Anda di halaman 1dari 11

Selasa, 09 September 2014

Praktikum Kimia Eter

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya dan rahmat-Nya, dan
sholawat serta salam tatkala kita panjatkan kepada Nabi besar Muhammad SAW sebagai suri
tauladan bagi kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Kimia Organik,
yang berjudul ETER. Tugas Makalah ini disusun untuk memenuhi sebagian tugas mata
kuliah Kimia Organik Program studi Agroteknologi Fakultas Pertanian.
Tugas Resume ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa campur tangan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Subandi, Ir,. MP, selaku Dosen Pengampuh yang telah membimbing dan arahan dalam
2.
3.

penyusunan Tugas Makalah.


Ibu dan Bapak Penulis yang selalu mendoakan.
Kelompok penulis Aulia Novaliani, Euis Rahmawati dan Oos karoshi.
Semoga Allah SWT memberikan pahala kepada pihak-phak yang telah membantu
dalam Tugas Makalah ini, dan semoga Tugas Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca, mohon maaf bila masih terdapat kesalahan dalam
penyusunannya baik dalam kata-kata dan sistematisnya, untuk itu penyusun meminta kritik
dan sarannya agar kedepan dalam penyusunan tugas lebih baik lagi.

Wassalamualaikum wr.wb.
Cirebon, Mei 2014
Penulis,.

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan selalu berkaitan dengan apapun demikian juga berkaitan dengan kimia,
kehidupan tak lepas dari yang namanya kimia. Ilmu kimia adalah ilmu pengetahuan alam
yang mempelajari tentang materi yang memiliputi struktur, susunan, sifat dan perubahan
materi serta energi yang menyertainya. Kehidupan selalu berkaitan dengan kimia contohnya
saja deterjen, alkohol, kopi, susu, air dan sebagainya yang didalamnya mengandung unsurunsur kimia.
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan
O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH),
maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air.
Dari pembahasan diatas penyusun ingin membahas tentang pembuatan Eter, jenisjenis/macam-macam Eter, tata nama Eter, sifat-sifat Eter, keisomeran pada Eter, dan manfaat
dari Eter beserta dampaknya.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengetahui Pengertian Eter


Mengetahui Pembuatan Eter.
Mengetahui Jenis-Jenis/Macam-Macam Eter.
Mengetahui Tata Nama Eter
Mengetahui Sifat-Sifat Eter
Mengetahui Keisomeran Pada Eter
Mengetahui Manfaat Eter Beserta Dampaknya.

II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H,
dan O dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air
(HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air. Eter atau

alkoksialkana merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh
gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
RH
alkana

R OR'
eter

Rumus umum struktur ; R O -R'


Rumus umum molekul ; CnH2n+2
2.2 Pembuatan Eter
Umumnya eter dibuat dari dehidrasi alkohol. Dietil eter dapat dibuat melalui
pemanasan etanol dengan asam sulfat pekat pada suhu sekitar 140C hingga reaksi dehidrasi
sempurna.
Bila uap etanol dan alkohol-alkohol primer suhu rendah yang lain dilewatkan di atas
suatu alumina pada suhu 250-260 C maka akan terjadi dehidrasi pada alkohol tersebut dan
menghasilkan eter.
2 C2H5OH C2H5-O-C2H5 + H2O
Di laboratorium dan industri, yang lazim digunakan sebagai penarik air adalah H 2SO4.
Dalam cara ini, rangkaian reaksinya adalah sebagai berikut:
(1) C2H5OH + H2SO4 C2H5OSO3H + H2O
(2) C2H5OSO3H + C2H5OH C2H5-O-C2H5 + H2SO4
Asam sulfat yang diperoleh dalam langkah (2) dapat bereaksi kembali dengan etanol
seperti yang dituliskan dalam langkah (1). Oleh karena itu cara pembuatan eter seperti ini
dinamakan "proses eterifikasi kontinyu". Secara teoritik, dapat diduga bahwa dengan sekali
penambahan asam sulfat dapat digunakan untuk membuat eter dengan jumlah alkohol yang
tidak terbatas. Dalam kenyataannya, setelah jangka waktu tertentu, asam sulfatnya harus
diperbarui karena ada sebagian yang tereduksi menjadi asam sulfit.
Dalam pembuatan eter dengan cara ini diperlukan suhu yang relatif rendah karena
dalam keadaan panas etil hidrogensulfat (C2H5OSO3H) dapat terdekomposisi menjadi etilena
dan asam sulfat. Suhu yang diperlukan adalah 120-140 C, dengan katalis Al 2(SO4)3. Bila
reaksi berlangsung pada suhu 145 C, memberikan hasil etilena.

Perlu diketahui bahwa pembuatan eter dengan menggunakan asam sulfat ini hanya
memberikan hasil sebaik-baiknya untuk eter suku rendah dengan rantai linier. Bila diterapkan
untuk membuat eter suku tinggi dan bercabang, ternyata lebih banyak menghasilkan etena.
Pembuatan eter dari alkohol CH3CH2OH + HOCH2CH3H2SO4 CH3CH2OCH2CH3
+ H2O
Menurut Sintesis Eter Williamson
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkil halida (haloalkana) dengan suatu
alkoksida. Alkoksida dapat dibuat dengan mereaksikan suatu alkohol primer dengan suatu
basa seperti NaOH. Contoh:
C2H5Br + Na-OC2H5 NaBr + C2H5-O-C2H5
Mereaksikan Alkil Halida dengan Perak Iodida
Alkil halida jika direaksikan dengan perak iodida akan menghasilkan eter dan garam
perak halida. Contoh:
2 C2H5I + Ag2O C2H5-O-C2H5 + 2 AgI
Eter mempunyai struktur rantai C-O-C yang mempunyai sudut ikatan sebesar 104,5
dan jarak antara atom C dengan O adalah sekitar 140 pm. Halangan rotasi untuk ikatan C-O
sangat kecil. Ikatan oksigen dalam eter, alkohol dan air sangatlah mirip. Pada teori ikatan
valensi, hibridisasi oksigen adalah sp3.
Oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, dengan demikian hidrogen alfa eter
bersifat lebih asam daripada hidrokarbon sederhana, tetapi jauh kurang asam dibandingkan
dengan hidrogen alfa golongan karbonil (seperti aldehida dan keton).
2.3 Jenis-Jenis/Macam-Macam Eter.
Eter dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris. Kalau
dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan eter sederhana atau eter
simetrik. Tetapi bila R R', dinamakan eter campuran atau eter asimetrik. Di samping yang
mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus
umumnya dinyatakan dengan Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan Alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti keduanya
mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Contoh untuk isomeri
fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH 3-O-CH3 dan CH3CH2OH. Perbedaan gugus

fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan
alkohol.
Reaksi terhadap Eter, Eter merupakan suatu senyawa organik yang tidak terlalu
reaktif. Dengan kata lain, eter hanya dapat mengalami reaksi khusus. Reaksi terhadap eter
adalah:
-

Reaksi Oksidasi Eter


Dengan campuran (K2Cr2O7 + H2SO4), eter mengalami oksidasi dengan hasil seperti

pada oksidasi alkohol asalnya. Sebagai contoh, dietil eter (yang dibuat dari etanol) bila
direaksikan dengan (K2Cr2O7 + H2SO4) menghasilkan asetaldehida. C2H5-O-C2H5 2
CH3CHO
-

Reaksi Eter dengan Asam

Dengan HI Dingin

Dengan asam iodida dingin, eter menghasilkan alkohol dan alkil iodida. Contoh:
C2H5-O-C2H5 + HI C2H5OH + C2H5I

Dengan H2SO4 Dingin


Dengan asam sulfat pekat dingin, eter dapat larut. Pemanasan larutan eter dalam asam
sulfat pekat mengakibatkan terbentuknya alkohol dan alkil hidrogensulfat. Contoh: C 2H5-OC2H5 + H2SO4 C2H5OH + C2H5HSO4
-

Reaksi Hidrolisis Eter


Bila eter dididihkan dalam air yang mengandung asam (umumnya H 2SO4) terjadilah

hidrolisis yang memberikan hasil alkohol. Contoh:


C2H5-O-C2H5 + H2O 2 C2H5OH
-

Reaksi Eter dengan Halogen


Halogen (klor atau brom) dapat mensubstitusi atom H yang terikat pada atom C alfa

(atom C yang berikatan dengan atom O) dalam suatu eter.


C2H5-O-C2H5 + Cl2 CH3CHCl-O-C2H5 + HCl
2.4

Tata Nama Eter

Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter (Cara
Trivial) dan Menurut sistem IUPAC, gugus OR disebut gugus alkoksi sehingga penataan
nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi (alkoksialkana) diikuti oleh nama
rantai utamanya.
1. Penamaan Alkil Eter (Trivial)
Nama kedua gugus alkil disebut lebih dahulu (diurutkan berdasarkan abjad),
kemudian di tambahkan eter. Jika kedua gugus alkil sama, diawalan di. Tata nama trivial
untuk senyawa eter sangat sederhana dengan menyebutkan nama-nama gugus yang terikat
pada atom oksigen dan kemudian ditambahkan kata eter. Contohnya adalah CH 3-O-CH2CH3
diberi nama etil metil eter, sedangkan CH3CH2-O-CH2CH3 diberi nama dietil eter.
2. Penamaan Alkoksialkana (IUPAC)
Penataan nama senyawa eter dimulai dengan nama gugus alkoksi diikuti oleh nama
rantai utamanya. Gugus alkoksi dianggap sebagai cabang yang terikat pada rantai induk.
Menurut tata nama IUPAC, eter diberi nama sebagai alkoksialkana, dalam arti bahwa eter
dipandang sebagai turunan alkoksi suatu alkana. Contohnya adalah metoksimetana,
metoksietana, dan 2-metoksipentana yang rumus strukturnya berurutan adalah sebagai
berikut:

Bila senyawa yang menurunkannya adalah alkena, maka nama yang diberikan adalah
alkoksialkena. Sebagai contoh adalah 1-metoksipropena yang mempunyai rumus
CH3OCH=CHCH3.
Eter yang memngandung gugus aril dinamakan Alkoksiarena. Sebagai contoh adalah
Metoksibenzena yang rumus strukturnya sebagai berikut:

Di bawah ini Penataan Nama Eter Menurut Trivial dan IUPAC


Rumus Struktur Eter

Nama Trivial

Nama IUPAC
(alkoksialkana)

CH3 O CH3

Dimetil eter

Metoksi metana

CH3 O CH2 CH3

Etil metil eter

Metoksi etana

CH3 CH2 O CH2 CH3

Dietil eter

Etoksi etena

Isopentil etil eter

2-etoksi pentana

Fenil propil eter

Fenoksi propana

2.5

Sifat-Sifat Eter
Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud

cair, kecuali dimetil eter (gas). Jika dibandingkan dengan senyawa alkohol, titik didih dan
titik leleh eter lebih keci. Ini terjadi karena antar molekul eter tidak membentuk ikatan
hidrogen. Eter juga cenderung bersifat nono polar, sehingga kelarutannya dalam air sangat
kecil. Selain itu eter bersifat mudah terbakar. Dibandingkan terhadap alkohol, eter jauh
kurang reaktif kecuali dalam hal pembakaran.Eter jauh lebih mantap (lebih kurang reaktif)
dibandingkan alkohol. Eter tidak bereaksi dengan logam natrium. Sifat ini dapat digunakan
untuk membedakan alkohol dengan eter.
2.6

Keisomeran pada Eter


Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.

1) Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul sama, namun rumus
strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter memiliki isomer struktur dengan metil propil eter
dan metil isopropil eter.
2) Isomer Fungsional

Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang sama, Akan tetapi, keduanya
memiliki jenis gugus fungsional yang berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum
molekul sama namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran fungsional.
Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
2.7 Manfaat Eter Beserta Dampaknya.
Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan adalah:
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius). Senyawa dietil
eter

biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati rasa atau obat bius) yang diberikan

melalaui pernafasan namun penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran
pernafasan dan merangsang sekresi lendir.
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala.
Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan bakar sehingga laju mesin lebih
kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4. Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula,
seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat menyebabkan mual dan muntah selama waktu
pemulihan. Karena dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.

III. KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
1. Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan O
dengan rumus umum R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air (HOH), maka
eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil dari senyawa air. Eter atau alkoksialkana
merupakan senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti oleh gugus alkoksi
sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
2. Eter dibuat dari dehidrasi alkohol, Pembuatan Eter Menurut Williamson, Mereaksikan Alkil
Halida dengan Perak Iodida.
3. Eter digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter asimetris.
4. Tata Nama Eter Penamaan eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan alkil eter
(Cara Trivial) dan Menurut sistem IUPAC.
5. Sifat-sifat eter yaitu pada keadaan standar, hampir seluruh senyawa eter berwujud cair,
kecuali dimetil eter (gas).

6. Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer fungsional.
7. Manfaat eter, dibidang medis digunakan untuk anestesi (bius), dibidang otomotif, eter
digunakan untuk menghidupkan mesin yang tak mau menyala, dilaboratorium, eter
digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan senyawa non polar pula, seperti lemak,
lilin dan minyak.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Alex Kimia. 2013. Pengertian dan Manfaat ETER. (online). Pengertian dan Manfaat ETER _
Chemistry by Alex P.I.P.htm. Akses tanggal 25 Mei 2014.
2. Ilmu Kimia. 2012. Golongan Eter. (online). Golongan Eter_Ilmu Kimia.htm. Akses tanggal
25 Mei 2014.
3.
Ilmu
4.

Kimia.

2013.

Pembutan

Eter.

(online).

http://www.ilmukimia.org/2013/03/pembuatan-eter.html. Akses tanggal 25 Mei 2014.


Ilmu Kimia. 2012. Reaksi Terhadap Eter. (online). Reaksi Terhadap Eter _

Ilmu

Kimia.htm. Akses tanggal 25 Mei 2014.


5. Ilmu Kimia. 2012. Tata Nama Eter. (online). Tata Nama Eter_Ilmu Kimia.htm. Akses tanggal
25 Mei 2014.
6. Suhartinichemist. 2012. KIMIA ALKOHOL dan ETER. (online). KIMIA ALKOHOL dan
ETER.htm. Akses tanggal 25 Mei 2014.

Pembuatan Eter
a.Mereaksikan alkil halida dengan alkoksida

Eter dapat dibuat dengan mereaksikan antara alkil halida dengan natrium
alkoksida. Hasil samping diperoleh garam natrium halida.

Contoh :

b. Mereaksikan alkil halida dengan perak(I) oksida

Alkil halida bereaksi dengan perak(I) oksida menghasilkan eter. Hasil samping
diperoleh garam perak halida.

Contoh :

Eter
Eter adalah salah satu zat yang digunakan sebagai anestesi (obat bius). Eter
ditemukan seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun
1275.Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis oleh Valerius
Cordus, ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama
W.G. Frobenius mengubah nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730.
Bagi kebanyakan orang kata eter dikaitkan dengan anestesi. Eter yang dimaksud
adalah hanyalah salah satu anggota kelompok eter, yaitu senyawa yang mempunyai dua
gugus organik melekat pada atom oksigen tunggal. Rumus umum eter ialah R-O-R, yang
R dan R-nya bisa sama atau berbeda, gugusnya dapat berupa alkil atau aril. Pada
anestesi umum kedua R-nya adalah gugus etil. CH3CH2-O-CH2CH3.

Eter merupakan isomer atau turunan dari alkohol (unsur H pada OH diganti oleh
alkil atau aril). Eter mengandung unsur C, H, dan O.

Tatanama eter
-

Eter diberi nama berdasarkan gugus alkil atau arilnya menurut urutan abjad, diikuti dengan

kata eter misalnya :

Untuk eter dengan stuktur kompleks, kadang-kadang diperlukan nama gugus OR sebagai gugus
alkoksi. Misalnya, dalam sistem IUPAC eter diberi nama sebagai hidrokarbon dengan substitusi
alkoksi.

Anda mungkin juga menyukai