Anda di halaman 1dari 4

ALKIL HALIDA (REAKSI SN1 DAN SN2)

ALKIL HALIDA Alkil halida adalah molekul organik yang mengandung sebuah atom X
halogen yang diikat ke sebuah hibridisasi atom karbon sp 3 . Alkil halida diklasifikasikan
sebagai primer (1o ), sekunder (2o ), atau tersier (3o ) tergantung pada nomor dari ikatan
karbon yang terikat dengan halogen. Alkil halida mempunyai rumus molekul CnH2+1X, dan
secara resmi diperoleh dari sebuah alkana dengan mengganti atom hidrogen menjadi halogen.
A. Sifat˗sifat haloalkana
1. Sifat kimia
Sifat kimia yang khas bagi senyawa haloalkana dapat dilihat dari reaksi penggantian atom
halogen yang reaktif dengan atom gugus monovalen lain. Iodida lebih reaktif daripada
bromida sedangkan bromida lebih reaktif daripada klorida. Contoh reaksi˗reaksi yang
melibatkan haloalkana, yaitu:

a. Hidrolisis
Dalam senyawa alkil halida dapat terhidrolisis dengan lambat dalam air yang mendidih  tetapi
akan terhidrolisis dengan cepat dalam larutan alkalis panas, kemudian akan menghasilkan
alkohol. Reaksinya sebagai berikut.

C2H5Br + NaOH         → C2H5OH + NaBr

                                                Etil alkohol

b. Reaksi dengan kalium sianida


Bila alkil halida dididihkan dengan larutan kalium sianida (pelarut alkohol), maka yang
terbentuk adalah alkil sianida. Contoh:

C2H5Br + KCN           → C2H5CN + KBr

                                                Etil sianida

c. Reaksi dengan amonia


Amonia dalam larutan berair yang pekat bereaksi dengan alkil halida menghasilkan garam
amin primer. Contoh

C2H5Br + NH3  → C2H5NH3Br         

                        Etilamin hidrobromida

2. Sifat fisik
Untuk menjelaskan sifat fisik dari alkil halida perhatikan tabel dibawah ini:

Tabel 1. Alkil halida sederhana


sifat˗sifat fisik halida sederhana diberikan dalamtabel di atas, pada tabel tersebut jelas bahwa
metil klorida, metil bromida dan etil klorida adalah gas pada suhu kamar sedangkan yang lain
berupa cairan.

Alkil halida terasa manis dan semua tak berwarna bila murni, meskipun alkil halida
cenderung berubah menjadi kuning bila terkena sinar matahari dalam waktu yang lama.

Alkil halida praktis tak dapat bercampur dengan air, membentuk lapisan terpisah bila
dicampur dan emulsi bila dikocok, tetapi larutan dengan cepat daam alkohol dan eter.

Senyawa yang terhalogenasi banyak memiliki titik didih lebih tinggi, seperti terlihat untuk
klorometana dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. Massa molekul dan titik didih klorometana


B. Kegunaan haloalkana
Seperti halnya yang lain, haloalkana juga memiliki banyak kegunaan, berikit ini kita akan
membahas contoh haloalkana dan kegunaannya.

 Metil klorida dan metil bromida

Metil klorida dapat digunakan di bidang industri sebagai refrigerant (pendingin) dan agen


metilasi, yaitu dalam industri silikon dan pewarna. Metil bromida digunakan sebagai
pemadam api pesawat terbang dan pengasapan hama buah˗buahan.

 Etil klorida

Etil klorida digunakan pada skala besar untuk pembuatan tetraetil timbal (C2H5)4Pb, dari
paduan natrium˗timbal (Na4Pb). Reaksinya:

4C2H3Cl (aq) + Na4Pb (s) → (C2H3)4Pb (s) + 4 NaCl (aq)

Etil klorida juga digunakan sebagai anestesi lokal dalam operasi kecil karena efek dingi bila
menguap pada kulit dan yang paling penting untung untuk pembuatan plastik etil selulosa.

 Kloroform (CHCl3) dan iodoform (CHI3)

Kloroform merupakan zat pembius yang kuat, tetapi penggunaannya dapat merusak hati.
Haloalkana yang lebih baik sebagai pembius adalah 2˗ bromo˗2 kloro ˗1,1,1 trifluoroetana
(CF3˗CHClBr). Iodoform digunakan sebagai antiseptik pada pengobatan luka.

 Freon

Feon merupakan nama dagang Dupont untuk senyawa terfluoronasi. Zat ini digunaka
sebagai refrigerant (cairan pendingin). Freon 12 (diklorodifluorometana) dan freon 11
(triklorofluorometana) tidak beracun, tidak berbau, dan tidak mudah terbakar. Sebagian
digunakan dalam pemadam kebakaran. Penggunaan freon telah banyak dikurangi dan bahkan
dihentikan karena freon dapat merusak lapisan ozon di stratosfer.

 DDT (diklorodifenitrikloroetana)

DDT digunakan secara luas sebagai insektisida mulai tahun 1950 sampai 1970.
Penggunaanya dibatasi karena tak terurai di lingkungan dan dapat masuk ke dalam rantai
makanan.

 Tertraklorometana (CCl4)

Zat ini digunakan terutama sebagai pelarut zat organik dan bahan pembuatan senyawa
senyawa yang mengandung flour.

Semoga artikel Kegunaan dan Sifat Haloalkana di atas dapat membantu teman-teman


dalam memahami dan mengetahui senyawa turunan alkana, khususnya haloalkana. Demikian
pembehasan kita kali ini, jika ada yang kurang dimengerti bisa komentar di kolom komentar
yaa, terima kasih.
Penggunaan Alkil Halida
Alkil halida menemukan berbagai kegunaan dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari seperti:
1.       Digunakan di laboratorium sebagai senyawa antara sintetis.
2.       Digunakan sebagai pembersih untuk membersihkan.
3.        Penggunaan komersial dari haloalkana termasuk penggunaannya dalam extin
apiguisher.
4.       Etil klorida dapat digunakan sebagai bahan untuk mendinginkan kulit di daerah tropis.
5.       Alkil halida tidak larut air yang digunakan sebagai pelarut aqua
6.       Karbon tetraklorida digunakan untuk mendeteksi neutrinos serta penggunaan lainnya

Daftar Pustaka:

Soebiyanto Suwardi, Dkk. (2009). Panduan Pembelajaran Kimia kelas 12. Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai