Anda di halaman 1dari 7

PEMANFAATAN KEPEKATAN ASAM BUAH CERMAI BUSUK(Phillantus acidus)

DAN NaCl YANG DAPAT DIJADIKAN SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF YAITU


BATERAI
Oleh : Bahrul Ulum Dwi Pamungkas, Fitari Meysa Fitri, Isma Riyan Krisnanda, Yulia
Rachmawati
XI MIPA 2 SMAN 1 GONDANGLEGI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanasan global adalah proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan
daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33
± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan
menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya
intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat
pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan
punahnya berbagai jenis hewan. Salah satu penyebab pemanasan global adalah peningkatan
emisi CO2 di atmosfer. Kondisi semacam ini membuat bumi semakin panas dan mempengaruhi
keseimbangan kehidupan di masa yang akan datang, es di kutub mencair, permukaan air laut
naik, hingga terciptanya badai angin dan sederetan bencana di masa datang. Membiarkan kondisi
lingkungan seperti itu, berarti kita siap menelantarkan masa depan anak-anak dan cucu kita kelak
dengan warisan lingkungan yang semakin jelek. Pemakaian listrik dari pembangkit berbahan
bakar fosil menjadi salah satu penyebab Pemanasan Global tersebut, karena menambah
peningkatan emisi CO2. Oleh karena itu perlu adanya energi alternatif untuk menghambat
pemanasan global.
Indonesia adalah negara agraris yang memiliki tanah yang sangat subur, selain itu
Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai 2 musim. Hal inilah yang membuat
Indonesia mejadikan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, macam-macam tumbuhan
dapat tumbuh di Indonesia. Salah satunya buah Cermai, ceremai, cereme atau cerme adalah nama
sejenis pohon dengan buahnya sekali. Buah yang masam ini dikenal pula dengan nama-nama lain
seperti ceureumoe (Aceh), chermai (Mal.), karmay (Ilokano, Fil.), mayom (Thai.) dan lain-lain.
Dalam bahasa Inggris dinamai Otaheite gooseberry, Malay gooseberry dan beberapa sebutan
yang lain. Nama ilmiahnya adalah Phyllanthus acidus, buah ini sebenarnya berasal dari
madagaskar dan kini cerme telah menyebar ke berbagai wilayah tropis seperti di Asia
Tenggara (Vietnam selatan, Laos, Indonesia dan Malaya bagian utara), kepulauan-
kepulauan Mauritius, Réunion dan Rodrigues di Samudra Hindia, serta di Guam, Hawaii dan
beberapa kepulauan lain di Samudra Pasifik. Buah cerme sering dimakan segar dengan dicampur
gula, garam atau dirujak. Cerme juga kerap dibuat manisan, direbus (disetup) atau dibuat
minuman penyegar. Daun mudanya digunakan sebagai lalap. Daun dan biji dari tanaman ini
mempunyai khasiat untuk kesehatan. Daunnya untuk batuk berdahak, menguruskan badan, mual,
kanker dan seriawan. Sedangkan bijinya untuk sembelit dan mual. Rebusan akar cerme
digunakan untuk meringankan asma dan mengobati penyakit kulit. Bahan penyamak juga
dihasilkan dari kulit akarnya. Pohon cerme kerap ditanam sebagai peneduh atau penghias
halaman dan taman. Pohon ini dapat tumbuh di daerah tropis dan subtropis, menyukai tempat
yang lembap sampai ketinggian sekitar 1.000 m dpl. Cerme dapat dibiakkan melalui biji atau
stek.
Buah cermai termasuk langka di Indonesia, ketersediaan buah cermai yang ada disekitar
kita banyak terbuang sia-sia. Walaupun ketersediaannya tidak melimpah, namun mengingat
bahwa ketersediaan buah cermai ini banyak yang tidak dimanfaatkan, maka kami mencoba untuk
bagaimana caranya agar limbah ini dapat dimanfaatkan. Limbah buah cermai yang busuk ini
mengandung keasaman yang cukup tinggi, serta kalium atau potasium yang nantinya dapat
dimanfaatkan dalam pembuatan energi alternatif. Kami dari kelompok 3 menginovasikan produk
energi alternatif yang berbahan dasar limbah buah cermai yang busuk. Limbah ini akan kami
jadikan baterai untuk mengurangi polusi atau mengurangi pemanasan global, karena produk ini
sangat ramah lingkungan sebab dibuat dari limbah organik. Kelompok 3 memiliki prinsip take
advantage of waste to save our earth, dimana kami memanfaatkan limbah buah cermai yang
busuk untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global.
Dalam latar belakang di atas, kami ingin melakukan percobaan dalam salah satu ide yang
kami temukan dengan ini diharapkan bisa dijadikan salah satu alternatif untuk media kreativitas
dalam mengolah energi alternatif dan pemanfaatan secara maksimal terhadap limbah buah
cermai yang busuk.
1.2. Perumusan Masalah
1. Berapakah tingkat kepekatan asam buah Cermai agar dapat menghantarkan listrik?
2. Bagaimanakah pengembangan baterai ramah lingkungan yang terbuat dari buah Cermai
yang busuk?
3. Seberapa efektif atau berapa lama baterai dari buah cermai yang busuk dapat digunakan?
1.3. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui tingkat keasamaan buah Cermai agar dapat menghantarkan listrik.
2. Mengembangkan baterai ramah lingkungan yang terbuat dari buah Cermai yang busuk.
3. Mengetahui keefektifan berapa lama baterai dari buah Cermai yang busuk dapat bertahan
saat baterai ramah lingkungan dari buah Cermai yang busuk digunakan.
1.4. Landasan Teori
1.4.1. Pengertian Buah Cermai
Cermai, ceremai, cereme atau cerme adalah nama sejenis pohon dengan
buahnya sekali. Buah yang masam ini dikenal pula dengan nama-nama lain
seperti ceureumoe (Aceh), chermai (Mal.), karmay (Ilokano, Fil.), mayom (Thai.)
dan lain-lain. Dalam bahasa Inggris dinamai Otaheite gooseberry, Malay
gooseberry dan beberapa sebutan yang lain. Nama ilmiahnya adalah Phyllanthus
acidus, buah ini sebenarnya berasal dari madagaskar dan kini cerme telah
menyebar ke berbagai wilayah tropis seperti di Asia
Tenggara (Vietnam selatan, Laos, Indonesia dan Malaya bagian utara),
kepulauan-kepulauan Mauritius, Réunion dan Rodrigues di Samudra Hindia, serta
di Guam, Hawaii dan beberapa kepulauan lain di Samudra Pasifik.
1.4.2. Pengertian NaCl atau Garam
Garam adalah benda padatan bewarna putih berbentuk kristal yang
merupakan kumpulan senyawa dengan sebahagian besar terdiri dari Natrium
Chlorida (>80%), serta senyawa-senyawa lain seperti Magnesium Chlorida,
Magnesium Sulfat, Calsium Chlorida. Garam mempunyai sifat karakteristik
hidroskopis yang berarti mudah menyerap air, tingkat kepadatan sebesar 0,8 – 0,9
dan titik lebur pada tingkat suhu 801o C (Subiyantoro. S, 2001). Garam
merupakan salah satu bahan kimiawi untuk stabilisasi tanah lempung, struktur
garam (NaCl) meliputi anion ditengah dan kation menempati pada rongga
octahedral. Larutan garam juga merupakan suatu elektrolit yang mempunyai
gerakan brown dipermukaan yang lebih besar dari gerakan brown pada air murni
sehingga bisa menurunkan air dan larutan, ini menambah gaya kohesi antar
partikel sehingga ikatan antar partikel lebih rapat (Bowles, 1986).
1.4.3. Kandungan Buah Cermai
Buah cermai termasuk kategori buah yang asam dengan nilai pH 3,4. Nilai
kandungan gizi Buah Ceremai per 100 gram adalah Energi 28 Kkal, Air 91,7 gr,
Protein 0,7 gr, Karbohidrat 6,4 gr, Serat Kasar 0,6 gr, Kalsium 5 mg, Fosfor 23
mg, Thiamin 0,4 mg, Riboflavin 0,05 mg, Asam askorbat 8 mg (Budiyanto,
2010).
1.4.4. Pengertian Baterai
Baterai didefenisikan sebagai suatu alat penyimpan energi yang berupa sel
elektrokimia yang dapat mengubah langsung energi kimia menjadi energi listrik.
Saat ini, penggunaan baterai sebagai penyimpan energi listrik pada berbagai
peralatan elektronik seperti telepon genggam, laptop dan gadget lainnya semakin
meningkat. Dalam kegunaannya, baterai harus mampu bekerja secara efisien,
bahan bakunya mudah diperoleh, ekonomis, ramah lingkungan dan berkapasitas
tinggi. Salah satu jenis baterai yang efisien adalah baterai sekunder seperti baterai
litium ion. Baterai sekunder merupakan jenis baterai di mana terjadi reaksi kimia
secara reversible. Pada saat baterai digunakan dengan menghubungkan beban
pada terminal baterai(discharge), elektron akan mengalir dari negatif ke positif.
Sedangkan pada saat sumber energi luar dihubungkan ke baterai sekunder,
elektron akan mengalir dari positif ke negatif sehingga terjadi pengisian muatan
pada baterai.

BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Menurut Sugiyono (2011: 72)
Metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendali. Sugiyono menambahkan penelitian eksperimen dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang dikendalikan.
2.2. Subjek Peneltian
Subjek penelitian ini berjumlah 4 orang dengan melibatkan guru fisika sebagai
pendamping untuk membantu dalam proses penelitian.

2.3. Waktu dan Tempat


Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan 3 minggu mulai tanggal 15 Januari -
8 Maret 2021 di Laboratorium Fisika SMAN 1 Gondanglegi.

BAB III
METODE PENULISAN DATA

3.1 Teknik Pengumpulan Data


Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari :
a) Studi Pustaka
Studi pustaka, menurut Nazir (2013, h. 93) teknik pengumpulan data dengan
mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literaturliteratur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Teknik
ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang
dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan data sekunder yang
akan digunakan sebagai landasan perbandingan antara teori dengan prakteknya di
lapangan. Data sekunder melalui metode ini diperoleh dengan browsing di internet,
membaca berbagai literatur, hasil kajian dari peneliti terdahulu, catatan perkuliahan,
serta sumber-sumber lain yang relevan.
b) Eksperimen
Dalam melakukan penelitian ini, untuk memperoleh data yang akurat, peneliti
melakukan eksperimen dan uji coba pemakaian media yang dibuat.
3.2 Tahap Pengolahan data
Setelah produk diperoleh melalui proses eksperimen terhadap subkjek penelitian,
maka data diolah dengan cara menjabarkan dan mempresentasikan data.
3.3 Tahap Analisis Data
Analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. metode penelitian kualitatif
adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.

BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Alat dan Bahan


4.1.1 Alat 2. pHmeter.
1. Voltmeter. 3. Elektrometer.
4. Wadah. 4.1.2 Bahan
5. Mortar dan Alu. 1. 30 biji buah cermai
6. Gelas Ukur. busuk.
2. Air.
3. Garam.
4. Baterai bekas.

4.2 Langkah Kerja


1. Buang biji cermai, kemudian masukkan daging cermai dalam morta dan tumbuk
dengan alu hingga halus.
2. Campurkan 10ml air dan NaCl sebanyak 1 sendok teh, kemudian aduk hingga
rata.
3. Masukkan pH meter ke dalam campuran air, NaCl, dan cermai untuk mengetahui
kandungan pH yang terdapat dalam buah cermai.
4. Bongkar baterai bekas dan keluarkan isi dalam baterai tersebut.
5. Masukkan campuran air, NaCl, dan cermai ke dalam baterai, lalu tutup kembali
baterai menggunakan lem.
6. Ukur tegangan listrik pada baterai dengan menggunakan voltmeter.
7. Jika sudah diketahui tegangan listriknya, baterai siap digunakan.

4.3 Hasil Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Gondanglegi yang berlokasi di Jln. Raya
Ketawang No. 02, Gondanglegi, Malang Propinsi Jawa Timur dari tanggal 5-16 Maret 2021.
Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap
pelaporan. Data diperoleh dari hasil praktek secara langsung.
Pada bab ini peneliti akan menguraikan serta menerangkan data dan hasil penelitian
tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I. Hasil dari penelitian ini diperoleh
dengan teknik praktek secara langsung yang dilakukan oleh kelompok 3 sebagai bentuk
penelitian dan dokumentasi langsung ditempat penelitian. Kemudian peneliti juga mencari
banyak data dari sumber yang terpercaya untuk melengkapi data yang telah didapat dari
penelitian.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, limbah buah cermai dapat dimanfaatkan
sebagai baterai ramah lingkungan dapat menghasilkan tegangan listrik sebesar 1,2V. Baterai ini
dapat bertahan lama selama 24 jam, tapi baterai ini dapat bertahan lama jika dilakukan penelitian
lebih lanjut atau dapat dikembangkan lagi.

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Baterai Ramah Lingkungan


Baterai salah satu sumber listrik yang penggunaannya semakin meningkat. Tetapi
penggunaan baterai ini dapat merusak lingkungan karena limbah yang dihasilkan dari baterai
tersebut berbahaya. Baterai terdiri dari empat komponen, yaitu katoda, anoda, jembatan garam
dan elektrolit. Pengembangan kepekatan asam dari beberapa buah sebagai bahan alternatif
terbarukan belum banyak dilakukan, misalnya kepekatan asam buah cermai. Salah satu potensi
cermai yang masih sedikit diteliti adalah kepekatan asam buah cermai sebagai sumber listrik atau
penghasil listrik. Tujuan penelitian ini untuk membuat sebuah baterai organik yang berbahan
dasar cermai.

5.2 Baterai Ramah Lingkungan dari Limbah Buah Cermai


Pembuatan baterai cermai ini menggunakan prinsip sel volta, sama dengan pembuatan
baterai biasa. Perbedaan mendasar dari baterai cermai ini adalah bahan elekrolit yang digunakan
pada baterai. Baterai biasa menggunakan kalium, kadmium, merkuri dan natrium. Baterai cermai
ini mengganti bahan-bahan kimia pada elektrolit baterai biasa dengan campuran antara cermai
yang sudah ditumbuk dengan garam dapur (NaCl). Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini berupa
baterai dari buah cermai busuk dengan campuran NaCl yang setelah diukur tegangan listrikya
dengan voltmeter, didapat tegangan listrik sebesar 1,2V. Setelah diukur baterai dapat digunakan
pada jam dinding dengan masa pemakaian ± 24 jam.

5.2 Keasaman Buah Cermai


Dalam penelitian kami diperoleh bahwa pH dari buah cermai segar adalah 2,9.
Sedangkan, pH dari buah cermai yang busuk diperoleh 3,2. Dalam hal ini tingkat keasaman buah
cermai sangat tinggi. Keasaman buah cermai yang tinggi ini dapat dimanfaatkan sebagai baterai.

5.3 Keunggulan
Keunggulan baterai dari buah cermai dibandingkan dengan baterai yang lain yaitu baterai
ini lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat kimia yang berbahaya.

BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepekatan asam buah cermai
untuk menghasilkan listrik. Kepekatan asam limbah buah cermai didapat pH sebesar 3,2,
dari pH tersebut, limbah buah cermai sangat asam karena pH yang diperoleh jauh
dibawah netral.
6.1.2 Pembuatan baterai ramah lingkungan ini dilakukan dengan mencampurkan buah
cermai busuk yang sudah ditumbuk dengan garam dapur. Kemudian dimasukkan
kedalam baterai yang sudah kosong.
6.1.3 Baterai ramah lingkungan dari limbah buah cermai ini dapat bertahan lama ±24
jam dengan tegangan listrik sebesar 1,2V.
6.1.4 Keunggulan baterai dari buah cermai dibandingkan dengan baterai yang lain
yaitu baterai ini lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat kimia yang
berbahaya.
6.2 Saran
Saran untuk menghasilkan tegangan listrik yang lebih besar, gunakan lebih
banyak buah cermai yang busuk, kemudian jemur terlebih dahulu sebelum dipakai
dibawah sinar matahari selama ±20 menit agar masa pakai baterai lebih lama.

DAFTAR PUSTAKA
Herman, Willy Joestra. 2015. PENGARUH GARAM DAPUR (Nacl) TERHADAP KEMBANG SUSUT
TANAH LEMPUNG. Padang, Institut Teknologi Padang.
Pratiwi, Yulida Catur, dkk. 2013. Efektivitas Ekstrak Daun Ceremai (Phyllanthus acidus) terhadap
Mortalitas Larva Aedes aegypti, Surabaya, , Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta.
Triana, V. (2008). PEMANASAN GLOBAL. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, 2(2), 159. Prianto,
E. (2007). Rumah Tropis Hemat Energi Bentuk Kepedulian Global Warming. Riptek, 1(1), 1–10.
Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel (eds.). 1997. Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2: Buah-buahan
yang dapat dimakan. PROSEA – Gramedia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai