Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM ALAT-ALAT DAN

PENGELOLAAN LABORATORIUM
KEGIATAN KE 1
PENGENALAN ALAT-ALAT
LABORATORIUM

NAMA : GABY HELENA T.S


NIM : 2005016031
PRODI : PENDIDIKAN BIOLOGI
KELOMPOK : V (LIMA)

LABORATORIUM PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
1

Kegiatan 1
Pengenalan Alat-Alat Laboratorium

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai jenis alat-alat kaca yang terdapat
dalam laboratorium
2. Mahasiswa dapat menjelaskan berbagai alat-alat non kaca yang terdapat
dalam laboratorium biologi
3. Mahasiswa dapat mendata alat-alat yang terdapat dalam laboratorium
biologi.

B. Kajian Pustaka
1. Pengertian laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan dengan ilmu sains
(kimia, fisika, biologi) dan ilmu-ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa
ruangan yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan
lain-lain. Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan
berbagai macam kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan
pengujan ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berrbagai
macam disiplin ilmu (Ramadani, 2020: 129).
Laboratorium adalah ruangan tertutup atau terbuka yang bersifat permanen
atau bergerak, dikelola secara sistematis untuk kegiatan pengujian, kalibrasi
dan produksi dalam skala terbatas, dengan menggunakan peralatan serta
bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka pelaksanaan
pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan dilengkapi
dengan berbagai instrumen, peralatan dan bahan kimia (reagen), untuk
melakukan karya eksperimental, kegiatan penelitian dan prosedur
pemeriksaan (Mardiana: 2017,15), (Wardiyah 2016: 2)
2

Laboratorium juga merupakan suatu tempat yang digunakan untuk


melakukan kegiatan pengujian salah satunya Laboratorium kimia yang
merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap cukup berbahaya
dalam rangka pelaksanaan pendidikan (Lathifah, 2019: 190).
Laboratorium yaitu tempat riset ilmiah eksperimen. Pengukuran atau
pelatihan ilmiah yang dilakukan laboratorium biasanya dibuat untuk
memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.
Pengertian laboratorium sebagai sumber belajar. Pengertian laboratorium
sebagai sumber belajar suatu tempat dimana dilakukannya kegiatan kerja
untuk menghasilkan kamar, ruangan terbuka (Amini, 2020: 3).
2. Fungsi laboratorium
Manurut Ramadani (2020, 130); Emda (2014, 220-221) laboratorium
memiliki banyak fungsi, yaitu sebagai berikut :
a. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara
teori dan praktik
b. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari
kalangan siswa, mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini
disebabkan laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman terhadap
objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk melakukan
eksperimentasi
c. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari
pembelajar, peserta didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan
lainnya) untuk mencari hakikat kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan
dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial
d. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam
mempergunakan alat media yang tersedia di dalam laboratorium untuk
mencari dan menentukan kebenaran ilmiah sesuai dengan berbagai macam
riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan
e. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam
keilmuan sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan
3

mencari kebebaran ilmiah dengan cara penelitian, ujicoba, maupun


eksperimentasi
f. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti
dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat
dalam proses kegiatan kerja di laboratorium
g. Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai
masalah melalui kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran,
masalah akademik, maupun masalah yang terjadi ditengah masyarakat
yamg membutuhkan penanganan dengan uji laboratorium.
h. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa,
dosen, aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu
pengetahuan yang masih bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang
bersifat konkret dan nyata
3. Macam-macam alat laboratorium
Menurut Munandar (2012, 8) peralatan laboratorium dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Peralatan consumable
Yaitu peralatan laboratorium yang digunakan sekali pakai rusak atau
dibuang atau dapat juga sekali pakai pecah atau mudah pecah. Yang
termasuk peralatan ini adalah alat gelas, pipa gelas, pipa karet, kertas
saring, kertas kromatografi dan lain-lain
b. Peralatan non-consumable
Yaitu peralatan laboratorium yang dapat digunakan terus menerus dan
bukan sekali pakai. Yang termasuk peralatan ini adalah pembakar gas,
pompa vakum, mikroskop, peralatan elektronik dan lain-lain. Sebaiknya
mikroskop dan peralatan elektronik disimpan terpisah.
Menurut Jufriyah (2019, 28) di laboratorium kimia alat-alat praktikum
kimia dikelompokkan kedalam 8 golongan, yaitu:
a. Golongan I: Alat-alat yang terbuat dari bahan gelas/kaca seperti: tabung
reaksi, batang pengaduk, gelas kimia, erlenmeyer, gelas ukur, labu ukur,
corong dan lain-lain
4

