com
Abstrak.Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan media pembelajaran kalkulus berbasis teknologi informasi dan komunikasi/
TIK yang memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Model
pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE. Salah satu model perancangan sistem pembelajaran dengan tahapan
dasar perancangan sistem pembelajaran yang sederhana dan mudah dipelajari adalah model ADDIE. ADDIE adalah singkatan
dari Analisis, Desain, Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. Data validitas diperoleh dari hasil validasi ahli materi, ahli
media, dan dosen pengguna. Sedangkan data kepraktisan diperoleh dari keputusan dosen, tanggapan mahasiswa dan
pelaksanaan proses pembelajaran (perkuliahan). Untuk analisis efektivitas, dilakukan dengan menentukan persentase siswa
yang mencapai kategori minimal tinggi untuk angket motivasi dan menentukan persentase ketuntasan nilai siswa pada tes
prestasi belajar klasikal. Modul akan dikategorikan valid dan praktis jika setiap review minimal termasuk kategori “baik”,
sedangkan efektif jika siswa yang mencapai ketuntasan klasikal minimal 80% untuk tes prestasi dan penilaian angket minimal
kategori “baik”. .
10
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volume 5
Nomor 1 bulan Maret 2020 Hal 10 - 15 p-ISSN:
2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
mengembangkan keterampilan TIK (Teknologi Informasi dan objek intim) kepada penerima pijatan (yang merupakan kasus kami)
Komputer) siswa. adalah pembelajar). Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (dalam
Pemanfaatan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) dalam Cicih Juarsih, 2014, hlm. 41), media adalah alat yang dapat digunakan
bidang matematika pada prinsipnya menyesuaikan dengan sebagai penyalur atau penyampai pesan untuk mencapai tujuan
karakteristik matematika itu sendiri, dimana matematika memiliki pengajaran, sedangkan belajar menurut Warsita (2008, hlm. 85)
karakteristik objek kajian yang abstrak dan memerlukan pemikiran adalah usaha atau kegiatan agar siswa belajar dengan baik.
yang logis. TIK (teknologi informasi dan komunikasi) memiliki potensi Media pembelajaran terdiri dari dua unsur penting, yaitu
yang sangat besar sebagai sarana atau alat untuk mengembangkan unsur peralatan atau perangkat keras dan unsur pesan yang
keterampilan proses pembelajaran. Mac Kinnon (dalam Muderawan, dibawanya (perangkat lunak). Unsur peralatan (hardware)
2011) menyatakan bahwa teknologi akan membantu dan adalah sarana atau perlengkapan yang digunakan untuk
mengembangkan semua jenis keterampilan berpikir mulai dari yang menyajikan pesan. Sedangkan unsur pesan adalah informasi
paling dasar hingga tingkat keterampilan berpikir kritis. Oleh karena atau materi atau bahan ajar dalam suatu tema atau topik
itu, dalam pendidikan modern, dosen dituntut untuk mampu pembelajaran tertentu yang akan disampaikan atau dipelajari
mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran. oleh siswa. Mengutip dari Hasnida (2014, hlm. 35) jika sudah
Dari penjelasan di atas terlihat adanya kebutuhan dan urgensi memiliki dua unsur penting (unsur perlengkapan dan unsur
untuk membentuk suatu proses pembelajaran yang melibatkan siswa pesan), maka dapat dikatakan sebagai media pembelajaran.
secara aktif, sehingga siswa mampu menemukan dan membentuk
pengetahuannya sendiri dengan memanfaatkan teknologi yang ada Menurut Pribadi (2009, hlm. 125) salah satu model desain
sebagai salah satu media pembelajaran. Oleh karena itu peneliti sistem pembelajaran yang menunjukkan tahapan dasar desain
tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran yang sistem pembelajaran secara sederhana dan mudah adalah model
mengandung unsur teknologi, baik berupa alat untuk menggali ADDIE. ADDIE adalah singkatan dari Analisis, Desain,
informasi maupun sebagai sarana informasi. Bahan ajar yang Pengembangan, Implementasi, dan Evaluasi. ADDIE muncul pada
dikembangkan dalam penelitian ini adalah e-modul (modul berbasis 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah
Android). Berdasarkan perspektif tersebut, peneliti melakukan satu fungsi ADDIE adalah menjadi pedoman dalam membangun
penelitian pengembangan media pembelajaran kalkulus berbasis TIK perangkat program pelatihan yang efektif dan dinamis serta
dengan orientasi untuk meningkatkan motivasi dan prestasi belajar mendukung kinerja pelatihan itu sendiri.
siswa.
Media Pembelajaran
11
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volume 5
Nomor 1 bulan Maret 2020 Hal 10 - 15 p-ISSN:
2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
b. Prosedur Pengembangan mengacu pada rumus yang diadaptasi dari Widoyoko (2009, hal. 238)
Pr e
tty Bagus
dengan kurikulum yang berlaku. Tahap kedua adalah tahap
saya -0,6SBi-X-xsaya-0,6 SBi
desain yaitu pembentukan RKPS (Rencana Kegiatan
Pembelajaran Semester) dan modul TIK berbasis kalkulus, Cukup
serta instrumen evaluasi. Tahap ketiga adalah tahap xsaya-1,8SBi-X-xsaya-0,6SBi
Tidak baik
development yaitu pengembangan emodul (modul berbasis X-xsaya-1,8SBi
Android) pada kalkulus 2 berdasarkan validasi ahli dan revisi
produk I. Selanjutnya tahap implementasi yaitu
Informasi:
pengembangan produk, diuji di kelas dan direvisi tahap 2, jika
1
perlu. Langkah terakhir adalah tahap evaluasi, yang xsaya-rata-rata skor ideal = (skor maksimal ideal +
dilakukan dalam analisis kepraktisan dan keefektifan media
2
skor minimal ideal)
pembelajaran yang dikembangkan.
1
SBi = simpangan baku ideal = (skor maksimal ideal -
c. Subjek Tes, Waktu, dan Tempat Penelitian 6
skor minimal ideal)
Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah mahasiswa
X = skor empiris
Teknik Informatika Universitas Pamulang semester 2 Tahun Skor maksimum ideal = jumlah item kriteria x tertinggi
Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilakukan pada bulan skor
Agustus-September 2019. Skor minimal ideal = jumlah item kriteria x terendah
skor
d. Data, Teknik, dan Instrumen Pengumpulan Data
Kriteria konversi data di atas akan digunakan untuk
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data
menentukan kategori validitas, kepraktisan dan
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari
efektifitas. Teknik analisis keefektifan ditinjau dari
hasil validasi ahli, penilaian dosen, penilaian mahasiswa,
prestasi belajar. Keefektifan ditentukan oleh
observasi prestasi belajar, dan tes prestasi. Data kualitatif
persentase ketuntasan siswa. Media pembelajaran
diperoleh dari komentar dan saran pengembangan
dikatakan valid jika rata-rata penilaian/tanggapan ahli
produk, serta hasil konversi data kuantitatif. Teknik
paling sedikit dalam kategori “baik”. Media
pengumpulan data adalah tes. Instrumen pengumpulan
pembelajaran dikatakan praktis apabila penilaian guru,
data dalam penelitian ini terdiri dari (1) lembar validasi, (2)
respon siswa, dan persentase keterlaksanaan
lembar evaluasi dosen, (3) lembar respon mahasiswa, (4)
pembelajaran paling sedikit dalam kategori “baik”.
lembar observasi, dan (5) tes prestasi belajar. Data yang
Media pembelajaran dianggap efektif dalam hal
diperoleh digunakan untuk mengetahui validitas,
prestasi belajar jika minimal 80% siswa di kelas
kepraktisan, keefektifan produk yang dikembangkan. Hal
tersebut telah mencapai nilai di atas 75.
ini sesuai dengan kriteria kualitas produk yang
dikemukakan oleh Nieveen. AKU AKU AKU. HASIL DAN DISKUSI
Hasil pengembangan produk berupa media pembelajaran
e. Teknik analisis data
kalkulus yaitu modul kalkulus integral dengan menggunakan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini model ADDIE diuraikan sebagai berikut.
adalah sebagai berikut. Data kualitatif berupa komentar dan
sebuah. Tahap analisis
saran dianalisis secara kualitatif, kemudian digunakan sebagai
Dari segi proses pembelajaran di kelas, metode,
masukan untuk merevisi produk yang dikembangkan. Data
sumber belajar dan cara mengajar perlu diperbaharui.
kuantitatif berupa skala likert dengan 5 kategori penilaian diubah
Kegiatan pembelajaran didominasi oleh ceramah
menjadi data kualitatif dengan cara:
12
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volume 5
Nomor 1 bulan Maret 2020 Hal 10 - 15 p-ISSN:
2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
metode dan mengerjakan tugas atau pertanyaan dari dosen. Setelah d. Tahap Implementasi
mahasiswa mendengar dan memperhatikan penjelasan dari dosen, Hasil dari tahap implementasi adalah hasil penilaian
selanjutnya dosen memberikan pertanyaan kepada mahasiswa untuk guru, hasil respon siswa, data pelaksanaan observasi
mengungkapkan pemahaman mahasiswa terhadap materi yang pembelajaran, dan hasil tes prestasi belajar.
diajarkan. Adanya kemajuan teknologi yang begitu pesat belum
diimbangi dengan pemanfaatan teknologi yang maksimal dalam
e. Tahap Evaluasi
menunjang proses perkuliahan. Meskipun setiap siswa telah
Hasil tahap evaluasi merupakan hasil analisis kepraktisan
menggunakan smartphone, namun siswa belum dapat
dan keefektifan media pembelajaran yang dikembangkan.
memaksimalkan smartphone yang dimiliki untuk mendukung
Penilaian dosen dilakukan dengan meminta dosen
kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Berdasarkan
memberikan penilaian terhadap e-modul yang digunakan
analisis kebutuhan di atas, maka perlu dikembangkan media
dalam uji coba pembelajaran. Penilaian dilakukan dengan
pembelajaran berupa modul yang dapat melibatkan dosen maupun
mengisi kuesioner yang telah dibuat. Dari evaluasi dosen
mahasiswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Bahan ajar
diperoleh skor empiris sebesar 69. Data ini menunjukkan
yang memanfaatkan teknologi terkini dan relevan bagi mahasiswa
bahwa kepraktisan e-modul berdasarkan penilaian dosen
Jurusan Teknik Informatika dan sesuai dengan kebutuhan
tergolong dalam kategori sangat baik.
mahasiswa. Berdasarkan analisis tersebut, perlu dikembangkan e-
Rata-rata respon siswa terhadap e-modul adalah 77,77
modul agar siswa dapat lebih tertarik mempelajari kalkulus sekaligus
dari nilai maksimal 90. Berdasarkan hasil penilaian siswa
memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan mudah
dapat diketahui bahwa e-modul termasuk dalam kategori
dan dimana saja.
sangat baik. Hasil penilaian siswa untuk setiap aspek
b. Tahap Desain dapat dilihat pada Tabel III.
Hasil yang diperoleh dari tahap analisis baik analisis
TABEL III
kebutuhan maupun analisis siswa digunakan sebagai
dasar pengembangan media pembelajaran. Media yang Hasil Analisis Respon Siswa terhadap E-modul
dikembangkan pada awalnya berupa modul cetak Tidak Penyelidikan Skor Empiris Kategori
kemudian divalidasi oleh 3 validator ahli yaitu ahli materi, Aspek
ahli media, dan praktisi. Validasi pertama dilakukan oleh 1 Kemudahan 21,11 Sangat bagus
ahli materi. Kemudian modul diubah menjadi e-modul 2 daya tarik 13,11 Sangat bagus
kemudian divalidasi oleh ahli media dan praktisi. 3 Kegunaan 43,54 Sangat bagus
Komponen modul yang disusun meliputi isi materi, Total 77,77 Sangat bagus
13
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volume 5
Nomor 1 bulan Maret 2020 Hal 10 - 15 p-ISSN:
2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
implementasi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang menyimpulkan bahwa e-modul telah dinilai praktis
dikembangkan memenuhi kriteria praktis untuk digunakan. dengan kategori sangat baik.
Keefektifan media pembelajaran berdasarkan hasil Berdasarkan hasil tanggapan siswa dapat disimpulkan
angket motivasi belajar disajikan pada Tabel V. bahwa e-modul praktis dengan kategori sangat baik.
Berdasarkan observasi kelayakan pembelajaran dapat
TABEL V disimpulkan bahwa e-modul bersifat praktis dengan
Hasil Analisis Efektivitas Berdasarkan Hasil Belajar Siswa keterlaksanaan pembelajaran mencapai 98,33%.
Pencapaian
Efektivitas Produk
Tanggapan Tanggapan
Skor Kategori Skor Kategori Berdasarkan uji lapangan yang telah dilakukan, hal ini menunjukkan
lekuk lekuk
bahwa media pembelajaran berbasis TIK yang dihasilkan
1 97 Lulus 19 92 Lulus
telah memenuhi kriteria efektif. Hal ini terlihat dari hasil
2 90 Lulus 20 93 Lulus
tes prestasi belajar siswa yang menunjukkan lebih dari
3 79 Lulus 21 94 Lulus
80% siswa memperoleh nilai di atas 75. Persentase
4 85 Lulus 22 94 Lulus
ketuntasan belajar lebih dari 80%. Dengan demikian
5 97 Lulus 23 94 Lulus
berarti tujuan pembelajaran telah tercapai dan produk
6 97 Lulus 24 80 Lulus
yang dikembangkan secara umum dianggap efektif dan
7 95 Lulus 25 82 Lulus
layak digunakan
8 94 Lulus 26 98 Lulus
Penggunaan ICT (information and communication technology), dalam
9 98 Lulus 27 50 Tidak lulus
matematika, menyesuaikan dengan karakteristik matematika itu sendiri,
10 84 Lulus 28 90 Lulus
dimana matematika memiliki karakteristik objek kajian yang abstrak dan
11 92 Lulus 29 82 Lulus
membutuhkan pemikiran yang logis. TIK (teknologi informasi dan
12 89 Lulus 30 94 Lulus
komunikasi) memiliki potensi yang sangat besar sebagai sarana atau alat
13 97 Lulus 31 88 Lulus
untuk mengembangkan keterampilan proses pembelajaran. Mac Kinnon
14 96 Lulus 32 80 Lulus
(dalam Muderawan, 2011) menyatakan bahwa teknologi akan membantu
15 83 Lulus 33 93 Lulus
mengembangkan semua jenis keterampilan berpikir mulai dari yang
16 65 Tidak lulus 34 76 Lulus
paling dasar hingga tingkat keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu,
17 82 Lulus
35 84 Lulus dalam pendidikan modern, dosen dituntut untuk mampu
18 70 Tidak lulus
mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran.
Skor rata - rata 87,26
Mac Kinnon (dalam Muderawan, 2011) dalam bukunya menyatakan bahwa
Banyaknya Siswa yang Lulus 32
teknologi akan membantu mengembangkan semua jenis pemikiran
persentase penguasaan klasik 91,43
keterampilan mulai dari tingkat paling dasar hingga tingkat
keterampilan berpikir kritis. Oleh karena itu, dalam pendidikan
Berdasarkan Tabel V, media yang dikembangkan
modern, dosen dituntut untuk dapat mengintegrasikan TIK dalam
dinilai efektif karena persentase ketuntasan siswa lebih
proses pembelajaran
dari 80% yaitu 91,43%. Artinya media pembelajaran
kalkulus berbasis TIK efektif dalam hal prestasi belajar
IV. KESIMPULAN
siswa. Berdasarkan hasil uji coba lapangan pada kalkulus berbasis ICT
Berdasarkan penilaian ahli, media pembelajaran kalkulus Informatika, disimpulkan bahwa e-modul tersebut dinilai valid, praktis
berbasis TIK berupa e-modul masing-masing telah memenuhi dan efektif dengan kesemuanya dalam kategori sangat baik. Pada
kriteria valid, dengan kategori sangat baik. E-modul juga telah penelitian selanjutnya disarankan untuk memanfaatkan TIK sebagai
direvisi berdasarkan saran ahli sehingga layak digunakan. media pembelajaran dalam berbagai mata pelajaran. Sehingga tidak
Perangkat media pembelajaran ini valid karena didasarkan pada hanya diterapkan pada mata kuliah kalkulus integral tetapi juga pada
14
Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia Volume 5
Nomor 1 bulan Maret 2020 Hal 10 - 15 p-ISSN:
2477-5967 e-ISSN: 2477-8443
Arhami, M., Si, S., & Kom, M.Kalkulus Untuk Politeknik. Optimalisasi Nasional Pemanfaatan Aplikasi
Yogyakarta: Penerbit Andi. TIdalam Dunia Pendidikan. Jurusan Pendidikan
Cabang, RM (2009).Desain instruksional: ADDIE Teknik Informasika. Singaraja,20.
mendekati(Jil. 722). Springer Sains & Media Nurchaili, N. (2011). Pengaruh Media Pembelajaran
Bisnis. Berbasis Teknologi Informasi dalam Proses
Cicih Juarsih, D. (2014).Karakteristik Peserta Didik Dalam Pembelajaran Kimia terhadap Peningkatan
Rangka Implementasi Standar Proses Pendidian Hasil Belajar Siswa.Jurnal Pendidikan Dan
Siswa. Jakarta: Rineka Cipta. Kebudayaan,16(6), 648–658.
Hamalik, O. (2003).Perencanaan pembelajaran berdasarkan Pritchard, A. (2017).Cara belajar: Teori belajar
sistem pendekatan. Bumi Aksara. untuk ruang kelas.London: Routledge
Harasim, L. (2017).Teori pembelajaran dan teknologi online. Pribadi, BA (2009). Model desain sistem pembelajaran.
New York: Taylor & Francis. Jakarta: Dian Rakyat,35.
Hasnida. (2014).Media Pembelajaran Kreatif. Jakarta: PT Warsita, B. (2008). Teknologi pembelajaran landasan dan
Luxima Metro Media. aplikasinya.Jakarta: Rineka Cipta,135. Widoyoko,
Hidayati, T., & Widjajanti, DB (2015). pengembangan EP (2009).Evaluasi program pembelajaran
Perangkat Pembelajaran Lingkaran SMP (Jil. 91). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kelas VIII dengan Suplemen Materi History of
Mathematics (HOM).Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika,10(2), 211-221.
Muderawan, IW (2011). Perkembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasidan Aplikasinya dalam
Pembelajaran.Seminar Makalah Disajikan Dalam
15