0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
441 tayangan7 halaman
Eksperimen ini mempelajari reaksi redoks dengan memperagakan beberapa reaksi kimia antara berbagai larutan. Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan terjadinya oksidasi atau reduksi, dan warna akan kembali normal bila prosesnya selesai. Panas dapat mempercepat reaksi untuk mencapai hasil akhir.
Eksperimen ini mempelajari reaksi redoks dengan memperagakan beberapa reaksi kimia antara berbagai larutan. Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan terjadinya oksidasi atau reduksi, dan warna akan kembali normal bila prosesnya selesai. Panas dapat mempercepat reaksi untuk mencapai hasil akhir.
Eksperimen ini mempelajari reaksi redoks dengan memperagakan beberapa reaksi kimia antara berbagai larutan. Reaksi tersebut menghasilkan perubahan warna yang menunjukkan terjadinya oksidasi atau reduksi, dan warna akan kembali normal bila prosesnya selesai. Panas dapat mempercepat reaksi untuk mencapai hasil akhir.
II. Tujuan : Mengamati terjadinya reaksi reduksi oksidasi dalam berbagai situasi lingkungan serta penyetaraan persamaan koefisien reaksinya. III. Dasar teori : a. Definisi Oksidasi : - Pelepasan electron (dalam reaksi electron berada di ruas kanan) - Menangkap Oksigen - Melepas Hidrogen - Bilangan Oksidasinya bertambah Reduksi - Penangkapan electron (dalam reaksi electron berada di ruas kiri) - Melepas Oksigen - Menangkap Hidrogen - Bilangan Oksidasinya berkurang Reaksi redoks adalah reaksi yang mengalami dua peristiwa yaitu reduksi dan oksidasi (ada perubahan Biloks satu atau lebih unsur yang bereaksi). Reaksi autoredoks adalah reaksi redoks yang hanya satu jenis unsur yang mengalami reduksi dan oksidasi. Untuk menentukan reaksi redoks (reduksi-oksidasi) tidak selalu menghitung nilai biloksnya karena kadang2 dapat ditentukan dengan cepat, sebagai contoh :
penentuan reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan/pelepasan oksigen.
Fe2O3 menjadi Fe merupakan reaksi reduksi karena melepas oksigen. Sedangkan CO menjadi CO2merupakan reaksi oksidasi karena jumlah oksigennya bertambah penentu reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan /pelepasan Hidrogen. Jika jumlah Hidrogennya berkurang berarti oksidasi sedangkan jika bertambah berarti reduksi.
penentuan reaksi redoks di atas berdasarkan penerimaan/pelepasan elektron. Cuba
perhatikan muatan Cu, pada awalnya Cu biloksnya (bilangan oksidasinya) = +2 kemudian berubah menjadi Cu yang biloksnya = 0 sehingga biloksnya turun. Reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi karena terjadi penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan Muatan Mg berubah dari mula2 biloksnya = 0 menjadi = +2 sehingga dapat digolongkan reaksi oksidasi. Reaksi redoks di atas dapat dipisahkan menjadi 1/2 reaksi, yakni reaksi oksidasi dan reaksi reduksi sehingga pelepasan/penerimaan elektron akan terlihat. +2 Oksidasi : Mg ---> Mg + 2e +2 Reduksi : Cu + 2e ---> Cu Dalam reaksi tersebut terlihat bahwa Mg mengalami kenaikan muatan yang mula2 tidak bermuatan menjadi bermuatan +2. Muatan Mg bertambah +2 berarti Mg mengalami peristiwa pelepasan elektron sebanyak 2 buah. Pelepasan elektron dalam reaksi ditulis sebagai "e" yang artinya "elektron" yang bermuatan -1 dan ditulis di ruas kanan yang artinya elektron terlepas dari Mg. Sehingga muatan di ruas kiri dan kanan menjadi seimbang..... coba perhatikan... Mg di ruas kiri muatannya nol berarti total muatan di ruas kiri juga = 0 (nol).... sekarang Mg di ruas kanan muatannya +2 dan terdapat 2 elektron yang masing2 muatannya -1 sehingga total muatan di ruas kanan = (+2) + (2.-1) = 0 (nol). Pada Cu terjadi kebalikannya yaitu penangkapan elektron (e). b. Patokan Penentuan Bilangan Oksidasi - Biloks atom dalam unsur tunggal = 0 . Contoh Biloks Cu, Fe, H2, O2 dll = 0 - Golongan IA ( Li, Na, K, Rb, Cs dan Fr ) biloksnya selalu +1 - Golongan IIA ( Be, Mg, Ca, Sr dan Ba ) biloksnya selalu +2 - Biloks H dalam senyawa = +1, Contoh H2O, kecuali dalam senyawa hidrida Logam (Hidrogen yang berikatan dengan golongan IA atau IIA) Biloks H = -1, misalnya: NaH, CaH2 dll - Biloks O dalam senyawa = -2, Contoh H2O, kecuali OF2 biloksnya = + 2 dan pada senyawa peroksida (H2O2, Na2O2, BaO2) biloksnya = -1 serta dalam senyawa superoksida, misal KO2 biloksnya = -1/2. untuk mempermudah tanpa banyak hafalan....bila atom O atau H berikatan dengan Logam IA atau IIA maka biloks logamnyalah yang ditentukan terlebih dahulu dan biloks O dan H nya yang menyesuaikan (besarnya dapat berubah - ubah) - total Biloks dalam senyawa tidak bermuatan = 0, Contoh HNO3 : (Biloks H) + (Biloks N) + (3.Biloks O) = 0 maka dengan mengisi biloks H = +1 dan O = -2 diperoleh biloks N = +5 2- - Total BO dalam ion = muatan ion, Contoh SO4 = (Biloks S) + (4.Biloks O) = -2 maka dengan mengisi biloks O = -2 diperoleh biloks S = +6
Selain hafalan di atas kita juga sebaiknya menghafal beberapa ion Poliatom yang sering keluar dalam soal sebab hafalan ion Poliatom tersebut juga diperlukan dalam menentukan harga biloks. c. Tabel Ion Poliatom
Dalam reaksi redoks juga dikenal istilah reduktor dan oksidator :
Reduktor zat yang mengalami oksidasi (Biloks naik) Oksidator zat yang mengalami reduksi (Biloks turun) IV. Alat-alat dan Bahan No. Nama Alat dan Bahan Ukuran/satuan Jumlah 1 Tabung reaksi / rak tabung - 3/1 2 Pipet tetes Panjang 8 3 Larutan 0,1 M 5 ml 4 Larutan asam oxalate 0,1 M 5 ml 5 Larutan Formal dehid 5% 5 ml 6 Larutan 0,1 M 5 ml 7 Larutan 0,1 M 5 ml 8 Larutan 0,1 M 5 ml 9 Larutan amonia 1M 5 ml 10 Larutan 4M 5 ml
V. Prosedur Kerja dan Hasil Pengamatan
No. Prosedur Kerja Hasil Pengamatan 1 Masukkan kira-kira 3ml larutan asam Warna dan adalah oksalat 0,1 M ke dalam sebuah bening. tabung reaksi, tambahkan kira-kira 3 ml Warna larutan adalah ungu 4M. Kemudian tambahkan 1 tetes Ketika ketiganya dicampurkan larutan warnanya akan menjadi bening Adukah campuran itu dengan cara kembali. Jika prosesnya lama maka mengguncang tabung. Tunggu sampai coba panaskan agar reaksi yang terjadi perubahan warna, kemudian muncul bisa lebih cepat tambahkan lagi 1 tetes larutan . Lanjutkan penetesan larutan sampai tidak terjadi lagi perubahan warna. 2 Masukkan kira-kira 3 ml larutan 0,1 Warna adalah bening. M ke dalam tabung reaksi. Tetesi larutan Warna larutan formaldehida adalah 1 M tetes demi tetes sampai putih keruh. endapan yang mula-mula terbentuk larut Warna larutan dan bila lagi. dicampurkan akan menjadi coklat Kemudian tambahkan kira-kira 1 ml larutan keruh. formaldehida 5%. Aduk campuran dengan Ketika ketiganya dicampurkan maka cara mengguncangkan tabung kemudian larutannya menjadi bening kembali, didiamkan. Catat pengamatan anda. jika prosesnya lama maka coba panaskan agar reaksi yang muncul akan lebih cepat/. 3 Masukkan kira-kira 3 ml larutan Warna dan kanji adalah 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Tambahkan bening. 2 tetes larutan kanji, kemudian tetesi Warna Iodine dengan larutan kanji dengan larutan iodine tetes demi tetes adalah kuning keruh. hingga campuran berwarna biru-ungu Ketika ketiganya dicampurkan maka (warna biru-ungu menunjukkan bahwa larutannya akan menghitam dan ketika telah habis) dipanaskan akan terlihat warna perak di dinding tabung reaksi.
VI. Analisis Data
a. Diskusi Hal yang kami diskusikan adalah bagaimana menerapkan proses penyetaraan reaksi redoks dalam proses praktikum ini ke teorinya. Kami juga menemui banyak kendala, sehingga kami mendiskusikannya. Mengenai proses agar reaksi cepat terlihat kami mendiskusikan dengan guru kami, ternyata harus diguncangkan dan diguncangkannya harus di atas api. Kemudian kami mendiskusikan mengenai cara kerja tiga yang hasil reaksinya belum tepat habis, ternyata reaksi kami belum menghasilkan Amilose dan Amilopektin untuk telah habis. b. Pertanyaan A. 1. Bagaimanakah warna larutan + ? 2. Bagaimanakah warna larutan dalam air? 3. Bagaimanakah warna larutan setelah ketiganya dicampurkan? 4. Tuliskan persamaan reaksi redoks tsb lengkap dengan koefisiennya! B. 1. Bagaimanakah warna larutan ? 2. Bagaimanakah warna larutan yang ditetesi dengan larutan ? 3. Bagaimanakah warna larutan + + formaldehida? 4. Tuliskan persamaan reaksi redoks tersebut lengkap dengan koefisiennya! C. 1. Bagaimanakah warna larutan ? 2. Bagaimanakah warna larutan Iodine dengan larutan kanji? 3. Bagaimanakah warna larutan Iodine dalam kanji yang ditambah ? 4. Tuliskan persamaan reaksi redoks tersebut lengkap dengak koefisiennya! c. Jawaban A. 1. Warna larutan + adalah bening 2. Warna larutan dalam air adalah ungu 3. Warna larutan setelah ketiganya dicampurkan adalah ungu namun jika dipanaskan warnanya akan kembali bening. 4. + + → + + + + + + + → + + Reduktor: melepaskan 2e Oksidator: menambahkan 5e Hasil reaksi + + + Terjadi penambahan dan untuk penyetaraan B. 1. Warna larutan adalah bening 2. Warna larutan yang ditetesi dengan larutan adalah coklat keruh 3. Warna larutan + + formaldehida menjadi bening kembali jika dipanaskan akan terlihat dinding tabung menjadi berwarna perak 4. Persamaan reaksi menggunakan metode Bilangan Oksidasi + + + + dan tidak akan bereaksi + + C. 1. Warna larutan adalah bening 2. Warna larutan Iodine dengan larutan kanji adalah kuning kecoklatan 3. Warna larutan Iodine dalam kanji yang ditambah sebelum habis maka akan terlihat larutan menjadi kebiru-biruan lalu akan berwarna bening lagi 4. Persamaan reaksi menggunakan metode Bilangan Oksidasi + + Ion tiosulfat menjadi ion tetratioat tidak akan bereaksi VII. Kesimpulan Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi reduksi oksidasi atau rekdos. Pengertian reduksi dan oksidasi sendiri telah mengalami perkembangan a. Reduksi - Reaksi pengikatan electron - Reaksi penurunan bilangan oksidasi - Reaksi penurunan jumlah oksigen b. Oksidasi - Reaksi pelepasan electron - Reaksi kenaikan bilangan oksidasi - Reaksi kenaikan jumlah oksigen VIII. Daftar Pustaka Johari, J.M.C dan Rachmawati, M. 2011. Chemistry 3A for Senior High School Grade XII. Jakarta : Esis. Aryulina, Diah, Choirul Muslim, Syalfinaf Manaf, Endang Widi Winarni. 2007. Biologi 2 SMA untuk kelas XI “Osmosis”. Esis: Jakarta.