b. Golongan II : Alat-alat yang terbuat dari besi, contoh; kaki tiga, pembakar,
tang cawan, kawat kasa, ring besi, klem pemegang, klem buret, penjepit
tabung, sikat tabung, pemadam kebakaran
c. Golongan III : Alat-alat yang terbuat dari kayu, contoh; rak tabung, rak
pipet volumetrik, rak buret, penjepit tabung
d. Golongan IV: Alat-alat yang terbuat dari bahan porselen, contoh cawan
porselin, lumpang dan alu, bak pembakaran porselen, segitiga, tungku
listrik, pelat tetes
e. Golongan V : Alat-alat yang terbuat dari plastik, contoh: pompa suntik
(siringe), gelas kimia plastik, gelas ukur plastik, botol semprot, selang
plastic
f. Golongan VI : Alat-alat yang terbuat dari karet, contoh: pompa filler,
selang karet, sumbat botol, sarung tangan dan lain-lain
g. Golongan VII : Alat-alat listrik, contoh; power supply, amperemeter,
voltmeter, multimeter, neraca listrik
h. Golongan VIII : Alat-alat kimia yang memerlukan penyimpanan khusus
contoh; buret, thermometer, neraca, spektrofotometer, dsb.
4. Alat-alat kaca dan non-kaca pada laboratorium
Menurut Wardiyah (2017, 7-15) peralatan laboratorium terbuat dari kaca
dan non kaca. Berikut adalah peralatan laboratorium yang terbuat dari kaca :
a. Tabung reaksi
Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat dipanaskan pada nyala api
oksidasi. untuk tabung reaksi dengan gelas bukan borosilikat bersifat tidak
tahan panas. Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml, 16 ml, 19 ml, 31
ml, 55 ml, 75 ml.
b. Buret
Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas berbentuk silinder yang
memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Buret
digunakan dalam percobaan yang memerlukan presisi seperti pada
eksperimen titrasi dengan cara meneteskan sejumlah reagen cairan ke
dalam obyek dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan skala harus
5

dilakukan secara seksama pada permukaan meniskus zat cair. Ukuran


skala Buret: Buret Makro (50 ml), Buret semi makro (25 ml) dan buret
Mikro (10 ml).
c. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut dan terdapat bagian
seperti tabung yang sempit. Corong digunakan untuk memindahkan
larutan dan atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas saring.
d. Corong pisah
Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari gelas yang digunakan
dalam proses pemisahan cairan dari dua fase yang tidak dapat bercampur.
larutan yang akan dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian didiamkan
beberapa saat sampai masing-masing larutan terpisah. Larutan dengan
masa jauh lebih kecil akan berada diatas sedangkan massa jenis lebih besar
akan berada dibawah. Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati.
e. Pipet tetes
Terbuat dari gelas dilengkapi karet digunakan untuk mengambil larutan
dalam jumlah kecil (tetes).
f. Batang pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk larutan atau untuk
membantu memindahkan larutan dari satu wadah ke dalam wadah lain.
g. Desikator
Seperti panci bersusun, dengan pembatas dibagian tengah. Bagian bawah
berisi silica gel sebagai pengering. Digunakan untuk pengeringan bahan
kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan vaselin untuk menjaga tetap kedap
udara. Ada 2 macam desikator yaitu: desikator biasa dan vakum. Desikator
vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang
dihubungkan dengan selang ke pompa.
h. Gelas beker
Terbuat dari gelas umumnya terbuat dari bahan borosilikat dengan skala
pada dindingnya, digunakan untuk menuang, membuat dan mendidihkan
6

larutan. Dapat digunakan juga untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi.
i. Erlenmeyer
Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan ditempat larutan yang dititrasi
dalam analisa volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki leher yang
sempit, dengan keuntungan mengurangi penguapan zat cair dalam
pemanasan dan menghindari tumpah ketika dalam proses pengadukan.
Pada sisi luar terdapat skala yang menunjukan perkiraan.
j. Gelas arloji
Terbuat dari gelas sebagai penutup dan menimbang bahan kimia yang
berwujud padat atau kristal.
k. Labu ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari bahan borosilikat dengan volume
sampai dengan 2 liter. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
dan mengencerkan larutan.
l. Gelas ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan pemanasan. Digunakan untuk
mengukur volume cairan atau larutan. Jumlah volume berdasarkan pada
volume didalamnya.
m. Pipet ukur
Terbuat dari bahan gelas biasa, kadang – kadang terbuat dari bahan
borosilikat. Digunakan untuk mengukur cairan atau larutan. Jumlah
volumenya berdasarkan volume yang dikeluarkan.
n. Pipet volume
Terbuat dari bahan gelas biasa kadang–kadang terbuat dari bahan
borosilikat. Digunakan untuk mengukur volume tepat berdasarkan volume
yang dikeluarkan.
o. Pembakar spiritus
Digunakan untuk memanaskan bahan baik berupa padat maupun cair.
7

p. Statif
Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong,
corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.
Berikut ini adalah peralatan laboratorium yang terbuat dari non kaca
diantaranya, yaitu :
a. Tabung sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung yang salah satu ujungnya
menyerupai kerucut. Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari gelas
walaupun ada juga yang terbuat dari bahan plastik atau kimia. Tabung ini
digunakan unttuk tempat bahan yang diendapkan dengan alat sentrifuge.
b. Corong buchner
Corong Buchner adalah alat laboratorium yang terbuat dari porselen, gelas
atau plastik yang digunakan untuk penyaringan vakum. Pada bagian atas
terdapat sebuah silinder dengan dasar yang berpori. Corong buchner
digunakan untuk menyaring dengan dipasangkan pada labu penyaring dan
pompa penghisap (vacum pump). Keuntungan menyaring dengan
menggunakan corong buchner adalah lebih cepat jika dibandingkan
dengan penyaring menggunakan corong piala.
c. Timbangan analitik
Timbangan analitik biasa digunakan untuk menimbang padatan kimia
Berikut ini adalah macam-macam timbangan analitik :
1) Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun berskala
2) Neraca analitis dengan tiga buah lengan ayun (masing-masing skala
(10 g, 1 g, 0,01 g, dan 0,0001 g)
3) Neraca analitis digital dengan penutup
4) Neraca analitis digital model kompak.
d. Kawat kas
Kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar Digunakan untuk
memanaskan bahan baik berupa padat maupun cair. Terbuat dari besi atau
baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan
8

peralatan gelas lainnya pada saat digunakan. Besi yang menyangga ring
dan digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan
e. Klem
Klem buret: terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang
digunakan untuk titrasi.
f. Pipet filter
Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet
yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil
udara (aspirate) dan mengosongkan.
g. Water bath
Fungsi utama water bath adalah untuk menciptakan suhu yang konstan dan
digunakan untuk pemanasan, inkubasi dan penguapan.
9

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Handphone/Laptop 1 unit
b. Alat tulis 1 set
c. Kertas HVS Secukupnya
2. Bahan
Gambar alat-alat laboratorium.

D. Cara Kerja
1. Gambar akan disiapkan oleh asisten
2. Praktikkan mengamati gambar yang telah disediakan
3. Kemudian dibuat tabel di kertas HVS dengan format nam alat beserta gambar
dan fungsi.
Daftar Pustaka

Amini, Risda. 2020. Pengenalan Laboratorium IPA SD. Kediri: Aksara Rentaka
Siar (ARS).

Emda, Amna. 2014. Laboratorium Sebagai Sarana Pembelajaran Kimia Dalam


Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal. 2(2): 220-221. https://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/lantanida/article/view/ 206. Diakses pada 14 Maret
2021

Jufriyah, dkk. 2019. Pemeliharaan dan Penyimpanan Peralatan Laboratorium


Kimia. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan. 1 (1) : 27-28. https://e
journal2. undip.ac.id/index.php/jplp/article/view/4171/2301. Diakses pada
14 Maret 2021

Lathifah, Maryam dan Rita Wahyuni. 2019. Animasi Interaktif Pengenalan Alat –
Alat Praktikum Untuk Siswa Kelas X Kimia Analis Pada SMKN 5 Kota
Bekasi. Jurnal Sistem Informasi Pendidikan dan Profesional. 3(2): 190.
http://www.ejournal-binainsani.ac.id/index.php/ISBI/article/view/1123.
Diakses pada 14 Maret 2021

Mardiana dan Ira Gusti. 2017. Pengantar Laboratorium Medik. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.

Munandar, Kukuh. 2012. Pengetahuan laboratorium Biologi. Jember: Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jember.

Ramadhani, Sulistyani Puteri. 2020. Pengelolaan Laboratorium. Depok: Yayasan


Yiesa Rich.
Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.
LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 14 Maret 2021

Mengetahui,
Asisten Praktikum, Praktikkan,
Acc 23/03/2021

Nadya Arta Meilia Gaby Helena T.S


NIM. 1805015026 NIM. 2005016031
Lantanida Journal, Vol. 2 No. 2, 2014

LABORATORIUM SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN KIMIA DALAM


MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN KERJA ILMIAH

Amna Emda
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh
E_mail: amna_emda12@yahoo.com

Abstract

Laboratory is one of the tool that is used to learn chemistry. In learning we expected
that students not only know, but also understand the subject very well. Knowledge about
theory that is scientific can be proved by doing some experiments in the laboratory. With the
existence of the laboratory, students will understand more about the subject by doing
scientific works. Therefore students will have a good grip on the scientific work’s step and
their knowledge will last longer.

Keywords : Laboratorium,knowledge and scientific process

PENDAHULUAN

Dewasa ini belajar berpusat pada peserta didik (student centered) yang dijadikan
pendekatan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.1 Pembelajaran pada hakekatnya adalah
proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
tingkah laku keaarah yang lebih baik.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran, baik faktor internal maupun
faktor eksternal. Tugas pendidik yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar
menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik,2 Kegiatan pembelajaran
diarahkan untuk memberdayakan semua potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Harapannya
agar peserta didik memiliki kompetensi melalui upaya menumbuhkan serta mengembangkan
sikap/attitude, pengetahuan/knowledge, keterampilan/skill. Kualitas yang harus terealisasikan
antara lain kreativitas, kemandirian, kerjasama, solidaritas, kepemimpinan, empati, toleransi
dan kecakapan hidup peserta didik guna membentuk watak serta meningkatkan peradaban dan
martabat bangsa,3

1
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008). H. 57
2
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2007). H. 100
3
M. Hosnan, Pendekatan saintifikdan Kontekstual dalam Pembelajran Abad 21, Kunci Sukses Implementasi
Kurikulum 2013, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2014). h.1
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian
teoritis, pembuktian ujicoba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang
menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. 6
Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai macam
kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah sebagai pendekatan
antara teori dan praktik dari berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik laboratorium juga
dapat merujuk kepada suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.7 Laboratorium
harus dilengkapi dengan berbagai sarana prasarana untuk kebutuhan percobaan. Laboratorium
sebagai tempat kegiatan riset, penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian ilmiah
memiliki banyak fungsi, yaitu :
1. Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan praktik
2. Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari kalangan siswa,
mahasiswa, dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan laboratorium tidak hanya
menuntut pemahaman terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut seseorang untuk
melakukan eksperimentasi.
3. Memberikan dan memupuk keberanian para peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta
didik, mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan lainnya) untuk mencari hakikat
kebenaan ilmiah dari suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat media
yang tersedia di dalam laboratorium untuk mencari dan menentukan kebenaran ilmiah
sesuai dengan berbagai macam riset ataupun eksperimentasi yang akan dilakukan.
5. Memupuk rasa ingin tahu kepada para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan
sehingga akan mendorong mereka untuk selalu mengkaji dan mencari kebebaran ilmiah
dengan cara penelitian, ujicoba, maupun eksperimentasi.
6. Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa percaya diri para peneliti dalam
keterampilan yang diperoleh atau terhadap penemuan yang didapat dalam proses kegiatan
kerja di laboratorium.
7. Laboratoriun dapat menjadi sumber belajar untuk memecahkan barbagai masalah melalui
kegiatan praktik, baik itu masalah dalam pembelajaran, masalah akademik, maupun
masalah yang terjadi ditengah masyarakat yamg membutuhkan penanganan dengan uji
laboratorium.

6
Depdiknas, SPTK-21, (Jakarta: Depdiknas, 2002) h. 12
7
Decaprio Richard, Tips mengelola lab sekolah, (Jogyakarta : Diva Press, 2013) h 16

220 – Lantanida Journal, Vol. 2 No. 2, 2014


8. Laboratorium dapat menjadi sarana belajar bagi para siswa, mahasiswa, dosen, aktivis,
peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu pengetahuan yang masih bersifat
abstrak sehingga menjadi sesuatu yang bersifat konkret dan nyata8

Secara garis besar fungsi laboratorium adalah sebagai berikut:


1. memberikan kelengkapan bagi pelajaran yang telah diterima sehingga antara teori dan
praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah.
2. memberikan ketrampilan kerja ilmiah bagi mahasiswa/siswa.
3. memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah dari
suatu objek dalam lingkungan alam dan lingkungan sosial.
4. menambah keterampilan dalam menggunakan alat dan media yang tersedia untuk mencari
dan menemukan kebenaran.
5. memupuk rasa ingin tahu mahasiswa/siswa sebagai modal sikap ilmiah seorang calon
ilmuan.
6. memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan yang diperoleh,
penemuan yang didapat dalam proses kegiatan kerja laboratorium.
Lebih lanjut Sudaryanto menyatakan peranan dan fungsi labortorium ada tiga, yaitu
sebagai (1) sumber belajar, artinya laboratorium digunakan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik atau melakukan percobaan, (2)
metode pendidikan, yang meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana
penelitian, yaitu tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi peserta
didik yang bersikap ilmiah.

Menurut Depdikbud tujuan pengadaan laboratorium diantaranya adalah


meningkatkan kemampuan praktek peserta didik di laboratorium. Adapun tujuan penggunaan
laboratorium kimia/ IPA bagi peserta didik antara lain :

1. mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat, dan


pembuatan alat sederhana).
2. Melatih bekerja cermat, serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran laboratorium
3. Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan
4. Melatih daya berfikir kritis, analitis melalui penafsiran eksperimen
5. Memperdalam pengetahuan
6. Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggung jawab

8
Richard Decsaprio, Tips Mengelola Laboratorium...hal 17-20

Lantanida Journal, Vol. 2 No. 2, 2014 – 221


INFORMATION SYSTEM FOR EDUCATORS AND PROFESSIONALS
Vol. 3, No. 2, Juni 2019, 189 - 200 189
E-ISSN: 2548-3587

Animasi Interaktif Pengenalan Alat – Alat Praktikum


Untuk Siswa Kelas X Kimia Analis
Pada SMKN 5 Kota Bekasi

Maryam Lathifah 1, Rita Wahyuni Arifin 2,*


1
Sistem Informasi; STMIK Bina Insani; Jl. Siliwangi No.6 Rawa Panjang Bekasi Timur 17114
Indonesia, Telp. (021) 824 36 886 / (021) 824 36 996. Fax. (021) 824 009 24; e-mail:
mlathifah14@gmail.com
2
Manajemen Informatika; STMIK Bina Insani; Jl. Siliwangi No.6 Rawa Panjang Bekasi Timur
17114 Indonesia, Telp. (021) 824 36 886 / (021) 824 36 996. Fax. (021) 824 009 24; e-mail:
ritawa82@gmail.com

* Korespondensi: e-mail: ritawa82@gmail.com

Diterima: 30 April 2019; Review: 7 Mei 2019; Disetujui: 15 Mei 2019

Cara sitasi: Lathifah M, Arifin RW. 2019. Animasi Interaktif Pengenalan Alat – Alat Praktikum
Untuk Siswa Kelas X Kimia Analis Pada SMKN 5 Kota Bekasi. Information System For
Educators and Professionals. 3 (2): 189 – 200.

Abstrak: Dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dasar sub bab pengenalan alat–alat
praktikum untuk siswa kelas X Kimia Analis pada SMKN 5 Kota Bekasi masih dilakukan secara
manual. Guru memberikan perintah kepada siswanya untuk mencari alat–alat praktikum yang di
dapat dari website dan menyalin hasil pencarian tersebut ke dalam buku tulis. Dari masalah
tersebut diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat memperkenalkan alat–alat
praktikum kepada siswa kelas X Kimia Analis. Penelitian ini mengunakan metode Multimedia
Development Life Cycle (MDLC) dengan enam tahapan yaitu: Konsep (Concept), Perancangan
(Design), Pengumpulan Bahan (Material Collecting), Pembuatan (Assembly), Pengujian
(Testing), dan Distribusi (Distribution). Hasil dari penelitian ini adalah sebuah aplikasi
pengenalan alat–alat praktikum kimia dasar yang dilengkapi dengan game dan quiz untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenali alat-alat praktikum.

Kata kunci: Alat - Alat Praktikum Kimia, Media Pembelajaran Interaktif, Multimedia, Multimedia
Development Life Cycle.

Abstract: In the implementation of Chemistry teaching basic sub-Chapter Introduction Tool-


Practical tools for students in grade X Chemistry analyst at SMKN 5 Bekasi city is still done
manually. Teachers give orders to their students to look for practical tools that are available
from the website and copy the search results into a notebook. From the problem is a learning
media that can introduce practical tools to students grade X chemistry analyst. This research
uses Multimedia Development Life Cycle (MDLC) method with six stages: concept (concept),
Design, material collection (Material Collecting), manufacture (Assembly), testing, and
distribution (Distribution). The result of this research is an application of tools introduction – A
basic chemistry laboratory equipped with games and quiz to improve the students ' ability to
recognize practical tools.

Keywords: Chemical Practicum Tools, Interactive Learning Media, Multimedia Development


Life Cycle.

Copyright@2018. P2M STMIK BINA INSANI


E-ISSN: 2548-3587 ; 189 – 200
190

1. Pendahuluan
Laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan kegiatan pengujian
salah satunya Laboratorium kimia yang merupakan salah satu jenis laboratorium yang dianggap
cukup berbahaya dalam rangka pelaksanaan pendidikan. Peralatan laboratorium terdiri dari
peralatan mesin, perkakas, perlengkapan, dan alat-alat kerja lain yang secara khusus
dipergunakan untuk pengujian produksi dalam skala terbatas [Raharjo, 2017]. Sebelum
memulai melakukan kegiatan praktikum di laboratorium, kita sebagai praktikan harus mengenal
alat-alat praktikum dan semua fungsi peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium
kimia. Jika siswa tidak memiliki minat untuk mempelajari alat – alat praktikum, maka hasil pada
saat praktikum tidak akan memuaskan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran kimia dasar sub bab pengenalan alat – alat praktikum
untuk siswa kelas X Kimia Analis pada SMKN 5 Kota Bekasi masih dilakukan secara manual.
Guru memberikan perintah kepada siswanya untuk mencari alat – alat praktikum yang di dapat
dari website dan menyalin hasil pencarian tersebut ke dalam buku tulis.
Untuk menghindari kecelakaan dan gagalnya percobaan dalam kegiatan praktikum maka
perlu adanya pemahaman dan pengenalan terhadap alat-alat praktikum yang digunakan,
sehingga memudahkan dalam proses kegiatan. Alat-alat praktikum biasanya dapat rusak atau
bahkan berbahaya jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Maka dari itu perlu adanya
pemahaman terhadap alat dan fungsi kerja dari alat tersebut sebelum mulai melakukan
praktikum dilaboratorium. Proses pembelajaran dikelas diperlukan kemampuan guru dalam
menguasai materi dan metode pembelajaran yang tepat sehingga tidak menimbulkan
kebosanan dan kejenuhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu diperlukan
perangkat pembelajaran menggunakan media interaktif [Retnoningsih, 2016]. Media
pembelajaran yang bersifat konvensional memiliki keterbatasan karena disampaikan dengan
cara monoton sehingga minat siswa dalam belajar kurang, maka perlu adanya media
pembelajaran baru. Media pembelajaran adalah sarana untuk memberi perangsang bagi belajar
supaya proses belajar terjadi [Oka, 2017].
Dalam jurnal ini penulis menggunakan beberapa referensi dari penulis lain yaitu Ngurah
Mahendra, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengetahuan mahasiswa program
studi pendidikan IPA terhadap alat laboratorium dan fungsinya pada mata kuliah praktikum
kimia dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian dilaksanakan di
STKIP Citra Bakti, Kabupaten Ngada, NTT. Jumlah subjek penelitian adalah 12 orang
mahasiswa program studi pendidikan IPA.Pengumpulan data profil pengetahuan mahasiswa
terhadap fungsi alat laboratorium kimia dasar dilakukan dengan cara tes dan pemberian angket.
Data dianalisis secara deskriptif dengan mengacu pada skala teoretik. Dari hasil penelitian
diperoleh data yaitu tingkat pemahaman mahasiswa terhadap jenis dan fungsi alat laboratorium
kimia dasar sebesar 49% atau berada pada kategori “kurang” [Dinatha, 2017].
Penulis lain yaitu Mustika dkk mengenai media pembelajaran memiliki peranan yang
sangat penting pada proses perkuliahan. STMIK PalComTech pada materi Metodologi
Manajemen Proyek masih menggunakan modul dari worksheet, dosen menggunakan metode
ceramah dalam menjelaskan materi metodologi manajemen proyek. Metode ceramah masih
memiliki kelemahan sehingga diperlukan pengembangan media pembelajaran. Penelitian ini
mengunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC) dengan enam tahapan yaitu:
konsep (Concept), perancangan (Desain), pengumpulan bahan (Material Collecting),
pembuatan (Assembly), pengujian (Testing), dan distribusi (Distribution). Tujuan penelitian yaitu
membuat media pembelajaran interaktif mata kuliah manajemen proyek sub materi metodologi
Manajemen Proyek yang berisikan tentang tahapan inisiasi, perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan penutupan, serta dokumen - dokumen yang diperlukan dalam pembangunan
proyek IT. Manfaat yang diharapkan adalah media pembelajaran ini dapat menjadi alat bantu
dalam proses perkuliahan manajemen proyek yang ada di STMIK Palcomtech. Aplikasi sudah
diuji melalui blackbox testing, dengan hasil pengujian semua indikator dinyatakan baik [Mustika
et al., 2018].
Dari masalah tersebut diperlukan sebuah media pembelajaran yang dapat memperkenalkan
alat – alat praktikum kimia yang dapat membantu siswa kelas X Kimia Analis untuk mempelajari
sub bab pengenalan alat – alat praktikum kimia. Salah satunya adalah dengan aplikasi media
pembelajaran multimedia interaktif. Karena melalui pembelajaran media interaktif akan
digambarkan dengan jelas dalam bentuk teknologi komputer dengan berbagai animasi gambar
yang lebih menarik sehingga siswa dapat mempelajari alat – alat prakrikum tersebut.

