Anda di halaman 1dari 6

Nama : Leny Latifaturohmah

Kelas : X IPA3
No. Absen : 19

Hukum – Hukum Dasar Kimia


Hukum dasar kimia adalah hukum yang menjelaskan tentang dasar – dasar
perhitungan kimia dalam aplikasi kimia, dikarenakan dalam setiap reaksi kimia yang kita
buat dan tentukan berdasarkan atas hukum – hukum dasar kimia. Berikut ini akan saya
jabarkan dan saya jelaskan mengenai hukum – hukum dasar kimia.

A. Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoiser)


Hukum kekelan massa ini pertama kali diamati dan dikemukakan oleh Antoine Laurent
Lavoiser pada tahun 1785 menemukan fakta bahwasanya pada reaksi kimia tidak terjadi
perubahan massa suatu zat, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama dan selalu
tetap.

Perubahan materi yang kita amati umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil
reaksi ada yang berupa gas (seperti pembakaran kertas) maka zat yang tertinggal menjadi
lebih kecil daripada massa semula dan begitu pula sebaliknya.

Untuk lebih jelasnya perhatikan table pengamatan dibawah ini reaksi antara besi dan sulfur
yang menghasilkan besi (II) sulfide

Massa Zat yang bereaksi ( gr) Massa Zat hasil Reaksi Besi (II)
Sulfida (gr)
Massa Besi Massa Sulfur

14 8 22

28 16 44

42 24 66

56 32 88

Dari percobaan diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya massa zat sebelum dan sesudah
reaksi adalah sama ini dinamakan dengan hukum kekelan massa (hukum lavoiser)

Contoh Soal :
Dalam wadah tertutup  4 gram logam Natrium dibakar dengan oksigen menghasilkan natrium
oksida, jika massa natrium oksida yang dihasilkan adalah 5,6 gram, berapakah massa oksigen
yang dibutuhkan ?

Pembahasan :
 mNa    = 4 gram
mNaO = 5,6 gram

berdasarkan hukum kekekalan massa  maka

Massa sebelum reaksi = Massa sesudah reaksi

mNa +mO2 = mNaO

mO2              = mNaO – mNa

= (5,6 – 4) gram

= 1,6 gram

B. Hukum Proust ( Hukum Perbandingan Tetap )


Hukum proust pertama kali dikemukakan oleh Joseph Louis Proust pada tahun 1799
menyatakan bahwa perbandingan massa unsur – unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu
dan tetap. Bagaimanakah dengan proses pembentukkan senyawa? Apakah perbandingan zat –
zat yang beraksi juga tetap? Perhatikan data pembentukan senyawa air dari gas hidrogen dan
oksigen pada tabel berikut.

Massa unsur – unsur pembentuk Massa senyawa air (gram)


(gram)

Massa Hidrogen Massa Oksigen

1,0 8,0 9

1,5 12 13,5

2,0 16 18,0

2,5 20 22,5

3,0 24 27,0

Dari data diatas di dapatkan rumus antara lain :

Massa B dalam AxBy   =  y x Ar B    x Masa AxBy

                                                         MrAxBy

% B dalam AxBy                    =          y x Ar B    x % AxBy

                                                                        MrAxBy

 % Zat dalam campuran    = Banyaknya zat                 x    100 %


                                                       Banyaknya Campuran

Contoh soal :
Pada reaksi antara logam magnesium sebanyak 10 gram dengan 6 gram oksigen sesuai
persamaan reaksi :

2 Mg (s) + O2 (g) ——– > 2 MgO (s)

Ternyata dari percobaan dihasilkan 15 gram magnesium oksida dan sisa logam magnesium
sebanyak 1 gram, berapakah massa oksigen dan massa Magnesium pada magnesium oksida ?
( Ar Mg = 24, Ar O = 16)

Pembahasan :
Dari persamaan reaksi diatas maka kita bisa tentukan menggunakan rumus hukum proust
yaitu.

Massa O dalam MgO =   = (Ar O)/(Mr MgO) x massa MgO

=    16/40  x 15 gram

=  6 gram

MassaMg dalam MgO            =   (Ar Mg) / (Mr MgO) x massa MgO

=    24/40 x 15 gram

=  9 gram

Jadi massa magnesium yang bereaksi adalah 9 gram (tersisa 1 gram) dan massa oksigen yang
bereaksi adalah 6 gram

C. Hukum Dalton (Hukum Perbandingan Berganda )


Hukum dalton berbunyi jika dua unsure membentuk dua macam senyawa atau lebih, untuk
massa salah satu unsure yang sama banyaknya, maka massa unsure ke dua dalam senyawa –
senyawa itu akan berbanding sebagai bilangan bulat sederhana.

Menurut teori atom Dalton senyawa terbentuk dari gabungan atom – atom dalam
perbandingan sederhana. Misalkan unsure X dan Y membentuk dua jenis senyawa XY dan
X2Y3. Jika massa unsure X dibuat sama  ( berarti jumlah atomnya sama) maka rumus
senyawa XY dapat ditulis sebagai X2Y2.

XY             ——- >      X2Y2

X2Y2  tetap sebagai   X2Y3

Berarti perbandingan unsure Y dalam senyawa I dan II adalah 2 : 3

Untuk lebih jelas bisa perhatikan contoh soal dibawah ini.


Contoh Soal :
Dua buah senyawa oksida nitrogen (NxOy) yang tersusun atas unsur oksigen dan
nitrogen dengan komposisi sebagai berikut.

Senyawa Massa Nitrogen (gr) Massa Oksigen (gr)


I 28 16
II 28 48
Tentukan perbandingan antara massa oksigen pada senyawa I dan II!

Pembahasan:

Massa oksigen I : Massa oksigen II

     16 gr             : 48 gr

        1                : 3

Jadi, perbandingan massa oksigen pada senyawa I dan II adalah 1 : 3.

Berdasarkan tiga hukum diatas yaitu hukum kekelan massa, hukum perbandingan tetap,
hukum kelipatan perbandingan maka pada tahun 1803 Jhon Dalton mengemukakan suatu
teori yang kita kenal dengan teori atom Dalton. Antara lain postulatnya sebagai berikut :

 Materi terdiri dari partikel yang sudah tidak terbagi, yaitu atom
 Atom – atom dari unsure yang sama adalah identik tetapi berbeda dengan
atom unsure lain.
 Reaksi kimia adalah penggabungan, pemisahan atau penataan ulang dari
atom – atom dalam jumlah sederhana.

D. Hukum Gay – Lussac ( Hukum Perbandingan Volume )

Hukum ini menjadi dasar bagi stoikiometri raeksi – reaksi gas. Yaitu yang berbunyi Volume
gas – gas yang bereaksi dan volume gas hasil reaksi , jika diukur dalam tekanan dan suhu
yang sama maka akan berbanding lurus sebagai bilangan – bilangan bulat sederhana.

Perbandingan volume gas sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya.


Maka akan di dapatkan rumus seperti berikut ini.

Volume gas yg dicari   = (koefisien yang dicari)/(koefisien yang diketahui) X volume yang
diketahui

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal dibawah ini.


Contoh Soal :
Suatu campuran yang terdiri dari metana (CH4) dan etena (C2H4) dibakar sempurna
menghasilkan karbon dioksida  dan air.  Pada suatu percobaan pembakaran 10 mL (T,P)
campuran menghasilkan 16 mL (T,P) karbon dioksida. Tentukanlah susunan campuran
tersebut.

Pembahasan :
Dari soal diatas pertama kita buat persaman reaksinya terlebih dahulu

CH4  +  O2     —————– >  CO2 + 2 H2O

C2H4  + 3 O2   —————– >  2 CO2 + 2 H2O

Lalu kita misalkan :

V C2H4  =  x mL

V CH4   =   ( 10 – x ) mL

Maka x mL C2H4 akan menghasilkan gas CO2 sebanyak = 2/1 .  x mL  =  2x mL

Sedangkan  (10 – x ) mL CH4 akan menghasilkan gas CO2 sebanyak (10 – x)mL, dikarenakan


hasil pembakaran kedua jenis gas adalah 16 mL maka akan didapatkan persamaan sebagai
berikut :

2x mL – (10 – x) mL    = 16 mL

2x mL – x mL                 = 16 – 10

X              =  6 mL

Jadi campuran tadi akan menghasilkan gas antara lain 6 mL C2H4 dan 4 mL CH4 

( didapatkan dengan memasukkan harga x kedalam persamaan tiap gas yang telah dibuat di
awal ).

E. Hukum Avogadro ( Hipotesis Avogadro )


Pada tahun 1811 seorang ilmuan dari Italia Amedeo Avogadro mengemukakan bahwasanya
partikel unsur tidak harus berupa atom yang berdiri senidri akan tetapi dapat juga berupa
gabungan dari beberapa atom yang disebut dengan molekul unsure.

Avogadro mengemukakan suatu hipotesis sebagai berikut “ Pada suhu dan tekanan yang
sama, semua gas bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama pula.”

Sebagai contoh saya asumsikan sebagai berikut apabila saya mempunyai 2 buah tempe dan
satu buah minyak goreng maka yang terbentuk adalah dua buah tempe goreng. Hipotesis ini
menyerupai seperti yang dilakukan oleh Avogadro
Berdasarakan analogi diatas maka Avogadro mengemukakan rumusan tentang hukum
Avogadro seperti berikut ini.

(Jumlah molekul x) / (Jumlah molekul y)  = (Volume gas x ) / (volume gas y)

Pada suhu dan tekanan yang sama, perbandingan volume gas sesuai dengan
perbandingan jumlah molekul dan sesuai dengan perbandingan  koefisien
reaksinya.
Dari pernyataan diatas maka didapatkan rumus

Volume yang dicari   =   (koefisien yang dicari) / (koefisien yang diketahui)  X  volume yang
diketahui

Jumlah molekul yg dicari =  (koefisien yang dicari) / (koefisien yang diketahui)  X  Jumlah
molekul yang diketahui

Agar lebih jelas perhatikan contoh soal berikut ini :

Contoh soal :
Sebanyak 35 L gas karbon dioksida mengandung 4,5 x 1023 molekul pada suhu dan tekanan
yang sama, tentukan :

1. Jumlah molekul 7 L gas hidrogen


2. Volume gas amoniak yang mengandung 9 x 10 23 molekul

Pembahasan :

1. Jumlah molekul H2 = (volume H2) / (Volume CO2)  X  jumlah molekul


CO2

=  (7 L) / (35 L) X  4,5 x 1023 molekul

= 0,9 x 1023 molekul

= 9 x 1022 molekul

Jadi 7 L hidrogen mengandung 9 x 1022 molekul

2. Volume NH3            =    (jumlah molekul NH3)/(jumlah molekul CO2)   X volume CO2

=              9 x 1023 molekul /  4,5 x 1023 molekul X             35 L

= 70 L

Jadi 9 x 10 23 molekul gas amoniak memiliki vlume sebesar 70 L

Anda mungkin juga menyukai