Anda di halaman 1dari 11

LOMBA ESAI NASIONAL KIMIA 2023

JUDUL KARYA :

PENGURANGAN LIMBAH PLASTIK MENGGUNAKAN MATERIAL


BIODEGRADABLE DENGAN PATI JAGUNG DAN KULIT PISANG KEPOK

Disusun oleh :
Nadine Widazkia Nafiza/0054158706/2024
Ratu Adhwa Khalisha Putri/0062780219/2024
SMA INSAN CENDEKIA MADANI
TANGERANG SELATAN
2023
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama Ketua : Ratu Adhwa Khalisha Putri
Nama Anggota : Nadine Widazkia
Tempat, Tanggal Lahir :
Asal Institusi : SMA Insan Cendekia Madani

Dengan ini menyatakan bahwa esai dengan judul

“PENGURANGAN LIMBAH PLASTIK MENGGUNAKAN MATERIAL


BIODEGRADABLE DENGAN PATI JAGUNG DAN PISANG KEPOK”

adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan hasil plagiat dari karya tulis orang
lain serta belum pernah dikompetisikan dan/atau dipublikasikan dalam kegiatan Lomba Esai di
mana pun. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia
didiskualifikasi dari kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban saya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

...............,.......................... 2023

Materai Rp10.000
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara terpadat. Semakin tinggi penduduk,


meningkatnya penggunaan plastik, yang menyebabkan masalah di lingkungan karena
plastik tidak mudah terdegradasi oleh mikroorganisme sekalipun meskipun telah
menumpuk selama puluhan atau bahkan ratusan tahun. Berdasarkan data dari Asosiasi
Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), sampah di
Indonesia mencapai 64 juta ton/ tahun dan mencapai 3,4 juta ton sampah plastik yang
dibuang ke laut. Plastik merupakan salah satu kemasan yang memiliki banyak
keunggulan, karena bahannya ringan dan tahan air, orang lebih suka kemasan plastik
lain seperti kain atau kemasan kertas.
Krisis lingkungan yang diakibatkan oleh limbah plastik konvensional telah
mendorong perkembangan teknologi untuk menciptakan material plastik yang ramah
lingkungan. Salah satu solusi yang menarik adalah pengembangan plastik
biodegradable yang dapat terurai secara alami dalam lingkungan.
Tingginya permintaan untuk plastik harus diimbangi dengan efek yang timbul
pada alam. Seiring waktu, ditemukan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah
penggunaan plastik PETE, yaitu dengan plastik biodegradable. Plastik biodegradable
adalah bahan yang dihasilkan dari terbarukan sumber biomassa, seperti lemak dan
minyak nabati, tepung jerami, makanan daur ulang limbah, dll. Bioplastik biasanya
berasal dari turunan gula, seperti pati, selulosa, dan asam laktat. Teknologi ini
merupakan salah satu upaya untuk memecahkan masalah dunia dalam penggunaan
kemasan plastik. Bioplastik bisa benar-benar dipecah menjadi air, karbon dioksida dan
kompos oleh mikroorganisme. Saat ini digunakan kemasan sekali pakai, sedotan, botol
dll.
Pasar bioplastik global diproyeksikan tumbuh dari $17 miliar menjadi $44
miliar pada tahun 2022. Salah satu bahan produksi bioplastik adalah pati yang berfungsi
sebagai sumber terbarukan dan dibandingkan dengan plastik konvensional, hasilnya
konsumsi sumber daya energi tak terbarukan yang rendah emisi gas rumah kaca
(Emadian et al 2017). Sisa makanan adalah salah satunya sumber pati dan bahan
organik yang efektif, yang berlimpah tersedia, hemat biaya dan sangat ramah
lingkungan. Dalam upaya ini, penggunaan bahan-bahan alami seperti pati jagung dan
kulit pisang kepok sebagai bahan baku dalam pembuatan plastik biodegradable telah
menunjukkan potensi yang besar.
Jagung (Zea mays) adalah salah satu sumber tanaman yang paling banyak
residu, memberikan berbagai manfaat, termasuk kadar pati yang tinggi, sangat baik
konsistensi, kinerja, kemudahan ketersediaan, dan biodegradabilitas. Jagung punya
berbagai jenis pati, mulai dari amilopektin rendah hingga tinggi. Tipe normal
mengandung amilopektin dan amilosa. Pati jagung atau yang biasa dikenal dengan pati
jagung dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan plastik biodegradable. Namun,
untuk memperkuat ikatan bioplastik, diperlukan zat aditif kulit pisang. Pisang (Musa
paradisiaca) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di berbagai negara asing,
terutama negara-negara yang terletak di daerah tropis dan daerah subtropis. Pisang
banyak mengandung pati, selulosa, hemiselulosa, kalsium, magnesium, besi, dan lignin
pada daging buahnya, sehingga banyak orang menyukai pisang, dan karena produksi
pisang terus menerus setiap tahun menghasilkan banyak limbah. Limbah kulit pisang
sering mencemari lingkungan akibat kekurangannya dari pemanfaatan limbah. Sering
dijumpai hanya daging buah pisang yang digunakan, sedangkan pemanfaatan kulit
pisang belum maksimal karena ada stereotip bahwa kulitnya tidak bisa dimakan, dan
kulit pisangnya tidak berguna. Di sisi lain, kandungan selulosa, pati, dan senyawa lain
pada limbah kulit pisang terhitung tinggi sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku
pembuatan biodegradable plastik. Kulit pisang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan bioplastik, terutama jenis kulit pisang kepok karena merupakan salah satu
buah yang menghasilkan pati. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jagung
dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan bioplastik.
BAB II
ISI

