Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM REAKSI ENDOTERM

DAN REAKSI EKSOTERM

Disusun oleh :
1. Ainaia Deaqiila XI-9/01
2. Khansa Rahma XI-9/14
3. Moch. Ferry XI-9/15
4. Ray Refaldi XI-9/25
5. Savira Maharani XI-9/29

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 15 SURABAYA
Jl. Menanggal Selatan No. 103 Telp. 031-8290473 Fax. 031-8299001
Email : sman15sby@yahoo.co.id Website : sman15-sby.sch.id
SURABAYA 60234
REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM

A. Tujuan
Untuk mengetahui reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.

B. Dasar Teori
Semua reaksi kimia dapat menyerap maupun melepaskan energi
dalam bentuk panas (kalor). Kalor adalah perpindahan energi termal
antara dua materi yang memiliki perbedaan temperatur. Kalor selalu
mengalir dari benda panas menuju benda dingin. Termokimia adalah
kajian tentang perpindahan kalor yang terjadi dalam reaksi kimia (kalor
yang menyertai suatu reaksi kimia). Aliran kalor yang terjadi dalam reaksi
kimia dapat dijelaskan melalui konsep sistem-lingkungan.
Sistem adalah bagian spesifik (khusus) yang sedang dipelajari oleh
kimiawan. Reaksi yang diujicobakan (reagen-reagen yang sedang
dicampurkan) dalam tabung reaksi merupakan sistem. Sementara
lingkungan adalah area di luar sistem, area yang mengelilingi sistem.
Dalam hal ini, tabung reaksi, tempat berlangsungnya reaksi kimia,
merupakan lingkungan.
Hampir dalam setiap reaksi kimia akan selalu terjadi penyerapan dan
pelepasan energi. Apabila perubahan kimia terjadi pada wadah sekat,
sehingga tidak ada kalor yang masuk maupun keluar dari sistem. Dengan
demikian energi total yang dimiliki sistem adalah tetap. Perubahan energi
dalam reaksi kimia ada dua yaitu: perubahan endoterm dan perubahan
eksoterm.
1. Reaksi Eksoterm
Eksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor, yaitu
perubahan yang mampu mengalirkan kalor dari sistem ke
lingkungan. Bila perubahan eksoterm terjadi temperatur
sistem meningkat, energi potensial zat-zat yang terlibat
dalam reaksi menurun. Artinya entalpi produk lebih kecil dari
pada entalpi reaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpi
reaksinya bernilai negatif. Artinya, entalpi produk (Hp) lebih
kecil dari pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu,
perubahan entalpinya (∆𝐻) bertanda negatif.
Reaksi Eksoterm: ∆𝐻 = 𝐻𝑝 – 𝐻𝑟 < 0 (negatif).

2. Reaksi Endoterm
Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor
yaitu perubahan yang akan mengalirkan ke dalam sistem.
Bila suatu perubahan endoterm terjadi, temperatur sistem
menurun, energi potensial zat-zat yang terlibat dalam reaksi
akan meningkat.
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi. Oleh
karena itu, entalpi sistem akan bertambah, artinya entalpi
produk (Hp) lebih besar daripada entalpi pereaksi (Hr).
Akibatnya, perubahan entalpinya (∆𝐻) bertanda positif.
Reaksi Endoterm: ∆𝐻 = 𝐻𝑝 – 𝐻𝑟 > 0 (positif).

C. Alat dan Bahan


1. Pipet tetes
2. Gelas ukur
3. Tabung reaksi
4. Termometer
5. Tisu
6. Pembakar spiritus
7. Penjepit tabung
8. Larutan HCL 2M
9. Pita magnesium
10. Kristal Ba(OH)2 . 8H2O
11. Kristal NH4Cl
12. Serbuk belerang
13. Spatula
D. Cara Kerja
1. Masukkan ±3 mL larutan asam klorida (HCl) 2M ke dala sebuah
tabung reaksi, kemudian tambahkan potongan pita magnesium
sepanjang 4 cm. Amati perubahan yang terjadi dan rasakan perubahan
suhu tabung reaksi.
2. Masukkan kristal barium hidroksida [Ba(OH)2 . 8H2O] sebanyak 2
spatula ke dalam tabung reaksi. Tambahkan kristal amonium klorida
(NH4Cl) sebanyak 2 spatula. Aduk campuran tersebut, kemudia tutup
dengan tisu. Pegang tabung dan rasakan suhunya. Biarkan sebentar,
buka tabung, dan cium bau gas yang timbul. Catat pengamatan anda.
Catatan: perhatikan cara mencium/membaui gas.
3. Campurkan serbuk belerang sebanyak 6 spatula dengan serbuk besi
sebanyak 2 spatula. Masukkan campuran tersebut ke dalam tabung
reaksi. Panaskan tabung sampai campuran berpijar. Hentikan
pemanasan, kemudian amati yang terjadi dan catat pengamatan anda.

E. Data Pengamatan

PERCOBAAN SEBELUM SESUDAH REAKSI


1.  Pita berwarna  Pita berwarna silver EKSOTERM
silver kusam mengkilat, ukurannya
 HCl bening semakin kecil
 Suhu normal  Cairan agak keruh
 Suhu menjadi panas
 Ada gelembung
 Keluar uap
 Tidak berbau
2. Ba(OH)2 . 8H2O  Warna putih ENDOTERM
 Warna putih  Suhu menurun
 Suhu normal
 Padat, kristal
NH4Cl
 Warna putih
 Padat, kristal
 Suhu dingin
3. Fe + S  Warna berubah EKSOTERM
 Warna sulfur menjadi hitam dan
kuning, besi keras setelah dingin
hitam  Dalam bentuk cairan
 Dalam bentuk saat panas
serbuk

F. Pertanyaan
1.) Gejala apakah yang menunjukkan telah terjadi reaksi kimia pada
percobaan 1, 2, dan 3 ?
Jawab :
I. Pada saat potongan pita magnesium di masukkan ke
dalam HCl menimbulkan gelembung berupa gas
sehingga beberapa selang waktu kemudian pita tersebut
menjadi putih.
II. Pada kristal barium hidroksida [Ba(OH)2 . 8H2O] yang
ditambahkan dengan kristal amonium klorida (NH4Cl) dan
ditutup dengan tisu sehingga udara tidak dapat masuk
dan keluar, kemudian pada saat tabung dipegang terasa
dingin dan setelah tisu dibuka, tercium bau yang tidak
sedap.
III. Pada saat pembakaran, terjadi perubahan karena pada
serbuk besi, yaitu mula mula berwarna orange lama-
kelamaan berubah menjadi kemerahan kemudian
menjadi warna hitam.
2.) Jika hasil reaksi dibiarkan beberapa jam, apa yang anda harapkan
terjadi dengan suhu campuran pada (1) dan (2) ?
Jawab : (1) Pita magnesium meleleh
(2) Senyawa yang bereaksi akan mencair

3.) Bagaimanakah jumlah entalpi zat-zat hasil reaksi (produk)


dibandingkan dengan jumlah energi pereaksi (reaktan) pada reaksi (1),
(2), dan (3) jika diukur pada suhu dan tekanan yang sama ?
Jawab :
I. Pada reaksi (1) terjadi reaksi eksoterm, dimana sistem
membebaskan energi, sebab entalpi produk (Hp) lebih
kecil dari pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu,
perubahan entalpinya bertanda negatif (-).
Reaksi :
𝑀𝑔 + 𝐻𝐶𝑙 → 𝑀𝑔𝐶𝑙2 + 𝐻2 ∆𝐻 = 𝐻𝑝 – 𝐻𝑟 < 0
II. Pada reaksi (2) terjadi reaksi endoterm, dimana sistem
menyerap energi, sebab entalpi produk (Hp) lebih besar
dari pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu,
perubahan entalpinya bertanda positif (+).
Reaksi :
𝐵𝑎(𝑂𝐻)2 + 2𝑁𝐻4 𝐶𝑙 → 𝐵𝑎𝐶𝑙2 + 2𝑁𝐻4 𝐶𝑙 . 𝑂𝐻
∆𝐻 = 𝐻𝑝 − 𝐻𝑟 > 0
III. Pada reaksi (3) terjadi reaksi eksoterm, dimana sistem
membebaskan energi, sebab entalpi produk (Hp) lebih
kecil dari pada entalpi pereaksi (Hr). Oleh karena itu,
perubahan entalpinya bertanda negatif (-).
Reaksi :
𝐹𝑒 + 𝑆 → 𝐹𝑒𝑆 ∆𝐻 = 𝐻𝑝 – 𝐻𝑟 < 0
4.) Gambarkan diagram tingkat energi untuk keempat reaksi tersebut.
Jawab :

G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat di simpulkan bahwa sebagian reaksi dapat
berlangsung pada suhu rendah , sementara reaksi lain hanya dapat
berlangsung pada suhu yang tinggi. Reaksi yang memerlukan pemanasan
itu belum tentu endoterm. Reaksi antara serbuk besi dengan serbuk
belerang merupakan contoh reaksi eksoterm yang hanya dapat
berlangsung pada suhu tinggi. Meskipun memerlukan pemanasan, reaksi
secara keseluruhan membebaskan energi. Reaksi eksoterm seperti itu
memerlukan panas untuk mencapai kondisi yang memungkinkan reaksi
dapat berlangsung. Jika reaksi sudah mulai berlangsung, maka
pemanasan tidak diperlukan lagi. Sebaliknya, reaksi endoterm yang
berlangsung pada suhu tinggi terus-menerus memerlukan pemanasan.
Jika pemanasan dihentikan, maka reaksi akan terhenti. Jadi reaksi kimia
yang melepaskan atau mengeluarkan kalor disebut reaksi eksoterm,
sedangkan reaksi kimia yang menyerap kalor disebut reaksi endoterm.

Anda mungkin juga menyukai