Anda di halaman 1dari 320

BAB 1: PENGUKURAN 4.

Kuat I atau Ampere A


Arus i atau
A. Besaran Listrik amp
5. Intensitas I Kandela cd
Besaran adalah segala sesuatu yang Cahaya
mempunyai nilai. t atau °C atau
6. Suhu/ °C
Setiap besaran dilambangkan dengan huruf, Tem- T °K atau
kadang satu atau lebih. Ada yang peratur °K
menggunakan huruf abjad internasional,
7. Jumlah N Mol
biasanya diambil huruf depan, atau ditambah
Zat
salah satu huruf yang ada di dalamnya.
Kebanyakan diambil dari bahasa asing, yaitu a. Besaran Panjang dan Satuannya
Inggris. Ada juga yang menggunakan abjad Dalam Sistem Internasional satuan panjang
Yunani. adalah meter. Sistem ini disebut juga Sistem
Karena jumlahnya banyak, sedangkan Metrik.
abjadnya terbatas, maka satu huruf kadang Satuan meter berasal dari negara Perancis.
dipakai untuk melambangkan lebih dari satu Pada mulanya satu meter ditetapkan sama
besaran. dengan sepersepuluh juta jarak dari Kutub
Sebaliknya, satu besaran dapat menggunakan Utara ke Katulistiwa melalui Paris. Kemudian
lebih dari satu lambang. Hal ini juga dibuat sebuah meter patokan atau meter
tergantung pada penulis buku. standard berbentuk batang yang terbuat dari
Dalam ilmu fisika, besaran dikelompokkan
bahan campuran platina iridium yang disimpan
menjadi: di kota Severs, dekat Paris.
1 Besaran Pokok
2. Besaran Turunan
B. Satuan
Setiap besaran umumnya mempunyai satuan.
Satuan adalah ukuran dari besaran yang
dibandingkan oleh suatu pedoman tertentu.
Seperti halnya besaran, satuan juga
mempunyai lambang.
Dalam ilmu fisika, dikenal dua sistem satuan,
yaitu:
1. MKS singkatan dari Meter, Kilogram,
Sekon (Detik).
Sistem satuan MKS dipakai untuk Sistem Gambar 1 Meter Standard
Negara-negara yang menggunakan Sistem
Internasional (SI)
2. cgs singkatan dari Centimeter, Gram, Metrik membuat tiruannya untuk standard di
Sekon (Detik) negara masing-masing. Tiap selang waktu
tertentu ditera kembali terhadap aslinya.
C. Besaran Pokok dan Satuannya Tetapi meter standard ini dapat berubah karena
Besaran pokok ada 7 macam. pengaruh cuaca.
Tabel berikut menunjukkan besaran pokok dan Pada tahun 1960, satu meter didefinisikan
satuannya. kembali, yaitu:
No. Besar Lam- Satuan Lam- Satuan Lam- "Satu meter sama dengan 1.650.763,73 kali
an bang MKS bang cgs bang panjang gelombang sinar jingga yang
1. Panjang L Meter M centi- cm dipancarkan oleh atom-atom gas Krypton-86
meter di dalam ruang hampa."
2. Massa m Kilo- Kg gram g Besaran panjang dapat juga dinyatakan dengan
gram satuan lain, misalnya:
Tera (T) = 1.000.000.000.000 meter
3. Waktu t Sekon s sekon s
= 1012 meter
atau atau atau atau
Giga (G) = 1.000.000.000 meter = 109 meter
Detik det detik det
Pengukuran 1
Mega (M) = 1.000.000 meter = 106 meter Contohnya dipakai siswa untuk menggambar.
Kilo (K) = 1.000 meter = 103 meter
2) Jangka Sorong
hekto (h) = 100 meter = 102 meter
deka (da) = 10 meter
meter = 1 meter
deci (d) = 0,1 meter = 10–1 meter
centi (c) = 0,01meter = 10–2 meter
milli (m) = 0,001 meter = 10–3 meter
mikro (µ) = 0,000.001 meter = 10–6 meter
nanno (n) = 0,000.000.001 meter = 10–9 meter
piko (p) = 0,000.000.000.001 meter = 10–12
meter
femto (f) = 0,000.000.000.000.001 meter
= 10–15 meter
atto (a) = 0,000.000.000.000.000.001 meter
= 10–18 meter
Angstrom (Å) = 0,000.000.000.1 meter
= 10–10 meter
Satuan Astronomi (SA) = Jarak Bumi ke Gambar 3
Matahari Alat ini mempunyai skala terkecil 0,1 mm.
tahun cahaya = 365,25×24×3600×3×108 meter Contohnya dipakai oleh tukang kunci.
= 9,4608×1015 meter 3) Mikrometer Sekrup
Besaran lain dapat juga menggunakan skala di
atas.
Alat yang digunakan untuk mengukur panjang
adalah:
1) Mistar/Penggaris

(a)

Gambar 4
Alat ini mempunyai skala terkecil 0,01 mm.
Contohnya dapat digunakan untuk mengukur
tebal kertas.
Selain Sistem Satuan Metrik, ada lagi Sistem
(b)
Satuan British yang mengikuti negara Inggris,
di antaranya:
inci atau dim atau ", biasa digunakan untuk
ukuran baut, mur dan kunci pas.
1 inci = 1 dim = 1" = 2,54 cm
feet atau kaki, biasa digunakan untuk
menyatakan ketinggian pesawat terbang.
1 feet = 1 kaki = 12 inci = 30,48 cm
(c) yard atau hasta atau lengan, biasa digunakan
Gambar 2 untuk menyatakan panjang benang.
Kebanyakan mistar mempunyai skala 1 yard = 1 hasta = 1 lengan = 3 feet = 91,44
terkecil 1 millimeter (1 mm). Ada juga cm
yang mempunyai skala terkecil 0,5 mm.
2 Pengukuran
mile atau mil, biasa digunakan untuk Alat yang digunakan untuk mengukur massa
menyatakan jarak pada laut. benda adalah:
1 mile = 1 mil = 1,609 km = 1609 m
a) Timbangan
Contoh Soal:

1. Isilah titik-titik di bawah ini?


a) 0,45 m = . . . . . cm
b) 750 m = . . . . . mm
c) 670 cm = . . . . . km
d) 0,24 pm = . . . . . cm
e) 480 µm = . . . . . m (a)
Penyelesaian:
a) 0,45 m = 0,45 × 100 cm = 45 cm
b) 750 m = 7,5×102 × 1000 mm
= 7,5×105 mm
c) 670 cm = 6,7×102×10–2×10–3 km
= 6,7×10–3 km
d) 0,24 pm = 2,4×10–1 × 10–7 cm
= 2,4×10–8 cm
e) 480 µm = 4,8×10 × 10 m = 4,8×10–4 m
2 –6
(b)
b. Besaran Massa dan Satuannya
Massa suatu benda adalah jumlah (kuantitas)
zat yang dikandung oleh zat itu.
Dalam sistem MKS (SI), satuan massa adalah
kilogram (kg) dan dalam sistem cgs adalah
gram (gr).
"1 Kilogram standard adalah massa sebuah
silinder platina iridium yang aslinya disimpan
di Kantor Internasional tentang Berat dan
Ukuran di kota Severs, dekat kota Paris. (c)
Gambar 6
b) Neraca Ohause (Neraca 1 Lengan)

Gambar 5
(a)
Massa 1 kg bisa juga diperoleh dari massa
1 liter air murni yang bersuhu 4°C.
Satuan massa yang lain, misalnya:
1 milligram (mg) = 0,000.001 kg = 10–6 kg
1 gram (gr) = 0,001 kg = 10–3 kg (b)
1 ons = 0,1 kg = 10–1 kg Gambar 7
1 kuintal (kw) = 100 kg = 102 kg
1 ton = 1000 kg = 103 kg c) Neraca Analitis (Neraca 2 Lengan)
1 satuan massa atom (sma) = 1,66×10–27 kg
Dalam Sistem British, satuan massa adalah
slug.
1 slug = 14,59 kg
Pengukuran 3
"1 detik = 9.192.631.770 periode getaran atom
cesium-133".
Satuan waktu yang lain, misalnya:
1 menit = 60 detik
1 jam = 60 menit = 3600 detik
1 hari = 24 jam = 86400 detik
1 minggu = 7 hari
1 tahun = 365,25 hari
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu
adalah:
a) Jam
Gambar 8
Contoh Soal:

2. Isilah titik-titik di bawah ini!


a) 425 mg = . . . . . kg
b) 40 gram = . . . . . kg
c) 26 ons = . . . . . kg
d) 0,057 kw = . . . . . gram
e) 14 ton = . . . . . kg
Penyelesaian:
a) 425 mg = 4,25×102 × 10–6 kg
= 4,25×10–4 kg Gambar 9
b) 40 gram = 4×10 × 10–3 kg = 4×10–2 kg b) Stopwath
c) 26 ons = 2,6×10–1 × 10–1 kg
= 2,6×10–2 kg
d) 0,057 kw = 5,7×10–2 × 105
= 5,7×103 gram
e) 14 ton = 1,4×10 × 1000 kg = 1,4×104 kg
c. Besaran Waktu dan Satuannya
Dalam Sistem MKS (SI) maupun sistem cgs,
satuan waktu adalah detik atau sekon.
Berasal dari 1 hari = 24×3600 = 86.400 detik
(a)
Semula Satu detik ditetapkan sama dengan
1
hari rata-rata matahari. Akan tetapi
86 400
pengukuran-pengukuran yang teliti
menunjukkan bahwa hari rata-rata itu berubah
dari tahun ke tahun. Oleh karena itu pada
tahun 1956, 1 detik standard ditetapkan
kembali atas dasar perputaran bumi
mengelilingi matahari yang diambil ialah pada
tahun 1900, yaitu: (b)
"Satu detik ditetapkan sama dengan Gambar 10
1 Contoh Soal:
kali waktu setahun pada tahun
31.556.925,974
1900". 3. Isilah titik-titik di bawah ini!
Pada tahun 1967 ditetapkan suatu patokan baru a) 1,4 menit = . . . . . detik
yang didasarkan atas periode getaran atom b) 720 detik = . . . . . menit
yang diketahui tetap. c) 3,2 jam = . . . . . detik
d) 16 hari = . . . . . jam
4 Pengukuran
e) 8 minggu = . . . . . hari 1 dm3 = 1 liter = (10–1)3 m3 = 10–3 m3
Penyelesaian: = 103 cm3 = 1000 cm3 = 1000 cc
a) 1,4 menit = 1,4 × 60 detik = 84 detik 1 m3 = 1000 liter
720 1 milli liter = 1 ml = 10–3 liter = 10–3 × 1000 cc
b) 720 detik = menit = 12 menit 1 ml = 1 cc
60
c) 3,2 jam = 3,2 × 3600 detik = 11520 detik 1 galon = 3,786 liter
d) 16 hari = 16 × 24 jam = 384 jam Contoh Soal:
e) 8 minggu = 8 × 7 hari = 56 hari
5. Isilah titik-titik di bawah ini!
D. Besaran Turunan a) 0,073 m3 = . . . . . cm3
Besaran turunan adalah besaran yang b) 46 liter = . . . . . m3
diturunkan atau diperoleh dari besaran-besaran c) 340 cc = . . . . . liter
pokok. d) 0,96 m3 = . . . . . dm3
e) 2,8 cm3 = . . . . . m3
Contoh:
Penyelesaian:
a. Besaran Luas a) 0,073 m3 = 7,3×10–2 × 106 cm3
= 7,3×104 cm3
Besaran Luas diturunkan dari:
b) 46 liter = 4,6×10 × 10 m = 4,6×10–2 m3
–3 3
besaran panjang × besaran panjang
c) 340 cc = 3,4×102 × 10–3 liter
Dalam sistem MKS (SI) satuan luas adalah m2,
= 3,4×10–1 liter
sedangkan dalam sistem cgs satuannya adalah
cm2. d) 0,96 m = 9,6×10 × 10 dm3
3 –1 3

1 m2 = (100)2 cm2 = (102)2 cm2 = 104 cm2 = 9,6×102 dm3


1 cm2 = 10–4 m2 e) 2,8 cm3 = 2,8×10–6 m3
1 mm2 = (10–3)2 m2 = 10–6 m2 c. Besaran Massa Jenis
1 are = 10 m × 10 m = 100 m2
Besaran Massa Jenis diturunkan dari:
1 hm2 = 1 hekto are = 1 hektar = 1 ha
besaran massa dibagi volume
= 100 m × 100 m = 10.000 m2 = 104 m2
Dalam sistem MKS (SI) satuan massa jenis
1 hektar = 100 are
kg
Contoh Soal: adalah 3 .
m
Sedangkan dalam sistem cgs, satuannya adalah
4. Isilah titik-titik di bawah ini! gram
a) 467 cm2 = . . . . . m2 .
b) 2,7×10–4 m2 = . . . . . mm2 cm 3
c) 250 m2 = . . . . . hektar kg 10 3 gram gram
1 3= 6 = 10–3
d) 1,4 hektar = . . . . . m2 m 10 cm 3
cm 3
Penyelesaian: gram kg kg
1 = 1000 3 = 103 3
a) 467 cm2 = 4,67×102 × 10–4 m2 cm 3
m m
= 4,67×10–2 m2
Contoh Soal:
b) 2,7×10 m = 2,7×10 ×10 mm2
–4 2 –4 6

= 2,7×102 mm2 6. Isilah titik-titik di bawah ini!


c) 250 m2 = 2,5×102×10–2 hektar = 2,5 ha kg kg
d) 1,4 hektar = 1,4 × 100 m2 = 1400 m2 a) 7800 3 =. . . . . 3
m m
b. Besaran Volume gram kg
b) 2,5 3
=. . . . . 3
Besaran Volume diturunkan dari: cm m
besaran panjang × besaran panjang × besaran Penyelesaian:
panjang kg gram gram
a) 7800 3 = 7800 × 10–3 3
= 7,8
Dalam sistem MKS (SI) satuan volume adalah m cm cm 3
m3, sedangkan dalam sistem cgs satuannya gram kg kg
adalah cm3, kadang disingkat cc. b) 2,5 3
= 2,5 × 1000 3 = 2500 3
cm m m
1 cm3 = 1 cc = (10–2)3 m3 = 10–6 m3
E. Dimensi
Pengukuran 5
"Dimensi suatu besaran adalah lambang yang meter
menunjukkan cara besaran itu disusun oleh Jadi satuan gaya adalah kilogram ×
det ik 2
besaran-besaran pokok." ki log ram meter
Dimensi besaran pokok dinyatakan dalam atau
det ik 2
lambang berupa huruf tertentu. Tiap huruf
ML
biasanya diberi kurung persegi. Sehingga dimensi gaya adalah atau atau
Lambang dimensi untuk besaran pokok dalam T2
SI adalah sebagai berikut: M L T–2
Besaran Satuan Lambang e) Usaha = Gaya × Jarak
Dimensi ki log ram meter
Jadi satuan usaha adalah ×
1. Panjang meter L det ik 2
2. Massa kilogram M ki log ram meter 2
3. Waktu Detik T meter atau .
det ik 2
4. Suhu °C atau θ (theta) ML2
(Temperatur) °K Sehingga dimensi usaha adalah atau
T2
5. Kuat Arus ampere I
M L2 T–2.
Listrik
Usaha
6. Intensitas kandela J f) Daya =
Cahaya Waktu
7. Jumlah Zat Mol N Jadi satuan daya adalah
Untuk besaran turunan, dimensinya dapat ki log ram meter 2 / det ik 2
.
dijabarkan melalui rumusnya, sehingga det ik
diperoleh satuannya. ki log ram meter 2
atau .
Contoh: det ik 3
Jarak ML2
a) Kecepatan = Sehingga dimensi daya adalah atau
Waktu T3
meter M L2 T–3
Jadi satuan kecepatan adalah .
det ik F. Angka Penting
L Dalam memelajari fisika, Anda akan banyak
Sehingga dimensi kecepatan adalah atau
T diajak melakukan pengukuran. Mengukur
L T–1. tidak sama dengan membilang. Dalam
b) Momentum = Massa × Kecepatan membilang, angka yang akan diperoleh selalu
Jadi satuan momentum adalah kilogram × bulat. Tetapi dalam mengukur, angka yang
meter ki log ram meter diperoleh seringkali terdapat kesalahan-
atau . kesalahan.
det ik det ik
ML Hasil ukur dipengaruhi oleh pengukurnya, dan
Sehingga dimensi momentum adalah terutama oleh ketelitian alat ukurnya.
T Angka-angka yang diperoleh dari hasil
atau pengukuran disebut angka penting.
M L T–1 Ada beberapa aturan yang perlu diikuti dalam
Perubahan Kecepa tan menyatakan angka penting.
c) Percepatan =
Waktu 1) Semua angka bukan nol adalah angka
meter / det ik Penting.
Jadi satuan percepatan adalah
det ik Contoh:
meter meter 327,4 gram mengandung 4 angka penting
atau atau . 53,5 detik mengandung 3 angka penting
det ik. det ik det ik 2
L 2) Angka nol yang terletak di antara dua
Sehingga dimensi percepatan adalah 2 atau angka bukan nol termasuk angka penting.
T Contoh:
–2
LT .
302,07 cm, mengandung 5 angka penting
d) Gaya = Massa × Percepatan 5,009 kg, mengandung 4 angka penting

6 Pengukuran
3) Angka nol di sebelah kanan angka bukan Elektron 000 000 160 coulomb
nol termasuk angka penting, kecuali kalau coulomb
ada penjelasan lain. Misalnya penjelasan Cepat 299 792 500 m/s 2,997925×108
itu dapat berupa garis di bawah angka rambat m/det
terakhir yang masih dianggap penting. Cahaya
Contoh: Dari contoh dapat dilihat bahwa jumlah angka
6390 m mengandung 4 angka penting penting dalam suatu besaran dinyatakan oleh
34,0 detik mengandung 3 angka penting bilangan a.
23,857 cm mengandung 3 angka penting Massa bumi mempunyai 1 angka penting.
4). Angka nol yang hanya terletak di sebelah Muatan elektron mempunyai 3 angka penting.
kiri angka bukan nol, baik yang terletak di Massa elektron mempunyai 6 angka penting.
sebelah kiri maupun kanan koma desimal, Cepat rambat cahaya mempunyai 7 angka
bukan angka penting. penting.
Contoh: Bilangan sepuluh berpangkat pada suatu
0,62 mm mengandung dua angka penting. besaran disebut juga tingkat besar besaran itu.
0,00239 g/cm3 mengandung 3 angka
H. Penjumlahan dan Pengurangan Angka
penting.
Penting
G. Angka Penting dan Bilangan
Hasil penjumlahan/pengurangan angka penting
Berpangkat
mempunyai jumlah angka penting di belakang
Dalam fisika sering terdapat besaran-besaran koma sama dengan jumlah angka penting di
yang nilainya sangat kecil dan yang sangat belakang koma yang paling sedikit dari angka-
besar. angka yang dijumlahkan/dikurangkan.
Nilai besaran ini bila ditulis dengan cara biasa Contoh:
akan memerlukan waktu dan tempat yang 25,452 + 32,36 = 57,812 ≈ 57,81 (4 angka
dapat dikatakan banyak. penting)
Misal: 76,38 – 22,735 = 43,545 ≈ 43,55 (4 angka
Massa Bumi kira-kira = penting)
6 000 000 000 000 000 000 000 000 kg
Muatan Listrik Elektron = I. Perkalian dan Pembagian Angka
0,000 000 000 000 000 000 160 coulomb. Penting
Dalam fisika terdapat kebiasaan untuk Hasil perkalian/pembagian angka penting
menyatakan besaran-besaran dalam bentuk: mempunyai jumlah angka penting sama
a × 10n dengan jumlah angka penting yang paling
Dalam hal ini a merupakan suatu bilangan sedikit dari angka-angka yang dikalikan/dibagi
yang besarnya antara –10 dan +10 maupun pembagi.
(–10 < a < +10), dan n adalah bilangan bulat Contoh:
positif atau negatif. 21,52×17,836 = 383,8307 ≈ 383,8 (4 angka
Dengan cara ini bilangan-bilangan, baik yang penting)
sangat besar maupun yang sangat kecil dapat 48,27 : 19,8 = 2,437879 ≈ 2,44 (3 angka
ditulis lebih singkat. Beberapa contoh tertera penting)
pada tabel di bawah ini.
J. Pangkat dan Akar
Besaran Nilai dan Satuan Nilai dan Hasil pangkat/akar angka penting mempunyai
Satuan jumlah angka penting sama dengan jumlah
dalam bentuk angka penting bilangan yang
a×10n dipangkatkan/diakar.
Massa 6 000 000 000 000 6×1024 kg Contoh:
Bumi 000 000 000 000 kg 2,12 = 4,41 ≈ 4,4 (2 angka penting)
Massa 0,000 000 000 000 9,10905×10–31 8,7 = 2,949576 ≈ 2,9 (2 angka penting)
Elektron 000 000 000 000 kg
000 000 910 905 kg
Muatan 0,000 000 000 000 1,60×10–19
Pengukuran 7
c) 87 ons = ... kg
Soal Latihan :
1. Apa yang dimaksud dengan: 10. Isilah titik-titik di bawah ini!
a) besaran? a) 0,029 kg = ... gram
b) satuan? b) 26 ton = ... kg

2. Apa yang dimaksud dengan: 11. Isilah titik-titik di bawah ini?


a) sistem satuan MKS? a) 2,7 menit = ... detik
b) 460 detik = ... menit
b) sistem satuan cgs?
c) 4,6 jam = ... detik
3. Apa yang dimaksud dengan:
12. Isilah titik-titik di bawah ini!
a) sistem satuan metrik?
a) 27 hari = ... jam
b) sistem satuan British?
b) 6 minggu = ... hari
4. Apa yang dimaksud dengan:
13. Isilah titik-titik di bawah ini!
a) sistem satuan internasional?
a) 0,85 m2 = ... cm2
b) besaran pokok?
b) 384 cm2 = . . m2
5. Apa yang dimaksud dengan: c) 3,6x10–5 m2 = ... mm2
a) 1 meter standard?
14. Isilah titik-titik di bawah ini!
b) 1 kilogram standard?
a) 373 m2 = ... hektar
6. Apa yang dimaksud dengan: b) 2,6 hektar = ... m2
a) 1 detik standard?
15. Isilah titik-titik di bawah ini?
b) besaran turunan?
a) 0,046 m3 = ... cm3
7. Apa yang dimaksud dengan: b) 28 liter = ... m3
a) dimensi suatu besaran? c) 560 cc = ... liter
b) angka penting?
16. Isilah titik-titik di bawah ini!
8. Apa yang dimaksud dengan: a) 0,47 m3 = ... dm3
a) besaran skalar? b) 4,2 cm3 = ... m3
b) besaran vektor?
17. Isilah titik-titik di bawah ini?
9. Berikan contoh besaran beserta satuannya a) 6900 kg/m3 = ... gram/cm3
selain yang terdapat dalam bab ini! b) 3,2 gram/cm3 = ... kg/m3
10. Sebutkan besaran pokok yang Anda ketahui! Dimensi
11. Apa kepanjangan dari MKS dan cgs? 18. Tekanan ialah gaya dibagi luas. Tuliskan
12. Diambil dari sistem satuan apakah sistem dimensi tekanan!
satuan internasional? 19. Impuls ialah hasil kali antara gaya dengan
13. Sebutkan alat-alat yang digunakan untuk selang waktu. Tuliskan dimensi impuls!
mengukur panjang beserta ketelitian 20. Energi kinetik (EK) rumusnya adalah:
masing-masing? EK = 12 m v2
14. Sebutkan alat-alat yang digunakan untuk m = massa dan v = kecepatan.
mengukur massa beserta ketelitian masing-
masing? 21. Tuliskan dimensi energi kinetik!
15. Isilah titik-titik di bawah ini! 22. Energi kinetik (EP) rumusnya adalah:
a) 0,367 m = ... cm EP = m g h
b) 8,4 m =... mm m = massa, g = percepatan gravitasi bumi
c) 792 cm = ... km dan h = tinggi.
8. Isilah titik-titik di bawah ini! 23. Tuliskan dimensi energi potensial!
a) 0,74 pm =... cm Angka Penting
b) 598 µm = ... m 24. Tuliskan hasilnya dengan menggunakan
9. Isilah titik-titik di bawah ini! aturan operasi angka penting!
a) 348 mg = ... kg a) 4,76 + 37,462
b) 69 gram = ... kg b) 4673 + 546
8 Pengukuran
25. Tuliskan hasilnya dengan menggunakan
aturan operasi angka penting!
a) 25,483 – 62,4879
b) 730 – 463
26. Tuliskan hasilnya dengan menggunakan
aturan operasi angka penting!
a) 4,27 × 2,7
b) 634 × 520
27. Tuliskan hasilnya dengan menggunakan
aturan operasi angka penting!
a) 4,38: 0,6
b) 3474: 45
28. Tuliskan hasilnya dengan menggunakan
aturan operasi angka penting!
a) 1,43 b) 2472
29. Tuliskan hasilnya dengan menggunakan
aturan operasi angka penting!
a) 87 b) 3 7,4

Pengukuran 9
A. km jam–1 dan kg cm–1
SOAL UNAS
B. joule sekon–1 dan dyne meter–1
1. Satuan dasar dalam sistem internasional C. newton sekon dan g cm–3
untuk besaran panjang adalah…. D. liter dan newton cm
A. mm B. cm C. dm E. kg meter–3 dan newton meter
D. m E. km
10. Seorang siswa melakukan penimbangan
2. Berikut ini yang merupakan kelompok dengan neraca Ohauss tiga lengan dan
besaran turunan adalah…. hasilnya tampak seperti gambar di bawah.
A. gaya, massa, kecepatan, panjang
B. gaya, kecepatan, massa, percepatan
C. gaya, momentum, usaha, kecepatan
D. percepatan, panjang, massa, waktu
E. gaya, waktu, tekanan, impuls
3. Yang termasuk besaran pokok adalah….
A. kecepatan B. gaya C. usaha
D. massa E. daya
Massa benda tersebut adalah.....
4. Diantara kelompok besaran di bawah ini a. 623,0 gram b. 620,3 gram
yang hanya terdiri dari besaran turunan saja c. 326,0 gram d. 316,0 gram
adalah.... e. 300,0 gram
A. kuat arus, massa, gaya
B. suhu, massa, volume 11. Dari suatu pengukuran didapat angka
C. waktu, momentum, percepatan berikut 0,6005 m. Angka ini terdiri dari ....
D. usaha, momentum, percepatan A. 1 angka penting
E. kecepatan, suhu, jumlah zat B. 2 angka penting
C. 3 angka penting
5. Kelompok besaran berikut yang merupakan D. 4 angka penting
besaran pokok adalah…. E. 5 angka penting
A. panjang, kuat arus, kecepatan
B. intensitas cahaya, berat, waktu 12. Tinggi sebuah silinder dari hasil
C. jumlah zat, suhu, massa pengukuran adalah 0,36010 m. Banyak
D. percepatan, kuat arus, gaya angka penting yang terkandung….
E. panjang, berat, intensitas cahaya A. 6 B. 5 C. 4
D. 3 E. 2
6. Berikut ini yang merupakan kelompok
besaran pokok adalah…. 13. Pembacaan hasil pengukuran diameter
A. kuat arus, panjang berat dalam menggunakan jangka sorong yang
B. suhu, massa, kuat cahaya ditunjukkan pada gambar dibawah adalah
C. suhu, kecepatan, tekanan ....
D. usaha, gaya, momentum
E. suhu, berat, kuat arus
7. Besaran di bawah ini yang merupakan
besaran pokok adalah….
A. gaya B. berat C. massa
D. massa jenis E. tekanan
8. Dari kelompok besaran di bawah ini yang
termasuk besaran pokok dalam sistem SI
adalah….
(1) berat (2) muatan listrik
(3) volume (4) suhu
9. Dua buah satuan berikut ini yang
merupakan satuan besaran turunan menurut A. 7,4 cm B. 7,41 cm
Sistem Internasional adalah.... C. 7,44 cm D. 7,48 cm
10 Pengukuran
E. 7,5 cm 18. Hasil pengukuran diameter logam dengan
menggunakan mikrometer sekrup yang
14. Hasil pengukuran panjang dan lebar
ditunjukkan seperti di bawah adalah .…
sebidang tanah berbentuk empat persegi
A. 17,40 mm
panjang 15,35 m dan 12,5 m. Luas tanah
B. 17,43 mm
tersebut menurut aturan angka penting
C. 17,50 mm
adalah ….
D. 17,90 mm
A. 191,875 m2 B. 191,88 m2
2 E. 17,93 mm
C. 191,87 m D. 191,9 m2
E. 192 m2 19. Hasil pengukuran pelat tipis adalah panjang
1,25 cm dan lebar 0,15 cm. Luas pelat
15. Perhatikan gambar hasil pengukuran
menurut angka penting adalah ….
panjang batang dengan jangka sorong di
A. 0,19 cm2 B. 0,187 cm2
samping. Hasil pengukurannya adalah.….
C. 0,188 cm2 D. 0,20 cm2
2
E. 0,1875 cm
20. Pengukuran diameter sebuah silinder logam
dengan jangka sorong ditunjukkan pada
gambar dibawah, diameter silinder tersebut
adalah ...(cm)

A. 153,05 mm B. 153 mm
C. 153,5 mm D. 153,7 mm
A. 1,37 B. 1,26 C. 1,21
E. 154 mm
D. 1,18 E. 1,09
16. Hasil pengukuran diameter sebuah kelereng
21. Berapakah luas sebuah kertas persegi
dengan menggunakan mikrometer sekrup,
panjang, yang panjangnya 3,14 cm dan
ditunjukkan oleh gambar di bawah, besar
lebarnya 2,1 cm berdasarkan aturan angka
diameter kelereng tersebut adalah ....
penting.
A. 6,594 cm2 B. 6,59 cm2
C. 6,6 cm2 D. 6,5 cm2
2
E. 7 cm
22. Perhatikan gambar hasil pengukuran
panjang batang logam dengan jangka
A. 4,78 mm B. 5,28 mm sorong di samping. Hasil pengukurannya
C. 5,70 mm D. 8,50 mm adalah ….
E. 9,28 mm
17. Untuk mengukur tebal sebuah balok kayu
digunakan jangka sorong seperti pada
gambar di samping. Tebal balok kayu
adalah ….

2 3

A. 158,05 mm B. 157,5 mm
0 5 10 C. 158 mm D. 158,5 mm
E. 159 mm
A. 1,88 cm B. 1,99 cm
C. 1,66 cm D. 2,10 cm 23. Sebidang papan mempunyai ukuran panjang
E. 2,40 cm 2,52 m dan lebar 1,2 m. Luas papan
menurut aturan angka penting adalah….

Pengukuran 11
A. 30,24 m2 B. 3,024 m2 Dimensi
C. 3,02 m2 D. 3,0 m2 29. Dimensi energi adalah....
E. 3 m2
A. M L2 T–1 B. M L2 T–3
24. Sebuah plat logam diukur ketebalannya C. M L2 T–2 D. M L T3
–1 –1 2
dengan menggunakan mikrometer sekrup E. M L T
dan menunjukkan hasil seperti terlihat pada 30. Dimensi energi kinetik adalah....
gambar. A. M L T–1 B. M L T–2
C. M L–1 T–2 D. M L2 T–1
2 –2
E. M L T
31. Dimensi dari gaya adalah….
A. ML–3 B. LT–1 C. LT–2
–1
Tebal pelat tersebut adalah..... D. MLT E. MLT–2
a. 4,04 mm b. 5,02 mm
32. Besaran berikut ini yang dimensinya sama
c. 5,05 mm d. 6,00 mm
dengan dimensi besaran berat adalah….
e. 7,08 mm
A. momentum B. impuls
25. Kelompok besaran di bawah ini yang terdiri C. daya D. energi
dari besaran turunan adalah.... E. gaya
A. massa, gaya, kuat arus
33. Perhatikan tabel berikut :
B. berat, kecepatan, percepatan
No. Besaran Satuan Dimensi
C. berat, luas, intensitas cahaya
D. massa jenis, volume, jumlah zat 1 Momentum kg m s–1 M L T–1
E. suhu, berat, kuat arus 2 Gaya kg m s–2 M L T–2
2 –3
3 Daya kg m s M L2 T–3
26. Pengukuran panjang penghapus Dari tabel di atas, yang mempunyai satuan
menggunakan jangka sorong diperoleh hasil dan dimensi yang benar adalah besaran
seperti pada gambar di bawah. Panjang nomor….
penghapus tersebut sebesar …. A. 1 saja B. 1 dan 2 saja
A. 80,2 mm C. 1, 2 dan 3 D. 1 dan 3
B. 80,3 mm E. 2 dan 3 saja
C. 81,02 mm
D. 81,2 mm 34. Dimensi daya adalah....
E. 83 mm A. MLT–3 B. MLT–2
C. ML2T–1 D. ML2 T–2
27. Hasil pengukuran panjang pelat dengan 2 –3
E. ML T
jangka sorong ditunjukkan gambar di
samping. Panjang pelat tersebut adalah …. 35. Dimensi energi potensial adalah....
A. M L2 T2 B. M2 L2 T2
–2 –2
C. M L T D. M L2 T–2
0 1 2 4 E. M2 L2 T
0 1

A. 1,32 cm B. 1,37 cm
C. 1,72 cm D. 1,77 cm
E. 1,88 cm
28. Hasil pengukuran rusuk–rusuk balok adalah
11,8 cm, 5,60 cm dan 0,80 cm. Menurut
aturan angka penting volume balok tersebut
adalah.....
A. 52,8 cm3 B. 52,86 cm3
3
C. 52,864 cm D. 52,9 cm3
E. 53 cm3

12 Pengukuran
 
BAB 2: VEKTOR Besar F ditulis / F / atau F (tanpa tanda panah
di atas huruf F).
A. Besaran Skalar dan Besaran Vektor Jika 1 cm ≅ 1 newton, maka 5 cm ≅ 5 newton,
Dalam fisika, besaran dikelompokkan menjadi dan ditulis / F / = 5 newton atau F = 5 newton.
2, yaitu: Bila AB menyatakan besaran kecepatan,
1. Besaran Skalar sedangkan vektor kecepatan biasa

2. Besaran Vektor dilambangkan dengan v (lihat Gambar 3).

a. Besaran Skalar v
25 m/s
Besaran Skalar ialah besaran yang mempunyai Gambar 3
nilai tetapi tidak mempunyai arah. Besar vektor kecepatan disebut laju.
Contohnya, panjang, massa, waktu, suhu, Misal 1 cm mewakili 5 m/det (1 cm ≅
intensitas cahaya, jumlah zat, luas, volume, 5 m/det), maka 5 cm ≅ 25 m/det. Ditulis besar
massa jenis, usaha, energi, daya, tekanan dan 
v adalah
sebagainya. 
/ v / = v = 25 m/det.
b. Besaran Vektor Sebuah vektor dapat digeser/dipindah
sekehendak kita asalkan besar dan arahnya
Besaran Vektor ialah besaran yang
tidak berubah, seperti Gambar 4.
mempunyai nilai dan arah. 
v
Contohnya: arus listrik, perpindahan,
kecepatan, percepatan, gaya, momentum, 
impuls, momen dan sebagainya. v
Gambar 4
B. Melukiskan Vektor Dua buah vektor dikatakan sama jika besar
Sebuah vektor dapat digambarkan (dilukiskan) maupun arahnya sama (Gambar 5).
 
sebagai sebuah anak panah (Gambar 1). v1 v4
A AB B 
5 cm  v2
Gambar 1 v3
Titik pangkal A disebut titik tangkap vektor.
Panjang anak panah menyatakan besar (nilai)
vektor, dan arah anak panah menunjukkan Gambar 5
arah vektor. Pada Gambar 5:
   
Cara menuliskan vektor dapat bermacam– v 2 = v1 dan / v 2 / = / v1 / atau v2 = v1
macam, antara lain:    
v 3 = – v1 tetapi / v 3 / = / v1 / atau v3 = v1
   
Vektor AB biasanya ditulis AB , besar AB v 4 ≠ v1 tetapi / v 4 / = / v1 / atau v4 = v1
ditulis / AB / atau AB. Pada gambar 1, panjang
C. Menjumlahkan Dua Vektor
AB adalah 5 cm. Tiap cm mewakili 1 satuan
besar vektor (1 cm ≅ 1 satuan). Dua buah vektor dapat dijumlahkan jika kedua
vektor mewakili besaran sejenis.
Jadi 5 cm ≅ 5 satuan besar vektor, dan ditulis 
Misal / v1 / (v1 = 5 satuan) dengan arah
AB = 5 satuan. 
Ada kalanya sebuah vektor ditulis dengan satu mendatar dan / v 2 / (v2 = 3 satuan) bertitik
huruf. tangkap sama di O. Keduanya mengapit sudut
Misalnya: α = 60° (lihat Gambar 16).
Bila AB menyatakan besaran gaya,sedangkan Hasil penjumlahan ini disebut vektor hasil
yang dinamakan resultan dan biasa
vektor gaya dilambangkan dengan F , maka 
dapat dilukis: dilambangkan dengan R .
 Ditulis:
F   
v T = v1 + v 2 atau
5N   
Gambar 2 v T = v 2 + v1

Nilai v T dapat ditentukan dengan dua cara:

Vektor 13
1) Cara Lukisan (Grafik) (4) Hubungkan titik C dengan titik tangkap O.
2) Cara Perhitungan (Analitis) Garis hubung ini merupakan vektor

resultan v T .
a. Cara Melukis 
(5) Nilai v T dapat ditentukan dengan
1. Cara Melukis Segitiga mengukur langsung panjangnya, kemudian
 hasilnya dikalikan dengan skala yang

v2 v1 digunakan.
  
vT v2 vT C

α
α2 
O α1 v1
α
α2 
O α1 v1
Gambar 6
Cara melukis (lihat Gambar 6):
 Gambar 8
(1) Pindahkan v1 sehingga titik tangkapnya

berada di ujung v 2 . b. Cara Menghitung (Analitis)
(2) Hubungkan titik tangkap O dengan ujung 
 Nilai v T dapat ditentukan dengan rumus:
v1 yang sudah dipindahkan.
(3) Garis hubung ini merupakan vektor v T = v12 + v 22 + 2v1v 2 cos α . . (1)
 
resultan v T dengan titik tangkap O dan Jika kita ingin menghitung sudut antara v T
 dengan masing-masing vektor, digunakan
ujungnya berimpit dengan ujung v1 .
Atau (lihat Gambar 7): rumus:
  sin α1 sin α 2 sin α
v2 vT = = . . . (2)
 v2 v1 vT
v2
v2
α
sin α1 = sin α . . . . . (3)
α2  vT
O α1 v1
v1
sin α 2 = sin α . . . . . (4)
Gambar 7 vT
 Pada contoh di atas:
(1) Pindahkan v 2 sehingga titik tangkapnya
 v T = v12 + v 22 + 2v1v 2 cos α
berada di ujung v1 .
(2) Hubungkan titik tangkap O dengan ujung 5 2 + 3 2 + 2 × 5 × 3 cos 60°
 ↔ vT =
v 2 yang sudah dipindahkan.
↔ vT = 25 + 9 + 30 × 0,5
(3) Garis hubung ini merupakan vektor

resultan v T dengan titik tangkap O dan ↔ vT = 34 + 15 ↔ vT = 49
 ↔ vT = 7 satuan
ujungnya berimpit dengan ujung v 2 .
 v 3
(4) Nilai v T dapat ditentukan dengan sin α1 = 2 sin α ↔ sin α1 = sin 60°
mengukur langsung panjangnya, kemudian vT 7
hasilnya dikalikan dengan skala yang ↔ sin α1 = 0,4286×0,866
digunakan. ↔ sin α1 = 0,3712

2. Cara Melukis Jajaran Genjang: ↔ α1 = 21,7896° ↔ α1 = 21° 47' 12,44"


v 5
Cara Melukis (lihat Gambar 8): sin α 2 = 1 sin α ↔ sin α2 = sin 60°
  vT 7
(1) Melalui ujung v1 buatlah garis sejajar v2 .
  ↔ sin α2 = 0,7143×0,866
(2) Melalui ujung v 2 buatlah garis sejajar v1 .
↔ sin α2 = 0,6186
(3) Misal titik C merupakan perpotongan
↔ α2 = 38,214° ↔ α2 = 38° 12' 47,56"
antara kedua garis sejajar tersebut.
Bandingkan hasilnya dengan cara lukisan.
Contoh Soal:
14 Vektor
   
1. Diketahui / v1 / = 8 satuan dan / v 2 / = 7 2. Diketahui / v1 / = 6 satuan dan / v 2 / = 8
satuan. Kedua vektor mengapit sudut 60°. satuan. Kedua vektor mengapit sudut 60°.
       
Jika v T = v 1 + v 2 tentukan besar v T dan Jika v T = v 2 + v1 , tentukan besar v T jika

sudut yang diapit oleh v T dengan masing sudut apitnya:
vektor dengan cara: a) 0° (kedua vektor searah)?
a) lukisan segitiga? b) 90° (kedua vektor saling tegak lurus)?
b) lukisan jajaran genjang? c) 180° (kedua vektor berlawanan arah) ?
c) perhitungan? Penyelesaian:
Penyelesaian: a) α = 0° (kedua vektor searah)
a) Cara melukis segitiga:  
v1
  R
v2 v1 
O 
vT v2

v T = v12 + v 22 + 2v1v 2 cos α


α
α2  ↔ vT = v12 + v 22 + 2 v1 v 2 cos 0°
O α1 v1
↔ vT = v12 + v 22 + 2 v1 v 2 × 1
vT = .......... satuan, α1 = ..........°, α2 = ..........° ↔ vT = v12 + v 22 + 2 v1 v 2
b) Cara lukisan jajaran genjang:
 C
↔ vT = ( v 1 + v 2 ) 2
v2  ↔ vT = v1 + v2 . . . . . (dihafal)
vT
↔ vT = 6 + 8 ↔ vT = 14 satuan
b) α = 90° (kedua vektor saling tegak lurus)
α
α2   
v2
O α1 v1 R

vT = .......... satuan, α1 = ..........°, α2 = ..........°


c) Cara perhitungan:
v T = v12 + v 22 + 2v1v 2 cos α O 
v1
↔ vT = 8 2 + 7 2 + 2 × 8 × 7 cos 60°
↔ vT = v12 + v 22 + 2 v1 v 2 cos 90°
↔ vT = 64 + 49 + 112 × 0,5
↔ vT = v12 + v 22 + 2 v1 v 2 × 0
↔ vT = 113 + 56
↔ vT = v12 + v 22 + 0
↔ vT = 169 ↔ vT = 13 satuan
v 8 ↔ vT = v12 + v 22 . . .. . (dihafal)
sin α1 = 2 sin α ↔ sin α1 = sin 60°
vT 13 ↔ vT = 62 + 82 ↔ 36 + 64
vT =
↔ sin α1 = 0,6154×0,866 ↔ vT = 100 ↔ vT = 10 satuan
↔ sin α1 = 0,5329
c) α = 180° (kedua vektor berlawanan arah)
↔ α1 = 32,2016° ↔ α1 = 32° 12' 5,78"  
v 7 v2 O v1
sin α 2 = 1 sin α ↔ sin α2 = sin 60° 
vT 13 R
↔ sin α2 = 0,5385×0,866
↔ vT = v12 + v 22 + 2 v1 v 2 cos180°
↔ sin α1 = 0,4663 ↔ α2 = 27,7944°
↔ α2 = 27° 47' 39,8" ↔ vT = v12 + v 22 + 2 v1 v 2 × (−1)
atau :
↔ vT = v12 + v 22 − 2 v1 v 2
α 2 = α − α1 ↔ α2 = 60 – 32° 12' 5,78"

↔ α2 = 27° 47' 54,22" ↔ vT = ( v 1 − v 2 ) 2


↔ vT = v1 – v2 . . . . . (dihafal)
Vektor 15
↔ vT = 6 – 8 vT = –2 satuan
↔ ↔ R2 = F12 + F22 + 2 F1 F2 cos 120°
 
3. Diketahui / F1 / = 2√3 satuan / F2 / = 4 ↔ (2√3)2 = F12 +(2 F1)2 +2 F1× 2 F1 cos 120°
 
satuan, dan / FT / = 2 13 satuan dan FT = ↔ 12 = F12 + 4 F12 + 4 F12 × (– 12 )
  
F1 + F2 . Berapa besar sudut antara F1 dan ↔ 12 = 5 F12 – 2 F12 ↔ 12 = 3 F12

F2 ? ↔ F12 = 4 F1 = 2 satuan

Penyelesaian:   
6. Diketahui a T = a 1 + a 2 , a1 = a2 – 1
FT = F12 + F22 + 2F1F2 cos α
satuan, aT = 19 satuan. Kedua vektor

↔ FT2 = F12 + F22 + 2 F1 F2 cos α mengapit sudut 60°. Berapa besar a 1 ?
↔ 2 F1 F2 cos α = FT2 – F12 – F22 Penyelesaian:
F2 − F2 − F22 a T = a 12 + a 22 + 2a 1 a 2 cos α
↔ cos α = T 1 . . (dihafal)
2F1F2 ↔ a T2 = (a2 – 1)2 + a 22 + 2 (a2 – 1) a2 × 0,5
2
(2 13) − (2 3 ) 2 − (4) 2 ↔ ( 19 )2 = a 22 – 2a2 + 1 + a 22 + a 22 – a2
↔ cos α =
2 × 2 3× 4 ↔ 19 = 3 a 22 – 3a2 + 1
4 × 13 − 4 × 3 − 16 ↔ 3 a 22 – 3a2 + 1 – 19 = 0
↔ cos α =
16 3 ↔ 3 a 22 – 3a2 – 18 = 0 ↔ a 22 – a2 – 6 = 0
52 − 12 − 16 ↔ (a1 – 3)(a1 + 2) = 0
↔ cos α =
16 3 ↔ a1 – 3 = 0 ↔ a1 = 3 satuan
24 3 ↔ a1 + 2 = 0 ↔ a1 = –2 satuan
↔ cos α = ↔ cos α =
16 3 2 3 7. Sebuah sungai lebarnya 60 meter, aliran
↔ cos α = 2 √3
1 ↔ α = 30°
airnya berkecepatan 15 m/det. Seseorang
akan menyeberangkan perahunya yang
  mempunyai
4. Dua buah vektor v1 dan v 2 mengapit
 kecepatan 20
sudut 45°. Diketahui v1 = 2√ 2 satuan. / v1 
  m/det dengan 
vp
vT
+ v 2 / = 29 satuan. Berapa besar v 2 ? mengarahkan
Penyelesaian: perahunya tegak lurus
   
/ v1 + v 2 / = v T arus air. Berapa v a jarak
yang akan
v T = v12 + v 22 + 2v1v 2 cos α ditempuhnya?
↔ v T2 = v12 + v 22 + 2 v1 v2 cos 45° Penyelesaian:
Lihat Gambar.
↔ ( 29 )2 = (2√2)2 + v 22 + 2 × 2√2 v2 × 12 √2
v T = v a2 + v 2p + 2 v a v p cos α
2
↔ 29 = 8 + v + 4 v2
2
↔ vT = 15 2 + 20 2 + 2 v a v p cos 90°
↔ v 22 + 4 v2 + 8 – 29 = 0
↔ v 22 + 4 v2 – 21 = 0 ↔ vT = 225 + 400 + 2 v a v p × 0
↔ (v2 + 7)(v2 – 3) = 0 ↔ vT = 625 + 0 ↔ vT = 625
↔ v2 + 7 = 0 ↔ v2 = – 7 satuan ↔ vT = 25 m/det
↔ v2 – 3 = 0 ↔ v2 = 3 satuan OB OA vp
  = ↔ OB = OA
5. Diketahui / F2 / = 2 / F1 /. Kedua vektor vT vp vT
mengapit sudut 120°. Jika besar 25
 ↔ OB = ×60 ↔ OB = 75 m
resultannya / R / = 2√3 satuan, berapa 20

besar F1 ? 8. Sebuah sungai kecepatan aliran airnya
Penyelesaian: 6 m/det. Sebuah perahu mempunyai
R = F12 + F22 + 2F1 F2 cos α kecepatan 12 m/det akan
menyeberanginya. Supaya perahu tiba di
16 Vektor
seberang pada arah tegak lurus aliran air 
v2
sungai, tentukan sudut arah yang harus
dibuat terhadap aliran sungai?
Penyelesaian:
Lihat Gambar 
  O α α2 v1
αa = 90° vp vT
α1
sin α p sin α a αp
= αa 
va vp va
 
v − v2  vT
↔ sin αp = a sin αa v1
vp
6 Gambar 9
↔ sin αp = sin 90° ↔ sin αp = 1 ×1 Atau (lihat Gambar 10) :
12 2 
v2
↔ sin αp = 12 ↔ αp = 30°
α = αa + αp ↔ α = 90° + 30°
↔ α = 120° 
O α α2 v1
D. Mengurangkan Vektor α1
Pengurangan vektor biasa ditulis:
  
v T = v1 – v2 
vT
Persamaan di atas dapat juga ditulis:
    
v T = v1 + (– v2 ) − v2 − v2
Jadi pada hakikatnya pengurangan vektor Gambar 10
sama dengan penjumlahan vektor dengan 
(1) Pindahkan – v2 sehingga titik tangkapnya
vektor negatif. Untuk menentukan besarnya
 
v T dapat digunakan: berada di ujung v1 .
(2) Hubungkan titik tangkap O dengan ujung –
a. Cara Melukis 
v2 yang sudah dipindahkan.
(3) Garis hubung ini merupakan vektor
1. Cara Melukis Segitiga 
resultan v T dengan titik tangkap O dan
Cara melukis (lihat Gambar 9): 
 ujungnya berimpit dengan ujung – v2 .
(1) Menentukan vektor negatif (– v2 ) dengan 
(4) Nilai v T dapat ditentukan dengan
membuat garis perpanjangan ke belakang
 mengukur langsung panjangnya, kemudian
dari v2 , kemudian dengan bertitik tangkap
  hasilnya dikalikan dengan skala yang
yang sama kita ukur / v2 /. Arah – v2 digunakan.

berlawanan dengan v2 .
 2. Cara Melukis Jajaran Genjang
(2) Pindahkan v1 sehingga titik tangkapnya
 Cara melukis (lihat Gambar 11):
berada di ujung – v2 . 
(1) Menentukan vektor negatif (– v2 ) dengan
(3) Hubungkan titik tangkap O dengan ujung
 membuat garis perpanjangan ke belakang
v1 yang sudah dipindahkan. 
dari v2 , kemudian dengan bertitik tangkap
(4) Garis hubung ini merupakan vektor  
 yang sama kita ukur / v2 /. Arah – v2
resultan v T dengan titik tangkap O dan 
 berlawanan dengan v2 .
ujungnya berimpit dengan ujung v1 . 
(2) Melalui ujung v1 , buatlah garis sejajar –

v2 .
 
(3) Melalui ujung – v2 buatlah garis sejajar v1
(4) Misal titik C merupakan perpotongan
antara kedua garis sejajar tersebut.

Vektor 17
(5) Hubungkan titik C dengan titik tangkap O. 10. Pada sistem koordinat di bawah, bertitik

Garis hubung ini merupakan vektor pangkal O, gambarlah v1 besarnya 4 satuan

resultan v T .
 (1 cm ≅ 1 satuan) ke kiri berimpit sumbu

(6) Nilai v T dapat ditentukan dengan x– dan v 2 besarnya 3 satuan ke kiri bawah
mengukur langsung panjangnya, kemudian membentuk sudut 60° terhadap sumbu x–.
hasilnya dikalikan dengan skala yang   
Selisih kedua vektor v T = v1 – v 2 . Tentukan
digunakan. 
besar v T dengan cara lukisan jajaran
 segitiga.
v2
Penyelesaian:
 y+
v1

 − v2
O α α2 v1 
vT
α1
x– x+
 O
 v1 
 vT v2
− v2
Gambar 11
b. Cara Menghitung (Analitis)
 vT = 2,8 satuan
Nilai v T dapat juga dihitung dengan rumus:
11. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
v T = v12 + v 22 − 2 v1v 2 cos α . . (5) 
 pangkal O, gambarlah v1 besarnya v1 = 4
Besar sudut antara v T dengan masing-masing
satuan, dengan arah ke kiri atas
vektor adalah: membentuk sudut 30° terhadap sumbu x–.
v 
sin α1 = 2 sin α . . . . . (6) v 2 besarnya v2 = 3 satuan, dengan arah ke
vT
kanan bawah membentuk sudut 60°
α 2 = α + α1 . . . . . (7)   
terhadap sumbu x+. Jika v T = v1 – v 2 ,
Contoh Soal: tentukan

a) besar v T dengan cara lukisan jajaran
9. Gambar di bawah menunjukkan vektor genjang!
   
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α. b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu
Skala yang digunakan 1 cm mewakili α1!
    
6 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 . c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu

Tentukan besar v T dengan cara lukisan α2!
segitiga!
Penyelesaian:

v2


v1

 
− v2 vT

v1

v T diukur, hasilnya mendekati 5 cm. Jadi nilai
sesungguhnya = 5 × 6 = 30 m/s
18 Vektor
Penyelesaian:
 
v1 vT
α
α1
α2 
v2
     
v T = v1 + v2 ↔ v2 = v T – v1
v 2 = v T2 + v12 − 2v T v1 cos α1
↔ v 22 = v T2 + v12 – 2 vT v1 cos α1
↔ v 22 = (2 v1)2 + v12 – 2 × 2v1 v1 cos 60°
↔ v 22 = 4 v12 + v12 – 4 v12 × 0,5
↔ v 22 = 5 v12 – 2 v12 ↔ v 22 = 3 v12
↔ v2 = √3 v1 ↔ v2 = v1√3
vT = . . satuan, α1 = . . °, α2 = . . . ° v T2 − v12 − v 22
  cos α =
12. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di 2 v1 v 2
  
bawah. Selisih kedua vektor v T = v1 – v 2 (2 v1 ) 2 − v12 − ( v1 3 ) 2
 ↔ cos α =
a). Tentukan besar v T dengan cara
2 v1 ( v1 3 )
lukisan segitiga (1 satuan ≅ 1 cm)!
  4v12 − v12 − 3v12
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T ↔ cos α =
yaitu α1! 2v12 3

c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan 0
 ↔ cos α = ↔ cos α = 0
v T yaitu α2! 2 v12 3
Penyelesaian: ↔ α = 90°
y+
14. Dua buah vektor besarnya a = 3 satuan dan
b = 6 satuan mengapit sudut α. Jumlah

v2

kedua vektor adalah R 1 dan selisihnya
 7
adalah R 2 . Jika R1 = R2 , berapa
 x+ 3
x– O v1
besarnya α ?
Penyelesaian:

 vT 7
− v2 R1 = R2 ↔ R 12 = 73 R 22 ↔ 3 R 12 = 7 R 22
3
 ↔ 3(a + b +2ab cos α) = 7( a +b +2ab cos α)
2 2 2 2
v1
↔ 3(3 +6 +2×3×6cosα)=7(3 +6 –2×3×6cos α)
2 2 2 2

↔ 3 (9+36+36 cos α) = 7 (9 + 36 – 36 cos α)


vT = . . satuan, α1 = . . . derajat, α2 = . . derajat ↔ 3 (45 + 36 cos α) = 7 (45 – 36 cos α)
   ↔ 135 + 108 cos α = 315 – 252 cos α)
13. Diketahui v T = v1 + v2 . Jika vT = 2 v1 dan
  ↔ 108 cos α + 252 cos α = 315 – 135
dan sudut antara v1 dengan v T adalah 60°,
  ↔ 360 cos α = 180 ↔ cos α = 0,5
berapa perbandingan antara v1 dengan v2 ?
  ↔ α = 60°
Berapa pula sudut antara v1 dengan v2 ? 
 
Penyelesaian: 15. Diketahui a dan b , yang mana a =
Lihat gambar !  
3√3 satuan mengapit sudut α. / a + b / = 3
 
13 satuan, / a – b / = 3 satuan. Berapa

besarnya b dan α?
Penyelesaian:
Vektor 19
  
/ a + b / = R1 ↔ R1 = 3 13 16. Pada gambar di bawah, bila besarnya F
  adalah 50 N dan α = 30°, berapa besarnya
/ a – b / = R2 ↔ R2 = 3
komponen gaya pada sumbu x dan sumbu
R 1 = a 2 + b 2 + 2ab cos α y?
↔ R 12 = a2 + b2 + 2 a b cos α Penyelesaian: y  
Fy F
Fx = F cos α
↔ (3 13 )2 = (3√3)2 + b2 + 2 × 3√3 b cos α
↔ Fx = 50 cos 30°
↔ 9×13 = 9×3 + b2 + 6√3 b cos α
↔ Fx = 50 × √3
1
↔ 117 = 27 + b2 + 6√3 b cos α 2
↔ b2 + 6√3 b cos α = 117 – 27 ↔ Fx = 25√3 N

↔ b2 + 6√3 b cos α = 90 . . . (i) Fx = F sin α α Fx x
O
R 2 = a 2 + b 2 − 2ab cos α ↔ Fy = 50 sin 30°

↔ Fy = 50 ×
1
↔ R 22 = a2 + b2 – 2 a b cos α 2
↔ Fy = 25 N
↔ 3 = (3√3) + b – 2 × 3√3 b cos α
2 2 2

↔ 9 = 9×3 + b – 6√3 b cos α


2
E. Menjumlahkan Vektor Lebih dari Dua
↔ 9 = 27 + b – 6√3 b cos α
2
Menjumlahkan vektor yang lebih dari dua juga
↔ b – 6√3 b cos α = 9 – 27
2
digunakan dua cara:
↔ b – 6√3 b cos α = –18 .
2
. . (ii) a. Cara Lukisan Segi Banyak (Poligon)
b + 6√3 b cos α = 90 . . .
2
(i) Perhatikan gambar 12!
---------------------------------------- + Resultan ketiga gaya di atas adalah
2 b2 = 72    
2 R = F1 + F2 + F3
↔ b = 36 ↔ b = 6
F2=5 N y
Dari persamaan (i):
b2 + 6√3 b cos α = 90 F1=4 N

↔ 6 + 6√3 b cos α = 90
2

↔ 36 + 36√3 cos α = 90 30° 30°


↔ 36√3 cos α = 90 – 36 R 60° x
↔ 36√3 cos α = 54 ↔ 2√3 cos α = 3

↔ cos α =
1 √3 ↔ α = 30°
2 F2=5 N

D. Menguraikan Vektor
Gambar 11 y  
menunjukkan sebuah Fy F F3=6 N
vektor F berada pada F3=6 N
suatu sistem koordinat.
Vektor tersebut dapat
diuraikan pada masing- Gambar 12
  Cara melukis:
masing sumbu, yaitu Fx α Fx x 
 O Gambar 11 (1) Pindahkan F3 sehingga titik pangkalnya
dan Fy yang masing- 
berimpit dengan ujung F1 .
masing besarnya: 
Fx = F cos α . . . . . . (8) (2) Pindahkan F2 sehingga titik pangkalnya

Fy = F sin α . . . . . . (9) berimpit dengan ujung F3 yang sudah
pernah dipindahkan.
Contoh Soal: 
(3) Hubungkan ujung F2 yang sudah

dipindahkan dengan titik tangkap F1 . Garis

hubung ini merupakan resultan v T ketiga
vektor dengan titik tangkap resultan

20 Vektor
 
berimpit dengan F1 dan ujungnya berimpit b) besar sudut antara FT dengan sumbu

dengan F2 . x+ yaitu β !

(4) Besar R dapat ditentukan dengan
mengukur panjangnya, R = . . . . . .
Contoh Soal:
  
18. Diketahui F1 , F2 dan F3 dengan arah
seperti terlihat pada gambar.

 y F1
F2

FT = . . . . . satuan, β = . . . . . °
  
20. Diketahui vektor F1 , F2 dan F3 dengan
 arah seperti terlihat pada gambar.
F3 y
   
Jika FT = F1 + F2 + F3 , dengan menggunakan

cara lukisan poligon, berapa besar FT ? 
F2 
Penyelesaian: F1
y 
 F1
F2 
F3 x

R x

  FT
F3  F2
F1 
F3

   
Jika FT = F1 + F2 + F3 , gunakan cara lukisan
 
F3
poligon, berapa besarnya FT ?

Setelah diukur nilai FT mendekati 0,6 N. FT = . . . . . . . . . . . . . N
21. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
19. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
 
pangkal O gambarlah F1 besarnya F1 = 2 pangkal O gambarlah F1 besarnya F1 = 2
satuan, dengan arah ke kiri atas satuan, dengan arah ke kanan atas
membentuk sudut 45° terhadap sumbu x+.
membentuk sudut 45° terhadap sumbu x–.
 
F2 besarnya F2 = 3 satuan, dengan arah ke F2 besarnya F2 = 3 satuan, dengan arah ke
kiri atas membentuk sudut 30° terhadap
kiri bawah membentuk sudut 30° terhadap
 
sumbu x–. F3 besarnya F3 = 4 satuan, sumbu x–. F3 besarnya F2 = 4 satuan,
dengan arah ke kiri bawah membentuk
dengan arah ke kanan bawah membentuk  
sudut 60° terhadap sumbu x+. sudut 60° terhadap sumbu x–. Jika FT = F1 +
     
Jika FT = F1 + F2 + F3 , dengan cara lukisan F2 + F3 , dengan cara lukisan segi banyak
segi banyak vektor tentukan: vektor tentukan:
 
a) besar FT ! a) besar FT !
Vektor 21
    
b) besar sudut antara FT dengan sumbu R x = F1x + F2 x + F3x
x+ yaitu β ! Besarnya:
y+ Rx = F1x + F2x + F3x ↔ Rx = 3,464 – 4,33 – 3
↔ Rx = –3,687 N

F1y = F1 sin α1 = 4 sin 30° = 4 × 12 = 2 N


F2y = F2 sin α2 = 5 sin 30° = 5× 12 = 2,5 N
F3y = –F3 sin α3 = –6 sin 60° = –6× 12 √3
x– x+
F = –3×1,732 = –5,1962 N
O     3y
R y = F1y + F2 y + F3y
Besarnya:
Ry = F1y + F2y + F3y ↔ Ry = 2 + 2,5 – 5,1962
↔ Ry = –0,6962 N
 
Kemudian R x dan R y dijumlahkan lagi
y–
dengan rumus:
FT = . . . . . satuan, β = . . . . . °
R = R 2x + R 2y . . . . . . (10)
b. Cara Perhitungan (Analitis)
R= (3,687) 2 + (−0,6962) 2
Sudut α1, α2, dan α3 boleh dihitung dari
sumbu x positif atau terhadap sumbu yang ↔ R = 13,594 + 0,4847
lain. ↔ R = 14,0787 ↔ R = 3,7522 N
Masing-masing vektor diuraikan pada sumbu x 
dan y: Untuk menghitung sudut antara v T dengan
Pada contoh di atas: sumbu x digunakan rumus:
α1 = 30°, α2 = 30°, α3 = 60° Ry
tg β = . . . . . . . (11)
Karena berada di kuadran I: Rx
F1x = F1 cos α1 = 4 cos 30° = 4× 12 √3 − 0,6962
tg β = ↔ tg β = –0,1888
↔ F1x = 2×1,732 = 3,464 N 3,687
Karena berada di kuadran II: ↔ β = –18,43° ↔ β = –10,693°
F2x = –F2 cos α2 = –5 cos 30° = –5× 12 √3 ↔ β = 10° 41’ 34,8345”
↔ F2x = –2,5×1,732 = –4,33 N
Contoh Soal:
Karena berada di kuadran III:
  
F3x = –F3 cos α3 = –6 cos 60° = –6 × 12 = –3 N 22. Diketahui / F1 / = 2 N, / F2 / = 3 N dan / F3
F2=5 N  y / = 4 N dengan arah seperti terlihat pada
F2 y
 F1=4 N gambar.
F1y
y
  
F2 x 30° 30° F1x F3
 60° x 
F3x F1
45° 45° x
45°

F2

    
F3=6 N F3 y Jika FT = F1 + F2 + F3 , dengan gunakan cara

hitungan, maka besar FT ?
Gambar 13 Penyelesaian:
kemudian komponen pada masing-masing F1x = –F1 cos α1 = –2 cos 45° = –2× 12 √2 = –√2
sumbu dijumlahkan:
22 Vektor
F2x = –F2 cos α2 =–3 cos 45° Kemudian kalau resultan ketiga vektor = 0,
1 maka:
=–3× 2 √2
= –1,5√2 F13 – F2 = 0 ↔ F13 = F2
F3x = +F3 cos α3 = +4 cos 45°
F12 + F32 + 2F1 F3 cos α13 = F2
= +4× 12 √2 = +2√2
↔ F12 + F32 + 2 F1 F3 cos α13 = F22
Fx = –0,5√2
F1y = +F1 sin α1 = +2 sin 45° = +2× 12 √2 = +√2 ↔ 2 F1 F3 cos α13 = F22 – F12 – F32
F2y = –F2 sin α2 =–3 sin 30° F22 − F12 − F32
↔ cos ε13 = . . (dihafal)
=–3× 12 √2 = –1,5√2 2F1F3
F3y = +F3 sin α3 = +4 sin 30° 15 2 − 12 2 − 9 2
↔ cos α13 =
= +4× 12 √2 = +2√2 2 × 12 × 9
Fy = +1,5√2 225 − 144 − 81
↔ cos α13 =
F = Fx2 + Fy2 ↔ F = (−0,5 2 ) 2 + (1,5 2 ) 2 216
0
↔ cos α13 = ↔ cos α13 = 0
↔ F = 0,25 × 2 + 2,25 × 2 ↔ F = 0,5 + 4,5 216
↔ F = √5 ↔ F ≈ 2,2 N ↔ α13 = 90°

23. Pada gambar , Fy1


Dengan cara yang sama didapat:
F1
berapa resultan F 2 − F12 − F22
↔ cos ε12 = 3 . . (dihafal)
gaya dan sudut 2F1F2
antara resultan dan
dengan sumbu x? Fx2 Fx1
Fy2 Fx3 F 2 − F22 − F32
Penyelesaian: F2 ↔ cos ε 23 = 1 . . (dihafal)
Rx = Fx1 + Fx 2 + Fx 3 2F2 F3
↔ Rx = +4 – 4 + 3 25. Pada gambar di
Fy4 F3
↔ Rx = 3 satuan samping, F1 = 20 N, α12  y
Ry = Fy1 + Fy 2 + Fy3 F2
= 150°, α13 = 120°. Jika
↔ Ry = +4 – 1 – 4 = –1 N resultan ketiga gaya
R = R 2x + R 2y ↔ R= 3 2 + (−1) 2
sama dengan nol,
  α12 α23 x
berapa besar F 2 dan F α13
↔ R = 9 + 1 ↔ R = 10 
3?  F3
↔ R = 3,16 N Penyelesaian: F1
Rx
Ry −1 β
Jumlah sudut lingkaran =
tg β = ↔ tg β = 360°
Rx 3 Ry R
α12 + α13 + α 23 = 360
↔ tg β = –0,33
↔ β = –18,43° ↔ β = –18° 26’ 5,82” ↔ α12 + α13 + α23 = 360
↔ 150 + 120 + α23 = 360
24. Pada gambar di
 y ↔ 170 + α23 = 360 ↔ α23 = 360 – 170
samping, F1 = 12 N, F2 ↔ α23 = 90°
F2 = 15 N, F3 = 9 N.
Berikutnya dapat digunakan rumus sinus:
Jika resultan ketiga
α12 α23 F2 F1
gaya sama dengan x = . . . . . (dihafal)
nol, berapa besar α13 sin α13 sin α 23
  
sudut antara
 F 1 F1 F3 sin α13 sin 120
↔ F2 = F1 ↔ F2 = ×20
dengan F 3 ? sin α 23 sin 90
Penyelesaian:   sin 60
Misal sudut antara F 1 dengan F 3 adalah α13. ↔ F2 = ×20 ↔ F2 = 12 √3×20
   1
Resultan antara F 1 dengan F 3 adalah F 13. ↔ F2 = 10√3 N
Maka:
F13 = F12 + F32 + 2F1 F3 cos α13
Vektor 23
F3 F1 sin α12 =W F S cos α . . . . . . (12)
= ↔ F3 = F1
sin α12 sin α 23 sin α 23 Contoh Soal:
sin 150 sin 30
↔ F3 = ×20 ↔ F3 = ×20 27. Sebuah benda terletak di atas bidang datar
sin 90 1
yang licin. Pada benda dikerjakan gaya
↔ F3 = 12 ×20 ↔ F3 = 10 N sebesar 10 N dengan arah miring ke atas
y
 membentuk sudut 37° terhadap bidang
26. Pada gambar di samping, F2 = F1
datar, sehingga benda berpindah ke arah
12 N, F3 = 9 N dan α23 = 90°. α12 α23 x
mendatar. Usaha yang dilakukan 7,2 Joule.
Jika resultan ketiga gaya sama
 
α13 
Jika rumus usaha adalah perkalian skalar
F3
F2
dengan nol, berapa besar F 1
 antara vektor gaya dengan vektor
dan sudut antara F 1 dengan F 2 ? perpindahan berapa jauh perpindahannya?
Penyelesaian: Penyalesaian:
=W F S cos α ↔ 7,2 = 10 S cos 37
F23 = F22 + F32 + 2F2 F3 cos α 23
↔ 0,72 = S × 0,6 ↔ S = 1,2 m
↔ F23 = 122 + 92 + 2 × 12 × 9 cos 90
c. Perkalian vektor secara vektor. Atau
↔ F23 = 144 + 81 + 216 × 0 yang disebut perkalian silang (cross
↔ F23 = 225 + 0 ↔ F23 = 225 product)
↔ F23 = 15 N Hasil perkalian ini adalah vektor.
Kemudian kalau resultan ketiga vektor = 0, 
Misal vektor lengan  sebuah batang dengan
maka: 
vektor gaya F dikalikan secara vektor
F1 – F23 = 0 ↔ F1 = F23 ↔ F1 = 15 N 
menghasilkan momen gaya τ . Ditulis:
F3 F1 9 15   
= ↔ = τ = ×F
sin α12 sin α 23 sin α12 sin 90   
Arah τ tegak lurus  maupun F .


9
= sin α12 ↔ sin α12 = 0,6 Untuk menentukan arah τ digunakan aturan
15 tangan kanan memutar
↔ α12 = 37° sekrup maju.
Mula-mula ke 4 jari tangan
G. Perkalian Vektor
kanan diarahkan sama arah

Perkalian vektor ada 3, yaitu: vektor pertama  , kemudian
a. Perkalian vektor dengan skalar. diputar menuju arah vektor

Perkalian ini menghasilkan vektor. Arah kedua F . Arah ibu jari
tangan kanan menunjukkan
vektor hasilnya tergantung nilai skalarnya. Jika 
skalarnya bernilai positif, maka arah vektor arah vektor hasilnya τ .
hasilnya sama dengan arah vektor yang Jika gaya yang bekerja membentuk sudut α
dikalikan. Tetapi jika skalarnya negatif, maka terhadap batang, maka besar momen gayanya
arah vektor hasilnya berlawanan dengan arah adalah:
vektor yang dikalikan. = τ F  sin α . . . . . . (13)
Contoh Soal:
b. Perkalian vektor secara skalar. Atau
yang disebut perkalian titik (dot 28. Sebuah batang panjangnya 0,4 meter diikat
product) salah satu ujungnya. Pada ujung lain
dikerjakan gaya 15 N dengan arah
Hasil perkalian ini adalah skalar.
 membentuk sudut 53° terhadap batang.
Misal vektor gaya F dengan vektor
 Berapa besar momen gaya yang bekerja
perpindahan S dikalikan secara skalar pada batang, jika rumus momen gaya
menghasilkan usaha W. Ditulis: adalah sama dengan perkalian vektor
 
W= F . S antara vektor lengan dengan vektor gaya?
Jika gaya yang bekerja membentuk sudut α Penyelesaian:
terhadap arah perpindahan, maka besar = τ F  sin α ↔ τ = 15 × 0,4 sin 53

usahanya adalah: ↔ τ = 6 × 0,8 ↔ τ = 4,8 Nm

24 Vektor


Soal Latihan : v2
Vektor
1. Gambar di bawah menunjukkan vektor
  
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α. v1

v2
vT = 30 m/s
 
5. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di
  
 bawah. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2
α v1 y
Skala yang digunakan 1 cm mewakili 5 m/s.
  
Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 .
 v2
Tentukan besar v T dengan cara lukisan

segitiga. Berapa besar v T ?

/ v T / = 30 m/s
x x
2. Gambar di bawah menunjukkan vektor O
 
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
Skala yang digunakan 1 cm mewakili
  
10 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 .
 v1
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
jajaran genjang.

v1 ∝

 
a). Tentukan besar v T dengan cara lukisan
v2
segitiga (1 satuan ≅ 1 cm)!
 
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T ,
yaitu α1!
vT = 76 m/s  
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan v T ,
3. Gambar di bawah menunjukkan vektor
  yaitu α2!
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
vT = ... satuan, α1 = ...° α2 = ...°
Skala yang digunakan 1 cm mewakili
   6. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik
10 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 . 
 pangkal O gambarlah v1 besarnya v1 = 4
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
satuan, dengan arah ke kanan bawah
segitiga.
membentuk sudut 60° terhadap sumbu x+.

v 2 besarnya v2 = 3 satuan dengan arah ke

v2 kiri atas membentuk sudut 30° terhadap
  
sumbu x–. Jika v T = v1 + v 2 , tentukan:
 
v1 ∝ a) besar v T dengan cara lukisan segitiga!
 
vT = 31,6 m/s b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu
α1!
4. Gambar di bawah menunjukkan vektor
   
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α. c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu
Skala yang digunakan 1 cm mewakili α2!
  
10 m/s. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 .

Tentukan besar v T dengan cara lukisan
jajaran genjang.

Vektor 25
y y+

v2
x– x+
O
x O x

y–
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
 
v1 9. Diketahui / v1 / = 8 satuan dan / v 2 /
y = 5 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
  
120°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°  
  R dan sudut antara R dengan masing-
7. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di
   masing vektor dengan cara lukisan segitiga!
bawah. Resultan kedua vektor v T = v1 + v 2 R = 7 satuan, α1 = 38° 12' 47,56,
y+ α2 = 81° 47' 12,44

 10. Diketahui / v1 / = 6 satuan dan
v2 
/ v 2 / = 10 satuan. Kedua vektor mengapit
  
 sudut 60°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan
x–
v1
x+  
O
besarnya R dan sudut antara R dengan
masing-masing vektor dengan cara lukisan
segitiga!
R = 14 satuan, α1 = 38° 12' 47,56",

a). Tentukan besar v T dengan cara lukisan α2 = 21° 47' 12,44"
jajaran genjang (1 satuan ≅ 1 cm)!  
  11. Diketahui / v1 / = 3 satuan dan / v 2
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T , / = 5 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
  
yaitu α1! 127°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
   
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan v T ,
R dan sudut antara R dengan masing-
yaitu α2! masing vektor dengan cara lukisan segitiga!
vT = . . . . satuan, α1 = . . . . °, α2 = . . . . ° R = 4 satuan, α1 = 90°, α2 = 37°
8. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik  
 12. Diketahui / v1 / = 5 satuan dan / v 2 /
pangkal O gambarlah v1 besarnya v1 = 3 = 8 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
satuan, dengan arah ke kiri atas membentuk   
 120°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya
sudut 60° terhadap sumbu x–. v 2 besarnya  
R dan sudut antara R dengan masing-
v2 = 4 satuan, dengan arah ke kanan bawah
masing vektor dengan cara lukisan jajaran
membentuk sudut 30° terhadap sumbu x+.
   genjang!
Jika v T = v1 + v 2 , tentukan: R = 7 satuan, α1 = 38° 12' 47,56,

a) besar v T dengan cara lukisan segitiga! α2 = 81° 47' 12,44
  
b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu 13. Diketahui / v1 / = 5 satuan dan
α1! 
  / v 2 / = 3 satuan. Kedua vektor mengapit
c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu   
sudut 60°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan
α2!  
besarnya R dan sudut antara R dengan
masing-masing vektor dengan cara lukisan
jajaran genjang!
26 Vektor
R = 7 satuan, α1 = 21° 47' 12,44", c) 180° (kedua vektor berlawanan arah)?
α2 = 38° 12' 47,56" a) 23 satuan b) 17 satuan c) 7 satuan
  
14. Diketahui / v1 / = 5 satuan dan / v 2 / 21. Diketahui / v1 / = 3 satuan dan
= 4 satuan. Kedua vektor meng apit sudut    
   / v 2 / = 4 satuan dan R = v1 + v 2 . Berapa
143°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya 
  besarnya R jika sudut apitnya:
R dan sudut antara R dengan masing- a) 0° (kedua vektor searah)?
masing vektor dengan cara lukisan jajaran b) 90° (kedua vektor saling tegak lurus)?
genjang! c) 180° (kedua vektor berlawanan arah)?
R = 3 satuan, α1 = 53°, α2 = 90° a) 7 satuan b) 5 satuan c) 1 satuan
   
15. Diketahui / v1 / = 3√2 satuan dan / v 2 22. Dua buah vektor dan resultannya v1 , v 2
/ = 7 satuan. Kedua vektor mengapit sudut 
   dan v T besarnya berturut-turut v1 =
135°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya 4 satuan, v2 = 2√3 satuan dan vT = 2 satuan.
 
R dan sudut antara R dengan masing- Berapa sudut apit kedua vektor?
masing vektor dengan cara perhitungan! α = 150°
R = 5 satuan, α1 = 81,87°, α2 = 53,13°    
  23. Diketahui R = F1 + F2 . Jika / F1 / = 4√3 N, /
16. Diketahui / v1 / = 3√3 satuan dan / v 2  
F2 / = 2√3 N dan / R / = 6 N. Berapa besar
/ = 2 satuan. Kedua vektor mengapit sudut
    sudut apit kedua vektor?
30°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya R α = 120°
    
dan sudut antara R dengan masing-masing 24. Diketahui R = F1 + F2 . Jika / F1 / =
vektor dengan cara perhitungan!  
R = 7 satuan, α1 = 8,6°, α2 = 21,4° 6 satuan, / F2 / = 10 satuan dan / R / =
  14 satuan. Berapa besar sudut apit kedua
17. Diketahui / v1 / = 16 satuan dan / v 2
vektor?
/ = 5 satuan. Kedua vektor mengapit sudut α = 60°
  
150°. Jika R = v1 + v 2 , tentukan besarnya    
  25. Diketahui R = F1 + F2 . Jika / F1 / = 3√3 N,
R dan sudut antara R dengan masing-  
masing vektor dengan cara perhitungan! / F2 / = 4 N dan / R / = √7 N. Berapa besar
R = 12 satuan, α1 = 108°, α2 = 42° sudut apit kedua vektor?
  α = 150°
18. Diketahui v1 (v1 = 3 satuan) dan v 2 (v2 =  
5 satuan) mengapit sudut 127°. Resultan 26. Dua buah vektor v1 dan v 2 . Resultannya
      
kedua vektor v T = v1 + v 2 . Hitung: v T , yang mana v T = v1 + v 2 besarnya
 berturut-turut v1 = 4 satuan, v2 = 5 satuan
a) berapa besar v T !
 dan vT = 3 satuan. Hitung berapa sudut apit
b) berapa besar sudut antara v1 dengan
 kedua vektor?
vT !
α = 143°
vT = 4 satuan, α1 = 90°  
  27. Dua buah vektor v1 dan v 2 . Resultannya
19. Diketahui / v1 / = 12 satuan dan / v 2    
   v T , yang mana v T = v1 + v 2 besarnya
/ = 5 satuan dan R = v1 + v 2 . Berapa berturut-turut v1 = 3 satuan, v2 = 5 satuan

besarnya R jika sudut apitnya: dan vT = 4 satuan. Hitung berapa sudut apit
a) 0° (kedua vektor searah)? kedua vektor?
b) 90° (kedua vektor saling tegak lurus)? α = 127°
c) 180° (kedua vektor berlawanan arah)?  
28. Dua buah vektor v1 dan v 2 mengapit sudut
a) 17 satuan b) 13 satuan c) 7 satuan   
 30°. Resultannya R = v1 + v 2 . Diketahui /
20. Diketahui / v1 / = 8 satuan dan  
    v1 / = 2√3 m/det dan / R / = 2 13 m/det.
/ v 2 / = 15 satuan dan R = v1 + v 2 . Berapa 
 Berapa besar v 2 ?
besarnya R jika sudut apitnya: 
/ v 2 / = 4 satuan
a) 0° (kedua vektor searah)?
b) 90° (kedua vektor saling tegak lurus)?
Vektor 27
 
29. Dua buah vektor v1 dan v 2 mengapit sudut 38. Sebuah sungai lebarnya 72 meter aliran
   airnya berkecepatan 5 m/det. Seseorang
45°. Resultannya R = v1 + v 2 . Diketahui /
  akan menyeberangkan perahunya yang
v 2 / = 3√2 satuan dan / R / = 5 satuan. berkecepatan 12 m/det dengan mengarahkan

Berapa besarnya v1 ? perahunya tegak lurus arus air. Berapa jarak
 yang ditempuh perahu?
/ v1 / = 1 satuan
  S = 78 meter
30. Dua buah vektor v1 dan v 2 mengapit sudut
   39. Sebuah sungai lebarnya 50√5 meter, aliran
60°. Resultannya R = v1 + v 2 . Diketahui / airnya berkecepatan 4 m/det. Seseorang
 
v 2 / = 6 satuan dan / R / = 14 satuan. Berapa akan menyeberangkan perahunya yang
 berkecepatan 8 m/det dengan mengarahkan
besarnya v1 ?
 perahunya tegak lurus arus air. Berapa jarak
/ v1 / = 10 satuan yang ditempuh perahu?
  S = 125 meter
31. Diketahui / F1 / = 13 / F2 /, kedua vektor
40. Sebuah sungai lebarnya 40 meter, aliran
mengapit sudut 60°. Jika besar resultannya /
  airnya berkecepatan 6 m/det. Seseorang
R / = 2√3 satuan, berapa besarnya F1 ? akan menyeberangkan perahunya yang

/ F1 / = 3 satuan berkecepatan 8 m/det dengan mengarahkan
  perahunya tegak lurus arus air. Berapa jarak
32. Dua buah vektor / p / = 3√2 satuan dan q yang ditempuh perahu?
   
mengapit sudut 45°. Jika R = p + q dan / R / S = 50 meter

= 2 19 satuan, berapa besar q ? 41. Sebuah sungai kecepatan aliran airnya
q = 4 satuan 5√3 m/det. Sebuah perahu mempunyai
  kecepatan 10 m/det akan menyeberanginya.
33. Diketahui / F1 / = √2/ F2 /, kedua vektor
Supaya perahu tiba di seberang pada arah
mengapit sudut 60°. Jika besar resultannya /
  tegak lurus aliran air sungai, berapa sudut
R / = 4√5 satuan, berapa besarnya F1 ? arah yang harus dibuat terhadap aliran air?
 α = 150°
/ F1 / = 4 satuan
  42. Sebuah sungai kecepatan aliran airnya
34. Diketahui / F1 / = √3/ F2 /, kedua vektor 6 m/det. Sebuah perahu mempunyai
mengapit sudut 30°. Jika besar resultannya / kecepatan 6√2 m/det akan
 
R / = 2√7 satuan, berapa besarnya F1 ? menyeberanginya. Supaya perahu tiba di
 seberang pada arah tegak lurus aliran air
/ F1 / = 2 satuan
sungai, berapa sudut arah yang harus dibuat
    
35. Diketahui R = a 1 + a 2 , / a 2 / = / a 1 / – 3 terhadap aliran air?
 α = 135°
satuan, / R / = 7 satuan. Jika kedua vektor
 43. Sebuah sungai kecepatan aliran airnya
mengapit sudut 120°, berapa besarnya a 1 ?
 9 m/det. Sebuah perahu mempunyai
/ a 1 / = 8 satuan
kecepatan 15 m/det akan menyeberanginya.
     Supaya perahu tiba di seberang pada arah
36. Diketahui R = a 1 + a 2 , / a 2 / = / a 1 / +
 tegak lurus aliran air sungai, berapa sudut
1 satuan, / R / = 37 satuan. Jika kedua arah yang harus dibuat terhadap aliran air?
vektor mengapit sudut 60°, berapa besarnya α = 127°

a1 ? Pengurangan Vektor

/ a 1 / = 3 satuan
44. Gambar di bawah menunjukkan vektor
      
37. Diketahui R = a 1 + a 2 , / a 2 / = / a 1 / + 2 kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
 Skala yang digunakan 1 cm mewakili 5 m/s.
satuan, / R / = 19 satuan. Jika kedua vektor   
 Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 .
mengapit sudut 120°, berapa besarnya a 1 ? 
 Tentukan besar v T dengan cara lukisan
/ a 1 / = 3 satuan
segitiga.

28 Vektor
antara v2 dengan v1? Berapa pula sudut
 
antara v1 dengan v 2 ?

v2 v2: v1 = 12 √3: 1, α = 150°

 49. Dua buah vektor dan resultannya masing-


∝ v1    
masing v1 , v 2 , dan R yang mana / v1 / < /
vT = 18 m/s 
v 2 /. Jika R = 1,5 v1, dan sudut apit antara
45. Gambar di bawah menunjukkan vektor  
  v1 dengan R adalah 90°, berapa
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
perbandingan antara v2 dengan v1? Berapa
Skala yang digunakan 1 cm mewakili 6 m/s.  
   pula sudut antara v1 dengan v 2 ?
Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 .
 v2: v1 = 13 : 2, α = 135°
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
 
jajaran genjang. 50. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di
  
 bawah. Selisih kedua vektor v T = v1 – v 2
v2 
a). Tentukan besar v T dengan cara lukisan
segitiga (1 satuan ≅ 1 cm)!
 
b). berapa besar sudut antara v1 dengan v T

∝ v1 yaitu α1!
 
vT = 39 m/s
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan v T
yaitu α2!
46. Gambar di bawah menunjukkan vektor
  y+
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.
Skala yang digunakan 1 cm mewakili 3 m/s.
  
Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 . 
 v2
Tentukan besar v T dengan cara lukisan
segitiga.

v2
 x+
∝  x– O v1
v1

vT = 19,5 m/s
47. Gambar di bawah menunjukkan vektor
 
kecepatan v1 dan v 2 membentuk sudut α.

v2
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
51. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik

 pangkal O, gambarlah v1 besarnya v1 =
α v1
3 satuan, dengan arah ke kanan bawah
Skala yang digunakan 1 cm mewakili 5 m/s. membentuk sudut 30° terhadap sumbu x+.
   
Resultan kedua vektor v T = v1 – v 2 . v 2 besarnya v2 = 4 satuan, dengan arah ke
 kiri atas membentuk sudut 60° terhadap
Tentukan besar v T dengan cara lukisan   
jajaran genjang! sumbu x–. Jika v T = v1 – v 2 , tentukan

vT = 18 m/s a) besar v T dengan cara lukisan jajaran
48. Dua buah vektor dan resultannya masing- genjang!
     
masing v1 , v 2 , dan R yang mana / v1 / > / b) besar sudut antara v1 dengan v T yaitu
  α1!
v 2 /. Jika R = 12 v1, dan sudut apit antara v1

dengan R adalah 60°, berapa perbandingan
Vektor 29
   
c) besar sudut antara v 2 dengan v T yaitu c) besar sudut antara v 2 dengan v T , yaitu
α2! α2!
y+ y+

x– x+
x– x+ O
O

y–
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°
y–
54. Dua buah vektor dan resultannya masing-
vT = ... satuan, α1 = ...°, α2 = ...°    
  masing v1 , v 2 , dan R yang mana / v1 / < /
52. Diketahui v1 dan v 2 seperti gambar di  
   v 2 /. Jika R = v1, dan sudut apit antara v1
bawah. Selisih kedua vektor v T = v1 – v 2 
 dengan R adalah 90°, berapa perbandingan
a). Tentukan besar v T dengan cara lukisan antara v2 dengan v1? Berapa pula sudut
segitiga (1 satuan ≅ 1 cm)!  
  antara v1 dengan v 2 ?
b). Berapa besar sudut antara v1 dengan v T , v2: v1 = √2: 1, α = 135°
yaitu α1! 55. Dua buah vektor besarnya a = 6 satuan, b =
 
c). Berapa besar sudut antara v 2 dengan v T , 2 satuan mengapit sudut α. Jumlah kedua
yaitu α2!  
y+
vektor R 1 dan selisihnya R 2 . Jika R1: R2 =
√7: 13 berapa besarnya α?
α = 120°
56. Dua buah vektor besarnya a = 4√2 satuan b
= 6 satuan mengapit sudut α. Jumlah kedua
x– x+  
O  vektor R 1 dan selisihnya R 2 . Jika R1: R2 =
v2

29 : √5 berapa besarnya α?

v1 α = 45°
57. Dua buah vektor besarnya a = 2 satuan b =
3 satuan mengapit sudut α. Jumlah kedua
vT = 3 satuan, α1 = 46°, α2 = 74°
 
vektor R 1 dan selisihnya R 2 . Jika R1: R2 =
53. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik 19 : √7 berapa besarnya α?

pangkal O, gambarlah v1 besarnya v1 = α = 60°
4 satuan, dengan arah ke kiri atas  
58. Diketahui a dan b yang mana a = 8 satuan
membentuk sudut 30° terhadap sumbu x–.
   
v 2 besarnya v2 = 3 satuan, dengan arah ke mengapit sudut α. / a + b / = 13 satuan, / a –
 
kanan bawah membentuk sudut 60° b / = 57 satuan. Berapa besarnya b dan
  
terhadap sumbu x+. Jika v T = v1 – v 2 , sudut α?
tentukan: b = 7 satuan, α = 60°
 
a) besar v T dengan cara lukisan jajaran 
59. Diketahui a dan b yang mana b = 2 satuan
genjang!   
  mengapit sudut α. / a + b / = 2√3 satuan, / a –
b) besar sudut antara v1 dengan v T , yaitu  
b / = 2√7 satuan. Berapa besarnya a dan
α1!
sudut α?
30 Vektor
a = 4 satuan, α = 120° y
 
60. Diketahui a dan b yang mana a =
 
5√2 satuan mengapit sudut α. / a + b / = 
  F1
89 satuan, / a – b / = 29 satuan. Berapa

besarnya b dan sudut α?
 x
b = 3 satuan, α = 45°
Menguraikan Vektor

F2
61. Pada gambar di samping, bila 
besarnya F = 100 N dan F F3

α = 60°, berapa besar


 α
komponen F pada sumbu x    
dan y? Jika FT = F1 + F2 + F3 , gunakan cara lukisan

Fx = 50 N, Fy = 50√3 N poligon, berapa besarnya FT ?
62. Pada gambar di FT = 1,8 satuan, β = 63°
samping, bila   
66. Diketahui F1 , F2 dan F3 dengan arah seperti
besarnya W = 80 N
dan tg α = 3/4, terlihat pada gambar.
y+
berapa W1 dan W2?
W1 = 48 N dan W2 = 64 N

F1
63. Pada gambar di
samping, bila
besarnya W = 10 N
dan sin α = 0,8, x+
berapa W1 dan W2? 
W1 = 8 N dan F2
W2 = 6 N
Penjumlahan 3 vektor 
F3
64.
y 
F3    
 Jika FT = F1 + F2 + F3 , gunakan cara lukisan
F2 
poligon, berapa besarnya FT ?
x FT = 2,33 satuan, β = 29°
67. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik

pangkal O, gambarlah F1 besarnya F1 = 2

F1 satuan, dengan arah ke kanan atas
   membentuk sudut 45° terhadap sumbu x+.
Diketahui F1 , F2 dan F3 dengan arah seperti 
F2 besarnya F2 = 3 satuan, dengan arah ke
terlihat pada gambar. Jika
    kiri atas membentuk sudut 30° terhadap

FT = F1 + F2 + F3 , gunakan cara lukisan sumbu x–. F3 besarnya F3 = 4 satuan,

poligon, berapa besarnya FT ? dengan arah ke kiri bawah membentuk
  
/ FT / = 2 N sudut 60° terhadap sumbu x–. Jika FT = F1 +
 
   F2 + F3 , dengan cara lukisan segi banyak
65. Diketahui F1 , F2 dan F3 dengan arah seperti
vektor, tentukan:
terlihat pada gambar. 
a) besar FT !

b) besar sudut antara FT dengan sumbu x+,
yaitu β!

Vektor 31
y+ 70. Pada gambar di F3=5 N
samping, perbesar
gambar tersebut dan 60°
hitung resultan ketiga 60° 30°
gaya tersebut dan F2 =3 N
x– x+ berapa besar sudut
F1=6 N
O antara resultan
dengan sumbu x dengan cara lukisan?
R = 12 N, β = 67°
71. Diketahui
F1 = 4 N, F2 =  y
y– 5 N dan F3 = 3 F2
FT = 3,2. satuan, β = 9,6° N dengan

68. Pada sistem koordinat di bawah, dari titik arah seperti 60° F1
 terlihat pada
pangkal O gambarlah F1 besarnya F1 = 2 60° x
satuan, dengan arah ke kiri atas membentuk
gambar.
   
 FT = F1 + F2 + F3
sudut 45° terhadap sumbu x–. F2 besarnya  
F2 = 3 satuan, dengan arah ke kiri bawah F3 Gunakan cara hitungan, berapa besar FT
membentuk sudut 30° terhadap sumbu x–. ?

F3 besarnya F3 = 4 satuan, dengan arah ke FT = √3 N

kanan bawah membentuk sudut 60° 72. Pada gambar di F1=6 N


    samping, tentukan F2=3 N
terhadap sumbu x+. Jika FT = F1 + F2 + F3 ,
resultan ketiga 60° 60°
dengan cara lukisan segi banyak vektor 30°
gaya tersebut dan
tentukan:
 berapa besar
a) besar FT ! sudut antara F1=5 N

b) besar sudut antara FT dengan sumbu x+, resultan dengan
yaitu β! sumbu x dengan cara perhitungan!
y+ R = 45,2 N, β = 22,37°
73. Pada gambar di F3=4 N
samping, tentukan
resultan ketiga gaya 60°
tersebut dan berapa 60° 30°
x– x+ besar sudut antara F2=3 N
O
resultan dengan F1=5 N
sumbu x dengan cara
perhitungan!
R = 7,5 N, β = 18°
74. Pada gambar di
y–
samping, berapa
FT = 4 satuan, β = 60,4° resultaan gaya dan
69. Pada gambar di sudut antara resultan
samping, perbesar F2=3 N F1=6 N dengan sumbu x?
gambar tersebut R = 17 satuan,
60° 60°
dan hitung 30° β = 75,96°
resultan ketiga
75. Pada gambar di
gaya tersebut dan F1=5 N
samping, berapa
berapa besar
resultaan gaya dan
sudut antara resultan dengan sumbu
sudut antara resultan
x dengan cara lukisan?
R = 45,2 N, β = 22,37°
dengan sumbu x?
R= 10 satuan,
32 Vektor
β = 72° 82. Pada gambar di
 y
76. Pada gambar di samping, F2 = F2
samping, berapa 10 N, α12 =
resultaan gaya dan 120°, α23 = α12 α23 x
sudut antara resultan 150°. Jika α13 
dengan sumbu x? resultan ketiga  F3
R = √5 satuan, gaya sama F1
β = 63° dengan nol,  
77. Pada gambar di berapa besar F 1 dan F 3!
samping, berapa F1 = 6 N, F3 = 8 N
resultan gaya 83. Pada gambar di F1 F2
dan tangen sudut samping, F1 = 8 N, α12 =
antara resultan 90°, α23 = 120°. Jika
dengan sumbu resultan ketiga gaya
x? sama dengan nol,
R = √2 N   berapa F3
tg β = 1
besar F 2 dan F 3?
F2 = 6 N, F3 = 10 N
78. Pada gambar di samping, F1 = 25 N, F2 =
84. Pada gambar di  y
20 N,
samping, F3 = F2
F3 = 15 N.
F1 F2 12 N, α12 =
Jika
resultan 150°, α23 = α12 α23 x
ketiga gaya 120°. Jika α13 
F3 resultan ketiga  F3
tersebut F1
sama dengan nol, berapa besar sudut antara gaya sama  
  dengan nol, berapa besar F 1 dan F 2?
F1 dengan F3 ?
F1 = 9 N, F2 = 15 N
α13 = 126° 52' 11,63"
85. Pada gambar di samping, F1 = 6 N, F3 = 16
79. Pada gambar di N dan α13 =
samping, F1 = 5 N, F2 = F1 F2
120°. Jika  y
3 N, F3 = 7 N. Jika F2
resultan ketiga
resultan ketiga gaya gaya sama
tersebut sama dengan α12 α23 x
F3 dengan nol, 
nol, berapa besar sudut α13 
  berapa besar F 2 
antara F1 dengan F2 ? F3
dan
 sudut antara

F1
α12 = 60°
F 2 dengan F 1?
80. Pada gambar di samping, F1 = 16 N, F2 = 14 F2 = 14, α12 = 150°
N, F3 = 6 N. 86. Pada gambar di
Jika resultan F1 F2 samping, F1 = 6  y
ketiga gaya F2
F3 N, F3 = 16 N
tersebut sama dan α13 = 120°.
dengan nol, α12 α23 x
  Jika resultan
berapa besar sudut antara F1 dengan F3 ? α13 
ketiga gaya  F3
α13 = 120° sama dengan F1
F3 nol, berapa
81. Pada gambar di   
samping F1 = 5 N, F2 = besar F 2 dan sudut antara F 2 dengan F 1?
3 N, dan F3 = 4 N.Jika F2 F2 = 14, α12 = 150°
resultan ketiga gaya = F1 Perkalian Vektor
0, berapa sudut antara
  87. Sebuah benda terletak di atas bidang datar
F1 dengan F3 ? yang licin. Pada benda dikerjakan gaya
α13 = 143° sebesar 10 N dengan arah miring ke atas

Vektor 33
membentuk sudut 60° terhadap bidang
datar, sehingga benda berpindah sejauh
2 meter ke arah mendatar. Berapa besar
usaha yang dilakukan jika rumus usaha
adalah perkalian skalar antara vektor gaya
dengan vektor perpindahan?
W = 10 Joule
88. Sebuah benda terletak di atas bidang datar
yang licin. Pada benda dikerjakan gaya
sebesar 20 N dengan arah miring ke atas
membentuk sudut 53° terhadap bidang
datar, sehingga benda berpindah ke arah
mendatar. Usaha yang dilakukan 48 Joule.
Jika rumus usaha adalah perkalian skalar
antara vektor gaya dengan vektor
perpindahan berapa jauh perpindahannya?
x = 4 meter
89. Sebuah batang panjangnya 0,6 meter diikat
salah satu ujungnya. Pada ujung lain
dikerjakan gaya 5 N dengan arah
membentuk sudut 37° terhadap batang.
Berapa besar momen gaya yang bekerja
pada batang, jika rumus momen gaya adalah
sama dengan perkalian vektor antara vektor
lengan dengan vektor gaya?
τ = 1,8 Nm
90. Sebuah batang panjangnya 0,8 meter diikat
salah satu ujungnya. Pada ujung lain
dikerjakan gaya dengan arah membentuk
sudut 30° terhadap batang. Besar momen
gaya yang bekerja pada batang = 1,6 Nm.
Jika rumus momen gaya adalah sama
dengan perkalian vektor antara vektor
lengan dengan vektor gaya, berapa besar
gaya yang bekerja?
F=4N

34 Vektor
SOAL UNAS B. 5 N dan 10√3 N
C. 5 N dan 5√3 N
Vektor D. 5√3 N dan 5 N
1. Besaran vektor adalah..... E. 5√3 N dan 5√3 N
A. Besaran yang hanya mempunyai arah 7. Pada gambar di samping,
saja Y
Fy = komponen gaya F
B. Besaran yang hanya mempunyai besar Fy 3N
pada sumbu Y. Jika
saja Fy = 2 N, maka
C. Besaran yang mempunyai besar dan 30° X
komponen gaya pada
arah Fx
sumbu X adalah.....
D. Besaran yang hanya mempunyai satuan
A. 4 N B. 2√3 N C. 2√2 N
E. Besaran yang mempunyai satuan tidak
D. 2 N E. 1 N
mempunyai arah
Penjumlahan 2 Buah Vektor
2. Di bawah ini yang merupakan himpunan
besaran vektor adalah..... 8. Seseorang menyeberangi sungai
A. panjang, berat, percepatan menggunakan perahu dengan kecepatan
B. gaya, kecepatan, energi 8 m/s. Air sungai mengalir dengan besar
C. berat, kecepatan, momen kecepatan arusnya 6 m/s. Perahu selalu
D. massa, impuls, usaha diarahkan sedemikian sehingga tetap tegak
E. luas, momentum, daya lurus terhadap arah aliran air. Kelajuan
perahu menyeberang adalah.....
3. Manakah di antara besaran fisis berikut ini
A. 2 m/s B. 4√2 m/s
yang merupakan besaran vektor ?
A. waktu B.. suhu C. berat C. 10 m/s D. 124 m/s
D. panjang E. volume E. 14 m/s
  
Uraian Vektor 9. Tiga buah vektor x , y dan z tersusun
seperti gambar. Hubungan ketiga vektor
4. Jika sebuah vektor dari 12 N diuraikan
tersebut ditentukan pada persamaan.....
menjadi dua buah vektor yang saling tegak   
A. x = y + z
lurus dan yang sebuah dari padanya     
membentuk sudut 30° dengan vektor itu, B. y = z + x x y
  
maka besar masing–masing vektor C. z = x + y
adalah.....    
D. y = z – x z
A. 6 N dan 6√3 N   
E. z = x – y
B. 6 N dan 6√2 N
C. 6 N dan 3√2 N 10. Dua buah vektor
D. 3 N dan 3√2 N masing–masing adalah F2 Y
E. 3 N dan 3√3 N F1 = 10 satuan dan
F2 = 16 satuan. Resultan 60° F1 X
5. Jika besar vektor A = 10 newton, membuat kedua vektor pada 0
sudut 60° dengan sumbu x positif, maka sumbu x dan sumbu y
besar vektor tersebut dalam sumbu x dan adalah.....
sumbu y adalah..... A. 2 satuan dan 8 satuan
A. Ax = 10 newton, Ay = 10 newton B. 2 satuan dan 8√3 satuan
B. Ax = 10 newton, Ay = 10√3 newton C. 2√3 satuan dan 8 satuan
C. Ax = 5 newton, Ay = 5 newton D. 18 satuan dan 8 satuan
D. Ax = 5 newton, Ay = 5√3 newton E. 18 satuan dan 8 satuan
E. Ax = 5√3 newton, Ay = 5 newton
11. Bila gaya F = 6 newton dan gaya
6. Sebuah gaya besarnya 10 N membentuk F' = 8 newton terletak satu bidang dan
sudut 30° dengan bidang horisontal. Besar memgapit sudut α, maka resultannya.....
komponen gaya menurut bidang horisontal (1) 2 newton bila α = 180°
dan bidang vertikal adalah..... (2) 10 newton bila α = 90°
A. 10√3 N dan 5√3 N
Vektor 35
Y
(3) 14 newton bila α = 0° A. 125 N F3 45°
(4) 15 newton bila α = 45° B. 100 N 150 N F1 X
C. 75 N 50√2 N
Penjumlahan Vektor Lebih Dari 2 Buah D. 50 N
12. Perhatikan diagram vektor di bawah ini ! E. 25 N F2 50√2 N
 
x x 16. Gambar di bawah ini
  memperlihatkan penjumlahan beberapa
y y
  vektor :
 
z z  
R R
A  A  

(1) (2) B C B C
 
x x (1) (2)
   
  R C
y y C  B 
   A  R
z z B A
(3) (4)
 
(3) (4) R
 C 
x  B
 A
y (5)

z Diagram vektor yang menunjukkan R = A
+ B + C adalah.....
(5)
  A. (1) B. (2) C. (3)
Yang menyatakan adanya hubungan x = y D. (4) E. (5)

+ z adalah gambar.....
17. Diagram di bawah ini menunjukkan 3 buah
A. (1) B. (2) C. (3)
gaya yang bekerja pada satu titik. Resultan
D. (4) E. (5)
ketiga gaya tersebut adalah.....
13. Gambar di bawah ini merupakan A. 6 N F3=4√2 N Y F2=2√2 N
penjumlahan vektor secara segitiga. B. 8 N 135°
C. 10 N 45° F1=10 N

D. 6√2 N O X
E. 16√2 N
(1) (2) (3) 18. Perhatikan gambar
gaya–gaya di samping Y 3N
ini ! Besar resultan 3N 60°
ketiga gaya tersebut X
60°
(4) (5) adalah.....
Gambar yang resultan vektornya sama A. 2,0 N
dengan nol adalah..... B. 2√3 N
A. (1) B. (2) C. (3) C. 3,0 N 6N
D. (4) E. (5) D. 3√3 N
E. 4√3 N
14. Resultan ketiga gaya 2N Y 2N
pada gambar di bawah 19. Tiga gaya K1, K2, K3 bekerja pada sebuah
60°
adalah..... 30° titik yang ada dalam keadaan setimbang.
X
A. 0 N B. 2 N Jika besarnya K1 = 10 N, sudut–sudut antara
C. 4 N D. 6 N 2N K1 dan K2, K2 dan K3, K3 dan K1, masing–
E. 8 N masing sebesar 120°, 90°, 150°, maka
besarnya K2 dan K3 adalah.....
15. Resultan ketiga gaya pada gambar di
A. K2 = 5 N dan K3 = 5 N
samping adalah.....
36 Vektor
B. K2 = 5 N dan K3 = 5√3 N Besar resultan ketiga vektor dan sudut yang
C. K2 = 5√3 N dan K3 = 5 N dibentuknya terhadap sumbu x+ adalah .…
D. K2 = 10 N dan K3 = 0 N A. 5 satuan dan 53o
E. K2 = 0 N dan K3 = 10 N B. 5 satuan dan 37o
C. 4 satuan dan 45o
20. Sebuah bandul yang digantung pada atap D. 4 satuan dan 60o
sebuah gerobak berada dalam keadaan E. 4 satuan dan 30o
setimbang saat gerobak diam. Suatu saat
gerobak ditarik dengan gaya konstan 25. Sebuah benda bergerak ke timur sejauh
sedemikian hingga kecepatannya 13 m/s 40 meter, lalu ke timur laut dengan sudut
saat mencapai jarak 5 m. Dalam keadaan 37° terhadap timur sejauh 100 meter, lalu ke
gerobak berjalan tersebut, simpangan utara 100 meter. Diketahui sin 37° = 0,6.
bandul terhadap posisi setimbang sekitar..... Besar perpindahan yang dilakukan benda
A. 0° B. 15° C. 30° adalah.....
D. 45° E. 60° a. 180 meter b. 200 meter
c. 220 meter d. 240 meter
21. Dua buah gaya yang masing–masing e. 300 meter
besarnya 5 newton bila dipadukan dapat
memberikan resultante sebesar 5 newton. 26. Seorang anak berlari menempuh jarak 160
sebab m ke utara, kemudian membelok ke timur
besar gaya paduan dari dua buah gaya 160 m dan ke selatan 40 meter. Besar
ditentukan oleh sudut yang diapit kedua perpindahan yang dilakukan anak tersebut
gaya itu adalah ....
   120 m C. 160 m E. 200 m
22. Tiga buah vektor x , y dan z tersusun
240 m D. 360 m
seperti gambar. Hubungan ketiga vektor
tersebut ditentukan pada persamaan..... 27. Tiga buah vektor memiliki besar dan arah
   seperti pada gambar di samping, maka besar
A. x = y + z
   resultan ketiga vektor tersebut adalah… .
B. y = z + x  
   x y
C. z = x + y
   
D. y = z – x z
  
E. z = x – y
23. Pada gambar di samping, Fy = komponen
gaya F pada sumbu Y. Jika Fy = 2 N, maka
komponen gaya pada
sumbu X adalah..... Y
A. 4 N Fy A. 4√2 N C. 4√3 N E. 5√2 N
B. 2√3 N B. 5√3 N D. 8 N
C. 2√2 N 30° X
D. 2 N Fx 28. Tiga buah vektor gaya A, B dan C pada
E. 1 N gambar berikut bertitik tangkap di O.
24. Tiga buah vektor A,B, C digambarkan Y
dalam suatu diagram Cartesius seperti di
samping.
B = 10
30°

60° 0 A = 10

C = 10

Resultan ketiga gaya tersebut adalahh ....


Vektor 37
A. 0 newton D. 15 newton
B. 20 newton E. 25 newton
C. 30 newton
29. Budi berjalan sejauh 6 meter ke timur,
kemudian 3 meter ke selatan, dan 2 meter
ke barat. Perpindahan Budi dari posisi awal
hingga akhir adalah.....
A. 3 m C. 5 m E. 7 m
B. 11 m D. 15 m
30. Seorang anak berjalan lurus 6 meter ke
utara , kemudian belok ke timur sejauh 8
meter, dan belok lagi ke selatan sejauh 12
meter. Perpindahan yang dilakukan anak
tersebut dari posisi awal …
A. 18 meter arah barat daya
B. 14 meter arah selatan
C. 13 meter arah tenggara
D. 12 meter arah timur
E. 10 meter arah tenggara
31. Seorang anak ke sekolah naik sepeda
dengan lintasan seperti pada gambar.
Rumah
500 m

300 m
Sekolah

100 m
Besar perpindahan anak tersebut dari
keberangkatannya sampai tiba di sekolah
adalah.....
a. 300 m b. 400 m c. 500 m
d. 700 m e. 900 m
32. Tiga buah vektor memiliki besar dan arah
seperti pada gambar di samping. Besar
resultan ketiga
vektor tersebut
adalah ….
A. 2 N
B. 3 N
C. 4 N
D. 5 N
E. 6 N

38 Vektor
km 1000 m km 1 m
BAB 3: GERAK LURUS 1 = ↔ 1 =
jam 3600 s jam 3,6 s
Sebuah benda dikatakan bergerak jika m km
posisinya berubah. ↔ 1 = 3,6
s jam
m km
1 >1
s jam
Pada soal-soal sering diucapkan kecepatan,
Gambar 1 yang dimaksudkan adalah lajunya.
Perubahan posisi dimaksudkan ialah yang Alat yang digunakan untuk mengukur besar
mengalami perubahan jarak. kecepatan atau kelajuan/laju adalah
 Speedometer. Asal kata dari Speed, yang
A. Perpindahan ( S ) dan Jarak yang artinya laju.
ditempuh (S) C. Kecepatan relatif

S Semua gerak benda adalah relatif terhadap
A B
benda yang lain.
Gambar 2 Misalkan sebuah sepeda motor sedang
Pada gambar 2, misal sebuah benda bergerak bergerak dengan laju 40 km/jam, artinya relatif
dari titik A ke titik B, maka arah terhadap jalan atau benda-benda yang diam
perpindahannya adalah dari titik A ke titik B. lainnya.
Karena mempunyai arah, maka perpindahan Sedangkan terhadap benda bergerak yang lain,
merupakan besaran vektor. Pada perpindahan besar kecepatan relatifnya sama dengan selisih

di atas, vektor perpindahan ditulis AB atau S . besar kecepatannya dengan besar kecepatan
Besar perpindahan atau jarak yang ditempuh benda yang lain tersebut. vA
 Misal benda A dan B A
adalah / S / = S.
 bergerak searah dengan
B. Kecepatan ( v ) dan Kelajuan/Laju (v) kecepatan masing-masing B vB
  vA dan vB (lihat gambar 3), Gambar 3
Kecepatan ( v ) ialah perpindahan ( S ) yang
maka besar kecepatan relatif
dilakukan tiap satuan waktu (t). Ditulis :
 benda A terhadap benda B adalah :
 S v AB = v A − v B . . . . . . (4)
v=
t vA = kelajuan benda A, satuannya m/s
Jadi sesuailah, bahwa hasil bagi antara vektor
  vB = kelajuan benda B, satuannya m/s
(S) dengan skalar (t) adalah vektor ( v ). vAB= kelajuan relatif benda A terhadap benda
Karena t selalu positif, maka arah kecepatan B, satuannya m/s
 
(v) sama dengan arah perpindahan ( S ). Karena pengurangan, maka kelajuan relatifnya
 lebih kecil daripada kelajuan aslinya.
Besar kecepatan disebut kelajuan atau laju, / v
/ = v. Tetapi jika arah geraknya berlawanan (lihat
Kelajuan (v) adalah jarak yang ditempuh (S) gambar 4), maka kelajuan vA
tiap satuan waktu (t). Ditulis : relatifnya adalah : A
vAB = vA – (– vB)
S
v= . . . . . . . . (1) ↔ vAB = vA + vB vB B
t Karena penjumlahan, maka Gambar 4
S nilainya makin besar.
↔ t= . . . . . . . (2)
v Contoh Soal :
↔ S = v t . . . . . . . (3)
v = besar kecepatan atau kelajuan/laju, 1. Benda A bergerak ke kanan dengan
satuannya m/s kelajuan 10 m/s. Benda B juga bergerak ke
S = jarak yang ditempuh, satuannya m kanan dengan kelajuan 5 m/s.
t = waktu, satuannya detik a) Berapa kelajuan relatif benda A
terhadap benda B?

Gerak Lurus 39
b) Berapa kelajuan relatif benda B t = selang waktu, satuannya detik
terhadap benda A? Grafik jarak yang ditempuh terhadap waktu S–
c) Bagaimanakah jika arah gerak t dapat dilukiskan seperti gambar 6.
benda B ke kiri? Pada t = 0 detik,
Penyelesaian : vA S0 = 10 × 0 ↔ S0 = 0 m (titik O).
a) v AB = v A − v B A Pada t = 1 detik,
↔ vAB = 10 – 5 S1 = 10 × 1
B vB ↔ S1 = 10 m (titik A).
S
↔ vAB = 5 m/s D
40
= vB − vA
b) v BA Pada t = 2 detik,
30
C
S2 = 10 × 2 20
B
↔ vBA = 5 – 10 ↔ vBA = – 5 m/s A
↔ S2 = 20 m (titik B). 10
c) vB = –5 m/s t
Pada t = 3 detik,
v AB = v BA = v A − v B 0 1 2 3 4
S3 = 10 × 3 Gambar 6
↔ vAB = vAB = 10 + 5 ↔ S3 = 30 m (titik C).
↔ vAB = vAB = 15 m/s
Pada t detik, St = 10 × t = 10 t (titik D).
D. Kecepatan rata-rata ( v ) Diperoleh grafik S–t pada GLB adalah garis
lurus miring ke kanan atas.
Kecepatan rata-rata ( v ) adalah perbandingan
antara selisih jarak yang ditempuh (∆S) Contoh Soal :
dengan selisih (selang) waktu (∆t).
2. Dalam waktu 2 menit sebuah mobil yang
∆S
v= . . . . . . . . (5) bergerak lurus beraturan menempuh jarak
∆t 2,4 km. Berapa m/s kecepatannya?
v = kecepatan rata-rata, satuannya m/s Penyelesaian :
∆S = selisih jarak, satuannya m t = 2 menit = 120 detik, S = 2,4 km = 2400 m
∆t = selang waktu, satuannya sekon (s) atau S = v t ↔ 2400 = v × 120 ↔ v = 20 m/s
detik
3. Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan
E. Gerak Lurus Beraturan (GLB) konstan 20 m/s. Berapa menit waktu yang
Sebuah benda dikatakan bergerak lurus dibutuhkannya untuk menempuh jarak
beraturan jika selama geraknya kecepatannya 3 km?
selalu konstan (v konstan). Penyelesaian :
Grafik kecepatan terhadap waktu v–t dapat S = 3 km = 3000 m
dilukiskan S = v t ↔ 3000 = 20 t ↔ t = 150 detik
seperti gambar 5. ↔ t = 2,5 menit
Pada detik ke 0 v
kecepatannya 10 m/s. 10 O A B C D 4. Gambar di v (m/s)
Pada detik ke 1 samping
S 10
kecepatannya 10 m/s. menunjukkan
t
Pada detik ke 2 grafik
kecepatannya 10 m/s. 0 1 2 3 t kecepatan t
Gambar 5
Pada detik ke 3 terhadap waktu 0 1 2 3 4 5 (detik)
kecepatannya 10 m/s. untuk gerak
Pada detik ke t kecepatannya 10 m/s. suatu benda. Berapa jarak yang ditempuh
Diperoleh grafik v–t pada GLB adalah garis dari detik ke 0 sampai detik ke 5?
lurus mendatar. Penyelesaian :
Jarak yang ditempuh dapat dihitung dengan v = 10 m/s
rumus yang diperoleh dari persamaan (1) : S = v t ↔ S = 10 × 5 ↔ S = 50 m
S = v t . . . . . . . . . (6) 5. Dari grafik jarak yang ditempuh sebagai
Dari persamaan (4) terlihat bahwa jarak yang fungsi waktu berikut :
ditempuh sebanding dengan luas daerah yang
dibatasi oleh grafik dengan sumbu horisontal.
S = jarak yang ditempuh, satuannya m
v = besar kecepatan, satuannya m/s
40 Gerak Lurus
S (m) S S
24 t1 = ↔ t1 = . . . . . (i)
v1 30
S S
t2 = ↔ t2 = . . . . . (ii)
12 v2 50
t S+S S+S
v total = ↔ v total =
(detik)
t1 + t 2 S
+
S
0 2 3 6 10 12 30 50
1+1 2
↔ v total = ↔ v total =
tentukan : 1 1 5+3
+
a) pada detik-detik ke berapa benda 30 50 150
berhenti? 2 × 150 300
b) pada detik keberapa benda berbalik ↔ v total = ↔ v total =
8 8
arah?
c) pada detik ke berapa benda kembali ke ↔ v total = 45 km/jam
posisi semula? 7. Dari kota A mobil P bergerak dengan
d) berapa kecepatan benda pada detik ke kecepatan konstan 30 km/jam. Dua jam
1, 4 dan 8? kemudian mobil Q menyusul dengan
Penyelesaian : kecepatan konstan 40 km/jam. Bila
a) Pada Gerak Lurus Beraturan, untuk grafik mobil P tersusul di kota B, tentukan :
S terhadap t, benda berhenti ditunjukkan a) berapa lama lagi mobil P akan
oleh grafik mendatar, yaitu pada detik ke 2 tersusul?
sampai ke 3 dan pada detik ke 12 dan b) berapa jarak kota A dan B?
seterusnya. Penyelesaian :
b) Benda berbalik arah pada detik ke 6. P vP P vP P vP
c) Benda kembali ke posisi semula
vQ
ditunjukkan oleh grafik yang memotong Q vQ Q
sumbu horisontal, yaitu pada detik ke 10. vP = 30 km/jam, vQ = 40 km/jam
∆S S A − S0 a) tP > tQ
d) v1 = 1 ↔ v1 =
↔ tP = tQ + 2 . . . . . . (i)
∆t 1 tA − t0
Mobil P : SP = vP tP ↔ AB = 30 (tQ + 2)
12 − 0
↔ v1 = ↔ v1 = 6 m/s ↔ AB = 30 tQ + 60 . . . . (ii)
2−0 Mobil Q : SQ = vQ tQ
∆S x − xA ↔ AB = 40 tQ . . . . . (iii)
v4 = 2 ↔ v4 = B
∆t 2 tB − tA Persamaan (ii) = (iii)
24 − 12 30 tQ + 60 = 40 tQ ↔ 60 = 40 tQ – 30 tQ
↔ v4 = ↔ v4 = 4m/s ↔ 60 = 10 tQ ↔ tQ = 6 jam
6−3 Dari persamaan (iii) :
∆x S D − SC
v8 = 3 ↔ v8 = AB = 40 × 6 ↔ AB = 240 km
∆t 3 tD − tC
8. Jarak antara kota P dan Q adalah 300 km.
− 12 − 24 Mobil A bergerak dari kota P akan menuju
↔ v8 = ↔ v8 = –6 m/s
12 − 6 kota Q dengan kecepatan konstan 10
Tanda negatif menunjukkan arahnya km/jam. Dalam waktu yang bersamaan
berlawanan dengan arah semula. mobil B bergerak dari kota Q akan menuju
6. Sebuah mobil bergerak dari tempat A ke B, kota P pada jalan yang sama dengan
karena lalu lintas padat, kecepatan rata- kecepatam konstan 15 km/jam. Bila kedua
ratanya 30 km/jam. Ketika kembali dari B mobil bertemu di kota R, tentukan :
ke A, karena jalanan longgar, kecepatan a) berapa lama perjalanan mereka sampai
rata-ranya 50 km/jam. Berapa kecepatan bertemu?
rata-rata pergi dan kembalinya? b) berapa jarak PR?
Penyelesaian : Penyelesaian :
PQ = 300 km, vA =10 km/jam, vB = 15 km/jam
Gerak Lurus 41
vA vA

kecepatannya (∆ v ), atau searah dengan gerak
A A
•Q
benda. Besar
P•
Sedangkan jika geraknya diperlambat, maka
B B 
vB vB arah vektor percepatannya ( a ) berlawanan
dengan arah vektor perubahan kecepatannya ∆

tA = tB = t v , atau berlawanan dengan gerak benda.
Mobil A : Besar percepatannya berharga negatif.
SA = v A t A ↔ PR = 10 tA Besar percepatannya dirumuskan :
↔ PR = 10 t . . . . . . (i) ∆v
a= . . . . . . . (6)
Mobil B : ∆t
SB = v B t B ↔ QR = 15 tB v − v0
↔ a=
↔ QR = 15 t . . . . . (ii) t − t0
PR + QR = PQ ↔ 10 t + 15 t = 300 Jika t0 = 0, maka :
↔ 25 t = 300 ↔ t = 12 jam v − v0 v − v0
a= ↔ a= ↔ a t = v – v0
Dari persamaan (i) : t −0 t
PR = 10 × 12 ↔ PR = 120 km ↔ v = v0 + a t . . . . . (7)
9. Sebuah perahu bergerak dengan kecepatan ∆v = besar perubahan kecepatan, satuannya
10 m/s melawan arus menyusuri sungai m/s
yang kecepatan alirannya 4 m/s. Setelah ∆t = selang waktu, satuannya detik
20 detik perahu berbalik arah. Berapa a = besar percepatan, satuannya m/s2
lama lagi perahu akan sampai di tempat v0 = besar kecepatan mula-mula (awal),
senula? satuannya m/s
Penyelesaioan : v = besar kecepatan pada saat t detik
Saat berangkat melawan arus sungai : (akhir), satuannya m/s
S = ( v P − va ) t ↔ S = (10 – 4)×7 t = waktu, satuannya detik
↔ S = 6×7 ↔ S = 42 m Grafik kecepatan terhadap waktu v–t dapat
Saat kembali searah arus sungai : dilukiskan sebagai berikut :
S = ( v P + va ) t ' ↔ 42 = (10 + 4) t′ Misal :
v0 = 5 m/s, a = 2 m/s2
↔ 42 = 14 t′ ↔ t′ = 3 detik
Pada saat t = 0 detik, v0 = 5 + 2 × 0 = 5 m/s
F. Gerak lurus berubah beraturan (titik O).
(GLBB) Pada saat t = 1 detik, v1 = 5 + 2 × 1 = 7 m/s
Benda yang bergerak lurus berubah beraturan (titik A).
besar kecepatannya berubah secara beraturan. Pada saat t = 2 detik, v
v D
 v2 = 5 + 2 × 2
G. Percepatan ( a ) v2 = 9 m/s (titik B). C
11
Percepatan ialah perubahan kecepatan tiap Pada saat t = 3 detik, B
9
satuan waktu. v3 = 5 + 2 × 3 A
 7 S
 ∆v v3 = 11 m/s (titik C). O
a= Pada saat t detik, 5
∆t
Karena kecepatan merupakan besaran vektor, vt = 5 + 2 t (titik D). t
maka perubahan kecepatan juga merupakan Diperoleh grafiknya
0 1 2 3 t
besaran vektor. Kemudian dibagi selang waktu berupa
Gambar 7
yang merupakan besaran skalar, maka hasilnya garis lurus miring ke
yaitu percepatan merupakan besaran vektor kanan atas.
 Jika kecepatan awalnya v0 = 0,
juga ( a ).
maka grafiknya seperti gambar 8.
Jika percepatannya berharga positif. geraknya
dipercepat, maka arah vektor percepatannya

(a) sama dengan arah vektor perubahan

42 Gerak Lurus
v v
v v
70
60
50
40
t t 30
Gambar 8 Gambar 9 20
Jika geraknya diperlambat, maka grafiknya 10
seperti gambar 9 0
Seperti pada gerak lurus beraturan, jarak yang
0 5 10
ditempuh dapat dihitung dari grafik v–t, yaitu
sebanding dengan luas daerah yang dibatasi Gambar 11
oleh grafik dan sumbu horisontal. Dari persamaan 6 dan 7
S = luas trapesium v = v0 + a t
diperoleh :
S = 12 × jumlah garis sejajar × tinggi
v2 = v 02 + 2 v0 a t + a2 t2
S = 12 × (v0 + v) × t ↔ S = 12 (v0 + v0 + a t) t 1
↔ v2– v 02 = 2 a (v0 t + 2
a t2)
↔ S = 12 (2 v0 + a t) t
↔ v 2 − v 02 = 2 a S . . . . (9)
↔ S = v0t + 1at 2
. . . . (8)
2 ↔ 2 a S = v 2 − v 02 . . . . (10)
S = jarak yang ditempuh, satuannya m
v0 = besar kecepatan awal, satuannya m/s Contoh Soal :
t = selang waktu, satuannya detik
a = besar percepatan, satuannya m/s2 10. Sebuah mobil mula-mula berhenti
Grafik jarak yang ditempuh terhadap waktu kemudian bergerak dengan percepatan 5
dapat dilukis sebagai berikut : m/s2. Berapa jarak yang ditempuh setelah
Misal : v0 = 5 m/s dan a = 2 m/s2 6 detik?
Pada saat t = 0 detik, Penyelesaian :
V0 = 0, a = 5 m/s2, t = 6 detik
S0 = 5×0 + 12 ×2×02 ↔ S0 = 0 m (titik O)
S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ S = 0 × 6 + 12 × 5 × 62
Pada saat t = 1 detik,
S1 = 5×1 + 12 ×2×12 ↔ S1 = 6 m (titik A) ↔ S = 0 + 2,5 × 36 ↔ S = 80 m
Pada saat t = 2 detik, 11. Sebuah mobil mula-mula diam kemudian
S2 = 5×2 + 12 ×2×22 ↔ S2 = 14 m (titik B) bergerak. Setelah mencapai jarak 100
meter kecepatannya berubah menjadi 20
Pada saat t = 3 detik, m/s. Berapa percepatannya?
S3 = 5×3 + 12 ×2×32 ↔ S2 = 24 m (titik C) Penyelesaian :
v0 = 0, S = 100 m, vt = 20 m/s
100 2 a S = v 2 − v 02 ↔ 2 × a × 100 = 202 – 02
2
80 ↔ 200 a = 400 ↔ a = 2 m/s

60 12. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan


kecepatan 30 m/s kemudian dipercepat.
40 Setelah berjalan 4 detik menempuh jarak
20 168 meter. Berapa kecepatan mobil
sekarang?
0 Penyelesaian :
0 5 10 V0 = 30, t = 4 detik, S = 168 m
Gambar 10 S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 168 = 30 × 4 + 12 a 42
Pada saat t detik, St = 5×t + 12 ×2×t2 = 5t + t2
↔ 168 = 120 + 12 a×16 ↔ 168 – 120 = 8 a
Untuk gerak diperlambat, maka grafiknya
seperti gambar berikut. ↔ 48 = 8 a ↔ a = 6 m/s2

Gerak Lurus 43
v = v0 + a t ↔ v = 30 + 6 × 4 ↔ 196 = –24,5a ↔ a = –8 m/s2
↔ v = 30 + 24 ↔ v = 54 m/s
Dari (i) :
v0 = –7 × (–8) ↔ v0 = 56 m/s
13. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
kecepatan v0. Setelah dipercepat selama 5 16. Seorang sopir ingin menambah kecepatan
detik, kecepatannya berubah menjadi 40 mobilnya dari 20 m/s menjadi 40 m/s pada
m/s dan panjang lintasan yang telah lintasan sejauh 150 meter.
dilaluinya 125 meter. a) Berapa percepatannya?
a) Berapa percepatannya? b) Berapa lama waktu yang dibutuhkan?
b) Berapa besar v0? Penyelesaian :
Penyelesaian : v0 = 20 m/s, v = 40 m/s, S = 150 m
t = 5 detik, v = 40 m/s, S = 125 m a) 2 a S = v 2 − v 02 ↔ 2 a × 150 = 402 – 202
a) v = v 0 + a t ↔ 40 = v0 + a × 5 ↔ 300 a = 1600 – 400 ↔ 300 a = 1200
2
↔ v0 = 40 – 5 a . . . . . (i) ↔ a = 4 m/s

S = v 0 t + 12 a t 2 b) v = v 0 + a t ↔ 40 = 20 + 4 t

↔ 40 – 20 = 4 t ↔ 20 = 4 t
↔ 125 = (40 – 5 a) × 5 + 12 a 52
↔ t = 5 detik
↔ 125 = 200 – 25 a + 12 a × 25
17. Seorang sopir ingin menghentikan
↔ 125 – 200 = – 25 a + 12,5 a mobilnya yang mula-mula bergerak
2
↔ – 75 = – 12,5 a ↔ a = 6 m/s dengan kecepatan 50 m/s dalam waktu 10
Dari persamaan (i) : detik.
b) v0 = 40 – 5 × 6 ↔ v0 = 40 – 30 = 10 m/s a) Berapa perlambatannya?
14. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan b) Berapa panjang lintasan yang
kecepatan v0, kemudian diperlambat dilaluinya?
dengan perlambatan a selama 6 detik. Penyelesaian :
Setelah melalui panjang lintasan sejauh vt = 0, v0 = 50 m/s, t = 10 detik
240 meter, kecepatannya berubah menjadi a) v = v 0 + a t ↔ 0 = 50 + a × 10
2
16 m/s. Berapa perlambatannya? ↔ – 50 = 10 a ↔ a = – 5 m/s
Penyelesaian : b) S = v 0 t + 12 a t 2
t = 6 detik, v = 16 m/s, S = 240 m
v = v0 + a t ↔ 16 = v0 + a × 6 ↔ S = 50×10 + 12 (– 5)×102
↔ v0 = 16 – 6 a . . . . . (i) ↔ S = 500 – 2,5 × 100 ↔ S = 500 – 250
S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ S = 250 m

↔ 240 = (16 – 6 a) × 6 + 12 a × 62 18. Seorang sopir ingin menghentikan


mobilnya pada jarak 100 meter dalam
↔ 240 = 96 – 36 a + 12 a × 36 waktu 10 detik.
↔ 240 – 96 = – 36 a + 18 a a) Berapa perlambatannya?
↔ 144 = –18 a ↔ a = –8 m/s
2 b) Berapa kecepatan mobilnya mula-
mula?
15. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan Penyelesaian :
kecepatan v0. Kemudian diperlambat vt = 0, S = 100 m, t = 10 detik
dalam 7 detik, setelah menempuh jarak
a) v = v 0 + a t ↔ 0 = v0 + a × 10
196 m, mobil berhenti. Berapa besar v0?
↔ v0 = – 10 a . . . . . (i)
Penyelesaian :
t = 7 det, S = 196 m, v = 0 m/det S = v 0 t + 12 a t 2
v = v0 + a t ↔ 0 = v0 + a × 7
↔ 100 = (– 10 a)×10 + 12 a×102
↔ 0 = v0 + 7a ↔ v0 = –7a . . (i)
S = v 0 t + 2 a t ↔ 196 = (–7a) × 7 + 12 a × 72
1 2 ↔ 100 = – 100 a + 12 a × 100
↔ 100 = – 100 a + 50 a
↔ 196 = –49a + 12 a × 49 2
↔ 100 = – 50 a ↔ a = – 2 m/s
↔ 196 = –49a + 24,5a Dari persamaan (i) :
44 Gerak Lurus
v0 = – 10 × (– 2) ↔ v0 = 20 m/s Penyelesaian :
t = 3 det, S = 45 m, v = 9 m/det
19. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
mobilnya dari 60 m/s menjadi 30 m/s v = v0 + a t ↔ 9 = v0 + a × 3

sepanjang lintasan 225 meter. ↔ 9 = v0 + 3a ↔ v0 = 9 – 3a . . (i)


a) Berapa perlambatannya? S = v0t + a t
1
2
2
b) Berapa lama waktu yang diperlukan?
Penyelesaian : ↔ 45 = (9 – 3a) × 3 + 1
2
a × 32
v0 = 60 m/s, vt = 30 m/s, S = 225 m ↔ 45 = 27 – 9a + 12 a × 9
a) 2 a S = v 2 − v 02 ↔ 2 a × 225 = 302 – 602 ↔ 45 – 27 = –9a + 4,5a
2
↔ 450 a = 900 – 3600 ↔ 450 a = – 2700 ↔ 18 = –4,5a ↔ a = –4 m/s
2 v0 = 9 – 3a ↔ v0 = 9 – 3×(–4)
↔ a = – 6 m/s

b) v = v 0 + a t ↔ 30 = 60 + (– 6) t
↔ v0 = 9 + 12 ↔ v0 = 21 m/s

↔ 30 – 60 = – 6 t ↔ – 30 = – 6 t 23. Seorang sopir ingin menambah kecepatan


↔ t = 5 detik mobilnya dengan percepatan 3 m/det2
dalam waktu 8 detik. Berapa kecepatannya
20. Sebuah benda mula-mula bergerak dengan
sebelum dan sesudah dipercepat bila
kecepatan 20 m/s kemudian dipercepat
panjang lintasan yang dilaluinya 168 m?
dengan percepatan 4 m/s2 sejauh 78 meter.
Penyelesaian :
a) Berapa waktu yang diperlukan?
b) Berapa kecepatannya sekarang? S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 168 = v0 × 8 + 12 × 3 × 82
Penyelesaian : ↔ 168 = 8 v0 + 1,5 × 64
v0 = 20 m/s, a = 4 m/s2, S = 78 m ↔ 168 = 8 v0 + 96 ↔ 168 – 96 = 8 v0
a) S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 78 = 20 t + 12 × 4 t2 ↔ 72 = 8 v0 ↔ v0 = 9 m/s

↔ 78 = 20 t + 2 t2 ↔ 2 t2 + 20 t – 78 = 0 v = v0 + a t ↔ v=9+3×8
2 ↔ v = 9 + 24 ↔ v = 33 m/s
↔ t + 10 t – 39 = 0 ↔ (t + 13)(t – 3) = 0
t = – 13 detik (tidak memenuhi, karena 24. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
negatif) mobilnya dari v0 menjadi v dengan
t = 3 detik perlambatan 5 m/det2 dalam waktu 4 detik
b) v = v 0 + a t ↔ v = 20 + 4 × 3 sepanjang lintasan 88 m. Berapa besar v0
↔ v = 20 + 12 ↔ v = 32 m/s dan v?
Penyelesaian :
21. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
kecepatan 40 m/s. Kemudian diperlambat S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 88 = v0×4 + 12 ×(–5)×42
dengan perlambatan 2 m/s2. Berapa lama ↔ 22 = v0 – 2,5×4 ↔ 22 = v0 – 10
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh ↔ 22 + 10 = v0 ↔ v0 = 32 m/s
jarak 144 m? Berapa pula kecepatannya
v = v0 + a t ↔ v = 32 – 5 × 4
sekarang?
↔ v = 32 – 20 ↔ v
Penyelesaian : v (m/s)
v0 = 40 m/s, a = –2 m/s2, S = 144 m = 12 m/s
20
S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 144 = 40 t + 12 ×(–2)× t2 25. Pada grafik v-t di
samping, tentukan : 10
↔ 144 = 40 t – t2 ↔ t2 – 40 t + 144 = 0 a) percepatannya?
↔ (t – 8)(t – 32) = 0 b) jarak yang t (s)
↔ t–8=0 ↔ t=8s ditempuh 0 5
v = v0 + a t ↔ v = 40 – 2×8 selama 5 detik?
↔ v = 40 – 16 ↔ v = 22 m/s c) kecepatan rata-ratanya dari t = 0
22. Seorang sopir bus ingin mengurangi laju sampai t = 5 detik?
busnya. Dalam waktu 3 detik, setelah Penyelesaian :
menempuh jarak 45 m, laju busnya v0 = 10 m/s, v5 = 20 m/s
∆v v5 − v0
berubah menjadi 9 m/s. Berapa besar a) a = ↔ a=
perlambatan dan kecepata awalnya? ∆t 5−0

Gerak Lurus 45
20 − 10 2 Penyelesaian :
↔ a= ↔ a = 2 m/s
5 S = luas trapesium ↔ 60 = 12 (v0 + 14)(5 – 0)
b) S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2 ↔ 60 = 12 (v0 + 14)×5
↔ S = 10 × 5 + 12 × 2 × (5 – 0) 2 ↔ 60 = 2,5×(v0 + 14)
↔ 24 = v0 + 14 ↔ 24 – 14 = v0
↔ S = 50 + 1 × 25 ↔ S = 50 + 25
↔ v0 = 10 m/s
↔ S = 75 m
Atau dengan menghitung luas daerah yang v = v0 + a t ↔ 14 = 10 + a × 5

dibatasi oleh grafik dengan sumbu mendatar. ↔ 14 – 10 = 5 a ↔ 4=5a


Karena bentuknya trapesium, maka : 2
↔ a = 0,8 m/s
S = jumlah garis sejajar × 12 tinggi 28. Dari grafik v = f(t) di
v (m/s)
↔ S = (10 + 20) × × 5
1 ↔ S = 30 × 2,5 samping, jarak yang ditempuh25
2 benda dari detik ke 0 sampai
↔ S = 75 m detik ke 3 adalah 52,5 meter.
c) v = v 0 + a ∆t ↔ v3 = v0 + a × (3 – 0) Tentukan :
v3

↔ v3 = 10 + 2 × 3 ↔ v3 = 10 + 6 a) percepatannya? t (s)
↔ v3 = 16 m/s b) berapa besarnya v3? 0 3
∆S S−0 c) kapan benda berhenti?
d) v = ↔ v= d) berapa jarak yang ditempuh
∆t t −0
dari detik ke 0 sampai detik ke 2?
75 − 0
↔ v= ↔ v = 15 m/s Penyelesaian :
5−0
Atau : a) S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2
v = 12 ( v 0 + v t ) ↔ v = 12 (10 + 20) ↔ 52,5 = 25 × 3 + 12 a (3 – 0) 2
↔ v = 12 × 30 ↔ v = 15 m/s ↔ 52,5 = 75 + 12 a × 9 ↔ 52,5 – 75 = 4,5 a
↔ – 22,5 = 4,5 a ↔ a = – 5 m/s2
26. Pada grafik v = f
(t) di samping,
v (m/s) b) v 3 = v 0 + a ∆t
30
jarak yang ↔ v3 = 25 + (– 5) × (3 – 0)
ditempuh dari t = ↔ v3 = 25 – 15 ↔ v3 = 10 m/s
v0
0 sampai t = 6 t c) v akhir = v 0 + a ∆t
detik adalah detik ↔ 0 = 25 + (– 5)(t – t0)
144 m. 0 6
↔ – 25 = (– 5)(t – 0) ↔ 25 = 5 t
Berapa percepatannya? ↔ t = 5 detik
Penyelesaian :
d) S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2
S = luas trapesium
↔ 144 = 12 (v0 + 30)(6 – 0) ↔ S = 25 × 2 + 12 (– 5) × (2 – 0) 2
↔ 144×2 = (v0 + 30)×6 ↔ 24×2 = v0 + 30 ↔ S = 50 – 2,5 × 4 ↔ S = 50 – 10
↔ 48 – 30 = v0 ↔ v0 = 18 m/s ↔ S = 40 m
v − v0 30 − 18 12 29. Grafik di samping
a= ↔ a= ↔ a= v (m/det)
t − t0 6−0 6 menunjukkan besar
v
↔ a = 2 m/s
2 kecepatan (v) gerak
sebuah benda terhadap 18
27. Pada grafik v = f (t) waktu (t). Jika
di samping, jarak v (m/s) kecepatan rata-rata dan
0 t
yang ditempuh dari 14 jarak yang ditempuh 0 t
t = 0 sampai t = 5 dari detik ke 0 sampai
detik adalah 60 m. v0 detik ke t adalah 30 m/s dan 180 m, berapa
Berapa kecepatan t besar v?
awal (v0) dan 0 detik Penyelesaian :
percepatannya?
46 Gerak Lurus
S= vt ↔ 180 = 30 t ↔ t = 6 detik c) kecepatan awalnya
S = 12 ( v 0 + v)( t − t 0 ) Penyelesaian :
vt = 0, v = 25 m/s
↔ 180 = 1 (18 + v)(6 – 0)
2 a) v = v 0 + a t ↔ 0 = v0 + a × 5
↔ 180 × 2 = (18 + v) × 6 ↔ 60 = 18 + v ↔ v0 = – 5 a . . . . . . (i)
↔ 60 – 18 = v ↔ v = 42 m/s
b) S = v ∆t ↔ S = 25 × 5
30. Grafik di samping v (m/det) ↔ S = 125 m
menunjuk-kan besar 40 S = v 0 ∆t + 12 a ∆t 2
kecepatan (v) gerak
sebuah benda terhadap v ↔ 125 = – 5 a × 5 + 12 a × 52
waktu (t). Jika
kecepatan rata-rata dan 0 t ↔ 125 = – 25 a + 12 a × 25
jarak yang ditempuh 0 t ↔ 125 = – 25 a + 12,5 a ↔ 125 = 12,5 a
2
dari detik ke 0 sampai detik ke t adalah 28 ↔ a = – 10 m/s
m/s dan 112 m, berapa besar t dan v? c) Dari persamaan (i) :
Penyelesaian : v0 = – 5 × (– 10) ↔ v0 = 50 m/s
S = v t ↔ 112 = 28 t ↔ t = 4 detik
33. Gambar di samping
S = 2 ( v 0 + v)( t − t 0 )
1
menunjukkan grafik S (m)
111
↔ 112 = 12 (40 + v)(4 – 0) S = f (t) dari gerakan
sebuah mobil yang
↔ 112 × 2 = (40 + v) × 4 mula-mula
↔ 224 = 160 + 4v kecepatannya 40 m/s,
↔ 224 – 160 = 4v ↔ 64 = 4v t
kemudian bergerak
↔ v = 16 m/s 0 4 ()
diperlambat. Berapa
31. Gambar di samping kecepatannya pada
menunjukkan S (m) detik ke 3?
grafik S = f (t) dari 84 Penyelesaian :
gerakan sebuah S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 111 = 40 × 3 + a 3
1 2
2
mobil yang mula-
mula bergerak ↔ 111 = 120 + 12 a×9 ↔ 111 – 120 = 4,5 a
dengan kecepatan t
() ↔ –9 = 4,5 a ↔ a = –2 m/s2
5 m/s. 0 4
v = v0 + a t ↔ v3 = 40 + (–2) × 3
a) Berapa percepatannya?
↔ v3 = 40 – 6 ↔ v3 = 34 m/s
b) Berapa kecepatannya pada detik ke 4?
Penyelesaian : 34. Gambar di samping
menunjukkan grafik S S (m)
a) S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 84 = 5 × 4 + a
1
2 = f (t) dari gerakan 66
42 sebuah mobil yang
↔ 84 = 20 + 12 a × 16 ↔ 84 – 20 = 8 a mula-mula bergerak
↔ 64 = 8 a ↔ a = 8 m/s2 dengan kecepatan v0.
t
Jika perlambatannya
b) v = v 0 + a t ↔ v4 = 5 + 8 × 4 0 6 ()
5 m/s2, berapa besar
↔ v4 = 5 + 32 ↔ v4 = 37 m/s v0?
32. Gambar di samping menunjukkan grafik S Penyelesaian :
= f (t) untuk gerak lurus diperlambat a) S = v 0 t + 12 a t 2
sampai berhenti. S (m)
Kecepatan rata-ratanya S ↔ 66 = v0 × 6 + 12 ×(–5) × 62
dari detik ke 0 sampai ↔ 66 = 6 v0 – 2,5 × 36 ↔ 66 = 6 v0 – 90
detik ke 5 adalah 25 ↔ 66 + 90 = 6 v0 ↔ 156 = 6 v0
m/s. Berapa : ↔ v0 = 26 m/s
a) besarnya S? t
b) perlambatannya? 0 4 ()
Gerak Lurus 47
35. Dari grafik di 0 − 30 − 30
m/det ↔ aAB = ↔ aAB =
samping, jika jarak
v A 15 − 5 10
yang di tempuh dari ↔ aAB = – 3 m/s
2
detik ke 0 sampai 6 B d) v10 = v A + a AB ∆t
dengan detik ke 9 4
O ↔ v10 = 30 – 3×(10 – 5)
adalah 76 m, berapa t
besar v?
0 ↔ v10 = 30 – 3 × 5 ↔ v10 = 30 – 15
0 5 9
Penyelesaian : ↔ v10 = 15 m/s

SOA + SAB = SAB 37. Dari grafik di


samping, jika jarak v (m/det)
↔ Luas trapesium I + Luas trapesium II = 76 A
yang di tempuh dari v

1 (4 + v)(5 – 0) + 1 (v + 6)(9 – 5) = 76
2 2 detik ke 0 sampai

1 (4 + v)×5 + 12 (v + 6)×4 = 76 dengan detik ke 8
2 6 B
adalah 49 m, berapa
↔ (4 + v)×2,5 + (v + 6)×2 = 76
besar v? 0 O t
↔ 10 + 2,5v + 2v + 12 = 76 0 5 8
↔ 4,5v + 22 = 76 Penyelesaian :
↔ 4,5v = 76 – 22 ↔ 4,5v = 54 SOA = 12 v×(5 – 0)
↔ v = 12 m/s ↔ SOA = 2,5 v . . . . . (i)
36. Dari grafik di v (m/s) SAB = 12 (v + 6)(8 – 5)
30 A
samping, jarak ↔ SAB = 12 (v + 6) × 3
yang ditempuh ↔ SAB = (v + 6) × 1,5
benda dari detik ke ↔ SAB = 1,5v + 9 . . . . (ii)
0 sampai detik ke t B t (s) SOA + SAB = SOB ↔ 2,5v + 1,5v + 9 = 49
adalah 225 meter. 0 5 t ↔ 4v = 49 – 9 ↔ 4v = 40
a) Berapa ↔ v = 10 m/s
besarnya t?
b) Berapa kecepatan rata-ratanya dari 38. Pada grafik v =
v (m/s)
detik ke 0 sampai t? f(t) di samping,
jarak yang 14 A
c) Berapa percepatan gerak dari A ke B?
ditempuh dari v B
d) Berapa kecepatannya pada detik ke
10? detik ke 0 sampai
Penyelesaian : detik ke 7 adalah t
vA = 30 m/s, SOB = 225 m 65 meter. Berapa 0 3 7 detik

a) SOA = Luas ∆1 besarnya v?


Penyelesaian :
↔ SOA = 12 × (5–0) × (30–0)
SOA = luas ∆OAt A
↔ SOA = 75 m
↔ SOA = 12 (14 – 0)(3 – 0)
SOB = SOA + SAB ↔ 225 = 75 + SAB
↔ 225 – 75 = SAB ↔ SAB = 150 m
↔ SOA = 12 ×14×3 ↔ SOA = 21 m
SOA = Luas ∆ 2 SAB = SOB − SOA ↔ SAB = 65 – 21
↔ 150 = × (t – 5) × (30 – 0)
1
2
↔ SAB = 44 m

↔ 150 = 15 t – 75 ↔ 150 + 75 = 15 t SAB = luas trapesium ABt B t A


↔ 225 = 15 t ↔ t = 15 detik ↔ 44 = 1 (14 + v)(7 – 3)
2
∆S AB
b) v AB = ↔ v AB = ↔ 44×2 = (14 + v)×4 ↔ 11×2 = 14 + v
∆t t−0 ↔ 22 – 14 = v ↔ v = 8 m/s
225
↔ v AB = ↔ v AB = 15 m/s 39. Pada grafik v = f(t) di v (m/s)
15 − 0 samping, jarak yang 14 A
∆v vB − vA ditempuh dari detik
c) a AB = ↔ aAB = 10 B
∆t tB − tA ke 0 sampai detik ke
8 adalah 71 meter. t
Berapa besarnya t? 0 t detik
48 Gerak Lurus
Penyelesaian : 42. Dari titik O, mobil A dan B bergerak
SOA = luas ∆OAt A dalam waktu dan arah yang bersamaan.
Mobil A dengan kecepatan tetap 10 m/s.
↔ SOA = 12 (14 – 0)(t – 0)
Sedangkan mobil B dari keadaan diam,
↔ SOA = 12 ×14 t ↔ SOA = 7t . (i) tetapi dengan percepatan 2 m/s2.
SAB = luas trapesium ABt B t A a) Bilamanakah kecepatan kedua mobil
sama besar?
↔ SAB = 1 (14 + 10)(8 – t)
2 b) Bilamanakah kedua mobil bertemu
↔ SAB = 12 × 24 (8 – t) lagi?
↔ SAB = 12 (8 – t) ↔ SAB = 96 – 12t .(ii) c) Bila kedua mobil bertemu di titik P,
berapa jarak OP?
SOB = SOA + SAB ↔ 71 = 7t + 96 – 12t
Penyelesaian :
↔ 71 – 96 = –5t ↔ –25 = –5t vA vA vA
↔ t = 5 detik A A A
O• P•
40. Pada grafik v = f(t) v (m/s) B B
di samping, jarak 12 A v0B vB
yang ditempuh dari B
8 a) Kedua mobil mempunyai kecepatan yang
detik ke 0 sampai
sama :
detik ke 10 adalah
t vA = vB ↔ 10 = v 0B + aB t ↔ 10 = 0 + 2 t
76 meter. Berapa 0 t detik ↔ t = 5 detik
besarnya t?
Penyelesaian : b) Kedua mobil saling bertemu :
SOA = luas ∆OAt A ↔ SOA = 12 (12 – 0)(t – 0) SA = SB 1
↔ vA t = v 0 t + aB t
B 2
2

↔ SOA = 12 ×12 t ↔ SOA = 6t . (i) ↔ 10 t = 0 × t + 12 × 2 t2 ↔ 10 t = t2


SAB = luas trapesium ABt B t A ↔ t = 10 detik
↔ SAB = 1 (12 + 8)(10 – t) c) SA = vA t ↔ SA = 10 × 10
2
↔ SA = 100 m
↔ SAB = 12 × 20 (10 – t)
↔ SAB = 10 (10 – t)
43. Dari titik A, benda P bergerak dengan
↔ SAB = 100 – 10t . . . . (ii) kecepatan tetap 18 m/s. Empat detik
kemudian mobil Q menyusul dari keadaan
SOB = SOA + SAB ↔ 76 = 6t + 100 – 10t diam, tetapi dengan gerak dipercepat.
↔ 76 – 100 = –4t ↔ –24 = –4t Benda A tersusul di titik Q yang jaraknya
↔ t = 6 detik 288 m dari P.
41. Dari grafik di samping, a) Berapa lama waktu yang diperlukan
jika jarak yang di v (m/det) benda B untuk menusul benda A?
tempuh dari detik ke 0 13 A b) Berapa percepatan benda B?
sampai dengan detik Penyelesaian :
ke 9 adalah 85 m, v O vA vA vA
B A A A
berapa besar v? 5
t O• P•
Penyelesaian : 0 B B
0 4 9
SOB = SOA + SAB v0B vB

↔ SOB = Luas trapesium 1 + Luas trapesium 2 a) SA = v A t A ↔ 288 = 18 tA


1 1
↔ 85 = (v + 13)(4 – 0) + (13 + 5)(9 – 4) ↔ tA = 16 detik
2 2
tB = tA – 4 ↔ tB = 16 – 4 ↔ tB = 12 detik
↔ 85 = 12 (v + 13)×4 + 12 ×18×5
b) S B = v 0B t B + 12 a B t 2B
↔ 85 = 2(v + 13) + 45
↔ 85 = 2v + 26 + 45 ↔ 85 = 2v + 71 ↔ 288 = 0 × 12 + 12 × aB × 122
↔ 85 – 71 = 2v ↔ 14 = 2v
↔ v = 7 m/s ↔ 288 = 0 + 12 × aB × 144 ↔ 288 = 72 aB
2
↔ aB = 4 m/s

Gerak Lurus 49
44. Dari titik A benda P bergerak dengan 46. Jarak antara titik A dan B adalah 200
kecepatan tetap 25 m/det. Enam detik meter. Benda P bergerak dari titik A akan
kemudian benda Q menyusul tanpa menuju B dari keadaan diam, tetapi
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan dengan percepatan 4 m/s2. Dalam waktu
8 m/det2. Jika benda P tersusul di titik B, yang bersamaan benda Q bergerak dari B
berapa jarak AB? akan menuju A dengan jalan yang sama
Penyelesaian : dengan kecepatan tetap 9 m/s. Jika kedua
vP = 25 m/s, ∆t = 6 s, aQ = 8 m/s2 benda bertemu di titik C, berapa jarak AC?
Benda Q : tQ = t Penyelesaian :
Benda P : tP > tQ, v0P vP
maka tP = tQ + ∆t ↔ tP = t + 6 P P
A• C• •B
SP = v P t P ↔ SP = 25 (t + 6)
Q Q
↔ SP = 25t + 150 . . . . (i) vQ vQ

SQ = v 0Q t Q + 2 a Q t Q
1 2
↔ SQ = 0×t + 1 a) SP = v0 P t P + 1 a t2
2 P P
2
×8×t2 ↔ AC = 0×t + 12 ×4×t2
2
↔ SQ = 4t . . . . . . (ii)
2 ↔ AC = 0 + 2 t2 ↔ AC = 2 t2 . (i)
SP = SQ ↔ 25t + 150 = 4t
2
↔ 0 = 4t – 25t – 150
BC = v Q t Q ↔ BC = 9 t . . (ii)
2
↔ t – 6,25t – 37,5 = 0 AB = AC + BC 2
↔ 200 = 2 t + 9 t
2
↔ (t – 10)(t + 3,25) = 0 ↔ 0 = 2 t + 9 t – 200
2
↔ t – 10 = 0 ↔ t = 10 s ↔ 0 = t + 4,5 t – 100
↔ t + 3,25 = 0 ↔ t = –3,25 s (tidak ↔ (t – 8)(t + 12,5) = 0
memenuhi) ↔ t–8=0 ↔ t=8s
Dari (i) : ↔ t + 12,5 = 0 ↔ t = –12,5 s (tidak
SP = 25 t + 150 ↔ SP = 25×10 + 150 memenuhi karena negatif)
↔ SP = 250 + 150 ↔ SP = 400 m Dari (i) :
AB = SP ↔ AB = 400 m AC = 2 t2 ↔ AC = 2 × 82
↔ AC = 2 × 64 ↔ AC = 128 m
45. Jarak antara titik A dan B adalah 270
meter. Benda P bergerak dari titik A akan 47. Dari titik O benda A bergerak dengan
menuju B dari keadaan diam, tetapi kecepatan tetap 18 m/det. Sepuluh detik
dengan percepatan 3 m/s2. Dalam waktu kemudian benda B menyusul tanpa
yang bersamaan bernda Q bergerak dari B kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
akan menuju A dengan jalan yang sama 4 m/det2. Kapan benda B akan tersusul
dengan kecepatan konstan. Setelah 10 dihitung dari gerak benda B?
detik, kedua benda bertemu di titik C. Penyelesaian :
Berapa kecepatan benda Q? vA = 18 m/s, ∆t = 10 s, aB = 4 m/s2
Penyelesaian : Benda B : tB = t
v0P vP Benda A : tA > tB,
P P maka tA = tB + ∆t ↔ tA = t + 10
A• C• •B vA vA vA
Q Q A A A
vQ vQ P•
O•
a) SP = v0 P t P + 1
2
a P t 2P B B
v0B vB
↔ AC = 0 × 10 + × 3 × 10 1 2
2 SA = v A t A ↔ SA = 18 (t + 10)
↔ AC = 0 + 1,5 × 100 ↔ AC = 150 m
↔ SA = 18t + 180 . . . . (i)
BC = AB − AC ↔ BC = 270 – 150
↔ BC = 120 m
SB = v 0 B t B + 12 a B t B ↔ SB = 0×t + 12 ×4×t2
2

BC = v P t ↔ 120 = vP × 10 ↔ SB = 2t2 . . . . . . (ii)


2
↔ vP =12 m/s
SA = SB ↔ 18t + 180 = 2t
2
↔ 0 = t – 9t – 90 ↔ (t – 15)(t + 6) = 0
↔ t – 15 = 0 ↔ t = 15 s

50 Gerak Lurus
↔ t+6=0 ↔ t = –6 s (tidak memenuhi) ↔ t + 20 = 0 ↔ t = –20 s (tidak memenuhi
karena negatif)
48. Jarak antara titik P dan Q adalah 450
↔ t–9=0 ↔ t=9s
meter. Benda A bergerak dari titik P akan
Dari (i) :
menuju Q tanpa kecepatan awal dengan
percepatan tetap 4 m/s2. Dalam waktu PR = 11 × 9 ↔ PR = 99 m
yang bersamaan benda B bergerak dari Q 50. Gambar di samping
akan menuju P dengan jalan yang sama menunjukkan v (m/s)
juga dari keadaan diam, tetapi dengan grafik v = f(t) dari
percepatan 5 m/s2. Jika kedua benda gerakan mobil A 10
bertemu di titik R, berapa jarak PR? dan B. Tentukan :
Penyelesaian : a) Kapan mobil B t (s)
v0 A menyusul obil 5
vA
A A A?
P• R •Q b) Kapan kecepatan mobil B = 2 kali
B kecepatan mobil A
vB v 0B B
Penyelesaian :
a) SA = v 0A t A + 12 a A t 2A ∆v v5 − v0
aB = ↔ aB =
↔ PR = 0×t + 12 ×4×t2 ∆t 5−0
10 − 0 2
↔ PR = 0 + 2 t2 ↔ PR = 2 t2 . (i) ↔ aB = ↔ aB = 2 m/s
5
SB = v 0 B t B + 1 a t2
↔ vA t = v 0 t + × aB × ∆t
2 B B a) SA = SB 1 2
B 2
↔ QR = 0×t + 12 ×5×t2 ↔ 10 t = 0 × t + 12 × 2 (t – 0)2
2
↔ QR = 0 + 2,5 t ↔ 10 t = 0 + t2 ↔ t = 10 detik
↔ QR = 2,5 t2 . . . . . (ii)
b) vB = 2 vA ↔ v 0B + aB ∆t = 2 × 10
PQ = PR + QR 2
↔ 450 = 2 t + 2,5 t
2

↔ 450 = 4,5 t
2
↔ 100 = t
2 ↔ 0 + 2 (t – 0) = 20 ↔ 2 t = 20
↔ t = 10 s
↔ t = 10 detik
Dari (i) : 51. Gambar di samping v (m/s) B
PR = 2 × 102 ↔ PR = 2 × 100 menunjukkan 12 A
↔ PR = 200 m grafik kecepatan
(v) sebagai fungsi 8
49. Jarak antara titik P dan Q adalah 180
waktu (t) dari
meter. Benda A bergerak dari titik P akan t
gerakan benda A t detik
menuju Q dengan kecepatan tetap 11 m/s.
dan B yang
Dalam waktu yang bersamaan benda B
bergerak searah. Setelah 10 detik, kedua
bergerak dari Q akan menuju P dengan
benda menempuh jarak yang sama. Berapa
jalan yang sama dari keadaan diam, tetapi
percepatan benda B?
dengan percepatan 2 m/s2. Jika kedua
Penyelesaian :
benda bertemu di titik R, berapa jarak PR?
Penyelesaian : SA = v A t ' ↔ SA = 12 × 10
vA vA ↔ SA = 120 m
A A
•Q
SB = SA ↔ SB = 120 m
P• R•
B B SB = v0 B t '+ 12 a B t '2
vB v0B
a) PR = v A t A ↔ PR = 11 t . (i) ↔ 120 = 8×10 + 12 aB × 102

SB = v 0 B t B + 12 a B t B
2 ↔ 120 = 80 + 12 aB × 100

↔ QR = 0×t + 12 ×2×t2 ↔ 120 – 80 = 50 aB ↔ 40 = 50 aB


↔ aB = 0,8 m/s2
↔ QR = 0 + t2 2
↔ QR = t . . (ii)
PQ = PR + QR ↔ 180 = t + 11 t
2

2
↔ 0 = t + 11 t – 180 ↔ (t + 20)(t – 9) = 0

Gerak Lurus 51
52. Dari suatu tempat yang tingginya 80 meter
H. Gerak Jatuh Bebas
dijatuhkan sebuah benda tanpa kecepatan
Gerak jatuh bebas adalah awal. Setelah 3 detik :
gerak lurus berubah beraturan a) berapa kecepatannya ?
dengan arah vertikal ke bawah v0 b) berapa jarak yang ditempuh ?
dipercepat dengan percepatan y c) berapa tinggi benda ?
yang dihasilkan oleh tarikan Penyelesaian :
bumi. Percepatan ini disebut y0 = 80 m, v0 = 0, t = 3 detik
y0
percepatan gravitasi bumi, a) v = g t ↔ v = 10 × 3
yang dilambangkan dengan g. ↔ v = 30 m/det
Jadi : v
a=g
y′ b) y = 12 g t 2 ↔ y = 12 × 10 × 32
Kecepatan gerak : ↔ y=5×9 ↔ y = 45 m
v = v0 + a t c) y' = y 0 − y ↔ y' = 80 – 45
Kita peroleh : Gambar 12
↔ y' = 35 m
v = v0 + g t . . . . . . (11)
v0 = kecepatan awal, satuannya m/det 53. Dari suatu tempat yang tingginya 125
v = kecepatan akhir, satuannya m/det meter dijatuhkan sebuah benda tanpa
g = percepatan gravitasi bumi kecepatan awal. Setelah t
detik benda mencapai
g = 9,8 m/det2 ≈ 10 m/det2
ketinggian 45 meter.
t = waktu, satuannya detik
a) Berapa besar t ?
Jarak yang ditempuh dihitung dari tempat
b) Berapa kecepatannya
menjatuhkannya :
sekarang ?
S = v0 t + 12 a t2 c) Berapa lama benda
↔ y = v 0 t + 12 g t 2 . . . . (12) melayang di udara
sampai jatuh di tanah ?
y = jarak yang ditempuh dihitung dari titik Penyelesaian :
tertingi, satuannya m
a) y' = y 0 − y ↔ 45 =
Juga berlaku rumus :
125 – y
v2 – v 02 = 2 a y ↔ y = 125 – 45 ↔ y = 80 m

↔ v 2 − v 02 = 2 g y . . . . (13) y = 12 g t 2 ↔ 80 = 12 × 10 t2
Pada soal, bila kecepatan awalnya tidak ↔ 80 = 5 t2 ↔ 16 = t
2
diketahui atau tidak ditanyakan, maka : ↔ t = 4 detik
v0 = 0 b) v = g t ↔ v = 10 × 4
Sehingga persamaan (11) menjadi :
↔ v = 40 m/det
v=0+gt
↔ v=gt . . . . . . (14) c) y' = y 0 − y ↔ 0 = 125 – y

Persamaan (12) menjadi : ↔ y = 125 m

y = 0 × t + 12 g t2 ↔ y=0+ gt
1 2 y = 12 g t 2 ↔ 125 = 12 × 10 t2
2
↔ 125 = 5 t2 ↔ 25 = t2 ↔ t = 5 detik
↔ y = 12 g t 2 . . . . . (15)
Persamaan (13) menjadi : 54. Dari suatu tempat yang tingginya y0
v2 – 02 = 2 a y ↔ v2 – 0 = 2 a y dijatuhkan sebuah benda dengan kecepatan
awal 5 m/det. Ketika berada pada
↔ v2 = 2g y . . . . . (16) ketinggian 60 meter kecepatannya berubah
Untuk menghitung tinggi benda dari tanah menjadi 25 m/det.
digunakan rumus : a) Berapa lama benda bergerak ?
y' = y 0 − y . . . . . . (17) b) Berapa besar y0 ?
y' = tinggi benda, satuannya m Penyelesaian :
y0 = tinggi mula-mula, satuannya m a) v = v 0 + g t
↔ 25 = 5 + 10 t
Contoh Soal :
52 Gerak Vertikal
↔ 25 5 = 10 t ↔ 20 = 10 t y B = v 0B t B + 12 g t 2B
↔ t = 2 detik
b) y = v 0 t + 12 g t 2 ↔ yB = 12,5 (tA – 1) + 12 × 10 (tA – 1)2

↔ y = 5 × 2 + 12 × 10 × 22 ↔ yB = 12,5 tA – 12,5 + 5 ( t 2A – 2tA + 1)


2
↔ y = 10 + 5 × 4 ↔ yB = 12,5 tA – 12,5 + 5 t A – 10 tA + 5
↔ y = 10 + 20 ↔ yB = 2,5 tA + 5 t 2A – 7,5 . . . (iii)
↔ y = 30 m Dari persamaan (i) dan (iii) :
y' = y 0 − y yA = yB 2 2
↔ 5 t = 2,5 tA + 5 t A – 7,5
A
↔ 60 = y0 – 30
↔ 7,5 = 2,5 tA ↔ tA = 3 detik
↔ 60 + 30 = y0 ↔ y0 = 90 m Dari Persamaan (1) :
55. Dari suatu tempat yang yA = 5 × 32 ↔ yA = 5 × 9 ↔ yA = 45 m
tingginya 100 meter y 'A = y 0A − y A ↔ y 'A = 60 – 45
dijatuhkan sebuah benda
dengan kecepatan awal ↔ y 'A = 15 m
10 m/det. Setelah t detik
57. Dari ketinggian
benda mencapai ketinggian
50 meter, benda A
25 meter. Berapa besar t ? v 0B
dijatuhkan tanpa
Penyelesaian :
kecepatan awal.
y' = y 0 − y Dalam waktu yang
↔ 25 = 100 – y bersamaan v 0A yB
↔ y = 100 25 ↔ y = 75 m benda B dijatuhkan
y = v 0 t + 12 g t 2 75 = 10 × t + 12 × 10 t2

dari tempat yang y0B
2 2 lebih tinggi yaitu
↔ 75 = 10 t + 5 t ↔ 15 = 2 t + t y 0A
2 y 0B dengan
↔ t + 2 t 15 = 0 ↔ (t + 5)(t – 3) = 0
↔ t+5=0 ↔ t = –5 detik (tidak kecepatan awal
memenuhi, karerna negatif) 10 m/det. Pada y 'A vA vB y 'B
↔ t–3=0 ↔ t = 3 detik ketinggian 5 meter
benda B menyusul
56. Dari ketinggian benda A. Berapa
60 meter, benda A besar y 0B ?
dijatuhkan tanpa v 0A v 0B
kecepatan awal. Penyelesaian :
Satu detik tA = tB = t
kemudian benda B yA v1A yB y 'A = y 0A − y A ↔ 5 = 50 – yA
dijatuhkan dari
↔ yA = 50 – 5 ↔ yA = 45 m
tempat yang sama y0
dengan kecepatan yA = 1 g t2
2 A ↔ 45 = 12 × 10 t2
awal 12,5 m/det. ↔ 45 = 5 t2 ↔ t2 = 9 ↔ t = 3 detik
Pada ketinggian
y B = v 0B t B + 1 g t2
B
berapa benda B ' '
2
menyusul y A vA vB y B ↔ yB = 10 t + 12 × 10 t2
benda A ?
↔ yB = 10 x 3 + 5 × 32 ↔ yB = 30 + 5 × 9
Penyelesaian :
↔ yB = 30 + 45 ↔ yB = 75 m
Untuk Benda A :
y 'B = y 0B − y B ↔ 5 = y 0B – 75
y A = 12 g t 2A
↔ 5 + 75 = y 0B ↔ y 0B = 80 m
↔ yA = 12 × 10 t 2A ↔ yA = 5 t 2A . (i)
Untuk Benda B : 58. Dari ketinggian 125 meter, benda A
tB < tA dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Satu
tB = tA – 1 . . . . . . . (ii) detik kemudian benda B dijatuhkan dari

Gerak Vertikal 53
tempat yang lebih rendah yaitu y 0 B juga ↔ y0 = 200 m
tanpa kecepatan awal. Jika kedua benda 60. Dari ketinggian y 0 A , benda A dijatuhkan
jatuh di tanah dalam waktu yang
tanpa kecepatan awal. Dalam waktu yang
bersamaan. Berapa besar y 0B ?
bersamaan benda B dijatuhkan dari tempat
Penyelesaian : yang lebih tinggi yaitu y 0B , yang mana
y 'A = y 0A − y A ↔ 0 = 125 – yA y 0B – y 0A = 15 meter dengan kecepatan
↔ yA = 125 m awal 5 m/det. Ternyata kedua benda
yA = 1 g t2
2 A ↔ 125 = × 10 t
1
2
2
A
sampai di tanah dalam waktu yang
bersamaan. Berapa besar y 0A ?
↔ 125 = 5 t 2A ↔ 25 = t 2A
↔ tA = 5 detik
Penyelesaian :
tA > tB y A = 12 g t 2 ↔ yA = 12 ×10 t2
tB = tA −1 ↔ tB = 5 – 1 ↔ yA = 5 t2
↔ tB = 4 detik y B = v 0 B t + 12 g t 2 ↔ yB = 5 t + 12 ×10 t2
y B = 12 g t 2B ↔ yB = ×10×4
1 2
2 ↔ yB = 5 t + 5 t2
↔ yB = 5 × 16 ↔ yB = 80 m y 0B – y 0A = 15 ↔ yB + y 'B – (yA + y 'A ) = 15
y 'B = y 0B − y B ↔ 0 = y 0 – 80
B
↔ 5 t + 5 t2 + y 'B – 5 t2 – y 'A = 15
↔ y 0B = 80 m
↔ 5 t + 0 – 0 = 15 ↔ 5 t = 15
↔ t = 3 detik
59. Dari ketinggian y0 meter, benda A
yA = 5 t2 ↔ yA = 5 × 3 ↔ yA = 5 × 9
2
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Satu
↔ yA = 45 m
detik kemudian benda B dijatuhkan dari
tempat yang sama dengan kecepatan awal y 0A = yA + y 'A ↔ y 0A = 45 + 0
45 m/det. Pada ketinggian 20 meter ↔ y 0A = 45 m
benda B menyusul benda A. Berapa besar
y0 ? I. Gerak Vertikal Ke atas
Penyelesaian :
Gerak vertikal ke vM
Misal : tB = t
atas adalah gerak
Untuk Benda A :
lurus berubah vA
tA < tB
beraturan. Pada saat
tA = tB + 3 ↔ tA = t + 3 . . . (i)
naik, geraknya vB
y A = 12 g t 2A ↔ yA = 12 × 10 (t + 3)2 diperlambat, v
↔ yA = 5×(t2 + 6t + 9) sedangkan pada saat yM
2
↔ yA = 5t + 30t + 45 turun geraknya yA yB
Untuk Benda B : dipercepat.
Percepatannya sama y v0
y B = v 0B t B + 12 g t 2B dengan percepatan
↔ yB = 45t + 12 × 10t2 gravitasi :
↔ yB = 45t + 5t
2
. . . . . (ii) a = –g
Dari persamaan (i) dan (ii) : Kecepatannya : vZ
yA = yB v = v0 + a t Gambar 13
2
↔ 5t + 30t + 45 = 45t + 5t
2 v = v0 − g t .
↔ 45 = 45t – 30t ↔ 45 = 15t . . . . . (18)
↔ t=3s v0 = kecepatan awal, satuannya m/det
Dari Persamaan (ii) : v = kecepatan akhir, satuannya m/det
yB = 45×3 + 5×32 ↔ yB = 135 + 5×9 g = percepatan gravitasi bumi
↔ yB = 135 + 45 ↔ yB = 135 + 45 g = 9,8 m/det2 ≈ 10 m/det2
↔ yB = 180 m t = waktu, satuannya detik
y 0 = y'+ y B ↔ y0 = 20 + 180 Jarak yang ditempuh sama dengan tinggi
benda :
54 Gerak Vertikal
y = v0 t + 12 a t2 Contoh Soal :
y = v 0 t − 12 g t 2. . . . . (19) 61. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas
S = jarak yang ditempuh = tinggi benda, dengan kecepatan awal 50 m/det.
satuannya m a) Berapa lama waktu yang dipakai
Juga berlaku rumus : benda untuk mencapai tinggi
maksimum ?
v 02 − v 2 = 2 g y . . . . . (20)
b) Berapa tinggi maksimum yang dicapai
atau benda ?
2 g y = v 02 − v 2 . . . . . (21) c) Berapa kecepatan benda setelah 8
Keadaan khusus : detik ?
1) Pada saat benda mencapai titik tertinggi Penyelesaian :
(titik M), kecepatannya sama dengan nol Lihat Gambar 2-13
(vM = 0). v 50
a) t M = 0 ↔ tM =
Sehingga : g 10
vM = v0 – g tM ↔ 0 = v0 – g tM ↔ tM = 5 detik
↔ g tM = v0
v 02 50 2
v b) y M = ↔ yM =
↔ t M = 0 . . . . . (22) 2g 2 ×10
g
2500
2) Tinggi maksimum : ↔ yM = ↔ yM = 125 m
20
yM = v0 tM – 12 g t 2M
c) v = v 0 − g t ↔ v = 50 – 10 × 8
v0 1 v
↔ yM = v0 × – 2 g ( 0 )2 ↔ v = 50 – 80 ↔ v = –30 m/det
g g Tanda negatif menunjukkan arah geraknya ke
v 02 1 v2 bawah, atau sudah melampaui titik tertinggi.
↔ yM = – 2 g × 02
g g 62. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas
dengan kecepatan awal 60 m/det.
v 02 1 v 02 a) Berapa lama waktu yang dipakai
↔ yM = –
g 2 g benda untuk mencapai ketinggian 100
v 02 meter ?
↔ yM = . . . . . (23) b) Berapa kecepatan benda untuk
2g jawaban a ?
3) Pada saat benda mencapai tinggi yang Penyelesaian :
sama, waktu naik dan waktu turun, besar
kecepatannya sama, tetapi arahnya a) y = v 0 t − 12 g t 2
berlawanan. ↔ 100 = 60 t – 12 ×10 t2
vB = – vA . . . . . . (24) ↔ 100 = 60 t – 5 t
2
↔ 20 = 12 t – t
2
Kecepatannya waktu jatuh kembali ke 2
↔ t – 12 t + 20 = 0 ↔ (t – 2)(t – 10) = 0
tanah sama dengan kecepatan mula-mula. t–2=0 ↔ t = 2 detik (sebelum mencapai
vC = –v0 . . . . . . (25) titik tertinggi)
4) Waktu yang dipakai untuk bergerak dari t – 10 = 0 ↔ t = 10 detik (sesudah
tempat mula-mula ke titik itu saat naik melampaui titik tertinggi)
sama dengan waktu yang dipakai untuk
b) v = v 0 − g t
bergerak dari titik itu kembali ke tempat
pelemparan. Untuk t = 2 detik :
tOA = tBC . . . . . . (26) v = 60 – 10 × 2 ↔ v = 60 – 20
Waktu yang dipakai untuk bergerak dari ↔ v = 40 m/det
tempat mula-mula ke titik puncak sama Untuk t = 10 detik :
dengan waktu yang dipakai untuk v = 60 – 10 × 10 ↔ v = 60 – 100

bergerak dari titik puncak kembali ke ↔ v = –40 m/det


tempat pelemparan. 63. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas
tOM = tMC . . . . . . (27) dengan kecepatan awal v0. Pada saat
Gerak Vertikal 55
mencapai ketinggian 35 meter detik kemudian benda B juga dilemparkan
kecepatannya berubah menjadi 30 m/det. vertikal ke atas dari tempat yang sama
Berapa besar v0 ? dengan kecepatan awal v 0B . Ketika sampai
Penyelesaian : pada ketinggian 80 meter, benda B
2 g y = v 02 − v 2 ↔ 2 × 10 × 35 = v 02 – 302 menyusul benda A.
Berapa besar v 0B ? vA vB
↔ 700 = v 02 – 900 ↔ 700 + 900 = v 02
Penyelesaian :
↔ 1600 = v 02 ↔ v0 = 40 m/det yA = yB v
64. Dari tepi puncak sebuah gedung yang Untuk benda A :
tingginya 25 meter dilemparkan sebuah y A = v 0A t A − 12 g t 2A yB
benda vertikal ke atas dengan kecepatan yA
awal 20 m/det. ↔ 80 = 40 tA – 1
2
×10 t 2A
a) Berapa lama benda melayang di udara ↔ 80 = 40 tA – 5 t 2A v0A v0 B
sampai jatuh di tanah ? 2
b) Berapa kecepatan benda ketika jatuh ↔ 16 = 8 tA – t A
di tanah ? ↔ t 2A – 8 tA + 16 = 0
Penyelesaian : ↔ (tA – 4) = 0
2

a) Karena letak tanah di bawah ↔ tA – 4 = 0


tempat pelemperan, maka : ↔ tA = 4 detik
y = –25 m Untuk benda B :
y = v 0 t − 12 g t 2 tB < tA
↔ 25 = 20 × t – 12 ×10 t2 v0 tB = tA – 2 ↔ tB = 4 – 2 ↔ tB = 2 detik
↔ 25 = 20 t – 5 t
2 y B = v 0B t B − 12 g t 2B
2
↔ 5=4t–t
2
↔ 80 = v 0B ×2 – 12 ×10×22
↔ t –4t+5=0
↔ (t – 5)(t + 1) = 0 y ↔ 80 = 2 v 0B – 5 × 4 ↔ 80 = 2 v 0B – 20
↔ t–5=0 ↔ t = 5 detik ↔ 80 + 20 = 2 v 0B ↔ 100 = 2 v 0B
↔ t+1=0
↔ v 0B = 50 m/det vA vB
↔ t = –1 detik (tidak
memenuhi, karena negatif) v
67. Dari puncak sebuah
b) v = v 0 − g t ↔ v = 20 – 10 × 5 gedung yang tingginya
↔ v = 20 – 50 ↔ v = –30 m/det 20 meter benda A yA
v 0A
Tanda negatif menunjukkan arahnya ke dilemparkan vertikal ke
bawah) atas dengan kecepatan yB
awal 40 m/det. Dalam
65. Dari tepi puncak sebuah gedung yang v0 B
waktu yang bersamaan
tingginya S dilemparkan sebuah benda y
benda B juga
vertikal ke atas dengan kecepatan awal 30
dilemparkan vertikal ke
m/det. Ketika tiba di tanah kecepatan
atas tetapi dari tanah
benda 50 m/det. Berapa besar S ?
dengan kecepatan 50 m/det. Pada detik ke
Penyelasaian :
berapa benda B menyusul benda A ?
Lihat Gambar Soal Nomor 37 (sebelumnya)
Penyelesaian :
2 g y = v 02 − v 2 ↔ 2 × 10 y = 30 – 50
2 2
tA = tB = t
↔ 20 y = 900 – 2500 ↔ 20 y = –1600 y A = v 0A t A − 12 g t 2A
↔ y = –80 m
Tinggi puncak gedung adalah 80meter. ↔ yA = 40 t – 12 ×10 t2
Tanda negatif menunjukkan bahwa tempat ↔ yA = 40 t – 5 t2 . . . . (i)
jatuhnya benda (tanah) lebih rendah daripada y B = v 0B t B − 1 g t2
2 B
tempat pelemparannya.
↔ yB = 50 t – 12 ×10 t2
66. Benda A dilemparkan vertikal ke atas
dengan kecepatan awal 40 m/det. Dua ↔ yB = 50 t – 5 t2 . . . . (ii)
56 Gerak Vertikal
yB = yA + 30 y 'b = y 0b − y b ↔ y 'b = 60 – 5 t2 (ii)
2 2
↔ 50 t – 5 t = 40 t – 5 t + 30
↔ 50 t – 40 t = 30 ↔ 10 t = 30
Untuk peluru :
↔ t = 3 detik y p = v 0p t − 12 g t 2 ↔ yp = 30 × t – 12 ×10 t2
68. Dari ketinggian ↔ yp = 30 t – 5 t2 (iii)
180 meter dijatuhkan y 'b = yp 2
↔ 60 – 5 t = 30 t – 5 t
2
sebuah benda tanpa v0b
↔ 60 = 30 t ↔ t = 2 detik
kecepatan awal. yb
Dalam waktu yang 70. Dari ketinggian
bersamaan vp 40 meter dijatuhkan
ditembakkan sebuah sebuah benda tanpa v0b
peluru dari tanah y0b kecepatan awal. Dalam
vb yb
kearah benda dengan waktu yang bersamaan
kecepatan awal ditembakkan sebuah vp
60 m/det. Pada yp y'b peluru dari tanah
ketinggian berapa v0p kearah benda dengan
peluru mengenai kecepatan awal vb y0b
benda ? 40 m/det. Berapa
Penyelesaian : kecepatan peluru saat y
p y'b
Untuk benda : mengenai benda ?
Penyelesaian : v0p
y b = v 0b t + 12 g t 2 ↔ yb = 0 × t + 12 ×10 t2
Untuk benda :
↔ yb = 0 + 5 t2 ↔ yb = 5 t2 . . (i)
y b = 12 g t 2
y 'b = y 0b − y b ↔ y 'b = 180 – 5 t . 2
(2)
↔ yb = 12 ×10 t2
Untuk peluru :
↔ yb = 5 t2 . . (i)
y p = v 0p t − 12 g t 2 ↔ yp = 60 × t – 12 ×10 t2
y 'b = y 0b − y b
↔ yp = 60 t – 5 t2 . . . . . (iii)
↔ y 'b = 40 – 5 t2 . (ii)
y 'b = yp 2
↔ 180 – 5 t = 60 t – 5 t
2
Untuk peluru :
↔ 180 = 60 t ↔ t = 3 detik
Dari persamaan (ii) : y p = v 0p t − 12 g t 2
y 'b = 180 – 5 × 32 ↔ y 'b = 180 – 5 × 9 ↔ yp = 40 × t – 12 ×10 t2
↔ y 'b = 180 – 45 ↔ y 'b = 135 m ↔ yp = 40 t – 5 t
2
. (iii)
'
69. Dari ketinggian 60 meter y b = yp
2 2
dijatuhkan sebuah benda ↔ 40 – 5 t = 40 t – 5 t

tanpa kecepatan awal. v0b ↔ 40 = 40 t ↔ t = 1 detik

Dalam waktu yang yb v p = v 0p − g t ↔ vP = 40 – 10 × 1


bersamaan ditembakkan vp ↔ vP = 40 – 10 ↔ vP = 30 m/s
sebuah peluru vertikal
ke atas dari tanah kearah y0b
vb
benda dengan kecepatan
awal 30 m/det. Berapa
yp y'b
lama peluru melayang
sampai mengenai v0p
benda ?
Penyelesaian :
Untuk benda :
y b = v 0b t + 12 g t 2 ↔ yb = 0 × t + 12 ×10 t2
↔ yb = 0 + 5 t2 ↔ yb = 5 t2 . . (i)

Gerak Vertikal 57
b) 60 km/jam, 120 km/jam, 90 km/jam
Soal Latihan :
6. Dari grafik jarak yang ditempuh sebagai
Gerak Lurus Beraturan fungsi waktu dari gerakan sebuah benda di
1. Tiga buah mobil A, B, dan C bergerak bawah:
searah. Kecepatan relatif mobil A terhadap v (m/s)
mobil B = 10 m/det, sedangkan kecepatan 20
relatif mobil B terhadap mobil C =
15 m/det. Berapa kecepatan relatif mobil A 10
terhadap mobil C? 5 t
vAC = –5 m/det atau vAC = 25 m/det 0 detik
0 3 12 15 18
2. Sebuah mobil yang sedang bergerak lurus Gambar 22
beraturan telah menempuh jarak 7,2 km a) Pada detik-detik ke berapa benda dalam
dalam waktu 15 menit. Berapa m/det keadaan berhenti?
kecepatan mobil tersebut? b) Pada detik ke berapa benda berbalik
v = 8 m/det arah geraknya?
3. Berapa menit waktu yang diperlukan sebuah c) Pada detik ke berapa benda berbalik
mobil yang bergerak lurus beraturan dengan arah geraknya?
kecepatan 15 m/det untuk menempuh jarak d) Pada detik ke berapa benda kembali ke
36 km? posisi semula?
t = 40 menit e) Berapa kecepatan benda pada detik ke-
1, 6, 13, 18?
4. Dari grafik v = f(t) di bawah,
v (m/s) 7. Dari titik A mobil P bergerak dengan
5 kecepatan konstan 6 m/det. Lima belas detik
kemudian mobil Q menyusul dengan
kecepatan konstan 15 m/det.
t a) Setelah berapa detik mobil P tersusul
detik mobil Q?
0 1 2 3 4 5
Gambar 21 b) Kalau mobil Q tersusul di titik B,
berapa jarak yang ditempuh benda dari t = 0 berapa jarak AB?
a) t = 45 detik b) AB = 360 m
sampai t = 5 detik?
S = 25 m 8. Jarak antara kota A dengan kota B = 6 km.
5. Sebuah sepeda motor bergerak sepanjang Mobil P bergerak dari kota A akan menuju
lintasan lurus dengan kecepatan yang ke kota B dengan kecepatan konstan
berubah-ubah. 15 m/det. Dalam waktu yang sama mobil Q
(1) Selama selang waktu 3 menit pertama bergerak dari kota B akan menuju kota A
dengan kecepatan tetap menempuh dengan kecepatan konstan 10 m/det. Kalau
jarak 3 km kedua mobil bertemu di kota C:
(2) Selama selang waktu kedua, yaitu a) Berapa lama perjalanan yang telah
selama 2 menit berhenti. dilakukan?
(3) Selama selang waktu ketiga, yaitu b) Berapa jarak kota A dengan kota C?
Jwb: a) t = 4 menit b) AC = 3,6 km
selama 1 menit bergerak lagi ke arah
yang sama dengan kecepatan tetap 9. Dari kota A mobil P bergerak dengan
menempuh jarak 2 km. kecepatan tetap 15 m/det menuju kota B.
(4) Selama selang waktu keempat, yaitu Dalam waktu yang bersamaan mobil Q
selama 1 menit, berhenti. bergerak dari kota B menuju kota A
(5) Kemudian berbalik arah, selama selang melewati jalan yang sama dengan kecepatan
waktu 4 menit dengan kecepatan tetap konstan 10 m/det. Setelah 2 menit kedua
menempuh jarak 6 km. Kemudian mobil bertemu di kota C.
berhenti. a) Berapa jarak antara kota A dengan
a) Lukiskan grafik S = f (t) dan v = f (t)? kota C?
b) Berapa kecepatan sepeda motor itu pada b) Berapa pula jarak antara kota A dengan
menit ke 2, 6, dan 9? kota B?
58 Gerak Lurus
a) AC = 1,8 km b) 3 km a) Berapa lama waktu yang
10. Sebuah perahu bergerak dengan kecepatan diperlukannya?
15 m/s melawan arus menyusuri sungai b) Berapa pula percepatannya?
a) t = 10 detik b) a = 1 m/det2
yang kecepatan alirannya 6 m/s. Setelah
21 detik perahu berbalik arah. Berapa lama 18. Sebuah mobil yang sedang bergerak
lagi perahu akan sampai di tempat senula? memperoleh percepatan 3 m/det2 sepanjang
t′ = 3 detik lintasan 126 m sehingga kecepatan
11. Sebuah mobil bergerak dari tempat A ke B. mobilnya berubah menjadi 30 m/det. Berapa
Karena lalu lintas padat, kecepatan rata- lama waktu yang diperlukannya? Berapa
ratanya 30 km/jam. Ketika kembali dari B kecepatan mula-mulanya?
a) t = 6 detik b) v0 = 12 m/det
ke A, karena jalanan longgar, kecepatan
rata-ranya 50 km/jam. Berapa kecepatan 19. Seorang sopir ingin menambah kecepatan
rata-rata pergi dan kembalinya? mobilnya dengan percepatan 4 m/det2 dalam
v total = 45 km/jam waktu 6 detik. Berapa kecepatannya
sebelum dan sesudah dipercepat bila
12. Sebuah mobil bergerak dari tempat A ke B. panjang lintasan yang dilaluinya 132 m?
Karena lalu lintas padat, kecepatan rata- v0 = 10 m/det dan vt = 34 m/det
ratanya 40 km/jam. Ketika kembali dari B
20. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
ke A, karena jalanan longgar, kecepatan
kecepatan 15 m/det kemudian dipercepat
rata-ranya 60 km/jam. Berapa kecepatan
dengan percepatan 4 m/det2. Berapa
rata-rata pergi dan kembalinya?
kecepatannya sekarang setelah menempuh
vtotal = 48 km/jam jarak 125 m?
vt = 35 m/det
Gerak Lurus Berubah Beraturan
21. Seorang sopir ingin menghentikan mobilnya
13. Sebuah benda mula-mula berhenti,
yang mula-mula berkecepatan 15 m/det
kemudian bergerak dipercepat dengan
dalam waktu 5 detik. Berapa jarak yang
percepatan 2 m/det2. Tentukan kecepatan
dilaluinya selama proses itu terjadi?
benda dan jarak yang ditempuhnya setelah S = 37,5 m
10 detik?
vt = 20 m/det dan S = 100 m 22. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
mobilnya dari 72 km/jam menjadi
14. Sebuah mobil mula-mula diam, kemudian
36 km/jam dalam jarak 150 meter. Berapa
bergerak dipercepat. Setelah 5 detik,
lama waktu yang diperlukannya?
kecepatannya berubah menjadi 40 m/det. t = 6 detik
Tentukan besar percepatan dan jarak yang
ditempuhnya? 23. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
2
a = 8 m/det dan S = 100 m mobilnya yang mula-mula berkepatan
72 km/jam dalam waktu 8 detik pada
15. Sebuah mobil mula-mula dalam keadaan
lintasan sejauh 96 meter. Berapa
diam kemudian bergerak dipercepat. Setelah
kecepatannya sekarang? Berapa pula
menempuh jarak 150 m, kecepatannya
percepatannya?
berubah menjadi 25 m/det. Tentukan berapa vt = 36 km/jam, a = –2 m/det2
percepatannya dan berapa lama waktu yang
dibutuhkannya? 24. Sebuah mobil yang sedang bergerak dengan
2
a = 3 m/det dan t = 10 detik kecepatan 16 m/det dipercepat dengan
percepatan 3 m/det2 pada lintasan sejauh
16. Berapa panjang lintasan yang telah dilalui
88 meter.
oleh sebuah mobil yang mengalami
a) Berapa lama waktu yang
perubahan kecepatan dari 50 m/det menjadi
dibutuhkannya?
70 m/det dalam waktu 6 detik?
S = 360 m b) Berapa kecepatannya sekarang?
a) t = 4 detik b) vt = 28 m/det
17. Seorang sopir ingin menambah kecepatan
25. Sebuah mobil mula-mula berkecepatan
mobilnya dari 15 m/det menjadi 25 m/det
30 m/det. Kemudian sopirnya ingin
pada lintasan sejauh 100 m.
memperlambat laju mobilnya dengan
Gerak Luru 59
perlambatan 4 m/det2 sepanjang lintasan sepanjang lintasan 128 m. Berapa besar v0
100 meter. dan v?
a) Berapa lama waktu yang v0 = 28 m/s, v = 4 m/s
dibutuhkannya? 34. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan
b) Berapa kecepatannya sekarang? kecepatan 30 m/s kemudian diperlambat
a) t = 5 detik b) vt = 10 m/det
dengan perlambatan 4 m/s2. Berapa lama
26. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan waktu yang dibutuhkan untuk menempuh
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam jarak 108 m? Berapa pula kecepatannya
waktu 6 detik. Setelah menempuh jarak sekarang?
162 m, mobil berhenti. Berapa besar v0? v = 6 m/s
v0 = 54 m/s
35. Seorang sopir bus ingin mengurangi laju
27. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan busnya. Dalam waktu 2 detik, setelah
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam menempuh jarak 58 m, laju bus berubah
8 detik. Setelah menempuh jarak 192 m, menjadi 26 m/s. Berapa besar perlambatan
mobil berhenti. Berapa besar v0? dan kecepatan awalnya?
v0 = 48 m/s v0 = 32 m/s
28. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan 36. Pada grafik v = f (t) gambar 23, jarak yang
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam ditempuh dari t = 0 sampai t = 10 detik
5 detik. Setelah menempuh jarak 165 m, adalah 240 m. Tentukan:
kecepatannya berubah menjadi 18 m/det. a) kecepatan awal (v0)?
Berapa besar v0? b) percepatannya?
v0 = 48 m/s c) kecepatannya pada saat t = 8 detik?
29. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan d) kecepatan rata-rata dari t = 2 detik
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam sampai t = 8 detik?
a) a = 1,2 m/det2 b) v0 = 18 m/det
6 detik. Setelah menempuh jarak 180 m,
c) t = 8 detik d) v 2-8 = 24 m/det
kecepatannya berubah menjadi 15 m/det.
v (m/s) v (m/s)
Berapa besar v0? v0
30
v0 = 45 m/s
30. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan v0 10
kecepatan v0 kemudian diperlambat dalam t t
3 detik. Setelah menempuh jarak 72 m, detik detik
0 10 0 t
kecepatannya berubah menjadi 18 m/det.
Berapa besar v0? Gambar 23 Gambar 24
v0 = 30 m/s 37. Pada grafik v = f (t) gambar 24, dari detik
31. Sebuah mobil mula-mula bergerak dengan ke-0 sampai t kecepatan rata-ratanya
kecepatan 40 m/s. Kemudian diperlambat 20 m/det dan jarak yang ditempuh adalah
dengan perlambatan 2 m/s2. Berapa lama 200 m. Tentukan:
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh a) kecepatan awalnya (v0)?
jarak 144 m? Berapa pula kecepatannya b) besarnya t?
sekarang? c) percepatannya?
v = 22 m/s d) pada detik ke berapa benda berhenti?
a) v0 = 30 m/det b) t = 4 detik
32. Seorang sopir bus ingin mengurangi laju c) a = –5 m/det2 d) t = 6 detik
busnya. Dalam waktu 3 detik, setelah
menempuh jarak 45 m, laju busnya berubah 38. Pada grafik v = f (t) gambar 25, jarak yang
menjadi 9 m/s. Berapa besar perlambatan ditempuh dari t = 0 sampai t = 6 detik
dan kecepatan awalnya? adalah 63 m. Berapa kecepatan awal (v0)
v0 = 21 m/s dan percepatannya?
v0 = 9 m/s a = 0,5 m/s2
33. Seorang sopir ingin mengurangi kecepatan
mobilnya dari v0 menjadi v dengan
perlambatan 3 m/det2 dalam waktu 8 detik

60 Gerak Lurus
v (m/s) v (m/s) ke-t adalah 22 m/s dan 110 m, berapa esar
12 12 v0?
v0 = 32 m/s
v0 v0 44. Grafik gambar 31 menunjukkan besar
t t kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap
0 detik 0 detik waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak
Gambar 25 Gambar 26 yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik
ke-t adalah 26 m/s dan 156 m, berapa besar
39. Pada grafik v = f (t) gambar 26, jarak yang
v0?
ditempuh dari t = 0 sampai t = 6 detik v0 = 38 m/s
adalah 63 m. Berapa kecepatan awal (v0) v (m/det) v (m/det)
dan percepatannya? v0 v0
v0 = 9 m/s, a = 0,5 m/s2
40. Pada grafik v = f (t) gambar 27, jarak yang 14 20
ditempuh dari t = 0 sampai t = 5 detik
adalah 120 m. Berapa kecepatan awal (v0) 0 t 0 t
dan percepatannya? 0 t 0 t
v0 = 10 m/s a = 0,8 m/s2 Gambar 31 Gambar 32
v (m/det) 45. Grafik gambar 32 menunjukkan besar
v (m/s) vt kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap
14 waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak
20 yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik
v0 ke-t adalah 26 m/s dan 104 m, berapa besar
t 0 t v0?
0 detik 0 t v0 = 32 m/s
Gambar 27 Gambar 28 46. Gambar 33 menunjukkan grafik S = f(t) dari
41. Grafik gambar 28 menunjukkan besar gerakan sebuah benda dengan kecepatan
kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap awal 5 m/det.
waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak a) Bera pa percepatan yang dialami
yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik benda?
ke-t adalah 26 m/s dan 104 m, berapa besar b) Berapa kecepatannya pada saat
vt? t = 3 detik?
vt = 32 m/s a) a = 2 m/det2 b) t = 11 detik

42. Grafik gambar 29 menunjukkan besar S (m) S (m)


kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap 84 104
waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak
yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik
ke t adalah 27 m/s dan 162 m, berapa besar t t
vt? 0 detik 0 detik
vt = 42 m/s
Gambar 33 Gambar 34
v (m/det) v (m/det)
vt v0 47. Gambar 34 menunjukkan grafik S = f(t) dari
gerakan sebuah benda dengan kecepatan
12 12
awal 32 m/det dan perlambatannya
3 m/det2,
t t a) Berapa besar t?
0 0
0 t 0 t b) Berapa kecepatan rata-ratanya dari detik
Gambar 29 Gambar 30 ke-0 sampai t?
a) t = 4 det b) v bar0-t = 25,5 m/det
43. Grafik gambar 30 menunjukkan besar
kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap 48. Gambar 35 menunjukkan grafik S = f (t)
waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak dari gerakan sebuah mobil yang mula-mula
yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik
Gerak Luru 61
bergerak dengan kecepatan v0. Jika v = 15 m/s
perlambatannya 3 m/s2, berapa besar v0? 54. Dari grafik v = f(t) gambar 41, berapa:
v0 = 24 m/s
a) percepatan masing-masing gerak?
S (m)
72 v (m/det) b) berapa kecepatannya pada detik ke-5
44 dan ke 8?
c) berapa kecepatan rata-ratanya dari detik
v ke-0 sampai detik ke-10?
a) aOA = 2 m/det2, aAB = –3 m/det2 b) v5 =
t
t 10 m/det, v8 = 6 m/det c) v 0-10 = 6 m/det
0 4 () 0
0 t v (m/s)
v (m/s)
Gambar 35 Gambar 36 12 A
v A
49. Grafik gambar 36 menunjukkan besar
kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap B
waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak t B
0 6 10 detik t
yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik Gambar 2-27 0 4 6 detik
ke-t adalah 32 m/s dan 192 m, berapa besar
t dan v? Gambar 41 Gambar 42
v0 = 20 m/s 55. Dari grafik v = f(t) gambar 42, jarak yang
50. Grafik gambar 37 menunjukkan besar ditempuh dari detik ke-0 sampai detik ke-6
kecepatan (v) gerak sebuah benda terhadap adalah 30 meter.
waktu (t). Jika kecepatan rata-rata dan jarak a) Berapa besarnya v?
yang ditempuh dari detik ke-0 sampai detik b) percepatan masing-masing gerak?
ke-t adalah 28 m/s dan 112 m, berapa besar c) berapa kecepatannya pada detik ke-3
t dan v? dan ke-5?
v0 = 16 m/s a) v = 10 m/det, b) aOA = 2,5 m/det2,
v (m/det) v (m/det) aAB = –5 m/det2 c) v3 = 7,5 m/det, v5 = 5 m/det
40 v A 56. Pada grafik v = f(t) gambar 43, jarak yang
v ditempuh dari detik ke-0 sampai detik ke-9
adalah 99 meter.
6 B a) Berapa besarnya t?
0 t 0 O t b) Pada detik ke berapa benda berhenti?
0 t 0 5 8 c) Berapa jarak yang ditempuh dari t
Gambar 37 Gambar 38 sampai benda berhenti?
51. Dari grafik gambar 38, jika jarak yang di a) t = 6 detik b) t = 12 detik c) 54 m
v (m/s) v (m/s)
tempuh dari detik ke-0 sampai dengan detik
18 A 12 A
ke-8 adalah 49 m, berapa besar v?
v = 10 m/s 12 B v B

52. Pada grafik v = f(t) gambar 39, jarak yang


ditempuh dari detik ke-0 sampai detik ke-10 t t
0 t 9 detik 0 3 5 detik
adalah 76 meter. Berapa besarnya t?
t = 6 detik Gambar 43 Gambar 44
v (m/s) v (m/det)
12 v A 57. Pada grafik v = f(t) gambar 44, jarak yang
A ditempuh dari detik ke-0 sampai detik ke-5
8 B
adalah 38 meter.
8 B a) Berapa besarnya v?
t O t b) Pada detik ke berapa benda berhenti?
0 t detik 0 0 4 6 c) Berapa jarak yang ditempuh dari t = 5
Gambar 39 Gambar 40 sampai benda berhenti?
a) v = 8 m/det b) t = 9 detik c) 16 m
53. Dari grafik gambar 40, jika jarak yang di
tempuh dari detik ke 0 sampai dengan detik
ke-6 adalah 53 m, berapa besar v?
62 Gerak Lurus
58. Dari grafik gambar 45, berapa jarak yang di v (m/det) v (m/det)
tempuh dari detik ke-3 sampai dengan detik 12 A 12 A
ke-7?
S37 = 32,2 m 8 O v O
m/det m/det 6 B 6 B
12 A 10 A t t
0 0
0 t 8 0 5 8
6 B 5 O Gambar 51 Gambar 52
4 3 B
O t t 65. Dari grafik gambar 52, jika jarak yang di
0 0 tempuh dari detik ke 0 sampai dengan detik
0 5 9 0 4 8
Gambar 45 Gambar 46 ke 8 adalah 77 m, berapa besar t?
v = 8 m/s
59. Dari grafik gambar 46, berapa jarak yang di
66. Dari grafik v = f(t) gambar 53:
tempuh dari detik ke-2 sampai dengan detik
a) berapa percepatannya dari A ke B?
ke-6?
S26 = 29 m b) berapa kecepatannya pada detik ke-4?
a) aAB = 2 m/det2 b) v4 = 12 m/det
60. Dari grafik gambar 47, jika jarak yang v (m/s) v (m/s)
ditempuh dari detik ke 0 sampai dengan 14 B 14 B
detik ke-5 adalah 59 m, berapa besar v? A A
8 8
v = 14 m/s
v (m/det) v (m/det) C C
A A t t
v v 0 2 5 7 detik 0 2 5 7 detik

8 O 8 O Gambar 53 Gambar 54
5 B 6 B
t t 67. Dari grafik v = f(t) gambar 54 berapa
0 0 kecepatan rata-rata dari detik ke-2 sampai
0 4 7 0 5 8
Gambar 47 Gambar 48 ke 7?
v 2-7 = 9,4 m/det
61. Dari grafik gambar 48, jika jarak yang
ditempuh dari detik ke 0 sampai dengan 68. Dari grafik v = f(t) gambar 55, berapa
detik ke-5 adalah 59 m, berapa besar v? kecepatannya pada detik ke-4?
v4 = 11 m/det
v = 10 m/s
v (m/s) v (m/s)
62. Dari grafik gambar 49, jika jarak yang 14 B
14 B
ditempuh dari detik ke-0 sampai dengan 8
A A
8
detik ke-5 adalah 37 m, berapa besar v?
v = 10 m/s C C
v (m/det) v (m/det) t t
0 2 5 9 detik 0 t 59 detik
v A 13 A
Gambar 55 Gambar 56
6 B 7 O
B 69. Dari grafik v = f(t) gambar 56, jarak yang
4 O 5
t t ditempuh dari detik ke-0 sampai detik ke-9
0 0 adalah 63 meter. berapa besarnya t?
0 3 5 0 t 9
t = 3 det
Gambar 49 Gambar 50
70. Dari grafik v = f(t) gambar 57, kecepatan
63. Dari grafik gambar 50, jika jarak yang
rata-ratanya dari detik ke-0 sampai detik ke-
ditempuh dari detik ke 0 sampai dengan
10 adalah 5,6 m/det. Berapa besarnya v?
detik ke-9 adalah 85 m, berapa besar t? v = 10 m/det
t = 4 detik
64. Dari grafik gambar 51, jika jarak yang
ditempuh dari detik ke 0 sampai dengan
detik ke-8 adalah 77 m, berapa besar t?
t = 5 detik

Gerak Luru 63
v (m/s) v (m/s) keadaan diam, tetapi dipercepat. Benda A
12 A v A tersusul di titik Q.
B
v a) Berapa jarak P dan Q?
10 B b) Berapa percepatan benda B?
C C a) PQ = 72 m b) aQ = 9 m/det2
t t
0 2 6 10 detik 0 4 6 10 detik 77. Dari titik A, benda P bergerak dari keadaan
diam, tetapi dipercepat. Tiga detik
Gambar 57 Gambar 58
kemudian benda Q menyusul dari keadaan
71. Dari grafik v = f(t) gambar 58, jarak yang diam, tetapi dengan percepatan 9 m/det2.
ditempuh dari detik ke-4 sampai detik ke-11 Setelah menempuh jarak 162 meter,
adalah 55 meter. Berapa besarnya v? benda P tersusul di titik B.
v = 20 m/det a) Berapa lama waktu yang diperlukan
72. Dari titik O, mobil A dan mobil B bergerak benda Q untuk menyusul benda P?
bersama-sama. Mobil A bergerak dengan b) Berapa percepatan benda P?
kecepatan konstan 12 m/det, sedangkan a) t = 6 detik b) aA = 4 m/det2
mobil B dari keadaan diam tetapi dengan 78. Dari titik A benda P bergerak dengan
gerakan dipercepat. Setelah mencapai jarak kecepatan tetap 18 m/det. Dua detik
180 meter kedua mobil bertemu lagi. kemudian benda Q menyusul tanpa
a) Kapan kedua mobil bertemu lagi? kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
b) Berapa percepatan mobil B? 8 m/det2. Jika benda P tersusul di titik B,
c) kapan laju kedua mobil sama besar? berapa jarak AB?
a) t = 15 detik b) a = 1,6 m/det2 AB = 9 m
c) t = 7,5 detik
79. Dari titik A benda P bergerak dengan
73. Dari titik A, benda P bergerak dengan kecepatan tetap 8 m/det. Tiga detik
kecepatan konstan. Lima detik kemudian kemudian benda Q menyusul tanpa
benda Q menyusul dari keadaan diam, tetapi kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
dengan percepatan 8 m/det2. Setelah 4 m/s2. Jika benda P tersusul di titik B,
10 detik, benda P tersusul di titik B. berapa jarak AB?
a) Berapa jarak A dan B? AB = 72 m
b) Berapa kecepatan benda P?
a) AB = 100 m b) vP = 10 m/det 80. Dari titik A benda P bergerak dengan
kecepatan tetap 4 m/det. Tiga detik
74. Dari titik P, benda A bergerak dengan kemudian benda Q menyusul tanpa
kecepatan konstan 10 m/det. Delapan detik kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
kemudian benda B menyusul dari keadaan 2 m/s2. Jika benda P tersusul di titik B,
diam, tetapi dengan percepatan 5 m/det2. berapa jarak AB?
Benda A tersusul di titik Q. AB = 36 m
a) Berapa lama waktu yang diperlukan
81. Jarak antara titik P dan Q = 400 m. Benda A
benda B untuk menyusul benda A?
bergerak dari titik P akan menuju Q tanpa
b) Berapa jarak P dan Q?
a) t = 8 detik b) PQ = 160 m kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
5 m/det2. Dalam waktu yang sama benda B
75. Dari titik A, benda P bergerak dari keadaan bergerak dari titik Q akan menuju P dengan
diam, tetapi dengan percepatan 2 m/det2. kecepatan tetap 15 m/det. Jika kedua
Dua detik kemudian benda Q menyusul dari benda bertemu di titik R, berapa jarak PR?
keadaan diam, tetapi dengan percepatan PR = 250 m
8 m/s2. Benda P tersusul di titik B.
82. Jarak antara titik A dan titik B adalah
a) Berapa lama waktu yang diperlukan
192 m. Mobil P bergerak dari titik A akan
benda Q untuk menyusul benda P?
menuju titik B dengan kecepatan tetap
b) Berapa jarak A dan B?
a) t = 2 detik b) AB = 16 m 16 m/det. Dalam waktu yang bersamaan
mobil Q bergerak dari titik B akan menuju
76. Dari titik P, benda A bergerak dari keadaan titik A melewati jalan yang sama dari
diam, tetapi dengan percepatan 4 m/det2. keadaan diam, tetapi dengan gerakan
Dua detik kemudian benda B menyusul dari
64 Gerak Lurus
dipercepat. Setelah 8 detik kedua mobil t = 15 s
saling bertemu di titik C. 87. Jarak antara titik P dan Q adalah 180 meter.
a) Berapa percepatan mobil Q? Benda A bergerak dari titik P akan menuju
b) Berapa jarak antara titik B dan titik C? Q dengan kecepatan tetap 11 m/s. Dalam
c) Kapan laju kedua mobil sama besarnya? waktu yang bersamaan benda B bergerak
a) aQ = 2 m/det2 b) BC = 64 m
dari Q akan menuju P dengan jalan yang
c) t = 8 detik
sama dari keadaan diam, tetapi dengan
83. Jarak antara kota O dan kota P adalah percepatan 2 m/s2. Jika kedua benda
300 km. Mobil A bergerak dari kota O akan bertemu di titik R, berapa jarak PR?
menuju kota P dari keadaan diam, tetapi PR = 99 m
dengan percepatan 6 km/menit2. Dalam 88. Dari titik O benda A bergerak dengan
waktu yang bersamaan mobil B bergerak
kecepatan tetap 8 m/det. Enam detik
dari kota P akan menuju kota O melewati kemudian benda B menyusul tanpa
jalan yang sama dengan kecepatan konstan
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan
26 km/menit. Kedua mobil saling bertemu 2 m/det2. Kapan benda B akan tersusul
di kota Q. dihitung dari gerak benda B?
a) Berapa lama waktu yang dipakai t = 12 s
sampai bertemu?
b) Berapa jarak kota Q dari kota O? 89. Jarak antara titik P dan Q adalah 350 meter.
c) Kapan laju mobil B = 2 kali laju mobil Benda A bergerak dari titik P akan menuju
A? Q tanpa kecepatan awal dengan percepatan
a) t = 12 menit b) OQ = 156 km tetap 3 m/s2. Dalam waktu yang bersamaan
c) 18 menit benda B bergerak dari Q akan menuju P
84. Jarak antara kota P dan kota Q = 300 km. dengan jalan yang sama juga dari keadaan
Mobil A bergerak dari kota P akan menuju diam, tetapi dengan percepatan 4 m/s2. Jika
kota Q dengan kecepatan tetap kedua benda bertemu di titik R, berapa jarak
13 km/menit. Dalam waktu yang bersamaan PR?
PR = 150 m
mobil B bergerak dari kota B akan menuju
kota A melewati jalan yang sama dari 90. Jarak antara titik P dan Q adalah 156 meter.
keadaan diam, tetapi dipercepat dengan Benda A bergerak dari titik P akan menuju
percepatan 2 km/menit2. Kedua mobil saling Q dengan kecepatan tetap 14 m/s. Dalam
bertemu di kota R. waktu yang bersamaan benda B bergerak
a) Berapa lama waktu yang dipakai dari Q akan menuju P dengan jalan yang
sampai bertemu? sama dari keadaan diam, tetapi dengan
b) Berapa jarak kota R dari kota P? percepatan 4 m/s2. Jika kedua benda
c) Kapan laju mobil B = 2 kali laju mobil bertemu di titik R, berapa jarak PR?
A? PR = 84 m
a) t = 12 menit b) PR = 156 km 91. Gambar 59 menunjukkan grafik kecepatan
c) 18 menit
(v) sebagai fungsi waktu (t) dari gerakan
85. Jarak antara titik P dan Q = 600 m. Benda A benda A dan B yang bergerak searah.
bergerak dari titik P akan menuju Q tanpa a) Pada detik ke berapa kedua benda
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan bertemu lagi?
6 m/det2. Dalam waktu yang sama benda B b) Pada detik ke berapa kecepatan benda B
bergerak dari titik Q menuju P dengan = 3 kali kecepatan benda A?
kecepatan tetap 30 m/det. Jika kedua a) t = 16 detik b) t = 24 detik
benda bertemu di titik R, berapa jarak PR? v (m/s) B
v (m/s) B
PR = 300 m 12 A
12 A
86. Dari titik O benda A bergerak dengan
8
kecepatan tetap 18 m/det. Sepuluh detik
kemudian benda B menyusul tanpa t
t
kecepatan awal, tetapi dengan percepatan 0 detik
t detik
4 m/det2. Kapan benda B akan tersusul Gambar 59 Gambar 60
dihitung dari gerak benda B?
Gerak Luru 65
92. Gambar 60 menunjukkan grafik kecepatan awal 15 m/det. Ketika berada pada
(v) sebagai fungsi waktu (t) dari gerakan ketinggian 40 meter, kecepatannya berubah
benda A dan B yang bergerak searah. Kedua menjadi 35 m/det.
benda bertemu lagi pada detik ke-8. a) Berapa lama benda bergerak?
a) Berapa besarnya t? b) Berapa besar S0?
b) Pada detik ke berapa kecepatan benda B a) t = 4 detik b) S0 =120 m
= 2 kali kecepatan benda A? 99. Dari suatu tempat yang tingginya 75 meter
a) t = 4 detik b) t = 16 det
dijatuhkan sebuah benda dengan kecepatan
93. Gambar di samping menunjukkan grafik awal 10 m/det. Setelah 2 detik, berapa
kecepatan (v) v (m/s) tinggi benda?
sebagai fungsi 16 S' = 35 m
waktu (t) dari v A
100. Dari suatu tempat yang tingginya
gerakan B 175 meter dijatuhkan sebuah benda dengan
benda A dan B t kecepatan awal 5 m/det. Setelah t detik
yang bergerak 6 detik benda mencapai ketinggian 50 meter.
searah. Pada Berapa besar t?
detik ke-12, kecepatan benda B = 12 kali t = 5 detik

kecepatan benda A. 101. Dari suatu tempat yang tingginya


a) Berapa besarnya v? 100 meter dijatuhkan sebuah benda dengan
b) Pada detik ke berapa kedua benda kecepatan awal 10 m/det. Setelah t detik
bertemu lagi? benda mencapai ketinggian 25 meter.
a) v = 12 detik b) t = 12 detik Berapa besar t?
t = 3 detik
Gerak Jatuh Bebas
102. Dari ketinggian 100 meter, benda A
94. Dari suatu tempat yang tingginya 100 meter
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Satu detik
dijatuhkan sebuah benda tanpa kecepatan
kemudian benda B dijatuhkan dari tempat
awal. Setelah 2 detik:
yang sama dengan kecepatan awal
a) berapa kecepatannya?
17,5 m/det. Pada ketinggian berapa benda B
b) berapa jarak yang ditempuh?
menyusul benda A?
c) berapa tinggi benda?
a) vt = 20 m/det b) S = 20 m c) S' = 80 m y 'A = 20 m
95. Dari suatu tempat yang tingginya 80 meter 103. Dari ketinggian 120 meter, benda A
dilepaskan sebuah benda tanpa kecepatan dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dua detik
awal. Berapa kecepatan benda ketika jatuh kemudian benda B dijatuhkan dari tempat
di tanah? yang sama dengan kecepatan awal 30 m/det.
vt = 40 m/det Pada ketinggian berapa benda B menyusul
96. Dari suatu tempat yang tingginya 150 meter benda A?
dijatuhkan sebuah benda tanpa kecepatan y 'A = 40 m
awal. Berapa kecepatan benda ketika berada
104. Dari ketinggian 70 meter, benda A
pada ketinggian 70 meter.
vt = 40 m/det
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Satu detik
kemudian benda B dijatuhkan dari tempat
97. Dari suatu tempat yang tingginya 180 meter yang sama dengan kecepatan awal v0. Pada
dijatuhkan sebuah benda tanpa kecepatan ketinggian 25 meter benda B dapat
awal. Setelah t detik benda mencapai menyusul benda A. Berapa besar v0?
ketinggian 135 meter. v0 = 12,5 m/det
a) Berapa besar t?
105. Dari ketinggian y 0A , benda A
b) Berapa kecepatannya sekarang?
c) Berapa lama benda melayang di udara dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dua detik
sampai jatuh di tanah? kemudian benda B dijatuhkan dari tempat
a) t = 3 detik b) vt = 30 m/det c) t = 6 detik yang sama dengan kecepatan awal 30 m/det.
98. Dari suatu tempat yang tingginya y0 Pada ketinggian 10 meter benda B dapat
dijatuhkan sebuah benda dengan kecepatan menyusul benda A. Berapa besar y 0A ?
66 Gerak Lurus
y 0A = 90 m kecepatan awal 10 m/det. Ternyata kedua
benda sampai di tanah dalam waktu yang
106. Dari ketinggian 70 meter, benda A bersamaan. Berapa besar y 0A ?
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dalam
waktu yang bersamaan benda B dijatuhkan y 0A = 45 m
dari tempat yang lebih tinggi, yaitu y 0B 112. Dari ketinggian y 0A , benda A
dengan kecepatan awal 20 m/det. Pada dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dalam
ketinggian 50 meter benda B menyusul waktu yang bersamaan benda B dijatuhkan
benda A. Berapa besar y 0B ? dari tempat yang lebih tinggi, yaitu
y 0B = 110 m 135 meter, dengan kecepatan awal 20 m/det.
Pada ketinggian 30 meter benda B
107. Dari ketinggian 40 meter, benda A menyusul benda A. Berapa besar y 0A ?
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dalam S0A = 75 m
waktu yang bersamaan benda B dijatuhkan
dari tempat yang lebih tinggi, yaitu 60 m, 113. Dari ketinggian 125 meter, benda A
dengan kecepatan awal 20 m/det. Pada dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dua detik
ketinggian berapa meter benda B menyusul kemudian benda B dijatuhkan dari tempat
benda A? yang lebih rendah, yaitu y 0 B , juga tanpa
y 'B = 20 m kecepatan awal. Jika kedua benda jatuh di
108. Dari ketinggian 70 meter, benda A tanah dalam waktu yang bersamaan. Berapa
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Satu detik besar y 0B ?
kemudian benda B dijatuhkan dari tempat y 0B = 45 m
yang sama dengan kecepatan awal
12,5 m/det. Pada ketinggian berapa benda B 114. Dari ketinggian 180 meter, benda A
menyusul benda A? dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Tiga detik
tB = 2 detik, tA = 3 s, y 'A = 25 m kemudian benda B dijatuhkan dari tempat
yang lebih rendah, yaitu y 0B , juga tanpa
109. Dari ketinggian 65 meter, benda A
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dua detik kecepatan awal. Jika kedua benda jatuh di
kemudian benda B dijatuhkan dari tempat tanah dalam waktu yang bersamaan. Berapa
yang sama dengan kecepatan awal 40 m/det. besar y 0B ?
Pada ketinggian berapa benda B menyusul y 0B = 45 m
benda A?
tB = 1 detik, tA = 3 s 115. Sebuah mangga jatuh dari pohon
y 'A = 20 m setinggi 15 meter. Dalam waktu yang
bersamaan sebuah peluru ditembakkan ke
110. Dari ketinggian 60 meter, benda A arah vertikal tepat di bawah buah mangga.
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dalam Setelah 0,3 sekon, peluru mengenai
waktu yang bersamaan benda B dijatuhkan mangga. Berapa kecepatan peluru saat
dari tempat yang lebih tinggi, yaitu ditembakkan?
90 meter, dengan kecepatan awal v 0B . Pada v 0P = 50 m/s
ketinggian 15 meter benda B menyusul
benda A. Berapa besar v 0B ? 116. Sebuah benda dijatuhkan tanpa
kecepatan awal dari ketinggian 100 m.
v 0B = 10 m/det Berapa kecepatan benda ketika berada pada
111. Dari ketinggian S 0 A , benda A ketinggian 20 m?
v = 40 m/s
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dalam
117. Sebuah benda dijatuhkan tanpa
waktu yang bersamaan benda B dijatuhkan
kecepatan awal dari ketinggian 125 m.
dari tempat yang lebih tinggi, yaitu y 0B , Berapa kecepatan benda ketika berada pada
yang mana y 0A – y 0B = 30 meter dengan ketinggian 80 m?
v = 30 m/s
Gerak Luru 67
118. Dari ketinggian y0 meter, benda A 125. Sebuah peluru ditembakkan vertikal ke
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Dua detik atas. Setelah 6 detik peluru jatuh kembali di
kemudian benda B dijatuhkan dari tempat tanah. Berapa kecepatan awal yang
yang sama dengan kecepatan awal 40 m/det. diberikan?
Pada ketinggian 20 meter benda B v0 = 30 m/det
menyusul benda A. Berapa besar y0? 126. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke
y0 = 65 m
atas. Setelah 8 detik peluru jatuh kembali di
119. Dari ketinggian y0 meter, benda A tanah. Berapa kecepatan awal yang
dijatuhkan tanpa kecepatan awal. Satu detik diberikan?
kemudian benda B dijatuhkan dari tempat v0 = 40 m/det
yang sama dengan kecepatan awal 45 m/det. 127. Sebuah peluru ditembakkan vertikal ke
Pada ketinggian 20 meter benda B atas dengan kecepatan awal 60 m/det.
menyusul benda A. Berapa besar y0? Berapa kecepatan peluru pada saat
y0 = 200 m
mencapai ketinggian 55 meter?
Gerak Vertikal ke Atas vt = 50 m/det

120. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke 128. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke
atas dengan kecepatan awal 50 m/det. atas dengan kecepatan awal v0. Pada saat
a) Berapa lama waktu yang dipakai benda mencapai ketinggian 160 meter
untuk mencapai ketinggian 45 meter? kecepatannya berubah menjadi 20 m/det.
b) Berapa kecepatan benda untuk jawaban Berapa besar v0?
a? v0 = 60 m/det
a) t = 1 detik atau 9 detik 129. Sebuah peluru ditembakkan vertikal ke
b) vt = 40 m/det atau –40 m/det
atas dengan kecepatan awal v0. Pada saat
121. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke mencapai ketinggian 80 meter kecepatannya
atas dengan kecepatan awal 40 m/det. berubah menjadi 30 m/det. Berapa besar v0?
a) Berapa lama waktu yang dipakai benda v0 = 50 m/det
untuk mencapai tinggi maksimum? 130. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke
b) Berapa tinggi maksimum yang dicapai atas dengan kecepatam awal v0. Ketika
benda? sampai pada ketinggian 160 m,
c) Berapa kecepatan benda setelah kecepatannya berubah menjadi 20 m/det.
6 detik? Berapa besar v0?
a) tM = 4 detik b) SM = 80 m v = 60 m/s
c) vt = –20 m/det
131. Sebuah benda dilemparkan vertikal ke
122. Dari puncak sebuah menara yang atas dengan kecepatam awal v0. Pada saat
tingginya 55 m ditembakkan sebuah peluru kecepatannya 30 m/det, benda sampai pada
vertikal ke atas dengan kecepatan 50 m/s. ketinggian 80 m. Berapa besar v0?
Berapa waktu yang diperlukan peluru untuk v0 = 50 m/s
mencapai tanah?
t = 11 s 132. Dari puncak sebuah menara yang
tingginya 35 m ditembakkan sebuah peluru
123. Dari puncak sebuah menara yang vertikal ke atas dengan kecepatan 30 m/s.
tingginya 45 m ditembakkan sebuah peluru Berapa lama waktu yang diperlukan peluru
vertikal ke atas dengan kecepatan 40 m/s. untuk mencapai tanah?
Berapa waktu yang diperlukan peluru untuk t=7s
mencapai tanah?
t=9s 133. Dari tepi puncak sebuah gedung yang
tingginya 50 meter dilemparkan sebuah
124. Sebuah peluru ditembakkan vertikal ke benda vertikal ke atas dengan kecepatan
atas dengan kecepatan awal 30 m/det. awal 15 m/det. Benda melayang di udara
Berapa lama peluru melayang di udara sampai jatuh di tanah selama berapa detik?
sampai jatuh kembali ke tanah? t = 5 detik
t = 6 detik
134. Dari tepi puncak sebuah gedung yang
tingginya 75 meter dilemparkan sebuah
68 Gerak Lurus
benda vertikal ke atas dengan kecepatan 142. Dari ketinggian 40 meter dijatuhkan
awal 10 m/det. benda melayang di udara sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
sampai jatuh di tanah selama berapa detik? waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
t = 5 detik peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
135. Dari tepi sebuah gedung yang tingginya benda dengan kecepatan awal 40 m/det.
120 meter ditembakkan sebuah peluru Berapa lama peluru melayang sampai
vertikal ke atas dengan kecepatan awal mengenai benda?
t = 1 detik
10 m/det. Berapa kecepatan peluru ketika
tiba di tanah? 143. Dari ketinggian 80 meter dijatuhkan
vt = 50 m/det sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
136. Dari tepi puncak sebuah gedung yang waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
tingginya 60 meter dilemparkan sebuah peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda vertikal ke atas dengan kecepatan benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
awal 20 m/det. Berapa lama benda Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
melayang di udara sampai jatuh di tanah? benda. Berapa besar v0?
t = 6 detik v0 = 40 m/s

137. Dari tepi puncak sebuah gedung yang 144. Dari ketinggian 100 meter dijatuhkan
tingginya 60 meter dilemparkan sebuah sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
benda vertikal ke atas dengan kecepatan waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
awal 20 m/det. Berapa kecepatan benda peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
ketika jatuh di tanah? benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
v = 40 m/det Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
benda. Berapa besar v0?
138. Dari tepi puncak sebuah gedung yang v0 = 50 m/s
tingginya y0 dilemparkan sebuah benda
vertikal ke atas dengan kecepatan awal 145. Dari ketinggian 100 meter dijatuhkan
10 m/det. Ketika tiba di tanah kecepatan sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
benda 40 m/det. Berapa besar y0? waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
y0 = 75 m peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
139. Dari tepi puncak sebuah gedung yang
Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
tingginya y0 dilemparkan sebuah benda
benda. Berapa besar v0?
vertikal ke atas dengan kecepatan awal v0 = 50 m/s
20 m/det. Ketika tiba di tanah kecepatan
benda 30 m/det. Berapa besar y0? 146. Dari ketinggian 80 meter dijatuhkan
y0 = 25 m sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
140. Dari ketinggian 120 meter dijatuhkan
peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
benda dengan kecepatan awal v0 m/det.
waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
Setelah 2 detik peluru tepat mengenai
peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda. Berapa besar v0?
benda dengan kecepatan awal 40 m/det. v0 = 40 m/s
Berapa lama peluru melayang sampai
mengenai benda?
t = 3 detik
141. Dari ketinggian 60 meter dijatuhkan
sebuah benda tanpa kecepatan awal. Dalam
waktu yang bersamaan ditembakkan sebuah
peluru vertikal ke atas dari tanah ke arah
benda dengan kecepatan awal 30 m/det.
Berapa lama peluru melayang sampai
mengenai benda?
t = 2 detik

Gerak Luru 69
benda. Sumbu vertikal menyatakan
SOAL UNAS
kecepatan (v) dan sumbu mendatar
Gerak Lurus Beraturan menyatakan waktu (t).
1. Jika jarak yang ditempuh benda yang I. v II. v
bergerak S, dan kecepatan v, waktunya t,
maka grafik yang menunjukkan benda



bergerak lurus beraturan adalah.....




A. v B. S


•• • •
•• • •
• • •


• •
t

• •
t


III. v IV. v



t t


C. S D. S










t t

••

••
t t




E. v V. v





t

Gerak Lurus Berubah Beraturan t


••

2. Grafik di samping adalah Percepatan benda yang paling besar


v (m/s)
grafik kecepatan (v) ditunjukkan oleh grafik.....
20
terhadap waktu (t) untuk A. I B. II C. III
15
gerak lurus beraturan. D. IV E. V
10
Dari grafik dapat
5 t (s) 5. Berdasarkan grafik v–t gerak suatu benda di
ditemukan besarnya samping, jarak yang
0 1 2 3
percepatan..... ditempuh dari A ke C v (m/s)
A. 3 m/s2 B. 4 m/s2 C. 4,5 m/s2 50 C
2 adalah.....
D. 5 m/s E. 6 m/s2 A. 40 m
40
30 A B
3. Grafik di samping melukiskan perubahan B. 105 m 20
kecepatan (v) terhadap waktu (t) dari suatu C. 125 m 10 t (s)
benda v (m/s) D. 145 m 0 1 2 3 4 5
bergerak. 6 E. 250 m
Kecepatan 4 6. Dari grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t)
benda pada berikut ini, jarak yang ditempuh benda
saat detik t (s) selama 7 sekon
ke 6 dan 0 4 10 12 v (m/s)
adalah.....
detik ke 11 20
A. 20 m
adalah..... B. 40 m
A. 4 ms–1 dan 5 ms–1 10
C. 60 m
B. 4 ms–1 dan 6 ms–1 t (s)
D. 70 m
C. 6 ms–1 dan 5 ms–1 0 2 4 7
E. 100 m
D. 9 ms–1 dan 6 ms–1
E. 10 ms–1 dan 6 ms–1 7. Dari grafik hubungan antara kecepatan (v)
terhadap waktu (t) berikut ini :
4. Gambar berikut merupakan grafik
potongan–potongan pita ticker timer dari
suatu hasil percobaan gerak lima buah

70 Gerak Lurus
(1) v (2) v D. 20 m/s E. 24 m/s
11. Grafik berikut menunjukkan perpindahan
benda (x = perpindahan dan t = waktu).
Kecepatan rata– x (m)
t t rata dari A B
40
(3) v (4) v t = 2 sekon 30 C
sampai
t = 3 sekon t (s)
adalah..... 0 1 2 3 4
t t A. 0 m/s
(5) v B. 13,3 m/s
C. 20 m/s D. 40 m/s
E. 80 m/s
12. Sebuah benda bergerak melalui suatu
t lintasan yang lurus. Dalam sketsa di bawah
yang menunjukkan benda bergerak lurus ini digambarkan bagaimana kecepatan
berubah beraturan dipercepat adalah benda itu (v) berubah dengan waktu (t).
grafik..... Pada selang waktu yang manakah
A. (1) B. (2) C. (3) percepatan benda itu mempunyai harga
D. (4) E. (5) terbesar ? v
A. 0 – t1
8. Berdasarkan grafik
v (m/s) B. t1 – t2
hubungan
12 C. t2 – t3
kecepatan (v) terhadap
D. t3 – t4
waktu (t) di samping 8 t
E. t4 – t5
ini maka jarak yang 4 0 t t t t t
1 2 3 4 5
ditempuh benda t (s) 13. Lintasan sebuah
selama 10 detik 0 3 7 10 zarah dinyatakan dengan :
adalah..... x = A + Bt + Ct2
A. 18 m B. 30 m C. 50 m Dalam rangkaian itu x menunjukkan tempat
D. 62 m E. 80 m kedudukan dalam cm, t waktu dalam detik,
A, B, C masing–masing merupakan
9. Gambar di samping melukiskan perjalanan
konstanta. Satuan C adalah.....
dari A ke C melalui B. Jarak AB = 40 km
A. cm/det B. cm/det2 C. cm det
ditempuh dalam waktu 0,5 jam, jarak BC =
D. det/cm E. cm
30 km ditempuh dalam waktu 2 jam. Besar
kecepatan rata–rata 14. Grafik di samping menunjukkan hubungan
perjalanan itu adalah..... C antara jarak yang
S
A. 95 km/jam ditempuh (S) dan
B. 48 km/jam waktu (t) untuk
C. 35 km/jam sebuah benda t
A B
D. 28 km/jam yang bergerak
E. 20 km/jam dalam suatu garis
lurus. Dari grafik
10. Perhatikan grafik
itu terlihat bahwa :
kecepatan (v) terhadap
(1) kecepatan benda tetap
waktu (t) gerak sebuah
(2) percepatan benda sama dengan nol
mobil pada gambar di
(3) selama selang waktu yang sama, benda
samping. Bila luas
menempuh jarak yang sama
daerah di bawah grafik
(4) pada saat t = 0, kecepatan benda nol
(yang diarsir) adalah
48 m, maka kecepatan mobil saat 4 sekon 15. Gerak suatu benda digambarkan dengan
adalah..... grafik kedudukan (x) terhadap waktu (t).
A. 10 m/s B. 12 m/s C. 16 m/s
Gerak Lurus 71
Bagian grafik yang menunjukkan kecepatan 19. Sebuah kapal motor yang
benda nol adalah...... mula–mula bergerak a (m/s2)
A. a dengan kecepatan
y c
B. b 36 km/jam, tiba–tiba
b d 1
C. c x mesinnya mati sehingga
D. d mengalami perlambatan a t (s)
a e
E. e seperti pada gambar. Ini
berarti bahwa :
16. Grafik di samping ini
menggambarkan x (1) kecepatan pada t = 5 s adalah 5 m/s
hubungan kedudukan I t (2) jarak setelah t = 5 s adalah 37,5 m
terhadap waktu dari (3) kapal berhenti setelah t = 10 s
gerakan dua benda. II (4) kapal berhenti setelah menempuh jarak
50 m
Dari grafik kita dapat
mengetahui bahwa..... 20. Grafik di bawah ini menampilkan keadaan
A. kedua benda akan bersusulan gerak satu dimensi sebuah benda titik.
B. kedua benda bertemu di titik acuan Grafik yang dapat menunjukkan arah gerak
C. laju benda I > laju benda II benda tersebut pada posisi atau waktu
D. percepatan benda I < percepatan benda tertentu adalah.....
II 1. t 2. x
E. kedua benda bergerak lurus berubah
beraturan
17. Sebuah mobil bergerak
v (m/s) x t
lurus dengan grafik
kecepatan terhadap 20 3. vx 4. Sx
waktu sebagai berikut.
Pada interval waktu 10 t (s)
hingga 12 detik mobil 4 10 12
bergerak..... t t
A. lurus diperlambat, dengan perlambatan
10 m/s2 21. Dalam menjawab
12 v (m/s)
B. lurus dipercepat, dengan percepatan pertanyaan– 10
10 m/s2 pertanyaan berikut 8
C. lurus dipercepat, dengan percepatan ini, hendaknya 6
5 m/s2 digunakan gambar 4
D. lurus diperlambat, dengan perlambatan serta data yang ada 2 34
0
5 m/s2 di dalamnya. -2
10 20 30 t (s)
E. lurus beraturan, dengan kecepatan Berdasarkan data -4
10 m/s tersebut dapat -6
disimpulkan bahwa -8
18. Grafik di sebelah ini selama 20 detik -10
melukiskan hubungan v (m/s) Q pertama benda melakukan gerak lurus.....
antara kecepatan dan P A. berubah beraturan dengan percepatan
waktu benda P dan Q. 15 sebesar –0,5 m/s2
Jika P dan Q B. berubah beraturan dengan perlambatan
berangkat dari tempat t (s) sebesar –0,5 m/s2
yang sama, maka : 0 1 2 3 C. beraturan dengan percepatan sebesar
(1) P dan Q bertemu 0,5 m/s2
pada saat (3+√3) sekon D. beraturan dengan kecepatan sebesar
(2) P dan Q bertemu pada kecepatan yang 0,5 m/s
sama 15 m/s E. berubah beraturan dengan kecepatan
(3) Percepatan Q = 15 m/s2 sebesar –0,5 m/s
(4) P dan Q bertemu pada jarak 22,5 m dari
awal gerak
72 Gerak Lurus
22. Grafik di samping 25. Perhatikan grafik keeepatan (v) terhadap
v (m/s) B
menghubungkan A waktu (t) dari sebuah benda yang bergerak
kecepatan (v) dan 40 α lurus.
30
waktu (t) dari dua
20
mobil A dan B pada 10
lintasan dan arah t (s)
0
t
sama. Jika tg α =
0,5 m/s2 :
(1) setelah 20 detik kecepatan kedua mobil
sama
(2) percepatan mobil B = 2 m/s2 Besar perlambatan yang dialami benda
(3) setelah 40 detik mobil B menyusul adalah.....
mobil A A. 2,5 m/s2 B. 3,5 m/s2
(4) jarak yang ditempuh pada waktu C.. 4,0 m/s 2
D. 5,0 m/s2
tersusul adalah 800 m E. 6,0 m/s2
23. Grafik di samping ini 26. Pengamatan tetesan oli motor yang melaju
menunjukkan hubungan x (cm)
4 pada jalan lurus dilukiskan pada gambar!
antara jarak yang
ditempuh x dan waktu t
untuk sebuah benda yang
bergerak dalam suatu t (s)
garis lurus. Dari grafik 0 5
itu terlihat bahwa :
(1) kecepatan benda – 54 cm/s
(2) percepatan benda sama 54 dengan nol
Gambar yang menunjukkan mobil sedang
(3) dalam selang waktu 2 s, benda
bergerak lurus beraturan adalah.….
menempuh jarak 2 cm
A. (1) saja B. (4) saja
(4) kecepatan benda saat t = 4 s adalah – 54 C. (1) dan (2) D. (1) dan (4)
cm/s E. (2), (3) dan (4)
24. Perhatikan kelima grafik hubungan antara 27. Suatu benda jatuh dari ketinggian tertentu.
jarak S dan waktu t berikut ini. Apabila gesekan benda dengan udara
I. S II. S diabaikan, kecepatan benda pada saat
menyentuh tanah ditentukan oleh.…
A. massa benda dan ketinggiannya
t t B. percepatan gravitasi bumi dan massa
benda
III. S IV. S C. ketinggian benda jatuh dan gravitasi
bumi
D. waktu jatuh yang diperlukan dan berat
t t benda
E. kecepatan awal benda dan gravitasi
bumi
V. S
28. Dari puncak sebuah menara setinggi
45 meter dijatuhkan sebuah nbatu. Jika
t percepatan gravitasi bumi 10 m/s2,
kecepatan batu pada saat tepat menyentuh
tanah adalah.....
Gerak Lurus berubah beraturan dinyatakan
a. 25 m/s b. 30 m/s c. 35 m/s
oleh grafik. ...
d. 40 m/s e. 45 m/s
A. I B. II C. III
D. IV E V
Gerak Lurus 73
29. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian D. 200 D. 260
25 meter di atas tanah (g = 10 m/s2). 35. Gerak sebuah mobil digambarkan pada
Kecepatan benda itu saat berada pada grafik v-t sebagai berikut.
ketinggian 5 meter di atas tanah adalah.....
a. 65 m/s b. 50 m/s c. 20 m/s
d. 10 m/s e. 5 m/s
30. Sebuah kelereng jatuh bebas dari ketinggian
20 meter. Jika g = 10 m/s2, saat kecepatan
kelereng bernilai setengah dari kecepatan
maksimumnya, tinggi kelereng diukur dari
permukaan tanah adalah.....
a. 5 m b. 6 m c. 10 m
d. 12 m e. 15 m
Jarak yang ditempuh mobil selama bergerak
31. Mobil massa 800 kg bergerak lurus dengan lurus berubah beraturan adalah . . . .
kecepatan awal 36 km/jam. Setelah 5,0 km C. 7,5 km E. 10,0 km
menempuh jarak 150 m, kecepatannya 12,5 km D. 15,0 km
berubah menjadi 72 km/jam. Waktu tempuh
36. Bola bekel dengan massa 100 gram
adalah.....
dilepaskan dari ketinggian 8 m. Jika g = 10
a. 5 sekon b. 10 sekon
m/s2 maka kecepatan pada ketinggian 3
c. 17 sekon d. 25 sekon
meter di atas tanah adalah ....
e. 35 sekon
A. 5 m/s B. 35 m/s
32. Della melempar bola ke arah bertikal ke
atas dengan kelajuan awal 10 m/s. Jika g = C. 5 2 m/s D. 10 m/s
10 m/s2, maka tinggi lemparan maksimum E. 2 35 m/s
adalah..... 37. Pengamatan tetesan oli motor yang melaju
a. 1 meter b. 2 meter pada jalan lurus dilukiskan pada gambar!
c. 3 meter d. 4 meter
e. 5 meter
33. Seorang pengendara mobil melaju dengan
kecepatan 20 m/s ketika melihat ada
“polisi tidur” di depannya dia menginjak
rem dan mobil berhenti setelah 5 sekon
kemudian, maka jarak yang di tempuh
mobil tersebut sejak rem diinjak sampai
berhenti adalah …. Gambar yang menunjukkan mobil sedang
A. 50 m C. 100 m E. 150 m bergerak lurus beraturan adalah ….
B. 200 m D. 250 m A. 1 saja B. 4 saja
34. Grafik di bawah ini merupakan grafik C. 1 dan 2 D. 1 dan 4
kecepatan terhadap sebuah kereta api yang E. 2, 3 dan 4
bergerak menurut garis lurus dalam waktu 5 38. Tetesan oli yang bocor jatuh dari mobil
sekon. Dari yang bergerak lurus dilukiskan seperti pada
grafik gambar!
tersebut
jarak yang
ditempuh
dalam
waktu 4
detik Yang menunjukkan mobil bergerak dengan
adalah. …. percepatan tetap adalah ....
m. A. 1 dan 3 B. 2 dan 3
A. 60 C. 140 E. 170 C. 2 dan 4 D. 1, 2, dan 3
74 Gerak Lurus
E. 2, 3, dan 4 E. v
39. Sebuah mobil bergerak lurus dengan
kecepatan awal 36 km.jam-1 kemudian
dipercepat sehingga setelah menempuh t
jarak 300 m kecepatan menjadi 72 km.jam-1.
Waktu tempuh mobil adalah .... 44. Manakah grafik di bawah ini menunjukkan
A. 5 sekon B. 10 sekon hubungan tinggi (h) terhadap waktu (t)
C. 17 sekon D. 20 sekon untuk benda jatuh bebas tanpa gesekan ?
E. 25 sekon A. h B. h
40. Buah kelapa dan mangga jatuh bersamaan
dari ketinggian h1 dan h2. Bila h1 : h2 = 4 : 1
, maka perbandingan waktu jatuh antara
t t
buah kelapa dengan buah mangga adalah ....
A. 1 : 4 C. 1 : 2 E. 1 : 1 C. h D. h
B. 2 : 1 D. 4 : 1
41. Dua benda A dan B sebidang dan segaris
masing-masing terpisah 118 m. Kedua t t
benda begerak saling mendekati. Kecepatan
benda A tetap 4 m/s dan kecepatan B tetap 6 E. h
m/s. Benda A berangkat lebih dahulu dan
setelah 2 sekon baru benda B bergerak.
Jarak yang di tempuh B sampai bertemu A
adalah .... t
A. 66 m C. 84 m E. 92 m
B. 104 m D. 118 m 45. Suatu benda jatuh bebas dari ketinggian
tertentu terhadap tanah. Gesekan benda
42. Sebuah benda dijatuhkan tanpa kecepatan dengan udara diabaikan. Kecepatan benda
awal dari ketinggian 7 meter di atas tanah. pada saat mengenai tanah ditentukan
Kecepatan benda pada saat ketinggiannya 2 oleh.....
meter dari tanah adalah.... A. percepatan gravitasi bumi dan massa
a. 1,5 m/s b. 2,0 m/s benda
c. 2,5 m/s d. 5,0 m/s B. waktu jatuh yang dibutuhkan dan berat
e. 10 m/s benda
Gerak Jatuh Bebas C. ketinggian benda jatuh dan gravitasi
bumi
43. Dari grafik di bawah ini yang menyatakan D. luas permukaan benda dan gravitasi
hubungan antara kecepatan (v) dan waktu bumi
(t) dari sebuah benda jatuh bebas adalah..... E. massa benda dan ketinggiannya
A. v B. v
46. Sebuah benda jatuh bebas dari titik A yang
berada 8 meter di atas tanah (g = 10 m/s2).
Kecepatan benda setelah sampai di titik B
t t pada ketinggian 3 meter dari tanah ialah.....
A. 5 m/s B. 10 m/s
C. v D. v
C. 4 15 m/s D. 5 15 m/s
E. 15 m/s
47. Suatu percobaan menggunakan dua benda
t t
dengan massa berbeda, dilepaskan dari
ketinggian yang sama. Ternyata kedua
benda itu sampai di tanah dalam waktu yang
bersamaan. Maka dapat disimpulkan bahwa
kedua benda itu mempunyai.....

Gerak Lurus 75
A. momentum sama A. (4) saja B. (2) dan (4)
B. energi kinetik sama C. (1) dan (3) D. (1), (2) dan (3)
C. energi potensial sama E. (1), (2), (3) dan (4)
D. gaya berat sama 54. Buah kelapa dan buah mangga jatuh
E. percepatan sama bersamaan dari ketinggian h1 dan h2. Bila
48. Sebuah benda massa 5 kg, jatuh bebas dari h1 : h2 = 2 : 1, maka perbandingan waktu
ketinggian 20 m dari tanah. Jika percepatan jatuh antara buah kelapa dan buah mangga
gravitasi 10 m/s2 maka kecepatan benda adalah.....
pada saat di ketinggian 15 m dari tanah A. 1 : 2 B. 1 : 2√2 C. √2 : 1
adalah..... D. 2 : 1 E. 2√2 : 1
A. 5√2 m/s B. 5√6 m/s
55. Benda A dan B berada pada ketinggian
C. 10 m/s D. 10√3 m/s yang sama dari tanah. Mula–mula A jatuh
E. 20 m/s
bebas dan 3 detik kemudian B jatuh bebas
49. Sebuah benda massa 5 kg, jatuh bebas dari pula. Pada saat t sekon sejak benda B jatuh,
ketinggian 6 m dari tanah. Jika percepatan perbandingan jarak tempuh kedua benda
gravitasi 10 m/s2 maka kecepatan benda 1 : 4. Harga t adalah.....
pada saat di ketinggian 1 m dari tanah A. 1 sekon B. 2 sekon
adalah..... C. 3 sekon D. 4 sekon
A. 6 m/s B. 8 m/s C. 10 m/s E. 5 sekon
D. 12 m/s E. 5 10 m/s 56. Bila sehelai bulu ayam dan sebutir batu
50. Seorang siswa menerjunkan diri dari papan kecil dijatuhkan pada saat yang sama di
kolam renang setinggi 8 meter dari dalam suatu ruang hampa dari ketinggian
permukaan air tanpa kecepatan awal. Jika yang sama dan tanpa kecepatan awal, maka
massa siswa 40 kg dan g = 10 m/s2 maka batu akan sampai di bawah terlebih dahulu
kecepatan siswa tersebut saat membentur SEBAB
permukaan air adalah..... massa jenis batu lebih besar daripada massa
A. 80 m/s B. 16 m/s jenis bulu ayam
C. 4 10 m/s D. 4√5 m/s Gerak Vertikal Ke Atas
E. 4√2 m/s 57. Sebuah bola dilemparkan vertikal ke atas
51. Sebuah batu dijatuhkan dari menara yang dan kembali ke tempat semula dalam waktu
tingginya 80 m tanpa kecepatan awal. 6 sekon. Jika g = 10 m/s2, kecepatan awal
Apabila g = 10 ms–2, waktu yang diperlukan bola tersebut adalah.....
untuk sampai di tanah adalah..... A. 180 m/s B. 60 m/s C. 30 m/s
A. 2 sekon B. 2√2 sekon D. 18 m/s E. 5 m/s
C. 4 sekon D. 4√2 sekon 58. Sebuah bola dilempar vertikal ke atas. Agar
E. 8 sekon bola kembali ke tempat asal pelemparan
dalam waktu 6 sekon, bola harus memiliki
52. Seorang peloncat indah menjatuhkan diri
kecepatan awal.....
dari menara yang tingginya 20 m terhadap
A. 15 m/s B. 30 m/s C. 45 m/s
permukaan air (g = 10 ms–2). Kecepatan
D. 60 m/s E. 120 m/s
peloncat indah tersebut saat mencapai
permukaan air adalah..... 59. Grafik kecepatan terhadap waktu untuk
A. 10 m/s B. 15 m/s C. 20 m/s suatu bola yang dilempar vertikal ke atas
D. 25 m/s E. 30 m/s dan kembali pada pelempar setelah
mencapai ketinggian tertentu adalah.....
53. Benda yang bergerak jatuh bebas memiliki :
A. v B. v
(1) Kecepatan awal nol
(2) Percepatan tetap t
(3) Geraknya dipercepat beraturan
(4) Kecepatan tergantung pada massa t
benda
Yang benar adalah.....
76 Gerak Lurus
C. v D. v

t t
E. v

60. Kurva di samping ini menyatakan hubungan


antara perpindahan x (m)
(sumbu x) terhadap
waktu (sumbu t) dari
suatu gerak lurus.
Pernyataan–pernyataan t (s)
di bawah ini benar, 0 t1 t2 t3
kecuali.....
A. percepatan konstan
B. v0 = 0
C. pada saat t = t2, laju gerak = 0
D. jika t < t2, arah kecepatan berlawanan
dengan arah percepatan
E. jika t > t2, arah kecepatan searah dengan
arah percepatan
61. Kecepatan sebuah benda yang bergerak
sepanjang garis lurus dapat berubah
SEBAB
Benda yang bergerak sepanjang garis lurus
dapat mempunyai percepatan yang
mengubah arahnya
62. Bila sebuah bola dilemparkan vertikal ke
atas, maka pada titik tertingginya bola itu
berhenti sesaat
sebab
Pada saat berhenti bola tidak mengalami
percepatan

Gerak Lurus 77
D. Jumlah Putaran (n)
BAB 4: GERAK MELINGKAR
Misal dalam waktu t detik sebuah benda
A. Gerak Melingkar Beraturan melakukan gerak melingkar n kali, maka :
Gerak melingkar beraturan adalah gerak t
n= . . . . . . . . (3)
melingkar dengan besar kecepatan (laju) yang T
tetap (konstan). n = f t . . . . . . . . (4)
Gambar berikut menunjukkan benda yang t = waktu (sebarang), satuannya detik
bergerak melingkar beraturan dengan jari-jari n = jumlah putaran, satuannya putaran
R.
E. Kecepatan Linier/Singgung/ Tangensial

v' Benda yang bergerak melingkar beratutan
mempunyai laju yang tetap, tetapi arahnya
 berubah-ubah. Kecepatannya dinamakan
ω S v kece-patan linier atau kecepatan singgung atau
θ kecepatan tangensial.
Pada titik A dan titik B :
 
R v' ≠ v , tetapi v' = v
Besar kecepatan dapat dihitung dengan rumus:
keliling
v= . . . . . . (5)
periode
2πR
Gambar 1 v= . . . . . . . (6)
T
B. Periode (T)
v = 2πfR . . . . . . . (7)
Periode (T) adalah waktu yang dibutuhkan v = besar kecepatan (laju) linier, satuannya
untuk menempuh satu lingkaran. m/det atau cm/det
Satuan periode adalah detik. R = jari-jari lintasan lingkaran, satuannya
Contoh harga periode : meter (m) atau cm
Jarum detik pada jam dinding berputar sekali
F. Busur Lintasan (S)
dalam waktu 1 menit atau 60 detik. Jadi
periode jarum detik adalah 1 menit atau 60 Busur lintasan (S) sama dengan panjang
detik. lintasan. Jadi besarnya dapat dihitung dengan
Periode jarum menit adalah 1 jam atau 60 rumus :
menit atau 3600 detik. S = vt . . . . . . . (8)
Periode jarum jam = 12 jam = 7200 menit S = busur lintasan, satuannya meter (m)
Periode rotasi Bumi (berputar terhadap atau cm
porosnya) = 1 hari = 24 jam = 14400 menit
Periode revolusi Bumi (mengelilingi Matahari) G. Kecepatan Anguler (Kecepatan Sudut
= 1 tahun = 365,25 hari. = ω)
Periode revolusi Bulan (mengelilingi Bumi) = Kecepatan sudut (ω) ialah besar sudut yang
1 bulan 29,5 hari. ditempuh tiap detik.
C. Frekwensi (f) Kita ambil sudutnya 1 putaran, yaitu 360° atau
2π radian, maka waktu yang dibutuhkan sama
Frekwensi (f) adalah jumlah putaran tiap detik.
dengan periodenya.
1
f = . . . . . . . . (1) Jadi :
T 2π
Atau : ω= . . . . . . . (9)
T
1
T= . . . . . . . . (2) Atau :
f ω = 2πf . . . . . . . (10)
T = periode, satuannya detik ω = kecepatan sudut (kecepatan anguler),
f = frekwensi, satuannya putaran/detik atau satuannya radian/detik (rad/det)
Hertz (Hz)
78 Gerak Melingkar
H. Sudut Yang Ditempuh (θ) t = 15 menit = 900 detik, R = 30 cm = 0,3 m,
S = 6,75 km = 67500 m
Besar sudut yang ditempuh dinyatakan dengan
rumus : S = v t ↔ 67500 = v × 900
θ = ωt . . . . . . . (11) ↔ v = 7,5 m/s
v = ωR ↔ 7,5 = ω × 0,3
θ = sudut yang ditempuh, satuannya radian
(rad) ↔ ω = 25 rad/s

I. Hubungan Antara Kecepatan Linier (v) 3. Pada jam dinding jika panjang jarum
dan Kecepatan Anguler (ω) detik, jarum menit, dan jarum jam
berturut-turut 8 cm, 9 cm, dan 6 cm.
Hubungan antara kecepatan linier (v) dan Berapa kecepatan sudut dan kecepatan
kecepatan anguler (ω) dinyatakan dengan linier ujungnya masing-masing?
rumus : Penyelesaian :
v 2πR / T Jarum detik :
=
ω 2π / T Td = 1 menit = 60 detik
↔ v = ωR . . . . . . (12) 2π 2π
ωd = ↔ ωd =
Td 60
J. Hubungan Antara Busur Lintasan (S)
π 180°
Dengan Sudut (θ) ↔ ωd = rad/det ↔ ωd =
30 30
Hubungan antara kecepatan linier (S) dan
↔ ωd = 6 °/det
kecepatan anguler (θ) dinyatakan dengan
π
rumus : v d = ωd R d ↔ vd = ×8
S 2πR 30
= 4π
θ 2π ↔ vd = cm/det
↔ S = θR . . . . . . (13) 15
Jarum menit :
Contoh Soal : Tm = 1 jam = 3600 detik
2π 2π
ωm = ↔ ωm =
1. Dalam waktu 5 detik sebuah melakukan Tm 3600
20 putaran.
π 180°
a) Berapa periode dan frekwensinya? ↔ ωm = rad/det ↔ ωm =
b) Jika jari-jari lingkarannya 6 cm, 1800 1800
berapa kecepatan sudut dan kecepatan ↔ ωm = 0,1 °/det
liniernya? π
v m = ω m R m ↔ vm = ×9
Penyelesaian : 1800
t = 5 detik, n = 20 putaran π
↔ vm = cm/det
t t 5
a) n = ↔ T= ↔ T= 200
T n 20 Jarum jam :
↔ T = 0,25 detik Tj = 12 jam = 43200 detik
n 20 2π 2π
n=ft ↔ f= ↔ f= ωj = ↔ ωj =
t 5 Tj 43200
↔ f = 4 Hz
π 180°
b) R = 6 cm = 0,06 m ↔ ωj = rad/det ↔ ωj =
ω = 2πf ↔ ω = 2π × 4
21600 21600

↔ ω = 8π rad/det ↔ ωj = °/det
v = 2πfR ↔ v = 2π × 4 × 0,06 120
π
↔ v = 0,48π m/det v j = ωj R j ↔ vj = ×6
21600
2. Dalam waktu 15 menit sebuah sepeda yang
π
rodanya berjari-jari 30 cm menempuh ↔ vj = cm/det
jarak 6,75 km. Berapa kecepatan sudut 3600
putaran rodanya? 4. Dalam waktu 20 menit sebuah sepeda yang
Penyelesaian : rodanya berjari-jari 40 cm menempuh
Gerak Melingkar 79
jarak 9 km. Berapa kecepatan sudut 5. Pada gambar, RA = 5 cm, RB = 15 cm, dan
putaran rodanya? RC = 10 cm.
B
Penyelesaian : Jika roda C A
t = 20 menit = 1800 detik, diputar dengan C
R = 40 cm = 0,4 m, S = 9 km = 9000 m frekwensi
S= vt ↔ 9000 = v × 1800
8
π
Hz, berapa
↔ v = 5 m/s kecepatan linier roda B?
v = ωR ↔ 5 = ω × 0,4 Penyelesaian :
↔ ω = 12,5 rad/s fC = π8 Hz
K. Dua Roda Sepusat v C = 2πf C R C
 
v 2 ω2
Gambar 2 menunjukkan
v1 ↔ vC = 2π × π8 × 10 = 160 cm/det
dua buah roda berjari- ω1 vA = vC ↔ vA = 160 cm/det
jari R1 dan R2 digabung R1
R2 vA 160
dengan pusat yang sama. ωA = ↔ ωA =
Kemudian kedua roda Gambar 2 RA 5
diputar. ↔ ωA = 32 rad/det
Pada kondisi ini : ω B = ω A ↔ ωB = 32 rad/det
ω1 = ω 2 . . . . . . . (14)
Atau : 6. Pada gambar dibawah RA = 5 cm,
RB = 25 cm, RC = 10 cm dan RD = 15 cm.
v1 v
= 2 . . . . . . . (15) Jika roda C diputar B
R1 R 2 dengan frekwensi
C
v1 ≠ v2 15 put/det, berapa A
π
ω = kecepatan sudut, satuannya rad/det
kecepatan sudut
v = kecepatan linier, satuannya m/det
roda D?
R = jari-jari roda, satuannya meter (m) D
Penyelesaian :
L. Dua Roda Tidak Sepusat v C = 2πf C R C ↔ vC
Gambar 3a menunjukkan dua roda = 2π× 15 ×0,1
π
bersinggungan.
  ↔ vC = 3 m/s
v1 v 2 ω2
ω1 vB = vC ↔ vB = 3 m/s

R1 v B = ωB R B ↔ 3 = ωB ×0,25
R2
↔ ωB = 12 rad/s
a ωA = ωB ↔ ωA = 12 rad/s
 
v1 v2 v A = ωA R A ↔ vA = 12×0,05
ω2
↔ vA = 0,6 m/s
R1
ω1
v D = v A ↔ vD = 0,6 m/s
R2
v D = ωD R D ↔ 0,6 = ωD×0,15

b ↔ ωD = 4 rad/s

Gambar 3 
M. Percepatan Sentripetal ( a S )
Sedangkan gambar 3b menunjukkan dua roda
yang dihubungkan tali atau ban melalui Perhatikan gambar 4 :
tepinya. Pada kondisi ini :
v1 = v 2 . . . . . . . (16)
Atau :
ω1 R 1 = ω 2 R 2 . . . . . . (17)
ω1 ≠ ω2
Contoh Soal :
80 Gerak Melingkar

v2 Jadi ditulis :
v2
 aS = . . . . . . . (18)
v2 S R

∆v v1 Karena v = ω R, maka :
θ
 ( ωR ) 2 ω2 R 2
− v1 aS = ↔ aS =
R R R
a S = ω R . . . . . . . (19)
2

aS = percepatan sentripetal, satuannya


m/det2 atau cm/det2
Pada tiap titik arahnya berubah-ubah, tetapi
Gambar 4 besarnya sama.
Sebuah benda bergerak melingkar dengan
 Contoh Soal :
kecepatan v pada lintasan yang berjari-jari R.

Pada saat berada di titik P, kecepatannya v1 . 7. Sebuah benda bergerak melingkar pada
Setelah t detik, benda sampai di titik Q. Jarak jari-jari 5 cm. Saat kecepatannya 3 m/det,
yang ditempuh adalah S, sedangkan sudutnya berapa percepatannya?
adalah θ. Pada saat berada di titik Q Penyelesaian :

kecepatannya berubah manjadi v 2 . v2 32 9
  aS = ↔ aS = ↔ aS =
Dalam hal ini v1 ≠ v 2 , karena arahnya R 0,05 0,05
berubah-ubah, tetapi besarnya tetap v1 = v2 = v ↔ aS = 180 m/det
2

Kalau kecepatannya berubah, berarti harus ada


yang mengubahnya, yaitu percepatan. 8. Sebuah benda bergerak melingkar pada
Percepatan ialah perubahan kecepatan tiap jari-jari 8 cm. Saat percepatan
detik. sentripetalnya 2 m/s2, berapa kecepatan
Ditulis : liniernya?
   Penyelesaian :
 ∆v  v 2 − v1
a= ↔ a= v2
∆t t aS = ↔ aS R = v
2
↔ 2×8=v
2

Sedangkan besarnya : R
2
↔ 16 = v ↔ v = 4 cm/s
∆v
a=
t 9. Pada gambar
Ambil titik T tengah-tengah antara P dan Q. dibawah B
 RA = 15 cm,
Kemudian ambil – v1 . Pindahkan titik tangkap A
   RB = 10 cm, dan
– v1 dan v 2 ke titik T. Resultan antara – v1 dan
  RC = 5 cm. Jika
v 2 adalah ∆ v . roda C diputar C
Dengan menggunakan ilmu ukur segitiga, dengan frekwensi

didapat arah ∆ v menuju pusat lingkaran O. 15 put/det, berapa percepatan sentripetal
Juga kita peroleh : π
∆v S S S roda A?
= ↔ ∆v = v1 ↔ ∆v = v Penyelesaian :
v1 R R R
v C = 2πf C R C ↔ vC = 2π× 15
π
×0,15
S
v ↔ vC = 4,5 m/s
S v
Jadi : a = R ↔ a=
t t R v A = v B = v C ↔ vA = 4,5 m/s
v v2 v 2A 4,52
↔ a=v ↔ a= aA = ↔ aA =
R R RA 0,05
Arah percepatan selalu sama dengan arah 2
↔ aA = 90×4,5 ↔ aA = 405 m/s
perubahan kecepatan, jadi selalu menuju ke 
pusat lingkaran. Oleh karena itu disebut N. Gaya Sentripetal ( FS )
perce-patan sentripetal. Biasanya
dilambangkan dengan aS . Perhatikan gambar berikut :
Gerak Melingkar 81
O. Gerak Melingkar Pada Bidang Datar
Yang Licin
 Perhatikan gambar 6 berikut :
a2
m
 
F
O F2 a1
 v
F1
R
Gambar 6
Sebuah benda massanya m diikat tali yang
panjangnya L, kemudian diputar pada bidang
datar yang licin.
Panjang tali berfungsi sebagai jari-jari
Gambar 5 lingkaran :
Jika massa benda yang bergerak m, menurut R=L
hukum II Newton : Pada saat ini tali menegang. Besar gaya
FS = m aS tegangan tali sama dengan besar gaya
sentripetalnya :
v2
↔ FS = m . . . . . . (20) T = FS
R v2
↔ FS = m ω 2 R . . . . . (21) ↔ T=m . . . . . . (22)
R
FS = gaya sentripetal, satuannya newton
↔ T = m ω2 R . . . . . (23)
(N) atau dyne
m = massa, satuannya kg atau gram T = gaya tegangan tali, satuannya newton
Arah gaya sentripetal selalu sama dengan arah (N) atah dyne
percepatan sentripetal, atau selalu menuju L = panjang tali, satuannya meter (m) atau
pusat lingkaran. cm
Pada tiap titik arahnya selalu berubah-ubah, Contoh Soal :
tetapi besarnya sama.
12. Sebuah benda massanya 0,5 kg diikat pada
Contoh Soal :
tali yang panjangnya 0,75 meter kemudian
10. Sebuah benda massanya 300 gram diputar dengan kecepatan 1,2 m/det di atas
bergerak melingkar beraturan pada suatu bidang datar yang licin. Berapa besar gaya
lintasan berjari-jari 60 cm. Berapa tegangan talinya ?
kecepatan yang harus diberikan supaya Penyelesaian :
memiliki gaya sentripetal sebesar v2 1,2 2
T=m ↔ T = 0,5×
2 newton ? R 0,75
Penyelesaian : ↔ T = 2 × 1,44 ↔ T = 0,96 N
3
v2 v2
FS = m ↔ 2 = 0,3 ×
P. Ayunan Konik
R 0,6
↔ 2 × 0,6 = 0,3 v ↔ 4 = v
2 2 Perhatikan gambar 7 di samping berikut :
↔ v = 2 m/det

11. Sebuah benda bergerak melingkar L α


beraturan. Pada saat kecepatan sudutnya
20 rad/s, gaya sentripetalnya 16 N. Jika Ty T
jari-jari lintasannya 40 cm, berapa massa
benda ?
Tx R
Penyelesaian :
FS = m ω 2 R ↔ 16 = m × 20 × 0,4
2
v
↔ 16 = m × 400 × 0,4 ↔ 16 = m × 160
mg
↔ m = 0,1 kg
Gambar 7
82 Gerak Melingkar
Sebuah benda massanya m diikat tali yang dengan vertikal membentuk sudut 60°,
panjangnya L, kemudian diputar berapa :
mendatar/horisontal di udara. Gerakan ini a) kecepatan putarnya ?
dinamakan ayunan konik. b) gaya tegangan tali ?
Gerak melingkarnya berpusat di O (bukan Penyelesaian :
di P). Jari-jari lingkarannya : m =100 gram = 0,1 kg,
R = L sin α . . . . . . (24) L =15 cm = 0,15 m, α = 60°
α = sudut yang diapit oleh tali dan a) R = L sin α ↔ R = 0,15 sin 60°
vertikal, satuannya ° (derajat) ↔ R = 0,15 × 12 √3 ↔ R = 0,075√3 m
Pada benda bekerja :
1) gaya berat (W = m g) ke arah vertikal ↔ v 2 = g R tg α
2) gaya tegangan tali (T) pada tali ↔ ↔ v2 = 10×0,075√3 tg 60°
↔ v = 0,75√3 × √3 ↔ v = 0,75 × 3
2 2
3) gaya sentripetal (FS) ke arah horisontal
2
Gaya tegangan tali (T) kita uraikan kearah ↔ v = 2,25 ↔ v = 1,5 m/det
mendatar (Tx) dan vertikal (Ty), yang mana: mg 0,1 × 10
Tx = T sin α b) T = ↔ T=
cos α cos 60°
Ty = T cos α 1
Pada saat benda sudah berada pada ketinggian ↔ T= ↔ T=2N
tertentu dan tidak naik-turun lagi, resultan 0,5
gaya ke arah vertikal = 0. 14. Sebuah benda massanya 0,6 kg diikat tali
ΣF = 0 ↔ Ty – m g = 0 yang panjangnya 54
↔ T cos α = m g cm kemudian
mg diputar horisontal di
T= . . . . . . . (25)
cos α udara sehingga
membentuk ayunan
T = gaya tegangan tali, satuannya N atau
konik. Jika tegangan
dyne
tali 10 N, berapa
Pada arah hprisontal :
kecepatannya ?
v2
Tx = FS ↔ T sin α = m Penyelesaian :
R T cos α = mg ↔ 10 cos α = 0,6×10
Digabung dengan dan persamaan (25) :
↔ cos α = 0,6 ↔ α = 53°
mg v2 R = L sin α
sin α = m ↔ R = 0,54 sin 53
cos α R ↔ R = 0,54×0,8 ↔ R = 0,432 cm

↔ v 2 = g R tg α . . . . . (26) v 2 = g R tg α ↔ v2 = 10×0,432 tg 53
Digabung dengan dan persamaan (24) : 2 2
↔ v = 4,32×1,33 ↔ v = 5,76
sin α
v2 = g L sin α ↔ v = 2,4 m/s
cos α
15. Sebuah benda diikat L α
sin 2 α tali yang panjangnya
↔ v2 = g L . . . . (27)
cos α 20√3 cm kemudian Ty T
diputar horisontal di
Contoh Soal : udara dengan Tx R
kecepatan 1 m/det v
13. Sebuah benda sehingga membentuk
massanya 100 gram L α mg
ayunan konik. Berapa
diikat tali yang Ty T sudut antara tali dengan vertikal ?
panjangnya 15 cm, Penyelesaian :
kemudian diputar di Tx R
L =20√3 cm = 0,2√3 m
udara sehinga v
sin 2 α
membentuk ayunan mg v2 = g L
konik. Pada saat tali cos α
↔ 1 × cos α = 10 × 0,2√3 sin α
2 2

Gerak Melingkar 83
↔ 1 × cos α = 2√3 sin2α
vmin
1
↔ cos α = sin2α mg
2 3 Tmin
1 3
↔ × cos α = 1 – cos2α
2 3 3

1
6
√3 cos α = 1 – cos2α
↔ cos2α + 1
6
√3 cos α – 1 = 0 α
L=R
↔ (cos α + √3)(cos α – √3) = 0
2
3
1
2
v
↔ cos α + 23 √3 = 0 ↔ cos α = – 23 √3 Tmax
T

tidak memenuhi, karena negatif dan yang


menghasilkan α > 90°
↔ cos α – 2 √3 = 0 ↔ cos α = 2 √3
1 1 vmax mg

↔ α = 30°
mg
16. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar
horisontal di udara sehingga membentuk Gambar 8
ayunan konik. Pada saat kecepatannya Sebuah benda massanya m diikat tali yang
0,5 m/det, antara tali panjangnya L, kemudian diputar dalam
dan vertikal lingkaran vertikal.
membentuk sudut Panjang tali berfungsi sebagai jari-jari
30°. Berapa lingkaran.
kecepatan yang harus Jadi : R = L
diberikan agar sudut Pada titik terendahnya benda diputar dengan
antara tali dan kecepatan v1. Kecepatan v1 ini merupakan
harga terbesar.
vertikal bertambah menjadi 45° ?
Dari posisi ke-1 sampai ke-8, kecepatannya
Penyelesaian :
adalah v1 sampai v8. Kecepatan ini berubah-
sin 2 α 2 ubah, tetapi tidak beraturan. Pada saat naik
gL
sin 2 α v 22 cos α 2 geraknya diperlambat, dan pada saat turun
v2 = g L =
cos α v12 sin 2 α1 geraknya dipercepat. Karena pada gerakan ini
gL gesekan dengan udara sangat kecil dan dapat
cos α1 diabaikan, maka untuk menghitung besarnya
v 22 sin 2 α 2 cos α1 masing-masing kecepatan, dapat kita gunakan
↔ = hukum kekekalan energi mekanik.
0,5 2 sin 2 α1 cos α 2
E K + E P = E K1 + E P1 . . . . (28)
v 22 sin α 2 2 cos 30
↔ =( )× ↔
1
mv 2 + mgh = 12 mv12 + mgh 1 . (29)
0,25 sin α1 cos 45 2

1 ↔ v2 + 2gh = v12 + 2gh1


v 22 sin 45 2 3
↔ =( )× 2 Untuk menghitung tingginya, digunakan
0,25 sin 30 1 2
2 pedoman titik terendahnya. Yaitu :
1 h1 = 0
v 22 2 3
↔ =( 2
1
)2× Jadi :
0,25 2 v2 + 2 g h = v12 + 2 g × 0
2
v 22 3 v 22 ↔ v2 + 2 g h = v12 + 0
↔ = (√2)2× ↔ = √6
0,25 2 0,25 ↔ v 2 = v12 − 2 g h . . . . . (30)
↔ v 22 = 0,25√6 ↔ v2 = 0,5 6 4
↔ 2 g h = v − v . . . . . (31)
2
1
2

Q. Gerak Dalam Lingkaran Vertikal EK & EP = energi kinetik dan energi


potensial, satuannya Joule
Perhatikan gambar 8: m = massa benda, satuannya kg
v = kecepatan, satuannya m/det
84 Gerak Melingkar
h = tinggi, satuannya m 2,6 m/det. Berapa kecepatan dan gaya
Antara tali dan garis vertikal yang bawah tegangan tali saat simpangannya α
membentuk sudut α. (cos α = 0,6) ?
Besarnya dapat ditentukan dengan rumus : Penyelesaian :
R−h m =200 gram = 0,2 kg, R = L = 80 cm = 0,8 m
cos α = . . . . . . (32)
R h 2 = R (1 − cos α 2 ) ↔ h2 = 0,8 × (1 – 0,6)
h ↔ h2 =0,8 × 0,4 ↔ h2 = 0,32 m
↔ cos α = 1 − . . . . . (33)
R v 2 = v1 − 2 g h 2
2 2

↔ h = R (1 − cos α) . . . . (34) ↔ v 22 = 6,76 – 2×10×0,32


α = sudut antara tali dan garis vertikal yang ↔ v 22 = 6,76 – 6,4 ↔ v 22 = 0,36
bawah, satuannya ° (derajat) ↔ v2 = 0,6 m/det
Gaya berat W = m g kita uraikan kearah
v2
sejajar garis singung lingkaran, yaitu : T2 = m 2 + mg cos α 2
Wt = mg sin ∝ R
Gaya ini yang menyebabkan gerakan 0,36
↔ T2 = 0,2 × + 0,2 × 10 × 0,6
diperlambat saat naik, dan dipercepat saat 0,8
turun. ↔ T2 = 0,09 + 1,2 ↔ T2 = 1,29 N
Sedangkan komponen gaya berat yang lain
adalah yang sejajar dengan tali, yaitu : 18. Sebuah benda yang
massanya 500 gram
Ws = mg cos ∝
diikat pada seutas tali O
Pada tali yang menegang, gaya tegangan
yang panjangnya 98 cm, α T
talinya dapat ditentukan sebagai berikut :
kemudian diputar kearah R=L
Gaya-gaya yang arahnya menuju pusat
vertikal. Di titik
lingkaran berharga positif, sedangkan yang m v1
terendahnya benda diberi
arahnya menjauhi pusat lingkaran berharga
kecepetan 2,8 m/det.
negatif.
a) Berapa tinggi maksimum
Pada gerakan ini berlaku hukum II Newton:
ng dicapai benda ?
ΣFS = m aS
b) Berapa besar gaya tegangan tali pada
v2 titik terjauhnya ?
↔ T − mg cos α = m . . . (35)
R Penyelasaian :
v2 m =500 gram = 0,5 kg,
↔ T = m + mg cos α . . . (36) R = L = 98 cm = 0,98 m
R
a) Pada titik terjauhnya benda berhenti,
T = gaya tegangan tali, satuannya N
berarti :
Pada saat benda berada di bawah garis
v2 = 0
mendatar yang dibuat dari pusat lingkaran
(O'O"), maka α < 90°, sehingga cos α 2 g h 2 = v12 − v 22 ↔ 2 × 10 h2 = 2,8 + 0
2 2

berharga positif, yang menyebabkan gaya ↔ 20 h2 = 7,84 + 0 ↔ h2 = 0,392 m


tegangan talinya besar. Sedangkan pada saat h2 0,392
cos α 2 = 1 − ↔ cos α2 = 1 –
benda berada di atas garis O'O", α > 90°, R 0,98
sehingga cos α berharga negatif. Sehingga ↔ cos α2 = 1 – 0,4 ↔ cos α2 = 0,6
dapat mengurangi gaya tegangan tali. 2
v
Contoh Soal : T2 = m 2 + mg cos α 2
R
02
17. Sebuah benda yang ↔ T2 = 0,5 × + 0,5×10×0,6
massanya 200 gram 0,98
digantung pada seutas O ↔ T2 = 0 + 3 ↔ T2 = 3 N
tali yang panjangnya α T 19. Sebuah benda yang diikat pada seutas tali
80 cm. Di titik R=L
yang panjangnya 1,4 m, kemudian diputar
terendahnya benda m v1 kearah vertikal. . Di titik terendahnya
diberi kecepetan
benda diberi kecepetan 7 m/det.
Gerak Melingkar 85
a) Pada ketinggian berapa tali mulai 21. Sebuah benda massanya 500 gram diikat
kendor ? pada seutas tali yang
b) Berapa besar kecepatannya saat itu ? panjangnya 1 m,
Penyelesaian : kemudian diputar O
R − h2 vertikal di udara. Di titik
α T
a) cos α 2 = . . . . (i) terendahnya benda diberi R=L
R
Pada saat tali mulai kendor, gaya tegangan kecepatan 4 m/det. Pada
saat kecepatannya = m v1
talinya = 0, T2 = 0
2√2 m/s, berapa besar gaya tegangan
v 22
↔ T2 = m + mg cos α 2 talinya ?
R Penyelasaian :
2
v2 2 g h 2 = v12 − v 22 2 2
↔ m + m g cos α2 = 0 ↔ 2×10 h2 = 4 – (2√2)
R ↔ 20 h2 = 16 – 8 ↔ 20 h2 = 8
v 22 R − h2 ↔ h2 = 0,4 m
↔ m =–mg
R R h 0,4
cos α 2 = 1 − 2 ↔ cos α2 = 1 –
↔ v 22 = – g (R – h2) R 1
↔ v 22 = g (h2 – R) ↔ v 22 = g h2 – gR ↔ cos α = 1 – 0,4 ↔ cos α = 0,6

↔ v 2 = 10 h2 – 10 × 1,4
2 v2
T2 = m 2 + mg cos α 2
↔ v 22 = 10 h2 – 14 . . . (ii) R
v 22 = v12 − 2 g h 2 ↔ v 22 = 72 – 2 × 10 h2 (2 2 ) 2
↔ T2 = m ( + 10×0,6)
1
↔ v 22 = 49 – 20 h2 . . . (iii)
↔ T2 = 0,5 (8 + 6) ↔ T2 = 0,5×14
Persamaan (ii) = persamaan (iii) ↔ T2 = 7 N
10 h2 – 14 = 49 – 20 h2
↔ 10 h2 + 20 h2 = 49 + 14 ↔ 30 h2 = 63 R. Ayunan Sederhana
↔ h2 = 2,1 m Perhatikan gambar 7.
b) Dari persamaan (i) :
v 22 = 10 × 2,1 – 14 ↔ v 22 = 21 – 14
v2 = √7 m/det α
↔ v 22 = 7 ↔
L
20. Sebuah benda yang massanya 200 gram
diikat pada seutas tali yang panjangnya
40 cm, kemudian diputar kearah vertikal. Ty
Di titik terendahnya benda diberi T
kecepetan 5 m/det. Berapa kecepatan dan
gaya tegangan tali saat mencapai puncak Tx
lingkaran ? R
Penyelesaian : v
m = 200 gram = 0,2 kg, R = 40 cm = 0,4 m,
α2 = 180°, h2 = 2 R = 2 × 0,4 = 0,8 m mg
v 22 = v12 − 2 g h 2 ↔ v 22 = 52 – 2 × 10 × 0,4 Gambar 9

2
v = 25 – 16 ↔ v =9 2 Sebuah benda diikat tali kemudian
2 2
diayunkan.Gerak ayunan sederhana termasuk
↔ v2 = 3 m/det gerak dalam lingkaran vertikal.
v 22 Hanya posisi awalnya tidak dimulai dari titik
T2 = m + mg cos α 2
R terendah, dan di bawah garis mendatar yang
32 dibuat dari pusat lingkaran.
↔ T2 = 0,2 × + 0,2 × 10 × cos 180 Jadi rumus-rumus pada gerak dalam lingkaran
4
vertikal berlaku juga di sini.
9
↔ T2 = 0,2 × + 0,2 × 10 × (–1) 1
mv2 + mgh = 12 m v12 + mgh1
2
4
↔ T2 = 4,5 – 2 ↔ T2 = 2,5 N

86 Gerak Melingkar
Jika benda dilepaskan tanpa kecepatan awal, tegangan talinya 3,2 N. Berapa besarnya
maka : α1 ?
v1 = 0 Penyelesaian :
v2 = 02 + 2gh1 – 2gh m = 400 gram = 0,4 kg, R = L = 50 cm - 0,5 m
↔ v 2 = 2 g (h 1 − h ) . . . . (37) h2 = 20 cm = 0,2 m, T2 = 3,2 N
Jadi : h 0,2
cos α 2 = 1 − 2 ↔ cos α2 = 1 –
R−h R 0,5
cos α = . . . . . . (38)
R ↔ cos α2 = 1 – 0,4 ↔ cos α2 = 0,6
h v 2
↔ cos α = 1 − . . . . . (39) T2 = m 2 + mg cos α 2
R R
↔ h = R (1 − cos α) . . . . (40) v 22
↔ 3,2 = 0,4 × + 0,4 × 10 × 0,6
v2 0,5
T − mg cos α = m . . . . (41)
R 2
↔ 3,2 = 0,8 v 2 + 2,4
2
↔ 3,2 – 2,4 = 0,8 v 2
v2 ↔ 0,8 = 0,8 v 2
2
↔ 1 = v2
2
↔ T=m + mg cos α . . . (42)
R ↔ v2 = 1 m/det

Contoh Soal : v 22 = 2 g (h 1 − h 2 ) ↔ 1 = 2×10 (h1 – 0,2)


↔ 1 = 20 (h1 – 0,2) ↔ 0,05 = h1 – 0,2
22. Suatu ayunan terdiri atas ↔ 0,05 + 0,2 = h1 ↔ h1 = 0,25 m
sebuah benda massanya α h 0,25
600 gram yang diikat pada L
cos α 1 = 1 − 1 ↔ cos α1 = 1 –
sebuah tali yang panjangnya T R 0,5
↔ cos α1 = 1 – 0,5 ↔ cos α1 = 0,5
y
T
40 cm. Pertama kali
↔ α1 = 60°
T
dilepaskan dari titik yang R x

v
tingginya 20 cm terhadap mg 24. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
titik terendahnya. Berapa benda yang massanya 400 gram yang
kecepatan dan gaya tegangan tali pada titik diikat pada sebuah tali yang panjangnya
terendahnya ? 50 cm. Pertama kali diberi simpangan
Penyelesaian : sebesar 37°. Pada saat O
m = 600 gram = 0,6 kg, benda berada di titik
R = L = 40 cm – 0,4 m, α L-R
terendah berapa besar
h1 = 20 cm = 0,2 m, h2 = 0, α2 = 0° gaya tegangan talinya ?
T
v 22 = 2 g (h 1 − h 2 ) ↔ v 22 = 2×10×(0,2 – 0) Penyelesaian :
m
↔ v 22 = 2×10×(0,2 – 0) ↔ v 22 = 4 h1 = R (1 − cos α1 ) v2
↔ v2 = 2 m/det ↔ h1 = 0,5 (1 – cos 37)

v2 ↔ h1 = 0,5 (1 – 0,8) ↔ h1 = 0,5×0,2


T2 = m 2 + mg cos α 2 ↔ h1 = 0,1 m
R
4 v 22 = 2 g h1 ↔ v 22 = 2×10×0,1 ↔ v 22 = 2
↔ T2 = 0,6× + 0,6×10 cos 0°
0,4 v 22
T2 = m + mg cos α 2
↔ T2 = 6 + 6×1 ↔ T2 = 6 + 6 R
↔ T2 = 12 N 2
↔ T2 = m( + 10 cos 0)
23. Suatu ayunan terdiri atas sebuah benda 0,5
massanya 400 gram yang ↔ T2 = m(4 + 10×1) ↔ T2 = 0,4 (4 + 10)
diikat pada sebuah tali α
L
↔ T2 = 0,4×14 ↔ T2 = 5,6 N
yang panjangnya 50 cm.
Pertama kali diberi T y
S. Gerak Pada Lingkaran Dalam
T
simpangan sebesar α1. Gambar berikut menunjukkan bidang
T R x
Pada saat berada pada lingkaran (talang) berjari-jari R. Semua tinggi
ketinggian 20 cm dari titik v tihitung terhadap titik terendah dari lingkaran
mg
terendahnya, besar gaya dalam itu.
Gerak Melingkar 87
Dari titik A setinggi hA dilepaskan sebuah Gaya yang arahnya menuju pusat lingkaran
benda yang massanya m dengan kecepatan vA. berharga positif dan yang menjauhi pusat
berharga negatif. Jadi :
R
vA αB v2
NB N B − mg cos α B = m B . . . (47)
R
v 2B
vB NC ↔ N B = m + mg cos α B . . . (48)
vC R
N = gaya normal, satuannya N atau dyne
mg Jika benda berada di bawah garis mendatar
mg
yang dibuat dari pusat lingkaran, (O'O"), maka
Gambar 10
Suatu saat benda tiba di titik B, yang tingginya α < 90°, sehingga cos α berharga positif.
Sedangkan jika benda berada di atas garis
hB. Antara garis hubung benda dengan pusat
mendatar yang dibuat dari pusat lingkaran,
lingkaran membentuk sudut αB. Berlaku
rumus : (O'O"), maka α > 90°, sehingga cos α
berharga negatif.
R − hB
cos α B = . . . . . (43) Contoh Soal :
R
h
↔ cos α B = 1 − B . . . . (44) 25. Sebuah benda massanya 250 grm
R dilepaskan tanpa kecepatan awal dari
↔ h B = R (1 − cos α B ) . . . . (45) titik A pada bidang lingkaran dalam
R = jari-jari lingkaran, satuannya m atau cm berjari-jari 20 cm
α = sudut antara garis hubung benda (gambar 4-20). Berapa v N α
A
B B
R

dengan pusat lingkaran, satuannya ° kecepatan dan gaya


N C
(derajat) tekan benda pada v B
v C

hB = tinggi benda, satuannya m atau cm bidang saat berada di mg


mg
Pada titik B ini, kecepatan benda berubah titik B (αB = 60°) ?
menjadi vB. Untuk menyederhanakan Penyelesaian :
persoalan, bidang itu dianggap licin, sehingga m = 250 gram = 0,25 kg,
berlaku hukum kekekalan energi mekanik : hA = R =20 cm = 0,2 m
v 2B = 2 g (h A − h B ) . . . . . (46) Pada titik B :
m = massa benda, satuannya kg atau gram h B = R (1 − cos α B )
v = kecepatan, satuannya m/det atau cm/det ↔ hB = 0,2×(1 – cos 60°)
Benda menekan bidang dengan gaya tekan ↔ hB = 0,2 × (1 – 0,5) ↔ hB = 0,2 × 0,5
Ftekan, sebaliknya bidang memberikan reaksi ↔ hB = 0,1 m
yang disebut gaya normal (N). Besar gaya v 2B = 2 g (h A − h B ) ↔ v 2B = 2×10×(0,2 – 0,1)
tekan sama dengan besar gaya normal.
↔ v 2B = 20 × 0,1 ↔ v 2B = 2
Ftekan = N
Besarnya dapat ditentukan sebagai berikut : ↔ vB = √2 m/det

Gaya berat diuraikan menjadi komponen- v2


N B = m B + mg cos α B
komponen yang sejajar dengan garis singgung R
lingkaran : 1
Wt = mg sin α ↔ NB = 0,25×
0,2
+ 0,25×10 cos 60°
dan yang sejajar dengan garis singgung
↔ NB = 2,5 + 2,5×0,5
lingkaran :
↔ NB = 2.5 + 1,25 ↔ NB = 3,75 N
WS = mg cos α
Gaya Wt menyebabkan gerakan benda 26. Sebuah bola massanya 100 gram
dipercepat saat naik. Sedangkan WS sebagian dilepaskan tanpa kecepatan awal dari
gaya tekan benda pada bidang. Gaya normal titik A setinggi 2 kali jari-jari pada bidang
arahnya tegak lurus garis singgung lingkaran. lingkaran dalam berjari-jari 15 cm. Berapa
Menurut hukum II Newton : kecepatan dan gaya tekan benda pada
ΣF = m aS bidang saat berada di titik terendahnya ?

88 Gerak Melingkar
vA
Penyelesaian : lingkaran. Berapa
m = 100 gram tinggi titik B ? vA

= 0,1 kg, R = 15 cm αB
R Berapa pula
NB
= 0,15 m kecepatan bola di
hA = 2R = 2×15 cm vB NC titik itu ? NB αB
R

= 30 cm = 0,3 m vC Penyelesaian :
R − hB
mg
Pada dasar vB
NC
cos α B =
mg
lingkaran/titik C : .(i) vC
R mg
hC = 0, αC = 0 Saat bola meninggalkan mg

v C2 = 2 g (h A − h C ) lingkaran, berarti tidak menyentuh bidang


↔ v C2 = 2×10×(0,3 – 0) lingkaran. Jadi tidak ada gaya tekan lagi. Atau:
v 2B
↔ v C2 = 20 × 0,3 ↔ v C2 = 6 NB = 0 ↔ m + mg cos αB = 0
R
↔ vC = √6 m/det
v 2B
v2 ↔ m = –mg cos αB
N C = m C + mg cos α C R
R
v 2B R − hB
6 ↔ = –g
↔ NC = 0,1× + 0,1×10 cos 0° R R
0,15
↔ v B = –10 × (0,12 – hB)
2
↔ NC = 4 + 1×1 ↔ NC = 4 + 1
↔ NC = 5 N ↔ v 2B = 10 hB – 1,2 . . . . (ii)
27. Pada suatu bidang v = 2 g (h A − h B )
2
B

lingkaran dalam vA ↔ v 2B = 2×10 × (0,27 – hB)


berjari-jari 25 cm ↔ v 2B = 5,4 – 20 hB . . . . (iii)
dilepaskan tanpa
Persamaan (ii) = Persamaan (iii)
kecepatan awal αB
R
NB 10 hB – 1,2 = 5,4 – 20 hB
sebuah bola yang
↔ 10 hB + 20 hB = 5,4 + 1,2
massanya 0,3 kg dari NC
vB ↔ 30 hB = 6,6 ↔ hB = 0,22 m
titik A setinggi vC
mg Dari persamaan (ii) :
70 cm. Berapa mg
kecepatan dan gaya v 2B = 10 hB – 1,2 ↔ v 2B = 10 × 0,22 – 1,2
tekan bola pada bidang saat tiba di puncak ↔ v 2B = 2,2 – 1,2 ↔ v 2B = 1
lingkaran ? ↔ vB = 1 m/det
Penyelesaian :
29. Dari titik A setinggi 110 cm dilepaskan
R = 25 cm = 0,25 m, hA = 70 cm = 0,7 m,
sebuah bola tanpa kecepatan awal pada
αB = 180°
bidang lingkaran dalam berjari-jari.
hB = 2R = 2 × 0,25 = 0,5 m Sampai di titik B
v 2B = 2 g (h A − h B ) ↔ v 2B = 2×10×(0,7 – 0,5) setinggi 90 cm bola vA
↔ v 2B = 20 × 0,2 ↔ v 2B = 4 meninggalkan
↔ vB = 2 m/det
lingkaran. Berapa
kecepatannya pada αB
R
v2 NB
N B = m B + mg cos α B saat berada di
R titik B ? Berapa pula vB NC
4 jari-jari lingkaran ? vC
↔ NB = 0,3× + 0,3×10 cos 180° mg
0,25 Penyelesaian : mg

↔ NB = 4,8 + 3×(–1) ↔ NB = 4.8 – 3 v B = 2 g (h A − h B ) ↔ v B = 2×10×(1,1 – 0,9)


2 2

↔ NB = 1,8 N
↔ v 2B = 20×0,2 ↔ v 2B = 4
28. Dari titik A setinggi 27 cm dilepaskan ↔ vB = 2 m/det
sebuah bola tanpa kecepatan awal pada Pada saat bola meninggalkan lingkaran :
bidang lingkaran dalam berjari-jari 12 cm. v 2B
Sampai di titik B bola meninggalkan NB = 0 ↔ m + mg cos αB = 0
R
Gerak Melingkar 89
v 2B aS = percepatan sentripetal, satuannya
↔ m = –mg cos αB m/det2
R
Gaya sentripetal merupakan resultan gaya
v B2 R − hB yang sejajar dengan garis hubung antara benda
↔ = –g ↔ 4 = – 10 (R – 0,9)
R R de-ngan pusat lingkaran (O). Gaya yang
↔ 4 = – 10 R + 9 ↔ 10 R = 9 – 4 arahnya menuju pusat lingkaran berharga
↔ 10 R = 5 ↔ R = 0,5 m positif, sedangkan yang menjauhi pusat
30. Sebuah bola massanya 100 gram lingkaran berharga negatif.
dilepaskan tanpa kecepatan awal dari Jadi :
titik A setinggi m v2
mg – NA = m A
60 cm pada bidang A R
lingkaran dalam v2
berjari-jari 20 cm. ↔ N A = mg − m A . . . . (49)
R
Pada titik B (cos αB
NA = gaya normal = gaya tekan benda pada
= 0,8), berapa gaya O R
bidang, satuannya N atau dyne
tekan bola pada αB g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det2
bidang ?
Penyelesaian :
B g ≈ 10 m/det2
vA = kecepatan, satuannya m/det atau cm/det
h 2 = R (1 − cos α 2 ) ↔ h2 = 0,2 (1 – 0,8)
R = jari-jari, satuannya m atau cm
↔ h2 = 0,2×0,2 ↔ h2 = 0,04 m Makin besar kecepatan benda, makin kecil
v 22 = 2 g (h1 − h 2 ) gaya tekannya. Suatu saat NA = 0. Artinya
benda tidak lagi menempel pada bidang.
↔ v 22 = 2×10×(0,6 – 0,04) Besar kecepatannya disebut kecepatan
↔ v 22 = 20×0,56 ↔ v 22 = 11,2 maksimum :
v 22 v 2A maks v A2 maks
N2 = m + mg cos α 2 0 = mg – m
R
↔ m
R
= mg
R
11,2 ↔ v A2 maks = g R . . . . . . (50)
↔ N2 = 0,1×( + 10×0,8)
0,2 ↔ v A maks = g R . . . . . (51)
↔ N2 = 0,1×(56 + 8) ↔ N2 = 0,1×64 Seperti halnya sepeda motor atau mobil yang
↔ N2 = 6,4 N bergerak pada jalan yang menonjol, bila
T. Gerak Benda Pada Lingkaran Luar kecepatannya melebihi kecepatan maksimum,
dapat meloncat (jumping).
Gerak benda pada lingkaran luar dapat dilihat
Misal benda menggelincir sampai di titik B,
seperti gambar berikut :
kecepatannya dapat ditentukan dengan rumus
NA
hukum kekekalan energi mekanik :
vmin
NB v 2B = 2 g (h A − h B ) . . . . . (52)
mg h = tinggi benda dihitung dari dasar
v lingkaran, satuannya m atau cm
R h A = 2 R . . . . . . . (53)
mg h −R
cos α B = B . . . . . (54)
R
Gambar 11 h
Misal pada puncak lingkaran benda bergerak ↔ cos α B = B − 1 . . . . (55)
R
dengan kecepatan vA.
Pada posisi ini gaya tekan benda pada bidang α = sudut antara garis yang
dapat dihitung dengan rumus : menghubungkan antara benda dengan
pusat lingkaran terhadap garis vertikal
ΣFS = m aS
FS = gaya sentripetal, satuannya N atau dyne yang ke atas, satuannya ° (derajat)
m = massa benda, satuannya kg atau gram Gaya tekannya dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :

90 Gerak Melingkar
v 2B ↔ v 2B = 20 × 0,05 ↔ v 2B = 1
ΣFS = m aS ↔ mg cos αB – N B = m
R ↔ vB = 1 m/det

v 2B h 0,55
↔ N B = mg cos α B − m . . (56) cos α B = B − 1 ↔ cos αB = –1
R R 0,3
Gerak benda ini tidak mungkin terus meluncur 11 5
↔ cos αB = –1 ↔ cos αB =
ke bagian bawah lingkaran. Melainkan ada 6 6
suatu posisi yang mana benda meninggalkan
v 2B
lingkaran, misal di titik C. Jadi saat ini benda N B = mg cos α B − m
tidak lagi menyentuh lingkaran. Yang berarti R
gaya tekannya tidak ada (NC = 0). 5 1
↔ NB = 0,025×10× – 0,025×
Contoh Soal : 6 0,3
5 2
↔ NB = 0,25× – 0,25×
31. Sebuah sepeda motor melewati suatu jalan 6 6
yang menonjol berjari-jari 15 meter 3
dengan kecepatan 9 m/det. Bila massa ↔ NB = 0,25× ↔ NB = 0,125 N
6
sepeda motor dan pengendaranya 200 kg,
berapa gaya tekannya pada puncak 33. Sebuah kelereng dilepaskan dari puncak
tonjolan ? Berapa pula kecepatan (titik A) sebuah bola dengan kecepatan
maksimum yang N A 1 m/det yang N A

diperbolehkan agar v
N
min diletakkan di lantai. v min
B N B

tidak sampai mg Kelereng mg


v
meloncat ? R meninggalkan bola R
v
mg
Penyelesaian : pada ketinggian mg

30 cm. Berapa
v2 92
N A = mg − m A ↔ NA = m×(10 – ) kecepatan kelereng
R 15 saat meninggalkan
81 bola ?
↔ NA = 200×(10 – )
15 Penyelesaian :
↔ NA = 2000 – 1080 ↔ NA = 920 N vA = 1 m/det, hC = 30 cm = 0,3 m
v A maks = g R ↔ v A maks = 10 × 15 hA = 2 R . . . . . . . (i)
v C2 = v 2A + 2 g (h A − h C )
↔ v A maks = 150 ↔ v A maks = 25 × 6
↔ v C2 = 12 + 2×10×(2R – 0,3)
↔ v A maks = 5 6 m/det
↔ v C2 = 1 + 20×(2R – 0,3)
32. Sebuah kelereng massanya 25 gram ↔ v C2 = 1 + 40R – 6
dilepaskan tanpa kecepatan awal dari
puncak (titik A) sebuah bola yang berjari- ↔ v C2 = 40 R – 5 . . . . . (ii)
jari 30 cm yang N hC − R
cos α C =
A
v
diletakkan di lantai. N
min
B R
Berapa kecepatan mg
0,3 − R
↔ cos αC =
v
dan gaya tekan R . . . . (iii)
mg R
kelereng pada bola
Saat kelereng meninggalkan bola :
saat berada pada
v2
ketinggian 55 cm NC = 0 ↔ mg cos αC – m C = 0
(titik B) ? R
Penyelesaian : v C2
m = 25 gram = 0,025 kg, R = 30 cm = 0,3 m, ↔ m = mg cos αC
R
hA = 2 R = 2 × 0,3 = 0,6 m, vA = 0 v C2 0,3 − R
Pada titik B : ↔ =g ↔ v C2 = g (0,3 – R)
hB = 55 cm = 0,55 m R R
2
↔ v C = 10×(0,3 – R)
v 2B = 2 g (h A − h B )
↔ v C2 = 3 – 10R . . . . . (iv)
↔ v 2B = 2×10×(0,6 – 0,55)
Gerak Melingkar 91
Persamaan (ii) = Persamaan (iv) Pada sepeda atau sepeda motor, untuk
40 R – 5 = 3 – 10 R ↔ 40 R + 10 R = 3 + 5 menghindari dorongan keluar ini, tubuh
↔ 50 R = 8 ↔ R = 0,16 m pengedara harus dimiringkan ke dalam
Dari persamaan (ii) : lingkaran supaya tidak sampai jatuh. Gaya
v C2 = 40 × 0,16 – 5 ↔ v C2 = 6,4 – 5 dorongan badan miring ini yang merupakan
gaya sentripetal ?
↔ v C2 = 1,4 ↔ vC = 1,4 m/det Gaya sentripetal yang dikerjakan ini besarnya
34. Sebuah kelereng massanya 40 gram harus disesuikan dengan gaya gesek antara ban
dilepaskan dari puncak (titik A) sebuah sepeda motor dengan jalan.
bola dengan kecepatan 0,3 m/det. Pada saat Jadi gaya sentripetal besarnya harus sama
mencapai ketinggian N A dengan gaya gesek antara ban sepeda motor
38 cm (titik B) dari
v min
N B
dengan jalan.
lantai, kecepatannya mg v2
v FS = fk ↔ m = fk
berubah menjadi R
mg R
0,7 m/det. Berapa f R
gaya tekannya di ↔ v2 = k . . . . . . (57)
m
titik itu ?
Penyelesaian : fk R
↔ v= . . . . . (58)
m = 40 gram = 0,04 kg, m
vA = 0,3 m/det, Dari persamaan 58 terlihat bahwa kecepatan
vB = 0,7 m/det, hB = 38 cm = 0,38 m berbanding lurus dengan akar koefisien gesek
v 2B = v 2A + 2 g (h A − h B ) antara ban sepeda motor dengan jalan.
2 2
↔ 0,7 = 0,3 + 2×10×(hA – 0,38) Makin kasar ban sepeda motor atau jalan,
↔ 0,49 = 0,09 + 20×(hA – 0,38)
makin besar koefisien geseknya, makin besar
↔ 0,49 – 0,09 = 20 hA – 7,6
kecepatannya.
↔ 0,4 + 7,6= 20 hA ↔ 8 = 20 hA
Jadi jalan yang baik adalah kasar. Selain itu
↔ hA = 0,4 m
harus rata.
hA = 2 R ↔ 0,4 = 2 R ↔ R = 0,2 m FS = gaya sentritel, satuannya N atau
dyne
h 0,38
cos α B = B − 1 ↔ cos αB = –1 fk = gaya gesek kinetik, satuannya N
R 0,2 atau dyne
↔ cos αB = 1,9 – 1 ↔ cos αB = 0,9 m = massa sepeda motor dan
v 2 pengedaranya, satuannya kg atau
N B = mg cos α B − m B gram
R
v = kecepatan, satuannya m/det atau
0,7 2
↔ NB = 0,04 × 10 × 0,9 – 0,04 × cm/det
0,2 R = jari-jari tikungan, satuannya m atau
↔ NB = 0,36 – 0,2 × 0,49 cm
↔ NB = 0,36 – 0,098 ↔ NB = 0,262 N
Contoh Soal :
U. Gerak Benda Pada Tikungan Datar
35. Sebuah tikungan datar berjari-jari
m 32 meter. Sebuah sepeda motor dan
pengendaranya
massanya 200 kg m
v
R melewati tikungan
tersebut. Berapa v
kecepatan maksimum R
yang diperbolehkan
Gambar 12 untuk melalui tikungan
Bila kita sedang naik bis atau kendaraan lain tersebut bila gaya gesek antara sepeda
dan sedang membelok, badan kita terasa motor dengan jalan 1600 N ?
terdorong keluar. Penyelesaian :
Gaya dorong ini yang disebut gaya sentrifugal.
92 Gerak Melingkar
2 1600 × 32
fk R Contoh Soal :
v2 = ↔ v =
m 200 36. Sebuah tikungan berjari-jari 30 meter
↔ v2 = 256 ↔ v = 16 m/det
dengan sudut kemiringan jalan 37°. berapa
V. Gerak Benda Pada Tikungan Miring kecepatan maksimum yang diperbolehkan
untuk melalui tikungan tersebut ?
N cos α N Penyelesaian : N cos α N

v = g R tg α
2
FS
FS 2 N sin α
↔ v = 10×30 tg 37 fS sin α
N sin α 2
fS sin α ↔ v = 300×0,75 fS cos α α
fS
2
fS ↔ v = 225
fS cos α α mg
↔ v = 15 m/s
mg ↔ v = 54 km/jam
Gambar 13 37. Sebuah tikungan berjari-jari 10√3 meter
Untuk mengatasi agar tikungan jalan dapat disediakan untuk sepeda motor
dilalui kendaraan dengan kecepatan yang agak berkecepatan 36 km/jam. Berapa derajat
tinggi, dan menghindari kecelakaan karena sudut kemiringan jalan
tergelincir, yaitu dengan cara membuat harus dibuat ? Bila N cos α N
tikungan miring. massa sepeda motor FS
Pada gambar 13, menunjukkan jalan miring dan pengendaranya N sin α
fS sin α
dengan sudut kemiringan α. 240 kg, berapa gaya fS
fS cos α α
Gaya sentripetalnya (FS) merupakan resultan tekannya pada jalan ?
antara gaya berat (mg) dan gaya normal (N). mg
Penyelesaian :
Arah gaya FS horisontal. Jadi tegak lurus v = 36 km/jam = 10 m/det
dengan gaya berat. Sehingga :
v 2 = g R tg α ↔ 102 = 10 × 10√3 tg α
F
tg α = S ↔ FS = m g tg α 1
mg ↔ 1 = √3 tg α ↔ = tg α
2 3
v
↔ m = m g tg α ↔
1 √3 = tg α ↔ α = 30°
R 3

v 2 = g R tg α . mg 240 × 10
↔ . . . . (59) N= ↔ N=
cos α cos 30 °
↔ v = g R tg α . . . . . (60)
2400 2400 × 2 3
v = kecepatan, satuannya m/det atau ↔ N= ↔ N= ×
1
cm/det 32 3 3
R = jari-jari tikungan, satuannya m atau 4800
cm ↔ N= √3 ↔ N = 1600√3 N
3
g = percepatan gravitasi bumi
g = 9,8 m/det2 ≈ 10 m/det2
α = sudut kemiringan tikungan
satuannya derajat (°)
Untuk menghitung gaya tekan benda pada
bidang miring dapat ditempuh dengan cara
menghitung gaya normal (N). Sebab gaya
normal ini merupakan gaya reaksi bidang pada
benda.
Jadi :
mg
cos α =
N
mg
↔ N= . . . . . . (61)
cos α
N = gaya normal, satuannya N
Gerak Melingkar 93
2 menit benda itu melakukan 16 kali
Soal Latihan
putaran, berapa kecepatan linier benda
1. Jika panjang jarum detik, jarum menit dan tersebut?
jarum jam berturut-turut 6 cm, 6 cm dan v = 160π m/s
3 cm, hitung kecepatan linier ujung-
12. Pada gambar di bawah RA = 6 cm,
ujungnya?
RB = 20 cm, RC = 12 cm. Jika roda C
vd = 0,2π cm/s, vm = π/300 cm/s dan
π
vj = /7200 cm/s
diputar dengan frekuensi
B
15/π put/det, berapa A
C
2. Berapa besar sudut yang ditempuh jarum kecepatan linier tepi
detik pada jam dinding selama 20 detik? roda B?
θ = 120° vB = 12 m/det
3. Berapa besar sudut yang ditempuh jarum 13. Pada gambar di bawah B
menit pada jam dinding selama 25 menit? RA = 5 cm, RB = 25 cm,
θ = 150° A C
RC = 10 cm dan
4. Berapa besar sudut yang ditempuh jarum RD = 15 cm. Jika roda C
jam pada jam dinding selama 3 jam? diputar dengan frekuensi
θ = 90° 15 put/det, berapa D
π
5. Dalam waktu 5 detik sebuah benda kecepatan sudut roda D?
melakukan 240 putaran. Hitung periode, ωD = 4 rad/s
frekuensi, dan kecepatan sudutnya!
14. Pada gambar di bawah
T = 1 detik, f = 45 put/detik, B
45 RA = 10 cm,
ω = 96π rad/s RB = 30 cm, C
A
6. Sebuah sepeda, rodanya berjari-jari 40 cm. RC = 15 cm dan
Berapa putaran yang harus dibuat untuk RD = 20 cm. Jika roda C
menempuh jarak 7,2 km? Bila jarak tersebut diputar dengan
D
ditempuh dalam waktu 15 menit, berapa frekuensi 10
π
put/det,
rad/det kecepatan sudut putar rodanya? berapa kecepatan sudut roda D?
n = 9000/π putaran, ω = 20 rad/det
ωD = 2,5 rad/s
7. Sebuah sepeda, rodanya berjari-jari 30 cm
Percepatan Sentripetal
dikayuh dengan kecepatan 75 rpm. Berapa
jarak yang akan ditempuh selama 10 menit? 15. Sebuah benda yang massanya 10 kg
S = 450π meter bergerak melingkar beraturan dengan
8. Dalam waktu 15 menit sebuah sepeda yang kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari lingkarannya
rodanya berjari-jari 30 cm menempuh jarak 0,5 meter, berapa:
6,75 km. Berapa kecepatan sudut putaran a) frekuensinya?
rodanya? b) periodenya?
ω = 25 rad/s c) percepatan sentripetalnya?
a) f = 4 Hz b) T=πs
9. Dalam waktu 20 menit sebuah sepeda yang π 4
rodanya berjari-jari 40 cm menempuh jarak c) a = 32 m/s2
9 km. Berapa kecepatan sudut putaran 16. Dalam waktu 10 menit sebuah sepeda yang
rodanya? rodanya berjari-jari 40 cm menempuh jarak
ω = 12,5 rad/s 8 km.
10. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan a. Berapa kecepatan sudut putaran
dengan jari-jari 60 cm. Jika dalam waktu rodanya?
1 menit benda itu melakukan 30 kali b. Berapa percepatan sentripetalnya?
putaran, berapa kecepatan linier benda a. ω = 25 rad/s, b. aS = 250 rad/s
tersebut? Gerak Melingkar pada Bidang Datar Licin
v = 240π cm/s
17. Sebuah benda massanya 0,6 kg diikat tali
11. Sebuah benda bergerak melingkar beraturan yang panjangnya 0,5 meter yang
dengan jari-jari 6 meter. Jika dalam waktu mempunyai tegangan putus 24 N.

94 Gerak Melingkar
Kemudian diputar di atas bidang datar yang dan vertikal membentuk sudut α (tg α =
licin. Berapa kecepatan maksimum yang 0,8), berapa:
diperbolehkan? a) kecepatan putarnya?
v = 1,5 m/det b) gaya tegangan tali?
18. Sebuah benda yang massanya 10 kg a) v = 1,6 m/det b) T=5N
bergerak melingkar beraturan dengan 23. Sebuah benda diikat tali yang panjangnya
kecepatan 4 m/s. Jika jari-jari lingkarannya 9,6 cm. Kemudian diputar horizontal di
0,5 meter, berapa: udara dengan kecepatan 1,2 m/det sehingga
a) frekuensinya? membentuk ayunan konik (gambar 24).
b) periodenya? Berapa sudut antara tali dan vertikal?
a) percepatan sentripetalnya? α = 60°
d) gaya sentripetalnya? 24. Sebuah benda diikat tali yang panjangnya
a) f = 4 Hz b) T=πs 90√2 cm. Kemudian diputar horizontal di
π 4
c) a = 32 m/s2 d) F = 320 N udara dengan kecepatan 3 m/det sehingga
19. Benda yang memiliki massa 2 kg bergerak membentuk ayunan konik (gambar 24).
secara beraturan dalam lintasan melingkar Berapa sudut antara tali dan vertikal?
α = 45°
berjari-jari 0,5 meter dengan kecepatan
4 m/s. Berapa: 25. Sebuah benda diikat tali yang panjangnya
a) periodenya? 45√3 cm. Kemudian diputar horizontal di
b) percepatan sentripetalnya? udara dengan kecepatan 1,5 m/det sehingga
c) gaya sentripetalnya? membentuk ayunan konik (gambar 24).
a) T = 0,25π s b) a = 32 m/s2 Berapa sudut antara tali dan vertikal?
c) F = 64 N α = 30°
Ayunan Konik 26. Sebuah benda massanya 400 gram diikat tali
20. Sebuah benda yang panjangnya 32 cm dan mempunyai
massanya 50√3 gram tegangan putus 5 N. Kemudian diputar
horizontal di udara sehingga membentuk
diikat tali yang α L
ayunan konik (gambar 24). Berapa
panjangnya 5√3 cm. T
kecepatan maksimum yang diperbolehkan?
Kemudian diputar v = 1,2 m/det
horizontal di udara m R
O 27. Sebuah benda massanya 200 gram diikat tali
sehingga membentuk v
ayunan konik (lihat yang panjangnya 15 cm dan mempunyai
gambar 24). Saat tali Gambar 24 tegangan putus 4 N. Kemudian diputar
dan vertikal membentuk sudut 30°: horizontal di udara sehingga membentuk
a) berapa kecepatan putarnya? ayunan konik (gambar 24). Berapa
b) berapa gaya tegangan tali? kecepatan maksimum yang diperbolehkan?
a) v = 0,5 m/det b) T=1N v = 1,5 m/det

21. Sebuah benda massanya 100√2 gram diikat 28. Sebuah benda massanya 150 gr diikat tali
tali yang panjangnya 20√2 cm. Kemudian yang panjangnya 20√3 cm dan mempunyai
diputar horizontal di udara sehingga tegangan putus √3 N. Kemudian diputar
membentuk ayunan konik (gambar 24). horizontal di udara sehingga membentuk
Pada saat tali dan vertikal membentuk sudut ayunan konik (gambar 24). Berapa
45°, berapa: kecepatan maksimum yang diperbolehkan?
v = 1 m/det
a) kecepatan putarnya?
b) gaya tegangan tali? 29. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar
a) v = 1 m/det b) T=2N horizontal di udara sehingga membentuk
22. Sebuah benda massanya 300 gram diikat tali ayunan konik. Pada saat kecepatannya
yang panjangnya 24 cm. Kemudian diputar 0,5 m/det, antara tali dan vertikal
horizontal di udara sehingga membentuk membentuk sudut 30°. Berapa kecepatan
ayunan konik (gambar 24). Pada saat tali yang harus diberikan agar sudut antara tali

Gerak Melingkar 95
dan vertikal bertambah menjadi 45° 2,8 m/det. Berapa kecepatan dan gaya
(gambar 24)? tegangan tali saat simpangannya α
v' = 0,75 m/det (cos α = 0,8)?
30. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar v2 = 1,2 m/det, T2 = 2,67 N
horizontal di udara sehingga membentuk 36. Sebuah benda massanya 1,2 kg diikat pada
ayunan konik. Pada saat kecepatannya seutas tali yang panjangnya 1,3 m,
0,75 m/det, antara tali dan vertikal kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
membentuk sudut 45°. Berapa kecepatan terendahnya benda diberi kecepatan
yang harus diberikan agar sudut antara tali 4 m/det.
dan vertikal bertambah menjadi 60° a) Berapa tinggi maksimum yang dicapai
(gambar 24)? benda (v2 = 0)?
v' = 1,1 m/det b) Berapa besar gaya tegangan tali pada
31. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar titik terjauhnya?
h2 = 0,8 m, T2 = 5 N
horizontal di udara sehingga membentuk
ayunan konik. Pada saat kecepatannya 37. Sebuah benda diikat pada seutas tali yang
1 m/det, antara tali dan vertikal membentuk panjangnya 65 cm, kemudian diputar
sudut 30°. Bila kecepatannya diperbesar vertikal di udara. Pada ketinggian 5 cm,
menjadi 1,25 m/det, sudut antara tali dan benda berhenti (v2 = 0) dan berbalik arah.
vertikal sekarang (gambar 24)? Berapa kecepatan awal yang diberikan di
α = 40° titik terendahnya?
v1 = 1 m/det
32. Sebuah benda diikat tali kemudian diputar
horizontal di udara sehingga membentuk 38. Sebuah benda diikat pada seutas tali,
ayunan konik. Pada saat kecepatannya kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
1,25 m/det, antara tali dan vertikal terendahnya benda diberi kecepatan
membentuk sudut 30°. Bila kecepatannya 4,4 m/det. Pada ketinggian 79,2 cm tali
diperbesar menjadi 1,5 m/det, sudut antara mulai kendor (T = 0). Berapa panjang
tali dan vertikal sekarang (gambar 24)? talinya? Berapa pula kecepatannya saat itu?
α = 37° R = 44 cm, v2 = 0,4 22 m/det
Gerak pada Lingkaran Vertikal 39. Sebuah benda diikat seutas tali yang
33. Sebuah benda massanya panjangnya 2,75 m, kemudian diputar
350 gram digantung pada vertikal di udara. Di titik terendahnya benda
O diberi kecepatan 11 m/det.
seutas tali yang
α T a) Pada ketinggian berapa meter tali mulai
panjangnya 72 cm, R=L
kemudian diputar vertikal kendor?
di udara. Di titik terendah m v1 b) Berapa kecepatannya saat itu?
benda diberi kecepatan a) h2 = 4,95 m, b) v2 = 22 N
3,6 m/det. Berapa kecepatan dan gaya 40. Sebuah benda massanya 400 gram diikat
tegangan tali saat simpangannya 60°? pada seutas tali yang panjangnya 3,2 m,
v2 = 2,4 m/det, T2 = 4,55 N kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
34. Sebuah benda massanya 350 gram terendahnya benda diberi kecepatan
digantung pada seutas tali yang panjangnya 6 m/det. Berapa kecepatan dan gaya
50 cm, kemudian diputar vertikal di udara. tegangan tali saat benda berada pada
Di titik terendahnya benda diberi kecepatan ketinggian 1,6 m?
5,2 m/det. Berapa kecepatan dan gaya v2 = 2 m/det, T2 = 2,5 N
tegangan tali saat simpangannya α 41. Sebuah benda massanya 500 gram diikat
(cos α = 0,6)? pada seutas tali yang panjangnya 90 cm,
v2 = 4,8 m/det, T2 = 18,2 N kemudian diputar vertikal di udara. Di titik
35. Sebuah benda massanya 300 gram terendahnya benda diberi kecepatan
digantung pada seutas tali yang panjangnya 2,7 m/det. Berapa kecepatan dan gaya
160 cm, kemudian diputar vertikal di udara. tegangan tali saat benda berada pada
Di titik terendahnya benda diberi kecepatan ketinggian 36 cm?

96 Gerak Melingkar
v2 = 0,3 m/det, T2 = 3,05 N 48. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
42. Sebuah benda massanya 0,8 kg diikat pada benda yang massanya 300 gram yang diikat
seutas tali yang panjangnya 1,6 m, pada sebuah tali yang panjangnya 1,5 m.
kemudian diputar vertikal di udara. Di titik Pertama kali diberi simpangan setinggi
terendahnya benda diberi kecepatan 0,75 m. Berapa kecepatan dan gaya
10 m/det. Berapa kecepatan dan gaya tegangan tali saat berada pada ketinggian
tegangan tali saat benda berada pada puncak 30 cm dari titik terendahnya?
lingkaran? v2 = 3 m/det, T2 = 4,2 N
v2 = 6 m/det, T2 = 10 N 49. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
43. Sebuah benda massanya 400 gram diikat benda yang massanya 350 gram yang diikat
pada seutas tali yang panjangnya 50 cm, pada sebuah tali yang panjangnya 100 cm.
kemudian diputar vertikal di udara. Di titik Pertama kali diberi simpangan setinggi
terendahnya benda diberi kecepatan 95 cm. Berapa kecepatan dan gaya tegangan
3 m/det. Pada saat kecepatannya = √7 m/s, tali saat tali membentuk sudut 60° terhadap
berapa besar gaya tegangan talinya? garis vertikal?
T2 = 8,8 N v2 = 3 m/det, T2 = 4,9 N

44. Sebuah benda massanya 500 gram diikat 50. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
pada seutas tali yang panjangnya 1 m, benda yang massanya 200 gram yang diikat
kemudian diputar vertikal di udara. Di titik pada sebuah tali yang panjangnya 72 cm.
terendahnya benda diberi kecepatan Pertama kali diberi simpangan sebesar 60°.
4 m/det. Pada saat kecepatannya = 2√2 m/s, Berapa kecepatan dan gaya tegangan tali
berapa besar gaya tegangan talinya? saat tali membentuk sudut α (cos α = 0,6)
T2 = 7 N terhadap garis vertikal?
v2 = 1,2 m/det, T2 = 1,6 N
Ayunan Sederhana
51. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
45. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah benda yang massanya 250 gram yang diikat
benda yang massanya 300 gram yang diikat pada sebuah tali yang panjangnya 2 m.
pada sebuah tali yang
O Pertama kali diberi simpangan sebesar 60°.
panjangnya 20 cm.
α L-R Berapa kecepatan dan gaya tegangan tali
Pertama kali diberi
T saat benda berada pada ketinggian 0,8 meter
simpangan sebesar 90°. dari titik terendahnya?
Berapa kecepatan dan v2 = 2 m/det, T2 = 2 N
gaya tegangan tali saat m
berada di titik v Gerak pada Lingkaran Dalam
terendahnya? 52. Sebuah bola massanya 400 gr dilepaskan
v2 = 2 m/det, T2 = 9 N tanpa kecepatan awal m
A
46. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah dari titik A pada bidang
benda yang massanya 500 gram yang diikat lingkaran dalam berjari-
R
pada sebuah tali yang panjangnya 25 cm. jari 12 cm (Gambar NB O
Pertama kali diberi simpangan sebesar α 27 di samping). Berapa α
(cos α = 0,8). Berapa kecepatan dan gaya kecepatan dan gaya B
tegangan tali saat berada di titik tekan bola pada bidang
saat berada pada titik B Gambar 27
terendahnya?
v2 = √2 m/det, T2 = 9 N (cos αB = 0,6)?
vB = 1,2 m/det, NB = 7,2 N
47. Suatu ayunan sederhana terdiri atas sebuah
benda yang massanya 1 kg yang diikat pada 53. Dari titik A setinggi 50 cm pada sebuah
sebuah tali yang panjangnya 50 cm. talang dilepaskan sebuah bola bermassa
Pertama kali diberi simpangan setinggi 150 gr tanpa kecepatan awal (gambar 27).
25 cm. Berapa kecepatan dan gaya tegangan Bila jari-jari talang 25 cm, berapa kecepatan
tali saat berada di titik terendahnya? dan gaya tekan bola pada saat berada pada
v2 = √5 m/det, T2 = 20 N titik B (cos αB = 0,8)?
vB = 3 m/det, NB = 2,2 N

Gerak Melingkar 97
54. Pada sebuah talang berjari-jari 20 cm 59. Sebuah bola dilepaskan tanpa kecepatan
dilepaskan sebuah bola bermassa 150 gram awal dari titik A pada suatu lingkaran dalam
tanpa kecepatan awal dari titik A setinggi berjari-jari 18 cm (gambar 30). Pada
20 cm terhadap titik terendahnya (gambar ketinggian 28 cm (titik B) bola
27). Berapa kecepatan dan gaya tekan bola meninggalkan lingkaran. Berapa kecepatan
pada bidang saat berada pada titik B bola saat berada di titik B? Berapa tinggi
setinggi 4 cm dari titik terendahnya? titik A?
vB = 2 m/det, NB = 4,5 N vB = 1 m/det, hA = 33 cm
55. Sebuah bola massanya 400 gr dilepaskan 60. Pada suatu bidang lingkaran dalam
tanpa kecepatan awal dilepaskan sebuah bola yang massanya
dari titik A setinggi 0,3 kg tanpa kecepatan awal dari titik A
20 cm pada sebuah m O R yang tingginya 3 kali jari-jari lingkaran
A
talang berjari-jari 10 cm α (gambar 30). Ketika meninggalkan
(lihat gambar di NB lingkaran, kecepatan bola 2 m/det. Berapa
samping). Berapa B gaya tekan bola pada bidang saat berada di
kecepatan dan gaya puncak lingkaran itu?
tekan bola pada bidang NB = 1,8 N
saat berada pada titik B setinggi 2 cm dari 61. Pada suatu bidang lingkaran dalam berjari-
titik terendahnya? jari 20 cm dilepaskan
vB = 0,6√10 m/det, NB = 6,6 N m
sebuah bola yang A
56. Sebuah bola massanya 400 gr dilepaskan massanya 0,25 kg tanpa B
tanpa kecepatan awal m kecepatan awal dari
dari titik A pada bidang A titik A setinggi 60 cm
O R
lingkaran dalam berjari- (lihat gambar 31 di
jari 12 cm (lihat gambar O R samping). Berapa
29 di samping). Berapa α kecepatan dan gaya
kecepatan dan gaya NC tekan bola pada bidang
tekan bola pada bidang vC saat berada di puncak Gambar 31
C
saat berada di titik lingkaran?
terendahnya (C)? Gambar 29 vB = 2 m/det, NB = 2,5 N
vC = 2, 4 m/det, NC = 12 N 62. Pada suatu bidang lingkaran dalam
dilepaskan sebuah bola yang massanya
57. Pada sebuah talang berjari-jari 20 cm
0,4 kg tanpa kecepatan awal dari titik A
dilepaskan sebuah bola bermassa 150 gram
setinggi 21 cm (gambar 31). Ketika
tanpa kecepatan awal dari titik A setinggi
meninggalkan lingkaran, kecepatan bola
20 cm terhadap titik terendahnya (gambar
1 m/det. Berapa gaya tekan bola pada
29). Berapa kecepatan dan gaya tekan bola
bidang saat berada di puncak lingkaran itu?
pada saat berada pada titik terendahnya NB = 1 N
(titik C)?
63. Dari titik A setinggi 35 cm pada sebuah
vC = 3, 2 m/det, NC = 3,6 N
lingkaran dalam berjarti-jari 20 cm
58. Sebuah bola dilepaskan tanpa kecepatan dilepaskan sebuah bola tanpa tanpa
awal dari titik A setinggi kecepatan awal (gambar 31). Sampai di
31 cm pada suatu bidang m B titik B bola meninggalkan lingkaran. Berapa
A R
lingkaran dalam (lihat α tinggi titik B? Berapa pula kecepatan bola
gambar 30 di samping). NB pada saat berada pada titik itu?
O
Pada ketinggian 26 cm hB = 30 cm, vB = 1 m/det
bola meninggalkan
lingkaran (NB = 0).
Berapa kecepatan bola Gambar 30
saat itu? Berapa pula jari-jari bidang
lingkaran?
vB = 1 m/det, R = 16 cm

98 Gerak Melingkar
64. Sebuah bola massanya 100 gram dilepaskan a) Berapa kecepatan dan gaya tekan
tanpa kecepatan m kelereng pada bola pada saat berada
awal dari titik A A pada ketinggian 41 cm (titik B)?
setinggi 36 cm b) Berapa kecepatan dan tinggi kelereng
pada bidang dari lantai saat meninggalkan bola
lingkaran dalam (titik C)?
berjari-jari 12 cm. a) vB = 1 m/det, NB = 0,1125 N,
O R
Pada titik B b) vC = √1,6 m/det, hC = 40 cm
αB
(cos αB = 0,6), 69. Sebuah kelereng massanya 25 gram
B
berapa gaya tekan dilepaskan dengan kecepatan awal 1 m/det
bola pada bidang? dari puncak (titik A) sebuah bola yang
N2 = 5,8 N berjari-jari 25 cm yang diletakkan di lantai
65. Sebuah bola (gambar 34)
m a) Berapa kecepatan dan gaya tekan
massanya 100 gram
A kelereng pada bola pada saat berada
dilepaskan tanpa
kecepatan awal dari pada ketinggian 46 cm (titik B)?
titik A setinggi 60 cm b) Berapa kecepatan dan tinggi kelereng
pada bidang lingkaran O R dari lantai saat meninggalkan bola
dalam berjari-jari αB (titik C)?
20 cm. Pada titik B B a) vB = √1,8 m/det, NB = 0,03 N
b) vC = √2 m/det, hC = 45 cm
(cos αB = 0,8), berapa
gaya tekan bola pada bidang? 70. Sebuah kelereng NA
N2 = 6,4 N dilepaskan dari vmin
NB
Gerak pada Lingkaran Luar puncak (titik A) mg
sebuah bola dengan v
R
66. Sebuah sepeda motor bergerak melewati kecepatan 1,2 m/det mg
suatu jalan yang menonjol berjari-jari (lihat gambar 35 di
20 meter dengan kecepatan 8 m/det. Bila samping). Kelereng
massa sepeda motor dan pengendaranya meninggalkan bola
350 kg, berapa gaya tekannya pada puncak di titik C pada
tonjolan? Berapa pula kecepatan maksimum ketinggian 29,8 cm.
yang diperbolehkan agar tidak sampai Berapa Gambar 35
meloncat? kecepatannya saat
Jwb: N = 2380 N, vmaks = 10√2 m/det itu?
67. Sebuah sepeda motor bergerak melewati vC = √1,48 m/det
suatu jalan yang menonjol berjari-jari 71. Sebuah kelereng dilepaskan dari puncak
10 meter dengan kecepatan 7 m/det. Bila (titik A) sebuah bola dengan kecepatan
massa sepeda motor dan pengendaranya 0,7 m/det (gambar 35). Kelereng
300 kg, berapa gaya tekannya pada puncak meninggalkan bola di titik C pada
tonjolan? Berapa pula kecepatan maksimum ketinggian 13,3 cm. Berapa kecepatannya
yang diperbolehkan agar tidak sampai saat itu?
meloncat? vC = 0,3√7 m/det
N = 1530 N, vmaks = 10 m/det
72. Sebuah kelereng massanya 10 gram
68. Sebuah kelereng NA dilepaskan dengan kecepatan awal 0,3 m/det
massanya 30 gram vmin
NB dari puncak (titik A) sebuah bola yang
dilepaskan tanpa mg diletakkan di lantai (gambar 35). Pada saat
kecepatan awal dari R
v
berada pada ketinggian 49 cm (titik B) dari
mg
puncak (titik A) lantai, kecepatannya berubah menjadi
sebuah bola yang 0,6 m/det. Berapa gaya tekan kelereng pada
berjari-jari 24 cm titik B itu?
yang diletakkan di NB = 0,0816 N
lantai (lihat gambar
34 di samping)
Gambar 34
Gerak Melingkar 99
73. Sebuah kelereng massanya 25 gram
dilepaskan dengan kecepatan awal 0,6 m/det
dari puncak (titik A) sebuah bola yang
diletakkan di lantai (gambar 35). Pada saat
berada pada ketinggian 52 cm (titik B) dari
lantai, kecepatannya berubah menjadi
1,4 m/det. Berapa gaya tekan kelereng pada
titik B itu?
NB = 0,02 N
74. Sebuah kelereng massanya 20 gram
dilepaskan dengan kecepatan awal 0,1 m/det
dari puncak (titik A) sebuah bola yang
diletakkan di lantai (gambar 35). Pada saat
berada pada ketinggian 40 cm (titik B) dari
lantai, gaya tekan kelereng pada lantai
0,09 N. Berapa kecepatannya saat berada di
titik B itu?
vB = 0,9 m/det
Gerak pada Tikungan Datar
75. Sebuah sepeda motor dan pengendaranya
massanya 300 kg melewati sebuah tikungan
datar berjari-jari 28 meter. Berapa
kecepatan maksimum yang diperbolehkan
untuk melewati tikungan itu jika gaya gesek
yang bekerja = 2100 N?
v = 14 m/det
76. Sebuah tikungan datar berjari-jari 30 meter
disediakan untuk sepeda motor
berkecepatan 54 km/jam. Berapa
perbandingan antara gaya gesek dengan
gaya berat sepeda motor dan
pengendaranya?
f: W = 0,75
Gerak pada Tikungan Miring
77. Sebuah tikungan miring berjari-jari
22,5 meter disediakan untuk sepeda motor
berkecepatan 54 km/jam. Berapa derajat
kemiringan jalan harus dibuat?
Bila massa sepeda motor dan pengendaranya
240 kg, berapa gaya tekannya pada jalan?
α = 45°, N = 2400√2 N
78. Sebuah sepeda bergerak melingkar pada
lintasan yang berjari-jari 80 meter dalam
sebuah Velodrome (Arena Balap Sepeda).
Sudut kemiringan Velodrome α (tg α = 2).
Berapa kecepatan minimum yang harus
dibuat agar tidak sampai terguling?
v = 40 m/det

100 Gerak Melingkar


(4) Arah vektor percepatan sentripetal
Soal UNAS
searah dengan vektor kecepatan
Gerak Melingkar Beraturan liniernya.
1. Setiap benda yang bergerak secara Pernyataan di atas yang benar adalah ...
beraturan dalam suatu lintasan berbentuk A. (1) dan (2)
lingkaran ... B. (2) dan (3)
A. kecepatannya tetap C. (3) dan (4)
B. percepatannya tetap D. (1), (2) dan (3)
C. gaya radialnya tetap E. (1), (2), (3) dan (4)
D. momentum liniernya tetap 6. Di antara pernyataan berikut ini:
E. lajunya tetap (1) kecepatan sudut tetap, kecepatan linier
2. Setiap benda yang bergerak secara berubah
beraturan dalam suatu lintasan berbentuk (2) kecepatan sudut dan kecepatan linier
lingkaran ... tetap
A. vektor kecepatannya konstan (3) kecepatan sudut dan kecepatan linier
B. vektor percepatannya konstan berubah
C. gaya radialnya konstan yang berlaku pada gerak melingkar
D. momentum liniernya konstan beraturan adalah ...
E. semua jawaban di atas salah A. (1) saja B. (1) dan (2)
C. (2) saja D. (2) dan (3)
3. Sebuah benda yang massanya 10 kg E. (3) saja
bergerak melingkar beraturan dengan
kecepatan 4 m.s-1. Jika jari-jari lingkaran 7. Satuan kecepatan sudut adalah:
0,5 meter, maka: (1) radial (2) m/sekon
(1) Frekuensi putarannya 4/π Hz (3) derajat/sekon (4) radial/sekon
(2) Percepatan sentripetalnya 32 m.s-2 8. Jika sebuah titik bergerak secara beraturan
(3) Gaya sentripetalnya 320 N dalam lintasan yang melingkar, maka:
(4) Periodenya 4π s. (1) percepatan radialnya tidak nol
Pernyataan yang benar adalah ... (2) percepatan sudutnya tidak nol
A. (1), (2), (3), dan (4) (3) jari-jari lintasannya tetap
B. (1), (2), dan (3) (4) arah kecepatannya tetap
C. (1), dan (3) saja
9. Sebuah benda tegar berputar dengan
D. (2), dan (4) saja
kecepatan sudut 10 rad/s. Kecepatan linier
E. (3), dan (4) saja
suatu titik pada benda berjarak 0,5 m dari
4. Sebuah benda bergerak mengikuti lintasan sumbu putar adalah ...
berbentuk lingkaran dengan jari-jari 10 m. A. 20 m/s B. 10,5 m/s
Perpindahan yang dialami benda bila C. 10 m/s D. 9,5 m/s
menempuh 12 lingkaran adalah ... E. 5 m/s
A. 10 m B. 20 m C. 30 m 10. Jika gerak satelit mengelilingi bumi adalah
D. 62,8 m E. 80 m lingkaran beraturan, pernyataan yang benar
5. Pernyataan berikut tentang percepatan tentang gerak satelit tersebut adalah ...
sentripetal pada gerak melingkar: A. kelajuan tetap, besar percepatan nol
(1) Percepatan sentripetal di setiap titik B. kecepatan tetap, besar percepatan nol
pada lintasannya selalu menuju pusat C. kecepatan tetap, besar percepatan tetap
lingkaran. D. kelajuan tetap, besar percepatan tetap
(2) Percepatan sentripetal mengubah arah E. kecepatan nol, besar percepatan nol
kecepatan linier sehingga lintasan 11. Akibat rotasi bumi, keadaan Hasan yang
berupa lingkaran. bermassa a dan ada di Bandung, dan David
(3) Besar percepatan sentripetal pada setiap bermassa a dan ada di London, akan sama
lintasan tergantung kecepatan anguler dalam hal ...
dan jari-jari lintasan. A. laju liniernya
B. kecepatan liniernya
Gerak Melingkar 101
C. gaya gravitasi buminya 17. Sebuah satelit yang bergerak secara
D. kecepatan angulernya beraturan dalam garis edar berbentuk
E. percepatan sentripetalnya lingkaran mengelilingi bumi mempunyai
12. Pada gerak melingkar, S = busur lintasan, kecepatan yang tetap
sebab
satuannya meter, R = jari-jari, satuannya
Satelit yang mengelilingi bumi tidak
meter dan θ = sudut yang ditempuh,
mengalami percepatan.
satuannya radian.
S=θR Gaya Sentripetal
Dimensi θ adalah ... 18. Seorang Hercules memutar benda bermassa
A. L B. L2 C. LT–1 4 kg yang diikatkan pada tali yang
D. LT E. tidak ada panjangnya 6 m dengan kelajuan konstan
13. Perhatikan gambar di samping! Diketahui 12 ms–1, maka besar gaya sentripetal benda
RA = 5 cm, RB = 30 cm, dan RC = 21 cm. tersebut adalah.....
A. 96 N B. 86 N
C. 16 N D. 12 N
E. 8 N
19. Sebuah benda bergerak dengan kelajuan
konstan v melalui lintasan yang berbentuk
Jika roda C berputar pada 300 rpm, lingkaran berjari-jari R dengan percepatan
kecepatan sudut roda A adalah ... rad/s sentripetal (as). Agar percepatan sentripetal
A. 24 π C. 36 π E. 42 π menjadi dua kali semula maka ...
B. 46 π D. 52 π A. v dijadikan 4 kali dan R dijadikan 2 kali
14. Perhatikan gambar dari roda-roda yang semula
dihubungkan dengan tali di bawah. Jari-jari B. v dijadikan 2 kali dan R dijadikan 4 kali
roda P = 2cm, jari-jari roda Q 1cm dan jari- semula
jari roda R 5cm. Jika kecepatan liner roda R C. v dijadikan 2 kali dan R dijadikan 2 kali
4 cm/s maka perbandingan kecepatan sudut semula
roda Q dan roda R adalah … D. v tetap dan R dijadikan 2 kali semula
A. 1: 5 E. v dijadikan 2 kali semula dan R tetap
B. 2: 1 20. Sebuah benda massa 0,1 kg bergerak
C. 2: 5 melingkar beraturan dengan kelajuan
D. 5: 1 10 m/dt, jari-jari lintasannya 2 m. Besarnya
E. 5: 2 gaya sentripetal yang dialami benda tersebut
15. Tiga buah roda adalah ...
dihubungkan seperti tampak pada gambar. A. 0,5 N B. 2 N C. 2,5 N
A dan B menyatu dan sepusat, B dan C D. 5 N E. 20 N
dihubungkan dengan tali. Jika jari-jari 21. Sebuah benda bermassa 49 gram diputar
masing-masing roda RA = 4 cm, RB = 2 cm dengan alat sentripetal yang diberi beban
dan RC = 10 cm, maka perbandingan penggantung bermassa 147 gram dan
kecepatan sudut roda A dan C adalah ... g = 9,8 ms–2. Jika benda diputar dengan jari-
A. 1: 5 A jari putaran yang tetap dan bidang
B. 2: 1 lintasannya horizontal, maka percepatan
C. 2: 5 B C sentripetal pada benda itu adalah ...
D. 5: 1 A. 14,5 m/s2 B. 19,4 m/s2
E. 5: 2 C. 25,3 m/s2 D. 29,4 m/s2
2
16. Permukaan bulan yang menghadap ke E. 34,3 m/s
permukaan bumi selalu sama 22. Jika frekuensi gerak benda yang melakukan
sebab gerak melingkar diperbesar 3 kali semula,
percepatan gravitasi bumi lebih besar maka gaya sentripetal yang terjadi menjadi
dibandingkan dengan percepatan gravitasi ... semula.
bulan
102 Gerak Melingkar
A. 1 kali B. 1
kali C. 3 kali (4) benda mempunyai percepatan radial
9 3 menuju pusat lingkaran
D. 6 kali E. 9 kali
Gerak Melingkar Vertikal
23. Dengan menggunakan alat sentripetal,
benda yang massanya m diputar melingkar 28. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang
beraturan dengan laju anguler = ω. Apabila diikat dengan tali berputar dalam suatu
panjang tali alat sentripetal diperkecil bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu
adalah suatu lingkaran dengan jari-jari
menjadi 14 kali, maka dengan beban yang
1,5 m. Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/det
tetap, kelajuan angulernya menjadi ... dan g = 10 m/det2, maka tegangan tali pada
A. 4ω B. 2ω C. ω saat benda berada di titik terendah adalah ...
D. 0,5ω E. 0,25ω A. 30 newton B. 40 newton
24. Sebuah benda massanya 5 kilogram C. 50 newton D. 70 newton
bergerak secara beraturan dalam lintasan E. 80 newton
yang melingkar dengan kecepatan 29. Sebuah batu dengan massa 2 kg diikat
2 m/detik. Bila jari-jari lingkaran 0,5 m dengan tali dan diputar sehingga lintasan
besarnya, maka: berbentuk lingkaran vertikal dengan jari-jari
(1) waktu putarnya adalah 0,5π detik 0,5 m. Jika kecepatan sudut batu 6 rad/s dan
(2) besar percepatan sentripetalnya adalah g = 10 m/s2, maka tegangan tali pada saat
8 m/det2 batu di titik tertinggi adalah ...
(3) gaya sentripetalnya adalah 40 newton A. 36 N B. 144 N
(4) vektor kecepatannya tidak tetap C. 16 N D. 124 N
25. Untuk membiasakan diri pada gaya sebesar E. 56 N
9,6 W (W = berat badan) seorang astronot 30. Sebuah bola logam diikat pada ujung seutas
berlatih dalam pesawat sentrifugal yang tali dan diputar dengan laju tetap pada
jari-jarinya 6 meter. Percepatan gravitasi bidang vertikal. Gaya yang bekerja pada
bumi adalah 10 m/det2. Untuk maksud bola tersebut adalah ...
tersebut pesawat sentrifugal harus diputar (1) gaya resultan yang sebanding dengan
dengan ... kecepatan kuadrat
A. laju anguler 240 radial/detik (2) gaya berat yang timbul karena gravitasi
B. laju anguler 240 radial/menit bumi
C. 120 putaran/detik (3) gaya sentripetal karena benda bergerak
D. 96 putaran/detik melingkar
E. 6 putaran/detik (4) gaya tangensial karena adanya
26. Suatu benda bergerak melingkar beraturan, kecepatan putar bola
maka: 31. Sebuah benda bermassa m diikatkan di
(1) benda mendapat gaya yang besarnya ujung seutas tali lalu diayunkan di bidang
sebanding dengan lajunya vertikal g = percepatan gravitasi bumi. Agar
(2) kecepatan benda tetap benda dapat melakukan gerak melingkar
(3) benda mempunyai percepatan radial penuh, maka di titik terendah gaya
yang besarnya sebanding dengan sentripetal minimumnya haruslah ...
lajunya A. 5 mg B. 4 mg C. 3 mg
(4) benda mempunyai percepatan radial D. 2 mg E. 1 mg
menuju pusat lingkaran 32. Sebuah bola bermassa 0,2 kg diikat dengan
27. Suatu benda bergerak melingkar beraturan tali sepanjang 0,5 m kemudian diputar
maka: sehingga melakukan gerak melingkar
(1) benda mendapat gaya yang sebanding beraturan dalam bidang vertikal. Jika pada
dengan kecepatan saat mencapai titik terendah laju bola adalah
(2) laju benda tetap 5 m/s, maka tegangan tali pada saat itu
(3) benda mengalami gaya radial menjauhi sebesar ...
pusat lingkaran A. 2 N B. 8 N C. 10 N
D. 12 N E. 18 N
Gerak Melingkar 103
Gerak pada Lingkaran Luar maka kecepatan maksimal mobil yang
33. Gaya vertikal yang beraksi pada mobil ialah diperbolehkan dalam m/s adalah ...
N, N’ dan mg (lihat A. 10 B. 18 C. 25
N N′ D. 30 E. 33
gambar). Ketika
mobil itu berada di mg
puncak jalan
kelajuannya v, maka ...
A. N + N′ = mg, tak tergantung pada v
B. N + N′ < mg, selisihnya tergantung
pada v
C. N + N′ > mg, selisihnya tergantung
pada v
D. N+N′< mg, selisihnya tak tergantung
pada v
E. N+N′> mg, selisihnya tak tergantung
pada v
34. Sebuah jembatan melengkung dengan jari-
jari kelengkungan R. Titik pusat
kelengkunannya ada di bawah jembatan itu.
Gaya yang diakibatkan pada jembatan itu
oleh sebuah mobil yang beratnya W yang
bergerak dengan kecepatan v sewaktu
berada di puncak jembatan itu (g adalah
percepatan gravitasi) adalah sebesar ...
W  v2   v2 
A. 1 +  B. W 1 + 
g  R  gR 
Wv 2 W  v2 
C. D. 1 − 
W + gR g  R
 v2 
E. W 1 − 
 gR 
Gerak pada Tikungan
35. Sebuah sepeda motor beratnya 1000 N,
bergerak melintasi sebuah tikungan yang
mempunyai jari-jari kelengkungan 9 m. Jika
koefisien gesekan antara roda dan
permukaan jalan 0,4 dan g = 10 m/s2, maka
kecepatan maksimum sepeda motor supaya
saat menikung tidak tergelincir adalah ...
A. 22,5 m/s B. 18 m/s
C. 6 m/s D. 4 m/s
E. 3,6 m/s
36. Sebuah benda bermassa 4 ton melewati
sebuah tikungan jalan. Poros tengah-tengah
jalan merupakan bagian lingkaran
horizontal dengan jari-jari kelengkungan
30 m. Bila kemiringan jalan 37° dan
3 ,
koefisien gesekan statik jalan adalah 16

104 Gerak Melingkar


yang diperoleh 2a.
BAB 5: HUKUM NEWTON
Kesimpulannya, yang merupakan Hukum II
A. Hukum I Newton (Hukum Newton bunyinya:
Kelembaman) "Jika pada sebuah benda dikerjakan gaya,
maka benda akan mendapat percepatan yang
Bunyinya: besarnya berbanding lurus dengan gaya yang
"Setiap benda akan tetap diam atau terus bekerja dan berbanding terbalik dengan
bergerak lurus beraturan selama tidak ada gaya massanya, serta arah percepatan sama dengan
yang mem- pengaruhinya". arah gaya yang bekerja".
Ditulis dengan rumus: Ditulis dengan rumus:
ΣF = 0 . . . . . . . (1) F
Benda yang demikian dikatakan setimbang. a= . . . . . . . (2)
m
Hukum I disebut juga hukum kelembaman,
artinya jika sebuah benda mula-mula diam, ↔ F = ma . . . . . . (3)
maka dia ingin tetap diam. Tetapi bila dia Bila gayanya lebih dari satu, maka:
sedang bergerak, maka dia akan ingin terus ΣF = m a . . . . . . (4)
bergerak. Jika massanya lebih dari satu, maka:
Contoh: ΣF = Σm a . . . . . . . (5)
*Misal sebuah buku diletakkan di atas kertas. Benda yang demikian dikatakan tidak
Kemudian kertasnya di tarik dengan cepat, setimbang.
akan terlihat bahwa buku tetap di tempat.
Tetapi bila cara menariknya perlahan, maka C. Hukum III Newton (Aksi & Reaksi)
bukunya akan ikut bergerak Bunyinya:
*Bila kita sedang berdiri dalam gerbong kereta "Jika sebuah benda mengerjakan gaya (aksi)
api yang diam, tiba-tiba kereta bergerak, maka pada benda yang lain, maka benda kedua akan
badan kita akan terdorong ke belakang. Tetapi memberikan gaya reaksi pada benda pertama
bila kereta apinya mula-mula sudah bergerak, yang besarnya sama tetapi arahnya
kemudian tiba-tiba di rem, maka badan kita berlawanan".
akan terdorong ke depan.  
Faksi = −Freaksi . . . . . . (6)
B. Hukum II Newton Faksi = Freaksi . . . . . . (7)
Gambar di samping
m D. Gaya Gesek (f) dan Koefisien Gesek (µ)
menunjukkan sebuah
benda massanya m Gambar 1a Sebuah benda
diletakkan di atas bidang N
massanya m terletak
datar yang licin mula-mula diam (Gambar 1a). di atas bidang datar m
Kemudian pada benda (gambar 2a). Karena
a W
dikerjakan gaya F F pengaruh gravitasi
(Gambar 1b). m bumi, maka benda Gambar 2a
Akibatnya benda mengerjakan gaya berat pada bidang:
Gambar 1b
bergerak dengan W = mg
mendapat percepatan a. Menurut hukum III Newton bidang akan
Kemudian massa benda ditambah sehingga memberikan reaksi pada benda yang
menjadi 2m. 
Dengan gaya yang 1
/2a
dinamakan gaya normal ( N ).
tetap F (Gambar 1c), F N=W
m m N
percepatan yang Kemudian pada F
benda ditarik gaya f m
diperoheh = 12 a. Gambar 1c  s

Tetapi bila massanya dibuat tetap m, (F) mendatar ke


W
sedangkan gayanya kanan (gambar 2b).
2a Gambar 2b
yang dilipatkan 2F Tetapi benda masih
m diam. Hal ini disebabkan kasarnya benda dan
menjadi 2F (Gambar
1d), maka percepatan bidang sehingga timbul gaya yang di sebut
Gambar 1d
Hukum Newton & Gesekan 105
gaya gesek. Gaya gesek ini merupakan reaksi
 µk = koefisien gesek kinetis, tanpa satuan
dari gaya F . Karena adanya perbedaan gaya, maka timbul
Pada saat benda masih diam, gaya geseknya percepatan yang besarnya dapat ditentukan
 dengan rumus hukum II Newton.
dinamakan gaya gesek statis ( f s ). Besarnya
sama dengan penyebabnya. Contoh Soal:
fs = F . . . . . . . (8)
1. Sebuah benda massanya 3 kg terletak di
Kemudian gaya N atas bidang datar yang licin. Kemudian
penggeraknya pada benda dikerjakan gaya mendatar
diperbesar. m F 15 N. berapa
f a
Sampai suatu saat percepatan yang F
benda mulai m
diperoleh?
bergerak (gambar W Penyelesaian:
2c). m = 3 kg, F = 15 N
Pada saat ini gaya Gambar 2c
F = ma ↔ 15 = 3 a ↔ a = 5 m/det
2
gesek statisnya

mencapai maksimum ( f smax ). 2. Sebuah benda massanya 2 kg terletak di
atas bidang datar. Kemudian pada benda
f smax = F . . . . . . . (9) dikerjakan gaya mendatar 10 N. Bila
Perbandingan antara besar gaya gesek statis koefisien gesek antara benda dengan

maksimum ( f smax ) dengan besar gaya normal bidang (µS = 0,4 dan µk = 0,2) berapa
percepatan yang N
(N) di sebut koefisien gesek statis (µS). Ditulis:
diperoleh? F
fs m
µ s = max . . . . . . . (10) Penyelesaian: f
N N=W=mg W
Atau ditulis: ↔ N = 2 × 10 = 20 N
f smax = µ s N . . . . . . (11) f smax = µ s N ↔ f smax = 0,4 × 20
f smax = besar gaya gesek statis maksimum, ↔ f smax = 8 N
satuannya N f k = µ k N ↔ fk = 0,2 × 20 ↔ fk = 4 N
µs = koefisien gesek statis maksimum,
Karena F > f smax ,
tanpa satuan
N = besar gaya normal, satuannya N maka benda bergerak.
Jika gaya penggeraknya diperbesar lagi, maka: Jadi berlaku hukum II Newton:
F > f smax ΣF = m a ↔ F − f k = m a
Akibatnya benda ↔ 10 – 4 = 2 a ↔ 6=2a
N ↔ a = 1 m/det
2
bergerak (gambar
2d). Gaya gesek m F 3. Sebuah benda massanya 2 kg terletak di
statisnya berubah f k atas bidang datar yang licin. Kemudian
menjadi gaya benda ditarik gaya 25 N dengan arah
gesek kinetik
 W miring ke atas membentuk sudut 30°
( f k ). terhadap
Gambar 2d horisontal. Berapa
F
Perbandingan α
percepatan yang m F cos α
antara besar gaya gesek kinetik (fk) dengan
besar gaya normal (N) disebut koefisien gesek dialami benda?
kinetik (µk). Penyelesaian:
Ditulis: m = 2 kg, F = 25 N, α = 30°
f F cos α = m a ↔ 25 cos 30° = 2 a
µk = k . . . . . . . (12)
↔ 25 × 1 √3 = 2 a ↔ a = 6,25√3 m/det
2
N 2
Atau ditulis:
4. Sebuah benda massanya 4 kg terletak di
fk = µk N . . . . . . (13)
atas bidang datar yang kasar yang
fk = besar gaya gesek kinetis, satuannya N
106 Hukum Newton & Gesekan
mempunyai koefisien gesek 1 √3. 10 detik berhenti. Berapa koefisien gesek
4
antara roda sepeda motor dengan jalan?
Kemudian benda ditarik gaya 20 N dengan
Penyelesaian:
arah miring F sin α v0 = 36 km/jam = 10 m/det
ke atas F
membentuk v = v0 + a t ↔ 0 = 10 + a × 10
N ↔ 0 = 10 + 10 a ↔ 10 a = – 10
sudut 30° 2
↔ a = – 1 m/det
terhadap m α
f ΣF = m a ↔ – fk = m a
horisontal. F cos α
Berapa ↔ 0 – µk N = – m ↔ – µk m g = – m
W
percepatan ↔ µk × 10 = 1 ↔ µk = 0,1
yang dialami benda?
7. Sebuah benda massanya 2 kg dilepaskan
Penyelesaian:
dari puncak sebuah bidang miring yang
W = m g = 4 × 10 = 40 N,
dengan sudut kemiringan α terhadap
α = 30°
Karena tidak ada perpindahan ke arah atas, horisontal (tg α = 34 ).
maka: a) Berapa gaya penggeraknya?
ΣFy = 0 ↔ N + F sin α – W = 0 b) Berapa percepatan yang dialami
benda?
N = W − F sin α . . . . (dihafal) m
c) Berapa W sin α
↔ N = 40 – 20 sin 30° ↔ N = 40 – 20 ×
1
2 kecepatannya
↔ N = 40 – 10 ↔ N = 30 N setelah 2 detik W α
f k = µ k N ↔ fk = 1 √3 × 30 benda dilepaskan?
4 Penyelesaian:
↔ fk = 7,5√3 N m = 2 kg, v0 = 0
ΣF = m a ↔ F cos α − f k = m a tg α = 34 ↔ α = 37°
↔ 20 cos 30 – 7,5√3 = 4 a
a) Gaya penggeraknya:
↔ 20 ×
1 √3 – 7,5√3 = 4 a
2 F = mg sin α ↔ F = 2 × 10 × 53
↔ 10√3 – 7,5√3 = 4 a ↔ 2,5√3 = 4 a ↔ F = 12 N
↔ a = 0,625√3 m/det2 a) Percepatannya:
5. Sebuah sepeda motor dan pengendaranya ΣF = m a ↔ m g sin α = m a
massanya 300 kg yang sedang bergerak ↔ a = g sin α . . . . . (dihafal)
dengan kecepatan 54 km/jam tiba-tiba
mesinnya dimatikan. Tanpa menginjak ↔ a = 10 sin 37° ↔ a = 10 × 3
5
rem, setelah 5 detik ↔ a = 6 m/det2
berhenti. Berapa besar v b) Kecepatannya:
gaya melawan gerakan f m v = v0 + a t ↔ v=0+6×2
yang dikerjakan? ↔ v = 12 m/det
Penyelesaian:
m = 300 kg, v = 0 8. Sebuah benda diletakkan di atas bidang
v0 = 54 km/jam = 15 m/det, miring yang kasar. Mula-mula sudut
v = v0 + a t ↔ 0 = 15 + a × 5
kemiringannya kecil. Sehingga benda
2 masih diam. Kemudian sudut
↔ –5a = 15 ↔ a = – 3 m/det
kemiringannya diperbesar sedikit demi
ΣF = m a ↔ − f = m a sedikit. Pada saat sudut kemiringannya
↔ – f = 300 × (– 3) ↔ f = 900 N 30°, benda
6. Sebuah sepeda motor yang sedang mulai bergerak. f N
bergerak dengan Berapa
N m
kecepatan 36 km/jam koefisien gesek W sin α
f m statis antara
tiba-tiba mesinnya
benda dengan
dimatikan. Tanpa
W α
menginjak rem, setelah bidang miring? W cos α

Hukum Newton & Gesekan 107


Penyelesaian: ↔ 12 – 3,2 = 2 a ↔ 8,8 = 2 a
N = W cos α ↔ a = 4,4 m/det2
↔ N = m g cos α e) Kecepatan:
F = W sin α v = v0 + a t ↔ v = 0 + 4,4 × 2
↔ F = m g sin α ↔ v = 8,8 m/det
Pada saat benda mulai bergerak:
10. Sebuah benda massanya 2 kg ditarik gaya
f smax = F ↔ µs N = m g sin α F = 18 N ke atas sejajar bidang miring
↔ µs m g cos α = m g sin α yang licin
sin α dengan sudut
↔ µs =
cos α kemiringan α
↔ µ s = tg α . . . . . (dihafal) (sin α = 0,6).
Setelah 1 detik,
↔ µs = tg 30° ↔ µs = 13 √3 berapa
kecepatannya?
9. Sebuah benda massanya 2 kg dilepaskan
Penyelesaian:
dari puncak sebuah bidang miring yang m = 2 kg, v0 = 0, t = 3 detik
kasar dengan sudut kemiringan α (tg α = 34 ΣF = m a ↔ F − m g sin α = m a
) terhadap horisontal. Koefisien gesak
↔ 18 – 2 × 10 × 0,6 = 2a
antara benda dengan bidang 0,2.
↔ 18 – 12 = 2a ↔ 6 = 2a
a) Berapa besar gaya normal? 2
↔ a = 3 m/det
b) Berapa gaya gesekan?
c) Gaya penggerak? x = v 0 t + 12 a t 2 ↔ x = 0 × 1 + 12 × 3 × 12
d) Berapa percepatan yang dialami ↔ x = 0 + 1,5 × 1 ↔ x = 1,5 m
benda?
e) Berapa kecepatannya setelah 2 detik 11. Pada sistem gambar di samping, koefisien
benda dilepaskan? gesek antara benda dengan
Penyelesaian: dinding = 0,3, sin α = 0,6
m
y
f N dan cos α = 0,8. Berapa gaya β
tgα = terkecil yang masih dapat
x m F
W sin α menahan benda supaya tidak
x = 4, y = 3
jatuh?
r = x 2 + y2 α Penyelesaian:
W cos α W = m g ↔ W = 2,1 × 10 ↔ W = 21 N
↔ r = 4 2 + 32
Supaya benda diam:
↔ r = 9 + 16 ↔ r = 25 ↔ r = 5 ΣF = 0 ↔ F cos α − N = 0 ↔ F × 0,8 = N
y 3 ↔ N = 0,8 F . . . . . . (i)
sin α = ↔ sin α =
r 5 f smax = µ s N ↔ f s max = 0,3 × 0,8 F
x 4
cos α = ↔ cos α = ↔ f smax = 0,24 F . . . . . (ii)
r 5
a) Gaya Normal: ∑ Fy = 0 ↔ F sin α + f s max − W = 0
4 ↔ F × 0,6 + 0,24 F – 21 = 0
N = m g cos α ↔ N = 2 × 10 ×
5 ↔ 0,6 F + 0,24 F = 21
↔ N = 16 N ↔ 0,84 F = 21 ↔ F = 25 N
b) f k = µ k N ↔ fk = µk N 12. Pada sistem gambar di samping, berapa
↔ fk = 0,2 × 16 ↔ fk = 3,2 N besar gaya tegangan tali penghubung?
c) Gaya Penggerak: Penyelesaian: T T F
3 ΣF = m a m A mB
F = m g sin α ↔ F = 2 × 10 ×
5 Pada benda A:
↔ F = 12 N T = mA a ↔ T = 2a . . . . (i)
d) Percepatan: Pada benda B:
ΣF = m a ↔ F − f k = m a F – T = mB a ↔ 24 – 2a = 6a
108 Hukum Newton & Gesekan
↔ 24 = 6a + 2a ↔ 24 = 8a 15. Pada gambar di samping, koefisien gesek
↔ a = 3 m/det2 antara benda A dan B = 0,3, sedangkan
Dari persamaan (i): koefisien gesek antara benda B dengan
T=2×3 ↔ T=6N lantai = 0,2. Berapa gaya F
maksimum yang masih mA
13. Pada sistem gambar di samping, koefisien F
diperbolehkan agar mB
gesek antara kedua benda dengan lantai =
benda A tidak tergelincir?
0,7. Berapa besar gaya tegangan tali
Penyelesaian:
penghubung? T F
Penyelesaian:
mA mB WA = m A g ↔ WA = 2 × 10
↔ WA = 20 N
WA = m A g ↔ WA = 7 × 10
↔ WA = 70 N
WB = m B g ↔ WB = 5 × 10
↔ NA = 50 N
N A = WA ↔ NA = 70 N
N A = WA ↔ NA = 20 N
fA = µA NA ↔ fA = 0,7 × 70 = 49 N
N B = WA + WB ↔ NB = 20 + 50
WB = m B g ↔ WB = 8 × 10
↔ NB = 70 N
↔ WB = 80 N
f A = µ A N A ↔ fA = 0,3 × 20 ↔ fA = 6 N
N B = WB ↔ NB = 80 N
fB = µB NB ↔ fB = 0,2 × 70
fB = µB NB ↔ fB = 0,7 × 80 = 56 N
↔ fB = 14 N
Pada benda A:
Pada benda A:
ΣF = m a ↔ T − f A = m A a
ΣF = m a ↔ f A = m A a max
↔ T – 49 = 7 a 2
↔ 6 = 2 amaks ↔ amax = 3 m/det
T = 7 a + 49 . . . . . . (i)
Pada benda B: Pada benda B:
ΣF = m a ↔ F − T − f B = m B a ΣF = m a ↔ F − f B = (m A + m B ) a max
↔ 135 – (7 a + 49) – 56 = 8 a ↔ F – 14 = (2 + 5) × 3 ↔ F = 7 × 3 + 14
↔ F = 21 + 14 ↔ F = 35 N
↔ 79 – 7 a – 49 = 8 a ↔ 30 = 8 a + 7 a
2
↔ 30 = 15 a ↔ a = 2 m/det 16. Pada sistem gambar di samping, meja
Dari persamaan (i): licin, mA = 2 kg dan mB = 3 kg kedua
T = 7 × 2 + 49 ↔ T = 14 + 49 ↔ T = 63 N benda mula-mula diam, a
kemudian dilepaskan. T T
14. Pada sistem gambar di samping, koefisien mA
gesek antara benda A dan B = 0,25, antara Berapa besar gaya
T
benda B dengan lantai 0,4. Berapa besar tegangan tali
T
gaya F terkecil penghubung?
T T mB
agar benda B mA fAB Penyelesaian:
fBA F ΣF = m a WB
dapat bergeser? fB mB
Penyelesaian: Pada benda A:
N A = WA = m A g ↔ NA = 2 × 10 T = m A a ↔ T = 2 a . . . . (i)
↔ NA = 20 N Pada benda B:
N B = WA + WB ↔ NB = mA g + m B g mB g − T = mB a ↔ 3×10 – 2a = 3a

↔ NB = 2 × 10 + 5 × 10 ↔ NB = 20 + 50 ↔ 30 = 3a + 2a ↔ 30 = 5a
2
↔ NB = 70 N ↔ a = 6 m/s

f A = µ A N A ↔ fA = 0,25 × 20 Dari (i):


↔ fA = 5 N
T = 2 × 6 ↔ T = 12 N
fB = µB NB ↔ fB = 0,4 × 70 17. Pada sistem gambar di a
↔ fB = 28 N samping, meja licin, T T
kedua benda mula- mA
Fmin imum = f A + f B ↔ Fminimum = 5 + 28 T
mula diam, kemudian
↔ Fminimum = 33 N T
dilepaskan. Setelah 2
detik, kecepatan yang mB
dimiliki benda B WB
Hukum Newton & Gesekan 109
berubah menjadi 4 m/det. cos β = 0,6. Mula-mula kedua benda diam.
a) Berapa besar gaya tegangan tali? Setelah kedua benda dilepaskan:
b) Berapa massa benda A? a) berapa percepatannya?
Penyelesaian: b) gaya tegangan tali penghubung?
Pada benda B: Penyelesaian:
v = v0 + a t WB = mB g = 4 × 10 = 40 N
↔ 4=0+a×2 ΣF = m a
2
↔ 4 = 2 a ↔ a = 2 m/det Pada benda A:
ΣFB = m B a ↔ ↔ mB g – T = mB a T = m A a ↔ T = 6 a . . . . (i)
↔ 3 × 10 – T = 3 × 2 ↔ 30 – 6 = T Pada benda B:
↔ T = 24 N WB sin β − T = m B a
Pada benda A: ↔ 40 × 0,8 – 6 a = 4 a ↔ 32 = 4 a + 6 a
ΣFA = m A a ↔ T = mA a ↔ 32 = 10 a ↔ a = 3,2 m/det
2

↔ 24 = mA × 2 ↔ mA = 12 kg Dari persamaan (i):


T = 6 × 3,2 ↔ T = 19,2 N
18. Pada sistem gambar di samping, kedua
benda mula-mula diam, kemudian 20. Pada sistem gambar di samping, sin β =
dilepaskan. Setelah 0,8 dan cos β = 0,6. Koefisien gesek antara
2 detik, kecepatan yang mA T benda A dengan bidang datar = 0,4.
dimiliki benda B berubah Koefisien gesek antara benda B dengan
menjadi 4 m/det. Berapa bidang miring =
koefisien gesek antara mB
0,2. Mula-mula mA T
benda A dengan meja? kedua benda diam. mB
Penyelesaian: Setelah kedua β
WA = m A g ↔ WA = 5 × 10 benda dilepaskan:
↔ WA = 50 N a) berapa percepatannya?
N A = WA ↔ NA = 50 N b) gaya tegangan tali penghubung?
Penyelesaian:
WB = m B g ↔ WB = 3 × 10
WA = m A g ↔ WA = 7 × 10
↔ WB = 30 N
↔ WA = 70 N
Pada benda B:
N A = WA ↔ NA = 70 N
V = V0 + a t ↔ 4=0+a×2
2 fA = µA NA ↔ fA = 0,4 × 70
↔ 4 = 2 a ↔ a = 2 m/det
↔ fA = 28 N
ΣFB = m B a ↔ WB − T = m B a
WB = m B g ↔ WB = 5 × 10
↔ 30 – T = 3 × 2 ↔ –T = 6 – 30
↔ WB = 50 N
↔ –T = –24 ↔ T = 24 N
Pada benda A: N B = WB cos β ↔ NB = 50 × 0,6
ΣFA = m A a ↔ T − fA = mA a ↔ NB = 30 N

↔ 24 – fA = 5 × 2 ↔ –fA = 10 – 24
f B = µ B N B ↔ fB = 0,2 × 30 ↔ fB = 6 N
↔ –fA = –14 ↔ fA= 14 N ΣF = m a
fA = µA NA ↔ 14 = µA × 50 Pada benda A:
↔ µ A = 0,28 T − f A = m A a ↔ T – 28 = 7 a
19. Pada sistem gambar di bawah, T = 7 a + 28 . . . . . . (i)
T T Pada benda B:
mA T
T WB sin β − T − f B = m B a
↔ 50 × 0,8 – T – 6 = 5 a
mB
β WB sin β ↔ 40 – T – 6 = 5 a
↔ 34 – (7 a + 28) = 5 a
↔ 34 – 7 a – 28 = 5 a
mA = 6 kg, mB = 4 kg, sin β = 0,8 dan ↔ 6=5a+7a ↔ 6 = 12 a
2
↔ a = 0,5 m/det

110 Hukum Newton & Gesekan


Dari persamaan (i): Karena WA sin α < T, maka benda A bergerak
T = 7 × 0,5 + 28 ↔ T = 3,5 + 28 ke atas.
↔ T = 31,5 N ΣFA = m A a ↔ T – WA sin α = mA a
21. Pada sistem gambar di samping, dua benda ↔ 45 – 40 = 5 a ↔ 5=5a
2
massanya mA = 7 kg dan mB = 9 kg diikat ↔ a = 1 m/det
tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa Pada benda B
tali dan gesekan dengan katrol diabaikan. ΣFB = m B a ↔ WB – T = mB a
Benda A diletakkan di atas bidang miring ↔ 10 mB – 45 = mB × 1
yang licin dengan sudut kemiringan α (sin ↔ 10 mB – 45 = mB ↔ 10 mB – mB = 45
α = 0,6), sedangkan benda B ↔ 9 mB = 45 ↔ mB = 5 kg
digantungkan, mula-mula kedua benda
diam. Jika 23. Pada sistem gambar di samping, benda B
T massanya mB = 5 kg. Massa tali dan
kedua benda T T
dilepaskan, gesekan dengan katrol diabaikan. Semua
berapa besar WA sin α mA
T bidang licin, dengan sudut kemiringan α
gaya α mB (sin α = 0,8), mula-mula kedua benda
tegangan tali WA diam. Setelah dilepaskan, gaya tegangan
WB tali = 15 newton.
penghubun? mB
Penyelesaian: Berapa massa
mA
ΣF = m a benda B? α
Penyelesaian:
WB = m B g ↔ WB = 9 × 10
ΣF = m a
↔ WB = 90 N
Pada benda B:
FA = m A g sin α ↔ FA = 7 × 10 × 0,6 T = mB a ↔ 15 = 5 a ↔ a = 3 m/s
2
↔ FA = 42 N
Pada benda A:
FA < WB → kedua benda bergerak ke kanan
m A g sin α − T = m A a
WB − FA = (m A − m B )a
↔ mA×10×0,8 – 15 = mA×3
↔ 90 – 42 = (9 + 7) a
2 ↔ 8 mA – 3 mA = 15 ↔ 5 mA = 15
↔ 48 = 16a ↔ a = 3 m/s
↔ mA = 3 kg
Pada B:
WB − T = m Ba ↔ 90 – T = 9 × 3 24. Pada sistem gambar di samping, dua benda
massanya mA = 9 kg dan mB = 7 kg diikat
↔ 90 – T = 27 ↔ 90 – 27 = T ↔ T = 63 N
tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa
22. Pada sistem gambar di samping, tg α = 43 . tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
Benda A diletakkan di atas bidang miring
Mula-mula kedua benda diam, kemudian
dilepaskan. Jika tali penghubung yang licin dengan sudut kemiringan α (sin
mempunyai tegangan putus 45 N, berapa β = 0,6), sedangkan benda B
massa beban T
digantungkan, mula-mula kedua benda
B yang T T diam. Jika kedua benda
dilepaskan, berapa T
diperbolehka mA T
n agar tali WA sin α besar gaya tegangan mB
α mB
tidak sampai tali penghubung? mA β
putus? WA WB Penyelesaian:
Penyelesaian: ΣF = m a
tg α = 43 ↔ α = 53° ↔ mA g – mB g sin β = (mA + mB) a
↔ 9 × 10 – 7 × 10 × 0,6 = (7 + 9) a
WA = mA g = 5 × 10 = 50 N
↔ 90 – 42 = 16 a ↔ 48 = 16 a
WA sin α = 50 × 0,8 = 40 N 2
↔ a = 3 m/s
WB = mB g = mB × 10
ΣF = m a ↔ m A g – T = m A a
WB = 10 mB. . . . . . . (i)
Pada benda A: ↔ 9 × 10 – T = 9 × 3 ↔ 90 – T = 27
↔ 90 – 27 = T ↔ T = 63 N

Hukum Newton & Gesekan 111


25. Pada sistem gambar di samping, massa T T
4 T T
benda A = 5 kg, tg α = . Koefisien gesek
3 WA sin α mA mB
antara benda A dengan bidang miring =
α β WB sin β
0,3. Mula-mula kedua benda diam,
kemudian dilepaskan. Jika tali penghubung WA WB
mempunyai tegangan putus 49,5 N, berapa Mula-mula kedua benda diam, kemudian
massa beban B yang dilepaskan. Setelah 2 detik, kecepatannya
diperbolehkan agar tali T berubah menjadi 7,84 m/det. Jika
tidak sampai putus? mA koefisien gesek antara benda dengan
Penyelesaian: α mB bidang miring sama besar, berapa
Pada benda A: besarnya?
y Penyelesaian:
tg α = α , jadi yα = 4, xα = 3
xα Pada A:
y
rα = x α2 + y α2 ↔ rα = 3 2 + 4 2 tg α = α , jadi xα = 3, yα = 4

↔ rα = 9 + 16 ↔ rα = 25 ↔ r=5
rα = x α2 + y α2 ↔ rα = 3 2 + 4 2
y 4
sin α = α ↔ sin α = ↔ sin α = 0,8
rα 5 ↔ rα = 9 + 16 ↔ rα = 25 ↔ rα = 5

dan y 4
sin α = α ↔ sin α = ↔ sin α = 0,8
x 3 rα 5
cos α = α ↔ cos α = ↔ cos α = 0,6
rα 5 x 3
cos α = α ↔ cos α = ↔ cos α = 0,6
WA = m A g ↔ WA = 5 × 10 rα 5
↔ WA = 50 N WA = m A g ↔ WA = 4 × 10
N A = WA cos α ↔ NA = 50 × 0,6 ↔ WA = 40 N
↔ NA = 30 N FA = WA sin α ↔ FA = 40 × 0,8
fA = µA NA ↔ fA = 0,3 × 30 ↔ FA = 32 N
↔ fA = 9 N N A = WA cos α ↔ NA = 40 × 0,6
WB = m B g ↔ WB = mB × 10 ↔ NA = 24 N
↔ WB = 10 mB . . . . . (i) fA = µA NA ↔ fA = µ × 24
Pada benda A: ↔ fA = 24 µ . . . . . . (i)
Karena WA sin α < T, maka benda A bergerak Pada B:
ke kanan. x
ΣFA = m A a ↔ T − WA sin α − f A = m A a Jika tg β = β , jadi xβ = 4, yβ = 3

↔ 49,5 – 50 × 0,8 – 9 = 5 a
↔ 40,5 – 40 = 5 a ↔ 0,5 = 5 a rβ = x β2 + yβ2 ↔ rβ = 4 2 + 3 2
2
↔ a = 0,1 m/det
↔ rβ = 16 + 9 ↔ rβ = 25
Pada benda B
↔ rβ = 5
ΣFB = m B a ↔ WB − T = m B a
y 3
↔ 10 mB – 49,5 = mB × 0,1 sin β = β ↔ sin β = ↔ sin β = 0,6
↔ 10 mB – 49,5 = 0,1 mB
rβ 5
↔ 10 mB – 0,1 mB = 49,5 ↔ 9,9 mB = 49,5 y 4
cos β = β ↔ cos β = ↔ cos β = 0,8
↔ mB = 5 kg rβ 5

26. Pada sistem gambar di samping, tg α =


4 WB = m B g ↔ WB = 1 × 10
3 ↔ WB = 10 N
3
dan tg β = . FB = WB sin β ↔ FB = 10 × 0,6
4 ↔ FB = 6 N
N B = WB cos β ↔ NB = 10 × 0,8

112 Hukum Newton & Gesekan


↔ NB = 8 N ↔ 15 – 12 = 2a + 3a ↔ 3 = 5a
fB = µB NB ↔ fB = µ × 8 ↔ a = 0,6 m/s2
↔ fB = 8 µ . . . . . . (ii) Dari (i):
T = 15 – 3 × 0,6 ↔ T = 15 – 1,8
v = v0 + a t ↔ 7,84 = 0 + a × 2
↔ T = 13,2 N
2
↔ 7,84 = 2 a ↔ a = 3,92 m/det
Karena FA > FB , maka kedua benda bergerak 28. Pada sistem gambar di samping, tg α = 43
ke kiri. dan tg β = 34 . Mula-mula kedua benda
ΣF = m a
diam, kemudian dilepaskan. Setelah 2
Pada benda A: detik, kecepatannya berubah menjadi 10,4
WA sin α − T − f A = m A a m/det ke kiri.
↔ 40 × 0,8 – T – 24 µ = 4 × 3,92 a) Berapa besar
T T
↔ 32 – T – 24 µ = 15,68 gaya tegangan
mA mB
↔ T = 32 – 24 µ – 15,68 tali?
α β
↔ T = 16,32 – 24 µ . . . . (ii) a) Berapa massa
Pada benda B: benda B?
T − WB sin β − f B = m B a Penyelesaian:
↔ T – 10 × 0,6 – 8 µ = 1 × 3,92
tg α = 43 ↔ α = 53°

↔ T – 6 – 8 µ = 3,92 tg β = 34 ↔ β = 37°
↔ T = 6 + 8 µ + 3,92
WA = mA g = 4 × 10 = 40 N
↔ T = 9,92 + 8 µ . . . . . (iv) WA sin α = 40 × 0,8 = 32 N
Persamaan (ii) = Persamaan (iv)
WB = mB g = mB × 10
16,32 – 24 µ = 9,92 + 8 µ WB = 10 mB . . . . . . (i)
↔ 16,32 – 9,92 = 8 µ + 24 µ
v = v0 + a t ↔ 10,4 = 0 + a × 2
↔ 6,4 = 32 µ ↔ µ = 0,2
2
↔ 10,4 = 2 a ↔ a = 5,2 m/det
27. Pada sistem gambar di samping, mA = 3 kg ΣF = m a
dan mB = 2 kg diikat tali.
T
Pada benda A:
T
T T WA sin α – T = mA a ↔ 32 – T = 4 × 5,2
↔ 32 – T = 20,8 ↔ T = 32 – 20,8
WA sin α mA mB
↔ T = 11,2 N

WB sin β Pada benda B:


α β
↔ T – WB sin β = mB a
WA WB
↔ 11,2 – 10 mB × 0,6 = mB × 5,2
Massa tali dan gesekan dengan katrol ↔ 11,2 – 6 mB = 5,2 mB
diabaikan. Bidang miring licin dengan ↔ 11,2 = 5,2 mB + 6 mB
sudut kemiringan masing-masing α ↔ 11,2 = 11,2 mB ↔ mB = 1 kg
(sin α = 0,5) dan β (sin β = 0,6), mula-
29. Pada gambar di samping, benda A
mula kedua benda diam. Jika kedua benda
massanya 0,4 kg dan benda B massanya
dilepaskan, berapa besar gaya tegangan
0,6 kg. Massa katrol dan gesekan antara
tali penghubung?
tali dengan katrol diabaikan.
Penyelesaian:
TA
ΣF = m a TB mB F
Pada A: mA
m A g sin α − T = m A a Besar gaya F = 2,2 N. Berapa gaya
↔ 3×10×0,5 – T = 3a tegangan masing-masing tali?
↔ 15 – T = 3a ↔ – T = 3a – 15 Penyelesaian:
↔ T = 15 – 3a . . . . . (i) ΣF = m a
Pada B: Pada benda a:
T − m B g sin β = m B a TA = m A a A ↔ TA = 0,4 aA . . (i)
↔ 15 – 3a – 2×10×0,6 = 2a Pada katrol:
Hukum Newton & Gesekan 113
TB – TA – TA = mk ak ↔ TB – 2 TA = 0 × ak Karena benda A diikatkan dengan tali lewat
↔ TB = 0 + 2 TA ↔ TB = 2 TA (dihafal) katrol, maka gerakannya akan lebih cepat:
aA = 2 aB . . . . . . . (iii)
↔ TB = 2 × 0,4 aA ↔ TB = 0,8 aA . (ii)
Pada katrol:
Karena benda A diikatkan dengan tali lewat
katrol, maka gerakannya akan lebih cepat: ΣFK = m K a K ↔ TB − TA − TA = m K a K
a A = 2 a B ↔ a B = 0,5 a A (dihafal) (iii) ↔ TB – 2 TA = 0 × aK ↔ TB = 2 TA
↔ 3,8 – 0,6 aB = 2 (0,4 aA + 0,8)
Pada benda B:
↔ 3,8 – 0,6 aB = 0,8 aA + 1,6
F − TB = m B a B ↔ 2,2 – 0,8 aA = 0,6 × 0,5 aA
↔ 3,8 – 1,6 = 0,8 × 2 aB + 0,6 aB
↔ 2,2 = 0,3 aA + 0,8 aA ↔ 2,2 = 1,1 aA
↔ 2,2 = 1,6 aB + 0,6 aB ↔ 2,2 = 2,2 aB
2
↔ aA = 2 m/s 2
↔ aB = 1 m/s
Dari persamaan (i): Dari (iii)
TA = 0,4 × 2 ↔ = 0,8 N
aA = 2 × 1 ↔ aA = 2 m/det2
Dari Persamaan (iii) b) Dari persamaan (i):
TB = 0,8 × 2 ↔ TB = 1,6 N
TA = 0,4 × 2 + 0,8 ↔ TA = 0,8 + 0,8
30. Pada gambar di samping, benda A ↔ TA = 1,6 N
massanya 0,4 kg dan benda B massanya Dari persamaan (ii):
0,6 kg. TB = 3,8 – 0,6 × 1 ↔ TB = 3,8 – 0,6
TA ↔ TB = 3,2 N
TB mB F
mA 31. Pada sistem gambar di samping, Benda A
massanya mA = 14 kg diletakkan di atas
Massa katrol dan gesekan antara tali meja yang licin, diikat tali dan dililitkan
dengan katrol diabaikan. Koefisien gesek lewat dua katrol. Ujung tali yang lain
antara benda A dan benda B dengan lantai diikat pada dinding atas. Batang katrol
berturut-turut 0,4 dan 0,2. Besar gaya yang bawah juga diikat tali, ujung tali yang
F = 5 N. lain diikat pada benda B yang massanya
a) Berapa percepatan yang dialami oleh mB = 8 kg dan digantungkan. Massa tali
masing-masing benda? dan gesekan dengan katrol diabaikan.
b) Berapa gaya tegangan masing-masing Kedua benda mula-mula diam. Setelah di
tali? lepaskan, berapa
Penyelesaian: TA
besar gaya tegangan mA
WA = m A g ↔ WA = 0,4 × 10 tali A (ingat
↔ WA = 4 N percepatan benda A
WB = m B g ↔ WB = 0,6 × 10 = 2 kali percepatan TB
↔ WB = 6 N benda B)? mB
N A = WA ↔ NA = 4 N Penyelesaian:
aA = 2 a B
N B = WB ↔ NB = 6 N TB = 2 TA ↔ TA = 0,5 TB . . (i)
fA = µA NA ↔ fA = 0,2 × 4 ΣF = m a ↔ TA = mA aA
↔ fA = 0,8 N ↔ 0,5 TB = 14 × 2 aB
fB = µB NB ↔ fB = 0,2 × 6 ↔ TB = 56 aB . . . . . . (ii)
↔ fB = 1,2 N ΣF = m a ↔ m B g – T B = m B a B
a) Pada benda A: ↔ 8 × 10 – 56 aB = 8 aB
ΣFA = m A a A ↔ TA − f A = m A a A ↔ 80 = 8 aB + 56 aB ↔ 80 = 64 aB
2
↔ TA – 0,8 = 0,4 × aA ↔ aB = 1,25 m/s

↔ TA = 0,4 aA + 0,8 . . . . (i) TB = 56 aB ↔ TB = 56 × 1,25


Pada benda B: ↔ TB = 70 N

ΣFB = m B a B ↔ F − TB − f B = m B a B TA = 0,5 TB ↔ TA = 0,5 × 70


↔ TA = 35 N
↔ 5 – TB – 1,2 = 0,6 aB
↔ 3,8 – TB = 0,6 aB ↔ –TB = 0,6 aB – 3,8
↔ TB = 3,8 – 0,6 aB . . . . . (ii)
114 Hukum Newton & Gesekan
32. Pada gambar di ΣFB = m B a B ↔ WB − TB = m B a B
samping, mA = 9 kg. TA
mA ↔ 5 – TB = 0,5 × 0, 4
Massa katrol dan
↔ –TB = 0,5 × 0, 4 – 5
gesekan antara tali
↔ –TB = 0,2 – 5 ↔ –TB = –4,8
dengan katrol
TB ↔ TB = 4,8 N
diabaikan. Setelah
mB Pada katrol:
dilepaskan,
percepatan yang ΣFK = m K a K ↔ TB − TA − TA = m K a K
dialami benda A = 2 m/det2. ↔ 4,8 – 2 TA = 0 × aK ↔ 4,8 = 2 TA
a) Berapa besar gaya tegangan tali? ↔ TA = 2,4 N

b) Berapa massa benda B? Pada benda A:


Penyelesaian: ΣFA = m A a A ↔ TA − f A = m A a A
Pada benda A: ↔ 2,4 – fA = 2 × 0,8 ↔ 2,4 – fA = 1,6
ΣFA = m A a A ↔ 2,4 – 1,6 = fA ↔ fA = 0,8 N

↔ TA = mA aA ↔ TA = 9 × 2 = 18 N fA = µA NA ↔ 0,8 = µA WA
Karena benda A dihubungkan pada tali yang ↔ 0,8 = µA × 4 ↔ µA = 0,2
atas, sedangkan talinya dililitkan pada katrol
B, maka: 34. Pada sistem gambar di bawah mA = 3 kg,
aA = 2 aB ↔ 2 = 2 aB ↔ aB = 1 m/det
2 mB = 7 kg, mC = 5 kg, dan F = 30 N,
Pada katrol: berapa:
TAB TAB TBC TBC
ΣFk = m k a k ↔ TB – TA – TA = mk ak
mA mB mC
F
↔ TB – 2 TA = 0 × ak ↔ TB = 0 + 2 TA a) percepatan yang dialami ketiga benda?
↔ TB = 2 × 18 ↔ TB = 36 N b) besar gaya tegangan tali penghubung?
Pada benda B: Penyelesaian:
WB = mB g = mB × 10 = 10 mB ΣF = m a
ΣFB = m B a B ↔ WB – TB = mB aB Pada benda A:
↔ 10 mB – 36 = mB × 1 TAB = m A a ↔ TAB = 3 a . . (i)
↔ 10 mB = mB + 36 ↔ 10 mB – mB = 36
Pada benda B:
↔ 9 mB = 36 ↔ mB = 4 kg
TBC − TAB = m B a ↔ TBC – 3 a = 7 a
33. Pada gambar di samping, mA = 0,4 kg, mB ↔ TBC = 7 a + 3 a ↔ TBC = 10 a . (ii)
= 0,5 kg. Massa katrol dan gesekan antara Pada benda C:
tali dengan katrol diabaikan. Setelah F − TBC = m C a ↔ 30 – 10 a = 5 a
dilepaskan,
TA ↔ 30 = 5 a + 10 a ↔ 30 = 15 a
percepatan yang mA 2
↔ a = 2 m/det
dialami benda A =
0,8 m/det2. Berapa Dari persamaan (i):
koefisien gesek TAB = 3 × 2 ↔ TAB = 6 N
TB
antara benda A Dari persamaan (iii):
mB TBC = 10 × 2 ↔ TBC = 20 N
dengan bidang
datar? 35. Pada sistem gambar di bawah, koefisien
Penyelesaian: gesek antara benda A, B, dan C dengan
WA = m A g ↔ WA = 0,4 × 10 lantai berturut-turut 12 , 13 , dan 14 .
↔ WA = 4 N TAB TBC
mA mB mC F
WB = m B g ↔ WB = 0,5 × 10
↔ WB = 5 N Berapa:
Karena benda A dihubungkan pada tali yang a) percepatan yang dialami ketiga benda?
atas, sedangkan talinya dililitkan pada b) besar gaya tegangan tali penghubung?
katrol B, maka: Penyelesaian:
aA = 2 aB ↔ 0.8 = 2 aB Pada benda A:
2
↔ aB = 0,4 m/det WA = m A g ↔ WA = 4 × 10
Pada benda B: ↔ WA = 40 N
Hukum Newton & Gesekan 115
N A = WA ↔ NA = 40 N N B = WB ↔ NB = 40 N
fA = µA NA ↔ fA = 12 × 40 ↔ fA = 20 N S = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 1=0×2+ 1
a 22
2
WB = m B g ↔ WB = 9 × 10 ↔ 1 = 0 + 2 a ↔ 1 = 2 a ↔ a = 0,5 m/det
↔ WB = 90 N Karena WA < WC, maka benda B bergeser ke
N B = WB ↔ NB = 90 N kanan.
f B = µ B N B ↔ fB = 13 × 90 ↔ fB = 30 N ΣF = m a
Pada benda A:
WC = m C g ↔ WC = 2 × 10
TAB − WA = m A a ↔ TAB – 30 = 3 × 0,5
↔ WC = 20 N
↔ TAB = 1,5 + 30 ↔ TAB = 31,5 N
N C = WC ↔ NC = 20 N Pada benda C:
fC = µC NC ↔ fC = 14 × 20 ↔ fC = 5 N WC − TBC = m C a ↔ 50 – TBC = 5 × 0,5
ΣF = m a ↔ –TBC = 2,5 – 50 ↔ –TBC = –47,5
Pada benda A: ↔ TBC = 47,5 N

TAB − f A = m A a ↔ TAB – 20 = 4 a Pada benda B:


TAB = 4 a + 20 . . . . . . (i) TBC − TAB − f B = m B a
Pada benda B: ↔ 47,5 – 31,5 – fB = 4 × 0,5
TBC − TAB − f B = m B a ↔ 16 – fB = 2 ↔ fB = 16 – 2 = 14 N
↔ TBC – (4 a + 20) – 30 = 9 a f B = µ B N B ↔ 14 = µB × 40 ↔ µ B = 0,35
↔ TBC – 4 a – 20 – 30 = 9 a
37. Pada sistem gambar di samping, tiga benda
↔ TBC – 50 = 9 a + 4 a
massanya mA = 10 kg, mB = 4 kg dan mC =
↔ TBC = 13 a + 50 . . . . . (ii) 6 kg diikat tali, kemudian masing-masing
Pada benda C: tali penghubung dilewatkan sebuah katrol.
F − TBC − f C = m C a Massa tali dan gesekan dengan katrol
↔ 130 – (13 a + 50) – 5 = 2 a diabaikan. Benda B diletakkan di atas meja
↔ 125 – 13 a – 50 = 2 a mendatar yang licin, sedangkan benda A
↔ 75 = 2 a – 13 a ↔ 75 = 15 a dan C
2 TAB m TBC
↔ a = 5 m/det digantungkan, B
Dari persamaan (i): mula-mula diam.
TAB = 4 × 5 + 20 ↔ TAB = 20 + 20 Setelah dilepaskan,
↔ TAB = 40 N berapa besar gaya mA mC
Dari persamaan (ii): tegangan tali
TBC = 13 × 5 + 50 ↔ TBC = 65 + 50 penghubung AB?
↔ TBC = 115 N Penyelesaian:
ΣF = m a
36. Pada sistem gambar di samping, mula-
mula ketiga benda diam, kemudian ↔ mA g – mC g = (mA + mB + mC) a

dilepaskan. Dalam waktu 2 detik benda B ↔ 10 × 10 – 6 × 10 = (10 + 4 + 6) a

bereser sejauh ↔ 100 – 60 = 20 a ↔ 40 = 20 a


TAB m TBC ↔ a = 2 m/s
2
1 meter. Berapa B

koefisien gesek ΣF = m a ↔ mA g – TAB = mA a


antara benda B ↔ 10 × 10 – TAB = 10 × 2
dengan meja? mA mC
↔ 100 – TAB = 20 ↔ 100 – 20 = TAB
Penyelesaian: ↔ TAB = 80 N
WA = m A g ↔ WA = 3 × 10
38. Pada sistem gambar di samping, massa
↔ WA = 30 N ketiga benda mA = TAB m TBC
WB = m B g ↔ WB = 4 × 10 9 kg dan mB = 6 kg. B

↔ WB = 40 N Massa tali dan


WC = m C g ↔ WC = 5 × 10 gesekan dengan mA mC
katrol diabaikan.
↔ WC = 50 N
Mula-mula ketiga
116 Hukum Newton & Gesekan
benda diam. Setelah dilepaskan, benda B 40. Sebuah benda massanya 0,8
bergerak ke kiri dengan percepatan 2 m/s2. kg mula-mula diam, F
Berapa besar gaya tegangan masing- kemudian ditarik oleh gaya F
masing tali? Berapa pula massa benda C? vertikal ke atas. Setelah m
Penyelesaian: 3 detik kecepatannya
ΣF = m a berubah menjadi 7,5 m/det. W
Pada benda A: a) Berapa percepatan yang
m A g − TAB = m A a ↔ 9 × 10 – TAB = 9 × 2 dialaminya?
b) Berapa besarnya F?
↔ 90 – TAB = 18 ↔ 90 – 18 = TAB
Penyelesaian:
↔ TAB = 72 N
m = 0,8 kg, v0 = 0, t = 3 detik, v = 7,5 m/det
Pada benda B:
W = m g = 0,8 × 10 = 8 N
TAB − TBC = m Ba
v = v0 + a t ↔ 7,5 = 0 + a × 3
↔ 72 – TBC = 6 × 2 ↔ 72 – TBC = 12
↔ 7,5 = 3 a ↔ a = 2,5 m/det
2
↔ 72 – 12 = TBC ↔ TBC = 60 N
ΣF = m a ↔ F – W = m a
Pada benda C:
↔ F – 8 = 0,8 × 2,5 ↔ F = 2 + 8 = 10 N
TBC − m C g = m C a
↔ 60 – mC × 10 = mC × 2 41. Sebuah benda massanya 0,2
F
↔ 60 = 2 mC + 10 mC ↔ 60 = 12 mC kg mula-mula diam di tanah,
↔ mC = 5 kg kemudian ditarik oleh gaya 3
N vertikal ke atas. Setelah 2 m
39. Pada sistem gambar di samping, mula- detik, gaya penariknya
mula ketiga benda T =T TBC=TBC dihilangkan. Berapa tinggi W
AB AB
diam, kemudian mB maksimum yang dicapai
dilepaskan. Dalam benda?
waktu 2 detik mA mC Penyelesaian:
benda B bergeser W = m g = 0,2 × 10 = 2 N
sejauh 1 meter. Saat gayanya masih bekerja:
a) Berapa besar gaya tegangan masing-
ΣF1 = m1 a 1
masing tali penghubung?
↔ F – W = 0,2 a1 ↔ 3 – 2 = 0,2 a1
b) Berapa massa benda B? 2
↔ 1 = 0,2 a1 ↔ a1 = 5 m/det
Penyelesaian:
WA = mA g = 3 × 10 = 30 N v1 = v 0 + a 1 t 1 ↔ v1 = 0 + 5 × 2
WC = mC g = 5 × 10 = 50 N ↔ v1 = 10 m/det

a) x = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 1=0×2+1a2
2 y1 = v 0 t 1 + 12 a 1 t 12 ↔ y1 = 0 × 2 + 12 × 5 × 22
2
↔ 1 = 0 + 2 a ↔ 1 = 2 a ↔ a = 0,5 m/det
2
↔ y1 = = 0 + 2,5 × 4 ↔ y1 = 10 m
Karena WA < WC, maka benda B bergeser ke Setelah gayanya dihilangkan, geraknya
kanan. merupakan gerak vertikal ke atas.
ΣF = m a v 2 = v1 + g t 2 ↔ 0 = 10 – 10 t2
Pada benda A: ↔ 10 t2 = 10 ↔ t2 = 1 detik
TAB – WA = mA a ↔ TAB – 30 = 3 × 0,5 y 2 = v1 t 2 − 12 g t 22
↔ TAB – 30 = 1,5 ↔ TAB = 1.5 + 30
↔ TAB = 31,5 N ↔ y2 = 10 × 1 – 12 ×10× 12
Pada benda C: ↔ y2 = 10 – 5 × 1 ↔ y2 = 10 – 5
WC – TBC = mC a ↔ 50 – TBC = 5 × 0,5 ↔ y2 = 5 m
↔ 50 – TBC = 2,5 ↔ TBC = 50 – 2.5 y maks = y1 + y 2 ↔ ymaks = 10 + 5
↔ TBC = 47,5 N
↔ ymaks = 15 cm
Pada benda B:
TBC – TAB = mB a
↔ 47,5 – 31,5 = mB × 0,5
↔ 16 = 0,5 mB ↔ mB = 32 kg

Hukum Newton & Gesekan 117


42. Seseorang massanya 80 kg berdiri di dalam kedua benda diam. Setelah
sebuah lift yang sedang 2 detik dilepaskan, benda A
T
bergerak dipercepat ke atas bergeser sejauh 8 meter.
dengan percepatan 2 m/det2. a) Berapa percepatan yang
Berapa besar gaya tegangan dialami kedua benda? mA mB
tali penggantung lift? b) Berapa besar gaya
Penyelesaian: W tegangan tali
W = m g = 80 × 10 = 800 N penghubung?
Karena lift bergerak ke atas, Penyelesaian:
maka: WA = mA g = 0,7 × 10 = 7 N
T>W WB = mB g = 0,3 × 10 = 3 N
ΣF = m a ↔ T – W = 80 × 2 a) x = v 0 t + 12 a t 2 ↔ 8 = 0 × 2 + 12 a 22
↔ T – 800 = 160 ↔ T = 160 + 800
↔ T = 960 N
↔ 8 = 0 + 12 a × 4 ↔ 8 = 2 a
2
↔ a = 4 m/det
43. Dua buah benda masanya mA = F Percepatan ini dialami oleh kedua benda:
2 kg dan mB = 3 kg
aA = aB = a = 4 m/det2
dihubungkan dengan tali mula-
mA hanya arahnya berlawanan. aA ke bawah,
mula diam, kemudian ditarik
T sedangkan aB ke atas.
oleh gaya F = 60 N vertikal ke
b) Pada benda A, karena bergerak ke bawah,
atas. Berapa besar gaya mB maka:
tegangan tali penghubung?
W WA > TA
Penyelesaian:
ΣFA = m A a A ↔ WA – TA = mA aA
WA = m A g ↔ WA = 2 × 10
↔ 7 – TA = 0,7 × 4 ↔ 7 – TA = 2,8
↔ WA = 20 N
↔ 7 – 2,8 = TA ↔ TA = 4,2 N
WB = m Bg ↔ WB = 3 × 10
Pada benda B, karena bergerak ke atas, maka:
↔ WB = 30 N WB < TB
ΣF = m a ↔ F − WA − WB = (m A + m B ) a ΣFB = m B a B ↔ TB – WB = mB aB
↔ 60 – 20 – 30 = (2 + 3) a ↔ 10 = 5 a ↔ TB – 3 = 0,3 × 4 ↔ TB = 1,2 + 3
2
↔ a = 2 m/s ↔ TB = 4,2 N
ΣFB = m B a ↔ T − WB = m B a Ternyata TA = TB
↔ T – 30 = 3 × 2 ↔ T = 6 + 30
46. Dua buah benda massanya mA = 0,4 kg
↔ T = 36 N
dan mB = 0,6 kg diikat sebuah tali yang
44. Pada, mA = 7 kg dan mB = 3 kg. dilewatkan pada sebuah katrol yang licin
Tali dan katrol licin, mula-mula dan massanya diabaikan,
kedua benda diam. Setelah seperti terlihat pada gambar, F
dilepaskan, berapa besar gaya mula-mula kedua benda
mA mB
tegangan tali penghubung? diam. Kemudian katrol
Penyelesaian: bersama bebannya ditarik
ΣF = m a vertikal ke atas dengan gaya mA mB
↔ mA g – mB g = (mA + mB) a
24 N. Berapa percepatan
yang dialami masing-
↔ 7 × 10 + 3 × 10 = (7 + 3) a
masing benda?
↔ 70 + 30 = 10 a ↔ 40 = 10 a
2 Penyelesaian:
↔ a = 4 m/s
WA = mA g = 0,4 × 10 = 4 N
ΣF = m a ↔ T – m B g = m B a
WB = mB g = 0,6 × 10 = 6 N
↔ T – 3 × 10 = 3 × 4 ↔ T – 30 = 12
Pada katrol:
↔ T = 12 + 30 ↔ T = 42 N
ΣFk = m k a k ↔ F – TA – TB = mk ak
45. Dua buah benda massanya mA = 0,7 kg dan ↔ 24 – T – T = 0 × ak ↔ 24 – 2 T = 0
mB = 0,3 kg diikat sebuah tali yang ↔ 24 = 2 T ↔ T = 12 N
dilewatkan pada sebuah katrol yang licin, Pada benda A:
seperti terlihat pada gambar 20, mula-mula
118 Hukum Newton & Gesekan
ΣFA = m A a A ↔ T – WA = mA aA T3 = m g ↔ T3 = 3 ×
↔ 12 – 4 = 0,4 aA ↔ 8 = 0,4 aA 10 ↔ T3 = 30 N
2
↔ aA = 20 m/det (ke atas) T1x = T2 x ↔ T1 cos (90
Pada benda B: – α) = T2 cos β
ΣFB = m B a B ↔ T – WB = mB aB ↔ T1 sin α = T2 cos β
↔ 12 – 6 = 0,6 aB ↔ 6 = 0,6 aB ↔ T1 × 0,8 = T2 × 0,6
2
↔ aB = 10 m/det (ke atas) 4
↔ T2 = T1 . . . . . . (i)
47. Pada sistem gambar di Samping, berapa 3
besar gaya tegangan tali T1 + T2 = T3
y y

penggantung masing- ↔ T1 sin (90 – α) + T2 sin β = T3


masing? mA ↔ T1 cos α + T2 sin β = T3
Penyelesaian: ↔ T1 × 0,6 + T2 × 0,8 = 30
Tali penggantung yang bawah: T
4
TB = mB g ↔ TB = 4 × 10 mB ↔ 0,6 T1 + T1 × 0,8 = 30
↔ TB = 40 N
3
W 3,2
Tali penggantung yang atas: ↔ 0,6 T1 + T1 = 30
TA = (mA + mB) g 3
↔ TA = (3 + 4) × 10 ↔ TA = 70 N 1,8 + 3,2
↔ T1 = 30 ↔ 5 T1 = 30 × 3
3
48. Pada sistem di bawah, sin α = 0,6, cos α =
↔ T1 = 18 N
0,8, sin β = 0,8 dan
α β
cos β = 0,6. Jika T1y T2 50. Pada sistem di
massa beban m = 5 T1 y
samping, α = 45°. α
T2 T2
kg, berapa besar gaya T1x T Berapa besar gaya
T3 T3 2 x T1
tegangan masing- tegangan masing-
m
masing tali? T3
masing tali? W m
Penyelesaian: Penyelesaian:
W
Masing-masing gaya di uraikan ke arah sumbu Masing-masing gaya di
x dan sumbu y. uraikan ke arah sumbu x
T3 = mg ↔ T3 = 5 × 10 ↔ T3 = 50 N dan sumbu y.
Penyelesaian:
Tx1 = Tx 2 ↔ T1 cos α = T2 cos β T3 = m g ↔ T3 = 6√2 × 10
0,8 ↔ T3 = 60√2 N
↔ T1 × 0,8 = T2 × 0,6 ↔ T2 = T1
0,6 Ty 2 = T3 ↔ T2 sin α = 60√2
↔ T2 = 43 T1 . . . . . . (i) ↔ T2 sin 45° = 60√2 ↔ T2 × 12 √2 = 60√2
Ty1 + Ty 2 = T3 ↔ T1 sin α + T2 sin β = T3 ↔ T2 = 120 N
T1 = Tx 2 ↔ T1 = T2 cos 45°
↔ T1 × 0,6 + 43 T1 × 0,8 = 50
↔ T1 = 120 × 12 √2 ↔ = 60√2 N
3,2
↔ 0,6 T1 + T1 = 50
3 51. Pada sistem gambar di
α
1.8 + 3,2 samping, m = 4 kg.
↔ T1 = 50 ↔ 5 T1 = 50 × 3 Jika gaya tegangan tali T1
3 T2
↔ T1 = 30 N T2 = 30 N, berapa T3
Dari persamaan (i): besar sudut α? m
T2 = 43 × 30 ↔ = 40 N Penyelesaian: mg
T1x = T2 x
49. Pada sistem gambar di samping, m = 3 kg, ↔ T1 cos α = T2
sin α = 0,8, cos α = 0,6, sin β = 0,8 dan ↔ T1 cos α = 30 . . . . (i)
cos β = 0,6. Berapa besar gaya tegangan T1 = m g ↔ T1 sin α = 4 × 10
tali T1? y

Penyelesaian: ↔ T1 sin α = 40 . . . (ii)

Hukum Newton & Gesekan 119


T1 sin α 40
= ↔ tg α = 1,33
T1 cos α 30
↔ α = tg 1,33
–1

52. Pada sistem di bawah, sin α = 0,8, cos α =


0,6, sin β = 0,6 dan cos β = 0,8.
α β

T1
T2 T2 T3

T4 T5
mA mB
4 kg
a) Berapa besar gaya tegangan masing-
masing tali?
b) Berapa besar mB?
Penyelesaian:
Masing-masing gaya di uraikan ke arah sumbu
x dan sumbu y.
α β

T1 Ty Ty3
1
T2 T2 T3
Tx1 Tx 3
T4 T5
mA mB
4 kg
Pada benda A:
T4 = m A g ↔ T4 = 5 × 10 ↔ T4 = 50 N
Ty1 = T4 ↔ T1 sin α = 40

↔ T1 × 0,8 = 40 ↔ T1 = 50 N
Tx1 = T2 ↔ T1 cos α = T2

↔ 50 × 0,6 = T2 ↔ T2 = 30 N
Pada benda B:
T2 = Tx 3 ↔ T2 = T3 cos β

↔ 30 = T3 × 0,8 ↔ T3 = 37,5 N
Ty3 = T5 ↔ T3 sin β = T5

↔ 37,5 × 0,6 = T5 ↔ T5 = 22,5 N


T5 = mB g ↔ 22,5 = mB × 10
↔ mB = 2,25 kg

120 Hukum Newton & Gesekan


α = 60°
Soal Latihan
7. Sebuah benda dilepaskan tanpa kecepatan
Hukum Newton awal dari puncak sebuah bidang miring
1. Sebuah benda massanya yang licin dengan sudut
4 kg terletak di atas
m
F kemiringan β (sin β = m
bidang atar yang licin 0,8) terhadap horizontal.
mula-mula diam. Gambar 11 β
Berapa kecepatan benda
Kemudian pada benda setelah 2 detik Gambar 13
dikerjakan gaya mendatar 1,6 N. Setelah 3 dilepaskan?
detik berapa kecepatan benda? v = 16 m/s
v = 1,2 m/s
8. Sebuah benda dilepaskan tanpa kecepatan
2. Sebuah benda massanya 2 kg terletak di atas awal dari puncak sebuah bidang miring
bidang datar yang licin mula-mula diam yang licin dengan sudut kemiringan β
(Gambar 11). Kemudian pada benda terhadap horizontal (Gambar 13). Setelah
dikerjakan gaya mendatar. Setelah 3 detik 2 detik kecepatannya berubah menjadi
kecepatannya berubah menjadi 9 m/s. 10 m/s. Berapa besar α?
Berapa besar gaya yang dikerjakan? β = 30°
F=1N
9. Sebuah benda massanya 3 kg mula-mula
3. Sebuah benda massanya diam diletakkan di atas bidang miring yang
2,5 kg terletak di atas F
licin dengan sudut kemiringan 30° terhadap
bidang datar yang licin m α
horizontal. Kemudian
mula-mula diam. benda ditarik gaya F =
Kemudian pada benda Gambar 12
18 N sejajar bidang m
ditarik gaya 2 N dengan arah miring ke atas miring ke atas. Berapa β
membentuk sudut 60° terhadap horizontal kecepatan benda setelah Gambar 14
(Gambar ii). Setelah 3 detik berapa jarak 2 detik gaya bekerja?
yang ditempuh? v = 2 m/s
S = 1,8 m
10. Sebuah benda massanya 0,4 kg mula-mula
4. Sebuah benda massanya 0,4 kg terletak di diam diletakkan di atas bidang miring yang
atas bidang datar yang licin mula-mula licin dengan sudut kemiringan β (sin β =
diam. Kemudian pada benda ditarik gaya 0,6) terhadap horizontal. Kemudian benda
dengan arah miring ke atas membentuk ditarik gaya F sejajar bidang miring ke atas
sudut α (cos α = 0,6) terhadap horizontal (Gambar 14). Setelah 2 detik, benda
(Gambar 12). Setelah 2 detik benda bergeser sejauh 2,5 meter. Berapa besar
bergeser sejauh 3 meter. Berapa besar gaya gaya F?
yang dikerjakan? F = 3,5 N
F=1N
11. Sebuah benda massanya 0,5 kg mula-mula
5. Sebuah benda terletak di atas bidang datar diam diletakkan di atas bidang miring yang
yang licin mula-mula diam. Kemudian pada licin dengan sudut kemiringan β (sin β =
benda ditarik gaya 3 N dengan arah miring 0,6) terhadap horizontal (Gambar 14).
ke atas membentuk sudut α (cos α = 0,8) Kemudian benda ditarik gaya F = 7 N
terhadap horizontal (Gambar 12). Setelah 3 sejajar bidang miring ke atas. Berapa
detik kecepatan benda berubah menjadi percepatan yang dialami benda?
6 m/s. Berapa besar massa benda? a = 8 m/s2
m = 2 kg
12. Sebuah benda massanya 0,2 kg mula-mula
6. Sebuah benda massanya 0,8 kg terletak di diam diletakkan di atas bidang miring yang
atas bidang datar yang licin mula-mula licin dengan sudut
diam. Kemudian pada benda ditarik gaya F
kemiringan α (sin α =
4 N dengan arah miring ke atas membentuk 0,8) terhadap horizontal. m
sudut α terhadap horizontal (Gambar 12). Kemudian benda ditarik α
Setelah 1 detik benda bergeser sejauh gaya F = 4 N sejajar
1,25 meter. Berapa besar α? Gambar 15

Hukum Newton & Gesekan 121


bidang miring ke atas. Berapa percepatan 20. Seseorang massanya T
yang dialami benda ? 60 kg berdiri di dalam
a = 12 m/s2 sebuah lift yang sedang
13. Sebuah benda massanya 0,4 kg mula-mula bergerak dipercepat ke
diam diletakkan di atas bidang miring yang atas dengan percepatan
3 m/s2. Berapa besar W
licin dengan sudut kemiringan α (sin α =
0,6) terhadap horizontal. Kemudian benda gaya tegangan tali Gambar 17
ditarik gaya F sejajar bidang miring ke atas. penggantung lift?
T = 78 N
Jika percepatan yang dialami benda 9 m/s2
ke atas, maka berapa besar F? 21. Seseorang massanya 50 kg berdiri di dalam
F=6N sebuah lift yang sedang bergerak dipercepat
14. Sebuah benda massanya ke bawah dengan percepatan 2 m/s2
0,6 kg mula-mula diam, (Gambar 17). Berapa besar gaya tegangan
F
kemudian ditarik oleh tali penggantung lift?
T = 60 N
gaya F vertikal ke atas.
Setelah 4 detik m 22. Seseorang massanya 70 kg berdiri di dalam
kecepatannya berubah sebuah lift yang sedang bergerak dipercepat
W (Gambar 17). Bila besar gaya tegangan tali
menjadi 8 m/s. Berapa
besar F? Gambar 16 penggantung lift = 91 N, tentukan besar dan
F = 7,2 N arah percepatannya?
a = 3 m/s2 ke atas
15. Sebuah benda massanya 0,4 kg mula-mula
diam, kemudian ditarik oleh gaya F vertikal 23. Seseorang massanya 60 kg berdiri di dalam
ke atas (Gambar 16). Setelah 2 detik benda sebuah lift yang sedang bergerak dipercepat
berpindah sejauh 10 m. Berapa besar F? (Gambar 17). Bila besar gaya tegangan tali
F=6N penggantung lift = 48 N, tentukan besar dan
16. Sebuah benda massanya 0,6 kg mula-mula arah percepatannya?
a = 2 m/s2 ke bawah
diam, kemudian ditarik oleh gaya 8 N
vertikal ke atas (Gambar 16). Setelah 24. Dua buah benda
3 detik, berapa kecepatannya? massanya mA = 1,6 kg F
v = 18 m/s dan mB = 3,4 kg
dihubungkan dengan tali mA
17. Sebuah benda massanya 0,5 kg mula-mula
diam di tanah, kemudian ditarik oleh gaya mula-mula diam, T
10 N vertikal ke atas (Gambar 16). Setelah kemudian ditarik oleh
gaya F = 70 N vertikal mB
1 detik, gaya penariknya dihilangkan.
Berapa tinggi maksimum yang dicapai ke atas. Setelah 1 detik, W
benda? berapa kecepatannya? Gambar 18
ymax = 10 m v = 4 m/s

18. Sebuah benda massanya 0,5 kg mula-mula 25. Dua buah benda massanya mA = 2 kg dan
diam di tanah, kemudian ditarik oleh gaya F mB = 3 kg dihubungkan dengan tali mula-
vertikal ke atas (Gambar 16). Setelah mula diam, kemudian ditarik oleh gaya F =
1 detik, gaya penariknya dihilangkan. Bila 60 N vertikal ke atas (Gambar 18). Berapa
tinggi maksimum yang dicapai benda = besar gaya tegangan tali penghubung?
T = 36 N
10 meter, berapa besar F?
F=6N 26. Dua buah benda massanya mA = 0,4 kg dan
19. Sebuah benda mula-mula diam ditanah, mB = 0,6 kg dihubungkan dengan tali yang
kemudian ditarik oleh gaya 4 N vertikal ke mempunyai tegangan putus 9 N mula-mula
atas (Gambar 16). Setelah 4 detik, gaya diam, kemudian ditarik oleh gaya F vertikal
penariknya dihilangkan. Bila tinggi ke atas (Gambar 18). Berapa F terbesar agar
maksimum yang dicapai benda = 25 meter, tali penghubung tidak sampai putus?
berapa massa benda?
m = 0,4 kg

122 Hukum Newton & Gesekan


F = 15 N 32. Pada sistem (Gambar 21) di atas, dua benda
27. Pada sistem (lihat gambar di bawah: massanya mB = 6 kg diikat tali. Tali
mA T mB F dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan
gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A
Gambar 19 diletakkan di atas meja yang licin,
Dua benda massanya mA = 4 kg dan mB = sedangkan benda B digantungkan, mula-
0,6 kg diikat tali diletakkan di atas bidang mula kedua benda diam. Setelah 1 detik
datar yang licin mula-mula diam. Kemudian dilepaskan, benda B bergeser sejauh 3
pada benda B ditarik gaya mendatar 0,7 N. meter. Berapa massa benda A?
mA = 4 kg
Berapa besar gaya tegangan tali
penghubung? 33. Pada sistem (Gambar 21) di atas, dua benda
T = 0,3 N massanya mA = 3 kg diikat tali. Tali
28. Pada sistem (Gambar 19 di atas, dua benda dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan
massanya mA = 1,5 kg dan mB = 2 kg diikat gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A
tali diletak kan di atas bidang datar yang diletakkan di atas meja yang licin,
licin mula-mula diam. Kemudian pada sedangkan benda B digantungkan, mula-
benda B ditarik gaya mendatar F. Bila mula kedua benda diam. Setelah 2 detik
besar gaya tegangan tali penghubung 0,3 N, dilepaskan, kecepatan kedua benda berubah
berapa besar gaya F? menjadi 8 m/s. Berapa massa benda B?
F = 0,7 N mB = 2 kg

29. Pada sistem (Gambar 19) di atas, dua benda 34. Pada sistem gambar di samping, dua benda
massanya mA = 0,7 kg diikat tali diletakkan massanya mA = 8 kg dan mB diikat tali. Tali
di atas bidang datar yang licin mula-mula dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan
diam. Kemudian pada benda B ditarik gaya gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A
mendatar 0,4 N. Bila besar gaya tegangan diletakkan di atas meja yang licin,
tali penghubung 0,14 N, berapa besar massa sedangkan benda B digantungkan, mula-
benda B? mula kedua benda diam.
mB = 2 kg Setelah kedua benda di mA T
lepaskan, besar gaya
30. Pada sistem gambar di bawah:
tegangan tali
mA T mB F mB
penghubung T = 40 N.
Gambar 20 Berapa besar massa mB? Gambar 22
mB = 8 kg
Dua benda massanya mA dan mB = 4 kg
diikat tali diletakkan di atas bidang datar 35. Pada sistem di samping, dua benda
yang licin mula-mula diam. Kemudian pada massanya mA = 6 kg dan mB = 3 kg diikat
benda B ditarik gaya mendatar F = 18 N. tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa
Jika besar gaya tegangan tali penghubung T tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
= 6 N, berapa besar mA? Benda A diletakkan di atas bidang datar,
sedangkan benda B
mA = 2 kg mA T
diletakkan di atas
31. Pada sistem di samping, mB
mA T
bidang miring
dua benda massanya mA β
dengan sudut
= 3 kg dan mB = 2 kg Gambar 23
diikat tali. Tali kemiringan β (sin β
mB = 0,6), kedua bidang licin, mula-mula kedua
dilewatkan sebuah
katrol. Massa tali dan Gambar 21 benda diam. Jika kedua benda dilepaskan,
gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A berapa besar gaya tegangan tali
penghubung?
diletakkan di atas meja yang licin, T = 12 N
sedangkan benda B digantungkan, mula-
mula kedua benda diam. Jika kedua benda 36. Pada sistem (Gambar 23) di atas, dua benda
di lepaskan, berapa besar gaya tegangan tali massanya mA = 5 kg dan mB diikat tali. Tali
penghubung? dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan
T = 12 N gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A

Hukum Newton & Gesekan 123


diletakkan di atas bidang datar, sedangkan bidang miring dengan sudut kemiringan β
benda B diletakkan di atas bidang miring (sin β = 0,8), kedua bidang licin, mula-mula
dengan sudut kemiringan β (sin β = 0,8), kedua benda diam. Setelah kedua benda
kedua bidang licin, mula-mula kedua benda dilepaskan, besar percepatan yang diperoleh
diam. Setelah 2 detik kedua benda kedua benda a = 2 m/s2. Berapa besar mA?
dilepaskan, kecepatannya berubah menjadi mA = 15 kg
6 m/s. Berapa massa benda B? 41. Pada sistem
mB = 3 kg
gambar di mB
37. Pada sistem (Gambar 23) di atas, dua benda samping, dua mA
massanya mA dan mB = 2 kg diikat tali. Tali benda massanya α
dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan mA = 3 kg dan mB
gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A = 6 kg diikat tali. Tali dilewatkan sebuah
diletakkan di atas bidang datar, sedangkan katrol. Massa tali dan gesekan dengan katrol
benda B diletakkan di atas bidang miring diabaikan. Benda A diletakkan di atas
dengan sudut kemiringan 30°, kedua bidang bidang datar, sedangkan benda B diletakkan
licin, mula-mula kedua benda diam. Setelah di atas bidang miring dengan sudut
1 detik kedua benda dilepaskan, benda A kemiringan α (sin α = 0,6), kedua bidang
bergeser sejauh 1 meter. Berapa massa licin, mula-mula kedua benda diam. Setelah
benda A? kedua benda dilepaskan, berapa besar gaya
mA = 3 kg tegangan tali penghubung?
38. Pada sistem (Gambar 23) di atas, dua benda T = 12 N
massanya mA = 6 kg dan mB = 3 kg diikat 42. Pada sistem di samping, dua benda
tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa massanya mA = 3 kg dan mB = 6 kg diikat
tali dan gesekan dengan katrol diabaikan. tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa
Benda A diletakkan di atas bidang datar, tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
sedangkan benda B diletakkan di atas Benda A diletakkan di atas bidang miring
bidang miring dengan sudut kemiringan β, yang licin dengan sudut kemiringan α =
kedua bidang licin, mula-mula kedua benda 30°, sedangkan benda B digantungkan,
diam. Setelah 1 detik kedua benda mula-mula kedua
dilepaskan, kedua benda bergeser sejauh T
benda diam. Jika
1,5 meter. Berapa besar β? kedua benda mA
β = 30° dilepaskan, berapa α mB
39. Pada sistem gambar di samping, benda A besar gaya tegangan Gambar 27
massanya mA = 3 kg. Massa tali dan tali penghubung?
T = 30 N
gesekan dengan katrol diabaikan. Semua
bidang licin, dengan sudut kemiringan α 43. Pada sistem (Gambar 27) di atas, mA = 7 kg
(sin α = 0,8), mula-mula kedua benda diam. dan sin α = 0,6, mula-mula kedua benda
Setelah diam. Tali penghubung mempunyai
dilepaskan, gaya mB tegangan putus T = 63 N. Ketika
tegangan tali = mA dilepaskan, maka kedua benda bergerak ke
15 newton. Berapa α kanan. Berapa massa beban B yang masih
massa benda B? diperbolehkan agar tali tidak sampai putus?
Gambar 24 mB = 9 kg
mB = 3 kg
40. Pada sistem gambar di samping, dua benda 44. Pada sistem (Gambar 27) di atas, mA = 2 kg,
massanya mA dan mB = 5 kg diikat tali. Tali dan mB = 4 kg dan sin α = 0,8, mula-mula
dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan kedua benda diam. Jika kedua benda
gesekan dengan dilepaskan, berapa besar gaya tegangan tali
katrol diabaikan. mA penghubung?
Benda A diletakkan mB T = 24 N
di atas bidang datar, β 45. Pada sistem (Gambar 27) di atas, mA = 7 kg
sedangkan benda B Gambar 25 dan sin α = 0,8, mula-mula kedua benda
diletakkan di atas diam. Tali penghubung mempunyai
124 Hukum Newton & Gesekan
tegangan putus T = 37,8 N. Ketika 51. Pada sistem di samping, dua benda
dilepaskan, maka kedua benda bergerak ke massanya mA = 5 kg
kanan. Berapa massa beban B yang masih dan mB = 9 kg diikat T T
diperbolehkan agar tali tidak sampai putus? tali. Tali dilewatkan mA mB
mB = 3 kg sebuah katrol. Massa α β
46. Pada sistem (Gambar 27) di atas, mB = 4 kg tali dan gesekan Gambar 30
dan sin α = 0,8, mula-mula kedua benda dengan katrol
diam. Setelah 2 detik dilepaskan, benda B diabaikan. Kedua benda diletakkan di atas
bergerak ke atas dengan kecepatan 4 m/s. bidang miring yang licin dengan sudut
Berapa massa beban A? kemiringan masing-masing α (sin α = 0,6)
mA = 2 kg dan β (sin β = 0,8), mula-mula kedua benda
47. Pada sistem (Gambar 27) di atas, mA = 4 kg diam. Jika kedua benda dilepaskan, berapa
dan mB = 6 kg, mula-mula kedua benda besar gaya tegangan tali penghubung?
T = 45 N
diam. Setelah 1 detik dilepaskan, benda A
bergerak ke atas sejauh 2 meter. Berapa 52. Pada sistem (Gambar 30) di atas, mA = 3 kg,
besar? sin α = 0,5 dan sin β = 0,6, mula-mula
α = 30° kedua benda diam. Setelah 2 detik
48. Pada sistem (Gambar 27) di atas, mA = 7 kg, dilepaskan, kecepatannya berubah menjadi
mB = 9 kg dean sin α = 0,6, mula-mula 3,2 m/s ke kiri. Berapa besar mB?
mB = 2 kg
kedua benda diam. Jika kedua benda
dilepaskan, berapa besar gaya tegangan tali 53. Pada sistem (Gambar 30) di atas, mA = 3 kg,
penghubung? mB = 3 kg, sin β = 0,6, mula-mula kedua
T = 63 N benda diam. Setelah 1 detik dilepaskan,
49. Pada sistem gambar di samping, benda A kedua benda bergeser ke kanan sejauh
massanya mA = 9 kg. Massa tali dan 1,5 meter. Berapa besar α?
gesekan dengan katrol α = 30°
T
diabaikan. Bidang 54. Pada sistem (Gambar 30) gambar di atas,
miring licin dengan mA mA = 3 kg, mB = 2 kg, sin α = 0,5 dan sin β
sudut kemiringan α (sin α mB = 0,6, mula-mula kedua benda diam. Jika
α = 0,6). Mula-mula Gambar 28 kedua benda dilepaskan, berapa besar gaya
kedua benda diam. tegangan tali penghubung?
Ketika kedua benda dilepaskan, benda B T = 13,2 N
bergeser ke atas dengan percepatan 2 m/s2. 55. Pada sistem gambar di samping, benda A
Berapa massa benda B? massanya mA = 7 kg. Massa tali dan
mB = 9 kg gesekan dengan katrol diabaikan. Bidang
50. Pada sistem gambar di samping, benda B miring licin sin α = 0,5 dan sin β = 0,6,
massanya mB = 6 kg. Massa tali dan mula-mula kedua benda diam. Setelah
gesekan dengan katrol diabaikan. Semua dilepaskan, benda A
T T
bidang licin, dengan sudut kemiringan α bergerak ke bawah
(sin α = 0,6), mula-mula kedua benda diam. dengan percepatan mA mB
Setelah
2
1,7 m/s . Berapa α β
mB
dilepaskan, gaya massa benda B? Gambar 31
mA mB = 3 kg
tegangan tali = α
12 newton. Berapa 56. Pada sistem di bawah,
massa benda B? Gambar 29 TA
mA = 3 kg TB mB F
mA

Gambar 32
dua benda A dan B diletakkan di atas
bidang datar yang licin. Benda A massanya
mA = 3 kg diikat tali dan dililitkan lewat

Hukum Newton & Gesekan 125


katrol. Ujung tali yang lain diikat pada mengalami percepatan 1 m/s2. Berapa besar
dinding. Batang katrol juga diikat tali, ujung mA (percepatan benda A = 2 kali percepatan
tali yang lain diikat pada benda B yang benda B)?
massanya mB = 5 kg. Massa tali dan mA = 3 kg
gesekan dengan katrol diabaikan. Kedua 62. Pada sistem di samping, Benda A massanya
benda mula-mula diam. Kemudian pada mA = 4,5 kg diletakkan di atas meja yang
benda B dikerjakan gaya mendatar licin, diikat tali dan dililitkan lewat dua
F = 17 N. Berapa besar gaya tegangan katrol. Ujung tali yang lain diikat pada
masing-masing tali penghubung (percepatan dinding atas. Batang katrol yang bawah juga
benda A = 2 kali percepatan benda B)? diikat tali, ujung tali yang lain diikat pada
TA = 6 N dan TB = 12 N benda B yang massanya mB = 2 kg dan
57. Pada sistem (Gambar 32) di atas, mA = 1 kg digantungkan. Massa tali dan gesekan
dan mB = 3 kg. Massa tali dan gesekan dengan katrol
dengan katrol diabaikan. Kedua benda diabaikan. Kedua TA
mA
mula-mula diam. Kemudian pada benda B benda mula-mula
dikerjakan gaya mendatar F = 7 N. Berapa diam. Setelah
besar gaya tegangan masing-masing tali dilepaskan, berapa
penghubung (percepatan benda A = 2 kali besar gaya tegangan TB
percepatan benda B)? masing-masing tali mB
TA = 2 N dan TB = 4 N (ingat percepatan Gambar 33
58. Pada sistem (Gambar 32) di atas, mA = 1 kg benda A = 2 kali
dan mB = 3 kg. Massa tali dan gesekan percepatan benda B)?
dengan katrol diabaikan. Kedua benda TA = 9 N dan TB = 18 N
mula-mula diam. Kemudian pada benda B 63. Pada sistem (Gambar 33) di atas, mA = 7 kg
dikerjakan gaya mendatar F, akibatnya dan mB = 4 kg. Massa tali dan gesekan
benda A mengalami percepatan 2 m/s2. dengan katrol diabaikan. Kedua benda
Berapa besar F (percepatan benda A = mula-mula diam. Setelah dilepaskan, berapa
2 kali percepatan benda B)? besar gaya tegangan tali A (ingat percepatan
F = 11 N benda A = 2 kali percepatan benda B)?
59. Pada sistem (Gambar 32) di atas, mA = 2 kg TA = 17,5 N
dan mB = 6 kg. Massa tali dan gesekan 64. Pada sistem (Gambar 33) di atas, mA = 9 kg
dengan katrol diabaikan. Kedua benda dan mB. Massa tali dan gesekan dengan
mula-mula diam. Kemudian pada benda B katrol diabaikan. Kedua benda mula-mula
dikerjakan gaya mendatar F, akibatnya diam. Setelah 1 detik dilepaskan, benda B
benda A mengalami percepatan 2 m/s2. bergeser sejauh 20 cm. Berapa massa benda
Berapa besar F (percepatan benda A = B (ingat percepatan benda A = 2 kali
2 kali percepatan benda B)? percepatan benda B)?
F = 14 N mB = 1,5 kg
60. Pada sistem (Gambar 32) di atas, mA = 3 kg 65. Pada sistem (Gambar 33) di atas, mA = 7 kg
dan mB. Massa tali dan gesekan dengan mB. Massa tali dan gesekan dengan katrol
katrol diabaikan. Kedua benda mula-mula diabaikan. Kedua benda mula-mula diam.
diam. Kemudian pada benda B dikerjakan Setelah 1 detik dilepaskan, benda B
gaya mendatar F = 17 N, akibatnya benda B bergeser sejauh 62,5 cm. Berapa massa
mengalami percepatan 1 m/s2. Berapa besar benda B (ingat percepatan benda A = 2 kali
mB (percepatan benda A = 2 kali percepatan percepatan benda B)?
benda B)? mB = 4 kg
mB = 5 kg 66. Pada sistem (Gambar 33) di atas, mB = 8 kg.
61. Pada sistem (Gambar 32) di atas, mB = 6 kg. Massa tali dan gesekan dengan katrol
Massa tali dan gesekan dengan katrol diabaikan. Kedua benda mula-mula diam.
diabaikan. Kedua benda mula-mula diam. Setelah 2 detik dilepaskan, kecepatan
Kemudian pada benda B dikerjakan gaya benda A berubah menjadi 5 m/s. Berapa
mendatar F = 13 N, akibatnya benda A

126 Hukum Newton & Gesekan


massa benda A (ingat percepatan benda A = 73. Pada gambar di samping, mB = 20
2 kali percepatan benda B)? kg. Tali dan katrol licin, mula-
mA = 14 kg mula kedua benda diam. Setelah
67. Pada sistem (Gambar 33) di atas, mB = 1,5 dilepaskan, benda B bergerak ke
bawah dengan percepatan 6 m/s2. mA mB
kg. Massa tali dan gesekan dengan katrol
diabaikan. Kedua benda mula-mula diam. Berapa besar massa mA?
Setelah 2 detik dilepaskan, kecepatan mB = 5 kg
benda A berubah menjadi 1,6 m/s. Berapa 74. Dua buah benda massanya, mA = 4 kg dan
massa benda A (ingat percepatan benda A = mB = 5 kg diikat sebuah tali yang
2 kali percepatan benda B)? dilewatkan pada sebuah katrol yang licin
mA = 9 kg dan massanya diabaikan, seperti terlihat
68. Pada sistem gambar di samping, benda B pada gambar di samping. Mula-mula kedua
massanya mB = 6 kg. diam, kemudian katrol bersama bebannya
TA ditarik vertikal ke atas dengan gaya 120 N.
Meja licin, massa tali mA
dan gesekan dengan Tentukan besar dan arah percepatan yang
katrol diabaikan. dialami masing-masing benda? Gambar 36
Kedua benda mula- aA = 5 m/s2 ke atas dan aB = 2 m/s2 ke atas
TB
mula diam. Setelah 75. Pada sistem di atas (gambar 36), mA = 5 kg
mB
dilepaskan, besar dan mB = 6 kg, mula-mula kedua diam.
gaya tegangan tali A TA = 24 newton. Kemudian katrol bersama bebannya ditarik
Berapa massa benda A? vertikal ke atas dengan gaya F. Setelah 2
mA = 4 kg detik kecepatan benda A berubah menjadi
69. Pada di samping, mA = 3 8 m/s. Tentukan besar gaya F?
kg dan mB = 1 kg. Tali dan F = 60 N
katrol licin, mula-mula 76. Pada sistem di atas (gambar 36), mA = 6 kg
kedua benda diam. Setelah dan mB = 7 kg. Mula-mula kedua diam.
dilepaskan, berapa besar Kemudian katrol bersama bebannya ditarik
gaya tegangan tali vertikal ke atas dengan gaya F. Kedua
penghubung? benda bergerak ke atas, percepatan yang
T = 15 N Gambar 35 dialami benda A = 2 kali percepatan yang
70. Pada gambar 35, mA = 4 dialami benda B. Tentukan besar gaya F?
kg. Tali dan katrol licin, mula-mula kedua F = 168 N
benda diam. Setelah 2 detik dilepaskan, 77. Pada sistem di bawah, tiga benda massanya
benda A bergeser sejauh 12 meter ke mA = 2 kg, mB = 3 kg dan mC = 5 kg diikat
bawah. Berapa massa benda B? tali diletakkan di atas bidang datar yang
mB = 1 kg licin mula-mula diam.
71. Dua buah benda A dan B, yang mana mA = mA TAB mB TBC mC F
4 kg, diikat sebuah tali yang mempunyai
Gambar 37
tegangan putus 42 N, dilewatkan pada
Kemudian pada benda C ditarik gaya mendatar
sebuah katrol yang licin, seperti terlihat
5 N. Berapa besar gaya tegangan masing-
pada gambar 35. Mula-mula kedua benda
masing tali penghubung?
diam, kemudian dilepaskan. Berapa massa TAB = 1 N dan TBC = 2,5 N
maksimum benda B?
mB = 3 kg 78. Pada sistem (gambar 37) di atas, mA = 3 kg,
mB = 4 kg, dan mC = 5 kg mula-mula diam.
72. Pada gambar 35, mA = 7 kg dan mB = 3 kg.
Kemudian pada benda C ditarik gaya
Tali dan katrol licin, mula-mula kedua
mendatar F = 12 N. Berapa besar gaya
benda diam. Setelah dilepaskan, berapa
tegangan tali penghubung TAB?
besar gaya tegangan tali penghubung? TAB = 3 N
T = 42 N
79. Pada sistem (gambar 37) di atas, mA = 3 kg,
mB = 2 kg dan mC = 5 kg mula-mula diam.
Kemudian pada benda C ditarik gaya

Hukum Newton & Gesekan 127


mendatar F. Bila besar gaya tegangan tali dengan katrol diabaikan, ketiga benda mula-
penghubung AB = 1,8 N, berapa besar F? mula diam. Setelah 1 detik dilepaskan,
F =6N benda B bergeser sejauh 1 meter. Berapa
80. Pada sistem (gambar 37) di atas, mA = 3 kg, besar mB?
mB = 4 kg dan mC mula-mula diam. mB = 2 kg
Kemudian pada benda C ditarik gaya 86. Pada sistem gambar di samping, massa
mendatar 6 N. Bila besar gaya tegangan tali benda B mB = 5 kg dan benda C mC =
penghubung BC = 3,5 N, berapa besar 12 kg. Massa tali dan gesekan dengan katrol
massa benda C? diabaikan. Setelah TAB m TBC
B
mC = 5 kg dilepaskan, besar
81. Pada sistem gambar di bawah, gaya tegangan tali
TAB TAB TBC TBC F penghubung antara mA mC
mA mB mC benda A dan B TAB
Gambar 38 = 43,5 newton. Berapa massa benda A?
benda A dan B massanya mA = 3 kg dan mB
= 4 kg diikat tali diletakkan di atas bidang 87. Pada sistem gambar di samping, massa
datar yang licin mula-mula diam. Kemudian ketiga benda mA = 10 kg dan mB =
pada benda C ditarik gaya mendatar F = 24 4 kg.Massa tali dan gesekan dengan katrol
N, akibatnya gaya tegangan tali penghubung diabaikan. Mula- TAB m TBC
B
TBC = 14 newton. Berapa besar massa C? mula ketiga benda
mC = 5 kg diam. Setelah
82. Pada sistem di samping, tiga benda dilepaskan, benda B mA mC
massanya mA = 2 kg, mB = 5 kg dan mC = bergerak ke kiri
3 kg diikat tali, kemudian masing-masing dengan percepatan
tali penghubung 2 m/s2. Berapa besar gaya tegangan masing-
dilewatkan sebuah TAB m TBC masing tali? Berapa pula massa benda C?
B
katrol. Massa tali mC = 6 kg
dan gesekan dengan Hukum 3 Newton Aksi Reaksi
katrol diabaikan. mA mC
88. Pada gambar di
Benda B diletakkan
Gambar 39 samping, m = 4 kg, α β
di atas meja
α = 30° dan β = 60°. T1 T2
mendatar yang licin, sedangkan benda A
Berapa besar gaya
dan C digantungkan, mula-mula diam.
tegangan masing- T3
Setelah dilepaskan, berapa besar gaya m
masing tali?
tegangan masing-masing tali penghubung? W
T1 = 20 N,
TAB = 22 N dan TBC = 27 N
T2 = 20√3 N, Gambar 41
83. Pada sistem (gambar 39) di atas, mA = 4 kg, T3 = 40 N
mB = 10 kg dan mC = 6 kg, Massa tali dan 89. Pada gambar 41, sin α = 0,6 dan sin β = 0,8.
gesekan dengan katrol diabaikan. ketiga Bila besar gaya tegangan tali T1 = 30 N,
benda mula-mula diam. Setelah dilepaskan, berapa massa benda m?
berapa besar gaya tegangan tali penghubung m = 5 kg
BC?
TBC = 54 N 90. Pada gambar 41, m = 4 kg dan sin β = 1/2√3.
Bila besar gaya tegangan tali T1 = 10 N,
84. Pada sistem (gambar 39) di atas, mA =
berapa besar α?
10 kg, mB = 4 kg dan mC = 6 kg, Massa tali α = 30°
dan gesekan dengan katrol diabaikan. ketiga
benda mula-mula diam. Setelah dilepaskan, 91. Pada gambar di α
berapa besar gaya tegangan tali penghubung samping, m = 3 kg dan T2
AB? sin α = 0,5. Berapa T1
TAB = 80 N besar gaya tegangan T3
masing-masing tali? m
85. Pada sistem (gambar 39) di atas, mA = 3 kg, W
mB dan mC = 5 kg. Massa tali dan gesekan Gambar 42
128 Hukum Newton & Gesekan
T1 = 30√3 N, b. massa benda B?
T2 = 60 N, T1 = 4 N, T2 = 2√3 N, T3 = 2√6 N,
T3 = 30 N mB = 0,2√3 kg
92. Pada gambar 42, dan sin α = 0,5. Bila besar 99. Pada gambar 46, mA = 0,9 kg, mB = 0,4√3
gaya tegangan tali T1 = 30 N, berapa massa kg dan sin α = 0,6. Berapa besar sudut β?
benda? β = 30°
m = 4 kg
100. Pada gambar 46, mA = 2 kg, mB = 1 kg
93. Pada gambar 42, m = 4 kg. Bila besar gaya dan sin α = 0,8. Berapa besar sudut β?
tegangan tali T2 = 30 N, berapa besar sin α? β = sin–1 0,6
sin α = 0,8
Gaya Gesekan:
94. Pada sistem gambar di α
samping, m = 4 kg. 101. Sebuah benda massanya 3 kg terletak di
Jika gaya tegangan tali T1 atas bidang datar. Kemudian pada benda
T2
T2 = 30 N, berapa besar dikerjakan gaya mendatar 10 N (lihat
T3
sudut α? m gambar di samping). Bila koefisien gesek
α = tg–1 1,33 mg antara benda dengan
bidang (µS = 0,5 dan F
m
95. Pada sistem gambar di µK = 0,2) berapa
samping, m = 3 kg, sin percepatan yang Gambar 47
α = 0,8, cos α = 0,6, sin diperoleh?
a = 3 m/det2
β = 0,8 dan cos β = 0,6.
Berapa besar gaya 102. Sebuah benda massanya 3 kg terletak di
tegangan tali T1? atas bidang datar. Kemudian pada benda
T1 = 18 N dikerjakan gaya mendatar sebesar 15 N
96. Pada sistem gambar (gambar 47). Koefisien gesek antara benda
di samping, sin dengan bidang (µs = 0,4 dan µk = 0,2).
α β
α = 0,8, cos α = 0,6, Berapa percepatan yang diperoleh?
T1 T2 a = 3 m/s2
sin β = 0,6 dan cos β
= 0,8. Tali T1 hanya T3 103. Sebuah benda massanya 1,5 kg terletak
mampu menahan m di atas bidang datar mula-mula diam.
beban 72 newton. mg Koefisien gesek antara benda dengan
Berapa massa maksimum m? bidang µk = 0,2. Kemudian pada benda
m = 12 kg dikerjakan gaya mendatar F (gambar 47).
97. Pada gambar di bawah, mA = 0,6 kg, Setelah 2 detik, kecepatannya berubah
menjadi 4 m/s. Berapa besar F?
α = 45° dan β = 30°. Berapa: F=6N
α β
T1 T3 104. Sebuah benda massanya 3 kg terletak di
T2 atas bidang datar. Kemudian pada benda
dikerjakan gaya mendatar sebesar 7 N
mA mB (gambar 47). Setelah 4 detik, benda
WA WB berpindah sejauh 16 m. Berapa koefisien
Gambar 46 gesek antara benda dengan bidang?
µk = 0,5
a. besar gaya tegangan masing-masing
tali? 105. Sebuah benda massanya 1,5 kg terletak
b. massa benda B? di atas bidang datar mula-mula diam.
T1 = 6√2 N, T2 = 3√3 N, T3 = 3√6 N, Koefisien gesek antara benda dengan
mB = 0,3√3 kg bidang µk = 0,2. Kemudian pada benda
98. Pada gambar 46, mA = 0,2 kg, α = 30° dan dikerjakan gaya mendatar F (gambar 47).
β = 45°. Berapa: Setelah 2 detik, kecepatannya berubah
a. besar gaya tegangan masing-masing menjadi 4 m/det. Berapa besarnya F?
F=9N
tali?

Hukum Newton & Gesekan 129


106. Sebuah benda massanya 1 kg terletak di 112. Sebuah benda massanya 6 kg terletak di
atas bidang datar mula-mula diam. atas bidang datar yang kasar yang
Kemudian pada benda dikerjakan gaya mempunyai koefisien gesek 0,2. Kemudian
mendatar 7 N (gambar 47). Setelah 4 detik, benda ditarik gaya 15 N dengan arah miring
benda berpindah sejauh 16 m. Berapa ke atas membentuk sudut α terhadap
koefisien gesek antara benda dengan horizontal, mula-mula diam (gambar 48).
bidang? Setelah 2 detik gaya bekerja, kecepatannya
µk = 0,5 berubah menjadi 0,6 m/det. Berapa
107. Sebuah sepeda motor yang sedang besarnya sin α?
bergerak dengan kecepatan 54 km/jam tiba- sin α = 0,8
tiba mesinnya dimatikan. Tanpa menginjak 113. Sebuah benda massanya 4√2 kg terletak
rem, setelah 5 detik berhenti. Berapa di atas bidang datar yang kasar yang
koefisien gesek antara ban roda sepeda mempunyai koefisien gesek 0,3, mula-mula
motor dengan jalan? diam. Kemudian benda ditarik gaya 30 N
µk = 0,3 dengan arah miring ke atas membentuk
108. Sebuah mobil yang sedang bergerak sudut 45° terhadap horizontal (gambar 48).
dengan kecepatan 72 km/jam tiba-tiba Berapa percepatan yang dialami benda?
mesinnya dimatikan. Tanpa menginjak rem, a = 1,875 m/s2
mobil berjalan sendiri, akhirnya berhenti 114. Sebuah benda massanya 2 kg terletak di
pada jarak 40 meter. Berapa koefisien gesek atas bidang datar yang kasar mula-mula
antara ban mobil dengan jalan? diam. Kemudian benda ditarik gaya 15 N
µk = 0,5 dengan arah miring ke atas membentuk
109. Sebuah benda massanya 4√2 kg terletak sudut α (sin α = 0,6 dan cos α = 0,8)
di atas bidang datar yang kasar yang terhadap horizontal (gambar 48). Setelah 2
mempunyai koefisien gesek 0,3. Kemudian detik gaya bekerja, kecepatannya berubah
benda ditarik gaya 30 N dengan arah miring menjadi 7,6 m/s. Berapa koefisien gesek
ke atas membentuk sudut 45° terhadap antara benda dengan bidang?
horizontal (lihat µk = 0,4
F
gambar). Berapa α 115. Sebuah benda massanya 3 kg terletak di
percepatan yang m
atas bidang datar yang kasar yang
dialami benda? Gambar 48 mempunyai koefisien gesek 0,4. Mula-mula
a = 1,875 m/det2 diam, kemudian pada benda ditarik gaya F
110. Sebuah benda massanya 2 kg terletak di dengan arah miring ke atas membentuk
atas bidang datar yang kasar. Kemudian sudut α (sin α = 0,8 dan cos α = 0,6)
benda ditarik gaya 15 N dengan arah miring terhadap horizontal (gambar 48). Setelah 3
ke atas membentuk sudut α (sin α = 0,6 dan detik benda bergeser sejauh 2,7 meter.
cos α = 0,8) terhadap horizontal, mula-mula Berapa besar gaya yang dikerjakan?
diam (gambar 48). Setelah 2 detik gaya F = 15 N
bekerja, kecepatannya berubah menjadi 116. Sebuah benda massanya 5 kg terletak di
7,6 m/det. Berapa koefisien gesek antara atas bidang datar yang kasar yang
benda dengan bidang? mempunyai koefisien gesek 0,2 mula-mula
µk = 0,4 diam. Kemudian pada benda ditarik gaya
111. Sebuah benda massanya 3 kg terletak di 25 N dengan arah miring ke atas
atas bidang datar yang kasar yang membentuk sudut α terhadap horizontal
mempunyai koefisien gesek 0,4. Kemudian (gambar 48). Setelah 2 detik, kecepatan
benda ditarik gaya F dengan arah miring ke benda berubah menjadi 3 m/s. Berapa besar
atas membentuk sudut α (sin α = 0,8 dan sin α?
cos α = 0,6) terhadap horizontal, mula-mula sin α = 0,6
diam (gambar 48). Setelah 3 detik gaya 117. Sebuah benda massanya 2,5 kg terletak
bekerja, benda bergeser sejauh 2,7 m. di atas bidang datar yang kasar yang
Berapa besar F? mempunyai koefisien gesek 0,4, mula-mula
F = 15 N diam. Kemudian pada benda didorong gaya
130 Hukum Newton & Gesekan
15 N dengan arah miring ke bawah dimatikan? Berapa koefisien gesek antara
membentuk sudut α (tg α = 0,75) terhadap roda sepeda motor dengan jalan?
horizontal (lihat gambar). Berapa t = 4 detik, µ = 0,5
percepatan yang dialami benda? 123. Sebuah benda massanya 3 kg
a = 0,2 m/s2 F dilepaskan dari puncak sebuah bidang
118. Sebuah benda α miring yang kasar dengan sudut kemiringan
massanya 1 kg terletak m
45° terhadap horizontal
di atas bidang datar yang (lihat gambar). Koefisien m
kasar mula-mula diam. Gambar 49 gesek antara benda
Kemudian pada benda dengan bidang 0,3. β
didorong gaya 5 N dengan arah miring ke a) Berapa besar gaya
Gambar 50
bawah membentuk sudut α (sin α = 0,6 dan normal?
cos α = 0,8) terhadap horizontal b) Berapa gaya
(gambar 49). Setelah 2 detik kecepatannya gesekan?
berubah menjadi 2,8 m/s. Berapa koefisien c) Gaya penggerak?
gesek antara benda dengan bidang? d) Berapa percepatan yang dialami benda?
µk = 0,2 e) Berapa kecepatannya setelah 2 detik
119. Sebuah benda massanya 3 kg terletak di benda dilepaskan?
a) N = 15√2 N b) fk = 4,5√2 N
atas bidang datar yang kasar yang
c) F = 15√2 N d) a = 3,5√2 m/det2 e) v = 7√2 m/det
mempunyai koefisien gesek 0,3 mula-mula
diam. Kemudian pada benda didorong gaya 124. Sebuah benda diletakkan di atas sebuah
F dengan arah miring ke bawah membentuk bidang miring yang kasar. Mula-mula sudut
sudut α (sin α = 0,8 dan cos α = 0,6) kemiringannya kecil sehingga benda masih
terhadap horizontal (gambar 49). Setelah 2 diam. Kemudian sudut kemiringan
detik benda bergeser sejauh 1,2 m. Berapa diperbesar sedikit demi sedikit (gambar 50).
besar F? Pada saat sudut kemiringannya β (sin β =
F = 30 N 0,6 dan cos β = 0,6), benda mulai bergerak.
120. Sebuah benda massanya 6 kg terletak di Berapa koefisien gesek statis antara benda
atas bidang datar yang kasar yang dengan bidang miring?
µs = 0,75
mempunyai koefisien gesek 0,3 mula-mula
diam. Kemudian pada benda didorong gaya 125. Sebuah benda diletakkan di atas sebuah
26 N dengan arah miring ke bawah bidang miring yang kasar. Koefisien gesek
membentuk sudut α terhadap horizontal statis antara benda dengan bidang miring 12
(gambar 49). Setelah 1 detik kecepatannya √3. Mula-mula sudut kemiringannya kecil,
berubah menjadi 0,5 m/s. Berapa besar sin sehingga benda masih diam. Kemudian
α? sudut kemiringan diperbesar sedikit demi
sin α = 5 sedikit (gambar 50). Pada saat sudut
13
kemiringannya β, benda mulai bergerak.
121. Sebuah sepeda motor yang sedang
Berapa besar β?
bergerak dengan kecepatan 54 km/jam tiba-
β = 30°
tiba mesinnya dimatikan. Tanpa menginjak
rem, setelah 5 detik berhenti. Berapa 126. Sebuah benda dilepaskan tanpa
koefisien gesek antara roda sepeda motor kecepatan awal dari puncak sebuah bidang
dengan jalan? miring dengan sudut kemiringan 45°
µ = 0,3 terhadap horizontal (gambar 50). Koefisien
122. Sebuah mobil yang sedang bergerak gesek antara benda dengan bidang 0,3.
dengan kecepatan 72 km/jam tiba-tiba Berapa kecepatan benda setelah 2 detik
mesinnya dimatikan. Tanpa menginjak rem, dilepaskan?
v = 7√2 m/s
mobil berjalan sendiri, akhirnya berhenti
pada jarak 40 meter. Berapa lama mobil 127. Sebuah benda dilepaskan tanpa
masih dapat berjalan sejak mesinnya kecepatan awal dari puncak sebuah bidang
miring yang kasar dengan sudut kemiringan
Hukum Newton & Gesekan 131
α terhadap horizontal (gambar 50). sejajar bidang miring (gambar 51).
Koefisien gesek antara benda dengan Koefisien gesek antara benda dengan
bidang 0,2. Setelah 1 detik benda bergeser bidang 0,2. Setelah 3 detik gayanya bekerja,
sejauh 2,2 meter. Berapa besar sin β? benda bergeser sejauh 0,36 meter. Berapa
sin β = 0,6 besarnya F?
F = 60,48 N
128. Sebuah benda diletakkan di atas bidang
miring yang kasar. Mula-mula sudut 133. Sebuah benda massanya 5 kg terletak di
kemiringannya kecil sehingga benda masih atas bidang miring yang kasar dengan sudut
diam. Kemidian sudut kemiringannya kemiringan α (tg α = 43 ), mula-mula diam.
diperbesar sedikit demi sedikit (gambar 50). Kemudian pada benda ditarik gaya 49,5 N
Pada saat sudut kemiringannya α (sin α = ke atas sejajar bidang miring (gambar 51).
0,6 dan cos α = 0,8), benda mulai bergerak. Setelah 2 detik gayanya bekerja,
Berapa koefisien gesek statis antara benda kecepatannya berubah menjadi 0,2 m/det.
dengan bidang miring? Berapa koefisien gesek antara benda dengan
µs = 0,75 bidang?
129. Sebuah benda diletakkan di atas bidang µ = 0,3
miring yang kasar. Koefisien gesek antara 134. Sebuah benda massanya 6 kg mula-
benda dengan bidang 13 √3. Mula-mula mula diam diletakkan di atas bidang miring
sudut kemiringannya kecil sehingga benda yang kasar dengan sudut kemiringan β (tg β
masih diam. Kemudian sudut = 0,75) terhadap horizontal. Koefisien gesek
kemiringannya diperbesar sedikit demi antara benda dengan bidang 0,3. Kemudian
sedikit (gambar 50). Pada saat sudut benda ditarik gaya 19,2 N sejajar bidang
kemiringannya α, benda mulai bergerak. miring ke atas (gambar 51). Setelah 2 detik,
berapa kecepatan benda?
Berapa besarnya α? v = 1,6 m/s
α = 30°
135. Sebuah benda massanya 9 kg mula-
130. Sebuah benda dilepaskan dari puncak
mula diam diletakkan di atas bidang miring
sebuah bidang miring yang kasar dengan
yang kasar dengan sudut kemiringan β (tg β
sudut kemiringan α (sin α = 0,6 dan cos α =
0,8) terhadap horizontal (gambar 50). = 43 ) terhadap horizontal. Koefisien gesek
Setelah 1 detik benda bergeser sejauh antara benda dengan bidang 0,2. Kemudian
1,8 meter. Berapa koefisien gesek antara benda ditarik gaya F sejajar bidang miring
benda dengan bidang? ke atas (gambar 51). Setelah 3 detik
µ = 0,3 gayanya bekerja, benda bergeser sejauh
131. Sebuah benda massanya 6 kg terletak di 0,36 meter ke bawah. Berapa besar F?
F = 60,48 N
atas bidang miring yang
kasar dengan sudut 136. Sebuah benda massanya 5 kg mula-
kemiringan α (tg α = 34 m
mula diam diletakkan di atas bidang miring
β yang kasar dengan sudut kemiringan β (tg β
), mula-mula diam.
Kemudian pada benda Gambar 51 = 43 ) terhadap horizontal. Kemudian benda
ditarik gaya 19,2 N ke ditarik gaya 49,5 N sejajar bidang miring ke
atas sejajar bidang miring (lihat gambar di atas (gambar 51). Setelah 2 detik gayanya
bawah). Koefisien gesek antara benda bekerja, kecepatan benda berubah menjadi
dengan bidang 0,3. Berapa kecepatan yang 0,2 m/s. Berapa koefisien gesek antara
dimiliki benda setelah 2 detik gayanya benda dengan bidang?
bekerja? µ = 0,3
v = 1,6 m/det
132. Sebuah benda massanya 9 kg terletak di
atas bidang miring yang kasar dengan sudut
kemiringan α (tg α = 43 ), mula-mula diam.
Kemudian pada benda ditarik gaya F ke atas
132 Hukum Newton & Gesekan
137. Pada sistem gambar di samping, m = mendatar 40 N. Berapa besar gaya tegangan
4,6 kg, koefisien gesek tali penghubung?
antara benda dengan T = 35 N
dinding = 0,2, sin β = m
β 144. Pada sistem gambar 53, mA = 5 kg,
0,8 dan cos β = 0,6. mB = 3 kg, F = 40 N, koefisien gesek antara
F
Berapa gaya terkecil benda dengan bidang datar = 0,3. Berapa
yang masih dapat besar gaya tegangan tali penghubung?
Gambar 52
menahan benda supaya T = 25 N
tidak jatuh? 145. Pada sistem gambar 53, mA = 4 kg,
F = 50 N
mB = 2 kg, F = 23 N, mula-mula kedua
138. Pada sistem gambar 52, m = 5,2 kg benda diam. Koefisien gesek antara benda
koefisien gesek antara benda dengan A dengan bidang datar = 2 kali koefisien
dinding = 0,2, sin α = 0,8 dan cos α = 0,6. gesek antara benda B dengan bidang datar.
Berapa gaya terkecil yang masih dapat Setelah 2 detik gaya bekerja, kedua benda
menahan benda supaya tidak jatuh? berpindah sejauh 1 meter:
F = 50 N a) Berapa koefisien gesek antara masing-
139. Pada sistem gambar 52, m = 2,2 kg, masing benda dengan bidang datar?
sin α = 0,8 dan cos α = 0,6. Ketika gaya b) Berapa besar gaya tegangan tali
sebesar 20 N dikerjakan, benda mulai penghubung?
bergeser jatuh. Berapa koefisien gesek a) µA = 0,4, µB = 0,2 b) T = 25 N
antara benda dengan dinding? 146. Pada sistem gambar 53, mA = 3 kg,
µ = 0,5 N mB = 6 kg. Tali penghubung mempunyai
140. Pada sistem gambar 52, m = 2,2 kg, sin mempunyai tegangan putus T = 15 N.
β = 0,8 dan cos β = 0,6. Ketika gaya sebesar Koefisien gesek antara benda A dan B
20 N dikerjakan, benda mulai bergeser dengan bidang datar berturut-turut 0,3 dan
jatuh. Berapa koefisien gesek antara benda 0,2. Berapa besar gaya F maksimum yang
dengan dinding? diperbolehkan?
F = 39 N
µ = 0,5
141. Pada sistem gambar 52, m = 2,4 kg. 147. Pada sistem (gambar 53) di atas, dua
Koefisien gesek antara benda dengan benda massanya mA = 3 kg dan mB = 6 kg
diikat tali diletakkan di atas bidang datar
dinding 0,2√3. Ketika gaya sebesar 30 N
yang licin mula-mula diam. Koefisien gesek
dikerjakan, benda mulai bergeser jatuh.
antara benda A dan B dengan bidang
Berapa besar sudut antara gaya dengan
masing-masing 0,3 dan 0,2. Kemudian pada
horizontal?
β = 30°
benda B ditarik gaya mendatar F. Bila
besar gaya tegangan tali penghubung 15 N,
142. Pada sistem gambar 52, m = 3,3 kg. berapa besar gaya F?
Koefisien gesek antara benda dengan F = 39 N
dinding = 0,2√3. Ketika gaya sebesar 30 N
148. Pada sistem (gambar 53) di atas, dua
dikerjakan, benda mulai bergeser jatuh.
benda massanya mA = 4 kg dan mB = 2 kg
Berapa besarnya α? diikat tali diletakkan di atas bidang datar
α = 30°
yang kasar mula-mula diam. Koefisien
143. Pada sistem (lihat gambar) di bawah, gesek antara benda A dan B dengan bidang
dua benda massanya mA = 5 kg dan mB = masing-masing µA dan µB, yang mana
3 kg diikat tali diletakkan di atas bidang µA = 2 µB. Kemudian pada benda B ditarik
datar yang kasar T F gaya mendatar 23 N. Setelah 2 detik, kedua
mA mB
mula-mula diam. benda bergeser sejauh 1 meter. Berapa besar
Koefisien gesek Gambar 53 µA dan µB?
antara benda µA = 0,4 dan µB = 0,2
dengan bidang
149. Pada sistem gambar di bawah, mA =
0,3. Kemudian pada benda B ditarik gaya
3 kg dan mB = 6 kg. Koefisien gesek antara
benda A dan B = 0,3, antara benda B
Hukum Newton & Gesekan 133
dengan lantai 0,5. Berapa besar gaya F antara benda B dengan lantai = 0,4. Berapa
terkecil agar besar gaya F terbesar mA
benda B dapat mA agar benda A tidak F
F mB
bergeser? mB tergelincir?
F = 54 N F = 54 N
Gambar 54 Gambar 55
150. Pada sistem 157. Pada sistem
gambar 54, mA = 1 gambar 55, mA = 0,5 kg
kg dan mB = 2 kg. Koefisien gesek antara dan mB = 2 kg. Koefisien gesek antara
benda A dan B = 0,4. Ketika ditarik gaya F benda A dengan benda B = 0,3. Pada saat
= 7 N benda B mulai bergeser. Berapa ditarik gaya F = 20 N, benda A mulai
koefisien gesek antara benda B dengan tergelincir. Berapa koefisien gesek antara
lantai? benda B dengan lantai?
µB = 0,3 µB = 0,5
151. Pada sistem gambar 54, mA = 0,5 kg 158. Pada sistem gambar 55, mA = 1 kg dan
dan mB = 1,5 kg. Koefisien gesek antara mB = 1,5 kg. Koefisien gesek antara benda
benda B dengan lantai = 0,3. Ketika ditarik B dengan lantai = 0,4. Pada saat ditarik
gaya F = 13 N, benda B mulai bergeser. gaya F = 15 N, benda A mulai tergelincir.
Berapa koefisien gesek antara benda A Berapa koefisien gesek antara benda A
dengan benda B? dengan benda B?
µAB = 0,2 µA = 0,2
152. Pada sistem gambar 54, mA = 3 kg dan 159. Pada sistem gambar 55, mA = 3 kg dan
mB = 6 kg. Koefisien gesek antara benda A mB = 6 kg. Koefisien gesek antara benda A
dengan benda B = 0,3. Koefisien gesek dan B = 0,2, antara benda B dengan lantai
antara benda B dengan lantai = 0,5. Berapa 0,4. Berapa besar gaya F terbesar agar
besar gaya F terkecil agar benda B dapat benda A
bergeser? tidak tergelincir?
F = 54 N F = 54 N
153. Pada sistem gambar 54, mA = 1 kg dan 160. Pada sistem gambar 55, mA = 0,5 kg
mB = 2 kg. Koefisien gesek antara benda A dan mB = 2 kg. Koefisien gesek antara
dengan benda B = 0,4. Ketika ditarik gaya benda A dan B = 0,3. Pada saat ditarik gaya
sebesar F = 7 N, benda B mulai bergeser. F = 20 N, benda A mulai tergelincir. Berapa
Berapa koefisien gesek antara benda B koefisien gesek antara benda B dengan
dengan lantai? lantai?
µB = 0,1 µB = 0,5
154. Pada sistem gambar 54, mA = 0,5 kg 161. Pada sistem gambar 55, mA = 1 kg dan
dan mB = 1,5 kg. Koefisien gesek antara mB = 1,5 kg. Koefisien gesek antara benda
benda B dengan lantai = 0,3. Ketika ditarik B dengan lantai = 0,4. Pada saat ditarik
gaya sebesar F = 7 N, benda B mulai gaya F = 15 N, benda A mulai tergelincir.
bergeser. Berapa koefisien gesek antara Berapa koefisien gesek antara benda A
benda A dengan B? dengan benda B?
µA = 0,2 µAB = 0,2
155. Pada sistem gambar 54, mB = 6 kg. 162. Pada sistem gambar di bawah, dua
Koefisien gesek antara benda A dengan benda massanya mA = 5 kg dan mB = 3 kg
benda B = 0,3. Koefisien gesek antara diikat tali. Tali dilewatkan sebuah katrol.
benda B dengan lantai = 0,5. Gaya sebesar Massa tali dan gesekan dengan katrol
F = 62 N dikerjakan pada benda B. Berapa diabaikan. Benda A
massa benda A terbesar agar benda B dapat diletakkan di atas mA T
bergeser? meja yang kasar,
mA = 4 kg sedangkan benda B mB
156. Pada sistem di samping, mA = 3 kg dan digantungkan, Gambar 56
mB = 6 kg. Koefisien gesek antara benda A mula-mula kedua
dengan benda B = 0,2. Koefisien gesek benda diam.
134 Hukum Newton & Gesekan
Koefisien gesek antara benda A dengan dilepaskan, berapa besar gaya tegangan tali
meja = 0,28. Jika kedua benda dilepaskan, penghubung?
berapa percepatan yang dialani benda A? T = 18 N
2
a = 2 m/s 168. Pada sistem gambar 57, benda A
163. Pada sistem gambar 56, dua benda massanya mA = 5 kg dan mB diikat tali.
massanya mA = 6 kg dan mB = 2 kg diikat Massa tali dan gesekan dengan katrol
tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa diabaikan. Sudut kemiringan β (tg β = 34 ),
tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
mula-mula kedua benda diam. Koefisien
Benda A diletakkan di atas meja yang kasar,
gesek antara kedua benda dengan bidang
sedangkan benda B digantungkan, mula-
0,3. Tali penghubung mempunyai tegangan
mula kedua benda diam. Setelah 1 detik
putus T = 22 N. Berapa massa benda
kedua benda dilepaskan, kecepatannya
B yang diperbolehkan agar setelah
berubah menjadi 1 m/s. Berapa koefisien
dilepaskan tali penghubung tidak sampai
gesek antara benda A dengan meja?
µA = 0,2
putus?
mB = 10 kg
164. Pada sistem gambar 56, dua benda
169. Pada sistem gambar 57, benda A
massanya mA = 7 kg diikat tali. Tali
massanya mA = 4 kg dan mB = 6 kg. Massa
dilewatkan sebuah katrol. Massa tali dan
tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
gesekan dengan katrol diabaikan. Benda A
diletakkan di atas meja yang kasar, Sudut kemiringan β (tg β = 43 ), mula-mula
sedangkan benda B digantungkan, mula- kedua benda diam. Koefisien gesek antara
mula kedua benda diam. Koefisien gesek kedua benda dengan bidang berturut-turut
antara benda A dengan meja = 0,4. Tali µA dan µB, yang mana µB = 2 µA. Setelah
mempunyai tegangan putus T = 29,4 N. kedua benda dilepaskan, percepatan yang
Berapa massa benda B yang masih dialami 2,56 m/s2. Berapa besar µA dan µB?
diperbolehkan agar ketika dilepaskan tali µA = 0,2 dan µB = 0,4
tidak sampai putus? 170. Pada sistem gambar 57, benda A
mB = 3 kg
massanya mA = 7 kg dan mB = 5 kg. Massa
165. Pada sistem gambar 56, mA = 6 kg, tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
mB = 2 kg, mula-mula diam. Setelah 1 detik Sudut kemiringan β (tg β = 43 ), mula-mula
kedua benda dilepas, kecepatannya berubah
menjadi 1 m/det. Berapa koefisien gesek kedua benda diam. Koefisien gesek antara
antara benda A dengan meja? kedua benda dengan bidang berturut-turut
µA = 0,2 µA dan µB, yang mana µA = 2 µB. Setelah
kedua benda dilepaskan, besar gaya
166. Pada sistem gambar 56, mA = 7 kg,
koefisien gesek antara benda A dengan meja tegangan tali T = 31,5 N. Berapa besar µA
= 0,4, mula-mula diam. Tali penghubung dan µB?
µA = 0,4 dan µB = 0,2
mempunyai tegangan putus T = 29,4 N.
Berapa massa benda B yang diperbolehkan, 171. Pada sistem gambar 57, mA = 5 kg,
agar ketika dilepaskan tali tidak sampai mB = 6 kg, sin α = 0,6 dan cos α = 0,8.
putus? Koefisien gesek antara benda A dan B
mB = 2 kg dengan bidang = 0,3. Mula-mula kedua
167. Pada sistem Gambar di samping, benda benda diam. Setelah kedua benda
A mA = 5 kg dan mB dilepaskan:
a) berapa percepatannya?
= 6 kg. Massa tali mA T
dan gesekan dengan b) gaya tegangan tali penghubung?
mB a) a = 0,8 m/det2 b) T = 18 N
katrol diabaikan. β
Sudut kemiringan β Gambar 57 172. Pada sistem gambar 57, mA = 5 kg,
(sin β = 0,6), mula- tg α = 0,75. Koefisien gesek antara benda A
mula kedua benda dan B dengan bidang = 0,3. Tali
diam. Koefisien gesek antara kedua benda penghubung mempunyai tegangan putus
dengan bidang 0,3. Jika kedua benda T = 22 N. Mula-mula kedua benda diam.

Hukum Newton & Gesekan 135


Berapa massa benda B yang diperbolehkan sejauh 0,75 meter. Berapa koefisien gesek
agar setelah kedua benda dilepaskan tali antara benda A dengan bidang miring 0,3?
penghubung tidak sampai putus? µA = 0,2
mB = 10 kg
178. Pada sistem gambar 58, mA = 9 kg,
173. Pada sistem gambar 57, mA = 4 kg, mB = 6 kg, tg α = 43 . Koefisien gesek antara
mB = 6 kg, tg α = 13 . Koefisien gesek antara benda A dengan bidang miring = 0,2. Mula-
benda A dengan bidang datar = 1 kali mula kedua benda diam. Setelah dilepaskan
2
koefisien gesek antara benda B dengan berapa:
bidang miring. Mula-mula kedua benda a) percepatan yang dialami kedua benda?
diam. Setelah kedua benda dilepaskan, b) besar gaya tegangan tali penghubung?
a) a = 0,08 m/det2 b) T = 60,48 N
percepatan yang diperoleh = 2,56 m/det2:
a) berapa koefisien gesek antara benda A 179. Pada sistem gambar 58, mA = 6 kg,
dan B terhadap bidang? mB = 6 kg, tg α = 34 . Mula-mula kedua
b) gaya tegangan tali penghubung? benda diam. Setelah 2 detik dilepaskan
a) µA = 0,4, µB = 0,2 b) T = 21,5 N
kedua benda bergeser sejauh 1,6 meter.
174. Pada sistem di samping, dua benda Berapa koefisien gesek antara benda A
massanya mA = 9 kg dan dengan bidang miring?
T
mB = 6 kg Massa tali dan µA = 0,3
gesekan dengan katrol mA
180. Pada sistem gambar 58, mA = 6,5 kg,
diabaikan. Sudut α mB
mB = 5,5 kg, tg α = 12
5 . Mula-mula kedua
kemiringan α (tg α = 34
Gambar 58
benda diam. Setelah 1 detik dilepaskan
), mula-mula kedua
kedua benda bergeser sejauh 13 meter.
benda diam. Koefisien gesek antara
benda A dengan bidang miring 0,2. Setelah Berapa koefisien gesek antara benda A
dilepaskan, berapa besar gaya tegangan tali? dengan bidang miring?
T = 60,48 N µA = 0,2
175. Pada sistem gambar 58, dua benda 181. Pada sistem di samping, dua benda
massanya mA = 6 kg dan mB. Massa tali dan massanya mA = 13 kg dan mB = 15 kg diikat
gesekan dengan katrol diabaikan. Sudut tali. Tali dilewatkan sebuah katrol. Massa
kemiringan α (tg α = 3/4), mula-mula kedua tali dan gesekan
benda diam. Koefisien gesek antara dengan katrol T T
benda A dengan bidang miring 0,3. Setelah diabaikan. Kedua mA mB
2 detik dilepaskan, kedua benda bergeser benda diletakkan di α β
sejauh 1,6 meter. Berapa besar mB? atas bidang miring Gambar 59
mB = 6 kg yang kasar dengan
176. Pada sistem gambar 58, dua benda sudut kemiringan
massanya mA dan mB = 5 kg. Massa tali dan masing-masing α (tg α = 12 5 ) dan β (sin β =

gesekan dengan katrol diabaikan. Sudut 3 ),mula-mula kedua benda diam.


kemiringan α (tg α = 43 ), mula-mula kedua 4
Koefisien gesek antara benda dengan
benda diam. Koefisien gesek antara bidang 0,1. Jika kedua benda dilepaskan,
benda A dengan bidang miring 0,3. Setelah berapa besar gaya tegangan tali
2 detik dilepaskan, kedua benda bergeser penghubung?
sejauh 0,2 meter. Berapa besar mA? T = 84,75 N
mA = 5 kg
182. Pada sistem gambar 59, dua benda
177. Pada sistem gambar 58, dua benda massanya mA = 5 kg dan mB = 13 kg. Massa
massanya mA = 6,5 kg dan mB = 5,5 kg. tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
Massa tali dan gesekan dengan katrol Sudut kemiringan masing-masing α (tg α =
diabaikan. Sudut kemiringan α (tg α = 12
5 ), 3
/4) dan β (sin β = 12 ), mula-mula kedua
5
mula-mula kedua benda diam. Setelah benda diam. Koefisien gesek antara benda
1 detik dilepaskan, kedua benda bergeser
136 Hukum Newton & Gesekan
dengan bidang 0,1. Jika kedua benda Koefisien gesek antara benda A dan B
dilepaskan, berapa besar gaya tegangan tali dengan bidang datar berturut-turut 0,2 dan
penghubung? 0,3. Benda A massanya mA = 2 kg diikat tali
T = 56,5 N dan dililitkan lewat katrol. Ujung tali yang
183. Pada sistem gambar 59, dua benda lain diikat pada dinding. Batang katrol juga
massanya mA = 2 kg dan mB. Massa tali dan diikat tali, ujung tali yang lain diikat pada
gesekan dengan katrol diabaikan. Tali benda B yang massanya mB = 3 kg. Massa
penghubung mempunyai tegangan putus tali dan gesekan dengan katrol diabaikan.
17,04 N. Sudut kemiringan masing-masing Kedua benda mula-mula diam, kemudian
α (tg α = 34 ) dan β (sin β = 43 ), mula-mula pada benda B dikerjakan gaya mendatar
F = 28 N. Berapa besar gaya tegangan
kedua benda diam. Koefisien gesek antara masing-masing tali penghubung (percepatan
benda dengan bidang 0,1. Berapa besar mB, benda A = 2 kali percepatan benda B)?
agar tali tidak sampai putus jika kedua TA = 8 N dan TB = 16 N
benda dilepaskan? 188. Pada sistem gambar 60, koefisien gesek
mB = 3 kg
antara benda A dan B dengan bidang datar
184. Pada sistem gambar 59, mA =13 kg, berturut-turut 0,2 dan 0,3. Benda A
mB = 15 kg, tg α = 12
5 dan tg β = 4 .
3
massanya mA = 4 kg benda B yang
Koefisien gesek antara benda dengan massanya mB = 5 kg. Massa tali dan
bidang miring sama besar yaitu 0,1. Mula- gesekan dengan katrol diabaikan. Kedua
mula kedua benda diam, kemudian benda mula-mula diam. Kemudian pada
dilepaskan. Berapa besar: benda B dikerjakan gaya mendatar F. Jika
a) percepatan yang dialami kedua benda? percepatan yang dialami benda A = 2 m/s2,
b) gaya tegangan tali? berapa besar gaya F (ingat percepatan benda
a = 1,75 m/det2 b) T = 4,75 N A = 2 kali percepatan benda B)?
F = 52 N
185. Pada sistem gambar 59, mA = 5 kg,
189. Pada sistem gambar 60, dua benda A
mB = 12 kg, tg α = 34 dan tg β = 12
5
. dan B diletakkan di atas bidang datar yang
Koefisien gesek antara benda dengan kasar. Koefisien gesek antara benda A dan
bidang miring sama besar, yaitu 0,1. Mula- B dengan bidang datar berturut-turut 0,2
mula kedua benda diam, kemudian dan 0,3. Benda A massanya mA = 5 kg,
dilepaskan. Berapa besar: benda B massanya mB = 8 kg. Massa tali
a) percepatan yang dialami kedua benda? dan gesekan dengan katrol diabaikan.
b) gaya tegangan tali? Kedua benda mula-mula diam. Kemudian
a = 4,5 m/det2 b) T = 56,5 N pada benda B dikerjakan gaya mendatar F.
186. Pada sistem gambar 59, mA = 2 kg, Jika besar gaya tegangan tali yang terikat
tg α = 34 dan tg β = 43 . Koefisien gesek pada dinding TA = 20 N, berapa besar gaya
F (ingat percepatan benda A = 2 kali
antara benda dengan bidang miring sama percepatan benda B)?
besar, yaitu 0,1. Tali penghubung F = 72 N
mempunyai tegangan putus T = 16,64 N. 190. Pada gambar 60, benda A massanya
Mula-mula kedua benda diam, kemudian 4 kg dan benda B massanya 5 kg. Massa
dilepaskan. Berapa massa benda B yang katrol dan gesekan antara tali dengan katrol
diperbolehkan agar tali tidak sampai putus? diabaikan. Koefisien gesek antara benda A
mB = 3 kg
dan benda B dengan lantai berturut-turut 0,2
187. Pada sistem di bawah, dua benda A dan dan 0,3. Percepatan yang dialami oleh
B diletakkan di atas bidang datar yang benda A = 2 m/det2?
kasar. a) Berapa besar gaya tegangan maasing–
TA masing tali?
TB mB F
mA b) Berapa besar gaya F?
a) T = 16 N b) F = 52 N
Gambar 60

Hukum Newton & Gesekan 137


191. Pada gambar 60, benda A massanya µ = 0,2
5 kg dan benda B massanya 8 kg. Massa 195. Pada sistem gambar 61, benda A
katrol dan gesekan antara tali dengan katrol massanya mA = 4 kg. Koefisien gesek antara
diabaikan. Koefisien gesek antara benda A benda A dengan meja µ = 0,3. Benda B
dan benda B dengan lantai berturut-turut 0,2 massanya mB. Massa tali dan gesekan
dan 0,3. Besar gaya tegangan tali yang dengan katrol diabaikan. Kedua benda
terikat pada dinding = 20 N. mula-mula diam. Setelah dilepaskan, besar
a) Berapa percepatan yang dialami oleh gaya tegangan tali A = 28 N. Berapa besar
masing-masing benda? massa benda B (ingat percepatan benda A =
b) Berapa besar gaya F? 2 kali percepatan benda B)?
a) aA = 2 m/det2, aB = 1 m/det mB = 7 kg
b) F = 72 N
196. Pada sistem gambar 61, benda A
192. Pada sistem gambar 60, koefisien gesek
massanya mA. Koefisien gesek antara
antara benda A dan B dengan bidang datar
benda A dengan meja µ = 0,2. Benda B
sama besar, yaitu µ. Benda A massanya
yang massanya mB = 0,4 kg. Massa tali dan
mA = 0,4 kg, benda B yang massanya
gesekan dengan katrol diabaikan. Kedua
mB = 0,6 kg. Massa tali dan gesekan dengan
benda mula-mula diam. Setelah dilepaskan,
katrol diabaikan. Kedua benda mula-mula
besar gaya tegangan tali A = 2,4 N. Berapa
diam. Kemudian pada benda B dikerjakan
besar massa benda A (ingat percepatan
gaya mendatar F. Jika percepatan yang
benda A = 2 kali percepatan benda B)?
dialami benda A = 2 m/s2, berapa besar µ mA = 0,5 kg
(ingat percepatan benda A = 2 kali
percepatan benda B)? 197. Pada gambar 61, mA = 3 kg, mB = 4 kg.
µ = 0,2 Massa katrol dan gesekan antara tali dengan
katrol diabaikan. Koefisien gesek antara
193. Pada sistem di TA benda A dengan bidang datar 0,2. Setelah
samping, Benda A mA
dilepaskan, berapa besar gaya tegangan tali?
massanya mA = 3 kg T = 12 N
diletakkan di atas
198. Pada gambar 61, mA = 4 kg. Massa
meja yang kasar, TB
katrol dan gesekan antara tali dengan katrol
diikat tali dan mB diabaikan. Koefisien gesek antara benda A
dililitkan lewat dua
Gambar 61 dengan bidang datar 0,3. Setelah dilepaskan,
katrol. Koefisien
besar gaya tegangan tali 28 N. Berapa
gesek antara benda A
massa benda B?
dengan meja = 0,2. Ujung tali yang lain mB = 7 kg
diikat pada dinding atas. Batang katrol yang
bawah juga diikat tali, ujung tali yang lain 199. Pada sistem gambar di bawah,
diikat pada benda B yang massanya mB = 4 mA = 3 kg, mB = 8 kg, mC = 4 kg, F = 86 N,
kg dan digantungkan. Massa tali dan koefisien gesek antara benda A, B, dan C
gesekan dengan katrol diabaikan. Kedua dengan bidang datar berturut–turut 13 , 14 ,
benda mula-mula diam. Setelah dilepaskan, 1
dan 5
.
berapa besar gaya tegangan masing-masing
tali (ingat percepatan benda A = 2 kali TAB TBC F
mA mB mC
percepatan benda B)?
TA = 16,5 N dan TB = 33 N Gambar 62
194. Pada sistem gambar 61, Benda A
massanya mA = 2 kg, koefisien gesek antara Berapa:
benda A dengan meja µ. Benda B massanya a) percepatan yang dialami ketiga benda?
mB = 3 kg. Massa tali dan gesekan dengan b) besar gaya tegangan tali penghubung
katrol diabaikan. Kedua benda mula-mula AB?
diam. Setelah dilepaskan, percepatan yang c) besar gaya tegangan tali penghubung
dialami benda A = 4 m/s2. Berapa besar µ BC?
a) a = 3,2 m/det2 b) TAB = 19,6 N
(ingat percepatan benda A = 2 kali c) TBC = 65,2 N
percepatan benda B)?
138 Hukum Newton & Gesekan
200. Pada sistem gambar 62, mA = 5 kg,
mB = 3 kg, mC = 2 kg, F = 60 N, koefisien
gesek antara benda A, B, dan C dengan
bidang datar sama, yaitu µ. Setelah 3 detik,
kecepatan benda berubah dari diam menjadi
6 m/det.
a) Berapa besarnya µ?
b) Berapa besar gaya tegangan tali
penghubung A dan B?
c) Berapa besar gaya tegangan tali
penghubung B dan C?
a) µ = 0,4 b) TAB = 30 N
c) TBC = 48 N
201. Pada sistem di bawah, tiga benda
massanya mA = 6 kg, mB = 5 kg dan mC =
4 kg diikat tali, kemudian masing-masing
tali penghubung dilewatkan sebuah katrol.
Massa tali dan gesekan dengan katrol
diabaikan. Benda B diletakkan di atas meja
mendatar yang kasar, sedangkan benda A
dan C digantungkan, TAB m TBC
B
mula-mula diam.
Koefisien gesek
antara benda B mA mC
dengan meja = 0,3.
Setelah dilepaskan, Gambar 63
berapa besar gaya
tegangan masing-masing tali penghubung?
TAB = 58 N dan TBC = 41,33 N
202. Pada sistem gambar 63, mA = 6 kg,
mB = 5 kg, mC = 4 kg, koefisien gesek antara
benda B dengan bidang datar = 0,3. Berapa:
a) percepatan yang dialami kedua benda?
b) besar gaya tegangan tali?
a) a = 1 m/det2 b) TAB = 58 N
3
c) TBC = 41,33 N
203. Pada sistem gambar 63, tiga benda
massanya mA = 5 kg, mB = 5 kg dan mC =
2 kg diikat tali, kemudian masing-masing
tali penghubung dilewatkan sebuah katrol.
Massa tali dan gesekan dengan katrol
diabaikan. Benda B diletakkan di atas meja
mendatar yang kasar, sedangkan benda A
dan C digantungkan, mula-mula diam.
Setelah 1 detik dilepaskan, benda B
bergeser sejauh 6,25 meter. Berapa
koefisien gesek antara benda B dengan
meja?
µB = 0,3

Hukum Newton & Gesekan 139


7. Mobil 700 kg mogok di jalan yang
Soal UNAS
mendatar. Kabel horizontal mobil derek
Hukum II Newton yang dipakai untuk menyeretnya akan putus
1. Sebuah mobil massa 1,5 ton dalam keadaan jika tegangan di dalamnya melebihi 1400 N.
diam. Karena pengaruh gaya dorong F Percepatan maksimum yang dapat diterima
dalam waktu 15 sekon mempunyai mobil mogok itu dari mobil derek adalah
kecepatan 18 km/jam (g = 10 ms–2). Besar (g = 10 m/s2)...
gaya F yang bekerja pada mobil adalah ... A. 2 m/s2 B. 8 m/s2 C. 10 m/s2
2
A. 2250 N B. 1500 N D. 7 m/s E. 0 m/s2
C. 1000 N D. 750 N 8. Perhatikan gambar di bawah ini!
E. 500 N
2.
m F m F
20 kg 120 N 10 kg 100 N
(1) (2) Jika massa balok 4 kg, dan antara balok
m F m F dengan lantai tidak ada gesekan maka balok
50 kg 150 N 80 kg 240 N tersebut dalam keadaan ...
(3) (4) A. Diam (tidak bergerak)
m F B. Bergerak lurus berubah beraturan arah
100 kg 200 N ke kanan
(5) C. Bergerak lurus berubah beraturan arah
Gambar menunjukkan lima buah benda ke kiri
diberi gaya yang berbeda-beda. Percepatan D. Bergerak lurus beraturan arah ke kanan
benda yang paling besar adalah gambar ... E. Bergerak lurus beraturan arah ke kiri
A. (1) B. (2) C. (3) 9. Sebuah benda ditarik oleh gaya F1 dan F 2
D. (4) E. (5) pada lantai kasar seperti gambar.
3. Sebuah benda massa 2 kg bergerak bergerak
pada bidang datar
yang licin dari F = 60 N
keadaan diam karena 2 kg
Jika gaya gesekan antara benda dan lantai
diberi gaya 60 N. S sebesar 5 N, maka ...
Jarak yang ditempuh A. benda diam
benda selama 2 sekon adalah ... B. benda bergerak lurus beraturan
A. 25 m B. 60 m C. 75 m C. bergesekan dengan percepatan nol
D. 85 m E. 125 m D. bergerak dengan percepatan 2 m/s2
4. Dimensi dari gaya adalah ... E. bergerak dengan percepatan 5 m/s2
A. ML–3 B. LT–1 C. LT–2 10. Dua benda A dan B berada di atas bidang
D. MLT–1 E. MLT–2 datar licin dan dihubungkan dengan tali
5. Sebuah benda bermassa m, padanya bekerja seperti gambar di bawah. Kemudian pada
gaya F, hingga benda memperoleh benda B ditarik dengan gaya sebesar 50 N,
percepatan a. Jika massa benda dijadikan hingga percepatan yang terjadi pada kedua
2m dan gayanya dijadikan 4F, maka benda itu 2 ms-2. Jika massa A = 10 kg,
percepatan benda menjadi ...
A. 8a B. 4a C. 2a A B F
1
D. a E. 2 a
6. Besaran berikut ini yang dimensinya sama maka massa B sebesar ...
dengan dimensi besaran berat adalah ... A. 10 kg C. 15 kg E. 25 kg
A. momentum B. impuls B. 35 kg D. 40 kg
C. daya D. energi 11. Dua benda A dan B berada di atas bidang
E. Gaya datar licin dan dihubungkan dengan tali

140 Hukum Newton & Gesekan


seperti gambar di samping. Kemudian pada A. 2 m/s2 C. 6 m/s2 E. 8 m/s2
benda B ditarik dengan gaya sebesar 50 N B. 10 m/s2 D. 16 m/s2
hingga percepatan yang terjadi pada kedua 16. Sebuah partikel yang bermassa 2 kg
benda itu 2 ms– A B F bergerak lurus menyusuri sumbu x dengan
2
. Jika massa A besar kecepatan mula-mula 3 m/s searah
adalah 15 kg, sumbu x positif. Bila gaya 6 N searah
maka massa B adalah ... sumbu x negatif bekerja pada partikel itu
A. 10 kg B. 15 kg selama 3 s, maka:
C. 25 kg D. 35 kg E. 40 kg (1) besar kecepatan akhir 6 m/s
12. Sebuah benda diam di atas lantai licin (2) arah kecepatan akhir searah sumbu x
ditarik oleh 3 gaya seperti gambar : negatif
F3= 36 N F1 = 12 N (3) partikel pernah berhenti
(4) setelah 3 s kecepatan partikel tetap
F2= 24 N
17. Dimensi gaya adalah...
Berdasarkan gambar di atas, diketahui: A. MLT–3 B. MLT–2 C. ML2T–1
(1). Percepatan benda nol D. ML2T–2 E. ML2T–3
(2). Benda bergerak lurus beraturan 18. Perhatikan grafik di y
(3). Benda dalam keadaan diam sebelah kanan. Besaran
(4). Benda akan bergerak jika berat benda yang sesuai untuk sumbu
lebih kecil dari gaya tariknya y adalah ...
Pernyataan yang benar adalah ... t
(1) laju gerak benda oleh
a. (1) dan (2) b. (1) dan (3) gaya konstan
c. (1) dan (4) d. (1), (2) dan (3) (2) jarak tempuh benda dengan laju konstan
e. (1), (2), (3), dan (4) (3) kecepatan benda jatuh bebas
13. Sebuah balok massanya 8 kg meluncur pada (4) percepatan benda jatuh bebas
bidang datar yang licin sempurna seperti 19. Benda bermassa 1 kg mula-mula terletak di
sitem di bawah. Bila T tanah. Kemudian diberi gaya 14 N vertikal
8
gesekan tali terhadap ke atas selama 5 s. Jika percepatan gravitasi
katrol diabaikan dan g T g = 10 ms–2, maka tinggi maksimal benda
= 10 m/s2. Tegangan jika diukur dari tanah adalah sebesar ...
tali T adalah ... 2
A. 20 m B. 50 m C. 70 m
A. 36 N B. D. 175 m E. 210 m
24 N C. 20 N
D. 16 N E. 8 N 20. Sebuah benda yang massanya
1200 kilogram digantungkan pada seutas
14. Budi dan temannya berboncengan
kawat yang dapat memikul beban
mengendarai sepeda motor dengan maksimum sebesar 15000 newton. Jika
kecepatan konstan. Tiba-tiba seekor anak percepatan gravitasi bumi sama dengan
kucing menyeberangi jalan dan Budi tiba- 10 m/detik2, maka harga maksimum
tiba mengerem sepeda motornya tersebut percepatan ke atas yang dapat diberikan
maka teman Budi tersebut akan ... pada benda itu sama dengan ...
A. diam A. 2,5 m/detik2 B. 7,5 m/detik2
B. tersentak ke depan C. 10,0 m/detik 2
D. 12,5 m/detik2
C. tersentak ke belakang E. 22,5 m/detik2
D. jatuh ke samping kiri
E. jatuh ke samping kanan 21. Seseorang yang massanya 80 kg ditimbang
dalam sebuah lift. Jarum timbangan
15. Sebuah balok massanya 8 kg meluncur pada menunjukkan angka 1000 newton. Apabila
bidang datar yang licin sempurna seperti percepatan gravitasi bumi = 10 m/s²,
sistem di bawah. Bila gesekan tali terhadap dapatlah disimpulkan ...
katrol diabaikan dan g = 10 m/s2, A. massa orang dalam lift menjadi 100 kg
percepatan yang timbul dalam sistem B. lift sedang bergerak ke atas dengan
tersebut adalah ... kecepatan tetap
Hukum Newton & Gesekan 141
C. lift sedang bergerak ke bawah dengan 28. Benda dengan massa m kg terletak pada
kecepatan tetap bidang miring yang licin (lihat gambar).
D. lift sedang bergerak ke bawah dengan Jika sin 37° = 0,6, maka besar gaya yang
percepatan tetap memengaruhi gerak benda adalah
E. lift sedang bergerak ke atas dengan (g = percepatan gravitasi) ...
percepatan tetap A. 0,5 mg
22. Sebuah elevator massa 400 kg bergerak B. 0,6 mg
vertikal ke atas dari keadaan diam dengan C. 0,8 mg
mg
percepatan tetap sebesar 2 m/s². Jika D. 0,9 mg
37°
percepatan gravitasi bumi 9,8 m/s², maka E. 1,0 mg
tegangan tali penarik elevator adalah ... 29. Gambar di samping adalah balok yang
A. 400 N B. 800 N C. 3120 N berada pada bidang miring yang licin.
D. 3920 N E .4720 N Komponen gaya berat benda yang
23. Sebuah benda massanya 2 kg terletak di atas memengaruhi percepatan benda adalah ...
tanah. Benda tersebut ditarik ke atas dengan A. 0,5 W
B. 0,5W√2 N
gaya 30 N selama 2 detik, lalu dilepaskan.
Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s², C. 0,5W√3
D. W√2 W
maka tinggi yang dicapai benda adalah ...
A. 10 m B. 12 m C. 15 m E. W√3 30° berat
D. 18 m E. 20 m 30. Benda yang massanya 20 kg terletak pada
24. Sebuah elevator yang massanya 1500 kg bidang miring yang licin dengan sudut 30°
diturunkan dengan percepatan 1 m/s2. Bila ditahan oleh suatu gaya menuju pusat massa
percepatan gravitasi bumi = 9,8 m/s2, maka benda sehingga diam di tempat. Besar gaya
besarnya tegangan pada kabel penggantung penahan tersebut adalah (g = 9,8 m/s²)...
sama dengan ... A. 196√2 N
A. 32400 N B. 26400 N B. 196 N F
C. 16200 N D. 14700 N C. 98√3 N
E. 13200 N D. 98√2 N 30°
25. Seseorang dengan massa 60 kg berada E. 98 N
dalam lift yang sedang bergerak ke bawah 31. Sebuah kotak yang massanya 10 kg mula-
dengan percepatan 3 m/s2. Jika percepatan mula diam, kemudian bergerak turun pada
gravitasi bumi 10 m/s², maka desakan kaki bidang miring yang membuat sudut 30°
orang pada lantai lift adalah ... terhadap arah horizontal tanpa gesekan
A. 420 N B. 570 N C. 600 N menempuh jarak 10 meter sebelum sampai
D. 630 N E. 780N ke bidang mendatar. Jika percepatan
26. Jika benda bergerak sepanjang garis lurus gravitasi bumi = 9,8 m/s², kecepatan kotak
dengan kecepatan tetap, maka pada akhir bidang miring adalah ...
percepatannya sama dengan nol, A. 4,43 m/s B. 44,3 m/s
sebab C. 26,3 m/s D. 7 m/s
resultan gaya yang bekerja pada benda E. 9,9 m/s
menimbulkan percepatan. 32. Dua benda A dan B masing-masing
Bidang Miring bermassa 2 kg dan 6 kg diikat dengan tali
27. Sebuah balok massa 5 kg dilepas pada
melalui sebuah katrol yang licin seperti
bidang miring licin seperti pada gambar! gambar. Mula-mula benda
Percepatan gravitasi g = 10 m.s-2 dan tg 37o B ditahan kemudian
= ¾. Percepatan balok adalah …. dilepaskan. Jika g = 10
A. 5,0 m.s-2 ms-2 maka percepatan
B. 6,0 m.s-2 benda B adalah ...
C. 7,5 m.s-2 A. 8,0 m/s B. 7,5 m/s
D. 8,0 m.s-2 C. 6,0 m/s D. 5,0 m/s
E. 10.0 m.s-2 E. 4,0 m/s

142 Hukum Newton & Gesekan


33. Dua benda bermassa 2 kg dan 3 kg diikat a. 2 m/s2 b. 2,5 m/s2 c. 4 m/s2
dengan tali kemudian d. 5 m/s2 e. 8 m/s2
ditautkan pada katrol
Hukum III Newton
yang massanya
diabaikan seperti pada 37. Sebuah benda berat W newton, digantung
gambar. Bila dengan tali pada titik tetap P. Anak
panah menggambarkan gaya-gaya T4
percepatan gravitasi
yang diakibatkannya. Gaya-gaya P T3
adalah 10 m/s², besar
gaya tegang tali yang yang merupakan pasangan gaya aksi T
2
dialami sistem adalah reaksi adalah ...
… A. W dengan T2 T1
A. 20 N B. B. T2 dengan T3
C. T1 dengan T4 W
24 N
C. 27 N D. T4 dengan T3
D. 30 N E. 50 N E. W dengan T4
34. Pada gambar di samping A 38. Dua benda yang massanya sama digantung
adalah roda katrol homogen pada katrol melalui tali (lihat gambar). Jika
yang pejal dengan massa 2 A sistem dalam keadaan seimbang, maka
kg dan diameternya 20 cm. pasangan gaya aksi-reaksi
Massa tali diabaikan, adalah ... T4 T2
percepatan gravitasi 10 A. T1 dan T3 T3 T1
m/s2. Katrol diberi beban 4 B. T1 dan W1
kg dan 2 kg melalui tali. C. T3 dan T4 W2 W1
Mula-mula katrol diam D. W1 dan W2
kemudian bergerak dengan E. T2 dan T4
percepatan adalah ... 39. Perhatikan gambar di samping. Jika gesekan
A. 10 m/s2 B. 5,0 m/s2 katrol diabaikan, maka
2
C. 3,33 m/s D. 2,5 m/s2 tegangan tali T pada T
E. 2,0 m/s2 keadaan setimbang
35. Pada sebuah katrol licin tergantung dua adalah ...
buah benda dengan massa masing-masing A. 5 N B. 9 N 9N
m1 = 3 kg dan m2 = 5 kg, g = C. 12 N D. 15 N 12 N
10 m/s². Empat detik setelah E. 21 N
dilepaskan dari keadaan awal 40. Gambar di samping 30° 30°
tali putus. T detik kemudian menunjukkan sebuah T2 T1
(dihitung mulai saat tali benda dengan massa
putus) beban m1 melalui 3 kg digantung pada T3
posisi awal. Maka besar T langit-langit. Jika
adalah ... benda dalam keadaan
A. 1 detik B. 2,3 detik seimbang (g = 10 m/s2), maka tegangan tali
C. 3,2 detik D. 4 detik T1 adalah ...
E. 10 detik A. 15 N B. 30 N C. 60 N
36. Dua benda massanya m1 = 2 kg dan m2 = 3 D. 75 N E. 90 N
kg terhubung dengan 41. Benda yang beratnya 100 N digantung
katrol seperti pada seperti gambar di samping ini. Jika benda
gambar. Bila massa dalam keadaan seimbang (g = 10 m/s²),
katrol dan gesekan tali maka tegangan tali T2 adalah ...
penghubung terhadap 100 30° 60°
katrol diabaikan, serta g A. N
3 T2 T1
= 10 m/s2, maka besarnya
percepatan benda m1 50 T3
B. N
adalah ... m 3 W=100 N

Hukum Newton & Gesekan 143


C. 50 N 47. Apabila sistem seperti gambar samping
D. 50√3 N dalam keadaan seimbang, maka besarnya
E. 100√3 N tegangan tali T1 dan T2 adalah ...
42. Tiga buah beban m1, m2 dan m3
A. 6√3 N dan 12 N 30°
B. 12 N dan 12√3 N tali T1
digantungkan dengan tali melalui dua katrol tali
tetap yang licin (lihat gambar). Bila sistem C. 12√3 N dan 24 N
T2
dalam keadaan seimbang, maka m2 sama D. 24 N dan 12√3 N 12 N
dengan ... E. 28 N dan 12√3 N
A. 100 gram 48. Berat balok B dalam gambar di samping ini
B. 200 gram adalah 660 N. Koefisien gesekan statik
C. 200√2 gram 60° 30° antara balok dan meja adalah 0,25.
m1 m3
D. 200√3 gram 200 gram
E. 400 gram m2 4
43. Sebuah benda digantungkan seperti tampak B
pada gambar. Sistem dalam keadaan
seimbang. Jika W = 50 N, besarnya A
tegangan tali T adalah ...
A. 20,0 N Agar sistem berada dalam keadaan
30° T
B. 25,0 N setimbang, maka berat maksimum balok A
C. 35,0 N adalah …
30° T
D. 50,0 N a. sama besar dengan gaya gesekan statis
E. 100,0 N W maksimum antara balok B dan meja
b. lebih besar dari pada gaya gesekan
44. Pada sistem yang statis maksimum antara balok B dan
seimbang gambar meja
di samping, semua 60° 30° c. lebih kecil dari pada gaya gesekan statis
gesekan diabaikan. A B maksimum antara balok B dan meja
Perbandingan C d. ¼ kali gaya gesekan statis maksimum
besar beban B dan antara balok B dan meja
beban C adalah ... e. 4 kali gaya gesekan statis maksimum
A. 1 : 2 B. 2 : 1 C. √3 : 1 antara balok B dan meja
D. 1 :√3 E. √3 : 2 49. Sebuah benda digantung dengan dua utas
45. Pada gambar di samping, T1 dan T2 masing- tali terlihat seperti gambar di samping.
masing adalah tegangan sepanjang tali AB Persamaan yang memenuhi syarat
dan CD. Pada sistem kesetimbangan kesetimbangan horizontal adalah ...
tersebut berlaku A. T1 = T2 cos α α
ketentuan... C T2 B. T1 cos α = W T2
A. T1√3 – T2 + 20 = 0 B 120°
C. T1 cos α = T2 T1
T1
B. T1 + T2 – 20 = 0 A D. T1 sin α = T2 W
C. T1√3 – 2T2 + 20 = 0 E. T2 = W sin α
D. T1 + 20√3 = 0 20 N
E. T1 – 2T2 + 20 = 0
46. Jika gesekan katrol diabaikan dan tegangan
tali T = 10 dyne, maka berat benda W1 dan
W2 adalah ...
45°
A. W1 = W2 = 10 dyne
T
B. W1 = W2 = 10√2 dyne
C. W1 = W2 = 5√2 dyne W1 W2
D. W1 = 10 dyne, W2 =
10√2 dyne
E. W1 = 10√2 dyne, W2 = 5√2 dyne
144 Hukum Newton & Gesekan
BAB 6: ELASTISITAS F/ A
↔ E=
∆L / L 0
A. Stress & Strain F L0
↔ E= . . . . . (4)
A ∆L
Atau ditulis:
F L0
↔ ∆L = . . . . . (5)
EA
E = Modulus Young, satuannya N/m2 atau
dyne/cm2
C. Susunan Kawat
Dua buah kawat jika disambung dapat disebut
tersusun seri. Sedangkan jika kedua kawat itu
dirangkap, dapat dikatakan disusun paralel.
a b
Gambar 1 a) Susunan Seri
Gambar 1 (a) menunjukkan sebuah kawat yang Dua buah kawat dikatakan tersusun seri, jika
panjangnya L0 dan luas penampangnya A salah satu ujung kawat pertama disambungkan
ditarik gaya F. Akibatnya kawat bertambah pada salah satu ujung kawat kedua, sedangkan
panjang ∆L. pada sambungan itu tidak ada cabang, seperti
Hal ini juga terjadi pada batang yang ditekan, pada Gambar 2.
Gambar 1 (b).
Perbandingan antara gaya (F) dengan luas
penampang (A) disebut Stress.
Ditulis:
Gaya Tarik / Tekan
Stress =
Luas Penampang
F
↔ Stress = . . . . . (1)
A
F = gaya, satuannya N atau dyne
Gambar 2
A = luas penampang, satuannya m2 atau
Jika susunan itu diberi beban F, maka beban
cm2
ini akan dialami kedua kawat dengan sama
Stress, satuannya N/m2 atau dyne/cm2
besar.
Perbandingan antara pertambahan panjang
Jadi:
(∆L) dengan panjang aslinya (L0) disebut
Strain. F1 = F2 = F . . . . . . (6)
Ditulis: Pada masing-masing kawat berlaku rumus:
∆L FL
Strain = . . . . . . (2) ∆L1 = 1 01 . . . . . (7)
L0 E1 A1
∆L = pertambahan panjang, satuannya m F2 L 0 2
atau cm ∆L 2 = . . . . . . (8)
E2 A2
L0 = panjang asli, satuannya m atau cm
Sedang pertambahan panjang totalnya adalah:
Strain, tanpa satuan
∆L = ∆L1 + ∆L 2 . . . . . (9)
B. Hukum Hooke
b) Susunan Paralel
Perbandingan antara Stress dengan Strain
disebut Modulus Elastis atau Modulus Dua buah kawat dikatakan tersusun paralel,
Young (E). jika kedua kawat panjangnya sama dan kedua
Ditulis: ujung kawat saling dihubungkan seperti
Stress Gambar 3.
E= . . . . . . (3)
Strain
Elastisitas & Pegas 145
F L0 60 × 0,8
∆L = ↔ ∆L =
EA 1,2 ×1010 × 2 ×10 −6
L 01 L 02 L1=L2
↔ ∆L = 2×10–4 m ↔ ∆L = 0,2 mm
∆L
3. Sebuah kawat panjangnya L0, luas
F1 F2
penampangnya A, dan Modulus Young E,
F
digantungi beban F sehingga panjangnya
Gambar 3 bertambah dengan 2 cm. Jika bebannya
Jika susunan itu di beri beban F, maka beban dijadikan 2F, maka berapa pertambahan
ini akan dibagi pada kedua kawat. panjangnya sekarang?
Jadi: Penyelesaian:
F = F1 + F2 . . . . . . . (10) ∆L = 2 cm, F' = 2F
Sedang pertambahan panjangnya adalah sama F L0
∆L = . . .. . . . (i)
besar: EA
∆L = ∆L1 = ∆L 2 . . . . . (11) F' L 0
Pada masing-masing kawat berlaku rumus: ∆L' = . . . . . . (ii)
EA
FL
∆L1 = 1 01 . . . . (12) Dari persamaan (i) dan (ii):
E1 A1 F' L 0
F2 L 0 2 ∆L' EA ∆L' F' ∆L' 2F
∆L 2 = . . . . (13) = ↔ = ↔ =
E2 A2 ∆L FL0 2 F 2 F
EA
Contoh Soal: ↔ ∆L = 2×2 ↔ ∆L = 4 cm

1. Dalam suatu percobaan menentukan 4. Dua kawat A dan B panjangnya sama.


Modulus Young, digunakan sebuah kawat Luas penampang kawat A = 2 kali luas
yang diameternya 2 mm dan panjangnya penampang kawat B. Modulus Young
0,5 meter ditarik gaya 3,14 newton, kawat A = 3 kali Modulus Young kawat B.
sehingga panjangnya bertambah dengan Kedua kawat digantungi beban yang sama.
0,4 mm. Berapa Modulus Youngnya? Jika pertambahan panjang kawat A = 0,3
Penyelesaian: cm, berapa pertambahan panjang kawat B?
d = 2 mm = 2×10–3 m, Penyelesaian:
∆L = 0,4 mm = 4×10–4 m L 0A = L 0B , AA = 2 AB, EA = 3 EB, FA = FB,
L0 = 0,5 m, F = 3,14 N ∆LA = 0,3 cm
r = 12 d ↔ r = 12 × 2 ↔ r = 1 cm FA L 0A
∆L A = . . . . . (i)
↔ r = 10–3 m EA AA
A = πr 2 ↔ A = π (10 )
–3 2 FB L 0B
–6 2 ∆L B = . . . . . (ii)
↔ A = 3,14×10 m EB AB
F L0 3,14 × 0,5 Dari persamaan (i) dan (ii):
E= ↔ E=
A ∆L 3,14 ×10 −6 × 4 ×10 4 FB L 0B
10
↔ E = 1,25×10 N/m
2
∆L B E B A B ∆L B E A A A
= ↔ =
2. Sebuah kawat panjangnya 0,8 meter, luas ∆L A F L
A 0A 0,3 E B A B
penampangnya 2 mm2 terbuat dari bahan EA AA
yang mempunyai modulus Young ∆L B 3E B × 2 A B
1,2×1010 N/m2. Kemudian pada kawat ↔ = ↔ ∆LB = 6×0,3
0,3 EB AB
digantungkan beban 60 newton. Berapa
pertambahan panjangnya? ↔ ∆LB = 1,8 cm

Penyelesaian: 5. Dua kawat A dan B luas penampangnya


A = 2 mm2 = 2×10–6 mm2, E = 1,2×1010 N/m2. sama. Panjang kawat B = 2 kali panjang
kawat A. Modulus Young kawat B =

146 Elastisitas & Pegas


4×1010 N/m2. Kedua kawat digantungi 6 × 0,2
↔ ∆LA =
beban yang sama. Jika pertambahan 2 ×10 × 5 ×10 −7
10
panjang kawat B = 3 kali pertambahan ↔ ∆LA = 1,2×10 m
–4
panjang kawat A, berapa Modulus Young FB L 0B 6 × 0,3
kawat A? ∆L B = ↔ ∆LB =
Penyelesaian: EB AB 6 × 1010 × 4 ×10 −7
↔ ∆LB = 0,75×10 m
–4
AA = AB, L 0B = 2 L 0A ,
EB = 3×1010 N/m2, FA = FB, ∆LB = 3 ∆LA b) ∆L = ∆L A + ∆L B
↔ ∆L = 1,2×10 + 0,75×10
–4 –4
FA L 0A
∆L A = . . . . . (i) ↔ ∆L = 1,95×10 m
–4
EA AA
FB L 0B 7. Dua kawat P dan Q dengan data-data
∆L B = . . . . . (ii) sebagai berikut:
EB AB Luas
Dari persamaan (i) dan (ii): Modulus
Panjang Penam-
Young
FB L 0B FA L 0A (cm) pang
∆LB = 3 ∆LA ↔ =3 (cm2)
(×10 10
N/m2)
EB AB EA AA
Kawat 0,8
L 0B L0 2L 0A L0 25 3
↔ =3 A ↔ =3 A P
EB EA EB EA Kawat 0,9
25 5
3 3 Q
↔ EA = EB ↔ EA = × 4×1010 Kedua kawat dihubungkan paralel,
2 2
↔ EA = 6×10 N/m
10 2 kemudian digantungi beban 0,69 kg.
a) Berapa pertambahan panjang kawat?
6. Dua kawat A dan B dengan data-data b) Berapa gaya yang dialami masing-
sebagai berikut: masing kawat?
Luas Modulus Penyelesaian:
Panjang
Penam- Young L 0P = L 0Q = 25 cm = 0,25 m,
(cm)
pang (cm2) (×1010 N/m2)
Kawat 0,5 AP = 0,8 mm2 = 8×10–7 m2
20 2 AQ = 0,9 mm2 = 9×10–7 m2,
A
Kawat 0,4 EP = 3×1010 N/m2, EQ = 5×1010 N/m2,
30 6 m = 0,69 kg
B
Kedua kawat disambung seri, kemudian a) F = W = m g ↔ F = 0,69 × 10
digantungi beban 0,6 kg. ↔ F = 6,9 N
a) Berapa pertambahan panjang masing- Karena Paralel, maka:
masing kawat? ∆L P = ∆L Q = ∆L . . . . . (i)
b) Berapa pertambahan panjang totalnya?
FP L 0P FP L 0P
Penyelesaian: ∆L P = ↔ ∆L =
L 0A = 20 cm = 0,2 m, L 0B = 30 cm = 0,3 m, EP AP EP AP
AA = 0,5 mm2 = 5×10–7 m2 ∆L E P A P
↔ FP =
AB = 0,4 mm2 = 4×10–7 m2 , L 0P
EA = 2×1010 N/m2, EB = 6×1010 N/m2, 3 ×1010 × 8 ×10 −7
m = 0,6 kg ↔ FP = ∆L
0,25
F = W = mg ↔ F = 0,6 × 10
↔ FP = 0,96×10 ∆L
5
. . . . (ii)
↔ F=6N
Dengan cara yang sama diperoleh:
Gaya F ini dialami oleh kedua kawat. Jadi:
FA = FB = F = 6 N ∆LE Q A Q 5 ×1010 × 9 ×10 −7
FQ = ↔ FQ = ∆L
FA L 0A L 0Q 0,25
a) ∆L A =
EA AA ↔ FQ = 1,8×105 ∆L . . . . (iii)
Pada rangkaian paralel:

Elastisitas & Pegas 147


F = FP + FQ ↔ EB = 9×1010 N/m2
Dari persamaan (ii) dan (iii): 9. Dua kawat P dan Q dengan data-data
6,9 = 0,96×105 ∆L + 1,8×105 ∆L sebagai berikut:
↔ 6,9 = 2,76×10 ∆L ↔ ∆L = 2,5×10 m
5 –5
Luas
Modulus
b) Dari persamaan (ii): Panjang Penam-
Young
FP = 0,96×105 ∆L (cm) pang
(×1010 N/m2)
↔ FP = 0,96×10 × 2,5×10
5 –5 (cm2)
↔ FP = 2,4 N Kawat AP
20 6
Dari persamaan (iii): P
FQ = 1,8×105 ∆L Kawat
20
0,5
4
↔ FQ = 1,8×10 × 2,5×10 Q
5 –5

↔ FQ = 4,5 N Kedua kawat dihubungkan paralel,


kemudian digantungi beban 0,69 kg. Jika
8. Dua kawat A dan B dengan data-data pertambahan panjang kedua kawat 0,02
sebagai berikut: mm,
Luas Modulus a) berapa besar AP?
Panjang
Penam- Young b) Berapa gaya yang dialami masing-
(cm) 2
pang (cm ) (×1010 N/m2) masing kawat?
Kawat 0,2 Penyelesaian:
10 6
A L 0P = L 0Q = 20 cm = 0,2 m,
Kawat 0,6
15 EB AQ = 0,5 mm2 = 5×10–7 m2,
B
Kedua kawat disambung seri, kemudian EP = 6×1010 N/m2, EQ = 4×1010 N/m2,
digantungi beban 0,9 kg. Jika pertambahan m = 0,69 kg
total kedua kawat 0,1 mm: ∆L = 0,02 mm = 2×10–5 m
a) berapa pertambahan panjang kawat A? a) F = W = m g = 0,69 × 10 = 6,9 N
b) berapa besar EB? Karena paralel:
Penyelesaian: ∆LP = ∆LQ = ∆L = 2×10–5 m
L 0A = 10 cm = 0,1 m, L 0B = 15 cm = 0,15 m, FQ L 0Q FQ L 0Q
∆L Q = ↔ ∆L =
AA = 0,2 mm2 = 2×10–7 m2 EQ AQ EQ AQ
AB = 0,6 mm2 = 6×10–7 m2,
∆L E Q A Q
EA = 6×1010 N/m2, m = 0,9 kg ↔ FQ =
∆L = 0,1 mm = 10–4 m L 0Q
F = W = m g = 0,9 × 10 = 9 N 2 ×10 −5 × 4 ×1010 × 5 ×10 −7
Gaya F ini dialami oleh kedua kawat. Jadi: ↔ FQ =
FA = FB = F = 9 N 0,2
↔ FQ = 2 N
FA L 0A
a) ∆L A = Karena paralel:
EA AA F = FP + FQ ↔ 5 = FP + 2 ↔ FP = 5 – 2
9 × 0,1
↔ ∆LA = ↔ FP = 3 N
6 ×10 × 2 ×10 −7
10
FP L 0P FP L 0P
↔ ∆LA = 7,5×10 m
–5 ∆L P = ↔ ∆L =
EP AP EP AP
b) Karena seri:
∆L = ∆L A + ∆L B ↔ ∆LB = ∆L – ∆LA FP L 0P
↔ AP =
↔ ∆LB = 10 – 7,5×10
–4 –5
↔ ∆LB = E P ∆L
–5
2,5×10 m 3 × 0,2
↔ AP =
FB L 0B FB L 0B 6 ×10 × 5 ×10 −5
10
∆L B = ↔ EB = –7 2
EB AB ∆L B A B ↔ AP = 2×10 m

9 × 0,15
↔ EB =
2,5 ×10 −5 × 6 ×10 −7

148 Elastisitas & Pegas


D. Gaya Pegas/Hukum Hooke E. Energi Potensial Pegas
Pada kondisi ditarik gaya, pegas sedang
menyimpan energi. Buktinya, jika gayanya
L0 seketika dihilangkan, maka pegas akan
x1 L1 kembali ke kondisi normal dengan melakukan
L2
x2 gerakan.
Pada grafik F–x, besar energi potensial pegas
F1 sebanding luas daerah yang dibatasi oleh
F2
(a) (b) (c) grafik dan sumbu x.
Jadi:
Gambar 4
Gambar 4(a) menunjukkan sebuah pegas E P = 12 F x . . . . . . (17)
(spiral) yang panjangnya L0. Kemudian pegas ↔ Ep = 12 k x x
ditarik gaya F1, sehingga mendapat simpangan
(pertambahan panjang) x1, akibatnya ↔ E P = 12 k x 2 . . . . . (18)
panjangnya berubah menjadi L1 (Gambar 4b). F 2 F2
Bila gaya penariknya diperbesar menjadi F2, ↔ Ep = 12 k( ) ↔ Ep = 12 k
maka simpangan yang diperoleh makin besar k k2
(x2) (Gambar 4c). F2
↔ EP = 1 . . . . . (19)
Dari percobaan diperoleh simpangan 2k
berbanding lurus dengan gaya yang bekerja. Ep = energi potensial pegas, satuannya
Ditulis: Joule atau erg (1 Joule = 107 erg)
F~x
Untuk mengubah perbandingan menjadi F. Kerja/Usaha
persamaan, digunakan konstanta k, adakalanya Pada sebuah pegas, jika ditarik gaya F1, akan
menggunakan c. Sehingga menjadi: mendapat simpangan x1, dan menyimpan
F=kx . . . . . . . (14) energi potensial E P1 . Bila gayanya diperbesar
F menjadi F2, maka simpangannya akan berubah
↔ k= . . . . . . (15)
x menjadi x2, dan menyimpan energi potensial
F E P2 .
↔ x= . . . . . . (16)
k Kerja/Usaha yang diperlukan untuk mengubah
F = gaya pegas, satuannya N atau dyne simpangan dari x1 menjadi x2 adalah:
(1 N = 105 dyne) W = E P2 − E P1 . . . . . . (20)
x = simpangan, satuannya m atau cm W = kerja/usaha, satuannya Joule atau erg
(1 m = 102 cm) (1 Joule = 107 erg)
k = konstanta pegas, satuannya N/m atau
dyne/cm (1 N/m = 103 dyne/cm) Contoh Soal:
Pegas yang tebal harga k besar, sedangkan
pegas yang tipis harga k kecil. 10. Sebuah pegas, jika ditarik dengan gaya
Pegas yang baru harga k besar, sedangkan 5 newton, panjangnya bertambah dengan
pegas yang lama harga k kecil. 2 cm.
Persamaan 14 dapat dilukiskan grafiknya: a) Berapa konstantanya?
b) Berapa energi potensialnya?
F EP Penyelesaian:
F2 E P2 F = 5 N, x = 2 cm = 0,02 m
F 5
a) k = ↔ k= ↔ k = 250 N/m
F1 x 0,02
E P1
x x b) E P = 12 F x ↔ EP = 12 ×5×0,02
x1 x2 x1 x2 ↔ EP = 0,05 Joule

(a) (b) 11. Pada sebuah pegas ditarik gaya 12 newton,


Gambar 5 panjangnya bertambah dengan 4 cm.

Elastisitas & Pegas 149


Berapa besarnya usaha yang dibutuhkan FB 6
untuk menambah simpangannya menjadi xB = ↔ xB = ↔ xB = 0,04 m
k 150
7 cm?
Penyelesaian: E PA = 12 FA x A ↔ E PA = 12 ×3×0,02
F1 = 12 N, x1 = 4 cm = 0,04 m ↔ E PA = 0,03 Joule
x2 = 7 cm = 0,07 m
F 12 E PB = 12 FB x B ↔ E PB = 12 ×5×0,04
k= 1 ↔ k= ↔ k = 300 N/m
x1 0,04 ↔ E PB = 0,1 Joule
E P1 = 12 F1 x1 ↔ E P1 = 12 ×12×0,04 W = E PB − E PA ↔ W = 0,1 – 0,03
↔ E P1 = 0,24 Joule ↔ W = 0,07 Joule
14. Gambar di samping menunjukkan grafik
E P 2 = 12 k x 22 ↔ E P 2 = 12 ×300×0,072
hubungan antara
↔ E P 2 = 1,05 Joule gaya dengan F (N)
W = E P2 − E P1 ↔ W = 1,05 – 0,24 simpangan pada
sebuah pegas. Jika FB B
↔ W = 0,81 Joule usaha yang
4 A
12. Sebuah pegas panjangnya 25 cm salah satu dibutuhkan untuk
ujungnya digantungkan pada dinding. Pada mengubah dari x(cm)
saat ujung bawah pegas digantungi beban posisi A ke posisi B 2 xB
0,4 kg, panjangnya berubah menjadi = 0,05 Joule, berapa
27 cm. Berapa panjang pegas jika beban besar FB dan xB?
penggantungnya diganti dengan 0,6 kg? Penyelesaian:
Penyelesaian: FA = 4 N, xA = 2 cm = 0,02 m
L0 = 25 cm, L1 = 27 cm F 4
k= A ↔ k= ↔ k = 200 N/m
F1 = m1 g = 0,4×10 = 4 N xA 0,02
F2 = m2 g = 0,6×10 = 6 N
E PA = 12 FA x A ↔ E PA = 12 ×4×0,02
x1 = L1 − L 0 ↔ x1 = 27 – 25
↔ E PA = 0,04 Joule
↔ x1 = 2 cm ↔ x1 = 0,02 m
F 4 W = E PB − E PA ↔ E P B = W + E PA
k= 1 ↔ k= ↔ k = 200 N/m
x1 0,02 ↔ E P B = 0,05 + 0,04 ↔ E P B = 0,09 Joule
F 6
x2 = 2 ↔ x2 = E PB = 12 k B x 2B ↔ 0,09 = 12 ×200 x 2B
k 200
↔ x2 = 0,03 m = 3 cm ↔ 0,09 = 100 x 2B ↔ x 2B = 9×10–4
L 2 = L 0 + x 2 ↔ L2 = 25 + 3 ↔ xB = 0,03 m ↔ xB = 3 cm

↔ L2 = 28 cm FB = k B x B ↔ FB = 200 × 0,03 ↔ FB = 6 N
13. Gambar di samping 15. Gambar di samping menunjukkan grafik
menunjukkan grafik F (N) hubungan antara F (N)
hubungan antara 6 gaya dengan
gaya dengan B simpangan pada FB
B
simpangan pada 3 A sebuah pegas. Jika A
usaha yang 2
sebuah pegas.
Berapa besar usaha x(cm) dibutuhkan untuk x(cm)
yang dibutuhkan 2 xB mengubah dari xA 4
untuk mengubah posisi A ke
posisi dari titik A ke titik B? posisi B = 0,06 Joule, berapa besar FB dan
Penyelesaian: xA?
FA = 3 N, FB = 6 N, xA = 2 cm = 0,02 m Penyelesaian:
F 3 FA = 2 N, xB = 4 cm = 0,04 m
k= A ↔ k= ↔ k = 150 N/m
xA 0,02
150 Elastisitas & Pegas
FA2 22 a. Susunan Seri/Sambung/Deret
E PA = 12 ↔ E PA = 12
k k
2
↔ E PA = . . . . . . (i)
k k1 kS
k1
E PB = 12 k x 2B ↔ E P B = k × 0,04
1
2
2

↔ E P B = 12 k × 16×10–4
k2
E P B = 8×10–4 k . . . . . (ii) FS
k2
2
W = E PB − E PA –4
↔ 0,06 = 8×10 k –
k
–4 2
↔ 0,06 k = 8×10 k – 2
–4 2 FS
↔ 8×10 k – 0,06 k – 2 = 0
2
k – 75 k – 2500 = 0 ↔ (k – 100)(k + 25) = 0 (a) (b) (c)
Untuk: k – 100 = 0 ↔ k = 100 N/m Gambar 6
Untuk: Misal ada dua pegas konstantanya masing-
k + 25 = 0 ↔ k = – 25 N/m (tidak masing k1 dan k2 disusun seri (lihat Gambar
memenuhi, karena negatif) 15a).
F 2 Susunan kedua pegas ini identik dengan
x A = A ↔ xA =
k 100 sebuah pegas yang konstantanya kS (k seri).
↔ xA = 0,02 m = 2 cm Jadi k1 dan k2 dapat diganti dengan kS.
FB = k x B ↔ FB = 100 × 0,04 = 4 N Besarnya kS dapat ditentukan sebagai berikut:
Misal pada kedua pegas ditarik gaya FS (F
16. Gambar di seri).
EP (Joule)
samping Gaya ini dialami kedua pegas. Jadi:
menunjukkan E PB B F1 = F2 = FS . . . . . . (21)
grafik hubungan Akibatnya masing-masing pegas mengalami
antara energi simpangan x1 dan x2, yang mana:
potensial dengan A
0,9 x F F
simpangan pada x1 = 1 dan x 2 = 2
sebuah pegas. 3 5 cm k1 k2
a). Berapa konstanta pegasnya? Jumlah simpangan ini dinyatakan dengan:
b). Berapa besar E P B ? xS (x seri):
F
Penyelesaian: xS = S
kS
a). E PA = 12 kx 2A ↔ 0,9 = 12 k×(3×10–2)2
Yang mana:
↔ 0,9×2 = k×9×10–4 ↔ 0,2×104 = k x S = x1 + x 2 . . . . . . (22)
↔ k = 2×103 N/m
FS F1 F2 FS FS FS
E PB = 12 kx 2B ↔ = + ↔ = +
k S k1 k 2 k S k1 k 2
↔ E P B = 12 ×2×103 × (5×10–2)2 1 1 1
↔ = + . . . . . (23)
↔ E P B = 103 × 25×10–4 k S k1 k 2
↔ E P B = 2,5 Joule
b. Susunan Paralel (Jajar)
G. Susunan Pegas Susunan paralel dapat digambar sebagai
Beberapa pegas dapat disusun sesuai dengan berikut:
kebutuhan.
Susunan pegas dibedakan menjadi 2 macam:

Elastisitas & Pegas 151


1 1+ 3 1 4
↔ = ↔ =
k1 k2 kP 75 3k 2 25 k 2
k1 k2 ↔ k2 = 4×25 ↔ k2 = 100 N/m
k1 = 3 k2 ↔ k1 = 3×100 ↔ k1 = 300 N/m
19. Dua pegas konstanta nya k1 dan k2. Jika
FP disusun seperti gambar (a), maka konstanta
FP penggantinya = 900 N/m.Tetapi jika
(a) (b) (c) disusun seperti
Gambar 7 gambar (b), maka k1 k2 k1
Pada susunan yang terjadi adalah: konstanta
x1 = x 2 = x P . . . . . . (24) penggantinya = (a)
200 N/m. Berapa k2
Pada masing-masing pegas berlaku:
besarnya k1 dan
F1 = k1 x1 k2? (b)
F2 = k 2 x 2 Penyelesaian:
FP = k P x P k P = k1 + k 2 ↔ 900 = k1 + k2
Pada pegas penggantinya: ↔ k2 = 900 – k1 . . . . . (i)
FP = F1 + F2 . . . . . . (25) 1
= +
1 1

1
= +
1 1
↔ kP xP = k1 x1 + k2 x2 k S k1 k 2 200 k1 900 − k1
↔ kP xP = k1 xP + k2 xP 1 900 − k1 + k1
↔ =
↔ k P = k1 + k 2 . . . . . (26) 200 k1 (900 − k1 )
Pada soal kadang kita jumpai rangkaian 1 900
campuran. ↔ = 2
200 k1 − 900k1
Contoh Soal:
↔ k12 – 900 k1 = 900×200
17. Dua buah pegas konstantanya masing- ↔ k12 – 900 k1 – 180000 = 0
masing 200 N/m dan 300 N/m disusun ↔ (k1 – 600)(k1 – 300) = 0
Paralel. Kemudian susunan itu digantungi ↔ k1 – 600 = 0 ↔ k1 = 600 N/m
beban 10 N. ↔ k1 – 300 = 0 ↔ k1 = 300 N/m
a) Berapa konstanta pegas totalnya? Untuk k1 = 600 N/m, maka:
b) Berapa simpangannya? ↔ k2 = 900 – 600 ↔ k2 = 300 N/m
Penyelesaian: Untuk k1 = 300 N/m, maka:
a). k P = k1 + k 2 ↔ kP = 200 + 300 ↔ k2 = 900 – 300 ↔ k2 = 600 N/m
↔ kP = 500 N/m
20. Tiga buah pegas
F 10
b). x P = ↔ xP = konstantanya masing-
k1 k2
kP 500 masing k1 = 300 N/m, k2
↔ xP = 0,01 m = 1 cm = 150 N/m, dan k3 = 450
N/m disusun seperti di
18. Dua pegas konstantanya k1 dan k2 yang k3
samping.
mana k1 = 3 k2 disusun seri. Kemudian a) Berapa konstanta
pada susunan itu digantungi beban 7,5 N. 0,45 kg
pegas totalnya?
Ternyata susunan itu mendapat simpangan b) Berapa simpangan totalnya?
10 cm. Berapa besarnya k1 dan k2?
Penyelesaian:
Penyelesaian: a) Pengganti rangkaian di atas adalah:
y = 10 cm = 0,1 m
k P = k1 + k 2 ↔ kP = 300 + 150
F 7,5
k S = ↔ kS = ↔ kS = 75 N/m ↔ kP = 450 N/m
y 0,1
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 = + ↔ = +
= + ↔ = + kT k P k3 k T 450 450
k S k1 k 2 k S 3k 2 k 2

152 Elastisitas & Pegas


1 2 masing-masing pegas?
↔ = Penyelesaian:
k T 450 kP
F = mg ↔ F = 0,48 × 10
450
↔ kT = kT ↔ F = 4,8 N
2 k3 xT = 2 cm = 0,02 m
↔ kT = 225 N/m
Pengganti rangkaian di atas adalah:
b) F = m g
F k P = k1 + k 2 ↔ kP = k1 + 3 k1
↔ F = 0,45 × 10 F
↔ kP = 4 k1
↔ F = 4,5 N
F
F 4,5 kT =
xT = ↔ xT = ↔ xT = 0,02 m xT kP
kT 225
4,8 kT
↔ xT = 2 cm ↔ kT = k3
0,02
21. Tiga buah pegas
↔ kT = 240 N/m
konstantanya masing-
1 1 1 F F
masing k1 = 300 N/m, k2 k
1
= +
= 150 N/m, dan k3 = 450 k3 kT k P k3
N/m disusun seperti di k2 1 1 1
samping. ↔ = +
240 4 k1 6 k1
a) Berapa konstanta
pegas totalnya?
0,55 kg 1 3+ 2 1 5
↔ = ↔ =
b) Berapa simpangan totalnya? 240 12 k1 240 12 k1
Penyelesaian: ↔ k1 = 5 × 20 ↔ k1 = 100 N/m
b) Penganti rangkaian di atas adalah: k 2 = 3 k1 ↔ k2 = 3 × 100
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = + ↔ k2 = 300 N/m
k S k1 k 2 k S 300 150 k 3 = 6 k1 ↔ k3 = 6 × 100
1 1+ 2 ↔ k3 = 6 × 100 ↔ k3 = 600 N/m
↔ =
k S 300 23. Tiga buah pegas konstantanya masing-
kS k3 kT
1 3 masing k1 = 100 N/m, k2 = 150 N/m, dan
↔ =
k S 300 k3 disusun seperti gambar
300 di samping. Kemudian k2
↔ kS = susunan itu digantungi
3 F beban 0,3 kg sehingga k1
↔ kS = 100 N/m F seluruh susunan k3
k T = kS + k3 ↔ mendapat simpangan
kT = 100 + 450 1,5 cm. Berapa besarnya 0,3 kg
↔ kT = 550 N/m k3?
F = mg ↔ F = 0,55 × 10 ↔ F = 5,5 N Penyelesaian:
F 5,5 F = mg
xT = ↔ xT = ↔ xT = 0,01 m
kT 550 ↔ F = 0,3 × 10
↔ F=3N
↔ xT = 1 cm kT
Pengganti rangkaian k1 kS
22. Tiga buah pegas konstantanya masing- di atas adalah:
masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 3k1 x = 1,5 cm = 0,015 m
dan k3 = 6k1 disusun F
seperti gambar di kT = F
xT F
samping. Kemudian k1 k2
susunan itu digantungi 3
↔ kT =
beban 0,48 kg sehingga 0,015
seluruh susunan k3 ↔ kT = 200 N/m
mendapat simpangan k T = k1 + k S ↔ 200 = 100 – kS
2 cm. Berapa konstanta 0,48 kg
Elastisitas & Pegas 153
↔ kS = 200 – 100 ↔ kS = 100 N/m k2 = 90 – 30 ↔ k2 = 60 N/m
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = +
kS k 2 k3 100 150 k 3
1 1 1 3− 2 1
↔ – = ↔ =
100 150 k 3 300 k 3
1 1
↔ = ↔ k3 = 300 N/m
300 k 3
24. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k3 =
10 N/m. Bila dirangkai seperti gambar (a),
menghasilkan konstanta total 9 N/m.
Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
menghasilkan konstanta total 30 N/m.

k1 k2
k1
k3
k2
k3

(a) (b)
Berapa konstanta pegas yang lain?
Penyelesaian:
Gambar (a):
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = +
kT k P k3 9 k P 10
1 1 1 10 − 9 1
↔ – = ↔ =
9 10 k P 90 kP
↔ kP = 90 N/m
k P = k1 + k 2 ↔ 90 = k1 + k2
↔ k2 = 90 – k1 . . . . . (i)
Gambar (b):
k 'T = k S' + k 3 ↔ 30 = k S' + 10
↔ 30 – 10 = k S' ↔ k S' = 20 N/m
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = +
k S' k1 k 2 20 k1 90 − k1
1 90 − k1 + k1
↔ =
20 k1 (90 − k1 )
↔ k1 (90 – k1) = 90 × 20
↔ 90 k1 – k12 = 1800
↔ 0 = k12 – 90 k1 + 1800
↔ (k1 – 60)(k1 – 30) = 0
↔ k1 – 60 = 0 ↔ k1 = 60 N/m
↔ k1 – 30 = 0 ↔ k1 = 30 N/m
untuk k1 = 60 N/m, maka:
k2 = 90 – 60 ↔ k2 = 30 N/m
untuk k1 = 30 N/m, maka:
154 Elastisitas & Pegas
7. Dua kawat A dan B panjangnya sama. Luas
Soal Latihan
penampang kawat A = 3 kali luas
Elastisitas penampang kawat B. Modulus Young
1. Dalam suatu percobaan menentukan kawat A = 2 kali Modulus Young kawat B.
Modulus Young, digunakan sebuah kawat Kedua kawat digantungi beban yang sama.
yang diameternya 3 mm dan panjangnya Jika pertambahan panjang kawat A = 0,4
90 cm ditarik gaya 31,4 newton, sehingga cm, berapa pertambahan panjang kawat B?
panjangnya bertambah dengan 0,4 mm. ∆LB = 2,4 mm
Berapa Modulus Youngnya? 8. Dua kawat A dan B luas penampangnya
E = 1010 N/m sama. Panjang kawat B = 3 kali panjang
2. Sebuah kawat diameternya 1 mm terbuat kawat A. Modulus Young kawat B =
dari bahan yang Modulus Youngnya 6×1010 N/m2. Kedua kawat digantungi
2×1010 N/m dan panjangnya 60 cm ditarik beban yang sama. Jika pertambahan panjang
gaya 3,14 newton. Berapa pertambahan kawat B = 2 kali pertambahan panjang
panjangnya? kawat A, berapa Modulus Young kawat A?
∆L = 0,12 mm EA = 9×1010 N/m

3. Sebuah kawat panjangnya 0,7 meter, luas 9. Dua kawat A dan B terbuat dari bahan yang
penam-pangnya 1,5 mm2 terbuat dari bahan sama. Luas penampang kawat A = 4 kali
yang mempunyai modulus Young 3×1010 luas penampang kawat B. Kedua kawat
N/m2. Kemudian pada kawat digantungkan digantungi beban yang sama. Pertambahan
beban. Jika pertambahan panjangnya 1,4 panjang kawat A = 2 kali pertambahan
mm, berapa massa bebannya? panjang kawat B. Jika panjang kawat B =
m = 9 kg 0,3 m, berapa panjang kawat A?
LA = 2,4 m
4. Sebuah kawat yang diameternya 0,5 mm
dan panjangnya 80 cm ditarik gaya 10. Dua kawat A dan B dengan data-data
3,14 newton, sehingga panjangnya berikut:
bertambah dengan 0,4 mm. Kemudian Panjang Luas Penam- Modulus
kawat dilipat sekali, sehingga panjangnya (cm) pang (mm2) Young
berkurang menjadi setengah panjang (×1010 N/m)
semula, sedangkan penampangnya Kawat A 100 0,2 1,6
bertambah menjadi 2 kali lipat. Bila beban Kawat B 75 0,3 2
penggantungnya tetap, berapa pertambahan Kedua kawat disambung seri, kemudian
panjangnya sekarang? digantungi beban 0,8 kg.
∆L' = 0,1 mm a) Berapa pertambahan panjang masing-
5. Sebuah kawat yang diameternya 1,5 mm masing kawat?
dan panjangnya 60 cm ditarik gaya b) Berapa pertambahan panjang totalnya?
a) 2,5 mm dan 1 mm b) 3,5 mm
6,28 newton, sehingga panjangnya
bertambah dengan 0,18 mm. Kemudian 11. Dua kawat A dan B dengan data-data
kawat dilipat 2 kali, sehingga panjangnya berikut:
berkurang menjadi sepertiga panjang Panjang Luas Penam- Modulus
semula, sedangkan luas penampangnya (cm) pang (mm2) Young
bertambah menjadi 3 kali lipat. Bila beban (×1010 N/m)
penggantungnya tetap, berapa pertambahan Kawat A 80 2 1,6
panjangnya sekarang? Kawat B 90 3 EB
∆L' = 0,02 mm Kedua kawat disambung seri, kemudian
6. Sebuah kawat panjangnya L0, luas digantungi beban 0,6 kg. Jika pertambahan
penampangnya A, dan Modulus Young E, total kedua kawat 3 mm:
digantungi beban F sehingga panjangnya a) berapa pertambahan panjang kawat A?
bertambah dengan 2 cm. Jika bebannya b) berapa besar EB?
dijadikan 3F, maka berapa pertambahan a) 1,5 mm b) 1,2×1010 N/m2
panjangnya sekarang? 12. Dua kawat P dan Q dengan data-data
∆L' = 0,02 mm berikut:
Elastisitas & Pegas 155
Panjang Luas Penam- Modulus Pegas
(cm) pang (mm2) Young 16. Sebuah pegas, jika ditarik dengan gaya
(×1010 N/m) 6 newton, panjangnya bertambah dengan
Kawat P 70 AP 1,4 3 cm.
Kawat Q 85 2 1,7 a) Berapa konstantanya?
Kedua kawat dihubungkan seri, kemudian b) Berapa energi potensialnya?
digantungi beban 6 kg. Jika pertambahan a) k = 200 N/m b) EP = 0,09 Joule
panjang kedua kawat 2,5 mm: 17. Pada sebuah pegas ditarik gaya 18 newton,
a) Berapa pertambahan panjang tiap panjangnya bertambah dengan 5 cm. Berapa
kawat? besarnya usaha yang dibutuhkan untuk
b) Berapa besar AP? menambah simpangannya menjadi 8 cm?
a) 1,5 mm dan 1 mm b) 2 mm2 W = 0,702 Joule
13. Dua kawat P dan Q dengan data-data 18. Sebuah pegas panjangnya 30 cm salah satu
berikut: ujungnya digantungkan pada dinding. Pada
Panjang Luas Modulus saat ujung bawah pegas digantungi beban
(cm) Penam- Young 0,3 kg, panjangnya berubah menjadi 32 cm.
pang (×1010 N/m) Berapa panjang pegas jika beban
2
(mm ) penggantungnya diganti dengan 0,5 kg?
Kawat P 90 3 1,2 L2 = 37,5 cm
Kawat Q 90 2 2,7 19. Sebuah pegas, jika ditarik dengan gaya
Kedua kawat dihubungkan paralel, 7 newton, panjangnya bertambah dengan
kemudian digantungi beban 15 kg. 5 cm.
a) Berapa pertambahan panjang kawat? a) Berapa konstantanya?
b) Berapa gaya yang dialami tiap kawat? b) Berapa energi potensialnya?
a) 1,5 mm b) 60 N dan 90 N
a) k = 140 N/m b) EP = 0,175 Joule
14. Dua kawat P dan Q dengan data-data 20. Pada sebuah pegas ditarik gaya 6 newton,
berikut: panjangnya bertambah dengan 4 cm. Berapa
Panjang Luas Penam- Modulus besarnya usaha yang dibutuhkan untuk
(cm) pang (mm2) Young menambah simpangannya menjadi 6 cm?
(×1010 N/m) W = 0,15 Joule
Kawat P 100 AP 2
21. Pada sebuah pegas ditarik gaya 8 newton,
Kawat Q 100 2 4,5 panjangnya bertambah dengan 5 cm. Berapa
Kedua kawat dihubungkan paralel, besarnya usaha yang dibutuhkan untuk
kemudian digantungi beban 15 kg. Jika menambah simpangannya menjadi 7,5 cm?
pertambahan panjang kedua kawat 1 mm: W = 0,25 Joule
a) Berapa gaya yang dialami masing-
masing kawat? 22. Sebuah pegas panjangnya 20 cm salah satu
b) Berapa besar AP? ujungnya digantungkan pada dinding. Pada
a) 6 N dan 9 N b) 3 mm2 saat ujung bawah pegas digantungi beban
0,3 kg, panjangnya berubah menjadi 26 cm.
15. Dua kawat A dan B dengan data-data Berapa panjang pegas jika beban
berikut: penggantungnya diganti dengan 0,4 kg?
Panjang Luas Penam- Modulus L2 = 28 cm
pang Young
23. Sebuah pegas panjangnya 30 cm salah satu
(cm) (mm2) (×1010 N/m)
ujungnya digantungkan pada dinding. Pada
Kawat A 60 2 1,6 saat ujung bawah pegas digantungi beban
Kawat B 60 3 EB 0,5 kg, panjangnya berubah menjadi 32 cm.
Kedua kawat disambung paralel, kemudian Berapa panjang pegas jika beban
digantungi beban 17 kg. Jika pertambahan penggantungnya diganti dengan 0,75 kg?
total kedua kawat 1,5 mm. Berapa besar EB? L2 = 33 cm
EB = 1,2×1010 N/m2
24. Gambar 11 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan

156 Elastisitas & Pegas


pada sebuah pegas. Berapa besar usaha F (N) F (N)
yang dibutuhkan untuk mengubah posisi
dari titik A ke titik B? 8 6
B B
W = 0,09 Joule
FA A FA A
F (N) F (N)
6 8 x(cm) x(cm)
B B xA 4 xA 6
3 A 6 A Gambar 15 Gambar 16
x(cm) x(cm) 29. Gambar 16 di atas menunjukkan grafik
2 xB 3 xB hubungan antara gaya dengan simpangan
pada sebuah pegas. Jika usaha yang
Gambar 11 Gambar 12
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A
25. Gambar 12 di atas menunjukkan grafik ke posisi B = 0,055 Joule, berapa besar FA
hubungan antara gaya dengan simpangan dan xA?
pada sebuah pegas. Berapa besar usaha FA = 5 N dan xA = 5 cm
yang dibutuhkan untuk mengubah posisi 30. Gambar 17 di bawah menunjukkan grafik
dari titik A ke titik B? hubungan antara gaya dengan simpangan
W = 0,07 Joule
pada sebuah pegas. Jika usaha yang
26. Gambar 13 di bawah menunjukkan grafik dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A
hubungan antara gaya dengan simpangan ke posisi B = 0,65 Joule, berapa besar FB
pada sebuah pegas. Berapa besar usaha dan xA?
yang dibutuhkan untuk mengubah posisi FB = 18 N dan xA = 4 cm
dari titik A ke titik B? F (N) F (N)
W = 0,075 Joule
F (N) F (N) FB FB
B B
5 12 8 A 10 A
B B
FA A FA A x(cm) x(cm)
xA 9 xA 6
x(cm) x(cm) Gambar 17 Gambar 18
2 4 3 4
31. Gambar 18 di atas menunjukkan grafik
Gambar 13 Gambar 14
hubungan antara gaya dengan simpangan
27. Gambar 14 di atas menunjukkan grafik pada sebuah pega s. Jika usaha yang
hubungan antara gaya dengan simpangan dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A
pada sebuah pegas. Berapa besar usaha ke posisi B = 0,25 Joule, berapa besar FB
yang dibutuhkan untuk mengubah posisi dan xA?
dari titik A ke titik B? FB = 15 N dan xA = 4 cm
W = 0,105 Joule
32. Gambar 19 di bawah menunjukkan grafik
28. Gambar 15 di bawah menunjukkan grafik hubungan antara gaya dengan simpangan
hubungan antara gaya dengan simpangan pada sebuah pegas. Jika usaha yang
pada sebuah pegas. J ika usaha yang dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A ke posisi B = 0,025 Joule, berapa besar FA
ke posisi B = 0,07 Joule, berapa besar FA dan xA?
dan xA? FA = 2 N dan xA = 2 cm
FA = 8 N dan xA = 4 cm F (N) F (N)
3 8
B B
FA A FA A

x(cm) x(cm)
xA 3 xA 5
Gambar 19 Gambar 20
Elastisitas & Pegas 157
33. Gambar 20 di atas menunjukkan grafik 38. Gambar 25 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan hubungan antara energi potensial dengan
pada sebuah pegas. Jika usaha yang simpangan pada sebuah pegas.
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A a). Berapa konstanta pegasnya?
ke posisi B = 0,128 Joule, berapa besar FA b). Berapa besar E P A ?
dan xA? a) k = 300 N/m b) E P A = 0,135 Joule
FA = 4,8 N da n xA = 3 cm
EP (Joule) EP (Joule)
34. Gambar 21 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan 0,24 B 0,2 B
pada sebuah pegas. Jika usaha yang
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A E PA A E PA A
ke posisi B = 0,081 Joule, berapa besar FA x x
dan xB? 3 4 cm 3 5 cm
FA = 7,2 N d an xB = 5 cm
Gambar 25 Gambar 26
F (N) F (N)
9 7 39. Gambar 26 di atas menunjukkan grafik
B B hubungan antara energi potensial dengan
FA A FA A simpangan pada sebuah pegas.
a). Berapa konstanta pegasnya?
x(cm) x(cm)
b). Berapa besar E P A ?
4 xB 2 xB
Gambar 21 Gambar 22 a) k = 160 N/m b) E P A = 0,072 Joule

35. Gambar 22 di atas menunjukkan grafik 40. Gambar 27 di bawah menunjukkan grafik
hubungan antara gaya dengan simpangan hubungan antara energi potensial dengan
pada sebuah pegas. Jika usaha yang simpangan pada sebuah pegas.
dibutuhkan untuk mengubah dari posisi A a). Berapa konstanta pegasnya?
ke posisi B = 0,105 Joule, berapa besar FA b). Berapa besar xA?
dan xB? a) k = 200 N/m b) xA = 4 cm
FA = 3,5 N dan xB = 4 cm EP (Joule) EP (Joule)
36. Gambar 23 di bawah menunjukkan grafik 0,81 B 0,045 B
hubungan antara energi potensial dengan
simpangan pada sebuah pegas. A A
a). Berapa konstanta pegasnya? 0,16 0,02
x x
b). Berapa besar E P B ? xA 9 cm xA 3 cm
a) k = 150 N/m b) E P B = 0,12 Joule Gambar 27 Gambar 28

EP (Joule) EP (Joule) 41. Gambar 28 di atas menunjukkan grafik


hubungan antara energi potensial dengan
E PB B E PB B
simpangan pada sebuah pegas.
a). Berapa konstanta pegasnya?
A A b). Berapa besar xA?
0,03 x 0,2 x a) k = 100 N/m b) xA = 2 cm
2 4 cm 4 6 cm 42. Gambar 29 di bawah menunjukkan grafik
Gambar 23 Gambar 24 hubungan antara energi potensial dengan
37. Gambar 24 di atas menunjukkan grafik simpangan pada sebuah pegas.
hubungan antara energi potensial dengan a). Berapa konstanta pegasnya?
simpangan pada sebuah pegas. b). Berapa besar xB?
a). Berapa konstanta pegasnya? a) k = 150 N/m b) xB = 4 cm
b). Berapa besar E P B ?
a) k = 250 N/m b) E P B = 0,45 Joule

158 Elastisitas & Pegas


EP (Joule) EP (Joule) b) Berapa simpangannya?
0,12 B 0,1 B a) kT = 400 N/m b) xT = 2 cm
48. Dua buah pegas konstantanya masing-
masing 150 N/m dan 200 N/m disusun
0,03 A 0,025 A
x x paralel. Kemudian susunan itu digantungi
2 xB cm 2 xB cm beban 12 N.
a) Berapa konstanta pegas totalnya?
Gambar 29 Gambar 30
b) Berapa simpangannya?
43. Gambar di 30 di atas samping menunjukkan a) kP = 400 N/m b) xP = 3 cm
grafik hubungan antara energi potensial 49. Dua pegas konstantanya k1 dan k2 yang
dengan simpangan pada sebuah pegas. mana k1 = 4 k2 disusun seri. Kemudian pada
a). Berapa konstanta pegasnya? susunan itu digantungi beban 2 N. Ternyata
b). Berapa besar xB? susunan itu mendapat simapngan 5 cm.
a) k = 125 N/m b) xB = 4 cm
Berapa besar k1 dan k2?
44. Gambar 31 di bawah menunjukkan grafik k1 = 50 N/m, k2 = 200 N/m
hubungan antara energi potensial dengan 50. Dua pegas konstantanya k1 dan k2 yang
simpangan pada sebuah pegas. Jika usaha mana k1 = 2 k2 disusun seri. Kemudian pada
yang dilakukan untuk merubah panjang susunan itu digantungi beban 6 N. Ternyata
pegas dari posisi A ke posisi B = susunan itu mendapat simpangan 15 cm.
0,055 Joule, berapa konstanta pegasnya, Berapa besar k1 dan k2?
E P A dan E P B ? k1 = 60 N/m, k2 = 120 N/m
k = 100 N/m, E P A = 0,125 J, 51. Dua buah pegas bila disusun secara seri,
E P B = 0,18 J maka konstanta totalnya 40 N/m. Tetapi bila
disusun paralel, konstanta totalnya
EP (Joule) EP (Joule) 250 N/m. Berapa konstan pegas masing-
E PB B E PB B masing?
50 N/m dan 250 N/m

E PA A E PA A 52. Dua buah pegas bila disusun secara seri,


x x maka konstanta totalnya 100 N/m. Tetapi
5 6 cm 4 9 cm bila disusun paralel, konstanta totalnya
Gambar 31 Gambar 32 450 N/m. Berapa konstan pegas masing-
masing?
45. Gambar 32 di atas menunjukkan grafik 150 N/m dan 300 N/m
hubungan antara energi potensial dengan
simpangan pada sebuah pegas. Jika usaha 53. Dua pegas konstantanya k1 dan k2 yang
yang dilakukan untuk merubah panjang mana k1 = 2 k2 disusun seri. Kemudian pada
pegas dari posisi A ke posisi B = 0,65 Joule, susunan digantungi beban 12 N. Ternyata
berapa konstanta pegasnya, E P A dan E P B ? susunan itu mendapat simpangan 1,5 cm.
Berapa besarnya k1 dan k2?
k=200 N/m, E P A =0,16 J, E P B = 0,81 J k1 = 240 N/m dan k2 = 120 N/m

46. Dua buah pegas konstantanya masing- 54. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing 300 N/m dan 450 N/m disusun seri. masing k1 = 300 N/m, k2 = 100 N/m, dan k3
Kemudian susunan itu digantungi beban = 400 N/m disusun seperti gambar 33 di
3,6 N. bawah:
a) Berapa konstanta pegas totalnya? a) Berapa konstanta pegas totalnya?
b) Berapa simpangannya? b) Berapa simpangan totalnya?
a) kT = 180 N/m b) xT = 2 cm a) kT = 200 N/m, b). xT = 3 cm

47. Dua buah pegas konstantanya masing-


masing 250 N/m dan 150 N/m disusun
paralel. Kemudian susunan itu digantungi
beban 8 N.
a) Berapa konstanta pegas totalnya?

Elastisitas & Pegas 159


k1 k2 k1 k2 k1 k2
k1 k2

k3 k3 k3
k3
0,6 0,8 0,45 0,6
kg kg kg kg
Gambar 33 Gambar 34 Gambar 37 Gambar 38
55. Tiga buah pegas konstantanya masing- 59. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1 = 300 N/m, k2 = 700 N/m, dan k3 masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 2k1
= 250 N/m disusun seperti gambar 34 di dan k3 = 6k1 disusun seperti gambar 38 di
atas: atas. Kemudian susunan itu digantungi
a) Berapa konstanta pegas totalnya? beban 0,6 kg sehingga seluruh susunan
b) Berapa simpangan totalnya? mendapat simpangan 2 cm. Berapa
a) kT = 200 N/m b) xT = 4 cm konstanta masing-masing pegas?
56. Tiga buah pegas konstantanya masing- k1 = 150 N/m, k2 = 300 N/m,
k3 = 900 N/m
masing k1 = 300 N/m, k2 = 100 N/m, dan k3
= 400 N/m disusun seperti gambar 35 di 60. Tiga buah pegas konstantanya masing-
bawah: masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 7k1
a) Berapa konstanta pegas totalnya? dan k3 =2k1 disusun seperti gambar 39 di
b) Berapa simpangan totalnya? bawah. Kemudian susunan itu digantungi
a) kT = 475 N/m, b). xT = 2 cm beban 0,32 kg sehingga seluruh susunan
mendapat simpangan 4 cm. Berapa
konstanta masing-masing pegas?
k1 k1 k1 = 50 N/m, k2 = 350 N/m,
k3 k3
k3 = 100 N/m
k2 k2
k1 k2
0,85 0,23 k1
k3
kg kg k2
Gambar 35 Gambar 36 k3

57. Tiga buah pegas konstantanya masing- 0,32 3,4


masing k1 = 300 N/m, k2 = 700 N/m, dan k3 kg kg
= 250 N/m disusun seperti gambar 36 di Gambar 39 Gambar 40
atas:
a) Berapa kons tanta pegas totalnya? 61. Tiga buah pegas konstantanya masing-
b) Berapa simpangan totalnya? masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 2k1
a) kT = 460 N/m, b). xT = 5 cm dan k3 = 5k1 disusun seperti gambar 40 di
58. Tiga buah pegas konstantanya masing- atas. Kemudian susunan itu digantungi
masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 4k1 beban 3,4 kg sehingga seluruh susunan
dan k3 = 3k1 disusun seperti gambar 37 di mendapat simpangan 4 cm. Berapa
bawah. Kemudian susunan itu digantungi konstanta masing-masing pegas?
k1 = 150 N/m, k2 = 300 N/m,
beban 0,45 kg sehingga seluruh susunan k3 = 750 N/m
mendapat simpangan 3 cm. Berapa
konstanta masing-masing pegas? 62. Tiga buah pegas konstantanya masing-
k1 = 80 N/m, k2 = 320 N/m, k3 = 240 N/m masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = 3k1
dan k3 = 6k1 disusun seperti gambar 41 di
bawah. Kemudian susunan itu digantungi
beban 1,65 kg sehingga seluruh susunan
mendapat simpangan 4 cm. Berapa
konstanta masing-masing pegas?

160 Elastisitas & Pegas


k1 = 50 N/m, k2 = 150 N/m, k3 = 450 N/m
k3 = 300 N/m
k2 k1 k2
k1
k1
k1 k3
k3 k3
k2 k3
k2
0,7 0,9
kg kg
1,65 1,1
kg Gambar 45 Gambar 46
kg
Gambar 41 Gambar 42 67. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 =
63. Tiga buah pegas konstantanya masing- 200 N/m dan k3 =300 N/m disusun seperti
masing k1, k2, dan k3, yang mana k2 = gambar 46 di atas. Kemudian susunan itu
40 N/m dan k3 = 120 N/m disusun seperti digantungi beban 0,9 kg sehingga seluruh
gambar 42 di atas. Kemudian susunan itu susunan mendapat simpangan 5 cm. Berapa
digantungi beban 1,1 kg sehingga seluruh besar k2?
susunan mendapat simpangan 10 cm. k2 = 250 N/m
Berapa besar k1?
k1 = 80 N/m
68. Tiga buah pegas konstantany a masing-
masing k1, k2, dan k3, yang
64. Tiga buah pegas konstantanya masing- mana k1 = 250 N/m dan k1 k2
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 = k3 = 150 N/m disusun
250 N/m dan k2 = 150 N/m disusun seperti seperti gambar di samping.
gambar 43 di bawah. Kemudian susunan itu Kemudian susunan itu k3
digantungi beban 3,1 kg sehingga seluruh digantungi beban 0,7 kg
susunan mendapat simpangan 10 cm. sehingga seluruh susunan 0,9
Berapa besar k3? mendapat simpangan 2 cm. kg
k3 = 100 N/m
Berapa besarnya k2?
k2 = 300 N/m
k1 k1
69. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k3 =
k2 k3 k2 k3 450 N/m. Bila dirangkai seperti gambar (a),
menghasilkan konstanta total 300 N/m.

3,1 2,2 k1 k2
k1
kg kg k3
Gambar 43 Gambar 44 k2
k3
65. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 =
900 N/m dan k2 = 300 N/m disusun seperti (a) (b)
gambar 44 di atas. Kemudian susunan itu Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
digantungi beban 2,2 kg sehingga seluruh menghasilkan konstanta total 650 N/m.
susunan mendapat simpangan 2 cm. Berapa Berapa konstanta pegas yang lain?
besar k3? k1 = 300 N/m k2 = 600 N/m
k3 = 600 N/m
70. Tiga buah pegas konstantanya masing-
66. Tiga buah pegas konstantanya masing- masing k1, k2, dan k3, yang mana k3 =
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 = 250 N/m. Bila dirangkai seperti gambar (a),
300 N/m dan k2 = 600 N/m disusun seperti menghasilkan konstanta total 125 N/m.
gambar 45 di bawah. Kemudian susunan itu
digantungi beban 0,9 kg sehingga seluruh
susunan mendapat simpangan 3 cm. Berapa
besarnya k3?
Elastisitas & Pegas 161
k1 k2
k1
k3
k2
k3

(a) (b)
Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
menghasilkan konstanta total 310 N/m.
Berapa konstanta pegas yang lain?
k1 = 100 N/m k2 = 150 N/m
71. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 =
90 N/m. Bila dirangkai seperti gambar (a),
menghasilkan konstanta total 60 N/m.

k1

k2 k3 k2
k1
k3

(a) (b)
Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
menghasilkan konstanta total 130 N/m.
Berapa konstanta pegas yang lain?
k2 = 60 N/m k3 = 120 N/m
72. Tiga buah pegas konstantanya masing-
masing k1, k2, dan k3, yang mana k1 =
240 N/m . Bila dirangkai seperti gambar (a),
menghasilkan konstanta total 150 N/m.

k1

k2 k3 k2
k1
k3

(a) (b)
Tetapi bila dirangkai seperti gambar (b),
menghasilkan konstanta total 304 N/m.
Berapa konstanta pegas yang lain?
k2 = 80 N/m k3 = 320 N/m

162 Elastisitas & Pegas


6. Menurut hukum Hooke pertambahan
Soal UNAS
panjang pegas yang ditarik oleh gaya
Elastisitas adalah.....
1. Dua kawat P dan Q masing-masing A. berbanding lurus dengan besar gaya
panjangnya 50 cm dan 80 cm ditarik dengan tarik
gaya yang sama besar. Jika konstanta kawat B. berbanding terbalik dengan besar gaya
P dan Q masing-masing sebesar 200 N/m tarik
dan 300 N/m, maka perbandingan C. berbanding lurus dengan penampang
penambahan panjang kawat P dan Q pegas
adalah..... D. berbanding lurus dengan modulus
A. 1: 1 B. 2: 3 C. 3: 2 Young
D. 5: 8 E. 8: 5 E. berbanding terbalik dengan konstanta
pegas
2. Dua batang logam A dan B panjangnya
berturut-turut 2 m dan 3 m dengan modulus 7. Dari percobaan
Young masing-masing 2×1011 Nm–2 dan elastisitas
3×1011 Nm–2. Ujung masing-masing logam diperoleh data
ditarik dengan gaya yang sama yaitu 400 N. seperti tampak
Apabila luas penampang A = 4 mm2 dan pada tabel.
B = 5 mm2, maka perbandingan tambahan Grafik hubungan
panjang logam A dengan logam B adalah..... antara ∆F dengan ∆L yang diperoleh
A. 1 : 1 B. 2 : 3 C. 3 : 2 cenderung seperti.....
D. 4 : 5 E. 5 : 4 A. ∆F B. ∆F
3. Dua kawat x dan y panjangnya sama, luas
penampang kawat x dua kali penampang
∆L ∆L
kawat y dan modulus elastisitas x dua kali
modulus elastisitas y. Jika masing-masing
kawat ditarik dengan gaya yang sama, maka C. ∆F D. ∆F
perbandingan pertambahan panjang kawat x
dan y adalah.....
A. 1 : 1 B. 1 : 2 C. 1 : 4 ∆L ∆L
D. 2 : 1 E. 4 : 1
4. Sebuah batang panjangnya L, luas E. ∆F
penampangnya A, dan modulus
elastisitas E. Jika pada ujung batang ditarik
gaya F, maka pertambahan panjang ∆L
batang.....
FL FE FA 8. Dimensi konstanta pegas adalah.....
A. B. C.
AE AL LE A. LT–1 B. MT–2 C. MLT–1
AE AL D. MLT–2 E. ML2T–1
D. E.
FL FE 9. Grafik hubungan antara gaya F terhadap
pertambahan panjang ∆x suatu pegas
Gaya Pegas/Hukum Hooke ditunjukkan pada gambar di samping.
5. Sebuah pegas ditarik oleh gaya F sehingga Menurut grafik
berubah panjangnya sejauh x. Jika tersebut, maka F (N)
50
c = konstanta pegas, maka besarnya gaya konstanta pegasnya
yang bekerja pada pegas adalah..... adalah.....
20
A. F = –cx2 B. F = –cx A. 1000 N/m ∆x
1
C. F = – 2 cx 2
D. F = – 12 cx B. 900 N/m O 0,02 0,05 (m)
C. 800 N/m
1 D. 750 N/m
E. F = –
cx E. 600 N/m
Elastisitas & Pegas 163
10. Suatu pegas vertikal yang diberi beban 10 N A. 50 J, 100 J, 200 J
bertambah panjang 2 cm, maka tetapan B. 50 J, 150 J, 400 J
pegasnya adalah..... C. 50 J, 200 J, 800 J
A. 0,2 N/m B. 5 N/m D. 50 J, 800 J, 150 J
C. 20 N/m D. 200 N/m E. 50 J, 150 J, 500 J
E. 500 N/m 16. Grafik di samping menunjukkan hubungan
11. Dalam suatu praktikum untuk menentukan gaya yang digunakan untuk meregangkan
konstanta pegas diperoleh data sebagai pegas dengan pertambahan panjang pegas.
berikut. Energi Potensial pada keadaan seperti grafik
No. F (N) ∆L (cm) tersebut adalah.....
1 10 2,0 A. 2 joule F (N)
B. 4 joule 40
2 15 3,0
3 20 4,0 C. 20 joule 20
4 25 5,0 D. 40 joule x
5 30 6,0 E. 400 joule O 5 10(cm)
Jika F adalah gaya dan ∆L pertambahan 17. Grafik berikut ini
panjang, konstanta pegas yang digunakan menunjukkan hubungan antara gaya F dan
adalah..... perpanjangan (∆x) pada sebuah pegas.
A. 100 N m–1 B. 200 N m–1 Energi potensial pegas pada saat mengalami
C. 300 N m–1 D. 400 N m–1 perpanjangan 14 cm
–1 F (N)
E. 500 N m adalah..... 8
12. Bila benda yang massanya 10 kg ditimbang A. 11,2 joule
B. 5,6 joule 4
dengan neraca pegas pada percepatan
C. 1,12 joule ∆x
gravitasi bumi g = 9,8 m/s2, pegas O
D. 0,56 joule 7 14(cm)
menyimpang sebesar 20 cm. Konstanta
pegasnya sama dengan..... E. 0,112 joule
A. 4,9 N/m B. 9,8 N/m 18. Grafik di samping ini memperlihatkan
C. 19,6 N/m D. 196 N/m huibungan gaya pegas (F) terhadap
E. 490 N/m pertambahan perpanjangan (x). Energi
13. Seorang pelajar yang massanya 50 kg potensial (EP) pegas saat bertambah panjang
bergantung pada ujung sebuah pegas, sebesar 25 cm adalah.....
sehingga pegas bertambah panjang 10 cm. A. 0,8 Joule F (N)
8
Jika g = 10 m/s², dengan demikian tetapan B. 2,5 Joule
pegas bernilai..... C. 5,0 Joule 4
D. 8,0 Joule x
A. 5000 N/m B. 500 N/m O (cm )
E. 10,0 Joule 5 10
C. 50 N/m D. 20 N/m
E. 5 N/m 19. Beban 20 N digantungkan pada sebuah
14. Berapapun besar gaya tarik pada pegas, jika pegas yang mempunyai konstanta pegas
gaya tersebut dihilangkan, maka pegas akan 200 N/m menyebabkan pegas memanjang.
kembali pada keadaan kesetimbangan Energi potensial yang dimiliki pegas saat itu
semula adalah.....
sebab A. 0,1 Joule B. 1 Joule
suatu pegas mempunyai batas elastis yang C. 10 Joule D. 100 Joule
tertentu E. 1000 Joule
15. Grafik di samping menunjukkan hubungan 20. Pertambahan panjang pegas yang
pertambahan panjang pegas karena dipengaruhi gaya tarik F digambarkan
pengaruh gaya F. Dapat seperti grafik di samping ini. Energi
F (N)
disimpulkan bahwa 200 potensial pegas pada saat pertambahan
energi potensial pada 100 panjangnya 4 cm adalah.....
50
gaya 50 N, 100 N dan x
200 N adalah..... O 2 4 8 (m)

164 Elastisitas & Pegas


A. 8,00 Joule F (N) 26. Grafik (F-x) menunjukkan hubungan antara
2
B. 4,00 Joule gaya dan pertambahan panjang pegas. Besar
C. 0,80 Joule 1 energi potensial
D. 0,40 Joule ∆x (cm) pegas
E. 0,04 Joule 12 3 4 berdasarkan
21. Di antara kasus-kasus berikut: grafik di atas
(1) busur panah yang diregangkan adalah….
(2) bola dilempar ke atas A. 20 joule
(3) besi dipanaskan B. 16 joule
Energi potensial terdapat pada benda dalam C. 3,2 joule
kasus..... D. 1,6 joule
A. (1) saja B. (1) dan (2) E. 1,2 joule
C. (2) saja D. (2) dan (3) 27. Perhatikan grafik antara gaya (F) dan
E. (3) saja pertambahan panjang
F
22. Hubungan antara gaya (F) dengan (∆x) di samping! Dari
4
grafik, besar x
pertambahan panjang () pegas
adalah…. 2
digambarkan oleh grafik di samping. Energi A. 4 cm D. 5 cm X
potensial pegas saat diregangkan sehingga B. 6 cm E. 7 cm 4 x
panjangnya bertambah 5 cm adalah C. 8 cm
0,5 joule. Gaya F yang F (N) 28. Grafik hubungan antara gaya F terhadap
bekerja pada pegas
F pertambahan panjang Δx suatu pegas
tersebut adalah.....
ditunjukkan pada gambar di samping.
A. 5 N B. 10 N
Menurut grafik tersebut, Energi potensial
C. 15 N D. 20 N  (cm) pegasnya pada
E. 25 N 5
Δx = 10 cm
23. Suatu pegas mempunyai konstanta sebesar adalah …
100 N/m. Pada saat simpangannya 5 cm, A. 500 J
pegas tersebut mempunyai energi B. 1.000 J
potensial..... C. 1.500 J
A. 101 Joule B. 18 Joule D. 2.000 J
1
E. 2.500 J
C. 5
Joule D. 2,5 Joule
29. Perhatikan hasil percobaan pada beberapa
E. 5 Joule pegas berikut!
24. Dua buah pegas masing-masing memiliki
konstanta 200 N/m dan 600 N/m, disusun
seri dan diberi beban 40 N, pertambahan
panjang susunan pegas tersebut adalah ....
A. 25,5 cm B. 26,7 cm
C. 27,3 cm D. 28,4 cm
E. 29,8 cm
25. Hasil Praktikum Hukum Hooke Berdasarkan data tersebut pegas yang
menyebutkan bahwa saat diberi beban 60 N memiliki konstanta pegas paling besar
pegas bertambah panjang 4 cm, saat diberi adalah pegas nomor ....
beban 30 N pegas bertambah panjang 2 A. I C. II E. III
cm,maka untuk meregangkan pegas B. IV D. V
sepanjang 5,4 cm dibutuhkan gaya sebesar 30. Sebuah pegas diberi beban 100 N sehingga
…. pegas bertambah panjang 2 cm. Energi
A. 61 N C. 63N E. 81 N potensial yang dimiliki pegas tersebut
B. 108 N D. 162 N adalah….
A. 1 joule B. 2 joule
C. 3 joule D. 4 joule
Elastisitas & Pegas 165
E. 5 joule Susunan Pegas
31. Besarnya tegangan yang dilakukan pada 36. Tiga buah pegas disusun seperti gambar di
sebuah batang adalah 2.106 N/m2. Jika samping. Jarak PQ = QR. Konstanta
panjang batang adalah 4 meter dan modulus masing-masing k1 = 200 N/m, k2 = 400 N/m
elastisitasnya 2,5.108 N/m2, maka dan k3 = 200 N/m. Susunan pegas
pertambahan panjang batang …. dipengaruhi beban B, sehingga mengalami
A. 0,8 cm B. 1,6 cm C. 3,2 cm pertambahan panjang 5 cm. Jika
D. 5,0 cm E. 6,4 cm g = 10 m/s2, dan pertambahan
panjang pegas 1 dan 2 sama, k1 k2
32. Grafik di samping ini menyatakan
massa beban B adalah.... Q
hubungan antara gaya dengan pertambahan P R
panjang pegas, dari grafik tersebut besar A. 16,67 kg B. 7,5 kg
k3
konstanta C. 3,33 kg D. 1,67 kg
pegasnya E. 0,75 kg B
adalah... 37. Tiga buah pegas yang identik
A. 100 N/m dengan konstanta pegas k, dirangkai seperti
B. 200 N/m pada gambar di samping. Pertambahan
C. 300 N/m panjang pegas akibat beban sebesar 5 cm.
D. 500 N/m Jika percepatan gravitasi
E. 5.000 N/m 10 m/s2, maka besar
konstanta pegas k k
33. Energi potensial
pegas yang ditarik oleh gaya sebesar 16 N adalah….
sebesar 4 Joule. Konstanta gaya pegas A. 15 N/m
k
tersebut adalah... N/m. B. 25 N/m
A. 8 C. 16 E. 24 C. 35 N/m 150
B. 28 D. 32 D. 45 N/m
E. 55 N/m
Usaha
34. Grafik berikut menunjukkan hubungan
pertambahan panjang pegas (x) karena
pengaruh sebuah gaya (F). Perbandingan
usaha meregangkan pegas dari O ke P dan
dari P ke Q adalah.... F (N)
A. 1 100 Q
B. 2
C. 3 50 P
D. 4 x
E. 5 O 2 4 (m )
35. Agar suatu pegas dapat bertambah panjang
sebesar 50 mm, diperlukan gaya sebesar
10 newton. Berapa besarnya usaha yang
diperlukan agar pegas tersebut panjangnya
bertambah sebesar 200 mm?
A. 10–2 J B. 2×10–2 J
C. 4×10–2 J D. 4 J
E. 8 J

166 Elastisitas & Pegas


BAB 7: FLUIDA STATIS / mC = m A + m B . . . . . . (4)
HIDROSTATIKA Volume campurannya (VC):
Fluida atau Zat Alir adalah zat yang dapat VC = VA + VB . . . . . . (5)
mengalir. Massa Jenis campurannya (ρC):
Fluida ada 2 macam, yaitu:
m
1. Zat Cair ρC = C . . . . . . (6)
2. Gas VC
Hidrostatika mempelajari gejala-gejala yang m + mB
terjadi pada zat cair yang diam. ↔ ρC = A . . . . . (7)
VA + VB
A. Massa Jenis (ρ) ρ V + ρ B VB
↔ ρC = A A . . . (8)
Massa Jenis (ρ = rho) adalah massa (m) tiap VA + VB
satuan volume (V).
Ditulis: Contoh Soal:
m 3. Sepotong besi volumenya 4 cm3 dicampur
ρ= . . . . . . . . (1)
V dengan 2 cm3 baja. Bila diketahui massa
m jenis besi 7,2 gram/cm3 dan massa jenis
V= . . . . . . . . (2) baja 7,8 gram/cm3, berapa massa jenis
ρ
campurannya?
m = ρV . . . . . . . (3)
Penyelesaian:
m = massa, satuannya kg atau gram Vbs = 4 cm3, Vbj = 2 cm3, ρbs = 7,2 gram/cm3,
V = volume, satuannya m3 atau cm3 (cc)
ρbj = 7,8 gram/cm3
ρ = massa jenis, satuannya kg/m3 atau
ρ bs Vbs + ρ bjVbj
gram/cm3 ρC =
1000 1 Vbs + Vbj
1 kg/m3 = gram/cm3 = gram/cm3
1000000 1000 7,2 × 4 + 7,8 × 2 28,8 + 15,5
↔ ρC = ↔ ρC =
1 kg/m3 = 10–3 gram/cm3 4+2 6
1 gram/cm3 = 103 kg/m3 = 1000 kg/m3 44,4
= 1 kg/liter ↔ ρC = ↔ ρC = 7,4 gram/cm
3
6
Contoh Soal:
4. 57,9 gram emas dicampur dengan
3
1. Berapa kg/m massa jenis 4 kg cairan yang 44,5 gram tembaga. Bila diketahui massa
volumenya 5 liter? jenis emas 19,3 gram/cm3 dan massa jenis
Penyelesaian: tembaga 8,9 gram/cm3, berapa massa jenis
m = 4 kg, V = 5 liter = 5 dm3 = 5×10–3 m3 campurannya?
m 4 Penyelesaian:
ρ= ↔ ρ= me = 57,9 gram, mt = 44,5 gram,
V 5 ×10 −3
ρe = 19,3 gram/cm3, ρt = 8,9 gram/cm3
↔ ρ = 0,8×10 kg/m = 800 kg/m
3 3 3
m 57,9
2. Berapa gram massa sepotong besi yang Ve = e ↔ Ve = ↔ Ve = 3 cm
3
ρe 19,3
volumenya 200 cm3, jika diketahui massa
jenisnya = 7,2 gram/cm3? m 44,5
Vt = t ↔ Vt = ↔ Ve = 5 cm
3
Penyelesaian: ρt 8,9
V = 200 cm3, ρ = 7,2 gram/cm3 m + mt 57,9 + 44,5
m = ρV ↔ m = 7,2×200 = 1440 gram
ρC = e ↔ ρC =
Ve + Vt 3+5
B. Massa Jenis Campuran 102,4
↔ ρC = ↔ ρC = 12,8 gram/cm
3
Dua buah benda massanya masing-masing mA 8
dan mB, volumenya masing-masing VA dan VB
dan massa jenisnya masing-masing ρA dan ρB 5. Benda A massanya 14 kg massa jenisnya
dicampur. 7 gram/cm3 dicampur dengan benda B
Akan diperoleh: yang massanya 10 kg. Bila massa jenis
Massa campurannya (mC): campurannya 4 gram/cm3, berapa massa
jenis benda B?
Fluida Statis 167
Penyelesaian: mC
mA = 14 kg = 14000 gram, ρA = 7 gram/cm3, ρC = ↔ mC = ρC VC
ρC
mB = 10 kg = 10000 gram, ρC = 4 gram/cm3 ↔ 4000 + mair = 0,95 (5000 + mair)
m 14000
VA = A ↔ VA = ↔ mair + malk = 0,88 (Vair + Valk)
ρA 7 ↔ ρair Vair + ρalk Valk = 0,88 (Vair + 3)
↔ VA = 2000 cc ↔ 1×Vair + 0,8×3 = 0,88 Vair + 2,64
m C = ρ C VC ↔ mA + mB = 4 (VA + VB) ↔ Vair + 2,4 = 0,88 Vair + 2,64
↔ 14000 + 10000 = 4 (2000 + VB)
↔ Vair – 0,88 Vair = 2,64 – 2,4
↔ 24000 = 4 (2000 + VB)
↔ 0,12 Vair = 0,24 ↔ Vair = 2 liter
↔ 6000 = 2000 + VB C. Tekanan (P = Presure)
↔ VB = 6000 – 2000 ↔ VB = 4000 cc Pada sebuah bidang yang luasnya A dikerjakan
m 10000 gaya F secara tegak lurus.
ρ B = B ↔ ρB =
VB 4000 F
↔ ρB = 2,5 gram/cc

6. 4 kg alkohol yang massa jenisnya =


0,8 gram/cm3 dicampur dengan air yang A
massa jenisnya = 1 gram/cm3. Diperoleh Gambar 1
massa jenis campurannya Tekanan (P) ialah gaya (F) tiap satuan luas
= 0,95 gram/cm3. Berapa massa air? (A).
Penyelesaian: Ditulis:
malk = 4 kg = 4000 gram, ρalk = 0,8 gram/cm3, F
P= . . . . . . . (9)
ρair = 1 gram/cm3, ρC = 0,95 gram/cm3 A
m C = m alk + m air F = gaya, satuannya N atau dyne
↔ mC = 4000 + mair . . . . (i) 1 N = 100.000 dyne =105 dyne
m 4000 1 dyne = 10-5 N
Valk = alk ↔ Valk = A = luas bidang, satuannya m2 atau cm2
ρalk 0,8
1 m2 = 10000 cm2 = 104 cm2
↔ Valk = 5000 cc 1 cm2 = 10-4 m2
m m P = tekanan, satuannya N/m2 atau
Vair = air ↔ Vair = air
ρair 1 dyne/cm2
5
↔ Vair = mair . . . . . (ii) 2 10
1 N/m = 4 dyne/cm2= 10 dyne/cm2
VC = Valk + Vair 10
2
↔ VC = 5000 + mair . . . . (iii) 1 N/m = 1 Pascal = 1 Pa
m Jadi tekanan berbanding terbalik dengan luas
ρC = C ↔ mC = ρC VC bidang tekan. Bila luas bidang tekan kecil,
ρC
maka tekanannya besar. Sebaliknya bila luas
↔ 4000 + mair = 0,95 (5000 + mair)
penampang besar, maka tekanannya kecil.
↔ 4000 + mair = 4750 + 0,95 mair
Penerapan konsep tekanan pada kehidupan
↔ mair – 0,95 mair = 4750 – 4000
sehari-hari contohnya:
↔ 0,05 mair = 750
1) Pisau diasah maksudnya untuk
↔ mair = 15000 gram = 15 kg
mendapatkan luas bidang tekan yang kecil
7. Diketahui massa jenis air = 1 gram/cm3 sehingga tekanannya besar.
dan massa jenis alkohol = 0,8 gram/cm3. 2). Tali penggantung tas dibuat lebar, agar
Massa jenis campuran antara air dengan luas bidang tekannya besar, sehingga
alkohol = 0,88 gram/cm3. Bila volume tekanannya kecil.
alkohol yang dicampur = 3 liter, berapa Contoh Soal:
liter volume airnya?
Penyelesaian: 8. Sebuah tas dan isinya massanya 4,5 kg
ρair = 1 gram/cm3, ρalk = 0,8 gram/cm3, mempunyai tali penggantung yang
ρC = 0,88 gram/cm3, Valk = 3 liter lebarnya 3 cm. Bagian yang menempel

168 Fluida Statis


pada pundak sepanjang 20 cm. Berapa h = kedalaman titik dari permukaan zat
tekanan yang diterima pundak? cair yang berhubungan dengan udara
Penyelesaian: luar, satuannya m atau cm
m = 4,5 kg = 4500 gram g = percepatan gravitasi bumi, satuannya
F=W=mg m/det2 atau cm/det2
6 Jadi tekanan hidrostatika sebanding dengan
↔ F = 4500×1000 = 4,5×10 dyne
A = P×L ↔ A = 20×3 = 60 cm2 kedalaman titik dalam zat cair. Makin dalam
F 4,5 × 106 titiknya, tekanannya makin besar.
P= ↔ P= Pada rumus/persamaan (11), tekanan udara
A 60 luar belum dihitung. Pada hal harus diingat
2
↔ P = 75000 dyne/cm
bahwa tekanan udara:
9. Sebuah tongkat beratnya 3 newton dan 1 atmosfer (1 atm) sebanding dengan terkanan
panjangnya 2 meter terbuat dari kayu yang dalam air sekitar sedalam 10 meter.
massa jenisnya 0,6 gram/cm3 diletakkan E. Hukum Utama Hidrostatika
berdiri di atas lantai. Berapa tekanan yang Tekanan hidrostatika dinyatakan dengan
diterima lantai? rumus:
Penyelesaian:
P=ρgh
F = W = 3 N = 3×105 dyne Jadi tekanan hidrostatika besarnya tergantung
W = m g ↔ 3×105 = m 1000 pada massa jenis zat cair, percepatan gravitasi
↔ m = 300 gram bumi dan kedalaman titik dalam zat cair. Sama
m = ρV ↔ 300 = 0,6 V sekali tidak tergantung pada bentuk tabung.
3 Jadi misal ada tabung yang bentuknya seperti
↔ V = 500 cm
pada gambar berikut:
D. Tekanan Hidrostatika
Tekanan hidrostatika adalah tekan dalam zat
cair yang disebabkan oleh berat zat cair.
hA
Sebuah tabung/bak luas penampang hB
dasarnya A diisi zat cair. A• •B hC •C

Gambar 3
Bunyi Hukum Utama Hidrostatika:
h
Tekanan pada titik-titik yang terletak pada
bidang mendatar dalam zat cair sejenis yang
sedang dalam keadaan setimbang (diam) sama
A besarnya.
W PA = PB = PC
Gambar 2
Contoh Soal:
Zat cair ini menekan dasar tabung dengan gaya
beratnya. Besar gaya beratnya: 10. Seorang penyelam berada pada kedalaman
F=W=mg= ρVg 15 meter dari permukaan air laut. Berapa
↔ F = ρAhg . . . . . (10) tekanan yang diterima telinga penyelam
tersebut bila dianggap percepatan gravitasi
Tekanan pada dasar tabung:
bumi 10 m/det2?
F ρAhg
P= ↔ P= Penyelesaian:
A A P = ρ g h ↔ P = 1000×15×10 = 1,5×105 N
↔ P = ρ g h . . . . . . (11)
P = tekanan hidrostatika, satuannya N/m2 11. Sebuah bak volumenya 6 liter, mempunyai
atau dyne/cm2 perbandingan sisi:
ρ = massa jenis zat cair, satuannya kg/m3 panjang : lebar : tinggi = 4 : 3 : 5, berisi
atau gram/cm3 4,5 liter air. Berapa tekanan pada dasar
bak bila dianggap percepatan gravitasi
bumi 1000 cm/det2?
Penyelesaian:
Fluida Statis 169
Volume bak = Vbak = 60 liter = 60000 cm3 13. Titik A dan B terletak pada satu bidang
Volume air = Vair = 45 liter = 45000 cm3 datar dalam air yang massa jenisnya
P:L:T=4:3:5 1 gram/cm3. Bila dianggap percepatan
4 3 gravitasi bumi 1000 cm/dt2, berapa
P = T dan L = T tekanan pada masing–masing titik?
5 5
12 3 Penyelesaian:
Vbak = P × L × T ↔ 60000 = T PA = ρ g h A
25
↔ 1000 × 125 = T ↔ T = 50 cm ↔ PA = 1×1000×15 h
3
2
4 ↔ PA = 15000 dyne/cm A B
P = × 50 = 40 cm ↔ PA = PB = 15000 dyne/cm
2
5
3 F. Pipa U
L = × 50 = 30 cm
5 Pipa U adalah pipa yang berbentuk huruf U.
Luas Alasnya:
A = P×L ↔ A = 40×30 ↔ A = 1200 cm2 ∆h
Tinggi air: hkanan
V 45000 hkiri
h = air ↔ h= ↔ h = 37,5 cm
A 1200 A B
Tekanannya:
Gambar 4
P = ρ g h ↔ P = 1×1000×37,5 Dapat digunakan untuk menentukan massa
2
↔ P = 37500 dyne/cm jenis zat cair. Dasar perhitungannya adalah
12. Sebuah tabung berbentuk silinder persamaan tekanan pada kedua kakinya, yang
volumenya 2000π cm3 dan jari-jari menggunakan hukum utama hidrostatika, yaitu
penampangnya 10 cm berisi penuh minyak tekanan pada dua titik yang terletak pada
yang massa jenisnya 0,8 gram/cm3. bidang mendatar dalam zat cair yang sejenis
Dengan menganggap bahwa sisi atas sama besarnya. Dalam hal ini, tekanan titik
selalu berhubungan dengan udara luar, pada zat cair di kaki kiri sama dengan tekanan
berapa tekanan hidrostatika pada tengah- di kaki kanan pipa U.
tengah sumbu silinder, bila dianggap Pkaki kiri = Pkaki kanan
percepatan gravitasi bumi 10 m/det2, bila ↔ Σ(ρkiri g hkiri) = Σ(ρkanan g hkanan)
silinder dalam posisi: ↔ Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan ) . (12)
a) berdiri?
b) tidur? Selisih tinggi permukaan zat cair pada kedua
Penyelesaian: pipa:
V = 2000π cm3, ∆h = h kanan − h kiri . . . . . (13)
r = 10 cm, Contoh Soal:
ρ = 0,8 gram/cm3 Bila tidak diketahui, gunakan:
Luas penampang: massa jenis air = ρa = 1 gram/cm3,
A = πr 2 ↔ A = π×10 = 100 π cm
2 2
massa jenis minyak = ρm = 0,8 gram/cm3 dan
V = At ↔ 2000 π = 100 π t
14. massa jenis air raksa = ρr = 13,6 gram/cm3
↔ t = 20 cm
Sebuah pipa U diisi air. Kemudian pada
a) Dalam posisi berdiri: kaki kiri dituangkan minyak setinggi
h = 12 t ↔ h = 12 ×20 = 10 cm 10 cm. Berapa perbedaan tinggi
P = ρ g h ↔ P = 0,8×1000×10 = 8000 permukaan air pada kedua kaki pipa U?
Penyelesaian:
dyne/cm2
hm = 10 cm
b) Dalam posisi tidur:
h' = 12 r ↔ h' = 1 ×10 = 5 cm
Σ(ρkiri h kiri ) = Σ(ρkanan h kanan )
2
↔ ρa ha = ρm hm ↔ 1×ha = 0,8×10
P' = ρ g h ' ↔ P' = 0,8×1000×5
2
↔ ha = 8 cm
↔ P' = 4000 dyne/cm

170 Fluida Statis


15. Sebuah pipa U diisi air. Kemudian pada ↔ 13,6 hr = 17,6 – 4 ↔ 13,6 hr = 13,6
kaki kanan dituangkan minyak. Bila ↔ hr = 1 cm
selisih tinggi permukaan air di kaki kiri 18. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian
dengan permukaan
pada kaki kiri dituangkan air. Kemudian di
minyak di kaki atas air dituangkan lagi minyak. Selisih
kanan = 4 cm ∆h tinggi permukaan air raksa pada kedua
(permukaan minyak hkanan kaki = 2 cm. Selisih tinggi permukaan
yang lebih tinggi), hkiri minyak dengan
berapa tinggi kolom
permukaan air raksa
minyak? hm
pada kaki kanan =
Penyelesaian: 27 cm. Berapa panjang
hm – ha = 4 cm ha hr
kolom air dan minyak?
↔ hm = ha + 4 . . . . . (i)
Penyelesaian:
Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan ) hm + ha = hr +h
ρa ha = ρm hm ↔ 1×ha = 0,8×(ha + 4) ↔ hm + ha = 2 + 27
↔ ha = 0,8 ha + 3,2 ↔ ha – 0,8 ha = 3,2 ↔ hm + ha = 29↔ ha = 29 – hm . . (i)
↔ 0,2 ha = 3,2 ↔ ha = 16 cm Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan )
Dari persamaan (i):
ρm hm + ρa ha = ρr hr
hm = ha + 4 ↔ hm = 16 + 4 ↔ hm = 20 cm
↔ 0,8 hm + 1 (29 – hm) = 13,6×2
16. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian ↔ 0,8 hm + 29 – hm = 27,2
pada kaki kanan dituangkan air setinggi ↔ – 0,2 hm = 27,2 – 29
8 cm. Lalu dituangkan lagi minyak ↔ – 0,2 hm = – 1,8 ↔ hm = 9 cm
setinggi 7 cm. Berapa perbedaan tinggi Dari persamaan (i):
permukaan air raksa pada kaki kiri dengan ha = 29 – 9 ↔ ha = 20 cm
permukaan minyak pada kaki kanan?
19. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian
Penyelesaian:
pada kaki kiri dituangkan air. Sedangkan
ha = 8 cm, hm = 7 cm
pada kaki kanan dituangkan minyak
Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan ) hm sehingga permukaannya lebih tinggi
↔ ρr hr = ρa ha + ρm hm daripada permukaan air. Selisih tinggi
↔ 13,6 hr = 1×8 + 0,8×7 hr ha permukaan air raksa pada kedua kaki =
↔ 13,6 hr = 8 + 5,6 1 cm. Selisih tinggi permukaan air dengan
↔ 13,6 hr = 13,6 permukaan minyak = 1 cm. Berapa
↔ hr = 1 cm panjang kolom air dan minyak?
h = ha + hm – hr ↔ h = 8 + 7 – 1 Penyelesaian:
↔ h = 14 cm ha = hr + hm + h ↔ ha = 1 + hm + 11
↔ ha = hm + 12. . . . . . (i)
17. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian
pada kaki kiri dituangkan air setinggi Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan )
4 cm. sedangkan pada kaki kanan ↔ ρa ha = ρr hr + ρm hm
dituangkan minyak setinggi 22 cm. Berapa ↔ 1 (hm + 12) = 13,6×1 + 0,8 hm
selisih tinggi permukaan air raksa pada ↔ hm + 12 = 13,6 + 0,8 hm
kedua kaki? ↔ hm – 0,8 hm = 13,6 – 12
↔ 0,2 hm = 1,6 ↔ hm = 8 cm ha hm
Penyelesaian:
ha = 4 cm, hm = 22 cm Dari persamaan (i): hr
ha = 8 + 12 ↔ ha = 20 cm
ρa ha = 1×4 = 4 hm
ha
ρm hm = 0,8×22 = 17,6 20. Sebuah pipa kapiler diisi glyserin (ρg
(ρa ha) < (ρm hm) maka hg = 1,25 gram/cm3). Kemudian pada kaki
permukaan air raksa pada kiri dituangkan air. Sedangkan pada kaki
kaki kiri lebih tinggi. kanan dituangkan minyak. Selisih tinggi
Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan ) permukaan glyserin pada kedua kaki
= 4 cm. Permukaan air dan permukaan
↔ ρa ha + ρr hr = ρm hm ↔ 4 + 13,6 hr = 17,6
minyak sama tingginya. Bila kolom air
Fluida Statis 171
lebih panjang daripada kolom minyak, Toricelli menggunakan sebuah pipa kapiler
berapa panjang kolom masing-masing zat yang panjangnya 1 meter, salah satu ujungnya
cair? tertutup. Pipa ini diisi penuh air raksa,
Penyelesaian: kemudian dibalik dalam bak yang berisi air
ha = hg + hm ↔ ha = 4 + hm . . . raksa juga.
(i) Setelah dibalik ternyata pada ujung tabung
Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan ) yang tertutup timbul ruang kosong, yang
merupakan ruang hampa. Ruang hampa ini
↔ ρa ha = ρg hg + ρm hm
kemudian disebut ruang hampa Toricelli.
↔ 1 (4 + hm) = 1,25×4 + 0,8 hm
Panjang kolom air raksa dalam pipa diukur
↔ 4 + hm = 5 + 0,8 hm
terhadap permukaan air raksa di luar tabung
↔ hm – 0,8 hm = 5 – 4
ha hm tingginya 76 cm. Kemudian pipa ini
↔ 0,2 hm = 1 ↔ hm = 5 cm
hg dimiringkan. Tetapi tingginya tetap 76 cm.
Dari persamaan (i):
Kemudian disimpulkan bahwa tekanan udara
ha = 4 + 5 ↔ ha = 9 cm
luar saat itu sebanding dengan tekanan kolom
21. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian air raksa setinggi 76 cm tersebut. Tekanan
pada kaki kanan dituangkan air dan udara luar saat itu disebut 1 atmosfer. Jadi:
minyak yang mana panjang kolom minyak 1 atmosfer = 1 atm = 76 cm tekanan air raksa
= 3 kali panjang kolom air. Setelah = 76 cmHg
setimbang, perbedaan tinggi permukaan 1 atm = ρHg g hHg = 13,6×980×76
air raksa pada kedua kaki = 2 cm. Berapa 1 atm = 1012928 dyne/cm2 = 101292,8 N/m2
panjang kolom minyak? Tekanan yang nilainya tepat = 100000 N/m2
Penyelesaian: disebut 1 bar (singkatan barometer).
hm = 3 ha 1 bar = 100000 N/m2 = 105 N/m2
hm
Σ(ρ kiri h kiri ) = Σ(ρ kanan h kanan ) = 106 dyne/cm2
↔ ρr hr = ρa ha + ρm hm ha 1 bar = 1000000 dyne/cm2
hr Pada zat cair, makin dalam sebuah titik dari
↔ 13,6×2 = 1 ha + 0,8×3 ha
↔ 27,2 = ha + 2,4 ha
permukaan zat cair, tekanan hidrostatikanya
↔ 27,2 = 3,4 ha ↔ ha = 8 cm
makin besar.
Kebalikannya di udara, makin tinggi suatu
hm = 3×8 ↔ hm = 24 cm
tempat dari permukaan air laut, tekanan
G. Tekanan Udara Luar udaranya makin kecil. Tekanan udara luar
Pada rumus menentukan tekanan hidrostatika dapat dihitung dengan rumus:
atau tekanan dalam zat cair, kita masih Pud = P0 − ρ ud g h ud . . . . . (15)
mengabaikan tekanan udara di permukaan zat
Pud = tekanan udara luar, satuannya N/m2
cair. Padahal tekanan di permukaan zat cair
atau dyne/cm2 atau atm atau cmHg
nilainya cukup besar. Orang yang pertama kali
P0 = tekanan udara luar, satuannya N/m2
menentukan tekanan udara luar (tekanan
atau dyne/cm2 atau atm atau cmHg
atmosfer) adalah Toricelli. Percobaan
ρud = massa jenis udara, satuannya kg/m3
dilakukan di atas permukaan air laut. Dalam
atau gram/cm3
percobaannya
g = percepatan gravitasi bumi, satuannya
m/det2 atau cm/det2
hud = Tinggi tempat dihitung dari
permukaan air laut, satuannya m atau
76 cm 76 cm cm
H. Barometer
P0
Barometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur tekanan udara luar. Alat ini terdiri
atas sebuah tabung pipa kapiler berbentuk
huruf U yang panjangnya 1 meter yang diisi
air raksa.
Gambar 5

172 Fluida Statis


P0 = 1 atm = 101292,8 N/m2, ρud = 1,3 kg/m3,
Pud = 0,5 atm = 50646,4 N/m2
Pud = P0 − ρ ud g h ud ↔ ρud g hud = P0 – Pud
↔ 1,3×9,80 hud = 101292,8 – 50646,4
↔ 12,74 hud = 50646,4
h ↔ hud = 3975,385 m = 3,975385 km

25. Pada suatu saat barometer air raksa


menunjukkan angka 76 cmHg. Bila air
raksanya diganti air yang massa jenisnya
1 gram/cm3, berapa panjang pipa kapiler
yang dibutuhkan?
Gambar 6
Penyelesaian:
Salah satu ujungnya tertutup, sedang ujung
yang lain terbuka, yang berhubungan dengan Pudara = ρraksa g h raksa . . .. . (i)
udara luar. Pengukuran tekanan udara luar Pud = ρair g h air . . . . . . (ii)
berdasarkan tinggi kolom air raksa dalam Persamaan (i) = persamaan (ii)
tabung, yang dinyatakan dalam cm tekanan air ρHg g hHg = ρair g hair ↔ 13,6×76 = 1×hair
raksa atau cmHg. ↔ hair = 1033,6 cm = 10,336 m
Besar tekanan udara luar sebanding dengan
tekanan kolom air raksa dalam pipa: 26. Bila dihitung secara teoritis, pada
Pudara = ρraksa g h raksa . . . . (16) ketinggian berapa luar angkasa?
Penyelesaian:
Contoh Soal: Luar angkasa berarti hampa atau:
Pud = 0
22. Jika sikap barometer pada suatu tempat
menunjukkan angka 75 cmHg dan massa Pud = P0 − ρ ud g h ud
jenis udara 1,3 kg/m3, berapa tinggi tempat ↔ ρud g hud = P0 – Pud
itu dari permukaan air laut? ↔ 1,3×9,8 hud = 101292,8 – 0
Penyelesaian: ↔ 12,74 hud = 101292,8
Pudara = ρraksa g h raksa ↔ hud = 7950,77 m = 7,95077 km
↔ Pud = 13,6×980×75 I. Tekanan Gas Dalam Ruang Tertutup
↔ Pud = 999600 dyne/cm2 = 99960,0 N/m2 Tekanan gas dalam ruang tertutup di mana-
Pud = P0 − ρ ud g h ud ↔ ρud g hud = P0 – Pud mana sama besarnya. Tekanan gas dalam
ruang tertutup mengikuti Hukum Boyle.
↔ 1,3×9,8 hud = 101292,8 – 99960,0
↔ 12,74 hud = 1332,8 ↔ hud = 104,62 m J. Hukum Boyle
Sebuah tabung berpenghisap volumenya V1,
23. Diketahui tekanan udara di permukaan air
tekanannya P1. Kemudian volumenya diubah.
laut 1 atm dan massa jenis udara
Akan diperoleh bahwa tekanannya juga
1,3 kg/m3. Berapa tekanan udara luar pada
berubah.
ketinggian 5 km?
Penyelesaian:
P0 = 1 atm = 101292,8 N/m2, ρud = 1,3 kg/m3,
hud = 5 km = 5000 m
Pud = P0 − ρ ud g h ud
V1 P1
↔ Pud = 101292,8 – 1,3×9,8×5000
↔ Pud = 101292,8 – 63700 = 37592,8 N/m2
24. Diketahui tekanan udara di permukaan air V2 P2
laut 1 atm dan massa jenis udara
1,3 kg/m3. Pada suatu tempat tekanannya Gambar 7
0,5 atm. Berapa tinggi tempat itu dari Bunyi Hukum Boyle:
permukaan air laut? "Dalam suatu ruang tertutup yang berisi gas,
Penyelesaian: hasil kali antara tekanan dan volume konstan,
asalkan suhunya tidak berubah".
Fluida Statis 173
Ditulis: ujung atas ditutup dengan jari lalu
P V = kons tan . . . . . . (17) diangkat. Bila tekanan udara luar 75
Artinya: cmHg, berapa panjang kolom air raksa
P1 V1 = P2 V2 = kons tan . . . (18) yang ikut terangkat?
Penyelesaian:
P = tekanan, satuannya N/m2 atau
L = 20 cm, d = 16 cm, P0 = 75 cmHg
dyne/cm2 atau atm
Sebelum diangkat:
V = volume, satuannya m3 atau cm3 atau
liter h1 = L − d ↔ h1 = 20 – 16 = 4 cm
P1 = P0 = 75 cmHg
Contoh Soal:
V1 = A h1 ↔ V1 = A×4
27. Sebuah tabung berpenghisap volumenya ↔ V1 = 4 A . . . . . . (i)
2 liter berisi gas bertekanan 3 atm. Setelah diangkat:
Kemudian ditekan sehingga volumenya P2 = P0 − h ↔ P2 = 75 – h . . . (ii)
berkurang menjadi 0,5 liter. Berapa
tekanannya sekarang? V2 = A h 2 ↔ V2 = A (L – h)
Penyelesaian: ↔ V2 = A (20 – h) . . . . . (iii)
P1 V1 = P2 V2 ↔ 3×2 = P2×0,5 P1 V1 = P2 V2
↔ 6 = 0,5 P2 ↔ P2 = 12 atm ↔ 75×4 A = (75 – h) ×A (20 – h)
↔ 300 = (75 – h)(20 – h)
28. Sebuah pipa kapiler panjangnya 27 cm 2
↔ 300 = 1500 – 75 h – 20 h + h
kedua ujungnya terbuka. Salah satu 2
↔ 0 = h + 1500 – 300 – 95 h
ujungnya dicelupkan secara vertikal ke 2
↔ h – 95 h + 1200 = 0
dalam air raksa sedalam 9 cm. Kemudian
↔ (h – 80)(h – 15) = 0 ↔ h – 80 = 0
ujung atas ditutup dengan jari lalu
↔ h = 80 cm (tidak memenuhi, karena > L)
diangkat. Ternyata ada air raksa yang ikut
↔ h – 15 = 0 ↔ h = 15 cm
terangkat sepanjang 7 cm. Berapa tekanan
udara di tempat itu? K. Manometer
Penyelesaian: Manometer adalah alat yang digunakan untuk
L = 27 cm, d = 9 cm, h = 7 cm mengukur tekanan gas dalam rung tertutup.
Sebelum diangkat: Manometer ada 2 macam, yaitu:
h 1 = L − d ↔ h1 = 27 – 9 = 18 cm, a). Manometer terbuka, digunakan untuk
mengukur tekanan gas yang rendah.
V1 = A h1 ↔ V1 = A×18
b). Manometer tertutup, digunakan untuk
↔ V1 = 18 A . . . . . . (i) mengukur tekanan gas yang tinggi.
A = luas penampang pipa
P1 = P0 . . . .. . . . . (ii) a. Manometer Terbuka
Setelah diangkat: P0
h 2 = L − h ↔ h2 = 27 – 7 = 20 cm,
ruang h
V2 = A h 2 ↔ V2 = A×20 tertutup
↔ V2 = 20 A . . . . . . (iii) tekanan P
P2 = P0 − ρ g h
Jika satuannya dalam cmHg, maka:
P2 = P0 – h . . . . . . . (iv) a b
P2 = P0 – 7 . . . . . . . (v) Gambar 8
P1 V1 = P2 V2 ↔ P0 18 A = (P0 – 7)×20 A Tekanan gas dalam ruang tertutup dapat
↔ 9 P0 = (P0 – 7)×10 ↔ 9 P0 = 10 P0 – 70 dihitung dengan hukum utama hidrostatika,
↔ 70 = 10 P0 – 9 P0 ↔ P0 = 70 cmHg yaitu:
29. Sebuah pipa kapiler panjangnya 20 cm P = P0 + ρ r g h . . . . . . (19)
kedua ujungnya terbuka. Salah satu P0 = tekanan udara luar, satuannya N/m2
ujungnya dicelupkan secara vertikal ke P = tekanan dalam ruangan, satuannya
dalam air raksa sedalam 16 cm. Kemudian N/m2

174 Fluida Statis


ρr = massa jenis air raksa dalam pipa U Tekanan gas dalam ruang tertutup dapat
g = percepatan gravitasi bumi, satuannya dihitung dengan hukum utama hidrostatika,
m/det2 yaitu:
h = perbedaan tinggi air raksa pada kedua P = P2 + ρ r g h . . . . . . (23)
kaki pipa U Bila tekanan gas dinyatakan dengan cmHg,
Bila tekanannya dinyatakan dalam cmHg, maka rumus di atas menjadi:
maka persamaan menjadi: P = P2 + h . . . . . . (24)
P = P0 + h . . . . . . . (20)
Contoh Soal:
Contoh Soal:
31. Sebuah manometer tertutup, pipa U nya
30. Sebuah manometer terbuka digunakan berisi air raksa. Sebelum dihubungkan
untuk mengukur tekanan gas dalam suatu dengan tabung gas yang akan dihitung
tabung. Tekanan udara luar saat itu = 76 tekanannya, permukaan air raksa pada
cmHg. Bila selisih tinggi permukaan air kedua kaki pipa U sama tingginya,
raksa pada pipa U nya = 6 cm, berapa panjang kolom udara pada kaki kanan pipa
tekanan gas dalam tabung tersebut? U = 20 cm dan berhubungan dengan udara
Penyelesaian: luar yang tekanannya 75 cmHg. Setelah
P = P0 + h ↔ P = 76 + 6 = 82 cmHg kaki ini ditutup, dan kaki yang lain
dihubungkan dengan gas dalam tabung,
b. Manometer Tertutup selisih tinggi permukaan air raksa berubah
Sebelum dihubungkan dengan tabung, menjadi 10 cm. Berapa tekanan gas dalam
permukaan air raksa pada kedua kaki pipa U tabung?
sama tingginya. Penyelesaian:
h2 P2 ρr = 13,6 gram/cm3, h1 = 20 cm,
h1 P1 = 75 cmHg, h = 10 cm,
ruang h g = 10 m/det2 = 1000 cm/det2
tertutup
h 2 = h1 − 12 h ↔ h2 = 20 – 12 ×10
tekanan P
↔ h2 = 20 – 5 ↔ h2 = 15 cm
P1 h 1 = P2 h 2 ↔ 75×20 = P2×15

↔ 5×20 = P2 ↔ P2 = 100 cmHg


a b
Gambar 9 P = P2 + h ↔ P = 100 + 10
Tekanan udara pada kaki kanan pipa U yang ↔ P = 110 cmHg

masih berhubungan dengan udara luar P1 sama 32. Gas dalam tabung bertekanan 622 cmHg
dengan tekanan udara luar. Tinggi kolom diukur dengan menggunakan manometer
udaranya h1. Kemudian kaki kanan ditutup. tertutup. Sebelum dihubungkan, tinggi
Setelah dihubungkan dengan tabung, gas kolom udara pada kaki pipa U yang masih
menekan air raksa dalam pipa U sehingga berhubungan dengan udara luar yang
permukaan air raksanya turun. Sedangkan bertekanan 1 atm adalah 30 cm.
pada kaki yang lain permukaannya naik. a). Berapa selisih tinggi permukaan air
Sehingga selisih permukaan air raksa pada raksa setelah dihubungkan dengan
kedua kaki menjadi h. Dan panjang kolom tabung gas?
udara dalam kaki tertutup berkurang menjadi b). Berapa panjang kolom udara pada
h2. Yang mana: kaki pipa U terbuka setelah
h 2 = h1 − 12 h . . . . . (21) dihubungkan dengan tabung?
Tekanan udara dalam kaki tertutup sekarang Penyelesaian:
dapat dihitung dengan hukum Boyle: P = 622 cmHg, P1 = 1 atm = 76 cmHg,
P1 V1 = P2 V2 ↔ P1 A h1 = P2 A h2 h1 = 30 cm
↔ P1 h 1 = P2 h 2 . . . . . (22) a). h 2 = h1 − 12 h
↔ h2 = 30 – 12 h . . . . . (i)
P = P2 + h ↔ 622 = P2 + h
Fluida Statis 175
↔ P2 = 622 – h . . . . . (ii) besar digunakan untuk mengangkat mobil
P1 h 1 = P2 h 2 yang massanya 2 ton. Berapa massa beban
↔ 76×30 = (622 – h) × (30 – 1 h)
yang harus diletakkan pada penampang
2 yang kecil?
↔ 2280 = 18660 – 311 h – 30 h + 12 h2 Penyelesaian:
↔ 2280 = 18660 – 341 h + 12 h2 A1 = 20 cm2, A2 = 0,1 m2 = 1000 cm2,
m2 = 2 ton = 2000 kg
↔ 4560 = 37320 – 682 h + h2
F1 F m1 g m 2 g
↔ 0 = 37320 – 4560 – 682 h + h2 = 2 ↔ =
↔ h2 – 682 h + 32760 = 0 A1 A 2 A1 A2
↔ (h – 630)(h – 52) = 0 ↔ h – 630 = 0 m1 2000
↔ h = 630 cm (tidak memenuhi, karena > 2 ↔ = ↔ m1 = 2×20
20 1000
h1) ↔ m1 = 40 kg
↔ h – 52 = 0 ↔ h = 52 cm
b) Dari persamaan (i): M. Hukum Archimedes
h2 = 30 – 12 h ↔ h2 = 30 – 1 ×52
Perhatikan gambar di bawah.
2
↔ h2 = 30 – 26 ↔ h2 = 4 cm

L. Hukum Pascal
Bunyinya "Tekanan dalam zat cair diteruskan
ke segala arah dengan sama rata".
Contoh penggunaan hukum Pascal adalah
penggunaan semprotan obat nyamuk.
Contoh lain adalah pada kempa hidrolik FA
seperti gambar berikut: W
Gambar 11
A1 A2 Sebuah benda dimasukkan ke dalam zat cair.
Keempat sisi samping benda mendapat gaya
tekan yang sama besarnya, tetapi arahnya
berlawanan. Sehingga resultannya nol. Sisi
Gambar 10 atas benda mendapat gaya tekan yang arahnya
Kempa hidrolik terdiri atas dua buah pipa yang ke bawah sebesar:
luas penampangnya berbeda relatif besar. F1 = ρz g h1 A
Pipa I penampangnya A1, sedangkan pipa II Sisi bawah benda mendapat gaya tekan yang
penampangnya A2. Kedua pipa dihubungkan arahnya ke atas sebesar:
menggunakan selang melalui dasarnya, F2 = ρz g h2 A
kemudian diisi zat cair, biasanya minyak Karena h1 < h2 maka F1 < F2
pelumas. Kedua pipa diberi penghisap yang Resultan kedua gaya tersebut arahnya ke atas,
terletak sebidang datar, yang digunakan untuk dan disebut gaya ke atas yang besarnya adalah:
menahan beban di atasnya. Bebannya F = F2 – F1 ↔ F = ρz g h2 A – ρz g h1 A
merupakan gaya tekannya yaitu F1 dan F2. ↔ F = ρz g (h2 – h1) A ↔ F = ρz g hz A
Menurut hukum utama hidrostatika, tekanan ↔ Fke atas = ρ z Vz g . . . . (26)
pada permukaan atau tepat di bawah penghisap
kedua kaki sama besarnya. Jadi: F = gaya ke atas, satuannya N atau dyne
P1 = P2 ρz = massa jenis zat cair, satuannya kg/m3
F1 F atau gram/cm3
↔ = 2 . . . . . . (25) Vz = volume benda yang tercelup dalam zat
A1 A 2 cair = volume zat cair yang
Contoh Soal: dipindahkan
Bunyi hukum Archimedes:
33. Sebuah kempa hidrolik mempunyai pipa "Setiap benda yang tercelup sebagian atau
yang luas penampangnya berturut-turut seluruhnya ke dalam zat cair akan mendapat
20 cm2 dan 0,1 m2. Pada penampang yang

176 Fluida Statis


gaya ke atas seberat zat cair yang b) Melayang
dipindahkan".
Akibat adanya gaya ke atas oleh zat cair, maka
bila sebuah benda ditimbang di dalam zat cair,
beratnya seolah berkurang. Hal ini juga dapat
dibuktikan dengan percobaan sebagai berikut: wbenda F
Misal sebuah benda ditimbang di udara dengan Gambar 13
menggunakan neraca pegas beratnya W. Benda melayang di dalam zat cair jika massa
Kemudian benda dicelupkan (ditimbang) ke jenisnya sama dengan massa jenis zat cair.
dalam zat cair, beratnya akan berkurang ρbenda = ρzat cair
menjadi W'. Berkurangnya berat ini sama Karena benda diam, maka berat benda sama
dengan gaya ke atas. dengan gaya ke atas.
F = W − W' . . . . . . (27) Wbenda = F . . . . . . . (32)
Fke atas = Wdi udara − Wdi zat cair . . (28)
c) Tenggelam
Zat cair dalam bak besar yang semula terisi
penuh akan tumpah sebagian ke dalam bak
kecil yang disediakan di bawah pipa pancuran.
Bila zat cair yang tumpah ini di timbang, akan
diperoleh beratnya sama dengan selisih berat
benda. Hal ini membuktikan bahwa gaya ke
atas oleh zat cair sama dengan berat zat cair wbenda F
yang dipindahkan. Gambar 14
Sehubungan dengan hukum Archimedes dapat Benda tenggelam dalam zat cair jika massa
dijelaskan peristiwa-peristiwa: jenis benda lebih besar daripada massa jenis
a) Mengapung zat cair.
ρbenda > ρzat cair
Vu dan
Vz Wbenda > F
Karena adanya selisih gaya, maka resultan
wbenda F gayanya tidak nol. Jika zat cairnya dalam,
maka benda akan bergerak terus ke bawah,
Gambar 12 sampai di dasar bejana.
Benda mengapung di permukaan zat cair jika Contoh Soal:
massa jenis benda lebih kecil daripada massa Bila tidak diketahui, gunakan:
jenis zat cair.
massa jenis air = ρair = 1 gram/cm3 dan massa
ρbenda < ρzat cair
jenis air raksa = ρraksa = 13,6 gram/cm3
Karena benda diam, maka berat benda sama
dengan gaya ke atas. 34. Sebuah benda bila ditimbang di udara
Wbenda = F . . . . . . . (29) beratnya = 6 N. Bila ditimbang di dalam
air, beratnya seolah berkurang menjadi
ρbenda Vbenda g = ρz Vz g 5,5 N. Bila ditimbang di dalam cairan lain
ρ benda Vbenda = ρ z Vz . . . . (30) beratnya seolah berkurang menjadi 5,4 N.
Vz = volume zat cair yang dipindahkan Berapa massa jenis cairan itu?
= volume benda yang berada di bawah Penyelesaian:
permukaan zat cair, satuannya m3 W = 6 N, Wair ' '
= 5,5 N, Wcairan = 5,4 N
atau cm3
Vbenda = Vudara + Vzat cair . . . (31) Fair = W − Wair
'
↔ ρair V g = 6 – 5,5
–5 3
Vudara = volume benda yang berada di atas ↔ 1000 V×10 = 0,5 ↔ V = 5×10 m

permukaan zat cair, satuannya m3 Fcairan = W − Wcairan


'

atau cm3 ↔ ρcairan V g = 6 – 5,4


↔ ρcairan×5×10–5×10 = 0,6

Fluida Statis 177


↔ ρcairan×5×10–4 = 0,6 ↔ ρcairan = 0,12×104 ↔ 1000 Vair ×10 = 1,6
↔ ρcairan = 1,2×103 kg/m3 = 1,2 gram/cm3 ↔ Vair = 1,6×10 m
–4 3
↔ Vair = 16×10–5 m3
35. Sebuah benda bila ditimbang di udara Vbola = Vair − Vrongga
beratnya = 4 N. Bila ditimbang di dalam ↔ Vbola = 16×10–5 – 4×10–5
air beratnya seolah berkurang menjadi –5 3
↔ Vbola = 12×10 m
3,5 N. Berapa berat benda bila ditimbang W = ρ bola Vbola g ↔ 3 = ρbola×12×10–5×10
di dalam suatu cairan yang massa jenisnya
0,8 gram/cm3? ↔ ρbola = 2500 kg/m3
Penyelesaian: 38. Sebuah botol kosong ditutup rapat, bila
Fair = W − Wair
'
↔ ρair V g = 4 – 3,5 mengapung di permukaan air, maka 34
–5 3 volumenya berada di bawah permukaan
↔ 1000 V×10 = 0,5 ↔ V = 5×10 m
air. Bila ke dalam botol diisikan 25 cc air,
Fcairan = W − Wcairan
'
maka akan melayang dalam air. Berapa
↔ ρcairan V g = W – Wcairan
'
volume botol?
Penyelesaian:
↔ 800×5×10–5×10 = 4 – Wcairan
'
Vu
Botol kosong:
' ' Vz
↔ 0,4 = 4 – Wcairan ↔ Wcairan = 4 – 0,4 Vair = 34 Vbotol
'
↔ Wcairan = 3,6 N Wbotol = Fair wbenda F
Wbotol = ρair Vair g
36. Sebuah bola berongga (ρbola = 4 gram/cm3)
bila ditimbang di udara beratnya ↔ Wbotol = 1× 34 Vbotol × 1000
1,6 newton. Bila ditimbang dalam air (ρair ↔ Wbotol = 750 Vbotol . . . . (i)
= 1 gram/cm3), beratnya seolah berkurang Setelah diisi air:
menjadi 0,9 newton. Berapa volume Wbotol + Wair = Fair
rongga?
Penyelesaian: ↔ 750 Vbotol + ρair Vair g = ρair Vbotol g
ρbola = 4 gram/cm3 = 4000 kg/m3, ↔ 750 Vbotol + 1× 25×1000 = 1×Vbotol×1000
↔ 750 Vbotol + 25000 = 1000 Vbotol
ρair = 1 gram/cm3 = 1000 kg/m3,
'
↔ 25000 = 1000 Vbotol – 750 Vbotol
Wbola = 1,6 N, Wbola = 0,9 N ↔ 25000 = 250 Vbotol ↔ Vbotol = 100 cc
Wbola = ρ bola Vbola g 39. Sebuah balok kayu massa jenisnya
↔ 1,6 = 4000 Vbola×10 0,6 gram/cm3 dimasukkan ke dalam air.
↔ 1,6 = 40000 Vbola ↔ Vbola = 4×10–5 m3 Berapa bagian volume balok kayu yang
Fair = Wbola − Wbola
' berada di atas permukaan air?
Penyelesaian:
↔ ρair Vair g = 1,6 – 0,9 Wkayu = Fair ↔ ρkayu Vkayu g = ρair Vair g
↔ 1000 Vair ×10 = 0,7 ↔ Vair = 7×10–5 m3
↔ 0,6 Vkayu = 1 Vair
Vair = Vbola + Vrongga Vu
↔ Vair = 0,6 Vkayu
↔ Vrongga = Vair – Vbola Vkayu = Vudara + Vair Vz
↔ Vrongga = 7×10–5 – 4×10–5
↔ Vkayu = Vudara + 0,6 Vkayu wbend F
↔ Vrongga = 3×10–5 m3
↔ Vkayu – 0,6 Vkayu = Vudara
37. Sebuah bola berongga volume rongganya ↔ Vudara = 0,4 Vkayu
40 cc, bila ditimbang di udara beratnya Volume kayu yang berada di atas permukaan
3 newton. Bila ditimbang dalam air (ρair = air = 0,4 Vkayu
1 gram/cm3), beratnya seolah berkurang
40. Suatu tabung diisi air raksa dan air.
menjadi 2,5 newton. Berapa massa jenis
Kemudian ke dalamnya dimasukkan
bola?
benda. Bila 12 volume benda berada di
Penyelesaian:
Vrongga = 40 cc = 4×10–5 m3 bawah permukaan air raksa, berapa massa
Fair = W − W ' ↔ ρair Vair g = 3,6 – 2 jenis benda?
Penyelesaian:
178 Fluida Statis
Vraksa = 12 Vbenda Vu m kayu = ρkayu Vkayu ↔ mkayu = 0,6×14
Vbenda = Vraksa + Vair Vz ↔ mkayu = 8,4 gram
↔ Vbenda = 12 Vbenda + Vair N. Kohesi dan Adhesi
wbenda F
↔ Vbenda – 12 Vbenda = Vair Kohesi ialah gaya tarik-menarik antara
molekul-molekul zat yang sejenis.
↔ Vair = 12 Vbenda
Wbenda = Fraksa + Fair a b
↔ ρbenda Vbenda g = ρraksa Vraksa g + ρair Vair g Gambar 15
↔ ρbenda Vbenda= ρraksa × 1 Vbenda+ρair × 1 Vbenda Adhesi ialah gaya tarik-menarik molekul-
2 2
↔ ρbenda = 12 (ρraksa + ρair ) molekul zat yang tidak sejenis.
Jika air diteteskan pada kaca, maka akan
↔ ρbenda = 12 (13,6 + 1) ↔ ρbenda = 12 ×14,6 menempel (melebar) pada kaca tersebut
↔ ρbenda = 7,3 gram/cm3 (membasahi kaca).
Hal ini disebabkan adhesi lebih besar daripada
41. Dalam sebuah bak berisi air raksa dan air.
kohesi (bersifat adhesif).
Kemudian sebuah benda yang volumenya
Tetapi bila air raksa diteteskan pada kaca,
10 cm3 massa jenisnya 8,56 gram/cm3 maka tidak mau menempel (tidak membasahi).
dimasukkan ke dalam kedua zat cair. Hal ini disebabkan kohesi lebih besar daripada
Berapa volume benda yang berada di atas adhesi (bersifat kohesif).
permukaan air raksa?
Penyelesaian: O. Meniskus
ρbenda = 8,56 gram/cm3, Va Meniskus ialah bentuk permukaan zat cair
Vbenda = 10 cm3 Vr terhadap tempatnya.
Vbenda = Vair + Vraksa Fair Fraksa Meniskus berupa cekung atau cembung.
wbend
↔ 10 = Vair + Vraksa Contoh:
Vraksa = 10 – Vair . . . . . (i) Air yang dimasukkan dalam tabung kaca,
Wbenda = Fair + Fraksa maka permukaannya berbentuk cekung.
↔ ρbenda Vbenda g = ρair Vair g + ρraksa Vraksa g
↔ 8,56×10 = 1×Vair + 13,6 (10 – Vair)
↔ 85,6 = Vair + 136 – 13,6 Vair
↔ 85,6 – 136 = – 12,6 Vair α
↔ – 50,4 = – 12,6 Vair ↔ Vair = 4 cm3
42. Sepotong porselin massa jenisnya
2,4 gram/cm3 dan volumenya 4 cm3, diikat
dengan kayu yang massa jenisnya Gambar 16
0,6 gram/cm3. Bila keduanya melayang Hal ini disebabkan adhesi lebih besar daripada
dalam air, berapa kohesi.
massa kayu? Tetapi bila air raksa yang dimasukkan ke
Penyelesaian: dalam tabung kaca, maka bentuk
wkayu
ρpor = 2,4 gram/cm3, permukaannya cembung.
Vpor = 4 cm3, wpor F
ρkayu = 0,6 gram/cm3,
Vair = Vpor + Vkayu . . . . . (i)
α
Fair = Wpor + Wkayu
↔ ρair Vair g = ρpor Vpor g + ρkayu Vkayu g
↔ ρair Vair = ρpor Vpor + ρkayu Vkayu
↔ 1 (Vpor + Vkayu) = 2,4×4 + 0,6 Vkayu
Gambar 17
↔ 4 + Vkayu = 9,6 + 0,6 Vkayu
Hal ini disebabkan kohesi lebih besar daripada
↔ Vkayu + 0,6 Vkayu = 9,6 – 4
adhesi.
3
↔ 0,4 Vkayu = 5,6 ↔ Vkayu = 14 cm
Fluida Statis 179
P. Tegangan permukaan 105
Bila zat cair diteteskan di udara, maka tetes zat γ = 0,3 N/m = 0,3× = 300 dyne/cm
cair tersebut cenderung ingin membuat 10 2
Karena permukaannya 2, maka:
permukaan sekecil-kecilnya, sehingga
berbentuk bola. F = 2 γ L . . . . (dihafal) (i)
3
Hal ini disebabkan kohesi lebih besar daripada ↔ F = 2×300×5 ↔ F = 3×10 dyne
adhesi dengan udara. ↔ F = 3000 dyne
Permukaan zat cair seolah menjadi selimut. Wkawat = m kawat g ↔ Wkawat = 2×980
Permukaan zat cair ini tampak menegang. ↔ Wkawat = 1960 dyne
Contoh akibat adanya tegangan permukaan: F = Wkawat + W ↔ W = F – Wkawat
(1) Serangga dapat berjalan di permukaan air.
↔ W = 3000 – 1960 ↔ W = 1140 dyne
(2) Gillet (silet) atau jarum yang diletakkan
perlahan dapat menempel di atas 44. Sebatang jarum massanya 1 gram dan
permukaan air. panjangnya 4 cm diletakkan perlahan di
(3) Terbentuknya gelembung air sabun. atas permukaan cairan. Bila jarum mulai
(4) Naik atau turunnya zat cair pada pipa yang akan tenggelam, berapa koefisien
sempit (kapiler). tegangan permukaan cairan?
Tegangan permukaan zat cair dinyatakan Penyelesaian:
sebagai besaran fisik yang dilambangkan m = 1 gram = 10–3 kg, L = 4 cm = 4×10–2 m
dengan γ. Gaya F bekerja pada salah satu sisi jarum,
Tegangan permukaan zat cair adalah maka:
perbandingan antara gaya (F) dengan keliling
tepi permukaan zat cair yang menempel pada Ftotal = F2 + F2 + 2 F F cos α
tempatnya (L). Karena α sangat kecil, maka dapat dianggap
F nol. Sehingga:
γ= . . . . . . . (33)
L ↔ Ftotal = 2F2 + 2F2 cos 0
↔ F = γ L . . . . . . . (34)
Ftotal = 2F + 2F ×1
2 2

F = gaya tegangan permukaan, satuannya
N ↔ Ftotal = 2F2 + 2F2 ↔ Ftotal = 4F2
L = keliling, satuannya meter (m) ↔ Ftotal = 2 F ↔ Ftotal = 2 γ L . . (i)
γ = (koefisien) tegangan permukaan, Pada saat jarum mulai akan tenggelam:
satuannya N/m Ftotal = m g
Contoh Soal: ↔ 2 γ L = m g . . . (dihafal) (ii)
↔ 2 γ×4×10 = 10 ×10
–2 –3
43. Sebuah kawat berbentuk
↔ γ = 0,125 N/m
huruf U pada kakinya
terdapat kawat kecil lurus 45. Sebatang jarum panjangnya 3 cm
yang massanya 2 gram dan diletakkan perlahan di atas permukaan air.
panjangnya 5 cm yang Bila koefisien tegangan permukaan air =
dapat bergeser bebas (lihat 7,25×10–2 N/m, berapa gram massa
gambar). Kemudian maksimum jarum?
susunan itu dicelupkan ke Penyelesaian:
W
dalam larutan sabun yang Wk L = 3 cm = 3×10–3 m, γ = 7,25×10–2 N/m
mempunyai koefisien 2 γ L = m g ↔ 2×7,25×10–2× 3×10–3 = m×10
W
tegangan permukaan –5 –6
↔ 43,5×10 = 10 m ↔ m = 43,5×10 kg
0,3 N/m sehingga terdapat
↔ m = 43,5 gram
lapisan. Percepatan gravitasi bumi
980 cm/det2. Berapa beban W yang harus 46. Sebuah silet panjangnya 4 cm dan
digantung pada kawat kecil agar kawat lebarnya 2 cm massanya 0,9 gram
setimbang? diletakkan perlahan di atas permukaan
Penyelesaian: cairan. Percepatan gravitasi bumi
10 m/det2. Bila silet akan tenggelam,
berapa tegangan permukaan cairan?
180 Fluida Statis
Penyelesaian: b) Bila zat cairnya tidak membasahi dinding
Keliling silet = 2 (panjang + lebar) kaca, permukaan zat cair akan turun.
Keliling silet = 2×(4 + 2) = 12 cm2
W = m g ↔ W = 0,9×1000 = 900 dyne
F = W ↔ F = 900 dyne
F = γ keliling silet . . (dihafal) (i) y
↔ 900 = γ ×12 ↔ γ = 75 dyne/cm

47. Sebuah gelembung air sabun jari-jarinya


0,5 cm mempunyai tegangan permukaan α
2,5×103 dyne/cm. Berapakah perbedaan
tekanan di dalam dan di luar gelembung Gambar 19
air sabun tersebut? Kenaikan atau turunnya permukaan zat cair
Penyelesaian: sama dengan gaya adhesi/kohesi dari zat cair,
L = keliling sisi = 2 π r . . . . (i) yaitu sebesar:
Karena permukaan gelembung ada 2, yaitu di F = γ×keliling cos α ↔ F = γ×2 π r cos α
dalam dan di luar, maka: Gaya ini menarik/mendorong zat cair seberat
Fkanan = 2 γ keliling ↔ Fkanan = 2 γ ×2 π r zat cairnya:
↔ Fkanan = 4 γ π r . . (dihafal) (ii) W = m g = ρ V g = ρ A y g = ρ π r2 y g
Karena zat cair dalam keadaan setimbang
P = Pdalam − Pluar . . . . (iii)
(diam),
Fkiri = P A ↔ Fkiri = P π r2 . . (iv) maka:
Fkiri = Fkanan ↔ P π r = 4 γ π r
2
W=F ↔ ρ π r y g = γ 2 π r cos α
2

4γ 2 γ cos α
P= . . . . . . . (dihafal) y= . . . . . (35)
r ρg r
4 × 2,5 ×103 4 2 y = kenaikan/turunnya zat cair dalam pipa
↔ P= ↔ P = 2×10 dyne/cm
0,5 kapiler, satuannya m
γ = koefisien tegangan permukaan,
Q. Kenaikan/Turunnya Zat Cair Dalam
satuannya N/m
Pipa Kapiler
ρ = massa jenis zat cair, satuannya kg/m3
Bila pipa kapiler yang kedua ujungnya terbuka
g = percepatan gravitasi bumi, satuannya
dimasukkan secara vertikal ke dalam zat cair,
m/det2
maka:
r = jari–jari penampang dalam pipa,
a) Bila zat cair membasahi dinding kaca,
satuannya m
permukaan zat cair akan naik.
α = sudut kontak zat cair terhadap dinding
bagian bawah permukaan zat cair,
satuannya derajat (°)
Zat cair yang membasahi dinding α < 90°,
α sehingga cos α berharga positif, akibatnya y
y
positif, artinya zat cair naik. Sedangkan zat
cair yang membasahi dinding α > 90°,
sehingga cos α berharga negatif, akibatnya y
negatif, artinya zat cair turun.
Gambar 18 Contoh Soal:
48. Sebuah tabung pipa kapiler jari-jari
penampang dalamnya 0,5 mm, kedua
ujungnya terbuka dicelupkan vertikal ke
dalam air yang massa jenisnya
1 gram/cm3, koefisien tegangan
permukaannya 72,5 dyne/cm, sudut kontak
air 60°. Bila percepatan gravitasi bumi
Fluida Statis 181
10 m/det2, berapa kenaikan permukaan air gesek. Gaya gesek dalam zat cair disebut juga
dalam pipa? gaya stokes, yang besarnya dinyatakan sebagai
Penyelesaian: berikut:
r = 0,5 mm = 5×10–4 m, Sebuah bola dilepaskan dari permukaan zat
ρ = 1 gram/cm3 = 1000 kg/m3, cair. Pada gerakan dari A ke B geraknya
γ = 72,5 dyne/cm = 7,25×10–2 N/m, α = 60°, dipercepat. Setelah itu, geraknya konstan. Pada
g = 10 m/det2 saat ini bekerja gaya gesek yang arahnya ke
2 γ cos α atas atau disebut gaya stokes, yang besarnya:
y= FS = 6 π r η v max . . . . . (36)
ρg r
FS = gaya stokes, satuannya N atau
2 × 7,25 ×10 −2 × cos 60° dyne
↔ y=
1000 ×10 × 5 ×10 −4 r = jari-jari bola, satuannya m atau cm
0,145 1 vmax= kecepatan maksimum, satuannya
↔ y= ×
5 2 m/det atau cm/det
↔ y = 0,0145 m = 1,45 cm η = Viskositas (koefisien kekentalan),
satuannya N.det/m2 atau dyne.det/cm2
49. Sebuah pipa kapiler berjari-jari 0,6 mm 1 dyne.det/cm2 = 1 poice = 100 centi.poice =
kedua ujungnya terbuka dicelupkan ke 100 cp
dalam air raksa yang massa jenisnya Kekentalan minyak pelumas pada umumnya
13,6 gram/cm3. ternyata permukaan air dinyatakan dengan skala yang telah ditentukan
raksa turun 2 mm. Sudut sentuh air raksa
oleh Society of Automotive Engineers.
dengan pipa kapiler 120° dan percepatan Minyak yang SAE-nya 10 pada suhu 54,4°C
gravitasi bumi 10 m/det2. Berapa tegangan
kekentalannya kira-kira di antara 160 cp
permukaan air raksa?
sampai 220 cp, kekentalan 20 SAE di antara
Penyelesaian: 230 cp sampai 300 cp, SAE 30 di antara
r = 0,6 mm = 0,06 cm, y = – 2 mm = 0,2 cm,
360 cp sampai 430 cp.
g = 10 m/det2 = 1000 cm/det2
Berikut beberapa contoh viskositas beberapa
2 γ cos α
y= ↔ y ρ g r = 2 γ cos α zat cair:
ρg r Tabel viskositas zat cair
↔ – 0,2×13,6×1000×0,06 = 2 γ cos 120° Nama Zat Suhu (°C) η (cp)
↔ – 163,2 = 2 γ (– 0,5) ↔ – 163,2 = – γ Alkohol 20 16
↔ γ = 163,2 dyne/cm (ethyl)
Glyserin 20 830
R. Viskositas (Kekentalan)
Minyak 15 660
Pelumas
Berat
Minyak 15 113
Pelumas
Ringan
Air 20 1,55
raksa
Air 20 1
Selain gaya stokes, ada lagi gaya yang bekerja
Gambar 20 pada benda yaitu:
Fluida cair yang kita bicarakan di depan – gaya berat:
adalah fluida ideal, yang adanya
W = m g = ρbenda V g
hanya dalam angan-angan. Sedangkan dalam
4 3
praktik, yang ada adalah fluida sejati. Salah ↔ W = ρb πr g
satu cirinya adalah mempunyai kekentalan 3
(Viskositas) yang menyebabkan gaya gesekan 4
↔ W = πρb gr 3 . . . . . (37)
pada tiap geraknya. 3
Atau kalau ada benda yang bergerak di – gaya ke atas
dalamnya, maka benda akan mengalami gaya
182 Fluida Statis
4 3
Fa = ρzat V g ↔ Fa = ρz πr g
3
4
↔ W = πρz gr 3 . . . . . (38)
3
Karena benda bergerak dengan kecepatan
konstan, maka:
FS + Fa = W ↔ FS = W – Fa
4 4
↔ 6 π r η vmax = ρb π r3 g – ρz π r3 g
3 3
↔ 4,5 η v max = (ρb − ρz ) g r . . (39)
2

ρbenda & ρzat = massa jenis benda dan zat


cair, satuannya gram/cm3
Contoh Soal:
50. Berapa kecepatan maksimum sebuah bola
baja (ρb = 8 gr/cm3) radius 2 mm yang
dijatuhkan di dalam tangki berisi glyserin
(ρg = 1,3 gr/cm3 dan ηg = 8,3 poice) dan
percepatan gravitasi 980 cm/det2?
Penyelesaian:
r = 2 mm = 0,2 cm
4,5 η v max = (ρb − ρz ) g r 2
↔ 4,5×8,3 vmax = (8 – 1,3) × 0,22 × 980
↔ 37,35 vmax = 6,7 × 0,04 × 980
↔ 37,35 vmax = 262,64
↔ vmax = 7 cm/det
51. Sebuah bola logam massa jenisnya
6 gram/cm3 berjari-jari 3 mm dilepaskan
ke dalam suatu zat cair yang massa
jenisnya 0,9 gram/cm3. Percepatan
gravitasi bumi 980 cm/det2. Bila kecepatan
maksimum yang dialami 12 cm/det.
Berapa viskositas zat cair tersebut?
Penyelesaian:
r = 3 mm = 0,3 cm
4,5 η v max = (ρb − ρz ) g r 2
↔ 4,5 η × 12 = (6 – 0,9) × 0,32 × 980
↔ 54 η = 5,1 × 0,09 × 980
↔ η = 8,33 poice

Fluida Statis 183


10. Benda A volumenya 2 kg dicampur dengan
Soal Latihan
benda B yang massanya 64 kg dan massa
Massa Jenis jenisnya 8 gram/cm3. Bila massa jenis
1. Berapa kg/m3 massa jenis 6 kg cairan yang campurannya 7,8 gram/cm3, berapa massa
volumenya 8 liter? jenis benda A?
ρ = 750 kg/m3 ρA = 7 gram/cm3

2. Berapa gram massa sepotong besi yang 11. Benda A massanya 18 kg dicampur dengan
volumenya 300 cm3, jika diketahui massa benda B yang massanya 36 kg dan massa
jenisnya = 6,9 gram/cm3? jenisnya 4 gram/cm3. Bila massa jenis
m = 2070 gram campurannya 4,5 gram/cm3, berapa massa
3. Berapa volume 36 kg logam yang massa jenis benda A?
ρA = 6 gram/cm3
jenisnya 7,2 gram/cm3?
V = 5000 cc 12. 1,6 kg alkohol yang massa jenisnya =
0,8 gram/cm3 dicampur dengan air yang
Massa Jenis Campuran
massa jenisnya = 1 gram/cm3. Diperoleh
4. Sepotong besi volumenya 5 cm3 dicampur massa jenis campurannya = 0,92 gram/cm3.
dengan 1 cm3 baja. Bila diketahui massa Berapa massa air?
jenis besi 7,2 gram/cm3 dan massa jenis baja mA = 3 kg
7,8 gram/cm3, berapa massa jenis 13. Benda A massa jenisnya 2 gram/cm3
campurannya? volumenya 4 cm3 dicampur dengan benda B
ρC = 7,3 gram/cm3
massa jenisnya 4 gram/cm3. Bila massa
5. 96,5 gram emas dicampur dengan 26,7 gram jenis campurannya 3,2 gram/cm3, berapa
tembaga. Bila diketahui massa jenis emas massa benda B?
19,3 gram/cm3 dan massa jenis tembaga mB = 24 gram
8,9 gram/cm3, berapa massa jenis 14. Benda A massa jenisnya 5 gram/cm3 dan
campurannya? massanya 10 kg dicampur dengan benda B
ρC = 15,4 gram/cm3
yang massa jenisnya 7 gram/cm3. Bila
6. Benda A volumenya 2 cm3 dan massa massa jenis campurannya 6,2 gram/cm3,
jenisnya 3 gram/cm3 dicampur dengan berapa volume benda B?
benda B yang massanya 15 gram dan massa VB = 3 cm3
jenisnya 5 gram/cm3. Berapa massa jenis 15. Diketahui massa jenis air = 1 gram/cm3 dan
campurannya? massa jenis alkohol = 0,8 gram/cm3. Massa
ρC = 4,2 gram/cm3 jenis campuran antara air dengan alkohol =
7. Benda A massanya 12 gram dan massa 0,84 gram/cm3. Bila volume alkohol yang
jenisnya 6 gram/cm3 dicampur dengan dicampur = 8 liter, berapa liter volume
benda B yang massanya 3 cm3 dan massa airnya?
jenisnya 8 gram/cm3. Berapa massa jenis VA = 2 kg
campurannya? Tekanan
ρC = 7,2 gram/cm3
16. Sebuah tas dan isinya massanya 1,5 kg
8. Benda A massanya 6 kg massa jenisnya mempunyai tali penggantung yang lebarnya
2 gram/cm3 dicampur dengan benda B yang 2 cm. Percepatan gravitasi bumi = 10
massanya 30 kg. Bila massa jenis m/.det2. Bagian yang menempel pada
campurannya 4 gram/cm3, berapa massa pundak sepanjang 15 cm. Berapa tekanan
jenis benda B? yang diterima pundak?
ρB = 5 gram/cm3 P = 0,5 N/cm2
3
9. Benda A volumenya 2 cm massa jenisnya 17. Sebuah tas mempunyai tali penggantung
7 gram/cm3 dicampur dengan benda B yang yang lebarnya 2,5 cm digantung di pundak.
massanya 18 kg. Bila massa jenis Percepatan gravitasi bumi = 10 m/.det2.
campurannya 6,4 gram/cm3, berapa massa Bagian yang menempel pada pundak 20 cm.
jenis benda B? Bila tekanan 0,3 N/cm2, berapa massa tas
ρB = 6 gram/cm3
dan isinya?

184 Fluida Statis


m = 0,75 kg tengah sumbunya = 2000 N/m2. Dengan
18. Sebuah tongkat beratnya 6 newton dan menganggap permukaan minyak selalu
panjangnya 1,5 meter terbuat dari kayu berhubungan dengan udara luar, berapa
yang massa jenisnya 0,8 gram/cm3 tekanan pada tengah-tengah sumbunya
diletakkan berdiri di atas lantai. Berapa dalam posisi tidur?
tekanan yang diterima lantai? Pt = 3200 N/m2
P = 1,2 N/cm2 25. Sebuah tabung berbentuk silinder
19. Sebuah kotak volumenya 30 dm dan 3 volumenya 45000π cm3 dan jari-jari
tingginya 2 dm terletak di lantai. penampangnya 30 cm berisi penuh minyak.
Percepatan gravitasi bumi = 10 m/.det2. Bila Percepatan gravitasi bumi 1000 cm/det2.
tekanan yang diterima lantai 1,8×105 N/m2, Dalam posisi tidur (dengan menganggap
berapa massa jenis benda? permukaan minyak selalu berhubungan
ρ = 6 gram/cm3 dengan udara luar), tekanan pada tengah-
tengah sumbunya = 2700 N/m2. Dengan
Tekanan Hidrostatika
menganggap permukaan minyak selalu
20. Seorang penyelam berada pada kedalaman berhubungan dengan udara luar, berapa
20 meter dari permukaan air laut. Berapa tekanan pada tengah-tengah sumbunya
tekanan yang diterima telinga penyelam dalam posisi berdiri?
tersebut bila dianggap percepatan gravitasi Pb = 2250 N/m2
bumi 10 m/det2? Hukum Utama Hidrostatika
P = 2×105 N/m2
26. Titik A dan B terletak pada satu bidang
21. Seorang penyelam sedang menyelam dalam
datar dalam air yang massa jenisnya
air laut. Tekanan yang diterima telinga
1 gram/cm3. Bila dianggap percepatan
penyelam tersebut = 3×105 N/m2. Bila gravitasi bumi 1000 cm/det2, berapa tekanan
dianggap percepatan gravitasi bumi
pada masing-masing titik?
10 m/det2, berapa kedalamnya? PB = 1200 N/m2
h = 30 meter
Pipa U
22. Sebuah drum luas penampangnya 5000 cm2
Bila tidak diketahui atau ditanyakan, gunakan:
volumenya 200 liter dalam posisi berdiri
berisi 300 liter minyak yang massa jenisnya massa jenis air = ρa = 1 gram/cm3, massa jenis
0,8 gram/cm3. Berapa tekanan hidrostatika minyak = ρm = 0,8 gram/cm3 dan
pada dasar silinder? massa jenis air raksa = ρr = 13,6 gram/cm3
P = 3200 N/m2 27. Sebuah pipa U diisi air. Kemudian pada
23. Sebuah tabung berbentuk silinder kaki kiri dituangkan minyak setinggi 16 cm.
volumenya 30000π cm3 dan jari-jari Berapa perbedaan tinggi permukaan air
penampangnya 20 cm berisi penuh minyak pada kedua kaki pipa U?
yang massa jenisnya 0,9 gram/cm3. ∆h = 3,2 cm
Dianggap percepatan gravitasi bumi 28. Sebuah pipa U diisi air. Kemudian pada
10 m/det2. Dengan menganggap bahwa sisi kaki kanan dituangkan minyak. Bila selisih
atas selalu berhubungan dengan udara luar, tinggi permukaan air di kaki kiri dengan
berapa tekanan hidrostatika pada tengah- permukaan minyak di kaki kanan = 3 cm
tengah sumbu silinder, bila silinder dalam (permukaan minyak yang lebih tinggi),
posisi: berapa tinggi kolom minyak?
a) berdiri? b) tidur? hm = 15 cm
a) Pb = 6750 N/m2 b) Pt = 1800 N/m2
29. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian
24. Sebuah tabung berbentuk silinder pada kaki kanan dituangkan air setinggi
volumenya 50000π cm3 dan jari-jari 8 cm. Lalu dituangkan lagi minyak setinggi
penampangnya 25 cm berisi penuh minyak. 24 cm. Berapa perbedaan tinggi permukaan
Percepatan gravitasi bumi 1000 cm/det2. air raksa pada kaki kiri dengan permukaan
Dalam posisi berdiri (dengan menganggap minyak pada kaki kanan?
permukaan minyak selalu berhubungan hr = 2 cm
dengan udara luar), tekanan pada tengah-
Fluida Statis 185
30. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian permukaan minyak = 18 cm, berapa tinggi
pada kaki kiri dituangkan air setinggi kolom air?
16 cm. sedangkan pada kaki kanan ha = 4 cm
dituangkan minyak setinggi 3 cm. Berapa 36. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian
selisih tinggi permukaan air raksa pada pada kaki kiri dituangkan air. Lalu pada
kedua kaki? kaki kiri dituangkan lagi minyak setinggi
hr = 1 cm 21 cm. Bila selisih tinggi permukaan
31. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian minyak pada kaki kiri dengan permukaan
pada kaki kiri dituangkan air. Kemudian di air raksa pada kaki kanan = 43 cm, berapa
atas air dituangkan lagi minyak. Selisih tinggi kolom air?
tinggi permukaan air raksa pada kedua kaki ha = 24 cm
= 3 cm. Selisih tinggi permukaan minyak Tekanan Udara Luar
dengan permukaan air raksa pada kaki
kanan = 40 cm. Berapa panjang kolom air 37. Jika sikap barometer pada suatu tempat
dan minyak? menunjukkan angka 74 cmHg dan massa
ha = 21 cm dan hm = 22 cm jenis udara 1,3 kg/m3, berapa tinggi tempat
itu dari permukaan air laut?
32. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian h = 7741,5 m
pada kaki kiri dituangkan air. Sedangkan
pada kaki kanan dituangkan minyak 38. Diketahui tekanan udara di permukaan air
sehingga permukaannya lebih rendah laut 1 atm dan massa jenis udara 1,3 kg/m3.
daripada permukaan air. Selisih tinggi Berapa tekanan udara luar pada ketinggian
permukaan air raksa pada kedua kaki = 6 km?
P = 0,25 atm
1 cm. Selisih tinggi permukaan air dengan
permukaan minyak = 11 cm. Berapa 39. Diketahui tekanan udara di permukaan air
panjang kolom air dan minyak? laut 1 atm dan massa jenis udara 1,3 kg/m3.
ha = 20 cm dan hm = 8 cm Pada suatu tempat tekanannya 0,4 atm.
33. Sebuah pipa U diisi glyserin (ρg Berapa tinggi tempat itu dari permukaan air
= 1,25 gram/cm3). Kemudian pada kaki kiri laut?
h = 6277 m
dituangkan air. Sedangkan pada kaki kanan
dituangkan minyak (ρm = 0,9 gram/cm3). 40. Pada suatu saat barometer air raksa
Selisih tinggi permukaan glyserin pada menunjukkan angka 75 cm Hg. Bila air
kedua kaki = 2 cm. Permukaan air dan raksanya diganti air yang massa jenisnya
permukaan minyak sama tingginya. Bila 1 gram/cm3, berapa panjang pipa kapiler
kolom air lebih panjang daripada kolom yang dibutuhkan?
minyak, berapa panjang kolom masing- hair = 10,2 m
masing zat cair? Hukum Boyle
ha = 7 cm dan hm = 5 cm
41. Sebuah tabung perpenghisap volumenya
34. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian 4 liter berisi gas bertekanan 2 atm.
pada kaki kanan dituangkan air dan minyak Kemudian ditekan sehingga volumenya
yang mana panjang kolom minyak = 3 kali berkurang menjadi 2,5 liter. Berapa
panjang kolom air. Setelah setimbang, tekanannya sekarang?
perbedaan tinggi permukaan air raksa pada P2 = 3,2 atm
kedua kaki = 15 cm. Berapa panjang kolom
42. Sebuah pipa kapiler panjangnya 24 cm
minyak?
hm = 12 cm
kedua ujungnya terbuka. Salah satu
ujungnya dicelupkan secara vertikal ke
35. Sebuah pipa U diisi air raksa. Kemudian dalam air raksa sedalam 16 cm. Kemudian
pada kaki kiri dituangkan air. Sedangkan ujung atas ditutup dengan jari lalu diangkat.
pada kaki kanan dituangkan minyak Ternyata ada air raksa yang ikut terangkat
setinggi 22 cm, sehingga permukaan air sepanjang 14 cm. Berapa tekanan udara di
lebih rendah daripada permukaan minyak. tempat itu?
Bila selisih tinggi permukaan air dan P0 = 70 cmHg

186 Fluida Statis


43. Sebuah pipa kapiler panjangnya 28 cm Manometer Tertutup
kedua ujungnya terbuka. Salah satu 49. Sebuah manometer tertutup, pipa U nya
ujungnya dicelupkan secara vertikal ke berisi air raksa. Sebelum dihubungkan
dalam air raksa sedalam 4 cm. Kemudian dengan tabung gas yang akan dihitung
ujung atas ditutup dengan jari lalu diangkat. tekanannya, permukaan air raksa pada
Bila tekanan udara luar 75 cmHg, berapa kedua kaki pipa U sama tingginya, panjang
tinggi kolom air raksa yang ikut terangkat? kolom udara pada kaki kanan pipa U =
h = 3 cm
18 cm dan berhubungan dengan udara luar
44. Sebuah pipa kapiler panjangnya 23 cm yang tekanannya 71 cmHg. Setelah kaki ini
kedua ujungnya terbuka. Salah satu ditutup, dan kaki yang lain dihubungkan
ujungnya dicelupkan secara vertikal ke dengan gas dalam tabung, selisih tinggi
dalam air raksa sedalam 20 cm. Kemudian permukaan air raksa berubah menjadi
ujung atas ditutup dengan jari lalu diangkat. 18 cm. Berapa tekanan gas dalam tabung?
Bila tekanan udara luar 76 cmHg, berapa P = 160 cmHg
tinggi kolom air raksa yang ikut terangkat? 50. Sebuah manometer tertutup, pipa U nya
h = 19 cm
berisi air raksa. Sebelum dihubungkan
45. Sebuah pipa kapiler panjangnya 26 cm dengan tabung gas yang akan dihitung
kedua ujungnya terbuka. Salah satu tekanannya, permukaan air raksa pada
ujungnya dicelupkan secara vertikal ke kedua kaki pipa U sama tingginya, panjang
dalam air raksa sedalam 10 cm. Kemudian kolom udara pada kaki kanan pipa U =
ujung atas ditutup dengan jari lalu diangkat. 24 cm dan berhubungan dengan udara luar
Tekanan udara luar di tempat itu 72 cmHg. yang tekanannya 72 cmHg. Setelah kaki ini
Berapa tekanan udara di atas permukaan air ditutup, dan kaki yang lain dihubungkan
raksa setelah diangkat? dengan gas dalam tabung, selisih tinggi
P2 = 64 cmHg permukaan air raksa berubah menjadi
46. Sebuah pipa kapiler panjangnya 30 cm 16 cm. Berapa tekanan gas dalam tabung?
kedua ujungnya terbuka. Salah satu P = 124 cmHg
ujungnya dicelupkan secara vertikal ke 51. Gas dalam tabung bertekanan 365 cmHg
dalam air raksa sedalam 8 cm. Kemudian diukur dengan menggunakan manometer
ujung atas ditutup dengan jari lalu diangkat. tertutup. Sebelum dihubungkan, tinggi
Tekanan udara luar di tempat itu 72 cmHg. kolom udara pada kaki pipa U yang mesih
Berapa tekanan udara di atas permukaan air berhubungan dengan udara luar yang
raksa setelah diangkat? bertekanan 75 cmHg adalah 26 cm.
P2 = 6 cmHg a) berapa selisih tinggi permukaan air
Manometer Terbuka raksa setelah dihubungkan dengan
tabung gas?
47. Sebuah manometer terbuka digunakan
b) Berapa panjang kolom udara pada kaki
untuk mengukur tekanan gas dalam suatu
pipa U terbuka setelah dihubungkan
tabung. Tekanan udara luar saat itu
dengan tabung?
= 74 cmHg. Bila selisih tinggi permukaan a) h = 40 cm b) h2 = 6 cm
air raksa pada pipa U nya = 8 cm, berapa
tekanan gas dalam tabung tersebut? 52. Gas dalam tabung bertekanan 215 cmHg
P = 82 cmHg diukur dengan menggunakan manometer
tertutup. Sebelum dihubungkan, tinggi
48. Sebuah manometer terbuka digunakan
kolom udara pada kaki pipa U yang mesih
untuk mengukur tekanan gas dalam suatu
berhubungan dengan udara luar yang
tabung. Tekanan udara luar saat itu
bertekanan 74 cmHg adalah 25 cm.
= 72 cmHg. Bila selisih tinggi permukaan
a) Berapa selisih tinggi permukaan air
air raksa pada pipa U nya = 7 cm, berapa
raksa setelah dihubungkan dengan
tekanan gas dalam tabung tersebut?
P = 79 cmHg tabung gas?
b) Berapa panjang kolom udara pada kaki
pipa U terbuka setelah dihubungkan
dengan tabung?

Fluida Statis 187


a) h = 30 cm b) h2 = 10 cm suatu cairan yang massa jenisnya
53. Sebuah manometer tertutup, pipa U nya 0,8 gram/cm3?
berisi air raksa. Sebelum dihubungkan W" = 4,6 N
dengan tabung gas yang akan dihitung 58. Sebuah benda bila ditimbang di udara
tekanannya, permukaan air raksa pada beratnya = 4,5 N. Bila ditim-bang di dalam
kedua kaki pipa U sama tingginya, panjang air, beratnya seolah berkurang menjadi
kolom udara pada kaki kanan pipa U = 4,1 N. Bila ditimbang di dalam cairan lain
27 cm dan berhubungan dengan udara luar beratnya seolah berkurang menjadi 4 N.
yang tekanannya 73 cmHg. Setelah kaki ini Berapa massa jenis cairan itu?
ditutup, dan kaki yang lain dihubungkan ρ = 0,9 gr/cm3
dengan gas dalam tabung, panjang kolom 59. Sebuah benda bila ditimbang di udara
udara di atas permukaan air raksa berubah beratnya = 5,5 N. Bila ditimbang di dalam
menjadi 9 cm. Berapa tekanan gas dalam air, beratnya seolah berkurang menjadi 5 N.
tabung? Bila ditimbang di dalam cairan lain beratnya
P = 255 cmHg
seolah berkurang menjadi 4,9 N. Berapa
54. Sebuah manometer tertutup, pipa U nya massa jenis cairan itu?
berisi air raksa. Sebelum dihubungkan ρ = 1,2 gr/cm3
dengan tabung gas yang akan dihitung 60. Sebuah bola berongga (ρbola = 6 gram/cm3)
tekanannya, permukaan air raksa pada bila ditimbang di udara beratnya
kedua kaki pipa U sama tingginya, panjang 4,5 newton. Bila ditimbang dalam zat cair
kolom udara pada kaki kanan pipa U = (ρair = 0,8 gram/cm3), beratnya seolah
28 cm dan berhubungan dengan udara luar
berkurang menjadi 3,5 newton. Berapa
yang tekanannya 76 cmHg. Setelah kaki ini
volume rongga?
ditutup, dan kaki yang lain dihubungkan Vr = 50 cm3
dengan gas dalam tabung, panjang kolom
udara di atas permukaan air raksa berubah 61. Sebuah bola berongga (ρbola = 12 gram/cm3)
menjadi 16 cm. Berapa tekanan gas dalam bila ditimbang di udara beratnya 6 newton.
tabung? Bila ditimbang dalam zat air, beratnya
P = 157 cmHg seolah berkurang menjadi 5,3 newton.
Berapa volume rongga?
Hukum Pascal Vr = 20 cm3
55. Sebuah kempa hidrolik mempunyai pipa 62. Sebuah bola berongga volume rongganya
yang luas penampangnya berturut-turut 25 cc, bila ditimbang di udara beratnya
25 cm2 dan 0,2 m2. Pada penampang yang 4 newton. Bila ditimbang dalam zat cair
besar digunakan untuk mengangkat mobil (ρz = 0,8 gram/cm3), beratnya seolah
yang massanya 2,5 ton. Berapa massa beban berkurang menjadi 3,4 newton. Berapa
yang harus diletakkan pada penampang massa jenis bola?
yang kecil? ρb = 8 gram/cm3
m = 31,25 kg
63. Sebuah bola berongga volume rongganya
Hukum Archimedes 75 cc, bila ditimbang di udara beratnya
56. Sebuah benda bila ditimbang di udara 4,5 newton. Bila ditimbang dalam zat cair
beratnya = 4 N. Bila ditimbang di dalam (ρz = 1,2 gram/cm3), beratnya seolah
minyak yang massa jenisnya 0,8 gram/cm3, berkurang menjadi 3 newton. Berapa massa
beratnya seolah berkurang menjadi 3,6 N. jenis bola?
Berapa berat benda bila ditimbang di dalam ρb = 9 gram/cm3
air? 64. Sebuah bola (ρb = 10 gram/cm3) berongga
W" = 3,5 N
volume rongganya 75 cc, bila ditimbang di
57. Sebuah benda bila ditimbang di udara udara beratnya 5 newton. Bila ditimbang
beratnya = 5 N. Bila ditimbang di dalam air dalam zat cair, beratnya seolah berkurang
beratnya seolah berkurang menjadi 4,5 N. menjadi 3,5 newton. Berapa massa jenis zat
Berapa berat benda bila ditimbang di dalam cair?
ρz = 1,2 gram/cm3

188 Fluida Statis


65. Sebuah bola (ρb = 6 gram/cm3) berongga Berapa volume benda yang berada di atas
volume rongganya 100 cc, bila ditimbang di permukaan air raksa?
udara beratnya 4,5 newton. Bila ditimbang Vu = 14 cc
dalam zat cair, beratnya seolah berkurang 73. Dalam sebuah bak berisi air raksa dan
menjadi 3,1 newton. Berapa massa jenis zat minyak (ρm = 0,8 gram/cc). Kemudian
cair? sebuah benda yang volumenya 30 cm3 dan
ρz = 0,8 gram/cm3 massa jenisnya 12,32 gram/cm3 dimasukkan
66. Sebuah botol kosong volumenya 90 cc ke dalam kedua zat cair. Berapa volume
ditutup rapat, bila mengapung di permukaan benda yang berada di bawah permukaan air
minyak, maka 0,4 volumenya berada di atas raksa?
permukaan minyak. Bila ke dalam botol Vr = 27 cc
diisikan 56 gram minyak, maka akan 74. Sepotong porselin massa jenisnya
melayang dalam minyak sejenis. Berapa 2,4 gram/cm3 dan volumenya 2 cm3, diikat
massa jenis minyak? dengan kayu yang massa jenisnya
ρz = 0,8 gram/cc 0,6 gram/cm3. Bila keduanya melayang
67. Sebuah botol kosong volumenya 120 cc dalam air, berapa massa kayu?
ditutup rapat, bila mengapung di permukaan mk = 4,2 gram
minyak, maka 0,3 volumenya berada di atas 75. Sepotong gading massa jenisnya
permukaan minyak. Bila ke dalam botol 1,9 gram/cm3 diikat dengan kayu yang
diisikan 80 gram minyak, maka akan massa jenisnya 0,6 gram/cm3 dan
melayang dalam minyak sejenis. Berapa volumenya 9 cm3. Bila keduanya melayang
massa jenis minyak? dalam air, berapa massa gading?
ρz = 0,8 gram/cc mg = 7,6 gram
68. Sebuah balok kayu massa jenisnya 76. Sepotong porselin massa jenisnya
0,7 gram/cm3 dimasukkan ke dalam 2,4 gram/cm3 diikat dengan kayu yang
minyak. Berapa bagian volume balok kayu massanya 4,8 kg dan massa jenisnya
yang berada di atas permukaan minyak (ρm 0,6 gram/cm3. Bila kedua benda melayang
= 0,8 gram/cc)? di dalam minyak yang massa jenisnya
Vu = 0,44 bagian 0,8 gram/cm3, berapa volume porselin?
Vp = 1 dm3
69. Sebuah balok kayu massa jenisnya
0,7 gram/cm3 dimasukkan ke dalam air. 77. Sepotong kaca yang massanya 10,2 kg dan
Berapa bagian volume balok kayu yang massa jenisnya 3,4 gram/cm3 diikat dengan
berada di bawah permukaan minyak (ρm = kayu yang massa jenisnya 0,8 gram/cm3.
0,9 gram/cc)? Bila kedua benda melayang di dalam air,
Vm = 0,72 bagian berapa volume kayu?
Vk = 36 dm3
70. Suatu tabung diisi air raksa dan air.
Kemudian ke dalamnya dimasukkan benda. 78. Sepotong benda massanya 48 gram diikat
Bila 0,3 volume benda berada di bawah dengan 42 gram kayu keduanya melayang
permukaan air raksa, berapa massa jenis dalam air. Bila massa jenis kayu =
benda? 0,6 gram/cm3 dan massa jenis air =
ρb = 4,78 gram/cc 1 gram/cm3, berapa massa jenis benda?
ρb = 2,4 gram/cm3
71. Suatu tabung diisi air raksa dan minyak
(ρm = 0,8 gram/cc). Kemudian ke dalamnya 79. Sepotong benda massanya 72 gram diikat
dimasukkan benda. Bila 0,2 volume benda dengan 9 gram kayu keduanya melayang
berada di atas permukaan air raksa, berapa dalam minyak. Bila massa jenis benda =
massa jenis benda? 2,4 gram/cm3 dan massa jenis minyak =
ρb = 11,04 gram/cc 0,9 gram/cm3, berapa massa jenis kayu?
ρk = 0,6 gram/cm3
72. Dalam sebuah bak berisi air raksa dan air.
Kemudian sebuah benda yang volumenya
20 cm3 dan massa jenisnya 9,82 gram/cm3
dimasukkan ke dalam kedua zat cair.

Fluida Statis 189


Tegangan Permukaan γ = 0,02058 N/m
80. Sebuah kawat berbentuk 84. Sebatang jarum massanya 2 gram dan
huruf U pada kakinya panjangnya 5 cm diletakkan perlahan di atas
terdapat kawat kecil lurus permukaan cairan. Bila jarum mulai akan
yang massanya 3 gram dan tenggelam, berapa koefisien tegangan
panjangnya 4 cm yang dapat permukaan cairan?
bergeser bebas (lihat γ = 0,02 N/m
gambar). Kemudian susunan 85. Sebatang jarum massanya 2,5 gram dan
itu dicelupkan ke dalam panjangnya 4 cm diletakkan perlahan di atas
larutan sabun yang permukaan cairan. Bila jarum mulai akan
mempunyai koefisien tenggelam, berapa koefisien tegangan
tegangan permukaan 0,03 N/m sehingga permukaan cairan?
terdapat lapisan. Percepatan gravitasi bumi γ = 0,03125 N/m
980 cm/det2. Berapa beban W yang harus 86. Sebatang jarum panjangnya 4 cm diletakkan
digantung pada kawat kecil agar kawat perlahan di atas permukaan cairan. Bila
setimbang? koefisien tegangan permukaan cairan =
W = 20,52 gram
6,25×10–2 N/m, berapa gram massa
81. Sebuah kawat berbentuk huruf U pada maksimum jarum?
kakinya terdapat kawat kecil lurus yang m = 5 gram
massanya 4 gram dan panjangnya 6 cm
87. Sebatang jarum panjangnya 5 cm diletakkan
yang dapat bergeser bebas (lihat gambar).
perlahan di atas permukaan cairan. Bila
Kemudian susunan itu dicelupkan ke dapam
koefisien tegangan permukaan cairan =
larutan sabun yang mempunyai koefisien
4×10–2 N/m, berapa gram massa maksimum
tegangan permukaan 0,02 N/m sehingga
jarum?
terdapat lapisan. Percepatan gravitasi bumi m = 2 gram
980 cm/det2. Berapa beban W yang harus
digantung pada kawat kecil agar kawat 88. Sebuah silet panjangnya 5 cm dan lebarnya
setimbang? 3 cm massanya 0,6 gram diletakkan
W = 19,52 gram perlahan di atas permukaan cairan.
Percepatan gravitasi bumi 10 m/det2. Bila
82. Sebuah kawat berbentuk huruf U pada
silet akan tenggelam, berapa tegangan
kakinya terdapat kawat kecil lurus yang
permukaan cairan?
massanya 4 gram dan panjangnya 6 cm γ = 0,0375 N/m
yang dapat bergeser bebas (lihat gambar).
Kemudian susunan itu dicelupkan ke dalam 89. Sebuah silet panjangnya 4,5 cm dan
larutan sabun sehingga terdapat lapisan. lebarnya 2,5 cm massanya 0,7 gram
Percepatan gravitasi bumi 980 cm/det2. diletakkan perlahan di atas permukaan
Untuk mempertahankan lapisan supaya cairan. Percepatan gravitasi bumi 10 m/det2.
setimbang, pada kawat kecil digantungi Bila silet akan tenggelam, berapa tegangan
beban20 gram. Berapa koefisien tegangan permukaan cairan?
permukaan larutan sabun tersebut ? γ = 0,01 N/m
γ = 0,0196 N/m 90. Sebuah gelembung air sabun jari-jarinya
83. Sebuah kawat berbentuk huruf U pada 0,4 cm mempunyai tegangan permukaan
kakinya terdapat kawat kecil lurus yang 0,03 N/m. Berapakah perbedaan tekanan di
massanya 6 gram dan panjangnya 5 cm dalam dan di luar gelembung air sabun
yang dapat bergeser bebas (lihat gambar). tersebut?
Kemudian susunan itu dicelupkan ke dapam ∆P = 30 N/m2
larutan sabun sehingga terdapat lapisan. 91. Sebuah gelembung air sabun jari-jarinya
Percepatan gravitasi bumi 980 cm/det2. 0,25 cm mempunyai tegangan permukaan
Untuk mempertahankan lapisan supaya 0,02 N/m. Berapakah perbedaan tekanan di
setimbang, pada kawat kecil digantungi dalam dan di luar gelembung air sabun
beban 15 gram. Berapa koefisien tegangan tersebut?
permukaan larutan sabun tersebut? ∆P = 32 N/m2

190 Fluida Statis


92. Sebuah gelembung air sabun jari-jarinya Viskositas
0,3 cm. Perbedaan tekanan di dalam dan di 98. Berapa kecepatan maksimum sebuah bola
luar gelembung air sabun tersebut 25 N/m2. baja (ρb = 8 gr/cm3) radius 3 mm yang
Berapa tegangan permukaan air sabun
dijatuhkan di dalam tangki berisi zat cair (ρz
tersebut?
γ = 0,01875 N/m
= 0,9 gr/cm3 dan ηz = 8 poice) dan
percepatan gravitasi 980 cm/det2?
93. Sebuah gelembung air sabun jari-jarinya vm = 17,395 cm/det
0,2 cm. Perbedaan tekanan di dalam dan di
99. Berapa kecepatan maksimum sebuah bola
luar gelembung air sabun tersebut 15 N/m2.
Berapa tegangan permukaan air sabun logam ρl = 7,2 gr/cm3) radius 4,5 mm yang
tersebut? dijatuhkan di dalam tangki berisi zat cair (ρz
γ = 0,0075 N/m = 0,8 gr/cm3 dan ηz = 4 poice) dan
percepatan gravitasi 980 cm/det2?
94. Sebuah tabung pipa kapiler jari-jari vm = 70,56 cm/det
penampang dalamnya 0,4 mm, kedua
ujungnya terbuka dicelupkan vertikal ke 100. Sebuah bola logam massa jenisnya
dalam cairan yang massa jenisnya 8 gram/cm3 berjari-jari 4 mm dilepaskan ke
0,8 gram/cm3, koefisien tegangan dalam suatu zat cair yang massa jenisnya
permukaannya 6 dyne/cm, sudut kontak 0,8 gram/cm3. Percepatan gravitasi bumi
cairan dianggap 60°. Bila percepatan 980 cm/det2. Bila kecepatan maksimum
gravitasi bumi 10 m/det2, berapa kenaikan yang dialami 32 cm/det. Berapa viskositas
permukaan cairan dalam pipa? zat cair tersebut?
η = 7,84 poise
y = 1,875 mm
95. Sebuah tabung pipa kapiler jari-jari 101. Sebuah bola logam massa jenisnya
penampang dalamnya 0,6 mm, kedua 6 gram/cm3 berjari-jari 5 mm dilepaskan ke
ujungnya terbuka dicelupkan vertikal ke dalam suatu zat cair yang massa jenisnya
dalam cairan yang massa jenisnya 1 gram/cm3. Percepatan gravitasi bumi
0,9 gram/cm3, koefisien tegangan 980 cm/det2. Bila kecepatan maksimum
permukaannya 5,4 dyne/cm, sudut kontak yang dialami 25 cm/det. Berapa viskositas
air dianggap 60°. Bila percepatan gravitasi zat cair tersebut?
η = 12,7008 poise
bumi 10 m/det2, berapa kenaikan
permukaan cairan dalam pipa? 102. Berapa kecepatan maksimum sebuah
y = 1 mm bola baja (ρb = 9 gr/cm3) radius 3 mm yang
96. Sebuah pipa kapiler berjari-jari 0,5 mm dijatuhkan di dalam tangki berisi glyserin
kedua ujungnya terbuka dicelupkan ke (ρg = 1,3 gr/cm3 dan ηg = 8,3 poice) dan
dalam cairan yang massa jenisnya percepatan gravitasi 980 cm/det2?
vmax = 4,55 cm/det
1,2 gram/cm3. ternyata permukaan cairan
naik 1,8 mm. Sudut sentuh air raksa dengan 103. Sebuah bola logam massa jenisnya
pipa kapiler dianggap 60° dan percepatan 7 gram/cm3 berjari-jari 2 mm dilepaskan ke
gravitasi bumi 10 m/det2. Berapa tegangan dalam suatu zat cair yang massa jenisnya
permukaan cairan? 0,8 gram/cm3. Percepatan gravitasi bumi
γ = 0,0108 N/m 980 cm/det2. Bila kecepatan maksimum
97. Sebuah pipa kapiler berjari-jari 0,75 mm yang dialami 16 cm/det. Berapa viskositas
kedua ujungnya terbuka dicelupkan ke zat cair tersebut?
η = 0,84 poice
dalam cairan yang massa jenisnya
2,5 gram/cm3. ternyata permukaan cairan 104. Para penyelam di laut menggunakan
naik 1,6 mm. Sudut sentuh air raksa dengan penutup telinga. Apa sebabnya, jelaskan!
pipa kapiler dianggap 60° dan percepatan 105. Jelaskan cara kerja sebuah dongkrak
gravitasi bumi 10 m/det2. Berapa tegangan hidrolik!
permukaan cairan?
γ = 0,03 N/m

Fluida Statis 191


6. Semakin dalam seseorang menyelam dalam
Soal UNAS
air maka ….
Massa Jenis A. Tekanan hidrostatis yang dialami tetap,
1. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur gaya ke atas juga tetap
massa jenis zat cair adalah: B. Tekanan hidrostatis yang dialami
(1) aerometer (2) neraca Mohr bertambah, gaya ke atas juga bertambah
(3) piknometer (4) refraktometer C. Tekanan hidrostatis yang dialami tetap,
gaya ke atas bertambah
Massa Jenis Campuran D. Tekanan hidrostatis yang dialami
2. Massa jenis logam A = 2 kali massa jenis bertambah, gaya ke atas tetap
logam B. Massa logam B = 2 kali massa E. Tekanan hidrostatis yang dialami
logam A. Kedua logam dicampur. Massa bertambah, gaya ke atas berkurang
jenis campurannya adalah..... 7. Barometer berisi air raksa (massa jenis air
A. 0,75 kali massa jenis logam A raksa = 13,6 gram/cm3) menunjukkan angka
B. 0,75 kali massa jenis logam B 76 cm di permukaan laut. Berapakah angka
C. 1,2 kali massa jenis logam A yang ditunjukkan jika air raksa diganti
D. 1,2 kali massa jenis logam B dengan air (massa jenis air = 1 gram/cm3)?
E. 3 kali massa jenis logam B A. 76 cm B. 5,58 m C. 10 m
Tekanan Hidrostatika D. 10,34 m E. 13,6 m
3. Wadah yang berisi minyak dan air seperti 8. Besaran-besaran di bawah ini merupakan
pada gambar, massa jenis minyak adalah 0,8 besaran vektor, kecuali.....
gram/cm3, sedangkan massa jenis air 1 A. momentum B. kecepatan
gram/cm3. Jika C. tekanan D. impuls
percepatan gravitasi g E. gaya
= 10 m/s2 maka 9. Tekanan hidrostatik di titik P pada suatu
tekanan hidrostatis 4m
tabung berisi air adalah 2,2×103 Nm–2. Bila
pada dasar wadah titik P berada pada kedalaman 20 cm dari
adalah..... permukaan air (g = 10 m/s2), maka massa
A. 520 N/ m2 2m
jenis air adalah.....
2
B. 530 N/ m A. 1,1×103 kgm–3 B. 1,0×103 kgm–3
C. 540 N/ m2
C. 1,1×102 kgm–3 D. 1,1×10–2 kgm–3
D. 550 N/ m2
E. 1,0×10–3 kgm–3
E. 560 N/ m2
10. Jika M dimensi massa, L dimensi panjang,
4. Suatu bak yang tingginya 80 cm terisi
dan T dimensi waktu, maka dimensi
penuh suatu zat cair yang massa jenisnya
tekanan adalah.....
0,5 gr/cm3. g = 10 m/s2. Besar tekanan
A. M L–1 T–1 B. M L–1 T–2
hidrostatika pada dasar bak adalah ....
C. M L T–1 D. M L T–2
A. 2.000 N m-2 D. 3.000 N m-2 –2 –3
E. M L T
B. 4.000 N m-2 E. 5.000 N m-2
-2 11. Gambar bejana berhubungan yang berisi air.
C. 6.000 N m
5. Tekanan hidrostatis pada suatu titik dalam
bejana berisi zat cair ditentukan oleh:
1. Massa jenis zat cair
2. Volume zat cair
3. Kedalaman titik dari permukaan zat cair
4. Bentuk bejana Tekanan yang paling besar berada di titik.....
Yang benar adalah ..... A. P B. Q C. R
A. 1,2, dan 3 B. 1, dan 3 D. S E. T
C. 2 dan 4 D. 4 12. Di dalam tabung gelas terdapat minyak
E. 1, 2, 3, 4 setinggi 20 cm. Dengan mengabaikan
tekanan udara luar, tekanan yang terjadi

192 Fluida Statis


pada dasar tabung 1600 Nm–2. Jika A. 500 kg/m3
g = 10 m/s2, maka massa jenis minyak..... B. 600 kg/m3
A. 8×102 kg/m3 B. 8×103 kg/m3 C. 700 kg/m3
C. 8×104 kg/m3 D. 8×105 kg/m3 D. 800 kg/m3
8
E. 8×10 kg/m 3 E. 900 kg/m3
13. Bejana berisi air 18. Air dan minyak dimasukkan ke dalam
dengan massa jenis bejana berhubungan dari lubang yang
1000 kg/m3. Jika berbeda. Setelah mencapai kesetimbangan
g = 10 m/s2, didapat gambar di samping. Bila massa
tekanan hidrostatika jenis air = 1 gram cm–3 dan massa jenis
pada titik P minyak = 0,8 gram cm–3. Selisih tinggi
adalah..... permukaan air dan minyak pada bejana
A. 2×105 N/m2 B. 2×104 N/m2 dalah.....
C. 1×104 N/m2 D. 2×103 N/m2 A. 1 cm B. 2 cm
E. 1×103 N/m2 C. 3 cm D. 4 cm
E. 5 cm
14. Gambar di samping ini melukiskan dua
buah tabung kaca berisi zat cair. Dua tabung Hukum Pascal
yang besarnya sama berisi penuh zat cair, Gambar berikut ini menunjukkan sebuah
perbandingan massa jenis zat cair dalam tabung U yang berisi zat cair dan diberi
tabung I dengan massa jenis zat cair dalam penghisap (berat dan gesekan diabaikan).
tabung II = 4: 5. Maka titik pada tabung I Agar penghisap tetap seimbang, maka
yang mempunyai berat beban F2 yang harus diberikan
tekanan sama adalah.....
besar dengan A. 150 N
tekanan titik P B. 400 N
pada tabung II C. 600 N
adalah..... D. 1200 N
A. K E. 2400 N
B. L Hukum Arcimedes
C. M
19. Sebuah benda homogen mengapung di atas
D. N
air (massa jenis air 1g/cm3) dan 7/10 bagian
E. O
dari benda berada di bawah permukaan air,
15. Apabila pipa barometer diganti dengan pipa massa jenis benda adalah ....
yang luas penampangnya dua kalinya, maka A. 0,5 g/cm3 B. 0,6 g/cm3
pada tekanan udara 1 atmosfer tinggi air C. 0,7 g/cm3 D. 0,8 g/cm3
raksa dalam pipa..... 3
E. 0,3 g/cm
A. 19 cm B. 38 cm C. 76 cm
20. Sebuah balok es terapung di dalam bejana
D. 114 cm E. 152 cm
berisi air gula. Masa jenis es dan air gula
16. Suatu zat cair mempunyai kerapatan masing-masing adalah 0,80 gram/cm3 dan
1020 kg/m3. Tekanan zat cair akan menjadi 1,2 gram/cm3. Bagian es yang terendam
101% dari tekanan pada permukaan (dengan dalam air adalah ....
tekanan atmosfer = 1,01×105 N/m2 pada A. 90% C. 75% E. 65%
kedalaman dari permukaan B. 25% D. 10%
(g = 9,8 m/s2)..... 21. Sebuah benda homogen mengapung di atas
A. 10,0 cm B. 10,1 cm air (massa jenis air 1g/cm3) dan 3/10 bagian
C. 10,2 cm D. 98 cm dari benda berada di atas permuakaan air,
E. 100 cm massa jenis benda adalah ....
Pipa U A. 0,5 g/cm3 \ B. 0,6 g/cm3
17. Sebuah pipa U berisi air dan minyak seperti C. 0,7 g/cm3 D. 0,8 g/cm3
pada gambar, jika massa jenis air 1000 E. ,3 g/cm3
kg/m3 , maka massa jenis minyak adalah......
Fluida Statis 193
22. Apabila benda yang terapung di air 29. Sepotong kaca di udara memiliki berat
massanya m mendapatkan gaya ke atas (F), 25,0 N. Jika dimasukkan ke dalam air,
maka..... beratnya menjadi 15,0 N. Bila massa jenis
A. F > mg B. F = m C. F < mg air adalah 1,00×103 kg/m3 dan percepatan
D. F < m E. F = mg gravitasi bumi = 10 m/s2, maka massa jenis
23. Kapal yang terbuat dari besi terapung di kaca adalah.....
permukaan air, karena..... A. 1,5×103 kg/m3 B. 2,5×103 kg/m3
A. massa jenis air lebih kecil daripada C. 3,5×103 kg/m3 D. 4,5×103 kg/m3
massa jenis besi E. 5,5×103 kg/m3
B. ada motor yang diletakkan di dalamnya 30. Alat yang bukan merupakan penerapan
C. massa kapal dibagi volumenya lebih hukum Archimedes adalah.....
kecil daripada massa jenis air A. kapal laut B. galangan kapal
D. jawaban A, B, dan C benar C. balon udara D. hidrometer
E. jawaban A, B, dan C salah E. semprotan obat nyamuk
24. Sebuah benda bila ditimbang di udara 31. Massa sesungguhnya dari sebuah benda
massanya 3,6 kg. Bila ditimbang dalam air adalah 300 gram. Jika ditimbang di dalam
(massa jenis air = 1 gram/cm3) massanya air massanya seolah-olah menjadi 225 gram,
seolah-olah menjadi 2 kg. Bila ditimbang di dan jika ditimbang di dalam suatu cairan
dalam minyak, massanya seolah menjadi lain massanya seolah-olah menjadi
2,4 kg. Jadi massa jenis minyak adalah... 112,5 gram. Jika diandaikan bahwa rapat
A. 0,5 gr/cm3 B. 0,75 gr/cm3 massa air adalah 1 gram/cm3, maka rapat
C. 1 gr/cm3 D. 1,25 gr/cm3 massa cairan itu adalah...
3
E. 2,25 gr/cm A. 0,83 gram/cm3 B. 1,20 gram/cm3
25. Berat benda di udara 5 N. Apabila C. 2,50 gram/cm3 D. 2,67 gram/cm3
ditimbang dalam minyak tanah (massa jenis E. 3,00 gram/cm3
= 0,8 g/cm3) beratnya 3,4 N. Jika 32. Jika kita berdiri dekat rel dan kebetulan
g = 9,8 m/s2, maka massa jenis benda lewat serangkaian kereta api cepat, maka
adalah..... kita.....
A. 800 kg/m3 B. 1000 kg/m3 A. merasa ditarik menuju rel
C. 1500 kg/m3 D. 1800 kg/m3 B. merasa didorong menjauhi rel
3
E. 2500 kg/m C. kadang-kadang merasa ditarik
26. Dimensi M L–1 T–2 menyatakan dimensi..... D. ditarik atau didorong tergantung
A. gaya B. energi kecepatan kereta api
C. daya D. tekanan E. tidak merasa apa-apa
E. momentum 33. Suatu benda memiliki berat di udara 20 N
27. Sebuah balok besi yang beratnya di udara dan di dalam air 18 N. Gaya ke atas yang
50 N dimasukkan seluruhnya ke dalam air diberikan oleh air terhadap benda tersebut
dan ternyata beratnya menjadi 40 N. adalah ….
Apabila massa jenis air 1 gram.cm–3 dan A. 38 N C. 1,02 N E. 2 N
percepatan gravitasi = 10 m/s2, maka B. 10 N D. 15 N
volume balok tersebut... 34. Sebuah benda pejal yang massa jenisnya a
A. 10–3 m3 B. 4×10–3 m3 di masukkan dalam zat cair yang massa
–3 3
C. 5×10 m D. 103 m3 jenisnya b maka benda akan:
E. 5×103 m3 1. terapung jika a < b
28. Sebuah benda massanya 5 kg dan ditimbang 2. tenggelam jika b = a
dalam air beratnya 20 N. Apabila massa 3. mengalami gaya ke atas seberat benda
jenis air 1 gr/cm3 dan g = 10 m/s2, berarti pejal
volume benda tersebut adalah... Pernyataan di atas yang benar . . . .
A. 1,0×10–2 m3 B. 7,0×10–3 m3 A. 1 dan 2 C. 1 dan 3 E. 2 dan 3
–3 3 B. 3 D. 1
C. 4,0×10 m D. 3,0×10–3 m3
E. 2,5×10–3 m3
194 Fluida Statis
35. Sepotong besi bermassa 4 kg dan massa 41. Berat gabus yang terapung di air sama
jenisnya 8 gr/cm3 dimasukkan ke dalam air dengan berat air yang volumenya sama
yang massa jenisnya 1 gr/cm3. Di dalam air dengan volume gabus.
berat besi tersebut seolah-olah akan hilang sebab
sebesar .... Benda di dalam zat cair akan kehilangan
A. 5 N C. 15 N E. 20 N berat sebesar berat zat cair yang
B. 35 N D. 50 N dipindahkan oleh benda itu.
36. Gambar di samping menunjukkan sebuah 42. Sebuah benda yang massa jenisnya 34 dari
benda yang terapung pada zat cair yang
massa jenis air, bila dicelupkan ke dalam
massa jenisnya 1200 kg/m3. Bila diketahui
bagian (A) adalah 1/5 dari benda, maka air, maka 14 bagian benda akan terapung
massa jenis benda tersebut adalah..... sebab
A. 600 kg/m3 menurut hukum Archimedes volume benda
B. 960 kg/m3 yang tenggelam sebanding dengan massa
C. 1000 kg/m3 jenis zat cair.
D. 1200 kg/m3 43. Berat gabus yang mengapung di air sama
E. 1600 kg/m3 dengan berat air yang volumenya sama
37. Sebuah gabus (ρgabus = 0,8 g/cm3) dengan besar dengan volume gabus itu
volume 20 cm3 dimasukkan sebab
dalam air. Hitung volume Benda di dalam zat cair akan kehilangan
gabus yang berada di berat seberat zat cair yang dipindahkan
permukaan air (ρair = 1 benda itu.
g/cm3)! Tegangan Permukaan
16 cm3 D. 12 cm3
8 cm 3
E. 4 cm3 44. Pengaruh tegangan permukaan terhadap
2 cm 3 keadaan zat cair adalah.....
A. zat cair cenderung mencari tempat yang
38. Sebuah balok kayu yang volumenya 10–4 m³
lebih rendah
muncul 0,6 bagian ketika dimasukkan ke B. zat cair cenderung memperluas
dalam air yang mempunyai massa jenis permukaannya
103 kgm–3. Jika g = 10 m/s2, besar gaya ke C. zat cair cenderung memperkecil
atas yang dialami benda tersebut adalah..... permukaannya
A. 5×105 N B. 4×105 N D. zat cair cenderung naik pada pipa
5
C. 1×10 N D. 4×10–1 N kapiler
E. 4×10–2 N E. zat cair cenderung turun pada pipa
39. Di dalam sebuah bak berisi air kapiler
(ρair = 1 g/cm3) terapung sebongkah es 45. Serangga dapat berjalan pada permukaan
(ρes = 0,9 g/cm3). Jika volume es yang air, karena:
muncul di permukaan air 50 cm3, volume es A. berat jenis serangga lebih kecil daripada
seluruhnya adalah..... air
A. 45 cm3 B. 50 cm3 C. 90 cm3 B. berat jenis serangga lebih besar
D. 95 cm3 E. 500 cm3 daripada air
40. Suatu benda terapung di atas permukaan air C. berat jenis serangga sama dengan air
yang berlapiskan minyak dengan 50% D. gaya apung Archimedes
volume benda berada di dalam air, 30% di E. tegangan permukaan air
dalam minyak, dan sisanya berada di atas 46. Jarum dapat terapung pada permukaan air,
permukaan minyak. Jika massa jenis karena:
minyak = 0,8 gram/cm3, maka massa jenis A. massa jenis jarum lebih kecil daripada
benda tersebut adalah..... air
A. 0,62 gram/cm3 B. 0,68 gram/cm3 B. massa jenis jarum lebih besar daripada
C. 0,74 gram/cm3 D. 0,78 gram/cm3 air
E. 0,82 gram/cm3 C. gaya apung Archimedes
Fluida Statis 195
D. berat jenis jarum sama dengan berat
jenis air
E. tegangan permukaan air
Kapilaritas
47. Faktor yang tidak memengaruhi kenaikan
atau turunnya permukaan zat cair dalam
pipa kapiler yang berada dalam zat cair
adalah.....
A. sudut kontak
B. tegangan permukaan
C. volume zat cair
D. jari-jari pembuluh kapiler
E. massa jenis zat cair
48. Sebuah pipa kapiler dimasukkan ke dalam
bejana yang berisi zat cair. Kenaikan zat
cair dalam pipa kapiler tidak tergantung
pada.....
A. sudut kontak
B. tegangan permukaan
C. massa jenis zat cair
D. diameter pipa kapiler
E. tekanan udara luar

196 Fluida Statis


Macam-macam termometer menurut
BAB 8: SUHU & KALOR
kebutuhannya:
A. Suhu 1). Termometer maksimum minimum Six
Keadaan panas dingin suatu benda dapat Bellani, digunakan untuk mengukur suhu
dirasakan lewat indera peraba. Tetapi indera maksimum dan suhu minimum suatu
peraba tidak dapat mengukur derajat panas tempat dalam jangka waktu tertentu.
dinginnya suatu benda. Derajat panas dingin 2). Termometer suhu badan (termometer
suatu benda disebut suhu atau temperatur. Jadi maksimum) digunakan untuk mengukur
suhu atau temperatur adalah derajat panas suhu badan.
suatu benda. 3). Termostat, digunakan untuk memperoleh
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu suhu yang tetap.
disebut termometer. 4). Termometer diferensial dan termoskop,
Menurut bahannya, termometer terdiri atas: digunakan untuk mengetahui perbedaan
1). Termometer alkohol, biasanya berwarna suhu dua buah ruangan.
merah, digunakan untuk mengukur suhu- Menurut pembuatannya termometer yang kita
suhu sangat rendah. Sebab alkohol kenal yaitu:
mempunyai titik beku –114°C dan titik 1). Termometer Celsius (C)
didih 78°C. 2). Termometer Reamur (R)
2). Termometer air raksa, warnanya putih 3). Termometer Fahrenheit (F)
perak, digunakan untuk mengukur suhu- Penetapan Skala Pada Termometer:
suhu sedang. Sebab air raksa mempunyai C R F
titik beku –39°C dan titik didih 357°C. 100 80 212
3). Termometer logam (Pirometer) digunakan
untuk mengukur suhu-suhu sangat tinggi.
Zat cair yang sering dipakai untuk mengisi
termometer ialah alkohol dan air raksa.
Kebaikannya daripada zat cair yang lain ∆t 'C ∆t 'R ∆t 'F
tC tR tF
adalah:
1). Mempunyai kalor jenis kecil, sehingga
cepat mengambil panas dari benda yang ∆t C ∆t R ∆t F
akan diukur suhunya, sehingga suhunya
dapat sama dengan suhu benda yang 0 0 32
diukur. Atau cepat menyesuaikan diri
0
dengan suhu benda yang akan diukur.
2). Mempunyai koefisien muai ruang (angka Gambar 1
muai) yang besar dan teratur, supaya Untuk menentukan skala, dipakai pedoman
mudah dilihat perubahan volumenya dan titik tetap bawah ialah air yang sedang
sebanding (linier) terhadap perubahan membeku (es yang sedang melebur) dan titik
suhu. tetap atas ialah air yang sedang mendidih.
3). Tidak membasahi dinding kaca, sehingga 1). Termometer Skala Celsius, titik beku air
pengukurannya lebih teliti. = 0°C dan titik didih air 100°C. Dari 0°C
Tabung pipa kapiler termometer yang baik sampai 100°C dibagi dalam 100 skala.
adalah: 2). Termometer Skala Reamur, titik beku air
1). Mempunyai kalor jenis kecil, supaya = 0°R dan titik didih air 80°R. Dari 0°R
mudah menyesuaikan diri dengan suhu sampai 100°R dibagi dalam 80 skala.
benda yang diukur. 3). Termometer Skala Fahrenheit, titik beku
2). Mempunyai koefisien muai panjang air
(angka muai) kecil, supaya tidak mudah = 32°F dan titik didih air 212°F. Dari 32°F
pecah bila kena panas. sampai 212°F dibagi dalam 180 skala.
3). Terbuat dari kaca yang bening (tembus Sedangkan untuk memperoleh skala 0°F,
pandang), supaya tampak terang dan jelas pada air ditambahkan garam.
dilihat. 1
Jadi: 1 skala C =
100
Suhu & Kalor 197
1 b 16
1 skala R =
80 c 86
1 d 313
1 skala F = Penyelesaian:
180
1 skala R > 1 skala C > 1 skala F a) t R = 54 t C ↔ tR = 54 × 25
Perbandingan pembagian skala: ↔ tR = 20 °R
C: R: F = 100: 80: 180
↔ C: R: F = 5: 4: 9
t F = 95 t C + 32 ↔ tF = 95 × 25 + 32
Dalam perhitungan digunakan rumus: ↔ tF = 77 °F
Dari skala Celsius diubah menjadi skala T = t C + 273 ↔ T = 25 + 273
Reamur:
↔ T = 298 °K
∆t R ∆t 'R t R − 0 80 − 0
= ' ↔ = b) t C = 54 t R ↔ tC = 54 ×16
∆t C ∆t C t C − 0 100 − 0
↔ tC = 20 °C
↔ t R = 54 t C . . . . . . (1)
t F = 94 t R + 32 ↔ tF = 94 × 16 + 32
Sebaliknya dari skala Reamur diubah menjadi
↔ tF = 68 °F
skala Celsius:
T = t C + 273 ↔ T = 20 + 273 = 293 °K
t C = 54 t R . . . . . . . (2)
Dari skala Celsius diubah menjadi skala c) t C = 95 ( t F − 32) ↔ tC = 95 (86 – 32)
Fahrenheit: ↔ tC = 95 × 54 ↔ tC = 30 °C
∆t F ∆t 'F t F − 32 212 − 32
= ' ↔ = t R = 94 ( t F − 32) ↔ tR = 94 (tF – 32)
∆t C ∆t C t C − 0 100 − 0
180 ↔ tR = 94 (86 – 32) ↔ tR = 94 × 54
↔ tF – 32 = tC
100 ↔ tR = 24 °R
↔ t F = 95 t C + 32 . . . . . (3) T = t C + 273 ↔ T = 30 + 273
Sebaliknya dari skala Fahrenheit diubah ↔ T = 303 °K
menjadi skala Celsius: d) t C = T − 273 ↔ tC = 313 – 273

100
(tF – 32) = tC ↔ tC = 40 °C
180 t R = 54 t C ↔ tR = 54 × 40 ↔ tR = 32 °R
↔ t C = 95 ( t F − 32) . . . . . (4)
t F = 95 t C + 32 ↔ tF = 95 × 40 + 32
Dengan cara yang sama dari skala Reamur
diubah menjadi skala Fahrenheit: ↔ tF = 104 °F
t F = 94 t R + 32 . . . . . . (5) 2. Pada suhu berapa derajat termometer
Celsius dan termometer Fahrenheit
Sebaliknya dari skala Fahrenheit diubah menunjuk angka yang sama?
menjadi skala Reamur: Penyelesaian:
t R = 94 ( t F − 32) . . . . . . (6) tC = tF ↔ tC = 95 tC + 32 ↔ tC – 95 tC = 32
Ada satu skala lagi untuk menyatakan suhu
↔ – 54 tC = 32 ↔ tC = – 40 °C
benda yaitu skala Kelvin. Suhu yang
dinyatakan dengan skala Kelvin sering disebut 3. Pada suhu berapa derajat termometer
suhu mutlak. Reamur dan termometer Fahrenheit
T = t C + 273 . . . . . . (7) menunjuk angka yang sama?
tC = suhu dalam skala Celsius (°C) Penyelesaian:
T = suhu dalam skala Kelvin (°K) tR = tF ↔ tR = 94 tR + 32
Contoh Soal: ↔ 4 tR = 9 tR + 128 ↔ 4 tR – 9 tR = 128
↔ –5 tR = 128 ↔ tR = –25,6 °R
1. Lengkapi tabel berikut !
No. tC (°C) tR (°R) tF (°F) T (°K) 4. Pada suhu berapa derajat Celsius angka
a 25 yang ditunjuk oleh termometer Fahrenheit
198 Suhu & Kalor
sama dengan = 2 kali angka yang ditunjuk 175°X. Pada saat termometer Celsius
oleh termometer Celsius? menunjuk angka 30 °C, berapa derajat
Penyelesaian: angka yang ditunjuk oleh termometer X?
tF = 2 tC ↔
9 t + 32 = 2 t Penyelesaian:
5 C C
t X − t X1 t −t
↔ 9 tC + 160 = 10 tC ↔ – tC = – 160 = C C1
↔ tC = 160 °C t X 2 − t X1 t C 2 − t C1
5. Pada suhu berapa derajat Celsius t X − 25 t C − 0 t X − 25 t C
↔ = ↔ =
perbandingan angka yang ditunjuk oleh 175 − 25 100 − 0 150 100
termometer Fahrenheit dengan Celsius = 150
↔ tX – 25 = tC ↔ tX = 3 × 30 + 25
3,4? 100 2
Penyelesaian: ↔ tX = 45 + 25 ↔ tX = 70 °X
tF
= 3,4 ↔ tF = 3,4 tC 10. Pada saat air membeku, termometer
tC
Celsius menunjuk angka 0°C,

9t + 32 = 3,4 tC
5 C termometer X menunjuk angka 40°X.
↔ 1,8 tC – 3,4 tC = – 32 ↔ –1,6 tC = –32 Pada saat air mendidih, termometer
↔ tC = 20 °C Celsius menunjuk angka 100°C,
termometer X menunjuk angka 165°X.
6. Pada suhu berapa derajat Celsius jumlah
Pada saat termometer X menunjuk angka
angka yang ditunjuk oleh termometer
Celsius dengan Fahrenheit = 74? 60°X, berapa derajat Celsius suhu
tersebut?
Penyelesaian:
Penyelesaian:
tC + tF = 74 ↔ tC + 95 tC + 32 = 74
t X − 40 165 − 40 125
= ↔ tX – 40 = tC
5
5 tC
9 14
tC − 0 100 − 0 100
↔ + 5 tC = 74 – 32 ↔ 5 tC = 42

5 × 42 ↔ t = 15 °C
tC = 14 5 4
C ↔ tX – 40 = tC ↔ (tX – 40) = tC
4 5
7. Suatu suhu dinyatakan dalam skala 4 4
↔ tC = tX – 32 ↔ tC = ×60 – 32
Celsius tC, sedangkan jika dinyatakan 5 5
dalam Fahrenheit tF. Jika tF – tC = 80. ↔ tC = 48 – 32 ↔ tC = 16°C
Berapa derajat Fahrenheit suhu tersebut?
Penyelesaian: 11. Isilah titik di bawah ini!
tF – tC = 80 ↔ tF – 95 (tF – 32) = 80 a) C 30 60 50 ……..
b) X 45 90 ....... 72
↔ tF – 95 tF + 160
9
= 80 ↔
4t
9 F
= 80 – 160
9 Penyelesaian:
4t = 720−9160 4 tF = 560 t C − 30 60 − 30

9 F

a) =
t X − 45 90 − 45
↔ tF = 140 °F
30
8. Pada suhu berapa derajat Fahrenheit ↔ tC – 30 = (tX – 45)
selisih angka yang ditunjuk oleh 45
↔ tC = 2 (72 – 45) + 30
termometer Fahrenheit dengan Reamur = 3
57? ↔ tC = 23 × 27 + 30
Penyelesaian:
↔ tC = 18 + 30 ↔ tC = 48 °C
tF – tR = 57 ↔ tF – 94 (tF – 32) = 57
t X − 45 90 − 45
b) =
↔ tF – 94 tF + 128
9
= 57 ↔
5t
9 F
= 57 – 128
9 t C − 30 60 − 30
↔ 5 tF = 513 – 128 ↔ 5 tF = 385 45
↔ tX – 45 = (tC – 30)
↔ tF = 77 °F 30
9. Pada saat air membeku, termometer X ↔ tX = 3 (50 – 30) – 45 ↔ tX = 3 × 20 + 45
2 2
menunjuk angka 25°X. Pada saat air ↔ tX = 30 + 45 ↔ tX = 75 °X
mendidih, termometer X menunjuk angka

Suhu & Kalor 199


12. Grafik di samping menunjukkan hubungan t1 & t2 = suhu mula-mula dan akhir,
antara angka yang ditunjukkan termometer satuannya °C
X terhadap termometer Celsius. Pada saat L1 & L2 = panjang batang mula-mula
termometer dan akhir, satuannya cm
Celsius X α = koefisien muai panjang, satuannya /C°
menunjuk angka 155 atau C–1
20°C, berapa ∆t = perubahan suhu, satuannya C°
angka yang 30 Grafik hubungan antara
ditunjukkanoleh panjang (L) dan suhu (t)
termometer X? C adalah sebagai berikut:
Penyelesaian: 100 Berikut ini adalah
t X − 30 155 − 30 beberapa contoh harga
=
tC − 0 100 − 0 koefisien muai panjang
benda-benda.
125
↔ tX – 30 = tC Tabel Koefisien Muai
100 Panjang Bahan
↔ tX = 5 × 20 + 30 Bahan alpha (C–1) Bahan alpha (C–1)
4
↔ tX =25 + 30 ↔ tX = 55 °X Seng 26×10–6 Tembaga 14×10–6
Alumunium 24×10–6 Baja 12×10–6
B. Pemuaian Panjang
Pada semua benda apabila mengalami Kuningan 20×10–6 Kaca 4–9×10–6
perubahan suhu, maka ukurannya akan Contoh Soal:
berubah. Untuk benda yang berbentuk
memanjang misal kawat, maka yang lebih 13. Sebatang alumunium pada suhu 30°C
banyak kita perhatikan adalah perubahan panjangnya 3 meter. Koefisien muai
panjangnya. panjang alumunium 2,5×10–5 C–1.
L1 Kemudian dipanaskan sampai suhu 50°C.
t1 ∆L Berapa pertambahan panjang yang
dialaminya?
t2 Penyelesaian:
L2 ∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 50 – 30

Gambar 2 ↔ ∆t = 20°C
Gambar 3 memperlihatkan sebuah batang, ∆L = α L1 ∆t ↔ ∆L = 2,5×10–5 × 300 × 20
pada suhu t1 panjangnya L1. Kemudian ↔ ∆L = 15 cm
suhunya diubah menjadi t2, sehingga
panjangnya berubah menjadi L2. Perubahan 14. Pada suhu 0°C, panjang sebuah kawat
suhunya adalah: 1,25 meter. Bila suhunya dinaikkan
∆t = t 2 − t1 . . . . . . . (8) menjadi 100°C, panjangnya bertambah
dan perubahan panjangnya adalah: dengan 2 mm. Pada suhu berapa °C
panjang kawat mencapai 1251,2 mm?
∆L = L 2 − L1 . . . . . (9)
Penyelesaian:
Perubahan panjang yang dialami tiap satuan L1 = 1,25 m = 1250 mm,
panjang batang tiap satuan perubahan suhu ∆t = 100 – 0 = 100 oC,
disebut koefisien muai panjang (α). Ditulis: ∆L = 2 mm, L3 = 1,25 m = 1250 mm
∆L ∆L
α= . . . . . . (10) α= ↔ α=
2
L1 ∆t L1 ∆t 1250 ×100
Atau:
↔ α = 1,6×10 C
–5 –1
↔ ∆L = α L1 ∆t . . . . (11)
∆L' = α L1 ∆t '
↔ L 2 − L1 = α L1 ∆t . . . . (12) ↔ L3 – L1 = 1,6×10 ×1250×(t3 – 0)
–5

↔ L 2 = L1 + α L1 ∆t . . . . (13) ↔ 1251,2 – 1250 = 2×10 t3


–2

↔ L 2 = L1 (1 + α ∆t ) . . . . (14) –2
↔ 1,2 = 2×10 t3 ↔ t3 =
1,2
2 × 10 − 2
200 Suhu & Kalor
↔ t3 = 0,6×10–2 ↔ t3 = 60 °C L 2 = L1 (1 + α ∆t )
15. Bila suhunya dinaikkan dari 30°C menjadi ↔ 2πR2 = 2πR1 (1 + α ∆t)

80°C, sebuah kawat yang panjangnya R 2 = R1(1 + α ∆t )


5 meter bertambah panjang 10 mm. Kawat ↔ R2 = 20 (1 + 1,2×10 × 70)
–5

sejenis pada suhu 20°C panjangnya –5


↔ R2 = 20 (1 + 84×10 )
15 meter. Berapa pertambahan panjangnya ↔ R2 = 20 (1 + 0,00084)
jika suhunya dinaikkan menjadi 100°C? ↔ R2 = 20 × 1,00084 ↔ R2 = 20,0168 cm
Penyelesaian:
18. Sebuah pita pengukur dari baja digunakan
L1 = 5 m = 5000 mm, ∆t = 80 – 30 = 50 C°,
untuk mengukur tongkat tembaga pada
∆L = 10 mm, L'1 = 15 m = 15000 mm, suhu 25°C panjangnya 60 cm. Akan
∆t' = 100 – 20 = 80 C° menunjukkan angka berapakah jika
∆L 10 pengukuran dilakukan pada suhu 40°C
α= ↔ α=
L1 ∆t 5000 × 50 jika diketahui koefisien muai panjang baja
↔ α = 4×10 C
–5 –1 dan tembaga berturut-turut
1,2×10–5 C–1dan 1,7×10–5 C–1?
∆L' = α L'1 ∆t ' ↔ ∆L' = 4×10–5× 15000 × 80 Penyelesaian:
↔ ∆L' = 48 mm L b1 L t 1
= = L1 = 60 cm
16. Rel-rel kereta api terbuat dari baja yang
∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 40 – 25
mempunyai koefisien muai panjang
↔ ∆t = 15 C°
11×10–5 C–1 panjangnya masing-masing
10 meter dipasang pada suhu 25°C. ∆L b = α b L b1 ∆t dan ∆L t = α t L t1 ∆t
Berapa lebar celah antar rel yang harus ∆∆L = ∆L t − ∆L b
dibuat agar pada suhu 40°C tidak sampai
↔ ∆∆L = αt L1 ∆t – αb L1 ∆t
bengkok?
↔ ∆∆L = (αt – αb) L1 ∆t
Penyelesaian:
↔ ∆∆L = (1,7×10 – 1,2×10 )×60×15
–5 –5
L1 = 10 m = 104 mm, α = 11×10–5 C–1,
↔ ∆∆L = 0,5×10 ×90
–5
∆t = 40 – 25 = 15oC
↔ ∆∆L = 0,00045 cm
Bertambah panjangnya rel, ke kiri dan ke
kanan, maka pertambahan panjangnya pada L 2 = L1 + ∆ ∆L ↔ L2 = 60 + 0,00045
satu sisi 12 ∆L. Hal ini juga terjadi pada rel-rel ↔ L2 = 60,00045 cm

yang ada di kiri kanannya. Sehingga lebar 19. Kawat A pada suhu 30°C panjangnya
celah yang harus dibuat adalah 8 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi
2× 12 ∆L = ∆L 130°C, panjangnya bertambah 5 cm.
Kawat B terbuat dari bahan yang
∆L = α L1 ∆t ↔ ∆L = 11×10–5 × 104 × 15 mempunyai koefisien muai panjang
↔ ∆L = 16,5 mm = 4 kali koefisien muai panjang kawat A.
17. Sebuah kawat terbuat dari bahan yang Pada suhu 10°C panjang kawat B =
mempunyai koefisien muai panjang 5 meter. Berapa cm pertambahan panjang
kawat B jika suhunya dinaikkan menjadi
1,2×10–5 C–1 dibentuk melingkar berjari-
90°C?
jari 20 cm pada suhu 30°C. Berapa jari-jari Penyelesaian:
lingkaran kawat tersebut pada suhu
∆tA = t A 2 – t A1 ↔ ∆tA = 130 – 30
100 °C?
Penyelesaian: ↔ ∆tA = 100 C°
α = 1,2×10–5 C–1, R1 = 20 cm, t1 = 30°C, ∆L A = L A α A ∆t A ↔ 5 = 800 × αA × 100
t2 = 100 °C ↔ 5 = 80000 × αA ↔ αA = 0,0000625 C
–1

∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 100 – 30 ↔ αA = 6,25×10 C
–5 –1

↔ ∆t = 70 C° α B = 3α A ↔ αB = 4×6,25×10–5
Keliling = L ↔ αB = 2,5×10 C
–4 –1

L = 2πR ∆tB = t B2 – t B1 ↔ ∆tB = 90 – 10


Suhu & Kalor 201
↔ ∆tB = 80 C° Sehingga:
∆L B = L Bα B∆t B A 2 = A1 (1 + 2α ∆t . . . . . (15)
↔ ∆LB = 500×2,5×10 ×80 ↔ ∆LB = 10 cm
–4 Harga 2α dapat diganti dengan satu lambang
saja, yaitu β. Jadi:
20. Kawat A pada suhu 20°C panjangnya
β = 2α . . . . . . . . (16)
5 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi
100°C, panjangnya bertambah 30 mm. β = koefisien muai luas, satuannya C–1
Kawat B terbuat dari bahan yang Sehingga persamaan (15) dapat juga ditulis:
mempunyai koefisien muai panjang A 2 = A1 (1 + β ∆t ) . . . . . (17)
= 2 kali koefisien muai panjang kawat A, A2 = A1 + A1 β ∆t
pada suhu 25°C panjangnya 8 meter. Pada A 2 − A1 = A1β ∆t . . . . . (18)
suhu berapa °C panjang kawat B ∆A = A1β ∆t . . . . . . (19)
bertambah dengan 120 mm?
Penyelesaian: A2 & A1 = luas plat (lempengan),
satuannya cm2 atau m2
∆t A = t A2 − t A1 ↔ ∆tA = 100 – 20
Contoh Soal:
↔ ∆tA = 80 C°
∆L A = L A α A ∆t A ↔ 30 = 5000 × αA × 80 21. Sebuah kaca jendela pada suhu 30°C
↔ 30 = 400000 × αA
luasnya 0,5 m2 akan dipasang pada
↔ αA = 0,000075 C ↔
–1
αA = 7,5×10–5 C–1 bingkainya. Koefisien muai panjang kaca
= 5×10–5 C–1. Berapa luas minimum
α B = 2α A ↔ αB = 2×7,5×10–5
bingkai yang harus disediakan agar pada
↔ αB = 1,5×10 C
–4 –1
suhu 40°C kacanya tidak sampai pecah?
∆L B = L Bα B∆t B Penyelesaian:
↔ 120 = 8000×1,5×10 ×∆tB ↔ ∆tB = 100 C° t1 = 30 °C, A1 = 0,5 m2, α = 5×10–5 C–1,
–4

∆t B = t B2 − t B1 ↔ 100 = t B2 – 25 t2 = 40 °C
↔ 100 + 25 = t B2 ↔ t B2 = 125°C ∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 40 – 30 ↔ ∆t = 10 C
o

A 2 = A1 (1 + 2α ∆t
C. Pemuaian Luas ↔ A2 = 0,5 (1 + 2×5×10 ×10)
–5
Untuk benda yang berbentuk melebar, karena
↔ A2 = 0,5 (1 + 0,001) ↔ A2 = 0,5 ×1,001
pengaruh perubahan suhu, perubahan luasnya 2
↔ A2 = 0,5005 m
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kita ambil lempengan berbentuk persegi 22. Sebuah plat logam luasnya 40 cm2 pada
panjang. suhu 0°C. Bila suhunya dinaikkan menjadi
Pada suhu t1: 100°C, luasnya bertambah dengan 2 cm2.
Panjangnya = P1 Plat kedua yang terbuat dari bahan yang
L1
Lebarnya = L1 sama pada suhu 20°C luasnya 100 cm2.
Luasnya : P1 Sampai suhu berapa °C plat logam kedua
A1 = P1 L1 harus dipanaskan supaya luasnya
Pada suhu t2: bertambah dengan 3 cm2?
Panjangnya: Penyelesaian:
P2 = P1 (1 + α ∆t) L2 A1 = 40 cm2, t1 = 0°C, t2 = 100°C, ∆A = 2 cm2,
Lebarnya:
P2 t 1' = 20°C, A 1' = 100 cm2, ∆A' = 3 cm2
L2 = L1 (1 + α ∆t)
Luasnya: Gambar 4 ∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 100 – 40

A2 = P2 L2 A2 = P1 (1 + α ∆t) × L1 (1 + α ∆t) ↔ ∆t = 60 C°

A2 = P1 L1 (1 + α ∆t)(1 + α ∆t) ∆A = A1β ∆t ↔ 2 = 40 β × 60


A2 = A1 (1 + α ∆t)(1 + α ∆t) ↔ 2 = 2400 β ↔ 1 = 1200 β
A2 = A1 (1 + 2 α ∆t + α2 ∆t2) 1
↔ β = C–1
Harga α sangat kecil, apalagi α2 akan lebih 1200
kecil lagi.oleh karena itu dapat dianggap nol 1
(α2 ≈ 0). ∆A' = A1' β ∆t ' ↔ 3 = 100 × ∆t'
1200
202 Suhu & Kalor
↔ 3 × 12 = ∆t' ↔ ∆t' = 36 C° ↔ ∆V = V1γ ∆t . . . . . (27)
↔ ∆t = t2 – t1 Zat cair tidak mempunyai koefisien muai
↔ 36 = t2 – 20 ↔ 36 – 20 = t2 ↔ t2 = 16°C panjang, tetapi hanya memiliki koefisien muai
D. Pemuaian Volume volume (ruang).
Pada umumnya pemuaian zat cair tidak teratur,
a). Pemuaian Volume Zat Padat misalnya pada air. Volume air mencapai harga
Pada benda berbentuk ruang, karena pengaruh sekecil-kecilnya pada suhu 4°C. Sedangkan
perubahan suhu, perubahan volumenya dapat massa jenisnya mencapai harga paling besar.
dijelaskan sebagai berikut: Nilainya dapat dilihat pada grafik di samping:
Pada suhu t1: Jadi bila suhunya diturunkan dari 4°C,
Panjangnya = P1 volumenya akan naik. Demikian juga ketika
Lebarnya = L1 wujudnya berubah menjadi es. Keanehan ini
Tingginya = T1 T1
disebut “anomali air”.
Volumenya : P1
V1 = P1 L1 T1 L1 V (m3)
Pada suhu t2:
Panjangnya:
P2 = P1 (1 + α ∆t ) t (°C)
Lebarnya: 4
L 2 = L1 (1 + α ∆t ) T2 Gambar 6
Tingginya: Berikut ini diberikan contoh koefisien muai
T2 = T1 (1 + α ∆t ) P2 L2 ruang beberapa zat cair.
Tabel koefisien muai ruang zat cair
Volumenya: Gambar 5
Nama Zat γ (C–1)
V2 = P2 L2 T2
Glyserin 0,485×10–3
V2 = P1 (1+α ∆t) × L1 (1+α ∆t) × T1 (1+α ∆t)
V2 = P1 L1 T1 (1 + α ∆t)(1 + α ∆t)(1 + α ∆t)
Alkohol/ethyl 0,745×10–3
V2 = V1 (1 + 3 α ∆t + 3 α2 ∆t2 + α3 ∆t3)
Minyak Tanah 0,899×10–3
Pada penjelasan perubahan luas benda di Air Raksa 0,182×10–3
depan α2 ≈ 0. Disulphida Karbon 1,140×10–3
Jadi α3 juga diabaikan α3 ≈ 0. Contoh Soal:
Sehingga:
23. Pada sebuah gelas kaca yang volumenya
V2 = V1 (1 + 3α ∆t ) . . . . . (20)
0,5 liter berisi penuh air pada suhu 25°C.
Harga 3α dapat diganti dengan satu lambang Koefisien muai panjang gelas kaca =
saja, yaitu γ. 3×10–6 C–1 dan koefisien muai ruang air =
Jadi: 4,4×10–4 C–1. Berapa cc volume air yang
γ = 3 α . . . . . . . . (21) tumpah bila suhunya dinaikkan sampai
γ = koefisien muai ruang, satuannya C–1 60°C?
Sehingga persamaan (20) dapat juga ditulis: Penyelesaian:
V2 = V1 (1 + γ ∆t ) . . . . . (22) V1(gelas) = V1(air) = 0,5 liter = 500 cc
V2 = V1 + V1 γ ∆t ∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 60 – 25 = 35 C°
V2 − V1 = V1γ ∆t . . . . . (23) V2(gelas) = V1(gelas) (1 + 3α gelas ∆t )
∆V = V1γ ∆t . . . . . (24) ↔ V2(gelas) = 500 (1 + 3 × 3×10–6 × 35)
V2 & V1 = volume benda, satuannya cm3 ↔ V2(gelas) = 500 (1 + 0,000315)
atau m3 ↔ V2(gelas) = 500 × 1,000315
↔ V2(gelas) = 500,1575 cc
b). Pemuaian Volume Zat Cair
Pada pemuaian zat cair, berlaku juga V2(air ) = V1(air ) (1 + γ air ∆t )
persamaan (22): ↔ V2(air) = 500 (1 + 4,4×10–4 × 35)
V2 = V1 (1 + γ ∆t ) . . . . . (25) ↔ V2(air) = 500 (1 + 0,00184)
↔ V2 − V1 = V1γ ∆t . . . . (26) ↔ V2(air) = 500 × 1,00184
↔ V2(air) = 500,92 cc
Suhu & Kalor 203
Volume air yang tumpah: yang berpenampang 0,05 mm2. Pada suhu
∆V = V2(air ) − V2(gelas) 0°C reservoirnya berisi 1 cm3 air raksa
yang mempunyai koefisien muai ruang
↔ ∆V = 500,92 – 500,1575
1,8×10–4 C–1 dan permukaannya berada
↔ ∆V = 0,7625 cc
tepat pada tanda 0°C di dalam pembuluh
24. Sebuah tangki bensin pada suhu 20°C kapiler. Berapa cm naiknya permukaan air
volumenya 4000 liter terbuat dari besi dalam pembuluh kapiler pada suhu 40°C?
yang koefisien muai panjangnya 1,1×10– Penyelesaian:
5 –1
C . Berapa liter bensin yang boleh ∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 40 – 0 ↔ ∆t = 40 C°
diisikan ke dalam tangki agar pada suhu
V2(gelas) = V1(gelas) (1 + 3α gelas ∆t )
40°C tidak sampai tumpah jika diketahui
koefisien muai ruang bensin 9,9×10–4 C–1? ↔ V2(gelas) = 1 (1 + 3 × 3×10–6 × 40)
Penyelesaian: ↔ V2(gelas) = 1 + 0,00036
↔ V2(gelas) = 1,00036 cc
∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 40 – 20 ↔ ∆t = 20 C°
V2( raksa ) = V1( raksa ) (1 + γ raksa ∆t )
V2(tan gki ) = V1(tan gki ) (1 + 3α tan gki ∆t )
↔ V2(raksa) = 1(1 + 1,8×10–4 × 40)
↔ V2(tangki) = 4000 (1 + 3 × 1,1×10–5 × 20)
↔ V2(raksa) = 1 + 0,0072
↔ V2(tangki) = 4000 (1 + 0,00066)
↔ V2(raksa) = 1,0072 cc
↔ V2(tangki) = 4000 × 1,00066
Banyaknya air raksa yang masuk ruang
↔ V2(tangki) = 4002,64 liter
cadangan (ruang skala):
V2( ben sin) = V2(tan gki )
∆V = V2( raksa ) − V2(gelas)
↔ V2(bensin) = 4002,64 liter
↔ ∆V = 1,0072 – 1,00036
V2( ben sin) = V1( ben sin) (1 + γ ben sin ∆t )
↔ ∆V = 0,00684 cc
↔ 4002,64 = V1(bensin) (1 + 9,9×10–4 × 20) ∆V = h A ↔ 0,00684 = h × 5×10–4
↔ 4002,64 = V1(bensin) (1 + 0,0198) ↔ h = 13,68 cm
↔ 4002,64 = V1(bensin) × 1,0198
↔ V1(bensin) = 32924,93 liter 27. Sebuah botol volumenya 300 cm3 berisi
299 cm3 air raksa bersuhu 20°C.
25. Sebuah gelas kaca yang volumenya Kemudian dipanaskan. Bila diketahui
1000 cc berisi penuh air pada suhu 30°C. koefisien muai panjang botol = 4,5×10–
Koefisien muai panjang gelas kaca = 5
/C° dan koefisien muai ruang air raksa =
3×10–5 C–1 dan koefisien muai ruang air = 18×10–5 /C°, berapa suhu maksimum yang
4,4×10–4 C–1. Bila suhunya dinaikkan diperbolehkan agar air raksa tidak sampai
sampai 110°, berapa volume air yang tumpah?
tumpah? Penyelesaian:
Penyelesaian: V2( botol) = V1( botol) (1 + 3α botol ∆t )
V1(gelas) = V1(air) = 1000 cc
∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 110 – 30 = 80 C° ↔ V2(botol) = 300 (1 + 3×4,5×10–5 ∆t)
↔ V2(botol) = 300 (1 + 13,5×10 ∆t)
–5
∆Vgelas = V1(gelas) 3α gelas ∆t
↔ V2(botol) = 300 (1 + 0,000135 ∆t)
↔ ∆Vgelas = 1000 × 3×3×10–5 × 80 ↔ V2(botol) = 300 + 0,0405 ∆t . . (1)
↔ ∆Vgelas = 6,75 cc V2( raksa ) = V1( raksa ) (1 + γ raksa ∆t )
∆Vair = Vair γ air ∆t ↔ V2(raksa) = 299 (1 + 18×10–5 ∆t)
↔ ∆Vair = 1000 × 4,4×10 × 80 –4
↔ V2(raksa) = 299 (1 + 0,00018 ∆t)
↔ ∆Vair = 35,2 cc ↔ V2(raksa) = 299 + 0,05382 ∆t . . (2)
Volume air yang tumpah: V2( raksa ) = V2( botol)
∆∆V = ∆Vair − ∆Vgelas
↔ 299 + 0,05382 ∆t = 300 + 0,0405 ∆t
↔ ∆∆V = 35,2 – 7,2 ↔ ∆∆V = 28 cc ↔ 0,05382 ∆t – 0,0405 ∆t = 300 – 299

26. Sebuah termometer air raksa terbuat dari ↔ 0,01332 ∆t = 1 ↔ ∆t = 75 C°

bahan gelas yang koefisien muai t 2 = t1 + ∆t ↔ t2 = 20 + 75


panjangnya 3×10–6 C–1 dengan pembuluh ↔ t2 = 95 °C

204 Suhu & Kalor


28. Pada suhu 4°C massa jenis air = 1 Artinya berlaku juga berlaku untuk suhu yang
gram/cm3. Berapa massa jenisnya pada lain.
suhu 75°C jika koefisien muai ruang air = V1 V2
= = kons tan . . . . (32)
4,4×10–4 C–1? T1 T2
Penyelesaian: Persamaan (31) atau (32) disebut hukum Gay
∆t = t 2 − t1 ↔ ∆t = 75 – 4 ↔ ∆t = 71 C° Lussac.
m 2 = m1 ↔ ρ2 V2 = ρ1 V1 (2) Memanaskan Gas Pada Volume Tetap
↔ ρ2 V1 (1 + γair ∆t) = ρ1 V1 Kalau pada suatu tabung
↔ ρ2 (1 + 4,4×10 × 71) = 1
–4
yang berisi gas volumenya
↔ ρ2 (1 + 0,03124) = 1 dibuat tetap sedangkan
↔ ρ2 × 1,03124 = 1 suhunya diubah, maka yang
P1, V1 P2, V2
↔ ρ2 = 0,9697 gram/cm akan berubah adalah
3
tekanannya. Pada peristiwa T 1 T2
c). Pemuaian Gas


ini juga berlaku persamaan
(1) Memanaskan Gas Dengan Tekanan (28) untuk tekanannya.
Gambar 8
Tetap Ditulis:
Pada sebuah tabung yang P2 = P1 (1 + γ ∆t ) . . . . . (33)
berisi gas pada suhu t1 1 –1
volumenya V1. Kemudian P2, V2 Harga γ juga = C
suhunya dinaikkan menjadi P1, V1 T2 273
Dengan penjabaran yang sama diperoleh:
t2. Akibatnya gas memuai T1
P P0
volumenya berubah = = kons tan . . . . . (34)


menjadi V2. T T0
Pada peristiwa ini juga Gambar 7 Untuk suhu lain:
digunakan persamaan: P1 P2
V2 = V1 (1 + γ ∆t ) . . . . . (28) = = kons tan . . . . . (35)
T1 T2
Dari penelitian (eksperimen) diperoleh P = tekanan gas, satuannya N/m2 atau
1 –1 dyne/cm2 atau atm atau cm Hg
koefisien muai ruang semua gas = C .
273 Persamaan (34) atau (35) juga disebut hukum
1 –1 Gay Lussac.
Jadi: γ = C
273 (3) Hukum Boyle
Sehingga: Sebuah tabung
1 berpenghisap volumenya
V2 = V1 (1 + ∆t ) . . . . (29)
273 V1, tekanannya P1 dan suhu
Kalau kita ambil t1 = 0°C, maka persamaan mutlaknya T1. Dengan suhu
(29) dapat juga ditulis: konstan, volumenya diubah.
t Akan diperoleh bahwa
V = V0 (1 + ) tekanannya juga berubah.
273 Bunyi Hukum Boyle: Gambar 9
273 + t
↔ V = V0 ( ) . . . . (30) "Dalam suatu ruang tertutup
273 yang berisi gas, hasil kali antara tekanan dan
Harga 273 + t dinamakan suhu mutlak dan volume konstan, asalkan suhunya tidak
dilambangkan dengan T, dan harga 273 berubah. Ditulis:
dilambangkan dengan T0. PV = kons tan . . . . . . (36)
Sehingga persamaan (30) dapat ditulis: Artinya:
T P1V1 = P2 V2 = kons tan . . . . (37)
V = V0 ( )
T0
(4) Hukum Boyle Gay-Lussac
V V0
↔ = = kons tan . . . . (31) Sebuah tabung berpenghisap volumenya V1,
T T0 tekanannya P1 dan suhu mutlaknya T1.

Suhu & Kalor 205


30. Satu liter udara pada suhu 27°C
P2
bertekanan 1 atmosfer dipanasi pada
P′1
V2 tekanan tetap sampai volumenya menjadi
V′1
P1, V1 T2 2 liter. Setelah itu dipanasi lagi pada
T′1
T1 volume tetap sampai tekanannya menjadi
2 atmosfer. Berapa suhunya sekarang?


Gambar 10  Penyelesaian:
P1 = 1 atm, V1 = 1 liter, P2 = P1 = 1 atm,
V2 = 2 liter, V3 = V2 = 2 liter, P3 = 2 atm
Kemudian suhunya dinaikkan menjadi T 1' ,
T1 = 273 + t1 ↔ T1 = 273 + 27
tekanannya dibuat tetap P 1' = P1, akibatnya ↔ T1 = 300°K,
volumenya akan berubah menjadi V 1' . P1V1 P2V2 V1 V2
= ↔ =
Jadi berlakulah persamaan (32): T1 T2 T1 T2
V1 V1' ' V1'T1 V2T1 2× 300
= ' ↔ T1 = ↔ T2 = ↔ T2 =
T1 T1 V1 V1 1
Langkah kedua suhunya diubah lagi menjadi ↔ T2 = 600°K
T2, volumenya dibuat tetap V2 = V 1' . P2V2 P3V3 P3V2
= ↔ T3 =
Akibatnya tekanannya juga berubah menjadi T2 T3 P2
P2. 2× 600
Jadi berlaku persamaan: ↔ T3 = ↔ T3 = 1200°K
1
P1' P2 P1 P2 P1V1 P2V1' T3 = 273 + t 3 ↔ 1200 – 273 = t3
= ↔ = ↔ =
T1' T2 V1'T1 T2 T1 T2
↔ t3 = 927°K
V1
31. Sebuah tangki berisi 50 liter gas nitrogen
P1V1 P2 V2
↔ = . . . . . (38) bertekanan 4 atm pada suhu 27°C dipakai
T1 T2 untuk mengisi sejumlah balon yang harus
Dari gabungan kedua hukum didapat hukum mempunyai tekanan 76 cmHg pada suhu
Boyle Gay-Lussac: 15°C. Bila volume tiap balon = 2 dm3,
PV berapa jumlah balon yang dapat diisi?
= kons tan . . . . . (39) Penyelesaian:
T
P = tekanan gas, satuannya N/m2 atau V1 = 50 liter, P1 = 4 atm,
dyne/cm2 atau atm atau cm Hg P2 = 76 cmHg = 1 atm, Vbalon = 2 dm3 = 2 liter
V = volume gas, satuannya m3 atau cm3 T1 = 273 + t1 ↔ T1 = 273 + 27 = 300°K,
atau liter T2 = 273 + t 2 ↔ T2 = 273 + 15 = 288°K,
T = suhu mutlak, satuannya °K P1V1 P2V2 P1V1T2
= ↔ V2 =
Contoh Soal: T1 T2 T1P2
29. Sebuah tangki berisi 25 liter gas nitrogen 4 × 50 × 288
↔ V2 = ↔ V2 = 96 liter
dengan suhu 27°C tekanannya 74 cm Hg. 300 × 1
Berapa volume gas itu pada suhu 0°C dan Jumlah balon yang dapat diisi:
tekanannya 76 cmHg? V2 96
Penyelesaian: N= ↔ N= ↔ N = 48 buah
Vbalon 2
V1 = 25 liter, T1 = 273 + 27 = 300°K,
P1 = 74 cmHg, P2 = 76 cmHg,
T2 = 273 + 0 = 273°K
P1V1 P2V2 P1V1 T2
= ↔ V2 =
T1 T2 T1 P2
74 × 25 × 273
↔ V2 = ↔ V2 = 22,15 liter
300 × 76

206 Suhu & Kalor


E. Kalor (Panas = Q) Q ~ ∆t
Kalor (Panas) tidak sama Besarnya kalor sebanding dengan kenaikan
dengan suhu. Kalor (Panas) suhunya.
adalah merupakan salah satu Misal kita memanaskan air pada kaleng yang
massa airnya sama. Air yang diberi kalor lebih


bentuk energi. Oleh karena itu
dalam sistem MKS atau Sistem banyak, yaitu pemanasannya lebih lama,
Internasional (SI) satuan kalor kenaikan suhunya juga lebih besar.
1
adalah Joule. Sedangkan dalam Gambar 11 ∆t ~
sistem statis satuannya adalah c
kalori. Satu kalori ialah banyaknya kalor yang Kenaikan suhu berbanding terbalik dengan
diperlukan untuk menaikkan 1 gram air kalor jenis benda. Artinya benda yang
sehingga suhunya naik 1 C°. mempunyai kalor jenis besar jika dipanaskan
1 kalori = 4,2 Joule lambat naik suhunya. Misal kita memanaskan
1 Joule = 0,24 kalori air dengan minyak goreng. Minyak goreng
Pada rumus, kalor dilambangkan dengan Q. lebih cepat panas, yang menunjukkan kalor
jenisnya lebih kecil.
F. Kalor Jenis (c)
Apabila sebuah benda dipanaskan (diberi G. Kapasitas Kalor (C)
kalor), kalau tidak terjadi perubahan wujud, Kapasitas Kalor ialah banyaknya kalor (Q)
maka suhunya akan naik. Sebaliknya benda yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda
yang melepaskan kalor suhunya akan turun. 1 C°.
Pada suatu benda yang massanya m suhunya Kapasitas kalor dilambangkan dengan C.
dinaikkan dari t1 menjadi t2, berarti kenaikan Ditulis:
suhunya ∆t = t2 – t1, dibutuhkan kalor Q
C= . . . . . . . (43)
sebanyak Q. ∆t
Kalor jenis benda/zat (c) ialah banyaknya ↔ Q = C ∆t . . . . . . (44)
kalor yang dibutuhkan (Q) untuk menaikkan Atau:
suhunya 1oC pada tiap satuan massa
m c ∆t
benda (m). C=
Ditulis: ∆t
Q ↔ C = mc . . . . . . (45)
c= . . . . . . . (40) C = kapasitas kalor, satuannya kalori/oC
m ∆t
Atau sering juga ditulis: H. Azas Black
Q = m c ∆t . . . . . . . (41) Dua buah benda massanya masing-masing m1
dan m2, kalor jenisnya c1 dan c2, bersuhu t1
↔ Q = m c ( t 2 − t1 ) . . . . (42) dan t2 dicampur. Maka benda yang suhunya
Q = kalor, satuannya Joule atau kalori lebih tinggi akan memberikan (melepaskan)
m = massa, satuannya kg atau gram kalor kepada benda yang suhunya lebih
t1 dan t2 = suhu awal dan akhir, satuannya °C rendah.
∆t = t2 – t1 = kenaikan suhu, satuannya °C
m1 m2
c = kalor jenis benda, satuannya
c1 c2
kalori/gram°C t2
t1
Alat yang dapat digunakan untuk menentukan
kalor jenis suatu benda adalah kalorimeter. dicampur
Dari persamaan (41):
Q~m
Banyaknya kalor yang dibutuhkan sebanding
mc
dengan massa benda.
tc
Misal kita memasak air pada dua buah kaleng
(panci) yang massa airnya berbeda. Air yang
lebih banyak akan lebih lambat mendidih. Jadi Gambar 12
banyaknya kalor yang dibutuhkan juga lebih Azas Black:
banyak.
Suhu & Kalor 207
Besarnya kalor yang diterima (diserap) = Penyelesaian:
besarnya kalor yang diberikan (dilepas) Qa = Q ↔
Benda yang suhunya lebih tinggi akan turun
m a ca ( t c − t a ) = m  c ( t  − t c )
dan sebaliknya benda yang suhunya lebih
rendah akan naik. Setelah dicapai ↔ 350 × 0,05 (70 – tc) = 70 × 1 (tc – 20)
kesetimbangan, suhu kedua benda akan ↔ 5 × 0,05 (70 – tc) = tc – 20
menjadi sama, yang disebut suhu campuran ↔ 0,25 (70 – tc) = tc – 20
(tc). ↔ 17,5 – 0,25 tc = tc – 20
Misalkan t1 < t2, maka: ↔ 17,5 + 20 = tc + 0,25 tc
t1 < tc < t2 ↔ 37,5 = 1,25 tc ↔ tc = 30°C
Besarnya kalor yang diterima (diserap): 34. Sebuah kaleng massanya 200 gram terbuat
Qserap = m1 c1 (tc – t1) dari bahan yang kalor jenisnya
Besarnya kalor yang diberikan (dilepas):
0,2 kal/gram°C berisi 50 gram air. Ke
Qlepas = m2 c2 (t2 – tc)
dalamnya dimasukkan 100 gram logam
Menurut Azas Black:
yang kalor jenisnya 0,3 kal/gram°C
Qserap = Q lepas . . . . . . (46)
bersuhu 50°C. Setelah setimbang, suhu
↔ m1 c1 ( t c − t1 ) = m 2 c 2 ( t 2 − t c ) . (47) akhirnya 35°C. Berapa suhu air dan kaleng
Jika campuran itu lebih dari 2 benda, maka mula-mula?
dikelompokkan dahulu benda-benda mana Penyelesaian:
yang menerima kalor dan mana kelompok tk = ta
benda yang melepas kalor. Q lepas = Qserap ↔ Q  = Q a + Q k

Contoh Soal:
Diketahui kalor jenis air cair = 1 kal/gr C° m  c ( t  − t c ) = m a ca ( t c − t a ) + m k c k ( t c − t k )

31. 250 gram logam bersuhu 76°C dicelupkan m  c (t  − t c ) = m a ca (t c − t a ) + m k c k (t c − t a )
ke dalam 230 gram air yang bersuhu 25°C. ↔
Setelah setimbang, suhu akhirnya 30°C. 100×0,3(50–35)=50×1(35–ta)+200×0,2(35–ta)
Berapa kalor jenis logam? ↔ 30×15 = 50 (35 – ta) + 40 (35 – ta)
Penyelesaian: ↔ 450 = 90 (35 – ta) ↔ 5 = 35 – ta
m a ca ( t c − t a ) = m  c ( t  − t c ) ↔ ta = 35 – 5 = 30°C

↔ 230×1×(30 – 25) = 250×cl (76 – 30) 35. Sebuah kaleng massanya = 500 gram,
↔ 23 × 5 = 25 × 46 cl ↔ 1 = 5 × 2 cl kalor jenisnya = 0,2 kal/gr°C bersuhu 15°C
↔ 1 = 10 cl ↔ cl = 0,1 kal/gram C° diisi 180 gram air yang bersuhu 29°C.
32. 300 gram logam kalor jenisnya Setelah setimbang ke dalamnya
0,2 kal/gram°C dicelupkan ke dalam dimasukkan 400 gram logam yang kalor
180 gram air yang bersuhu 30°C. Setelah jenisnya 0,1 kal/gr°C bersuhu 88°C.
setimbang, suhu akhirnya 35°C. Berapa Setelah setimbang berapa suhu
suhu logam mula-mula? campurannya?
Penyelesaian: Penyelesaian:
Qa = Q ↔ m k c k ( t ka − t k ) = m a c a ( t a − t ka )
↔ 500×0,2 (tka – 15) = 180×1 (29 – tka)
m a ca ( t c − t a ) = m  c ( t  − t c )
↔ 100 (tka – 15) = 180 (29 – tka)
↔ 180 × 1 (35 – 30) = 300 × 0,2 (tl – 35) ↔ 5 (tka – 15) = 9 (29 – tka)
↔ 180 × 5 = 60 (tl – 35) ↔ 3 × 5 = tl – 35 ↔ 5 tka – 75 = 261 – 9 tka
↔ tl = 15 + 35 ↔ tl = 50°C ↔ 5 tka + 9 tka = 261 + 75 ↔ 14 tka = 336
33. 350 gram logam kalor jenisnya ↔ tka = 24 °C
0,05 kal/gram°C bersuhu 70°C dicelupkan m k c k ( t c − t ka ) + m a c a ( t c − t ka ) = m L c L ( t L − t c )

ke dalam 70 gram air bersuhu 20°C.
500×0,2(tc–24)+180×1(tc–24)=400×0,1(88–tc)
Setelah setimbang, berapa suhu akhir
↔ 100 (tc – 24) + 180 (tc – 24) = 40 (88 – tc)
campurannya?
↔ 280 (tc – 24) = 40 (88 – tc)

208 Suhu & Kalor


↔ 7 (tc – 24) = 88 – tc ↔ 7tc – 168 = 88 – tc tercapai keadaan setimbang, yaitu suhu yang
↔ 7 tc + tc = 88 + 168 ↔ 8 tc = 256 ditunjuk oleh termometer tidak berubah lagi,
↔ tc = 32 °C yang menunjukkan suhu akhir campuran (tc).
Dalam kalorimeter berlaku Azas Black. Benda
36. Sebuah kaleng massanya = 500 gram,
yang menerima kalor adalah kalorimeter dan
kalor jenisnya = 0,2 kal/gr°C diisi
air.
180 gram air yang bersuhu 24 °C. Ke Qserap = Qkalorimeter + Qair
dalamnya dimasukkan 400 gram logam ↔ Qserap = Ckal (tc – ta) + ma cair (tc – ta)
yang kalor jenisnya 0,1 kal/gr°C bersuhu ↔ Qserap = (Ckal + ma cair)(tc – ta)
88 °C. Setelah setimbang berapa suhu Sedangkan yang melepaskan kalor adalah
campurannya? benda yang akan diukur kalor jenisnya.
Penyelesaian: Qlepas = mb cbenda (tb – tc)
m k c k ( t c − t a ) + m a ca ( t c − t a ) = m Lc L ( t L − t c ) Menurut Azas Black:
↔ Qserap = Q lepas . . . . . . (48)
500×0,2(tc–24)+180×1(tc–24)=400×0,1(88–tc) ↔
↔ 100 (tc – 24) + 180 (tc – 24) = 40 (88 – tc)
(C kal + m a cair )( t c − t a ) = m b c benda ( t b − t c )
↔ 280 (tc – 24) = 40 (88 – tc)
↔ 7 (tc – 24) = 88 – tc ↔ 7tc – 168 = 88 – tc
. . . . . . . . . (49)
↔ 7 tc + tc = 88 + 168 ↔ 8 tc = 256 Contoh Soal:
↔ tc = 32°C
37. Sebuah Kalorimeter kapasitas kalornya
I. Kalorimeter 20 kal/°C berisi 50 gram air bersuhu 25°C.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk Kedalamnya dimasukkan 300 gram logam
menentukan kalor jenis suatu benda. bersuhu 75°C. Setelah setimbang, suhu
Kalorimeter terdiri atas sebuah tabung akhirnya 40°C. Berapa kalor jenis logam?
alumunium dilengkapi dengan: Penyelesaian:
1. Kaleng/Tabung Alumunium Ckal = 20 kal/C°, ma = 50 gram, ta = 25°C,
2. Pengaduk ml = 300 gram, tl = 75°C, tc = 40°C
3. Termometer
(C kal + m a c air )( t c − t a ) = m b c benda ( t b − t c )
4. Penutup
5. Penyekat ↔ (20 + 50×1)(40 – 25) = 300 cl (75 – 40)
↔ 70 × 15 = 300 × 35 cl
↔ 750 + 300 = 300 × 35 cl
↔ 1050 = 300 × 35 cl
↔ 35 = 10 × 35 cl ↔ cl = 0,1 kal/gram°C
38. Sebuah Kalorimeter berisi 40 gram air
bersuhu 20°C. Ke dalamnya dimasukkan
450 gram logam bersuhu 90°C yang kalor
jenisnya 0,1 kal/gram°C. Setelah
setimbang, suhu akhirnya 35°C. Berapa
Gambar 13 kapasitas kalor kalorimeter?
Tiap Kalorimeter mempunyai kapasitas kalor Penyelesaian:
yang sering disebut Harga Air kalorimeter ma = 40 gram, ta = 20°C, ml = 450 gram,
(Ck = H). ml = 90°C, cl = 0,1 kal/gram C°, tc = 35°C
Cara penggunaannya adalah sebagai berikut:
(C kal + m a c air )( t c − t a ) = m b c benda ( t b − t c )
Ke dalam Kalorimeter dimasukkan zat cair,
biasanya air misalnya massanya ma. ↔ (Ckal+ 40×1)(35 – 20) = 450×0,1 (90 – 35)
Termometer menunjuk suhu Kalorimeter ↔ (Ckal + 40) × 15 = 45×55
beserta air di dalamnya misal ta. Benda yang ↔ Ckal + 40 = 3×55 ↔ Ckal = 165 – 40
akan ditentukan kalor jenisnya dipanaskan ↔ Ckal = 165 – 40 ↔ Ckal = 125 kal/C°
sampai suhu tb, kemudian dimasukkan ke J. Perubahan Wujud Benda
dalam Kalorimeter. Sambil diaduk, kita amati Semua benda dapat berada dalam wujud padat,
perubahan suhu pada termometer. Setelah cair atau gas hanya karena pengaruh suhu.
Suhu & Kalor 209
Pada suhu rendah benda berbentuk padat, dan Menguap dapat terjadi pada sebarang suhu dari
pada suhu tinggi benda berwujud gas. wujud cairnya. Sedangkan mendidih adalah
Di bawah ini adalah skema perubahan wujud penguapan yang terjadi pada seluruh bagian
benda: zat cair pada titik didihnya.
Gas Berikut adalah grafik antara suhu dengan kalor
mengkristal mengembun pada perubahan suhu dan perubahan wujud
menguap/ benda, misal untuk air.
menyublim mendidih Qcair Qdidih Quap
t
melebur/mencair tu
Padat Cair
uap
membeku/memadat tD
Gambar 14 mendidih
Pada saat terjadi perubahan wujud, suhu benda cair
tetap.
tL melebur Q
Pada proses melebur, mendidih, dan
menyublim membutuhkan kalor. Sebaliknya
pada proses membeku, mengembun dan padat
tes
mengkristal, melepaskan kalor.
Suhu pada saat benda melebur/membeku Qes Qlebur
disebut titik lebur/beku. Gambar 15
Titik lebur = Titik beku
Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk Contoh Soal:
meleburkan tiap satuan massa benda disebut Diketahui:
kalor lebur. kalor jenis es ces = 0,5 kal/gram C°
Banyaknya kalor yang dilepaskan untuk kalor jenis air cair = 1 kal/gram°C
membekukan tiap satuan massa benda disebut kalor lebur es = L = 80 kal/gram
kalor beku. titik lebur es = 0°C dan titik didih air = 100°C
Q
L = lebur . . . . . . (50) 39. 10 gram es bersuhu –15°C diberi kalor.
m Bila es berubah
t Q 'es
↔ Q lebur = m L . . . . . (51) menjadi air yang
bersuhu 20°C, tair
L = kalor lebur/beku, satuannya air
kalori/gram berapa kalor yang
Kalor lebur = Kalor beku diberikan? tL melebur Q
Suhu pada saat benda mendidih/mengembun Penyelesaian:
disebut titik didih/embun. mes = 10 gram, es
Titik didih = Titik embun tes = –15°C, tes
Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk tair = 20°C Qes Qlebur
mendidihkan tiap satuan massa benda disebut Kalor yang digunakan
kalor didih. untuk menaikkan suhu es menjadi 0°C:
Banyaknya kalor yang dilepaskan untuk Q es = m es c es ( t lebur − t es )
mengembunkan tiap satuan massa benda ↔ Qes = 10 × 0,5 (0 – (–15))
disebut kalor embun. ↔ Qes = 5 × 15 ↔ Qes = 75 kalori
Q
D = didih . . . . . . (52) Kalor yang digunakan untuk meleburkan
m seluruh es:
↔ Q didih = m D . . . . . (53) Q lebur = m L ↔ Qlebur = 10 × 80
D = kalor didih/embun, satuannya ↔ Qlebur = 800 kalori
kalori/gram Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu
Kalor didih = Kalor embun es dalam wujud air dari 0°C menjadi takhir:
Catatan: Mendidih tidak sama dengan
Q 'es = m es c air ( t akhir − t lebur )
menguap.
↔ Q 'es = 10 × 1 × (20 – 0)

210 Suhu & Kalor


↔ Q 'es = 200 kalori Kalor yang dilepas air
ketika membeku:
Q total = Q es + Q lebur + Q 'es Q beku = m L ↔ Qbeku = 20 × 80
↔ Qtotal = 75 + 800 + 200
↔ Qbeku = 1600 kalori
↔ Qtotal = 1075 kalori
Karena Qtotal > (Qair + Qbeku), maka seluruh air
40. 30 gram es bersuhu –10°C diberi kalor berubah menjadi es.
sebanyak 1750 kalori. Kalor yang dilepaskan air yang sudah
a) Berapa suhu akhirnya? berwujud es sampai takhir:
b) Berapa massa es yang melebur? Q total = Q air + Q beku + Q 'air
Penyelesaian:
m = 30 gram, Qtotal =1750 kalori, tes = –10°C ↔ 1950 = 300 + 1600 + Q 'air
a) Kalor yang digunakan untuk menaikkan ↔ 1950 = 1900 + Q 'air
suhu es menjadi 0°C:
↔ 1950 – 1900 = Q 'air
Q es = m ces ( t lebur − t es )
↔ Qes = 30 × 0,5 (0 – (–10)) ↔ Q 'air = 50 kalori
↔ Qes = 15 × 10 ↔ Qes = 150 kalori Q 'air = m c es ( t lebur − t akhir )
Kalor yang digunakan untuk meleburkan es: ↔ 50 = 20 × 0,5 (0 – takhir)
Q lebur = m L ↔ Qlebur = 30 × 80 ↔ 50 = – 10 takhir ↔ takhir = – 2,5°C
↔ Qlebur = 2400 kalori
42. Es massanya 300 gram bersuhu –10°C
Karena Qtotal < (Qes + Qlebur) maka takhir = 0°C
dan hanya sebagian es melebur. dicampur dengan 40 gram air bersuhu 6°C.
b). Kalor yang digunakan untuk meleburkan Setelah setimbang, berapa massa air yang
sebagian es: membeku?
Penyelesaian:
Q total = Q es + Q 'lebur Q es = m es ces (0 − t es )
↔ 1750 = 150 + Q 'lebur ↔ Qes = 300×0,5×(0 – (–10))
↔ 1750 – 150 = Q 'lebur ↔ Qes = 150×10 ↔ Qes = 1500 kalori
Q air = m air cair ( t air − 0)
↔ Q 'lebur = 1600 kalori
↔ Qair = 50×1×(6 – 0)
Massa es yang melebur:
↔ Qair = 50×6 ↔ Qair = 300 kalori
Q' 1600 Karena Qes > Qair, air membeku.
m lebur = lebur ↔ mlebur =
L 80 Q beku = m air L
↔ mlebur = 20 gram
↔ Qbeku = 50×80 ↔ Qbeku = 4000 kalori
41. 20 gram air Ternyata Qair + Qbeku > Qes > Qair, berarti tc =
bersuhu 15°C t Qair 0°C dan sebagian air membeku.
melepaskan kalor tair Q 'beku = Q es − Q air ↔ Q 'beku = 1500 – 300
sebanyak air
1950 kalori. membeku Q ↔ Q 'beku = 1200 kalori
tL
Berapa suhu Q 'beku = m 'air L ↔
'
1200 = m air ×80
akhirnya?
es
Penyelesaian: tes ↔ m 'air = 15 gram
m = 20 gram,
tair = 15°C, Q 'air Qbeku 43. Air bersuhu 5°C melepaskan kalor
Qtotal = 1950 kalori sebanyak 1350 kalori.
Bila hanya setengah t
Kalor yang dilepas air sampai suhu 0°C: Qair
massa air membeku tair
Q air = m cair ( t air − t beku ) menjadi es, berapa massa air
↔ Qair = 20 × 1 × (15 – 0) air seluruhnya?
tL Q
↔ Qair = 300 kalori Penyelesaian:
Karena Qtotal > Qair, maka tair = 5°C, Qtotal = 1350 kalori
air membeku. Kalor yang dilepaskan oleh Q 'beku
Suhu & Kalor 211
air sampai suhu 0°C: ↔ Q 'es = 20 × 1 × (takhir – 0)
Q air = m cair ( t air − t beku ) ↔
'
Q es = 20 takhir
↔ Qair = m×1×(5 – 0) Menurut azas Black:
↔ Qair =5m . . . . . . (i) Q'air = Qes + Qlebur + Q'es
Kalor yang dilepaskan untuk membekukan
↔ 2100 – 70 takhir = 50 + 1600 + 20 takhir
seluruh air:
↔ 2100 = 1650 + 20 takhir + 70 takhir
Q beku = m L ↔ Qbeku = m × 80
↔ 2100 – 1650 + 90 takhir ↔ 450 = 90 takhir
↔ Qbeku = 80 m . . . . . . (ii) ↔ takhir = 5°C
Kalor yang dilepaskan untuk membekukan
setengah bagian air: 45. Es massanya 50 gram bersuhu –5°C
dicampur dengan 25 gram air bersuhu
Q 'beku = 12 Qbeku ↔ Q 'beku = 12 × 80 m
21°C. Setelah
↔ Q 'beku = 40 m . . . . . (iii) setimbang, berapa t Qair
gram massa es tair
Q total = Q air + Q 'beku yang tersisa?
↔ 1350 = 5 m + 40 m ↔ 1350 = 45 m Penyelesaian: melebur
tL Q
↔ m = 30 gram mes = 50 gram,
44. Air massanya 70 gram bersuhu 30°C tes = – 5°C,
dicampur dengan 20 gram es yang bersuhu mair = 25 gram, tes
–5°C. Setelah t tair = 21°C Qes Qlebur
Qair Kalor yang diserap
setimbang, berapa tair
suhu akhir oleh es:
campurannya? takhir Q es = m es c es ( t lebur − t es )
tL melebur Q
Penyelesaian: ↔ Qes = 50 × 0,5 (0 – (– 5))
mair = 70 gram, tair = ↔ Qes = 125 kalori
30°C, mes = 20 gram, tes Kalor yang dilepas oleh air:
Q 'es
tes = –5°C Qair = mair cair ( t air − t beku )
Kalor yang dilepas Qes Qlebur
↔ Qair = 25 × 1 × (21 – 0)
oleh air:
↔ Qair = 525 kalori
Qair = m air cair ( t air − t beku ) Karena Qair > Qes, maka air yang menang, es
↔ Qair = 70 × 1 × (30 – 0) yang melebur.
↔ Qair = 2100 kalori Kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan
Kalor yang diserap oleh es: seluruh es:
Q es = m es c es ( t lebur − t es ) Q lebur = m es L ↔ Qlebur = 50 × 80
↔ Qes = 20 × 0,5 (0 – (– 5)) ↔ Qlebur = 4000 kalori
↔ Qes = 10 × 5 ↔ Qes = 50 kalori Karena Qair < (Qes + Qlebur), maka takhir = 0°C
Karena Qair > Qes, maka air yang menang, es Sebagian es melebur.
yang melebur. Kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan
Q lebur = m es L ↔ Qlebur = 20 × 80 sebagian es:
↔ Qlebur = 1600 kalori Q air = Q es + Q 'lebur ↔ 525 = 125 + Q 'lebur
Karena Qair > (Qes + Qlebur), maka takhir > 0°C ↔ 525 – 125 = Q 'lebur
Berarti kalor yang dilepas air adalah:
Q'air = m air cair ( t air − t akhir ) ↔ Q 'lebur = 400 kalori
Massa es yang melebur:
↔ Q 'air = 70 × 1 × (30 – takhir)
Q 'lebur = m 'es L ↔ 400 = m 'es ×80
↔ Q 'air = 2100 – 70 takhir
Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu ↔ m 'es = 5 gram
es dari 0°C menjadi takhir: Massa es yang tersisa:
Q 'es = m es c air ( t akhir − t lebur ) m"es = m es − m 'es ↔ m "es = 50 – 5

212 Suhu & Kalor


↔ m "es = 45 gram 25°C. Kedalamnya dimasukkan 32 gram es
yang bersuhu –10°C. Setelah setimbang:
46. Es massanya 25 gram bersuhu –10°C a) berapa suhu akhir campurannya?
dicampur dengan 50 gram air. Setelah b) berapa massa es yang melebur?
setimbang, massa t Penyelesaian:
Qair
es yang melebur tair Ckal = 30 kal/gram, mair = 50 gram,
10 gram. Berapa tkal = tair = 25°C, mes = 32 gram, tes = –10°C
suhu air mula- a). Kalor yang dilepas kalorimeter dan air jika
tL melebur Q
mula? suhunya turun sampai 0°C.
Penyelesaian: Q lepas = Q kal + Q air
mes = 25 gram,
tes ↔ Qlepas = (Ckal + mair cair)(tair – tbeku)
tes = – 10°C,
mair = 50 gram, Qes Qlebur ↔ Qlepas = (30 + 50×1)(25 – 0)
↔ Qlepas = (30 + 50)×25
m 'es = 10 gram
↔ Qlepas = 80 × 25
Kalor yang diserap oleh es: ↔ Qlepas = 2000 kalori
Q es = m es c es ( t lebur − t es ) Kalor yang diserap es sampai suhunya naik
↔ Qes = mes ces (0 – tes) menjadi 0°C:
↔ Qes = 25 × 0,5 (– (– 10)) Q es = m es ces ( t lebur − t akhir )
↔ Qes = 125 kalori
↔ Qes = 32×0,5×(0 – (–10))
Kalor yang dibutuhkan untuk meleburkan ↔ Qes = 160 kalori
sebagian es: Karena Qlepas > Qes, maka es melebur.
Q 'lebur = m 'es L ↔ Q 'lebur = 10 × 80 Kalor yang diterima es untuk melebur
seluruhnya:
↔ Q 'lebur = 800 kalori
Q lebur = m es L ↔ Qlebur = 32 × 80
Kalor yang dilepas oleh air sampai suhunya
↔ Qlebur = 2560 kalori
turun menjadi 0°C:
Karena Qlepas < (Qes + Qlebur), maka takhir = 0°C
Q air = Q es + Q 'lebur ↔ Qair = 125 + 800 b). Kalor yang digunakan untuk meleburkan
↔ Qair = 925 kalori sebagian es:
Q air = m air cair ( t air − t beku ) Q lepas = Q es + Q 'lebur
↔ 925 = 50 × 1 × (tair – 0) ↔ tair = 37°C
↔ 2000 = 160 + Q 'lebur
47. Es yang massanya m bersuhu –7 °C diberi
kalor sebanyak 3540 kalori. Jika air yang ↔ 2000 – 160 = Q 'lebur
terbentuk bersuhu 5°C, berapa besar m? ↔ Q 'lebur = 1840 kalori
Penyelesaian:
Q 'lebur = m 'es L ↔ 1840 = m 'es × 80
Qes = m ces (0 − t es )
↔ Qes = m×0,5×(0 – (–7)) ↔ m 'es = 23 gram
↔ Qes = 3,5m . . . . . . (i) Jadi massa es yang melebur = 23 gram
Q lebur = m L ↔ Qlebur = m × 80 49. Lima gram uap air pada suhu 100°C
↔ Qlebur = 80m . . . . . . (ii) mengembun menjadi air yang bersuhu
Q 'es = m cair ( t air − 0) 50°C. Bila kalor embun uap air =
540 kal/gram, berapa banyaknya kalor
↔ Q 'es = m×1×(5 – 0) yang dilepaskan?
↔ Q 'es = 5m . . . . . . (iii) Penyelesaian:
m = 5 gram, tu = 100°C, D = 540 kal/gram
Q total = Q es + Q lebur + Q 'es ta = 50°C
↔ 3540 = 3,5m + 80m + 5m Q embun = m D ↔ Qembun = 5 × 540
↔ 3540 = 88,5m ↔ m = 40 gram
↔ Qembun = 2700 kalori
48. Sebuah Kalorimeter kapasitasnya Q air = m cair ( t u − t a )
30 kal/gram berisi 50 gram air bersuhu
↔ Qair = 5×1×(100 – 50)
Suhu & Kalor 213
↔ Qair = 5 × 50 ↔ Qair = 250 kalori atom-atomnya makin lambat, demikian juga
Q total = Q embun + Q air ) suhunya makin kecil.
Misal selama t detik kalor yang dipindahkan
↔ Qtotal = 2700 + 250
adalah Q kalori. Jumlah kalor yang
↔ Qtotal = 2950 kalori
dipindahkan tiap satuan waktu adalah P, maka:
50. Gambar di samping menunjukkan grafik Q
perubahan wujud dari uap air menjadi air. P= . . . . . . . (54)
t
Bila massa uap air 10 gram, kalor embun
Q = kalor, satuannya kalori atau Joule atau
uap air 540 kal/gr
erg
dan kalor yang t
Qair Qembun t = waktu, satuannya detik
dilepaskan untuk
P = jumlah kalor yang dipindahkan tiap
mengubah wujud
tD satuan waktu, satuannya kalori/detik
dari uap air pada
atau Joule/detik atau erg/detik
titik A menjadi
tair Jumlah kalor yang dipindahkan tiap satuan
wujud air pada titik Q waktu juga dirumuskan:
B adalah 6000 kalori,
A
berapa besar ta? P = K ( t a − t b ) . . . . . (55)
Penyelesaian: L
Q embun = m D ↔ Qembun = 10 × 540 K = koefisien konduksi termal, satuannya
↔ Qembun = 5400 kalori
kalori
det ik cm C°
atau detJoule
ik m C°
atau
Q total = Q didih + Q air ) erg
det ik cm C°
↔ 6000 = 5400 + Qair
↔ Qair = 600 kalori
A = luas penampang batang, satuannya m2
atau cm2
Q air = m cair ( t D − t a )
L = panjang batang, satuannya m atau cm
↔ 600 = 10×1×(100 – ta) ↔ 60 = 100 – ta ta & tb = suhu pada ujung-ujung a dan b
↔ ta = 100 – 60 ↔ ta = 40°C (ta > tb) satuannya °C
K. Perpindahan Kalor ta – tb = perbedaan suhu, satuannya C°
Perpindahan kalor ada 3 cara, yaitu: Jika ada 2 batang X dan Y disambung seperti
1). Konduksi (Hantaran) gambar berikut:
2). Konveksi (Aliran) tX LX t = tXY LY tY
3). Radiasi (Pancaran) X Y
L. Perpindahan Kalor Cara Konduksi
(Hantaran)
Perpindahan kalor cara ini tidak disertai zat
 Gambar 17
perantaranya. Zat perantaranya hanya bergetar Maka:
pada tempatnya. Jadi pada umumnya
PX = PY . . . . . . . (56)
perpindahan ini terjadi pada zat padat.
ta L tb AX A
↔ KX (t X − t) = K Y Y (t − t Y ) (57)
A LX LY
t = suhu pada sambungan, satuannya °C
 Gambar 16
tX & tY = suhu ujung bebas batang X dan Y
satuannya °C
Jika selain disambung juga dicabang seperti
Pada Gambar 16, ujung a yang dipanaskan. pada gambar berikut:
Akibatnya atom-atomnya bergetar. Getaran
atom-atom ini menumbuk atom-atom LY tY
disebelahnya. Waktu bersentuhan atom-atom tX Y
memberikan kalor pada atom-atom
X t
disebelahnya, sehingga turut bergetar. Namun
makin jauh dari titik yang dipanaskan, getaran LX Z
LZ tZ

214 Suhu & Kalor


Gambar 18 kalori . Penampang kedua batang sama,
det ik cm C°
Maka:
lalu disambung. Ujung batang X yang
PX = PY + PZ . . . . . . (58)

bebas dipanaskan sampai suhunya 150°C.
AX A A Bila suhu pada sambungannya 100°C,
KX (t X − t) = K Y Y (t − t Y ) + K Z Z (t − t Z ) berapa suhu ujung batang Y yang bebas?
LX LY LZ
Penyelesaian:
. . . . . . . . . (59)
LX = 20 cm, KX = 0,1 det kalori
ik cm C°
, LY = 36 cm,
Contoh Soal:
KY = 0,12 det kalori
ik cm C°
, AX = AY, tX = 150°C,
51. Sebuah batang panjangnya 40 cm, luas
penampangnya 6 cm2. Koefisien konduksi t = 100°C
termal 0,3 det kalori
ik cm C°
. Salah satu ujungnya A A
K X X (t X − t) = K Y Y (t − t Y )
LX LY
dipanaskan hingga bersuhu 90°C. Jika
pada ujung yang lain suhunya 30°C, 1 1
↔ 0,1× (150 – 100) = 0,12 × (100 – tY)
berapa jumlah kalor yang lewat batang 20 36
tersebut tiap satuan waktu? 1 1
Penyelesaian: ↔ ×50 = (100 – tY)
200 300
L = 40 cm, A = 6 cm2, K = 0,3 det kalori
ik cm C°
, ↔ 25 = 100 – tY ↔ 75 = 100 – tY
↔ tY = 100 – 75 ↔ tY = 25°C
ta = 90°C, tb = 30°C
KA 54. Dua batang X dan Y luas penampangnya
P= (t a − t b ) sama disambung. Koefisien konduksi
L
0,3 × 6 termal kedua batang berturut-turut 0,12
↔ P= × (90 – 30) kalori dan 0,13 detkalori . Suhu ujung
40 det ik cm C° ik cm C°
↔ P = 2,7 kalori/detik bebas kedua
52. Sebuah batang panjangnya 30 cm, luas batang berturut- X Y
penampangnya 5 cm2 dan koefisien turut 120°C dan
konduksi termal 0,4 det kalori . Salah satu 10°C, sedang suhu sambungannya 55 °C.
ik cm C° Bila panjang batang X = 20 cm, berapa
ujungnya dipanaskan sampai suhu 100°C. panjang batang Y?
Bila selama 6 detik jumlah kalor yang Penyelesaian:
dipindahkan 1,5 kalori, berapa suhu ujung AX = AY, KX = 0,12 det kalori ,
batang yang lain? ik cm C°
Penyelesaian: KY = 0,13 det kalori , t = 120 °C, tY = 10 °C,
ik cm C° X
L = 30 cm, A = 5 cm2, K = 0,4 det kalori
ik cm C°
, t = 55 °C, LX = 20 cm
t = 6 detik, ta = 100°C, P = 15 kalori A A
K X X (t X − t) = K Y Y (t − t Y )
Q 15 LX LY
P= ↔ P= ↔ P = 2,5 kalori/detik
t 6 1 1
↔ 0,12× (120 – 55) = 0,13× (55 – 10)
KA 20 LY
P= (t a − t b )
L 1 1
0,4 × 5 ↔ 0,12× ×65 = 0,13× ×45
↔ 2,5 = ×(100 – tb) 20 LY
30 0,13 × 45 × 20
↔ 30 = 0,8 × (100 – tb) ↔ LY = ↔ LY = 15 cm
0,12 × 65
↔ 37,5 = 100 – tb ↔ tb = 100 – 37,5
↔ tb = 62,5°C 55. Dua batang X dan Y luas penampangnya
53. Batang logam X panjangnya 20 cm sama disambung. Panjang batang X = 2
koefisien konduksi termalnya = 0,1 kali panjang batang Y, koefisien konduksi
kalori
termal batang X = 3 kali koefisien
det ik cm C°
. Batang logam Y panjangnya konduksi termal batang Y. Suhu ujung
36 cm koefisien konduksi termalnya = 0,12 bebas batang X = 120°C dan suhu ujung
Suhu & Kalor 215
bebas batang Y = 70°C. Berapa suhu Perbandingan panjang ketiga batang = LX:
sambungannya? LY: LZ = 5: 6: 2. Perbandingan koefisien
Penyelesaian: konduksi termal ketiga batang
AX = AY, LX = 2 LY, KX = 3 KY, tX = 120°C, KX: KY: KZ = 3: 2: 1. Suhu sambungan
tY = 70 °C batang X dan Y, yaitu tXY = 220°C dan
A A suhu ujung bebas batang Z = 70°C. Berapa
K X X (t X − t) = K Y Y (t − t Y ) suhu sambungan batang Y dan Z?
LX LY
Penyelesaian:
AY A
↔ 3 KY (120 – t) = KY Y (t – 70) A A
2L Y LY K Y Y ( t XY − t YZ ) = K Z Z ( t YZ − t Z )
LY LZ
3
↔ ×(120 – t) = t – 70 1 1
2 ↔ 2× ×(220 – tYZ) = 1× ×( tYZ – 70)
6 2
↔ 180 – 1,5 t = t – 70
1 1
↔ 180 + 70 = t + 1,5 t ↔ ×(220 – tYZ) = ×(tYZ – 70)
↔ 250 = 2,5 t ↔ t = 50°C 3 2
↔ 2×(220 – tYZ) = 3×(tYZ – 70)
56. Tiga buah batang X, Y dan Z luas ↔ 440 – 2 tYZ = 3 tYZ – 210
penampangnya sama disambung seperti ↔ 440 + 210 = 3 tYZ + 2 tYZ
pada gambar. ↔ 650 = 5 tYZ ↔ tYZ = 130°C
X Y Z
58. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
Perbandingan panjang ketiga batang 1: 4 penampangnya sama disambung seperti
: 3, perbandingan koefisien konduksi pada gambar.
termal ketiga batang 2 : 3 : 4. Suhu ujung X Y Z
batang X yang ebas 195°C, suhu
sambungan batang Y dan Z 85°C. Berapa Perbandingan panjang ketiga batang
suhu ujung batang Z yang bebas? 2 : 3 : 1, perbandingan koefisien konduksi
Penyelesaian: termal ketiga batang 3 : 4 : 5. Suhu ujung
AX = AY = AZ, LX: LY: LZ = 1: 4: 3 batang X yang bebas 160°C, suhu ujung
KX: KY: KZ = 2: 3: 4, tX = 195°C, tYZ = 85°C batang Z yang bebas 63°C. Berapa suhu
Antara batang X dan Y: sambungannya?
A A Penyelesaian:
K X X ( t X − t XY ) = K Y Y ( t XY − t YZ ) AX = AY = AZ, LX: LY: LZ = 2: 3: 1
LX LY
KX: KY: KZ = 3: 4: 5, tX = 160 °C, tZ = 63 °C
2 3 Antara batang X dan Y:
↔ (195 – tXY) = (tXY – 85)
1 4 A A
↔ 8 (195 – tXY) = 3 (tXY – 85)
K X X ( t X − t XY ) = K Y Y ( t XY − t YZ )
LX LY
↔ 1560 – 8 tXY = 3 tXY – 255
↔ 1560 + 255 = 3 tXY – 8 tXY
3 4
↔ (160 – tXY) = (tXY – tYZ)
↔ 1815 = 11 tXY ↔ tXY = 165°C 2 3
Antara batang Y dan Z: ↔ 9×(160 – tXY) = 8×(tXY – tYZ)

A A 9
K Y Y ( t XY − t YZ ) = K Z Z ( t YZ − t Z ) ↔ (160 – tXY) = tXY – tYZ
LY LZ 8
3 4 9
↔ 180 – tXY) = tXY – tYZ
↔ (165 – 85) = (85 – tZ) 8
4 3
9
↔ 9×80 = 16 (85 – tZ) ↔ tYZ = tXY + tXY – 180
↔ 720 = 1360 – 16 tZ 8
↔ – 16 tZ = 640 ↔ tZ = 40°C 17
↔ tYZ = tXY – 180 . . . . (i)
57. Tiga batang X, Y dan Z luas 8
Antara batang Y dan Z:
penampangnya sama disambung seperti
A A
pada gambar di bawah. K Y Y ( t XY − t YZ ) = K Z Z ( t YZ − t Z )
X Y Z LY LZ

216 Suhu & Kalor


4 5 3 5 4
↔ (tXY – tYZ) = (tYZ – 63) ↔ (260 – 100) = (100 – tY) + (100 –
3 1 2 1 3
3 70)
↔ tXY – tYZ = ×5×(tYZ – 63)
4 3 4
↔ ×160 = 500 – 5 tY + ×30
15 2 3
↔ tXY – tYZ = ×(tYZ – 63) ↔ 240 = 500 – 5 tY + 40
4
15 ↔ 5 tY = 540 – 240 ↔ 5 tY = 300
↔ tXY – tYZ = tYZ – 236,25 ↔ tY = 60°C
4
15 60. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
↔ tXY + 236,25 = tYZ + tYZ
4 penampangnya sama disambung cabang
19 seperti Gambar. Perbandingan panjang
↔ tXY + 236,25 = tYZ ketiga batang LX: LY: LZ = 4: 3: 2,
4 perbandingan koefisien ketiga batang
4 4
↔ tYZ = tXY + ×236,25 KX: KY: KZ = 2: 5: 3. Suhu ujung bebas
19 19 batang X = 200°C. Suhu ujung bebas
4 945 batang Y = 50°C.
↔ tYZ = tXY + . . . . (ii) Y
19 19 Suhu ujung bebas
X
Dari persamaan (5) dan (6) batang Y = 40°C. Z
17 4 945 Berapa suhu
tXY – 180 = tXY + sambungan ketiga
8 19 19
17 4 945 batang?
↔ tXY – tXY = + 180 Penyelesaian:
8 19 19
AX = AY = AZ, tX = 190 °C, tY = 50 °C,
323 − 32 945 + 3420
↔ tXY = tZ = 40 °C
8 × 19 19 AX A A
291 KX (t X − t) = K Y Y (t − t Y ) + K Z Z (t − t Z )
↔ tXY = 4365 ↔ tXY = 15 × 8 LX LY LZ
8 2 5 3
↔ tXY = 120 °C ↔ (190 – t) = (t – 50) + (t – 40)
Dari persamaan (5): 4 3 2
17 17 1 5 3
tYZ = tXY – 180 ↔ tYZ = ×120 – 180 ↔ (190 – t) = (t – 50) + (t – 40)
8 8 2 3 2
↔ 3 (190 – t) = 10 (t – 50) + 9 (t – 40)
↔ tYZ = 255 – 180 ↔ tYZ = 75 °C
↔ 570 – 3t = 10t – 500 + 9t – 360
59. Tiga buah batang X, Y, dan Z luas ↔ 570 – 3t = 19t – 860
penampangnya sama disambung cabang ↔ 570 + 860 = 19t – 3t ↔ 1430 = 22t
seperti gambar. Perbandingan panjang ↔ t = 65 °C
ketiga batang LX : LY : LZ = 2 : 1 : 3,
perbandingan koefisien ketiga batang KX M Perpindahan Kalor Cara Konveksi
(Aliran)
: KY : KZ = 3 : 5 : 4. Suhu ujung bebas
Perpindahan kalor cara konveksi disertai
batang X = 260°C. Suhu ujung bebas
perpindahan zat perantaranya. Biasanya terjadi
batang Z = 70°C.
pada zat cair dan gas. Aliran panas dapat
Suhu sambungan
Y dijelaskan dengan gambar berikut:
ketiga batang =
X
100°C. Berapa Z
suhu ujung bebas
batang Y?
Penyelesaian:


AX = AY = AZ, tX = 260°C, tZ = 50°C,
t = 40°C
A A A
K X X (t X − t) = K Y Y (t − t Y ) + K Z Z (t − t Z ) Gambar 19
LX LY LZ

Suhu & Kalor 217


Pada sebuah kaleng berisi air pada salah satu ↔ P = 1,5×10–5 × 4000 × (50 – 30)
sisi bawahnya dipanaskan. Akan terlihat aliran ↔ P = 0,06 × 20 ↔ P = 1,2 kal/det
zat cair seperti gambar.
Dari bagian yang dipanaskan, air mengalir ke N. Perpindahan Kalor Cara Radiasi
atas, kemudian berputar. (Pancaran)
Perpindahan kalor cara ini dengan
Pada bagian bawah, air mengalir ke tempat
menggunakan gelombang elektromagnetik,
yang dipanaskan. Atau dari tempat yang lebih
yaitu dipindahkan oleh sinar.
dingin ke tempat yang lebih panas. Karena
pada bagian yang dipanaskan suhunya naik,
volume air memuai, sehingga jarak antar
molekul makin renggang. Jadi molekul-
molekulnya bergerak dari tempat yang lebih
padat ke tempat yang lebih renggang.
Peristiwa ini dapat menerangkan terjadinya
angin di pantai. Pada siang hari, kenaikan suhu Gambar 20
udara di atas daratan lebih cepat (lebih besar) Banyaknya kalor yang dipancarkan adalah Q.
daripada kenaikan suhu udara di atas Banyaknya kalor yang dipancarkan tiap satuan
permukaan laut. Karena kalor jenis daratan waktu (t) disebut daya, yang dilambangkan
lebih kecil daripada kalor jenis air laut. Juga dengan P. Jadi:
Q
karena warna daratan lebih kelam daripada P= . . . . . . . (61)
warna air laut. Sehingga angin bertiup dari laut t
ke darat, dan disebut angin laut. Sebaliknya Q = kalor, satuannya Joule
pada malam hari suhu udara di atas permukaan t = waktu, satuannya detik
darat lebih kecil daripada suhu udara di atas P = daya, satuannya Joule/detik atau watt
permukaan laut. Sehingga angin bertiup dari 1 Joule/detik = 1 watt
darat ke laut, dan disebut angin darat. Banyaknya kalor yang dipancarkan tiap satuan
Sehingga para nelayan yang menggunakan waktu tiap satuan luas (A) disebut Intensitas
perahu layar mencari ikan pada malam hari, yang dilambangkan dengan I atau W.
dengan memanfaatkan angin darat. Jadi:
Besarnya kalor yang dipindahkan tiap satuan Q/t
waktu: I=
A
P = hA( t1 − t 2 ) (60) Q
P = kalor yang dipindahkan tiap satuan ↔ I= . . . . . . (62)
At
waktu, satuannya Joule/det atau watt
I = intensitas kalor, satuannya watt/m2
atau kal/det
atau Joule/detik m2
h = koefisien konveksi, satuannya
A = luas bidang, satuannya m2
Joule/det m2°C atau kal/det cm2°C Menurut Stefan Bolztman, intensitas radiasi
A = luas penampang, satuannya m2 atau
dinyatakan dengan:
cm2
t = suhu, satuannya °C I = e σ T 4 . . . . . . . (63)
σ = konstanta/tetapan Boltzman
Contoh Soal:
σ = 5,67×10–8 watt/m2 T–4
61. Sebuah bejana luas penampangnya 4 dm2 T = suhu mutlak, satuannya °K
berisi air yang sedang dipanaskan. Pada e = emisivitas, tanpa satuan , harganya
dasar bejana suhu air 50°C sedangkan di 0<e<1
permukaannya suhunya 30°C. Koefisien Benda hitam sempurna mempunyai harga e =
konveksi air = 1,5×10–5 kal/detcm°C. 1
Berapa banyaknya kalor yang dipandahkan Makin kelam/gelap warna benda, makin baik
tiap satuan waktu? dalam memancarkan kalor. Benda yang
Penyelesaian: demikian juga merupakan penyerap kalor yang
A = 4 dm2 = 4000 cc baik. Kebalikannya merupakan memantul
P = hA( t1 − t 2 ) kalor yang jelek.

218 Suhu & Kalor


Untuk pengetahuan, pada siang hari kita akan
merasa lebih nyaman bila memakai baju putih
daripada memakai baju berwarna.
Jika persamaan (61) dan (62) kita gabung, kita
peroleh:
P
= e σ T4
A
↔ P = e σ T4 A . . . . . (64)
Q
↔ = e σ T4
At
↔ Q = e σ T4 A t . . . . . (65)
Contoh Soal:
62. Sebuah benda hitam sempurna bersuhu
127°C. Berapa banyaknya kalor yang
dipancarkan tiap satuan waktu tiap satuan
luas?
Penyelesaian:
T = t + 273 ↔ T = 127 + 273
↔ T = 400 °K

I = e σ T 4 ↔ I = 1 × 5,67×10–8 × 4004
↔ I = 5,67×10 × 256×10
–8 8
2
↔ I = 1451,52 Joule/detik m

63. Sebuah benda mempunyai emisivitas 0,6


dipanaskan. Berapa suhunya jika
banyaknya kalor yang dipancarkan tiap
satuan waktu tiap satuan luas
2126,25 Joule/detik m2?
Penyelesaian:
I = e σ T4
↔ 2126,25 = 0,6 × 5,67×10 × T
–8 4
10 4
↔ 6,25×10 = T ↔ T = 500°K
t = T − 273 ↔ t = 500 – 273
↔ t = 227 °C

64. Benda A dan B emisivitasnya 0,8 dan 0,1,


dipanaskan hingga suhunya masing-
masing 400°K dan 800°K. Berapa
perbandingan banyaknya kalor yang
dipancarkan tiap satuan waktu tiap satuan
luas kedua benda?
Penyelesaian:
I1 e1σT14 I1 0,8 T1 4
= ↔ = ×( )
I 2 e 2 σT24 I 2 0,1 T2
I1 400 4 I1 1
↔ = 8×( ) ↔ = 8×( )4
I2 800 I2 2
I1 1 I1 1
↔ = 8× ↔ = ↔ I1: I2 = 1: 2
I2 16 I2 2

Suhu & Kalor 219


tC = 40°C
Soal Latihan
10. Suatu suhu dinyatakan dalam skala Celsius
Suhu : tC, sedangkan jika dinyatakan dalam
1. Lengkapi tabel berikut! fahrenheit tF. Jika tF – tC = 60. Berapa
No. tC (°C) tR (°R) tF (°F) T (°K) derajat Fahrenheit suhu tersebut?
a 35 tF = 95 °F
b 32 11. Pada suhu berapa derajat Fahrenheit selisih
c 113 angka yang ditunjuk oleh termometer
d 323 Fahrenheit dengan Reamur = 82?
a) tR = 28°R, tF = 95°F, T = 308°K tF = 172°F
b) tC = 40°C, tF = 104°F, T = 308°K
12. Pada saat termometer Celsius menunjuk
c) tC = 45°C, tR = 36°R, T = 318°K
d) tC = 50°C, tR = 40°R, tF = 122°F angka 0°C, termometer X menunjuk angka
10°X. Pada saat termometer Celsius
2. Pada suhu berapa derajat Celsius angka
menunjuk angka 100°C, termometer X
yang ditunjuk oleh termometer Fahrenheit
sama dengan = 5 kali angka yang ditunjuk menunjuk angka 170°X. Pada saat
oleh termometer Celsius? termometer X menunjuk angka 50°X,
tC = 10°C berapa angka yang ditunjuk oleh
termometer Celsius?
3. Pada suhu berapa derajat Fahrenheit angka tC = 25 °C
yang ditunjuk oleh termometer Fahrenheit
sama dengan = 2,6 kali angka yang ditunjuk 13. Pada saat termometer Celsius menunjuk
oleh termometer Celsius? angka 0°C, termometer X menunjuk angka
tF = 104°F 10°X. Pada saat termometer Celsius
4. Pada suhu berapa derajat Fahrenheit menunjuk angka 100 °C, termometer X
perbandingan angka yang ditunjuk oleh menunjuk angka 160°X. Pada saat
termometer Celsius menunjuk angka 50°C,
termometer Fahrenheit dengan Celsius = 73 ?
berapa angka yang ditunjuk oleh
tF = 140°F termometer X?
5. Pada suhu berapa derajat Celsius tX = 85°X
perbandingan angka yang ditunjuk oleh 14. Pada saat air membeku, termometer X
termometer Fahrenheit dengan Celsius = 11
5 menunjuk angka 20°X. Pada saat air
? mendidih, termometer X menunjuk angka
tC = 80°C 140°X. Pada saat termometer Celsius
6. Pada suatu suhu, perbandingan penunjukan menunjuk angka 25°C, berapa derajat angka
skala termometer Fahrenheit dengan Celsius yang ditunjuk oleh termometer X?
tX = 50°X
=
11 : 5. Berapa suhu tersebut? 15. Pada saat air membeku, termometer X
tF = 176°F menunjuk angka 15°X. Pada saat air
7. Pada suhu berapa derajat Fahrenheit jumlah mendidih, termometer X menunjuk angka
angka yang ditunjuk oleh termometer 140°X. Pada saat termometer X menunjuk
Celsius dengan Fahrenheit = 88? angka 65 °X, berapa angka yang ditunjuk
tF = 140°F oleh termometer Celsius?
tC = 40°C
8. Pada suatu suhu tertentu, jumlah angka
yang ditunjuk oleh termometer Celsius dan 16. Pada saat air membeku, termometer Celsius
termometer Fahrenheit = 116. Berapa °C menunjuk angka 0°C, termometer X
suhu tersebut? menunjuk angka 30°X. Pada saat air
tC = 30°C mendidih, termometer Celsius menunjuk
9. Pada suatu suhu tertentu, selisih angka yang angka 100°C, termometer X menunjuk
ditunjuk oleh termometer Fahrenheit dan angka 190°X. Pada saat termometer X
Celsius termometer = 64. Berapa °C suhu menunjuk angka 54°X, berapa derajat
tersebut? Celsius suhu tersebut?

220 Suhu & Kalor


tC = 12°C 3 mm. Pada suhu berapa °C panjang kawat
17. Isilah titik-titik di bawah ini! mencapai 1504,5 mm?
a) C 20 60 36 ... t3 = 150 °C
b) X 40 90 .... 65 23. Pada suhu 0 °C, panjang sebuah kawat
a) tC = 40 °C b) tX = 85 °X 2,5 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi
18. Grafik di 100 °C, panjangnya bertambah dengan
samping X 4 mm. Pada suhu berapa °C panjang kawat
menunjukkan 150 mencapai 2508 mm?
hubungan antara t3 = 200 °C
angka yang 24. Bila suhunya dinaikkan dari 25°C menjadi
ditunjukkan 25 100°C, sebuah kawat yang panjangnya
termometer X C 6 meter bertambah panjang 8 mm. Kawat
terhadap 0 sejenis pada suhu 30°C panjangnya
100
termometer 20 meter. Berapa pertambahan panjangnya
Celsius. jika suhunya dinaikkan menjadi 120°C?
a) Pada saat termometer Celsius menunjuk ∆L' = 72 mm
angka 25°C, berapa angka yang
ditunjukkan oleh termometer X? 25. Sebatang logam yang panjangnya 60 cm
b) Pada saat termometer X menunjuk bila dipanaskan dari suhu 0°C menjadi
angka 90°X, berapa angka yang 100°C, maka panjangnya bertambah dengan
ditunjukkan oleh termometer Celsius? 1,2 mm. Batang logam sejenis pada suhu
a) tX = 60 °X b) tC = 50 °C 15°C panjangnya 250 cm. Berapa
pertambahan panjangnya bila suhunya
19. Grafik di samping menunjukkan hubungan
dinaikkan menjadi 175°C?
antara angka yang
X ∆L' = 8 mm
ditunjukkan
termometer X 165 26. Rel-rel kereta api terbuat dari baja yang
terhadap mempunyai koefisien muai panjang 1,2×10–
5 –1
termometer C panjangnya masing-masing 8 meter
Celsius. Pada 40 dipasang pada suhu 25°C. Berapa lebar
suatu suhu jumlah C celah antar rel yang harus dibuat agar pada
angka 0 100 suhu 50°C tidak sampai bengkok?
penunjukkan ∆L = 2,4 mm
termometer X dan C, tX + tC = 76. Berapa 27. Rel-rel kereta api terbuat dari baja yang
suhu tersebut? mempunyai koefisien muai panjang 1,2×10–
tX = 60°X 5 –1
C panjangnya masing-masing 12 meter
Pemuaian Panjang : dipasang pada suhu 15°C. Berapa lebar
20. Sebatang kuningan pada suhu 25°C celah antar rel yang harus dibuat agar pada
panjangnya 2 meter. Koefisien muai suhu 45°C tidak sampai bengkok?
∆L = 4,32 mm
panjang kuningan 2×10–5 C–1. Kemudian
dipanaskan sampai suhu 95°C. Berapa 28. Sebuah kawat terbuat dari bahan yang
pertambahan panjang yang dialaminya? mempunyai koefisien muai panjang 2×10–
5 –1
∆L = 2,8 mm C dibentuk melingkar berjari-jari 25 cm
21. Sebatang baja pada suhu 20°C panjangnya pada suhu 25°C. Berapa jari-jari lingkaran
2,5 meter. Koefisien muai panjang baja kawat tersebut pada suhu 125°C?
r2 = 25,05 cm
1,2×10–5 C–1. Kemudian dipanaskan sampai
suhu 100°C. Berapa pertambahan panjang 29. Sebuah kawat terbuat dari bahan yang
yang dialaminya? mempunyai koefisien muai panjang 2,5×10–
5 –1
∆L = 2,4 mm C dibentuk melingkar berjari-jari 30 cm
pada suhu 20 °C. Berapa jari-jari lingkaran
22. Pada suhu 0°C, panjang sebuah kawat
1,5 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi kawat tersebut pada suhu 140 °C?
r2 = 30,09 cm
100 °C, panjangnya bertambah dengan
Suhu & Kalor 221
30. Sebuah pita pengukur dari baja digunakan bingkainya. Koefisien muai panjang kaca =
untuk mengukur tongkat tembaga pada suhu 6×10–5 C–1. Berapa luas minimum bingkai
10 °C panjangnya 90 cm. Akan yang harus disediakan agar pada suhu 35°C
menunjukkan angka berapakah jika kacanya tidak sampai pecah?
pengukuran dilakukan pada suhu 30°C jika A2 = 0,60072 m2
diketahui koefisien muai panjang baja dan 36. Sebuah kaca jendela pada suhu 25°C
tembaga berturut-turut luasnya 0,8 m2 akan dipasang pada
1,2×10–5 C–1 dan 1,7×10–5 C–1? bingkainya. Koefisien muai panjang kaca =
L2 = 90,009 cm
4×10–5 C–1. Berapa luas minimum bingkai
31. Sebuah pita pengukur dari baja digunakan yang harus disediakan agar pada suhu 40°C
untuk mengukur tongkat tembaga pada suhu kacanya tidak sampai pecah?
15°C panjangnya 40 cm. Akan A2 = 0,80048 m2
menunjukkan angka berapakah jika 37. Sebuah plat logam luasnya 20 cm2 pada
pengukuran dilakukan pada suhu 40°C jika suhu 0°C. Bila suhunya dinaikkan menjadi
diketahui koefisien muai panjang baja dan 100°C, luasnya bertambah dengan 3 mm2.
tembaga berturut-turut Plat kedua yang terbuat dari bahan yang
1,2×10–5 C–1dan 1,7×10–5 C–1? sama pada suhu 25°C luasnya 150 cm2.
L2 = 40,0002 cm
Sampai suhu berapa °C plat logam kedua
32. Kawat A pada suhu 10°C panjangnya harus dipanaskan supaya luasnya bertambah
4 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi dengan 56,25 mm2?
110°C, panjangnya bertambah 6 mm. Kawat t2 = 150 °C
B terbuat dari bahan yang mempunyai 38. Sebuah plat logam luasnya 50 cm2 pada
koefisien muai panjang = 4 kali koefisien suhu 0°C. Bila suhunya dinaikkan menjadi
muai panjang kawat A, pada suhu 20°C 80°C, luasnya bertambah dengan 2 mm2.
panjangnya 2 meter. Pada suhu 120°C Plat kedua yang terbuat dari bahan yang
berapa pertambahan panjang kawat B? sama pada suhu 15°C luasnya 120 cm2.
∆LB = 36 mm
Sampai suhu berapa °C plat logam kedua
33. Kawat A pada suhu 10°C panjangnya harus dipanaskan supaya luasnya bertambah
4 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi dengan 6,6 mm2?
90°C, panjangnya bertambah 4 cm. Kawat t2 = 125 °C
B terbuat dari bahan yang mempunyai Pemuaian Volume :
koefisien muai panjang = 2 kali koefisien
muai panjang kawat A. Pada suhu 30°C 39. Pada sebuah gelas kaca yang volumenya
panjang kawat B = 10 meter. Berapa cm 0,6 liter berisi penuh air pada suhu 20°C.
pertambahan panjang kawat B jika suhunya Koefisien muai panjang gelas kaca = 4×10–
6 –1
dinaikkan menjadi 130°C? C dan koefisien muai ruang air = 4,4×10–
4 –1
∆LB = 25 cm C . Berapa cc volume air yang tumpah
bila suhunya dinaikkan sampai 100°C?
34. Kawat A pada suhu 10°C panjangnya
∆V = 20,544 cc
4 meter. Bila suhunya dinaikkan menjadi
110°C, panjangnya bertambah 18 mm. 40. Pada sebuah gelas kaca yang volumenya
Kawat B terbuat dari bahan yang 0,8 liter berisi penuh air pada suhu 30°C.
mempunyai koefisien muai panjang = 4 kali Koefisien muai panjang gelas kaca = 6×10–
6 –1
koefisien muai panjang kawat A, pada suhu C dan koefisien muai ruang air = 4,4×10–
4 –1
20°C panjangnya 2 meter. Pada suhu berapa C . Berapa cc volume air yang tumpah
°C panjang kawat B bertambah dengan 36 bila suhunya dinaikkan sampai 80°C?
mm? ∆V = 16,88 cc
t B2 = 120°C 41. Sebuah botol volumenya 120 cm3 berisi
118 cm3 air raksa bersuhu 20°C. Kemudian
Pemuaian Luas: dipanaskan. Bila diketahui koefisien muai
35. Sebuah kaca jendela pada suhu 15°C panjang botol = 4,5×10–5 /°C dan koefisien
luasnya 0,6 m2 akan dipasang pada muai ruang air raksa = 18×10–5 /°C, berapa
222 Suhu & Kalor
4
suhu maksimum yang diperbolehkan agar C–1 dan permukaannya berada tepat pada
air raksa tidak sampai tumpah? tanda 0°C di dalam pembuluh kapiler.
t2 = 82°C Berapa cm naiknya permukaan air raksa
42. Sebuah botol volumenya 250 cm3 berisi dalam pembuluh kapiler pada suhu 60°C?
247 cm3 air raksa bersuhu 15°C. Kemudian ∆L = 27 mm
dipanaskan. Bila diketahui koefisien muai 48. Sebuah termometer air raksa terbuat dari
panjang botol = 4,5×10–5 /°C dan koefisien bahan gelas yang koefisien muai
muai ruang air raksa = 18×10–5 /°C, berapa panjangnya 3×10–5 C–1 dengan pembuluh
suhu maksimum yang diperbolehkan agar yang berpenampang 0,3 mm2. Pada suhu
air raksa tidak sampai tumpah? 0°C reservoirnya berisi 1,5 cm3 air raksa
t2 = 58 °C yang mempunyai koefisien muai ruang
43. Diketahui koefisien muai ruang air raksa 1,8×10–4 C–1 dan permukaannya berada
= 18×10–5/°C. Pada suhu 28°C sebuah botol tepat pada tanda 0°C di dalam pembuluh
volumenya 300 cm3 berisi 298 cm3 air kapiler. Berapa cm naiknya permukaan air
raksa. Ketika keduanya dipanaskan sampai dalam pembuluh kapiler pada suhu 80°C?
suhu 140 °C, air raksa di dalamnya hampir ∆L = 36 cm
tumpah. Berapa koefisien muai panjang 49. Pada suhu 0 °C massa jenis benda =
botol? 7,8 gram/cm3. Berapa massa jenisnya pada
α = 4×10–5 /°C suhu 1000 °C jika koefisien muai ruang
44. Diketahui koefisien muai panjang botol benda = 4×10–6 C–1?
= 5×10–5 /°C. Pada suhu 18°C sebuah botol ρ = 7,5 gram/cm3
volumenya 200 cm3 berisi 198 cm3 zat cair. 50. Pada suhu 0°C massa jenis air raksa
Ketika keduanya dipanaskan sampai suhu = 13,6 gram/cm3. Berapa massa jenisnya
190 °C, zat cair di dalamnya hampir pada suhu 440°C jika koefisien muai ruang
tumpah. Berapa koefisien muai ruang zat air = 2×10–4 C–1?
cair? ρ = 12,5 gram/cm3
γ = 18×10–5 /C°
51. Sebuah gelas kaca yang volumenya 1000 cc
45. Sebuah tangki bensin pada suhu 23°C berisi penuh air pada suhu 25°C. Koefisien
volumenya 5000 liter terbuat dari besi yang
muai panjang gelas kaca = 4×10–5 C–1 dan
koefisien muai panjangnya 1,1×10–5 C–1.
koefisien muai ruang air = 4,4×10–4 C–1.
Berapa liter bensin yang boleh diisikan ke
Bila suhunya dinaikkan sampai 100°,
dalam tangki agar pada suhu 130°C tidak
berapa volume air yang tumpah?
sampai tumpah jika diketahui koefisien ∆∆V = 24 cc
muai ruang bensin
9,9×10–4 C–1? 52. Sebuah gelas kaca yang volumenya 600 cc
V1 = 4965 liter berisi penuh air pada suhu 25°C. Koefisien
muai panjang gelas kaca = 3×10–5 C–1 dan
46. Sebuah tangki bensin pada suhu 18°C
volumenya 6000 liter terbuat dari besi yang koefisien muai ruang air = 4,4×10–4 C–1.
koefisien muai panjangnya 1,1×10–5 C–1. Bila suhunya dinaikkan sampai 125°,
Berapa liter bensin yang boleh diisikan ke berapa volume air yang tumpah?
∆∆V = 21 cc
dalam tangki agar pada suhu 120°C tidak
sampai tumpah jika diketahui koefisien Pemuaian Gas :
muai ruang bensin 53. Sebuah tabung berpenghisap berisi 40 liter
9,9×10–4 C–1? gas nitrogen dengan suhu 27°C tekanannya
V1 = 5960 liter 100 cmHg. Berapa volume gas itu pada
47. Sebuah termometer air raksa terbuat dari suhu 0°C dan tekanannya 200 cmHg?
bahan gelas yang koefisien muai V2 = 18,2 liter
panjangnya 3×10–5 C–1 dengan pembuluh 54. Sebuah tabung berpenghisap berisi 25 liter
yang berpenampang 0,4 mm2. Pada suhu gas nitrogen dengan suhu 27°C tekanannya
0°C reservoirnya berisi 2 cm3 air raksa yang
mempunyai koefisien muai ruang 1,8×10–
Suhu & Kalor 223
120 cmHg. Berapa volume gas itu pada 62. 480 gram logam kalor jenisnya
suhu 0°C dan tekanannya 150 cmHg? 0,05 kal/gr°C dicelupkan ke dalam 80 gram
V2 = 18,2 liter air yang bersuhu 20°C. Setelah setimbang,
55. Satu liter udara pada suhu 27°C bertekanan suhu akhirnya 35°C. Berapa suhu logam
1 atmosfer dipanasi pada tekanan tetap mula-mula?
sampai volumenya menjadi 1,2 liter. Setelah tL = 85°C
itu dipanasi lagi pada volume tetap sampai 63. 100 gram logam kalor jenisnya
tekanannya menjadi 1,5 atmosfer. Berapa 0,2 kal/gram°C dicelupkan ke dalam
suhunya sekarang? 180 gram air yang bersuhu 30°C. Setelah
t2 = 267 °C
setimbang, suhu akhirnya 35°C. Berapa
56. Satu liter udara pada suhu 27°C bertekanan suhu logam mula-mula?
1 atmosfer dipanasi pada volume tetap tL = 55°C
sampai tekanannya menjadi 1,3 atmosfer. 64. 300 gram logam kalor jenisnya
Setelah itu dipanasi lagi pada tekanan tetap 0,1 kal/gram°C bersuhu 50°C dicelupkan ke
sampai volumenya menjadi 1,5 liter. Berapa dalam 120 gram air bersuhu 30°C. Setelah
suhunya sekarang? setimbang, berapa suhu akhir campurannya?
t2 = 312 °C
tC = 34°C
57. Sebuah tangki berisi 40 liter gas nitrogen 65. 80 gram logam kalor jenisnya
dengan tekanan 3 atm pada suhu 27°C 0,2 kal/gram°C bersuhu 60°C dicelupkan ke
dipakai untuk mengisi sejumlah balon yang
dalam 180 gram air bersuhu 30°C. Setelah
harus mempunyai tekanan 100 cmHg pada
setimbang, berapa suhu akhir campurannya?
suhu 20°C. Bila volume tiap balon = 3 dm3, tC = 35°C
berapa jumlah balon yang dapat diisi?
n = 106 buah 66. Sebuah kaleng massanya 100 gram terbuat
dari bahan yang kalor jenisnya
58. Sebuah tangki berisi 30 liter gas nitrogen
0,2 kal/gram C° berisi 100 gram air. Ke
dengan tekanan 5 atm pada suhu 27°C dalamnya dimasukkan 240 gram logam
dipakai untuk mengisi sejumlah balon yang
yang kalor jenisnya 0,1 kal/gram°C bersuhu
harus mempunyai tekanan 120 cmHg pada
60°C. Setelah setimbang, suhu akhirnya
suhu 25°C. Bila volume tiap balon = 4 dm3,
35°C. Berapa suhu air dan kaleng mula-
berapa jumlah balon yang dapat diisi?
n = 84 buah mula?
ta = 20°C
59. Suatu gas mula-mula volumenya 360 cc
67. Sebuah kaleng massanya 200 gram terbuat
bertekanan 80 cmHg bersuhu 300°K.
dari bahan yang kalor jenisnya
Kemudian dipanasi dengan volume tetap,
hingga tekanannya berubah menjadi 0,2 kal/gram C° berisi 50 gram air. Ke
150 cmHg. Kemudian dipanasi lagi pada dalamnya dimasukkan 60 gram logam yang
tekanan tetap, hingga volumenya berubah kalor jenisnya 0,3 kal/gram°C bersuhu
menjadi 400 cc. Berapa suhunya sekarang? 60°C. Setelah setimbang, suhu akhirnya
T2 = 625°K 35°C. Berapa suhu air dan kaleng mula-
mula?
Kalor : ta = 40°C
60. 350 gram logam bersuhu 50°C dicelupkan 68. Sebuah Kalorimeter kapasitas kalornya
ke dalam 140 gram air. Setelah setimbang, 40 kal/C° berisi 100 gram air bersuhu 20°C.
suhu akhirnya 25°C. Berapa kalor jenis Ke dalamnya dimasukkan 400 gram logam
logam? bersuhu 100°C. Setelah setimbang, suhu
cL = 0,1 kal/gram°C
akhirnya 30°C. Berapa kalor jenis logam?
61. 260 gram logam bersuhu 75°C dicelupkan cL = 0.05 C–1
ke dalam 130 gram air. Setelah setimbang, 69. Sebuah Kalorimeter kapasitas kalornya
suhu akhirnya 25°C. Berapa kalor jenis 50 kal/C° berisi 150 gram air bersuhu 25°C.
logam? Ke dalamnya dimasukkan 500 gram logam
cL = 0,05 kal/gram°C

224 Suhu & Kalor


bersuhu 75°C. Setelah setimbang, suhu 76. Sebuah kalorimeter berisi 150 gram air
akhirnya 35°C. Berapa kalor jenis logam? bersuhu 30°C. Kemudian ke dalamnya
cL = 0.1 C–1 dimasukkan 180 gram logam yang kalor
70. Sebuah kaleng terbuat dari bahan yang kalor jenisnya 0,2 kal/gr°C bersuhu 60°C. Setelah
jenisnya 0,2 kal/gr°C berisi 100 gram air setimbang, suhu akhirnya 35°C. Berapa
yang bersuhu 20°C. Ke dalamnya kapasitas kalor kalorimeter?
dimasukkan 500 gram logam yang kalor Ck = 30 kal/gr°C
jenisnya 0,05 kal/gr°C bersuhu 55°C. 77. Diketahui kalor jenis logam 0,2 kal/gr°C.
Setelah setimbang, suhu akhir campurannya Sebuah kalorimeter kapasitas kalornya
25°C. Berapa massa kaleng? 30 kal/°C berisi 100 gram air bersuhu t1. Ke
mK = 250 gram dalamnya dimasukkan 130 gram logam
71. Sebuah kaleng terbuat dari bahan yang kalor yang bersuhu 60°C. Setelah setimbang,
jenisnya 0,2 kal/gr C° berisi 50 gram air suhu akhirnya 35°C. Berapa besarnya t1?
yang bersuhu 30°C. Ke dalamnya t1 = 30°C
dimasukkan 140 gram logam yang kalor 78. Diketahui kalor jenis logam 0,2 kal/gr°C.
jenisnya 0,1 kal/gr°C bersuhu 60°C. Setelah Sebuah kalorimeter kapasitas kalornya
setimbang, suhu akhir campurannya 35°C. 20 kal/C° berisi 150 gram air bersuhu t1. Ke
Berapa massa kaleng? dalamnya dimasukkan 300 gram logam
mK = 100 gram yang bersuhu 50°C. Setelah setimbang,
72. Diketahui kalor jenis kaleng, air dan logam suhu akhirnya 33°C. Berapa besarnya t1?
berturut-turut 0,2 kal/gr°C, 1 kal/gr°C dan t1 = 30°C
0,2 kal/gr°C. Sebuah kaleng massanya 79. Sebuah kaleng massanya = 400 gram, kalor
150 gram berisi air bersuhu 30°C. jenisnya = 0,1 kal/gr°C bersuhu 20°C diisi
Kemudian dimasukkan 100 gram logam 100 gram air yang bersuhu 27°C. Setelah
yang bersuhu 55°C. Setelah setimbang, setimbang ke dalamnya dimasukkan
suhu akhirnya 35°C. Berapa massa air? 200 gram logam yang kalor jenisnya
ma = 50 gram 0,2 kal/gr°C bersuhu 61 °C. Setelah
73. Diketahui kalor jenis kaleng, air dan logam setimbang berapa suhu campurannya?
berturut-turut 0,2 kal/gr°C, 1 kal/gr°C dan tc = 33°C
0,1 kal/gr°C. Sebuah kaleng massanya 80. Sebuah kaleng massanya 500 gram terbuat
100 gram berisi air bersuhu 30°C. dari bahan yang kalor jenisnya 0,3 kal/gr°C
Kemudian dimasukkan 200 gram logam berisi 200 gram air bersuhu 25°C. Ke
yang bersuhu 65°C. Setelah setimbang, dalamnya dimasukkan logam yang kalor
suhu akhirnya 35°C. Berapa massa air? jenisnya 0,2 kal/gram C° bersuhu 85°C.
ma = 100 gram Setelah setimbang, suhu akhirnya 35°C.
74. Sebuah kaleng massanya 600 gram terbuat Berapa massa logam?
dari bahan yang kalor jenisnya 0,3 kal/gr°C ml = 350 gram
berisi 300 gram air bersuhu 15°C. Ke 81. Sebuah kaleng massanya = 400 gram, kalor
dalamnya dimasukkan logam yang kalor jenisnya = 0,1 kal/gr°C diisi 100 gram air
jenisnya 0,2 kal/gr°C bersuhu 75°C. Setelah yang bersuhu 25°C. Ke dalamnya
setimbang, suhu akhirnya 25°C. Berapa dimasukkan 200 gram logam yang kalor
massa logam? jenisnya 0,2 kal/gr°C bersuhu 61°C. Setelah
ml = 480 gram setimbang berapa suhu campurannya?
75. Sebuah kalorimeter berisi 50 gram air tc = 33°C
bersuhu 20°C. Kemudian ke dalamnya Perubahan Wujud:
dimasukkan 350 gram logam yang kalor Bila tidak diketahui atau ditanyakan,
jenisnya 0,05 kal/gr°C bersuhu 70°C. gunakan:
Setelah setimbang, suhu akhirnya 30°C. Kalor jenis air = 1 kal/gr°C
Berapa kapasitas kalor kalorimeter? Kalor jenis es = 0,5 kal/gr°C
Ck = 20 kal/gr°C Kalor lebur es = kalor beku air = 80 kal/gr
Suhu & Kalor 225
Kalor didih air = kalor embun uap air = 540 setimbang, suhu akhir campurannya 3°C.
kal/gr Berapa suhu es mula-mula?
tes = – 10°C
82. Dua puluh (20) gram es bersuhu –10°C
diberi kalor. Bila es berubah menjadi air 93. Air massanya 75 gram bersuhu 29 °C
yang bersuhu 25°C, berapa kalor yang dicampur dengan 20 gram es. Setelah
diberikan? setimbang, suhu akhir campurannya 5°C.
Qt = 2200 kalori Berapa suhu es mula-mula?
tes = – 5 °C
83. Lima belas (15) gram es bersuhu –10°C
diberi kalor. Bila es berubah menjadi air 94. Air massanya 65 gram bersuhu 28°C
yang bersuhu 10 °C, berapa kalor yang dicampur dengan 20 gram es yang bersuhu
diberikan? –5°C. Setelah setimbang, berapa suhu akhir
Qt = 1425 kalori campurannya?
84. Es bersuhu –5°C diberi kalor sebanyak takhir = 2°C
1850 kalori sehingga berubah menjadi air 95. Air massanya 50 gram bersuhu 26°C
yang bersuhu 10°C. Berapa massa air yang dicampur dengan 12 gram es yang bersuhu
terjadi? –5°C. Setelah setimbang, berapa suhu akhir
ma = 20 gram campurannya?
85. Es bersuhu –7 °C diberi kalor sebanyak takhir = 5°C
885 kalori sehingga berubah menjadi air 96. Es massanya 30 gram bersuhu –10°C
yang bersuhu 5°C. Berapa massa air yang dicampur dengan 50 gram air bersuhu 11°C.
terjadi? Setelah setimbang, berapa gram massa es
ma = 10 gram yang tersisa?
86. Dua puluh lima (25) gram es bersuhu –10°C m"es = 25 gram
diberi kalor sebanyak 1725 kalori. Berapa 97. Es massanya 20 gram bersuhu 0°C
massa es yang melebur? dicampur dengan 30 gram air bersuhu 40°C.
m' = 20 gram Setelah setimbang, berapa gram massa es
87. Dua puluh (20) gram es bersuhu –15°C yang tersisa?
diberi kalor sebanyak 1350 kalori. Berapa m"es = 5 gram
massa es yang melebur? 98. Es massanya 25 gram bersuhu –10°C
m' = 15 gram dicampur dengan 35 gram air. Setelah
88. Sepuluh (10) gram air bersuhu 25°C setimbang, massa es yang melebur 5 gram.
melepaskan kalor sebanyak 1075 kalori. Berapa suhu air mula-mula?
Berapa suhu akhirnya? a) tair = 15°C
t2 = – 5°C 99. Es massanya 30 gram bersuhu –10°C
89. Lima belas (15) gram air bersuhu 20°C dicampur dengan 50 gram air. Setelah
melepaskan kalor sebanyak 1575 kalori. setimbang, massa es yang melebur 10 gram.
Berapa suhu akhirnya? Berapa suhu air mula-mula?
t2 = – 10°C a) tair = 19°C

90. Air bersuhu 20°C melepaskan kalor 100. Sebuah Kalorimeter kapasitasnya
sebanyak 1200 kalori. Bila hanya 40 kal/C° berisi 60 gram air bersuhu 14°C.
seperempat massa air membeku menjadi es, Ke dalamnya dimasukkan 10 gram es yang
berapa massa air seluruhnya? bersuhu –10°C. Setelah setimbang:
m = 30 gram a) berapa suhu akhir campurannya?
91. Air bersuhu 15°C melepaskan kalor b) berapa massa es yang melebur?
sebanyak 3000 kalori. Bila hanya a) tair = 5°C b) m'es = 10 gram
tigaperempat massa air membeku menjadi 101. Sebuah Kalorimeter kapasitasnya
es, berapa massa air seluruhnya? 20 kal/gram berisi 50 gram air bersuhu
m = 40 gram 10°C. Ke dalamnya dimasukkan 40 gram es
92. Air massanya 80 gram bersuhu 14°C yang bersuhu –5°C. Setelah setimbang:
dicampur dengan 10 gram es. Setelah a) berapa suhu akhir campurannya?
226 Suhu & Kalor
b) berapa massa es yang melebur? mlebur = 5 gram
a) tair = 0°C b) m'es = 7,5 gram 109. Air yang massanya 25 gram bersuhu
102. Lima belas (15) gram uap air pada suhu t °C melepaskan kalor sebanyak
100°C mengembun menjadi air yang 2175 kalori. Jika hanya 15 gram air yang
bersuhu 60°C. Bila kalor embun uap air = berubah menjadi es, berapa besar t?
540 kal/gram, berapa banyaknya kalor yang t = 39 °C
dilepaskan? Perpindahan Kalor Cara Konduksi :
Qt = 8700 kalori
110. Sebuah batang panjangnya 30 cm, luas
103. Dua puluh (20) gram uap air pada suhu penampangnya 5 cm2. Koefisien konduksi
100°C mengembun menjadi air yang
termal 0,2 det kalori
ik cm C°
. Salah satu ujungnya
bersuhu 70°C. Bila kalor embun uap air =
540 kal/gram, berapa banyaknya kalor yang dipanaskan hingga bersuhu 85°C. Jika pada
dilepaskan? ujung yang lain suhunya 25°C, berapa
Qt = 11400 kalori jumlah kalor yang lewat batang tersebut tiap
104. Gambar di samping t Uap satuan waktu?
menunjukkan grafik P = 2 Joule/detik
tdidih A
perubahan wujud dari uap 111. Sebuah batang panjangnya 25 cm, luas
air menjadi air. Bila ta air penampangnya 4 cm2. Koefisien konduksi
B Q
massa uap air 15 gram, termal 0,1 det kalori . Salah satu ujungnya
ik cm C°
kalor embun uap air
540 kal/gr dan kalor yang dilepaskan untuk dipanaskan hingga bersuhu 60°C. Jika pada
mengubah wujud dari uap air pada titik A ujung yang lain suhunya 20°C, berapa
menjadi wujud air pada titik B adalah jumlah kalor yang lewat batang tersebut tiap
8250 kalori, berapa besar ta? satuan waktu?
ta = 50°C P = 0,64 Joule/detik

105. Gambar di samping 112. Sebuah batang panjangnya 27 cm, luas


menunjukkan grafik t Uap penampangnya 6 cm2 dan koefisien
perubahan wujud dari tdidih A konduksi termal 0,3 det kalori
ik cm C°
. Salah satu
uap air menjadi air. Bila ujungnya dipanaskan sampai suhu 90°C.
massa uap air 5 gram, ta air
B Q Bila selama 6 detik jumlah kalor yang
kalor embun uap air dipindahkan 24 kalori, berapa suhu ujung
540 kal/gr dan kalor batang yang lain?
yang dilepaskan untuk mengubah wujud tb = 30 °C
dari uap air pada titik A menjadi wujud air
pada titik B adalah 2850 kalori, berapa 113. Sebuah batang panjangnya 25 cm, luas
besar ta? penampangnya 4 cm2 dan koefisien
ta = 70°C konduksi termal 0,2 det kalori
ik cm C°
. Salah satu
106. Air yang massanya 150 gram bersuhu ujungnya dipanaskan sampai suhu 80°C.
t °C melepaskan kalor sebanyak Selama 5 detik jumlah kalor yang
15700 kalori. Jika hanya 50 gram air yang dipindahkan 6 kalori. Berapa suhu ujung
berubah menjadi es, berapa besar t? batang yang lain?
t = 78 °C tb = 42,5 °C
107. Es massanya 400 gram bersuhu –10°C 114. Batang logam X panjangnya 30 cm
dicampur dengan 200 gram air bersuhu koefisien konduksi termalnya = 0,2
18°C. Setelah setimbang, berapa es yang kalori . Batang logam Y panjangnya
det ik cm C°
melebur?
mlebur = 20 gram
25 cm koefisien konduksi termalnya = 0,3
kalori . Penampang kedua batang sama
108. Es massanya 100 gram bersuhu –10°C det ik cm C°

dicampur dengan 50 gram air bersuhu 18°C. disambung. Ujung batang X yang bebas
Setelah setimbang, berapa massa es yang dipanaskan sampai suhunya 160°C. Bila
melebur?
Suhu & Kalor 227
suhu pada sambungannya 70°C, berapa konduksi termal batang P = 0,1 detkalori
m C°
,
suhu ujung batang Y yang bebas?
tY = 20°C berapa koefisien konduksi termal batang Q?
KQ = 0,3 kalori
115. Batang logam X panjangnya 25 cm det m C°
koefisien konduksi termalnya = 0,3
kalori
120. Dua batang P dan Q luas
det ik cm C°
. Batang logam Y panjangnya penampangnya sama disambung. Koefisien
30 cm koefisien konduksi termalnya = 0,1 konduksi termal kedua batang berturut-turut
kalori . Penampang kedua batang sama, 0,2 detkalori
m C°
dan 0,5 detkalori
m C°
. Suhu ujung
det ik cm C°
lalu disambung. Ujung batang X yang bebas bebas kedua batang berturut-turut 205°C
dipanaskan sampai suhunya 125°C. Suhu dan 10°C, sedang suhu sambungannya
pada sambungannya 100°C. Berapa suhu 80°C. Bila panjang batang P = 25 cm,
ujung batang Y yang bebas? berapa panjang batang Q?
tY = 10°C LQ = 35 cm
116. Dua batang X dan Y luas 121. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Koefisien penampangnya sama disambung. Koefisien
konduksi termal kedua batang berturut-turut konduksi termal kedua batang berturut-turut
0,4 det kalori
ik cm C°
dan 0,1 det kalori
ik cm C°
. Suhu ujung 0,3 detkalori
m C°
dan 0,1 detkalori
m C°
. Suhu ujung
bebas kedua batang berturut-turut 240°C bebas kedua batang berturut-turut 125°C
dan 10°C, sedang suhu sambungannya dan 10°C, sedang suhu sambungannya
170°C. Bila panjang batang X = 35 cm, 100°C. Bila panjang batang P = 25 cm,
berapa panjang batang Y? berapa panjang batang Q?
LY = 20 cm LQ = 30 cm
117. Dua batang X dan Y luas 122. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Koefisien penampangnya sama disambung. Panjang
konduksi termal kedua batang berturut-turut kedua batang berturut- turut 35 cm dan
0,5 det kalori
ik cm C°
dan 0,2 det kalori
ik cm C°
. Suhu ujung 20 cm. Koefisien konduksi termal kedua
bebas kedua batang berturut-turut 230 °C batang berturut-turut 0,4 detkalori
m C°
dan 0,1
dan 15 °C, sedang suhu sambungannya kalori
. Bila suhu ujung bebas batang Q =
det m C°
190 °C. Bila panjang batang X = 20 cm,
berapa panjang batang Y? 10 °C dan suhu sambungannya 170 °C,
LY = 35 cm berapa suhu ujung bebas batang P?
tP = 240°C
118. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Panjang 123. Dua batang P dan Q luas
kedua batang berturut-turut 20 cm dan penampangnya sama disambung. Panjang
25 cm. Suhu ujung bebas kedua batang kedua batang berturut-turut 20 cm dan
berturut-turut 150°C dan 10 °C, sedang 20 cm. Koefisien konduksi termal kedua
suhu sambungannya 110°C. Bila koefisien batang berturut-turut 0,3 detkalori
m C°
dan 0,4
konduksi termal batang P = 0,2 detkalori
m C°
, kalori
det m C°
. Bila suhu ujung bebas batang Q =
berapa koefisien konduksi termal batang Q?
20°C dan suhu sambungannya 65°C, berapa
KQ = 0,1 kalori suhu ujung bebas batang P?
det m C°
tP = 240°C
119. Dua batang P dan Q luas
penampangnya sama disambung. Panjang 124. Dua batang X dan Y luas
kedua batang berturut-turut 30 cm dan 40 penampangnya sama disambung. Panjang
cm. Suhu ujung bebas kedua batang batang X = 1.25 kali panjang batang Y,
berturut-turut 150°C dan 20°C, sedang suhu koefisien konduksi termal batang Y = 2 kali
sambun-gannya 60°C. Bila koefisien koefisien konduksi termal batang X. Suhu
ujung bebas batang X = 150°C dan suhu

228 Suhu & Kalor


ujung bebas batang Y = 10°C. Berapa suhu suhu sambungan antara batang X dan Y
sambungannya? 110°C. Berapa suhu ujung-ujung batang Z?
t = 110°C tYZ = 50 °C, tZ = 20 °C
125. Dua batang X dan Y luas 130. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
penampangnya sama disambung. Panjang penampangnya sama disambung seperti
batang X = 0.75 kali panjang batang Y, pada gambar i. Perbandingan panjang ketiga
koefisien konduksi termal batang X = 3 kali batang 5 : 15 : 12, perbandingan koefisien
koefisien konduksi termal batang Y. Suhu konduksi termal ketiga batang 1 : 3 : 2.
ujung bebas batang X = 150°C dan suhu Suhu ujung batang X yang bebas 160°C,
ujung bebas batang Y = 20°C. Berapa suhu suhu sambungan antara batang X dan Y
sambungannya? 110°C. Berapa suhu ujung-ujung batang Z?
t = 60°C tYZ = 60°C, tZ = 0°C
126. Tiga batang X, Y dan Z luas 131. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
penampangnya sama disambung seperti penampangnya sama disambung seperti
pada gambar di bawah. pada gambar i Perbandingan panjang ketiga
X Y Z batang 10 : 9 : 6, perbandingan koefisien
konduksi termal ketiga batang 2 : 1 : 3.
Gambar i
Suhu ujung batang X yang bebas 170°C,
Perbandingan panjang ketiga batang =
suhu sambungan antara batang Y dan Z =
LX : LY : LZ = 7 : 12 : 1. Perbandingan
koefisien konduksi termal ketiga batang 30°C. Berapa suhu sambungan batang X
KX : KY : KZ = 2 : 3 : 1. Suhu ujung bebas dan Y? Berapa pula suhu ujung bebas
batang Z?
batang Z = 10°C dan suhu sambungan
tXY = 120°C, tZ = 10°C
batang X dan Y = 110°C. Berapa suhu
ujung bebas batang X? 132. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
tX = 180°C penampangnya sama disambung seperti
pada gambar i . Perbandingan panjang
127. Tiga batang X, Y dan Z luas
ketiga batang 7 : 12 : 1, perbandingan
penampangnya sama disambung seperti
koefisien konduksi termal ketiga batang 2 :
pada gambar i. Perbandingan panjang ketiga
3 : 1. Suhu ujung batang X yang bebas
batang = LX : LY : LZ = 5 : 15 : 12.
180 °C, suhu sambungan antara batang Y
Perbandingan koefisien konduksi termal
ketiga batang KX : KY : KZ = 1 : 3 : 2. Suhu dan Z = 30 °C. Berapa suhu sambungan
batang X dan Y? Berapa pula suhu ujung
ujung bebas batang X = 110°C dan suhu
bebas batang Z?
sambungan batang Y dan Z = 60°C. Berapa tXY = 110 °C, tZ = 10 °C
suhu ujung bebas batang Z?
tZ = 30 °C 133. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
penampangnya sama disambung seperti
128. Tiga batang X, Y dan Z luas
pada gambar i. Perbandingan panjang ketiga
penampangnya sama disambung seperti
batang 3 : 1 : 6, perbandingan koefisien
pada gambar i. Perbandingan panjang ketiga
konduksi termal ketiga batang 3 : 2 : 4.
batang = LX : LY : LZ = 5 : 15 : 12.
Suhu ujung batang X yang bebas 150°C,
Perbandingan koefisien konduksi termal
ketiga batang KX : KY : KZ = 1 : 3 : 2. Suhu suhu ujung batang Z yang bebas 15°C.
Berapa suhu sambungannya?
ujung bebas batang X = 160°C dan suhu
tXY = 105°C, tYZ = 60°C
sambungan batang X dan Y = 110°C.
Berapa suhu ujung bebas batang Z? 134. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
tZ = 0 °C penampangnya sama disambung seperti
pada gambar i. Perbandingan panjang ketiga
129. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
batang 2 : 6 : 1, perbandingan koefisien
penampang nya sama disambung seperti
konduksi termal ketiga batang 3 : 4 : 2.
pada gambar i.Perbandingan panjang ketiga
Suhu ujung batang X yang bebas 160°C,
batang 4 : 12 : 9, perbandingan koefisien
konduksi termal ketiga batang 1 : 2 : 3. suhu ujung batang Z yang bebas 0°C.
Berapa suhu sambungannya?
Suhu ujung batang X yang bebas 150°C,
Suhu & Kalor 229
tXY = 120°C, tYZ = 30°C batang LX : LY : LZ = 5 : 3 : 4, perbandingan
135. Tiga batang X, Y dan Z luas koefisien ketiga batang
penampangnya sama disambung seperti KX : KY : KZ = 1 : 3 : 2. Suhu ujung bebas
pada gambar di bawah. batang X = 100°C dan suhu ujung bebas
X Y Z batang Y = 15°C. Suhu sambungan ketiga
batang 25°C. Berapa suhu ujung bebas
Perbandingan panjang ketiga batang = batang Z?
LX : LY : LZ = 2 : 3 : 1. Perbandingan tZ = 15°C
koefisien konduksi termal ketiga batang KX
: KY : KZ = 3 : 4 : 5. Suhu ujung bebas 140. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
batang Z = 63°C dan suhu sambungan penampangnya sama disambung seperti
Gambar ii. Perbandingan panjang ketiga
batang X dan Y = 120°C. Berapa suhu
batang LX : LY : LZ = 3 : 4 : 5, perbandingan
ujung bebas batang X?
tX = 160°C
koefisien ketiga batang
KX : KY : KZ = 2 : 1 : 3. Suhu ujung bebas
136. Tiga batang X, Y dan Z luas batang X = 110°C dan suhu ujung bebas
penampangnya sama disambung seperti
batang Z = 0°C. Suhu sambungan ketiga
pada gambar di bawah.
batang 50°C. Berapa suhu ujung bebas
X Y Z batang Y?
Perbandingan panjang ketiga batang = LX : tY = 10°C
LY : LZ = 5 : 15 : 12. Perbandingan 141. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
koefisien konduksi termal ketiga batang penampangnya sama disambung seperti
KX : KY : KZ = 1 : 3 : 2. Suhu ujung bebas gambar ii. Panjang batang X = 30 cm,
batang X = 225°C dan suhu sambungan panjang batang Y = 25 cm. Perbandingan
batang X dan Y = 175°C. Berapa suhu koefisien ketiga batang
ujung bebas batang Z? KX : KY : KZ = 3 : 2 : 1. Suhu ujung bebas
tZ = 65°C batang X = 150°C. Suhu ujung bebas
137. Tiga batang X, Y dan Z luas batang Y = 20°C. Suhu ujung bebas
penampangnya sama disambung seperti batang Z = 10°C. Suhu sambungan ketiga
pada gambar di batang = 70°C. Berapa panjang batang Z?
bawah. Perbandingan Y LZ = 15 cm
panjang ketiga batang X
Z 142. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
= LX : LY : LZ = 6 : 5 : penampangnya sama disambung seperti
3. Perbandingan Gambar ii
gambar ii. Panjang batang X = 20 cm,
koefisien konduksi termal ketiga batang KX panjang batang Z = 30 cm. Perbandingan
: KY : KZ = 3 : 2 : 1. Suhu ujung bebas koefisien ketiga batang
batang X, Y dan Z berturut-turut 150°C, KX : KY : KZ = 2 : 3 : 4. Suhu ujung bebas
20°C dan 10°C. Berapa suhu sambungan batang X = 150°C. Suhu ujung bebas
ketiga batang? batang Y = 0 °C. Suhu ujung bebas
t = 70 °C
batang Z = 20°C. Suhu sambungan ketiga
138. Tiga batang X, Y dan Z luas batang = 50°C. Berapa panjang batang Y?
penampangnya sama disambung seperti LY = 25 cm
pada gambar ii. Perbandingan panjang 143. Tiga buah batang X, Y dan Z luas
ketiga batang = LX : LY : LZ = 3 : 4 : 5. penampangnya sama disambung seperti
Perbandingan koefisien konduksi termal gambar ii. Perbandingan panjang ketiga
ketiga batang KX : KY : KZ = 2 : 1 : 3. Suhu batang LX : LY : LZ = 2 : 4 : 3, perbandingan
ujung bebas batang X, Y dan Z berturut- koefisien ketiga batang
turut 110°C, 10°C dan 0°C. Berapa suhu KX : KY : KZ = 5 : 4 : 6. Suhu ujung bebas
sambungan ketiga batang? batang X = 150°C. Suhu ujung bebas
t = 50°C
batang Y = 25°C. Suhu ujung bebas
139. Tiga buah batang X, Y dan Z luas batang Z = 20°C. Berapa suhu sambungan
penampangnya sama disambung seperti ketiga batang?
gambar ii. Perbandingan panjang ketiga
230 Suhu & Kalor
t = 50°C Joule
luas benda A = 1500 , berapa
144. Tiga buah batang X, Y dan Z luas s m2
penampangnya sama disambung seperti banyaknya kalor yang dipancarkan tiap
gambar ii. Perbandingan panjang ketiga satuan waktu tiap satuan luas benda B?
batang LX : LY : LZ = 5 : 4 : 6, perbandingan Joule
koefisien ketiga batang KX : KY : KZ IB = 8000
= 4 : 3 : 2. Suhu ujung bebas batang X s m2
= 180°C. Suhu ujung bebas batang Y = 0°C. 151. Benda A dan B emisivitasnya 0,8 dan
Suhu ujung bebas batang Z = 20°C. Berapa 0,1, dipanaskan hingga suhunya masing-
suhu sambungan ketiga batang? masing 400°K dan 800°K. Berapa
t = 80°C perbandingan banyaknya kalor yang
Konveksi dipancarkan tiap satuan waktu tiap satuan
luas kedua benda?
145. Sebuah bejana luas penampangnya I1 : I2 = 1 : 2
3 dm2 berisi air yang sedang dipanaskan.
Pada dasar bejana suhu air 80°C sedangkan Pertanyaan Teori
di permukaannya suhunya 40°C. Koefisien 152. Bagaimana sebaiknya sifat-sifat zat cair
konveksi air = 1,5×10–5 det kalori . Berapa yang dipakai pada termometer?
ik cm C°
banyaknya kalor yang dipandahkan tiap 153. Bagaimana sebaiknya sifat-sifat pipa
satuan waktu? kaca yang dipakai pada termometer?
P = 1,8 kal/det 154. Dua buah plat logam yang berbeda
Radiasi dikeling. Jika kemudian dipanaskan,
bagaimana keadaannya?
146. Sebuah benda hitam sempurna bersuhu
227°C. Berapa banyaknya kalor yang 155. Pada siang hari akan merasa lebih
dipancarkan tiap satuan waktu tiap satuan nyaman bila memakai baju warna putih
luas? daripada memakai baju warna hitam. Apa
I = 3543.75 W/m2 sebabnya?
147. Sebuah benda hitam sempurna bersuhu 156. Mengapa jika air dimasukkan ke dalam
327°C. Berapa banyaknya kalor yang frezer kulkas volumenya bertambah besar?
dipancarkan tiap satuan waktu tiap satuan 157. Mengapa air jika dipanaskan dari suhu
luas? 0°C menjadi 4°C volumenya malah
I = 7348.32 W/m2
menyusut?
148. Sebuah benda mempunyai emisivitas
158. Bila terkena sinar matahari, kenaikkan
0,6 dipanaskan. Berapa suhunya jika
suhu daratan lebih cepat daripada suhu
banyaknya kalor yang dipancarkan tiap
lautan. Apa sebabnya?
satuan waktu tiap satuan luas
= 1451.52 Joule/detik m2? 159. Mengapa jika air dimasukkan ke dalam
t = 127°C freezer kulkas volumenya bertambah besar?
149. Sebuah benda mempunyai emisivitas 160. Mengapa air jika dipanaskan dari suhu
0,6 dipanaskan. Berapa suhunya jika 0°C menjadi 4°C volumenya malah
banyaknya kalor yang dipancarkan tiap menyusut?
satuan waktu tiap satuan luas 161. Bila terkena sinar matahari, kenaikan
13613.67 Joule/detik m2? suhu daratan lebih cepat daripada suhu
t = 427°C
lautan. Apa sebabnya?
150. Emisivitas benda A = 3 kali emisivitas
162. Apa perbedaan antara menguap dengan
benda B. Kedua benda dipijarkan hingga
mendidih?
suhunya masing-masing TA = 500°K dan TB
= 1000°K. Jika banyaknya kalor yang 163. Jika kita memasak air di Malang lebih
dipancarkan tiap satuan waktu tiap satuan cepat mendidih daripada di Surabaya. Apa
sebabnya?

Suhu & Kalor 231


menunjuk angka 150°C. Pada saat
Soal UNAS
termometer Celsius menunjukkan angka
Suhu 50°C, termometer X menunjuk angka.....
1. Suhu suatu zat 212°F, maka suhu mutlaknya A. 57,5°X B. 62,5°X C. 75°X
adalah..... D. 82,5°X E. 87,5°X
A. 485°K B. 453°K C. 391°K 9. Pada suatu suhu tertentu, jumlah skala
D. 373°K E. 100°K penunjukan termometer Celsius dengan
2. Termometer A dan B digunakan untuk skala termometer Fahrenheit = 60. Berapa
mengukur suhu fluida x, y dan z.u derajat suhu tersebut?
Fluida Termometer A Termometer B A. 10°C B. 18°C C. 50°C
x 22° 5° D. 10°F E. 18°F
y 222° 125° 10. Pada suatu suhu tertentu, selisih skala
z 72° t° penunjukan termometer Fahrenheit dengan
Nilai t dalam tabel tersebut adalah..... skala termometer Celsius = 36. Berapa
A. 30° B. 35° C. 52° derajat suhu tersebut?
D. 80° E. 90° A. 5°F B. 27°F C. 41°F
3. Termometer X yang telah ditera D. 45°F E. 62°F
menunjukkan angka –30 pada titik beku air Pemuaian
dan 90 pada titik didih air. Suhu 60°X sama 11. Sepotong baja panjang 1 meter akan
dengan...... bertambah panjang 1 mm jika dipanaskan
A. 20°C B. 45°C C. 50°C dari 0°C sampai 100°C. Tambahan panjang
D. 75°C E. 80°C benda jika dipanaskan dari 0°C sampai
4. Enam puluh dua derajat Fahrenheit sama 120°C adalah.....
dengan..... A. 1 mm B. 1,2 mm C. 2 mm
A. 16,7°C B. 22,2°C C. 34,4°C D. 2,4 mm E. 10 mm
D. 52,2°C E. 54,0°C 12. Panjang batang rel kereta api masing-
5. Tabung pipa kapiler suatu termometer air masing 10 meter, dipasang pada suhu 20°C.
raksa sebaiknya memiliki..... Diharapkan pada suhu 30°C rel tersebut
A. kalor jenis dan angka muai yang kecil saling bersentuhan. Koefisien muai batyang
B. kalor jenis dan angka muai yang besar rel kereta api = 12×10–6 /C°, jarak antara
C. kalor jenis kecil dan angja muai besar kedua batang yang diperlukan pada suhu
D. kalor jenis besar dan angka muai kecil 20°C adalah.....
E. massa jenis kecil A. 3,6 mm B. 2,4 mm
6. Zat cair yang dipakai untuk termometer C. 1,2 mm D. 0,8 mm
sebaiknya memiliki... E. 0,6 mm
A. kalor jenis dan angka muai yang kecil 13. Di bawah ini adalah tabel hasil pengamatan
B. kalor jenis dan angka muai yang besar sepotong logam yang panjang awalnya
C. kalor jenis kecil dan angka muai besar 60 cm dan mengalami kenaikan suhu ∆t.
D. kalor jenis besar dan angka muai kecil L0 Lt ∆t
E. angka muai besar dan kalor lebur kecil 60 cm 60,0132 cm 20 °C
7. Satu satuan suhu dalam skala Celsius lebih 60 cm 60,0266 cm 40 °C
kecil daripada satu satuan suhu dalam skala 60 cm 60,0394 cm 60 °C
Kelvin 60 cm 60,0530 cm 80 °C
sebab 60 cm 60,068 cm 100 °
harga numerik (angka) titik didih air dalam Grafik hubungan Lt terhadap ∆t cenderung
Celsius lebih kecil daripada dalam Kelvin seperti.....
8. Pada saat termometer Celsius menunjukkan
angka 0 °C, termometer X menunjuk angka
25°X. Pada saat termometer Celsius
menunjuk angka 100°C, termometer X

232 Suhu & Kalor


A. Lt (m) B. Lt (m) 17. Sebatang baja (angka muai linier 10–5 /°C)
60
panjangnya 100,0 cm pada suhu 30°C. Bila
60 panjang baja itu sekarang menjadi
∆t ∆t 100,1 cm, maka suhunya adalah.....
(°C) (°C) A. 70°C B. 100°C
C. Lt (m) D. Lt (m) C. 130°C D. 1000°C
E. 1030°C
60
Hukum Boyle & Gay Lussac
∆t ∆t
(°C) 20 (°C) 18. Pada hukum Boyle PV = k, k mempunyai
E. Lt (m) dimensi.....
A. daya B. usaha
C. momentum linier D. suhu
E. konstanta pegas
∆t
(°C) 19. Dalam sistem SI tekanan gas dinyatakan
dalam.....
14. Pada tabel di bawah ini tersedia data
A. atm B. N/m C. N/m2
koefisien muai, ukuran semula dan
D. cm Hg E. torr
perubahan suhu dari beberapa zat. Zat yang
pemuaiannya terbesar adalah..... 20. Grafik antara tekanan gas Y yang massanya
Zat Koefisien Ukuran Kenaikan tertentu pada volume tetap sebagai fungsi
muai zat (/C) semula suhu dari suhu mutlak X ialah.....
A . Zat I 9×10–6 4 50 A. Y B. Y C. Y
B . Zat II 12×10 –6 2 40
C . Zat III 16×10 –6 3 20
D . Zat IV 24×10–6 2 30
–6 X X X
E . Zat V 25×10 4 20
D. Y E. Y
15. Tabel berikut ini menunjukkan panjang lima
jenis logam yang berbeda koefisien muai
panjangnya.
Jenis Logam Lo (m) α (/C°) t (°C) X X
P 1 2,4×10–5 50 21. Suatu jenis gas menempati volume 100 cm3
Q 1,5 1,9×10–4 50 pada temperatur 0°C dan tekanan 1 atm.
R 1,75 1,2×10–4 50 Bila temperatur menjadi 50°C sedangkan
S 2,0 0,9×10–5 50 tekanan menjadi 2,0 atm, maka volume gas
T 2,25 1,5×10–4 50 akan menjadi.....
Logam yang mengalami pertambahan A. 118,3 cm3 B. 84,5 cm3
3
panjang terbesar setelah masing-masing C. 59,2 cm D. 45,5 cm3
dipanaskan sampai 100°C adalah..... E. 38,4 cm3
A. P B. Q C. R 22. Gas dalam ruang tertutup, volumenya
D. S E. T diperbesar menjadi 4 kali volume semula,
16. Karena suhunya ditingkatkan dari 0°C maka terjadi keadaan sebagai berikut:
menjadi 100°C suatu batang baja yang (1) tekanan tetap, bila suhu mutlaknya 4
panjangnya 1 meter bertambah panjangnya kali semula
dengan 1 milimeter. Berapakah (2) tekanan menjadi 4 kali semula, bila
pertambahan panjang suatu batang baja suhu mutlaknya tetap
yang panjangnya 60 cm, bila dipanaskan (3) tekanan menjadi 18 kali semula, bila
dari 0°C sampai 120°C?
1
A. 0,50 mm B. 0,60 mm suhu mutlaknya 2
kali semula
C. 0,72 mm D. 1,20 mm (4) tekanan menjadi 2 kali semula, bila
E. 2,40 mm suhu mutlaknya 12 kali semula

Suhu & Kalor 233


Kalor 29. Perubahan yang terjadi bila zat cair suhu
23. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan 10°C sedang memuai adalah.....
suhu benda tergantung pada..... A. massa jenisnya berkurang
A. massa benda, suhu awal, dan suhu akhir B. massa jenisnya tetap
B. massa benda dan jenis benda C. massa jenisnya bertambah
C. jenis benda dan kenaikan suhu D. massanya berkurang
D. massa benda, jenis benda, dan kenaikan E. massanya bertambah
suhu Azas Black
E. kenaikan suhu dan lama pemanasan
30. Bola besi dan bola alumunium mempunyai
24. Untuk menaikkan suhu 0,5 kg suatu zat cair massa dan suhu yang sama sebesar 1 kg dan
yang kalor jenisnya 400 J/kgoK dari 20°C 30°C, kalor jenis masing-masing adalah
menjadi 30°C diperlukan kalor..... 0,11 kal/groC dan 0,22 kal/groC. Kemudian
A. 0,2 KJ B. 0,4 KJ C. 2,0 KJ kedua bola tersebut dimasukkan ke dalam
D. 4,0 KJ E. 4,5 KJ air yang temperaturnya 100°C. Apabila
25. Dalam sistem SI satuan kalor adalah..... suhu keseluruhan (akhir) 60°C, maka
A. kalori B. Joule perbedaan jumlah kalor yang diserap oleh
C. Watt D. derajat Kelvin masing-masing bola tersebut adalah.....
E. derajat Celsius A. 9,9 kkal B. 6,6 kkal
C. 3,3 kkal D. 2,2 kkal
26. Untuk menaikkan suhu 0,5 kg suatu zat cair
E. 1,1 kkal
yang kalor jenisnya 400 J/kgoK dari 38°C
menjadi 48°C diperlukan kalor..... 31. Dua buah bola sejenis bersuhu sama 40°C,
A. 0,2 KJ B. 0,4 KJ C. 2,0 KJ kedua bola massanya masing-masing
D. 3,0 KJ E. 4,0 KJ 5 gram dan 10 gram. Kedua bola
dimasukkan ke dalam fluida, sehingga suhu
27. Dari kelima grafik hubungan kalor (Q)
kedua bola naik menjadi 50°C. Apabila
terhadap perubahan suhu ∆T untuk 5 zat kalor jenis bola 0,5 kal/groC dan
berikut ini (kelima grafik berskala sama), 1 kalori = 4,2 joule, maka selisih kalor yang
Q (J)
Q (J) Q (J) diserap oleh masing-masing bola adalah.....
A. 25 joule B. 75 joule
C. 105 joule D. 403 joule
E. 425 joule
∆T(K) ∆T(K) ∆T(K) 32. Dua buah bola masing-masing massanya
(1) (2) (3) 50 gram dan 30 gram bersuhu sama 30°C.
Q (J) Kedua bola dimasukkan ke dalam air panas
Q (J)
dan setelah mencapai kesetimbangan
suhunya menjadi 45°C. Bila kalor jenis
kedua bola sama yaitu 0,5 kal/groC dan
∆T(K) ∆T(K)
1 kalori = 4,2 joule, maka selisih kalor yang
diserap oleh kedua bola adalah.....
(4) (5)
A. 630 joule B. 840 joule
maka zat yang memiliki kapasitas kalor
C. 1260 joule D. 1680 joule
terbesar diperlihatkan pada grafik.....
E. 1890 joule
A. (1) B. (2) C. (3)
D. (4) E. (5) 33. Jika 75 gram air yang suhunya 0°C
dicampur dengan 50 gram air yang suhunya
28. Air dengan massa 200 gram pada suhu 30°C
diberikan kalor sebesar 1000 kalori. Jika 100°C, maka suhu akhir campuran itu
adalah.....
kalor jenis air 1 kal/g°C, maka suhu akhir
setelah pemanasan adalah..... A. 25°C B. 40°C C. 60°C
A. 30 °C B. 35 °C C. 40 °C D. 65°C E. 75°C
D. 45 °C E. 50 °C 34. Suatu zat yang mempunyai kalor jenis
tinggi, bila dipanaskan maka.....
A. lambat mendidih
234 Suhu & Kalor
B. cepat mendidih 42. Air mendidih pada suhu 100°C, ini berarti
C. lambat melebur bahwa.....
D. cepat naik suhunya A. bejana tersebut berada di permukaan
E. lambat naik suhunya laut
35. Tabung kapiler suatu termometer air raksa B. tekanan uap jenuh 76 cmHg
sebaiknya memiliki..... C. tekanan udara di atas permukaan air
A. panas jenis dan angka muai yang kecil tersebut 76 cmHg
B. panas jenis dan angka muai yang besar D. airnya adalah air murni
C. panas jenis kecil dan angka muai besar E. airnya sudah tidak dapat menerima
D. panas jenis besar dan angka muai kecil kalor lagi
E. massa jenis yang kecil 43. Es 100 gram bersuhu –10°C dipanaskan
36. Dalam botol termos terdapat 230 gram kopi sehingga seluruhnya menjadi uap air suhu
pada suhu 90°C. Ditambahkan susu 100°C. Kurva yang menyatakan hubungan
sebanyak 20 gram bersuhu 5°C. Berapakah antara tinggi suhu dan kalor yang diberikan
suhu campuran? (misalkan tidak ada kalor seperti gambar di samping. Jika kalor jenis
pencampuran maupun kalor yang terserap es = 0,5 kal/groC, kalor jenis air =
botol termos dan cair = ckopi = csusu = 1 kal/groC, kalor uap pada titik didihnya
1,00 kal/goC) = 540 kal/gram, titik lebur es = 0°C, titik
A. 5°C B. 20°C C. 47°C didih air = 100°C, maka kalor yang
D. 83°C E. 90°C diperlukan t (°C)
adalah..... 200
37. Sebuah kalorimeter digunakan untuk A. 54.500 kal S T
100
menentukan..... B. 62.500 kal
A. temperatur B. panas jenis C. 64.500 kal Q
0
C. massa jenis D. hambatan jenis D. 72.000 kal R Q
E. tekanan –10 P
E. 72.500 kal
38. Dalam kalorimeter digunakan asas..... 44. Gambar di bawah menunjukkan grafik suhu
A. watt B. Regnault C. Joule terhadap waktu dari zat padat yang dipanasi
D. Mayor E. Black dari suhu 263°K sampai menjadi uap pada
39. Kalor jenis suatu benda tergantung dari: 400°K. Bagian dari grafik yang
(1) banyaknya kalor yang diserap benda menunjukkan
(2) massa benda suhu (°K)
zat berada U
(3) kenaikan suhu benda 400
dalam dua S T
(4) macam benda wujud
40. Bila suhu air dinaikkan dari 0 °C menjadi adalah..... Q
273 R
4 °C, maka: A. RS dan ST
(1) massanya tetap B. PQ dan TU 263 P waktu
(2) volumenya turun C. ST dan TU
(3) massa jenisnya naik D. QR dan ST E. PQ dan TU
(4) kalor jenisnya tetap 45. Es dengan massa 50 gram dan suhu –5°C
41. Sepotong tembaga dijatuhkan dari dipanaskan menjadi air bersuhu 20°C. Kalor
ketinggian 490 meter di atas lantai. Kalor jenis es = 0,5 kal g–1 C–1, kalor lebur es
yang terjadi pada saat tumbukan dengan = 80 kal g–1, kalor jenis air = 1 kal g–1 C–1
lantai 50% diserap oleh tembaga untuk dan 1 kalori = 4,2 joule. Banyaknya kalor
kenaikan suhunya. Jika kalor jenis tembaga yang dibutuhkan pada keadaan di atas
420 J/kg oC, percepatan gravitasi bumi adalah.....
g = 10 m/s², maka kenaikan suhu tembaga A. 2,205×104 joule
adalah..... B. 2,1525×104 joule
A. 4oC B. 7 oC C. 9oC C. 2,1×104 joule
o o
D. 12 C E. 16 C D. 1,785×104 joule
Perubahan Wujud E. 5,125×104 joule

Suhu & Kalor 235


46. Di bawah ini adalah grafik kalor terhadap 50. Dari grafik hubungan suhu terhadap kalor
suhu dari satu kilogram uap pada tekanan yang diperoleh dari percobaan mengubah
normal. Kalor didih air 2,26×106 J/kgoK dan 1 kg air menjadi uap, maka diperoleh harga
kalor jenis air 4,2×103 J/kgoK, maka kalor kalor uap air suhu (°C)
yang dilepas pada perubahan dari uap tersebut 100
uap
menjadi air adalah..... adalah.....
A. t (°C) A. 300 J kg–1 air
–1
4,20×10 j3
uap B. 600 J kg 5
100 C. 1500 J kg–1 –20 P kalor
oule 300 600 2100 (Joule)
–1
B. air D. 1800 J kg
20
5,46×10 j3
Q (Joule)
E. 2100 J kg–1
oule 51. Di samping ini adalah grafik hubungan
C. 1,00×106 joule antara kalor yang diserap dan suhu benda
D. 2,26×106 joule yang bermassa 2 gram. Kalor lebur benda
E. 4,20×106 joule tersebut adalah.....
A. 60 kal/g suhu (°C)
47. Dua gram air mengalami proses seperti
B. 70 kal/g
gambar di bawah. Jika kalor jenis air Kalor
C. 80 kal/g 0
4200 J/kgoK dan kalor yang uap air 10 170 (kal)
D. 90 kal/g –5
2,25×106 J/kg, maka kalor yang diperlukan
E. 100 kal/g
selama proses t (°C)
C 52. Sepotong es massanya 10 kg dan suhunya
dari A ke B 150
uap
adalah..... 100
0°C (pada titik leburnya). Kepada es itu
B diberikan kalor 800 Kkal. Bila kalor lebur
A. 192,0 joule
air
B. 806,4 joule es 80 Kkal/kg, bagaimana keadaan es itu
4 A
C. 2653,2 joule setelah menerima kalor?
D. 4500,0 joule Q A. Seluruhnya melebur menjadi air dan
E. 5306,4 joule suhunya lebih dari 0°C
48. Grafik di bawah menunjukkan hubungan B. Sebagian melebur menjadi air dan
perubahan suhu terhadap penambahan kalor sebagian tetap berupa es, suhu air dan
untuk sebongkah es 50 gram yang kalor es itu 0°C
jenisnya = 0,5 kal/grC° dan kalor lebur = 80 C. Sebagian melebur menjadi air dan suhu
kal/gr. Jika 1 kal = 4,2 Joule, maka pada lebih 0°C dan sebagian tetap berupa es
proses BC kalor t (°C)
dengan suhu 0°C
yang D. Suhu es akan turun menjadi lebih kecil
200
dibutuhkan D dari 0°C
100
sebesar..... E. Seluruh es melebur menjadi air dengan
A. 168 Joule B suhu tetap 0°C
0
B. 672 Joule C Q
–10 A 53. Pada saat air berubah wujud menjadi es:
C. 1680 Joule (1) massanya tetap
D. 8400 Joule (2) beratnya tetap
E. 16800 Joule (3) suhunya tetap
49. Dalam suatu percobaan didapatkan grafik (4) massa jenisnya tetap
hubungan antara Q (kalori) dan (m) massa 54. Es (kalor jenis 0,5 kalori/gramoC) sebanyak
dari 5 zat sewaktu melebur. Jika sumbu x 10 gram pada suhu 0°C diberi kalor
manyatakan massa dan 1 2 sebanyak 1000 kalori. Bila kalor lebur es
Q
sumbu y menyatakan sama dengan 80 kalori/gram, maka air yang
3
kalor, maka zat yang 4 terjadi mempunyai suhu.....
kalor leburnya paling 5 A. 0°C B. 10°C C. 20°C
besar adalah..... D. 40°C E. 100°C
0 m
A. 1 B. 2
C. 3 D. 4 55. Titik didih zat cair dipengaruhi:
E. 5 (1) tekanan pada permukaannya
236 Suhu & Kalor
(2) massanya yang juga mempunyai suhu 0°C sejauh
(3) jenis zatnya 21 meter. Ternyata 25 gram es mencair
(4) volumenya karena gesekan. Jika kalor lebur es =
56. Untuk keadaan barometer 76 cm Hg, kalor 80 kal/gr, maka besarnya koefisien gesekan
jenis air = 4200 J/kgoC, kalor didih air = adalah.....
2,26×105 J/kg, kalor jenis uap air = A. 0,5 B. 0,6 C. 0,7
1260 J/kgoC, keadaan akhir yang dapat D. 0,8 E. 0,9
dicapai jika pada 100 gram air bersuhu 62. Benda dengan massa ½ kg mula-mula
20°C diberi kalor sejumlah 2,5×105 J mempunyai suhu 30°C. Untuk menaikkan
adalah..... suhunya menjadi 75°C diperlukan kalor
A. air bersuhu di bawah 100°C sebesar 4500 Joule. Kalor jenis benda
B. air bersuhu tepat 100°C tersebut adalah.....
C. air sedang mendidih A. 2100 J/kg oC B. 2000 J/kg oC
o
D. air tepat menguap semua C. 1900 J/kg C D. 1800 J/kg oC
E. uap air bersuhu di atas 100°C E. 1700 J/kg oC
57. 100 gram es dari –5°C dicampur dengan 63. Teh panas yang massanya 200 gram pada
200 gram air dari 30°C pada tekanan suhu t dituang ke dalam cangkir bermassa
1 atmosfer. Kalor jenis es 0,5 kal/gramoC 1900 gram dan bersuhu 20oC. Jika suhu
dan kalor lebur es 80 kal/gram. Jika hanya kesetimbangan termal 36oC dan panas jenis
terjadi pertukaran kalor antara air dan es, air teh adalah 8 kali panas jenis cangkir,
maka pada keadaan akhir..... maka suhu teh mula-mula adalah.....
A. suhu seluruhnya di atas 0°C A. 50oC C. 55oC E. 65oC
B. suhu seluruhnya di bawah 0°C B. 75oC D. 80oC
C. suhu seluruhnya 0°C dan semua es 64. Untuk menaikkan suhu aluminium yang
lebur mempunyai massa 200 gram dari 25oC
D. suhu seluruhnya 0°C dan semua air menjadi 75oC diperlukan kalor 8.400 J.
membeku Oleh karena itu, kalor jenis aluminium
E. suhu seluruhnya 0°C dan sebagian es adalah … J kg-1 K-1
melebur A. 0,42 C. 0,84 E. 840
B. 1.680 D. 8.400
58. Jika suatu zat padat diberi sejumlah kalor,
kemungkinan yang dapat terjadi adalah..... 65. Grafik di bawah menyatakan hubungan
(1) suhu zat naik (2) suhu zat tetap antara suhu (t) dengan kalor (Q) yang
(3) zat mencair (4) zat menjadi gas diberikan pada 1 gram zat padat. Besar
kalor lebur zat
59. a gram es –10°C dicampur dengan b gram padat tersebut t (°C)
C
air bersuhu 20°C. Jika suhu akhir yang adalah.....
dicapai 5 °C, kalor lebur es 80 kal/gram, A. 71 kal/gram
kalor jenis es 0,5 kal/gramoC, maka B. 79 kal/gram TL
A
B TL =
titik lebur
perbandingan a/b adalah..... C. 80 kal/gram
3 3
A. 17 B. 16 C. 11 D. 81 kal/gram O 71 150 Q (kalori)

1
E. 150 kalori/gram
D. 2
E. 1
66. Sebuah benda hitam sempurna luasnya
60. Suatu zat mempunyai kalor jenis tinggi, 0,5 m2 dan suhu permukaannya 1000°K.
maka zat itu..... Jika konstanta Stefan sebesar σ = 5,7×10–
A. lambat mendidih 8
W/mK, maka energi total yang
B. cepat mendidih dipancarkan selama satu menit adalah.....
C. lambat melebur A. 2,85×10–8 joule
D. lambat naik suhunya jika dipanaskan B. 2,85×10–8 joule
E. cepat naik suhunya jika dipanaskan C. 5,00×102 joule
61. Sebuah balok es dengan massa 50 kg pada D. 2,85×104 joule
suhu 0°C didorong di atas papan horizontal E. 1,71×106 joule
Suhu & Kalor 237
t (°C)
67. Sebanyak 1.000 gram air pada suhu 20°C A. 55 kal
dicampur dengan 200 gram air pada suhu B. 110 kalori 60
80°C. Jika pada percampuran tidak ada C. 130 kalori
kalor yang hilang, maka suhu akhir D. 275 kalori 0
campuran sama dengan... E. 285 kalori
A. 20°C C. 30°C E. 48°C 74. Balok es –5
B. 60°C D. 71°C bermassa 50
55 90 285 Q (kal)

68. Potongan alumunium bermassa 200 gram gram bersuhu 0oC dicelupkan pada 200
dengan suhu 20°C dimasukkan ke dalam gram air bersuhu 30 oC yang diletakkan
bejana air bermassa 100 gram dan suhu dalam wadah khusus. Anggap wadah tidak
80°C. Jika diketahui kalor jenis alumunium menyerap kalor. Jika kalor jenis air 1
0,22 kal/g°C dan kalor jenis air 1 kal/g°C, kal/gr°C dan kalor lebur es 80 kal/g, maka
maka suhu akhir air dan alumunium suhu akhir campuran adalah ….
mendekati ... A. 5 oC B. 8 oC C. 11 oC
o o
A. 200C C. 420C E. 620C D. 14 C E. 17 C
0 0
B. 80 C D. 100 C 75. Es massanya 125 gram suhu 0°C
69. Es sebanyak 20 gr bersuhu - 20oC dimasukkan ke dalam 500 gram air suhu
dimasukkan ke dalam 40 gr air bersuhu 20°C. Ternyata es melebur seluruhnya. Bila
80oC. kalor jenis es = 0,5 kal/groC, kalor kalor lebur es = 80 kalori/gram dan kalor
jenis air = 1 kal/groC, dan kalor lebur es = jenis air 1 kal/gramoC, maka suhu akhir
80 kal/gr. Suhu akhir campuran adalah … campuran adalah.....
A. 50oC C. 42oC E. 30oC A. 0°C B. 5°C C. 10°C
B. 28oC D. 20oC D. 15°C E. 20°C
70. Sebuah lempeng batu tebal 6 cm diletakkan 76. Es, massanya 150 gram suhu 0oC
o
di atas uap yang suhunya 100 C. Balok es dimasukkan ke dalam 600 gr air suhu 30oC.
dengan suhu 0oC diletakkan di atasnya. Ternyata es melebur seluruhnya. Bila kalor
Dalam 1 jam 1,2 kg es meleleh. Jika lebur es = 80 kalori/gr dan kalor jenis air 1
konduktivitas termal batu 0,123 J/m.s.oC, kal/groC, maka suhu akhir campuran adalah
kalor lebur es 3,344 x 105 J/kg, maka luas ….
permukaan lempeng batu … 0oC C. 5oC E. 8oC
A. 0,272 m2 B. 0,544 m2 o
15 C o
D. 20 C
2
C. 1,087 m D. 1,359 m2
77. Sebatang tembaga bermassa 100 gr mula-
E. 1,631 m2
mula bersuhu 95°C dijatuhkan ke dalam
71. Air bermassa 200 gram dan bersuhu 300C wadah aluminium 280 gr , jika air dan
dicampur air mendidih bermassa 100 gram wadah mula-mula bersuhu 15°C suhu akhir
dan bersuhu 90oC. (Kalor jenis air = 1 sistem sebesar…. (kalor jenis tembaga 390
kal.gram-1 0C-1). Suhu air campuran pada J/kgoK, kalor jenis alumunium 900 J/kgoK)
saat keseimbangan termal adalah …. A. 14,36°C B. 16,56°C
10oC C. 30oC E. 40oC C. 17,76°C D. 25,6°C
75oC D. 150oC E. 28,46°C
72. Pada wadah terdapat 150 gram air bersuhu 78. Apabila diketahui kalor jenis alumunium
80°C kemudian ditambah 50 gram air 0,22 kal/g0C, maka potongan alumunium
bersuhu 20°C. Jika wadah tidak menyerap bermassa 100 gram dengan suhu 200C
kalor, suhu campuran air adalah …. dimasukkan ke dalam bejana air bermassa
A. 55°C B. 75°C C. 95°C 50 gram dan suhu 500C maka suhu akhir air
D. 85°C E. 65°C dan alumunium mendekati .…
A. 40,830C B. 42,88oC
73. Sejumlah es berubah wujud dari suhu –5°C 0
C. 62,56 C D. 80,670C
sampai 60°C seperti gambar. Banyaknya E. 1000C
kalor yang diberikan sehingga suhunya
menjadi 60°C adalah..... 79. 200 gram air bersuhu 30oC dicampur
dengan 50 gram es bersuhu -5 oC (kalor
238 Suhu & Kalor
jenis es = 0,5 kal/goC, kalor lebur es = 80 D. 96oC E. 80oC
kal/g, kalor jenis air = 1 kal/goC). Suhu 86. Dua buah batang logam P dan Q
campuran saat kesetimbangan termal adalah mempunyai konduktivitas termal yang
…. oC. sama.
A. 2,5 C. 7,5 E. 10
B. 15 D. 17,5 250C 1000C
80. Mendidihkan air dalam bejana terbuka lebih P Q
cepat daripada dalam bejana tertutup
Jika panjang logam P adalah 2 kali logam Q
sebab
titik didih zat cair dipengaruhi oleh dan luas penampang keduanya sama
tekanannya. disambung menjadi satu. Maka suhu pada
sambungan kedua logam saat terjadi
81. Uap air yang terbentuk bila suatu campuran keseimbangan termal adalah……
air dan alkohol dipisahkan dengan A. 348 K C. 198 K E. 75 K
penyulingan lebih banyak mengandung uap B. -198 K D. -348 K
alkohol daripada uap air
87. Perhatikan pernyataan berikut:
sebab
titik didih alkohol lebih rendah daripada (1) Konduktivitas logam
titik didih air. (2) Perbedaan suhu ujung-ujung logam
(3) Panjang logam
82. Air yang membeku menjadi es volumenya (4) Massa logam
menjadi lebih besar Faktor-faktor yang menentukan laju
sebab perambatan kalor pada logam adalah .…
massa jenis es lebih besar daripada air. (1), (2), dan (3) D. (1) dan (4)
83. Zat yang sedang melebur tidak (2) dan (4) E. (3) dan (4)
membutuhkan kalor (4) saja
sebab 88. Dua batang logam P dan Q disambung
pada waktu melebur suhu zat tidak berubah. dengan suhu ujung-ujungnya berbeda (lihat
Perpindahan Kalor Cara Konduksi gambar).
84. Dua batang logam A dan B mempunyai
penampang sama disambungkan satu sama
lain pada salah satu ujungnya seperti
gambar. Jika suhu ujung bebas logam A
bersuhu 75oC dan suhu ujung bebas logam Apabila koefisien konduktivitas logam P
B 0oC, serta koefisien konduksi kalor logam dua kali koefisien konduktivitas logam Q,
A adalah dua kali koefisien konduksi kalor serta AC = 2 CB, maka suhu di C adalah
logam B. Suhu pada sambungan tersebut (dalam oC) ….
adalah .... A. 70 C. 75 E. 80
B. 85 D. 90
89. Dua buah batang P dan Q yang mempunyai
ukuran yang sama namun berbeda jenis
disambung satu sama lain. Ujung kiri
A. 75oC C. 60oC E. 55oC batang P bersuhu 110oC dan ujung kanan
B. 50oC D. 40oC batang Q bersuhu 50C. Jika koefisien
85. Batang logam P dan Q dengan ukuran konduksi termal batang P = 2x koefisien
panjang dan luas penampang yang sama konduksi termal batang Q, maka suhu pada
disambungkan seperti pada gambar sambungan kedua batang adalah ....
A. 25oC C. 50oC E. 65oC
o o
B. 75 C D. 85 C
Jika koefisien konduksikalor logam Q dua 90. Dua buah batang P dan Q yang mempunyai
kali koefisien konduksi kalor P maka suhu ukuran yang sama namun berbeda jenis
akhir pada sambungan logam adalah …. disambung satu sama lain. Ujung kiri
A. 300oC B. 260oC C. 160oC
Suhu & Kalor 239
batang P bersuhu 110oC dan ujung kanan 95. Kalor yang mengalir per satuan waktu
batang Q bersuhu 5oC. melalui suatu konduktor:
110 P Q 50C (1) sebanding dengan selisih suhu antara
Jika koefisien konduksi termal batang P = kedua ujungnya
2x koefisien konduksi termal batang Q, (2) berbanding terbalik dengan panjang
maka suhu pada sambungan kedua batang konduktor
adalah .... (3) sebanding dengan luas penampang
konduktor
A. 25°C C. 50°C E. 65°C
(4) tidak tergantung pada jenis konduktor
B. 75°C D. 85°C
96. Ujung A dipanaskan pada suhu 80oC sedang
91. Dua batang P dan Q dengan ukuran yang
ujung yang lain masih dingin dengan suhu
sama tetapi jenis logam yang berbeda
20oC.
dilekatkan seperti gambar di bawah. Ujung
kiri P bersuhu 90°C, dan ujung kanan Q 80oC A B 20oC
bersuhu 0°C. Jika koefisien konduksi Jika konduktivitas termal A dua kali
termal P adalah 2 kali koefisien konduksi konduktivitas termal B, maka suhu pada
termal Q, maka suhu pada bidang batas sambungan adalah
batang P dan Q ialah..... A. 60oC C. 50oC E. 40oC
A. 45°C B. 30oC D. 25oC
B. 55°C
Perpindahan Kalor Cara Konveksi
C. 60°C
D. 72°C 97. Bila suatu cairan dipanasi dari bawah, maka
E. 80°C kalor merambat dengan cara konveksi
sebab
92. Kalor yang mengalir persatuan waktu cairan yang panas rapat massanya lebih
melalui suatu konduktor: kecil daripada cairan yang dingin
(1) sebanding dengan luas penampang
(2) sebanding dengan selisih suhu antara Perpindahan Kalor Cara Radiasi
kedua ujungnya 98. Perbandingan jumlah energi yang
(3) berbanding terbalik dengan panjang dipancarkan tiap detik oleh benda hitam
konduktor pada temperatur 300°K dan 900°K
(4) tergantung pada macam konduktor adalah.....
93. Batang baja dan kuningan luas penampang A. 1 : 243 B. 1 : 81 C. 1 : 27
dan panjangnya sama, salah satu ujungnya D. 1 : 9 E. 1 : 3
dihubungkan. Suhu ujung batang baja yang 99. Jumlah energi tiap satuan waktu yang
bebas 250°C sedangkan suhu ujung batang dipancarkan oleh permukaan sebuah benda,
kuningan yang bebas 100°C. Jika koefisien dapat dirumuskan dalam persamaan: W = e
konduksi kalor baja dan kuningan masing- σ A T4 Untuk benda hitam harga emisivitas
masing 0,12 dan 0,24 kal/s cm, maka suhu e ialah.....
pada titik hubung kedua batang tersebut A. nol B. 0,5 C. –1
adalah..... D. –0,5 E. 1
A. 225°C B. 200°C C. 175°C
100. Gambar di bawah adalah benda hitam
D. 150°C E. 125°C sempurna yang meradiasi kalor.
94. Dua batang logam sejenis A dan B Perbandingan energi yang diradiasikan
penampangnya berbanding 2: 1 sedang antara benda A dan benda B tiap detiknya
panjangnya berbanding 4: 3. Bila beda suhu adalah....
ujung-ujung kedua batang sama, maka A. 1 : 2 a
a A B
jumlah rambatan kalor tiap satuan waktu B. 1 : 3
1 cm² 3 cm²
pada A dan B berbanding..... C. 3 : 1
A. 2 : 3 B. 3 : 2 C. 8 : 3 D. 4 : 1 T=300°K T=300°K
D. 3 : 8 E. 1 : 1 E. 1 : 9

240 Suhu & Kalor


101. Logam yang luas seluruh permukaannya D. 4 T0 E. 5 T0
200 cm dipanaskan hingga 1000 °K. Jika
2
107. Perhatikan pernyataan berikut:
emisivitas e = 1 dan σ = 5,67×10– (1) Berbanding lurus dengan pangkat empat
8
watt/m K4, maka daya yang dipancarkan suhu mutlaknya
oleh seluruh permukaannya adalah.... (2) Berbanding lurus dengan lama waktu
A. 1,134×105 watt B. 5,67×105 watt pemancaran
3
C. 1,134×10 watt D. 5,67×103 watt (3) Berbanding terbalik dengan luas
E. 2,84×102 watt penampang benda
102. Perbandingan jumlah radiasi kalor yang (4) Berbanding terbalik dengan intensitas
dipancarkan tiap detik tiap satu satuan luas radiasi
permukaan dari dua benda hitam sempurna Pernyataan yang berhubungan dengan
yang masing-masing bersuhu 47°C dan radiasi kalor adalah.....
A. (1) dan (2) B. (1) dan (3)
367°C adalah....
C. (2) dan (4) D. (1), (2) dan (4)
A. 1 : 2 B. 1 : 4 C. 1 : 16
E. hanya (4)
D. 2 : 1 E. 16 : 1
108. Pada siang hari badan kita terasa lebih
103. Pernyataan yang berkaitan dengan peristiwa
nyaman jika memakai baju putih daripada
radiasi kalor di bawah ini, yang benar
memakai baju berwarna
adalah....
A. kalor berpindah dalam bentuk cahaya sebab
daya serap kalor oleh benda berwarna putih
tampak
lebih tinggi daripada benda berwarna.
B. kalor berpindah memerlukan zat
perantara 109. Sebuah benda yang suhunya 0oK tidak
C. laju kalor yang diterima benda sama memancarkan energi
dengan saat melepaskannya sebab
D. benda hitam lebih mudah menyerap energi yang dipancarkan oleh sebuah benda
kalor daripada melepaskannya berbanding lurus dengan suhu mutlaknya.
E. energi total yang dipancarkan dari
permukaan benda tidak bergantung
suhunya
104. Jumlah kalor yang dipancarkan oleh sebuah
benda yang suhunya lebih besar dari 0°K
sebanding dengan....
A. suhunya
B. suhu sekelilingnya
C. massa benda itu
D. luas permukaan benda
E. pangkat dua dari suhunya
105. Bila terkena pancaran matahari kenaikan
suhu lautan lebih lamban dari kenaikan suhu
daratan, karena:
(1) kalor jenis air lebih besar
(2) warna daratan lebih kelam
(3) air lautan selalu dalam keadaan
bergerak
(4) air lautan adalah penyerap kalor yang
baik
106. Energi yang diradiasikan per detik oleh
benda hitam pada suhu T1 besarnya 16 kali
energi yang diradiasikan per detik pada
suhu T0. Maka T1 =.....
A. 2 T0 B. 2,5 T0 C. 3 T0
Suhu & Kalor 241
(g) Sudut yang dibentuk oleh sinar pantul
BAB 9: OPTIKA GEOMETRI
dengan garis normal disebut sudut pantul
Optika adalah cabang ilmu fisika yang (r).
mempelajari tentang cahaya.
Cahaya terdiri atas sinar-sinar. C. Bunyi Hukum Pantulan Cahaya/Sinar
Pada buku ini, kadang kita gunakan istilah (1) Sinar datang, garis normal, dan sinar
cahaya, kadang pula kita gunakan istilah sinar pantul selalu terletak pada satu bidang
disesuaikan dengan kebutuhan supaya enak datar.
dibaca. (2) Besar sudut datang sama dengan besar
sudut pantul.
OPTIKA GEOMETRI i = r . . . . . . . . (1)
Optika geometri mempelajari tentang: D. Pembentukan Bayangan Karena
(1) Pantulan (Refleksi) cahaya/sinar. Pantulan
(2) Biasan (Refraksi) cahaya/sinar. Sebelum menginjak pada pembicaraan secara
A. Pantulan (Refleksi) Cahaya ilmiah, mari kita perhatikan contoh berikut.
Benda yang sangat baik memantulkan cahaya Saat kita bercermin, kita melihat diri kita ada
adalah cermin. dalam cermin. Yang ada dalam cermin disebut
Cermin ada 3 macam, yaitu: bayangan. Sedangkan diri kita sendiri disebut
(1) Cermin datar. benda.
(2) Cermin cekung. Pembentukan bayangan di atas disebabkan
(3) Cermin cembung. oleh pantulan cahaya.
Pada pembentukan bayangan erat kaitannya
B. Hukum Pantulan Cahaya/Sinar dengan jari-jari kelengkungan cermin (R),
Gambar berikut untuk membantu menjelaskan jarak benda (S), jarak bayangan (S'), tinggi
tentang hukum pantulan cahaya/sinar. benda (h), dan tinggi bayangan (h').
Sinar Datang Untuk ini diadakan perjanjian atau ketentuan
Cermin Datar sebagai berikut:
(1) Semua jarak diukur dari permukaan pantul
ke titik yang bersangkutan.
Garis Normal
(2) Jari-jari kelengkungan (R) disebut positif
N i jika pengukurannya searah dengan sinar
r pantul. Atau pusat kelengkuangan (C)
berada di depan cermin (cermin cekung).
Kebalikannya jika C berada di belakang
cermin, maka R berharga negatif (cermin
cembung).
Sinar Pantul (3) Jarak benda (S) disebut positif (nyata),
Gambar 1 Cermin datar jika pengukurannya berlawanan dengan
(a) Sinar-sinar digambarkan sebagai garis- sinar datang (berada di depan cermin).
garis berarah, yang diberi tanda panah. Kebalikannya jika benda di belakang
(b) Sinar datang adalah sinar yang menuju cermin, maka S berharga negatif (maya).
cermin. (4) Jarak bayangan (S') disebut positif (nyata)
(c) Sinar pantul adalah sinar yang jika pengukurannya searah dengan sinar
meninggalkan cermin. pantul. Atau berada di depan cermin.
(d) Titik pantul adalah titik pada cermin, di Kebalikannya, jika berada di belakang
mana sinar pantul meninggalkan cermin. cermin, maka S' berharga negatif.
(e) Garis normal adalah garis yang tegak lurus (5) Tinggi benda (h) maupun tinggi bayangan
cermin yang dibuat dari titik pantul. (h') disebut positif jika tegak.
(f) Sudut yang dibentuk oleh sinar datang Kebalikannya jika terbalik, maka h
dengan garis normal disebut sudut datang maupun h' berharga negatif.
(i).
E. Cermin Datar
Cermin datar ialah cermin yang permukaan
pantulnya datar.
240 Optika Geometri
a. Pembentukan Bayangan Oleh Cermin diputar 10°. Berapa besar sudut yang
Datar dibentuk oleh sinar pantul setelah dan
sebelum cermin diputar?
i1 Penyelesaian:
r1 α

h h′ N
i N i′
α
i2 r
N′
r′

r2 Sumbu Utama

S S′
Ketika cermin diputar, garis normalnya juga
ikut berputar dengan sudut putar θ. Sehingga:
Gambar 2 i' = i + θ dan r ' = r + θ
Gambar 2 menunjukkan sebuah cermin datar Sudut antara pantul setelah dan sebelum
TT'. cermin diputar:
Garis OO' disebut sumbu utama, di mana x = (i'+ r ' ) − (i + r )
OO' ⊥ TT'. ↔ x=i+θ+r+θ–i–r
Sebuah benda setinggi h terletak sejauh S di ↔ x = 2 θ ↔ x = 2 × 10° ↔ = 20°
depan cermin. Oleh cermin dibentuk bayangan
setinggi h' dari cermin. Hubungan antara S' 2. Melalui lubang A pada sebuah layar
dengan S dinyatakan dengan persamaan: dilewatkan seberkas sinar tegak lurus
S' = −S . . . . . . . . (2) layar. Di depan layar ada cermin sejajar
layar berjarak 1 meter yang memantulkan
S = jarak benda, satuannya cm
kembali sinar dari lampu melalui titik O.
S' = jarak bayangan, satuannya cm
Tanda negatif menunjukkan bayangan maya. Kemudian cermin diputar 15° sehingga
Hubungan antara h' dengan h dinyatakan sinar pantulnya sekarang mengenai layar
dengan persamaan: pada titik B. Berapa jarak AB?
Penyelesaian:
h' = +h . . . . . . . (3)
h = tinggi benda, satuannya cm A
h' = tinggi bayangan, satuannya cm i
Tanda positif menunjukkan bayangan tegak. r
b. Perbesaran (m)
Perbesaran (m) ialah perbandingan antara
tinggi bayangan (h') dengan tinggi benda (h).
Ditulis dengan persamaan: B
h'
m= . . . . . . . . (4) Setelah cermin diputar, sudut antara sinar
h datang dan sinar pantul = ∠AOB, yang mana:
Dapat juga dinyatakan dengan persamaan: ∠AOB = ∠i + ∠r ↔ ∠AOB = ∠i + ∠i
S' ↔ ∠AOB = 2∠i ↔ ∠AOB = 2∠θ
m=− . . . . . . . (5)
S ↔ ∠AOB = 2 × 15° ↔ ∠AOB = 30°
Karena h' = + h, maka m = + 1 AB
Jadi perbesaran yang dihasilkan cermin datar tg ∠AOB = ↔ AB = AO tg ∠AOB
AO
berharga 1.
↔ AB = 1 × tg 30° ↔ AB = √3 m
1
3
Contoh Soal:
3. Seseorang tingginya 160 cm, jarak antara
1. Seberkas sinar didatangkan pada mata ke ujung rambut 6 cm sedang
permukaan sebuah cermin datar dengan bercermin di depan cermin datar. Supaya
sudut datang 30°. Dengan arah sinar dia dapat melihat seluruh tinggi bayangan
datang yang tetap, kemudian cermin tubuhnya:
Optika Geometri 241
a) berapa panjang cermin minimum? dibentuk seluruhnya dapat dihitung dengan
b) berapa tinggi maksimum ujung bawah rumus:
cermin ke lantai? 360
Penyelesaian: n= −1 . . . . . . (6a)
α
i1 n = jumlah bayangan
r1 α = sudut apit kedua cermin
Bisa juga ditulis:
h h′
360
i2 α= . . . . . . . (6b)
n +1
r2 Sumbu Utama
Contoh Soal:

S S′ 4. Dua buah cermin datar dipasang


berhadapan membentuk sudut 30°. Berapa
jumlah bayangan yang dibentuk?
R = ujung rambut, M = mata, K = kaki, Penyelesaian:
OO'= panjang cermin
360 360
a) OO' = 12 RM + 12 MK n= −1 ↔ n= –1
α 30
↔ OO' = 12 (RM + MK) ↔ OO' = 12 RK ↔ n = 11 buah

↔ OO' = 2 × 160
1
↔ OO' = 80 cm 5. Dua buah cermin datar dipasang
b) Tinggi ujung bawah cermin (OO"): berhadapan membentuk sudut α, sehingga
OO" = 12 MK 1 jumlah bayangan yang dibentuk 7 buah.
↔ OO' = 2 (RK + RM)
Jika sudut apitnya diperbesar 15°, berapa
↔ OO' = 2 × (160 – 6) ↔ OO' = 2 × 154
1 1
berkurangnya jumlah bayangan yang
↔ OO' = 77 cm dibentuk?
b. Pembentukan Bayangan Oleh Dua Penyelesaian:
Cermin Datar 360 360 360
α= ↔ α= ↔ α=
n +1 7 +1 8
↔ α = 45 °
A A′ α′ = α + 15 ↔ α′ = 45 + 15 ↔ α′ = 60 °
360 360
n′ = – 1 ↔ n′ = – 1 ↔ n′ = 6 – 1
α' 60
↔ n′ = 5 buah
∆n = n – n′ ↔ ∆n = 7 – 5 ↔ ∆n = 2 buah
6. Sebuah benda diletakkan di antara dua
buah cermin berhadapan membentuk sudut
A″ A′″ α. Kemudian sudut apitnya dilipatkan dua
Gambar 3 Dua cermin datar kali sehingga jumlah bayangan yang
Gambar 6 menunjukkan dua buah cermin datar dibentuk berkurang 6 buah. Berapa
yang diletakkan berhadapan membentuk besarnya α?
sudut α. Titik benda A terletak di antara kedua Penyelesaian:
360
cermin. Masing-masing cermin membentuk n1 = −1
bayangan dari benda A. Berikutnya cermin I α
beserta bayangan yang dibentuknya juga α2 = 2α
berfungsi sebagai benda bagi cermin II. 360 180
Sehingga menghasilkan bayangan lagi. n2 = − 1 ↔ n2 = –1
2α α
Sebaliknya cermin II beserta bayangan yang
180 360
dibentuknya juga berfungsi sebagai benda bagi n2 = n1 – 6 ↔ –1= –1–6
cermin I. Sehingga bayangan yang dibentuk α α
menjadi berlipat ganda. Jumlah bayangan yang

242 Optika Geometri


360 180 180 ↔ α + 30 = 0 ↔ α = –30° (tidak
↔ 6= – ↔ 6= ↔ α = 30°
α α α memenuhi)
7. Sebuah benda diletakkan di antara dua F. Cermin Lengkung
buah cermin datar yang dipasang a. Cermin Cekung (Konkaf)
berhadapan membentuk sudut α, sehingga
terbentuk n buah bayangan. Kemudian Cermin cekung ialah cermin yang mempunyai
permukaan pemantul cekung (konkaf).
sudut apitnya diperbesar 6°, sehingga
Disebut juga cermin positif, karena dapat
jumlah bayangannya berkurang 2 buah.
menghasilkan bayangan diperbesar. Jari-
Berapa jumlah bayangan mula-mula n?
jarinya (R) berharga positif.
Penyelesaian:
Disebut juga cermin konvergen, karena selalu
n′ = n – 2 . . . . . . . (i)
mengumpulkan sinar.
360
α= . . . . . . . (ii) Contoh:
n +1 (a) Kap Lampu sepeda motor
360 360 (b) Kap Lampu senter
↔ α′ = ↔ α′ =
n '+1 n − 2 +1 (c) Kap Lampu belajar
360 1. Titik Fokus (F) dan Jarak Fokus (f)
↔ α′ = . . . . . . (iii)
n −1
360 360
α′ = α + 6 ↔ = +6
n −1 n +1
60 60 60 60 + n + 1
↔ = + 1↔ = F
n −1 n +1 n −1 n +1 C O
60 61 + n
↔ =
n −1 n +1
↔ 60 (n + 1) = (61 + n)(n – 1)
2
↔ 60 n + 60 = 61 n – 61 + n – n
2
↔ 60 n + 60 = 60 n – 61 + n
2 2
↔ 60 = n – 61 ↔ 60 + 61= n f f
↔ 121= n
2
↔ n = 11
R
Gambar 4 Cermin Cekung
8. Dua buah cermin datar dipasang
Gambar 7 menunjukkan sebuah cermin
berhadapan membentuk sudut α. cekung. Titik C adalah pusat kelengkungan.
Kemudian sudut apitnya diperkecil 6°. Jari-jari kelengkungan (R). Titik O pada
Sehingga jumlah bayangan yang cermin disebut verstek.
dibentuknya bertambah 2 buah. Berapa
besarnya α?
Penyelesaian:
360 360
n1 = −1 dan n2 = −1
α α−6
360 360 C F O
n2 = n1 + 2 ↔ –1= –1+2
α−6 α
360 360 1 1
↔ – = 2 ↔ 180 ( – )=1
α−6 α α−6 α
α − (α − 6) Gambar 5 Titik Fokus & Jarak Fokus
↔ 180 ( )=1
(α − 6)α Garis OC disebut sumbu utama.
↔ 180 (α – α + 6) = (α – 6) α Sinar-sinar sejajar sumbu utama didatangkan
↔ 180 × 6 = α – 6α ↔ 1080 = α – 6α pada cermin, maka sinar-sinar tersebut akan
2 2

↔ 0 = α – 6α – 1080
2 dipantulkan berpotongan di suatu titik pada
↔ (α – 36)(α +30) = 0 sumbu utama. Titik ini disebut titik fokus (F).
Jarak titik fokus (F) ke cermin disebut jarak
↔ α – 36 = 0 ↔ α = 36°
fokus (f).
Optika Geometri 243
Disebut juga titik api atau titik bakar, sebab Atau:
jika pada titik tersebut diletakkan sebuah h' S'
benda yang mudah terbakar, kemudian cermin =− . . . . . . (11)
h S
disinari, maka benda tersebut dapat terbakar. h = tinggi banda, satuannya cm
Hubungan antara f dengan R dinyatakan h' = tinggi bayangan, satuannya cm
dengan persamaan: m = perbesaram, tanpa satuan
f = 12 R . . . . . . . . (7) Agar mudah diingat, ruang di sekitar cermin
f = jarak fokus, satuannya cm kita bagi sebagai berikut:
R = Jari-jari kelengkungan, satuannya cm
Untuk cermin cekung, karena R berharga
positif, maka f juga berharga positif. ∞ > III > 2f f>I>0
2. Pembentukan Bayangan Oleh Cermin
Cekung C F O
S 2f > II > f 0 > IV > –∞

Gambar 7 Pembagian Ruang Sekitar Cermin


h Cekung
Ruang I = terletak antara cermin dan titik
h′ fokus
Ruang II = terletak antara titik fokus dan
pusat kelengkungan
S′ Ruang III = terletak antara pusat
Gambar 6 Pembentukan Bayangan Oleh kelengkungan sampai tak
Cermin Cekung terhingga di depan cermin
Perhatikan gambar di atas: Ruang IV = terletak antara cermin sampai
Sebuah benda tingginya h diletakkan sejauh S tak terhingga di belakang
dari cermin cekung. cermin
Oleh cermin dibentuk bayangan setinggi h' 4. Melukis Pembentukan Bayangan Pada
berjarak S' dari cermin. Cermin Cekung
Hubungan antara S' dengan S dinyatakan
dengan rumus: Untuk ini ujung benda dianggap sebagai
sumber sinar dan diperlukan sinar-sinar
1 1 1
+ = . . . . . . . . (8) sebagai berikut:
S S' f (a) Sinar datang sejajar sumbu utama
S = jarak benda, satuannya cm dipantulkan lewat titik fokus (F).
S' = jarak bayangan, satuannya cm (b) Sinar datang yang lewat fokus (F)
f = jarak fokus, satuannya cm dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Perbesaran (m) (c) Sinar datang yang melewati pusat
kelengkungan (C) dipantulkan kembali
Perhatikan lagi gambar 9: lewat C.
Anak panah AB = h oleh cermin cekung (d) Bayangan diperoleh dengan memotongkan
dibentuk bayangan A'B' = h'. sinar-sinar pantulnya.
Yang dimaksud dengan perbesaran adalah (e) Jika perpotongan langsung diperoleh dari
perbandingan antara tinggi bayangan dengan sinar-sinar pantul, berarti bayangannya
tinggi benda. Jadi: disebut nyata (riil). Jika dihitung dengan
h' rumus akan diperoleh jarak bayangannya
m = . . . . . . . . (9)
h (S') positif, di depan cermin.
Dapat juga ditulis: (f) Jika perpotongannya diperoleh dengan
S' memperpanjang (ke belakang) sinar
m=− . . . . . . . (10) pantul, bayangannya disebut semu/maya/
S

244 Optika Geometri


virtuil, atau jarak bayangannya (S') Gambar 11 Benda Di Fokus F, Bayangan Di
negatif, di belakang cermin. ∞, Diperbesar
(a) (e)

h
C F O h
C F O
h′

Gambar 8 Benda Di Ruang III, Bayangan Di


Ruang II, Nyata, Terbalik, Diperkecil Gambar 12 Benda Di Ruang I, Bayangan Di
(b) Ruang IV, Maya, Tegak, Diperbesar
(f)

h
C F O h
C F O
h′

Gambar 9 Benda Di Pusat Kelengkungan C,


Bayangan Di Pusat Kelengkungan C, Nyata, Gambar 13 Benda Di Ruang I, Bayangan Di
Terbalik, Sama Besar Ruang IV, Maya, Tegak, Diperbesar
(c) Ruang Bayangan
Benda Ruang Sifat Posisi Perbesaran
∞ F – – 0
III II Nyata Terbalik Diperkecil
h
(S'+) (h'–)
C F O C C Nyata Terbalik Sama
(S'+) (h'–) Besar
h′ II III Nyata Terbalik Diperbesar
(S'+) (h'–)
F ∞ – – Diperbesar
I IV Maya Tegak (h'+) Diperbesar
Gambar 10 Benda Di Ruang II, Bayangan Di (S'–)
Ruang III, Nyata, Terbalik, Diperbesar Dengan memperhatikan urutan posisi benda
(d) dan bayangan, dapat disimpulkan bahwa jika
sebuah benda bergerak mendekati sebuah
cermin cekung, maka:
h a) bayangan nyatanya bergerak menjauhi
C F O cermin
b) bayangan mayanya bergerak mendekati
cermin
Contoh Soal:

9. Sebuah benda tingginya 1 cm diletakkan di


depan sebuah cermin cekung yang
Optika Geometri 245
mempunyai jari-jari kelengkungan 20 cm. h' S' ∞
Tentukan jarak dan tinggi bayangannya =− ↔ h' = – ×h
h S 15
jika jarak benda ke cermin: ↔ h' = –∞ × 1 ↔ h' = –∞
a) ∞ b) 30 cm c) 20 cm
1 1 1 1 1 1
d) 15 cm e) 10 cm f) 5 cm f) + = ↔ + =
Penyelesaian: S S' f 5 S' 10
1 1 1 1 1 1− 2 −1
f = 12 R ↔ f = 2 × 20 ↔ f = 10 cm ↔ = – ↔ = ↔ S' =
S' 10 5 S' 10 10
1 1 1 1 1 1 ↔ S' = –10 cm
a) + = ↔ + =
S S' f ∞ S' 10 h' S' − 10
=− ↔ h' = – ×h ↔ h' = 2 × 1
1 1 h S 5
↔ 0+ = ↔ S' = 10 cm
S' 10 ↔ h' = 2 cm

h' S' 10 10. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm


=− ↔ h' = – × h ↔ h' = – 0 × 1
h S ∞ di depan sebuah cermin cekung.
↔ h' = 0 Bayangannya nyata pada jarak 10 cm dari
1 1 1 1 1 1 cermin. Berapa jari-jari kelengkungan
b) + = ↔ + = cermin?
S S' f 30 S' 10
1 1 1 1 3 −1 Penyelesaian:
↔ = – ↔ =
S' 10 30 S' 30 1 1 1 1 1 1 2+3 1
1 2 30 + = ↔ + = ↔ =
↔ = ↔ S' = ↔ S' = 15 cm S S' f 15 10 f 30 f
S' 30 2 5 1 30
h' S' 15 ↔ = ↔ f= ↔ f = 6 cm
=− ↔ h' = – ×h 30 f 5
h S 30 R = 2f ↔ R = 2 × 6 ↔ R = 12 cm
1 S
↔ h' = – ×1 ↔ h' = –0,5 cm
2
1 1 1 1 1 1
c) + = ↔ + = h
S S' f 20 S' 10
C F O
1 1 1 1 2 −1
↔ = – ↔ =
S' 10 20 S' 20 h′
1 1
↔ = ↔ S' = 20 cm
S' 20
S′
h' S' 20
=− ↔ h' = – ×h
h S 20 11. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm
↔ h' = –1 × 1 ↔ h' = –1 cm
di depan sebuah cermin cekung.
1 1 1 1 1 1 Bayangannya terbalik dan tingginya 2 kali
d) + = ↔ + =
S S' f 15 S' 10 tinggi bendanya. Berapa jari-jari
1 1 1 1 3− 2 1 1 kelengkungan cermin?
↔ = – ↔ = ↔ = Penyelesaian:
S' 10 15 S' 30 S' 30
↔ S' = 30 cm
Karena terbalik, maka:
h' S' 30 h′ = –2h
=− ↔ h' = – ×h h' S' h'
h S 15 m= =− ↔ S' = – S
↔ h' = –2 × 1 ↔ h' = –2 cm
h S h
− 2h
e)
1 1 1
+ = ↔
1 1 1
+ = ↔ S' = – × 15 ↔ S' = 30
S S' f 10 S' 10 h
1 1 1 1 1
↔ = – ↔ = 0 ↔ S' =
S' 10 10 S' 0
↔ S' = ∞

246 Optika Geometri


S SJ
L SD
h
C F O F
C O

h′
L′ S'J
S'D
S′
f = 12 R ↔ f = 12 × 30 ↔ f = 15 cm
1 1 1 1 1 1 2 +1 1
+ = ↔ + = ↔ = SD = 25 cm
S S' f 15 30 f 30 f
1 1 1 1 1 1

3 1
= ↔ f=
30
↔ f = 10 cm
+ ' = ↔ + ' =
30 f 3 SD SD f 25 SD 15
R = 2f ↔ R = 2 × 10 ↔ R = 20 cm 1 1 1 1 5−3

'
= – ↔ =
12. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah S D 15 25 S 'D 75
cermin cekung yang mempunyai jari-jari 1 2 ' 75
↔ = ↔ SD=
kelengkungan 12 cm. Bayangannya tegak '
S D 75 2
dan tingginya 3 kali tinggi bendanya.
↔ S 'D = 37,5 cm
Berapa jarak benda ke cermin?
Penyelesaian: SJ = 20 + 25 ↔ SJ = 45 cm
1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + ' =
SJ SJ f 45 SJ 15
h 1 1 1 1 3 −1

'
= – ↔ =
C F O S J 15 45 S'J 45
1 2 ' 45

'
= ↔ SJ=
S J 45 2
↔ S 'J = 22,5 cm
L' = S'D − S'J ↔ L' = 37,5 –22,5
f= 1R
2
↔ f= 1×
2
12 ↔ f = 6 cm ↔ L' = 15 cm

Karena tegak, maka: 14. Jarak antara benda dengan bayangan


h′ = 3h terbalik yang dibentuk oleh sebuah cermin
h' S' h' adalah 16 cm. Jika tinggi bayangan = 13 kali
m= =− ↔ S' = – S
h S h tinggi benda, berapa jarak fokus cermin?
3h Penyelesaian:
↔ S' = – S ↔ S' = –3S
h x = 16 cm
1 1 1 1 1 1 3 −1 1 Bayangan terbalik h′ negatif
+ = ↔ + = ↔ = h′ = – 13 h
S S' f S − 3S 6 3S 6
↔ 2 × 6 = 3 S ↔ S = 4 cm h' S' − 13 h S'
=– ↔ = – ↔ S′ = 13 S
13. Sebuah tongkat panjangnya 20 cm h S h S
diletakkan berimpit dengan sumbu utama Bayangan terbalik, berarti nyata, di depan
sebuah cermin cekung yang mempunyai cermin
jari-jari kelengkungan 30 cm. Ujung yang S′ < S
dekat dengan cermin berjarak 25 cm dari
cermin. Berapa panjang bayangannya?
Penyelesaian:

Optika Geometri 247


S 16. Jarak antara benda dengan bayangan maya
yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung
berjari-jari kelengkungan 12 cm adalah
h 16 cm. Berapa jarak benda ke cermin?
Penyelesaian:
x h′

S′ h
1 1 C F O
S′ = S – x ↔
3
S = S – 16 ↔ 16 = S – 3
S
↔ 16 = 23 S ↔ 8×3=S S S′
↔ S = 24 cm
x
S′ = 13 S ↔ S′ = 13 × 24 ↔ S′ = 8 cm
1 1 1 1 1 1 1 1+ 3
= + ↔ = + ↔ = f = 12 R
f S S' f S 8 f 24 ↔ f = 12 × 12 ↔ f = 6 cm
1 4 1 1 Karena maya, maka:
↔ = ↔ = ↔ f = 6 cm
f 24 f 6 S' = −( x − S) ↔ S' = S – x
↔ S' = S – 16
15. Jarak antara benda dengan bayangan nyata
yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung 1 1 1 1 1 1
+ '= ↔ + =
berjari-jari kelengkungan 20 cm adalah S S f S S − 16 6
15 cm. Berapa jarak benda ke cermin? S − 16 + S 1
Penyelesaian: ↔ =
S(S − 16) 6
S 2
↔ 6 (2S – 16) = S – 16 S
2
↔ 12 S – 96 – S + 16 S = 0
2
↔ S – 28 S + 96 = 0
↔ (S – 24)(S – 4) = 0
h
↔ S – 24 = 0 ↔ S = 24 cm
(tidak memenuhi, karena S > f, sehingga
x h′ menghasilkan bayangan nyata)
↔ S–4=0 ↔ S = 4 cm

17. Gambar berikut menunjukkan


S′
pembentukan
f = 12 R ↔ f = 12 × 20 ↔ f = 10 cm bayagan pada
Karena nyata, maka: cermin cekung. h
C F O
S' = +(S − x ) Jika h = 6 cm,
↔ S' = S – x
h′ = 2 cm dan h′
↔ S' = S –15
S′ = 10 cm,
1 1 1 1 1 1
+ '= ↔ + = berapa jarak S′
S S f S S − 15 10 fokus cermin?
S − 15 + S 1 Penyelesaian:
↔ =
S(S − 15) 10 h' S' −2 10
2
=− ↔ =– ↔ S = 5×6
↔ 10 (2 S – 15) = S – 15 S h S 6 S
2
↔ 20 S – 150 – S + 15 S = 0 ↔ S = 30 cm
2
↔ S – 35 S + 150 = 0 1 1 1 1 1 1 1 1+ 3
↔ (S – 5)(S – 30) = 0 = + ↔ = + ↔ =
f S S' f 30 10 f 30
↔ S–5=0 ↔ S = 5 cm
1 4 30
(tidak memenuhi, karena S < f, sehingga ↔ = ↔ f= ↔ f = 7,5 cm
menghasilkan bayangan maya) f 30 4
↔ S – 30 = 0 ↔ S = 30 cm

248 Optika Geometri


18. Sebuah benda tingginya 2 cm diletakkan di
depan sebuah cermin cekung yang
mempunyai jarak fokus 12 cm. Bayangan
yang dibentuk tegak, tingginya = 6 cm.
Berapa jarak bayangan dari cermin?
Penyelesaian: h
f = +12 cm h′
h' S' 6 S' O F C
=– ↔ =– ↔ S′ = –3S
h S 2 S
1 1 1 1 1 1 S S′
+ = ↔ + =
S S' f S − 3S 12
3 −1 1 Gambar 15
↔ =
3S 12
↔ 2×4=S ↔ S = 8 cm
S′ = –3×8 ↔ S′ = –24 cm
b. Cermin Cembung (Konveks)
Cermin cembung ialah cermin yang h
h′
mempunyai permukaan cembung.
Disebut juga cermin divergen, karena O F C
memancarkan sinar.
Disebut juga cermin negatif karena bayangan
yang dibentuk selalu diperkecil. Jari-jari dan
jarak fokusnya negatif.
Gambar 16
Contoh: (a) Benda yang tingginya h berjarak S
(a) Spion sepeda motor diletakkan di depan cermin.
(b) Cermin untuk pengawasan di supermarket. (b) Ujung benda dianggap sebagai sumber
Gambar berikut menunjukkan skema dari sinar.
sebuah cermin cembung. (c) Garis normal didapat dengan
menghubungkan titik pusat kelengkungan
(C) dengan jatuhnya sinar pada permukaan
cermin.
O F C
(d) Sinar sejajar sumbu utama dipantulkan
seolah datang dari titik fokus (F).
(e) Sinar yang menuju titik fokus, dipantulkan
sejajar sumbu utama.
Gambar 14 (f) Sinar yang menuju pusat kelengkungan
a) Titik C adalah pusat kelengkungan cermin. (C) dipantulkan kembali (berimpit dengan
b) Jari-jari cermin = OC, berharga negatif, sinar datang).
karena pengukurannya berlawanan dengan Benda nyata yang ada di depan (di luar)
sinar pantul. cermin cembung, bayangan yang dibentuk
c) Titik O disebut pusat Optik/verstek. selalu maya (S'+), tegak (h'+), diperkecil (/m/),
d) Titik F adalah titik fokus cermin. di belakang cermin.
e) Jarak OF = jarak fokus cermin (f). Hubungan antara S' dengan S juga dinyatakan
dengan rumus:
f = 12 R . . . . . . . (12)
1 1 1
+ = . . . . . . . (13)
1. Melukis Pembentukan Bayangan Yang S S' f
Dibentuk Oleh Cermin Cembung Dengan memasukkan harga f negatif.
Untuk ini digunakan beberapa ketentuan: S = jarak benda, satuannya cm
S' = jarak bayangan, satuannya cm
f = jarak fokus, satuannya cm

Optika Geometri 249


2. Perbesarannya: ↔ (–2) × 12 = –S ↔ S = 24 cm
h' S′ = – 13 ×24 ↔ S′ = –8 cm
m= . . . . . . . . (14) Karena bayangannya maya diperkecil, maka:
h
atau S' = −( x − S) ↔ –8 = S – x

S' ↔ x = 24 + 8 ↔ x = 32 cm
m=− . . . . . . . (15)
S 21. Sebuah benda diletakkan pada jarak 15 cm
atau di depan sebuah cermin. Bayangan yang
h' S' dibentuk ternyata tegak, dan tingginya 12
=− . . . . . . . (16)
h S kali tinggi bendanya. Berapa jari-jari
h = tinggi benda, satuannya cm kelengkungan cermin?
h' = tinggi bayangan, satuannya cm Penyelesaian:
m = perbesaran, satuannya kali (X)
Contoh Soal:

19. Sebuah benda tingginya 3 cm diletakkan di


depan sebuah cermin cembung yang
mempunyai jari-jari kelengkungan 20 cm. h
Tentukan jarak dan tinggi bayangan yang h′
dibentuk bila jarak benda ke O F C
cermin 30 cm!
Penyelesaian:
f = 12 R S S′
↔ f = 12 × (–20)

↔ f = –10 cm
1
h ' S' 2h
1 1 1 1 1 1 = ↔ S' = – S ↔ S' = – 12 × 15
+ '= ↔ + = h S h
S S f 30 S' − 10
↔ S' = –7,5 cm
1 1 1 1 − 3 −1
↔ =– – ↔ = 1 1 1 1 1 1
S' 10 30 S' 30 + '= ↔ + =
S S f S S' f
1 4 30
↔ =– ↔ S' = – 1 1 1 1− 2 1
S' 30 4 ↔ + = ↔ =
↔ S' = –7,5 cm
15 − 7,5 f 15 f
h' S' − 7,5 1 −1 1
=− ↔ h′ = h ↔ h′ = – × 3 ↔ = ↔ f = –15 cm
15 f
h S 30 4
↔ h′ = 0,75 cm
R = 2f ↔ R = 2 × (–15) ↔ R = –30 cm
20. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah 22. Sebuah benda bergerak dari titik yang
cermin yang mempunyai jarak fokus berjarak 90 cm ke titik yang berjarak
12 cm. Bayangan yang dibentuk tegak, 40 cm dengan kecepatan tetap 5 m/dt
tingginya = 13 kali tinggi bendanya. Berapa mendekati sebuah cermin cembung yang
berjari-jari 20 cm. Berapa kecepatan rata-
jarak bayangan dari benda? rata gerak bayangannya?
Penyelesaian: Penyelesaian:
Cermin yang menghasilkan bayangan tegak
f = 12 R ↔ f = 12 × (–20)
diperkecil adalah cermin cembung.
Jadi f = –12 cm ↔ f = –10 cm
1h
h ' S' 3 = – S' ↔ S′ = – 1 S
= ↔ 3
h S h S
1 1 1 1 1 1
+ '= ↔ + 1 =
S S f S − 3 S − 12
1− 3 − 1
↔ =
S 12
250 Optika Geometri
h h
O h′ h′
O F C
F C

S1 S′1 S S′
x
1 1 1 1 1 1 Bayangan yuang dibentuk oleh cermin
+ = ↔ + ' = cembung selalu maya:
S1 S1' f 90 S1 − 10
S' = −( x − S) ↔ S′ = S – x
1 1 1 1 − 9 −1 ↔ S′ = S – 21 . . . . . . (1)

'
=– – ↔ =
S1 10 90 S1' 90 1 1 1 1 1 1
+ '= ↔ + =
1 − 10 ' 90 S S f S S − 21 − 10
↔ = ↔ S1= –
S − 21 + S
'
S1 90 10 1
↔ =
↔ S 1' = –9 cm S(S − 21) − 10
2
1 1 1 1 1 1 ↔ (2S – 21)(–10) = S – 21S
+ ' = ↔ + ' = 2
↔ S – 21S + 20S – 210 = 0
S2 S2 f 40 S2 − 10 2
↔ S – S – 210 = 0
1 1 1 1 − 4 −1 ↔ (S – 15)(S + 14) = 0

'
=– – ↔ =
S2 10 40 S'2 40 ↔ S – 15 = 0 ↔ S = 15 cm

1 −5 ' 40 ↔ S + 14 = 0 ↔ S = –14 cm (tm)



'
= ↔ S2= –
S 2 40 5 24. Di depan sebuah cermin cembung yang

'
S = –8 cm jarak fokusnya 8 cm diletakkan sebuah
2
benda yang tingginya 8 cm. Bayangan
S'2 − S1' S2 − S1 yang terbentuk tingginya 2 cm. Berapa
t' = t ↔ =
v' v jarak bayangan dari cermin?
v' = S 2 − S1 v ↔ v' = − 8 − (−9) ×5
' ' Penyelesaian: f = –8 cm

S 2 − S1 40 − 90 h' S' 2 S' 1
=− ↔ =– ↔ S′ = – S
h S 8 S 4
↔ v' = − 8 + 9 ×5 ↔ v' = 1 1 1 1 1 1 1
− 50 − 10 + = ↔ + 1 =
↔ v' = –0,1 m/det S S' f S − 4S −8
Tanda negatif menunjukkan bahwa arah gerak 1− 4 1
bayangannya berlawanan dengan arah gerak ↔ = ↔ –3 × (–8) = S
S −8
bendanya. ↔ S = 24 cm
23. Jarak antara benda dengan bayangan yang 1
S′ = – ×24 ↔ S′ = –6 cm
dibentuk oleh sebuah cermin cembung 4
adalah 21 cm. Jika jarak fokus cermin
10 cm, berapa jarak benda dari sermin?
Penyelesaian:

Optika Geometri 251


sehingga:
G. Biasan (Refraksi) Cahaya
λ
Bila seberkas cahaya mengenai bidang batas n= . . . . . . . . (19)
λ'
dua zat bening yang tidak sejenis, biasanya
f = frekuensi cahaya, satuannya Hz
berkas cahaya tersebut tidak hanya
λ = panjang gelombang cahaya dalam
dipantulkan, tetapi ada juga yang menembus
ruang hampa, satuannya meter.
bidang batas itu dan merambat terus. Arah
rambat sinar yang menembus itu ternyata tidak λ' = panjang gelombang cahaya dalam
sama dengan arah rambat sinar datang. medium optik, satuannya meter.
Peristiwa ini disebut pembiasan cahaya.
Peristiwa pembiasan cahaya ini menyebabkan Tabel 1 Indeks bias zat
dasar sungai yang airnya jernih tampak lebih No Nama Zat Indeks-Bias
dangkal. Sebatang tongkat yang tercelup 1 Hidrogen (0°C, 1 atm) 1, 00013
sebagian dalam air tampak patah, dan masih 2 Udara (0°C, 1 atm) 1, 00029
banyak contoh yang lain. 3 Karbondioksida (0°C, 1atm) 1, 00045
4 Air 4/3 = 1, 333
H. Indeks bias Zat (medium optik = n)
5 Alkohol (Etil) 1,36
Indeks bias suatu zat ialah perbandingan antara 6 Karbontetraoksida 1,459
cepat rambat cahaya di ruang hampa (c) 7 Gliserin 1,475
dengan cepat rambat cahaya di dalam zat 8 Bensena 1,501
medium optik (c'). 9 Karbondisulfida 1,625
N 10 Es 1,31
11 Kaca Kwarsa 1,4586
c
12 Kaca Korona 1,517
13 Balsam Kanada 1,530
i 14 Kaca Flinta 1,575
15 Intan 2,417
Contoh Soal:
r
δ 25. Lengkapilah tabel berikut yang
menunjukkan hubungan antara cepat
c′ rambat (c'), frekuensi (f), dan panjang
Gambar 23 gelombang λ' sinar yang merambat dalam
Ditulis: medium yang indeks biasnya n.
n=
c
. . . . . . . (17) No n f (Hz) c' (m/det) λ' (Å)
c' a 1,5 4×1014
c = cepat rambat cahaya dalam ruang b 4/3 4500
hampa c 8
1,25×10 6250
c = 3x108 m/dt d 5×10 1,875×108
14
c' = cepat rambat cahaya dalam Penyelesaian:
zat/medium optik
c c 3 × 108
n = indeks bias (mutlak) a) n = ↔ c' = ↔ c' =
Makin rapat susunan molekul zat, makin besar c' n 1,5
8
hambatannya, makin kecil cepat rambat ↔ c' = 2×10 m/dt
cahayanya. Akibatnya makin besar indeks bias c' = f λ ' ↔ 2×10 = 4×10 λ'
8 14

zat tersebut. ↔ λ' = 5×10 m = 5000 Å


–7
Frekuensi cahaya (f) sama untuk semua
c c 3 × 10 8
medium optik. b) n = ↔ c' = ↔ c' =
f = f' . . . . . . . (18) c' n 4
3
Karena c = f λ, maka: ↔ c' = 2,25×10 m/dt
8
fλ c' = f λ ' 8
↔ 2,25×10 = f×4,5×10
–7
n=
f ' λ' ↔ f = 5x10 Hz
14

252 Optika Geometri


c 3 × 10 8 n 1− 2 =
n2
c) n= ↔ n= ↔ n = 2,4 . . . . . . (20)
c' 1,25 × 10 8 n1
c' = f λ ' 8
↔ 1,25×10 = f×6,25×10
–7 Atau:
↔ f = 2×10 Hz
14 c
c2
c 3 × 10 8 n1–2 =
d) n = ↔ n= ↔ n = 1,6 c
c' 1,875 × 10 8 c1
c' = f λ ' ↔ 1,875×10 = 5×10 λ'
8 14
↔ n 1−2 =
c1
. . . . . (21)
↔ λ' = 3,75×10 m = 3750 Å c2
–7

26. Seberkas sinar merambat dari udara ke air Atau:


f λ1
yang indeks biasnya 43 . Jika panjang n 1−2 =
f λ2
gelombang sinar di udara 3600 Å, berapa
λ1
panjang gelombangnya dalam air? ↔ n 1−2 = . . . . . . (22)
λ2
Penyelesaian:
n1–2 = Indeks bias relatif medium II
λ λ 3600 terhadap medium I
n air = ↔ λair = ↔ λair =
λ air n air 4 Contoh Soal:
3
↔ λair = 3×900 ↔ λair = 2700 Å
29. Jika indeks bias air = 43 , panjang
27. Seberkas sinar mempunyai frekuensi
5x1014 Hz merambat dalam air yang indeks gelombang sinar di dalamnya 4500 Å,
indeks bias kaca = 1,5, berapa indeks bias
biasnya 43 . Berapa cepat rambat dan
relatif air-kaca? Berapa pula panjang
panjang gelombang sinar? gelombang sinar dalam kaca?
Penyelesaian: Penyelesaian:
n 1,5
c c 3 × 10 8 n air −kaca = kaca ↔ nair–kaca =
n= ↔ c' = ↔ c' = n air 4
c' n 4 3
3 ↔ nair–kaca = 1,125
↔ cair = 2,25×108 m/dt λ 4500
c' = f λ ' ↔ 2,25×10 = 5×10 λair
8 14 n air − kaca = air ↔ λkaca =
λ kaca 1,125
↔ λair = 4,5×10 m = 4500 Å
–7
↔ λkaca = 4000 Å
28. Seberkas sinar di udara frekuensinya
J. Hukum Snelius
6×1014 Hz didatangkan tegak lurus ke
permukaan air (n = 43 ). Jika kedalaman air Gambar 24 menunjukkan suatu sistem yang
terdiri atas medium I (atas) dengan indeks
10 cm, berapa jumlah gelombang sinar bias n1 dan medium II (bawah) dengan indeks
dalam air? bias n2 yang dibatasi oleh bidang batas OO'.
Penyelesaian: N
c=fλ ↔ 3×10 = 6×10 λ
8 14

↔ λ = 5×10 m ↔ λ = 5×10 cm
–7 –5 c1
t 10
N= ↔ N=
λ 5 × 10−5 i
5
↔ N = 2×10 buah

I. Indeks Bias Relatif r


δ
Indeks bias relatif medium II terhadap medium
I adalah perbandingan antara indeks bias c2
mutlak medium II (n2) dengan indeks bias Gambar 24
medium I (n1).
Ditulis:
Optika Geometri 253
Seberkas sinar datang dari medium I mengenai c) 1,5 sin i = 2,4 sin 30
titik A. Melalui A kita buat garis normal N, ↔ 1,5 sin i = 2,4 ×
1 ↔ 1,5 sin i = 1,2
2
dimana AN ⊥ OO'. Sudut antara sinar datang
dengan garis normal disebut sudut datang (i). ↔ sin i = 0,8 ↔ i = 53,13°
Oleh medium II, sinar ini dibiaskan. Dalam d) n1 sin 45 = 1,6 sin 35
↔ n1 × √2 = 1,6 × 0,57
1
medium II ini disebut sinar bias. Sudut antara 2
sinar bias dengan garis normal disebut sudut ↔ n1 × 0,707 = 0,92 ↔ n1 = 1,3
bias (r). Hubungan antara r dengan i
dinyatakan dengan rumus: 31. Sebuah bak tingginya 40 cm, diameternya
sin i n 2 30 cm diisi air (n = 43 ) sampai penuh.
= . . . . . . . (23a)
sin r n1 Berapa sudut pandang terbesar terhadap
n1 sin i = n 2 sin r . . . . . (23b) vertikal supaya mata masih dapat melihat
pojok bawah bak?
n1 = indeks bias medium I, tanpa satuan
n2 = indeks bias medium II, tanpa satuan Penyelesaian:
D r
i = sudut datang, satuannya derajat tg i =
r = sudut bias, satuannya derajat h
Rumus di atas dikenal dengan hukum Snelius. 30
↔ tg i =
Dari rumus di atas dapat disimpulkan: 40 i
Bila n1 < n2, maka i > r. Atau bila sinar 3
merambat dari medium yang kurang rapat ke ↔ tg i =
4
medium yang lebih rapat akan dibiaskan
↔ i = 36,87°
mendekati garis normal.
Sebaliknya bila sinar merambat dari medium n air sin i = n udara sin r
yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat ↔
4× sin 36,87 = 1 × sin r
3
akan dibiaskan menauhi garis normal.
4
Contoh Soal: ↔ × 0,6 = sin r ↔ sin r = 0,8
3
30. Seberkas sinar datang dari medium optik ↔ r = 53,13°
yang indeks biasnya n1 dengan sudut 32. Sebuah papan berbentuk lingkaran
datang i masuk pada medium yang indeks terapung di permukaan kolam (indeks bias
biasnya n2 dan dibiaskan dengan sudut bias air = 43 ) sedalam 1,2 meter. Titik A berada
r. Lengkapi tabel berikut yang
menunjukkan hubungan besaran-besaran di di dasar kolam
atas! tepat di bawah O
pusat lingkaran r r
No. n1 i (°) n2 r (°)
papan. Berapa
a 4 30 1.5 i i
3 diameter papan
b 1,4 60 65 terbesar agar
c 1,5 2,4 30 titik A masih
d 45 1,6 35 dapat dilihat dari
Penyelesaian: segala arah?
Rumus: n1 sin i = n 2 sin r Penyelesaian:
4 sin 30 = 1,5 sin r n air sin i = n udara sin r ↔
4 sin
3
i = 1 sin 90
a) 3
3
↔ 4 × 12 = 3 × 1,5 sin r ↔ sin i = ↔ i = 48,59°
4
↔ 2 = 4,5 sin r ↔ sin r = 0,44 R
↔ r = 26,39 °
tg i = ↔ R = h tg i
h
b) 1,4 sin 60 = n2 sin 65
↔ R = 1,2 × tg 48,59 ↔ R = 1,56 m
↔ 1,4 × √3 = n2 × 0,91
1
2 D = 2R ↔ D = 2 × 1,56

↔ 1,4 × 0,866 = n2 × 0,91 ↔ D = 3,12 m


↔ 1,21 = n2 × 0,91 ↔ n2 = 1,38

254 Optika Geometri


33. Sebuah bak tingginya 20 cm diisi cairan 4
yang indeks biasnya n setinggi 15. ↔ OD = (25 – h)×
3
Kemudian seberkas sinar didatangkan pada Dari: tg i′ = 4
permukaan cairan tersebut dengan sudut 3
datang 60°. Sebagian sinar dipantulkan z i = 4 2 + 32 ↔ zi = 5
lewat ujung atas bak, sedangkan sinar
biasnya sin i = 54 = 0,8
mengenai pojok
B nu sin i = nc sin r ↔ 1 × 0,8 = 4
3
× sin r
bawah bak. i i
Berapa besarnya D ↔ sin r = 0,6 = 53
n? O
r
Penyelesaian: x r = 5 2 − 32 ↔ xr = 4
Lihat gambar 3: y 3
tg r = r ↔ tg r =
i' = i = 60°, xr 4
BC = 20 cm, C
OD
CD = 15 cm tg r = ↔ OD = CD tg r
BD = BC + CD ↔ BD = 20 – 15 = 5 cm
CD
OD 3 3
↔ OD = h× ↔ OD = h
tg i' = ↔ OD = BD tg i′ 4 4
BD
↔ OD = 5 tg 60 ↔ OD = 5√3 cm
4 3 3 3
↔ (25 – h)× = h ↔ 25 – h = h×
OD 3 4 4 4
5 3
tg r = ↔ tg r = ↔ tg r = √3
1
3 9 9 + 16
CD 15 ↔ 25 = h + h ↔ 25 = ( )h
↔ r = 30°
16 16
↔ 25 × 16 = 25 h ↔ h = 16 cm
n udara sin i' = n cairan sin r
↔ 1 sin 60 = ncairan sin 30
35. Sebuah bak tingginya 8 cm diisi cairan
1 √3 = n yang indeks biasnya 1,4 setinggi 7 cm.
cairan × ↔ ncairan = √3

1
2 2 Kemudian seberkas sinar didatangkan pada
34. Sebuah bak tingginya 25 cm, diisi air (n = permukaan cairan lewat ujung kiri bak
4 ) setinggi h. Kemudian seberkas sinar (titik A). Sebagian sinar
3 dipantulkan lewat ujung
didatangkan pada permukaan air tersebut kanan atas bak (titik B),
dengan sudut datang i (tg i = 43 ). Sebagian sisanya dibiaskan ke pojok
kanan bawah bak (titik C).
sinar dipantulkan lewat ujung kanan atas
Berapa diameter bak?
bak, sedangkan sinar biasnya mengenai
pojok kanan Penyelesaian:
BD = BC – CD ↔ BD = 8 – 7
bawah bak B ↔ BD = 1 cm
(lihat gambar i i′
OD OD
nomor O
D nu sin i = nc sin r ↔ 1× = 1,4 ×
sebelumnya). r OB OC
↔ ↔ OC = 1,4 × OB
2 2 2
Berapa ↔ OC = 1,4 OB
2 2 2 2
besarnya h? ↔ OD + CD = 1,96(OD + BD )
2 2 2 2
Penyelesaian: ↔ R + 7 = 1,96(R + 1 )
C 2 2
BC = 25 cm ↔ R + 49 = 1,96(R + 1)
2 2
Lihat gambar ↔ R + 49 = 1,96R + 1,96
2 2
4 ↔ 49 – 1,96= 1,96R – R
i′ = i ↔ tg i′ = tg i ↔ tg i′ = 2 2
↔ 47,04 = 0,96R ↔ 49 = R ↔ R = 7 cm
3
BC = BD + CD ↔ 25 = BD + h
D = 2 × 7 ↔ D = 14 cm
↔ BD = 25 – h 36. Sebuah bak tingginya 15 cm diameternya
OD 6 cm diisi cairan yang indeks biasnya √2.
tg i' = ↔ OD = BD tg i′
Seberkas sinar datang lewat ujung sisi kiri
BD
(titik A). Sebagian sinar dipantulkan lewat

Optika Geometri 255


ujung sisi kanan (titik B), sisanya
dibiaskan ke pojok kanan bawah (titik C).
Berapa tinggi r2
r1 r3=90°
cairan yang i1
diisikan? A i i B imax i4 r4
i2
Penyelesaian:
r
y = BC = 15 cm
h = CD
R = OD = 12 × 6 C Gambar 25
↔ R = 3 cm Pada gambar 25, sebuah titik benda berada
n udara sin i = n cairan sin r pada medium optik yang indeks biasnya n1.
Kita ambil beberapa berkas sinar dari benda
R R
↔ 1× = √2 × ↔ OC = √2 OB tersebut mengenai bidang batas medium optik
OB OC n1 dan n2 yang mana n1 > n2. Berkas sinar 1
↔ OC2 = (√2 OB)2 2
↔ OC = 2 OB
2
dengan sudut datang i1 = 0° akan dibiaskan
↔ R2 + h2 = 2 (R2 + BD2) lurus (r1 = 0°). Tidak mengalami pembelokan.
↔ R2 + h2 = 2 R2 + 2 BD2 Berkas sinar 2 dengan sudut datang i2
↔ R2 + h2 – 2 R2 = 2 (15 – h)2 dibiaskan dengan sudut bias r2, menjauhi garis
↔ h2 – R2 = 2 (152 – 30 h + h2) normal. Berkas sinar 3 dengan sudut datang i3
↔ h2 – 32 = 2 (225 – 30 h + h2) dibiaskan dengan sudut bias r3 = 90°. Sudut i3
↔ h2 – 9 = 450 – 60 h + 2 h2 kemudian disebut sudut batas kedua medium,
↔ h2 – 9 – 450 + 60 h – 2 h2 = 0 kita beri tanda imax. Hubungan antara imax
↔ – h2 + 60 h – 459 = 0 dengan n1 dan n2 dinyatakan dengan rumus:
↔ h2 – 60 h + 459 = 0 n
↔ (h – 51)(h – 9) = 0 n1 sin imax = n2 sin 90 ↔ sin imax = 2
↔ h = 51 cm (tidak memenuhi, karena > t) n1
↔ h = 9 cm n
↔ sin i max = kecil . . . . (24)
37. Sebuah balok kayu terapung di permukaan n besar
air (n = 43 ) sedalam 1,5 meter. Titik A nkecil = indeks bias medium yang lebih
renggang
terletak pada dasar kolam tepat di bawah nbesar = indeks bias medium yang lebih
balok. Berkas sinar matahari datang sejajar rapat
permukaan air mengenai balok dan imax = sudut batas kedua medium
membentuk bayangan di dasar kolam pada Bila sudut datang kita perbesar lagi (i4), maka
titik B. Berapa jarak AB? tidak ada sinar yang dibiaskan, melainkan
Penyelesaian: seluruhnya dipantulkan kembali ke medium n1.
n udara sin i = n cairan sin r i Peristiwa ini di sebut pemantulan sempurna.
↔ 1 sin 90 = 43 sin r Pemantulan sempurna hanya terjadi jika sinar
r
datang dari medium optik yang lebih rapat.

3= sin r
4 Contoh Soal:
↔ r = 48,59°
AB 38. Berapa sudut batas antara air (n = 43 ) dan
tg r =
t kaca (n = 1,5)?
↔ AB = t tg r ↔ AB = 1,5 tg 48,59 Penyelesaian:
↔ AB = 1,5 × 1,13 ↔ AB = 1,695 meter 4
n
K. Pemantulan Sempurna sin i max = air ↔ sin imax = 3
n kaca 1,5
sin imax = 0,89 ↔ imax = 62,87°

256 Optika Geometri


39. Jika sudut batas antara air (n = 43 ) dan sudut bias r. Besarnya r dapat dihitung dengan
rumus:
minyak adalah 70° (air lebih rapat daripada
n m sin i = n k sin r . . . . . (25)
minyak), berapa indeks minyak?
Penyelesaian: nk = indeks bias kaca plan paralel
nm = indeks bias medium yang ditempati
n
sin i maks = min yak ↔ nminyak = nair sin imax i dan r = sudut datang dan sudut bias pada
n air permukaan pertama
nminyak = 43 sin 70 ↔ nminyak = 1,25 Berkas sinar diteruskan mengenai permukaan
yang lain (kedua) dengan sudut datang i' dan
40. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu dibiaskan dengan sudut bias r'. Pada
sisi sebuah balok kaca yang indeks biasnya permukaan kedua ini berlaku:
√2 dengan sudut datang 45° (lihar nk sin i′ = nm sin r'
gambar). Sinar dibiaskan dan mengenai Karena dalam berseberangan, maka i' = r
sisi yang kedua. Berapa sudut bias pada Sehingga:
permukaan kedua? nk sin i′ = nk sin r ↔ nm sin r' = nm sin i
Jadi:
Penyelesaian: i1 r' = i
Pada permukaan I: r1 Ini berarti sinar yang keluar dari kaca sejajar
n udara sin i1 = n kaca sin r1 i2 dengan sinar yang didatangkan. Di sini arah
r2 rambat sinar mengalami pergeseran. Pada
↔ 1×sin 45° = √2×sin r1

1
√2 = √2 sin r1 gambar 27 pergeseran ini sejauh BD atau x,
2
1
yang besarnya dapat dihitung dengan rumus:
↔ 2
= sin r1 sin (i − r )
↔ r1 = 30°
x=d . . . . . . (26)
cos r
Pada permukaan II:
d = tebal kaca, satuannya cm
i 2 = β 2 − r1 ↔ i2 = 90 – 30
i = sudut datang pada permukaan pertama
↔ i2 = 60° r = sudut bias pada permukaan kedua
n kaca sin i 2 = n udara sin r2 x = pergeseran, satuannya cm
↔ √2 sin 60 = 1 sin r2 Contoh Soal:
↔ √2 × 2 √3 = 1 × sin r2 ↔ sin r2 = 2 √6
1 1

Ternyata sin r2 > 1 41. Seberkas sinar didatangkan dengan sudut


Jadi sinar tidak dibiaskan, melainkan datang 45° pada salah satu sisi sebuah kaca
dipantulkan sempurna. plan paralel yang lebarnya 6 cm dan indeks
biasnya √2. Berapa panjang lintasan yang
L. Biasan Cahaya Pada Kaca Plan Paralel dilalui sinar di dalam kaca?
Penyelesaian:
i1
A n m sin i = n k sin r ↔ 1 × sin 45 = √2 × sin r

1 √2 = √2 × sin r ↔
1= sin r
r1 δ 2 2
d
D ↔ r = 30 °
i2
d
C B cos r = ↔ L × cos 30 ° = d
L
r2
↔ L × √3 = 6 ↔ √3 L = 3 × 2 × 2
1
2
Gambar 27 ↔ L = 4√3 cm
Gambar 27 menunjukkan salah satu sisi
42. Seberkas sinar dari udara panjang
sebuah kaca plan paralel, yaitu kaca yang
gelombangnya 5000 Å didatangkan pada
berbentuk balok. Seberkas sinar datang dari
salah satu sisi sebuah kaca plan paralel
medium optik yang ditempatinya pada salah
satu sisinya dengan sudut datang i di titik A. yang indeks biasnya 43 dengan sudut
Oleh permukaan ini sinar dibiaskan dengan datang i (sin i = 0,8). Jika lebar kaca

Optika Geometri 257


10 cm, berapa jumlah gelombang yang mengalami pergeseran sebesar 5√3 cm,
lewat kaca? berapa indeks bias kaca?
Penyelesaian: Penyelesaian:
λ = 5000 Å = 5×10–4 cm sin (i − r ) sin (60 − r )
x=d ↔ 5√3 = 15 ×
nu sin i = nk sin r ↔ 1 × 0,8 = 4 × sin r cos r cos r
3
sin r = 0,6 → cos r = 0,8 ↔ 1 √3 cos r = sin 60 cos r – cos 60 sin r
3
d 1 √3 cos r = 1 √3 cos r – 1 sin r
cos r = ↔ L × 0,8 = d ↔ L × 0,8 = 10 ↔
3 2 2
L

1 sin r = 1 √3 cos r – 1 √3 cos r
↔ L = 12,5 cm 2 2 3
L 12,5 1 sin r = 1 √3 cos r ↔ sin r = 1 √3 cos r
N= ↔ N=

2 6 3
d 5 × 10 − 4 sin r 1
4
↔ N = 2,5×10 buah ↔ = 3 √3 ↔ tg r = 13 √3 ↔ r = 30°
cos r
43. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu n m sin i = n k sin r ↔ 1 sin 60 = nk sin 30
sisi sebuah kaca plan paralel yang tebalnya 1 √3
10 cm dengan sudut datang 30°. Jika ↔
2
= nk 1
2
↔ nk = √3
indeks bias kaca 1,5 berapa pergeseran M. Pembentukan Bayangan Karena Biasan
yang dialami sinar? Pada Permukaan Lengkung
Penyelesaian:
n m sin i = n k sin r ↔ 1 sin 30 = 1,5 sin r Ketentuan-ketentuan:
1) Semua jarak diukur dari permukaan
↔ 0,5 = 1,5 sin r ↔ sin r = 1 pembias ke titik yang bersangkutan.
3
↔ r = 19,47° 2) Jari-jari kelengkungan disebut positif bila
sin (i − r ) sin (30 − 19,47) arah pengukuran sama dengan arah sinar
x=d ↔ x = 10 × bias. Atau cembung positif (R+) dan
cos r cos 19,47
cekung negatif (R-).
sin 10,53 0,179
↔ x = 10 × ↔ x = 10 × 3) Jarak benda disebut positif (S+) bila arah
cos 19,47 0,943 pengukuran berlawanan dengan sinar
↔ x = 10 × 0,19 ↔ x = 1,9 cm datang.
4) Jarak bayangan disebut positif (S'+) jika
44. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu pengukuran sama dengan arah sinar bias.
sisi sebuah kaca plan paralel (n = √3) yang 5) Tinggi benda (h) maupun tinggi bayangan
tebalnya 9 cm. Jika sudut biasnya = 12 kali (h') disebut positif jika tegak.
sudut datangnya, berapa pergeseran yang n1
N
i n2
dialami sinar? r1
r
Penyelesaian: A A′
R
r = 12 i ↔ i = 2 r S

n m sin i = n k sin r
S′
↔ 1 sin 2 r = √3 sin r
↔ 2 sin r cos r = √3 sin r ↔ cos r = 12 √3 Gambar 28
Gambar 28 menunjukkan sebuah permukaan
↔ r = 30
lengkung berpusat di C dan berjari-jari R.
i = 2 × 30 ↔ i = 60°
Permukaan ini membatasi dua medium optik.
sin (i − r ) sin (60 − 30)
x=d ↔ x=9× Titik O di tengah-tengah permukaan lengkung
cos r cos 30 tersebut, kemudian disebut verstek.
sin 30 Garis OC disebut sumbu utama.
↔ x=9× ↔ x = 9 tg 30
cos 30 Sebuah titik benda P pada sumbu utama
berjarak S dari permukaan.
↔ x = 9 × 13 √3 ↔ x = 3√3 cm Medium yang ditempati benda disebut
medium I, indeks biasnya n1.
45. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu
Bayangannya P' berjarak S' dari permukaan
sisi sebuah kaca plan paralel yang tebalnya
pada medium II, indeks biasnya n2.
15 cm dengan sudut datang 60°. Jika sinar
258 Optika Geometri
Hubungan antara S dan S' dapat ditentukan R = –10 cm
dengan rumus: a)

n1 n 2 n 2 − n1
+ = . . . . . (33) O
S S' R
n1 = indeks bias medium I (tempat benda)
n2 = indeks bias medium II (tempat
bayangan)
n1 n 2 n 2 − n1 n air n ud
R = Jari-jari kelengkungan permukaan, + = ↔ + =
positif bila cembung, dan negatif bila S S' R S S'
cekung. n ud − n air
N. Perbesaran bayangan (m) R
1 1− 3 1 1 − 3
4 4 1
n1 ↔
3 + = ↔ + =
r1
n2
20 S' − 10 15 S' − 10
h
i h′
1 1 1 1 1 2
r ↔ = – ↔ = –
S R S' 30 15 S' 30 30
S′ 1 −1
↔ = ↔ S' = –30 cm
Gambar 29 S' 30
Pada titik P sekarang kita letakkan benda h' n S' n air S'
=− 1 ↔ h' = – h
setinggi h. h n2 S n ud S
Dari ujung benda kita ambil berkas sinar yang 4 (−30)
menuju C. Sinar biasnya tidak mengalami ↔ h' = –
3 ×5 ↔ h' = 10 cm
pembelokan, karena berimpit dengan garis 1 × 20
normalnya. b)

Sinar yang melalui O dengan sudut datang i


O
dibiaskan dengan sudut bias r. Perpotongan
kedua sinar bias ini merupakan ujung
bayangan.
Perbesarannya adalah:
n1 n 2 n 2 − n1 4 1− 4
h'
m = . . . . . . . . (34) + = ↔
3+1= 3
h S S' R 5 S' − 10
4 1 − 3
atau 1
1 1 4
n S' ↔ + = ↔ = –
m = − 1 . . . . . . . (35) 15 S' − 10 S' 30 15
n2 S
1 1 8 1 7
atau ↔ = – ↔ =–
S' 30 30 S' 30
h' n S'
= − 1 . . . . . . . (36) 30
h n2 S ↔ S' = – cm
7
Contoh Soal: h' n S' n air S'
=− 1 ↔ h' = – h
h n2 S n ud S
46. Sebuah akuarium berbentuk bola berjari-
jari 10 cm diisi penuh air (n = 43 ). Seekor
4 (− 30 )
3 7 40
↔ h' = – ×5 ↔ h' = cm
ikan panjangnya 5 cm berada dalam 1 × 20 7
akuarium dengan posisi menyilang
47. Sebuah akuarium berbentuk bola
berjarak S dari permukaan. Berapa jarak
dan panjang bayangan ikan yang terlihat diameternya 30 cm diisi penuh air (n = 43 ).
oleh orang di luar akuarium jika besarnya Seekor ikan panjangnya 4 cm berada
S adalah: dalam akuarium dengan posisi menyilang.
a) 20 cm b) 5 cm Bayangan ikan yang terlihat oleh orang di
Penyelesaian: luar akuarium panjangnya 8 cm. Berapa
jarak ikan ke permukaan akuarium?
Optika Geometri 259
Penyelesaian: Untuk permukaan seperti yang terlihat pada
gambar berikut, titik fokusnya ada 2 macam,
R = 12 D ↔ R = 12 ×(–30) yaitu di sebelah kiri dan di sebelah kanan
↔ R = –15 cm permukaan.
h' n S' 8 n S' f1
=− 1 ↔ = – air
h n2 S 4 n ud S r1
4 S' F2
↔ 2=– 3 F1
1S
↔ S' = –1,5 S
f2

f1
O

F2
F1

n1 n 2 n 2 − n1
+ = f2
S S' R
n air n n − n air Gambar 30
↔ + ud = ud Titik Fokus pertama kita peroleh bila ada sinar
S − 1,5S − 15
datang sejajar sumbu utama, dibiaskan
4 1− 4 −1 berpotongan dengan sumbu utama.

3– 1 = 3 ↔ 4 – 2 =– 3
S 1,5S − 15 3S 3S 15 Jadi bendanya di jauh tak terhingga ( S = ∞ ),
sedangkan jarak bayangannya merupakan
2 1
↔ = ↔ 2 × 15 = S jarak fokusnya.
3S 3 × 15 n1 n 2 n 2 − n1 nm n k nk − n m
↔ S = 30 cm + = ↔ + =
S S' R ∞ f1 R
48. Sebuah pipa kapiler diisi air (n = 43 ) nk nk − nm
↔ 0+ =
setinggi 8 cm. Air membasahi dinding pipa f1 R
sehingga membentuk permukaan seperti
nk
terlihat pada gambar berjari-jari 2 cm. ↔ f1 = ( )R . . . . (37)
Berapa jarak bayangan dasar tabung yang nk − nm
terlihat oleh pengamat yang berada di atas Titik Fokus kedua kita peroleh bila sinar
tabung? biasnya sejajar sumbu utama, sinar datangnya
berpotongan dengan sumbu utama.
Penyelesaian:
Jarak fokusnya kita peroleh bila jarak
n air n ud n ud − n air bayangannya di jauh tak terhingga (S' = ∞),
+ = sedangkan jarak bendanya sebagai jarak
S S' R
fokusnya.
4 n1 n 2 n 2 − n1 nm nk nk − nm
1− 4 + = ↔ + =

3+1= 3 S S′ S S' R f2 ∞ R
8 S' 2
nm n − nm
1 1 − 3
1 ↔ +0= k
↔ + = f2 R
6 S' 2 nm
1 1 1 1 2 ↔ f2 = ( )R . . . . (38)
↔ =– – ↔ =– nk − nm
S' 6 6 S' 6
6
↔ S' = – ↔ S' = –3 cm
2
O. Titik Fokus (F) dan Jarak Fokus (f)

260 Optika Geometri


nm n n − nm
Contoh Soal: + = . . . . (38)
S1 S1' R1
49. Sebuah silinder kaca pejal permukaannya
berbentuk tumpul (cembung) berjari-jari h1'
5 cm terbuat dari bahan yang indeks m1 = . . . . . . . (39)
h1
biasnya 1,5. Berapa jarak fokus permukaan
tersebut? n m S1'
m1 = − . . . . . . (40)
Penyelesaian: n  S1
nk 1,5 h1' n m S1'
f1 = ( )R ↔ f1 = ×5 =−
nk − nm 1,5 − 1 h1 n  S1
. . . . . . (41)
1,5
↔ f1 = ×5 ↔ f1 = 15 cm Pada permukaan kedua:
0,5 Bayangan yang dibentuk oleh permukaan
nm 1 pertama berfungsi sebagai benda bagi
f2 = ( )R ↔ f1 = ×5 permukaan kedua.
nk − nm 1,5 − 1
1 S2 = L − S1' . . . . . . . (42)
↔ f1 = ×5 ↔ f1 = 10 cm
0,5 h 2 = h1' . . . . . . . (43)
50. Sebuah silinder kaca pejal permukaannya n nm nm − n
+ = . . . . . (44)
berbentuk tumpul (cembung) berjari-jari S2 S'2 R2
10 cm. Jarak fokus luar = 25 cm. Berapa
h '2
jarak fokus bagian dalam permukaan? m2 = . . . . . . . (45)
Penyelesaian: h2
nm n ud n  S'2
f2 = ( )R ↔ 25 = × 10 m2 = − . . . . . . (46)
nk − nm n k − n ud n m S2
↔ 5 (nk – nud) = nud × 2
h '2 n S'
↔ nk – 1 = 1 × 0,4 ↔ nk = 0,4 + 1 = −  2 . . . . . . (47)
↔ nk = 1,4
h2 n m S2
nk 1,4 L = tebal/panjang lensa
f1 = ( )R ↔ f1 = ×10 nl dan nm = indeks bias lensa dan medium
nk − nm 1,4 − 1
yang ditempatinya
1,4
↔ f1 = ×10 ↔ f1 = 35 cm Rl dan R2 = jari-jari kelengkungan
0,4 masing-masing permukaan
'
P. Lensa Sl dan S 1 = jarak benda dan bayangan
Lensa adalah benda tembus cahaya yang permukaan pertama
dibatasi oleh dua buah permukaan, di mana S2 dan S '2 = jarak benda dan bayangan
salah satu atau keduanya merupakan
permukaan kedua
permukaan lengkung. '
hl dan h 1 = tinggi benda dan bayangan
Q. Lensa Tebal
permukaan pertama
L
h2 dan h '2 = tinggi benda dan bayangan
S1' S2 permukaan kedua
h1 h '2
h1' h2 Contoh Soal:
S1 S'2
51. Sebuah silinder kaca (n = 1,5) panjangnya
7 cm dibatasi dua buah permukaan
Gambar 31 cembung dengan jari-jari 10 cm dan 6 cm
Lensa tebal adalah lensa yang jarak kedua (lihat gambar). Sebuah benda tingginya
permukaannya perlu diperhitungkan. 1,2 cm diletakkan di depan permukaan
Pembentukan bayangan pada lensa tebal dapat yang berjari-jari 10 cm pada jarak 8 cm. Di
dijelaskan sebagai berikut: mana bayangan terakhir yang dibentuk
Pada permukaan pertama:
Optika Geometri 263
oleh kedua permukaan tersebut? Berapa tertakhir yang dibentuk oleh kedua
pula tingginya? permukaan berjarak 45 cm sebelah kanan
dari permukaan R2. Berapa tebal lensa?
Penyelesaian:
S1' S2 Pada permukaan R1:
h1 h '2
nm n n − nm
S1 h1' h2 S'2 + =
S1 S1' R1
1 1,5 1,5 − 1
↔ + =
Penyelesaian: 36 S1' 12
nl = n = 1,5, nm = nu = 1, L = 6 cm
1,5 0,5 1 1,5 1,5 1
Misal bendanya berada di sebelah kiri, maka: ↔ = – ↔ = –
R1 = +10 cm, R2 = –6 cm. S1 = 8 cm, S1' 12 36 S1' 36 36
h1 = 1,2 cm 1,5 0,5
↔ = ↔ 3×36 = S 1'
nm n n − nm 1 1,5 1,5 − 1 S1' 36
+ ' = ↔ + =
S1 S1 R1 8 S1' 10
↔ S 1' = 108 cm
1,5 0,5 1 1,5 2 5 n nm nm − n 1,5 1 1− 1,5
↔ = – ↔ = – + = ↔ + =
S1' 10 8 S1' 40 40 S2 S'2 R2 S 2 45 15
1,5 3 1,5 − 0,5 1 1,5 3 − 2
↔ =– ↔ S 1' = –20 cm ↔ = – ↔ =
S1' 40 S2 15 45 S2 30
h 1' n m S1' 1× (−20) 1,5 − 2,5
=− '
↔ h1 = – h1 ↔ = ↔ 1,5×45 = –2,5 S2
h1 n  S1 1,5 × 8 S2 45
' 20
↔ 1,5×45 = –2,5 ↔ S2 = 27 cm
↔ h1 = ×1,2 '
↔ h 1 = 2 cm
12 53. Sebuah lensa tebalnya 5 cm terbuat dari
Permukaan kedua: kaca yang indeks biasnya nl, mempunyai
S2 = L − S1' ↔ S2 = 6 – (– 20) dua permukaan cembung yang jari-jarinya
R1 = 8 cm dan R2 = 9 cm. Sebuah benda
↔ S2 = 26 cm
tingginya 1 cm diletakkan pada jarak
h 2 = h1' ↔ h2 = 2 cm 10 cm di depan (sebelah kiri) permukaan
n nm nm − n 1,5 1 1 − 1,5 R1. Bayangan tertakhir yang dibentuk oleh
+ = ↔ + = kedua permukaan berjarak 45 cm sebelah
S2 S'2 R2 26 S'2 −6
kanan dari permukaan R2. Berapa besar nl?
3 1 − 0,5 1 1 3 Penyelesaian:
↔ + ' =– ↔ = –
52 S 2 6 S'2 12 52 Pada permukaan R1:
13 − 9 nm n n − nm 1 n  n − 1

1
= ↔
1
=
4 + ' = ↔ + =
S'2 156 S'2 156 S1 S1 R1 10 S1' 8
n  n − 1 1 n  5(n  − 1) − 4
↔ S '2 = 39 cm ↔ = – ↔ =
S1' 8 10 S1' 40
h '2 n  S '2 1,5 × 39 n  5n  − 5 − 4 n  5n  − 9
=− ↔ h '2 = – h2 ↔ = ↔ =
h2 n m S2 1 × 26 S1' 40 S1' 40
↔ h '2 = –2,25 × 2 ↔ h '2 = – 4,5 cm 40n 
↔ S 1' = . . . . . . (i)
52. Sebuah lensa tebal terbuat dari kaca yang 5n  − 9
indeks biasnya 1,5, mempunyai dua Pada permukaan R2:
permukaan satu cembung (kiri) jari-jarinya n nm nm − n n  1 1 − n
R1 = 12 cm dan yang lain cekung (kanan) + = ↔ + =
S2 S'2 R2 S2 45 −9
jari-jarinya R2 = 15 cm. Sebuah benda
diletakkan pada jarak 36 cm di depan n  1 − n 1 n  5(n  − 1) − 1
↔ = – ↔ =
(sebelah kiri) permukaan R1. Bayangan S2 − 9 45 S2 45
264 Optika Geometri
n  5n  − 5 − 1 n  5n  − 6
↔ = ↔ =
S2 45 S2 45
45n 
↔ S2 = . . . . . (ii)
5n  − 6
45n  40n 
S2 = L − S1' ↔ =5–
5n  − 6 5n  − 9 (a) (b) (c)
45n  5(5n  − 9) − 40n  dobel– datar– cembung
↔ =
5n  − 6 5n  − 9 cekung cekung –cekung
45n  25n  − 45 − 40n  Gambar 34
↔ =
5n  − 6 5n  − 9 S. Titik Fokus Lensa (F)
45n  − 15n  − 45
↔ = (a) Lensa Positif
5n  − 6 5n  − 9 Lensa positif disebut juga lensa konvergen
↔ 45nl (5nl – 9) = (–15nl – 45)(5nl – 6) karena bersifat mengumpulkan sinar.
↔ 3nl (5nl – 9) = (nl + 3)(6 – 5nl)
↔ 15n 2 – 27nl = 6nl – 5n 2 + 18 – 15nl
F1 F2
↔ 15n 2 – 27nl – 6nl + 5n 2 – 18 + 15nl = 0
↔ 20n 2 – 18nl – 18 = 0
↔ n 2 – 0,9nl – 0,9 = 0
f1 f2
↔ (nl – 1,5)(nl + 0,6) = 0
(a) (b)
↔ nl – 1,5 = 0 ↔ nl = 1,5
Gambar 35
↔ nl + 0,6 = 0 ↔ nl = – 0,6 (tidak
Jika ada sinar-sinar sejajar sumbu utama
memenuhi, karena negatif)
(biasanya dari kiri lensa) didatangkan padanya,
R. Lensa Tipis maka sinar-sinar ini akan dibiaskan
Lensa tipis adalah lensa yang tebalnya dapat berpotongan di satu titik pada sumbu utama.
dianggap nol. Gambar berikut menunjukkan Titik ini disebut titik fokus pertama (F1) di
contoh-contoh lensa tipis. sebelah kanan lensa. Titik fokus kedua (F2)
(a) Lensa Positif didapat dengan meletakkan sumber sinar pada
sumbu utama sebelah kiri lensa sedemikian
hingga sinar-sinarnya dibiaskan sejajar sumbu
utama sebelah kanan lensa.
(b) Lensa Negatif
Lensa Negatif disebut juga lensa divergen
karena bersifat memencarkan sinar.
(a) (b) (c)
dobel– datar– cekung–
cembung cembung cembung F1 F2
Gambar 33
(b) Lensa Negatif
f1 f2
(a) (b)
Gambar 36
Titik fokus pertama (F1) lensa negatif
diperoleh jika sinar-sinar sejajar sumbu utama
(dari sebelah kiri lensa) dibiaskan seolah
datang dari titik itu. Sedangkan titik fokus
kedua (F2) diperoleh jika sinar-sinar yang akan

Optika Geometri 265


menuju titik itu dibiaskan sejajar sumbu utama 1 10 × (−5)
sebelah kanan lensa. ↔ f=( )( )
1,5 − 1 10 − 5
T. Jarak Fokus Lensa (f) 1 − 50
Jarak F1 ke lensa disebut jarak fokus lensa ↔ f= ×( ) ↔ f = –2×10
0,5 5
pertama (f1). Demikian juga dengan yang ↔ f = – 20 cm
kedua. Dalam hal ini f1 = f2. Jadi kita gunakan
1 1,6 1 1
satu lambang saja yaitu f. b) =( – 1)( + )
Besarnya f dapat dihitung dengan rumus: 11 1,1 − 20 R 2
1 n 1 1 1 1,6 − 1,1 1 1
= (  − 1)( + ) . . . . (45) ↔ =( )( + )
f nm R1 R 2 11 1,1 − 20 R 2
atau 1 1
↔ = 0,5(–0,05 + )
nm R × R2 10 R2
f =( )( 1 ) . . . (46)
n  − n m R1 + R 2 1
↔ 0,1 = 0,5(–0,05 + )
nl = indeks bias lensa R2
nm = indeks medium yang ditempatinya 1 1
R1 & R2 = jari-jari kelengkungan ↔ 0,2 = –0,05 + ↔ 0,2 + 0,05 =
R2 R2
permukaan pertama dan kedua,
berharga positif bila cembung, dan 1
↔ 0,25 = ↔ R2 = + 4 cm
berharga negatif bila cekung, R2
satuannya cm 1 1,6 1 1
f = jarak fokus, satuannya cm c) =( – 1)( + )
− 50 nm − 10 15
Harga positif atau negatif menunjukkan jenis
lensa. 1 1,6 −3+ 2
↔ – =( – 1)( )
50 nm 30
U. Kuat Lensa (P)
Kuat lensa dapat dihitung dengan rumus: 1 1,6 −1 3 1,6
↔ – =( – 1)( ) ↔ = –1
1 50 nm 30 5 nm
P= . . . . . . . . (47)
f 1,6 1,6
↔ 0,6 + 1 = ↔ 1,6 =
f = jarak fokus lensa, satuannya m nm nm
P = kuat lensa, satuannya dioptri (dp) ↔ nm = 1
Atau: 1 1 1
n
100 d) = (  – 1)( + )
P= . . . . . . . (48) − 22 1,1 8 −4
f
1 n 1− 2
f = jarak fokus lensa, satuannya cm ↔ – = (  – 1)( )
22 1,1 8
Contoh Soal:
1 n −1 8 n
54. Lengkapilah tabel berikut ini, yang ↔ – = (  – 1)( ) ↔ = –1
22 1,1 8 22 1,1
menyatakan hubungan antara jarak fokus
4 n 4 + 11 n 
(f) lensa tipis dengan jari-jari ↔ +1=  ↔ =
kelengkungan (R), indeks bias lensa (n1), 11 1,1 11 1,1
dan indeks bias medium yang ditempatinya 15
↔ = nl ↔ nl = 1,5
(nm) 10
No. nl nm R1 (cm) R2 (cm) f (cm)
55. Sebuah lensa tipis cekung-cembung terbuat
a 1,5 1 +10 –5 dari kaca yang indeks biasnya 1,5.
b 1,6 1,1 –20 +11 Permukaan cekung berari-jari = 10 cm,
c 1,6 –10 15 –50 sedangkan jari-jari permukaan cembung =
d 1,1 +8 –4 –22 5 cm. Jika berada dalam suatu zat, maka
Penyelesaian: jarak fokusnya = 40 cm. Berapa indeks
nm R × R2 bias zat tersebut?
a) f = ( )( 1 )
n  − n m R1 + R 2 Penyelesaian:

266 Optika Geometri


1 n 1 1
= (  − 1)( + )
f nm R1 R 2 ∞>III>2f f>I>0
F′ f<II′<2f
1 1,5 1 1
↔ =( – 1)( + ) 2f>II>f F
40 nm − 10 5 0<I′<f 2f<III′<∞
1 1,5 − 1+ 2
↔ =( – 1)×
40 nm 10 Gambar 37
1 1,5 1 1 1,5 Untuk dapat melukiskan pembentukan
↔ =( – 1)× ↔ = –1 bayangan pada lensa positif, biasanya
40 nm 10 4 nm
digunakan berkas-berkas sinar istimewa
1 1,5 5 1,5 berikut:
↔ +1= ↔ =
4 nm 4 nm (1) Sinar yang sejajar sumbu utama dari
4 sebelah kiri lensa dibiaskan melalui titik
↔ nm = 1,5 × ↔ nm = 1,2 fokus sebelah kanan lensa.
5
(2) Sinar yang melalui titik fokus sebelah kiri
56. Sebuah lensa tipis terbuat dari bahan yang lensa dibiaskan sejajar sumbu utama
indeks biasnya 1,5 di udara jarak fokusnya sebelah kanan lensa.
15 cm. Berapa jarak fokusnya di dalam air (3) Sinar yang melalui pusat optik dibiaskan
(n = 4/3)? lurus.
Penyelesaian:
f a ( n a )( 1 + 1 )
F C
f u = n  − n a R1 R 2
C′ F′
nu 1 1
( )( + )
n  − n u R1 R 2
(n  − n u )n a (a)
↔ fa = fu
(n  − n a )n u
4 h1
(1,5 − 1) × F C
3 ×15
↔ fa = C′ F′ h1'
4
(1,5 − ) × 1
3
4
0,5 × (b)
↔ fa = 3 ×15 ↔ fa = 2 ×15
4,5 − 4 0,5 h2
3 F C
↔ fa = 60 cm C′ F′
h '2
V. Melukis Bayangan yang Dibentuk oleh
Lensa Tipis
(c)
Bayangan diperoleh dengan memotongkan
sinar-sinar bias. Jika sinar-sinar bias
berpotongan langsung, bayangannya disebut h3
F C
nyata. Sebaliknya jika sinar-sinar biasnya tidak
C′ F′
pernah berpotongan, maka dibuat
h 3'
perpanjangan ke belakang sampai
berpotongan. Bayangan ini disebut maya.
(a). Lensa Positif
Sebelum melukis bayangan, untuk membantu (d)
ingatan, ruang di sekitar lensa kita beri nama
sebagai berikut:

Optika Geometri 267


h4 h 8'
F C
C′ F′ h8
F C
C′ F′

(e)
(j)
Gambar 38
Tabel hubungan antara benda dengan
bayangan yang dibentuk oleh lensa positif:
h 5' Ruang Bayangan
Benda Ruang Sifat Posisi Perbesaran
h5 ∞ F – – –
F C
III II′ Nyata Terbalik Diperkecil
C′ F′ (S' +) (h' –) (/m/ < 1)
C′ C Nyata Terbalik Sama Besar
(S' +) (h' –) (/m/ = 1)
(f) II Nyata Terbalik Diperbesar
III′
(S' +) (h' –) (/m/ > 1)
F′ ∞ – – –
I III Maya Tegak Diperbesar
h '6 (S' –) (h' +) (/m/ > 1)
I C' Maya Tegak Diperbesar
h6 (S' –) (h' +) (/m/ > 1)
F C
C′ F′ I II Maya Tegak Diperbesar
(S' –) (h' +) (/m/ > 1)
I F' Maya Tegak Diperbesar
(g) (S' –) (h' +) (/m/ > 1)
I I Maya Tegak Diperbesar
(S' –) (h' +) (/m/ > 1)
Dengan memperhatikan urutan posisi benda
h '7 dan bayangan dapat disimpulkan bahwa jika
sebuah benda bergerak mendekati sebuah
h7
F C lensa positif, maka:
C′ F′ (1) bayangan nyatanya bergerak menjauhi
lensa.
(2) bayangan mayanya bergerak mendekati
(h) lensa.
(b). Lensa Negatif
Untuk melukis pembentukan bayangan pada
h 8' lensa negatif biasanya digunakan sinar-sinar
h8 sebagai berikut:
F C
C′ F′
(1) Sinar sejajar sumbu utama sebelah kiri
lensa dibiaskan seolah datang dari titik
fokus sebelah kiri lensa.
(2) Sinar yang akan melalui titik fokus
(i)
sebelah kanan lensa dibiaskan sejajar
sumbu utama.
(3) Sinar yang melalui pusat optik dibiaskan
lurus.

268 Optika Geometri


(e)
Gambar 39
Dari lukisan pembentukan bayangan ini dapat
h1 disimpulkan:
(a) bayangan dari benda nyata yang dibentuk
F′ C′
oleh lensa negatif selalu maya (S'–), tegak
C F h1'
(h'+) diperkecil (/m/), terletak di antara
fokus dan lensa.
(b) jika sebuah benda nyata bergerak
mendekati sebuah lensa negatif, maka
(a) bayangannya bergerak mendekati lensa.
W. Rumus-rumus Lensa Tipis
a) Hubungan antara jarak bayangan (S')
dengan jarak benda (S) dinyatakan dengan
h2
persamaan:
F′ C′ 1 1 1
C F h '2 + = . . . . . . . (49)
S S' f
S = jarak benda, satuannya cm
S' = jarak bayangan, satuannya cm
f = jarak fokus, satuannya cm
(b) Untuk lensa positif f berharga positif,
sedangkan untuk lensa negatif, f berharga
negatif.
X. Perbesarannya (m)
h3
h'
F′ C′ m= . . . . . . . . (50)
h
C F h 3'
S'
m=− . . . . . . . (51)
S
h' S'
=− . . . . . . . (52)
(c) h S
h = tinggi benda, satuannya cm
h' = tinggi bayanngan, satuannya cm
m = perbesaran, satuannya kali (X)
h4 Contoh Soal:
F′ C′ 57. Lengkapilah tabel berikut:
C F h '4 No f Benda Bayangan
(cm) S H S' h' Si Po Ru
(cm) (cm) (cm) (cm) fat sisi ang
a 10 15 2
(d) b 8 1 –24
c 1 42 –6
d –16 6 +1,5
Penyelesaian:
h5 1 1 1 1 1 1
a) + = ↔ + =
F′ C′ S S' f 15 S' 10
C F h 5' 1 1 1 1 3−2 1 1
↔ = – ↔ = ↔ =
S' 10 15 S' 30 S' 30
↔ S' = 30 cm

Optika Geometri 269


h' S' 30 ↔ h′ = 4 cm
=− ↔ h' = – h
h S 15 59. Sebuah batang panjangnya 18 cm
↔ h' = –2 × 2 ↔ h' = –4 cm diletakkan rebah berimpit dengan sumbu
Karena S'+, maka sifatnya nyata. utama lensa positif yang mempunyai jarak
Karena h'–, maka posisinya terbalik. fokus 10 cm. Ujung batang yang dekat
1 1 1 1 1 1 dengan lensa berjarak 12 cm terhadap
b) + = ↔ + = lensa. Berapa panjang bayangannya?
S S' f 8 − 24 f
3 −1 1 2 1 Penyelesaian:
↔ = ↔ = ↔ f = 12 cm Sd = 12 cm
24 f 24 f
S j = Sd + L ↔ Sj = 12 + 18
h' S' − 24
=− ↔ h' = – h ↔ Sj = 30 cm
h S 8
↔ h' = –3 × 2,5
1 1 1 1 1 1 1 S−f
↔ h' = –7,5 cm + = ↔ = – ↔ =
Karena S'–, maka sifatnya maya. S S' f S' f S S' f S
Karena h'+, maka posisinya tegak. fS
↔ S' =
c)
h'
=−
S'

1
S = S′ S−f
h S −6 f Sd 10 × 12
S 'd = '
↔ Sd =
↔ –
1
×42 = S′ ↔ S' = 7 cm Sd − f 12 − 10
−6
↔ S 'd = 60 cm
1 1 1 1 1 1 6 +1 1
+ = ↔ + = ↔ = f Sj ' 10 × 30
S S' f 7 42 f 42 f S 'j = ↔ S j=
7 1 6 +1 1 Sj − f 30 − 10
↔ = ↔ f = 6 cm ↔ =
42 f 42 f ↔ S 'j = 15 cm
Karena S' positif, maka sifatnya nyata.
Karena h' negatif, maka posisinya terbalik. L' = S'd − S'j ↔ L' = 60 – 15 cm
h' S' 1,5 S' 1 S' ↔ L' = 45 cm
d) =− ↔ =– ↔ =–
h S 6 S 4 S 60. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan
↔ S' = – S
1 5 m/dt dari titik yang berjarak 30 cm ke
4
titik yang berjarak 20 cm dari sebuah lensa
1 1 1 1 1 1
+ = ↔ + 1 = positif yang mempunyai jarak fokus
S S' f S − 4 S 16 15 cm. Berapa kecepatan rata-rata gerak
1 4 1 3 1 bayangannya?
↔ – = ↔ = ↔ S = 3×16 Penyelesaian:
S S 16 S 16
1 1 1 1 1 1 1 S−f
↔ S = 48 cm + = ↔ = – ↔ =
S S' f S' f S S' f S
58. Sebuah benda tingginya 12 cm diletakkan
di depan sebuah lensa cekung yang jarak fS
↔ S' =
fokusnya 15 cm. Bayangannya maya S−f
berjarak 10 cm dari lensa. Berapa tinggi f S1 15 × 30 450
bayangannya? S1' = ↔ S1' = ↔ S1' =
S1 − f 30 − 15 15
Penyelesaian:
f = –15 cm, S′ = –10 cm, h = 12 cm ↔ S1' = 30 cm
1 1 1 1 1 1 f S2 15 × 20 300
+ = ↔ + = S'2 = ↔ S'2 = ↔ S'2 =
S S' f S − 10 − 15 S2 − f 20 − 15 5
1 1 1 1 −2+3 ↔ S'2 = 60 cm
↔ = + ↔ =
S − 15 10 S 30 ∆S ∆S' ∆S'
1 1 t = t' ↔ = ↔ v' = v
↔ = ↔ S = 30 cm v v' ∆S
S 30
v' = S2 − S1 v ↔ v' = 60 − 30 ×5
' '
h' S' h' − 10 12 ↔
=− ↔ =– ↔ h′ = S2 − S1 20 − 30
h S 12 30 3
270 Optika Geometri
30 benda tingginya 2 cm diletakkan pada
↔ v' = ×5 ↔ v' = –15 m/det jarak 15 cm di
− 10 x B
sebelah kiri lensa A. SA
61. Jarak antara benda dengan bayangan nyata Tentukan jarak dan
yang dibentuk oleh sebuah lensa positif sifat bayangan yang
yang jarak fokusnya 12 cm adalah 50 cm. dihasilkan oleh
Berapa jarak benda ke lensa? kedua lensa?
Penyelesaian: A SB
Penyelesaian:
S' = +( x − S) ↔ S' = 50 – S . . (i) Pada lensa A:
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
+ = ↔ + = + ' = ↔ + ' =
S S' f S 50 − S 12 SA SA f A 15 SA 10
50 − S + S 1 3−2
↔ 50 × 12 = 50 S – S 1 1 1 1
2
↔ = ↔ = – ↔ =
S(50 − S) 12 S'A 10 15 S'A 30
2
↔ S – 50 S + 600 = 0
↔ (S – 30)(S – 20) = 0 ↔ S 'A = 30 cm
↔ S = 30 cm atau S = 20 cm h 'A S' 30
=− A ↔ h 'A = – hA
62. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah hA SA 15
lensa yang jarak fokusnya 12 cm.
↔ h 'A = –2×2 ↔ h 'A = –4 cm
Bayangannya maya setinggi 1 cm, berjarak
8 cm dari lensa. Berapa tinggi benda? Pada lensa B:
Bayangan maya dengan /S′/ < /f/ hanya SB = x − S'A ↔ SB = 10 – 30
diperoleh lensa negatif. Jadi: ↔ SB = –20 cm
f = –12 cm, S′ = –8 cm, h′ = 1 cm h B = h 'A ↔ hB = –4 cm
1 1 1 1 1 1
+ = ↔ + = 1 1 1 1 1 1
S S' f S − 8 − 12 + ' = ↔ + ' =
1 1 1 1 −2+3 SB SB f B − 20 SB 5
↔ = + ↔ = 1 4 +1
S − 12 8 S 24 ↔
1 1 1
= + ↔ =
1 1 S'B 5 20 S'B 20
↔ = ↔ S = 24 cm
S 24 1 5
↔ = ↔ S 'B = 4 cm
h' S' 1 −8 24 S'B 20
=− ↔ =– ↔ =h
h S h 24 8
h 'B S' 4
↔ h = 3 cm =− B ↔ h 'B = – hB
hB SB − 20
63. Jarak antara benda dengan bayangan yang
1
dibentuk oleh sebuah lensa negatif yang ↔ h 'B = ×(–4) ↔ h 'B = – 0,8 cm
jarak fokusnya 8 cm adalah 4 cm. Berapa 5
jarak benda ke lensa? 65. Perhatikan gambar berikut. Jarak fokus
Penyelesaian: lensa A dan B Berturut-turut 15 cm dan
S' = −(S − x ) ↔ S' = –(S – 4) 12 cm. Jarak antara benda dengan lensa A
↔ S' = 4 – S = 6 cm, Jarak antara bayangan dengan
1 1 1 1 1 1 lensa B = 30 cm.
+ = ↔ + = Berapa jarak antara SA L B
S S' f S 4−S 8
kedua lensa?
4−S+S 1
↔ 4×8=4S–S
2 Berapa pula tinggi
↔ =
S(4 − S) 8 bayangannya?
2
↔ S – 4 S + 32 = 0 ↔ (S – 8)(S + 4) = 0 Penyelesaian: A SB
↔ S = 8 cm atau S = –4 cm Pada lensa A:
64. Dua buah lensa A dan B jarak fokusnya 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + ' =
berturut-turut 10 cm dan 5 cm diletakkan SA SA f A 6 SA 15
dengan sumbu utama berimpit, terpisah
pada jarak 10 cm (lihat gambar). Sebuah
Optika Geometri 271
1 1 1 1 2−5 1 1
↔ = – ↔ = P1 = ↔ P1 =
S'A 15 6 S'A 30 f1 0,1
1 −3 ↔ P1 = 10 dioptri
↔ = ↔ S 'A = –10 cm
S'A 30 1 1
P2 = ↔ P2 =
1 1 1 1 1 f2 0,15
1
+ ' = ↔ + = 20
SA SA f A SB 30 12 ↔ P2 = dioptri
3
1 1 1 1 5−2
↔ = – ↔ = 20
SB 12 30 SB 60 Pgab = P1 + P2 ↔ Pgab = 10 +
3
1 3 20 30 + 20
↔ = ↔ SB = 30 cm
↔ Pgab = 10 + ↔ Pgab =
SB 60 3 3
x = S'A + SB ↔ x = –10 + 30 ↔ Pgab =
50
dioptri
↔ x = 20 cm 3
Y. Gabungan Dua Lensa Tipis
Gabungan dua lensa tipis
yang dilekatkan dipakai pada 1 2
banyak alat optik untuk
mempertinggi
kualitasnya.Gambar
40 menunjukkan dua buah Gambar 40
lensa yang jarak fokusnya f1
dan f2 yang dilekatkan menjadi satu dengan
sumbu utama berimpit.
Jarak fokus gabungannya (fgab) dapat dihitung
dengan rumus:
1 1 1
= + . . . . . . (53)
f gab f1 f 2
Atau
f1f 2
f gab = . . . . . . (54)
f1 + f 2
f1 = jarak fokus lensa I, satuannya cm
f2 = jarak fokus lensa II, satuannya cm
fgab = jarak fokus lensa gabungan, satuannya
cm
Kuat lensa gabungannya:
Pgab = P1 + P2 . . . . . . (55)
P1 = kuat lensa I, satuannya dioptri
P2 = kuat lensa II, satuannya dioptri
Pgab = kuat lensa gabungan, satuannya
dioptri
Contoh Soal:
66. Dua buah lensa tipis jarak fokusnya
berturut-turut 10 cm dan 15 cm dilekatkan
dengan satu sumbu utama. Berapa kuat
lensa gabungannya?
Penyelesaian:
f1 = 10 cm = 0,1 m, f2 = 15 cm = 0,15 cm

272 Optika Geometri


terjauh orang tersebut ke cermin supaya
Soal Latihan
masih dapat melihat bayangan dua pojok di
Cermin Datar belakangnya?
1. Seberkas sinar didatangkan pada permukaan x= 4m
7
sebuah cermin datar dengan sudut datang
20°. 7. Cermin AO dan cermin OB membentuk
N N′ sudut 100°. Seberkas sinar datang pada
cermin AO di titik O' dengan sudut
dating 60°. Sinar dipantulkan mengenai
i′ i′
i i cermin OB di titik O". Berapa besar sudut
yang dibentuk sinar pantul terakhir dengan
cermin OB?
Dengan arah sinar datang yang tetap, β = 50°
kemudian cermin diputar 5°. Berapa besar
Dua Cermin Datar
sudut yang dibentuk oleh sinar pantul
setelah dan sebelum cermin diputar? 8. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah
x = 10° cermin datar yang membentuk sudut α.
2. Melalui lubang A pada sebuah layar Sehingga terbentuk bayangan n buah.
dilewatkan seberkas sinar tegak lurus layar. Kemudian sudut apit kedua cermin
Di depan layar ada cermin sejajar layar diperbesar 3 kali lipat. Sehingga jumlah
berjarak 2 meter yang memantulkan bayangannya berkurang dengan 8 buah.
kembali sinar dari lampu melalui titik O. Berapa besarnya α?
α = 30°
Kemudian cermin diputar 20° sehingga
sinar pantulnya sekarang mengenai layar 9. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah
pada titik B. Berapa jarak AB? cermin berhadapan membentuk sudut α.
AB = 2√3 meter Jumlah bayangan yang dibentuk sebanyak
3. Seseorang tingginya 175 cm, jarak mata ke 7 buah. Berapa besarnya α?
ujung kepala 9 cm. Berapa tinggi α = 45°
maksimum tepi bawah cermin yang harus 10. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan
digunakan agar dia dapat melihat bayangan membentuk sudut 40°. Berapa jumlah
seluruh tubuhnya? bayangan yang dibentuk?
y = 83 cm n = 8 buah
4. Seseorang tingginya 170 cm, jarak antara 11. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan
mata ke ujung rambut 8 cm sedang membentuk sudut α. Kemudian sudut
bercermin di depan cermin datar. Supaya apitnya di perkecil 5°. Sehingga jumlah
dia dapat melihat seluruh tinggi bayangan bayangan yang dibentuknya bertambah 1
tubuhnya: buah. Berapa besarnya α?
a) berapa panjang cermin minimum? α = 45°
b) berapa tinggi maksimum ujung bawah
12. Dua buah cermin datar diletakkan
cermin ke lantai?
a) L = 85 cm b) y = 81 cm berhadapan membentuk sudut α. Kemudian
sudut apitnya diperbesar 6°, sehingga
5. Seberkas sinar didatangkan pada sebuah
jumlah bayangannya berkurang 2 buah.
cermin dengan sudut dating θ. Kemudian
Berapa besarnya α?
cermin diputar 10° sehingga besar sudut α = 30°
antara sinar datang dengan sinar pantul
sekarang 65°. Berapa besar θ? 13. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah
θ = 22,5 ° cermin berhadapan membentuk sudut α.
Kemudian sudut apitnya dilipatkan dua kali
6. Di tengah-tengah salah satu dinding sebuah sehingga jumlah bayangan yang dibentuk
ruangan yang berukuran 4 m×4 m berkurang 4 buah. Berapa besarnya α?
diletakkan sebuah cermin datar yang α = 45°
lebarnya 0,5 meter. Seseorang berdiri
menghadap cermin tersebut. Berapa jarak
Optika Geometri 273
14. Dua buah cermin dipasang berhadapan 21. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan
membentuk sudut α. Kemudian sudut membentuk sudut 20°. Jika jumlah
apitnya diperbesar dengan 4° sehinga bayangan yang dibentuk ingin dikurangi
jumlah bayangannya berkurang satu buah. sebanyak 6 buah, maka salah satu cermin
Berapa besarnya α? harus diputar dengan sudut berapa?
α = 36° ∆α = 10 °

15. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan 22. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan
membentuk sudut α, sehingga jumlah membentuk sudut 60°. Jika jumlah
bayangan yang dibentuk 7 buah. Jika sudut bayangan yang dibentuk ingin ditambah
apitnya diperbesar 15 °, berapa sebanyak 3 buah, maka salah satu cermin
berkurangnya jumlah bayangan yang harus diputar dengan sudut berapa?
dibentuk? ∆α = 20 °
∆n = 2 buah Cermin Cekung:
16. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan 23. Sebuah benda tingginya 2 cm diletakkan di
membentuk sudut α, sehingga jumlah depan sebuah cermin cekung yang
bayangan yang dibentuk 7 buah. Jika sudut mempunyai jari-jari kelengkungan 30 cm.
apitnya dipersempit 15 °, berapa Tentukan jarak dan tinggi bayangannya jika
bertambahnya jumlah bayangan yang jarak benda ke cermin:
dibentuk? a) ∞ b) 45 cm c) 30 cm
∆n = 4 buah d) 20 cm e) 15 cm f) 10 cm
17. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah a) 15 cm, 0 b) 22,5 cm, –1 cm
cermin datar yang dipasang berhadapan c) 30 cm, –2 cm d) 60 cm, –6 cm e) ∞, ∞
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n f) –30 cm, 6 cm
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya 24. Lengkapilah tabel berikut, yang
diperbesar 6°, sehingga jumlah menunjukkan hubungan antara besaran-
bayangannya berkurang 2 buah. Berapa besaran yang terdapat pada cermin cekung!
No R Benda
jumlah bayangan mula-mula n? Bayangan m
n = 11 S h S′ h′ Sifat Posisi Tempat
18. Sebuah benda diletakkan di antara dua buah a +10 +5 +2
cermin datar dipasang berhadapan b +20 +3 +6
3
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n c +8 +3 /2
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya d +1 +30 –4
diperbesar 10°, sehingga jumlah e –15 +2 +2
bayangannya berkurang 3 buah. Berapa f +15 +2 –1/ 3
besar sudut α? a) ∞, ∞, batas, ∞, …, ∞
α = 30° b) +5, –10, maya, tegak, IV, +2
c) +48, +2, –12, maya, tegak, IV
19. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan d) +12, +7,5, nyata, terbalik, III, –4
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n e) +28, +7,5, +1, maya, tegak, IV
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya f) +7,5, –2/ 3 , nyata, terbalik, II
diperkecil 20°, sehingga jumlah 25. Sebuah benda diletakkan pada jarak 45 cm
bayangannya bertambah 3 buah. Berapa di depan sebuah cermin cekung.
jumlah bayangan mula-mula n? Bayangannya nyata pada jarak 30 cm dari
n=5 cermin. Berapa jari-jari kelengkungan
20. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan cermin?
R = 36 cm
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya 26. Sebuah benda diletakkan pada jarak 10 cm
diperbesar 20°, sehingga jumlah di depan sebuah cermin cekung.
bayangannya berkurang 3 buah. Berapa Bayangannya terbalik dan tingginya 3 kali
jumlah bayangan mula-mula n? tinggi bendanya. Berapa jari-jari
n=8 kelengkungan cermin?
R = 15 cm

274 Optika Geometri


27. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah 35. Sebuah benda tingginya 1 cm diletakkan di
cermin cekung yang mempunyai jari-jari depan sebuah cermin cekung yang
kelengkungan 40 cm. Bayangannya tegak mempunyai jarak fokus 8 cm. Bayangan
dan tingginya 2 kali tinggi bendanya. yang dibentuk tegak, tingginya = 4 cm.
Berapa jarak benda ke cermin? Berapa jarak bayangan dari cermin?
S = 10 cm S′ = –24 cm
28. Sebuah tongkat panjangnya 15 cm 36. Gambar
diletakkan berimpit dengan sumbu utama berikut
sebuah cermin cekung yang mempunyai menunjuk
jari-jari kelengkungan 40 cm. Ujung yang h
kan
dekat dengan cermin berjarak 35 cm dari C F O
pembentu
cermin. Berapa panjang bayangannya? kan h′
L′ = bayagan
29. Jarak antara benda dengan bayangan nyata pada S′
yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung cermin
berjari-jari kelengkungan 12 cm adalah cekung. Jika h = 9 cm, h′ = 3 cm dan
5 cm. Berapa jarak benda ke cermin? S′ = 12 cm, berapa jarak fokus cermin?
S = 15 cm f = 9 cm
30. Sebuah batang panjangnya 6 cm diletakkan 37. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah
miring membentuk sudut 60° terhadap cermin yang mempunyai jarak fokus 12 cm.
sumbu utama sebuah cermin cekung yang Bayangan yang dibentuk tegak, tingginya =
mempunyai jari-jari kelengkungan 20 cm. 3 kali tinggi bendanya. Berapa jarak antara
Pangkal batang berjarak 18 cm. Sedangkan bayangan dengan benda?
ujung batang condong lebih dekat ke x = 32 cm
cermin. Berapa besar sudut kemiringan 38. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah
bayangannya? cermin yang mempunyai jarak fokus 8 cm.
β′ = tg–1(16/ 15 ) Bayangan yang dibentuk terbalik, tingginya
31. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah = 14 kali tinggi bendanya. Berapa jarak
cermin cekung yang mempunyai jari-jari
antara bayangan dengan benda?
kelengkungan 10 cm. bayangannya ternyata x = 30 cm
tegak dan tingginya 2 kali tinggi
bendandandandanya. Berapa jarak benda ke 39. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah
cermin? cermin yang mempunyai jari-jari
S = 2,5 cm kelengkungan 24 cm. Bayangan yang
32. Sebuah benda bergerak dari tempat sejauh dibentuk terbalik, tingginya 12 kali tinggi
175 cm menuju pusat kelengkungan sebuah bendanya. Berapa jarak benda ke cermin?
cermin cekung yang jari-jari S = 36 cm
kelengkungannya 100 cm dengan kecepatan 40. Jarak antara benda dengan bayangan maya
tetap 30 cm/dt. Berapa kecepatan rata-rata yang dibentuk oleh sebuah cermin adalah
gerak bayangannya? 99 cm. Jika tinggi bayangan = 10 kali tinggi
v′ = 12 cm/dt benda, berapa:
33. Jarak antara benda dengan bayangan maya a). jarak benda?
yang dibentuk oleh sebuah cermin cekung b). jarak fokus cermin?
adalah 15 cm. Jika jari-jari cermin 20 cm, a) S = 9 cm b) f = 10 cm
berapa jarak benda ke cermin? 41. Jarak antara benda dengan bayangan tegak
S = 5 cm yang dibentuk oleh sebuah cermin adalah
34. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah 24 cm. Jika tinggi bayangan = 3 kali tinggi
cermin yang mempunyai jarak fokus 8 cm. benda:
Bayangan yang dibentuk terbalik, tingginya a). berapa jarak benda dari cermin?
= 4 kali tinggi bendanya. Berapa jarak b). berapa jarak fokus cermin?
antara bayangan dengan benda? a) S = 6 cm b) f = 9 cm
x = 30 cm
Optika Geometri 275
42. Jarak antara benda dengan bayangan nyata 50. Sebuah benda bergerak dengan kecepatan
yang dibentuk oleh sebuah cermin adalah 20 cm/s dari titik yang berjarak 100 cm ke
48 cm. Jika tinggi bayangan = 5 kali tinggi titik yang berjarak 30 cm terhadap cermin
benda, berapa jarak fokus cermin? cekung yang jari-jari kelengkungannya
f = 5 cm 15 cm. Berapa kecepatan rata-rata gerak
43. Jarak antara benda dengan bayangan bayangannya?
terbalik yang dibentuk oleh sebuah cermin 60 cm/s
v' = – 17
adalah 16 cm. Jika tinggi bayangan = 13 kali
Cermin Cembung:
tinggi benda, berapa jarak fokus cermin?
f = 6 cm 51. Sebuah benda tingginya 2 cm diletakkan di
depan sebuah cermin cembung yang
44. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah
mempunyai jari-jari kelengkungan 16 cm.
cermin yang mempunyai jari-jari
Tentukan jarak dan tinggi bayangan yang
kelengkungan 24 cm. Bayangan yang
dibentuk bila jarak benda ke cermin = 24
dibentuk tegak, tingginya 3 kali tinggi
cm?
bendanya. Berapa jarak benda ke cermin? S′ = –6 cm, h′ = 0,5 cm
S = 8 cm
52. Sebuah benda diletakkan pada jarak 18 cm
45. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah
di depan sebuah cermin. Bayangan yang
cermin yang mempunyai jarak fokus 12 cm.
Bayangan yang dibentuk tegak, tingginya = dibentuk ternyata tegak, dan tingginya 13
3 kali tinggi bendanya. Berapa jarak kali tinggi bendanya. Berapa jari-jari
bayangan dari cermin? kelengkungan cermin?
S′ = 24 cm R = –18 cm
46. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah 53. Di depan sebuah cermin cembung yang
cermin yang mempunyai jarak fokus 8 cm. jarak fokusnya 12 cm diletakkan sebuah
Bayangan yang dibentuk terbalik, tingginya benda yang tingginya 6 cm. Bayangan yang
= 4 kali tinggi bendanya. Berapa jarak terbentuk tingginya 2 cm. Berapa jarak
bayangan dari cermin? bayangan dari cermin?
S′ = 40 cm S′ = –8 cm
47. Sebuah cermin jari-jari kelengkungannya 54. Sebuah benda bergerak dari titik yang
4 cm. Sebuah benda tingginya 1,5 cm berjarak 90 cm ke titik yang berjarak 15 cm
diletakkan di depan cermin. Bayangannya dengan kecepatan tetap 3 m/dt mendekati
terbalik dan berjarak 3 cm dari cermin. sebuah cermin cembung yang berjari-jari
Dengan cara lukisan, tentukan jarak benda 30 cm. Berapa kecepatan rata-rata gerak
dan tinggi bayangannya ! bayangannya?
S = 6 cm, h′ = –0,75 cm v = – 143 cm/s
48. Sebuah cermin cekung jari-jari
kelengkungannya 8 cm. Sebuah benda 55. Sebuah benda panjangnya 5 cm diletakkan
tingginya 1,2 cm diletakkan di depan miring membentuk sudut α (tg α = 0,75),
cermin. Bayangannya nyata dan berjarak terhadap sumbu utama sebuah cermin
5 cm dari cermin. Dengan cara lukisan, cembung yang mempunyai jari-jari
tentukan jarak benda dan tinggi kelengkungan 24 cm. Ujungnya lebih dekat
bayangannya ! dengan cermin, berjarak 20 cm. Berapa
S = 20 cm, h′ = –0,3 cm panjang bayangannya?
L' = 1,23 cm
49. Sebuah cermin cekung jari-jari
kelengkungannya 4 cm. Sebuah benda 56. Jarak antara benda dengan bayangan yang
diletakkan di depan cermin. Jika bayangan dibentuk oleh cermin cembung berjari-jari
yang dibentuk tegak, setinggi 3 cm dan 10 cm adalah 24 cm. Berapa jarak antara
berada pada jarak 2 cm dari cermin, benda ke cermin?
S = 20 cm
tentukan letak, jarak dan tinggi benda
dengan cara lukisan! 57. Jarak antara benda dengan bayangan yang
S = 1 cm, h = 1,5 cm dibentuk oleh cermin cembung adalah

276 Optika Geometri


18 cm. Bila jarak fokus cermin 12 cm, benzena? Berapa pula panjang gelombang
berapa jarak antara benda ke cermin? sinar dalam bensena?
S = –12 cm n es-bensena = 1,1458 ; λ′ = 4363,76 Å
58. Sebuah benda tingginya 10 cm terletak 65. Seberkas sinar merambat dalam kaca (n =
sejauh 50 cm di depan sebuah cermin 1,5) dengan panjang gelombang 6400 Å.
cembung. Bayangan yang dibentuk Berapa frekuensi (satuannya Hz) dan
tingginya 2 cm. Berapa jari-jari panjang gelombang (satuannya Å) dalam air
kelengkungan cermin? (n = 34 )?
R = 25 cm
f′ = 3,125×1014 Hz dan λ′ = 7200 Å
Indeks Bias
Hukum Snelius
59. Lengkapilah tabel berikut yang
menunjukkan hubungan antara cepat rambat 66. Seberkas sinar datang dari medium optik
yang indeks biasnya n 1 dengan sudut datang
(c'), frekuensi (f), dan panjang gelombang λ'
i masuk pada medium yang indeks biasnya
sinar yang merambat dalam medium yang
n 2 dan dibiaskan dengan sudut bias r.
indeks biasnya n.
Lengkapi tabel berikut yang menunjukkan
No n f (Hz) c' (m/s) λ' (Å)
hubungan besaran besaran di atas!
a 2,4 1,25×108
No. n1 i (°) n2 r (°)
b 4×1014 5625
14 a 1,5 60 2,4
c 1,6 3×10 b 2,4 35 60
d 2×108 4000 c 4
/3 1,4 45
a) 2,5×1014 Hz, 1,25×108 m/dt
d 35 1,6 30
b) 4 , 2,25×108 m/dt c) 1,875×108 m/dt, 6250 A a) 32,77° b) 1,59 c) 47,94° d) 1,39
3
14
d) 1,5, 5×10 Hz 67. Sebuah bak
60. Seberkas sinar merambat dari udara ke tingginya 30 cm, r
minyak yang indeks biasnya 1,2. Jika diameternya 24 cm
panjang gelombang sinar di udara 4800 Å, diisi glyserin
berapa panjang gelombangnya dalam air? (n = 1,475) sampai
λ = 4000 Å penuh. Berapa sudut i
61. Seberkas sinar mempunyai frekuensi pandang terbesar
1015 Hz merambat dalam alkohol yang terhadap vertikal
indeks biasnya 1,36. Berapa cepat rambat supaya mata masih
dan panjang gelombang sinar? dapat melihat pojok
bawah bak? Gambar i
c′ = 2,2059×108 m/dt
r = 68,59°
62. Seberkas sinar di udara frekuensinya
7,5×1014 Hz didatangkan tegak lurus ke 68. Suatu bak lebarnya 20 cm dan dalamnya
48 cm diisi penuh zat cair yang indeks
permukaan air (n = 43 ). Jika kedalaman air biasnya 1,3 (lihat gambar i). Berapa sudut
15 cm, berapa jumlah gelombang sinar pandang maksimum terhadap vertikal yang
dalam air? masih memungkinkan untuk melihat dasar
N = 5×105 buah bak?
63. Seberkas sinar di udara frekuensinya r = 30°
8×1014 Hz didatangkan tegak lurus ke 69. Sebuah papan
permukaan minyak (n = 1,5). Jika berbentuk O
r r
kedalaman minyak 12 cm, berapa jumlah lingkaran terapung
gelombang sinar dalam minyak? di permukaan i i
N = 4,8×105 buah kolam (indeks bias
Indeks Bias Relatif air = 43 ) sedalam
64. Jika indeks bias es 1,31, panjang gelombang 1,6 meter. Titik A
sinar di dalamnya 5000 Å, indeks bias berada di dasar kolam tepat di bawah pusat
benzena 1,501, berapa indeks bias relatif es- lingkaran papan. Berapa diameter papan

Optika Geometri 277


terbesar agar titik A masih dapat dilihat dari pojok kanan bawah bak (lihat gambar ii).
segala arah? Berapa besarnya i?
D = 3,63 m i = 60°
70. Sebuah balok kayu terapung di permukaan 75. Sebuah bak tingginya 25 cm diisi cairan
air (n = 43 ) sedalam 2 meter. Titik A terletak setinggi 16 cm. Kemudian seberkas sinar
didatangkan pada permukaan cairan tersebut
pada dasar kolam tepat di bawah balok.
dengan sudut datang i (sin i = 0,8).
Berkas sinar matahari datang sejajar
Sebagian sinar dipantulkan lewat ujung
permukaan air mengenai balok dan
kanan atas bak, sisanya dibiaskan ke pojok
membentuk bayangan di dasar kolam pada
kanan bawah bak (lihat gambar ii). Berapa
titik B. Berapa jarak AB?
AB = 2,27 m indeks bias cairan?
n= 4
71. Sebuah bak 3
tingginya 50 cm diisi 76. Sebuah bak
air yang indeks ii A
tingginya 13 cm A ii B
biasnya 43 . diisi cairan yang
r
Kemudian seberkas indeks biasnya 1,5
sinar didatangkan setinggi 9 cm. r
pada permukaan air Kemudian seberkas
tersebut dengan B sinar didatangkan
Gambar ii lewat ujung kiri atas
sudut datang i Gambar iii C
(sin i = 0,8). Sebagian sinar dipantulkan bak. Sebagian sinar
lewat ujung kanan atas bak, sisanya dipantulkan lewat
dibiaskan ke pojok kanan bawah bak (lihat ujung kanan atas bak, sisanya dibiaskan ke
gambar). Berapa jarak permukaan air ke pojok kanan bawah bak (lihat gambar).
ujung kanan atas bak? Berapa diameter bak?
h = 40 cm D = 12 cm

72. Sebuah bak tingginya 40 cm diisi cairan 77. Sebuah bak tingginya 25 cm diameternya
yang indeks biasnya √3 setinggi 30 cm. 36 cm diisi cairan setinggi 21 cm.
Seberkas sinar didatangkan pada permukaan Kemudian seberkas sinar didatangkan lewat
cairan dengan sudut datang i. Sebagian sinar ujung kiri atas bak. Sebagian sinar
dipantulkan lewat ujung kanan bak, sisanya dipantulkan lewat ujung kanan atas bak,
dibiaskan ke pojok kanan bawah bak (lihat sisanya dibiaskan ke pojok kanan bawah
gambar ii). Berapa besarnya i? bak (lihat gambar iii). Berapa indeks bias
i = 60° cairan?
n= 4
73. Sebuah bak tingginya 25 cm, diisi air (n = 43 3

) setinggi h. Kemudian seberkas sinar 78. Sebuah bak tingginya 13 cm diameternya


didatangkan pada permukaan air tersebut 12 cm diisi cairan yang indeks biasnya 1,5.
dengan sudut datang i (tg i = 43 ). Sebagian Seberkas sinar datang lewat ujung sisi kiri
(titik A). Sebagian sinar dipantulkan lewat
sinar dipantulkan lewat ujung kanan atas ujung sisi kanan (titik B), sisanya dibiaskan
bak, sedangkan sinar biasnya mengenai ke pojok kanan bawah (titik C) (lihat
pojok kanan bawah bak (lihat gambar ii). gambar iii). Berapa tinggi cairan yang
Berapa besarnya h? diisikan?
h = 16 cm y = 9 cm
74. Sebuah bak tingginya 40 cm, diisi cairan 79. Sebuah bak tingginya 8 cm diameternya
(n = √3) setinggi 30 cm. Kemudian 14 cm diisi cairan setinggi 7 cm. Seberkas
seberkas sinar didatangkan pada permukaan sinar datang lewat ujung sisi kiri (titik A).
air tersebut dengan sudut datang i. Sebagian Sebagian sinar dipantulkan lewat ujung sisi
sinar dipantulkan lewat ujung kanan atas kanan (titik B), sisanya dibiaskan ke pojok
bak, sedangkan sinar biasnya mengenai kanan bawah (titik C) (lihat gambar iii).
Berapa indeks bias cairan?
278 Optika Geometri
n = 1,4 cm 15 cm dengan sudut datang 60. Jika indeks
80. Sebuah bak tingginya 25 cm diameternya D bias kaca 1,5 berapa berapa pergeseran yang
diisi cairan yang indeks biasnya 1,5 setinggi dialami sinar?
21 cm. Seberkas sinar datang lewat ujung x = 7,69 cm
sisi kiri (titik A). Sebagian sinar dipantulkan 88. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu
lewat ujung sisi kanan (titik B), sisanya sisi sebuah kaca plan paralel (n = 1,6) yang
dibiaskan ke pojok kanan bawah (titik C) tebalnya 12 cm. Jika sudut biasnya = 1/ 2 kali
(lihat gambar iii). Berapa besarnya D? sudut datangnya, berapa pergeseran yang
D = 36 cm dialami sinar?
81. Sebuah bak tingginya 20 cm dan x = 8 cm
diameternya 8 cm diisi minyak yang indeks 89. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu
biasnya √2. Seberkas sinar didatangkan sisi sebuah kaca plan paralel (n = 43 ) yang
pada permukaan minyak tersebut lewat
tebalnya 10 cm. Jika sinar mengalami
ujung kiri bak. Sebagian sinar dipantulkan
pergeseran sebesar 2,25 cm, berapa sudut
lewat ujung kanan bak, sisanya dibiaskan ke
datangnya?
pojok kanan bawah bak (lihat gambar iii). i = invsin 0,8 atau i = 53,13°
Berapa tinggi minyak tersebut?
y = 12 cm 90. Pada salah satu sisi sebuah kaca plan paralel
yang tebalnya 5√3 cm dan indeks biasnya
82. Pada titik A dari salah satu sisi sebuah balok
kaca didatangkan seberkas sinar dengan √3 didatangkan seberkas sinar dengan sudut
sudut datang 45°. Sinar dibiaskan mengenai datang 60°. Berapa pergeseran yang
titik B pada sisi yang lain. Jika pada titik B didapat?
x = 5 cm
sinar dibiaskan berimpit dengan bidang
batas balok kaca dengan udara, berapa 91. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu
indeks bias balok kaca? sisi sebuah balok es yang tebalnya 20 cm
n = 1,5
dengan sudut dating i (sin i = 0,8). Setelah
keluar dari balok es sinar mengalami
Pemantulan Sempurna pergeseran 7 cm. Berapa indeks bias balok
es?
83. Berapa sudut batas antara alkohol (n = 1,36)
dan es (n = 1,31)? n= 4
3
i max = 74,42°
92. Sebuah kaca plan paralel tebalnya 3√3 cm
84. Jika sudut batas antara glyserin (n = 1,475) terbuat dari bahan yang indeks biasnya n.
dan minyak adalah 60° (glyserin lebih rapat Pada salah satu sisinya didatangkan
daripada minyak), berapa indeksbias seberkas sinar dengan sudut datang 60°.
minyak? Setelah keluar kaca, sinar mengalami
n m = 1,28
pergeseran sebesar 3 cm. Berapa
85. Berapa sudut batas antara kaca (n = 1,5) besarnya n?
dengan intan (n = 2,4)? n = 1,5
i = asn 0,625
Permukaan Lengkung
Kaca Plan Paralel
93. Sebuah akuarium berbentuk bola berjari-jari
86. Sebuah kaca plan paralel tebalnya 8 cm 12 cm diisi penuh air (n = 43 ). Seekor ikan
terbuat dari bahan yang indeks biasnya n.
Pada salah satu sisinya didatangkan panjangnya 4 cm berada dalam akuarium
seberkas sinar dengan sudut datang i dengan posisi menyilang berjarak S dari
(sin i = 0,8). Setelah keluar kaca, sinar permukaan. Berapa jarak dan panjang
mengalami pergeseran sebesar 2,8 cm. bayangan ikan yang terlihat oleh orang di
Berapa besarnya n? luar akuarium jika besar S adalah:
a) 24 cm b) 16 cm
n= 4
3 c) 12 cm d) 6 cm
a) –36 cm, 8 cm, b) –18 cm, 6 cm
87. Seberkas sinar didatangkan pada salah satu
c) –12 cm, 3,2 cm d) –7,2 cm, 4,8 cm
sisi sebuah kaca plan paralel yang tebalnya

Optika Geometri 279


94. Seekor ikan panjangnya 40 mm dimasukkan berjari-jari 8 cm terbuat dari bahan yang
ke dalam gelas yang diameternya 25 cm indeks biasnya 1,6. Berapa jarak fokus
berisi air (n = 43 ). Berapa panjang permukaan tersebut?
bayangannya ketika berada 10 cm dari f 1 = 40 cm, f2 = 64 cm
3 3
permukaan gelas? 101. Sebuah kaca cembung berjari 12 cm.
h′ = 50 mm
Jika jarak fokus di luar kaca 20 cm, berapa
95. Sebuah akuarium berbentuk bola berjari-jari jarak fokusnya di dalam kaca?
10 cm diisi penuh air yang indeks biasnya 43 f = 32 cm

. Seekor ikan tingginya 2 cm berada dalam Lensa Tebal


akuarium tersebut. Bayangan ikan yang 102. Sebuah silinder kaca (n = 1,5)
terlihat dari luar tingginya 3,2 cm. Berapa panjangnya 15 cm dibatasi dua buah
jarak ikan ke permukaan akuarium? permukaan, yaitu cembung dengan jari-jari
S = 15 cm
18 cm dan datar. Sebuah benda tingginya
96. Sebuah akuarium berbentuk bola berjari-jari 1 cm diletakkan di depan permukaan
15 cm diisi penuh air yang indeks biasnya cembung pada jarak 10 cm. Di mana
4 . Di dalam akuarium ada seekor ikan. Bila bayangan terakhir yang dibentuk oleh kedua
3
besar bayangan ikan yang terlihat orang di permukaan tersebut? Berapa pula tingginya?
S' 2 = –24 cm, h' 2 = –1,7 cm
luar akuarium = 1,2 kali besar aslinya,
berapa jarak bayangan ikan ke permukaan 103. Sebuah lensa tebal yang tebalnya 6 cm
bola yang terlihat orang? terbuat dari bahan yang indeks biasnya 1,6
S′ = 8 cm mempunyai dua permukaan cembung
dengan jari-jari kelengkungan sebelah kiri
97. Sebuah akuarium berbentuk bola berjari-jari
7 cm dan sebelah kanan 10 cm. Sebuah
12 cm diisi penuh air yang indeks biasnya 43 benda tingginya 1 cm diletakkan pada jarak
. Di dalam akuarium ada seekor ikan. Bila 5 cm sebelah kiri permukaan yang kiri.
besar bayangan ikan yang terlihat orang di Berapa tinggi bayangan terakhir yang
luar akuarium = 1,5 kali besar aslinya, dibentuk oleh permukaan sebelah kanan?
berapa jarak bayangan ikan ke permukaan h' 2 = 7 cm
bola yang terlihat orang? 104. Sebuah lensa tipis cembung-cekung
S′ = 6 cm terbuat dari bahan yang indeks biasnya 1,6,
98. Sebuah akuarium berbentuk bola permukaan cembungnya berjari-jari 40 cm
diameternya 40 cm diisi penuh air (n = 43 ). dan permukaan cekungnya berjari-jari
16 cm dimasukkan ke dalam zat cair yang
Seekor ikan panjangnya 4 cm berada dalam
indeks biasnya 1,25. Berapa dioptri
akuarium dengan posisi menyilang.
kekuatannya?
Bayangan ikan yang terlihat oleh orang di P = –1,05 dioptri
luar akuarium panjangnya 15 cm. Berapa
jarak ikan ke permukaan akuarium? 105. Sebuah lensa tebalnya 5 cm terbuat dari
S = 80 cm bahan kaca yang indeks biasnya 1,6. Kedua
permukaan cembung, jari-jari sebelah kiri
99. Sebuah pipa kapiler diisi air (n = 43 ) setinggi 10 cm dan jari-jari sebelah kanan 5 cm.
10 cm. Air membasahi dinding pipa Sebuah benda tingginya 1,6 cm diletakkan
sehingga membentuk permukaan seperti pada jarak 6 cm sebelah kiri permukaan
terlihat pada gambar berjari-jari 0,5 cm. sebelah kiri. Berapa tinggi bayangan
Berapa jarak bayangan dasar tabung yang terakhir yang dibentuk oleh permukaan
terlihat oleh pengamat yang berada di atas sebelah kanan?
tabung? h′ = 2,67 cm
S′ = 15 cm 106. Sebuah lensa tebalnya 10 cm terbuat
8
dari bahan kaca yang indeks biasnya 1,5.
Jarak Fokus Kedua permukaan cembung, jari-jari
100. Sebuah silinder kaca pejal sebelah kiri 5 cm dan jari-jari sebelah kanan
permukaannya berbentuk tumpul (cembung) 10 cm. Sebuah benda tingginya 1 cm
280 Optika Geometri
diletakkan pada jarak 20 cm sebelah kiri utama lensa positif yang mempunyai jarak
permukaan sebelah kiri. Berapa tinggi fokus 8 cm. Ujung batang yang dekat
bayangan terakhir yang dibentuk oleh dengan lensa berjarak 12 cm terhadap lensa.
permukaan sebelah kanan? Berapa panjang bayangannya?
h′ = –0,4 cm L′ = 12 cm
Lensa Tipis 112. Sebuah benda diletakkan di depan
sebuah lensa yang jarak fokusnya 10 cm.
107. Lengkapilah tabel berikut ini, yang
Bayangannya maya setinggi 1 cm, berjarak
menyatakan hubungan antara jarak fokus (f)
6 cm dari lensa. Berapa tinggi benda?
lensa tipis dengan jari-jari kelengkungan
h = 2,5 cm
(R), indeks bias lensa (n 1 ), dan indeks bias
medium yang ditempatinya (n m )! 113. Jarak antara benda dengan bayangan
No. n l nm R1 R2 f yang dibentuk oleh sebuah lensa positif
a 1,6 1,2 +10 +15 yang jarak fokusnya 6 cm adalah 27 cm.
b 1,5 1,1 –6 –15 Berapa jarak benda ke lensa?
c 1,6 +5 –10 +22 S = 9 cm atau S = 18 cm
d 1,2 –6 +12 –48 114. Jarak antara benda dengan bayangan
a) f = +18 cm b) R 1 = –10 cm yang dibentuk oleh sebuah lensa negatif
c) n m = 1,1 d) n l = 1,5 yang jarak fokusnya 16 cm adalah 8 cm.
108. Sebuah lensa tipis cekung-cembung Berapa jarak benda ke lensa?
terbuat dari kaca yang indeks biasnya 1,6. S = 16 cm atau S = –8 cm
Permukaan cekung berjari-jari = 5 cm, 115. Sebuah benda diletakkan sejauh 50 cm
sedangkan jari-jari permukaan cembung = di depan sebuah lensa. Berapa panjang
10 cm. Jika berada dalam suatu zat, maka fokus lensa yang digunakan agar dibentuk
jarak fokusnya = –22 cm. Berapa indeks bayangan riil yang tingginya 19 kali tinggi
bias zat tersebut? bendanya?
n m = 1,1 f = 47,5 cm
109. Sebuah lensa tipis terbuat dari bahan 116. Jarak antara benda dengan bayangan riil
yang indeks biasnya 1,6 di udara jarak yang dibentuk oleh sebuah lensa positif
fokusnya 20 cm. Berapa jarak fokusnya di yang panjang fokusnya 15 cm adalah 80 cm.
dalam air (n = 43 )? Berapa jarak benda ke lensa?
S = 20 cm atau S = 60 cm
f = 60 cm
117. Sebuah batang panjangnya 16 cm
110. Lengkapilah tabel berikut: diletakkan berimpit dengan sumbu utama
No. f Benda Bayangan m sebuah lensa positif yang jarak fokusnya
S h S′ h′ Sifat Posisi 8 cm. Ujung yang dekat dengan lensa
a +4 +12 +6 berjarak 12 cm. Berapa panjang
b +8 +6 –4 bayangannya?
c +9 +2 +7 2 L′ = 12,8 cm
d +15 +30 –4 118. Sebuah benda tingginya 9 cm
e +12 +18 +2 5 diletakkan di depan sebuah lensa cekung
f +16 +48 5 yang jarak fokusnya 12 cm. Bayangannya
g –4 +12 +4 maya berjarak 8 cm dari lensa. Berapa
h –10 +15 +0 6 tinggi bayangannya?
a) 6, –3, nyata, terbalik h′ = 3 cm
b) 1, –24, maya, tegak
c) 4, 3,6, maya, tegak 119. Sebuah benda tingginya 1 cm
d) 10, 2, nyata, terbalik diletakkan pada jarak 40 cm dari sebuah
e) 36, –5, nyata, terbalik lensa cekung yang jarak fokusnya 10 cm.
f) 1, 24, nyata, terbalik Berapa tinggi bayangannya?
g) –3, 1, maya, tegak
h′ = 0,2 cm
h) 2, –6, maya, tegak
111. Sebuah batang panjangnya 6 cm 120. Jarak antara benda dengan bayangan
diletakkan rebah berimpit dengan sumbu yang dibentuk oleh sebuah lensa cekung
Optika Geometri 281
yang mempunyai jarak fokus 12 cm adalah lensa positif (L+) dan
6 cm. Berapa jarak benda ke lensa? layar (L) seperti gambar. B L– L+ L
S = 12 cm Jika jarak fokus lensa
121. Sebuah benda bergerak dengan positif f 2 = +8 cm, S 1 = S1 d S′2
kecepatan 2 m/dt dari titik yang berjarak 24 cm, d = 4 cm dan S′ 2
40 cm ke titik yang berjarak 30 cm dari = 24 cm, berapa jarak fokus lensa
sebuah lensa posiutif yang mempunyai jarak negatifnya?
fokus 20 cm. Berapa kecepatan rata-rata f 1 = –12 cm
gerak bayangannya? 128. Untuk menentukan
v′ = 8 m/dt jarak fokus lensa
Lensa Gabungan negatif, dilakukan
percobaan dengan
122. Dua buah lensa tipis jarak fokusnya meletakkan benda (B),
berturut-turut 20 cm dan 25 cm dilekatkan lensa negatif (L–), lensa positif (L+) dan
dengan satu sumbu utama. Berapa kuat layar (L) seperti gambar. Jika jarak fokus
lensa gabungannya? lensa positif f 2 = +15 cm, S 1 = 10 cm,
P gab = 9 dioptri
d = 25 cm dan S′ 2 = 30 cm, berapa jarak
123. Berapa panjang fokus gabungan dari fokus lensa negatifnya?
dua buah lensa yang kekuatannya – f 1 = –10 cm
20 dioptri dan 4 dioptri yang dilekatkan
dengan sumbu utama berimpit?
f gab = –6,25 cm
124. Lensa A panjang fokusnya 15 cm dan
lensa B panjang fokusnya –25 cm
diletakkan sejajar dengan sumbu utama
berimpit berjarak 40 cm. Lensa A berada di
sebelah kiri lensa B. Sebuah benda
diletakkan 20 cm sebelah kiri lensa A.
Berapa jarak bayangan terakhir yang
dibentuk kedua lensa terhadap lensa B?
'
S 2 = 100 cm

125. Lensa A panjang fokusnya –10 cm dan


lensa B panjang fokusnya +15 cm
diletakkan sejajar dengan sumbu utama
berimpit. Lensa A berada di sebelah kiri
lensa B. Sebuah benda diletakkan 10 cm
sebelah kiri lensa A. Bayangan terakhir
yang dibentuk kedua lensa 30 cm di sebelah
kiri lensa B. Berapa jarak kedua lensa?
L = 5 cm
126. Lensa A panjang fokusnya 10 cm dan
lensa B diletakkan sejajar dengan sumbu
utama berimpit berjarak 10 cm. Lensa A
berada di sebelah kiri lensa B. Sebuah
benda diletakkan 15 cm sebelah kiri
lensa A. Bayangan terakhir yang dibentuk
kedua lensa berjarak 20 cm di sebelah kiri
lensa B. Berapa jarak fokus lensa B?
f B = +5 cm
127. Untuk menentukan jarak fokus lensa
negatif, dilakukan percobaan dengan
meletakkan benda (B), lensa negatif (L–),
282 Optika Geometri
A. 4 B. 5 C. 7
Soal UNAS
D. 8 E. 11
Cermin Datar
Cermin Cekung
1. Seberkas sinar yang sejajar mengenai
7. Sebuah benda tingginya 8 cm diletakkan
permukaan cermin datar. Cermin itu
pada jarak 50 cm di muka sebuah cermin
kemudian diputar melampaui suatu sudut α.
cembung yang jari-jari kelengkungannya
Beda sudut sinar perpantul sebelum dan
25 cm. Sifat cermin dan bayangan adalah:
sesudah cermin diputar adalah.....
(1) titik api cermin –12,5 cm
A. α/2 B. 2α C. α (2) jarak bayangan 10 cm di belakang
D. α/4 E. 4α cermin
2. Seorang wanita setinggi 1,60 cm, jarak (3) bayangannya maya
ujung rambut ke mata 10 cm berdiri di (4) tinggi bayangan 1,25 cm
depan cermin datar yang vertikal. Berapa 8. Suatu benda terletak 5 cm di depan cermin
tinggi minimum cermin datar, agar ia dapat sferis (lengkung) dan membentuk bayangan
melihat bayangan seluruh tubuhnya semu pada jarak 10 cm dari cermin.
A. 160 cm B. 150 cm C. 80 cm Pernyataan yang benar adalah.....
D. 75 cm E. 10 cm (1) cermin cekung dengan jari-jari
3. Seberkas sinar mengenai suatu sistem optik kelengkungan 20 cm
yang terdiri atas dua cermin datar yang (2) bayangan tegak
saling tegak lurus. Setelah berkas sinar (3) cermin cekung, dengan jarak fokus 10
mengalami pemantulan dua kali, maka arah cm
berkas sinar..... (4) tinggi bayangan 12 kali tinggi benda
A. menuju sinar datang
B. memotong sinar datang 9. Pada gambar di
C. tegak lurus sinar datang samping ini, sinar
D. sejajar dan berlawanan dengan arah yang datang
sinar datang dipantulkan.....
E. sejajar dan searah dengan sinar datang A. sejajar sumbu
4. Seseorang yang sedang bercermin melihat utama
dirinya: B. melalui pusat
(1) tegak kelengkungan (M)
(2) berjarak sama dengan jaraknya ke C. melalui titik fokus cermin (F)
cermin D. kembali berimpit dengan sinar datang
(3) sama besar E. seakan-akan berasal dari titik fokus (F)
(4) nyata 10. Sebuah benda berada 25 cm di depan
cermin cekung. Jika bayangannya nyata
Dua Cermin Datar
dengan tinggi 4 kali tinggi benda, maka
5. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan jarak fokus cermin adalah.....
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n A. 5 cm B 10 cm C. 20 cm
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya D. 25 cm E. 40 cm
diperbesar menjadi 2α, sehingga jumlah 11. Sebuah benda terletak pada jarak 5 cm di
bayangannya berkurang 9 buah. Besar sudut depan sebuah cermin cekung yang berjari-
α adalah.. .. jari 20 cm. Sifat bayangan benda yang
A. 10° B. 15° C. 20° terbentuk oleh cermin adalah.....
D. 30° E. 45° A. nyata, tegak, diperkecil
6. Dua buah cermin datar dipasang berhadapan B. nyata, terbalik, diperbesar
membentuk sudut α, sehingga terbentuk n C. maya, tegak, diperbesar
buah bayangan. Kemudian sudut apitnya D. maya, tegak, diperkecil
diperkecil 10°, sehingga jumlah E. maya, terbalik, diperbesar
bayangannya bertambah 3 buah. Besar n 12. Benda setinggi h diletakkan pada jarak 4 cm
adalah.... di depan cermin cekung yang berjari-jari
Optika Geometri 283
kelengkungan 14 cm. Sifat bayangan benda B. berkurang berkurang tetap
adalah..... C. berkurang berkurang berkurang
A. nyata, tegak, setinggi h D. bertambah bertambah tetap
B. nyata, terbalik, diperbesar E. bertambah bertambah bertambah
C. nyata, tegak, diperkecil
18. Suatu gelombang cahaya yang mempunyai
D. maya, tegak, setinggi h
E. maya, tegak, diperbesar frekuensi f dan panjang gelombang λ
merambat dari suatu medium dengan
13. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah kecepatan v ke medium lainnya yang mana
cermin cekung yang mempunyai jarak titik kecepatannya menjadi 1,2 v. Dalam
api 15 cm. Agar bayangan yang terbentuk medium kedua ini:
3 kali besar benda dan nyata, maka benda (1) frekuensinya f
tersebut harus diletakkan di depan cermin (2) arah rambatnya tidak berubah
sejauh.... (3) panjang gelombangnya menjadi 1,2 kali
A. 10 cm B. 15 cm C. 20 cm lebih besar
D. 30 cm E. 45 cm (4) amplitudonya tidak berubah
Cermin Cembung 19. Bila seberkas cahaya datang dari udara dan
14. Jika benda riil terletak di depan cermin dibiaskan ke dalam air, maka besaran yang
cembung, bayangannya akan selalu..... tidak berubah adalah.....
A. maya di muka cermin (1) cepat rambat cahaya
B. terbalik, diperbesar (2) panjang gelombang
C. terbalik, diperkecil (3) intensitas
D. nyata, di muka cermin (4) frekuensi
E. tegak, diperkecil 20. Seberkas sinar dari udara datang tegak lurus
15. Sebuah benda diletakkan 20 cm di depan pada permukaan air. Pada peristiwa
cermin cembung yang jarak fokusnya pembiasan yang terjadi sinar mengalami
30 cm. Letak dan sifat bayangan yang perubahan:
dibentuk oleh cermin adalah.... (1) arah rambat
A. 60 cm di depan cermin, maya, tegak (2) panjang gelombang
B. 60 cm di belakang cermin, nyata, tegak (3) frekuensi
C. 60 cm di depan cermin, nyata, terbalik (4) kelajuan
D. 12 cm di belakang cermin, maya, tegak 21. Sinar cahaya merambat dari suatu medium
E. 12 cm di depan cermin, nyata, tegak ke medium yang lain mengalami perubahan:
16. Sebuah cermin cembung ditempatkan di (1) kecepatan penjalaran
tikungan jalan. Ketika terdapat benda yang (2) panjang gelombang
jaraknya 2 m dari cermin, bayangan yang (3) arah rambat
1 kali tinggi benda. Jarak fokus
terbentuk 16 (4) frekuensi

cermin adalah.... 22. Sebuah tongkat yang sebagian dimasukkan


2 m 2 5 ke dalam air akan tampak patah pada
A. 17 B. 15
m C. 8
m permukaan batas air dan udara
D. 15 m E. 17 m sebab
2 2
bagian tongkat yang berada di dalam air
Biasan Cahaya mengalami gaya ke atas.
17. Seberkas cahaya monokromatik masuk dari Indeks bias
udara ke dalam balok kaca secara tegak
23. Suatu berkas cahaya dengan panjang
lurus terhadap bidang batas. Berubahnya
gelombang 6,0×10–5 cm, masuk dari udara
kecepatan, panjang gelombang dan
ke dalam balok kaca yang indeks
frekuensi dalam peristiwa itu pada
biasnya 1,5. Panjang gelombang cahaya di
pernyataan di bawah ini adalah....
dalam balok kaca sama dengan....
Kecepatan Panjang Frekuensi
A. 9,0×10–5 cm B. 7,5×10–5 cm
Gelombang
A. berkurang berkurang bertambah C. 6,0×10–5 cm D. 4,5×10–5 cm

284 Optika Geometri


E. 4,0×10–5 cm 28. Indeks bias suatu zat tidak tergantung pada
24. Dua gelas minum dalamnya sama ialah panjang gelombang
10 cm. Gelas yang satu diisi penuh alkohol sebab
(n al = 1,361). Gelas yang lain diisi air kecepatan rambat cahaya dalam suatu zat
(n air = 1,333) dan di atasnya diisi minyak sama untuk semua panjang gelombang
(n m = 1,473) hingga penuh. Jika kedua gelas Indeks bias Relatif
disinari tegak lurus permukaan dari atas 29. Gambar di samping
dengan sinar monokromatik, jumlah menunjukkan rambatan
gelombang sinar di dalam kedua gelas 60° A
sinar dari medium A
sama. Tebal lapisan minyak adalah.... masuk medium B.
A. 3,2 cm B. 3,0 cm C. 2,4 cm B 45°
Indeks bias relatif
D. 2,0 cm E. 1,8 cm medium B terhadap
25. Jika berkas cahaya monokromatik medium A adalah....
memasuki medium yang berindeks bias A. 14 √6 B. 13 √6
lebih besar, maka panjang gelombang (λ) 1 √6 2 √6
dan kecepatannya (v) berubah sebagai C. 2
D. 3
E. √6
berikut....
Hukum Snelius
A. λ dan v menjadi lebih besar
B. λ dan v menjadi lebih kecil 30. Suatu sinar datang dari medium yang indeks
C. λ menjadi lebih besar dan v menjadi biasnya = p dengan sudut datang = a dan
lebih kecil membias dalam medium dengan indeks
D. λ menjadi lebih kecil dan v menjadi biasnya = q dengan sudut bias = b. Peristiwa
lebih besar ini dapat dirumuskan sebagai....
A. a sin p = b sin q
E. λ dan v tetap
B. a sin b = p sin q
26. Jika berkas sinar monokromatis merambat C. p sin a = q sin b
dari medium ke medium lain yang berbeda D. p sin b = q sin a
indeks biasnya, maka kita dapatkan bahwa: E. a sin b + p sin q = 0
(1) panjang gelombangnya berubah
31. Seberkas sinar merambat dari medium yang
(2) frekuensinya berubah
indeks biasnya n 1 ke medium n 2 seperti
(3) kecepatannya berubah
gambar. Pernyataan yang benar adalah....
(4) fasenya berubah
A. n 1 sin α = n 2 sin β n1
27. Seberkas sinar dari medium A ke medium I B. n 1 sin β = n 2 sin α α
kemudian melewati medium II. C. n 1 cos α = n 2 cos β β
n2
D. n 1 cos β = n 2 cos α
E. n 1 sin α = n 2 cos β
32. Perhatikan diagram berikut ini!
sin i sin i sin i

sin r sin r sin r


(I) (II) (III)
v 1 = cepat rambat cahaya di medium I sin i sin i
v 2 = cepat rambat cahaya di medium II
n 1 = indeks bias medium I sin r sin r
n 2 = indeks bias medium II (IV) (V)
Yang benar adalah.... Jika i = sudut datang dan r = sudut bias,
A. n 1 > n 2 ; v 1 = v 2 B. n 1 < n 2 ; v 1 > maka grafik di atas yang menyatakan
v2 hubungan antara sin i terhadap sin r pada
C. n 1 > n 2 ; v 1 > v 2 D. n 1 < n 2 ; v 1 < pembiasan suatu bidang batas adalah...
v2 A. (1) B. (I1) C. (II1)
E. n 1 = n 2 ; v 1 < v 2 D. (1V) E. (V)
Optika Geometri 285
33. Berkas cahaya merambat dari udara Pemantulan Sempurna
dibiaskan suatu medium yang mempunyai 38. Bila tanda  (check) dalam tabel berikut
indeks bias 12 √6 seperti gambar di samping. berarti sesuai dengan judul kolom yang
Sudut α pada gambar bersangkutan, maka sinar akan mengalami
tersebut adalah.... 60° pemantulan total bila.....
A. 15° B. 30° Sinar Merambat Sudut Datang
α dari optis dari optis sama lebih lebih
C. 45° D. 57° kurang lebih rapat besar besar kecil
E. 60° rapat ke ke optis dengan dengan dengan
optis lebih kurang sudut sudut sudut
34. Sinar datang dari suatu medium yang
rapat rapat batas batas batas
kurang rapat dan memasuki suatu medium  
A.
yang lebih rapat akan dibiaskan mendekati
B. 
garis normal. Hal ini adalah sesuai
C.  
dengan....
D.  
A. hukum Fresnel
B. hukum Snellius E.  
C. percobaan Young 39. Bila diketahui n A dan n B adalah indeks-
D. percobaan Fraunhofer indeks bias medium A dan B dengan
E. hukum Brewster n A > n B , θ adalah sudut datang cahaya yang
35. Pada pembiasan cahaya dari udara ke air, merambat dari medium A ke B, maka pada
makin kecil sudut datang.... saat θ merupakan sudut kritis berlaku....
A. makin besar sudut bias n n
A. sin θ = B B. sin θ = A
B. sudut bias tetap saja nA nB
C. makin kecil pula sudut bias C. sin θ = n A n B D. n B sin θ = n A
D. sudut bias dapat tergantung pada indeks
E. sin θ = n B – n A
bias
E. sudut bias dapat menjadi lebih kecil 40. Di antara efek-efek optik ini, efek mana
atau lebih besar, tergantung pada yang dapat diterangkan dengan pantulan
polarisasi cahaya total cahaya pada batas dua media
transparan?
36. Berkas cahaya datang dari medium A ke
(1) pembengkokan semu pada batang lurus
medium B dengan sudut datang 30° dan yang dicelupkan ke dalam air
dibiaskan dengan sudut bias sebesar 45°. (2) terlihatnya retak-retak pada kaca
Maka indeks-bias relatif medium B jendela
terhadap medium A adalah... (3) pergeseran semu pada bintang-bintang
A. 12 B. 12 √2 C. 12 √3 dari kedudukan sebetulnya, jika diamati
D. √2 E. 2 melalui atmosfer
(4) terlihatnya fatamorgana di gurun pada
37. Sebuah bak tingginya 25 cm diisi cairan hari yang panas
setinggi 16 cm. Kemudian seberkas sinar
didatangkan pada permukaan cairan dengan 41. Semua media mempunyai indeks bias lebih
sudut datang i (sin i = 0,8). Sebagian sinar besar daripada satu.
dipantulkan lewat ujung kanan atas bak sebab
(titik A), sisanya dibiaskan ke pojok kanan cahaya merambat lebih cepat di media
bawah bak (titik B). Indeks bias cairan daripada di dalam ruang hampa.
adalah.... A 42. Fatamorgana tidak dapat terjadi dalam
4 C medium dengan indeks bias serba sama
A. 1,5 B. O
3 sebab
C. √2 D. √3 B fatamorgana adalah peristiwa pembiasan.
E. 1,5 Kaca Plan Paralel
43. Bayangan benda yang dilihat melalui kaca
plan paralel akan tergeser sejauh t. Jika

286 Optika Geometri


tebal kaca d, sudut datang cahaya i dan D. 1,5 E. 1 √6 cm
2
sudut bias dalam kaca r, maka...
sin (i − r ) 49. Seberkas sinar jatuh tegak lurus pada sisi
A. t = d B. t = d miring bidang pembias suatu prisma siku-
cos r
siku sama kaki, yang
sin i sin i
C. t = d D. t = d indeks biasnya = 1,5. 1
cos r cos (i − r ) Jika prisma berada di 2
cos i udara yang indeks 3
E. t = d
sin (i − r ) biasnya = 1, maka 4
jalannya sinar bias yang 5
44. Seberkas sinar didatangkan dengan sudut benar adalah...
datang 60° pada salah satu sisi sebuah kaca A. 1 B. 2
plan paralel yang lebarnya 9 cm dan indeks C. 3 D. 4
biasnya √3. Panjang lintasan yang dilalui E. 5
sinar di dalam kaca adalah...
Biasan Pada Permukaan Lengkung
A. 3 cm B. 3√3 cm C. 6 cm
D. 6√3 cm E. 9 cm 50. Dalam sebuah tabung yang diisi eter (indeks
bias = 1,36) jarak antara permukaan cairan
Prisma dengan alas tabung adalah 17 cm. Bila kita
45. Peristiwa pembiasan cahaya monokromatik memandang secara tegak lurus dari
oleh prisma diperlihatkan pada gambar. permukaan, berapa besarkah kelihatannya
Cahaya mengalami jarak antara alas tabung dan permukaan
deviasi minimum β cairan?
bila.... i r′ A. 8,5 cm B. 10 cm C. 12,5 cm
A. i = r B. r = β r i′ D. 15 cm E. 17 cm
C. i = i′ D. r′ = β Lensa Tipis
E. i = r′
51. Sebuah lensa cembung indeks biasnya =
46. Gambar di samping adalah grafik hubungan 1,6, di udara jarak titik apinya = 15 cm.
sudut deviasi (γ) terhadap γ Jarak titik apinya jika berada dalam zat cair
sudut datang (i) dari suatu yang indeks biasnya = 1,3 adalah...
percobaan yang A. 20 cm B. 25 cm C. 26 cm
menggunakan prisma. Dari 46° D. 30 cm E. 39 cm
grafik tersebut, besar sudut i
pembias prisma adalah.... 53°
52. Sebuah lensa bikonveks yang berjari-jari
30 cm dan 20 cm, serta indeks bias 1,5
A. 7° B. 46°
berada di udara. Jarak fokus lensa tersebut
C. 53°
adalah...
D. 60° E. 99° A. 75 cm B. 45 cm C. 30 cm
47. Deviasi minimum suatu sinar oleh prisma... D. 24 cm E. 12 cm
A. tidak tergantung pada sudut puncak 53. Andaikan bahwa indeks bias udara
B. menjadi lebih kecil jika sudut besarnya = 1, indeks bias air sama dengan
puncaknya lebih besar
4
C. menjadi lebih besar jika sudut = dan indeks bias bahan suatu lensa tipis
puncaknya lebih besar 3
D. tidak tergantung pada panjang 3
adalah = . Suatu lensa tipis yang
gelombang sinar 2
E. tidak tergantung pada frekuensi sinar kekuatannya di udara = 5 dioptri
dimasukkan ke dalam air, kekuatannya akan
48. Pada salah satu sisi sebuah prisma yang
menjadi...
sudut puncaknya 60° didatangkan seberkas
A. 40/9 dioptri B. 5/2 dioptri
sinar dengan sudut datang 60°. Jika sudut C. 5/4 dioptri D. 4/5 dioptri
deviasinya minimum, maka indeks bias E. tak ada jawaban yang benar
prisma adalah ....
A. √3 B. 1,5 C. √2
Optika Geometri 287
54. Sebuah lensa konvergen di udara D. 2,5×10–3 cm
mempunyai jarak fokus 20 cm. Lensa E. 1,25×10–3 cm
tersebut dibuat dari gelas yang mempunyai
59. Gambar di samping menunjukkan grafik
indeks bias 1,6. Jika lensa itu kita letakkan
1 1
di dalam suatu zat cair, ternyata jarak hubungan antara dan (S 0 jarak
fokusnya menjadi 60 cm. Nilai indeks bias S0 Si
zat cair itu adalah... benda dan S i jarak bayangan). Berdasarkan
A. 1 15 B. 1 14 C. 1 13 grafik ini diperoleh 1
/Si
jarak fokus lensa (m–1)
D. 1 23 E. 1 75 20
adalah..... 15
A. 22,5 cm 10
55. Sebuah lensa tipis datar-cekung yang
B. 20,0 cm 5
terbuat dari kaca: 1
/So
C. 15,0 cm
(1) jarak fokusnya berharga negatif jika 0 5 10 15 20 (m–1)
D. 7,5 cm
berada di udara
E. 5,0 cm
(2) di udara memencarkan sinar
(3) membentuk bayangan selalu diperkecil 1 1
60. Grafik hubungan terhadap di samping
(4) jarak fokusnya berharga positif jika S' S
berada dalam medium yang indeks ini menunjukkan hasil percobaan pada lensa
biasnya lebih besar dari kaca positif dengan S′ = 1
jarak bayangan dan /S′
Kuat Lensa (cm–1)
S = jarak benda. 0,2
56. Di bawah ini adalah grafik kekuatan lensa Dari grafik tersebut
(P) terhadap jarak fokus (f): untuk menghasilkan 0,1
P P P bayangan nyata 1
/S
pada jarak 15 cm, 0 0,1 0,2 (cm–1)
f f f maka benda harus
(1) (2) (3) diletakkan di muka lensa pada jarak...
P P A. 5 cm B. 7,5 cm C. 10 cm
D. 15 cm E. 20 cm
f f 61. Sebuah lensa berkekuatan 5 dioptri
(4) (5) membentuk bayangan nyata 40 cm dari
Yang benar adalah..... lensa. Berarti jarak benda dari lensa tersebut
A. (1) B. (2) C. (3) adalah.....
D. (4) E. (5) A. 5 cm B. 15 cm C. 20 cm
Lensa Cembung D. 30 cm E. 40 cm
57. Sebuah benda berada 36 cm dari sebuah 62. Sebuah benda berada 20 cm di depan lensa
layar. Antara benda dan layar ditempatkan positif. Jika kekuatan lensa 2,5 dioptri,
lensa cembung yang jarak fokusnya 8 cm. maka letak bayangan benda adalah.....
Bayangan yang dihasilkan nyata dan tepat A. 2,5 m di depan lensa
pada layar. Jarak lensa dari layar adalah... B. 2,5 cm di belakang lensa
A. 9 cm atau 17 cm C. 2,5 cm di depan lensa
B. 12 cm atau 24 cm D. 40 cm di belakang lensa
C. 16 cm atau 20 cm E. 40 cm di depan lensa
D. 12 cm 63. Tiga puluh centimeter di muka suatu lensa
E. 24 cm positif terdapat suatu benda. Bayangan
1
/S′ benda tersebut terbentuk dengan tajam pada
58. Dari grafik (cm–1)
didapatkan jarak 4 suatu tabir yang terletak 20 cm di belakang
3 lensa. Jadi jarak fokus lensa adalah...
fokus lensa adalah...
2 A. 12 cm B. –12 cm C. 60 cm
A. 2,5×10–1 cm 1
B. 8×10–2 cm /S 1 D. –60 cm E. 50 cm
0 1 2 3 4 (cm–1)
C. 4×10–2 cm
288 Optika Geometri
64. Sebuah benda terletak di muka lensa yang C. pembiasan sehingga sinarnya
mempunyai jarak fokus 10 cm. Bayangan mengumpul
yang terjadi ternyata tegak dan tingginya D. pemantulan sehingga sinarnya
dua kali tinggi benda itu. Jarak antara benda mengumpul
dengan lensa adalah... E. pembiasan tetapi sinarnya tetap sejajar
A. 3,3 cm B. 5 cm C. 10 cm 70. Bila suatu sinar sejajar jatuh pada suatu
D. 15 cm E. 30 cm lensa bikonkaf, maka sinar yang
65. Sebuah benda yang panjangnya 30 cm meninggalkan lensa itu...
diletakkan pada sumbu utama sebuah lensa A. selalu konvergen
konvergen yang jarak fokusnya 10 cm. B. selalu divergen
Ujung benda yang terdekat pada lensa C. mungkin konvergen ataupun divergen,
jaraknya 20 cm dari lensa. Panjang dilihat dari sudut datang
bayangan yang terjadi adalah... D. akan dipantulkan melalui titik api lensa
A. 5,0 cm B. 7,5 cm C. 10,0 cm E. akan dipantulkan secara sempurna
D. 12,5 cm E. 15,0 cm 71. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah
66. Bayangan yang terbentuk oleh lensa positif lensa cekung. Bayangan yang dapat
dari sebuah benda yang terletak pada jarak dibentuk adalah:
lebih besar dari f tetapi lebih kecil dari 2f (1) diperkecil (2) maya
dari lensa tersebut (f = jarak fokus lensa) (3) tegak (4) di depan lensa
bersifat...
Lensa Gabungan
A. nyata, tegak, diperbesar
B. nyata, terbalik, diperbesar 72. Dua buah lensa positif masing-masing
C. nyata, terbalik, diperkecil dengan jarak fokusnya 10 cm dan 20 cm.
D. nyata, tegak, diperkecil Jika kedua lensa tersebut digabungkan
E. nyata, tegak, sama besar sehingga sumbu utama berimpit, diperoleh
sebuah lensa dengan kekuatan...
67. Sebuah benda terletak 20 cm di depan
A. 203 dioptri B. 3 dioptri
sebuah lensa tipis positif yang berjarak
fokus 4 cm. Jarak bayangan yang terbentuk C. 203 dioptric D. 15 dioptri
oleh lensa adalah… E. 30 dioptri
A. 8 cm di depan lensa 73. Di depan sebuah lensa yang berjarak fokus
B. 7 cm di depan lensa f 1 ditempatkan benda sejauh 20 cm, akan
C. 5 cm di belakang lensa membentuk bayangan sejati sejauh 30 cm.
D. 6 cm di depan lensa Untuk mendapatkan jarak bayangan seperti
E. 6 cm di belakang lensa yang pertama digunakan lensa yang
68. Sebuah benda diletakkan di depan sebuah berjarak fokus f 2 , ternyata benda harus
lensa cembung. Bayangan yang dapat ditempatkan pada jarak 15 cm di depan
dibentuk adalah: lensa. Jika kedua lensa tadi digabungkan,
(1) diperkecil (2) maya maka kekuatan lensa gabungan mendekati...
(3) tegak (4) diperbesar A. 18,3 dioptri B. 16,7 dioptri
Pernyataan yang benar adalah..... C. 13,3 dioptri D. 10,0 dioptri
A. (1), (2) dan (3) B. (1) dan (3) E. 8,5 dioptri
C. (2) dan (4) D. (4) saja 74. Dua buah lensa tipis masing-masing
E. (1), (2), (3) dan (4) mempunyai jarak fokus –5 cm dan +4 cm.
Lensa Cekung Jika kedua lensa digabungkan, jarak fokus
69. Seberkas cahaya sejajar dijatuhkan pada gabungannya adalah...
sebuah lensa cekung. Pada lensa, berkas A. +20 cm B. –20 cm C. +9 cm
cahaya itu mengalami... D. –9 cm E. –1 cm
A. pembiasan sehingga sinar menyebar 75. Jika kekuatan dua lensa tipis yang
B. pemantulan sehingga sinarnya digabungkan 4 dioptri dan jarak fokus lensa
menyebar pertama 5 cm, maka jarak fokus lensa kedua
adalah...
Optika Geometri 289
A. –6,25 cm B. +6,25 cm
C. –12,50 cm D. +12,50 cm
E. +25 cm

290 Optika Geometri


BAB 10: ALAT-ALAT OPTIK
Alat Optik adalah alat bantu penglihatan.
A. Mata Sn = 25 cm
Bagian mata yang dibutuhkan pada Gambar 2
pembicaraan kita di antaranya: Jika mata sedang tak berakomodasi melihat
a) Bola mata benda di tempat yang jauh, maka bayangannya
b) Lensa mata (merupakan lensa positif). juga tepat pada retina.
c) Retina (berfungsi sebagai layar
pembentukan bayangan).

Sj = ∞
Gambar 3
b) Cacat mata miop (Rabun Jauh /
Berpenglihatan Dekat)

Gambar 1
Mata dapat melihat benda-benda dengan jelas
Gambar 4
bila bayangan yang dibentuk oleh lensa mata
Orang yang cacat mata miop, jarak titik
bersifat nyata, terbalik, diperkecil, tepat pada
jauhnya lebih dekat dari titik jauh mata
retina. Lensa mata dapat berubah tebalnya.
normal.
Makin tebal makin besar kuat lensanya atau
Sj < ∞
makin kecil jarak fokusnya, untuk melihat
Jadi bila dia melihat ke tempat yang jauh
jarak dekat, dan sebaliknya. Peristiwa ini
tampak kabur. Bila ada sinar sejajar datang
disebut berakomodasi.
padanya akan dibiaskan di depan retina.
Berakomodasi dimaksudkan untuk
Demikian juga titik dekatnya lebih dekat dari
menyesuaikan diri dengan jarak benda yang
titik dekat mata normal.
dilihat.
S d < 25 cm
Jika lensa mata berakomodasi sekuat-kuatnya
Jadi bila dia ingin membaca (berakomodasi
(maksimum), titik yang dilihat disebut titik
maksimum), bukunya harus diletakkan lebih
dekat (TD), jaraknya disebut jarak titik dekat
dekat dari 25 cm.
(S d ).
Hal ini disebabkan bentuk bola mata yang
Jika mata tak berakomodasi, dikatakan mata
lonjong datar.
istirahat atau berakomodasi minimum, titik
Perhatikan gambar 4, walaupun lensa matanya
yang dilihat disebut titik jauh (TJ), jaraknya
sudah tak berakomodasi, benda yang berada di
disebut jarak titik jauh (Punctum Rematum)
(S j ). titik jauh mata normal (∞) akan dibentuk
Biasanya jarak titik dekat (S d ) dipakai sebagai bayangan di depan retina. Untuk membantu
jarak baca, sebab pada jarak ini benda terlihat penglihatan jauhnya, agar dia merasa seperti
paling jelas. orang bermata normal digunakan lensa negatif,
agar sinar-sinar yang datang dari benda
a) Mata Normal (Emetrop) dipencarkan terlebih dahulu baru kemudian
Mata normal mempunyai titik dekat (S d ) = 25 sinar-sinar ini membentuk bayangan tepat
cm, dan titik jauhnya (S j ) = ∞. pada retina.
Jika mata sedang berakomodasi maksimum
melihat benda pada jarak 25 cm, maka
bayangannya akan terletak tepat pada retina.
290 Alat Optik
S' = – S d
Tanda negatif menunjukkan bahwa
TJ bayangannya maya
1 1 1 1 1 1
= + ↔ = +
f S S' f baca 25 − Sd
SJ
1 1 1 1 S − 25
Gambar 5 ↔ = – ↔ = d
f baca 25 Sd f baca 25 Sd
Jadi benda yang dilihat seolah berada di titik
25 Sd
jauhnya (TJ). Untuk menentukan jarak fokus ↔ f baca = . . . . (2)
lensa bantunya diambil Sd − 25
S=∞ S d = jarak titik dekat, satuannya cm
dan f baca = jarak fokus lensa baca, satuannya
S'= – S j cm
Tanda negatif menunjukkan bahwa bayangan
c) Cacat Mata Hipermetrop (Rabuh
yang dibentuk oleh lensa bantu maya.
Dekat/Berpenglihatan Jauh)
Sehingga:
1 1 1 1 1 1 Orang yang cacat mata hipermetrop, titik
= + ↔ = + dekatnya lebih jauh dari titik jauh mata
f S S' f jauh ∞ S j
normal.
1 1 1 1 (S d ) > 25 cm
↔ =0+ ↔ =
f jauh − Sj f jauh − Sj Jadi bila ia melihat ke tempat jarak baca mata
normal tampak kabur.
↔ f jauh = −S j . . . . . (1)
Jika ia ingin membaca (berakomodasi
S j = jarak titik jauh, satuannya cm maksimum), bukunya harus diletakkan lebih
f jauh = jarak fokus lensa bantu untuk jauh dari 25 cm. Hal ini disebabkan bentuk
melihat jauh, satuannya cm bola matanya lonjong vertikal.
Untuk membantu jarak bacanya juga
digunakan lensa negatif.
Jarak fokusnya dapat ditentukan sebagai TD
berikut:
Perhatikan gambar 4:

TD Gambar 7
Pada gambar 7 saat lensa mata berakomodasi
maksimum, benda yang berada pada jarak 25
SD cm akan dibentuk bayangan di belakang retina.
Sn
Gambar 6 TD
Buku yang akan dibaca diletakkan pada jarak
baca mata normal (25 cm), Ini merupakan
jarak benda
S = 25 cm SD > 25 cm
Jika lensa mata sedang berakomodasi Gambar 8
maksimum, maka akan dibentuk bayangan di Pada gambar 8 saat lensa mata tak
depan retina. Agar dibentuk bayangan tepat berakomodasi, sinar-sinar sejajar sumbu utama
pada retina, maka sinar-sinar dari benda harus akan dibiaskan di belakang retina juga. Untuk
dipencarkan terlebih dahulu. Untuk itu harus membantu jarak bacanya digunakan lensa
diberi lensa negatif. positif.
Jadi sinar-sinar yang masuk lensa mata seolah
berasal dari titik dekatnya (TD). Dengan kata
lain di titik itulah terbentuknya bayangan oleh
lensa bantu tadi
Alat Optik 291
25 Sd 25 ×17
f baca = ↔ f baca =
Sd − 25 17 − 25
TD N
175 175
↔ f baca = cm ↔ f baca = – m
−8 800
Sn
7
↔ f baca = – m
SD 32
Gambar 9 1 1
Oleh lensa bantu, sinar dibiaskan Pbaca = ↔ P baca =
f baca −7
(dikumpulkan) dahulu, baru kemudian masuk 32
ke mata. Oleh lensa mata, dibiaskan tepat pada 32
↔ P baca = – dioptri
retina. jadi seolah sinar ini datang dari titik 7
dekatnya. Untuk menghitung jarak fokus lensa f jauh = −S j ↔ f jauh = – 200 cm
bantu digunakan rumus:
↔ f jauh = – 2 m
25 Sd
f baca = . . . . . (3) 1 1
Sd − 25 Pjauh = ↔ P jauh =
f jauh −2
Untuk membantu penglihatan jarak jauhnya
tidak memerlukan lensa bantu. ↔ P jauh = – 0,5 dioptri
1 1
d) Cacat Mata Presbiop b) f baca = ↔ f baca =
Pbaca 2
Cacat mata ini disebabkan oleh umur tua,
↔ f baca = 0,5 m ↔ f baca = 50 cm
karena daya akomodasinya berkurang. Cacat
25 Sd
mata ini titik dekatnya lebih jauh daripada f baca = ↔ 50 (S d – 25) = 25 S d
mata normal. Sd − 25
S d > 25 cm ↔ 2 (S d – 25) = S d ↔ 2S d – 50 = S d
Sedangkan titik jauhnya lebih dekat daripada ↔ 2S d – S d = 50 ↔ S d = 50 cm
mata normal. 1 1
Sj < ∞ Pjauh = ↔ P jauh = ↔ P jauh = 0
f jauh ∞
Untuk membantu jarak bacanya (lihat bahasan
cacat mata hipermetrop), digunakan lensa f jauh = −S j ↔ S j = –f jauh
positif, dengan jarak fokus: S j = –(–∞) ↔ S j = ∞
f baca =
25 Sd
. . . . . (4) Karena S d > 25 cm dan S j = ∞, maka disebut
Sd − 25 cacat mata hipermetrop.
Untuk membantu penglihatan jauhnya (lihat c) f baca = 100 cm ↔ f baca = 1 m
bahasan cacat mata miop), digunakan lensa f jauh = –600 cm ↔ f jauh = –6 m
negatif, dengan jarak fokus: 25 Sd
f baca = ↔ 100 (S d – 25) = 25 S d
f jauh = −S j . . . . . . (5) Sd − 25
↔ 4 (S d – 25) = S d ↔ 4S d – 100 = S d
Contoh Soal: ↔ 4S d – S d = 100 ↔ 3S d = 100 cm

1. Lengkapi tabel berikut: 100


↔ Sd = cm
No. Titik Nama Lensa Lensa 3
Cacat baca Jauh 1 1
Pbaca = ↔ P baca =
Dekat Jauh Jarak Kuat Jarak Kuat f baca 1
(cm) (cm) Fokus Lensa Fokus Lensa ↔ P baca = 1 dioptri
(cm) dioptri (cm) dioptri f jauh = −S j ↔ –600 cm = –S j
a 14 200
↔ S j = 600 cm ↔ Sj = 6 m
b +2 ∞
1 1
c 100 –600 Pjauh = ↔ P jauh =
Penyelesaian: f jauh −6
a) Karena S d < 25 cm dan S j < ∞, maka 1
disebut cacat mata miop. ↔ P jauh = – dioptri
6
292 Alat Optik
Karena S d > 25 cm dan S j < ∞ disebut cacat tg β
γ=
mata presbiop. tg α
B. Lup (Kaca Pembesar) Dapat juga dinyatakan dengan:
1 1
Lup terdiri dari sebuah lensa positif. Lup γ = Sd ( + ) . . . . . (8)
digunakan untuk mengamati benda kecil f x
supaya tampak lebih besar. S S
γ= d + d . . . . . . (9)
Perhatikan gambar berikut: f x
γ = perbesaran sudut
h
α S d = jarak titik dekat, satuannya cm
Sd f = jarak fokus lensa lup, satuannya
cm
Gambar 7
x = jarak pengamatan, satuannya cm
Sebuah benda tingginya h diletakkan pada titik
Jika pengamatan dengan berakomodasi
dekat mata, dan mata sedang mengamati
maksimum, maka x = S d
dengan berakomodasi maksimum. Sudut α
S S
disebut sudut buka penglihatan. γ max = d + d
Kemudian pengamatan dilakukan dengan f Sd
menggunakan lup. Lensa lup diletakkan di Sd
antara mata dan benda, berjarak d dari mata ↔ γ max = + 1 . . . . . .(10)
f
dan berjarak S dari benda. Jika pengamatan dengan tak berakomodasi,
Cara meletakkan lup tergantung pada cara maka x = S j
pengamatan yang dilakukan. S S
Misal pengamatan yang dilakukan γ min = d + d
berakomodasi pada jarak x. Berarti bayangan f Sd
yang dibentuk oleh lup harus terletak disitu. S S
↔ γ min = d + d . . . . .(11)
f Sj

Contoh Soal:
h′ 2. Seorang cacat mata mempunyai titik dekat
60 cm dan titik jauh 5 meter menggunakan
h sebuah lup yang mempunyai jarak fokus
F′ β F
15 cm. Berapa perbesaran sudut yang
S diperoleh bila pengamatan yang dilakukan:
a) berakomodasi maksimum?
f f
S′= –x b) tak berakomodasi?
Gambar 10 c) berakomodasi pada jarak 150 cm?
Pada lukisan bayangan terlihat bahwa posisi Penyelesaian:
bayangan sepihak dengan benda. S d = 60 cm, S j = 5 m = 500 cm, f = 15 cm
Jadi sifat bayangannya maya: a) Berakomodasi maksimum:
S' = − x . . . . . . . (6) S
γ max = d + 1 ↔ γ max = + 1
60
Sekarang benda yang terlihat oleh mata f 15
tampak lebih besar, dengan sudut buka ↔ γ max = 4 + 1 ↔ γ max = 5 kali
penglihatan β. b) Tak berakomodasi:
Perbandingan antara β dengan α disebut S S 60 60
γ min = d + d ↔ γ min = +
perbesaran sudut (γ). f Sj 15 500
Ditulis:
β ↔ γ min = 4 + 0,03 ↔ γ min = 4,03 kali
γ= . . . . . . . (7) c) Berakomodasi pada jarak x = 150 cm
α
S S 60 60
Karena α maupun β kecil, maka α ≈ tg α dan γ= d + d ↔ γ= +
f x 15 150
β ≈ tg β, sehingga:
↔ γ = 4 + 0,4 ↔ γ = 4,4 kali

Alat Optik 293


3. Seseorang mempunyai titik dekat 24 cm 42 42
dan titik jauh 240 cm menggunakan sebuah ↔ 6,2 = 6 + ↔ 6,2 – 6 =
S tj S tj
lup. Bila berakomodasi pada jarak 40 cm,
perbesaran yang diperoleh 3 kali. Bila 42
↔ 0,2 = ↔ S tj = 210 cm
berakomodasi minimum, berapa S tj
perbesaran yang diperoleh? ↔ S tj = 2,1 m
Penyelesaian: 6. Seorang cacat mata jarak titik dekatnya
28 cm menggunakan sebuah lup. Bila
Sd Sd 24 24
γ= + ↔ 3= + berakomodasi pada jarak 56 cm,
f x f 40 perbesaran yang diperoleh 4 kali. Bila
24 24 berakomodasi maksimum, berapa
↔ 3= + 0,6 ↔ 3 – 0,6 =
f f perbesaran yang diperoleh?
24 Penyelesaian:
↔ 2,4 = ↔ f = 10 cm
f S S 28 28
γ= d + d ↔ 4,1 = +
S S 24 24 f x f 56
γ min = d + d ↔ γ min = +
f Sj 10 240 28 28
↔ 4= + 0,5 ↔ 4 – 0,5 =
↔ γ min = 2,4 + 0,1 ↔ γ min = 2,5 kali f f
28
4. Seorang cacat mata menggunakan sebuah ↔ 3,5 = ↔ f = 8 cm
f
lup. Perbesaran maksimum yang diperoleh
S 28
3,5 kali. Jika pengamatan berakomodasi γ max = d + 1 ↔ γ max = + 1
pada jarak 120 cm, maka benda yang f 8
diamati harus diletakkan pada jarak ↔ γ max = 3,5 + 1 ↔ γ max = 4,5 kali
4,8 cm. Berapa jarak titik dekat mata orang 7. Seseorang mempunyai titik jauh 210 cm
tersebut? menggunakan sebuah lup. Perbesaran
Penyelesaian: maksimum dan minimumnya berturut-turut
7 kali dan 6,2 kali. Berapa jarak titik
x = 120 cm, S = 4,8 cm, γ max = 3,4 dekatnya?
S′ = –x ↔ S′ = –x ↔ S′ = –120 cm Penyelesaian:
1 1 1 1 1 1 S S Sd
= + ↔ = + γ max = d + 1 ↔ 7 – 1 = d ↔ =6
f S S' f 4,8 − 120 f f f
1 25 − 1 1 24 120 S S S
↔ = ↔ = ↔ f= γ min = d + d ↔ 6,2 = 6 + d
f 120 f 120 24 f Sj 210
↔ f = 5 cm
Sd
S S ↔ 6,2 – 6 = ↔ 0,2 × 210 = S d
γ max = d + 1 ↔ 3,4 – 1 = d 210
f 5 ↔ S d = 42 cm
↔ 2,4 × 5 = S d ↔ S d = 12 cm
8. Seseorang mempunyai titik jauh 240 cm
5. Seseorang mempunyai titik dekat 42 cm menggunakan sebuah lup. Perbesaran
menggunakan sebuah lup. Perbesaran minimum dan maksimumnya berturut-turut
maksimum dan minimumnya berturut-turut 4,1 kali dan 5 kali. berapa jarak fokus lensa
7 kali dan 6,2 kali. Berapa jarak titik yang digunakan?
jauhnya? Penyelesaian:
Penyelesaian: S S
S 42 γ max = d + 1 ↔ 5 = d + 1
γ max = d + 1 ↔ 7 – 1 = f f
f f Sd Sd
↔ 6 f = 42 ↔ f = 7 cm ↔ 5–1= ↔ =4
Sd Sd f f
42 42
γ min = + ↔ 6,2 = + S S Sd
f Sj 7 S tj γ min = d + d ↔ 4,1 = 4 +
f Sj 240

294 Alat Optik


Sd Sd S 'ob = jarak bayangan yang dibentuk oleh
↔ 4,1 – 4 = ↔ 0,1 =
240 240 lensa objektif, satuannya cm
↔ 0,1 × 240 = S d ↔ S d = 24 cm m ob = perbesaran linier objektif, satuannya
Sd kali
=4 ↔ 24 = 4 f ↔ f = 6 cm
f Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif
berfungsi sebagai benda bagi lensa okuler.
C. Mikroskop
Sok = L − S'ob . . . . . (16)
Mikroskop digunakan untuk mengamati benda
kecil agar tampak lebih besar. L = S'ob + Sok . . . . . (17)
Mikroskop terdiri atas dua buah lensa positif. L. = panjang mikroskop = jarak antara
Lensa yang dekat dengan benda yang diamati lensa objektif dan okuler, satuannya
disebut lensa objektif (ob). Sedangkan yang cm
dekat dengan mata disebut lensa okuler (ok). S ok = jarak benda bagi okuler, satuannya cm
Lensa okuler berfungsi sebagai lup. Pada okuler yang berfungsi sebagai lup, cara
2 fob pengamatannya mata menempel pada lensa
Sob okuler. Sehingga:
fob
S'ok = − x . . . . . . . (18)
x = jarak pengamatan, satuannya cm
S 'ok = jarak bayangan yang dibentuk
oleh lensa okuler, satuannya cm
Tanda negatif menunjukkan bayangan yang
dibentuk lensa okuler maya, diperbesar, dan
tegak terhadap okuler, tetapi terbalik terhadap
Mikroskop.
Perbesaran sudut okuler:
S S
γ ok = d + d . . . . . (19)
S′ok f ok x
S d = jarak titik dekat mata, satuannya cm
Gambar 11 f ok = jarak fokus lensa okuler, satuannya cm
Benda (objek) yang akan diamati diletakkan γ ok = perbesaran sudut okuler, satuannya cm
antara titik fokus lensa objektif (F) dan titik Jika pengamatan berakomodasi maksimum,
yang berjarak 2 kali jarak fokusnya: maka:
f ob < S ob < 2 f ob . x = Sd
Sehingga dibentuk bayangan pada jarak S 'ob , S
γ okmax = d + d
S
yang besarnya dapat dihitung dengan rumus: f ok Sd
1 1 1 S
+ ' = . . . . . (12) ↔ γ ok max = d + 1 . . . (20)
Sob Sob f ob f ok
Perbesaran linier objektif: Jika pengamatan tak berakomodasi, maka:
S'
x = Sj
mob = − ob . . . . . . (13) S S
Sob γ okmin = d + d
f ok Sd
'
h ob
mob = . . . . . . (14) S
γ ok min = d + d
S
h ob ↔ . . . (21)
f ok S j
h 'ob S'
= − ob . . . . . . (15) Perbesaran total mikroskop:
h ob Sob M = m ob γ ok . . . . . . (22)
S ob = jarak benda bagi objektif, satuannya m
atau cm Contoh Soal:
f ob = jarak fokus lensa objektif, satuannya
m atau cm
Alat Optik 295
9. Seorang bermata normal menggunakan 1 1
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa f kb = ↔ f ok = ↔ f ok = 0,1 m
Pok 10
objektif dan okulernya berturut-turut 5 cm
↔ f ok = 10 cm
dan 10 cm. Benda yang diamati diletakkan
Pengamatan dengan berakomodasi maksimum:
9 cm di depan objektif. Berapa perbesaran
S 40
total yang diperoleh jika pengamatan γ ok max = d + 1 ↔ γ okmax = +1
dengan: f ok 10
a) berakomodasi maksimum? ↔ γ okmax = 4 + 1 ↔ γ okmax = 5 kali
b) tak berakomodasi? S 'ok = –x ↔ S 'ok = –S d ↔ S 'ok = –40 cm
Penyelesaian: 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
Mata Normal: Sok Sok f ok Sok − 40 10
S d = 25 cm, S j = ∞ 1 1 1 1 4 +1
1 1 1 1 1 1 ↔ = + ↔ =
+ ' = ↔ + = Sok 10 40 Sok 40
Sob Sob f ob 9 S'ob 5
1 5 1 1
1 1 1 1 9−5 ↔ =
Sok 40
↔ =
Sok 8
↔ = – ↔ =
S'ob 5 9 S'ob 45 ↔ S ok = 8 cm
1 4 ' 45 Sok = L − S'ob ↔ 8 = 21 – S 'ob

'
= ↔ S ob = cm
Sob 45 4
↔ S 'ob = 21 – 8 ↔ S 'ob = 13 cm
45
S'ob 4
mob = − ↔ m ob = – 1 1
+ ' =
1

1 1 1
+ =
Sob 9 Sob Sob f ob Sob 13 5
↔ m ob = – 1,25 kali
1 1 1 1 13 − 5
a) Berakomodasi maksimum: ↔ = – ↔ =
Sob 5 13 Sob 65
S 25
γ ok max = d + 1 ↔ γ okmax = +1 1 8 65
f ok 5 ↔ = ↔ S ob = cm
Sob 65 8
↔ γ okmax = 5 + 1 ↔ γ okmax = 6 kali
M max = m ob γ ok max ↔ M max = –1,25 × 6 S'ob 13
mob = − ↔ m ob = –
↔ M max = –7,5 kali Sob 65
8
b) Tak berakomodasi:
↔ m ob = –1,6
S S 25 25
γ ok min = d + d ↔ γ okmin = + M max = m ob γ ok max ↔ M max = –1,6×5
f ok S j 5 ∞
↔ M max = –8 kali
↔ γ okmin = 5 + 0 ↔ γ okmin = 5 kali
11. Seseorang bermata normal menggunakan
M min = m ob γ ok min ↔ M min = –1,25 × 5 sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
↔ M min = –6,25 kali objektif dan okulernya berturut-turut 4 cm
10. Sebuah mikroskop panjangnya 21 cm dan 8 cm. Benda yang diamati diletakkan
mempunyai lensa objektif dan okuler 6 cm di depan objektif. Jika
bertutur-turut kekuatannya 20 dioptri dan pengamatannya tak berakomodasi, berapa
10 dioptri dipakai oleh seseorang yang jarak kedua lensa harus dipisahkan?
mempunyai titik dekat 40 cm. Jika Penyelesaian:
pengamatannya berakomodasi maksimum,
berapa perbesaran yang diperolehnya? 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
S ob S ob f ob 6 S 'ob 4
Penyelesaian:
1 1 1 1 3−2 1 1
S d = 40 cm ↔ = – ↔ = ↔ =
S 'ob 4 6 S 'ob 12 '
S ob 12
1 1
f ob = ↔ f ob = ↔ f ob = 0,05 m ↔ S 'ob = 12 cm
Pob 20
↔ f ob = 5 cm
1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
S ok S ok f ok S ok ∞ 8
296 Alat Optik
1 1 1 1 bendanya harus diletakkan di depan
↔ +0= ↔ = ↔ S ok = 8 cm objektif?
S ok 8 S ok 8
L = S 'ob + S ok ↔ L = 12 + 8 Penyelesaian:
↔ L = 20 cm S td = 25 cm
12. Sebuah mikroskop mempunyai objektif S′ = –S tj ↔ S′ = –∞ cm

dan okuler yang jarak titik apinya berturut- 1 1 1 1 1 1


+ ' = ↔ + =
turut 5 cm dan 8 cm. Yang memakai S ok S ok f ok S ok − ∞ 7
adalah seorang hipermetrop tanpa 1 1 1 1
kacamata dengan titik dekat 35 cm. Benda ↔ +0= ↔ =
S ok 7 S ok 7
yang diamati diletakkan pada jarak 7,5 cm
↔ S ok = 7 cm
di depan lensa objektif. Bila ia
berakomodasi pada jarak 56 cm, diperoleh L = S 'ob + S ok ↔ 22 = S 'ob + 7
perbesaran total –10 kali. Berapa panjang ↔ 22 – 7 = S 'ob ↔ S 'ob = 15 cm
mikroskop?
1 1 1 1 1 1
Penyelesaian: + ' = ↔ + =
S ob S ob f ob S ob 15 6
f ob = 5 cm, f ok = 8 cm, S d = 35 cm, 1 1 1 1 5−2
x = 56 cm, S ob = 7,5 cm, M total = –10 ↔ = – ↔ =
S ob 6 15 S ob 30
S 'ok = –x ↔ S 'ok = –56 cm 1 3 30
↔ = ↔ S ob =
1 1 1 1 1 1 S ob 30 3
+ ' = ↔ + =
Sok Sok f ok Sok − 56 8 ↔ S ob = 10 cm

1 1 1 1 7 +1 14. Sebuah mikroskop mempunyai lensa


↔ = + ↔ =
Sok 8 56 Sok 56 okuler yang jarak fokusnya 5 cm. Sebuah
1 8 1 1 objek diletakkan 3,5 cm di depan objektif
↔ = ↔ = dipakai pengamat yang titik dekatnya
Sok 56 Sok 7
20 cm, dengan pengamatan berakomodasi
↔ S ok = 7 cm
maksimum, kedua lensa harus dipisahkan
S S 35 35 sejauh 25 cm. Berapa jarak fokus lensa
γ ok = d + d ↔ γ ok = +
f ok x 8 56 objektifnya?
35 5 40 Penyelesaian:
↔ γ ok = + ↔ γ ok =
8 8 8 S 'ok = –S d = –20 cm
↔ γ ok = 5 kali 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
M = m ob γ ok ↔ –10 = m ob 5 Sok Sok f ok S ok − 20 5
↔ m ob = –2
1 1 1 1 4 +1
1 1 1 1 1 1 ↔ = + ↔ =
+ ' = ↔ + ' = S ok 5 20 S ok 20
Sob Sob f ob 7,5 Sob 5
1 5 20
1 1 1 1 3− 2 ↔ = ↔ S ok =
↔ = – ↔ = S ok 20 5
'
Sob 5 7,5 S'ob 15 ↔ S ok = 4 cm
1 1 L = S'ob + Sok 25 = S 'ob + 4
↔ = ↔ S 'ob = 15 cm ↔
S'ob 15 ↔ 25 – 4 = S 'ob ↔ S 'ob = 21 cm
L = S'ob + Sok ↔ L = 15 + 7 1 1 1 1 1 1
= + ' ↔ = +
↔ L = 22 cm f ob Sob Sob f ob 3,5 21
13. Sebuah mikroskop panjangnya 22 cm, 1 6 +1 1 7 21
jarak fokus objektif dan okulernya 6 cm ↔ = ↔ = ↔ f ob =
f ob 21 f ob 21 7
dan 7 cm. Dipakai oleh mata normal tak
↔ f ob = 3 cm
berakomodasi. Pada jarak berapa cm
D. Teropong Bintang
Alat Optik 297
Teropong bintang digunakan untuk mengamati Jika pengamatan yanmg dilakukan dengan tak
bintang supaya tampak lebih dekat dan lebih berakomodasi, maka x = S j .
jelas. Ketika masuk teropong sinar-sinarnya datang
Teropong bintang terdiri atas dua buah lensa dari atas dengan sudut datang α, tetapi ketika
positif. Lensa yang dekat dengan objek keluar teropong sinar-sinarnya arahnya ke atas
(bintang) disebut lensa objektif. Sedangkan dengan sudut buka β. Hal ini menunjukkan
lensa yang dekat dengan mata disebut lensa bahwa bayangan yang dibentuk oleh teropong
okuler. Lensa okuler berfungsi sebagai lup. adalah terbalik.
Bintang merupakan benda bagi objektif Perbesaran sudut teropong:
jaraknya S ob . β
Karena jaraknya jauh sekali, maka γ=
α
dianggap ∞. Akibatnya oleh objektif dibentuk α = sudut buka pengamatan sebelum sinar
bayangan di titik fokusnya. masuk objektif teropong
S′ob =fob Sok ok β = sudut buka pengamatan setelah sinar
ob
keluar okuler teropong
Untuk sudut α dan β yang sangat kecil, maka:
α ≈ tg α dan β ≈ tg β
h′ob =hok Sehingga:
h
tg β Sok
γ= ↔ ↔ γ=
tg α h
h′ok fok
f ob
f
↔ γ = ob . . . . . . (27)
Sok
γ = perbesaran sudut teropong, satuannya
S′ok = –x
kali
Dari rumus:
Gambar 12
1 1 1
Jadi jarak beyangan yang dibentuk oleh lensa + ' =
objektif sama dengan jarak fokusnya, Sok Sok f ok
S'ob = f ob . . . . . . . (23) S 'ok = –x
Bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif 1 1 1 1 1 1
+ = ↔ = – '
berfungsi sebagai benda bagi lensa okuler. Sok − x f ok Sok f ok Sok
Jadi:
1 1 1
L = f ob + Sok . . . .. . . (24) ↔ = +
Sok f ok x
f ob = jarak fokus lensa okuler, satuannya cm
1 1
L = panjang teropong = jarak antara lensa γ = f ob ( + ) . . . . . (28)
objektif dan okulerkuler, satuannya f ok x
cm Perbesaran maksimum:
S ok = jarak benda bagi okuler, satuannya cm 1 1
Pada okuler yang berfungsi sebagai lup γ max = f ob ( + ) . . . . (29)
f ok Sd
pengamatan dilakukan dengan cara
menempelkan mata pada lensa okuler. Perbesaran minimum:
1 1
S'ok = − x . . . . . . . (25) γ min = f ob ( + ) . . . . (30)
f ok S j
Pada masing-masing lensa berlaku rumus:
1 1 1 Contoh Soal:
+ = . . . . . . . (26)
S S' f
f ob = jarak fokus lensa okuler, satuannya cm 15. Sebuah teropong bintang mempunyai lensa
x = jarak pengamatan, satuannya cm objektif dan okuler yang jarak fokusnya
Jika pengamatan yang dilakukan 1 meter dan 10 cm dipakai oleh orang yang
berakomodasi maksimum, maka x = S d . mempunyai titik dekat 40 cm dan titik jauh
298 Alat Optik
4 meter. Berapa perbesaran yang diperoleh 16. Sebuah teropong bintang mempunyai
bila pengamatan yang dilakukan: objektif dan okuler yang jarak fokusnya
a) berakomodasi maksimum? berturut-turut 240 cm dan 5 cm. Bila orang
b) tak berakomodasi? yang memakai berakomodasi pada jarak
c) berakomodasi pada jarak 80 cm? 120 cm, berapa jarak antara objektif dan
Penyelesaian: okuler?
f ob = 1 meter ↔ f ob = 100 cm
Penyelesaian:
a) Berakomodasi maksimum: f ob = 240 cm, f ok = 5 cm, x = 120 cm
x = Sd ↔ x = 40 cm S 'ok = – x ↔ S 'ok = – 120 cm
S'ok = − x ↔ S 'ok = –40 cm 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
1 1
+ ' =
1

1
+
1
=
1 Sok Sok f ok Sok − 120 5
Sok Sok f ok Sok − 40 10 1 1 1 1 24 + 1
↔ = + ↔ =
1 1 1 1 4 +1 Sok 5 120 Sok 120
↔ = + ↔ =
Sok 10 40 Sok 40 1 25 120
↔ = ↔ S ok = cm
1 5 40 Sok 120 25
↔ = ↔ S ok =
Sok 40 5 ↔ S ok = 4,8 cm
↔ S ok = 8 cm
17. Seseorang mempunyai titik dekat dan titik
f 100
γ max = ob ↔ γ max = jauh berturut-turut 35 cm dan 560 cm
Sok 8 menggunakan sebuah teropong bintang.
↔ γ max = 12,5 kali Perbesaran maksimum dan minimumnya
b) Berakomodasi minimum: berturut-turut 28 kali dan 20,5 kali. Berapa
x = Sj ↔ x = 4 m ↔ x = 400 cm fokus lensa objektifnya?
' ' Penyelesaian:
S ok = – x ↔ S ok = –400 cm
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + = γ max : γ m in = f ob ( + ) : f ob ( + )
Sok Sok f ok Sok − 400 10 f ok S td f ok S tj
1 1 1 1 40 + 1 1 1 1 1
↔ = + ↔ = ↔ 28 : 20,5 = ( + ):( + )
Sok 10 400 Sok 400 f ok 35 f ok 560
1 41 400 1 1 1 1
↔ = ↔ S ok = cm ↔ 28 ( + ) = 20,5 ( + )
Sok 400 41 f ok 560 f ok 35
f 100 28 20,5 20,5
γ min = ob ↔ γ min = ↔ + 0,05 = +
Sok 400 f ok f ok 35
41
↔ γ min = 10,25 kali 28 20,5 20,5
↔ – = – 0,05
c) Berakomodasi pada jarak x = 80 cm f ok f ok 35
S 'ok = –x ↔ S 'ok = –80 cm 7,5 20,5 1,75 7,5 18,25
↔ = – ↔ =
1 1 1 1 1 1 f ok 35 35 f ok 35
+ ' = ↔ + =
Sok Sok f ok Sok − 80 10 ↔
1 2,5
= ↔ f ok =
35
1 1 1 1 8 +1 f ok 35 2,5
↔ = + ↔ = ↔ f ok = 14 cm
Sok 10 80 Sok 80
1 1 1
1 9 80 γ max = f ob ( + ) ↔ 28 = f ob ( +
↔ = ↔ S ok = cm f ok S td 14
Sok 80 9
1
f 100 )
γ = ob ↔ γ= ↔ γ = 11,5 kali 35
Sok 80
9 1 1
↔ 28 = f ob ( + )
14 35

Alat Optik 299


2,5 1 3,5 f ob f ob
↔ 28 = f ob ( + ) ↔ 28 = f ob γ= ↔ 18 = ↔ 18×10 = f ob
35 35 35 Sok 10
↔ 28 = 0,1 f ob ↔ f ob = 280 cm ↔ f ob = 180 cm
18. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa L = f ob + Sob ↔ L = 180 + 10
objektif 2,8 m digunakan oleh seseorang ↔ L = 190 cm
yang mempunyai titik jauh 5,6 m.
Perbesaran maksimum dan minimumnya 20. Sebuah teropong bintang ketika dipakai
berturut-turut 28 kali dan 20,5 kali. Berapa orang yang jarak titik dekatnya 30 cm
jarak titik dekat orang tersebut? dengan pengamatan berakomodasi
maksimum, kedua lensanya harus dipisah
Penyelesaian: sejauh 190 cm. Perbesaran maksimum
f ob = 2,8 m = 280 cm, S j = 5,6 m = 560 cm yang diperoleh 18 kali. Berapa jarak fokus
1 1 lensa okulernya?
γ min = f ob ( + ) Penyelesaian:
f ok S j
S'ok = –S d ↔ S'ok = –30 cm
1 1
↔ 20,5 = 280( + ) f
f ok 560 γ = ob ↔ 18 S ok = f ob
Sok
20,5 1 1 41 1 1
↔ = + ↔ – = L = f ob + Sok ↔ 190 = 18 S ok + S ok
280 f ok 560 560 560 f ok
↔ 190 = 19 S ok ↔ S ok = 10 cm
40 1 560
↔ = ↔ f ok = 1 1 1 1 1 1
560 f ok 40 = + ' ↔ = +
f ok Sok Sok f ok 10 − 30
↔ f ok = 14 cm
1 1 1 3 −1 1 2 30
γ max = f ob ( + ) ↔ = ↔ = ↔ f ok =
f ok Sd f ok 30 f ok 30 2
↔ f ok = 15 cm
1 1 28 1 1
↔ 28 = 280( + ) ↔ = + E. Teropong Bumi
14 Sd 280 14 Sd
1 1 1 14 − 10 1 Teropong bumi digunakan untuk mengamati
↔ – = ↔ = benda-benda di permukaan bumi yang
10 14 Sd 140 Sd
jaraknya relatif jauh.
4 1 140 Untuk ini bayangan yang dibentuk teropong
↔ = ↔ Sd =
140 Sd 4 harus tegak.
↔ S d = 35 cm Teropong bumi terdiri dari 3 buah lensa
positif, yaitu lensa objektif, lensa okuler, dan
19. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
lensa pembalik.
okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak
titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran S′ok
maksimumnya 18 kali, berapa panjang
teropongnya? h′ok
fok
Penyelesaian:
Berakomodasi Maksimum: h′p
S 'ok = –S d ↔ S 'ok = –30 cm
h′ob
1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + = fp
Sok Sok f ok S ok − 30 15
1 1 1 1 2 +1 Sok
↔ = + ↔ = S′ob = fob 4 fp
S ok 15 30 S ok 30
1 3 30 L
↔ = ↔ S ok =
Gambar 13
S ok 30 3
Lensa objektif dan lensa okuler aturannya
↔ S ok = 10 cm
seperti pada teropong bintang, sedangkan lensa
300 Alat Optik
pembalik diletakkan di antara kedua lensa di Penyelesaian:
atas yang berfungsi untuk membalik bayangan f ob = 300 cm, f p = 5 cm, f ok = 6 cm,
yang dibentuk oleh lensa objektif, supaya x = 30 cm
bayangan terakhirnya menjadi tegak. S 'ok = –x ↔ S 'ok = –30 cm
Benda yang diamati karena letaknya relatif
1 1 1 1 1 1
jauh, maka oleh objektif dianggap di jauh tak + ' = ↔ + =
terhingga (S ob = ∞). Sok Sok f ok S ok − 30 6
Lensa objektif membentuk bayangan di 1 1 1 1 5 +1
fokusnya. Bayangan ini berfungsi sebagai ↔ = + ↔ =
S ok 6 30 S ok 30
benda bagi lensa pembalik dan harus berada di
depan lensa pembalik berjarak 2 kali jarak 1 6 30
↔ = ↔ S ok =
fokusnya. Sefingga oleh lensa pembalik akan S ok 30 6
dibentuk bayangan di belakangnya pada jarak ↔ S ok = 5 cm
yang sama. Bayangan ini terbalik terhadap f 300
lensa pembalik, tetapi tegak bagi lensa okuler. γ = ob ↔ γ= ↔ γ = 60 kali
Rumus perbesaran teropong ini sama dengan Sok 5
teropong bumi, yaitu: 22. Sebuah teropong bumi jarak fokus lensa
f objektif, lensa pembalik dan lensa
γ = ob . . . . . . (30)
Sok okulernya berturut-turut 200 cm, 4 cm dan
Dari rumus: 5 cm digunakan untuk mengamati sebuah
1 1 1 objek oleh seorang yang berakomodasi
+ ' = pada jarak 20 cm. Berapa panjang
Sok Sok f ok teropongnya?
S 'ok = –x Penyelesaian:
1 1 1 1 1 1 f ob = 200 cm, f p = 4 cm, f ok = 5 cm,
+ = ↔ = – ' x = 20 cm
Sok − x f ok Sok f ok Sok ' '
1 1 1 S ok = –x ↔ S ok = –20 cm
↔ = +
Sok f ok x 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
1 1 Sok Sok f ok S ok − 20 5
γ = f ob ( + ) . . . . . (31)
f ok x 1 1 1 1 4 +1
↔ = + ↔ =
Perbesaran maksimum: S ok 5 20 S ok 20
1 1 1 5 20
γ max = f ob ( + ) . . . . (32) ↔ = ↔ S ok =
f ok Sd S ok 20 5
Perbesaran minimum: ↔ S ok = 4 cm

γ min = f ob (
1 1
+ ) L = f ob + 4f p + Sok ↔ L = 200 + 4×4 + 4
f ok S j ↔ L = 204 + 16 ↔ L = 220 cm
Tetapi rumus panjang teropongnya menjadi: 23. Sebuah teropong bumi panjangnya 262 cm
L = f ob + 4f p + Sok . . . . (33) jarak fokus lensa objektif, lensa pembalik
fp = jarak fokus lensa pembalik dan lensa okulernya berturut-turut 240 cm,
4 cm dan 9 cm digunakan untuk
Contoh Soal:
mengamati sebuah objek oleh seorang
21. Sebuah teropong bumi jarak fokus lensa dengan berakomodasi maksimum. Berapa
objektif, lensa pembalik dan lensa jarak titik dekat mata orang tersebut?
okulernya berturut-turut 300 cm, 5 cm dan Penyelesaian:
6 cm digunakan untuk mengamati sebuah
objek oleh seorang yang berakomodasi L = f ob + 4f p + Sok ↔ 262 = 240 + 4×4 +
pada jarak 30 cm. Berapa perbesaran yang S ok
diperoleh? ↔ 262 – 240 = 16 + S ok ↔ 22 – 16 = S ok
↔ S ok = 6 cm

Alat Optik 301


1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + = ob S′ok ok
Sok Sok f ok 6 S'ok 9
1 1 1 1 2−3 1 −1
↔ = – ↔ = ↔ =
S'ok 9 6 S'ok 18 S'ok 18
h′ok
↔ S'ok = –18 cm
Sd = −S'ok ↔ S d = –(–18) ↔ S d = 18 cm
h′ob =hok
24. Sebuah teropong bumi panjangnya 74 cm,
jarak fokus lensa pembaliknya 5 cm. Jika
perbesaran sudut yang diperoleh 8 kali.
Berapa jarak fokus lensa objektifnya? L
Penyelesaian: Sok
f f fob
γ = ob ↔ 8 = ob Gambar 14
S ok S ok
Teropong Panggung fungsinya sama dengan
↔ S ok = 0,125 f ob . . . . . (i)
teropong bumi. Teropong ini mempunyai lensa
L = f ob + 4f p + Sok objektif positif dan lensa okuler negatif. Lensa
↔ 74 = f ob + 4×5 + 0,125 f ob negatif ini berfungsi untuk membalik
↔ 74 – 20 = 1,125 f ob ↔ 54 = 1,125 f ob bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif,
↔ f ob = 48 cm sehingga ukurannya relatif lebih pendek
daripada teropong bumi.
25. Sebuah teropong bumi panjangnya 324 cm
Rumus perbesaran teropong ini sama dengan
jarak fokus lensa pembalik dan lensa
teropong panggung, yaitu:
okulernya berturut-turut 5 cm dan 6 cm
f
digunakan untuk mengamati sebuah objek γ = ob . . . . . . (34)
oleh seorang dengan berakomodasi Sok
maksimum dan menghasilkan perbesaran Tetapi rumus panjang teropongnya menjadi:
75 kali. Berapa jarak titik dekat mata orang L = f ob + S ok . . . . . (35)
tersebut?
Penyelesaian: Contoh Soal:
f
γ = ob ↔ 75 S ok = f ob 26. Sebuah teropong panggung jarak fokus
Sok
lensa objektif dan okulernya berturut-turut
L = f ob + 4f p + Sok 70 cm dan –6 cm digunakan untuk
↔ 324 = 75 S ok + 4×5 + S ok mengamati sebuah objek oleh seorang
↔ 324 = 20 + 76 S ok ↔ 324 – 20 = 76 S ok yang berakomodasi pada jarak 42 cm.
↔ 304 = 76 S ok ↔ S ok = 4 cm Berapa perbesaran yang diperoleh?
1 1 1 1 1 1 Penyelesaian:
+ ' = ↔ + =
Sok Sok f ok 4 S'ok 6 f ob = 70 cm, f ok = –6 cm, x = 42 cm
' '
1 1 1 1 2−3 1 −1 S ok = –x ↔ S ok = –42 cm
↔ = – ↔ = ↔ =
S'ok 6 4 S'ok 12 S'ok 12 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
↔ S'ok = –12 cm Sok Sok f ok S ok − 42 − 6

Sd = −S'ok 1 1 1 1 − 7 +1
↔ S d = –(–12) ↔ S d = 12 cm ↔ = + ↔ =
S ok − 6 42 S ok 42
F. Teropong Panggung 1 −6 42
↔ = ↔ S ok = –
S ok 42 6
↔ S ok = –7 cm
f 70
γ = ob ↔ γ= ↔ γ = –10 kali
Sok −7
302 Alat Optik
27. Sebuah teropong panggung panjangnya x max = S d ↔ x max = 25 cm
72 cm, jarak fokus lensa objektifnya S 'ok max = –x max '
↔ S ok max = –25 cm
84 cm. Pengamatan yang dilakukan
f ob
berakomodasi pada jarak 24 cm. Berapa γ max = ↔ 10,5 S okmax = 7,5 f ok
perbesaran yang diperoleh? Sok max
Penyelesaian: 5
↔ S okmax = f ok
L = 72 cm, f ob = 84 cm, x = 24 cm 7
L = f ob + S ok ↔ 72 = 84 + S ok 1
+ '
1
=
1
↔ 72 – 84 = S ok ↔ S ok = –12 cm Sok max Sok max f ok
f 84 1 1 1 7 1
γ = ob ↔ γ= ↔ γ = –7 kali ↔ + = ↔ + =
Sok − 12 5 − 25 f ok 5f ok − 25
f ok
28. Sebuah teropong panggung panjangnya 7
72 cm, jarak fokus lensa objektifnya 1
84 cm. Pengamatan yang dilakukan f ok
berakomodasi pada jarak 24 cm. Berapa 7 1 1 1,4 1 1
jarak fokus lensa okulernya? ↔ – = ↔ – =
5f ok f ok 25 f ok f ok 25
Penyelesaian: 0,4 1
L = 72 cm, f ob = 84 cm, x = 24 cm ↔ = ↔ 0,4×25 = f ok
' '
f ok 25
S = –x
ok ↔ S = –24 cm ok ↔ f ok = 10 cm
L = f ob + S ok ↔ 72 = 84 + S ok f ob = 7,5 f ok ↔ f ob = 7,5×10

↔ 72 – 84 = S ok ↔ S ok = –12 cm ↔ f ob = 75 cm
1 1 1 1 1 1 30. Sebuah teropong panggung jarak fokus
= + ' ↔ = +
f ok Sok Sok f ok − 12 − 24 lensa objektif dan okulernya berturut-turut
70 cm dan –7 cm digunakan untuk
1 − 2 −1 1 3 mengamati sebuah objek oleh seorang
↔ = ↔ =–
f ok 24 f ok 24 yang berakomodasi pada jarak 35 cm.
24 Berapa jarak kedua lensa harus
↔ f ok = – ↔ f ok = –8 cm dipisahkan?
3
Penyelesaian:
29. Sebuah teropong panggung, menghasilkan f ob = 70 cm, f ok = –7 cm, x = 35 cm
perbesaran maksimum 10,5 kali dan S 'ok = –x '
↔ S ok = –35 cm
minimum 7,5 kali. Jika jarak titik dekat
25 cm dan titik jauh ∞, berapa jarak fokus 1 1 1 1 1 1
+ ' = ↔ + =
masing-masing lensa? S ok S ok f ok S ok − 35 − 7
Penyelesaian: 1 1 1 1 − 5 +1
Perbesaran minimum diperoleh jika: ↔ = + ↔ =
S ok − 7 35 S ok 35
x min = S j ↔ x min = ∞
' '
1 −4 35
S ok min = –x min ↔ S ok min = –∞ ↔ = ↔ S ok = –
S ok 35 4
1 1 1 1 1 1
+ = ↔ + = ↔ S ok = –8,75 cm
Sok min S'ok min f ok S'ok min ∞ f ok L = f ob + Sok ↔ L = 70 – 8,75
1 1 1 1 ↔ L = 61,25 cm
↔ +0= ↔ =
S'ok min f ok S'ok min f ok
↔ S okmin = f ok
f
γ min = ob ↔ 7,5 S okmin = f ob
Sok min
↔ f ob = 7,5 f ok
Perbesaran maksimum diperoleh jika:

Alat Optik 303


γ max = 5 kali
Soal Latihan
11. Seorang cacat mata titik jauhnya 240 cm
Mata menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
1. Seorang cacat mata mempunyai titik dekat tak berakomodasi, maka benda yang diamati
50 cm Berapa kuat lensa kacamata baca harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika
yang harus digunakan? berakomodasi maksimum, perbesaran yang
P baca = +2 dp diperoleh 2,5 kali, berapa perbesaran
2. Seorang cacat mata mempunyai titik dekat minimumnya?
40 cm Berapa kuat lensa kacamata baca γ min = 1,6 kali
yang harus digunakan? 12. Seorang cacat mata titik jauhnya 240 cm
P baca = +1,5 dp menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
3. Seorang cacat mata mempunyai titik jauh tak berakomodasi, maka benda yang diamati
5 meter. Berapa kuat lensa kacamata untuk harus diletakkan pada jarak 9,6 cm. Jika
melihat jauh yang harus digunakan? berakomodasi maksimum, perbesaran yang
P jauh = –0,2 dp diperoleh 3,4 kali, berapa perbesaran
4. Seorang cacat mata mempunyai titik jauh minimumnya?
γ min = 2,5 kali
4 meter. Berapa kuat lensa kacamata untuk
melihat jauh yang harus digunakan? 13. Seseorang mempunyai titik dekat dan titik
P jauh = –0,25 dp jauh 45 cm dan 4,5 meter menggunakan
5. Kacamata baca seseorang berkekuatan sebuah lup. Jika perbesaran minimumnya
2 dioptri. Berapa jarak titik dekat mata 4,6 kali, berapa perbesaran maksimumnya?
orang tersebut? γ max = 5,5 kali
S td = 50 cm 14. Seseorang mempunyai titik dekat dan titik
6. Kacamata baca seseorang berkekuatan jauh 56 cm dan 5,6 meter menggunakan
3 dioptri. Berapa jarak titik dekat mata sebuah lup. Jika perbesaran maksimumnya
orang tersebut? 6,6 kali, berapa perbesaran minimumnya?
S td = 100 cm γ min = 6 kali

7. Kacamata untuk melihat jauh seseorang 15. Seorang cacat mata titik jauhnya 60 cm
berkekuatan –0,5 dioptri. Berapa jarak titik menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
jauh mata orang tersebut? tak berakomodasi, maka benda yang diamati
S tj = 2 m harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika
8. Kacamata untuk melihat jauh seseorang berakomodasi maksimum, perbesaran yang
berkekuatan –0,4 dioptri. Berapa jarak titik diperoleh 2,5 kali. Berapa perbesaran
jauh mata orang tersebut? minimumnya?
S tj = 2,5 m γ min = 2 kali

Lup 16. Seorang cacat mata menggunakan sebuah


lup yang mempunyai jarak fokus 10 cm
9. Sebuah lup terdiri atas sebuah lensa yang dengan berakomodasi maksimum. Benda
mempunyai jarak titik api 8 cm digunakan yang diamati diletakkan pada jarak 7,5 cm.
oleh seseorang yang cacat mata. Jika Berapa perbesaran sudut yang diperoleh?
pengamatannya berakomodasi maksimum, γ max = 4 kali
benda yang diamati harus diletakkan pada
17. Seorang cacat mata menggunakan sebuah
jarak 6 cm. Berapa perbesaran sudut yang
lup yang mempunyai jarak fokus 8 cm
diperoleh?
γ max = 4 kali
dengan berakomodasi maksimum. Benda
yang diamati diletakkan pada jarak 4,8 cm.
10. Sebuah lup terdiri atas sebuah lensa yang Berapa perbesaran sudut yang diperoleh?
mempunyai jarak titik api 9 cm digunakan γ max = 2,5 kali
oleh seseorang yang cacat mata. Jika
18. Sebuah lup terdiri atas sebuah lensa yang
pengamatannya berakomodasi maksimum,
mempunyai jarak titik api 8 cm digunakan
benda yang diamati harus diletakkan pada
oleh seseorang yang cacat mata. Jika
jarak 7,2 cm. Berapa perbesaran sudut yang
pengamatannya berakomodasi maksimum,
diperoleh?
304 Alat Optik
benda yang diamati harus diletakkan pada 26. Seorang cacat mata menggunakan sebuah
jarak 6 cm. Berapa perbesaran sudut yang lup yang jarak fokusnya 6 cm. Jika
diperoleh? pengamatan berakomodasi maksimum,
γ max = 4 kali maka benda yang diamati harus diletakkan
19. Seseorang mempunyai titik jauh 180 cm pada jarak 5 cm. Jika tak berakomodasi,
menggunakan sebuah lup. Perbesaran perbesaran yang diperoleh 2,6 kali. Berapa
minimumnya 1,6 kali. Jika berakomodasi jarak titik jauh matanya?
S tj = 150 cm
pada jarak 36 cm, perbesarannya 2 kali.
berapa jarak titik dekatnya? 27. Seorang cacat mata titik jauhnya 60 cm
S d = 18 cm menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
20. Seseorang mempunyai titik dekat 36 cm tak berakomodasi, maka benda yang diamati
menggunakan sebuah lup. Perbesaran harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika
maksimum dan minimumnya berturut-turut berakomodasi maksimum, perbesaran yang
4 kali dan 3,2 kali. Berapa jarak titik diperoleh 2,5 kali. Berapa jarak bendanya
jauhnya? harus diletakkan?
S = 12 cm
S tj = 1,8 m
21. Seseorang mempunyai titik jauh 200 cm 28. Seorang cacat mata titik jauhnya 240 cm
menggunakan sebuah lup. Perbesaran menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
minimum dan maksimumnya berturut-turut tak berakomodasi, maka benda yang diamati
2,6 kali dan 3,5 kali. berapa jarak fokus harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika
lensa yang digunakan? berakomodasi maksimum, perbesaran yang
f = 8 cm diperoleh 2,5 kali. Jika berakomodasi
maksimum, berapa jarak benda terhadap
22. Seseorang mempunyai titik dekat 42 cm lensa harus diletakkan?
menggunakan sebuah lup. Perbesaran S = 9,6 cm
maksimum dan minimumnya berturut-turut
29. Seorang cacat mata titik jauhnya 60 cm
7 kali dan 6,2 kali. Berapa jarak titik
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
jauhnya?
S tj = 2,1 m
tak berakomodasi, maka benda yang diamati
harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika
23. Seorang cacat mata titik jauhnya 60 cm berakomodasi maksimum, perbesaran yang
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan diperoleh 2,5 kali. Berapa jarak fokus lensa
tak berakomodasi, maka benda yang diamati yang digunakan?
harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika f = 20 cm
berakomodasi maksimum, perbesaran yang
30. Seorang cacat mata titik jauhnya 240 cm
diperoleh 2,5 kali. Berapa jarak titik dekat
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan
matanya?
S td = 30 cm tak berakomodasi, maka benda yang diamati
harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika
24. Seorang cacat mata titik jauhnya 240 cm berakomodasi maksimum, perbesaran yang
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan diperoleh 2,5 kali. Berapa jarak fokus lensa
tak berakomodasi, maka benda yang diamati yang digunakan?
harus diletakkan pada jarak 15 cm. Jika f = 24 cm
berakomodasi maksimum, perbesaran yang
31. Seorang cacat mata menggunakan sebuah
diperoleh 2,5 kali, berapa jarak titik dekat
lup. Jika pengamatan berakomodasi pada
matanya?
S td = 24 cm
jarak 24 cm, maka benda yang diamati
harus diletakkan pada jarak 6 cm. Jika
25. Seorang cacat mata menggunakan sebuah berakomodasi maksimum, perbesaran yang
lup yang mempunyai jarak fokus 9 cm diperoleh 2,5 kali. Berapa jarak fokus lensa
dengan berakomodasi maksimum. Benda yang digunakan?
yang diamati diletakkan pada jarak 7,2 cm. f = 8 cm
Berapa jarak titik dekat mata orang
32. Seorang cacat mata menggunakan sebuah
tersebut?
S td = 36 cm
lup. Jika pengamatan berakomodasi pada
jarak 40 cm, maka benda yang diamati
Alat Optik 305
harus diletakkan pada jarak 8 cm. Jika Mikroskop
berakomodasi maksimum, perbesaran yang 39. Sebuah mikroskop panjangnya 32 cm, jarak
diperoleh 3,4 kali. Berapa jarak titik dekat fokus okulernya 9 cm digunakan oleh orang
matanya? yang mempunyai titik dekat 36 cm dan titik
S td = 24 cm
jauh 72 cm untuk mengamati sebuah objek
33. Seorang cacat mata titik dekatnya 36 cm yang diletakkan pada jarak 8 cm di depan
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan objektif. Jika pengamatan yang dilakukan
berakomodasi maksimum, maka benda yang berakomodasi minimum, berapa perbesaran
diamati harus diletakkan pada jarak 7,2 cm. sudut yang diperoleh okuler?
Jika pengamatan tak berakomodasi, γ min = 4,5 kali
perbesaran yang diperoleh 4,1 kali. Berapa 40. Sebuah mikroskop panjangnya 32 cm, jarak
jarak fokus lensa yang digunakan? fokus lensa okulernya 9 cm digunakan oleh
f = 9 cm
orang yang mempunyai titik dekat 36 cm
34. Seorang cacat mata titik dekatnya 12 cm dan titik jauh 72 cm untuk mengamati
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan sebuah objek yang diletakkan pada jarak
berakomodasi maksimum, maka benda yang 8 cm di depan objektif. Berapa perbesaran
diamati harus diletakkan pada jarak 4,8 cm. sudut maksimum yang diperoleh okuler?
Jika pengamatan tak berakomodasi, γ max = 4,5 kali
perbesaran yang diperoleh 1,55 kali. Berapa
41. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
jarak titik jauh matanya?
S tj = 240 cm
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
35. Seorang cacat mata titik jauhnya 240 cm dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan sebuah objek yang diletakkan pada jarak
tak berakomodasi, benda yang diamati harus 7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan
diletakkan pada jarak 9,6 cm. Jika yang dilakukan berakomodasi minimum,
pengamatan berakomodasi pada jarak berapa perbesaran sudut yang diperoleh
40 cm, perbesaran yang diperoleh 3 kali. okuler?
Berapa jarak fokus lensa yang digunakan? γ min = 1,6 kali
f = 10 cm
42. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
36. Seorang cacat mata titik jauhnya 360 cm fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
tak berakomodasi, benda yang diamati harus dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
diletakkan pada jarak 14,4 cm. Jika sebuah objek yang diletakkan pada jarak
pengamatan berakomodasi pada jarak 7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan
12 cm, perbesaran yang diperoleh 1,5 kali. yang dilakukan berakomodasi minimum,
Berapa jarak titik dekat matanya? perbesaran yang diperoleh lensa objektif?
S td = 18 cm m ob = –2 kali
37. Seorang cacat mata titik jauhnya 240 cm 43. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
menggunakan sebuah lup. Jika pengamatan fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
berakomodasi pada jarak 12 cm, maka orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
perbesaran yang diperoleh 2 kali. Jika dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
pengamatan tak berakomodasi, maka benda sebuah objek yang diletakkan pada jarak
yang diamati harus diletakkan pada jarak 7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan
15 cm. Berapa jarak fokus lensa yang yang dilakukan berakomodasi minimum,
digunakan? maka perbesaran total?
f = 16 cm M min = –3,2 kali
38. Seseorang mempunyai titik jauh 540 cm 44. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
menggunakan sebuah lup. Perbesaran fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
minimumnya 3,7 kali. Jika berakomodasi orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
pada jarak 60 cm, perbesarannya 4,5 kali. dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
Berapa jarak titik dekatnya? sebuah objek yang diletakkan pada jarak
S d = 54 cm

306 Alat Optik


7,5 cm di depan objektif. Berapa perbesaran 51. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
sudut maksimum yang diperoleh okuler? fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
γ max = 2,5 kali orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
45. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh sebuah objek yang diletakkan pada jarak
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm 7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan
dan titik jauh 240 cm untuk mengamati yang dilakukan berakomodasi minimum,
sebuah objek yang diletakkan pada jarak berapa perbesaran totalnya?
M min = –3,2 kali
7,5 cm di depan objektif. Berapa perbesaran
total maksimum yang diperoleh mikroskop? 52. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
M max = –5 kali fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
46. Sebuah mikroskop mempunyai lensa okuler orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
yang jarak fokusnya 6 cm. Sebuah objek dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
diletakkan 5 cm di depan objektif dipakai sebuah objek yang diletakkan pada jarak
pengamat yang titik dekatnya 24 cm, 7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan
dengan pengamatan berakomodasi yang dilakukan berakomodasi minimum,
maksimum, kedua lensa harus dipisahkan berapa perbesaran total maksimum yang
sejauh 24,8 cm. Berapa jarak fokus lensa diperoleh mikroskop?
M max = –5 kali
objektifnya?
f ob = 4 cm 53. Sebuah mikroskop panjangnya 32 cm, jarak
47. Sebuah mikroskop panjangnya 32 cm, jarak fokus okulernya 9 cm digunakan oleh orang
fokus okulernya 9 cm digunakan oleh orang yang mempunyai titik dekat 36 cm dan titik
yang mempunyai titik dekat 36 cm dan titik jauh 72 cm untuk mengamati sebuah objek
jauh 72 cm untuk mengamati sebuah objek yang diletakkan pada jarak 8 cm di depan
yang diletakkan pada jarak 8 cm di depan objektif. Berapa perbesaran total maksimum
objektif. Jika pengamatan yang dilakukan yang diperoleh mikroskop?
M max = –15 kali
berakomodasi minimum, berapa perbesaran
sudut yang diperoleh okuler? 54. Sebuah mikroskop mempunyai lensa
γ min = 4,5 kali objektif dan okuler berturut-turut jarak
48. Sebuah mikroskop mempunyai lensa fokusnya 3 cm dan 5 cm. Sebuah objek
objektif dan okuler berturut-turut jarak diletakkan 3,5 cm di depan objektif.
fokusnya 4 cm dan 9 cm. Sebuah objek Diamati oleh orang yang titik dekatnya
diletakkan 4,8 cm di depan objektif. Jika 25 cm. Berapa perbesaran total maksimum
dipakai pengamat yang titik dekatnya yang diperoleh?
M max = –36 kali
36 cm, dengan pengamatan berakomodasi
maksimum, berapa panjang mikroskopnya? 55. Seseorang bermata normal menggunakan
L = 31,2 cm sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
objektif dan okulernya berturut-turut 4 cm
49. Sebuah mikroskop mempunyai lensa
dan 8 cm. Benda yang diamati diletakkan
objektif dan okuler berturut-turut jarak
5 cm di depan objektif. Jika pengamatannya
fokusnya 3 cm dan 5 cm. Sebuah objek
tak berakomodasi, berapa perbesaran
diletakkan 3,5 cm di depan objektif. Berapa
totalnya?
perbesaran total maksimum yang diperoleh M max = 12,5 kali
pengamat yang titik dekatnya 25 cm?
M max = –36 kali 56. Seseorang bermata normal menggunakan
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
50. Sebuah mikroskop mempunyai lensa
objektif dan okulernya berturut-turut 1,5 cm
objektif dan okuler berturut-turut jarak
dan 5 cm. Benda yang diamati diletakkan
fokusnya 4 cm dan 9 cm. Sebuah objek
2,5 cm di depan objektif. Jika
diletakkan 4,8 cm di depan objektif. Berapa
pengamatannya tak berakomodasi, berapa
perbesaran total maksimum yang diperoleh
perbesaran totalnya?
pengamat yang titik dekatnya 36 cm? M max = 7,5 kali
M max = –25 kali

Alat Optik 307


57. Sebuah mikroskop mempunyai lensa yang dilakukan berakomodasi minimum,
objektif dan okuler berturut-turut jarak berapa jarak bayangan yang dibentuk oleh
fokusnya 4 cm dan 9 cm. Sebuah objek lensa objektif?
diletakkan 4,8 cm di depan objektif. '
S ob = 15 cm
Diamati oleh orang yang titik dekatnya
36 cm. Berapa perbesaran total maksimum 65. Sebuah mikroskop panjangnya 11,2 cm,
yang diperoleh? jarak fokus okulernya 9 cm digunakan oleh
M max = –25 kali orang yang mempunyai titik dekat 36 cm
dan titik jauh 360 cm untuk mengamati
58. Sebuah benda diletakkan pada jarak 11 cm
sebuah objek yang diletakkan pada jarak
di depan sebuah mikroskop. Jarak fokus
7,2 cm di depan objektif. Jika pengamatan
lensa objektifnya 6 cm. Panjang mikroskop
yang dilakukan berakomodasi minimum,
21,2 cm. Berapa jarak bayangan yang
berapa jarak bayangan yang dibentuk oleh
dibentuk lensa objektif terhadap lensa
lensa objektif?
okuler? '
S ok = 8 cm S ob = 9 cm

59. Sebuah benda diletakkan pada jarak 7,5 cm 66. Sebuah mikroskop panjangnya 25 cm, jarak
di depan sebuah mikroskop. Jarak fokus fokus okulernya 8 cm digunakan oleh orang
lensa objektifnya 5 cm. Panjang mikroskop yang mempunyai titik dekat 12 cm dan titik
21 cm. Berapa jarak bayangan yang jauh 120 cm untuk mengamati sebuah objek
dibentuk lensa objektif terhadap lensa yang diletakkan pada jarak 7 cm di depan
okuler? objektif. Jika pengamatan yang dilakukan
S ok = 6 cm berakomodasi minimum, berapa jarak
60. Sebuah benda diletakkan pada jarak 9 cm di bayangan yang dibentuk oleh lensa
depan sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa objektif?
'
objektifnya 6 cm. Panjang mikroskop S ob = 17,5 cm
24 cm. Brapa jarak bayangan yang dibentuk
lensa objektif terhadap lensa okuler? 67. Sebuah mikroskop mempunyai lensa
S ok = 6 cm objektif dan okuler berturut-turut jarak
fokusnya 3 cm dan 5 cm. Sebuah objek
61. Sebuah mikroskop panjangnya 22 cm, jarak diletakkan 3,5 cm di depan objektif. Jika
fokus objektif dan okulernya 4 cm dan dipakai pengamat yang titik dekatnya
10 cm. Dipakai oleh mata normal tak 20 cm, dengan pengamatan berakomodasi
berakomodasi. Bendanya harus diletakkan maksimum, berapa panjang mikroskopnya?
di depan objektif pada jarak berapa? L = 25 cm
S ob = 5 cm
68. Seseorang bermata normal menggunakan
62. Sebuah mikroskop panjangnya 23 cm, jarak
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
fokus objektif dan okulernya 8 cm dan
objektif dan okulernya berturut-turut 4 cm
6,25 cm. Dipakai oleh mata normal tak
dan 8 cm. Benda yang diamati diletakkan
berakomodasi. Bendanya harus diletakkan
6 cm di depan objektif. Jika pengamatannya
di depan objektif pada jarak berapa?
S ob = 14,4 cm tak berakomodasi, berapa panjang
mikroskop?
63. Sebuah mikroskop panjangnya 26 cm, jarak L = 20 cm
fokus objektif dan okulernya 6 cm dan
69. Seseorang bermata normal menggunakan
8 cm. Dipakai oleh mata normal tak
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
berakomodasi. Bendanya harus diletakkan
objektif dan okulernya berturut-turut 6 cm
di depan objektif pada jarak berapa?
S ob = 9 cm dan 7 cm. Benda yang diamati diletakkan
10 cm di depan objektif. Jika
64. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak pengamatannya tak berakomodasi, berapa
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh jarak kedua lensa?
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm L = 22 cm
dan titik jauh 240 cm untuk mengamati
70. Seseorang bermata normal menggunakan
sebuah objek yang diletakkan pada jarak
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan
308 Alat Optik
objektif dan okulernya berturut-turut 4 cm 240 cm, berapa jarak fokus lensa
dan 8 cm. Benda yang diamati diletakkan okulernya?
6 cm di depan objektif. Jika pengamatannya f ok = 10 cm
tak berakomodasi, pada jarak berapa kedua Teropong Bintang
lensa harus dipisahkan?
L = 20 cm 77. Seseorang menggunakan sebuah teropong
bintang yang mempunyai lensa objektif dan
71. Seseorang bermata normal menggunakan
okuler yang jarak fokusnya berturut-turut
sebuah mikroskop. Jarak fokus lensa
10 cm dan 225 cm. Jika pengamatannya
objektif dan okulernya berturut-turut 6 cm
berakomodasi pada jarak 90 cm, berapa
dan 7 cm. Benda yang diamati diletakkan
perbesaran sudut yang diperoleh?
10 cm di depan objektif. Jika γ = 25 kali
pengamatannya tak berakomodasi, berapa
cm kedua lensa harus dipisahkan? 78. Seseorang menggunakan sebuah teropong
L = 22 cm bintang yang mempunyai lensa objektif dan
okuler yang jarak fokusnya berturut-turut
72. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak
12 cm dan 400 cm. Jika pengamatannya
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh
berakomodasi pada jarak 60 cm, berapa
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm
perbesaran sudut yang diperoleh?
dan titik jauh 240 cm untuk mengamati γ = 40 kali
sebuah objek yang diletakkan pada jarak
7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan 79. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
yang dilakukan berakomodasi minimum, okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak
berapa jarak fokus lensa objektif? titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran
f ob = 5 cm maksimumnya 18 kali, berapa panjang
teropongnya?
73. Sebuah mikroskop panjangnya 32 cm, jarak
L = 190 cm
fokus okulernya 9 cm digunakan oleh orang
yang mempunyai titik dekat 36 cm dan titik 80. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
jauh 72 cm untuk mengamati sebuah objek okulernya 18 cm. Dipakai orang yang jarak
yang diletakkan pada jarak 8 cm di depan titik dekatnya 36 cm. Jika perbesaran
objektif. Jika pengamatan yang dilakukan maksimumnya 22,5 kali, berapa panjang
berakomodasi minimum, berapa jarak teropongnya?
fokus lensa objektif? L = 282 cm
f ob = 6 cm
81. Sebuah teropong bintang ketika dipakai
74. Sebuah mikroskop panjangnya 30 cm, jarak orang yang jarak titik dekatnya 36 cm
fokus okulernya 16 cm digunakan oleh dengan pengamatan berakomodasi
orang yang mempunyai titik dekat 24 cm maksimum, kedua lensanya harus dipisah
dan titik jauh 240 cm untuk mengamati sejauh 282 cm. Perbesaran maksimum yang
sebuah objek yang diletakkan pada jarak diperoleh 22,5 kali. Berapa jarak fokus
7,5 cm di depan objektif. Jika pengamatan lensa okulernya?
yang dilakukan berakomodasi minimum, f ok = 18 cm
berapa jarak fokus lensa objektif? 82. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
f ob = 5 cm
objektifnya 360 cm. Dipakai orang yang
75. Perbandingan antara perbesaran minimum jarak titik dekatnya 22,5 cm dan jarak titik
dan maksimum sebuah mikroskop adalah jauhnya 90 cm. Jika perbesaran
16 : 25. Jika orang tersebut mempunyai minimumnya 40 kali, berapa perbesaran
jarak titik dekat 18 cm dan titik jauh maksimumnya?
180 cm, berapa jarak fokus lensa γ max = 52 kali
okulernya? 83. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
f ok = 12 cm
objektifnya 270 cm. Dipakai orang yang
76. Perbandingan antara perbesaran minimum jarak titik dekatnya 36 cm dan jarak titik
dan maksimum sebuah mikroskop adalah jauhnya 360 cm. Jika perbesaran
25 : 44. Jika orang tersebut mempunyai maksimumnya 22,5 kali, berapa perbesaran
jarak titik dekat 12 cm dan titik jauh minimumnya?
Alat Optik 309
γ min = 15,75 kali maksimumnya 18 kali, berapa jarak fokus
84. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa lensa objektifnya?
f ob = 180 cm
okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak
titik dekatnya 30 cm. Perbesaran 92. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
maksimumnya 18 kali. Jika jarak titik okulernya 8 cm. Dipakai orang yang jarak
jauhnya 300 cm, berapa perbesaran titik dekatnya 24 cm. Jika perbesaran
minimumnya? maksimumnya 60 kali, berapa jarak fokus
γ min = 12,6 kali lensa objektifnya?
f ob = 288 cm
85. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
okulernya 20 cm. Dipakai orang yang jarak 93. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
titik dekatnya 22,5 cm. Perbesaran objektifnya 270 cm. Dipakai orang yang
maksimumnya 34 kali. Jika jarak titik jarak titik dekatnya 36 cm. Jika perbesaran
jauhnya 360 cm, berapa perbesaran maksimumnya 22,5 kali, berapa panjang
minimumnya? teropong?
γ min = 20 kali L = 282 cm

86. Sebuah teropong bintang, jarak antara lensa 94. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
objektif dan okulernya 282 cm. Jarak fokus objektifnya 360 cm. Dipakai orang yang
lensa okulernya = 18 cm. Jika jarak titik dekatnya 15 cm. Jika perbesaran
pengamatannya berakomodasi pada 36 cm, maksimumnya 32 kali, berapa panjang
berapa perbesaran sudut yang diperoleh? teropong?
γ = 22,5 kali L = 247,5 cm

87. Sebuah teropong bintang, jarak antara lensa 95. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
objektif dan okulernya 208 cm. Jarak fokus okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak
lensa okulernya = 10 cm. Jika titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran
pengamatannya berakomodasi pada 40 cm, maksimumnya 18 kali, berapa panjang
berapa perbesaran sudut yang diperoleh? teropong?
γ = 25 kali L = 190 cm

88. Sebuah teropong bintang, jarak antara lensa 96. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
objektif dan okulernya 369 cm. Jarak fokus okulernya 18 cm. Dipakai orang yang jarak
lensa okulernya = 12 cm. Jika titik dekatnya 22,5 cm. Jika perbesaran
pengamatannya berakomodasi pada 36 cm, maksimumnya 36 kali, berapa panjang
berapa perbesaran sudut yang diperoleh? teropong?
γ = 40 kali L = 370 cm

89. Seseorang mempunyai titik dekat dan titik 97. Sebuah teropong bintang Panjangnya
jauh berturut-turut 35 cm dan 560 cm 392 cm. Jarak fokus lensa okulernya =
menggunakan sebuah teropong bintang. 12 cm. Jika pengamatannya berakomodasi
Perbesaran maksimum dan minimumnya maksimum, maka perbesaran sudut yang
berturut-turut 28 kali dan 20,5 kali. Berapa diperoleh 48 kali. Berapa jarak titik
jarak fokus lensa objektifnya? dekatnya?
f ob = 280 cm S td = 24 cm

90. Seseorang mempunyai titik dekat dan titik 98. Sebuah teropong bintang Panjangnya
jauh berturut-turut 24 cm dan 240 cm 366 cm. Jarak fokus lensa okulernya =
menggunakan sebuah teropong bintang. 9 cm. Jika pengamatannya berakomodasi
Perbesaran maksimum dan minimumnya maksimum, maka perbesaran sudut yang
berturut-turut 22,5 kali dan 15,75 kali. diperoleh 60 kali. Berapa jarak titik
Berapa jarak fokus lensa objektifnya? dekatnya?
f ob = 180 cm S td = 18 cm

91. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa 99. Sebuah teropong bintang jarak fokus lensa
okulernya 15 cm. Dipakai orang yang jarak objektif dan okulernya berturut-turut
titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran 360 cm dan 15 cm. Jika pengamatannya
berakomodasi maksimum, maka kedua

310 Alat Optik


lensa harus dipisah sejauh 369 cm. Berapa 107. Sebuah teropong bumi jarak fokus lensa
jarak titik dekatnya? objektif, lensa pembalik dan lensa
S td = 22,5 cm okulernya berturut-turut 90 cm, 4 cm dan
100. Sebuah teropong bintang jarak fokus 12 cm digunakan untuk mengamati sebuah
lensa objektif dan okulernya berturut-turut objek oleh seorang yang berakomodasi pada
400 cm dan 12 cm. Jika pengamatannya jarak 36 cm. Berapa panjang teropong?
berakomodasi maksimum, maka kedua L = 115 cm
lensa harus dipisah sejauh 408 cm. Berapa 108. Sebuah teropong bumi panjangnya
jarak titik dekatnya? 88 cm, jarak fokus lensa objektifnya 64 cm
S td = 24 cm dan jarak fokus lensa pembaliknya 4 cm.
101. Sebuah teropong bintang, jarak fokus Jika perbesarannya maksimum, berapa jarak
lensa objektif 288 cm. Dipakai orang yang titik dekatnya?
jarak titik dekatnya 24 cm. Jika perbesaran S td = 24 cm
maksimumnya 60 kali, berapa jarak fokus 109. Sebuah teropong bumi panjangnya
lensa okulernya? 95 cm, jarak fokus lensa objektifnya
f ok = 8 cm 67,5 cm dan jarak fokus lensa pembaliknya
102. Sebuah teropong bintang, jarak fokus 5 cm. Jika perbesarannya maksimum,
lensa objektif 270 cm. Dipakai orang yang berapa jarak titik dekatnya?
jarak titik dekatnya 30 cm. Jika perbesaran S td = 27 cm
maksimumnya 36 kali, berapa jarak fokus 110. Sebuah teropong bumi panjangnya
lensa okulernya? 90 cm, jarak fokus lensa objektifnya 60 cm
f ok = 10 cm dan jarak fokus lensa pembaliknya 6 cm.
103. Sebuah teropong bintang, jarak fokus Jika perbesarannya maksimum, berapa jarak
lensa objektif 360 cm. Dipakai orang yang titik dekatnya?
jarak titik dekatnya 24 cm. Jika perbesaran S td = 24 cm
maksimumnya 45 kali, berapa jarak fokus 111. Sebuah teropong bumi panjangnya
lensa okulernya? 86 cm, jarak fokus lensa objektifnya 60 cm
f ok = 12 cm dan jarak fokus lensa pembaliknya 5 cm.
Teropong Bumi Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
35 cm, berapa jarak fokus lensa okulernya?
104. Sebuah teropong bumi jarak fokus lensa f ok = 14 cm
objektif, lensa pembalik dan lensa
okulernya berturut-turut 60 cm, 5 cm dan 112. Sebuah teropong bumi panjangnya
8 cm digunakan untuk mengamati sebuah 104 cm, jarak fokus lensa objektifnya 80 cm
dan jarak fokus lensa pembaliknya 4 cm.
objek oleh seorang yang berakomodasi pada
Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
jarak 24 cm. Berapa panjang teropong?
L = 86 cm 40 cm, berapa jarak fokus lensa okulernya?
f ok = 10 cm
105. Sebuah teropong bumi jarak fokus lensa
113. Sebuah teropong bumi panjangnya
objektif, lensa pembalik dan lensa
262 cm jarak fokus lensa pembalik dan
okulernya berturut-turut 80 cm, 4 cm dan
lensa okulernya berturut-turut 4 cm dan
10 cm digunakan untuk mengamati sebuah
objek oleh seorang yang berakomodasi pada 9 cm digunakan untuk mengamati sebuah
objek oleh seorang dengan berakomodasi
jarak 40 cm. Berapa panjang teropong?
L = 104 cm maksimum dan menghasilkan perbesaran
40 kali. Berapa jarak titik dekat mata orang
106. Sebuah teropong bumi panjangnya tersebut?
262 cm jarak fokus lensa objektif, lensa S d = 18 cm
pembalik dan lensa okulernya berturut-turut
240 cm, 4 cm dan 9 cm digunakan untuk 114. Sebuah teropong bumi panjangnya
mengamati sebuah objek oleh seorang 110 cm, jarak fokus lensa objektifnya 80 cm
dengan berakomodasi maksimum. Berapa dan jarak fokus lensa pembaliknya 5 cm.
jarak titik dekat mata orang tersebut? Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
S d = 18 cm 30 cm, berapa jarak fokus lensa okulernya?
f ok = 15 cm

Alat Optik 311


115. Sebuah teropong bumi panjangnya Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
324 cm jarak fokus lensa objektif, lensa 24 cm, berapa jarak fokus lensa
pembalik dan lensa okulernya berturut-turut objektifnya?
300 cm, 5 cm dan 6 cm digunakan untuk f ob = 64 cm
mengamati sebuah objek oleh seorang 123. Sebuah teropong bumi panjangnya
dengan berakomodasi maksimum. Berapa 124 cm, jarak fokus lensa okulernya 16 cm
jarak titik dekat mata orang tersebut? dan jarak fokus lensa pembaliknya 4 cm.
S d = 12 cm Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
116. Sebuah teropong bumi panjangnya 48 cm, berapa jarak fokus lensa
115 cm, jarak fokus lensa objektifnya 90 cm objektifnya?
dan jarak fokus lensa pembaliknya 4 cm. f ob = 96 cm
Jika pengamatannya dilakukan pada jarak 124. Sebuah teropong bumi panjangnya
36 cm. Berapa perbesaran yang diperoleh? 90,4 cm, jarak fokus lensa okulernya 8 cm
γ = 10 kali dan jarak fokus lensa pembaliknya 5 cm.
117. Sebuah teropong bumi panjangnya Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
86 cm, jarak fokus lensa objektifnya 60 cm 32 cm, berapa jarak fokus lensa
dan jarak fokus lensa pembaliknya 5 cm. objektifnya?
Jika pengamatannya dilakukan pada jarak f ob = 64 cm
24 cm. Berapa perbesaran yang diperoleh? 125. Sebuah teropong bumi panjangnya
γ = 10 kali 133 cm, jarak fokus lensa okulernya 12 cm
118. Sebuah teropong bumi panjangnya dan jarak fokus lensa objektifnya 108 cm.
95 cm, jarak fokus lensa objektifnya Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
67,5 cm dan jarak fokus lensa pembaliknya 36 cm, berapa jarak fokus lensa
5 cm. Jika pengamatannya dilakukan pada pembaliknya?
jarak 45 cm. Berapa perbesaran yang f p = 4 cm
diperoleh? 126. Sebuah teropong bumi panjangnya
γ = 9 kali 102,5 cm, jarak fokus lensa okulernya
119. Sebuah teropong bumi, jarak fokus 10 cm dan jarak fokus lensa objektifnya
lensa objektif, pembalik dan okulernya 75 cm. Jika pengamatannya dilakukan pada
berturut-turut 81 cm, 6 cm dan 12 cm jarak 30 cm, berapa jarak fokus lensa
digunakan oleh orang yang mempunyai pembaliknya?
f p = 5 cm
jarak titik dekat 36 cm. Berapa perbesaran
maksimum yang diperoleh? 127. Sebuah teropong bumi panjangnya
γ max = 9 kali 90 cm, jarak fokus lensa okulernya 9 cm
120. Sebuah teropong bumi, jarak fokus dan jarak fokus lensa objektifnya 60 cm.
lensa objektif, pembalik dan okulernya Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
berturut-turut 80 cm, 5 cm dan 15 cm 18 cm, berapa jarak fokus lensa
digunakan oleh orang yang mempunyai pembaliknya?
f p = 6 cm
jarak titik dekat 30 cm. Berapa perbesaran
maksimum yang diperoleh? 128. Sebuah teropong bumi panjangnya
γ max = 8 kali 92,8 cm, jarak fokus lensa okulernya 6 cm.
121. Sebuah teropong bumi, jarak fokus Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
lensa objektif, pembalik dan okulernya 24 cm, perbesaran sudut yang diperoleh
berturut-turut 81 cm, 6 cm dan 12 cm 15 kali. Berapa jarak fokus lensa
digunakan oleh orang yang mempunyai pembaliknya?
f p = 4 cm
jarak titik dekat 36 cm. Berapa perbesaran
maksimum yang diperoleh? 129. Sebuah teropong bumi panjangnya
γ max = 9 kali 98 cm, jarak fokus lensa okulernya 8 cm.
122. Sebuah teropong bumi panjangnya Jika pengamatannya dilakukan pada jarak
88 cm, jarak fokus lensa okulernya 12 cm 24 cm, perbesaran sudut yang diperoleh
dan jarak fokus lensa pembaliknya 4 cm. 12 kali. Berapa jarak fokus lensa
pembaliknya?
312 Alat Optik
f p = 5 cm γ = –7 kali
130. Sebuah teropong bumi panjangnya 138. Sebuah teropong panggung panjangnya
96 cm, jarak fokus lensa okulernya 10 cm. 70 cm, jarak fokus lensa objektifnya 80.
Jika pengamatannya dilakukan pada jarak Pengamatan yang dilakukan berakomodasi
40 cm, perbesaran sudut yang diperoleh pada jarak 35 cm. Berapa perbesaran yang
8 kali. Berapa jarak fokus lensa diperoleh?
pembaliknya? γ = –8 kali
f p = 6 cm
139. Sebuah teropong panggung panjangnya
Teropong Panggung 63 cm, jarak fokus lensa objektifnya 72.
131. Sebuah teropong panggung jarak fokus Pengamatan yang dilakukan berakomodasi
lensa objektif dan okulernya berturut-turut pada jarak 36 cm. Berapa perbesaran yang
62,5 cm dan –6,25 cm dipakai oleh orang diperoleh?
bermata normal dengan berakomodasi γ = –8 kali
maksimum. Berapa jarak kedua lensa? 140. Sebuah teropong panggung panjangnya
L = 57,5 cm 54 cm, jarak fokus lensa objektifnya 60.
132. Sebuah teropong panggung jarak fokus Pengamatan yang dilakukan berakomodasi
lensa objektif dan okulernya berturut-turut pada jarak 30 cm. Berapa perbesaran yang
60 cm dan –10 cm dipakai oleh orang yang diperoleh?
titik dekatnya 15 cm dengan berakomodasi γ = –10 kali
maksimum. Berapa jarak kedua lensa? 141. Sebuah teropong panggung jarak fokus
L = 54 cm lensa objektif dan okulernya berturut-turut
133. Sebuah teropong panggung jarak fokus 50 cm dan –4 cm dipakai oleh mata normal
lensa objektif dan okulernya berturut-turut dengan berakomodasi maksimum. Berapa
72 cm dan –8 cm dipakai oleh orang yang perbesaran yang diperoleh?
titik dekatnya 24 cm dengan berakomodasi γ max = –14,5 kali
maksimum. Berapa jarak kedua lensa? 142. Sebuah teropong panggung jarak fokus
L = 66 cm lensa objektif dan okulernya berturut-turut
134. Sebuah teropong panggung panjangnya 84 cm dan –8 cm dipakai oleh orang yang
64,8 cm, jarak fokus lensa objektifnya 72. titik dekatnya 24 cm dengan berakomodasi
Pengamatan yang dilakukan berakomodasi maksimum. Berapa perbesaran yang
pada jarak 36 cm. Berapa jarak fokus lensa diperoleh?
okulernya? γ max = –14 kali
f ok = –9 cm 143. Sebuah teropong panggung jarak fokus
135. Sebuah teropong panggung panjangnya lensa objektif dan okulernya berturut-turut
40,5 cm, jarak fokus lensa objektifnya 45. 90 cm dan –9 cm dipakai oleh orang yang
Pengamatan yang dilakukan berakomodasi titik dekatnya 18 cm dengan berakomodasi
pada jarak 36 cm. Berapa jarak fokus lensa maksimum. Berapa perbesaran yang
okulernya? diperoleh?
f ok = –4 cm γ max = –15 kali
136. Sebuah teropong panggung panjangnya 144. Sebuah teropong panggung,
38,4 cm, jarak fokus lensa objektifnya 48. menghasilkan perbesaran maksimum –
Pengamatan yang dilakukan berakomodasi 12,5 kali dan minimum –10 kali. Jika jarak
pada jarak 48 cm. Berapa jarak fokus lensa titik dekat 40 cm dan titik jauh 200 cm,
okulernya? berapa jarak fokus lensa okulernya?
f ok = –12 cm f ok = –8 cm
137. Sebuah teropong panggung jarak fokus 145. Sebuah teropong panggung,
lensa objektif dan okulernya berturut-turut menghasilkan perbesaran maksimum –
84 cm dan –8 cm digunakan untuk 10,5 kali dan minimum –7,5 kali. Jika jarak
mengamati sebuah objek oleh seorang yang titik dekat 25 cm dan titik jauh ∞, berapa
berakomodasi pada jarak 24 cm. Berapa jarak fokus lensa okulernya?
perbesaran yang diperoleh? f ok = –10 cm

Alat Optik 313


146. Sebuah teropong panggung,
menghasilkan perbesaran maksimum –
13,2 kali dan minimum –10 kali. Jika jarak
titik dekat 25 cm dan titik jauh ∞, berapa
jarak fokus lensa okulernya?
f ok = –8 cm
147. Sebuah teropong panggung,
menghasilkan perbesaran maksimum –
6,6 kali dan minimum –5 kali. Jika jarak
titik dekat 25 cm dan titik jauh ∞, berapa
jarak fokus lensa objektifnya?
f ob = 40 cm
148. Sebuah teropong panggung,
menghasilkan perbesaran maksimum –
7,4 kali dan minimum –5 kali. Jika jarak
titik dekat 25 cm dan titik jauh ∞, berapa
jarak fokus lensa objektifnya?
f ob = 60 cm
149. Sebuah teropong panggung,
menghasilkan perbesaran maksimum –
12,5 kali dan minimum –8 kali. Jika jarak
titik dekat 24 cm dan titik jauh 300 cm,
berapa jarak fokus lensa objektifnya?
f ob = 100 cm
150. Sebuah teropong panggung jarak fokus
lensa objektif dan okulernya berturut-turut
70 cm dan –6 cm digunakan untuk
mengamati sebuah objek oleh seorang yang
berakomodasi pada jarak 42 cm. Berapa
perbesaran yang diperoleh?
γ = –10 kali
151. Sebuah teropong panggung jarak fokus
lensa objektif dan okulernya berturut-turut
84 cm dan –8 cm digunakan untuk
mengamati sebuah objek oleh seorang yang
berakomodasi pada jarak 24 cm. Berapa
jarak kedua lensa harus dipisahkan?
L = 72 cm

314 Alat Optik


7. Pernyataan tentang cacat mata berikut ini
Soal UNAS
yang benar adalah.....
Mata A. rabun jauh dapat dinormalkan dengan
1. Seorang penderita presbiop, titik dekatnya memakai kacamata biconvek
ada pada jarak 50 cm, hendak membaca B. rabun dekat dapat dinormalkan dengan
buku yang diletakkan pada jarak 25 cm, memakai kacamata positif
maka ia memerlukan kacamata C. rabun jauh dapat dinormalkan dengan
berkekuatan..... memakai kacamata positif
D. rabun dekat dapat dinormalkan dengan
A. – 2 dioptri B. – 12 dioptri
memakai kacamata negatif
C. + 12 dioptri D. + 2 dioptri E. rabun jauh sebaiknya menggunakan
kacamata jenis silindrik
E. + 4 dioptri
8. Seorang kakek dapat membaca bila objek
2. Seorang presbiopi mempunyai titik dekat
ditempatkan pada jarak 50 cm di depan
0,5 m ingin membaca surat kabar pada jarak
matanya. Ia akan membaca normal bila
25 cm. Ukuran kacamata yang harus
memakai kacamata yang ukurannya.....
dipakainya ialah.....
A. 6 dioptri B. 2,5 dioptri
A. 0,06 dioptri B. 0,02 dioptri
C. 2 dioptri D. 1,5 dioptri
C. 1,96 dioptri D. 2,00 dioptri
E. 0,6 dioptri
E. 2,04 dioptri
9. Seorang ibu hanya dapat membaca buku
3. Seorang penderita presbiop titik dekatnya
dengan jelas jika buku itu berada 50 cm di
ada pada jarak 50 cm, hendak membaca
depan matanya. Agar ia dapat membaca
buku yang diletakkan pada jarak 25 cm,
buku pada jarak baca normal (25 cm), maka
maka ia memerlukan kacamata
jarak fokus dan jenis lensa kacamata yang
berkekuatan.....
harus dipakainya adalah.....
A. +4 dioptri B. + 2 dioptri
1
A. 50 cm, lensa positif
C. + 2 dioptri D. – 12 dioptri B. 50 cm, lensa negatif
E. – 2 dioptri C. 25 cm, lensa positif
4. Seorang penderita presbiopi dengan titik D. 20 cm, lensa negatif
dekat 40 cm ingin membaca pada jarak E. 20 cm, lensa positif
normal dengan mata berakomodasi penuh. 10. Seorang penderita rabun dekat dengan titik
Kacamata yang dipakai harus mempunyai dekat 50 cm ingin membaca pada jarak baca
ukuran.... normal. Jenis lensa kacamata yang harus
A. –0,5 dioptri B. –1,5 dioptri digunakan dan jarak fokusnya adalah....
C. 0,5 dioptri D. 1,5 dioptri A. cembung dengan fokus 50 cm
E. 1,75 dioptri B. cekung dengan fokus 33,3 cm
5. Seorang penderita cacat mata miop C. rangkap dengan fokus 25 cm
mempunyai titik jauh 4 m. Supaya dapat D. cembung dengan fokus 33,3 cm
melihat benda di jauh tak berhingga seperti E. cekung dengan fokus 50 cm
orang-orang bermata normal, ia harus 11. Bila titik dekat seseorang 2 meter, kuat
menggunakan kacamata dengan ukuran.... kacamata yang diperlukan adalah....
A. –0,25 dioptri B. +0,25 dioptri A. 0,25 dioptri B. 0,5 dioptri
C. –0,40 dioptri D. –0,75 dioptri C. 1,5 dioptri D 2,0 dioptri
E. +0,75 dioptri E. 3,5 dioptri
6. Seseorang yang miopi titik dekatnya 20 cm 12. Mata dapat melihat sebuah benda apabila
sedang titik jauhnya 50 cm. Agar ia dapat terbentuk bayangan...
melihat jelas benda yang jauh, ia harus A. sejati, tegak di retina
memakai kacamata yang kekuatannya... B. sejati, terbalik di retina
A. –0,5 dioptri B. –0,2 dioptri C. maya, tegak di retina
C. –2,0 dioptri D. –5,0 dioptri D. maya, terbalik di retina
E. +2,0 dioptri E. maya, tegak di lensa mata

Alat Optik 315


13. Titik dekat mata seorang siswa terletak pada (3) 25 cm (4) 2 m
jarak 120 cm di depan mata. Untuk melihat 20. Sebuah lup mempunyai jarak fokus 5 cm
dengan jelas suatu benda yang berjarak dipakai melihat sebuah benda kecil yang
30 cm di depan mata kekuatan lensa kaca berjarak 5 cm dari loupe. Perbesaran
mata yang harus dipakai berdaya (dalam anguler loupe adalah....
dioptri).... 25
A. –5 B. –4,16 C. –2,5 A. 2 kali B. 4 kali C. kali
D. 2,5 E. 4,16 6
25
14. Seseorang yang menderita cacat mata rabun D. 5 kali E. kali
dekat mempunyai titik dekat 50 cm agar 4
dapat melihat normal harus memakai 21. Seorang siswa berpenglihatan normal (jarak
kacamata 2 dioptri baca minimumnya 25 cm) mengamati benda
sebab kecil melalui lup dengan berakomodasi
bagi orang yang menderita mata rabun dekat maksimum. Jika benda itu 10 cm di depan
makin besar kekuatan lensa kacamata, lup, maka:
makin besar pula jarak titik api lensa itu (1) jarak fokus lensa lup adalah 16 32 cm
15. Seorang berpenglihatan dekat dengan titik (2) kekuatan lensa lup adalah 6 dioptri
jauh 50 cm dari matanya membutuhkan (3) perbesaran bayangan yang terjadi 2,5
kacamata berlensa negatif dengan jarak kali
fokus 50 cm (4) perbesaran bayangan menjadi 2 kali
sebab dibandingkan dengan penglihatan tanpa
mata dapat melihat benda-benda jauh berakomodasi
dengan jelas bila bayangannya terbentuk
pada retina. Mikroskop

16. Seorang miop tidak dapat melihat benda 22. Silakan mengamati gambar di bawah ini!
jauh dengan tajam
sebab
bayangan dari benda jauh yang dibentuk
oleh lensa mata miop jatuh di belakang
retina.
Lup
Jika jarak bayangan yang dibentuk lensa
17. Dengan menggunakan lup, maka benda okuler 20 cm untuk mata tak berakomodasi
yang dilihat akan tampak.... dan jarak fokus lensa okuler 5 cm, maka
A. nyata dan terbalik panjang mikroskop tersebut adalah….
B. lebih besar dan tegak A. 15 cm C. 20 cm E. 25 cm
C. lebih besar dan nyata B. 30 cm D. 35 cm
D. maya, terbalik dan diperbesar
E. lebih besar dan terbalik 23. Seorang dengan mata normal (Sn = 25
cm) menggunakan mikroskop dengan data
18. Sebuah lensa berjarak fokus 4 cm seperti pada gambar.
digunakan sebagai lup. Agar mata melihat
tanpa berakomodasi, maka letak benda
tersebut dari lup adalah.....
A. 2 cm B. 3 cm C. 4 cm
D. 6 cm E. 8 cm
19. Seorang yang bermata terang dekat dengan Perbesaran mikroskop adalah ….
titik jauh 2 meter hendak membaca dengan A. 25 C. 30 E. 40
menggunakan lup. Jarak fokus lup adalah B. 46 D. 50
12,5 cm dan orang tersebut membaca
dengan tidak berakomodasi. Maka letak 24. Amatilah diagram pembentukan bayangan
bayangan tulisan terhadap lup adalah: oleh mikroskop di bawah ini:
(1) tak terhingga (2) 12,5 cm
316 Alat Optik
Sebuah benda diletakkan di bawah objektif
pada jarak 2,2 cm. Panjang mikroskop 24,5
cm dan pengamat dilakukan tanpa
akomodasi. Jika pengamat bermata normal,
Jika berkas yang keluar dari lensa okuler maka perbesaran total mikroskop bernilai
merupakan berkas sejajar, berarti jarak …
antara lensa objektif dan okuler adalah.... A. 100 kali C. 75 kali E. 50 kali
A. 8 cm B. 17 cm E. 22 cm B. 25 kali D. 20 kali
D. 30 cm E. 39 cm 28. Seorang siswa (Sn = 30 cm) melakukan
25. Seorang berpenglihatan normal melakukan percobaan menggunakan mikroskop dengan
pengamatan menggunakan mikroskop data seperti diagram berikut.
dengan objek berada 2,2 cm didepan lensa
objektif berjarak titik fokus 2 cm.

Perbesaran mikroskop adalah ….


A. 30 kali C. 35 kali E. 40 kali
B. 45 kali D. 50 kali
29. Mikroskop sederhana terdiri dari lensa
objektif dengan jarak fokus 0,8 cm dan
okuler dengan jarak fokus 2,5 cm.
Bayangan nyata dari objektif berada 16 cm
dari objektif. Bila mata normal (dengan
Jika fokus lensa okuler berjarak 5 cm maka
jarak baca 25 cm) mengamati benda
panjang mikroskop adalah .…
tersebut, perbesaran total mikroskop.....
A. 7 cm C. 22 cm E. 24 cm
A. 100 kali B. 110 kali C. 190 kali
B. 27 cm D. 29,2 cm
D. 195 kali E. 209 kali
26. Sebuah mikroskop digunakan untuk
30. Sebuah mikroskop jarak fokus okulernya
mengamati sebuah preparat oleh seseorang
2,5 cm dan jarak fokus objektifnya 0,9 cm,
yang bermata normal dengan mata
digunakan oleh orang bermata normal (S td =
berakomodasi. Diperoleh perbesaran
S n = 25 cm, S tj = ∞) tanpa berakomodasi
objektif 20 kali dan perbesaran sudut
dan ternyata perbesarannya 90 kali. Berarti
maksimumnya 220 kali. Jarak fokus lensa
jarak objek terhadap objektif adalah....
okuler mikroskop itu adalah . . . .
A. 1,0 cm B. 1,2 cm C. 1,5 cm
A. 2,5 cm C. 5 cm E. 7,5 cm
D. 2,0 cm E. 2,5 cm
B. 9 cm D. 10 cm
31. Kuat lensa objektif dan okuler sebuah
27. Sebuah mikroskop memiliki jarak titik api
mikroskop masing-masing 100 dioptri dan
objektif 2,0 cm.
20 dioptri. Jika perbesaran lensa objektif
Mata 10 kali dan mata mengamati dengan
+ akomodasi maksimum, maka perbesaran
+
mikroskop adalah...
A. 6 kali B. 10 kali C. 16 kali
D. 60 kali E. 600 kali
fob fok
32. Lensa objektif dan lensa okuler sebuah
mikroskop masing-masing jarak fokusnya
10 mm dan 2,5 cm. Apabila sebuah benda
ditempatkan 12 mm di depan lensa objektif,
objekti okuler
perbesaran mikroskop untuk mata tak
berakomodasi adalah.....
Alat Optik 317
A. 6 kali B. 10 kali C. 50 kali Teropong
D. 60 kali E. 100 kali 39. Teropong bintang dengan perbesaran
33. Jarak fokus lensa objektif dan lensa okuler anguler 10 kali. Bila jarak titik api
sebuah mikroskop masing-masing 2 cm dan objektifnya 50 cm, maka panjang teropong
5 cm, digunakan untuk mengamati benda adalah.....
kecil yang terletak 2,5 cm dari lensa A. 5 cm B. 35 cm C. 45 cm
objektif. Jika pengamat bermata normal D. 50 cm E. 55 cm
berakomodasi maksimum, maka perbesaran 40. Sebuah teleskop diarahkan pada suatu
yang dihasilkan mikroskop adalah... bintang. Oleh lensa objektif akan dibentuk
A. 20 kali B. 24 kali C. 25 kali bayangan yang...
D. 50 kali E. 54 kali A. maya, tegak, terletak di titik fokus
34. Sebuah benda diletakkan 1,2 cm di depan objektif
lensa objektif sebuah mikroskop. Jika f ob = B. maya, terbalik, terletak di titik fokus
1 cm, f ok = 10 cm dan jarak kedua lensa objektif
= 15 cm, maka perbesaran total mikroskop C. nyata, terbalik, terletak di titik fokus
adalah..... objektif
A. 10 kali B. 20 kali C. 30 kali D. nyata, tegak, terletak di titik fokus
D. 40 kali E. 50 kali objektif
35. Sebuah objek diamati dengan menggunakan E. maya, tegak, terletak di titik fokus
mikroskop oleh seseorang yang jarak okuler
bacanya 30 cm. Jika jarak fokus lensa 41. Sebuah teropong diarahkan ke bintang,
okulernya 6 cm, maka perbandingan menghasilkan perbesaran anguler 20 kali.
perbesaran total untuk pengamatan Jika jarak fokus lensa objektifnya 100 cm,
berakomodasi maksimum dengan maka jarak antara lensa objektif dan lensa
pengamatan tanpa berakomodasi adalah... okuler teropong tersebut adalah...
A. 1 : 5 B. 2 : 5 C. 5 : 2 A. 120 cm B. 105 cm C. 100 cm
D. 5 : 6 E. 6 : 5 D. 95 cm E. 80 cm
36. Sebuah mikroskop mempunyai lensa 42. Perbesaran sudut suatu teleskop dengan
objektif dengan jarak titik api 0,9 cm dan fokus okuler = 25 cm dan fokus objektif =
berjarak 13 cm dari okulernya yang berjarak 75 cm adalah...
titik api 5 cm. Perbesaran benda yang A. 3 kali B. 5,3 kali
terletak 1 cm dari objektifnya adalah... C. 18,75 kali D. 50 kali
A. 40 kali B. 45 kali C. 50 kali E. 100 kali
D. 55 kali E. 60 kali 43. Pernyataan di bawah ini menunjukkan jenis-
37. Dalam sebuah mikroskop, bayangan yang jenis lensa yang dipergunakan pada alat-alat
dibentuk oleh lensa objektif adalah... optik, mana yang benar?
A. nyata, tegak, diperbesar No Alat Lensa Lensa Kete-
B. nyata, tegak, diperkecil Optik Objektif Okuler rangan
C. nyata, terbalik, diperbesar (1) Mokroskop + + f ob < f ok
D. maya, tegak, diperbesar (2) Teropong + + f ob > f ok
E. maya, tegak, diperkecil Bintang
38. Objektif sebuah mikroskop berupa lensa (3) Teropong + –
cembung dengan jarak fokus f. Benda yang Sandiwara
diteliti dengan mikroskop itu harus (4) Teropong + + lensa pem-
ditempatkan di bawah mikroskop pada jarak Bumi balik +
yang.... 44. Sebuah teropong bintang panjang fokus
A. lebih kecil dari f lensa okulernya 2 cm dan panjang fokus
B. sama dengan f lensa objektifnya 16,2 m. Untuk mata tak
C. terletak antara f dan 2f berakomodasi, perbesaran anguler teropong
D . sama dengan 2f bintang ini adalah....
E. lebih besar dari 2f A. 805 kali B. 810 kali C. 812 kali
318 Alat Optik
D. 830 kali E. 845 kali
45. Perhatikan bayangan pada gambar teropong
di samping. Teropong diarahkan ke bintang
menghasilkan perbesaran 20 kali.

Jika jarak lensa objektif dengan lensa okuler


(d) besarnya 11 kali jarak fokus lensa okuler
maka perbesaran yang dihasilkan teropong
untuk mata tidak berakomodasi adalah…
A. 10 kali C. 16 kali E. 21 kali
B. 30 kali D. 50 kali
Jika jarak fokus objektifnya 100 cm, maka Oftalmoskop
jarak kedua lensa adalah...
A. 120 cm C. 105 cm E. 100 cm 51. Oftalmoskop digunakan untuk....
B. 95 cm D. 80 cm A. mengoperasi retina mata
B. memeriksa retina mata
46. Sebuah teleskop astronomi memiliki jarak C. mengobati retina mata
fokus objektifnya 24 cm, jarak antara fokus D. membetulkan letak retina mata
lensa objektif dan okulernya 28 cm, maka E. mengukur kepekaan retina mata
perbesaran teleskop tersebut adalah ....
A. 4 kali C. 5 kali E. 6 kali
B. 8 kali D. 10 kali
47. Sebuah teropong bintang memiliki lensa
objektif dengan jarak fokus 150 cm dan
lensa okuler dengan jarak fokus 10,0 cm.
Bagi mata berakomodasi maksimum,
perbesarannya adalah....
A. 15,0 kali B. 20,0 kali
C. 21,0 kali D. 33,0 kali
E. 35,0 kali
48. Lensa objektif sebuah teropong panggung
memiliki jarak fokus 150 cm dengan perbesaran
10 kali. Panjang teropong bila dipakai oleh mata
tak berakomodasi adalah ....
A. 175 cm C. 165 cm E. 135 cm
B. 130 cm D. 35 cm
49. Berikut ini adalah lukisan dari berkas
cahaya yang melalui sistem optik teropong
astronomi ketika mata tak berakomodasi.

Jika perbesaran minimum teropong tersebut


adalah 60 kali, berapakah panjang
teropong....
A. 120 cm C. 122 cm E. 124 cm
B. 126 cm D. 128 cm
50. Perhatikan gambar jalannya sinar pada
teropong berikut!

Alat Optik 319

Anda mungkin juga menyukai