Maryam Lathifah II Animasi Interaktif Pengenalan …


Pengantar Laboratorium Medik

Topik 2
Laboratorium Medik

Setelah sebelumnya Anda mempelajari tentang Istilah-istilah dan singkatan-


singkatan yang sering digunakan di laboratorium, selanjutnya mari kita pelajari materi
berikut yaitu tentang pengertian dan hal-hal yang terkait dengan laboratorium medik.

A. Pengertian Laboratorium Medik

Sumber: https://www.quantumsaranamedik.com

Gambar 1. 2 Contoh Laboratorium Medik

Anda saat ini sedang bekerja di salah satu laboratorium di kota Anda. Perhatikan
gambar di atas. Seperti telah diuraikan pada pendahuluan dari bab ini, bahwa
laboratorium medik sering juga disebut dengan laboratorium klinik, sering pula hanya
disebut dengan laboratorium saja. Maka selanjutnya, apabila di dalam modul ini muncul
kata laboratorium medik atau laboratorium klinik, atau hanya laboratorium, maka ketiga
istilah tersebut memiliki pengertian yang sama.
Selanjutnya coba perhatikan definisi laboratorium klinik di bawah ini. Menurut
Permenkes RI No. 411/Menkes/Per/III/2010, Laboratorium Klinik adalah laboratorium
kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik untuk
mendapatkan informasi tentang kesehatan perorangan terutama untuk menunjang
upaya diagnosis penyakit, dan memulihkan kesehatan.
Definisi lain laboratorium klinik diberikan oleh Seyoum (2006:14): laboratorium
adalah tempat yang dilengkapi dengan berbagai instrumen, peralatan dan bahan kimia
(reagen), untuk melakukan karya eksperimental, kegiatan penelitian dan prosedur
pemeriksaan. Laboratorium medik merupakan salah satu bagian laboratorium yang
dilengkapi dengan berbagai instrumen biomedis, peralatan, bahan dan reagen (bahan

15
PENGETAHUAN LABORATORIUM BIOLOGI

DIKTAT KULIAH

Oleh:
KUKUH MUNANDAR

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2012
3.4. Perlatan Laboratorium

Peralatan laboratorium dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:


1. Peralatan consumable
Yaitu peralatan laboratorium yang digunakan sekali pakai rusak atau dibuang atau dapat juga
sekali pakai pecah atau mudah pecah. Yang termasuk peralatan ini adalah alat gelas, pipa gelas,
pipa karet, kertas saring, kertas kromatografi, dll.

2. Peralatan non-consumable
Yaitu peralatan laboratorium yang dapat digunakan terus menerus dan bukan sekali
pakai. Yang termasuk peralatan ini adalah pembakar gas, pompa vakum, mikroskop,
peralatan elektronik, dll. Sebaiknya mikroskop dan peralatan elektronik disimpan
terpisah.

3.5. Furniture

Furniture diperlukan di laboratorium untuk menunjang kegiatan administrasi dan


percobaan/penelitian. Yang termasuk furniture adalah meja kerja dengan kursinya, meja
sidang, meja komputer, kruk atau kursi laboratorium, pemadam api (fire extinguisher), selimut
pemadam api, jam dinding, rak buku, rak bahan kimia, rak peralatan dan almari
Selain perangkat di atas suatu laboratorium juga perlu dilengkapi dengan papan tulis atau
white board, bila memungkinkan juga disediakan OHP (overhead projector), slide projektor, dan LCD.

3.6. Ruangan Khusus Lemari Asam

Pada laboratorium kimia atau analisis kimia diperlukan lemari asam (lemari asap = fume hood).

Lemari asam juga harus dilengkapi dengan sarana listrik, air dan gas. Selain itu perlu
dilengkapi pula dengan lampu penerang, kipas penyedot (exhaust fan) dan air untuk pemadam api
(shower). Lemari asam dipakai bila mereaksikan suatu zat, mencampur zat berbahaya, atau melakukan
percobaan yang menghasilkan gas berbahaya artinya gas yang dihasilkan atau direaksikan dapat
merangsang atau mengganggu pernapasan. Oleh karena itu kipas penyedot harus dalam keadaan
terpasang (kipas penyedot dijalankan bila lemari asam sedang dipakai).

Kegiatan yang umum dilakukan di lemari asam adalah:

1. Penghilangan uap beracun sewaktu melakukan percobaan.


2. Melakukan reaksi yang berbahaya atau yang mudah terbakar.
3. Penyimpanan racun yang mudah menguap atau merusak
4. Penyimpanan bahan yang mudah terbakar.
5. Penggunaan untuk melakukan percobaan (dalam hal ini tidak boleh disatukan dengan
penyimpanan).
PENGELOLAAN LABORATORIUM
(Panduan Para Pengajar dan Inovator Pendidikan)

Penulis : Sulistyani Puteri Ramadhani, M.Pd

Editor : Yiesa Media Karya


Desain Sampul : Yiesa Media Karya
Penyunting : Yiesa Media Karya

Diterbitkan oleh Yayasan Yiesa Rich Jl. Bima, Kecamatan


: Sawangan, Kelurahan Bedahan Depok Jawa Barat
www.yiesa-richfoundation.or.id

Cetakan Pertama, Februari 2020


21 cm x 14,9cm; x+250
ISBN : 9-786-239-250-027

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak maupun mengedarkan buku
tanpa Ijin tertulis dari penerbit maupunpenulis

ii
Bahasa. Hal ini harus diperhatikan oleh Pemerintah
agar segera dibangun Laboratorium di setiap
Sekolah Dasar (SD) terutama di Sekolah Dasar (SD)
Negeri karena jika Sekolah Dasar (SD) Swasta
banyak yang sudah memiliki Laboratorium sendiri.
Dalam makalah ini, kami sebagai penulis akan
memaparkan apa saja yang harus diperhatikan &
diperlukan untuk menunjangnya Laboratoriun yang
akan dibangun dari dasar/awal sehingga akan
menjadi hal yang sangat penting agar ditindak
lanjuti oleh para pembaca.

B. