Standart Kompetensi
O
Kompetensi Dasar L
F
Menemukan hubungan antara konsep torsi dan Sebuah gaya F memutar tongkat yang panjangnya L
momentum sudut, berdasarkan Hukum II Newton dengan sumbu putar di O. Besarnya momen gaya oleh
serta penerapannya dalam maslah benda tegar. gaya F dapat ditentukan dengan:
Indikator = F . d = F . L sin
dimana:
Memformulasikan pengaruh torsi pada sebuah = besarnya momen gaya (N.m)
d = panjang lengan momen(m)
benda pada gerak rotasi L = jarak antara titik tangkap gaya terhadap sumbu
Mengungkap analogi hukum II Newton pada putar (m)
gerak rotasi
Memformulasikan momen inersia untuk Jika pada benda bekerja beberapa gaya misalnya F 1,
F2 dan F3, maka resultan momen gaya terhadap
berbagai bentuk benda tegar sembarang titik pada benda tersebut sama dengan
Memformulasikan hukum kekekalan momentum jumlah aljabar momen gaya dari masing-masing gaya
sudut pada gerak rotasi terhadap titik itu.
Menganalisis masalah dinamika rotasi benda
tegar untuk berbagai keadaan R = 1 + 2 + 3
F
Momen kopel adalah perkalian antara salah satu M = M1 + M1 = - 20 Nm + 4 Nm. = -16 Nm.
gaya pembentuk kopel dengan jarak antara kedua Tanda negatif menyatakan atah putaran
gaya. berlawanan arah dengan putaran jarum jam
M=F.d
1. Sebuah silinder pejal dipasak pada poros 2. Tentukan besarnya momen gaya total pada roda
yang licin sempurna seperti gambar berikut berikut ini jika diketahui R1 = 10 cm dan R2 = 25
ini. Seutas tali dililitkan pada dinding luar cm.
silinder dan di tarik dengan gaya 5 N. Jika 10 N
diameter silinder 2 m, tentukan besar dan
arah momen gaya F! 12 N
R2
F=5 Dari gambar tampak arah R1
N momen gaya positif (searah
R putaran jarum jam). 8N
O
= F. 1
2 d = 5 N . 1m = 5 Nm 3. Sebuah pelat tipis mempunyai sisi-sisi berbentuk
bujur sangkar dengan panjang sisi 0,2 m. Sumbu
putar di O seperti gambar berikut ini. Tentukan
momen gaya terhadap titik O jika di ketahui F1 = 28
2. Tentukan besar momen gaya terhadap titik O N, F2 = 16 N dan F3 =18 N!
pada batang untuk gambar berikut ini!
40 N F1
37
O O
A
1,5 m F2
= F . d = F . L sin 45
= 40 N.1,5 m sin 37 F3
= 60 N.m . 0,6 = 36 N.m
4. Pada sebuah batang AB berkerja empat buah
3. Pada sebuah batang AB panjangnya 4 m gaya, yaitu F1 = 8 N, F2 = 12 N, F3 = 8 N dan F4
berkerja empat buah gaya, yaitu F1 = F2 = 10 =12 N seperti pada gambar berikut ini. Tentukan
N dan F3 = F4 = 4 N seperti pada gambar besar dan arah kopel pada batang AB!
berikut ini. Tentukan besar dan arah kopel
pada batang AB! F2 = 12 N
F1 = 8 N
F2 = 10 N 1m 1m B
F3 = 4 N
A 1m
A B
2m
F3 = 8 N
1m 1m F4 = 12 N
F1 = 10 N F4 = 4 N
B. MOMEN INERSIA
Gaya F1 dan F2 membentuk momen kopel
berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Momen inersia (momen kelembaman) merupakan
M1 = -F . d = -10 N. 2 m = - 20 Nm. ukuran kelembaman dari suatu benda atau partikel
yang sedang bergerak rotasi
Gaya F3 dan F4 membentuk momen kopel
searah dengan putaran jarum jam.
M2 = F . d = 4 N. 1 m = 4 Nm.
I= m .r
i
i i
2 2
= m1. r1 + m2 . r22 + m3 . r32 +
…. Bola berongga, poros melalui diameter
Momen inersia sebuah benda tegar dimana 2
partikelnya tersebar merata pada seluruh bagian R I= MR2
benda dapat dihitung dengan metode integral 3
untuk batas integral meliputi seluruh bagian
benda.
r
2
I= .dm
Bola pejal, poros seperti gambar
Jika momen inersia benda terhadap pusat massa R
Ipm di ketahui, maka momen inersia benda I= 7
MR2
5
terhadap sembarang sumbu yang paralel dengan
sumbu pusat massa dapat dihitung menggunakan
teori sumbu paralel.
Lempeng tipis, poros
2 melalui sumbu tegak lurus
I = Ipm + M.d
1
M = massa benda (kg) I= 12
M(a2 + b2)
d = jarak dari sumbu pusat massa terhadap sumbu
pusat massa (m) b a
C
Piringan atau silinder
0,5 m
pejal, poros melalui
R sumbu silinder 0,3 m
A
1 B
I= 2 MR2
A
Jika poros di A maka berdasarkan gambar
diperoleh rA = 0, rB = 0,4 m dan rC = 0,5 m.
