Anda di halaman 1dari 15

6.Gaya Gerak Listrik (GGL) dan Tegangan Jepit.

Gaya gerak listrik adalah beda potensial antara ujung-ujung sumber tegangan pada saat tidak
mengalirkan arus listrik atau dalam rangkaian terbuka. GGL disimbolkan E.

Tegangan jepit adalah beda potensial antara ujung – ujung sumber tegangan saat mengalirkan
arus listrik atau dalam rangkaian tertutup. Tegangab Jepit disimbolkan V.

Untuk mengetahui Hubungan GGL dan Tegangan Jepit, perhatikan rangkaian di bawah.

Kuat Arus yang mengalir dapat dicari melalui persamaan

Tegangan Jepit Vpq dapat dicari dengan persamaan

I = Kuat arus ( A )
E = ggl ( volt )
R = hambatan luar ( Ω )
r = hambatan dalam ( Ω )
Vpq = tegangan jepit ( volt )

Dengan menstubtitusi kedua persamaan tersebut,


E = I . ( R + r)
Vpq
E = -------- ( R + r )
R
Vpq
E = Vpq + -------- . r
R
Sehingga diperoleh hubungan GGL dan Tegangan jepit dalam suatu rangkaian tertutup sebagai
berikut

Contoh Soal.

Tiga buah elemen yang dirangkai seri masing – masing memiliki GGL 4 V dan hambatan dalam
0,2 Ω, dirangkai dengan hambatan luar seperti gambar

Tentukan :

 Hambatan luar
 Kuat arus total ( I )
 Kuat arus I₁ dan I₂
 Tegangan Vab, Vbc
 Tegangan jepit
Penyelesaian
Hambatan Luar ( R)
1/R₆₄ = 1/R₆ + 1/R₄
1/R₆₄ = 1/6 + 1/4 = 2/12 + 3/12 = 5/12
R₆₄ = 12/5 = 2,4

Rₜₒₜ = R₃ + R₆₄ = 3 + 2,4 = 5,4

Kuat Arus Total ( I)


nE
I = ---------------
R + nr

3.4
I = ---------------
5,4 + 3.0,2
12
I = ---------------
5,4 + 0,6

I =12/6 = 2

Kuat arus I₁ dan I₂


I₁ : I₂ = 1/R₆ : 1/R₄

I₁ : I₂ = 1/6 : 1/4
-------------------------------- x 12
I₁ : I₂ = 2 : 3
I₁ = 2/5 x 2 = 0,8
I₂ = 3/5 x 2 = 1,2

Tegangan Vab dan Vbc


Vab = I x R₃ = 2 x 3 = 6
Vbc = I₁ x R₆ = 0,8 x 6 = 4,8
Atau
Vbc = I₂ x R₄ = 1,2 x 4 = 4,8

Tegagan Jepit
V = I. R = 2 x 5,4 = 10,8
Atau
V = Vab + Vbc = 6 + 4,8 = 10,8
Atau
nE = V + I.nr
3.4 = V + 2(3.0,2)
12 = V + 1,2
V = 12 - 1,2 = 10,8

Jadi pada rangkaian tersebut diperoleh :


Hambatan luar 5,4 Ω
Kuat arus total ( I ) = 2 A
Kuat arus I₁ dan I₂ masing masing 0,8 A dan 1,2 A.
Tegangan Vab 6 volt dan Vbc. 4,8 volt
Tegangan jepit 10,8 Volt
7.Gaya Gerak Listrik (GGL) Seri dan Paralel

