Anda di halaman 1dari 18

JURNAL AWAL

PRAKTIKUM KIMIA FARMASI


STRUKTUR MOLEKUL DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL MOLEKUL

Oleh :
Kelompok 5
Golongan 1

1. Ni Kadek Ida Rajeswari 2008551021


2. Ni Kadek Wulan Adiari 2008551022
3. Komang Amelia Syahrani Putri 2008551023
4. Ni Komang Diantari 2008551024
5. Ni Kadek Hermiasih 2008551025

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
STRUKTUR MOLEKUL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MOLEKUL
I. TUJUAN
I.1 Memberikan pengalaman bekerja dengan model molekul.
I.2 Memberikan pengalaman mengenai visualisasi senyawa-senyawa
organik dalam 3 dimensi.
I.3 Mampu menentukan sudut ikatan suatu struktur molekul.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kimia organik didefinisikan sebagai kimia senyawa karbon, karena
semua senyawa organik mengandung yang namanya unsur karbon (C) atau
unsur lain seperti H, N, O, S, P. Namun tidak semua senyawa yang
mengandung atom karbon adalah senyawa organik (Fessenden, 1986). Bentuk
atau struktur molekul merupakan konsep dasar dalam kimia organik. Molekul
ini berbentuk tiga dimensi dan interaksi ruang dari suatu bagian molekul
dengan bagian molekul lainnya sangat penting dalam menentukan sifat fisika
dan kimia dari molekul-molekul tersebut (Syafrudin, 2000).

Berdasarkan unsur pembentuknya, molekul dibedakan menjadi


molekul unsur dan molekul senyawa. Molekul unsur merupakan molekul yang
terbentuk dari atom-atom unsur yang sama, sedangkan molekul senyawa
terbentuk jika dua atau lebih atom unsur yang berbeda berikatan satu sama
lain. Dalam ilmu kimia, senyawa-senyawa dengan rumus molekul yang sama
dapat memiliki susunan atom yang berbeda-beda. Molekul-molekul yang
sama namun susunan atomnya berbeda disebut dengan isomer.

Molekul terlalu kecil untuk diamati secara langsung. Cara efektif


untuk memvisualisasikan molekul adalah dengan menggunakan model
molekul. Ada dua jenis standar model yang sering digunakan yakni, model
bola dan model tongkat. Atom-atom diwakili oleh bola kayu atau bola plastik
yang mempunyai lubang-lubang. Tongkat atau pegas digunakan untuk

1
mewakili ikatan kimia. Sudut-sudut yang terbentuk antar mewakili sudut
ikatan dalam molekul yang sebenarnya (Chang, 2004).

Molymod adalah media pembelajaran kimia yang terdiri atas bola


warna warni yang menggambarkan suatu atom serta memiliki lubang sesuai
dengan jumlah atom lain yang dapat diikat oleh atom tersebut serta pasak
yang menggambarkan ikatan antara dua atom tersebut. Molymod dapat
digunakan untuk menerangkan materi pokok ikatan kovalen (Sari, 2013).

Gambar 1. Molymod (Sari, 2013)

Bentuk geometri molekul merupakan penataan atau susunan atom-


atom menyusun molekul secara tiga dimensi. Penentuan bentuk geometri
molekul dapat dilihat dari jenis atom yang menyusun dan jumlah elektron baik
yang berikatan maupun tidak berikatan pada molekul tersebut. Bentuk
molekul dapat ditentukan dengan dua cara yaitu teori tolakan pasangan
elektron atau teori VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) dan teori
hibridisasi. Pemodelan molekul digunakan untuk memperoleh rancangan
suatu molekul yang diinginkan secara efisien.

Teori hibridisasi adalah teori yang didasarkan pada bentuk orbital kulit
terluarnya, dimana terjadi penggabungan beberapa orbital yang baru dengan
tingkat energi yang sama. Hibridisasi memberikan ikatan yang lebih kuat
karena tumpang tindihnya lebih besar, oleh karena itu menghasilkan molekul
berenergi lebih rendah, yang lebih stabil. Berdasarkan teori ini ada lima
bentuk molekul, yaitu sp, sp2, sp3, sp3d, sp3d2.

2
Hibridisasi sp dapat terjadi jika orbital 2s dan satu orbital 2p
melakukan hibridisasi membentuk dua orbital sp. Hibridisasi sp akan
berbentuk linier, yang mana akan terdapat 2 orbital p bebas yang tidak
digunakan. Dari hibridisasi ini akan dihasilkan jenis ikatan rangkap tiga
karena terdapat dua orbital p bebas yang masing masing dapat menghasilkan
ikatan phi dengan orbital atom lain sehingga secara keseluruhan hibridisasi ini
memiliki 1 ikatan sigma dan 2 ikatan phi.

Hibridisasi sp2 terjadi apabila orbital 2s dan dua orbital 2p melakukan


hibridisasi membentuk tiga orbital sp. Pada hibridisasi ini, terdapat 1 orbital p
bebas yang tidak digunakan untuk hibridisasi. Hibridisasi sp 2  berbentuk
trigonal planar dengan jenis ikatan rangkap dua, sehingga kekuatan ikatannya
lebih tinggi daripada ikatan tunggal dan panjang ikatan yang dihasilkan juga
lebih pendek.

Pada hibridisasi sp3, orbital 2s dan tiga orbital 2p akan melakukan


hibridisasi yang akan membentuk empat orbital sp. Orbital ini akan berbentuk
tetrahedral dengan jenis ikatan tunggal atau satu ikatan sigma, dimana
kekuatan ikatan pada hibridisasi ini paling lemah diantara hibridisasi lainnya,
sedangkan panjang ikatan pada hibridisasi ini yang paling besar diantara
lainnya.

Hibridisasi sp3d melibatkan pencampuran orbital 3p dan orbital 1d


untuk membentuk lima orbital hibridisasi sp3d dengan energi yang sama.
Hibridisasi ini akan berbentuk geometri bipyramidal trigonal. Campuran
orbital s, p dan d membentuk simetri bipyramidal trigonal.

Hibridisasi sp3d2  memiliki orbital 1s, 3p dan 2d, yang mengalami


pencampuran untuk membentuk 6 orbital hibrid sp3d2 yang identik.
Hibridisasi ini akan berbentuk oktahedral dan cenderung pada sudut 90 derajat
satu sama lain.

3
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat
a. Bola hitam (karbon)
b. Bola hijau (klor)
c. Bola putih (hidrogen)
d. Bola merah (oksigen)
e. Bola ungu (fosfor)
f. Bola kuning (sulfur)
g. Batang valensi pendek
h. Batang valensi panjang
3.2 Bahan
-
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM
Penyusunan bentuk molekul
4.1 Susun dan gambarkan (2 dimensi) dari :
a. sp3 (tetrahedral),
Hibridisasi sp3 dapat menjelaskan struktur molekul tetrahedral,
Hibridisasi dari satu orbital s dengan tiga orbital p menghasilkan
empat orbital hibrida sp3 yang memiliki sudut dengan besar yang
sama satu sama lain, sehingga membentuk struktur molekul
tetrahedral, contohnya seperti : Metana (CH4)
1. Disiapkan lima atom molymod yang terdiri atas satu butir atom
karbon (hitam) dan empat butir atom hidrogen (putih), serta
empat batang valensi pendek,
2. Keempat batang valensi berfungsi sebagai penguhubung antara
atom karbon dengan atom-atom hidrogen tersebut,
3. Dibentuk orbital lalu digambarkan pada kertas laporan.

4
b. sp2 (segitiga planar),
Hibridisasi sp2 berguna untuk menjelaskan bentuk struktur molekul
trigonal planar. Hibridisasi satu orbital s dan dua orbital p
menghasilkan tiga orbital hibrida sp2 berorientasi dengan sudut yang
sama satu sama lain sehingga membentuk trigonal planar atau segitiga
planar, contohnya seperti : Etilena atau Etana (C2H4)
1. Disiapkan empat butiran atom molymod yang terdiri atas dua
butir atom karbon (hitam), empat butir atom hidrogen (putih),
serta satu batang valensi panjang dan empat batang valensi
pendek,
2. Dihubungkan kedua karbon menggunakan satu batang valensi
panjang, pasangkan keempat batang valensi pendek pada
karbon,
3. Pada masing-masing karbon dipasangkan dua batang valensi
pendek,
4. Dipasangkan ke empat hidrogen pada masing-masing batang
valensi pendek yang sudah terpasang pada karbon,
5. Dibentuk orbital lalu digambarkan pada kertas laporan.
c. sp (linier),
Hibridisasi sp merupakan penggabungan antara satu orbital s dengan
satu orbital p sehingga terdapat dua orbital p bebas yang tidak
digunakan. Contohnya seperti: Karbondioksida (CO2)
1. Disiapkan tiga butiran atom molymod yang terdiri atas satu butir
atom karbon (hitam) dan dua butir atom oksigen (merah), serta
dua batang valensi.
2. Dihubungkan atom karbon dengan atom-atom oksigen dengan
menggunakan kedua batang valensi tersebut.
3. Dibentuk orbital lalu digambarkan pada kertas laporan.

5
d. sp3d (segitiga bipiramida),
Hibridisasi sp3d melibatkan pencampuran orbital tiga p dan orbital satu
d untuk membentuk lima orbital hibridisasi sp3d dengan energi yang
sama, pencampuran orbital tersebut membentuk simetri bipyramidal
trigonal atau segitiga bipiramida. Contohnya seperti: Fosfor
pentaklorida (PCl5)
1. Disiapkan enam butiran atom molymod yang terdiri atas satu
butir atom fosfor (ungu) dan lima butir atom klor (hijau), serta
lima batang valensi.
2. Kelima batang valensi berfungsi sebagai penghubung atom
fosfor dengan atom-atom klor.
3. Dibentuk orbital lalu digambarkan pada kertas laporan.
e. sp3d2 (oktahedral),
Hibridisasi sp3d2 memiliki orbital satu s, tiga p, dan dua d, yang
mengalami penggabungan dan membentuk enam orbital hibrid sp3d2
yang identik. Keenam orbital tersebut diarahkan ke sudut oktahedron.
Contohnya seperti: Sulfur heksafluorida (SF6)
1. Disiapkan tujuh butiran molymod yang dari satu butir atom
sulfur (kuning) dan enam butir atom flour (hijau), serta enam
batang valensi.
2. Keenam batang valensi berfungsi sebagai penghubung atom
sulfur dengan atom-atom flour.
3. Dibentuk orbital lalu digambarkan pada kertas laporan.
4.2 Susun dan gambarkan senyawa berikut ini:
a. 2-metilheksana: C7H16
1. Disiapkan butiran molymod yang terdiri dari tujuh butir atom karbon b
erwarna hitam,16 butir atom hidrogen berwarna putih, dan 22 batang
valensi.

6
2. Bentuklah CH3 dengan satu butir karbon, tiga butih hidrogen dan tiga b
atang valensi.
3. Bentuklah CH2 sebanyak tiga bagian dengan empat butir karbon, semb
ilan butih hidrogen, dan 12 batang valensi serta satu bagian CH 3 yang t
erhubung seperti rantai.
4. CH3 dengan rantai C4H9 lalu dihubungkan pada satu bagian yang
terbentuk dari atom C dan H.
5. Disiapkan lagi satu CH3 yang lalu akan dihubungkan ke rantai utama
C6H13 pada bagian CH.
b. 2-butanol
1. Disiapkan butiran molymod yang terdiri dari 4 butir atom carbon ber
warna hitam, 10 butir atom hidrogen berwarna putih, dan 1 atom oksi
gen berwarna merah.
2. Dibentuk 2 model atom CH3 dengan menghubungkan butir atom H ke
kepala atom C dengan batang valensi molymod
3. Atom yang telah dibuat dihubungkan dengan menggunakan batang va
lensi dengan urutan CH3, CH, CH2, CH3. Setelah terbentuk rantai buta
na, pada CH dihubungkan atom O yang telah dihubungkan dengan at
om H.
c. 2-butana
1. Disiapkan butiran molymod yang terdiri atas empat butir atom karbon
berwarna hitam, 10 butir atom hidrogen berwarna putih, dan 14 batang
valensi.
2. Bentuklah CH3 dengan satu butir karbon, tiga butir hidrogen dan tiga b
atang valensi.
3. Bentuklah CH2 dengan satu butir karbon, dua butir hidrogen serta tiga
batang valensi lalu hubungkan dengan CH3 yang sebelumnya telah dibe
ntuk. Lalu hubungkan kedua bagian yang telah dibentuk dengan satu b
atang valensi. Sehingga terbentuklah C2H5.

7
4. Disiapkan lagi satu bagian CH dan satu bagian CH 3. Bagian ini lalu
dihungkan dengan rantai C2H5 melalui dua batang valensi. Rantai yang
terbentuk akan terdiri atas empat butir atom dan 10 butir hidrogen
(C4H10). Disiapkan lagi satu bagian CH dan satu bagian CH 3. Lalu hub
ungkan bagian ini dengan rantai C2H5 dengan menggunakan dua batan
g valensi. Sehingga rantai yang terbentuk terdiri atas empat butir karbo
n dan 10 butir hidrogen (C4H10)
d. 1-propanol (C3H8O)
1. Disiapkan butiran molymod yang terdiri atas tiga butir atom karbon ber
warna hitam, 8 butir hidrogen berwarna putih dan 11 batang valensi.
2. Bentuklah -OH dengan menggunakan 1 butir atom karbon, 1 butir ato
m hidrogen serta dua batang valensi.
3. Bentuklah propana dengan menggunakan 3 butir atom karbon, 7 butir
atom hidrogen, serta 9 buah batang valensi. Sisakan saru tangan pada a
tom karbon pertama.
4. Hubungkan gugus alkohol dengan atom karbon pertama pada
gugus propana yang sebelumnya telah dibentuk tadi menggunakan 1
buah batang valensi.
e. Metiletileter
1. Disiapkan butiran molymod yangterdiri atas tiga butir atom karbon be
rwarna hitam, 8 butir atom hidrogen berwarna putih, dan 1 butir atom
oksigen berwarna merah.
2. Bentuklah 2 model atom CH3 dan 1 model atom CH2 dengan menggu
nakan atom hidrogen yang disambungkan ke kepala atom karbon men
ggunakan batang valensi.
3. Dihubungkan CH3 yang telah dibentuk dengan batang valensi ke ato
m O, lalu atom O tersebut dihubungkan lagi dengan CH2, dan CH2 dih
ubungkan kembali dengan CH3 menggunakan batang valensi sehingg
a membentuk metiletileter.

8
4.3 Susun, gambarkan dan simpulkan kestabilan senyawa siklik yang terdiri
dari 3 atom C sp3, 4 atom C sp3, 5 atom C sp3, 6 atom C sp3, 7 atom C
sp3, 8 atom C sp3. Tentukan dahulu sudut-sudutnya.

a. Susunan 3 atom C sp3

Rumus : C3H6 (siklopropana), Prosedur Kerja :

1. Disiapkan molymod yang terdiri dari 3 atom carbon (bola


hitam), 6 atom hidrogen (bola putih), 3 batang valensi
Panjang, dan 6 batang valensi pendek.

2. Dirangkai ketiga atom carbon lalu dihubungkan dengan


batang valensi panjang.

3. Dipasangkan batang valensi pendek pada masing-masing


atom carbon

4. Dipasangkan seluruh atom hidrogen pada masing-masing


batang valensi pendek yang telah terpasang pada atom
carbon.

5. Struktur molekul yang dihasilkan digambar pada lembar


laporan praktikum.

b. Susunan 4 atom C sp3

Rumus : C4H8 (siklobutana), Prosedur Kerja :

1. Disiapkan molymod yang terdiri dari 4 atom carbon (bola


hitam), 8 atom hidrogen (bola putih), 4 batang valensi
panjang, dan 8 batang valensi pendek.

2. Dirangkai keempat atom carbon yang dihubungkan dengan


batang valensi panjang.

9
3. Batang valensi pendek dipasang pada masing-masing atom
carbon.

4. Dipasangkan seluruh atom hidrogen pada masing-masing


batang valensi pendek yang telah terpasang pada carbon.

5. Struktur molekul yang dihasilkan digambar pada lembar


laporan praktikum

c. Susunan 5 atom C sp3

Rumus : C5H10 (siklopentana), Prosedur Kerja :

1. Disiapkan molymod yang terdiri dari atom 5 carbon (bola


hitam), 10 atom hidrogen (bola putih), 5 batang valensi
panjang, dan 10 batang valensi pendek.

2. Dirangkai kelima atom carbon sehingga membentuk ikatan


tertutup yang dihubungkan dengan batang valensi panjang.

3. Batang valensi pendek dipasangkan pada masing-masing


atom carbon.

4. Dipasangkan seluruh atom hidrogen pada masing-masing


batang valensi pendek yang telah terpasang pada carbon.

5. Struktur molekul yang dihasilkan digambar pada lembar


laporan praktikum

d. Susunan 6 atom C sp3

Rumus : C6H12 (sikloheksana), Prosedur Kerja :

1. Disiapkan molymod yang terdiri dari 6 atom carbon (bola


hitam), 12 atom hidrogen (bola putih), 6 batang valensi
panjang, dan 12 batang valensi pendek.

10
2. Dirangkai keenam atom carbon yang dihubungkan dengan
batang valensi panjang.

3. Batang valensi pendek dipasangkan pada masing-masing


atom.

4. Kemudian dipasangkan seluruh atom hidrogen pada masing-


masing batang valensi pendek yang telah terpasang pada
atom carbon.

5. Struktur molekul yang dihasilkan digambar pada lembar


laporan praktikum.

e. Susunan 7 atom C sp3

Rumus : C7H14 (sikloheptana), Prosedur Kerja :

1. Disiapkan molymod yang terdiri dari 7 atom carbon (bola


hitam), 14 atom hidrogen (bola putih), 7 batang valensi
panjang, dan 14 batang valensi pendek.

2. Dirangkai ketujuh atom carbon yang dihubungkan dengan


batang valensi panjang.

3. Kemudian batang valensi pendek dipasangkan pada masing-


masing atom carbon.

4. Dipasangkan seluruh atom hidrogen pada masing-masing


batang valensi pendek yang telah terpasang pada atom
carbon.

5. Struktur molekul yang dihasilkan digambar pada lembar


laporan praktikum.

f. Susunan 8 atom C sp3

11
Rumus : C8H16 (siklooktana), Prosedur Kerja :

1. Disiapkan molymod yang terdiri dari 8 atom carbon (bola


hitam), 16 atom hidrogen (bola putih), 8 batang valensi
panjang, dan 16 batang valensi pendek.

2. Dirangkai kedelapan atom carbon yang dihubungkan dengan


batang valensi panjang.

3. Batang valensi pendek dipasangkan pada masing-masing


atom carbon.

4. Kemudian dipasangkan seluruh atom hidrogen pada masing-


masing batang valensi pendek yang telah terpasang pada
carbon.

5. Struktur molekul yang dihasilkan digambar pada lembar


laporan praktikum.

g. Ditentukan sudut masing-masing struktur molekul.

h. Dicatat dan digambar semua struktur molekul pada kertas laporan.

i. Disimpulkan urutan kestabilan masing-masing struktur.

V. TUGAS
Sebelum praktikum:
a. Tuliskan proses pembentukan orbital hibrida sp2 untuk atom C !

12
Teori hibridisasi adalah teori yang didasarkan pada bentuk
orbital kulit terluarnya, dimana terjadi penggabungan beberapa orbital
yang baru dengan tingkat energi yang sama. Hibridisasi adalah proses
penggabungan orbital dari suatu atom yang dikombinasikan dengan
atom lain untuk mencapai suatu keadaan yang stabil. Hibridisasi sp 2
terjadi apabila orbital 2s dan dua orbital 2p melakukan hibridisasi
membentuk tiga orbital sp. Pada hibridisasi ini, terdapat 1 orbital p
bebas yang tidak digunakan untuk hibridisasi. Hibridisasi sp2 
berbentuk trigonal planar dengan jenis ikatan rangkap dua, sehingga
kekuatan ikatannya lebih tinggi daripada ikatan tunggal dan panjang
ikatan yang dihasilkan juga lebih pendek.

b. Tuliskan struktur senyawa pada prosedur (4.2 dan 4.3)


Senyawa pada prosedur 4.2 :
1) 2-metilheksana C7H16 = (CH3 – CH - CH2 - CH2 - CH2 - CH3)

CH3
2) 2-butanol (C4H10OH) =(CH3 – CH - CH2 - CH3)

OH

3) 2-butana (n-butana : C4H10 ) = (CH3 - CH2 - CH2 - CH3)

4) 1-propana (C3H8)= (CH3 - CH2 - CH3)

5) Metiletileter (C3H8O) = (CH3 - O - CH2 - CH3)

Senyawa pada prosedur 4.3 :


1) 3 atom C sp3
siklopropana (C3H6) = CH2

13
CH2 CH2
2) 4 atom C sp3
siklobutana (C4H8) = CH2 CH2

CH2 CH2
3) 5 atom C sp3
siklopentana (C5H10) = CH2 CH2

CH2 CH2

CH2
4) 6 atom C sp3
sikloheksana (C6H12) = CH2

CH2 CH2

CH2 CH2

CH2

5) 7 atom C sp3
soklohepnata (C7H14) = CH2

CH2 CH2

14
CH2 CH2

CH2 CH2

6) 8 atom C sp3
siklooktana (C8H16) = CH2 CH2

CH2 CH2

CH2 CH2

CH2 CH2

VI. SKEMA KERJA

Disiapkan molymod yaitu dengan bola hitam (atom karbon), bola putih
(atom hidrogen), bola merah (atom oksigen), bola hijau (halogen),
kuning (atam sulfur), ungu (atom fosfor), batang valensi pendek, dan
batang valensi panjang
Disusun molymod untuk membentuk molekul yang telah ditentukan, 15
Ditentukan sudut dari masing-masing struktur molekul senyawa siklik,
Dibuat kesimpulan untuk urutan kestabilan dari masing-masing struktur
dapat dilakukan dengan cara menghubungkan bola-bola pada molymod
dicatat dan digambar
Digambarkan 2semua struktur
hasil molekul
susunan senyawa siklikmolymod
tersebut
senyawa sklik secara dimensi molekul dari
tersebut.
dengan batang valensi sebagai penghubung
pada kertas
tersebut padalaporan
kertas laporan
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.


Fessenden, R.J. dan J.S Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid 1. Edisi 3. Jakarta:
Erlangga.
Sari, Amalia. P. Ashadi. Nugruho, A. 2013. Studi Komparasi Model Pembelajaran
Sted Dengan Mengguanakn Media Animasi Macromedia Flash Player daan
Molymod pada Pembelajaran Kimia Materi Pokok Ikatan Kovalen Ditinjau
Dari Kreativitas Siswa. Jurnal Pendidikan Kimia. 2(2): 110-116.
Syafrudin, N. 2000. Ikatan Molekul. Bandung: Universitas Terbuka.

16
https://drive.google.com/drive/folders/1rNb3fxSzGu6MGow-
rEa1fKqAguqJ1sIt?usp=sharing

17

Anda mungkin juga menyukai