A. Tujuan

Tujuan penulisan essay ini adalah untuk menjelaskan metode pengolahan


jagung dan limbah pisang menjadi plastik biodegradable untuk membantu
menghilangkan atau menguraikan bahan-bahan yang dapat mencemari lingkungan
secara alami dan mengurangi akumulasi limbah yang dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan.

B. Rumusan

Essay ini menerangkan bagaimana cara mengatasi pencemaran limbah plastik


yang terdapat di sungai dengan biodegradable.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka. Studi kepustakaan


adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang
relavan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti. Informasi itu dapat
diperoleh dari buku buku ilmiah, laporan penelitian , karangan karangan ilmiah , tesis
dan disertasi, peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, buku tahunan, ensiklopedia,
dan sumber sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

D. Pembahasan

Plastik biodegradable adalah plastik yang terbuat dari bahan alami dan mudah
terurai oleh mikroorganisme dan terdegradasi secara alami. Plastik biodegradable
merupakan plastik yang ramah lingkungan dibandingkan dengan plastik konvensional
karena mudah terurai oleh mikroorganisme. Setelah terurai, bioplastik dapat menjadi
karbon dioksida, metana, atau biomassa. Plastik biodegradable adalah plastik yang
dapat terurai secara alami oleh lingkungan, karena berasal dari kata bio yang berarti
makhluk hidup, degras berarti terurai dan mampu berarti dapat. Bioplastik dibuat dari
bahan-bahan yang dapat diperbaharui, yang berasal dari tanaman, misalnya pati,
selulosa, kolagen, kasein, protein, dan lipid yang berasal dari hewan. Kualitas tanah
akan meningkat karena plastik yang diurai oleh mikroorganisme meningkatkan unsur
hara dalam tanah.

Pati Jagung merupakan bahan utama dalam pembuatan plastik biodegradable


dan mempengaruhi sifat fisis pada plastik. Sehingga dapat mempercepat proses
biodegradasi atau waktu terurainya plastik biodegradable. Kandungan pati tongkol
jagung sebesar 0,014 % dan selulosa sebesar 41 % dimana masing-masing senyawa
berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan plastik biodegradable.
Selain pati jagung, kulit pisang kepok juga memiliki potensi dalam pembuatan
plastik biodegradable. Kulit pisang memiliki komposisi 76% pati, 20% air, sisanya
adalah protein dan vitamin dimana kulit pisang kepok memberikan kualitas terbaik
dengan kadar air lebih rendah yaittu 0,98% serta kemampuan daya serap air yang lebih
tinggi sebesar 253,33%. Serat kulit pisang kepok dapat digunakan sebagai penguat
dalam plastik, memberikan sifat mekanik yang lebih baik. Ekstraksi serat dari kulit
pisang melibatkan pengeringan, penggilingan, dan pemisahan serat, yang kemudian
dapat dicampurkan dengan pati jagung dalam proses pembuatan plastik.

Pada proses pembuatan plastik biodegradable memerlukan penambahan


plasticizer agar plastik yang dihasilkan lebih elastis dan fleksibel. Plasticizer yang
umum ditambahkan dalam biodegradable film adalah gliserol dan kitosin. Gliserol
sesuai digunakan sebagai pemlastis pada pembuatan plastik berbasis pati. Penggunaan
gliserol dalam pembuatan plastik biodegradable lebih unggul. Karena tidak ada gliserol
yang menguap dalam proses pembuatan plastik sehingga memudahkan proses mekanis
dan menjaga produk dari penguapan dibandingkan produk plasticizer lainnya. Salah
satu pengawet dari bahan alam adalah kitosan. Kitosan merupakan modifikasi protein
dari kitin yang ditemukan pada kulit udang, cangkang bekicot, kepiting, lobster dan
serangga. Kitosan mempunyai sifat yang baik untuk dibentuk menjadi plastik dan
mempunyai sifat antimikrobakterial (Dutta dkk, 2009). Variasi komposisi pati dan
gliserol (plasticizer) berpengaruh terhadap sifat mekanik dan kimia plastik
biodegradable. Semakin besar konsentrasi pati dan plasticizer maka persentase swelling
atau ketahanan terhadap air akan meningkat.
Metode yang digunakan dalam pembuatan biodegradable adalah metode
solution casting, di mana biodegradable film didapat dengan melarutkan polimer dan
bahan baku lainnya dengan pelarut yang sesuai dan setelahnya baru dicampurkan.
Bahan utama dalam penelitian ini adalah pati tongkol jagung, kulit pisang kepok,
gliserol, asam asetat (CH3COOH), kitosan dan aquades.

Pembuatan Tepung dari Tongkol Jagung

Langkah pertama dalam pembuatan pati jagung adalah membersihkan dan


mencacah tongkol jagung menjadi bagian-bagian kecil. Tongkol jagung dihaluskan
dengan blender untuk mendapatkan tekstur seperti tepung. Kemudian tongkol jagung
tersebut diayak menggunakan ayakan hingga mendapatkan tepung tongkol jagung yang
lulus mesh hingga 100 mesh. Selanjutnya dilakukan proses pengambilan pati yang
merupakan komponen pembentuk plastik biodegradable dari bahan baku tongkol
jagung. Pengambilan pati ini dilakukan dengan merendam bahan baku dengan aquadest
selama 24 jam dengan tujuan untuk menghilangkan enzim amilopektin yang
terkandung dalam tongkol jagung. Bahan baku yang sudah direndam kemudian disaring
sehingga didapatkan residu berupa pati tersebut. kemudian residu dikeringkan
menggunakan oven dengan suhu 100°C. Pati yang sudah kering berbentuk tepung dan
siap digunakan untuk pembuatan plastik biodegradable.

Ekstraksi Pati Kulit Pisang Kepok dalam Proses Biodegradasi

Ekstraksi pati dari kulit pisang kepok diawali dengan pencacahan kulit pisang
yang sudah dibersihkan. Cacahan kulit pisang direndam dengan air atau asam sitrat
dengan konsentrasi 2000 ppm selama 10 menit kemudian dipanaskan di bawah terik
matahari dan direndam di dalam air sehingga mudah hancur ketika diblender. Bubur
tersebut disaring dan diperoleh endapan pati kulit pisang. Selanjutnya pati dikeringkan
di bawah panas matahari dan ditumbuk menjadi serbuk untuk mendapatkan partikel
yang lebih halus dan seragam.
Pembuatan Plastik Biodegradable dengan Variasi Gliserol, Kitosan, dan Asam
Asetat

Metode yang digunakan dalam pembuatan film adalah metode solution casting
dengan penguapan pelarut. Pembuatan film plastik dilakukan dengan mencampurkan
50 ml aquadest dan 3 ml asam asetat (CH3COOH) ke dalam gelas beker yang berisi
pati jagung dan serat pisang kepok. Larutan ini kemudian dipanaskan menggunakan
magnetic stirrer hotplate pada suhu 70°C, selama 15 menit, hingga terbentuk gelatin.
Setelah itu campurkan larutan pati dengan bahan-bahan plasticizer sebagai agen
pengikat yang berperan penting dalam menghasilkan produk plastik yang lebih elastis
dan lentur. Dalam hal ini, digunakan gliserol sebanyak 3 ml dan larutan kitosan
sebanyak 2 gram. Campuran larutan ini kembali dipanaskan menggunakan kompor
magnet dengan suhu 70°C selama 1 jam dan mengaduknya dengan magnetic stirer.

Langkah terakhir yakni mendinginkan larutan tersebut kemudian mencetaknya


dengan menggunakan spatula diatas keramik yang sudah diberi lakban hijau pada setiap
sisi-sisinya. Kemudian cetakan plastik biodegradable dibiarkan selama 1x24 jam
dibawah terik matahari hingga kering. Setelah kering, plastik dilepaskan dari cetakan
tersebut.
BAB III
KESIMPULAN

Pembuatan plastik biodegradable dengan pati jagung dan kulit pisang kepok merupakan
solusi yang menjanjikan dalam mengatasi permasalahan limbah plastik. Penggunaan bahan-
bahan alami ini tidak hanya meminimalkan dampak lingkungan negatif, tetapi juga mendukung
pembangunan berkelanjutan. Dengan pengembangan teknologi dan penelitian yang
berkelanjutan, plastik biodegradable ini dapat menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan
dan berkelanjutan dalam industri plastik.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai