 5 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
120°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
R dan sudut antara R dengan masing-
7. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di
masing vektor dengan cara lukisan segitiga!
bawah. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 R = 7 satuan, α1 = 38° 12' 47,56,
y+ α2 = 81° 47' 12,44
10. Diketahui / v1 / = 6 satuan dan
v2
/ v 2 / = 10 satuan. Kedua vektor mengapit
sudut 60°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan
x–
v1
x+
O
besarnya R dan sudut antara R dengan
masing-masing vektor dengan cara lukisan
segitiga!
R = 14 satuan, α1 = 38° 12' 47,56",
a). Tentukan besar v T dengan cara lukisan α2 = 21° 47' 12,44"
jajaran genjang (1 satuan ≅ 1 cm)!
11. Diketahui / v1 / = 3 satuan dan / v 2
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T , / = 5 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
yaitu α1! 127°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan v T ,
R dan sudut antara R dengan masing-
yaitu α2! masing vektor dengan cara lukisan segitiga!
vT = . . . . satuan, α1 = . . . . °, α2 = . . . . ° R = 4 satuan, α1 = 90°, α2 = 37°
8. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
12. Diketahui / v1 / = 5 satuan dan / v 2 /
pangkal O gambarlah v1 besarnya v1 = 3 = 8 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
satuan, dengan arah ke kiri atas membentuk
120°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
sudut 60° terhadap sumbu x–. v 2 besarnya
R dan sudut antara R dengan masing-
v2 = 4 satuan, dengan arah ke kanan bawah
masing vektor dengan cara lukisan jajaran
membentuk sudut 30° terhadap sumbu x+.
genjang!
Jika v T = v1 + v 2 , tentukan: R = 7 satuan, α1 = 38° 12' 47,56,
a) besar v T dengan cara lukisan segitiga! α2 = 81° 47' 12,44
b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu 13. Diketahui / v1 / = 5 satuan dan
α1!
/ v 2 / = 3 satuan. Kedua vektor mengapit
c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu
sudut 60°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan
α2!
besarnya R dan sudut antara R dengan
masing-masing vektor dengan cara lukisan
jajaran genjang!
26 Vektor
R = 7 satuan, α1 = 21° 47' 12,44", c) 180° (kedua vektor berlawanan arah)?
α2 = 38° 12' 47,56" a) 23 satuan b) 17 satuan c) 7 satuan
14. Diketahui / v1 / = 5 satuan dan / v 2 / 21. Diketahui / v1 / = 3 satuan dan
= 4 satuan. Kedua vektor meng apit sudut
/ v 2 / = 4 satuan dan R = v1 + v 2 . Berapa
143°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
besarnya R jika sudut apitnya:
R dan sudut antara R dengan masing- a) 0° (kedua vektor searah)?
masing vektor dengan cara lukisan jajaran b) 90° (kedua vektor saling tegak lurus)?
genjang! c) 180° (kedua vektor berlawanan arah)?
R = 3 satuan, α1 = 53°, α2 = 90° a) 7 satuan b) 5 satuan c) 1 satuan
15. Diketahui / v1 / = 3√2 satuan dan / v 2 22. Dua buah vektor dan resultannya v1 , v 2
/ = 7 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
dan v T besarnya berturut-turut v1 =
135°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya 4 satuan, v2 = 2√3 satuan dan vT = 2 satuan.
R dan sudut antara R dengan masing- Berapa sudut apit kedua vektor?
masing vektor dengan cara perhitungan! α = 150°
R = 5 satuan, α1 = 81,87°, α2 = 53,13°
23. Diketahui R = F1 + F2 . Jika / F1 / = 4√3 N, /
16. Diketahui / v1 / = 3√3 satuan dan / v 2
F2 / = 2√3 N dan / R / = 6 N. Berapa besar
/ = 2 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
sudut apit kedua vektor?
30°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya R α = 120°
dan sudut antara R dengan masing-masing 24. Diketahui R = F1 + F2 . Jika / F1 / =
vektor dengan cara perhitungan!
R = 7 satuan, α1 = 8,6°, α2 = 21,4° 6 satuan, / F2 / = 10 satuan dan / R / =
14 satuan. Berapa besar sudut apit kedua
17. Diketahui / v1 / = 16 satuan dan / v 2
vektor?
/ = 5 satuan. Kedua vektor mengapit sudut α = 60°
150°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
25. Diketahui R = F1 + F2 . Jika / F1 / = 3√3 N,
R dan sudut antara R dengan masing-
masing vektor dengan cara perhitungan! / F2 / = 4 N dan / R / = √7 N. Berapa besar
R = 12 satuan, α1 = 108°, α2 = 42° sudut apit kedua vektor?
α = 150°
18. Diketahui v1 (v1 = 3 satuan) dan v 2 (v2 =
5 satuan) mengapit sudut 127°. Resultan 26. Dua buah vektor v1 dan v 2 . Resultannya
kedua vektor v T = v1 + v 2 . Hitung: v T , yang mana v T = v1 + v 2 besarnya
berturut-turut v1 = 4 satuan, v2 = 5 satuan
a) berapa besar v T !
dan vT = 3 satuan. Hitung berapa sudut apit
b) berapa besar sudut antara v1 dengan
kedua vektor?
vT !
α = 143°
vT = 4 satuan, α1 = 90°
27. Dua buah vektor v1 dan v 2 . Resultannya
19. Diketahui / v1 / = 12 satuan dan / v 2
v T , yang mana v T = v1 + v 2 besarnya
/ = 5 satuan dan R = v1 + v 2 . Berapa berturut-turut v1 = 3 satuan, v2 = 5 satuan
besarnya R jika sudut apitnya: dan vT = 4 satuan. Hitung berapa sudut apit
a) 0° (kedua vektor searah)? kedua vektor?
b) 90° (kedua vektor saling tegak lurus)? α = 127°
c) 180° (kedua vektor berlawanan arah)?
28. Dua buah vektor v1 dan v 2 mengapit sudut
a) 17 satuan b) 13 satuan c) 7 satuan
30°. Resultannya R = v1 + v 2 . Diketahui /
20. Diketahui / v1 / = 8 satuan dan
v1 / = 2√3 m/det dan / R / = 2 13 m/det.
/ v 2 / = 15 satuan dan R = v1 + v 2 . Berapa
Berapa besar v 2 ?
besarnya R jika sudut apitnya:
/ v 2 / = 4 satuan
a) 0° (kedua vektor searah)?
b) 90° (kedua vektor saling tegak lurus)?
Vektor 27
29. Dua buah vektor v1 dan v 2 mengapit sudut 38. Sebuah sungai lebarnya 72 meter aliran
airnya berkecepatan 5 m/det. Seseorang
45°. Resultannya R = v1 + v 2 . Diketahui /
akan menyeberangkan perahunya yang
v 2 / = 3√2 satuan dan / R / = 5 satuan. berkecepatan 12 m/det dengan mengarahkan
Berapa besarnya v1 ? perahunya tegak lurus arus air. Berapa jarak
yang ditempuh perahu?
/ v1 / = 1 satuan
S = 78 meter
30. Dua buah vektor v1 dan v 2 mengapit sudut
39. Sebuah sungai lebarnya 50√5 meter, aliran
60°. Resultannya R = v1 + v 2 . Diketahui / airnya berkecepatan 4 m/det. Seseorang
v 2 / = 6 satuan dan / R / = 14 satuan. Berapa akan menyeberangkan perahunya yang
berkecepatan 8 m/det dengan mengarahkan
besarnya v1 ?
perahunya tegak lurus arus air. Berapa jarak
/ v1 / = 10 satuan yang ditempuh perahu?
S = 125 meter
31. Diketahui / F1 / = 13 / F2 /, kedua vektor
40. Sebuah sungai lebarnya 40 meter, aliran
mengapit sudut 60°. Jika besar resultannya /
airnya berkecepatan 6 m/det. Seseorang
R / = 2√3 satuan, berapa besarnya F1 ? akan menyeberangkan perahunya yang
/ F1 / = 3 satuan berkecepatan 8 m/det dengan mengarahkan
perahunya tegak lurus arus air. Berapa jarak
32. Dua buah vektor / p / = 3√2 satuan dan q yang ditempuh perahu?
mengapit sudut 45°. Jika R = p + q dan / R / S = 50 meter
= 2 19 satuan, berapa besar q ? 41. Sebuah sungai kecepatan aliran airnya
q = 4 satuan 5√3 m/det. Sebuah perahu mempunyai
kecepatan 10 m/det akan menyeberanginya.
33. Diketahui / F1 / = √2/ F2 /, kedua vektor
Supaya perahu tiba di seberang pada arah
mengapit sudut 60°. Jika besar resultannya /
tegak lurus aliran air sungai, berapa sudut
R / = 4√5 satuan, berapa besarnya F1 ? arah yang harus dibuat terhadap aliran air?
α = 150°
/ F1 / = 4 satuan
42. Sebuah sungai kecepatan aliran airnya
34. Diketahui / F1 / = √3/ F2 /, kedua vektor 6 m/det. Sebuah perahu mempunyai
mengapit sudut 30°. Jika besar resultannya / kecepatan 6√2 m/det akan
R / = 2√7 satuan, berapa besarnya F1 ? menyeberanginya. Supaya perahu tiba di
seberang pada arah tegak lurus aliran air
/ F1 / = 2 satuan
sungai, berapa sudut arah yang harus dibuat
35. Diketahui R = a 1 + a 2 , / a 2 / = / a 1 / – 3 terhadap aliran air?
α = 135°
satuan, / R / = 7 satuan. Jika kedua vektor
43. Sebuah sungai kecepatan aliran airnya
mengapit sudut 120°, berapa besarnya a 1 ?
9 m/det. Sebuah perahu mempunyai
/ a 1 / = 8 satuan
kecepatan 15 m/det akan menyeberanginya.
Supaya perahu tiba di seberang pada arah
36. Diketahui R = a 1 + a 2 , / a 2 / = / a 1 / +
tegak lurus aliran air sungai, berapa sudut
1 satuan, / R / = 37 satuan. Jika kedua arah yang harus dibuat terhadap aliran air?
vektor mengapit sudut 60°, berapa besarnya α = 127°
a1 ? Pengurangan Vektor
/ a 1 / = 3 satuan
44. Gambar di bawah menunjukkan vektor
37. Diketahui R = a 1 + a 2 , / a 2 / = / a 1 / + 2 kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
Skala yang digunakan 1 cm mewakili 5 m/s.
satuan, / R / = 19 satuan. Jika kedua vektor
Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 .
mengapit sudut 120°, berapa besarnya a 1 ?
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
/ a 1 / = 3 satuan
segitiga.
28 Vektor
antara v2 dengan v1? Berapa pula sudut
antara v1 dengan v 2 ?
v2 v2: v1 = 12 √3: 1, α = 150°
vT = 19,5 m/s
47. Gambar di bawah menunjukkan vektor
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
v2
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
51. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
pangkal O, gambarlah v1 besarnya v1 =
α v1
3 satuan, dengan arah ke kanan bawah
Skala yang digunakan 1 cm mewakili 5 m/s. membentuk sudut 30° terhadap sumbu x+.
Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 . v 2 besarnya v2 = 4 satuan, dengan arah ke
kiri atas membentuk sudut 60° terhadap
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
jajaran genjang! sumbu x–. Jika v T = v1 – v 2 , tentukan
vT = 18 m/s a) besar v T dengan cara lukisan jajaran
48. Dua buah vektor dan resultannya masing- genjang!
masing v1 , v 2 , dan R yang mana / v1 / > / b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu
α1!
v 2 /. Jika R = 12 v1, dan sudut apit antara v1
dengan R adalah 60°, berapa perbandingan
Vektor 29
c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu c) besar sudut antara v 2 dengan v T , yaitu
α2! α2!
y+ y+
x– x+
x– x+ O
O
y–
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
y–
54. Dua buah vektor dan resultannya masing-
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
masing v1 , v 2 , dan R yang mana / v1 / < /
52. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di
v 2 /. Jika R = v1, dan sudut apit antara v1
bawah. Selisih kedua vektor v T = v1 – v 2
dengan R adalah 90°, berapa perbandingan
a). Tentukan besar v T dengan cara lukisan antara v2 dengan v1? Berapa pula sudut
segitiga (1 satuan ≅ 1 cm)!
antara v1 dengan v 2 ?
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T , v2: v1 = √2: 1, α = 135°
yaitu α1! 55. Dua buah vektor besarnya a = 6 satuan, b =
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan v T , 2 satuan mengapit sudut α. Jumlah kedua
yaitu α2!
y+
vektor R 1 dan selisihnya R 2 . Jika R1: R2 =
√7: 13 berapa besarnya α?
α = 120°
56. Dua buah vektor besarnya a = 4√2 satuan b
= 6 satuan mengapit sudut α. Jumlah kedua
x– x+
O vektor R 1 dan selisihnya R 2 . Jika R1: R2 =
v2
29 : √5 berapa besarnya α?
v1 α = 45°
57. Dua buah vektor besarnya a = 2 satuan b =
3 satuan mengapit sudut α. Jumlah kedua
vT = 3 satuan, α1 = 46°, α2 = 74°
vektor R 1 dan selisihnya R 2 . Jika R1: R2 =
53. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik 19 : √7 berapa besarnya α?
pangkal O, gambarlah v1 besarnya v1 = α = 60°
4 satuan, dengan arah ke kiri atas
58. Diketahui a dan b yang mana a = 8 satuan
membentuk sudut 30° terhadap sumbu x–.
v 2 besarnya v2 = 3 satuan, dengan arah ke mengapit sudut α. / a + b / = 13 satuan, / a –
kanan bawah membentuk sudut 60° b / = 57 satuan. Berapa besarnya b dan
terhadap sumbu x+. Jika v T = v1 – v 2 , sudut α?
tentukan: b = 7 satuan, α = 60°
a) besar v T dengan cara lukisan jajaran
59. Diketahui a dan b yang mana b = 2 satuan
genjang!
mengapit sudut α. / a + b / = 2√3 satuan, / a –
b) besar sudut antara v1 dengan v T , yaitu
b / = 2√7 satuan. Berapa besarnya a dan
α1!
sudut α?
30 Vektor
a = 4 satuan, α = 120° y
60. Diketahui a dan b yang mana a =
5√2 satuan mengapit sudut α. / a + b / =
F1
89 satuan, / a – b / = 29 satuan. Berapa
besarnya b dan sudut α?
x
b = 3 satuan, α = 45°
Menguraikan Vektor
F2
61. Pada gambar di samping, bila
besarnya F = 100 N dan F F3
Vektor 31
y+ 70. Pada gambar di F3=5 N
samping, perbesar
gambar tersebut dan 60°
hitung resultan ketiga 60° 30°
gaya tersebut dan F2 =3 N
x– x+ berapa besar sudut
F1=6 N
O antara resultan
dengan sumbu x dengan cara lukisan?
R = 12 N, β = 67°
71. Diketahui
F1 = 4 N, F2 = y
y– 5 N dan F3 = 3 F2
FT = 3,2. satuan, β = 9,6° N dengan
68. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik arah seperti 60° F1
terlihat pada
pangkal O gambarlah F1 besarnya F1 = 2 60° x
satuan, dengan arah ke kiri atas membentuk
gambar.
FT = F1 + F2 + F3
sudut 45° terhadap sumbu x–. F2 besarnya
F2 = 3 satuan, dengan arah ke kiri bawah F3 Gunakan cara hitungan, berapa besar FT
membentuk sudut 30° terhadap sumbu x–. ?
F3 besarnya F3 = 4 satuan, dengan arah ke FT = √3 N
Vektor 33
membentuk sudut 60° terhadap bidang
datar, sehingga benda berpindah sejauh
2 meter ke arah mendatar. Berapa besar
usaha yang dilakukan jika rumus usaha
adalah perkalian skalar antara vektor gaya
dengan vektor perpindahan?
W = 10 Joule
88. Sebuah benda terletak di atas bidang datar
yang licin. Pada benda dikerjakan gaya
sebesar 20 N dengan arah miring ke atas
membentuk sudut 53° terhadap bidang
datar, sehingga benda berpindah ke arah
mendatar. Usaha yang dilakukan 48 Joule.
Jika rumus usaha adalah perkalian skalar
antara vektor gaya dengan vektor
perpindahan berapa jauh perpindahannya?
x = 4 meter
89. Sebuah batang panjangnya 0,6 meter diikat
salah satu ujungnya. Pada ujung lain
dikerjakan gaya 5 N dengan arah
membentuk sudut 37° terhadap batang.
Berapa besar momen gaya yang bekerja
pada batang, jika rumus momen gaya adalah
sama dengan perkalian vektor antara vektor
lengan dengan vektor gaya?
τ = 1,8 Nm
90. Sebuah batang panjangnya 0,8 meter diikat
salah satu ujungnya. Pada ujung lain
dikerjakan gaya dengan arah membentuk
sudut 30° terhadap batang. Besar momen
gaya yang bekerja pada batang = 1,6 Nm.
Jika rumus momen gaya adalah sama
dengan perkalian vektor antara vektor
lengan dengan vektor gaya, berapa besar
gaya yang bekerja?
F=4N
34 Vektor
SOAL UNAS B. 5 N dan 10√3 N
C. 5 N dan 5√3 N
Vektor D. 5√3 N dan 5 N
1. Besaran vektor adalah..... E. 5√3 N dan 5√3 N
A. Besaran yang hanya mempunyai arah 7. Pada gambar di samping,
saja Y
Fy = komponen gaya F
B. Besaran yang hanya mempunyai besar Fy 3N
pada sumbu Y. Jika
saja Fy = 2 N, maka
C. Besaran yang mempunyai besar dan 30° X
komponen gaya pada
arah Fx
sumbu X adalah.....
D. Besaran yang hanya mempunyai satuan
A. 4 N B. 2√3 N C. 2√2 N
E. Besaran yang mempunyai satuan tidak
D. 2 N E. 1 N
mempunyai arah
Penjumlahan 2 Buah Vektor
2. Di bawah ini yang merupakan himpunan
besaran vektor adalah..... 8. Seseorang menyeberangi sungai
A. panjang, berat, percepatan menggunakan perahu dengan kecepatan
B. gaya, kecepatan, energi 8 m/s. Air sungai mengalir dengan besar
C. berat, kecepatan, momen kecepatan arusnya 6 m/s. Perahu selalu
D. massa, impuls, usaha diarahkan sedemikian sehingga tetap tegak
E. luas, momentum, daya lurus terhadap arah aliran air. Kelajuan
perahu menyeberang adalah.....
3. Manakah di antara besaran fisis berikut ini
A. 2 m/s B. 4√2 m/s
yang merupakan besaran vektor ?
A. waktu B.. suhu C. berat C. 10 m/s D. 124 m/s
D. panjang E. volume E. 14 m/s
Uraian Vektor 9. Tiga buah vektor x , y dan z tersusun
seperti gambar. Hubungan ketiga vektor
4. Jika sebuah vektor dari 12 N diuraikan
tersebut ditentukan pada persamaan.....
menjadi dua buah vektor yang saling tegak
A. x = y + z
lurus dan yang sebuah dari padanya
membentuk sudut 30° dengan vektor itu, B. y = z + x x y
maka besar masing–masing vektor C. z = x + y
adalah.....
D. y = z – x z
A. 6 N dan 6√3 N
E. z = x – y
B. 6 N dan 6√2 N
C. 6 N dan 3√2 N 10. Dua buah vektor
D. 3 N dan 3√2 N masing–masing adalah F2 Y
E. 3 N dan 3√3 N F1 = 10 satuan dan
F2 = 16 satuan. Resultan 60° F1 X
5. Jika besar vektor A = 10 newton, membuat kedua vektor pada 0
sudut 60° dengan sumbu x positif, maka sumbu x dan sumbu y
besar vektor tersebut dalam sumbu x dan adalah.....
sumbu y adalah..... A. 2 satuan dan 8 satuan
A. Ax = 10 newton, Ay = 10 newton B. 2 satuan dan 8√3 satuan
B. Ax = 10 newton, Ay = 10√3 newton C. 2√3 satuan dan 8 satuan
C. Ax = 5 newton, Ay = 5 newton D. 18 satuan dan 8 satuan
D. Ax = 5 newton, Ay = 5√3 newton E. 18 satuan dan 8 satuan
E. Ax = 5√3 newton, Ay = 5 newton
11. Bila gaya F = 6 newton dan gaya
6. Sebuah gaya besarnya 10 N membentuk F' = 8 newton terletak satu bidang dan
sudut 30° dengan bidang horisontal. Besar memgapit sudut α, maka resultannya.....
komponen gaya menurut bidang horisontal (1) 2 newton bila α = 180°
dan bidang vertikal adalah..... (2) 10 newton bila α = 90°
A. 10√3 N dan 5√3 N
Vektor 35
Y
(3) 14 newton bila α = 0° A. 125 N F3 45°
(4) 15 newton bila α = 45° B. 100 N 150 N F1 X
C. 75 N 50√2 N
Penjumlahan Vektor Lebih Dari 2 Buah D. 50 N
12. Perhatikan diagram vektor di bawah ini ! E. 25 N F2 50√2 N
x x 16. Gambar di bawah ini
memperlihatkan penjumlahan beberapa
y y
vektor :
z z
R R
A A
(1) (2) B C B C
x x (1) (2)
R C
y y C B
A R
z z B A
(3) (4)
(3) (4) R
C
x B
A
y (5)
z Diagram vektor yang menunjukkan R = A
+ B + C adalah.....
(5)
A. (1) B. (2) C. (3)
Yang menyatakan adanya hubungan x = y D. (4) E. (5)
+ z adalah gambar.....
17. Diagram di bawah ini menunjukkan 3 buah
A. (1) B. (2) C. (3)
gaya yang bekerja pada satu titik. Resultan
D. (4) E. (5)
ketiga gaya tersebut adalah.....
13. Gambar di bawah ini merupakan A. 6 N F3=4√2 N Y F2=2√2 N
penjumlahan vektor secara segitiga. B. 8 N 135°
C. 10 N 45° F1=10 N
D. 6√2 N O X
E. 16√2 N
(1) (2) (3) 18. Perhatikan gambar
gaya–gaya di samping Y 3N
ini ! Besar resultan 3N 60°
ketiga gaya tersebut X
60°
(4) (5) adalah.....
Gambar yang resultan vektornya sama A. 2,0 N
dengan nol adalah..... B. 2√3 N
A. (1) B. (2) C. (3) C. 3,0 N 6N
D. (4) E. (5) D. 3√3 N
E. 4√3 N
14. Resultan ketiga gaya 2N Y 2N
pada gambar di bawah 19. Tiga gaya K1, K2, K3 bekerja pada sebuah
60°
adalah..... 30° titik yang ada dalam keadaan setimbang.
X
A. 0 N B. 2 N Jika besarnya K1 = 10 N, sudut–sudut antara
C. 4 N D. 6 N 2N K1 dan K2, K2 dan K3, K3 dan K1, masing–
E. 8 N masing sebesar 120°, 90°, 150°, maka
besarnya K2 dan K3 adalah.....
15. Resultan ketiga gaya pada gambar di
A. K2 = 5 N dan K3 = 5 N
samping adalah.....
36 Vektor
B. K2 = 5 N dan K3 = 5√3 N Besar resultan ketiga vektor dan sudut yang
C. K2 = 5√3 N dan K3 = 5 N dibentuknya terhadap sumbu x+ adalah .…
D. K2 = 10 N dan K3 = 0 N A. 5 satuan dan 53o
E. K2 = 0 N dan K3 = 10 N B. 5 satuan dan 37o
C. 4 satuan dan 45o
20. Sebuah bandul yang digantung pada atap D. 4 satuan dan 60o
sebuah gerobak berada dalam keadaan E. 4 satuan dan 30o
setimbang saat gerobak diam. Suatu saat
gerobak ditarik dengan gaya konstan 25. Sebuah benda bergerak ke timur sejauh
sedemikian hingga kecepatannya 13 m/s 40 meter, lalu ke timur laut dengan sudut
saat mencapai jarak 5 m. Dalam keadaan 37° terhadap timur sejauh 100 meter, lalu ke
gerobak berjalan tersebut, simpangan utara 100 meter. Diketahui sin 37° = 0,6.
bandul terhadap posisi setimbang sekitar..... Besar perpindahan yang dilakukan benda
A. 0° B. 15° C. 30° adalah.....
D. 45° E. 60° a. 180 meter b. 200 meter
c. 220 meter d. 240 meter
21. Dua buah gaya yang masing–masing e. 300 meter
besarnya 5 newton bila dipadukan dapat
memberikan resultante sebesar 5 newton. 26. Seorang anak berlari menempuh jarak 160
sebab m ke utara, kemudian membelok ke timur
besar gaya paduan dari dua buah gaya 160 m dan ke selatan 40 meter. Besar
ditentukan oleh sudut yang diapit kedua perpindahan yang dilakukan anak tersebut
gaya itu adalah ....
120 m C. 160 m E. 200 m
22. Tiga buah vektor x , y dan z tersusun
240 m D. 360 m
seperti gambar. Hubungan ketiga vektor
tersebut ditentukan pada persamaan..... 27. Tiga buah vektor memiliki besar dan arah
seperti pada gambar di samping, maka besar
A. x = y + z
resultan ketiga vektor tersebut adalah… .
B. y = z + x
x y
C. z = x + y
D. y = z – x z
E. z = x – y
23. Pada gambar di samping, Fy = komponen
gaya F pada sumbu Y. Jika Fy = 2 N, maka
komponen gaya pada
sumbu X adalah..... Y
A. 4 N Fy A. 4√2 N C. 4√3 N E. 5√2 N
B. 2√3 N B. 5√3 N D. 8 N
C. 2√2 N 30° X
D. 2 N Fx 28. Tiga buah vektor gaya A, B dan C pada
E. 1 N gambar berikut bertitik tangkap di O.
24. Tiga buah vektor A,B, C digambarkan Y
dalam suatu diagram Cartesius seperti di
samping.
B = 10
30°
60° 0 A = 10
C = 10
300 m
Sekolah
100 m
Besar perpindahan anak tersebut dari
keberangkatannya sampai tiba di sekolah
adalah.....
a. 300 m b. 400 m c. 500 m
d. 700 m e. 900 m
32. Tiga buah vektor memiliki besar dan arah
seperti pada gambar di samping. Besar
resultan ketiga
vektor tersebut
adalah ….
A. 2 N
B. 3 N
C. 4 N
D. 5 N
E. 6 N
38 Vektor
km 1000 m km 1 m
BAB 3: GERAK LURUS 1 = ↔ 1 =
jam 3600 s jam 3,6 s
Sebuah benda dikatakan bergerak jika m km
posisinya berubah. ↔ 1 = 3,6
s jam
m km
1 >1
s jam
Pada soal-soal sering diucapkan kecepatan,
Gambar 1 yang dimaksudkan adalah lajunya.
Perubahan posisi dimaksudkan ialah yang Alat yang digunakan untuk mengukur besar
mengalami perubahan jarak. kecepatan atau kelajuan/laju adalah
Speedometer. Asal kata dari Speed, yang
A. Perpindahan ( S ) dan Jarak yang artinya laju.
ditempuh (S) C. Kecepatan relatif
S Semua gerak benda adalah relatif terhadap
A B
benda yang lain.
Gambar 2 Misalkan sebuah sepeda motor sedang
Pada gambar 2, misal sebuah benda bergerak bergerak dengan laju 40 km/jam, artinya relatif
dari titik A ke titik B, maka arah terhadap jalan atau benda-benda yang diam
perpindahannya adalah dari titik A ke titik B. lainnya.
Karena mempunyai arah, maka perpindahan Sedangkan terhadap benda bergerak yang lain,
merupakan besaran vektor. Pada perpindahan besar kecepatan relatifnya sama dengan selisih
di atas, vektor perpindahan ditulis AB atau S . besar kecepatannya dengan besar kecepatan
Besar perpindahan atau jarak yang ditempuh benda yang lain tersebut. vA
Misal benda A dan B A
adalah / S / = S.
bergerak searah dengan
B. Kecepatan ( v ) dan Kelajuan/Laju (v) kecepatan masing-masing B vB
vA dan vB (lihat gambar 3), Gambar 3
Kecepatan ( v ) ialah perpindahan ( S ) yang
maka besar kecepatan relatif
dilakukan tiap satuan waktu (t). Ditulis :
benda A terhadap benda B adalah :
S v AB = v A − v B . . . . . . (4)
v=
t vA = kelajuan benda A, satuannya m/s
Jadi sesuailah, bahwa hasil bagi antara vektor
vB = kelajuan benda B, satuannya m/s
(S) dengan skalar (t) adalah vektor ( v ). vAB= kelajuan relatif benda A terhadap benda
Karena t selalu positif, maka arah kecepatan B, satuannya m/s
(v) sama dengan arah perpindahan ( S ). Karena pengurangan, maka kelajuan relatifnya
lebih kecil daripada kelajuan aslinya.
Besar kecepatan disebut kelajuan atau laju, / v
/ = v. Tetapi jika arah geraknya berlawanan (lihat
Kelajuan (v) adalah jarak yang ditempuh (S) gambar 4), maka kelajuan vA
tiap satuan waktu (t). Ditulis : relatifnya adalah : A
vAB = vA – (– vB)
S
v= . . . . . . . . (1) ↔ vAB = vA + vB vB B
t Karena penjumlahan, maka Gambar 4
S nilainya makin besar.
↔ t= . . . . . . . (2)
v Contoh Soal :
↔ S = v t . . . . . . . (3)
v = besar kecepatan atau kelajuan/laju, 1. Benda A bergerak ke kanan dengan
satuannya m/s kelajuan 10 m/s. Benda B juga bergerak ke
S = jarak yang ditempuh, satuannya m kanan dengan kelajuan 5 m/s.
t = waktu, satuannya detik a) Berapa kelajuan relatif benda A
terhadap benda B?
Gerak Lurus 39
b) Berapa kelajuan relatif benda B t = selang waktu, satuannya detik
terhadap benda A? Grafik jarak yang ditempuh terhadap waktu S–
c) Bagaimanakah jika arah gerak t dapat dilukiskan seperti gambar 6.
benda B ke kiri? Pada t = 0 detik,
Penyelesaian : vA S0 = 10 × 0 ↔ S0 = 0 m (titik O).
a) v AB = v A − v B A Pada t = 1 detik,
↔ vAB = 10 – 5 S1 = 10 × 1
B vB ↔ S1 = 10 m (titik A).
S
↔ vAB = 5 m/s D
40
= vB − vA
b) v BA Pada t = 2 detik,
30
C
S2 = 10 × 2 20
B
↔ vBA = 5 – 10 ↔ vBA = – 5 m/s A
↔ S2 = 20 m (titik B). 10
c) vB = –5 m/s t
Pada t = 3 detik,
v AB = v BA = v A − v B 0 1 2 3 4
S3 = 10 × 3 Gambar 6
↔ vAB = vAB = 10 + 5 ↔ S3 = 30 m (titik C).
↔ vAB = vAB = 15 m/s
Pada t detik, St = 10 × t = 10 t (titik D).
D. Kecepatan rata-rata ( v ) Diperoleh grafik S–t pada GLB adalah garis
lurus miring ke kanan atas.
Kecepatan rata-rata ( v ) adalah perbandingan
antara selisih jarak yang ditempuh (∆S) Contoh Soal :
dengan selisih (selang) waktu (∆t).
2. Dalam waktu 2 menit sebuah mobil yang
∆S
v= . . . . . . . . (5) bergerak lurus beraturan menempuh jarak
∆t 2,4 km. Berapa m/s kecepatannya?
v = kecepatan rata-rata, satuannya m/s Penyelesaian :
∆S = selisih jarak, satuannya m t = 2 menit = 120 detik, S = 2,4 km = 2400 m
∆t = selang waktu, satuannya sekon (s) atau S = v t ↔ 2400 = v × 120 ↔ v = 20 m/s
detik
3. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan
E. Gerak Lurus Beraturan (GLB) konstan 20 m/s. Berapa menit waktu yang
Sebuah benda dikatakan bergerak lurus dibutuhkannya untuk menempuh jarak
beraturan jika selama geraknya kecepatannya 3 km?
selalu konstan (v konstan). Penyelesaian :
Grafik kecepatan terhadap waktu v–t dapat S = 3 km = 3000 m
dilukiskan S = v t ↔ 3000 = 20 t ↔ t = 150 detik
seperti gambar 5. ↔ t = 2,5 menit
Pada detik ke 0 v
kecepatannya 10 m/s. 10 O A B C D 4. Gambar di v (m/s)
Pada detik ke 1 samping
S 10
kecepatannya 10 m/s. menunjukkan
t
Pada detik ke 2 grafik
kecepatannya 10 m/s. 0 1 2 3 t kecepatan t
Gambar 5
Pada detik ke 3 terhadap waktu 0 1 2 3 4 5 (detik)
kecepatannya 10 m/s. untuk gerak
Pada detik ke t kecepatannya 10 m/s. suatu benda. Berapa jarak yang ditempuh
Diperoleh grafik v–t pada GLB adalah garis dari detik ke 0 sampai detik ke 5?
lurus mendatar. Penyelesaian :
Jarak yang ditempuh dapat dihitung dengan v = 10 m/s
rumus yang diperoleh dari persamaan (1) : S = v t ↔ S = 10 × 5 ↔ S = 50 m
S = v t . . . . . . . . . (6) 5. Dari grafik jarak yang ditempuh sebagai
Dari persamaan (4) terlihat bahwa jarak yang fungsi waktu berikut :
ditempuh sebanding dengan luas daerah yang
dibatasi oleh grafik dengan sumbu horisontal.
S = jarak yang ditempuh, satuannya m
v = besar kecepatan, satuannya m/s
40 Gerak Lurus
S (m) S S
24 t1 = ↔ t1 = . . . . . (i)
v1 30
S S
t2 = ↔ t2 = . . . . . (ii)
12 v2 50
t S+S S+S
v total = ↔ v total =
(detik)
t1 + t 2 S
+
S
0 2 3 6 10 12 30 50
1+1 2
↔ v total = ↔ v total =
tentukan : 1 1 5+3
+
a) pada detik-detik ke berapa benda 30 50 150
berhenti? 2 × 150 300
b) pada detik keberapa benda berbalik ↔ v total = ↔ v total =
8 8
arah?
c) pada detik ke berapa benda kembali ke ↔ v total = 45 km/jam
posisi semula? 7. Dari kota A mobil P bergerak dengan
d) berapa kecepatan benda pada detik ke kecepatan konstan 30 km/jam. Dua jam
1, 4 dan 8? kemudian mobil Q menyusul dengan
Penyelesaian : kecepatan konstan 40 km/jam. Bila
a) Pada Gerak Lurus Beraturan, untuk grafik mobil P tersusul di kota B, tentukan :
S terhadap t, benda berhenti ditunjukkan a) berapa lama lagi mobil P akan
oleh grafik mendatar, yaitu pada detik ke 2 tersusul?
sampai ke 3 dan pada detik ke 12 dan b) berapa jarak kota A dan B?
seterusnya. Penyelesaian :
b) Benda berbalik arah pada detik ke 6. P vP P vP P vP
c) Benda kembali ke posisi semula
vQ
ditunjukkan oleh grafik yang memotong Q vQ Q
sumbu horisontal, yaitu pada detik ke 10. vP = 30 km/jam, vQ = 40 km/jam
∆S S A − S0 a) tP > tQ
d) v1 = 1 ↔ v1 =
↔ tP = tQ + 2 . . . . . . (i)
∆t 1 tA − t0
Mobil P : SP = vP tP ↔ AB = 30 (tQ + 2)
12 − 0
↔ v1 = ↔ v1 = 6 m/s ↔ AB = 30 tQ + 60 . . . . (ii)
2−0 Mobil Q : SQ = vQ tQ
∆S x − xA ↔ AB = 40 tQ . . . . . (iii)
v4 = 2 ↔ v4 = B
∆t 2 tB − tA Persamaan (ii) = (iii)
24 − 12 30 tQ + 60 = 40 tQ ↔ 60 = 40 tQ – 30 tQ
↔ v4 = ↔ v4 = 4m/s ↔ 60 = 10 tQ ↔ tQ = 6 jam
6−3 Dari persamaan (iii) :
∆x S D − SC
v8 = 3 ↔ v8 = AB = 40 × 6 ↔ AB = 240 km
∆t 3 tD − tC
8. Jarak antara kota P dan Q adalah 300 km.
− 12 − 24 Mobil A bergerak dari kota P akan menuju
↔ v8 = ↔ v8 = –6 m/s
12 − 6 kota Q dengan kecepatan konstan 10
Tanda negatif menunjukkan arahnya km/jam. Dalam waktu yang bersamaan
berlawanan dengan arah semula. mobil B bergerak dari kota Q akan menuju
6. Sebuah mobil bergerak dari tempat A ke B, kota P pada jalan yang sama dengan
karena lalu lintas padat, kecepatan rata- kecepatam konstan 15 km/jam. Bila kedua
ratanya 30 km/jam. Ketika kembali dari B mobil bertemu di kota R, tentukan :
ke A, karena jalanan longgar, kecepatan a) berapa lama perjalanan mereka sampai
rata-ranya 50 km/jam. Berapa kecepatan bertemu?
rata-rata pergi dan kembalinya? b) berapa jarak PR?
Penyelesaian : Penyelesaian :
PQ = 300 km, vA =10 km/jam, vB = 15 km/jam
Gerak Lurus 41
vA vA
kecepatannya (∆ v ), atau searah dengan gerak
A A
•Q
benda. Besar
P•
Sedangkan jika geraknya diperlambat, maka
B B
vB vB arah vektor percepatannya ( a ) berlawanan
dengan arah vektor perubahan kecepatannya ∆
tA = tB = t v , atau berlawanan dengan gerak benda.
Mobil A : Besar percepatannya berharga negatif.
SA = v A t A ↔ PR = 10 tA Besar percepatannya dirumuskan :
↔ PR = 10 t . . . . . . (i) ∆v
a= . . . . . . . (6)
Mobil B : ∆t
SB = v B t B ↔ QR = 15 tB v − v0
↔ a=
↔ QR = 15 t . . . . . (ii) t − t0
PR + QR = PQ ↔ 10 t + 15 t = 300 Jika t0 = 0, maka :
↔ 25 t = 300 ↔ t = 12 jam v − v0 v − v0
a= ↔ a= ↔ a t = v – v0
Dari persamaan (i) : t −0 t
PR = 10 × 12 ↔ PR = 120 km ↔ v = v0 + a t . . . . . (7)
9. Sebuah perahu bergerak dengan kecepatan ∆v = besar perubahan kecepatan, satuannya
10 m/s melawan arus menyusuri sungai m/s
yang kecepatan alirannya 4 m/s. Setelah ∆t = selang waktu, satuannya detik
20 detik perahu berbalik arah. Berapa a = besar percepatan, satuannya m/s2
lama lagi perahu akan sampai di tempat v0 = besar kecepatan mula-mula (awal),
senula? satuannya m/s
Penyelesaioan : v = besar kecepatan pada saat t detik
Saat berangkat melawan arus sungai : (akhir), satuannya m/s
S = ( v P − va ) t ↔ S = (10 – 4)×7 t = waktu, satuannya detik
↔ S = 6×7 ↔ S = 42 m Grafik kecepatan terhadap waktu v–t dapat
Saat kembali searah arus sungai : dilukiskan sebagai berikut :
S = ( v P + va ) t ' ↔ 42 = (10 + 4) t′ Misal :
v0 = 5 m/s, a = 2 m/s2
↔ 42 = 14 t′ ↔ t′ = 3 detik
Pada saat t = 0 detik, v0 = 5 + 2 × 0 = 5 m/s
F. Gerak lurus berubah beraturan (titik O).
(GLBB) Pada saat t = 1 detik, v1 = 5 + 2 × 1 = 7 m/s
Benda yang bergerak lurus berubah beraturan (titik A).
besar kecepatannya berubah secara beraturan. Pada saat t = 2 detik, v
v D
v2 = 5 + 2 × 2
G. Percepatan ( a ) v2 = 9 m/s (titik B). C
11
Percepatan ialah perubahan kecepatan tiap Pada saat t = 3 detik, B
9
satuan waktu. v3 = 5 + 2 × 3 A
7 S
∆v v3 = 11 m/s (titik C). O
a= Pada saat t detik, 5
∆t
Karena kecepatan merupakan besaran vektor, vt = 5 + 2 t (titik D). t
maka perubahan kecepatan juga merupakan Diperoleh grafiknya
0 1 2 3 t
besaran vektor. Kemudian dibagi selang waktu berupa
Gambar 7
yang merupakan besaran skalar, maka hasilnya garis lurus miring ke
yaitu percepatan merupakan besaran vektor kanan atas.
Jika kecepatan awalnya v0 = 0,
juga ( a ).
maka grafiknya seperti gambar 8.
Jika percepatannya berharga positif. geraknya
dipercepat, maka arah vektor percepatannya
(a) sama dengan arah vektor perubahan
42 Gerak Lurus
v v
v v
70
60
50
40
t t 30
Gambar 8 Gambar 9 20
Jika geraknya diperlambat, maka grafiknya 10
seperti gambar 9 0
Seperti pada gerak lurus beraturan, jarak yang
0 5 10
ditempuh dapat dihitung dari grafik v–t, yaitu
sebanding dengan luas daerah yang dibatasi Gambar 11
oleh grafik dan sumbu horisontal. Dari persamaan 6 dan 7
S = luas trapesium v = v0 + a t
diperoleh :
S = 12 × jumlah garis sejajar × tinggi
v2 = v 02 + 2 v0 a t + a2 t2
S = 12 × (v0 + v) × t ↔ S = 12 (v0 + v0 + a t) t 1
↔ v2– v 02 = 2 a (v0 t + 2
a t2)
↔ S = 12 (2 v0 + a t) t
↔ v 2 − v 02 = 2 a S . . . . (9)
↔ S = v0t + 1at 2
. . . . (8)
2 ↔ 2 a S = v 2 − v 02 . . . . (10)
S = jarak yang ditempuh, satuannya m
v0 = besar kecepatan awal, satuannya m/s Contoh Soal :
t = selang waktu, satuannya detik
a = besar percepatan, satuannya m/s2 10. Sebuah mobil mula-mula berhenti
Grafik jarak yang ditempuh terhadap waktu kemudian bergerak dengan percepatan 5
dapat dilukis sebagai berikut : m/s2. Berapa jarak yang ditempuh setelah
Misal : v0 = 5 m/s dan a = 2 m/s2 6 detik?
Pada saat t = 0 detik, Penyelesaian :
V0 = 0, a = 5 m/s2, t = 6 detik
S0 = 5×0 + 12 ×2×02 ↔ S0 = 0 m (titik O)
S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ S = 0 × 6 + 12 × 5 × 62
Pada saat t = 1 detik,
S1 = 5×1 + 12 ×2×12 ↔ S1 = 6 m (titik A) ↔ S = 0 + 2,5 × 36 ↔ S = 80 m
Pada saat t = 2 detik, 11. Sebuah mobil mula-mula diam kemudian
S2 = 5×2 + 12 ×2×22 ↔ S2 = 14 m (titik B) bergerak. Setelah mencapai jarak 100
meter kecepatannya berubah menjadi 20
Pada saat t = 3 detik, m/s. Berapa percepatannya?
S3 = 5×3 + 12 ×2×32 ↔ S2 = 24 m (titik C) Penyelesaian :
v0 = 0, S = 100 m, vt = 20 m/s
100 2 a S = v 2 − v 02 ↔ 2 × a × 100 = 202 – 02
2
80 ↔ 200 a = 400 ↔ a = 2 m/s
Gerak Lurus 43
v = v0 + a t ↔ v = 30 + 6 × 4 ↔ 196 = –24,5a ↔ a = –8 m/s2
↔ v = 30 + 24 ↔ v = 54 m/s
Dari (i) :
v0 = –7 × (–8) ↔ v0 = 56 m/s
13. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
kecepatan v0. Setelah dipercepat selama 5 16. Seorang sopir ingin menambah kecepatan
detik, kecepatannya berubah menjadi 40 mobilnya dari 20 m/s menjadi 40 m/s pada
m/s dan panjang lintasan yang telah lintasan sejauh 150 meter.
dilaluinya 125 meter. a) Berapa percepatannya?
a) Berapa percepatannya? b) Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
b) Berapa besar v0? Penyelesaian :
Penyelesaian : v0 = 20 m/s, v = 40 m/s, S = 150 m
t = 5 detik, v = 40 m/s, S = 125 m a) 2 a S = v 2 − v 02 ↔ 2 a × 150 = 402 – 202
a) v = v 0 + a t ↔ 40 = v0 + a × 5 ↔ 300 a = 1600 – 400 ↔ 300 a = 1200
2
↔ v0 = 40 – 5 a . . . . . (i) ↔ a = 4 m/s
S = v 0 t + 12 a t 2 b) v = v 0 + a t ↔ 40 = 20 + 4 t
↔ 40 – 20 = 4 t ↔ 20 = 4 t
↔ 125 = (40 – 5 a) × 5 + 12 a 52
↔ t = 5 detik
↔ 125 = 200 – 25 a + 12 a × 25
17. Seorang sopir ingin menghentikan
↔ 125 – 200 = – 25 a + 12,5 a mobilnya yang mula-mula bergerak
2
↔ – 75 = – 12,5 a ↔ a = 6 m/s dengan kecepatan 50 m/s dalam waktu 10
Dari persamaan (i) : detik.
b) v0 = 40 – 5 × 6 ↔ v0 = 40 – 30 = 10 m/s a) Berapa perlambatannya?
14. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan b) Berapa panjang lintasan yang
kecepatan v0, kemudian diperlambat dilaluinya?
dengan perlambatan a selama 6 detik. Penyelesaian :
Setelah melalui panjang lintasan sejauh vt = 0, v0 = 50 m/s, t = 10 detik
240 meter, kecepatannya berubah menjadi a) v = v 0 + a t ↔ 0 = 50 + a × 10
2
16 m/s. Berapa perlambatannya? ↔ – 50 = 10 a ↔ a = – 5 m/s
Penyelesaian : b) S = v 0 t + 12 a t 2
t = 6 detik, v = 16 m/s, S = 240 m
v = v0 + a t ↔ 16 = v0 + a × 6 ↔ S = 50×10 + 12 (– 5)×102
↔ v0 = 16 – 6 a . . . . . (i) ↔ S = 500 – 2,5 × 100 ↔ S = 500 – 250
S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ S = 250 m
b) v = v 0 + a t ↔ 30 = 60 + (– 6) t
↔ v0 = 9 + 12 ↔ v0 = 21 m/s
↔ 78 = 20 t + 2 t2 ↔ 2 t2 + 20 t – 78 = 0 v = v0 + a t ↔ v=9+3×8
2 ↔ v = 9 + 24 ↔ v = 33 m/s
↔ t + 10 t – 39 = 0 ↔ (t + 13)(t – 3) = 0
t = – 13 detik (tidak memenuhi, karena 24. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
negatif) mobilnya dari v0 menjadi v dengan
t = 3 detik perlambatan 5 m/det2 dalam waktu 4 detik
b) v = v 0 + a t ↔ v = 20 + 4 × 3 sepanjang lintasan 88 m. Berapa besar v0
↔ v = 20 + 12 ↔ v = 32 m/s dan v?
Penyelesaian :
21. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
kecepatan 40 m/s. Kemudian diperlambat S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 88 = v0×4 + 12 ×(–5)×42
dengan perlambatan 2 m/s2. Berapa lama ↔ 22 = v0 – 2,5×4 ↔ 22 = v0 – 10
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh ↔ 22 + 10 = v0 ↔ v0 = 32 m/s
jarak 144 m? Berapa pula kecepatannya
v = v0 + a t ↔ v = 32 – 5 × 4
sekarang?
↔ v = 32 – 20 ↔ v
Penyelesaian : v (m/s)
v0 = 40 m/s, a = –2 m/s2, S = 144 m = 12 m/s
20
S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 144 = 40 t + 12 ×(–2)× t2 25. Pada grafik v-t di
samping, tentukan : 10
↔ 144 = 40 t – t2 ↔ t2 – 40 t + 144 = 0 a) percepatannya?
↔ (t – 8)(t – 32) = 0 b) jarak yang t (s)
↔ t–8=0 ↔ t=8s ditempuh 0 5
v = v0 + a t ↔ v = 40 – 2×8 selama 5 detik?
↔ v = 40 – 16 ↔ v = 22 m/s c) kecepatan rata-ratanya dari t = 0
22. Seorang sopir bus ingin mengurangi laju sampai t = 5 detik?
busnya. Dalam waktu 3 detik, setelah Penyelesaian :
menempuh jarak 45 m, laju busnya v0 = 10 m/s, v5 = 20 m/s
∆v v5 − v0
berubah menjadi 9 m/s. Berapa besar a) a = ↔ a=
perlambatan dan kecepata awalnya? ∆t 5−0
Gerak Lurus 45
20 − 10 2 Penyelesaian :
↔ a= ↔ a = 2 m/s
5 S = luas trapesium ↔ 60 = 12 (v0 + 14)(5 – 0)
b) S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2 ↔ 60 = 12 (v0 + 14)×5
↔ S = 10 × 5 + 12 × 2 × (5 – 0) 2 ↔ 60 = 2,5×(v0 + 14)
↔ 24 = v0 + 14 ↔ 24 – 14 = v0
↔ S = 50 + 1 × 25 ↔ S = 50 + 25
↔ v0 = 10 m/s
↔ S = 75 m
Atau dengan menghitung luas daerah yang v = v0 + a t ↔ 14 = 10 + a × 5
↔ v3 = 10 + 2 × 3 ↔ v3 = 10 + 6 a) percepatannya? t (s)
↔ v3 = 16 m/s b) berapa besarnya v3? 0 3
∆S S−0 c) kapan benda berhenti?
d) v = ↔ v= d) berapa jarak yang ditempuh
∆t t −0
dari detik ke 0 sampai detik ke 2?
75 − 0
↔ v= ↔ v = 15 m/s Penyelesaian :
5−0
Atau : a) S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2
v = 12 ( v 0 + v t ) ↔ v = 12 (10 + 20) ↔ 52,5 = 25 × 3 + 12 a (3 – 0) 2
↔ v = 12 × 30 ↔ v = 15 m/s ↔ 52,5 = 75 + 12 a × 9 ↔ 52,5 – 75 = 4,5 a
↔ – 22,5 = 4,5 a ↔ a = – 5 m/s2
26. Pada grafik v = f
(t) di samping,
v (m/s) b) v 3 = v 0 + a ∆t
30
jarak yang ↔ v3 = 25 + (– 5) × (3 – 0)
ditempuh dari t = ↔ v3 = 25 – 15 ↔ v3 = 10 m/s
v0
0 sampai t = 6 t c) v akhir = v 0 + a ∆t
detik adalah detik ↔ 0 = 25 + (– 5)(t – t0)
144 m. 0 6
↔ – 25 = (– 5)(t – 0) ↔ 25 = 5 t
Berapa percepatannya? ↔ t = 5 detik
Penyelesaian :
d) S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2
S = luas trapesium
↔ 144 = 12 (v0 + 30)(6 – 0) ↔ S = 25 × 2 + 12 (– 5) × (2 – 0) 2
↔ 144×2 = (v0 + 30)×6 ↔ 24×2 = v0 + 30 ↔ S = 50 – 2,5 × 4 ↔ S = 50 – 10
↔ 48 – 30 = v0 ↔ v0 = 18 m/s ↔ S = 40 m
v − v0 30 − 18 12 29. Grafik di samping
a= ↔ a= ↔ a= v (m/det)
t − t0 6−0 6 menunjukkan besar
v
↔ a = 2 m/s
2 kecepatan (v) gerak
sebuah benda terhadap 18
27. Pada grafik v = f (t) waktu (t). Jika
di samping, jarak v (m/s) kecepatan rata-rata dan
0 t
yang ditempuh dari 14 jarak yang ditempuh 0 t
t = 0 sampai t = 5 dari detik ke 0 sampai
detik adalah 60 m. v0 detik ke t adalah 30 m/s dan 180 m, berapa
Berapa kecepatan t besar v?
awal (v0) dan 0 detik Penyelesaian :
percepatannya?
46 Gerak Lurus
S= vt ↔ 180 = 30 t ↔ t = 6 detik c) kecepatan awalnya
S = 12 ( v 0 + v)( t − t 0 ) Penyelesaian :
vt = 0, v = 25 m/s
↔ 180 = 1 (18 + v)(6 – 0)
2 a) v = v 0 + a t ↔ 0 = v0 + a × 5
↔ 180 × 2 = (18 + v) × 6 ↔ 60 = 18 + v ↔ v0 = – 5 a . . . . . . (i)
↔ 60 – 18 = v ↔ v = 42 m/s
b) S = v ∆t ↔ S = 25 × 5
30. Grafik di samping v (m/det) ↔ S = 125 m
menunjuk-kan besar 40 S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2
kecepatan (v) gerak
sebuah benda terhadap v ↔ 125 = – 5 a × 5 + 12 a × 52
waktu (t). Jika
kecepatan rata-rata dan 0 t ↔ 125 = – 25 a + 12 a × 25
jarak yang ditempuh 0 t ↔ 125 = – 25 a + 12,5 a ↔ 125 = 12,5 a
2
dari detik ke 0 sampai detik ke t adalah 28 ↔ a = – 10 m/s
m/s dan 112 m, berapa besar t dan v? c) Dari persamaan (i) :
Penyelesaian : v0 = – 5 × (– 10) ↔ v0 = 50 m/s
S = v t ↔ 112 = 28 t ↔ t = 4 detik
33. Gambar di samping
S = 2 ( v 0 + v)( t − t 0 )
1
menunjukkan grafik S (m)
111
↔ 112 = 12 (40 + v)(4 – 0) S = f (t) dari gerakan
sebuah mobil yang
↔ 112 × 2 = (40 + v) × 4 mula-mula
↔ 224 = 160 + 4v kecepatannya 40 m/s,
↔ 224 – 160 = 4v ↔ 64 = 4v t
kemudian bergerak
↔ v = 16 m/s 0 4 ()
diperlambat. Berapa
31. Gambar di samping kecepatannya pada
menunjukkan S (m) detik ke 3?
grafik S = f (t) dari 84 Penyelesaian :
gerakan sebuah S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 111 = 40 × 3 + a 3
1 2
2
mobil yang mula-
mula bergerak ↔ 111 = 120 + 12 a×9 ↔ 111 – 120 = 4,5 a
dengan kecepatan t
() ↔ –9 = 4,5 a ↔ a = –2 m/s2
5 m/s. 0 4
v = v0 + a t ↔ v3 = 40 + (–2) × 3
a) Berapa percepatannya?
↔ v3 = 40 – 6 ↔ v3 = 34 m/s
b) Berapa kecepatannya pada detik ke 4?
Penyelesaian : 34. Gambar di samping
menunjukkan grafik S S (m)
a) S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 84 = 5 × 4 + a
1
2 = f (t) dari gerakan 66
42 sebuah mobil yang
↔ 84 = 20 + 12 a × 16 ↔ 84 – 20 = 8 a mula-mula bergerak
↔ 64 = 8 a ↔ a = 8 m/s2 dengan kecepatan v0.
t
Jika perlambatannya
b) v = v 0 + a t ↔ v4 = 5 + 8 × 4 0 6 ()
5 m/s2, berapa besar
↔ v4 = 5 + 32 ↔ v4 = 37 m/s v0?
32. Gambar di samping menunjukkan grafik S Penyelesaian :
= f (t) untuk gerak lurus diperlambat a) S = v 0 t + 12 a t 2
sampai berhenti. S (m)
Kecepatan rata-ratanya S ↔ 66 = v0 × 6 + 12 ×(–5) × 62
dari detik ke 0 sampai ↔ 66 = 6 v0 – 2,5 × 36 ↔ 66 = 6 v0 – 90
detik ke 5 adalah 25 ↔ 66 + 90 = 6 v0 ↔ 156 = 6 v0
m/s. Berapa : ↔ v0 = 26 m/s
a) besarnya S? t
b) perlambatannya? 0 4 ()
Gerak Lurus 47
35. Dari grafik di 0 − 30 − 30
m/det ↔ aAB = ↔ aAB =
samping, jika jarak
v A 15 − 5 10
yang di tempuh dari ↔ aAB = – 3 m/s
2
detik ke 0 sampai 6 B d) v10 = v A + a AB ∆t
dengan detik ke 9 4
O ↔ v10 = 30 – 3×(10 – 5)
adalah 76 m, berapa t
besar v?
0 ↔ v10 = 30 – 3 × 5 ↔ v10 = 30 – 15
0 5 9
Penyelesaian : ↔ v10 = 15 m/s
Gerak Lurus 49
44. Dari titik A benda P bergerak dengan 46. Jarak antara titik A dan B adalah 200
kecepatan tetap 25 m/det. Enam detik meter. Benda P bergerak dari titik A akan
kemudian benda Q menyusul tanpa menuju B dari keadaan diam, tetapi
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan dengan percepatan 4 m/s2. Dalam waktu
8 m/det2. Jika benda P tersusul di titik B, yang bersamaan benda Q bergerak dari B
berapa jarak AB? akan menuju A dengan jalan yang sama
Penyelesaian : dengan kecepatan tetap 9 m/s. Jika kedua
vP = 25 m/s, ∆t = 6 s, aQ = 8 m/s2 benda bertemu di titik C, berapa jarak AC?
Benda Q : tQ = t Penyelesaian :
Benda P : tP > tQ, v0P vP
maka tP = tQ + ∆t ↔ tP = t + 6 P P
A• C• •B
SP = v P t P ↔ SP = 25 (t + 6)
Q Q
↔ SP = 25t + 150 . . . . (i) vQ vQ
SQ = v 0Q t Q + 2 a Q t Q
1 2
↔ SQ = 0×t + 1 a) SP = v0 P t P + 1 a t2
2 P P
2
×8×t2 ↔ AC = 0×t + 12 ×4×t2
2
↔ SQ = 4t . . . . . . (ii)
2 ↔ AC = 0 + 2 t2 ↔ AC = 2 t2 . (i)
SP = SQ ↔ 25t + 150 = 4t
2
↔ 0 = 4t – 25t – 150
BC = v Q t Q ↔ BC = 9 t . . (ii)
2
↔ t – 6,25t – 37,5 = 0 AB = AC + BC 2
↔ 200 = 2 t + 9 t
2
↔ (t – 10)(t + 3,25) = 0 ↔ 0 = 2 t + 9 t – 200
2
↔ t – 10 = 0 ↔ t = 10 s ↔ 0 = t + 4,5 t – 100
↔ t + 3,25 = 0 ↔ t = –3,25 s (tidak ↔ (t – 8)(t + 12,5) = 0
memenuhi) ↔ t–8=0 ↔ t=8s
Dari (i) : ↔ t + 12,5 = 0 ↔ t = –12,5 s (tidak
SP = 25 t + 150 ↔ SP = 25×10 + 150 memenuhi karena negatif)
↔ SP = 250 + 150 ↔ SP = 400 m Dari (i) :
AB = SP ↔ AB = 400 m AC = 2 t2 ↔ AC = 2 × 82
↔ AC = 2 × 64 ↔ AC = 128 m
45. Jarak antara titik A dan B adalah 270
meter. Benda P bergerak dari titik A akan 47. Dari titik O benda A bergerak dengan
menuju B dari keadaan diam, tetapi kecepatan tetap 18 m/det. Sepuluh detik
dengan percepatan 3 m/s2. Dalam waktu kemudian benda B menyusul tanpa
yang bersamaan bernda Q bergerak dari B kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
akan menuju A dengan jalan yang sama 4 m/det2. Kapan benda B akan tersusul
dengan kecepatan konstan. Setelah 10 dihitung dari gerak benda B?
detik, kedua benda bertemu di titik C. Penyelesaian :
Berapa kecepatan benda Q? vA = 18 m/s, ∆t = 10 s, aB = 4 m/s2
Penyelesaian : Benda B : tB = t
v0P vP Benda A : tA > tB,
P P maka tA = tB + ∆t ↔ tA = t + 10
A• C• •B vA vA vA
Q Q A A A
vQ vQ P•
O•
a) SP = v0 P t P + 1
2
a P t 2P B B
v0B vB
↔ AC = 0 × 10 + × 3 × 10 1 2
2 SA = v A t A ↔ SA = 18 (t + 10)
↔ AC = 0 + 1,5 × 100 ↔ AC = 150 m
↔ SA = 18t + 180 . . . . (i)
BC = AB − AC ↔ BC = 270 – 150
↔ BC = 120 m
SB = v 0 B t B + 12 a B t B ↔ SB = 0×t + 12 ×4×t2
2
50 Gerak Lurus
↔ t+6=0 ↔ t = –6 s (tidak memenuhi) ↔ t + 20 = 0 ↔ t = –20 s (tidak memenuhi
karena negatif)
48. Jarak antara titik P dan Q adalah 450
↔ t–9=0 ↔ t=9s
meter. Benda A bergerak dari titik P akan
Dari (i) :
menuju Q tanpa kecepatan awal dengan
percepatan tetap 4 m/s2. Dalam waktu PR = 11 × 9 ↔ PR = 99 m
yang bersamaan benda B bergerak dari Q 50. Gambar di samping
akan menuju P dengan jalan yang sama menunjukkan v (m/s)
juga dari keadaan diam, tetapi dengan grafik v = f(t) dari
percepatan 5 m/s2. Jika kedua benda gerakan mobil A 10
bertemu di titik R, berapa jarak PR? dan B. Tentukan :
Penyelesaian : a) Kapan mobil B t (s)
v0 A menyusul obil 5
vA
A A A?
P• R •Q b) Kapan kecepatan mobil B = 2 kali
B kecepatan mobil A
vB v 0B B
Penyelesaian :
a) SA = v 0A t A + 12 a A t 2A ∆v v5 − v0
aB = ↔ aB =
↔ PR = 0×t + 12 ×4×t2 ∆t 5−0
10 − 0 2
↔ PR = 0 + 2 t2 ↔ PR = 2 t2 . (i) ↔ aB = ↔ aB = 2 m/s
5
SB = v 0 B t B + 1 a t2
↔ vA t = v 0 t + × aB × ∆t
2 B B a) SA = SB 1 2
B 2
↔ QR = 0×t + 12 ×5×t2 ↔ 10 t = 0 × t + 12 × 2 (t – 0)2
2
↔ QR = 0 + 2,5 t ↔ 10 t = 0 + t2 ↔ t = 10 detik
↔ QR = 2,5 t2 . . . . . (ii)
b) vB = 2 vA ↔ v 0B + aB ∆t = 2 × 10
PQ = PR + QR 2
↔ 450 = 2 t + 2,5 t
2
↔ 450 = 4,5 t
2
↔ 100 = t
2 ↔ 0 + 2 (t – 0) = 20 ↔ 2 t = 20
↔ t = 10 s
↔ t = 10 detik
Dari (i) : 51. Gambar di samping v (m/s) B
PR = 2 × 102 ↔ PR = 2 × 100 menunjukkan 12 A
↔ PR = 200 m grafik kecepatan
(v) sebagai fungsi 8
49. Jarak antara titik P dan Q adalah 180
waktu (t) dari
meter. Benda A bergerak dari titik P akan t
gerakan benda A t detik
menuju Q dengan kecepatan tetap 11 m/s.
dan B yang
Dalam waktu yang bersamaan benda B
bergerak searah. Setelah 10 detik, kedua
bergerak dari Q akan menuju P dengan
benda menempuh jarak yang sama. Berapa
jalan yang sama dari keadaan diam, tetapi
percepatan benda B?
dengan percepatan 2 m/s2. Jika kedua
Penyelesaian :
benda bertemu di titik R, berapa jarak PR?
Penyelesaian : SA = v A t ' ↔ SA = 12 × 10
vA vA ↔ SA = 120 m
A A
•Q
SB = SA ↔ SB = 120 m
P• R•
B B SB = v0 B t '+ 12 a B t '2
vB v0B
a) PR = v A t A ↔ PR = 11 t . (i) ↔ 120 = 8×10 + 12 aB × 102
SB = v 0 B t B + 12 a B t B
2 ↔ 120 = 80 + 12 aB × 100
2
↔ 0 = t + 11 t – 180 ↔ (t + 20)(t – 9) = 0
Gerak Lurus 51
52. Dari suatu tempat yang tingginya 80 meter
H. Gerak Jatuh Bebas
dijatuhkan sebuah benda tanpa kecepatan
Gerak jatuh bebas adalah awal. Setelah 3 detik :
gerak lurus berubah beraturan a) berapa kecepatannya ?
dengan arah vertikal ke bawah v0 b) berapa jarak yang ditempuh ?
dipercepat dengan percepatan y c) berapa tinggi benda ?
yang dihasilkan oleh tarikan Penyelesaian :
bumi. Percepatan ini disebut y0 = 80 m, v0 = 0, t = 3 detik
y0
percepatan gravitasi bumi, a) v = g t ↔ v = 10 × 3
yang dilambangkan dengan g. ↔ v = 30 m/det
Jadi : v
a=g
y′ b) y = 12 g t 2 ↔ y = 12 × 10 × 32
Kecepatan gerak : ↔ y=5×9 ↔ y = 45 m
v = v0 + a t c) y' = y 0 − y ↔ y' = 80 – 45
Kita peroleh : Gambar 12
↔ y' = 35 m
v = v0 + g t . . . . . . (11)
v0 = kecepatan awal, satuannya m/det 53. Dari suatu tempat yang tingginya 125
v = kecepatan akhir, satuannya m/det meter dijatuhkan sebuah benda tanpa
g = percepatan gravitasi bumi kecepatan awal. Setelah t
detik benda mencapai
g = 9,8 m/det2 ≈ 10 m/det2
ketinggian 45 meter.
t = waktu, satuannya detik
a) Berapa besar t ?
Jarak yang ditempuh dihitung dari tempat
b) Berapa kecepatannya
menjatuhkannya :
sekarang ?
S = v0 t + 12 a t2 c) Berapa lama benda
↔ y = v 0 t + 12 g t 2 . . . . (12) melayang di udara
sampai jatuh di tanah ?
y = jarak yang ditempuh dihitung dari titik Penyelesaian :
tertingi, satuannya m
a) y' = y 0 − y ↔ 45 =
Juga berlaku rumus :
125 – y
v2 – v 02 = 2 a y ↔ y = 125 – 45 ↔ y = 80 m
↔ v 2 − v 02 = 2 g y . . . . (13) y = 12 g t 2 ↔ 80 = 12 × 10 t2
Pada soal, bila kecepatan awalnya tidak ↔ 80 = 5 t2 ↔ 16 = t
2
diketahui atau tidak ditanyakan, maka : ↔ t = 4 detik
v0 = 0 b) v = g t ↔ v = 10 × 4
Sehingga persamaan (11) menjadi :
↔ v = 40 m/det
v=0+gt
↔ v=gt . . . . . . (14) c) y' = y 0 − y ↔ 0 = 125 – y
y = 0 × t + 12 g t2 ↔ y=0+ gt
1 2 y = 12 g t 2 ↔ 125 = 12 × 10 t2
2
↔ 125 = 5 t2 ↔ 25 = t2 ↔ t = 5 detik
↔ y = 12 g t 2 . . . . . (15)
Persamaan (13) menjadi : 54. Dari suatu tempat yang tingginya y0
v2 – 02 = 2 a y ↔ v2 – 0 = 2 a y dijatuhkan sebuah benda dengan kecepatan
awal 5 m/det. Ketika berada pada
↔ v2 = 2g y . . . . . (16) ketinggian 60 meter kecepatannya berubah
Untuk menghitung tinggi benda dari tanah menjadi 25 m/det.
digunakan rumus : a) Berapa lama benda bergerak ?
y' = y 0 − y . . . . . . (17) b) Berapa besar y0 ?
y' = tinggi benda, satuannya m Penyelesaian :
y0 = tinggi mula-mula, satuannya m a) v = v 0 + g t
↔ 25 = 5 + 10 t
Contoh Soal :
52 Gerak Vertikal
↔ 25 5 = 10 t ↔ 20 = 10 t y B = v 0B t B + 12 g t 2B
↔ t = 2 detik
b) y = v 0 t + 12 g t 2 ↔ yB = 12,5 (tA – 1) + 12 × 10 (tA – 1)2
Gerak Vertikal 53
tempat yang lebih rendah yaitu y 0 B juga ↔ y0 = 200 m
tanpa kecepatan awal. Jika kedua benda 60. Dari ketinggian y 0 A , benda A dijatuhkan
jatuh di tanah dalam waktu yang
tanpa kecepatan awal. Dalam waktu yang
bersamaan. Berapa besar y 0B ?
bersamaan benda B dijatuhkan dari tempat
Penyelesaian : yang lebih tinggi yaitu y 0B , yang mana
y 'A = y 0A − y A ↔ 0 = 125 – yA y 0B – y 0A = 15 meter dengan kecepatan
↔ yA = 125 m awal 5 m/det. Ternyata kedua benda
yA = 1 g t2
2 A ↔ 125 = × 10 t
1
2
2
A
sampai di tanah dalam waktu yang
bersamaan. Berapa besar y 0A ?
↔ 125 = 5 t 2A ↔ 25 = t 2A
↔ tA = 5 detik
Penyelesaian :
tA > tB y A = 12 g t 2 ↔ yA = 12 ×10 t2
tB = tA −1 ↔ tB = 5 – 1 ↔ yA = 5 t2
↔ tB = 4 detik y B = v 0 B t + 12 g t 2 ↔ yB = 5 t + 12 ×10 t2
y B = 12 g t 2B ↔ yB = ×10×4
1 2
2 ↔ yB = 5 t + 5 t2
↔ yB = 5 × 16 ↔ yB = 80 m y 0B – y 0A = 15 ↔ yB + y 'B – (yA + y 'A ) = 15
y 'B = y 0B − y B ↔ 0 = y 0 – 80
B
↔ 5 t + 5 t2 + y 'B – 5 t2 – y 'A = 15
↔ y 0B = 80 m
↔ 5 t + 0 – 0 = 15 ↔ 5 t = 15
↔ t = 3 detik
59. Dari ketinggian y0 meter, benda A
yA = 5 t2 ↔ yA = 5 × 3 ↔ yA = 5 × 9
2
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Satu
↔ yA = 45 m
detik kemudian benda B dijatuhkan dari
tempat yang sama dengan kecepatan awal y 0A = yA + y 'A ↔ y 0A = 45 + 0
45 m/det. Pada ketinggian 20 meter ↔ y 0A = 45 m
benda B menyusul benda A. Berapa besar
y0 ? I. Gerak Vertikal Ke atas
Penyelesaian :
Gerak vertikal ke vM
Misal : tB = t
atas adalah gerak
Untuk Benda A :
lurus berubah vA
tA < tB
beraturan. Pada saat
tA = tB + 3 ↔ tA = t + 3 . . . (i)
naik, geraknya vB
y A = 12 g t 2A ↔ yA = 12 × 10 (t + 3)2 diperlambat, v
↔ yA = 5×(t2 + 6t + 9) sedangkan pada saat yM
2
↔ yA = 5t + 30t + 45 turun geraknya yA yB
Untuk Benda B : dipercepat.
Percepatannya sama y v0
y B = v 0B t B + 12 g t 2B dengan percepatan
↔ yB = 45t + 12 × 10t2 gravitasi :
↔ yB = 45t + 5t
2
. . . . . (ii) a = –g
Dari persamaan (i) dan (ii) : Kecepatannya : vZ
yA = yB v = v0 + a t Gambar 13
2
↔ 5t + 30t + 45 = 45t + 5t
2 v = v0 − g t .
↔ 45 = 45t – 30t ↔ 45 = 15t . . . . . (18)
↔ t=3s v0 = kecepatan awal, satuannya m/det
Dari Persamaan (ii) : v = kecepatan akhir, satuannya m/det
yB = 45×3 + 5×32 ↔ yB = 135 + 5×9 g = percepatan gravitasi bumi
↔ yB = 135 + 45 ↔ yB = 135 + 45 g = 9,8 m/det2 ≈ 10 m/det2
↔ yB = 180 m t = waktu, satuannya detik
y 0 = y'+ y B ↔ y0 = 20 + 180 Jarak yang ditempuh sama dengan tinggi
benda :
54 Gerak Vertikal
y = v0 t + 12 a t2 Contoh Soal :
y = v 0 t − 12 g t 2. . . . . (19) 61. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas
S = jarak yang ditempuh = tinggi benda, dengan kecepatan awal 50 m/det.
satuannya m a) Berapa lama waktu yang dipakai
Juga berlaku rumus : benda untuk mencapai tinggi
maksimum ?
v 02 − v 2 = 2 g y . . . . . (20)
b) Berapa tinggi maksimum yang dicapai
atau benda ?
2 g y = v 02 − v 2 . . . . . (21) c) Berapa kecepatan benda setelah 8
Keadaan khusus : detik ?
1) Pada saat benda mencapai titik tertinggi Penyelesaian :
(titik M), kecepatannya sama dengan nol Lihat Gambar 2-13
(vM = 0). v 50
a) t M = 0 ↔ tM =
Sehingga : g 10
vM = v0 – g tM ↔ 0 = v0 – g tM ↔ tM = 5 detik
↔ g tM = v0
v 02 50 2
v b) y M = ↔ yM =
↔ t M = 0 . . . . . (22) 2g 2 ×10
g
2500
2) Tinggi maksimum : ↔ yM = ↔ yM = 125 m
20
yM = v0 tM – 12 g t 2M
c) v = v 0 − g t ↔ v = 50 – 10 × 8
v0 1 v
↔ yM = v0 × – 2 g ( 0 )2 ↔ v = 50 – 80 ↔ v = –30 m/det
g g Tanda negatif menunjukkan arah geraknya ke
v 02 1 v2 bawah, atau sudah melampaui titik tertinggi.
↔ yM = – 2 g × 02
g g 62. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas
dengan kecepatan awal 60 m/det.
v 02 1 v 02 a) Berapa lama waktu yang dipakai
↔ yM = –
g 2 g benda untuk mencapai ketinggian 100
v 02 meter ?
↔ yM = . . . . . (23) b) Berapa kecepatan benda untuk
2g jawaban a ?
3) Pada saat benda mencapai tinggi yang Penyelesaian :
sama, waktu naik dan waktu turun, besar
kecepatannya sama, tetapi arahnya a) y = v 0 t − 12 g t 2
berlawanan. ↔ 100 = 60 t – 12 ×10 t2
vB = – vA . . . . . . (24) ↔ 100 = 60 t – 5 t
2
↔ 20 = 12 t – t
2
Kecepatannya waktu jatuh kembali ke 2
↔ t – 12 t + 20 = 0 ↔ (t – 2)(t – 10) = 0
tanah sama dengan kecepatan mula-mula. t–2=0 ↔ t = 2 detik (sebelum mencapai
vC = –v0 . . . . . . (25) titik tertinggi)
4) Waktu yang dipakai untuk bergerak dari t – 10 = 0 ↔ t = 10 detik (sesudah
tempat mula-mula ke titik itu saat naik melampaui titik tertinggi)
sama dengan waktu yang dipakai untuk
b) v = v 0 − g t
bergerak dari titik itu kembali ke tempat
pelemparan. Untuk t = 2 detik :
tOA = tBC . . . . . . (26) v = 60 – 10 × 2 ↔ v = 60 – 20
Waktu yang dipakai untuk bergerak dari ↔ v = 40 m/det
tempat mula-mula ke titik puncak sama Untuk t = 10 detik :
dengan waktu yang dipakai untuk v = 60 – 10 × 10 ↔ v = 60 – 100
Gerak Vertikal 57
b) 60 km/jam, 120 km/jam, 90 km/jam
Soal Latihan :
6. Dari grafik jarak yang ditempuh sebagai
Gerak Lurus Beraturan fungsi waktu dari gerakan sebuah benda di
1. Tiga buah mobil A, B, dan C bergerak bawah:
searah. Kecepatan relatif mobil A terhadap v (m/s)
mobil B = 10 m/det, sedangkan kecepatan 20
relatif mobil B terhadap mobil C =
15 m/det. Berapa kecepatan relatif mobil A 10
terhadap mobil C? 5 t
vAC = –5 m/det atau vAC = 25 m/det 0 detik
0 3 12 15 18
2. Sebuah mobil yang sedang bergerak lurus Gambar 22
beraturan telah menempuh jarak 7,2 km a) Pada detik-detik ke berapa benda dalam
dalam waktu 15 menit. Berapa m/det keadaan berhenti?
kecepatan mobil tersebut? b) Pada detik ke berapa benda berbalik
v = 8 m/det arah geraknya?
3. Berapa menit waktu yang diperlukan sebuah c) Pada detik ke berapa benda berbalik
mobil yang bergerak lurus beraturan dengan arah geraknya?
kecepatan 15 m/det untuk menempuh jarak d) Pada detik ke berapa benda kembali ke
36 km? posisi semula?
t = 40 menit e) Berapa kecepatan benda pada detik ke-
1, 6, 13, 18?
4. Dari grafik v = f(t) di bawah,
v (m/s) 7. Dari titik A mobil P bergerak dengan
5 kecepatan konstan 6 m/det. Lima belas detik
kemudian mobil Q menyusul dengan
kecepatan konstan 15 m/det.
t a) Setelah berapa detik mobil P tersusul
detik mobil Q?
0 1 2 3 4 5
Gambar 21 b) Kalau mobil Q tersusul di titik B,
berapa jarak yang ditempuh benda dari t = 0 berapa jarak AB?
a) t = 45 detik b) AB = 360 m
sampai t = 5 detik?
S = 25 m 8. Jarak antara kota A dengan kota B = 6 km.
5. Sebuah sepeda motor bergerak sepanjang Mobil P bergerak dari kota A akan menuju
lintasan lurus dengan kecepatan yang ke kota B dengan kecepatan konstan
berubah-ubah. 15 m/det. Dalam waktu yang sama mobil Q
(1) Selama selang waktu 3 menit pertama bergerak dari kota B akan menuju kota A
dengan kecepatan tetap menempuh dengan kecepatan konstan 10 m/det. Kalau
jarak 3 km kedua mobil bertemu di kota C:
(2) Selama selang waktu kedua, yaitu a) Berapa lama perjalanan yang telah
selama 2 menit berhenti. dilakukan?
(3) Selama selang waktu ketiga, yaitu b) Berapa jarak kota A dengan kota C?
Jwb: a) t = 4 menit b) AC = 3,6 km
selama 1 menit bergerak lagi ke arah
yang sama dengan kecepatan tetap 9. Dari kota A mobil P bergerak dengan
menempuh jarak 2 km. kecepatan tetap 15 m/det menuju kota B.
(4) Selama selang waktu keempat, yaitu Dalam waktu yang bersamaan mobil Q
selama 1 menit, berhenti. bergerak dari kota B menuju kota A
(5) Kemudian berbalik arah, selama selang melewati jalan yang sama dengan kecepatan
waktu 4 menit dengan kecepatan tetap konstan 10 m/det. Setelah 2 menit kedua
menempuh jarak 6 km. Kemudian mobil bertemu di kota C.
berhenti. a) Berapa jarak antara kota A dengan
a) Lukiskan grafik S = f (t) dan v = f (t)? kota C?
b) Berapa kecepatan sepeda motor itu pada b) Berapa pula jarak antara kota A dengan
menit ke 2, 6, dan 9? kota B?
58 Gerak Lurus
a) AC = 1,8 km b) 3 km a) Berapa lama waktu yang
10. Sebuah perahu bergerak dengan kecepatan diperlukannya?
15 m/s melawan arus menyusuri sungai b) Berapa pula percepatannya?
a) t = 10 detik b) a = 1 m/det2
yang kecepatan alirannya 6 m/s. Setelah
21 detik perahu berbalik arah. Berapa lama 18. Sebuah mobil yang sedang bergerak
lagi perahu akan sampai di tempat senula? memperoleh percepatan 3 m/det2 sepanjang
t′ = 3 detik lintasan 126 m sehingga kecepatan
11. Sebuah mobil bergerak dari tempat A ke B. mobilnya berubah menjadi 30 m/det. Berapa
Karena lalu lintas padat, kecepatan rata- lama waktu yang diperlukannya? Berapa
ratanya 30 km/jam. Ketika kembali dari B kecepatan mula-mulanya?
a) t = 6 detik b) v0 = 12 m/det
ke A, karena jalanan longgar, kecepatan
rata-ranya 50 km/jam. Berapa kecepatan 19. Seorang sopir ingin menambah kecepatan
rata-rata pergi dan kembalinya? mobilnya dengan percepatan 4 m/det2 dalam
v total = 45 km/jam waktu 6 detik. Berapa kecepatannya
sebelum dan sesudah dipercepat bila
12. Sebuah mobil bergerak dari tempat A ke B. panjang lintasan yang dilaluinya 132 m?
Karena lalu lintas padat, kecepatan rata- v0 = 10 m/det dan vt = 34 m/det
ratanya 40 km/jam. Ketika kembali dari B
20. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
ke A, karena jalanan longgar, kecepatan
kecepatan 15 m/det kemudian dipercepat
rata-ranya 60 km/jam. Berapa kecepatan
dengan percepatan 4 m/det2. Berapa
rata-rata pergi dan kembalinya?
kecepatannya sekarang setelah menempuh
vtotal = 48 km/jam jarak 125 m?
vt = 35 m/det
Gerak Lurus Berubah Beraturan
21. Seorang sopir ingin menghentikan mobilnya
13. Sebuah benda mula-mula berhenti,
yang mula-mula berkecepatan 15 m/det
kemudian bergerak dipercepat dengan
dalam waktu 5 detik. Berapa jarak yang
percepatan 2 m/det2. Tentukan kecepatan
dilaluinya selama proses itu terjadi?
benda dan jarak yang ditempuhnya setelah S = 37,5 m
10 detik?
vt = 20 m/det dan S = 100 m 22. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
mobilnya dari 72 km/jam menjadi
14. Sebuah mobil mula-mula diam, kemudian
36 km/jam dalam jarak 150 meter. Berapa
bergerak dipercepat. Setelah 5 detik,
lama waktu yang diperlukannya?
kecepatannya berubah menjadi 40 m/det. t = 6 detik
Tentukan besar percepatan dan jarak yang
ditempuhnya? 23. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
2
a = 8 m/det dan S = 100 m mobilnya yang mula-mula berkepatan
72 km/jam dalam waktu 8 detik pada
15. Sebuah mobil mula-mula dalam keadaan
lintasan sejauh 96 meter. Berapa
diam kemudian bergerak dipercepat. Setelah
kecepatannya sekarang? Berapa pula
menempuh jarak 150 m, kecepatannya
percepatannya?
berubah menjadi 25 m/det. Tentukan berapa vt = 36 km/jam, a = –2 m/det2
percepatannya dan berapa lama waktu yang
dibutuhkannya? 24. Sebuah mobil yang sedang bergerak dengan
2
a = 3 m/det dan t = 10 detik kecepatan 16 m/det dipercepat dengan
percepatan 3 m/det2 pada lintasan sejauh
16. Berapa panjang lintasan yang telah dilalui
88 meter.
oleh sebuah mobil yang mengalami
a) Berapa lama waktu yang
perubahan kecepatan dari 50 m/det menjadi
dibutuhkannya?
70 m/det dalam waktu 6 detik?
S = 360 m b) Berapa kecepatannya sekarang?
a) t = 4 detik b) vt = 28 m/det
17. Seorang sopir ingin menambah kecepatan
25. Sebuah mobil mula-mula berkecepatan
mobilnya dari 15 m/det menjadi 25 m/det
30 m/det. Kemudian sopirnya ingin
pada lintasan sejauh 100 m.
memperlambat laju mobilnya dengan
Gerak Luru 59
perlambatan 4 m/det2 sepanjang lintasan sepanjang lintasan 128 m. Berapa besar v0
100 meter. dan v?
a) Berapa lama waktu yang v0 = 28 m/s, v = 4 m/s
dibutuhkannya? 34. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
b) Berapa kecepatannya sekarang? kecepatan 30 m/s kemudian diperlambat
a) t = 5 detik b) vt = 10 m/det
dengan perlambatan 4 m/s2. Berapa lama
26. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam jarak 108 m? Berapa pula kecepatannya
waktu 6 detik. Setelah menempuh jarak sekarang?
162 m, mobil berhenti. Berapa besar v0? v = 6 m/s
v0 = 54 m/s
35. Seorang sopir bus ingin mengurangi laju
27. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan busnya. Dalam waktu 2 detik, setelah
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam menempuh jarak 58 m, laju bus berubah
8 detik. Setelah menempuh jarak 192 m, menjadi 26 m/s. Berapa besar perlambatan
mobil berhenti. Berapa besar v0? dan kecepatan awalnya?
v0 = 48 m/s v0 = 32 m/s
28. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan 36. Pada grafik v = f (t) gambar 23, jarak yang
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam ditempuh dari t = 0 sampai t = 10 detik
5 detik. Setelah menempuh jarak 165 m, adalah 240 m. Tentukan:
kecepatannya berubah menjadi 18 m/det. a) kecepatan awal (v0)?
Berapa besar v0? b) percepatannya?
v0 = 48 m/s c) kecepatannya pada saat t = 8 detik?
29. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan d) kecepatan rata-rata dari t = 2 detik
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam sampai t = 8 detik?
a) a = 1,2 m/det2 b) v0 = 18 m/det
6 detik. Setelah menempuh jarak 180 m,
c) t = 8 detik d) v 2-8 = 24 m/det
kecepatannya berubah menjadi 15 m/det.
v (m/s) v (m/s)
Berapa besar v0? v0
30
v0 = 45 m/s
30. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan v0 10
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam t t
3 detik. Setelah menempuh jarak 72 m, detik detik
0 10 0 t
kecepatannya berubah menjadi 18 m/det.
Berapa besar v0? Gambar 23 Gambar 24
v0 = 30 m/s 37. Pada grafik v = f (t) gambar 24, dari detik
31. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan ke-0 sampai t kecepatan rata-ratanya
kecepatan 40 m/s. Kemudian diperlambat 20 m/det dan jarak yang ditempuh adalah
dengan perlambatan 2 m/s2. Berapa lama 200 m. Tentukan:
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh a) kecepatan awalnya (v0)?
jarak 144 m? Berapa pula kecepatannya b) besarnya t?
sekarang? c) percepatannya?
v = 22 m/s d) pada detik ke berapa benda berhenti?
a) v0 = 30 m/det b) t = 4 detik
32. Seorang sopir bus ingin mengurangi laju c) a = –5 m/det2 d) t = 6 detik
busnya. Dalam waktu 3 detik, setelah
menempuh jarak 45 m, laju busnya berubah 38. Pada grafik v = f (t) gambar 25, jarak yang
menjadi 9 m/s. Berapa besar perlambatan ditempuh dari t = 0 sampai t = 6 detik
dan kecepatan awalnya? adalah 63 m. Berapa kecepatan awal (v0)
v0 = 21 m/s dan percepatannya?
v0 = 9 m/s a = 0,5 m/s2
33. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
mobilnya dari v0 menjadi v dengan
perlambatan 3 m/det2 dalam waktu 8 detik
60 Gerak Lurus
v (m/s) v (m/s) ke-t adalah 22 m/s dan 110 m, berapa esar
12 12 v0?
v0 = 32 m/s
v0 v0 44. Grafik gambar 31 menunjukkan besar
t t kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap
0 detik 0 detik waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak
Gambar 25 Gambar 26 yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik
ke-t adalah 26 m/s dan 156 m, berapa besar
39. Pada grafik v = f (t) gambar 26, jarak yang
v0?
ditempuh dari t = 0 sampai t = 6 detik v0 = 38 m/s
adalah 63 m. Berapa kecepatan awal (v0) v (m/det) v (m/det)
dan percepatannya? v0 v0
v0 = 9 m/s, a = 0,5 m/s2
40. Pada grafik v = f (t) gambar 27, jarak yang 14 20
ditempuh dari t = 0 sampai t = 5 detik
adalah 120 m. Berapa kecepatan awal (v0) 0 t 0 t
dan percepatannya? 0 t 0 t
v0 = 10 m/s a = 0,8 m/s2 Gambar 31 Gambar 32
v (m/det) 45. Grafik gambar 32 menunjukkan besar
v (m/s) vt kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap
14 waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak
20 yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik
v0 ke-t adalah 26 m/s dan 104 m, berapa besar
t 0 t v0?
0 detik 0 t v0 = 32 m/s
Gambar 27 Gambar 28 46. Gambar 33 menunjukkan grafik S = f(t) dari
41. Grafik gambar 28 menunjukkan besar gerakan sebuah benda dengan kecepatan
kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap awal 5 m/det.
waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak a) Bera pa percepatan yang dialami
yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik benda?
ke-t adalah 26 m/s dan 104 m, berapa besar b) Berapa kecepatannya pada saat
vt? t = 3 detik?
vt = 32 m/s a) a = 2 m/det2 b) t = 11 detik
8 O 8 O Gambar 53 Gambar 54
5 B 6 B
t t 67. Dari grafik v = f(t) gambar 54 berapa
0 0 kecepatan rata-rata dari detik ke-2 sampai
0 4 7 0 5 8
Gambar 47 Gambar 48 ke 7?
v 2-7 = 9,4 m/det
61. Dari grafik gambar 48, jika jarak yang
ditempuh dari detik ke 0 sampai dengan 68. Dari grafik v = f(t) gambar 55, berapa
detik ke-5 adalah 59 m, berapa besar v? kecepatannya pada detik ke-4?
v4 = 11 m/det
v = 10 m/s
v (m/s) v (m/s)
62. Dari grafik gambar 49, jika jarak yang 14 B
14 B
ditempuh dari detik ke-0 sampai dengan 8
A A
8
detik ke-5 adalah 37 m, berapa besar v?
v = 10 m/s C C
v (m/det) v (m/det) t t
0 2 5 9 detik 0 t 59 detik
v A 13 A
Gambar 55 Gambar 56
6 B 7 O
B 69. Dari grafik v = f(t) gambar 56, jarak yang
4 O 5
t t ditempuh dari detik ke-0 sampai detik ke-9
0 0 adalah 63 meter. berapa besarnya t?
0 3 5 0 t 9
t = 3 det
Gambar 49 Gambar 50
70. Dari grafik v = f(t) gambar 57, kecepatan
63. Dari grafik gambar 50, jika jarak yang
rata-ratanya dari detik ke-0 sampai detik ke-
ditempuh dari detik ke 0 sampai dengan
10 adalah 5,6 m/det. Berapa besarnya v?
detik ke-9 adalah 85 m, berapa besar t? v = 10 m/det
t = 4 detik
64. Dari grafik gambar 51, jika jarak yang
ditempuh dari detik ke 0 sampai dengan
detik ke-8 adalah 77 m, berapa besar t?
t = 5 detik
Gerak Luru 63
v (m/s) v (m/s) keadaan diam, tetapi dipercepat. Benda A
12 A v A tersusul di titik Q.
B
v a) Berapa jarak P dan Q?
10 B b) Berapa percepatan benda B?
C C a) PQ = 72 m b) aQ = 9 m/det2
t t
0 2 6 10 detik 0 4 6 10 detik 77. Dari titik A, benda P bergerak dari keadaan
diam, tetapi dipercepat. Tiga detik
Gambar 57 Gambar 58
kemudian benda Q menyusul dari keadaan
71. Dari grafik v = f(t) gambar 58, jarak yang diam, tetapi dengan percepatan 9 m/det2.
ditempuh dari detik ke-4 sampai detik ke-11 Setelah menempuh jarak 162 meter,
adalah 55 meter. Berapa besarnya v? benda P tersusul di titik B.
v = 20 m/det a) Berapa lama waktu yang diperlukan
72. Dari titik O, mobil A dan mobil B bergerak benda Q untuk menyusul benda P?
bersama-sama. Mobil A bergerak dengan b) Berapa percepatan benda P?
kecepatan konstan 12 m/det, sedangkan a) t = 6 detik b) aA = 4 m/det2
mobil B dari keadaan diam tetapi dengan 78. Dari titik A benda P bergerak dengan
gerakan dipercepat. Setelah mencapai jarak kecepatan tetap 18 m/det. Dua detik
180 meter kedua mobil bertemu lagi. kemudian benda Q menyusul tanpa
a) Kapan kedua mobil bertemu lagi? kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
b) Berapa percepatan mobil B? 8 m/det2. Jika benda P tersusul di titik B,
c) kapan laju kedua mobil sama besar? berapa jarak AB?
a) t = 15 detik b) a = 1,6 m/det2 AB = 9 m
c) t = 7,5 detik
79. Dari titik A benda P bergerak dengan
73. Dari titik A, benda P bergerak dengan kecepatan tetap 8 m/det. Tiga detik
kecepatan konstan. Lima detik kemudian kemudian benda Q menyusul tanpa
benda Q menyusul dari keadaan diam, tetapi kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
dengan percepatan 8 m/det2. Setelah 4 m/s2. Jika benda P tersusul di titik B,
10 detik, benda P tersusul di titik B. berapa jarak AB?
a) Berapa jarak A dan B? AB = 72 m
b) Berapa kecepatan benda P?
a) AB = 100 m b) vP = 10 m/det 80. Dari titik A benda P bergerak dengan
kecepatan tetap 4 m/det. Tiga detik
74. Dari titik P, benda A bergerak dengan kemudian benda Q menyusul tanpa
kecepatan konstan 10 m/det. Delapan detik kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
kemudian benda B menyusul dari keadaan 2 m/s2. Jika benda P tersusul di titik B,
diam, tetapi dengan percepatan 5 m/det2. berapa jarak AB?
Benda A tersusul di titik Q. AB = 36 m
a) Berapa lama waktu yang diperlukan
81. Jarak antara titik P dan Q = 400 m. Benda A
benda B untuk menyusul benda A?
bergerak dari titik P akan menuju Q tanpa
b) Berapa jarak P dan Q?
a) t = 8 detik b) PQ = 160 m kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
5 m/det2. Dalam waktu yang sama benda B
75. Dari titik A, benda P bergerak dari keadaan bergerak dari titik Q akan menuju P dengan
diam, tetapi dengan percepatan 2 m/det2. kecepatan tetap 15 m/det. Jika kedua
Dua detik kemudian benda Q menyusul dari benda bertemu di titik R, berapa jarak PR?
keadaan diam, tetapi dengan percepatan PR = 250 m
8 m/s2. Benda P tersusul di titik B.
82. Jarak antara titik A dan titik B adalah
a) Berapa lama waktu yang diperlukan
192 m. Mobil P bergerak dari titik A akan
benda Q untuk menyusul benda P?
menuju titik B dengan kecepatan tetap
b) Berapa jarak A dan B?
a) t = 2 detik b) AB = 16 m 16 m/det. Dalam waktu yang bersamaan
mobil Q bergerak dari titik B akan menuju
76. Dari titik P, benda A bergerak dari keadaan titik A melewati jalan yang sama dari
diam, tetapi dengan percepatan 4 m/det2. keadaan diam, tetapi dengan gerakan
Dua detik kemudian benda B menyusul dari
64 Gerak Lurus
dipercepat. Setelah 8 detik kedua mobil t = 15 s
saling bertemu di titik C. 87. Jarak antara titik P dan Q adalah 180 meter.
a) Berapa percepatan mobil Q? Benda A bergerak dari titik P akan menuju
b) Berapa jarak antara titik B dan titik C? Q dengan kecepatan tetap 11 m/s. Dalam
c) Kapan laju kedua mobil sama besarnya? waktu yang bersamaan benda B bergerak
a) aQ = 2 m/det2 b) BC = 64 m
dari Q akan menuju P dengan jalan yang
c) t = 8 detik
sama dari keadaan diam, tetapi dengan
83. Jarak antara kota O dan kota P adalah percepatan 2 m/s2. Jika kedua benda
300 km. Mobil A bergerak dari kota O akan bertemu di titik R, berapa jarak PR?
menuju kota P dari keadaan diam, tetapi PR = 99 m
dengan percepatan 6 km/menit2. Dalam 88. Dari titik O benda A bergerak dengan
waktu yang bersamaan mobil B bergerak
kecepatan tetap 8 m/det. Enam detik
dari kota P akan menuju kota O melewati kemudian benda B menyusul tanpa
jalan yang sama dengan kecepatan konstan
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
26 km/menit. Kedua mobil saling bertemu 2 m/det2. Kapan benda B akan tersusul
di kota Q. dihitung dari gerak benda B?
a) Berapa lama waktu yang dipakai t = 12 s
sampai bertemu?
b) Berapa jarak kota Q dari kota O? 89. Jarak antara titik P dan Q adalah 350 meter.
c) Kapan laju mobil B = 2 kali laju mobil Benda A bergerak dari titik P akan menuju
A? Q tanpa kecepatan awal dengan percepatan
a) t = 12 menit b) OQ = 156 km tetap 3 m/s2. Dalam waktu yang bersamaan
c) 18 menit benda B bergerak dari Q akan menuju P
84. Jarak antara kota P dan kota Q = 300 km. dengan jalan yang sama juga dari keadaan
Mobil A bergerak dari kota P akan menuju diam, tetapi dengan percepatan 4 m/s2. Jika
kota Q dengan kecepatan tetap kedua benda bertemu di titik R, berapa jarak
13 km/menit. Dalam waktu yang bersamaan PR?
PR = 150 m
mobil B bergerak dari kota B akan menuju
kota A melewati jalan yang sama dari 90. Jarak antara titik P dan Q adalah 156 meter.
keadaan diam, tetapi dipercepat dengan Benda A bergerak dari titik P akan menuju
percepatan 2 km/menit2. Kedua mobil saling Q dengan kecepatan tetap 14 m/s. Dalam
bertemu di kota R. waktu yang bersamaan benda B bergerak
a) Berapa lama waktu yang dipakai dari Q akan menuju P dengan jalan yang
sampai bertemu? sama dari keadaan diam, tetapi dengan
b) Berapa jarak kota R dari kota P? percepatan 4 m/s2. Jika kedua benda
c) Kapan laju mobil B = 2 kali laju mobil bertemu di titik R, berapa jarak PR?
A? PR = 84 m
a) t = 12 menit b) PR = 156 km 91. Gambar 59 menunjukkan grafik kecepatan
c) 18 menit
(v) sebagai fungsi waktu (t) dari gerakan
85. Jarak antara titik P dan Q = 600 m. Benda A benda A dan B yang bergerak searah.
bergerak dari titik P akan menuju Q tanpa a) Pada detik ke berapa kedua benda
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan bertemu lagi?
6 m/det2. Dalam waktu yang sama benda B b) Pada detik ke berapa kecepatan benda B
bergerak dari titik Q menuju P dengan = 3 kali kecepatan benda A?
kecepatan tetap 30 m/det. Jika kedua a) t = 16 detik b) t = 24 detik
benda bertemu di titik R, berapa jarak PR? v (m/s) B
v (m/s) B
PR = 300 m 12 A
12 A
86. Dari titik O benda A bergerak dengan
8
kecepatan tetap 18 m/det. Sepuluh detik
kemudian benda B menyusul tanpa t
t
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan 0 detik
t detik
4 m/det2. Kapan benda B akan tersusul Gambar 59 Gambar 60
dihitung dari gerak benda B?
Gerak Luru 65
92. Gambar 60 menunjukkan grafik kecepatan awal 15 m/det. Ketika berada pada
(v) sebagai fungsi waktu (t) dari gerakan ketinggian 40 meter, kecepatannya berubah
benda A dan B yang bergerak searah. Kedua menjadi 35 m/det.
benda bertemu lagi pada detik ke-8. a) Berapa lama benda bergerak?
a) Berapa besarnya t? b) Berapa besar S0?
b) Pada detik ke berapa kecepatan benda B a) t = 4 detik b) S0 =120 m
= 2 kali kecepatan benda A? 99. Dari suatu tempat yang tingginya 75 meter
a) t = 4 detik b) t = 16 det
dijatuhkan sebuah benda dengan kecepatan
93. Gambar di samping menunjukkan grafik awal 10 m/det. Setelah 2 detik, berapa
kecepatan (v) v (m/s) tinggi benda?
sebagai fungsi 16 S' = 35 m
waktu (t) dari v A
100. Dari suatu tempat yang tingginya
gerakan B 175 meter dijatuhkan sebuah benda dengan
benda A dan B t kecepatan awal 5 m/det. Setelah t detik
yang bergerak 6 detik benda mencapai ketinggian 50 meter.
searah. Pada Berapa besar t?
detik ke-12, kecepatan benda B = 12 kali t = 5 detik
120. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke 128. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke
atas dengan kecepatan awal 50 m/det. atas dengan kecepatan awal v0. Pada saat
a) Berapa lama waktu yang dipakai benda mencapai ketinggian 160 meter
untuk mencapai ketinggian 45 meter? kecepatannya berubah menjadi 20 m/det.
b) Berapa kecepatan benda untuk jawaban Berapa besar v0?
a? v0 = 60 m/det
a) t = 1 detik atau 9 detik 129. Sebuah peluru ditembakkan vertikal ke
b) vt = 40 m/det atau –40 m/det
atas dengan kecepatan awal v0. Pada saat
121. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke mencapai ketinggian 80 meter kecepatannya
atas dengan kecepatan awal 40 m/det. berubah menjadi 30 m/det. Berapa besar v0?
a) Berapa lama waktu yang dipakai benda v0 = 50 m/det
untuk mencapai tinggi maksimum? 130. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke
b) Berapa tinggi maksimum yang dicapai atas dengan kecepatam awal v0. Ketika
benda? sampai pada ketinggian 160 m,
c) Berapa kecepatan benda setelah kecepatannya berubah menjadi 20 m/det.
6 detik? Berapa besar v0?
a) tM = 4 detik b) SM = 80 m v = 60 m/s
c) vt = –20 m/det
131. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke
122. Dari puncak sebuah menara yang atas dengan kecepatam awal v0. Pada saat
tingginya 55 m ditembakkan sebuah peluru kecepatannya 30 m/det, benda sampai pada
vertikal ke atas dengan kecepatan 50 m/s. ketinggian 80 m. Berapa besar v0?
Berapa waktu yang diperlukan peluru untuk v0 = 50 m/s
mencapai tanah?
t = 11 s 132. Dari puncak sebuah menara yang
tingginya 35 m ditembakkan sebuah peluru
123. Dari puncak sebuah menara yang vertikal ke atas dengan kecepatan 30 m/s.
tingginya 45 m ditembakkan sebuah peluru Berapa lama waktu yang diperlukan peluru
vertikal ke atas dengan kecepatan 40 m/s. untuk mencapai tanah?
Berapa waktu yang diperlukan peluru untuk t=7s
mencapai tanah?
t=9s 133. Dari tepi puncak sebuah gedung yang
tingginya 50 meter dilemparkan sebuah
124. Sebuah peluru ditembakkan vertikal ke benda vertikal ke atas dengan kecepatan
atas dengan kecepatan awal 30 m/det. awal 15 m/det. Benda melayang di udara
Berapa lama peluru melayang di udara sampai jatuh di tanah selama berapa detik?
sampai jatuh kembali ke tanah? t = 5 detik
t = 6 detik
134. Dari tepi puncak sebuah gedung yang
tingginya 75 meter dilemparkan sebuah
68 Gerak Lurus
benda vertikal ke atas dengan kecepatan 142. Dari ketinggian 40 meter dijatuhkan
awal 10 m/det. benda melayang di udara sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
sampai jatuh di tanah selama berapa detik? waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
t = 5 detik peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
135. Dari tepi sebuah gedung yang tingginya benda dengan kecepatan awal 40 m/det.
120 meter ditembakkan sebuah peluru Berapa lama peluru melayang sampai
vertikal ke atas dengan kecepatan awal mengenai benda?
t = 1 detik
10 m/det. Berapa kecepatan peluru ketika
tiba di tanah? 143. Dari ketinggian 80 meter dijatuhkan
vt = 50 m/det sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
136. Dari tepi puncak sebuah gedung yang waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
tingginya 60 meter dilemparkan sebuah peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda vertikal ke atas dengan kecepatan benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
awal 20 m/det. Berapa lama benda Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
melayang di udara sampai jatuh di tanah? benda. Berapa besar v0?
t = 6 detik v0 = 40 m/s
137. Dari tepi puncak sebuah gedung yang 144. Dari ketinggian 100 meter dijatuhkan
tingginya 60 meter dilemparkan sebuah sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
benda vertikal ke atas dengan kecepatan waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
awal 20 m/det. Berapa kecepatan benda peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
ketika jatuh di tanah? benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
v = 40 m/det Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
benda. Berapa besar v0?
138. Dari tepi puncak sebuah gedung yang v0 = 50 m/s
tingginya y0 dilemparkan sebuah benda
vertikal ke atas dengan kecepatan awal 145. Dari ketinggian 100 meter dijatuhkan
10 m/det. Ketika tiba di tanah kecepatan sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
benda 40 m/det. Berapa besar y0? waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
y0 = 75 m peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
139. Dari tepi puncak sebuah gedung yang
Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
tingginya y0 dilemparkan sebuah benda
benda. Berapa besar v0?
vertikal ke atas dengan kecepatan awal v0 = 50 m/s
20 m/det. Ketika tiba di tanah kecepatan
benda 30 m/det. Berapa besar y0? 146. Dari ketinggian 80 meter dijatuhkan
y0 = 25 m sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
140. Dari ketinggian 120 meter dijatuhkan
peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda. Berapa besar v0?
benda dengan kecepatan awal 40 m/det. v0 = 40 m/s
Berapa lama peluru melayang sampai
mengenai benda?
t = 3 detik
141. Dari ketinggian 60 meter dijatuhkan
sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda dengan kecepatan awal 30 m/det.
Berapa lama peluru melayang sampai
mengenai benda?
t = 2 detik
Gerak Luru 69
benda. Sumbu vertikal menyatakan
SOAL UNAS
kecepatan (v) dan sumbu mendatar
Gerak Lurus Beraturan menyatakan waktu (t).
1. Jika jarak yang ditempuh benda yang I. v II. v
bergerak S, dan kecepatan v, waktunya t,
maka grafik yang menunjukkan benda
•
•
bergerak lurus beraturan adalah.....
•
•
•
•
A. v B. S
•
•• • •
•• • •
• • •
•
• •
t
• •
t
•
III. v IV. v
•
•
t t
•
C. S D. S
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
t t
••
••
t t
•
•
•
•
E. v V. v
•
•
•
•
•
t
•
•
70 Gerak Lurus
(1) v (2) v D. 20 m/s E. 24 m/s
11. Grafik berikut menunjukkan perpindahan
benda (x = perpindahan dan t = waktu).
Kecepatan rata– x (m)
t t rata dari A B
40
(3) v (4) v t = 2 sekon 30 C
sampai
t = 3 sekon t (s)
adalah..... 0 1 2 3 4
t t A. 0 m/s
(5) v B. 13,3 m/s
C. 20 m/s D. 40 m/s
E. 80 m/s
12. Sebuah benda bergerak melalui suatu
t lintasan yang lurus. Dalam sketsa di bawah
yang menunjukkan benda bergerak lurus ini digambarkan bagaimana kecepatan
berubah beraturan dipercepat adalah benda itu (v) berubah dengan waktu (t).
grafik..... Pada selang waktu yang manakah
A. (1) B. (2) C. (3) percepatan benda itu mempunyai harga
D. (4) E. (5) terbesar ? v
A. 0 – t1
8. Berdasarkan grafik
v (m/s) B. t1 – t2
hubungan
12 C. t2 – t3
kecepatan (v) terhadap
D. t3 – t4
waktu (t) di samping 8 t
E. t4 – t5
ini maka jarak yang 4 0 t t t t t
1 2 3 4 5
ditempuh benda t (s) 13. Lintasan sebuah
selama 10 detik 0 3 7 10 zarah dinyatakan dengan :
adalah..... x = A + Bt + Ct2
A. 18 m B. 30 m C. 50 m Dalam rangkaian itu x menunjukkan tempat
D. 62 m E. 80 m kedudukan dalam cm, t waktu dalam detik,
A, B, C masing–masing merupakan
9. Gambar di samping melukiskan perjalanan
konstanta. Satuan C adalah.....
dari A ke C melalui B. Jarak AB = 40 km
A. cm/det B. cm/det2 C. cm det
ditempuh dalam waktu 0,5 jam, jarak BC =
D. det/cm E. cm
30 km ditempuh dalam waktu 2 jam. Besar
kecepatan rata–rata 14. Grafik di samping menunjukkan hubungan
perjalanan itu adalah..... C antara jarak yang
S
A. 95 km/jam ditempuh (S) dan
B. 48 km/jam waktu (t) untuk
C. 35 km/jam sebuah benda t
A B
D. 28 km/jam yang bergerak
E. 20 km/jam dalam suatu garis
lurus. Dari grafik
10. Perhatikan grafik
itu terlihat bahwa :
kecepatan (v) terhadap
(1) kecepatan benda tetap
waktu (t) gerak sebuah
(2) percepatan benda sama dengan nol
mobil pada gambar di
(3) selama selang waktu yang sama, benda
samping. Bila luas
menempuh jarak yang sama
daerah di bawah grafik
(4) pada saat t = 0, kecepatan benda nol
(yang diarsir) adalah
48 m, maka kecepatan mobil saat 4 sekon 15. Gerak suatu benda digambarkan dengan
adalah..... grafik kedudukan (x) terhadap waktu (t).
A. 10 m/s B. 12 m/s C. 16 m/s
Gerak Lurus 71
Bagian grafik yang menunjukkan kecepatan 19. Sebuah kapal motor yang
benda nol adalah...... mula–mula bergerak a (m/s2)
A. a dengan kecepatan
y c
B. b 36 km/jam, tiba–tiba
b d 1
C. c x mesinnya mati sehingga
D. d mengalami perlambatan a t (s)
a e
E. e seperti pada gambar. Ini
berarti bahwa :
16. Grafik di samping ini
menggambarkan x (1) kecepatan pada t = 5 s adalah 5 m/s
hubungan kedudukan I t (2) jarak setelah t = 5 s adalah 37,5 m
terhadap waktu dari (3) kapal berhenti setelah t = 10 s
gerakan dua benda. II (4) kapal berhenti setelah menempuh jarak
50 m
Dari grafik kita dapat
mengetahui bahwa..... 20. Grafik di bawah ini menampilkan keadaan
A. kedua benda akan bersusulan gerak satu dimensi sebuah benda titik.
B. kedua benda bertemu di titik acuan Grafik yang dapat menunjukkan arah gerak
C. laju benda I > laju benda II benda tersebut pada posisi atau waktu
D. percepatan benda I < percepatan benda tertentu adalah.....
II 1. t 2. x
E. kedua benda bergerak lurus berubah
beraturan
17. Sebuah mobil bergerak
v (m/s) x t
lurus dengan grafik
kecepatan terhadap 20 3. vx 4. Sx
waktu sebagai berikut.
Pada interval waktu 10 t (s)
hingga 12 detik mobil 4 10 12
bergerak..... t t
A. lurus diperlambat, dengan perlambatan
10 m/s2 21. Dalam menjawab
12 v (m/s)
B. lurus dipercepat, dengan percepatan pertanyaan– 10
10 m/s2 pertanyaan berikut 8
C. lurus dipercepat, dengan percepatan ini, hendaknya 6
5 m/s2 digunakan gambar 4
D. lurus diperlambat, dengan perlambatan serta data yang ada 2 34
0
5 m/s2 di dalamnya. -2
10 20 30 t (s)
E. lurus beraturan, dengan kecepatan Berdasarkan data -4
10 m/s tersebut dapat -6
disimpulkan bahwa -8
18. Grafik di sebelah ini selama 20 detik -10
melukiskan hubungan v (m/s) Q pertama benda melakukan gerak lurus.....
antara kecepatan dan P A. berubah beraturan dengan percepatan
waktu benda P dan Q. 15 sebesar –0,5 m/s2
Jika P dan Q B. berubah beraturan dengan perlambatan
berangkat dari tempat t (s) sebesar –0,5 m/s2
yang sama, maka : 0 1 2 3 C. beraturan dengan percepatan sebesar
(1) P dan Q bertemu 0,5 m/s2
pada saat (3+√3) sekon D. beraturan dengan kecepatan sebesar
(2) P dan Q bertemu pada kecepatan yang 0,5 m/s
sama 15 m/s E. berubah beraturan dengan kecepatan
(3) Percepatan Q = 15 m/s2 sebesar –0,5 m/s
(4) P dan Q bertemu pada jarak 22,5 m dari
awal gerak
72 Gerak Lurus
22. Grafik di samping 25. Perhatikan grafik keeepatan (v) terhadap
v (m/s) B
menghubungkan A waktu (t) dari sebuah benda yang bergerak
kecepatan (v) dan 40 α lurus.
30
waktu (t) dari dua
20
mobil A dan B pada 10
lintasan dan arah t (s)
0
t
sama. Jika tg α =
0,5 m/s2 :
(1) setelah 20 detik kecepatan kedua mobil
sama
(2) percepatan mobil B = 2 m/s2 Besar perlambatan yang dialami benda
(3) setelah 40 detik mobil B menyusul adalah.....
mobil A A. 2,5 m/s2 B. 3,5 m/s2
(4) jarak yang ditempuh pada waktu C.. 4,0 m/s 2
D. 5,0 m/s2
tersusul adalah 800 m E. 6,0 m/s2
23. Grafik di samping ini 26. Pengamatan tetesan oli motor yang melaju
menunjukkan hubungan x (cm)
4 pada jalan lurus dilukiskan pada gambar!
antara jarak yang
ditempuh x dan waktu t
untuk sebuah benda yang
bergerak dalam suatu t (s)
garis lurus. Dari grafik 0 5
itu terlihat bahwa :
(1) kecepatan benda – 54 cm/s
(2) percepatan benda sama 54 dengan nol
Gambar yang menunjukkan mobil sedang
(3) dalam selang waktu 2 s, benda
bergerak lurus beraturan adalah.….
menempuh jarak 2 cm
A. (1) saja B. (4) saja
(4) kecepatan benda saat t = 4 s adalah – 54 C. (1) dan (2) D. (1) dan (4)
cm/s E. (2), (3) dan (4)
24. Perhatikan kelima grafik hubungan antara 27. Suatu benda jatuh dari ketinggian tertentu.
jarak S dan waktu t berikut ini. Apabila gesekan benda dengan udara
I. S II. S diabaikan, kecepatan benda pada saat
menyentuh tanah ditentukan oleh.…
A. massa benda dan ketinggiannya
t t B. percepatan gravitasi bumi dan massa
benda
III. S IV. S C. ketinggian benda jatuh dan gravitasi
bumi
D. waktu jatuh yang diperlukan dan berat
t t benda
E. kecepatan awal benda dan gravitasi
bumi
V. S
28. Dari puncak sebuah menara setinggi
45 meter dijatuhkan sebuah nbatu. Jika
t percepatan gravitasi bumi 10 m/s2,
kecepatan batu pada saat tepat menyentuh
tanah adalah.....
Gerak Lurus berubah beraturan dinyatakan
a. 25 m/s b. 30 m/s c. 35 m/s
oleh grafik. ...
d. 40 m/s e. 45 m/s
A. I B. II C. III
D. IV E V
Gerak Lurus 73
29. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian D. 200 D. 260
25 meter di atas tanah (g = 10 m/s2). 35. Gerak sebuah mobil digambarkan pada
Kecepatan benda itu saat berada pada grafik v-t sebagai berikut.
ketinggian 5 meter di atas tanah adalah.....
a. 65 m/s b. 50 m/s c. 20 m/s
d. 10 m/s e. 5 m/s
30. Sebuah kelereng jatuh bebas dari ketinggian
20 meter. Jika g = 10 m/s2, saat kecepatan
kelereng bernilai setengah dari kecepatan
maksimumnya, tinggi kelereng diukur dari
permukaan tanah adalah.....
a. 5 m b. 6 m c. 10 m
d. 12 m e. 15 m
Jarak yang ditempuh mobil selama bergerak
31. Mobil massa 800 kg bergerak lurus dengan lurus berubah beraturan adalah . . . .
kecepatan awal 36 km/jam. Setelah 5,0 km C. 7,5 km E. 10,0 km
menempuh jarak 150 m, kecepatannya 12,5 km D. 15,0 km
berubah menjadi 72 km/jam. Waktu tempuh
36. Bola bekel dengan massa 100 gram
adalah.....
dilepaskan dari ketinggian 8 m. Jika g = 10
a. 5 sekon b. 10 sekon
m/s2 maka kecepatan pada ketinggian 3
c. 17 sekon d. 25 sekon
meter di atas tanah adalah ....
e. 35 sekon
A. 5 m/s B. 35 m/s
32. Della melempar bola ke arah bertikal ke
atas dengan kelajuan awal 10 m/s. Jika g = C. 5 2 m/s D. 10 m/s
10 m/s2, maka tinggi lemparan maksimum E. 2 35 m/s
adalah..... 37. Pengamatan tetesan oli motor yang melaju
a. 1 meter b. 2 meter pada jalan lurus dilukiskan pada gambar!
c. 3 meter d. 4 meter
e. 5 meter
33. Seorang pengendara mobil melaju dengan
kecepatan 20 m/s ketika melihat ada
“polisi tidur” di depannya dia menginjak
rem dan mobil berhenti setelah 5 sekon
kemudian, maka jarak yang di tempuh
mobil tersebut sejak rem diinjak sampai
berhenti adalah …. Gambar yang menunjukkan mobil sedang
A. 50 m C. 100 m E. 150 m bergerak lurus beraturan adalah ….
B. 200 m D. 250 m A. 1 saja B. 4 saja
34. Grafik di bawah ini merupakan grafik C. 1 dan 2 D. 1 dan 4
kecepatan terhadap sebuah kereta api yang E. 2, 3 dan 4
bergerak menurut garis lurus dalam waktu 5 38. Tetesan oli yang bocor jatuh dari mobil
sekon. Dari yang bergerak lurus dilukiskan seperti pada
grafik gambar!
tersebut
jarak yang
ditempuh
dalam
waktu 4
detik Yang menunjukkan mobil bergerak dengan
adalah. …. percepatan tetap adalah ....
m. A. 1 dan 3 B. 2 dan 3
A. 60 C. 140 E. 170 C. 2 dan 4 D. 1, 2, dan 3
74 Gerak Lurus
E. 2, 3, dan 4 E. v
39. Sebuah mobil bergerak lurus dengan
kecepatan awal 36 km.jam-1 kemudian
dipercepat sehingga setelah menempuh t
jarak 300 m kecepatan menjadi 72 km.jam-1.
Waktu tempuh mobil adalah .... 44. Manakah grafik di bawah ini menunjukkan
A. 5 sekon B. 10 sekon hubungan tinggi (h) terhadap waktu (t)
C. 17 sekon D. 20 sekon untuk benda jatuh bebas tanpa gesekan ?
E. 25 sekon A. h B. h
40. Buah kelapa dan mangga jatuh bersamaan
dari ketinggian h1 dan h2. Bila h1 : h2 = 4 : 1
, maka perbandingan waktu jatuh antara
t t
buah kelapa dengan buah mangga adalah ....
A. 1 : 4 C. 1 : 2 E. 1 : 1 C. h D. h
B. 2 : 1 D. 4 : 1
41. Dua benda A dan B sebidang dan segaris
masing-masing terpisah 118 m. Kedua t t
benda begerak saling mendekati. Kecepatan
benda A tetap 4 m/s dan kecepatan B tetap 6 E. h
m/s. Benda A berangkat lebih dahulu dan
setelah 2 sekon baru benda B bergerak.
Jarak yang di tempuh B sampai bertemu A
adalah .... t
A. 66 m C. 84 m E. 92 m
B. 104 m D. 118 m 45. Suatu benda jatuh bebas dari ketinggian
tertentu terhadap tanah. Gesekan benda
42. Sebuah benda dijatuhkan tanpa kecepatan dengan udara diabaikan. Kecepatan benda
awal dari ketinggian 7 meter di atas tanah. pada saat mengenai tanah ditentukan
Kecepatan benda pada saat ketinggiannya 2 oleh.....
meter dari tanah adalah.... A. percepatan gravitasi bumi dan massa
a. 1,5 m/s b. 2,0 m/s benda
c. 2,5 m/s d. 5,0 m/s B. waktu jatuh yang dibutuhkan dan berat
e. 10 m/s benda
Gerak Jatuh Bebas C. ketinggian benda jatuh dan gravitasi
bumi
43. Dari grafik di bawah ini yang menyatakan D. luas permukaan benda dan gravitasi
hubungan antara kecepatan (v) dan waktu bumi
(t) dari sebuah benda jatuh bebas adalah..... E. massa benda dan ketinggiannya
A. v B. v
46. Sebuah benda jatuh bebas dari titik A yang
berada 8 meter di atas tanah (g = 10 m/s2).
Kecepatan benda setelah sampai di titik B
t t pada ketinggian 3 meter dari tanah ialah.....
A. 5 m/s B. 10 m/s
C. v D. v
C. 4 15 m/s D. 5 15 m/s
E. 15 m/s
47. Suatu percobaan menggunakan dua benda
t t
dengan massa berbeda, dilepaskan dari
ketinggian yang sama. Ternyata kedua
benda itu sampai di tanah dalam waktu yang
bersamaan. Maka dapat disimpulkan bahwa
kedua benda itu mempunyai.....
Gerak Lurus 75
A. momentum sama A. (4) saja B. (2) dan (4)
B. energi kinetik sama C. (1) dan (3) D. (1), (2) dan (3)
C. energi potensial sama E. (1), (2), (3) dan (4)
D. gaya berat sama 54. Buah kelapa dan buah mangga jatuh
E. percepatan sama bersamaan dari ketinggian h1 dan h2. Bila
48. Sebuah benda massa 5 kg, jatuh bebas dari h1 : h2 = 2 : 1, maka perbandingan waktu
ketinggian 20 m dari tanah. Jika percepatan jatuh antara buah kelapa dan buah mangga
gravitasi 10 m/s2 maka kecepatan benda adalah.....
pada saat di ketinggian 15 m dari tanah A. 1 : 2 B. 1 : 2√2 C. √2 : 1
adalah..... D. 2 : 1 E. 2√2 : 1
A. 5√2 m/s B. 5√6 m/s
55. Benda A dan B berada pada ketinggian
C. 10 m/s D. 10√3 m/s yang sama dari tanah. Mula–mula A jatuh
E. 20 m/s
bebas dan 3 detik kemudian B jatuh bebas
49. Sebuah benda massa 5 kg, jatuh bebas dari pula. Pada saat t sekon sejak benda B jatuh,
ketinggian 6 m dari tanah. Jika percepatan perbandingan jarak tempuh kedua benda
gravitasi 10 m/s2 maka kecepatan benda 1 : 4. Harga t adalah.....
pada saat di ketinggian 1 m dari tanah A. 1 sekon B. 2 sekon
adalah..... C. 3 sekon D. 4 sekon
A. 6 m/s B. 8 m/s C. 10 m/s E. 5 sekon
D. 12 m/s E. 5 10 m/s 56. Bila sehelai bulu ayam dan sebutir batu
50. Seorang siswa menerjunkan diri dari papan kecil dijatuhkan pada saat yang sama di
kolam renang setinggi 8 meter dari dalam suatu ruang hampa dari ketinggian
permukaan air tanpa kecepatan awal. Jika yang sama dan tanpa kecepatan awal, maka
massa siswa 40 kg dan g = 10 m/s2 maka batu akan sampai di bawah terlebih dahulu
kecepatan siswa tersebut saat membentur SEBAB
permukaan air adalah..... massa jenis batu lebih besar daripada massa
A. 80 m/s B. 16 m/s jenis bulu ayam
C. 4 10 m/s D. 4√5 m/s Gerak Vertikal Ke Atas
E. 4√2 m/s 57. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas
51. Sebuah batu dijatuhkan dari menara yang dan kembali ke tempat semula dalam waktu
tingginya 80 m tanpa kecepatan awal. 6 sekon. Jika g = 10 m/s2, kecepatan awal
Apabila g = 10 ms–2, waktu yang diperlukan bola tersebut adalah.....
untuk sampai di tanah adalah..... A. 180 m/s B. 60 m/s C. 30 m/s
A. 2 sekon B. 2√2 sekon D. 18 m/s E. 5 m/s
C. 4 sekon D. 4√2 sekon 58. Sebuah bola dilempar vertikal ke atas. Agar
E. 8 sekon bola kembali ke tempat asal pelemparan
dalam waktu 6 sekon, bola harus memiliki
52. Seorang peloncat indah menjatuhkan diri
kecepatan awal.....
dari menara yang tingginya 20 m terhadap
A. 15 m/s B. 30 m/s C. 45 m/s
permukaan air (g = 10 ms–2). Kecepatan
D. 60 m/s E. 120 m/s
peloncat indah tersebut saat mencapai
permukaan air adalah..... 59. Grafik kecepatan terhadap waktu untuk
A. 10 m/s B. 15 m/s C. 20 m/s suatu bola yang dilempar vertikal ke atas
D. 25 m/s E. 30 m/s dan kembali pada pelempar setelah
mencapai ketinggian tertentu adalah.....
53. Benda yang bergerak jatuh bebas memiliki :
A. v B. v
(1) Kecepatan awal nol
(2) Percepatan tetap t
(3) Geraknya dipercepat beraturan
(4) Kecepatan tergantung pada massa t
benda
Yang benar adalah.....
76 Gerak Lurus
C. v D. v
t t
E. v
Gerak Lurus 77
D. Jumlah Putaran (n)
BAB 4: GERAK MELINGKAR
Misal dalam waktu t detik sebuah benda
A. Gerak Melingkar Beraturan melakukan gerak melingkar n kali, maka :
Gerak melingkar beraturan adalah gerak t
n= . . . . . . . . (3)
melingkar dengan besar kecepatan (laju) yang T
tetap (konstan). n = f t . . . . . . . . (4)
Gambar berikut menunjukkan benda yang t = waktu (sebarang), satuannya detik
bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari n = jumlah putaran, satuannya putaran
R.
E. Kecepatan Linier/Singgung/ Tangensial
v' Benda yang bergerak melingkar beratutan
mempunyai laju yang tetap, tetapi arahnya
berubah-ubah. Kecepatannya dinamakan
ω S v kece-patan linier atau kecepatan singgung atau
θ kecepatan tangensial.
Pada titik A dan titik B :
R v' ≠ v , tetapi v' = v
Besar kecepatan dapat dihitung dengan rumus:
keliling
v= . . . . . . (5)
periode
2πR
Gambar 1 v= . . . . . . . (6)
T
B. Periode (T)
v = 2πfR . . . . . . . (7)
Periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan v = besar kecepatan (laju) linier, satuannya
untuk menempuh satu lingkaran. m/det atau cm/det
Satuan periode adalah detik. R = jari-jari lintasan lingkaran, satuannya
Contoh harga periode : meter (m) atau cm
Jarum detik pada jam dinding berputar sekali
F. Busur Lintasan (S)
dalam waktu 1 menit atau 60 detik. Jadi
periode jarum detik adalah 1 menit atau 60 Busur lintasan (S) sama dengan panjang
detik. lintasan. Jadi besarnya dapat dihitung dengan
Periode jarum menit adalah 1 jam atau 60 rumus :
menit atau 3600 detik. S = vt . . . . . . . (8)
Periode jarum jam = 12 jam = 7200 menit S = busur lintasan, satuannya meter (m)
Periode rotasi Bumi (berputar terhadap atau cm
porosnya) = 1 hari = 24 jam = 14400 menit
Periode revolusi Bumi (mengelilingi Matahari) G. Kecepatan Anguler (Kecepatan Sudut
= 1 tahun = 365,25 hari. = ω)
Periode revolusi Bulan (mengelilingi Bumi) = Kecepatan sudut (ω) ialah besar sudut yang
1 bulan 29,5 hari. ditempuh tiap detik.
C. Frekwensi (f) Kita ambil sudutnya 1 putaran, yaitu 360° atau
2π radian, maka waktu yang dibutuhkan sama
Frekwensi (f) adalah jumlah putaran tiap detik.
dengan periodenya.
1
f = . . . . . . . . (1) Jadi :
T 2π
Atau : ω= . . . . . . . (9)
T
1
T= . . . . . . . . (2) Atau :
f ω = 2πf . . . . . . . (10)
T = periode, satuannya detik ω = kecepatan sudut (kecepatan anguler),
f = frekwensi, satuannya putaran/detik atau satuannya radian/detik (rad/det)
Hertz (Hz)
78 Gerak Melingkar
H. Sudut Yang Ditempuh (θ) t = 15 menit = 900 detik, R = 30 cm = 0,3 m,
S = 6,75 km = 67500 m
Besar sudut yang ditempuh dinyatakan dengan
rumus : S = v t ↔ 67500 = v × 900
θ = ωt . . . . . . . (11) ↔ v = 7,5 m/s
v = ωR ↔ 7,5 = ω × 0,3
θ = sudut yang ditempuh, satuannya radian
(rad) ↔ ω = 25 rad/s
I. Hubungan Antara Kecepatan Linier (v) 3. Pada jam dinding jika panjang jarum
dan Kecepatan Anguler (ω) detik, jarum menit, dan jarum jam
berturut-turut 8 cm, 9 cm, dan 6 cm.
Hubungan antara kecepatan linier (v) dan Berapa kecepatan sudut dan kecepatan
kecepatan anguler (ω) dinyatakan dengan linier ujungnya masing-masing?
rumus : Penyelesaian :
v 2πR / T Jarum detik :
=
ω 2π / T Td = 1 menit = 60 detik
↔ v = ωR . . . . . . (12) 2π 2π
ωd = ↔ ωd =
Td 60
J. Hubungan Antara Busur Lintasan (S)
π 180°
Dengan Sudut (θ) ↔ ωd = rad/det ↔ ωd =
30 30
Hubungan antara kecepatan linier (S) dan
↔ ωd = 6 °/det
kecepatan anguler (θ) dinyatakan dengan
π
rumus : v d = ωd R d ↔ vd = ×8
S 2πR 30
= 4π
θ 2π ↔ vd = cm/det
↔ S = θR . . . . . . (13) 15
Jarum menit :
Contoh Soal : Tm = 1 jam = 3600 detik
2π 2π
ωm = ↔ ωm =
1. Dalam waktu 5 detik sebuah melakukan Tm 3600
20 putaran.
π 180°
a) Berapa periode dan frekwensinya? ↔ ωm = rad/det ↔ ωm =
b) Jika jari-jari lingkarannya 6 cm, 1800 1800
berapa kecepatan sudut dan kecepatan ↔ ωm = 0,1 °/det
liniernya? π
v m = ω m R m ↔ vm = ×9
Penyelesaian : 1800
t = 5 detik, n = 20 putaran π
↔ vm = cm/det
t t 5
a) n = ↔ T= ↔ T= 200
T n 20 Jarum jam :
↔ T = 0,25 detik Tj = 12 jam = 43200 detik
n 20 2π 2π
n=ft ↔ f= ↔ f= ωj = ↔ ωj =
t 5 Tj 43200
↔ f = 4 Hz
π 180°
b) R = 6 cm = 0,06 m ↔ ωj = rad/det ↔ ωj =
ω = 2πf ↔ ω = 2π × 4
21600 21600
1°
↔ ω = 8π rad/det ↔ ωj = °/det
v = 2πfR ↔ v = 2π × 4 × 0,06 120
π
↔ v = 0,48π m/det v j = ωj R j ↔ vj = ×6
21600
2. Dalam waktu 15 menit sebuah sepeda yang
π
rodanya berjari-jari 30 cm menempuh ↔ vj = cm/det
jarak 6,75 km. Berapa kecepatan sudut 3600
putaran rodanya? 4. Dalam waktu 20 menit sebuah sepeda yang
Penyelesaian : rodanya berjari-jari 40 cm menempuh
Gerak Melingkar 79
jarak 9 km. Berapa kecepatan sudut 5. Pada gambar, RA = 5 cm, RB = 15 cm, dan
putaran rodanya? RC = 10 cm.
B
Penyelesaian : Jika roda C A
t = 20 menit = 1800 detik, diputar dengan C
R = 40 cm = 0,4 m, S = 9 km = 9000 m frekwensi
S= vt ↔ 9000 = v × 1800
8
π
Hz, berapa
↔ v = 5 m/s kecepatan linier roda B?
v = ωR ↔ 5 = ω × 0,4 Penyelesaian :
↔ ω = 12,5 rad/s fC = π8 Hz
K. Dua Roda Sepusat v C = 2πf C R C
v 2 ω2
Gambar 2 menunjukkan
v1 ↔ vC = 2π × π8 × 10 = 160 cm/det
dua buah roda berjari- ω1 vA = vC ↔ vA = 160 cm/det
jari R1 dan R2 digabung R1
R2 vA 160
dengan pusat yang sama. ωA = ↔ ωA =
Kemudian kedua roda Gambar 2 RA 5
diputar. ↔ ωA = 32 rad/det
Pada kondisi ini : ω B = ω A ↔ ωB = 32 rad/det
ω1 = ω 2 . . . . . . . (14)
Atau : 6. Pada gambar dibawah RA = 5 cm,
RB = 25 cm, RC = 10 cm dan RD = 15 cm.
v1 v
= 2 . . . . . . . (15) Jika roda C diputar B
R1 R 2 dengan frekwensi
C
v1 ≠ v2 15 put/det, berapa A
π
ω = kecepatan sudut, satuannya rad/det
kecepatan sudut
v = kecepatan linier, satuannya m/det
roda D?
R = jari-jari roda, satuannya meter (m) D
Penyelesaian :
L. Dua Roda Tidak Sepusat v C = 2πf C R C ↔ vC
Gambar 3a menunjukkan dua roda = 2π× 15 ×0,1
π
bersinggungan.
↔ vC = 3 m/s
v1 v 2 ω2
ω1 vB = vC ↔ vB = 3 m/s
R1 v B = ωB R B ↔ 3 = ωB ×0,25
R2
↔ ωB = 12 rad/s
a ωA = ωB ↔ ωA = 12 rad/s
v1 v2 v A = ωA R A ↔ vA = 12×0,05
ω2
↔ vA = 0,6 m/s
R1
ω1
v D = v A ↔ vD = 0,6 m/s
R2
v D = ωD R D ↔ 0,6 = ωD×0,15
b ↔ ωD = 4 rad/s
Gambar 3
M. Percepatan Sentripetal ( a S )
Sedangkan gambar 3b menunjukkan dua roda
yang dihubungkan tali atau ban melalui Perhatikan gambar 4 :
tepinya. Pada kondisi ini :
v1 = v 2 . . . . . . . (16)
Atau :
ω1 R 1 = ω 2 R 2 . . . . . . (17)
ω1 ≠ ω2
Contoh Soal :
80 Gerak Melingkar
v2 Jadi ditulis :
v2
aS = . . . . . . . (18)
v2 S R
∆v v1 Karena v = ω R, maka :
θ
( ωR ) 2 ω2 R 2
− v1 aS = ↔ aS =
R R R
a S = ω R . . . . . . . (19)
2
Sedangkan besarnya : R
2
↔ 16 = v ↔ v = 4 cm/s
∆v
a=
t 9. Pada gambar
Ambil titik T tengah-tengah antara P dan Q. dibawah B
RA = 15 cm,
Kemudian ambil – v1 . Pindahkan titik tangkap A
RB = 10 cm, dan
– v1 dan v 2 ke titik T. Resultan antara – v1 dan
RC = 5 cm. Jika
v 2 adalah ∆ v . roda C diputar C
Dengan menggunakan ilmu ukur segitiga, dengan frekwensi
didapat arah ∆ v menuju pusat lingkaran O. 15 put/det, berapa percepatan sentripetal
Juga kita peroleh : π
∆v S S S roda A?
= ↔ ∆v = v1 ↔ ∆v = v Penyelesaian :
v1 R R R
v C = 2πf C R C ↔ vC = 2π× 15
π
×0,15
S
v ↔ vC = 4,5 m/s
S v
Jadi : a = R ↔ a=
t t R v A = v B = v C ↔ vA = 4,5 m/s
v v2 v 2A 4,52
↔ a=v ↔ a= aA = ↔ aA =
R R RA 0,05
Arah percepatan selalu sama dengan arah 2
↔ aA = 90×4,5 ↔ aA = 405 m/s
perubahan kecepatan, jadi selalu menuju ke
pusat lingkaran. Oleh karena itu disebut N. Gaya Sentripetal ( FS )
perce-patan sentripetal. Biasanya
dilambangkan dengan aS . Perhatikan gambar berikut :
Gerak Melingkar 81
O. Gerak Melingkar Pada Bidang Datar
Yang Licin
Perhatikan gambar 6 berikut :
a2
m
F
O F2 a1
v
F1
R
Gambar 6
Sebuah benda massanya m diikat tali yang
panjangnya L, kemudian diputar pada bidang
datar yang licin.
Panjang tali berfungsi sebagai jari-jari
Gambar 5 lingkaran :
Jika massa benda yang bergerak m, menurut R=L
hukum II Newton : Pada saat ini tali menegang. Besar gaya
FS = m aS tegangan tali sama dengan besar gaya
sentripetalnya :
v2
↔ FS = m . . . . . . (20) T = FS
R v2
↔ FS = m ω 2 R . . . . . (21) ↔ T=m . . . . . . (22)
R
FS = gaya sentripetal, satuannya newton
↔ T = m ω2 R . . . . . (23)
(N) atau dyne
m = massa, satuannya kg atau gram T = gaya tegangan tali, satuannya newton
Arah gaya sentripetal selalu sama dengan arah (N) atah dyne
percepatan sentripetal, atau selalu menuju L = panjang tali, satuannya meter (m) atau
pusat lingkaran. cm
Pada tiap titik arahnya selalu berubah-ubah, Contoh Soal :
tetapi besarnya sama.
12. Sebuah benda massanya 0,5 kg diikat pada
Contoh Soal :
tali yang panjangnya 0,75 meter kemudian
10. Sebuah benda massanya 300 gram diputar dengan kecepatan 1,2 m/det di atas
bergerak melingkar beraturan pada suatu bidang datar yang licin. Berapa besar gaya
lintasan berjari-jari 60 cm. Berapa tegangan talinya ?
kecepatan yang harus diberikan supaya Penyelesaian :
memiliki gaya sentripetal sebesar v2 1,2 2
T=m ↔ T = 0,5×
2 newton ? R 0,75
Penyelesaian : ↔ T = 2 × 1,44 ↔ T = 0,96 N
3
v2 v2
FS = m ↔ 2 = 0,3 ×
P. Ayunan Konik
R 0,6
↔ 2 × 0,6 = 0,3 v ↔ 4 = v
2 2 Perhatikan gambar 7 di samping berikut :
↔ v = 2 m/det
↔ v 2 = g R tg α . . . . . (26) v 2 = g R tg α ↔ v2 = 10×0,432 tg 53
Digabung dengan dan persamaan (24) : 2 2
↔ v = 4,32×1,33 ↔ v = 5,76
sin α
v2 = g L sin α ↔ v = 2,4 m/s
cos α
15. Sebuah benda diikat L α
sin 2 α tali yang panjangnya
↔ v2 = g L . . . . (27)
cos α 20√3 cm kemudian Ty T
diputar horisontal di
Contoh Soal : udara dengan Tx R
kecepatan 1 m/det v
13. Sebuah benda sehingga membentuk
massanya 100 gram L α mg
ayunan konik. Berapa
diikat tali yang Ty T sudut antara tali dengan vertikal ?
panjangnya 15 cm, Penyelesaian :
kemudian diputar di Tx R
L =20√3 cm = 0,2√3 m
udara sehinga v
sin 2 α
membentuk ayunan mg v2 = g L
konik. Pada saat tali cos α
↔ 1 × cos α = 10 × 0,2√3 sin α
2 2
Gerak Melingkar 83
↔ 1 × cos α = 2√3 sin2α
vmin
1
↔ cos α = sin2α mg
2 3 Tmin
1 3
↔ × cos α = 1 – cos2α
2 3 3
↔
1
6
√3 cos α = 1 – cos2α
↔ cos2α + 1
6
√3 cos α – 1 = 0 α
L=R
↔ (cos α + √3)(cos α – √3) = 0
2
3
1
2
v
↔ cos α + 23 √3 = 0 ↔ cos α = – 23 √3 Tmax
T
↔ α = 30°
mg
16. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar
horisontal di udara sehingga membentuk Gambar 8
ayunan konik. Pada saat kecepatannya Sebuah benda massanya m diikat tali yang
0,5 m/det, antara tali panjangnya L, kemudian diputar dalam
dan vertikal lingkaran vertikal.
membentuk sudut Panjang tali berfungsi sebagai jari-jari
30°. Berapa lingkaran.
kecepatan yang harus Jadi : R = L
diberikan agar sudut Pada titik terendahnya benda diputar dengan
antara tali dan kecepatan v1. Kecepatan v1 ini merupakan
harga terbesar.
vertikal bertambah menjadi 45° ?
Dari posisi ke-1 sampai ke-8, kecepatannya
Penyelesaian :
adalah v1 sampai v8. Kecepatan ini berubah-
sin 2 α 2 ubah, tetapi tidak beraturan. Pada saat naik
gL
sin 2 α v 22 cos α 2 geraknya diperlambat, dan pada saat turun
v2 = g L =
cos α v12 sin 2 α1 geraknya dipercepat. Karena pada gerakan ini
gL gesekan dengan udara sangat kecil dan dapat
cos α1 diabaikan, maka untuk menghitung besarnya
v 22 sin 2 α 2 cos α1 masing-masing kecepatan, dapat kita gunakan
↔ = hukum kekekalan energi mekanik.
0,5 2 sin 2 α1 cos α 2
E K + E P = E K1 + E P1 . . . . (28)
v 22 sin α 2 2 cos 30
↔ =( )× ↔
1
mv 2 + mgh = 12 mv12 + mgh 1 . (29)
0,25 sin α1 cos 45 2
↔ v 2 = 10 h2 – 10 × 1,4
2 v2
T2 = m 2 + mg cos α 2
↔ v 22 = 10 h2 – 14 . . . (ii) R
v 22 = v12 − 2 g h 2 ↔ v 22 = 72 – 2 × 10 h2 (2 2 ) 2
↔ T2 = m ( + 10×0,6)
1
↔ v 22 = 49 – 20 h2 . . . (iii)
↔ T2 = 0,5 (8 + 6) ↔ T2 = 0,5×14
Persamaan (ii) = persamaan (iii) ↔ T2 = 7 N
10 h2 – 14 = 49 – 20 h2
↔ 10 h2 + 20 h2 = 49 + 14 ↔ 30 h2 = 63 R. Ayunan Sederhana
↔ h2 = 2,1 m Perhatikan gambar 7.
b) Dari persamaan (i) :
v 22 = 10 × 2,1 – 14 ↔ v 22 = 21 – 14
v2 = √7 m/det α
↔ v 22 = 7 ↔
L
20. Sebuah benda yang massanya 200 gram
diikat pada seutas tali yang panjangnya
40 cm, kemudian diputar kearah vertikal. Ty
Di titik terendahnya benda diberi T
kecepetan 5 m/det. Berapa kecepatan dan
gaya tegangan tali saat mencapai puncak Tx
lingkaran ? R
Penyelesaian : v
m = 200 gram = 0,2 kg, R = 40 cm = 0,4 m,
α2 = 180°, h2 = 2 R = 2 × 0,4 = 0,8 m mg
v 22 = v12 − 2 g h 2 ↔ v 22 = 52 – 2 × 10 × 0,4 Gambar 9
↔
2
v = 25 – 16 ↔ v =9 2 Sebuah benda diikat tali kemudian
2 2
diayunkan.Gerak ayunan sederhana termasuk
↔ v2 = 3 m/det gerak dalam lingkaran vertikal.
v 22 Hanya posisi awalnya tidak dimulai dari titik
T2 = m + mg cos α 2
R terendah, dan di bawah garis mendatar yang
32 dibuat dari pusat lingkaran.
↔ T2 = 0,2 × + 0,2 × 10 × cos 180 Jadi rumus-rumus pada gerak dalam lingkaran
4
vertikal berlaku juga di sini.
9
↔ T2 = 0,2 × + 0,2 × 10 × (–1) 1
mv2 + mgh = 12 m v12 + mgh1
2
4
↔ T2 = 4,5 – 2 ↔ T2 = 2,5 N
86 Gerak Melingkar
Jika benda dilepaskan tanpa kecepatan awal, tegangan talinya 3,2 N. Berapa besarnya
maka : α1 ?
v1 = 0 Penyelesaian :
v2 = 02 + 2gh1 – 2gh m = 400 gram = 0,4 kg, R = L = 50 cm - 0,5 m
↔ v 2 = 2 g (h 1 − h ) . . . . (37) h2 = 20 cm = 0,2 m, T2 = 3,2 N
Jadi : h 0,2
cos α 2 = 1 − 2 ↔ cos α2 = 1 –
R−h R 0,5
cos α = . . . . . . (38)
R ↔ cos α2 = 1 – 0,4 ↔ cos α2 = 0,6
h v 2
↔ cos α = 1 − . . . . . (39) T2 = m 2 + mg cos α 2
R R
↔ h = R (1 − cos α) . . . . (40) v 22
↔ 3,2 = 0,4 × + 0,4 × 10 × 0,6
v2 0,5
T − mg cos α = m . . . . (41)
R 2
↔ 3,2 = 0,8 v 2 + 2,4
2
↔ 3,2 – 2,4 = 0,8 v 2
v2 ↔ 0,8 = 0,8 v 2
2
↔ 1 = v2
2
↔ T=m + mg cos α . . . (42)
R ↔ v2 = 1 m/det
v
tingginya 20 cm terhadap mg 24. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
titik terendahnya. Berapa benda yang massanya 400 gram yang
kecepatan dan gaya tegangan tali pada titik diikat pada sebuah tali yang panjangnya
terendahnya ? 50 cm. Pertama kali diberi simpangan
Penyelesaian : sebesar 37°. Pada saat O
m = 600 gram = 0,6 kg, benda berada di titik
R = L = 40 cm – 0,4 m, α L-R
terendah berapa besar
h1 = 20 cm = 0,2 m, h2 = 0, α2 = 0° gaya tegangan talinya ?
T
v 22 = 2 g (h 1 − h 2 ) ↔ v 22 = 2×10×(0,2 – 0) Penyelesaian :
m
↔ v 22 = 2×10×(0,2 – 0) ↔ v 22 = 4 h1 = R (1 − cos α1 ) v2
↔ v2 = 2 m/det ↔ h1 = 0,5 (1 – cos 37)
88 Gerak Melingkar
vA
Penyelesaian : lingkaran. Berapa
m = 100 gram tinggi titik B ? vA
= 0,1 kg, R = 15 cm αB
R Berapa pula
NB
= 0,15 m kecepatan bola di
hA = 2R = 2×15 cm vB NC titik itu ? NB αB
R
= 30 cm = 0,3 m vC Penyelesaian :
R − hB
mg
Pada dasar vB
NC
cos α B =
mg
lingkaran/titik C : .(i) vC
R mg
hC = 0, αC = 0 Saat bola meninggalkan mg
↔ NB = 1,8 N
↔ v 2B = 20×0,2 ↔ v 2B = 4
28. Dari titik A setinggi 27 cm dilepaskan ↔ vB = 2 m/det
sebuah bola tanpa kecepatan awal pada Pada saat bola meninggalkan lingkaran :
bidang lingkaran dalam berjari-jari 12 cm. v 2B
Sampai di titik B bola meninggalkan NB = 0 ↔ m + mg cos αB = 0
R
Gerak Melingkar 89
v 2B aS = percepatan sentripetal, satuannya
↔ m = –mg cos αB m/det2
R
Gaya sentripetal merupakan resultan gaya
v B2 R − hB yang sejajar dengan garis hubung antara benda
↔ = –g ↔ 4 = – 10 (R – 0,9)
R R de-ngan pusat lingkaran (O). Gaya yang
↔ 4 = – 10 R + 9 ↔ 10 R = 9 – 4 arahnya menuju pusat lingkaran berharga
↔ 10 R = 5 ↔ R = 0,5 m positif, sedangkan yang menjauhi pusat
30. Sebuah bola massanya 100 gram lingkaran berharga negatif.
dilepaskan tanpa kecepatan awal dari Jadi :
titik A setinggi m v2
mg – NA = m A
60 cm pada bidang A R
lingkaran dalam v2
berjari-jari 20 cm. ↔ N A = mg − m A . . . . (49)
R
Pada titik B (cos αB
NA = gaya normal = gaya tekan benda pada
= 0,8), berapa gaya O R
bidang, satuannya N atau dyne
tekan bola pada αB g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det2
bidang ?
Penyelesaian :
B g ≈ 10 m/det2
vA = kecepatan, satuannya m/det atau cm/det
h 2 = R (1 − cos α 2 ) ↔ h2 = 0,2 (1 – 0,8)
R = jari-jari, satuannya m atau cm
↔ h2 = 0,2×0,2 ↔ h2 = 0,04 m Makin besar kecepatan benda, makin kecil
v 22 = 2 g (h1 − h 2 ) gaya tekannya. Suatu saat NA = 0. Artinya
benda tidak lagi menempel pada bidang.
↔ v 22 = 2×10×(0,6 – 0,04) Besar kecepatannya disebut kecepatan
↔ v 22 = 20×0,56 ↔ v 22 = 11,2 maksimum :
v 22 v 2A maks v A2 maks
N2 = m + mg cos α 2 0 = mg – m
R
↔ m
R
= mg
R
11,2 ↔ v A2 maks = g R . . . . . . (50)
↔ N2 = 0,1×( + 10×0,8)
0,2 ↔ v A maks = g R . . . . . (51)
↔ N2 = 0,1×(56 + 8) ↔ N2 = 0,1×64 Seperti halnya sepeda motor atau mobil yang
↔ N2 = 6,4 N bergerak pada jalan yang menonjol, bila
T. Gerak Benda Pada Lingkaran Luar kecepatannya melebihi kecepatan maksimum,
dapat meloncat (jumping).
Gerak benda pada lingkaran luar dapat dilihat
Misal benda menggelincir sampai di titik B,
seperti gambar berikut :
kecepatannya dapat ditentukan dengan rumus
NA
hukum kekekalan energi mekanik :
vmin
NB v 2B = 2 g (h A − h B ) . . . . . (52)
mg h = tinggi benda dihitung dari dasar
v lingkaran, satuannya m atau cm
R h A = 2 R . . . . . . . (53)
mg h −R
cos α B = B . . . . . (54)
R
Gambar 11 h
Misal pada puncak lingkaran benda bergerak ↔ cos α B = B − 1 . . . . (55)
R
dengan kecepatan vA.
Pada posisi ini gaya tekan benda pada bidang α = sudut antara garis yang
dapat dihitung dengan rumus : menghubungkan antara benda dengan
pusat lingkaran terhadap garis vertikal
ΣFS = m aS
FS = gaya sentripetal, satuannya N atau dyne yang ke atas, satuannya ° (derajat)
m = massa benda, satuannya kg atau gram Gaya tekannya dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
90 Gerak Melingkar
v 2B ↔ v 2B = 20 × 0,05 ↔ v 2B = 1
ΣFS = m aS ↔ mg cos αB – N B = m
R ↔ vB = 1 m/det
v 2B h 0,55
↔ N B = mg cos α B − m . . (56) cos α B = B − 1 ↔ cos αB = –1
R R 0,3
Gerak benda ini tidak mungkin terus meluncur 11 5
↔ cos αB = –1 ↔ cos αB =
ke bagian bawah lingkaran. Melainkan ada 6 6
suatu posisi yang mana benda meninggalkan
v 2B
lingkaran, misal di titik C. Jadi saat ini benda N B = mg cos α B − m
tidak lagi menyentuh lingkaran. Yang berarti R
gaya tekannya tidak ada (NC = 0). 5 1
↔ NB = 0,025×10× – 0,025×
Contoh Soal : 6 0,3
5 2
↔ NB = 0,25× – 0,25×
31. Sebuah sepeda motor melewati suatu jalan 6 6
yang menonjol berjari-jari 15 meter 3
dengan kecepatan 9 m/det. Bila massa ↔ NB = 0,25× ↔ NB = 0,125 N
6
sepeda motor dan pengendaranya 200 kg,
berapa gaya tekannya pada puncak 33. Sebuah kelereng dilepaskan dari puncak
tonjolan ? Berapa pula kecepatan (titik A) sebuah bola dengan kecepatan
maksimum yang N A 1 m/det yang N A
diperbolehkan agar v
N
min diletakkan di lantai. v min
B N B
30 cm. Berapa
v2 92
N A = mg − m A ↔ NA = m×(10 – ) kecepatan kelereng
R 15 saat meninggalkan
81 bola ?
↔ NA = 200×(10 – )
15 Penyelesaian :
↔ NA = 2000 – 1080 ↔ NA = 920 N vA = 1 m/det, hC = 30 cm = 0,3 m
v A maks = g R ↔ v A maks = 10 × 15 hA = 2 R . . . . . . . (i)
v C2 = v 2A + 2 g (h A − h C )
↔ v A maks = 150 ↔ v A maks = 25 × 6
↔ v C2 = 12 + 2×10×(2R – 0,3)
↔ v A maks = 5 6 m/det
↔ v C2 = 1 + 20×(2R – 0,3)
32. Sebuah kelereng massanya 25 gram ↔ v C2 = 1 + 40R – 6
dilepaskan tanpa kecepatan awal dari
puncak (titik A) sebuah bola yang berjari- ↔ v C2 = 40 R – 5 . . . . . (ii)
jari 30 cm yang N hC − R
cos α C =
A
v
diletakkan di lantai. N
min
B R
Berapa kecepatan mg
0,3 − R
↔ cos αC =
v
dan gaya tekan R . . . . (iii)
mg R
kelereng pada bola
Saat kelereng meninggalkan bola :
saat berada pada
v2
ketinggian 55 cm NC = 0 ↔ mg cos αC – m C = 0
(titik B) ? R
Penyelesaian : v C2
m = 25 gram = 0,025 kg, R = 30 cm = 0,3 m, ↔ m = mg cos αC
R
hA = 2 R = 2 × 0,3 = 0,6 m, vA = 0 v C2 0,3 − R
Pada titik B : ↔ =g ↔ v C2 = g (0,3 – R)
hB = 55 cm = 0,55 m R R
2
↔ v C = 10×(0,3 – R)
v 2B = 2 g (h A − h B )
↔ v C2 = 3 – 10R . . . . . (iv)
↔ v 2B = 2×10×(0,6 – 0,55)
Gerak Melingkar 91
Persamaan (ii) = Persamaan (iv) Pada sepeda atau sepeda motor, untuk
40 R – 5 = 3 – 10 R ↔ 40 R + 10 R = 3 + 5 menghindari dorongan keluar ini, tubuh
↔ 50 R = 8 ↔ R = 0,16 m pengedara harus dimiringkan ke dalam
Dari persamaan (ii) : lingkaran supaya tidak sampai jatuh. Gaya
v C2 = 40 × 0,16 – 5 ↔ v C2 = 6,4 – 5 dorongan badan miring ini yang merupakan
gaya sentripetal ?
↔ v C2 = 1,4 ↔ vC = 1,4 m/det Gaya sentripetal yang dikerjakan ini besarnya
34. Sebuah kelereng massanya 40 gram harus disesuikan dengan gaya gesek antara ban
dilepaskan dari puncak (titik A) sebuah sepeda motor dengan jalan.
bola dengan kecepatan 0,3 m/det. Pada saat Jadi gaya sentripetal besarnya harus sama
mencapai ketinggian N A dengan gaya gesek antara ban sepeda motor
38 cm (titik B) dari
v min
N B
dengan jalan.
lantai, kecepatannya mg v2
v FS = fk ↔ m = fk
berubah menjadi R
mg R
0,7 m/det. Berapa f R
gaya tekannya di ↔ v2 = k . . . . . . (57)
m
titik itu ?
Penyelesaian : fk R
↔ v= . . . . . (58)
m = 40 gram = 0,04 kg, m
vA = 0,3 m/det, Dari persamaan 58 terlihat bahwa kecepatan
vB = 0,7 m/det, hB = 38 cm = 0,38 m berbanding lurus dengan akar koefisien gesek
v 2B = v 2A + 2 g (h A − h B ) antara ban sepeda motor dengan jalan.
2 2
↔ 0,7 = 0,3 + 2×10×(hA – 0,38) Makin kasar ban sepeda motor atau jalan,
↔ 0,49 = 0,09 + 20×(hA – 0,38)
makin besar koefisien geseknya, makin besar
↔ 0,49 – 0,09 = 20 hA – 7,6
kecepatannya.
↔ 0,4 + 7,6= 20 hA ↔ 8 = 20 hA
Jadi jalan yang baik adalah kasar. Selain itu
↔ hA = 0,4 m
harus rata.
hA = 2 R ↔ 0,4 = 2 R ↔ R = 0,2 m FS = gaya sentritel, satuannya N atau
dyne
h 0,38
cos α B = B − 1 ↔ cos αB = –1 fk = gaya gesek kinetik, satuannya N
R 0,2 atau dyne
↔ cos αB = 1,9 – 1 ↔ cos αB = 0,9 m = massa sepeda motor dan
v 2 pengedaranya, satuannya kg atau
N B = mg cos α B − m B gram
R
v = kecepatan, satuannya m/det atau
0,7 2
↔ NB = 0,04 × 10 × 0,9 – 0,04 × cm/det
0,2 R = jari-jari tikungan, satuannya m atau
↔ NB = 0,36 – 0,2 × 0,49 cm
↔ NB = 0,36 – 0,098 ↔ NB = 0,262 N
Contoh Soal :
U. Gerak Benda Pada Tikungan Datar
35. Sebuah tikungan datar berjari-jari
m 32 meter. Sebuah sepeda motor dan
pengendaranya
massanya 200 kg m
v
R melewati tikungan
tersebut. Berapa v
kecepatan maksimum R
yang diperbolehkan
Gambar 12 untuk melalui tikungan
Bila kita sedang naik bis atau kendaraan lain tersebut bila gaya gesek antara sepeda
dan sedang membelok, badan kita terasa motor dengan jalan 1600 N ?
terdorong keluar. Penyelesaian :
Gaya dorong ini yang disebut gaya sentrifugal.
92 Gerak Melingkar
2 1600 × 32
fk R Contoh Soal :
v2 = ↔ v =
m 200 36. Sebuah tikungan berjari-jari 30 meter
↔ v2 = 256 ↔ v = 16 m/det
dengan sudut kemiringan jalan 37°. berapa
V. Gerak Benda Pada Tikungan Miring kecepatan maksimum yang diperbolehkan
untuk melalui tikungan tersebut ?
N cos α N Penyelesaian : N cos α N
v = g R tg α
2
FS
FS 2 N sin α
↔ v = 10×30 tg 37 fS sin α
N sin α 2
fS sin α ↔ v = 300×0,75 fS cos α α
fS
2
fS ↔ v = 225
fS cos α α mg
↔ v = 15 m/s
mg ↔ v = 54 km/jam
Gambar 13 37. Sebuah tikungan berjari-jari 10√3 meter
Untuk mengatasi agar tikungan jalan dapat disediakan untuk sepeda motor
dilalui kendaraan dengan kecepatan yang agak berkecepatan 36 km/jam. Berapa derajat
tinggi, dan menghindari kecelakaan karena sudut kemiringan jalan
tergelincir, yaitu dengan cara membuat harus dibuat ? Bila N cos α N
tikungan miring. massa sepeda motor FS
Pada gambar 13, menunjukkan jalan miring dan pengendaranya N sin α
fS sin α
dengan sudut kemiringan α. 240 kg, berapa gaya fS
fS cos α α
Gaya sentripetalnya (FS) merupakan resultan tekannya pada jalan ?
antara gaya berat (mg) dan gaya normal (N). mg
Penyelesaian :
Arah gaya FS horisontal. Jadi tegak lurus v = 36 km/jam = 10 m/det
dengan gaya berat. Sehingga :
v 2 = g R tg α ↔ 102 = 10 × 10√3 tg α
F
tg α = S ↔ FS = m g tg α 1
mg ↔ 1 = √3 tg α ↔ = tg α
2 3
v
↔ m = m g tg α ↔
1 √3 = tg α ↔ α = 30°
R 3
v 2 = g R tg α . mg 240 × 10
↔ . . . . (59) N= ↔ N=
cos α cos 30 °
↔ v = g R tg α . . . . . (60)
2400 2400 × 2 3
v = kecepatan, satuannya m/det atau ↔ N= ↔ N= ×
1
cm/det 32 3 3
R = jari-jari tikungan, satuannya m atau 4800
cm ↔ N= √3 ↔ N = 1600√3 N
3
g = percepatan gravitasi bumi
g = 9,8 m/det2 ≈ 10 m/det2
α = sudut kemiringan tikungan
satuannya derajat (°)
Untuk menghitung gaya tekan benda pada
bidang miring dapat ditempuh dengan cara
menghitung gaya normal (N). Sebab gaya
normal ini merupakan gaya reaksi bidang pada
benda.
Jadi :
mg
cos α =
N
mg
↔ N= . . . . . . (61)
cos α
N = gaya normal, satuannya N
Gerak Melingkar 93
2 menit benda itu melakukan 16 kali
Soal Latihan
putaran, berapa kecepatan linier benda
1. Jika panjang jarum detik, jarum menit dan tersebut?
jarum jam berturut-turut 6 cm, 6 cm dan v = 160π m/s
3 cm, hitung kecepatan linier ujung-
12. Pada gambar di bawah RA = 6 cm,
ujungnya?
RB = 20 cm, RC = 12 cm. Jika roda C
vd = 0,2π cm/s, vm = π/300 cm/s dan
π
vj = /7200 cm/s
diputar dengan frekuensi
B
15/π put/det, berapa A
C
2. Berapa besar sudut yang ditempuh jarum kecepatan linier tepi
detik pada jam dinding selama 20 detik? roda B?
θ = 120° vB = 12 m/det
3. Berapa besar sudut yang ditempuh jarum 13. Pada gambar di bawah B
menit pada jam dinding selama 25 menit? RA = 5 cm, RB = 25 cm,
θ = 150° A C
RC = 10 cm dan
4. Berapa besar sudut yang ditempuh jarum RD = 15 cm. Jika roda C
jam pada jam dinding selama 3 jam? diputar dengan frekuensi
θ = 90° 15 put/det, berapa D
π
5. Dalam waktu 5 detik sebuah benda kecepatan sudut roda D?
melakukan 240 putaran. Hitung periode, ωD = 4 rad/s
frekuensi, dan kecepatan sudutnya!
14. Pada gambar di bawah
T = 1 detik, f = 45 put/detik, B
45 RA = 10 cm,
ω = 96π rad/s RB = 30 cm, C
A
6. Sebuah sepeda, rodanya berjari-jari 40 cm. RC = 15 cm dan
Berapa putaran yang harus dibuat untuk RD = 20 cm. Jika roda C
menempuh jarak 7,2 km? Bila jarak tersebut diputar dengan
D
ditempuh dalam waktu 15 menit, berapa frekuensi 10
π
put/det,
rad/det kecepatan sudut putar rodanya? berapa kecepatan sudut roda D?
n = 9000/π putaran, ω = 20 rad/det
ωD = 2,5 rad/s
7. Sebuah sepeda, rodanya berjari-jari 30 cm
Percepatan Sentripetal
dikayuh dengan kecepatan 75 rpm. Berapa
jarak yang akan ditempuh selama 10 menit? 15. Sebuah benda yang massanya 10 kg
S = 450π meter bergerak melingkar beraturan dengan
8. Dalam waktu 15 menit sebuah sepeda yang kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari lingkarannya
rodanya berjari-jari 30 cm menempuh jarak 0,5 meter, berapa:
6,75 km. Berapa kecepatan sudut putaran a) frekuensinya?
rodanya? b) periodenya?
ω = 25 rad/s c) percepatan sentripetalnya?
a) f = 4 Hz b) T=πs
9. Dalam waktu 20 menit sebuah sepeda yang π 4
rodanya berjari-jari 40 cm menempuh jarak c) a = 32 m/s2
9 km. Berapa kecepatan sudut putaran 16. Dalam waktu 10 menit sebuah sepeda yang
rodanya? rodanya berjari-jari 40 cm menempuh jarak
ω = 12,5 rad/s 8 km.
10. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan a. Berapa kecepatan sudut putaran
dengan jari-jari 60 cm. Jika dalam waktu rodanya?
1 menit benda itu melakukan 30 kali b. Berapa percepatan sentripetalnya?
putaran, berapa kecepatan linier benda a. ω = 25 rad/s, b. aS = 250 rad/s
tersebut? Gerak Melingkar pada Bidang Datar Licin
v = 240π cm/s
17. Sebuah benda massanya 0,6 kg diikat tali
11. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan yang panjangnya 0,5 meter yang
dengan jari-jari 6 meter. Jika dalam waktu mempunyai tegangan putus 24 N.
94 Gerak Melingkar
Kemudian diputar di atas bidang datar yang dan vertikal membentuk sudut α (tg α =
licin. Berapa kecepatan maksimum yang 0,8), berapa:
diperbolehkan? a) kecepatan putarnya?
v = 1,5 m/det b) gaya tegangan tali?
18. Sebuah benda yang massanya 10 kg a) v = 1,6 m/det b) T=5N
bergerak melingkar beraturan dengan 23. Sebuah benda diikat tali yang panjangnya
kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari lingkarannya 9,6 cm. Kemudian diputar horizontal di
0,5 meter, berapa: udara dengan kecepatan 1,2 m/det sehingga
a) frekuensinya? membentuk ayunan konik (gambar 24).
b) periodenya? Berapa sudut antara tali dan vertikal?
a) percepatan sentripetalnya? α = 60°
d) gaya sentripetalnya? 24. Sebuah benda diikat tali yang panjangnya
a) f = 4 Hz b) T=πs 90√2 cm. Kemudian diputar horizontal di
π 4
c) a = 32 m/s2 d) F = 320 N udara dengan kecepatan 3 m/det sehingga
19. Benda yang memiliki massa 2 kg bergerak membentuk ayunan konik (gambar 24).
secara beraturan dalam lintasan melingkar Berapa sudut antara tali dan vertikal?
α = 45°
berjari-jari 0,5 meter dengan kecepatan
4 m/s. Berapa: 25. Sebuah benda diikat tali yang panjangnya
a) periodenya? 45√3 cm. Kemudian diputar horizontal di
b) percepatan sentripetalnya? udara dengan kecepatan 1,5 m/det sehingga
c) gaya sentripetalnya? membentuk ayunan konik (gambar 24).
a) T = 0,25π s b) a = 32 m/s2 Berapa sudut antara tali dan vertikal?
c) F = 64 N α = 30°
Ayunan Konik 26. Sebuah benda massanya 400 gram diikat tali
20. Sebuah benda yang panjangnya 32 cm dan mempunyai
massanya 50√3 gram tegangan putus 5 N. Kemudian diputar
horizontal di udara sehingga membentuk
diikat tali yang α L
ayunan konik (gambar 24). Berapa
panjangnya 5√3 cm. T
kecepatan maksimum yang diperbolehkan?
Kemudian diputar v = 1,2 m/det
horizontal di udara m R
O 27. Sebuah benda massanya 200 gram diikat tali
sehingga membentuk v
ayunan konik (lihat yang panjangnya 15 cm dan mempunyai
gambar 24). Saat tali Gambar 24 tegangan putus 4 N. Kemudian diputar
dan vertikal membentuk sudut 30°: horizontal di udara sehingga membentuk
a) berapa kecepatan putarnya? ayunan konik (gambar 24). Berapa
b) berapa gaya tegangan tali? kecepatan maksimum yang diperbolehkan?
a) v = 0,5 m/det b) T=1N v = 1,5 m/det
21. Sebuah benda massanya 100√2 gram diikat 28. Sebuah benda massanya 150 gr diikat tali
tali yang panjangnya 20√2 cm. Kemudian yang panjangnya 20√3 cm dan mempunyai
diputar horizontal di udara sehingga tegangan putus √3 N. Kemudian diputar
membentuk ayunan konik (gambar 24). horizontal di udara sehingga membentuk
Pada saat tali dan vertikal membentuk sudut ayunan konik (gambar 24). Berapa
45°, berapa: kecepatan maksimum yang diperbolehkan?
v = 1 m/det
a) kecepatan putarnya?
b) gaya tegangan tali? 29. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar
a) v = 1 m/det b) T=2N horizontal di udara sehingga membentuk
22. Sebuah benda massanya 300 gram diikat tali ayunan konik. Pada saat kecepatannya
yang panjangnya 24 cm. Kemudian diputar 0,5 m/det, antara tali dan vertikal
horizontal di udara sehingga membentuk membentuk sudut 30°. Berapa kecepatan
ayunan konik (gambar 24). Pada saat tali yang harus diberikan agar sudut antara tali
Gerak Melingkar 95
dan vertikal bertambah menjadi 45° 2,8 m/det. Berapa kecepatan dan gaya
(gambar 24)? tegangan tali saat simpangannya α
v' = 0,75 m/det (cos α = 0,8)?
30. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar v2 = 1,2 m/det, T2 = 2,67 N
horizontal di udara sehingga membentuk 36. Sebuah benda massanya 1,2 kg diikat pada
ayunan konik. Pada saat kecepatannya seutas tali yang panjangnya 1,3 m,
0,75 m/det, antara tali dan vertikal kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
membentuk sudut 45°. Berapa kecepatan terendahnya benda diberi kecepatan
yang harus diberikan agar sudut antara tali 4 m/det.
dan vertikal bertambah menjadi 60° a) Berapa tinggi maksimum yang dicapai
(gambar 24)? benda (v2 = 0)?
v' = 1,1 m/det b) Berapa besar gaya tegangan tali pada
31. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar titik terjauhnya?
h2 = 0,8 m, T2 = 5 N
horizontal di udara sehingga membentuk
ayunan konik. Pada saat kecepatannya 37. Sebuah benda diikat pada seutas tali yang
1 m/det, antara tali dan vertikal membentuk panjangnya 65 cm, kemudian diputar
sudut 30°. Bila kecepatannya diperbesar vertikal di udara. Pada ketinggian 5 cm,
menjadi 1,25 m/det, sudut antara tali dan benda berhenti (v2 = 0) dan berbalik arah.
vertikal sekarang (gambar 24)? Berapa kecepatan awal yang diberikan di
α = 40° titik terendahnya?
v1 = 1 m/det
32. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar
horizontal di udara sehingga membentuk 38. Sebuah benda diikat pada seutas tali,
ayunan konik. Pada saat kecepatannya kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
1,25 m/det, antara tali dan vertikal terendahnya benda diberi kecepatan
membentuk sudut 30°. Bila kecepatannya 4,4 m/det. Pada ketinggian 79,2 cm tali
diperbesar menjadi 1,5 m/det, sudut antara mulai kendor (T = 0). Berapa panjang
tali dan vertikal sekarang (gambar 24)? talinya? Berapa pula kecepatannya saat itu?
α = 37° R = 44 cm, v2 = 0,4 22 m/det
Gerak pada Lingkaran Vertikal 39. Sebuah benda diikat seutas tali yang
33. Sebuah benda massanya panjangnya 2,75 m, kemudian diputar
350 gram digantung pada vertikal di udara. Di titik terendahnya benda
O diberi kecepatan 11 m/det.
seutas tali yang
α T a) Pada ketinggian berapa meter tali mulai
panjangnya 72 cm, R=L
kemudian diputar vertikal kendor?
di udara. Di titik terendah m v1 b) Berapa kecepatannya saat itu?
benda diberi kecepatan a) h2 = 4,95 m, b) v2 = 22 N
3,6 m/det. Berapa kecepatan dan gaya 40. Sebuah benda massanya 400 gram diikat
tegangan tali saat simpangannya 60°? pada seutas tali yang panjangnya 3,2 m,
v2 = 2,4 m/det, T2 = 4,55 N kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
34. Sebuah benda massanya 350 gram terendahnya benda diberi kecepatan
digantung pada seutas tali yang panjangnya 6 m/det. Berapa kecepatan dan gaya
50 cm, kemudian diputar vertikal di udara. tegangan tali saat benda berada pada
Di titik terendahnya benda diberi kecepatan ketinggian 1,6 m?
5,2 m/det. Berapa kecepatan dan gaya v2 = 2 m/det, T2 = 2,5 N
tegangan tali saat simpangannya α 41. Sebuah benda massanya 500 gram diikat
(cos α = 0,6)? pada seutas tali yang panjangnya 90 cm,
v2 = 4,8 m/det, T2 = 18,2 N kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
35. Sebuah benda massanya 300 gram terendahnya benda diberi kecepatan
digantung pada seutas tali yang panjangnya 2,7 m/det. Berapa kecepatan dan gaya
160 cm, kemudian diputar vertikal di udara. tegangan tali saat benda berada pada
Di titik terendahnya benda diberi kecepatan ketinggian 36 cm?
96 Gerak Melingkar
v2 = 0,3 m/det, T2 = 3,05 N 48. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
42. Sebuah benda massanya 0,8 kg diikat pada benda yang massanya 300 gram yang diikat
seutas tali yang panjangnya 1,6 m, pada sebuah tali yang panjangnya 1,5 m.
kemudian diputar vertikal di udara. Di titik Pertama kali diberi simpangan setinggi
terendahnya benda diberi kecepatan 0,75 m. Berapa kecepatan dan gaya
10 m/det. Berapa kecepatan dan gaya tegangan tali saat berada pada ketinggian
tegangan tali saat benda berada pada puncak 30 cm dari titik terendahnya?
lingkaran? v2 = 3 m/det, T2 = 4,2 N
v2 = 6 m/det, T2 = 10 N 49. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
43. Sebuah benda massanya 400 gram diikat benda yang massanya 350 gram yang diikat
pada seutas tali yang panjangnya 50 cm, pada sebuah tali yang panjangnya 100 cm.
kemudian diputar vertikal di udara. Di titik Pertama kali diberi simpangan setinggi
terendahnya benda diberi kecepatan 95 cm. Berapa kecepatan dan gaya tegangan
3 m/det. Pada saat kecepatannya = √7 m/s, tali saat tali membentuk sudut 60° terhadap
berapa besar gaya tegangan talinya? garis vertikal?
T2 = 8,8 N v2 = 3 m/det, T2 = 4,9 N
44. Sebuah benda massanya 500 gram diikat 50. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
pada seutas tali yang panjangnya 1 m, benda yang massanya 200 gram yang diikat
kemudian diputar vertikal di udara. Di titik pada sebuah tali yang panjangnya 72 cm.
terendahnya benda diberi kecepatan Pertama kali diberi simpangan sebesar 60°.
4 m/det. Pada saat kecepatannya = 2√2 m/s, Berapa kecepatan dan gaya tegangan tali
berapa besar gaya tegangan talinya? saat tali membentuk sudut α (cos α = 0,6)
T2 = 7 N terhadap garis vertikal?
v2 = 1,2 m/det, T2 = 1,6 N
Ayunan Sederhana
51. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
45. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah benda yang massanya 250 gram yang diikat
benda yang massanya 300 gram yang diikat pada sebuah tali yang panjangnya 2 m.
pada sebuah tali yang
O Pertama kali diberi simpangan sebesar 60°.
panjangnya 20 cm.
α L-R Berapa kecepatan dan gaya tegangan tali
Pertama kali diberi
T saat benda berada pada ketinggian 0,8 meter
simpangan sebesar 90°. dari titik terendahnya?
Berapa kecepatan dan v2 = 2 m/det, T2 = 2 N
gaya tegangan tali saat m
berada di titik v Gerak pada Lingkaran Dalam
terendahnya? 52. Sebuah bola massanya 400 gr dilepaskan
v2 = 2 m/det, T2 = 9 N tanpa kecepatan awal m
A
46. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah dari titik A pada bidang
benda yang massanya 500 gram yang diikat lingkaran dalam berjari-
R
pada sebuah tali yang panjangnya 25 cm. jari 12 cm (Gambar NB O
Pertama kali diberi simpangan sebesar α 27 di samping). Berapa α
(cos α = 0,8). Berapa kecepatan dan gaya kecepatan dan gaya B
tegangan tali saat berada di titik tekan bola pada bidang
saat berada pada titik B Gambar 27
terendahnya?
v2 = √2 m/det, T2 = 9 N (cos αB = 0,6)?
vB = 1,2 m/det, NB = 7,2 N
47. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
benda yang massanya 1 kg yang diikat pada 53. Dari titik A setinggi 50 cm pada sebuah
sebuah tali yang panjangnya 50 cm. talang dilepaskan sebuah bola bermassa
Pertama kali diberi simpangan setinggi 150 gr tanpa kecepatan awal (gambar 27).
25 cm. Berapa kecepatan dan gaya tegangan Bila jari-jari talang 25 cm, berapa kecepatan
tali saat berada di titik terendahnya? dan gaya tekan bola pada saat berada pada
v2 = √5 m/det, T2 = 20 N titik B (cos αB = 0,8)?
vB = 3 m/det, NB = 2,2 N
Gerak Melingkar 97
54. Pada sebuah talang berjari-jari 20 cm 59. Sebuah bola dilepaskan tanpa kecepatan
dilepaskan sebuah bola bermassa 150 gram awal dari titik A pada suatu lingkaran dalam
tanpa kecepatan awal dari titik A setinggi berjari-jari 18 cm (gambar 30). Pada
20 cm terhadap titik terendahnya (gambar ketinggian 28 cm (titik B) bola
27). Berapa kecepatan dan gaya tekan bola meninggalkan lingkaran. Berapa kecepatan
pada bidang saat berada pada titik B bola saat berada di titik B? Berapa tinggi
setinggi 4 cm dari titik terendahnya? titik A?
vB = 2 m/det, NB = 4,5 N vB = 1 m/det, hA = 33 cm
55. Sebuah bola massanya 400 gr dilepaskan 60. Pada suatu bidang lingkaran dalam
tanpa kecepatan awal dilepaskan sebuah bola yang massanya
dari titik A setinggi 0,3 kg tanpa kecepatan awal dari titik A
20 cm pada sebuah m O R yang tingginya 3 kali jari-jari lingkaran
A
talang berjari-jari 10 cm α (gambar 30). Ketika meninggalkan
(lihat gambar di NB lingkaran, kecepatan bola 2 m/det. Berapa
samping). Berapa B gaya tekan bola pada bidang saat berada di
kecepatan dan gaya puncak lingkaran itu?
tekan bola pada bidang NB = 1,8 N
saat berada pada titik B setinggi 2 cm dari 61. Pada suatu bidang lingkaran dalam berjari-
titik terendahnya? jari 20 cm dilepaskan
vB = 0,6√10 m/det, NB = 6,6 N m
sebuah bola yang A
56. Sebuah bola massanya 400 gr dilepaskan massanya 0,25 kg tanpa B
tanpa kecepatan awal m kecepatan awal dari
dari titik A pada bidang A titik A setinggi 60 cm
O R
lingkaran dalam berjari- (lihat gambar 31 di
jari 12 cm (lihat gambar O R samping). Berapa
29 di samping). Berapa α kecepatan dan gaya
kecepatan dan gaya NC tekan bola pada bidang
tekan bola pada bidang vC saat berada di puncak Gambar 31
C
saat berada di titik lingkaran?
terendahnya (C)? Gambar 29 vB = 2 m/det, NB = 2,5 N
vC = 2, 4 m/det, NC = 12 N 62. Pada suatu bidang lingkaran dalam
dilepaskan sebuah bola yang massanya
57. Pada sebuah talang berjari-jari 20 cm
0,4 kg tanpa kecepatan awal dari titik A
dilepaskan sebuah bola bermassa 150 gram
setinggi 21 cm (gambar 31). Ketika
tanpa kecepatan awal dari titik A setinggi
meninggalkan lingkaran, kecepatan bola
20 cm terhadap titik terendahnya (gambar
1 m/det. Berapa gaya tekan bola pada
29). Berapa kecepatan dan gaya tekan bola
bidang saat berada di puncak lingkaran itu?
pada saat berada pada titik terendahnya NB = 1 N
(titik C)?
63. Dari titik A setinggi 35 cm pada sebuah
vC = 3, 2 m/det, NC = 3,6 N
lingkaran dalam berjarti-jari 20 cm
58. Sebuah bola dilepaskan tanpa kecepatan dilepaskan sebuah bola tanpa tanpa
awal dari titik A setinggi kecepatan awal (gambar 31). Sampai di
31 cm pada suatu bidang m B titik B bola meninggalkan lingkaran. Berapa
A R
lingkaran dalam (lihat α tinggi titik B? Berapa pula kecepatan bola
gambar 30 di samping). NB pada saat berada pada titik itu?
O
Pada ketinggian 26 cm hB = 30 cm, vB = 1 m/det
bola meninggalkan
lingkaran (NB = 0).
Berapa kecepatan bola Gambar 30
saat itu? Berapa pula jari-jari bidang
lingkaran?
vB = 1 m/det, R = 16 cm
98 Gerak Melingkar
64. Sebuah bola massanya 100 gram dilepaskan a) Berapa kecepatan dan gaya tekan
tanpa kecepatan m kelereng pada bola pada saat berada
awal dari titik A A pada ketinggian 41 cm (titik B)?
setinggi 36 cm b) Berapa kecepatan dan tinggi kelereng
pada bidang dari lantai saat meninggalkan bola
lingkaran dalam (titik C)?
berjari-jari 12 cm. a) vB = 1 m/det, NB = 0,1125 N,
O R
Pada titik B b) vC = √1,6 m/det, hC = 40 cm
αB
(cos αB = 0,6), 69. Sebuah kelereng massanya 25 gram
B
berapa gaya tekan dilepaskan dengan kecepatan awal 1 m/det
bola pada bidang? dari puncak (titik A) sebuah bola yang
N2 = 5,8 N berjari-jari 25 cm yang diletakkan di lantai
65. Sebuah bola (gambar 34)
m a) Berapa kecepatan dan gaya tekan
massanya 100 gram
A kelereng pada bola pada saat berada
dilepaskan tanpa
kecepatan awal dari pada ketinggian 46 cm (titik B)?
titik A setinggi 60 cm b) Berapa kecepatan dan tinggi kelereng
pada bidang lingkaran O R dari lantai saat meninggalkan bola
dalam berjari-jari αB (titik C)?
20 cm. Pada titik B B a) vB = √1,8 m/det, NB = 0,03 N
b) vC = √2 m/det, hC = 45 cm
(cos αB = 0,8), berapa
gaya tekan bola pada bidang? 70. Sebuah kelereng NA
N2 = 6,4 N dilepaskan dari vmin
NB
Gerak pada Lingkaran Luar puncak (titik A) mg
sebuah bola dengan v
R
66. Sebuah sepeda motor bergerak melewati kecepatan 1,2 m/det mg
suatu jalan yang menonjol berjari-jari (lihat gambar 35 di
20 meter dengan kecepatan 8 m/det. Bila samping). Kelereng
massa sepeda motor dan pengendaranya meninggalkan bola
350 kg, berapa gaya tekannya pada puncak di titik C pada
tonjolan? Berapa pula kecepatan maksimum ketinggian 29,8 cm.
yang diperbolehkan agar tidak sampai Berapa Gambar 35
meloncat? kecepatannya saat
Jwb: N = 2380 N, vmaks = 10√2 m/det itu?
67. Sebuah sepeda motor bergerak melewati vC = √1,48 m/det
suatu jalan yang menonjol berjari-jari 71. Sebuah kelereng dilepaskan dari puncak
10 meter dengan kecepatan 7 m/det. Bila (titik A) sebuah bola dengan kecepatan
massa sepeda motor dan pengendaranya 0,7 m/det (gambar 35). Kelereng
300 kg, berapa gaya tekannya pada puncak meninggalkan bola di titik C pada
tonjolan? Berapa pula kecepatan maksimum ketinggian 13,3 cm. Berapa kecepatannya
yang diperbolehkan agar tidak sampai saat itu?
meloncat? vC = 0,3√7 m/det
N = 1530 N, vmaks = 10 m/det
72. Sebuah kelereng massanya 10 gram
68. Sebuah kelereng NA dilepaskan dengan kecepatan awal 0,3 m/det
massanya 30 gram vmin
NB dari puncak (titik A) sebuah bola yang
dilepaskan tanpa mg diletakkan di lantai (gambar 35). Pada saat
kecepatan awal dari R
v
berada pada ketinggian 49 cm (titik B) dari
mg
puncak (titik A) lantai, kecepatannya berubah menjadi
sebuah bola yang 0,6 m/det. Berapa gaya tekan kelereng pada
berjari-jari 24 cm titik B itu?
yang diletakkan di NB = 0,0816 N
lantai (lihat gambar
34 di samping)
Gambar 34
Gerak Melingkar 99
73. Sebuah kelereng massanya 25 gram
dilepaskan dengan kecepatan awal 0,6 m/det
dari puncak (titik A) sebuah bola yang
diletakkan di lantai (gambar 35). Pada saat
berada pada ketinggian 52 cm (titik B) dari
lantai, kecepatannya berubah menjadi
1,4 m/det. Berapa gaya tekan kelereng pada
titik B itu?
NB = 0,02 N
74. Sebuah kelereng massanya 20 gram
dilepaskan dengan kecepatan awal 0,1 m/det
dari puncak (titik A) sebuah bola yang
diletakkan di lantai (gambar 35). Pada saat
berada pada ketinggian 40 cm (titik B) dari
lantai, gaya tekan kelereng pada lantai
0,09 N. Berapa kecepatannya saat berada di
titik B itu?
vB = 0,9 m/det
Gerak pada Tikungan Datar
75. Sebuah sepeda motor dan pengendaranya
massanya 300 kg melewati sebuah tikungan
datar berjari-jari 28 meter. Berapa
kecepatan maksimum yang diperbolehkan
untuk melewati tikungan itu jika gaya gesek
yang bekerja = 2100 N?
v = 14 m/det
76. Sebuah tikungan datar berjari-jari 30 meter
disediakan untuk sepeda motor
berkecepatan 54 km/jam. Berapa
perbandingan antara gaya gesek dengan
gaya berat sepeda motor dan
pengendaranya?
f: W = 0,75
Gerak pada Tikungan Miring
77. Sebuah tikungan miring berjari-jari
22,5 meter disediakan untuk sepeda motor
berkecepatan 54 km/jam. Berapa derajat
kemiringan jalan harus dibuat?
Bila massa sepeda motor dan pengendaranya
240 kg, berapa gaya tekannya pada jalan?
α = 45°, N = 2400√2 N
78. Sebuah sepeda bergerak melingkar pada
lintasan yang berjari-jari 80 meter dalam
sebuah Velodrome (Arena Balap Sepeda).
Sudut kemiringan Velodrome α (tg α = 2).
Berapa kecepatan minimum yang harus
dibuat agar tidak sampai terguling?
v = 40 m/det
↔ NB = 2 × 10 + 5 × 10 ↔ NB = 20 + 50 ↔ 30 = 3a + 2a ↔ 30 = 5a
2
↔ NB = 70 N ↔ a = 6 m/s
↔ 24 – fA = 5 × 2 ↔ –fA = 10 – 24
f B = µ B N B ↔ fB = 0,2 × 30 ↔ fB = 6 N
↔ –fA = –14 ↔ fA= 14 N ΣF = m a
fA = µA NA ↔ 14 = µA × 50 Pada benda A:
↔ µ A = 0,28 T − f A = m A a ↔ T – 28 = 7 a
19. Pada sistem gambar di bawah, T = 7 a + 28 . . . . . . (i)
T T Pada benda B:
mA T
T WB sin β − T − f B = m B a
↔ 50 × 0,8 – T – 6 = 5 a
mB
β WB sin β ↔ 40 – T – 6 = 5 a
↔ 34 – (7 a + 28) = 5 a
↔ 34 – 7 a – 28 = 5 a
mA = 6 kg, mB = 4 kg, sin β = 0,8 dan ↔ 6=5a+7a ↔ 6 = 12 a
2
↔ a = 0,5 m/det
dan y 4
sin α = α ↔ sin α = ↔ sin α = 0,8
x 3 rα 5
cos α = α ↔ cos α = ↔ cos α = 0,6
rα 5 x 3
cos α = α ↔ cos α = ↔ cos α = 0,6
WA = m A g ↔ WA = 5 × 10 rα 5
↔ WA = 50 N WA = m A g ↔ WA = 4 × 10
N A = WA cos α ↔ NA = 50 × 0,6 ↔ WA = 40 N
↔ NA = 30 N FA = WA sin α ↔ FA = 40 × 0,8
fA = µA NA ↔ fA = 0,3 × 30 ↔ FA = 32 N
↔ fA = 9 N N A = WA cos α ↔ NA = 40 × 0,6
WB = m B g ↔ WB = mB × 10 ↔ NA = 24 N
↔ WB = 10 mB . . . . . (i) fA = µA NA ↔ fA = µ × 24
Pada benda A: ↔ fA = 24 µ . . . . . . (i)
Karena WA sin α < T, maka benda A bergerak Pada B:
ke kanan. x
ΣFA = m A a ↔ T − WA sin α − f A = m A a Jika tg β = β , jadi xβ = 4, yβ = 3
rβ
↔ 49,5 – 50 × 0,8 – 9 = 5 a
↔ 40,5 – 40 = 5 a ↔ 0,5 = 5 a rβ = x β2 + yβ2 ↔ rβ = 4 2 + 3 2
2
↔ a = 0,1 m/det
↔ rβ = 16 + 9 ↔ rβ = 25
Pada benda B
↔ rβ = 5
ΣFB = m B a ↔ WB − T = m B a
y 3
↔ 10 mB – 49,5 = mB × 0,1 sin β = β ↔ sin β = ↔ sin β = 0,6
↔ 10 mB – 49,5 = 0,1 mB
rβ 5
↔ 10 mB – 0,1 mB = 49,5 ↔ 9,9 mB = 49,5 y 4
cos β = β ↔ cos β = ↔ cos β = 0,8
↔ mB = 5 kg rβ 5
↔ T – 6 – 8 µ = 3,92 tg β = 34 ↔ β = 37°
↔ T = 6 + 8 µ + 3,92
WA = mA g = 4 × 10 = 40 N
↔ T = 9,92 + 8 µ . . . . . (iv) WA sin α = 40 × 0,8 = 32 N
Persamaan (ii) = Persamaan (iv)
WB = mB g = mB × 10
16,32 – 24 µ = 9,92 + 8 µ WB = 10 mB . . . . . . (i)
↔ 16,32 – 9,92 = 8 µ + 24 µ
v = v0 + a t ↔ 10,4 = 0 + a × 2
↔ 6,4 = 32 µ ↔ µ = 0,2
2
↔ 10,4 = 2 a ↔ a = 5,2 m/det
27. Pada sistem gambar di samping, mA = 3 kg ΣF = m a
dan mB = 2 kg diikat tali.
T
Pada benda A:
T
T T WA sin α – T = mA a ↔ 32 – T = 4 × 5,2
↔ 32 – T = 20,8 ↔ T = 32 – 20,8
WA sin α mA mB
↔ T = 11,2 N
↔ TA = mA aA ↔ TA = 9 × 2 = 18 N fA = µA NA ↔ 0,8 = µA WA
Karena benda A dihubungkan pada tali yang ↔ 0,8 = µA × 4 ↔ µA = 0,2
atas, sedangkan talinya dililitkan pada katrol
B, maka: 34. Pada sistem gambar di bawah mA = 3 kg,
aA = 2 aB ↔ 2 = 2 aB ↔ aB = 1 m/det
2 mB = 7 kg, mC = 5 kg, dan F = 30 N,
Pada katrol: berapa:
TAB TAB TBC TBC
ΣFk = m k a k ↔ TB – TA – TA = mk ak
mA mB mC
F
↔ TB – 2 TA = 0 × ak ↔ TB = 0 + 2 TA a) percepatan yang dialami ketiga benda?
↔ TB = 2 × 18 ↔ TB = 36 N b) besar gaya tegangan tali penghubung?
Pada benda B: Penyelesaian:
WB = mB g = mB × 10 = 10 mB ΣF = m a
ΣFB = m B a B ↔ WB – TB = mB aB Pada benda A:
↔ 10 mB – 36 = mB × 1 TAB = m A a ↔ TAB = 3 a . . (i)
↔ 10 mB = mB + 36 ↔ 10 mB – mB = 36
Pada benda B:
↔ 9 mB = 36 ↔ mB = 4 kg
TBC − TAB = m B a ↔ TBC – 3 a = 7 a
33. Pada gambar di samping, mA = 0,4 kg, mB ↔ TBC = 7 a + 3 a ↔ TBC = 10 a . (ii)
= 0,5 kg. Massa katrol dan gesekan antara Pada benda C:
tali dengan katrol diabaikan. Setelah F − TBC = m C a ↔ 30 – 10 a = 5 a
dilepaskan,
TA ↔ 30 = 5 a + 10 a ↔ 30 = 15 a
percepatan yang mA 2
↔ a = 2 m/det
dialami benda A =
0,8 m/det2. Berapa Dari persamaan (i):
koefisien gesek TAB = 3 × 2 ↔ TAB = 6 N
TB
antara benda A Dari persamaan (iii):
mB TBC = 10 × 2 ↔ TBC = 20 N
dengan bidang
datar? 35. Pada sistem gambar di bawah, koefisien
Penyelesaian: gesek antara benda A, B, dan C dengan
WA = m A g ↔ WA = 0,4 × 10 lantai berturut-turut 12 , 13 , dan 14 .
↔ WA = 4 N TAB TBC
mA mB mC F
WB = m B g ↔ WB = 0,5 × 10
↔ WB = 5 N Berapa:
Karena benda A dihubungkan pada tali yang a) percepatan yang dialami ketiga benda?
atas, sedangkan talinya dililitkan pada b) besar gaya tegangan tali penghubung?
katrol B, maka: Penyelesaian:
aA = 2 aB ↔ 0.8 = 2 aB Pada benda A:
2
↔ aB = 0,4 m/det WA = m A g ↔ WA = 4 × 10
Pada benda B: ↔ WA = 40 N
Hukum Newton & Gesekan 115
N A = WA ↔ NA = 40 N N B = WB ↔ NB = 40 N
fA = µA NA ↔ fA = 12 × 40 ↔ fA = 20 N S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 1=0×2+ 1
a 22
2
WB = m B g ↔ WB = 9 × 10 ↔ 1 = 0 + 2 a ↔ 1 = 2 a ↔ a = 0,5 m/det
↔ WB = 90 N Karena WA < WC, maka benda B bergeser ke
N B = WB ↔ NB = 90 N kanan.
f B = µ B N B ↔ fB = 13 × 90 ↔ fB = 30 N ΣF = m a
Pada benda A:
WC = m C g ↔ WC = 2 × 10
TAB − WA = m A a ↔ TAB – 30 = 3 × 0,5
↔ WC = 20 N
↔ TAB = 1,5 + 30 ↔ TAB = 31,5 N
N C = WC ↔ NC = 20 N Pada benda C:
fC = µC NC ↔ fC = 14 × 20 ↔ fC = 5 N WC − TBC = m C a ↔ 50 – TBC = 5 × 0,5
ΣF = m a ↔ –TBC = 2,5 – 50 ↔ –TBC = –47,5
Pada benda A: ↔ TBC = 47,5 N
a) x = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 1=0×2+1a2
2 y1 = v 0 t 1 + 12 a 1 t 12 ↔ y1 = 0 × 2 + 12 × 5 × 22
2
↔ 1 = 0 + 2 a ↔ 1 = 2 a ↔ a = 0,5 m/det
2
↔ y1 = = 0 + 2,5 × 4 ↔ y1 = 10 m
Karena WA < WC, maka benda B bergeser ke Setelah gayanya dihilangkan, geraknya
kanan. merupakan gerak vertikal ke atas.
ΣF = m a v 2 = v1 + g t 2 ↔ 0 = 10 – 10 t2
Pada benda A: ↔ 10 t2 = 10 ↔ t2 = 1 detik
TAB – WA = mA a ↔ TAB – 30 = 3 × 0,5 y 2 = v1 t 2 − 12 g t 22
↔ TAB – 30 = 1,5 ↔ TAB = 1.5 + 30
↔ TAB = 31,5 N ↔ y2 = 10 × 1 – 12 ×10× 12
Pada benda C: ↔ y2 = 10 – 5 × 1 ↔ y2 = 10 – 5
WC – TBC = mC a ↔ 50 – TBC = 5 × 0,5 ↔ y2 = 5 m
↔ 50 – TBC = 2,5 ↔ TBC = 50 – 2.5 y maks = y1 + y 2 ↔ ymaks = 10 + 5
↔ TBC = 47,5 N
↔ ymaks = 15 cm
Pada benda B:
TBC – TAB = mB a
↔ 47,5 – 31,5 = mB × 0,5
↔ 16 = 0,5 mB ↔ mB = 32 kg
T1
T2 T2 T3
T4 T5
mA mB
4 kg
a) Berapa besar gaya tegangan masing-
masing tali?
b) Berapa besar mB?
Penyelesaian:
Masing-masing gaya di uraikan ke arah sumbu
x dan sumbu y.
α β
T1 Ty Ty3
1
T2 T2 T3
Tx1 Tx 3
T4 T5
mA mB
4 kg
Pada benda A:
T4 = m A g ↔ T4 = 5 × 10 ↔ T4 = 50 N
Ty1 = T4 ↔ T1 sin α = 40
↔ T1 × 0,8 = 40 ↔ T1 = 50 N
Tx1 = T2 ↔ T1 cos α = T2
↔ 50 × 0,6 = T2 ↔ T2 = 30 N
Pada benda B:
T2 = Tx 3 ↔ T2 = T3 cos β
↔ 30 = T3 × 0,8 ↔ T3 = 37,5 N
Ty3 = T5 ↔ T3 sin β = T5
18. Sebuah benda massanya 0,5 kg mula-mula 25. Dua buah benda massanya mA = 2 kg dan
diam di tanah, kemudian ditarik oleh gaya F mB = 3 kg dihubungkan dengan tali mula-
vertikal ke atas (Gambar 16). Setelah mula diam, kemudian ditarik oleh gaya F =
1 detik, gaya penariknya dihilangkan. Bila 60 N vertikal ke atas (Gambar 18). Berapa
tinggi maksimum yang dicapai benda = besar gaya tegangan tali penghubung?
T = 36 N
10 meter, berapa besar F?
F=6N 26. Dua buah benda massanya mA = 0,4 kg dan
19. Sebuah benda mula-mula diam ditanah, mB = 0,6 kg dihubungkan dengan tali yang
kemudian ditarik oleh gaya 4 N vertikal ke mempunyai tegangan putus 9 N mula-mula
atas (Gambar 16). Setelah 4 detik, gaya diam, kemudian ditarik oleh gaya F vertikal
penariknya dihilangkan. Bila tinggi ke atas (Gambar 18). Berapa F terbesar agar
maksimum yang dicapai benda = 25 meter, tali penghubung tidak sampai putus?
berapa massa benda?
m = 0,4 kg
29. Pada sistem (Gambar 19) di atas, dua benda 34. Pada sistem gambar di samping, dua benda
massanya mA = 0,7 kg diikat tali diletakkan massanya mA = 8 kg dan mB diikat tali. Tali
di atas bidang datar yang licin mula-mula dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan
diam. Kemudian pada benda B ditarik gaya gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A
mendatar 0,4 N. Bila besar gaya tegangan diletakkan di atas meja yang licin,
tali penghubung 0,14 N, berapa besar massa sedangkan benda B digantungkan, mula-
benda B? mula kedua benda diam.
mB = 2 kg Setelah kedua benda di mA T
lepaskan, besar gaya
30. Pada sistem gambar di bawah:
tegangan tali
mA T mB F mB
penghubung T = 40 N.
Gambar 20 Berapa besar massa mB? Gambar 22
mB = 8 kg
Dua benda massanya mA dan mB = 4 kg
diikat tali diletakkan di atas bidang datar 35. Pada sistem di samping, dua benda
yang licin mula-mula diam. Kemudian pada massanya mA = 6 kg dan mB = 3 kg diikat
benda B ditarik gaya mendatar F = 18 N. tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa
Jika besar gaya tegangan tali penghubung T tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
= 6 N, berapa besar mA? Benda A diletakkan di atas bidang datar,
sedangkan benda B
mA = 2 kg mA T
diletakkan di atas
31. Pada sistem di samping, mB
mA T
bidang miring
dua benda massanya mA β
dengan sudut
= 3 kg dan mB = 2 kg Gambar 23
diikat tali. Tali kemiringan β (sin β
mB = 0,6), kedua bidang licin, mula-mula kedua
dilewatkan sebuah
katrol. Massa tali dan Gambar 21 benda diam. Jika kedua benda dilepaskan,
gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A berapa besar gaya tegangan tali
penghubung?
diletakkan di atas meja yang licin, T = 12 N
sedangkan benda B digantungkan, mula-
mula kedua benda diam. Jika kedua benda 36. Pada sistem (Gambar 23) di atas, dua benda
di lepaskan, berapa besar gaya tegangan tali massanya mA = 5 kg dan mB diikat tali. Tali
penghubung? dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan
T = 12 N gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A
Gambar 32
dua benda A dan B diletakkan di atas
bidang datar yang licin. Benda A massanya
mA = 3 kg diikat tali dan dililitkan lewat
9 × 0,15
↔ EB =
2,5 ×10 −5 × 6 ×10 −7
↔ L2 = 28 cm FB = k B x B ↔ FB = 200 × 0,03 ↔ FB = 6 N
13. Gambar di samping 15. Gambar di samping menunjukkan grafik
menunjukkan grafik F (N) hubungan antara F (N)
hubungan antara 6 gaya dengan
gaya dengan B simpangan pada FB
B
simpangan pada 3 A sebuah pegas. Jika A
usaha yang 2
sebuah pegas.
Berapa besar usaha x(cm) dibutuhkan untuk x(cm)
yang dibutuhkan 2 xB mengubah dari xA 4
untuk mengubah posisi A ke
posisi dari titik A ke titik B? posisi B = 0,06 Joule, berapa besar FB dan
Penyelesaian: xA?
FA = 3 N, FB = 6 N, xA = 2 cm = 0,02 m Penyelesaian:
F 3 FA = 2 N, xB = 4 cm = 0,04 m
k= A ↔ k= ↔ k = 150 N/m
xA 0,02
150 Elastisitas & Pegas
FA2 22 a. Susunan Seri/Sambung/Deret
E PA = 12 ↔ E PA = 12
k k
2
↔ E PA = . . . . . . (i)
k k1 kS
k1
E PB = 12 k x 2B ↔ E P B = k × 0,04
1
2
2
↔ E P B = 12 k × 16×10–4
k2
E P B = 8×10–4 k . . . . . (ii) FS
k2
2
W = E PB − E PA –4
↔ 0,06 = 8×10 k –
k
–4 2
↔ 0,06 k = 8×10 k – 2
–4 2 FS
↔ 8×10 k – 0,06 k – 2 = 0
2
k – 75 k – 2500 = 0 ↔ (k – 100)(k + 25) = 0 (a) (b) (c)
Untuk: k – 100 = 0 ↔ k = 100 N/m Gambar 6
Untuk: Misal ada dua pegas konstantanya masing-
k + 25 = 0 ↔ k = – 25 N/m (tidak masing k1 dan k2 disusun seri (lihat Gambar
memenuhi, karena negatif) 15a).
F 2 Susunan kedua pegas ini identik dengan
x A = A ↔ xA =
k 100 sebuah pegas yang konstantanya kS (k seri).
↔ xA = 0,02 m = 2 cm Jadi k1 dan k2 dapat diganti dengan kS.
FB = k x B ↔ FB = 100 × 0,04 = 4 N Besarnya kS dapat ditentukan sebagai berikut:
Misal pada kedua pegas ditarik gaya FS (F
16. Gambar di seri).
EP (Joule)
samping Gaya ini dialami kedua pegas. Jadi:
menunjukkan E PB B F1 = F2 = FS . . . . . . (21)
grafik hubungan Akibatnya masing-masing pegas mengalami
antara energi simpangan x1 dan x2, yang mana:
potensial dengan A
0,9 x F F
simpangan pada x1 = 1 dan x 2 = 2
sebuah pegas. 3 5 cm k1 k2
a). Berapa konstanta pegasnya? Jumlah simpangan ini dinyatakan dengan:
b). Berapa besar E P B ? xS (x seri):
F
Penyelesaian: xS = S
kS
a). E PA = 12 kx 2A ↔ 0,9 = 12 k×(3×10–2)2
Yang mana:
↔ 0,9×2 = k×9×10–4 ↔ 0,2×104 = k x S = x1 + x 2 . . . . . . (22)
↔ k = 2×103 N/m
FS F1 F2 FS FS FS
E PB = 12 kx 2B ↔ = + ↔ = +
k S k1 k 2 k S k1 k 2
↔ E P B = 12 ×2×103 × (5×10–2)2 1 1 1
↔ = + . . . . . (23)
↔ E P B = 103 × 25×10–4 k S k1 k 2
↔ E P B = 2,5 Joule
b. Susunan Paralel (Jajar)
G. Susunan Pegas Susunan paralel dapat digambar sebagai
Beberapa pegas dapat disusun sesuai dengan berikut:
kebutuhan.
Susunan pegas dibedakan menjadi 2 macam:
k1 k2
k1
k3
k2
k3
(a) (b)
Berapa konstanta pegas yang lain?
Penyelesaian:
Gambar (a):
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = +
kT k P k3 9 k P 10
1 1 1 10 − 9 1
↔ – = ↔ =
9 10 k P 90 kP
↔ kP = 90 N/m
k P = k1 + k 2 ↔ 90 = k1 + k2
↔ k2 = 90 – k1 . . . . . (i)
Gambar (b):
k 'T = k S' + k 3 ↔ 30 = k S' + 10
↔ 30 – 10 = k S' ↔ k S' = 20 N/m
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = +
k S' k1 k 2 20 k1 90 − k1
1 90 − k1 + k1
↔ =
20 k1 (90 − k1 )
↔ k1 (90 – k1) = 90 × 20
↔ 90 k1 – k12 = 1800
↔ 0 = k12 – 90 k1 + 1800
↔ (k1 – 60)(k1 – 30) = 0
↔ k1 – 60 = 0 ↔ k1 = 60 N/m
↔ k1 – 30 = 0 ↔ k1 = 30 N/m
untuk k1 = 60 N/m, maka:
k2 = 90 – 60 ↔ k2 = 30 N/m
untuk k1 = 30 N/m, maka:
154 Elastisitas & Pegas
7. Dua kawat A dan B panjangnya sama. Luas
Soal Latihan
penampang kawat A = 3 kali luas
Elastisitas penampang kawat B. Modulus Young
1. Dalam suatu percobaan menentukan kawat A = 2 kali Modulus Young kawat B.
Modulus Young, digunakan sebuah kawat Kedua kawat digantungi beban yang sama.
yang diameternya 3 mm dan panjangnya Jika pertambahan panjang kawat A = 0,4
90 cm ditarik gaya 31,4 newton, sehingga cm, berapa pertambahan panjang kawat B?
panjangnya bertambah dengan 0,4 mm. ∆LB = 2,4 mm
Berapa Modulus Youngnya? 8. Dua kawat A dan B luas penampangnya
E = 1010 N/m sama. Panjang kawat B = 3 kali panjang
2. Sebuah kawat diameternya 1 mm terbuat kawat A. Modulus Young kawat B =
dari bahan yang Modulus Youngnya 6×1010 N/m2. Kedua kawat digantungi
2×1010 N/m dan panjangnya 60 cm ditarik beban yang sama. Jika pertambahan panjang
gaya 3,14 newton. Berapa pertambahan kawat B = 2 kali pertambahan panjang
panjangnya? kawat A, berapa Modulus Young kawat A?
∆L = 0,12 mm EA = 9×1010 N/m
3. Sebuah kawat panjangnya 0,7 meter, luas 9. Dua kawat A dan B terbuat dari bahan yang
penam-pangnya 1,5 mm2 terbuat dari bahan sama. Luas penampang kawat A = 4 kali
yang mempunyai modulus Young 3×1010 luas penampang kawat B. Kedua kawat
N/m2. Kemudian pada kawat digantungkan digantungi beban yang sama. Pertambahan
beban. Jika pertambahan panjangnya 1,4 panjang kawat A = 2 kali pertambahan
mm, berapa massa bebannya? panjang kawat B. Jika panjang kawat B =
m = 9 kg 0,3 m, berapa panjang kawat A?
LA = 2,4 m
4. Sebuah kawat yang diameternya 0,5 mm
dan panjangnya 80 cm ditarik gaya 10. Dua kawat A dan B dengan data-data
3,14 newton, sehingga panjangnya berikut:
bertambah dengan 0,4 mm. Kemudian Panjang Luas Penam- Modulus
kawat dilipat sekali, sehingga panjangnya (cm) pang (mm2) Young
berkurang menjadi setengah panjang (×1010 N/m)
semula, sedangkan penampangnya Kawat A 100 0,2 1,6
bertambah menjadi 2 kali lipat. Bila beban Kawat B 75 0,3 2
penggantungnya tetap, berapa pertambahan Kedua kawat disambung seri, kemudian
panjangnya sekarang? digantungi beban 0,8 kg.
∆L' = 0,1 mm a) Berapa pertambahan panjang masing-
5. Sebuah kawat yang diameternya 1,5 mm masing kawat?
dan panjangnya 60 cm ditarik gaya b) Berapa pertambahan panjang totalnya?
a) 2,5 mm dan 1 mm b) 3,5 mm
6,28 newton, sehingga panjangnya
bertambah dengan 0,18 mm. Kemudian 11. Dua kawat A dan B dengan data-data
kawat dilipat 2 kali, sehingga panjangnya berikut:
berkurang menjadi sepertiga panjang Panjang Luas Penam- Modulus
semula, sedangkan luas penampangnya (cm) pang (mm2) Young
bertambah menjadi 3 kali lipat. Bila beban (×1010 N/m)
penggantungnya tetap, berapa pertambahan Kawat A 80 2 1,6
panjangnya sekarang? Kawat B 90 3 EB
∆L' = 0,02 mm Kedua kawat disambung seri, kemudian
6. Sebuah kawat panjangnya L0, luas digantungi beban 0,6 kg. Jika pertambahan
penampangnya A, dan Modulus Young E, total kedua kawat 3 mm:
digantungi beban F sehingga panjangnya a) berapa pertambahan panjang kawat A?
bertambah dengan 2 cm. Jika bebannya b) berapa besar EB?
dijadikan 3F, maka berapa pertambahan a) 1,5 mm b) 1,2×1010 N/m2
panjangnya sekarang? 12. Dua kawat P dan Q dengan data-data
∆L' = 0,02 mm berikut:
Elastisitas & Pegas 155
Panjang Luas Penam- Modulus Pegas
(cm) pang (mm2) Young 16. Sebuah pegas, jika ditarik dengan gaya
(×1010 N/m) 6 newton, panjangnya bertambah dengan
Kawat P 70 AP 1,4 3 cm.
Kawat Q 85 2 1,7 a) Berapa konstantanya?
Kedua kawat dihubungkan seri, kemudian b) Berapa energi potensialnya?
digantungi beban 6 kg. Jika pertambahan a) k = 200 N/m b) EP = 0,09 Joule
panjang kedua kawat 2,5 mm: 17. Pada sebuah pegas ditarik gaya 18 newton,
a) Berapa pertambahan panjang tiap panjangnya bertambah dengan 5 cm. Berapa
kawat? besarnya usaha yang dibutuhkan untuk
b) Berapa besar AP? menambah simpangannya menjadi 8 cm?
a) 1,5 mm dan 1 mm b) 2 mm2 W = 0,702 Joule
13. Dua kawat P dan Q dengan data-data 18. Sebuah pegas panjangnya 30 cm salah satu
berikut: ujungnya digantungkan pada dinding. Pada
Panjang Luas Modulus saat ujung bawah pegas digantungi beban
(cm) Penam- Young 0,3 kg, panjangnya berubah menjadi 32 cm.
pang (×1010 N/m) Berapa panjang pegas jika beban
2
(mm ) penggantungnya diganti dengan 0,5 kg?
Kawat P 90 3 1,2 L2 = 37,5 cm
Kawat Q 90 2 2,7 19. Sebuah pegas, jika ditarik dengan gaya
Kedua kawat dihubungkan paralel, 7 newton, panjangnya bertambah dengan
kemudian digantungi beban 15 kg. 5 cm.
a) Berapa pertambahan panjang kawat? a) Berapa konstantanya?
b) Berapa gaya yang dialami tiap kawat? b) Berapa energi potensialnya?
a) 1,5 mm b) 60 N dan 90 N
a) k = 140 N/m b) EP = 0,175 Joule
14. Dua kawat P dan Q dengan data-data 20. Pada sebuah pegas ditarik gaya 6 newton,
berikut: panjangnya bertambah dengan 4 cm. Berapa
Panjang Luas Penam- Modulus besarnya usaha yang dibutuhkan untuk
(cm) pang (mm2) Young menambah simpangannya menjadi 6 cm?
(×1010 N/m) W = 0,15 Joule
Kawat P 100 AP 2
21. Pada sebuah pegas ditarik gaya 8 newton,
Kawat Q 100 2 4,5 panjangnya bertambah dengan 5 cm. Berapa
Kedua kawat dihubungkan paralel, besarnya usaha yang dibutuhkan untuk
kemudian digantungi beban 15 kg. Jika menambah simpangannya menjadi 7,5 cm?
pertambahan panjang kedua kawat 1 mm: W = 0,25 Joule
a) Berapa gaya yang dialami masing-
masing kawat? 22. Sebuah pegas panjangnya 20 cm salah satu
b) Berapa besar AP? ujungnya digantungkan pada dinding. Pada
a) 6 N dan 9 N b) 3 mm2 saat ujung bawah pegas digantungi beban
0,3 kg, panjangnya berubah menjadi 26 cm.
15. Dua kawat A dan B dengan data-data Berapa panjang pegas jika beban
berikut: penggantungnya diganti dengan 0,4 kg?
Panjang Luas Penam- Modulus L2 = 28 cm
pang Young
23. Sebuah pegas panjangnya 30 cm salah satu
(cm) (mm2) (×1010 N/m)
ujungnya digantungkan pada dinding. Pada
Kawat A 60 2 1,6 saat ujung bawah pegas digantungi beban
Kawat B 60 3 EB 0,5 kg, panjangnya berubah menjadi 32 cm.
Kedua kawat disambung paralel, kemudian Berapa panjang pegas jika beban
digantungi beban 17 kg. Jika pertambahan penggantungnya diganti dengan 0,75 kg?
total kedua kawat 1,5 mm. Berapa besar EB? L2 = 33 cm
EB = 1,2×1010 N/m2
24. Gambar 11 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan
x(cm) x(cm)
xA 3 xA 5
Gambar 19 Gambar 20
Elastisitas & Pegas 157
33. Gambar 20 di atas menunjukkan grafik 38. Gambar 25 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan hubungan antara energi potensial dengan
pada sebuah pegas. Jika usaha yang simpangan pada sebuah pegas.
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A a). Berapa konstanta pegasnya?
ke posisi B = 0,128 Joule, berapa besar FA b). Berapa besar E P A ?
dan xA? a) k = 300 N/m b) E P A = 0,135 Joule
FA = 4,8 N da n xA = 3 cm
EP (Joule) EP (Joule)
34. Gambar 21 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan 0,24 B 0,2 B
pada sebuah pegas. Jika usaha yang
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A E PA A E PA A
ke posisi B = 0,081 Joule, berapa besar FA x x
dan xB? 3 4 cm 3 5 cm
FA = 7,2 N d an xB = 5 cm
Gambar 25 Gambar 26
F (N) F (N)
9 7 39. Gambar 26 di atas menunjukkan grafik
B B hubungan antara energi potensial dengan
FA A FA A simpangan pada sebuah pegas.
a). Berapa konstanta pegasnya?
x(cm) x(cm)
b). Berapa besar E P A ?
4 xB 2 xB
Gambar 21 Gambar 22 a) k = 160 N/m b) E P A = 0,072 Joule
35. Gambar 22 di atas menunjukkan grafik 40. Gambar 27 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan hubungan antara energi potensial dengan
pada sebuah pegas. Jika usaha yang simpangan pada sebuah pegas.
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A a). Berapa konstanta pegasnya?
ke posisi B = 0,105 Joule, berapa besar FA b). Berapa besar xA?
dan xB? a) k = 200 N/m b) xA = 4 cm
FA = 3,5 N dan xB = 4 cm EP (Joule) EP (Joule)
36. Gambar 23 di bawah menunjukkan grafik 0,81 B 0,045 B
hubungan antara energi potensial dengan
simpangan pada sebuah pegas. A A
a). Berapa konstanta pegasnya? 0,16 0,02
x x
b). Berapa besar E P B ? xA 9 cm xA 3 cm
a) k = 150 N/m b) E P B = 0,12 Joule Gambar 27 Gambar 28
46. Dua buah pegas konstantanya masing- 54. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing 300 N/m dan 450 N/m disusun seri. masing k1 = 300 N/m, k2 = 100 N/m, dan k3
Kemudian susunan itu digantungi beban = 400 N/m disusun seperti gambar 33 di
3,6 N. bawah:
a) Berapa konstanta pegas totalnya? a) Berapa konstanta pegas totalnya?
b) Berapa simpangannya? b) Berapa simpangan totalnya?
a) kT = 180 N/m b) xT = 2 cm a) kT = 200 N/m, b). xT = 3 cm
k3 k3 k3
k3
0,6 0,8 0,45 0,6
kg kg kg kg
Gambar 33 Gambar 34 Gambar 37 Gambar 38
55. Tiga buah pegas konstantanya masing- 59. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1 = 300 N/m, k2 = 700 N/m, dan k3 masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 2k1
= 250 N/m disusun seperti gambar 34 di dan k3 = 6k1 disusun seperti gambar 38 di
atas: atas. Kemudian susunan itu digantungi
a) Berapa konstanta pegas totalnya? beban 0,6 kg sehingga seluruh susunan
b) Berapa simpangan totalnya? mendapat simpangan 2 cm. Berapa
a) kT = 200 N/m b) xT = 4 cm konstanta masing-masing pegas?
56. Tiga buah pegas konstantanya masing- k1 = 150 N/m, k2 = 300 N/m,
k3 = 900 N/m
masing k1 = 300 N/m, k2 = 100 N/m, dan k3
= 400 N/m disusun seperti gambar 35 di 60. Tiga buah pegas konstantanya masing-
bawah: masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 7k1
a) Berapa konstanta pegas totalnya? dan k3 =2k1 disusun seperti gambar 39 di
b) Berapa simpangan totalnya? bawah. Kemudian susunan itu digantungi
a) kT = 475 N/m, b). xT = 2 cm beban 0,32 kg sehingga seluruh susunan
mendapat simpangan 4 cm. Berapa
konstanta masing-masing pegas?
k1 k1 k1 = 50 N/m, k2 = 350 N/m,
k3 k3
k3 = 100 N/m
k2 k2
k1 k2
0,85 0,23 k1
k3
kg kg k2
Gambar 35 Gambar 36 k3
3,1 2,2 k1 k2
k1
kg kg k3
Gambar 43 Gambar 44 k2
k3
65. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 =
900 N/m dan k2 = 300 N/m disusun seperti (a) (b)
gambar 44 di atas. Kemudian susunan itu Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
digantungi beban 2,2 kg sehingga seluruh menghasilkan konstanta total 650 N/m.
susunan mendapat simpangan 2 cm. Berapa Berapa konstanta pegas yang lain?
besar k3? k1 = 300 N/m k2 = 600 N/m
k3 = 600 N/m
70. Tiga buah pegas konstantanya masing-
66. Tiga buah pegas konstantanya masing- masing k1, k2, dan k3, yang mana k3 =
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 = 250 N/m. Bila dirangkai seperti gambar (a),
300 N/m dan k2 = 600 N/m disusun seperti menghasilkan konstanta total 125 N/m.
gambar 45 di bawah. Kemudian susunan itu
digantungi beban 0,9 kg sehingga seluruh
susunan mendapat simpangan 3 cm. Berapa
besarnya k3?
Elastisitas & Pegas 161
k1 k2
k1
k3
k2
k3
(a) (b)
Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
menghasilkan konstanta total 310 N/m.
Berapa konstanta pegas yang lain?
k1 = 100 N/m k2 = 150 N/m
71. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 =
90 N/m. Bila dirangkai seperti gambar (a),
menghasilkan konstanta total 60 N/m.
k1
k2 k3 k2
k1
k3
(a) (b)
Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
menghasilkan konstanta total 130 N/m.
Berapa konstanta pegas yang lain?
k2 = 60 N/m k3 = 120 N/m
72. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 =
240 N/m . Bila dirangkai seperti gambar (a),
menghasilkan konstanta total 150 N/m.
k1
k2 k3 k2
k1
k3
(a) (b)
Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
menghasilkan konstanta total 304 N/m.
Berapa konstanta pegas yang lain?
k2 = 80 N/m k3 = 320 N/m
Gambar 3
Bunyi Hukum Utama Hidrostatika:
h
Tekanan pada titik-titik yang terletak pada
bidang mendatar dalam zat cair sejenis yang
sedang dalam keadaan setimbang (diam) sama
A besarnya.
W PA = PB = PC
Gambar 2
Contoh Soal:
Zat cair ini menekan dasar tabung dengan gaya
beratnya. Besar gaya beratnya: 10. Seorang penyelam berada pada kedalaman
F=W=mg= ρVg 15 meter dari permukaan air laut. Berapa
↔ F = ρAhg . . . . . (10) tekanan yang diterima telinga penyelam
tersebut bila dianggap percepatan gravitasi
Tekanan pada dasar tabung:
bumi 10 m/det2?
F ρAhg
P= ↔ P= Penyelesaian:
A A P = ρ g h ↔ P = 1000×15×10 = 1,5×105 N
↔ P = ρ g h . . . . . . (11)
P = tekanan hidrostatika, satuannya N/m2 11. Sebuah bak volumenya 6 liter, mempunyai
atau dyne/cm2 perbandingan sisi:
ρ = massa jenis zat cair, satuannya kg/m3 panjang : lebar : tinggi = 4 : 3 : 5, berisi
atau gram/cm3 4,5 liter air. Berapa tekanan pada dasar
bak bila dianggap percepatan gravitasi
bumi 1000 cm/det2?
Penyelesaian:
Fluida Statis 169
Volume bak = Vbak = 60 liter = 60000 cm3 13. Titik A dan B terletak pada satu bidang
Volume air = Vair = 45 liter = 45000 cm3 datar dalam air yang massa jenisnya
P:L:T=4:3:5 1 gram/cm3. Bila dianggap percepatan
4 3 gravitasi bumi 1000 cm/dt2, berapa
P = T dan L = T tekanan pada masing–masing titik?
5 5
12 3 Penyelesaian:
Vbak = P × L × T ↔ 60000 = T PA = ρ g h A
25
↔ 1000 × 125 = T ↔ T = 50 cm ↔ PA = 1×1000×15 h
3
2
4 ↔ PA = 15000 dyne/cm A B
P = × 50 = 40 cm ↔ PA = PB = 15000 dyne/cm
2
5
3 F. Pipa U
L = × 50 = 30 cm
5 Pipa U adalah pipa yang berbentuk huruf U.
Luas Alasnya:
A = P×L ↔ A = 40×30 ↔ A = 1200 cm2 ∆h
Tinggi air: hkanan
V 45000 hkiri
h = air ↔ h= ↔ h = 37,5 cm
A 1200 A B
Tekanannya:
Gambar 4
P = ρ g h ↔ P = 1×1000×37,5 Dapat digunakan untuk menentukan massa
2
↔ P = 37500 dyne/cm jenis zat cair. Dasar perhitungannya adalah
12. Sebuah tabung berbentuk silinder persamaan tekanan pada kedua kakinya, yang
volumenya 2000π cm3 dan jari-jari menggunakan hukum utama hidrostatika, yaitu
penampangnya 10 cm berisi penuh minyak tekanan pada dua titik yang terletak pada
yang massa jenisnya 0,8 gram/cm3. bidang mendatar dalam zat cair yang sejenis
Dengan menganggap bahwa sisi atas sama besarnya. Dalam hal ini, tekanan titik
selalu berhubungan dengan udara luar, pada zat cair di kaki kiri sama dengan tekanan
berapa tekanan hidrostatika pada tengah- di kaki kanan pipa U.
tengah sumbu silinder, bila dianggap Pkaki kiri = Pkaki kanan
percepatan gravitasi bumi 10 m/det2, bila ↔ Σ(ρkiri g hkiri) = Σ(ρkanan g hkanan)
silinder dalam posisi: ↔ Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan ) . (12)
a) berdiri?
b) tidur? Selisih tinggi permukaan zat cair pada kedua
Penyelesaian: pipa:
V = 2000π cm3, ∆h = h kanan − h kiri . . . . . (13)
r = 10 cm, Contoh Soal:
ρ = 0,8 gram/cm3 Bila tidak diketahui, gunakan:
Luas penampang: massa jenis air = ρa = 1 gram/cm3,
A = πr 2 ↔ A = π×10 = 100 π cm
2 2
massa jenis minyak = ρm = 0,8 gram/cm3 dan
V = At ↔ 2000 π = 100 π t
14. massa jenis air raksa = ρr = 13,6 gram/cm3
↔ t = 20 cm
Sebuah pipa U diisi air. Kemudian pada
a) Dalam posisi berdiri: kaki kiri dituangkan minyak setinggi
h = 12 t ↔ h = 12 ×20 = 10 cm 10 cm. Berapa perbedaan tinggi
P = ρ g h ↔ P = 0,8×1000×10 = 8000 permukaan air pada kedua kaki pipa U?
Penyelesaian:
dyne/cm2
hm = 10 cm
b) Dalam posisi tidur:
h' = 12 r ↔ h' = 1 ×10 = 5 cm
Σ(ρkiri h kiri ) = Σ(ρkanan h kanan )
2
↔ ρa ha = ρm hm ↔ 1×ha = 0,8×10
P' = ρ g h ' ↔ P' = 0,8×1000×5
2
↔ ha = 8 cm
↔ P' = 4000 dyne/cm
masih berhubungan dengan udara luar P1 sama 32. Gas dalam tabung bertekanan 622 cmHg
dengan tekanan udara luar. Tinggi kolom diukur dengan menggunakan manometer
udaranya h1. Kemudian kaki kanan ditutup. tertutup. Sebelum dihubungkan, tinggi
Setelah dihubungkan dengan tabung, gas kolom udara pada kaki pipa U yang masih
menekan air raksa dalam pipa U sehingga berhubungan dengan udara luar yang
permukaan air raksanya turun. Sedangkan bertekanan 1 atm adalah 30 cm.
pada kaki yang lain permukaannya naik. a). Berapa selisih tinggi permukaan air
Sehingga selisih permukaan air raksa pada raksa setelah dihubungkan dengan
kedua kaki menjadi h. Dan panjang kolom tabung gas?
udara dalam kaki tertutup berkurang menjadi b). Berapa panjang kolom udara pada
h2. Yang mana: kaki pipa U terbuka setelah
h 2 = h1 − 12 h . . . . . (21) dihubungkan dengan tabung?
Tekanan udara dalam kaki tertutup sekarang Penyelesaian:
dapat dihitung dengan hukum Boyle: P = 622 cmHg, P1 = 1 atm = 76 cmHg,
P1 V1 = P2 V2 ↔ P1 A h1 = P2 A h2 h1 = 30 cm
↔ P1 h 1 = P2 h 2 . . . . . (22) a). h 2 = h1 − 12 h
↔ h2 = 30 – 12 h . . . . . (i)
P = P2 + h ↔ 622 = P2 + h
Fluida Statis 175
↔ P2 = 622 – h . . . . . (ii) besar digunakan untuk mengangkat mobil
P1 h 1 = P2 h 2 yang massanya 2 ton. Berapa massa beban
↔ 76×30 = (622 – h) × (30 – 1 h)
yang harus diletakkan pada penampang
2 yang kecil?
↔ 2280 = 18660 – 311 h – 30 h + 12 h2 Penyelesaian:
↔ 2280 = 18660 – 341 h + 12 h2 A1 = 20 cm2, A2 = 0,1 m2 = 1000 cm2,
m2 = 2 ton = 2000 kg
↔ 4560 = 37320 – 682 h + h2
F1 F m1 g m 2 g
↔ 0 = 37320 – 4560 – 682 h + h2 = 2 ↔ =
↔ h2 – 682 h + 32760 = 0 A1 A 2 A1 A2
↔ (h – 630)(h – 52) = 0 ↔ h – 630 = 0 m1 2000
↔ h = 630 cm (tidak memenuhi, karena > 2 ↔ = ↔ m1 = 2×20
20 1000
h1) ↔ m1 = 40 kg
↔ h – 52 = 0 ↔ h = 52 cm
b) Dari persamaan (i): M. Hukum Archimedes
h2 = 30 – 12 h ↔ h2 = 30 – 1 ×52
Perhatikan gambar di bawah.
2
↔ h2 = 30 – 26 ↔ h2 = 4 cm
L. Hukum Pascal
Bunyinya "Tekanan dalam zat cair diteruskan
ke segala arah dengan sama rata".
Contoh penggunaan hukum Pascal adalah
penggunaan semprotan obat nyamuk.
Contoh lain adalah pada kempa hidrolik FA
seperti gambar berikut: W
Gambar 11
A1 A2 Sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair.
Keempat sisi samping benda mendapat gaya
tekan yang sama besarnya, tetapi arahnya
berlawanan. Sehingga resultannya nol. Sisi
Gambar 10 atas benda mendapat gaya tekan yang arahnya
Kempa hidrolik terdiri atas dua buah pipa yang ke bawah sebesar:
luas penampangnya berbeda relatif besar. F1 = ρz g h1 A
Pipa I penampangnya A1, sedangkan pipa II Sisi bawah benda mendapat gaya tekan yang
penampangnya A2. Kedua pipa dihubungkan arahnya ke atas sebesar:
menggunakan selang melalui dasarnya, F2 = ρz g h2 A
kemudian diisi zat cair, biasanya minyak Karena h1 < h2 maka F1 < F2
pelumas. Kedua pipa diberi penghisap yang Resultan kedua gaya tersebut arahnya ke atas,
terletak sebidang datar, yang digunakan untuk dan disebut gaya ke atas yang besarnya adalah:
menahan beban di atasnya. Bebannya F = F2 – F1 ↔ F = ρz g h2 A – ρz g h1 A
merupakan gaya tekannya yaitu F1 dan F2. ↔ F = ρz g (h2 – h1) A ↔ F = ρz g hz A
Menurut hukum utama hidrostatika, tekanan ↔ Fke atas = ρ z Vz g . . . . (26)
pada permukaan atau tepat di bawah penghisap
kedua kaki sama besarnya. Jadi: F = gaya ke atas, satuannya N atau dyne
P1 = P2 ρz = massa jenis zat cair, satuannya kg/m3
F1 F atau gram/cm3
↔ = 2 . . . . . . (25) Vz = volume benda yang tercelup dalam zat
A1 A 2 cair = volume zat cair yang
Contoh Soal: dipindahkan
Bunyi hukum Archimedes:
33. Sebuah kempa hidrolik mempunyai pipa "Setiap benda yang tercelup sebagian atau
yang luas penampangnya berturut-turut seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat
20 cm2 dan 0,1 m2. Pada penampang yang
4γ 2 γ cos α
P= . . . . . . . (dihafal) y= . . . . . (35)
r ρg r
4 × 2,5 ×103 4 2 y = kenaikan/turunnya zat cair dalam pipa
↔ P= ↔ P = 2×10 dyne/cm
0,5 kapiler, satuannya m
γ = koefisien tegangan permukaan,
Q. Kenaikan/Turunnya Zat Cair Dalam
satuannya N/m
Pipa Kapiler
ρ = massa jenis zat cair, satuannya kg/m3
Bila pipa kapiler yang kedua ujungnya terbuka
g = percepatan gravitasi bumi, satuannya
dimasukkan secara vertikal ke dalam zat cair,
m/det2
maka:
r = jari–jari penampang dalam pipa,
a) Bila zat cair membasahi dinding kaca,
satuannya m
permukaan zat cair akan naik.
α = sudut kontak zat cair terhadap dinding
bagian bawah permukaan zat cair,
satuannya derajat (°)
Zat cair yang membasahi dinding α < 90°,
α sehingga cos α berharga positif, akibatnya y
y
positif, artinya zat cair naik. Sedangkan zat
cair yang membasahi dinding α > 90°,
sehingga cos α berharga negatif, akibatnya y
negatif, artinya zat cair turun.
Gambar 18 Contoh Soal:
48. Sebuah tabung pipa kapiler jari-jari
penampang dalamnya 0,5 mm, kedua
ujungnya terbuka dicelupkan vertikal ke
dalam air yang massa jenisnya
1 gram/cm3, koefisien tegangan
permukaannya 72,5 dyne/cm, sudut kontak
air 60°. Bila percepatan gravitasi bumi
Fluida Statis 181
10 m/det2, berapa kenaikan permukaan air gesek. Gaya gesek dalam zat cair disebut juga
dalam pipa? gaya stokes, yang besarnya dinyatakan sebagai
Penyelesaian: berikut:
r = 0,5 mm = 5×10–4 m, Sebuah bola dilepaskan dari permukaan zat
ρ = 1 gram/cm3 = 1000 kg/m3, cair. Pada gerakan dari A ke B geraknya
γ = 72,5 dyne/cm = 7,25×10–2 N/m, α = 60°, dipercepat. Setelah itu, geraknya konstan. Pada
g = 10 m/det2 saat ini bekerja gaya gesek yang arahnya ke
2 γ cos α atas atau disebut gaya stokes, yang besarnya:
y= FS = 6 π r η v max . . . . . (36)
ρg r
FS = gaya stokes, satuannya N atau
2 × 7,25 ×10 −2 × cos 60° dyne
↔ y=
1000 ×10 × 5 ×10 −4 r = jari-jari bola, satuannya m atau cm
0,145 1 vmax= kecepatan maksimum, satuannya
↔ y= ×
5 2 m/det atau cm/det
↔ y = 0,0145 m = 1,45 cm η = Viskositas (koefisien kekentalan),
satuannya N.det/m2 atau dyne.det/cm2
49. Sebuah pipa kapiler berjari-jari 0,6 mm 1 dyne.det/cm2 = 1 poice = 100 centi.poice =
kedua ujungnya terbuka dicelupkan ke 100 cp
dalam air raksa yang massa jenisnya Kekentalan minyak pelumas pada umumnya
13,6 gram/cm3. ternyata permukaan air dinyatakan dengan skala yang telah ditentukan
raksa turun 2 mm. Sudut sentuh air raksa
oleh Society of Automotive Engineers.
dengan pipa kapiler 120° dan percepatan Minyak yang SAE-nya 10 pada suhu 54,4°C
gravitasi bumi 10 m/det2. Berapa tegangan
kekentalannya kira-kira di antara 160 cp
permukaan air raksa?
sampai 220 cp, kekentalan 20 SAE di antara
Penyelesaian: 230 cp sampai 300 cp, SAE 30 di antara
r = 0,6 mm = 0,06 cm, y = – 2 mm = 0,2 cm,
360 cp sampai 430 cp.
g = 10 m/det2 = 1000 cm/det2
Berikut beberapa contoh viskositas beberapa
2 γ cos α
y= ↔ y ρ g r = 2 γ cos α zat cair:
ρg r Tabel viskositas zat cair
↔ – 0,2×13,6×1000×0,06 = 2 γ cos 120° Nama Zat Suhu (°C) η (cp)
↔ – 163,2 = 2 γ (– 0,5) ↔ – 163,2 = – γ Alkohol 20 16
↔ γ = 163,2 dyne/cm (ethyl)
Glyserin 20 830
R. Viskositas (Kekentalan)
Minyak 15 660
Pelumas
Berat
Minyak 15 113
Pelumas
Ringan
Air 20 1,55
raksa
Air 20 1
Selain gaya stokes, ada lagi gaya yang bekerja
Gambar 20 pada benda yaitu:
Fluida cair yang kita bicarakan di depan – gaya berat:
adalah fluida ideal, yang adanya
W = m g = ρbenda V g
hanya dalam angan-angan. Sedangkan dalam
4 3
praktik, yang ada adalah fluida sejati. Salah ↔ W = ρb πr g
satu cirinya adalah mempunyai kekentalan 3
(Viskositas) yang menyebabkan gaya gesekan 4
↔ W = πρb gr 3 . . . . . (37)
pada tiap geraknya. 3
Atau kalau ada benda yang bergerak di – gaya ke atas
dalamnya, maka benda akan mengalami gaya
182 Fluida Statis
4 3
Fa = ρzat V g ↔ Fa = ρz πr g
3
4
↔ W = πρz gr 3 . . . . . (38)
3
Karena benda bergerak dengan kecepatan
konstan, maka:
FS + Fa = W ↔ FS = W – Fa
4 4
↔ 6 π r η vmax = ρb π r3 g – ρz π r3 g
3 3
↔ 4,5 η v max = (ρb − ρz ) g r . . (39)
2
2. Berapa gram massa sepotong besi yang 11. Benda A massanya 18 kg dicampur dengan
volumenya 300 cm3, jika diketahui massa benda B yang massanya 36 kg dan massa
jenisnya = 6,9 gram/cm3? jenisnya 4 gram/cm3. Bila massa jenis
m = 2070 gram campurannya 4,5 gram/cm3, berapa massa
3. Berapa volume 36 kg logam yang massa jenis benda A?
ρA = 6 gram/cm3
jenisnya 7,2 gram/cm3?
V = 5000 cc 12. 1,6 kg alkohol yang massa jenisnya =
0,8 gram/cm3 dicampur dengan air yang
Massa Jenis Campuran
massa jenisnya = 1 gram/cm3. Diperoleh
4. Sepotong besi volumenya 5 cm3 dicampur massa jenis campurannya = 0,92 gram/cm3.
dengan 1 cm3 baja. Bila diketahui massa Berapa massa air?
jenis besi 7,2 gram/cm3 dan massa jenis baja mA = 3 kg
7,8 gram/cm3, berapa massa jenis 13. Benda A massa jenisnya 2 gram/cm3
campurannya? volumenya 4 cm3 dicampur dengan benda B
ρC = 7,3 gram/cm3
massa jenisnya 4 gram/cm3. Bila massa
5. 96,5 gram emas dicampur dengan 26,7 gram jenis campurannya 3,2 gram/cm3, berapa
tembaga. Bila diketahui massa jenis emas massa benda B?
19,3 gram/cm3 dan massa jenis tembaga mB = 24 gram
8,9 gram/cm3, berapa massa jenis 14. Benda A massa jenisnya 5 gram/cm3 dan
campurannya? massanya 10 kg dicampur dengan benda B
ρC = 15,4 gram/cm3
yang massa jenisnya 7 gram/cm3. Bila
6. Benda A volumenya 2 cm3 dan massa massa jenis campurannya 6,2 gram/cm3,
jenisnya 3 gram/cm3 dicampur dengan berapa volume benda B?
benda B yang massanya 15 gram dan massa VB = 3 cm3
jenisnya 5 gram/cm3. Berapa massa jenis 15. Diketahui massa jenis air = 1 gram/cm3 dan
campurannya? massa jenis alkohol = 0,8 gram/cm3. Massa
ρC = 4,2 gram/cm3 jenis campuran antara air dengan alkohol =
7. Benda A massanya 12 gram dan massa 0,84 gram/cm3. Bila volume alkohol yang
jenisnya 6 gram/cm3 dicampur dengan dicampur = 8 liter, berapa liter volume
benda B yang massanya 3 cm3 dan massa airnya?
jenisnya 8 gram/cm3. Berapa massa jenis VA = 2 kg
campurannya? Tekanan
ρC = 7,2 gram/cm3
16. Sebuah tas dan isinya massanya 1,5 kg
8. Benda A massanya 6 kg massa jenisnya mempunyai tali penggantung yang lebarnya
2 gram/cm3 dicampur dengan benda B yang 2 cm. Percepatan gravitasi bumi = 10
massanya 30 kg. Bila massa jenis m/.det2. Bagian yang menempel pada
campurannya 4 gram/cm3, berapa massa pundak sepanjang 15 cm. Berapa tekanan
jenis benda B? yang diterima pundak?
ρB = 5 gram/cm3 P = 0,5 N/cm2
3
9. Benda A volumenya 2 cm massa jenisnya 17. Sebuah tas mempunyai tali penggantung
7 gram/cm3 dicampur dengan benda B yang yang lebarnya 2,5 cm digantung di pundak.
massanya 18 kg. Bila massa jenis Percepatan gravitasi bumi = 10 m/.det2.
campurannya 6,4 gram/cm3, berapa massa Bagian yang menempel pada pundak 20 cm.
jenis benda B? Bila tekanan 0,3 N/cm2, berapa massa tas
ρB = 6 gram/cm3
dan isinya?
Gambar 2 ↔ ∆t = 20°C
Gambar 3 memperlihatkan sebuah batang, ∆L = α L1 ∆t ↔ ∆L = 2,5×10–5 × 300 × 20
pada suhu t1 panjangnya L1. Kemudian ↔ ∆L = 15 cm
suhunya diubah menjadi t2, sehingga
panjangnya berubah menjadi L2. Perubahan 14. Pada suhu 0°C, panjang sebuah kawat
suhunya adalah: 1,25 meter. Bila suhunya dinaikkan
∆t = t 2 − t1 . . . . . . . (8) menjadi 100°C, panjangnya bertambah
dan perubahan panjangnya adalah: dengan 2 mm. Pada suhu berapa °C
panjang kawat mencapai 1251,2 mm?
∆L = L 2 − L1 . . . . . (9)
Penyelesaian:
Perubahan panjang yang dialami tiap satuan L1 = 1,25 m = 1250 mm,
panjang batang tiap satuan perubahan suhu ∆t = 100 – 0 = 100 oC,
disebut koefisien muai panjang (α). Ditulis: ∆L = 2 mm, L3 = 1,25 m = 1250 mm
∆L ∆L
α= . . . . . . (10) α= ↔ α=
2
L1 ∆t L1 ∆t 1250 ×100
Atau:
↔ α = 1,6×10 C
–5 –1
↔ ∆L = α L1 ∆t . . . . (11)
∆L' = α L1 ∆t '
↔ L 2 − L1 = α L1 ∆t . . . . (12) ↔ L3 – L1 = 1,6×10 ×1250×(t3 – 0)
–5
↔ L 2 = L1 (1 + α ∆t ) . . . . (14) –2
↔ 1,2 = 2×10 t3 ↔ t3 =
1,2
2 × 10 − 2
200 Suhu & Kalor
↔ t3 = 0,6×10–2 ↔ t3 = 60 °C L 2 = L1 (1 + α ∆t )
15. Bila suhunya dinaikkan dari 30°C menjadi ↔ 2πR2 = 2πR1 (1 + α ∆t)
yang ada di kiri kanannya. Sehingga lebar 19. Kawat A pada suhu 30°C panjangnya
celah yang harus dibuat adalah 8 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi
2× 12 ∆L = ∆L 130°C, panjangnya bertambah 5 cm.
Kawat B terbuat dari bahan yang
∆L = α L1 ∆t ↔ ∆L = 11×10–5 × 104 × 15 mempunyai koefisien muai panjang
↔ ∆L = 16,5 mm = 4 kali koefisien muai panjang kawat A.
17. Sebuah kawat terbuat dari bahan yang Pada suhu 10°C panjang kawat B =
mempunyai koefisien muai panjang 5 meter. Berapa cm pertambahan panjang
kawat B jika suhunya dinaikkan menjadi
1,2×10–5 C–1 dibentuk melingkar berjari-
90°C?
jari 20 cm pada suhu 30°C. Berapa jari-jari Penyelesaian:
lingkaran kawat tersebut pada suhu
∆tA = t A 2 – t A1 ↔ ∆tA = 130 – 30
100 °C?
Penyelesaian: ↔ ∆tA = 100 C°
α = 1,2×10–5 C–1, R1 = 20 cm, t1 = 30°C, ∆L A = L A α A ∆t A ↔ 5 = 800 × αA × 100
t2 = 100 °C ↔ 5 = 80000 × αA ↔ αA = 0,0000625 C
–1
∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 100 – 30 ↔ αA = 6,25×10 C
–5 –1
↔ ∆t = 70 C° α B = 3α A ↔ αB = 4×6,25×10–5
Keliling = L ↔ αB = 2,5×10 C
–4 –1
∆t B = t B2 − t B1 ↔ 100 = t B2 – 25 t2 = 40 °C
↔ 100 + 25 = t B2 ↔ t B2 = 125°C ∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 40 – 30 ↔ ∆t = 10 C
o
A 2 = A1 (1 + 2α ∆t
C. Pemuaian Luas ↔ A2 = 0,5 (1 + 2×5×10 ×10)
–5
Untuk benda yang berbentuk melebar, karena
↔ A2 = 0,5 (1 + 0,001) ↔ A2 = 0,5 ×1,001
pengaruh perubahan suhu, perubahan luasnya 2
↔ A2 = 0,5005 m
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kita ambil lempengan berbentuk persegi 22. Sebuah plat logam luasnya 40 cm2 pada
panjang. suhu 0°C. Bila suhunya dinaikkan menjadi
Pada suhu t1: 100°C, luasnya bertambah dengan 2 cm2.
Panjangnya = P1 Plat kedua yang terbuat dari bahan yang
L1
Lebarnya = L1 sama pada suhu 20°C luasnya 100 cm2.
Luasnya : P1 Sampai suhu berapa °C plat logam kedua
A1 = P1 L1 harus dipanaskan supaya luasnya
Pada suhu t2: bertambah dengan 3 cm2?
Panjangnya: Penyelesaian:
P2 = P1 (1 + α ∆t) L2 A1 = 40 cm2, t1 = 0°C, t2 = 100°C, ∆A = 2 cm2,
Lebarnya:
P2 t 1' = 20°C, A 1' = 100 cm2, ∆A' = 3 cm2
L2 = L1 (1 + α ∆t)
Luasnya: Gambar 4 ∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 100 – 40
A2 = P2 L2 A2 = P1 (1 + α ∆t) × L1 (1 + α ∆t) ↔ ∆t = 60 C°
ini juga berlaku persamaan
(1) Memanaskan Gas Dengan Tekanan (28) untuk tekanannya.
Gambar 8
Tetap Ditulis:
Pada sebuah tabung yang P2 = P1 (1 + γ ∆t ) . . . . . (33)
berisi gas pada suhu t1 1 –1
volumenya V1. Kemudian P2, V2 Harga γ juga = C
suhunya dinaikkan menjadi P1, V1 T2 273
Dengan penjabaran yang sama diperoleh:
t2. Akibatnya gas memuai T1
P P0
volumenya berubah = = kons tan . . . . . (34)
menjadi V2. T T0
Pada peristiwa ini juga Gambar 7 Untuk suhu lain:
digunakan persamaan: P1 P2
V2 = V1 (1 + γ ∆t ) . . . . . (28) = = kons tan . . . . . (35)
T1 T2
Dari penelitian (eksperimen) diperoleh P = tekanan gas, satuannya N/m2 atau
1 –1 dyne/cm2 atau atm atau cm Hg
koefisien muai ruang semua gas = C .
273 Persamaan (34) atau (35) juga disebut hukum
1 –1 Gay Lussac.
Jadi: γ = C
273 (3) Hukum Boyle
Sehingga: Sebuah tabung
1 berpenghisap volumenya
V2 = V1 (1 + ∆t ) . . . . (29)
273 V1, tekanannya P1 dan suhu
Kalau kita ambil t1 = 0°C, maka persamaan mutlaknya T1. Dengan suhu
(29) dapat juga ditulis: konstan, volumenya diubah.
t Akan diperoleh bahwa
V = V0 (1 + ) tekanannya juga berubah.
273 Bunyi Hukum Boyle: Gambar 9
273 + t
↔ V = V0 ( ) . . . . (30) "Dalam suatu ruang tertutup
273 yang berisi gas, hasil kali antara tekanan dan
Harga 273 + t dinamakan suhu mutlak dan volume konstan, asalkan suhunya tidak
dilambangkan dengan T, dan harga 273 berubah. Ditulis:
dilambangkan dengan T0. PV = kons tan . . . . . . (36)
Sehingga persamaan (30) dapat ditulis: Artinya:
T P1V1 = P2 V2 = kons tan . . . . (37)
V = V0 ( )
T0
(4) Hukum Boyle Gay-Lussac
V V0
↔ = = kons tan . . . . (31) Sebuah tabung berpenghisap volumenya V1,
T T0 tekanannya P1 dan suhu mutlaknya T1.
Gambar 10 Penyelesaian:
P1 = 1 atm, V1 = 1 liter, P2 = P1 = 1 atm,
V2 = 2 liter, V3 = V2 = 2 liter, P3 = 2 atm
Kemudian suhunya dinaikkan menjadi T 1' ,
T1 = 273 + t1 ↔ T1 = 273 + 27
tekanannya dibuat tetap P 1' = P1, akibatnya ↔ T1 = 300°K,
volumenya akan berubah menjadi V 1' . P1V1 P2V2 V1 V2
= ↔ =
Jadi berlakulah persamaan (32): T1 T2 T1 T2
V1 V1' ' V1'T1 V2T1 2× 300
= ' ↔ T1 = ↔ T2 = ↔ T2 =
T1 T1 V1 V1 1
Langkah kedua suhunya diubah lagi menjadi ↔ T2 = 600°K
T2, volumenya dibuat tetap V2 = V 1' . P2V2 P3V3 P3V2
= ↔ T3 =
Akibatnya tekanannya juga berubah menjadi T2 T3 P2
P2. 2× 600
Jadi berlaku persamaan: ↔ T3 = ↔ T3 = 1200°K
1
P1' P2 P1 P2 P1V1 P2V1' T3 = 273 + t 3 ↔ 1200 – 273 = t3
= ↔ = ↔ =
T1' T2 V1'T1 T2 T1 T2
↔ t3 = 927°K
V1
31. Sebuah tangki berisi 50 liter gas nitrogen
P1V1 P2 V2
↔ = . . . . . (38) bertekanan 4 atm pada suhu 27°C dipakai
T1 T2 untuk mengisi sejumlah balon yang harus
Dari gabungan kedua hukum didapat hukum mempunyai tekanan 76 cmHg pada suhu
Boyle Gay-Lussac: 15°C. Bila volume tiap balon = 2 dm3,
PV berapa jumlah balon yang dapat diisi?
= kons tan . . . . . (39) Penyelesaian:
T
P = tekanan gas, satuannya N/m2 atau V1 = 50 liter, P1 = 4 atm,
dyne/cm2 atau atm atau cm Hg P2 = 76 cmHg = 1 atm, Vbalon = 2 dm3 = 2 liter
V = volume gas, satuannya m3 atau cm3 T1 = 273 + t1 ↔ T1 = 273 + 27 = 300°K,
atau liter T2 = 273 + t 2 ↔ T2 = 273 + 15 = 288°K,
T = suhu mutlak, satuannya °K P1V1 P2V2 P1V1T2
= ↔ V2 =
Contoh Soal: T1 T2 T1P2
29. Sebuah tangki berisi 25 liter gas nitrogen 4 × 50 × 288
↔ V2 = ↔ V2 = 96 liter
dengan suhu 27°C tekanannya 74 cm Hg. 300 × 1
Berapa volume gas itu pada suhu 0°C dan Jumlah balon yang dapat diisi:
tekanannya 76 cmHg? V2 96
Penyelesaian: N= ↔ N= ↔ N = 48 buah
Vbalon 2
V1 = 25 liter, T1 = 273 + 27 = 300°K,
P1 = 74 cmHg, P2 = 76 cmHg,
T2 = 273 + 0 = 273°K
P1V1 P2V2 P1V1 T2
= ↔ V2 =
T1 T2 T1 P2
74 × 25 × 273
↔ V2 = ↔ V2 = 22,15 liter
300 × 76
bentuk energi. Oleh karena itu
dalam sistem MKS atau Sistem banyak, yaitu pemanasannya lebih lama,
Internasional (SI) satuan kalor kenaikan suhunya juga lebih besar.
1
adalah Joule. Sedangkan dalam Gambar 11 ∆t ~
sistem statis satuannya adalah c
kalori. Satu kalori ialah banyaknya kalor yang Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan
diperlukan untuk menaikkan 1 gram air kalor jenis benda. Artinya benda yang
sehingga suhunya naik 1 C°. mempunyai kalor jenis besar jika dipanaskan
1 kalori = 4,2 Joule lambat naik suhunya. Misal kita memanaskan
1 Joule = 0,24 kalori air dengan minyak goreng. Minyak goreng
Pada rumus, kalor dilambangkan dengan Q. lebih cepat panas, yang menunjukkan kalor
jenisnya lebih kecil.
F. Kalor Jenis (c)
Apabila sebuah benda dipanaskan (diberi G. Kapasitas Kalor (C)
kalor), kalau tidak terjadi perubahan wujud, Kapasitas Kalor ialah banyaknya kalor (Q)
maka suhunya akan naik. Sebaliknya benda yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda
yang melepaskan kalor suhunya akan turun. 1 C°.
Pada suatu benda yang massanya m suhunya Kapasitas kalor dilambangkan dengan C.
dinaikkan dari t1 menjadi t2, berarti kenaikan Ditulis:
suhunya ∆t = t2 – t1, dibutuhkan kalor Q
C= . . . . . . . (43)
sebanyak Q. ∆t
Kalor jenis benda/zat (c) ialah banyaknya ↔ Q = C ∆t . . . . . . (44)
kalor yang dibutuhkan (Q) untuk menaikkan Atau:
suhunya 1oC pada tiap satuan massa
m c ∆t
benda (m). C=
Ditulis: ∆t
Q ↔ C = mc . . . . . . (45)
c= . . . . . . . (40) C = kapasitas kalor, satuannya kalori/oC
m ∆t
Atau sering juga ditulis: H. Azas Black
Q = m c ∆t . . . . . . . (41) Dua buah benda massanya masing-masing m1
dan m2, kalor jenisnya c1 dan c2, bersuhu t1
↔ Q = m c ( t 2 − t1 ) . . . . (42) dan t2 dicampur. Maka benda yang suhunya
Q = kalor, satuannya Joule atau kalori lebih tinggi akan memberikan (melepaskan)
m = massa, satuannya kg atau gram kalor kepada benda yang suhunya lebih
t1 dan t2 = suhu awal dan akhir, satuannya °C rendah.
∆t = t2 – t1 = kenaikan suhu, satuannya °C
m1 m2
c = kalor jenis benda, satuannya
c1 c2
kalori/gram°C t2
t1
Alat yang dapat digunakan untuk menentukan
kalor jenis suatu benda adalah kalorimeter. dicampur
Dari persamaan (41):
Q~m
Banyaknya kalor yang dibutuhkan sebanding
mc
dengan massa benda.
tc
Misal kita memasak air pada dua buah kaleng
(panci) yang massa airnya berbeda. Air yang
lebih banyak akan lebih lambat mendidih. Jadi Gambar 12
banyaknya kalor yang dibutuhkan juga lebih Azas Black:
banyak.
Suhu & Kalor 207
Besarnya kalor yang diterima (diserap) = Penyelesaian:
besarnya kalor yang diberikan (dilepas) Qa = Q ↔
Benda yang suhunya lebih tinggi akan turun
m a ca ( t c − t a ) = m c ( t − t c )
dan sebaliknya benda yang suhunya lebih
rendah akan naik. Setelah dicapai ↔ 350 × 0,05 (70 – tc) = 70 × 1 (tc – 20)
kesetimbangan, suhu kedua benda akan ↔ 5 × 0,05 (70 – tc) = tc – 20
menjadi sama, yang disebut suhu campuran ↔ 0,25 (70 – tc) = tc – 20
(tc). ↔ 17,5 – 0,25 tc = tc – 20
Misalkan t1 < t2, maka: ↔ 17,5 + 20 = tc + 0,25 tc
t1 < tc < t2 ↔ 37,5 = 1,25 tc ↔ tc = 30°C
Besarnya kalor yang diterima (diserap): 34. Sebuah kaleng massanya 200 gram terbuat
Qserap = m1 c1 (tc – t1) dari bahan yang kalor jenisnya
Besarnya kalor yang diberikan (dilepas):
0,2 kal/gram°C berisi 50 gram air. Ke
Qlepas = m2 c2 (t2 – tc)
dalamnya dimasukkan 100 gram logam
Menurut Azas Black:
yang kalor jenisnya 0,3 kal/gram°C
Qserap = Q lepas . . . . . . (46)
bersuhu 50°C. Setelah setimbang, suhu
↔ m1 c1 ( t c − t1 ) = m 2 c 2 ( t 2 − t c ) . (47) akhirnya 35°C. Berapa suhu air dan kaleng
Jika campuran itu lebih dari 2 benda, maka mula-mula?
dikelompokkan dahulu benda-benda mana Penyelesaian:
yang menerima kalor dan mana kelompok tk = ta
benda yang melepas kalor. Q lepas = Qserap ↔ Q = Q a + Q k
↔
Contoh Soal:
Diketahui kalor jenis air cair = 1 kal/gr C° m c ( t − t c ) = m a ca ( t c − t a ) + m k c k ( t c − t k )
↔
31. 250 gram logam bersuhu 76°C dicelupkan m c (t − t c ) = m a ca (t c − t a ) + m k c k (t c − t a )
ke dalam 230 gram air yang bersuhu 25°C. ↔
Setelah setimbang, suhu akhirnya 30°C. 100×0,3(50–35)=50×1(35–ta)+200×0,2(35–ta)
Berapa kalor jenis logam? ↔ 30×15 = 50 (35 – ta) + 40 (35 – ta)
Penyelesaian: ↔ 450 = 90 (35 – ta) ↔ 5 = 35 – ta
m a ca ( t c − t a ) = m c ( t − t c ) ↔ ta = 35 – 5 = 30°C
↔ 230×1×(30 – 25) = 250×cl (76 – 30) 35. Sebuah kaleng massanya = 500 gram,
↔ 23 × 5 = 25 × 46 cl ↔ 1 = 5 × 2 cl kalor jenisnya = 0,2 kal/gr°C bersuhu 15°C
↔ 1 = 10 cl ↔ cl = 0,1 kal/gram C° diisi 180 gram air yang bersuhu 29°C.
32. 300 gram logam kalor jenisnya Setelah setimbang ke dalamnya
0,2 kal/gram°C dicelupkan ke dalam dimasukkan 400 gram logam yang kalor
180 gram air yang bersuhu 30°C. Setelah jenisnya 0,1 kal/gr°C bersuhu 88°C.
setimbang, suhu akhirnya 35°C. Berapa Setelah setimbang berapa suhu
suhu logam mula-mula? campurannya?
Penyelesaian: Penyelesaian:
Qa = Q ↔ m k c k ( t ka − t k ) = m a c a ( t a − t ka )
↔ 500×0,2 (tka – 15) = 180×1 (29 – tka)
m a ca ( t c − t a ) = m c ( t − t c )
↔ 100 (tka – 15) = 180 (29 – tka)
↔ 180 × 1 (35 – 30) = 300 × 0,2 (tl – 35) ↔ 5 (tka – 15) = 9 (29 – tka)
↔ 180 × 5 = 60 (tl – 35) ↔ 3 × 5 = tl – 35 ↔ 5 tka – 75 = 261 – 9 tka
↔ tl = 15 + 35 ↔ tl = 50°C ↔ 5 tka + 9 tka = 261 + 75 ↔ 14 tka = 336
33. 350 gram logam kalor jenisnya ↔ tka = 24 °C
0,05 kal/gram°C bersuhu 70°C dicelupkan m k c k ( t c − t ka ) + m a c a ( t c − t ka ) = m L c L ( t L − t c )
↔
ke dalam 70 gram air bersuhu 20°C.
500×0,2(tc–24)+180×1(tc–24)=400×0,1(88–tc)
Setelah setimbang, berapa suhu akhir
↔ 100 (tc – 24) + 180 (tc – 24) = 40 (88 – tc)
campurannya?
↔ 280 (tc – 24) = 40 (88 – tc)
A A 9
K Y Y ( t XY − t YZ ) = K Z Z ( t YZ − t Z ) ↔ (160 – tXY) = tXY – tYZ
LY LZ 8
3 4 9
↔ 180 – tXY) = tXY – tYZ
↔ (165 – 85) = (85 – tZ) 8
4 3
9
↔ 9×80 = 16 (85 – tZ) ↔ tYZ = tXY + tXY – 180
↔ 720 = 1360 – 16 tZ 8
↔ – 16 tZ = 640 ↔ tZ = 40°C 17
↔ tYZ = tXY – 180 . . . . (i)
57. Tiga batang X, Y dan Z luas 8
Antara batang Y dan Z:
penampangnya sama disambung seperti
A A
pada gambar di bawah. K Y Y ( t XY − t YZ ) = K Z Z ( t YZ − t Z )
X Y Z LY LZ
AX = AY = AZ, tX = 260°C, tZ = 50°C,
t = 40°C
A A A
K X X (t X − t) = K Y Y (t − t Y ) + K Z Z (t − t Z ) Gambar 19
LX LY LZ
I = e σ T 4 ↔ I = 1 × 5,67×10–8 × 4004
↔ I = 5,67×10 × 256×10
–8 8
2
↔ I = 1451,52 Joule/detik m
90. Air bersuhu 20°C melepaskan kalor 100. Sebuah Kalorimeter kapasitasnya
sebanyak 1200 kalori. Bila hanya 40 kal/C° berisi 60 gram air bersuhu 14°C.
seperempat massa air membeku menjadi es, Ke dalamnya dimasukkan 10 gram es yang
berapa massa air seluruhnya? bersuhu –10°C. Setelah setimbang:
m = 30 gram a) berapa suhu akhir campurannya?
91. Air bersuhu 15°C melepaskan kalor b) berapa massa es yang melebur?
sebanyak 3000 kalori. Bila hanya a) tair = 5°C b) m'es = 10 gram
tigaperempat massa air membeku menjadi 101. Sebuah Kalorimeter kapasitasnya
es, berapa massa air seluruhnya? 20 kal/gram berisi 50 gram air bersuhu
m = 40 gram 10°C. Ke dalamnya dimasukkan 40 gram es
92. Air massanya 80 gram bersuhu 14°C yang bersuhu –5°C. Setelah setimbang:
dicampur dengan 10 gram es. Setelah a) berapa suhu akhir campurannya?
226 Suhu & Kalor
b) berapa massa es yang melebur? mlebur = 5 gram
a) tair = 0°C b) m'es = 7,5 gram 109. Air yang massanya 25 gram bersuhu
102. Lima belas (15) gram uap air pada suhu t °C melepaskan kalor sebanyak
100°C mengembun menjadi air yang 2175 kalori. Jika hanya 15 gram air yang
bersuhu 60°C. Bila kalor embun uap air = berubah menjadi es, berapa besar t?
540 kal/gram, berapa banyaknya kalor yang t = 39 °C
dilepaskan? Perpindahan Kalor Cara Konduksi :
Qt = 8700 kalori
110. Sebuah batang panjangnya 30 cm, luas
103. Dua puluh (20) gram uap air pada suhu penampangnya 5 cm2. Koefisien konduksi
100°C mengembun menjadi air yang
termal 0,2 det kalori
ik cm C°
. Salah satu ujungnya
bersuhu 70°C. Bila kalor embun uap air =
540 kal/gram, berapa banyaknya kalor yang dipanaskan hingga bersuhu 85°C. Jika pada
dilepaskan? ujung yang lain suhunya 25°C, berapa
Qt = 11400 kalori jumlah kalor yang lewat batang tersebut tiap
104. Gambar di samping t Uap satuan waktu?
menunjukkan grafik P = 2 Joule/detik
tdidih A
perubahan wujud dari uap 111. Sebuah batang panjangnya 25 cm, luas
air menjadi air. Bila ta air penampangnya 4 cm2. Koefisien konduksi
B Q
massa uap air 15 gram, termal 0,1 det kalori . Salah satu ujungnya
ik cm C°
kalor embun uap air
540 kal/gr dan kalor yang dilepaskan untuk dipanaskan hingga bersuhu 60°C. Jika pada
mengubah wujud dari uap air pada titik A ujung yang lain suhunya 20°C, berapa
menjadi wujud air pada titik B adalah jumlah kalor yang lewat batang tersebut tiap
8250 kalori, berapa besar ta? satuan waktu?
ta = 50°C P = 0,64 Joule/detik
dicampur dengan 50 gram air bersuhu 18°C. disambung. Ujung batang X yang bebas
Setelah setimbang, berapa massa es yang dipanaskan sampai suhunya 160°C. Bila
melebur?
Suhu & Kalor 227
suhu pada sambungannya 70°C, berapa konduksi termal batang P = 0,1 detkalori
m C°
,
suhu ujung batang Y yang bebas?
tY = 20°C berapa koefisien konduksi termal batang Q?
KQ = 0,3 kalori
115. Batang logam X panjangnya 25 cm det m C°
koefisien konduksi termalnya = 0,3
kalori
120. Dua batang P dan Q luas
det ik cm C°
. Batang logam Y panjangnya penampangnya sama disambung. Koefisien
30 cm koefisien konduksi termalnya = 0,1 konduksi termal kedua batang berturut-turut
kalori . Penampang kedua batang sama, 0,2 detkalori
m C°
dan 0,5 detkalori
m C°
. Suhu ujung
det ik cm C°
lalu disambung. Ujung batang X yang bebas bebas kedua batang berturut-turut 205°C
dipanaskan sampai suhunya 125°C. Suhu dan 10°C, sedang suhu sambungannya
pada sambungannya 100°C. Berapa suhu 80°C. Bila panjang batang P = 25 cm,
ujung batang Y yang bebas? berapa panjang batang Q?
tY = 10°C LQ = 35 cm
116. Dua batang X dan Y luas 121. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Koefisien penampangnya sama disambung. Koefisien
konduksi termal kedua batang berturut-turut konduksi termal kedua batang berturut-turut
0,4 det kalori
ik cm C°
dan 0,1 det kalori
ik cm C°
. Suhu ujung 0,3 detkalori
m C°
dan 0,1 detkalori
m C°
. Suhu ujung
bebas kedua batang berturut-turut 240°C bebas kedua batang berturut-turut 125°C
dan 10°C, sedang suhu sambungannya dan 10°C, sedang suhu sambungannya
170°C. Bila panjang batang X = 35 cm, 100°C. Bila panjang batang P = 25 cm,
berapa panjang batang Y? berapa panjang batang Q?
LY = 20 cm LQ = 30 cm
117. Dua batang X dan Y luas 122. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Koefisien penampangnya sama disambung. Panjang
konduksi termal kedua batang berturut-turut kedua batang berturut- turut 35 cm dan
0,5 det kalori
ik cm C°
dan 0,2 det kalori
ik cm C°
. Suhu ujung 20 cm. Koefisien konduksi termal kedua
bebas kedua batang berturut-turut 230 °C batang berturut-turut 0,4 detkalori
m C°
dan 0,1
dan 15 °C, sedang suhu sambungannya kalori
. Bila suhu ujung bebas batang Q =
det m C°
190 °C. Bila panjang batang X = 20 cm,
berapa panjang batang Y? 10 °C dan suhu sambungannya 170 °C,
LY = 35 cm berapa suhu ujung bebas batang P?
tP = 240°C
118. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Panjang 123. Dua batang P dan Q luas
kedua batang berturut-turut 20 cm dan penampangnya sama disambung. Panjang
25 cm. Suhu ujung bebas kedua batang kedua batang berturut-turut 20 cm dan
berturut-turut 150°C dan 10 °C, sedang 20 cm. Koefisien konduksi termal kedua
suhu sambungannya 110°C. Bila koefisien batang berturut-turut 0,3 detkalori
m C°
dan 0,4
konduksi termal batang P = 0,2 detkalori
m C°
, kalori
det m C°
. Bila suhu ujung bebas batang Q =
berapa koefisien konduksi termal batang Q?
20°C dan suhu sambungannya 65°C, berapa
KQ = 0,1 kalori suhu ujung bebas batang P?
det m C°
tP = 240°C
119. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Panjang 124. Dua batang X dan Y luas
kedua batang berturut-turut 30 cm dan 40 penampangnya sama disambung. Panjang
cm. Suhu ujung bebas kedua batang batang X = 1.25 kali panjang batang Y,
berturut-turut 150°C dan 20°C, sedang suhu koefisien konduksi termal batang Y = 2 kali
sambun-gannya 60°C. Bila koefisien koefisien konduksi termal batang X. Suhu
ujung bebas batang X = 150°C dan suhu
1
E. 150 kalori/gram
D. 2
E. 1
66. Sebuah benda hitam sempurna luasnya
60. Suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi, 0,5 m2 dan suhu permukaannya 1000°K.
maka zat itu..... Jika konstanta Stefan sebesar σ = 5,7×10–
A. lambat mendidih 8
W/mK, maka energi total yang
B. cepat mendidih dipancarkan selama satu menit adalah.....
C. lambat melebur A. 2,85×10–8 joule
D. lambat naik suhunya jika dipanaskan B. 2,85×10–8 joule
E. cepat naik suhunya jika dipanaskan C. 5,00×102 joule
61. Sebuah balok es dengan massa 50 kg pada D. 2,85×104 joule
suhu 0°C didorong di atas papan horizontal E. 1,71×106 joule
Suhu & Kalor 237
t (°C)
67. Sebanyak 1.000 gram air pada suhu 20°C A. 55 kal
dicampur dengan 200 gram air pada suhu B. 110 kalori 60
80°C. Jika pada percampuran tidak ada C. 130 kalori
kalor yang hilang, maka suhu akhir D. 275 kalori 0
campuran sama dengan... E. 285 kalori
A. 20°C C. 30°C E. 48°C 74. Balok es –5
B. 60°C D. 71°C bermassa 50
55 90 285 Q (kal)
68. Potongan alumunium bermassa 200 gram gram bersuhu 0oC dicelupkan pada 200
dengan suhu 20°C dimasukkan ke dalam gram air bersuhu 30 oC yang diletakkan
bejana air bermassa 100 gram dan suhu dalam wadah khusus. Anggap wadah tidak
80°C. Jika diketahui kalor jenis alumunium menyerap kalor. Jika kalor jenis air 1
0,22 kal/g°C dan kalor jenis air 1 kal/g°C, kal/gr°C dan kalor lebur es 80 kal/g, maka
maka suhu akhir air dan alumunium suhu akhir campuran adalah ….
mendekati ... A. 5 oC B. 8 oC C. 11 oC
o o
A. 200C C. 420C E. 620C D. 14 C E. 17 C
0 0
B. 80 C D. 100 C 75. Es massanya 125 gram suhu 0°C
69. Es sebanyak 20 gr bersuhu - 20oC dimasukkan ke dalam 500 gram air suhu
dimasukkan ke dalam 40 gr air bersuhu 20°C. Ternyata es melebur seluruhnya. Bila
80oC. kalor jenis es = 0,5 kal/groC, kalor kalor lebur es = 80 kalori/gram dan kalor
jenis air = 1 kal/groC, dan kalor lebur es = jenis air 1 kal/gramoC, maka suhu akhir
80 kal/gr. Suhu akhir campuran adalah … campuran adalah.....
A. 50oC C. 42oC E. 30oC A. 0°C B. 5°C C. 10°C
B. 28oC D. 20oC D. 15°C E. 20°C
70. Sebuah lempeng batu tebal 6 cm diletakkan 76. Es, massanya 150 gram suhu 0oC
o
di atas uap yang suhunya 100 C. Balok es dimasukkan ke dalam 600 gr air suhu 30oC.
dengan suhu 0oC diletakkan di atasnya. Ternyata es melebur seluruhnya. Bila kalor
Dalam 1 jam 1,2 kg es meleleh. Jika lebur es = 80 kalori/gr dan kalor jenis air 1
konduktivitas termal batu 0,123 J/m.s.oC, kal/groC, maka suhu akhir campuran adalah
kalor lebur es 3,344 x 105 J/kg, maka luas ….
permukaan lempeng batu … 0oC C. 5oC E. 8oC
A. 0,272 m2 B. 0,544 m2 o
15 C o
D. 20 C
2
C. 1,087 m D. 1,359 m2
77. Sebatang tembaga bermassa 100 gr mula-
E. 1,631 m2
mula bersuhu 95°C dijatuhkan ke dalam
71. Air bermassa 200 gram dan bersuhu 300C wadah aluminium 280 gr , jika air dan
dicampur air mendidih bermassa 100 gram wadah mula-mula bersuhu 15°C suhu akhir
dan bersuhu 90oC. (Kalor jenis air = 1 sistem sebesar…. (kalor jenis tembaga 390
kal.gram-1 0C-1). Suhu air campuran pada J/kgoK, kalor jenis alumunium 900 J/kgoK)
saat keseimbangan termal adalah …. A. 14,36°C B. 16,56°C
10oC C. 30oC E. 40oC C. 17,76°C D. 25,6°C
75oC D. 150oC E. 28,46°C
72. Pada wadah terdapat 150 gram air bersuhu 78. Apabila diketahui kalor jenis alumunium
80°C kemudian ditambah 50 gram air 0,22 kal/g0C, maka potongan alumunium
bersuhu 20°C. Jika wadah tidak menyerap bermassa 100 gram dengan suhu 200C
kalor, suhu campuran air adalah …. dimasukkan ke dalam bejana air bermassa
A. 55°C B. 75°C C. 95°C 50 gram dan suhu 500C maka suhu akhir air
D. 85°C E. 65°C dan alumunium mendekati .…
A. 40,830C B. 42,88oC
73. Sejumlah es berubah wujud dari suhu –5°C 0
C. 62,56 C D. 80,670C
sampai 60°C seperti gambar. Banyaknya E. 1000C
kalor yang diberikan sehingga suhunya
menjadi 60°C adalah..... 79. 200 gram air bersuhu 30oC dicampur
dengan 50 gram es bersuhu -5 oC (kalor
238 Suhu & Kalor
jenis es = 0,5 kal/goC, kalor lebur es = 80 D. 96oC E. 80oC
kal/g, kalor jenis air = 1 kal/goC). Suhu 86. Dua buah batang logam P dan Q
campuran saat kesetimbangan termal adalah mempunyai konduktivitas termal yang
…. oC. sama.
A. 2,5 C. 7,5 E. 10
B. 15 D. 17,5 250C 1000C
80. Mendidihkan air dalam bejana terbuka lebih P Q
cepat daripada dalam bejana tertutup
Jika panjang logam P adalah 2 kali logam Q
sebab
titik didih zat cair dipengaruhi oleh dan luas penampang keduanya sama
tekanannya. disambung menjadi satu. Maka suhu pada
sambungan kedua logam saat terjadi
81. Uap air yang terbentuk bila suatu campuran keseimbangan termal adalah……
air dan alkohol dipisahkan dengan A. 348 K C. 198 K E. 75 K
penyulingan lebih banyak mengandung uap B. -198 K D. -348 K
alkohol daripada uap air
87. Perhatikan pernyataan berikut:
sebab
titik didih alkohol lebih rendah daripada (1) Konduktivitas logam
titik didih air. (2) Perbedaan suhu ujung-ujung logam
(3) Panjang logam
82. Air yang membeku menjadi es volumenya (4) Massa logam
menjadi lebih besar Faktor-faktor yang menentukan laju
sebab perambatan kalor pada logam adalah .…
massa jenis es lebih besar daripada air. (1), (2), dan (3) D. (1) dan (4)
83. Zat yang sedang melebur tidak (2) dan (4) E. (3) dan (4)
membutuhkan kalor (4) saja
sebab 88. Dua batang logam P dan Q disambung
pada waktu melebur suhu zat tidak berubah. dengan suhu ujung-ujungnya berbeda (lihat
Perpindahan Kalor Cara Konduksi gambar).
84. Dua batang logam A dan B mempunyai
penampang sama disambungkan satu sama
lain pada salah satu ujungnya seperti
gambar. Jika suhu ujung bebas logam A
bersuhu 75oC dan suhu ujung bebas logam Apabila koefisien konduktivitas logam P
B 0oC, serta koefisien konduksi kalor logam dua kali koefisien konduktivitas logam Q,
A adalah dua kali koefisien konduksi kalor serta AC = 2 CB, maka suhu di C adalah
logam B. Suhu pada sambungan tersebut (dalam oC) ….
adalah .... A. 70 C. 75 E. 80
B. 85 D. 90
89. Dua buah batang P dan Q yang mempunyai
ukuran yang sama namun berbeda jenis
disambung satu sama lain. Ujung kiri
A. 75oC C. 60oC E. 55oC batang P bersuhu 110oC dan ujung kanan
B. 50oC D. 40oC batang Q bersuhu 50C. Jika koefisien
85. Batang logam P dan Q dengan ukuran konduksi termal batang P = 2x koefisien
panjang dan luas penampang yang sama konduksi termal batang Q, maka suhu pada
disambungkan seperti pada gambar sambungan kedua batang adalah ....
A. 25oC C. 50oC E. 65oC
o o
B. 75 C D. 85 C
Jika koefisien konduksikalor logam Q dua 90. Dua buah batang P dan Q yang mempunyai
kali koefisien konduksi kalor P maka suhu ukuran yang sama namun berbeda jenis
akhir pada sambungan logam adalah …. disambung satu sama lain. Ujung kiri
A. 300oC B. 260oC C. 160oC
Suhu & Kalor 239
batang P bersuhu 110oC dan ujung kanan 95. Kalor yang mengalir per satuan waktu
batang Q bersuhu 5oC. melalui suatu konduktor:
110 P Q 50C (1) sebanding dengan selisih suhu antara
Jika koefisien konduksi termal batang P = kedua ujungnya
2x koefisien konduksi termal batang Q, (2) berbanding terbalik dengan panjang
maka suhu pada sambungan kedua batang konduktor
adalah .... (3) sebanding dengan luas penampang
konduktor
A. 25°C C. 50°C E. 65°C
(4) tidak tergantung pada jenis konduktor
B. 75°C D. 85°C
96. Ujung A dipanaskan pada suhu 80oC sedang
91. Dua batang P dan Q dengan ukuran yang
ujung yang lain masih dingin dengan suhu
sama tetapi jenis logam yang berbeda
20oC.
dilekatkan seperti gambar di bawah. Ujung
kiri P bersuhu 90°C, dan ujung kanan Q 80oC A B 20oC
bersuhu 0°C. Jika koefisien konduksi Jika konduktivitas termal A dua kali
termal P adalah 2 kali koefisien konduksi konduktivitas termal B, maka suhu pada
termal Q, maka suhu pada bidang batas sambungan adalah
batang P dan Q ialah..... A. 60oC C. 50oC E. 40oC
A. 45°C B. 30oC D. 25oC
B. 55°C
Perpindahan Kalor Cara Konveksi
C. 60°C
D. 72°C 97. Bila suatu cairan dipanasi dari bawah, maka
E. 80°C kalor merambat dengan cara konveksi
sebab
92. Kalor yang mengalir persatuan waktu cairan yang panas rapat massanya lebih
melalui suatu konduktor: kecil daripada cairan yang dingin
(1) sebanding dengan luas penampang
(2) sebanding dengan selisih suhu antara Perpindahan Kalor Cara Radiasi
kedua ujungnya 98. Perbandingan jumlah energi yang
(3) berbanding terbalik dengan panjang dipancarkan tiap detik oleh benda hitam
konduktor pada temperatur 300°K dan 900°K
(4) tergantung pada macam konduktor adalah.....
93. Batang baja dan kuningan luas penampang A. 1 : 243 B. 1 : 81 C. 1 : 27
dan panjangnya sama, salah satu ujungnya D. 1 : 9 E. 1 : 3
dihubungkan. Suhu ujung batang baja yang 99. Jumlah energi tiap satuan waktu yang
bebas 250°C sedangkan suhu ujung batang dipancarkan oleh permukaan sebuah benda,
kuningan yang bebas 100°C. Jika koefisien dapat dirumuskan dalam persamaan: W = e
konduksi kalor baja dan kuningan masing- σ A T4 Untuk benda hitam harga emisivitas
masing 0,12 dan 0,24 kal/s cm, maka suhu e ialah.....
pada titik hubung kedua batang tersebut A. nol B. 0,5 C. –1
adalah..... D. –0,5 E. 1
A. 225°C B. 200°C C. 175°C
100. Gambar di bawah adalah benda hitam
D. 150°C E. 125°C sempurna yang meradiasi kalor.
94. Dua batang logam sejenis A dan B Perbandingan energi yang diradiasikan
penampangnya berbanding 2: 1 sedang antara benda A dan benda B tiap detiknya
panjangnya berbanding 4: 3. Bila beda suhu adalah....
ujung-ujung kedua batang sama, maka A. 1 : 2 a
a A B
jumlah rambatan kalor tiap satuan waktu B. 1 : 3
1 cm² 3 cm²
pada A dan B berbanding..... C. 3 : 1
A. 2 : 3 B. 3 : 2 C. 8 : 3 D. 4 : 1 T=300°K T=300°K
D. 3 : 8 E. 1 : 1 E. 1 : 9
h h′ N
i N i′
α
i2 r
N′
r′
r2 Sumbu Utama
S S′
Ketika cermin diputar, garis normalnya juga
ikut berputar dengan sudut putar θ. Sehingga:
Gambar 2 i' = i + θ dan r ' = r + θ
Gambar 2 menunjukkan sebuah cermin datar Sudut antara pantul setelah dan sebelum
TT'. cermin diputar:
Garis OO' disebut sumbu utama, di mana x = (i'+ r ' ) − (i + r )
OO' ⊥ TT'. ↔ x=i+θ+r+θ–i–r
Sebuah benda setinggi h terletak sejauh S di ↔ x = 2 θ ↔ x = 2 × 10° ↔ = 20°
depan cermin. Oleh cermin dibentuk bayangan
setinggi h' dari cermin. Hubungan antara S' 2. Melalui lubang A pada sebuah layar
dengan S dinyatakan dengan persamaan: dilewatkan seberkas sinar tegak lurus
S' = −S . . . . . . . . (2) layar. Di depan layar ada cermin sejajar
layar berjarak 1 meter yang memantulkan
S = jarak benda, satuannya cm
kembali sinar dari lampu melalui titik O.
S' = jarak bayangan, satuannya cm
Tanda negatif menunjukkan bayangan maya. Kemudian cermin diputar 15° sehingga
Hubungan antara h' dengan h dinyatakan sinar pantulnya sekarang mengenai layar
dengan persamaan: pada titik B. Berapa jarak AB?
Penyelesaian:
h' = +h . . . . . . . (3)
h = tinggi benda, satuannya cm A
h' = tinggi bayangan, satuannya cm i
Tanda positif menunjukkan bayangan tegak. r
b. Perbesaran (m)
Perbesaran (m) ialah perbandingan antara
tinggi bayangan (h') dengan tinggi benda (h).
Ditulis dengan persamaan: B
h'
m= . . . . . . . . (4) Setelah cermin diputar, sudut antara sinar
h datang dan sinar pantul = ∠AOB, yang mana:
Dapat juga dinyatakan dengan persamaan: ∠AOB = ∠i + ∠r ↔ ∠AOB = ∠i + ∠i
S' ↔ ∠AOB = 2∠i ↔ ∠AOB = 2∠θ
m=− . . . . . . . (5)
S ↔ ∠AOB = 2 × 15° ↔ ∠AOB = 30°
Karena h' = + h, maka m = + 1 AB
Jadi perbesaran yang dihasilkan cermin datar tg ∠AOB = ↔ AB = AO tg ∠AOB
AO
berharga 1.
↔ AB = 1 × tg 30° ↔ AB = √3 m
1
3
Contoh Soal:
3. Seseorang tingginya 160 cm, jarak antara
1. Seberkas sinar didatangkan pada mata ke ujung rambut 6 cm sedang
permukaan sebuah cermin datar dengan bercermin di depan cermin datar. Supaya
sudut datang 30°. Dengan arah sinar dia dapat melihat seluruh tinggi bayangan
datang yang tetap, kemudian cermin tubuhnya:
Optika Geometri 241
a) berapa panjang cermin minimum? dibentuk seluruhnya dapat dihitung dengan
b) berapa tinggi maksimum ujung bawah rumus:
cermin ke lantai? 360
Penyelesaian: n= −1 . . . . . . (6a)
α
i1 n = jumlah bayangan
r1 α = sudut apit kedua cermin
Bisa juga ditulis:
h h′
360
i2 α= . . . . . . . (6b)
n +1
r2 Sumbu Utama
Contoh Soal:
↔ OO' = 2 × 160
1
↔ OO' = 80 cm 5. Dua buah cermin datar dipasang
b) Tinggi ujung bawah cermin (OO"): berhadapan membentuk sudut α, sehingga
OO" = 12 MK 1 jumlah bayangan yang dibentuk 7 buah.
↔ OO' = 2 (RK + RM)
Jika sudut apitnya diperbesar 15°, berapa
↔ OO' = 2 × (160 – 6) ↔ OO' = 2 × 154
1 1
berkurangnya jumlah bayangan yang
↔ OO' = 77 cm dibentuk?
b. Pembentukan Bayangan Oleh Dua Penyelesaian:
Cermin Datar 360 360 360
α= ↔ α= ↔ α=
n +1 7 +1 8
↔ α = 45 °
A A′ α′ = α + 15 ↔ α′ = 45 + 15 ↔ α′ = 60 °
360 360
n′ = – 1 ↔ n′ = – 1 ↔ n′ = 6 – 1
α' 60
↔ n′ = 5 buah
∆n = n – n′ ↔ ∆n = 7 – 5 ↔ ∆n = 2 buah
6. Sebuah benda diletakkan di antara dua
buah cermin berhadapan membentuk sudut
A″ A′″ α. Kemudian sudut apitnya dilipatkan dua
Gambar 3 Dua cermin datar kali sehingga jumlah bayangan yang
Gambar 6 menunjukkan dua buah cermin datar dibentuk berkurang 6 buah. Berapa
yang diletakkan berhadapan membentuk besarnya α?
sudut α. Titik benda A terletak di antara kedua Penyelesaian:
360
cermin. Masing-masing cermin membentuk n1 = −1
bayangan dari benda A. Berikutnya cermin I α
beserta bayangan yang dibentuknya juga α2 = 2α
berfungsi sebagai benda bagi cermin II. 360 180
Sehingga menghasilkan bayangan lagi. n2 = − 1 ↔ n2 = –1
2α α
Sebaliknya cermin II beserta bayangan yang
180 360
dibentuknya juga berfungsi sebagai benda bagi n2 = n1 – 6 ↔ –1= –1–6
cermin I. Sehingga bayangan yang dibentuk α α
menjadi berlipat ganda. Jumlah bayangan yang
↔ 0 = α – 6α – 1080
2 dipantulkan berpotongan di suatu titik pada
↔ (α – 36)(α +30) = 0 sumbu utama. Titik ini disebut titik fokus (F).
Jarak titik fokus (F) ke cermin disebut jarak
↔ α – 36 = 0 ↔ α = 36°
fokus (f).
Optika Geometri 243
Disebut juga titik api atau titik bakar, sebab Atau:
jika pada titik tersebut diletakkan sebuah h' S'
benda yang mudah terbakar, kemudian cermin =− . . . . . . (11)
h S
disinari, maka benda tersebut dapat terbakar. h = tinggi banda, satuannya cm
Hubungan antara f dengan R dinyatakan h' = tinggi bayangan, satuannya cm
dengan persamaan: m = perbesaram, tanpa satuan
f = 12 R . . . . . . . . (7) Agar mudah diingat, ruang di sekitar cermin
f = jarak fokus, satuannya cm kita bagi sebagai berikut:
R = Jari-jari kelengkungan, satuannya cm
Untuk cermin cekung, karena R berharga
positif, maka f juga berharga positif. ∞ > III > 2f f>I>0
2. Pembentukan Bayangan Oleh Cermin
Cekung C F O
S 2f > II > f 0 > IV > –∞
h
C F O h
C F O
h′
h
C F O h
C F O
h′
h′
L′ S'J
S'D
S′
f = 12 R ↔ f = 12 × 30 ↔ f = 15 cm
1 1 1 1 1 1 2 +1 1
+ = ↔ + = ↔ = SD = 25 cm
S S' f 15 30 f 30 f
1 1 1 1 1 1
↔
3 1
= ↔ f=
30
↔ f = 10 cm
+ ' = ↔ + ' =
30 f 3 SD SD f 25 SD 15
R = 2f ↔ R = 2 × 10 ↔ R = 20 cm 1 1 1 1 5−3
↔
'
= – ↔ =
12. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah S D 15 25 S 'D 75
cermin cekung yang mempunyai jari-jari 1 2 ' 75
↔ = ↔ SD=
kelengkungan 12 cm. Bayangannya tegak '
S D 75 2
dan tingginya 3 kali tinggi bendanya.
↔ S 'D = 37,5 cm
Berapa jarak benda ke cermin?
Penyelesaian: SJ = 20 + 25 ↔ SJ = 45 cm
1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + ' =
SJ SJ f 45 SJ 15
h 1 1 1 1 3 −1
↔
'
= – ↔ =
C F O S J 15 45 S'J 45
1 2 ' 45
↔
'
= ↔ SJ=
S J 45 2
↔ S 'J = 22,5 cm
L' = S'D − S'J ↔ L' = 37,5 –22,5
f= 1R
2
↔ f= 1×
2
12 ↔ f = 6 cm ↔ L' = 15 cm
S′ h
1 1 C F O
S′ = S – x ↔
3
S = S – 16 ↔ 16 = S – 3
S
↔ 16 = 23 S ↔ 8×3=S S S′
↔ S = 24 cm
x
S′ = 13 S ↔ S′ = 13 × 24 ↔ S′ = 8 cm
1 1 1 1 1 1 1 1+ 3
= + ↔ = + ↔ = f = 12 R
f S S' f S 8 f 24 ↔ f = 12 × 12 ↔ f = 6 cm
1 4 1 1 Karena maya, maka:
↔ = ↔ = ↔ f = 6 cm
f 24 f 6 S' = −( x − S) ↔ S' = S – x
↔ S' = S – 16
15. Jarak antara benda dengan bayangan nyata
yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung 1 1 1 1 1 1
+ '= ↔ + =
berjari-jari kelengkungan 20 cm adalah S S f S S − 16 6
15 cm. Berapa jarak benda ke cermin? S − 16 + S 1
Penyelesaian: ↔ =
S(S − 16) 6
S 2
↔ 6 (2S – 16) = S – 16 S
2
↔ 12 S – 96 – S + 16 S = 0
2
↔ S – 28 S + 96 = 0
↔ (S – 24)(S – 4) = 0
h
↔ S – 24 = 0 ↔ S = 24 cm
(tidak memenuhi, karena S > f, sehingga
x h′ menghasilkan bayangan nyata)
↔ S–4=0 ↔ S = 4 cm
S' ↔ x = 24 + 8 ↔ x = 32 cm
m=− . . . . . . . (15)
S 21. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm
atau di depan sebuah cermin. Bayangan yang
h' S' dibentuk ternyata tegak, dan tingginya 12
=− . . . . . . . (16)
h S kali tinggi bendanya. Berapa jari-jari
h = tinggi benda, satuannya cm kelengkungan cermin?
h' = tinggi bayangan, satuannya cm Penyelesaian:
m = perbesaran, satuannya kali (X)
Contoh Soal:
↔ f = –10 cm
1
h ' S' 2h
1 1 1 1 1 1 = ↔ S' = – S ↔ S' = – 12 × 15
+ '= ↔ + = h S h
S S f 30 S' − 10
↔ S' = –7,5 cm
1 1 1 1 − 3 −1
↔ =– – ↔ = 1 1 1 1 1 1
S' 10 30 S' 30 + '= ↔ + =
S S f S S' f
1 4 30
↔ =– ↔ S' = – 1 1 1 1− 2 1
S' 30 4 ↔ + = ↔ =
↔ S' = –7,5 cm
15 − 7,5 f 15 f
h' S' − 7,5 1 −1 1
=− ↔ h′ = h ↔ h′ = – × 3 ↔ = ↔ f = –15 cm
15 f
h S 30 4
↔ h′ = 0,75 cm
R = 2f ↔ R = 2 × (–15) ↔ R = –30 cm
20. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah 22. Sebuah benda bergerak dari titik yang
cermin yang mempunyai jarak fokus berjarak 90 cm ke titik yang berjarak
12 cm. Bayangan yang dibentuk tegak, 40 cm dengan kecepatan tetap 5 m/dt
tingginya = 13 kali tinggi bendanya. Berapa mendekati sebuah cermin cembung yang
berjari-jari 20 cm. Berapa kecepatan rata-
jarak bayangan dari benda? rata gerak bayangannya?
Penyelesaian: Penyelesaian:
Cermin yang menghasilkan bayangan tegak
f = 12 R ↔ f = 12 × (–20)
diperkecil adalah cermin cembung.
Jadi f = –12 cm ↔ f = –10 cm
1h
h ' S' 3 = – S' ↔ S′ = – 1 S
= ↔ 3
h S h S
1 1 1 1 1 1
+ '= ↔ + 1 =
S S f S − 3 S − 12
1− 3 − 1
↔ =
S 12
250 Optika Geometri
h h
O h′ h′
O F C
F C
S1 S′1 S S′
x
1 1 1 1 1 1 Bayangan yuang dibentuk oleh cermin
+ = ↔ + ' = cembung selalu maya:
S1 S1' f 90 S1 − 10
S' = −( x − S) ↔ S′ = S – x
1 1 1 1 − 9 −1 ↔ S′ = S – 21 . . . . . . (1)
↔
'
=– – ↔ =
S1 10 90 S1' 90 1 1 1 1 1 1
+ '= ↔ + =
1 − 10 ' 90 S S f S S − 21 − 10
↔ = ↔ S1= –
S − 21 + S
'
S1 90 10 1
↔ =
↔ S 1' = –9 cm S(S − 21) − 10
2
1 1 1 1 1 1 ↔ (2S – 21)(–10) = S – 21S
+ ' = ↔ + ' = 2
↔ S – 21S + 20S – 210 = 0
S2 S2 f 40 S2 − 10 2
↔ S – S – 210 = 0
1 1 1 1 − 4 −1 ↔ (S – 15)(S + 14) = 0
↔
'
=– – ↔ =
S2 10 40 S'2 40 ↔ S – 15 = 0 ↔ S = 15 cm
↔ λ = 5×10 m ↔ λ = 5×10 cm
–7 –5 c1
t 10
N= ↔ N=
λ 5 × 10−5 i
5
↔ N = 2×10 buah
n m sin i = n k sin r
S′
↔ 1 sin 2 r = √3 sin r
↔ 2 sin r cos r = √3 sin r ↔ cos r = 12 √3 Gambar 28
Gambar 28 menunjukkan sebuah permukaan
↔ r = 30
lengkung berpusat di C dan berjari-jari R.
i = 2 × 30 ↔ i = 60°
Permukaan ini membatasi dua medium optik.
sin (i − r ) sin (60 − 30)
x=d ↔ x=9× Titik O di tengah-tengah permukaan lengkung
cos r cos 30 tersebut, kemudian disebut verstek.
sin 30 Garis OC disebut sumbu utama.
↔ x=9× ↔ x = 9 tg 30
cos 30 Sebuah titik benda P pada sumbu utama
berjarak S dari permukaan.
↔ x = 9 × 13 √3 ↔ x = 3√3 cm Medium yang ditempati benda disebut
medium I, indeks biasnya n1.
45. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu
Bayangannya P' berjarak S' dari permukaan
sisi sebuah kaca plan paralel yang tebalnya
pada medium II, indeks biasnya n2.
15 cm dengan sudut datang 60°. Jika sinar
258 Optika Geometri
Hubungan antara S dan S' dapat ditentukan R = –10 cm
dengan rumus: a)
n1 n 2 n 2 − n1
+ = . . . . . (33) O
S S' R
n1 = indeks bias medium I (tempat benda)
n2 = indeks bias medium II (tempat
bayangan)
n1 n 2 n 2 − n1 n air n ud
R = Jari-jari kelengkungan permukaan, + = ↔ + =
positif bila cembung, dan negatif bila S S' R S S'
cekung. n ud − n air
N. Perbesaran bayangan (m) R
1 1− 3 1 1 − 3
4 4 1
n1 ↔
3 + = ↔ + =
r1
n2
20 S' − 10 15 S' − 10
h
i h′
1 1 1 1 1 2
r ↔ = – ↔ = –
S R S' 30 15 S' 30 30
S′ 1 −1
↔ = ↔ S' = –30 cm
Gambar 29 S' 30
Pada titik P sekarang kita letakkan benda h' n S' n air S'
=− 1 ↔ h' = – h
setinggi h. h n2 S n ud S
Dari ujung benda kita ambil berkas sinar yang 4 (−30)
menuju C. Sinar biasnya tidak mengalami ↔ h' = –
3 ×5 ↔ h' = 10 cm
pembelokan, karena berimpit dengan garis 1 × 20
normalnya. b)
f1
O
F2
F1
n1 n 2 n 2 − n1
+ = f2
S S' R
n air n n − n air Gambar 30
↔ + ud = ud Titik Fokus pertama kita peroleh bila ada sinar
S − 1,5S − 15
datang sejajar sumbu utama, dibiaskan
4 1− 4 −1 berpotongan dengan sumbu utama.
↔
3– 1 = 3 ↔ 4 – 2 =– 3
S 1,5S − 15 3S 3S 15 Jadi bendanya di jauh tak terhingga ( S = ∞ ),
sedangkan jarak bayangannya merupakan
2 1
↔ = ↔ 2 × 15 = S jarak fokusnya.
3S 3 × 15 n1 n 2 n 2 − n1 nm n k nk − n m
↔ S = 30 cm + = ↔ + =
S S' R ∞ f1 R
48. Sebuah pipa kapiler diisi air (n = 43 ) nk nk − nm
↔ 0+ =
setinggi 8 cm. Air membasahi dinding pipa f1 R
sehingga membentuk permukaan seperti
nk
terlihat pada gambar berjari-jari 2 cm. ↔ f1 = ( )R . . . . (37)
Berapa jarak bayangan dasar tabung yang nk − nm
terlihat oleh pengamat yang berada di atas Titik Fokus kedua kita peroleh bila sinar
tabung? biasnya sejajar sumbu utama, sinar datangnya
berpotongan dengan sumbu utama.
Penyelesaian:
Jarak fokusnya kita peroleh bila jarak
n air n ud n ud − n air bayangannya di jauh tak terhingga (S' = ∞),
+ = sedangkan jarak bendanya sebagai jarak
S S' R
fokusnya.
4 n1 n 2 n 2 − n1 nm nk nk − nm
1− 4 + = ↔ + =
↔
3+1= 3 S S′ S S' R f2 ∞ R
8 S' 2
nm n − nm
1 1 − 3
1 ↔ +0= k
↔ + = f2 R
6 S' 2 nm
1 1 1 1 2 ↔ f2 = ( )R . . . . (38)
↔ =– – ↔ =– nk − nm
S' 6 6 S' 6
6
↔ S' = – ↔ S' = –3 cm
2
O. Titik Fokus (F) dan Jarak Fokus (f)
(e)
(j)
Gambar 38
Tabel hubungan antara benda dengan
bayangan yang dibentuk oleh lensa positif:
h 5' Ruang Bayangan
Benda Ruang Sifat Posisi Perbesaran
h5 ∞ F – – –
F C
III II′ Nyata Terbalik Diperkecil
C′ F′ (S' +) (h' –) (/m/ < 1)
C′ C Nyata Terbalik Sama Besar
(S' +) (h' –) (/m/ = 1)
(f) II Nyata Terbalik Diperbesar
III′
(S' +) (h' –) (/m/ > 1)
F′ ∞ – – –
I III Maya Tegak Diperbesar
h '6 (S' –) (h' +) (/m/ > 1)
I C' Maya Tegak Diperbesar
h6 (S' –) (h' +) (/m/ > 1)
F C
C′ F′ I II Maya Tegak Diperbesar
(S' –) (h' +) (/m/ > 1)
I F' Maya Tegak Diperbesar
(g) (S' –) (h' +) (/m/ > 1)
I I Maya Tegak Diperbesar
(S' –) (h' +) (/m/ > 1)
Dengan memperhatikan urutan posisi benda
h '7 dan bayangan dapat disimpulkan bahwa jika
sebuah benda bergerak mendekati sebuah
h7
F C lensa positif, maka:
C′ F′ (1) bayangan nyatanya bergerak menjauhi
lensa.
(2) bayangan mayanya bergerak mendekati
(h) lensa.
(b). Lensa Negatif
Untuk melukis pembentukan bayangan pada
h 8' lensa negatif biasanya digunakan sinar-sinar
h8 sebagai berikut:
F C
C′ F′
(1) Sinar sejajar sumbu utama sebelah kiri
lensa dibiaskan seolah datang dari titik
fokus sebelah kiri lensa.
(2) Sinar yang akan melalui titik fokus
(i)
sebelah kanan lensa dibiaskan sejajar
sumbu utama.
(3) Sinar yang melalui pusat optik dibiaskan
lurus.
15. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan 22. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan
membentuk sudut α, sehingga jumlah membentuk sudut 60°. Jika jumlah
bayangan yang dibentuk 7 buah. Jika sudut bayangan yang dibentuk ingin ditambah
apitnya diperbesar 15 °, berapa sebanyak 3 buah, maka salah satu cermin
berkurangnya jumlah bayangan yang harus diputar dengan sudut berapa?
dibentuk? ∆α = 20 °
∆n = 2 buah Cermin Cekung:
16. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan 23. Sebuah benda tingginya 2 cm diletakkan di
membentuk sudut α, sehingga jumlah depan sebuah cermin cekung yang
bayangan yang dibentuk 7 buah. Jika sudut mempunyai jari-jari kelengkungan 30 cm.
apitnya dipersempit 15 °, berapa Tentukan jarak dan tinggi bayangannya jika
bertambahnya jumlah bayangan yang jarak benda ke cermin:
dibentuk? a) ∞ b) 45 cm c) 30 cm
∆n = 4 buah d) 20 cm e) 15 cm f) 10 cm
17. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah a) 15 cm, 0 b) 22,5 cm, –1 cm
cermin datar yang dipasang berhadapan c) 30 cm, –2 cm d) 60 cm, –6 cm e) ∞, ∞
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n f) –30 cm, 6 cm
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya 24. Lengkapilah tabel berikut, yang
diperbesar 6°, sehingga jumlah menunjukkan hubungan antara besaran-
bayangannya berkurang 2 buah. Berapa besaran yang terdapat pada cermin cekung!
No R Benda
jumlah bayangan mula-mula n? Bayangan m
n = 11 S h S′ h′ Sifat Posisi Tempat
18. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah a +10 +5 +2
cermin datar dipasang berhadapan b +20 +3 +6
3
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n c +8 +3 /2
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya d +1 +30 –4
diperbesar 10°, sehingga jumlah e –15 +2 +2
bayangannya berkurang 3 buah. Berapa f +15 +2 –1/ 3
besar sudut α? a) ∞, ∞, batas, ∞, …, ∞
α = 30° b) +5, –10, maya, tegak, IV, +2
c) +48, +2, –12, maya, tegak, IV
19. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan d) +12, +7,5, nyata, terbalik, III, –4
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n e) +28, +7,5, +1, maya, tegak, IV
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya f) +7,5, –2/ 3 , nyata, terbalik, II
diperkecil 20°, sehingga jumlah 25. Sebuah benda diletakkan pada jarak 45 cm
bayangannya bertambah 3 buah. Berapa di depan sebuah cermin cekung.
jumlah bayangan mula-mula n? Bayangannya nyata pada jarak 30 cm dari
n=5 cermin. Berapa jari-jari kelengkungan
20. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan cermin?
R = 36 cm
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya 26. Sebuah benda diletakkan pada jarak 10 cm
diperbesar 20°, sehingga jumlah di depan sebuah cermin cekung.
bayangannya berkurang 3 buah. Berapa Bayangannya terbalik dan tingginya 3 kali
jumlah bayangan mula-mula n? tinggi bendanya. Berapa jari-jari
n=8 kelengkungan cermin?
R = 15 cm
72. Sebuah bak tingginya 40 cm diisi cairan 77. Sebuah bak tingginya 25 cm diameternya
yang indeks biasnya √3 setinggi 30 cm. 36 cm diisi cairan setinggi 21 cm.
Seberkas sinar didatangkan pada permukaan Kemudian seberkas sinar didatangkan lewat
cairan dengan sudut datang i. Sebagian sinar ujung kiri atas bak. Sebagian sinar
dipantulkan lewat ujung kanan bak, sisanya dipantulkan lewat ujung kanan atas bak,
dibiaskan ke pojok kanan bawah bak (lihat sisanya dibiaskan ke pojok kanan bawah
gambar ii). Berapa besarnya i? bak (lihat gambar iii). Berapa indeks bias
i = 60° cairan?
n= 4
73. Sebuah bak tingginya 25 cm, diisi air (n = 43 3
Sj = ∞
Gambar 3
b) Cacat mata miop (Rabun Jauh /
Berpenglihatan Dekat)
Gambar 1
Mata dapat melihat benda-benda dengan jelas
Gambar 4
bila bayangan yang dibentuk oleh lensa mata
Orang yang cacat mata miop, jarak titik
bersifat nyata, terbalik, diperkecil, tepat pada
jauhnya lebih dekat dari titik jauh mata
retina. Lensa mata dapat berubah tebalnya.
normal.
Makin tebal makin besar kuat lensanya atau
Sj < ∞
makin kecil jarak fokusnya, untuk melihat
Jadi bila dia melihat ke tempat yang jauh
jarak dekat, dan sebaliknya. Peristiwa ini
tampak kabur. Bila ada sinar sejajar datang
disebut berakomodasi.
padanya akan dibiaskan di depan retina.
Berakomodasi dimaksudkan untuk
Demikian juga titik dekatnya lebih dekat dari
menyesuaikan diri dengan jarak benda yang
titik dekat mata normal.
dilihat.
S d < 25 cm
Jika lensa mata berakomodasi sekuat-kuatnya
Jadi bila dia ingin membaca (berakomodasi
(maksimum), titik yang dilihat disebut titik
maksimum), bukunya harus diletakkan lebih
dekat (TD), jaraknya disebut jarak titik dekat
dekat dari 25 cm.
(S d ).
Hal ini disebabkan bentuk bola mata yang
Jika mata tak berakomodasi, dikatakan mata
lonjong datar.
istirahat atau berakomodasi minimum, titik
Perhatikan gambar 4, walaupun lensa matanya
yang dilihat disebut titik jauh (TJ), jaraknya
sudah tak berakomodasi, benda yang berada di
disebut jarak titik jauh (Punctum Rematum)
(S j ). titik jauh mata normal (∞) akan dibentuk
Biasanya jarak titik dekat (S d ) dipakai sebagai bayangan di depan retina. Untuk membantu
jarak baca, sebab pada jarak ini benda terlihat penglihatan jauhnya, agar dia merasa seperti
paling jelas. orang bermata normal digunakan lensa negatif,
agar sinar-sinar yang datang dari benda
a) Mata Normal (Emetrop) dipencarkan terlebih dahulu baru kemudian
Mata normal mempunyai titik dekat (S d ) = 25 sinar-sinar ini membentuk bayangan tepat
cm, dan titik jauhnya (S j ) = ∞. pada retina.
Jika mata sedang berakomodasi maksimum
melihat benda pada jarak 25 cm, maka
bayangannya akan terletak tepat pada retina.
290 Alat Optik
S' = – S d
Tanda negatif menunjukkan bahwa
TJ bayangannya maya
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = +
f S S' f baca 25 − Sd
SJ
1 1 1 1 S − 25
Gambar 5 ↔ = – ↔ = d
f baca 25 Sd f baca 25 Sd
Jadi benda yang dilihat seolah berada di titik
25 Sd
jauhnya (TJ). Untuk menentukan jarak fokus ↔ f baca = . . . . (2)
lensa bantunya diambil Sd − 25
S=∞ S d = jarak titik dekat, satuannya cm
dan f baca = jarak fokus lensa baca, satuannya
S'= – S j cm
Tanda negatif menunjukkan bahwa bayangan
c) Cacat Mata Hipermetrop (Rabuh
yang dibentuk oleh lensa bantu maya.
Dekat/Berpenglihatan Jauh)
Sehingga:
1 1 1 1 1 1 Orang yang cacat mata hipermetrop, titik
= + ↔ = + dekatnya lebih jauh dari titik jauh mata
f S S' f jauh ∞ S j
normal.
1 1 1 1 (S d ) > 25 cm
↔ =0+ ↔ =
f jauh − Sj f jauh − Sj Jadi bila ia melihat ke tempat jarak baca mata
normal tampak kabur.
↔ f jauh = −S j . . . . . (1)
Jika ia ingin membaca (berakomodasi
S j = jarak titik jauh, satuannya cm maksimum), bukunya harus diletakkan lebih
f jauh = jarak fokus lensa bantu untuk jauh dari 25 cm. Hal ini disebabkan bentuk
melihat jauh, satuannya cm bola matanya lonjong vertikal.
Untuk membantu jarak bacanya juga
digunakan lensa negatif.
Jarak fokusnya dapat ditentukan sebagai TD
berikut:
Perhatikan gambar 4:
TD Gambar 7
Pada gambar 7 saat lensa mata berakomodasi
maksimum, benda yang berada pada jarak 25
SD cm akan dibentuk bayangan di belakang retina.
Sn
Gambar 6 TD
Buku yang akan dibaca diletakkan pada jarak
baca mata normal (25 cm), Ini merupakan
jarak benda
S = 25 cm SD > 25 cm
Jika lensa mata sedang berakomodasi Gambar 8
maksimum, maka akan dibentuk bayangan di Pada gambar 8 saat lensa mata tak
depan retina. Agar dibentuk bayangan tepat berakomodasi, sinar-sinar sejajar sumbu utama
pada retina, maka sinar-sinar dari benda harus akan dibiaskan di belakang retina juga. Untuk
dipencarkan terlebih dahulu. Untuk itu harus membantu jarak bacanya digunakan lensa
diberi lensa negatif. positif.
Jadi sinar-sinar yang masuk lensa mata seolah
berasal dari titik dekatnya (TD). Dengan kata
lain di titik itulah terbentuknya bayangan oleh
lensa bantu tadi
Alat Optik 291
25 Sd 25 ×17
f baca = ↔ f baca =
Sd − 25 17 − 25
TD N
175 175
↔ f baca = cm ↔ f baca = – m
−8 800
Sn
7
↔ f baca = – m
SD 32
Gambar 9 1 1
Oleh lensa bantu, sinar dibiaskan Pbaca = ↔ P baca =
f baca −7
(dikumpulkan) dahulu, baru kemudian masuk 32
ke mata. Oleh lensa mata, dibiaskan tepat pada 32
↔ P baca = – dioptri
retina. jadi seolah sinar ini datang dari titik 7
dekatnya. Untuk menghitung jarak fokus lensa f jauh = −S j ↔ f jauh = – 200 cm
bantu digunakan rumus:
↔ f jauh = – 2 m
25 Sd
f baca = . . . . . (3) 1 1
Sd − 25 Pjauh = ↔ P jauh =
f jauh −2
Untuk membantu penglihatan jarak jauhnya
tidak memerlukan lensa bantu. ↔ P jauh = – 0,5 dioptri
1 1
d) Cacat Mata Presbiop b) f baca = ↔ f baca =
Pbaca 2
Cacat mata ini disebabkan oleh umur tua,
↔ f baca = 0,5 m ↔ f baca = 50 cm
karena daya akomodasinya berkurang. Cacat
25 Sd
mata ini titik dekatnya lebih jauh daripada f baca = ↔ 50 (S d – 25) = 25 S d
mata normal. Sd − 25
S d > 25 cm ↔ 2 (S d – 25) = S d ↔ 2S d – 50 = S d
Sedangkan titik jauhnya lebih dekat daripada ↔ 2S d – S d = 50 ↔ S d = 50 cm
mata normal. 1 1
Sj < ∞ Pjauh = ↔ P jauh = ↔ P jauh = 0
f jauh ∞
Untuk membantu jarak bacanya (lihat bahasan
cacat mata hipermetrop), digunakan lensa f jauh = −S j ↔ S j = –f jauh
positif, dengan jarak fokus: S j = –(–∞) ↔ S j = ∞
f baca =
25 Sd
. . . . . (4) Karena S d > 25 cm dan S j = ∞, maka disebut
Sd − 25 cacat mata hipermetrop.
Untuk membantu penglihatan jauhnya (lihat c) f baca = 100 cm ↔ f baca = 1 m
bahasan cacat mata miop), digunakan lensa f jauh = –600 cm ↔ f jauh = –6 m
negatif, dengan jarak fokus: 25 Sd
f baca = ↔ 100 (S d – 25) = 25 S d
f jauh = −S j . . . . . . (5) Sd − 25
↔ 4 (S d – 25) = S d ↔ 4S d – 100 = S d
Contoh Soal: ↔ 4S d – S d = 100 ↔ 3S d = 100 cm
Contoh Soal:
h′ 2. Seorang cacat mata mempunyai titik dekat
60 cm dan titik jauh 5 meter menggunakan
h sebuah lup yang mempunyai jarak fokus
F′ β F
15 cm. Berapa perbesaran sudut yang
S diperoleh bila pengamatan yang dilakukan:
a) berakomodasi maksimum?
f f
S′= –x b) tak berakomodasi?
Gambar 10 c) berakomodasi pada jarak 150 cm?
Pada lukisan bayangan terlihat bahwa posisi Penyelesaian:
bayangan sepihak dengan benda. S d = 60 cm, S j = 5 m = 500 cm, f = 15 cm
Jadi sifat bayangannya maya: a) Berakomodasi maksimum:
S' = − x . . . . . . . (6) S
γ max = d + 1 ↔ γ max = + 1
60
Sekarang benda yang terlihat oleh mata f 15
tampak lebih besar, dengan sudut buka ↔ γ max = 4 + 1 ↔ γ max = 5 kali
penglihatan β. b) Tak berakomodasi:
Perbandingan antara β dengan α disebut S S 60 60
γ min = d + d ↔ γ min = +
perbesaran sudut (γ). f Sj 15 500
Ditulis:
β ↔ γ min = 4 + 0,03 ↔ γ min = 4,03 kali
γ= . . . . . . . (7) c) Berakomodasi pada jarak x = 150 cm
α
S S 60 60
Karena α maupun β kecil, maka α ≈ tg α dan γ= d + d ↔ γ= +
f x 15 150
β ≈ tg β, sehingga:
↔ γ = 4 + 0,4 ↔ γ = 4,4 kali
γ min = f ob (
1 1
+ ) L = f ob + 4f p + Sok ↔ L = 200 + 4×4 + 4
f ok S j ↔ L = 204 + 16 ↔ L = 220 cm
Tetapi rumus panjang teropongnya menjadi: 23. Sebuah teropong bumi panjangnya 262 cm
L = f ob + 4f p + Sok . . . . (33) jarak fokus lensa objektif, lensa pembalik
fp = jarak fokus lensa pembalik dan lensa okulernya berturut-turut 240 cm,
4 cm dan 9 cm digunakan untuk
Contoh Soal:
mengamati sebuah objek oleh seorang
21. Sebuah teropong bumi jarak fokus lensa dengan berakomodasi maksimum. Berapa
objektif, lensa pembalik dan lensa jarak titik dekat mata orang tersebut?
okulernya berturut-turut 300 cm, 5 cm dan Penyelesaian:
6 cm digunakan untuk mengamati sebuah
objek oleh seorang yang berakomodasi L = f ob + 4f p + Sok ↔ 262 = 240 + 4×4 +
pada jarak 30 cm. Berapa perbesaran yang S ok
diperoleh? ↔ 262 – 240 = 16 + S ok ↔ 22 – 16 = S ok
↔ S ok = 6 cm
Sd = −S'ok 1 1 1 1 − 7 +1
↔ S d = –(–12) ↔ S d = 12 cm ↔ = + ↔ =
S ok − 6 42 S ok 42
F. Teropong Panggung 1 −6 42
↔ = ↔ S ok = –
S ok 42 6
↔ S ok = –7 cm
f 70
γ = ob ↔ γ= ↔ γ = –10 kali
Sok −7
302 Alat Optik
27. Sebuah teropong panggung panjangnya x max = S d ↔ x max = 25 cm
72 cm, jarak fokus lensa objektifnya S 'ok max = –x max '
↔ S ok max = –25 cm
84 cm. Pengamatan yang dilakukan
f ob
berakomodasi pada jarak 24 cm. Berapa γ max = ↔ 10,5 S okmax = 7,5 f ok
perbesaran yang diperoleh? Sok max
Penyelesaian: 5
↔ S okmax = f ok
L = 72 cm, f ob = 84 cm, x = 24 cm 7
L = f ob + S ok ↔ 72 = 84 + S ok 1
+ '
1
=
1
↔ 72 – 84 = S ok ↔ S ok = –12 cm Sok max Sok max f ok
f 84 1 1 1 7 1
γ = ob ↔ γ= ↔ γ = –7 kali ↔ + = ↔ + =
Sok − 12 5 − 25 f ok 5f ok − 25
f ok
28. Sebuah teropong panggung panjangnya 7
72 cm, jarak fokus lensa objektifnya 1
84 cm. Pengamatan yang dilakukan f ok
berakomodasi pada jarak 24 cm. Berapa 7 1 1 1,4 1 1
jarak fokus lensa okulernya? ↔ – = ↔ – =
5f ok f ok 25 f ok f ok 25
Penyelesaian: 0,4 1
L = 72 cm, f ob = 84 cm, x = 24 cm ↔ = ↔ 0,4×25 = f ok
' '
f ok 25
S = –x
ok ↔ S = –24 cm ok ↔ f ok = 10 cm
L = f ob + S ok ↔ 72 = 84 + S ok f ob = 7,5 f ok ↔ f ob = 7,5×10
↔ 72 – 84 = S ok ↔ S ok = –12 cm ↔ f ob = 75 cm
1 1 1 1 1 1 30. Sebuah teropong panggung jarak fokus
= + ' ↔ = +
f ok Sok Sok f ok − 12 − 24 lensa objektif dan okulernya berturut-turut
70 cm dan –7 cm digunakan untuk
1 − 2 −1 1 3 mengamati sebuah objek oleh seorang
↔ = ↔ =–
f ok 24 f ok 24 yang berakomodasi pada jarak 35 cm.
24 Berapa jarak kedua lensa harus
↔ f ok = – ↔ f ok = –8 cm dipisahkan?
3
Penyelesaian:
29. Sebuah teropong panggung, menghasilkan f ob = 70 cm, f ok = –7 cm, x = 35 cm
perbesaran maksimum 10,5 kali dan S 'ok = –x '
↔ S ok = –35 cm
minimum 7,5 kali. Jika jarak titik dekat
25 cm dan titik jauh ∞, berapa jarak fokus 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
masing-masing lensa? S ok S ok f ok S ok − 35 − 7
Penyelesaian: 1 1 1 1 − 5 +1
Perbesaran minimum diperoleh jika: ↔ = + ↔ =
S ok − 7 35 S ok 35
x min = S j ↔ x min = ∞
' '
1 −4 35
S ok min = –x min ↔ S ok min = –∞ ↔ = ↔ S ok = –
S ok 35 4
1 1 1 1 1 1
+ = ↔ + = ↔ S ok = –8,75 cm
Sok min S'ok min f ok S'ok min ∞ f ok L = f ob + Sok ↔ L = 70 – 8,75
1 1 1 1 ↔ L = 61,25 cm
↔ +0= ↔ =
S'ok min f ok S'ok min f ok
↔ S okmin = f ok
f
γ min = ob ↔ 7,5 S okmin = f ob
Sok min
↔ f ob = 7,5 f ok
Perbesaran maksimum diperoleh jika:
7. Kacamata untuk melihat jauh seseorang 15. Seorang cacat mata titik jauhnya 60 cm
berkekuatan –0,5 dioptri. Berapa jarak titik menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
jauh mata orang tersebut? tak berakomodasi, maka benda yang diamati
S tj = 2 m harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika
8. Kacamata untuk melihat jauh seseorang berakomodasi maksimum, perbesaran yang
berkekuatan –0,4 dioptri. Berapa jarak titik diperoleh 2,5 kali. Berapa perbesaran
jauh mata orang tersebut? minimumnya?
S tj = 2,5 m γ min = 2 kali
59. Sebuah benda diletakkan pada jarak 7,5 cm 66. Sebuah mikroskop panjangnya 25 cm, jarak
di depan sebuah mikroskop. Jarak fokus fokus okulernya 8 cm digunakan oleh orang
lensa objektifnya 5 cm. Panjang mikroskop yang mempunyai titik dekat 12 cm dan titik
21 cm. Berapa jarak bayangan yang jauh 120 cm untuk mengamati sebuah objek
dibentuk lensa objektif terhadap lensa yang diletakkan pada jarak 7 cm di depan
okuler? objektif. Jika pengamatan yang dilakukan
S ok = 6 cm berakomodasi minimum, berapa jarak
60. Sebuah benda diletakkan pada jarak 9 cm di bayangan yang dibentuk oleh lensa
depan sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa objektif?
'
objektifnya 6 cm. Panjang mikroskop S ob = 17,5 cm
24 cm. Brapa jarak bayangan yang dibentuk
lensa objektif terhadap lensa okuler? 67. Sebuah mikroskop mempunyai lensa
S ok = 6 cm objektif dan okuler berturut-turut jarak
fokusnya 3 cm dan 5 cm. Sebuah objek
61. Sebuah mikroskop panjangnya 22 cm, jarak diletakkan 3,5 cm di depan objektif. Jika
fokus objektif dan okulernya 4 cm dan dipakai pengamat yang titik dekatnya
10 cm. Dipakai oleh mata normal tak 20 cm, dengan pengamatan berakomodasi
berakomodasi. Bendanya harus diletakkan maksimum, berapa panjang mikroskopnya?
di depan objektif pada jarak berapa? L = 25 cm
S ob = 5 cm
68. Seseorang bermata normal menggunakan
62. Sebuah mikroskop panjangnya 23 cm, jarak
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
fokus objektif dan okulernya 8 cm dan
objektif dan okulernya berturut-turut 4 cm
6,25 cm. Dipakai oleh mata normal tak
dan 8 cm. Benda yang diamati diletakkan
berakomodasi. Bendanya harus diletakkan
6 cm di depan objektif. Jika pengamatannya
di depan objektif pada jarak berapa?
S ob = 14,4 cm tak berakomodasi, berapa panjang
mikroskop?
63. Sebuah mikroskop panjangnya 26 cm, jarak L = 20 cm
fokus objektif dan okulernya 6 cm dan
69. Seseorang bermata normal menggunakan
8 cm. Dipakai oleh mata normal tak
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
berakomodasi. Bendanya harus diletakkan
objektif dan okulernya berturut-turut 6 cm
di depan objektif pada jarak berapa?
S ob = 9 cm dan 7 cm. Benda yang diamati diletakkan
10 cm di depan objektif. Jika
64. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak pengamatannya tak berakomodasi, berapa
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh jarak kedua lensa?
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm L = 22 cm
dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
70. Seseorang bermata normal menggunakan
sebuah objek yang diletakkan pada jarak
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan
308 Alat Optik
objektif dan okulernya berturut-turut 4 cm 240 cm, berapa jarak fokus lensa
dan 8 cm. Benda yang diamati diletakkan okulernya?
6 cm di depan objektif. Jika pengamatannya f ok = 10 cm
tak berakomodasi, pada jarak berapa kedua Teropong Bintang
lensa harus dipisahkan?
L = 20 cm 77. Seseorang menggunakan sebuah teropong
bintang yang mempunyai lensa objektif dan
71. Seseorang bermata normal menggunakan
okuler yang jarak fokusnya berturut-turut
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
10 cm dan 225 cm. Jika pengamatannya
objektif dan okulernya berturut-turut 6 cm
berakomodasi pada jarak 90 cm, berapa
dan 7 cm. Benda yang diamati diletakkan
perbesaran sudut yang diperoleh?
10 cm di depan objektif. Jika γ = 25 kali
pengamatannya tak berakomodasi, berapa
cm kedua lensa harus dipisahkan? 78. Seseorang menggunakan sebuah teropong
L = 22 cm bintang yang mempunyai lensa objektif dan
okuler yang jarak fokusnya berturut-turut
72. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
12 cm dan 400 cm. Jika pengamatannya
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
berakomodasi pada jarak 60 cm, berapa
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
perbesaran sudut yang diperoleh?
dan titik jauh 240 cm untuk mengamati γ = 40 kali
sebuah objek yang diletakkan pada jarak
7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan 79. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
yang dilakukan berakomodasi minimum, okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak
berapa jarak fokus lensa objektif? titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran
f ob = 5 cm maksimumnya 18 kali, berapa panjang
teropongnya?
73. Sebuah mikroskop panjangnya 32 cm, jarak
L = 190 cm
fokus okulernya 9 cm digunakan oleh orang
yang mempunyai titik dekat 36 cm dan titik 80. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
jauh 72 cm untuk mengamati sebuah objek okulernya 18 cm. Dipakai orang yang jarak
yang diletakkan pada jarak 8 cm di depan titik dekatnya 36 cm. Jika perbesaran
objektif. Jika pengamatan yang dilakukan maksimumnya 22,5 kali, berapa panjang
berakomodasi minimum, berapa jarak teropongnya?
fokus lensa objektif? L = 282 cm
f ob = 6 cm
81. Sebuah teropong bintang ketika dipakai
74. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak orang yang jarak titik dekatnya 36 cm
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh dengan pengamatan berakomodasi
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm maksimum, kedua lensanya harus dipisah
dan titik jauh 240 cm untuk mengamati sejauh 282 cm. Perbesaran maksimum yang
sebuah objek yang diletakkan pada jarak diperoleh 22,5 kali. Berapa jarak fokus
7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan lensa okulernya?
yang dilakukan berakomodasi minimum, f ok = 18 cm
berapa jarak fokus lensa objektif? 82. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
f ob = 5 cm
objektifnya 360 cm. Dipakai orang yang
75. Perbandingan antara perbesaran minimum jarak titik dekatnya 22,5 cm dan jarak titik
dan maksimum sebuah mikroskop adalah jauhnya 90 cm. Jika perbesaran
16 : 25. Jika orang tersebut mempunyai minimumnya 40 kali, berapa perbesaran
jarak titik dekat 18 cm dan titik jauh maksimumnya?
180 cm, berapa jarak fokus lensa γ max = 52 kali
okulernya? 83. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
f ok = 12 cm
objektifnya 270 cm. Dipakai orang yang
76. Perbandingan antara perbesaran minimum jarak titik dekatnya 36 cm dan jarak titik
dan maksimum sebuah mikroskop adalah jauhnya 360 cm. Jika perbesaran
25 : 44. Jika orang tersebut mempunyai maksimumnya 22,5 kali, berapa perbesaran
jarak titik dekat 12 cm dan titik jauh minimumnya?
Alat Optik 309
γ min = 15,75 kali maksimumnya 18 kali, berapa jarak fokus
84. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa lensa objektifnya?
f ob = 180 cm
okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak
titik dekatnya 30 cm. Perbesaran 92. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
maksimumnya 18 kali. Jika jarak titik okulernya 8 cm. Dipakai orang yang jarak
jauhnya 300 cm, berapa perbesaran titik dekatnya 24 cm. Jika perbesaran
minimumnya? maksimumnya 60 kali, berapa jarak fokus
γ min = 12,6 kali lensa objektifnya?
f ob = 288 cm
85. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
okulernya 20 cm. Dipakai orang yang jarak 93. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
titik dekatnya 22,5 cm. Perbesaran objektifnya 270 cm. Dipakai orang yang
maksimumnya 34 kali. Jika jarak titik jarak titik dekatnya 36 cm. Jika perbesaran
jauhnya 360 cm, berapa perbesaran maksimumnya 22,5 kali, berapa panjang
minimumnya? teropong?
γ min = 20 kali L = 282 cm
86. Sebuah teropong bintang, jarak antara lensa 94. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
objektif dan okulernya 282 cm. Jarak fokus objektifnya 360 cm. Dipakai orang yang
lensa okulernya = 18 cm. Jika jarak titik dekatnya 15 cm. Jika perbesaran
pengamatannya berakomodasi pada 36 cm, maksimumnya 32 kali, berapa panjang
berapa perbesaran sudut yang diperoleh? teropong?
γ = 22,5 kali L = 247,5 cm
87. Sebuah teropong bintang, jarak antara lensa 95. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
objektif dan okulernya 208 cm. Jarak fokus okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak
lensa okulernya = 10 cm. Jika titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran
pengamatannya berakomodasi pada 40 cm, maksimumnya 18 kali, berapa panjang
berapa perbesaran sudut yang diperoleh? teropong?
γ = 25 kali L = 190 cm
88. Sebuah teropong bintang, jarak antara lensa 96. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
objektif dan okulernya 369 cm. Jarak fokus okulernya 18 cm. Dipakai orang yang jarak
lensa okulernya = 12 cm. Jika titik dekatnya 22,5 cm. Jika perbesaran
pengamatannya berakomodasi pada 36 cm, maksimumnya 36 kali, berapa panjang
berapa perbesaran sudut yang diperoleh? teropong?
γ = 40 kali L = 370 cm
89. Seseorang mempunyai titik dekat dan titik 97. Sebuah teropong bintang Panjangnya
jauh berturut-turut 35 cm dan 560 cm 392 cm. Jarak fokus lensa okulernya =
menggunakan sebuah teropong bintang. 12 cm. Jika pengamatannya berakomodasi
Perbesaran maksimum dan minimumnya maksimum, maka perbesaran sudut yang
berturut-turut 28 kali dan 20,5 kali. Berapa diperoleh 48 kali. Berapa jarak titik
jarak fokus lensa objektifnya? dekatnya?
f ob = 280 cm S td = 24 cm
90. Seseorang mempunyai titik dekat dan titik 98. Sebuah teropong bintang Panjangnya
jauh berturut-turut 24 cm dan 240 cm 366 cm. Jarak fokus lensa okulernya =
menggunakan sebuah teropong bintang. 9 cm. Jika pengamatannya berakomodasi
Perbesaran maksimum dan minimumnya maksimum, maka perbesaran sudut yang
berturut-turut 22,5 kali dan 15,75 kali. diperoleh 60 kali. Berapa jarak titik
Berapa jarak fokus lensa objektifnya? dekatnya?
f ob = 180 cm S td = 18 cm
91. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa 99. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak objektif dan okulernya berturut-turut
titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran 360 cm dan 15 cm. Jika pengamatannya
berakomodasi maksimum, maka kedua
16. Seorang miop tidak dapat melihat benda 22. Silakan mengamati gambar di bawah ini!
jauh dengan tajam
sebab
bayangan dari benda jauh yang dibentuk
oleh lensa mata miop jatuh di belakang
retina.
Lup
Jika jarak bayangan yang dibentuk lensa
17. Dengan menggunakan lup, maka benda okuler 20 cm untuk mata tak berakomodasi
yang dilihat akan tampak.... dan jarak fokus lensa okuler 5 cm, maka
A. nyata dan terbalik panjang mikroskop tersebut adalah….
B. lebih besar dan tegak A. 15 cm C. 20 cm E. 25 cm
C. lebih besar dan nyata B. 30 cm D. 35 cm
D. maya, terbalik dan diperbesar
E. lebih besar dan terbalik 23. Seorang dengan mata normal (Sn = 25
cm) menggunakan mikroskop dengan data
18. Sebuah lensa berjarak fokus 4 cm seperti pada gambar.
digunakan sebagai lup. Agar mata melihat
tanpa berakomodasi, maka letak benda
tersebut dari lup adalah.....
A. 2 cm B. 3 cm C. 4 cm
D. 6 cm E. 8 cm
19. Seorang yang bermata terang dekat dengan Perbesaran mikroskop adalah ….
titik jauh 2 meter hendak membaca dengan A. 25 C. 30 E. 40
menggunakan lup. Jarak fokus lup adalah B. 46 D. 50
12,5 cm dan orang tersebut membaca
dengan tidak berakomodasi. Maka letak 24. Amatilah diagram pembentukan bayangan
bayangan tulisan terhadap lup adalah: oleh mikroskop di bawah ini:
(1) tak terhingga (2) 12,5 cm
316 Alat Optik
Sebuah benda diletakkan di bawah objektif
pada jarak 2,2 cm. Panjang mikroskop 24,5
cm dan pengamat dilakukan tanpa
akomodasi. Jika pengamat bermata normal,
Jika berkas yang keluar dari lensa okuler maka perbesaran total mikroskop bernilai
merupakan berkas sejajar, berarti jarak …
antara lensa objektif dan okuler adalah.... A. 100 kali C. 75 kali E. 50 kali
A. 8 cm B. 17 cm E. 22 cm B. 25 kali D. 20 kali
D. 30 cm E. 39 cm 28. Seorang siswa (Sn = 30 cm) melakukan
25. Seorang berpenglihatan normal melakukan percobaan menggunakan mikroskop dengan
pengamatan menggunakan mikroskop data seperti diagram berikut.
dengan objek berada 2,2 cm didepan lensa
objektif berjarak titik fokus 2 cm.