Jika terdapat dua atau lebih dari dua sumber tegangan listrik (ggl) yang terangkai seperti pada
gambar di samping, ggl tersebut terangkai seri.
Sumber tegangan listrik (ε) pengganti adalah :
ε = ε1 + ε2 + εn
Hambatan dalam (r) pengganti adalah :
r = r1 + r2 + rn
Kuat arus listrik yang mengalir melewati hambatan luar (R) adalah :
I = ε / (r + R)
Contoh soal :
Misalkan dua baterai masing-masing gglnya bernilai 1,5 Volt dan nilai hambatan dalam masing-
masing baterai 0,1 Ω. Hambatan luar (R) = 10 Ω. Arah arus listrik searah putaran jarum jam.
Gunakan rumus sebelumnya :
ε = 1,5 + 1,5 = 3 Volt
r = 0,1 + 0,1 = 0,2 Ω
I = ε / (r + R) = 3 / (0,2 + 10)
I = 3 / 10,2
I = 0,294 Ampere
Gunakan hukum II Kirchhoff :
1,5 – 0,1 I + 1,5 – 0,1 I – 10 I = 0
3 – 0,2 I – 10 I = 0
3 – 10,2 I = 0
3 = 10,2 I
I = 3 / 10,2
I = 0,294 Ampere

J
ika terdapat dua atau lebih dari dua sumber tegangan listrik (ggl) yang terangkai seperti pada
gambar di samping, ggl tersebut terangkai paralel.
Sumber tegangan listrik (ε) pengganti adalah :
ε = ε1 = ε2 = εn
Hambatan dalam (r) pengganti adalah :
1/r = 1/r1 + 1/r2 + 1/rn
Kuat arus listrik yang mengalir melewati hambatan luar (R) adalah :
I = ε / (r + R)
Contoh soal :
Misalkan dua baterai masing-masing gglnya bernilai 1,5 Volt dan nilai hambatan dalam masing-
masing baterai 0,1 Ω. Hambatan luar (R) = 10 Ω.
Gunakan rumus sebelumnya :
ε = 1,5 Volt
1/r = 1/0,1 + 1/0,1 = 2 / 0,1
r = 0,1 / 2 = 0,05 Ω
I = ε / (r + R) = 1,5 / (0,05 + 10) = 1,5 / 10,05
I = 0,149 Ampere
Gunakan hukum Kirchhoff
Terapkan hukum I Kirchhoff :
I1 + I2 = I ………. Persamaan 1
Analisis loop aefca. Arah loop searah putaran jarum jam. Terapkan hukum II Kirchhoff :
ε2 – I1 r2 – I R = 0
1,5 – 0,1 I1 – 10 I = 0
– 0,1 I1 = 10 I – 1,5
I1 = (10 I – 1,5 ) / – 0,1
I1 = -100 I + 15 ………. Persamaan 2
Analisis loop befdb. Arah loop searah putaran jarum jam. Terapkan hukum II Kirchhoff :
ε1 – I2 r1 – I R = 0
1,5 – 0,1 I2 – 10 I = 0
– 0,1 I2 = 10 I – 1,5
I2 = (10 I – 1,5) / – 0,1
I2 = -100 I + 15 ………. Persamaan 3
Subtitusikan persamaan 2 dan 3 ke persamaan 1 :
I1 + I2 = I
-100 I + 15 – 100 I + 15 = I
– 200 I + 30 = I
30 = I + 200 I
30 = 201 I
I = 30 / 201
I = 0,149 Ampere
Eliminasikan persamaan 2 daan 3 :
I1 = -100 I + 15
I2 = -100 I + 15
——————– –
I1 – I2 = 0
I1 = I2 ………. Persamaan 4
Karena I1 + I2 = I, di mana I1 = I2 maka I1 = I2 = 1/2 I = 1/2 (0,149) = 0,0745 Ampere.

Hukum Kirchhoff

Hukum Kirchhoff adalah dua persamaan yang berhubungan dengan arus dan beda potensial
(umumnya dikenal dengan tegangan) dalam rangkaian listrik. Hukum ini pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff (1824-
1887) pada tahun 1845.

Contoh rangkaian sederhaa yang tidak dapat dianalisis dengan mengganti kombinasi resistor seri
atau paralel dengan resistansi ekivalen mereka. (Tipler, Physics for Scientist and Engineer 5th
Edition)

Tegangan jatuh pada dan tidaklah sama karena adanya ggl . Sehingga, rangkaian kedua
resistor ini tidaklah paralel juga bukanlah rangkaian seri, karena arus yang mengalir pada kedua
resistor tidaklah sama. Namun, ada hukum yang berlaku pada rangkaian yang memliki arus tetap
(tunak). Hukum ini adalah hukum Kirchhoff 1 dan 2.

Hukum Kirchhoff 1
Hukum Kirchhoff 1 dikenal sebagai hukum percabangan (junction rule), karena hukum ini
memenuhi kekekalan muatan. Hukum ini diperlukan untuk rangkaian yang multisimpal yang
mengandung titik-titik percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada keadaan tunak, tidak ada
akumulasi muatan listrik pada setiap titik dalam rangkaian. Dengan demikian, jumlah muatan
yang masuk di dalam setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan jumlah yang sama.

Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa:

“Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut”
Ilustrasi hukum Kirchhoff tentang titik percabangan. Arus I_1yang mengalir melalui titik
percabangan a akan sama dengan jumlah I_2+I_3 yang keluar dari tiik percabangan

Secara umum rumus hukum Kirchhoff 1 dapat dituliskan sebagai berikut:

Gambar 1.2 menunjukkan suatu titik percabangan dari 5 buah kawat yang dialiri arus
dan .

Dalam rentang waktu , muatan mengalir melalui titik percabangan dari arah kiri.
Dalam rentang waktu juga, muatan dan bergerak ke arah kanan
meninggalkan titik percabangan. Karena muatan tersebut bukan berasal dari titik percabangan
dan tidak juga menumpuk pada titik tersebut dalam keadaan tunak, maka muatan akan
terkonservasi di titik percabangan tersebut, yaitu:

Hukum Kirchhoff 2
Bunyi hukum Kirchhoff 2 adalah sebagai berikut:

“Pada setiap rangkaian tertutup, jumlah beda potensialnya harus sama dengan nol”

Hukum Kirchhoff 2 juga sering disebut sebagai hukum simpal (loop rule), karena pada
kenyataannya beda potensial diantara dua titik percabangan dalam satu rangkaian pada keadaan
tunak adalah konstan. Hukum ini merupakan bukti dari adanya hukum konservasi energi. Jika
kita memiliki suatu muatan Q pada sembarang titik dengan potensial V, dengan
demikian energi yang dimiliki oleh muatan tersebut adalah QV. Selanjutnya, jika muatan mulai
bergerak melintasi simpal tersebut, maka muatan yang kita miliki akan mendapatkan tambahan
energi atau kehilangan sebagian energinya saat melalu resistor baterai atau elemen lainnya.
Namun saat kebali ke titik awalnya, energinya akan kembali menjadi QV.
Sebagai contoh penggunaan hukum ini (Gambar 1.3), dua baterai yang berisi hambatan dalam
dan serta ada 3 hambatan luar. Kita akan bisa menenutukan arus dalam rangkaian tersebut
sebagai fungsi GGL dan hambatan.
Rangkaian berisi 2 buah baterai dan 3 resistor eksternal. Tanda plus minus pada resistor
digunakan untuk mengingatkan kita sisi mana pada setiap resistor yang berada pada potensial
lebih tinggi untuk arah arus yang diasumsikan.

Secara umum rumus hukum Kirchhoff 2 dapat dinyatakan sebagai berikut:

Contoh Soal Hukum Kirchhoff


Contoh Soal 1:
Perhatikan gambar rangkaian tertutup dibawah ini!

Apabila dan , maka kuat arus yang mangalir pada rangkaian


adalah …

Jawaban:

Kita terlebih dahulu tentukan arah arus dan arah loop, dalam hal ini kita akan menentukan arah
loop searah dengan arah jarum jam.
Dengan menerapkan hukum Kirchhoff 2, kita akan dapatkan nilai arus listrik sebagai berikut:

maka

Contoh Soal 2:

Pada rangkaian listrik di bawah ini diberikan diberikan dan . Jika saklar S
ditutup, tentukan besarnya daya pada !

Jawaban:

Kita tentukan arah loop sebagai berikut:

Kita akan menerapkan hukum Kirchhof 1, dimana:


Dan berdasarkan hukum yang kedua:

9.Alat Ukur Listrik

Ampere Meter
Besarnya listrik yang mengalir melalui sebuah kawat penghantar dapat diketahui melalui sebuah
alat. Untuk mengetahui besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah kawat penghantar
adalah Amperemeter. Pernyataan ini sekaligus menjawab pertanyaan yang menjadi sub judul di
atas, yaitu apa itu Amperemeter.
Amperemeter: alat ukur untuk mengetahui besarnya arus listrik yang mengalir pada suatu
kawat penghantar.

Alat ukur listrik tidak hanya amperemeter saja. Terdapat beberapa macam alat ukur listrik.
Simak macam-macam alat ukur listrik pada daftar di bawah.

Macam-macam alat ukur listrik:

1. Alat ukur kuat arus listrik: Amperemeter


2. Alat ukur beda potensial listrik: Voltmeter
3. Alat ukur kuat arus yang relatif lemah: Galvanometer
4. Alat ukur kuat hambatan: Ohm meter
Bila amperemeter menunjukkan skala 0,6 A maka nilai yang terukur pada voltmeter adalah….

A. 1,5 Volt
B. 3,4 Volt
C. 4,5 Volt
D. 6,2 Volt
Pembahasan
Diketahui :
Kuat arus listrik (I) = 0,6 Ampere
Resistor 1 (R1) = 3 Ohm
Resistor 2 (R2) = 4 Ohm
Resistor 3 (R3) = 8 Ohm
Ditanya : Tegangan listrik (V)
Jawab :
Terlebih dahulu hitung resistor pengganti :
R2 dan R3 terangkai paralel. Resistor pengganti adalah :
1/R23 = 1/R2 + 1/R3 = 1/4 + 1/8 = 2/8 + 1/8 = 3/8
R23 = 8/3
R1 dan R23 terangkai seri. Resistor pengganti adalah :
R = R1 + R23 = 3 + 8/3 = 9/3 + 8/3 = 17/3 Ohm
Tegangan listrik :
V = I R = (0,6 Ampere)(17/3 Ohm) = 10,2 / 3 = 3,4 Volt
Jawaban yang benar adalah B.

2.Voltmeter
EBTANAS-SMP-04-12
Pemasangan voltmeter dan amperemeter yang benar pada gambar di bawah ini ditunjukkan oleh
gambar nomor …
Pembahasan
Voltmeter (v) adalah alat ukur tegangan listrik atau beda potensial sedangkan amperemeter (A)
adalah alat ukur kuat arus listrik. Voltmeter berfungsi mengukur beda potensial antara dua titik
yang berbeda sehingga harus dipasang paralel seperti pada jawaban C, sedangkan amperemeter
berfungsi mengukur kuat arus listrik sehingga harus dipasang secara seri seperti pada gambar C.
Jawaban yang benar adalah C.

10.Energi dan Gaya Listrik


Rumus Energi Listrik

Rumus untuk mengetahui besar energi listrik yang digunakan adalah:

W=V.I.t

Keterangan:

W = Energi Listrik (J)

V = Tegangan Listrik atau beda potensial (Volt)

I = Kuat arus (A)

t = waktu (s)

Untuk lebih mudah memahami persamaan ini, biasanya di soal ditanyakan bermacam-macam,
bisa ditanya energi, tegangan, kuat arus, atau waktu, maka untuk memudahkan persamaannya,
terbentuklah rumus di atas ke dalam beberapa bentuk.

V = W ⁄ I . t (Jika yang ditanyakan adalah tegangan)

I = W ⁄ V . t (Jika yang ditanyakan adalah kuat arus listrik)

t = W ⁄ V . I (Jika yang ditanyakan adalah waktunya)

Dari hukum Ohm sebenarnya, bisa menurunkan rumus energi listrik. Hukum Ohm itu adalah:

V=I.R

Apabila persamaan ini nantinya disubtitusi ke rumus energi yang sebelumnya, sehingga nantinya
akan bisa menghasilkan:

W = (I . R) . I . t

Maka, akan mendapatkan rumus energi listrik yang kedua, menjadi:

W = I2 . R . t
Karena I2 = V2 / R2, maka akan mendapatkan rumus energi listrik yang ketiga, yaitu:

W = V2 / R2 . R . t

W = V2 / R . t

R = Hambatan listrik (Ohm)

Hubungan antara satuan-satuan energi listrik:

1 kWh = 1000 Watt hours

= 1000 Watt jam

= 1000 Watt. 3600 sekon

= 3.600.000 Watt sekon

= 3,6 x 106 Joule.

Jadi, 1 kWh itu setara dengan 3,6 x 106 Joule atau 1 Watt sekon = 1 Joule.

Satuan energi lainnya selain Joule, yaitu kalori. Sebab terkadang pada soal yang ditanyakan
bukan hanya satuan Joule, terkadang yang ditanyakan adalah satuan kalori. Nah, berikut ini
konversinya:

1 Joule = 0.24 kalori

1 kalori = 4.2 Joule

Jika masih belum bisa dimengerti simak penjelasan berikut!!

Rumus Menghitung Energi Listrik

W = V.I.T = I.R.I.T = V2/R. t

W = energi listrik (J)

V = tegangan (V)

I = kuat arus listrik (A)

t = waktu (s)

R = hambatan (ohm atau W)

Pengertian Energi Listrik

Sudah tahu kan, rumus dari energi listrik. Sekarang saatnya anda mengetahui pengertian dari
energi listrik, apa pengertian lengkapnya? Simak di bawah ini yuk.
Energi listrik merupakan suatu energi utama yang sangat dibutuhkan peranannya untuk peralatan
listrik atau pun energi yang disimpan di dalam arus listrik dengan satuan ampere (A) dan juga
tegangan listrik yang diukur dengan satuan volt (V), sementara itu ketentuan kebutuhan
konsumsi daya listrik disebut dengan satuan watt (W) untuk bisa menggerakkan motor, lampu
penerangan rumah dan jalan, memanaskan dan juga mendinginkan atau pun menggerakkan
kembali sebuah peralatan mekanik untuk bisa menghasilkan energy yang lain.

Pada dasarnya energi yang dihasilkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti air, minyak, batu
bara, panas bumi, matahari, angin hingga tenaga nuklir dan masih banyak yang lainnya yang
dapat menjadi bahan bakar dari sumber energi, energi yang didapat ini besarnya hingga beberapa
Joule sampai ribuan bahkan jutaan Joule.

Berdasarkan hal tersebut, maka energi hanya bisa diubah dari bentuk energi satu kepada yang
lainnya. Contohnya saja seperti sebuah energi listrik yang bisa berubah menjadi beberapa energi
lainnya, misalnya cahaya, gerak dan juga bunyi. Karena perlu diketahui jika perubahan energi ini
tidak hanya ada dalam satu wujud perubahannya saja, namun juga ke dalam beberapa bentuk lain
yang lebih beragam.

Contoh Soal

1.Diketahui sebuah solder listrik yang memiliki tegangan 110 volt dilalui arus hingga 2 ampere,
pertanyaannya adalah berapa energi kalor yang dihasilkan setelah solder tersebut dialiri selama
kurang lebih 20 menit.

Penyelesaian

Diketahui :

V = 110 volt

I = 2 ampere

t = 20 menit = 1200 s

Ditanya : W ?

Jawab :

W = V I t = 110 . 2 . 1200

= 264.000 J = 264 kJ

2.Jika ada sebuah lampu pijar yang memiliki hambatan kurang lebih sekitar 6 ohm dan kemudian
dialiri oleh arus yang besarnya hingga 1,5 ampere, selama 5 menit maka berapa energi listrik
yang dihasilkan?

Penyelesaian

Diketahui :
R=6Ω

I = 1,5 A

t = 5 menit = 300 s

Ditanya : W ?

Jawab :

W = I2 R t = 1,52 . 6 . 300

= 4.050 J = 4,05 kJ

Anda mungkin juga menyukai