Anda di halaman 1dari 27

STRUKTUR MOLEKUL DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL MOLEKUL
1. TUJUAN
1.1. Memberikan pengalaman bekerja dengan model molekul.
1.2. Memberikan pengalaman mengenai visualisasi senyawa-senyawa organik
dalam 3 dimensi.
1.3. Mampu menentukan sudut ikatan suatu struktur molekul.

2. DASAR TEORI
Teori Umum
Kimia organik sebagai kimia karbon, variasi struktur molekul organik
sangat tergantung pada kondisi atom karbon. Kondisi dimaksud salah satunya
adalah orbital hybrid atom karbon. Orbital hibrid sp3 menciptakan suatu molekul
dengan sudut ikatan sekitar 109,5o, sp2 (120o) dan sp (180o). Selain itu, dalam
kimia organik sering ditemukan senyawa yang memiliki rumus molekul sama
tetapi rumus strukturnya berbeda atau isomer, seperti n- butana dan isobutana
dengan rumus molekul C4H10. penggunaan model molekul dapat menolong
dalam memvisualisasikan berbagai senyawa organik, sehingga struktur tiga
dimensi dari tiap molekul dapat dipahami lebih real.
Reaksi kimia pada dasarnya merupakan pemutusan ikatan pereaksi dan
pembentukan kembali ikatan baru. Visualisasi persamaan reaksi sederhana akan
lebih jelas dengan menggunakan model molekul.
Dalam latihan ini, model molekul akan digunakan untuk memberikan
pemahaman secara real tentang struktur tiga dimensi suatu molekul serta isomer
struktur Haworth maupun struktur Shawhorse serta mampu menentukan sudut
ikatan dari suatu molekul.
Molymod merupakan media pembelajaran kimia yang terdiri atas bola
warna warni yang menggambarkan suatu atom dan mempunyai lubang sesuai
dengan jumlah atom lain yang dapat diikat oleh atom tersebut serta pasak yang
menggambarkan ikatan yang terjadi antara dua atom tersebut. Molimod dapat
digunakan untuk menerangkan materi pokok ikatan kovalen (Sari, 2013).
Bentuk geometri molekul merupakan materi kimia yang menjelaskan
teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk
meramalkan bentuk molekul. Karakteristik materi bentuk geometri molekul ialah
bersifat abstrak serta gabungan antara pemahaman konsep dan aplikasi
(Syafriani, 2014).

1
2-metilheksana (alkana) , 2-butanol (alkohol sekunder), 2-butena (alkena), 1-
propanol (alcohol primer), metiletileter (eter)

2.1. Kimia Organik


2
Kimia organik merupakan bagian dari ilmu kimia yang memiliki
peran penting bagi kehidupan manusia. Sebagian besar produk kehidupan
sehari-hari memiliki kandungan senyawa organik. Kimia organik
didefinisikan sebagai ilmu kimia yang mengandung unsur karbon
sehingga disebut juga dengan kimia karbon. Senyawa karbon memiliki
keistimewaan yaitu memiliki ikatan kovalen, yang mana merupakan
dasar dari kimia organik, yang juga salah satunya mempelajari
bagaimana bentuk dan struktur molekul (Fessenden, 1982).
Konsep dasar dalam mempelajari kimia organik ini adalah
bentuk molekul. Struktur molekul dapat diramalkan dengan dua cara
yaitu dengan teori tolakan pasangan elektron kulit terluar atau teori
VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repulsion) dan dengan konsep
hibridisasi. Kedua teori ini dapat memudahkan dalam menentukan bentuk
molekul atau struktur molekul, karena bentuk atau struktur senyawa
kimia bermacam-macam. Teori VSEPR adalah teori yang digunakan
untuk menerangkan sudut ikatan dan geometri molekul berdasarkan
tolakan pasangan elektron. Kimia organik sebagai kimia karbon, variasi
struktur molekul organik sangat tergantung pada kondisi atom karbon.
Kondisi dimaksud salah satunya adalah orbital hibrid atom karbon. Teori
hibridisasi adalah penggabungan beberapa orbital yang berbeda tingkat
energinya membentuk orbital baru dengan tingkat energi yang setara.
Terdapat beberapa jenis hibridisasi yaitu, sp3, sp2, sp, dsp3, d2sp3.
Hibridisasi sp3 menghasilkan orbital yang berbentuk tetrahedral dengan
sudut 109,5°. Orbital sp3 dihasilkan dari penggabungan satu orbital s dan
tiga orbital p. Empat orbital hibrida sp3 mengelilingi inti karbon dan
jaraknya berjauhan dan bisa sampai meluas keluar dari inti karbon yang
sama karena tolakan antar elektron dalam berbagai orbital. Maka, hal ini
menyebabkan keempat orbital menghadap pada ujung suatu tetrahedron.
Contoh senyawa dengan orbital sp3 adalah CH4. Hibridisasi sp2
dihasilkan dari hibridisasi satu orbital s dan dua orbital p. Hibridisasi sp 2
menghasilkan orbital bentuk trigonal planar dengan sudut 120°. Contoh
3
senyawa dengan orbital sp2 adalah BF3. Hibridisasi sp dihasilkan dari
hibridisasi satu orbital s dan satu orbital p. hibridisasi sp menghasilkan
orbital bentuk linear dengan sudut 180°. Contoh senyawa dengan orbital
sp adalah BeCl2 (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Orbital hibridisasi dsp3 adalah satu dari lima orbital identik yang
dihasilkan dari hibridisasi satu orbital s, tiga orbital p, dan satu orbital d.
Kelima orbital tersebut mengarah ke sudut bipiramida trigonal,
contohnya adalah [Fe(CO)5] (Petrucci, 1985). Orbital hibridisasi d2sp3
adalah satu dari enam orbital yang dihasilkan dari hibridisasi satu orbital
s, tiga orbital p, serta dua orbital d. Keenam orbital ini mengarah ke
sudut-sudut oktahedron beraturan, contohnya adalah [Cr(CO)6] (Petrucci,
1985).
2.2 Molymod
Penggunaan alat peraga sebagai media pembelajaran membawa
ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Metode pembelajaran menggunakan
alat peraga dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar dengan
pengalaman konkret dan meningkatkan daya tangkap dan daya serap
siswa mengenai materi yang dipelajari (Estiningsih, 1994). Pemahaman
materi mengenai struktur atom dapat dipermudah dengan
menggambarkan visualisasi dari atom tersebut secara langsung. Media
pembelajaran berupa bola-bola warna-warni yang dapat digunakan
sebagai visualisasi dari struktur atom disebut dengan molymod. Bola-bola
tersebut merupakan atom yang masing-masing atomnya memiliki lubang
sesuai dengan jumlah atom yang dapat diikat oleh atom tersebut. Ikatan
yang terjadi di antara dua atom divisualisasikan dengan pasak. Para siswa
dapat merakit struktur atom yang ingin dibuat, sehingga mendapat
pemahaman mengenai struktur atom lebih mendalam. Tidak hanya
menggunakan media nyata seperti molymod, pemahaman mengenai
struktur atom juga dapat diperdalam menggunakan teknologi digital
berupa software Hyperchem (Sari, dkk., 2013).

4
Gambar 2.2 Molymod (Maulana, 2019)
Hyperchem adalah sebuah perangkat lunak yang dapat digunakan
untuk membuat pemodelan molekul. Perangkat ini memiliki kemampuan
membuat model tiga dimensi dari struktur atom, molekul-molekul
tersebut juga dapat dirotasikan dan disesuaikan ukurannya sesuai
keinginan pengguna. Pemanfaatan teknologi berupa software Hyperchem
dapat membantu peningkatan pengetahuan mengenai struktur atom
secara lebih mendalam (Septiyani, dkk., 2018).

3. ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat

No. Nama Alat Gambar Fungsi

1. Bola hitam (C) Untuk memperagakan bentuk


molekul yang memiliki 4 lubang.

(Sumber: Dokumen pribadi)

5
2. Bola putih (H) Untuk memperagakan bentuk
molekul yang memiliki 1 lubang.

(Sumber: Dokumen pribadi)

3. Bola merah (O) Untuk memperagakan bentuk


molekul yang memiliki 2 lubang.

(Sumber: Dokumen pribadi)

4. Bola hijau (Cl) Untuk memperagakan bentuk


molekul yang memiliki 1 lubang.

(Sumber: Dokumen pribadi)

5. Batang Valensi Untuk menghubungkan bola


molekul satu dengan yang lainnya
untuk membentuk suatu ikatan
valensi.

(Sumber: Dokumen pribadi)

6
6. Bola biru (N) Untuk memperagakan bentuk
molekul yang memiliki 3 lubang.

(Sumber: Dokumen pribadi)

7. Bola cokelat Untuk memperagakan bentuk


(B) molekul yang memiliki 3 lubang

(Sumber: Dokumen pribadi)

8. Bola hijau Untuk memperagakan bentuk


muda (F) molekul yang memiliki 1 lubang

(Sumber: Indigo, 2023)

9. Bola kuning (S) Untuk memperagakan bentuk


molekul yang memiliki 6 lubang

(Sumber: Breckland, 2023)

7
10. Bola ungu (P) Untuk memperagakan bentuk
molekul yang memiliki 5 lubang

(Sumber: Breckland, 2023)

11. software Untuk mempermudah


Hyperchem penggambaran model 3 dimensi
dari suatu struktur atom yang

(Sumber: Pamungkas, 2016)


dapat dirotasikan dan diatur
ukurannya.

3.2 Bahan
-

4. PROSEDUR KERJA
4.1 Penyusunan bentuk molekul
Susun dan gambar dalam bentuk 2 dimensi dari :
a. sp3 (tetrahedral). Contoh: CH4
- Molymod :
1. Siapkan molymod yang terdiri atas 1 buah molymod berwarna hitam
sebagai unsur karbon, 4 buah molymod berwarna putih sebagai unsur
hidrogen, dan 4 buat batang valensi medium.

8
2. Hubungkan molymod berwarna hitam (karbon) dengan keempat batang
valensi tersebut dengan antar batang valensi membentuk sudut 109,5
derajat.
3. Pasangkan keempat molymod berwarna putih (hidrogen) ke setiap batang
valensi yang telah terpasang pada molymod berwarna hitam (karbon).
4. Digambarkan bentuk orbital dari molekul CH4 yang didapatkan pada
lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Tekan tombol build dan pilih default molekul.
3. Klik C (karbon) 1 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
4. Klik H (hidrogen) 4 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
5. Hubungkan atom C dan H, lalu tekan tombol build.
6. Tekan tombol rendering pada taskbar display untuk melihat bentuk
molekul yang sudah terbentuk.
7. Tekan pilihan balls and cylinder, lalu klik ok.
8. Klik ikon 3 dimensi pada hyperchem untuk melihat struktur secara 3
dimensi.

b. sp2 (segitiga planar). Contoh: BF3


- Molymod :
1. Siapkan molymod yang terdiri atas 1 buah molymod berwarna coklat
sebagai unsur boron, 3 buah molymod berwarna hijau muda sebagai unsur
fluor, dan 3 buah batang valensi medium.
2. Sambungkan molymod berwarna coklat (boron) dengan ketiga batang
valensi tersebut dengan antar batang valensi membentuk sudut 120 derajat.
3. Pasangkan molymod berwarna hijau muda (fluor) dengan setiap batang
valensi yang telah terpasang pada bola berwarna coklat (boron).
4. Digambarkan bentuk orbital dari molekul BF3 yang telah didapatkan pada
lembar hasil pengamatan.
9
- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Tekan tombol build dan pilih default molekul.
3. Klik B (boron) 1 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
4. Klik F (fluor) 3 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
5. Hubungkan atom B dan F, lalu tekan tombol build.
6. Tekan tombol rendering pada taskbar display untuk melihat bentuk
molekul yang sudah terbentuk.
7. Tekan pilihan balls and cylinder, lalu klik ok.
8. Klik ikon 3 dimensi pada hyperchem untuk melihat struktur secara 3
dimensi.

c. sp (linier). Contoh: CO2


- Molymod :
1. Siapkan molymod yang terdiri atas 1 buah molymod berwarna hitam
sebagai unsur karbon, 2 buah molymod berwarna merah sebagai unsur
oksigen, dan 2 buah batang valensi ikatan rangkap 2.
2. Dihubungkan kedua molymod berwarna merah (oksigen) ke molymod
berwarna hitam (karbon) menggunakan batang valensi dengan posisi
berlawanan arah.
3. Gambarkan bentuk orbital dari molekul CO2 yang telah didapatkan pada
lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Tekan tombol build dan pilih default molekul.
3. Klik C (karbon) 1 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
4. Klik O (oksigen) 2 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
5. Hubungkan atom C dan O, lalu tekan tombol build.

10
6. Tekan tombol rendering pada taskbar display untuk melihat bentuk
molekul yang sudah terbentuk.
7. Tekan pilihan balls and cylinder, lalu klik ok.
8. Klik ikon 3 dimensi pada hyperchem untuk melihat struktur secara 3
dimensi.

d. dsp3 (segitiga bipiramida). Contoh: PCl5


- Molymod :
1. Siapkan molymod yang terdiri atas 1 buah molymod berwarna ungu
sebagai unsur fosfor, 5 buah molymod berwarna hijau sebagai unsur klor,
dan 5 buah batang valensi medium.
2. Sambungkan molymod berwarna ungu (fosfor) dengan kelima batang
valensi tersebut.
3. Pasangkan molymod berwarna hijau (klor) ke masing-masing batang
valensi yang terhubung dengan bola berwarna ungu (fosfor).
4. Digambarkan bentuk orbital dari molekul PCl5 yang telah didapatkan pada
lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Tekan tombol build dan pilih default molekul.
3. Klik P (fosfor) 1 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
4. Klik Cl (klor) 5 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
5. Hubungkan atom P dan Cl, lalu tekan tombol build.
6. Tekan tombol rendering pada taskbar display untuk melihat bentuk
molekul yang sudah terbentuk.
7. Tekan pilihan balls and cylinder, lalu klik ok.
8. Klik ikon 3 dimensi pada hyperchem untuk melihat struktur secara 3
dimensi.

e. d2sp3 (oktahedral). Contoh: SF6


11
- Molymod :
1. Siapkan molymod yang terdiri atas 1 buah molymod berwarna kuning
sebagai unsur sulfur, 6 buah molymod berwarna hijau muda sebagai unsur
fluor, dan 6 buah batang valensi medium.
2. Dihubungkan keenam batang valensi tersebut dengan molymod berwarna
kuning (sulfur).
3. Pasangkan molymod berwarna hijau muda (fluor) dengan masing-masing
batang valensi yang terhubung dengan molymod berwarna kuning (sulfur).
4. Gambarkan bentuk orbital dari molekul SF6 yang telah didapatkan pada
lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Tekan tombol build dan pilih default molekul.
3. Klik S (sulfur) 1 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
4. Klik F (fluor) 6 kali dan tekan pada papan berwarna hitam.
5. Hubungkan atom S dan F, lalu tekan tombol build.
6. Tekan tombol rendering pada taskbar display untuk melihat bentuk
molekul yang sudah terbentuk.
7. Tekan pilihan balls and cylinder, lalu klik ok.
8. Klik ikon 3 dimensi pada hyperchem untuk melihat struktur secara 3
dimensi.

4.2 Susun dan gambarkan senyawa berikut ini:


a. 2-metil heksana
- Molymod :
1. Struktur dari 2-metil heksana adalah C7H16.
2. Siapkan molymod yang terdiri dari 7 buah molymod berwarna hitam
sebagai unsur karbon, 16 buah molymod berwarna putih sebagai unsur
hidrogen, dan 22 buah batang berwarna abu keputihan sebagai valensi.

12
3. Hubungkan 6 buah molymod berwarna hitam sebagai karbon
menggunakan 5 batang valensi secara berurutan.
4. Pasangkan batang valensi yang lainnya pada lubang yang terdapat di 6
molymod hitam yang dijadikan karbon.
5. Hubungkan molymod warna putih sebagai hidrogen pada masing-masing
batang valensi, kecuali pada satu batang valensi yang terdapat pada
molymod hitam atau karbon nomor 2.
6. Hubungkan satu molymod warna hitam sebagai karbon dengan 3 batang
valensi lalu masing-masing batang valensi dihubungkan dengan molymod
putih sebagai hidrogen.
7. Sambungkan molymod warna hitam sebagai karbon yang telah
dipasangkan dengan 3 batang valensi tersebut lalu setiap batang valensi
dipasangkan dengan molymod warna putih atau hidrogen dan pasangkan
ke batang valensi di molymod warna hitam atau karbon nomor 2.
8. Gambarkan senyawa 2-metilheksana pada lembar hasil pengamatan

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Setelah itu klik tombol build lalu pilih default molekul.
3. Klik atom C sebagai karbon sebanyak 7 kali lalu tekan pada papan
berwarna hitam dan klik atom H sebagai hidrogen sebanyak 16 kali lalu
tekan pada papan berwarna hitam.
4. Hubungkan atom C dengan H kemudian klik tombol build.
5. Pilih dan tekan add H and model build .
6. Apabila sudah terbentuk dan terlihat dengan garis, maka tekan tombol
display.
7. Setelah tombol display, pilih pilihan balls and cylinder dan bentuk
molekul sudah dapat terbentuk.
8. Untuk memutar dan melihat struktur dalam bentuk 3 dimensi, tekan ikon 3
dimensi pada hyperchem.

13
b. 2-butanol
- Molymod :
1. Struktur dari 2-butanol adalah C4H10O.
2. Siapkan molymod berwarna hitam sebagai atom karbon sejumlah 4 buah,
molymod berwarna putih sebagai hidrogen sebanyak 10 buah, molymod
berwarna merah sebagai oksigen sebanyak 1 buah, dan batang valensi
sebanyak 14 buah.
3. Gugus alkohol (-OH) disusun dengan menggunakan 1 buah atom hidrogen
berwarna putih, 1 buah atom oksigen berwarna merah dan 1 buah batang
valensi.
4. Setelah itu, bentuk rantai utama yaitu butana (C4H9) dengan menggunakan
4 atom karbon berwarna hitam dan 9 buah atom hidrogen berwarna putih
dengan batang valensi sebanyak 12 batang menghubungkan tiap atom.
5. Kemudian, rantai utama dengan gugus alkohol digabungkan pada atom
karbon kedua dari gugus butana dengan menggunakan 1 buah batang
valensi.
6. Gambarkan struktur molekul tersebut pada lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Setelah itu klik tombol build lalu pilih default molekul.
3. Klik atom C sebagai karbon sebanyak 4 kali lalu tekan pada papan
berwarna hitam dan klik atom H sebagai hidrogen sebanyak 10 kali. Lalu
tekan pada papan berwarna hitam.
4. Hubungkan atom C dengan H kemudian klik tombol build.
5. Pilih dan tekan add H and model build.
6. Apabila sudah terbentuk dan terlihat dengan garis, maka tekan tombol
display.
7. Setelah tombol display, pilih pilihan balls and cylinder dan bentuk
molekul sudah dapat terbentuk.

14
8. Untuk memutar dan melihat struktur dalam bentuk 3 dimensi, tekan ikon 3
dimensi pada hyperchem.

c. 2-butena
- Molymod :
1. Struktur dari 2-butena adalah C4H8.
2. Siapkan molymod berwarna hitam sebanyak 4 buah sebagai atom karbon,
8 buah molymod berwarna putih sebagai atom hidrogen, dan 12 buah
batang valensi.
3. Bentuk C4H8 dengan molymod yang sudah disiapkan. Terdapat ikatan
rangkap dua di antara atom karbon kedua dengan atom karbon ketiga,
sehingga terdapat 2 buah batang valensi yang menghubungkan kedua atom
karbon tersebut.
4. Gambarkan struktur molekul tersebut pada lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Setelah itu klik tombol build lalu pilih default molekul.
3. Klik atom C sebagai karbon sebanyak 4 kali lalu tekan pada papan
berwarna hitam dan klik atom H sebagai hidrogen sebanyak 8 kali lalu
tekan pada papan berwarna hitam.
4. Hubungkan atom C dengan H kemudian klik tombol build.
5. Pilih dan tekan add H and model build .
6. Apabila sudah terbentuk dan terlihat dengan garis, maka tekan tombol
display.
7. Setelah tombol display, pilih pilihan balls and cylinder dan bentuk
molekul sudah dapat terbentuk.
8. Untuk memutar dan melihat struktur dalam bentuk 3 dimensi, tekan ikon 3
dimensi pada hyperchem.

d. 1-propanol
15
- Molymod :
1. Struktur dari 1-propanol adalah C3H8O.
2. Siapkan molymod berwarna hitam sebagai atom karbon sebanyak 3 buah,
molymod warna putih sebagai atom hidrogen sebanyak 8 buah, molymod
warna merah sebagai atom oksigen sebanyak 1 buah, dan batang valensi
sebanyak 11 buah.
3. Susun gugus alkohol (-OH) menggunakan 1 buah atom hidrogen berwarna
putih, 1 buah atom oksigen berwarna merah dan 1 buah batang valensi.
4. Bentuk rantai utama propana dengan menggunakan 3 buah atom karbon
berwarna hitam, 7 atom hidrogen berwarna putih, dan 9 buah batang
valensi untuk menghubungkan setiap atom. Disisakan satu tangan pada
atom karbon pertamanya untuk melakukan ikatan dengan gugus alkohol.
5. Setelah itu, gugus alkohol digabungkan dengan atom karbon pertama pada
gugus propana yang telah dibuat tadi dengan 1 buah batang valensi.
6. Gambarkan struktur molekul tersebut pada lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Setelah itu klik tombol build lalu pilih default molekul.
3. Klik atom C sebagai karbon sebanyak 3 kali lalu tekan pada papan
berwarna hitam dan klik atom H sebagai hidrogen sebanyak 8 kali dan
atom O sebagai oksigen sebanyak 1 kali lalu tekan pada papan berwarna
hitam..
4. Hubungkan atom C dengan H dan O kemudian klik tombol build.
5. Pilih dan tekan add H and model build .
6. Apabila sudah terbentuk dan terlihat dengan garis, maka tekan tombol
display.
7. Setelah tombol display, pilih pilihan balls and cylinder dan bentuk
molekul sudah dapat terbentuk.
8. Untuk memutar dan melihat struktur dalam bentuk 3 dimensi, tekan ikon 3
dimensi pada hyperchem.
16
e. metiletileter
- Molymod :
1. Struktur dari molekul metiletileter adalah C3H8O.
2. Siapkan molymod berwarna hitam sebagai atom karbon sebanyak 3 buah,
8 buah molymod berwarna putih sebagai atom hidrogen, 1 buah molymod
berwarna merah sebagai atom oksigen, dan 11 buah batang valensi untuk
menghubungkan setiap atom.
3. Gugus metil (-CH3) dibentuk terlebih dahulu yang tersusun dari 1 buah
atom karbon dan 3 buah atom hidrogen serta batang valensi sebanyak 3
buah sebagai penghubung.
4. Bentuk gugus etil (-C2H5) dengan menggunakan 2 buah atom karbon
berwarna hitam, 5 buah atom hidrogen berwarna putih, dan 7 buah batang
valensi sebagai penghubung.
5. Atom oksigen diletakkan di antara gugus etil dan gugus metil, lalu
ketiganya digabungkan dengan 1 buah batang valensi.
6. Gambarkan struktur molekul tersebut pada lembar hasil pengamatan.

- Hyperchem :
1. Buka aplikasi hyperchem pada laptop ataupun media lainnya.
2. Setelah itu klik tombol build lalu pilih default molekul.
3. Klik atom C sebagai karbon sebanyak 3 kali lalu tekan pada papan
berwarna hitam dan klik atom H sebagai hidrogen sebanyak 8 kali dan
atom O sebagai oksigen sebanyak 1 kali lalu tekan pada papan berwarna
hitam..
4. Hubungkan atom C dengan H dan O kemudian klik tombol build.
5. Pilih dan tekan add H and model build .
6. Apabila sudah terbentuk dan terlihat dengan garis, maka tekan tombol
display.
7. Setelah tombol display, pilih pilihan balls and cylinder dan bentuk
molekul sudah dapat terbentuk.
17
8. Untuk memutar dan melihat struktur dalam bentuk 3 dimensi, tekan ikon 3
dimensi pada hyperchem.

4.3 Susun, gambarkan, dan simpulkan kestabilan senyawa siklik dari 3 atom C
sp3, 4 atom C sp3, 5 atom C sp3, 6 atom C sp3, 7 atom C sp3, 8 atom C sp3.
Tentukan dahulu sudut-sudutnya.
a. 3 atom C sp3 (siklopropana/C3H6)
1. Siapkan molymod yang terdiri atas 3 bola yang berwarna hitam sebagai
unsur karbon, 6 bola putih sebagai unsur hidrogen, dan 9 buah batang
berwarna abu sebagai valensi (ikatan tunggal).
2. Hubungkan ketiga bola hitam (karbon) dengan batang valensi sehingga
antar batang valensi terbentuk sudut 60 derajat.
3. Pasangkan 2 buah batang valensi di setiap bola hitam (karbon), kemudian
disambungkan bola putih (hidrogen) di masing-masing batang valensi
tersebut.
4. Gambarkan struktur yang terbentuk dan tentukan sudut serta
kestabilannya.

b. 4 atom C sp3 (siklobutana/C4H8)


1. Siapkan molymod yang terdiri atas 4 bola yang berwarna hitam sebagai
unsur karbon, 8 bola putih sebagai unsur hidrogen, dan 12 buah batang
berwarna abu sebagai valensi (ikatan tunggal).
2. Hubungkan keempat bola hitam (karbon) dengan batang valensi sehingga
antar batang valensi terbentuk sudut 90 derajat.
3. disambungkan bola putih (hidrogen) di masing-masing batang valensi
tersebut.
4. Gambarkan struktur yang terbentuk dan tentukan sudut serta
kestabilannya.

c. 5 atom C sp3 (siklopentana/C5H10)

18
1. Siapkan molymod yang terdiri atas 5 bola yang berwarna hitam sebagai
unsur karbon, 10 bola putih sebagai unsur hidrogen, dan 15 buah batang
berwarna abu sebagai valensi (ikatan tunggal).
2. Hubungkan kelima bola hitam (karbon) dengan batang valensi sehingga
antar batang valensi terbentuk sudut 108 derajat.
3. Pasangkan 2 buah batang valensi di setiap bola hitam (karbon), kemudian
disambungkan bola putih (hidrogen) di masing-masing batang valensi
tersebut.
4. Gambarkan struktur yang terbentuk dan tentukan sudut serta
kestabilannya.

d. 6 atom C sp3 (sikloheksana/C6H12)


1. Siapkan molymod yang terdiri atas 6 bola yang berwarna hitam sebagai
unsur karbon, 12 bola putih sebagai unsur hidrogen, dan 18 buah batang
berwarna abu sebagai valensi (ikatan tunggal).
2. Hubungkan keenam bola hitam (karbon) dengan batang valensi sehingga
antar batang valensi terbentuk sudut 120 derajat.
3. Pasangkan 2 buah batang valensi di setiap bola hitam (karbon), kemudian
disambungkan bola putih (hidrogen) di masing-masing batang valensi
tersebut.
4. Gambarkan struktur yang terbentuk dan tentukan sudut serta
kestabilannya.

e. 7 atom C sp3 (sikloheptana/C7H14)


1. Siapkan molymod yang terdiri atas 7 bola berwarna hitam sebagai unsur
karbon, 14 bola berwarna putih sebagai unsur hidrogen, dan 21 buah
batang abu sebagai valensi (ikatan tunggal).
2. Hubungkan ketujuh bola hitam (atom karbon) dengan batang valensi
sehingga antar batang valensi terbentuk sudut 128,5 derajat.

19
3. Pasangkan 2 buah batang valensi di setiap bola hitam (karbon), kemudian
disambungkan bola putih (hidrogen) di masing-masing batang valensi
tersebut.
4. Gambarkan struktur yang terbentuk dan tentukan sudut serta
kestabilannya..

f. 8 atom C sp3 (siklooktana/C8H16)


1. Siapkan molymod yang terdiri atas 8 bola berwarna hitam sebagai unsure
karbon, 16 bola berwarna putih sebagai unsur hidrogen, dan 24 buah
batang abu sebagai valensi (ikatan tunggal).
2. Hubungkan kedelapan bola hitam (karbon) dengan batang valensi
sehingga antar batang valensi terbentuk sudut 135 derajat.
3. Dipasangkan 2 buah batang valensi di setiap bola hitam (karbon),
kemudian disambungkan bola putih (hidrogen) di masing-masing batang
valensi tersebut.
4. Gambarkan struktur yang terbentuk dan tentukan sudut serta
kestabilannya.

5. SKEMA KERJA
5.1. Molymod

20
Molymod disiapkan terlebih dahulu.


Molymod disusun kemudian digambarkan dari bentuk molekul
3 2 3 2 3
s p , s p , sp , ds p , dan d s p


Molymod disusun kemudian digambarkan dari senyawa 2-metilheksana, 2-butanol,
2-butena, 1-propanol, metiletileter


Molymod disusun kemudian digambarkan dengan sudut-sudutnya ditentukan
terlebih dahulu dari senyawa siklik 3 atom C s p 3 , 4 atom C s p 3, 5 atom C s p 3, 6
atom C s p 3, 7 atom C s p 3, 8 atom C s p 3, lalu kestabilan senyawa siklik tersebut
disimpulkan

5.2. Software Hyperchem

Software Hyperchem disiapkan


Software Hyperchem digunakan untuk membentuk model 3 dimensi dari senyawa
yang diminta


Hasil dari bentuk 3 dimensi tersebut disimpan dan didokumentasikan

21
6. TUGAS
a) Tuliskan proses pembentukan orbital hibrida sp² untuk atom C! 
Pada orbital hibrida sp², satu orbital 2s hanya menghibridisasi dua orbital
2p, dan satu orbital 2p tidak terhibridisasi. Pada atom C dengan konfigurasi
elektron 1s² 2s² 2p², terbentuk diagram orbital sebagai berikut: 

Gambar 6.1 Diagram orbital (Meave, 2016)

Kemudian elektron tereksitasi atau terjadi promosi elektron dan terbentuk tiga
orbital sp² dengan sudut 120°.

Gambar 6.2 Diagram orbital (Meave,2016)

b) Tuliskan Struktur senyawa pada prosedur (4.2 dan 4.3)


Susun dan gambarkan senyawa 4.2
1) 2-metilheksana (C6H14)

Gambar 6.3 Struktur senyawa 2-metilheksana (C6H14) (Harmoko,2021)

2) 2-butanol (C4H9OH)

Gambar 6.4 Struktur Senyawa 2-butanol (C4H9OH) (Samulili,2020)


3) 2-butena (C4H8)

22
Gambar 6.5 Struktur senyawa 2-butena (C4H8) (Ainillana, 2018)

4) 1-propanol (C3H7OH)

Gambar 6.6 Struktur senyawa 1-propanol (C3H7OH) (Puji, 2020)

5) metiletileter (C3H8O)

Gambar 6.7 Struktur senyawa metiletileter (C3H8O) (Marilu, 2019)

Susun dan gambarkan senyawa 4.3

23
1) Susunan 3 atom C sp3 Siklopropana (C3H6)

Gambar 6.8 Struktur senyawa Siklopropana (C3H6) (Faradisa. 2020)

2) Susunan 4 atom C sp3 Siklobutana (C4H8)

Gambar 6.9 Struktur senyawa Siklobutana (C4H8) (Faradisa. 2020)

3) Susunan 5 atom C sp3 Siklopentana (C5H10)

Gambar 6.10 Struktur senyawa Siklopentana (C5H10) (Faradisa. 2020)

4) Susunan 6 atom C sp3 Sikloheksana (C6H12)

24
Gambar 6.11 Struktur senyawa Sikloheksana (C6H12) (Faradisa. 2020)

5) Susunan 7 atom C sp3 Sikloheptana (C7H14)

Gambar 6.12 Struktur senyawa Sikloheptana (C7H14) (Faradisa. 2020)

6) Susunan 8 atom C sp3 Siklooktana (C8H16)

Gambar 6.13 Struktur senyawa Siklooktana (C8H16) (Faradisa. 2020)

DAFTAR PUSTAKA

25
Diniaty, A. 2017. Studi Pendahuluan: Penerapan Praktikum Kimia Organik
Berorientasi Aplikasi (Application-Oriented). Jurnal Pendidikan Sains
Universitas Muhammadiyah Semarang, 5(1), 41-46.
Estiningsih, Elly. 1994. Penggunaan Alat Peraga dalam Pengajar Matematika
SD. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Fessenden, R.J. dan J.S Fessenden. 1986. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.
Maulana, A. 2019. Pengembangan Mageroyd (Magnetic Paper Molymod) sebagai
Media Pembelajaran Kimia SMA/MA Pada Materi Pokok Hidrokarbon.
Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Ramadhan, R.F., Y. Manoppo, dan S. Unwakoly. 2019. Pengaruh Penggunaan
Media Molymod pada Praktikum Kimia Organik II Terhadap Hasil Belajar
Mahasiswa Pendidikan Kimia FKIP UNPATTI. Science Map Journal.
1(1): 43-49.
Sari, A. P., Ashadi, dan Agung Nugroho. 2013. Studi Komparasi Model
Pembelajaran Stad Dengan Menggunakan Media Animasi Macromedia
Flash Player Dan Molymod Pada Pembelajaran Kimia Materi Pokok
Ikatan Kovalen Ditinjau Dari Kreativitas Siswa Kelas X SMAN 2
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Kimia. 2(2):
110-116.
Septiyani, S.U., Abdul Hamid, dan Atiek Winarti. 2018. Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Menggunakan Model
Accelerated Learning Berbantuan Hyperchem Materi Hidrokarbon di
SMA PGRI 6 Banjarmasin. Journal of Chemistry and Education. 2(1): 10-
16.
Wardiyah. 2016. Kimia Organik. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

26

Anda mungkin juga menyukai