I= m A .rA2 + mB .rB2 + mC .rC2 A1
2 2
= 0 + 2 kg . (0,4 m) + 3 kg . (0,5 m)
2
= 2 kg . 0,16 m + 3 kg . 0,25 m
2 6 kg
2 2
= 0,32 kg.m + 0,75 kg.m
2
= 1,07 kg.m
6 kg
4 kg
2. Momen inersia sebuah bola pejal terhadap titik R O
pusat massanya I pm 52 MR 2 . Dengan
2 kg
menggunakan teori sumbu paralel tentukan
momen inersia bola pejal terhadap garis A
singgungnya!
at Sebuah partikel
bermassa m melakukan
r gerak rotasi dengan
d O m jari-jari r. Gaya F
2 memberikan
I = Ipm + Md
percepatan tangensial.
= 2
5 MR 2 MR 2 = 7
5 MR 2
Pada gerak translasi diketahui bahwa impuls sama Menurut hukum kekekalan momentumsudut:
dengan perubahan momentum. L1 = L2 I1.1 = I2.2
I1 4kg.m 2
F.dt = dp 2 . 1 = .1,8 put / s = 6 put/s
dp d (m.v) d (mR) I2 1,2kg.m 2
F= = =
dt dt dt
Uji Kompetensi 4
d (mR)
(F = ), jika ruas kiri & kanan di kalikan
dt
R, maka : 1. Sebuah komedi putar berdiameter 4 m dengan
2
momen inersia 120 kg.m berputar dengan
d (mR ) 2
kelajuan sudut 0,5 putaran persekon. Empat orang
R.F =
dt anak masing-masing bermassa 25 kg tin-tiba
dL melompat dan duduk di tepi komedi putar.
= Tentukan kecepatan sudut komedi putar setelah
dt keempat anak melompat.
2. Seorang penari balet dapat berputar dengan
Persamaan di atas merupakan pernyataan hukum
kelajuan sudut 1,5 rps saat tangannya terentang.
II Newton untuk gerak rotasi 2
Momen inersia saat tangan terentang 5 kg.m .
Kemudian penari balet melekatkan kedua tangan
pada tubuhnya. Sete lah tangan dilekatkan pada
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT tubuhnya kelajuan sudup penari menjadi 4,5 rps.
Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan: Berpakah momen inersia penari balet setelah
Jika tidak ada resultan momen gaya luar yang merapatkan tangan pada tubuhnya?
berkerja pada suatu benda ( = 0), maka 3. Piringan sebelah bawah pada gambar (a)
momentum sudut benda adalah tetap. mempunyai massa 440 g, jari-jari 3,5 cm dan
dL berotasi dengan o = 180 rpm terhadap as yang
= = 0 maka L adalah tetap.
dt licin sempurna dan jari-jarinya dapat di abaikan.
Pada mulanya piringan se belah atas yang
L1 = L2
massanya 270 gram dan jari-jarinya 2,3 cm tidak
I1.1 = I2.2 berotasi, tetapi kemudian jatuh bebas di atas
piringan di bawahnya dan akibat gesekan kedua
Beberapa penerapan hukum kekekalan nya bergerak dengan kecepatan sudut yang sama
momentum sudut antara lain pada penari balet, seperti gambar (b). Berapakah kecepatan sudut ?
pelompat indah dan kursi putar.
I2
Contoh Soal o
L = m. v . R = 6 kg . 4 m/s . 2 m.
2 E. GERAK MENGGELINDING
= 48 kg.m /s
Benda berotasi akibat gaya gesekan, maka 1. Sebuah gerinda homogen massanya 0,9 kg dan jari-
untuk gerak rotasi berlaku : jarinya 8 cm, mula-mula berputar dengan kecepatan
sudut 1400 rpm. Karena pengaruh gaya gesekan
= I. akhirnya gerinda berhenti dalam waktu 35 sekon.
a Tentukan :
fg .R = I.
R a. Berapakah usaha yang dilakukan gaya gesek
untuk menghentikan gerinda?
f g .R 2 b. Berapakah sudut yang ditempu gerinda sebelum
a
I berhenti?
2
a = percepatan linier (m/s ) Dari data soal:
fg = gaya gesekan (N) 1400 x 2
o = 1400 rpm = rad / s = 146,6 rad/s
R = jari-jari benda (m) 60
2
I = momen inersia (kg.m )
Momen inersia gerinda:
ENERGI GERAK MENGGELINDING
I 12 MR 2 12 (0,9)(0,08) 2 2,88x10 3 kg.m2
Benda yang mengalami gerak menggelinding
memiliki energi kinetik translasi dan energi kinetik
rotasi. Energi kinetik rotasi awal:
1 EK ROT 12 I 02 12 .2,88x10 3.(146,6) 2 30,95 J
EKtrans = .m.v 2
2
1 Energi kineti rotasi akhir:
EKrot = I.2 EK ROT 12 I 02 0
2
Sehingga energi gerak menggelinding adalah :
EKtot = EK rot + EK trans Usaha yang dilakukan oleh gaya gesek adalah:
W = . = ∆EKrot = 0 – 30,95 J = - 30,95 J
= 12 . I.2 + 12 m.v2
Perlambatan sudut oleh gaya gesek:
EKtot = energi total gerak menggelinding t = 0 + t
EKrot = energi rotasi (J) t 0 0 146,6rad / s
EKtrans = energi translasi (J) 4,19rad / s 2
m = massa benda (kg) t 35s
I = momen inersia (kg.m )
2 Sudut yang ditempuh gerinda dalam waktu 35 sekon:
v = kecepatan linier (m/s) t2 02 2
= kecepatan sudut (rad/s)
t2 02 0 (146,6) 2
2565,5rad.
HUKUM KEKEKALAN ENERGI MEKANIK PADA 2 2 x(4,19)
GERAK MENGGELINDING
Jika momen gaya luar sama dengan nol, maka pada
gerak rotasi berlaku hukum kekekalan energi 2. Sebuah bola berongga (I = 2
3 mR 2 ) massanya 800
mekanik : gram jari-jarinya 20 cm didorong dengan gaya
EM1 = EM2 mendatar 40 N seperti gambar berikut ini. Tentukan
EP1 + EKtran 1 + EKrot 1 = EP2 + EKtran 2 + EKrot 2 percepatan linier bola jika:
a. tidak ada gaya gesekan!
b. ada gaya gesekan.
USAHA GERAK ROTASI N
Usaha oleh benda yang bergerak rotasi untuk
merubah kecepatan sudutnya merupakan
perubahan energi kinetik rotasi.
W = . = ∆EKrot = EK2 - EK1 F
1 1
W = I. 22 - I. 12 fg
OR
2 2
W = usaha gerak rotasi (J) w
= momen gaya (Nm)
= sudut tempuh (rad) a. Jika tidak ada gaya gesek maka bola tergelincir,
EKrot = perubahan energi kinetik rotasi (J) artinya bola hanya melakukan gerk translasi.
EK1 = energi kinetic awal (J) F F f g 40 N
EK2 = energi kinetik akhir (J) a 50m / s
I = momen inersia (kg.m )
2 m m 0,8kg
1 = kecepatan sudut awal (rad/s)
2 = kecepatan sudut akhir (rad/s) b. Jika ada gaya gesek bola akan menggelinding,
artinya bola melakukan gerak translasi dan juga
gerak rotasi. Gaya yang menimbulkan momen
adalah gaya gesek.
a a 2. Bola pejal terletak pada puncak bidang miring
= fg.R = I. atau fg.R = I. atau fg = I. 2 o
dengan sudut kemiringan 30 . Roda dilepas dari
R R puncak bidang, sehingga bergerak menuruni bidang
Untuk gerak translasi berlaku: miring. Tentukan besarnya percepatan linier roda,
F – fg = m.a, maka : jika bidang miring :
a I a. licin sempurna
F = I. + m.a = ( 2 + m)a
R 2
R b. Kasar
3. Sebuah ban sepeda terpasang pada porosnya
F F 3F 2
dengan jari-jari 38 cm dan momen inersia 2,7 kg.m .
a= = 2
=
I 2
mR 5m Ban sepeda dalam keadaan bebas berputar.
m 2 m 3 2 Kemudian gaya luar diberikan untuk memutar ban di
R R bagian tepi dan tegak lurus dengan jarijari.
3.40 N 120 Berapakah besar gaya yang harus diberikan agar
= m / s 2 30m / s 2 ban sepeda dapat mencapai kelajuan sudut 690 rpm
5.0,8kg 4
setelah melakukan 30 putaran ?
4. Batang AB yang tampak pada gambar, bermassa
3. Sebuah bola pejal menggelinding menuruni
homogen dengan panjang 1,5 m dapat berputar
bidang miring seperti gambar berikut ini. Jika
dengan poros di titik A. Jika batang semula berada
bola pejal bermassa M dan jari-jarinya R,
posisi vertikal kemudian dilepas sehingga jatuh
tunjukkan bahwa kecepatan linier bola saat
dengan poros A tetap. Berapakan kecepatn sudut
berada di dasar bidang miring adalah
batang AB ketika tiba di lantai ?
v 10
7 gh !
B
h v
A
URAIAN
1. Sebuah roda pejal berjari-jari 20 cm bermassa 15
kg berotasi pada sumbunya. Roda mula-mula
diam, lalu mengalami percepatan 1 rad/s.
Hitunglah :
a. momentum sudutnya
b. energi kinetik rotasi pada detik ke 5
2. Sebuah roda pejal bermassa 2 kg berjari-jari 10
cm berada pada lantai kasar. Melalui sumbunya
roda didorong dengan gaya 15 N, sehingga roda
menggelinding. Hitunglah :
a. momen inersia bola
b. percepatan linier roda
c. percepatan anguler roda
c. kecepatan linier roda
d, kecepatan anguler roda
g. energi kinetik total gerak roda
3. Perhatikan sistem berikut :
T1
3 kg
licin T2
6 kg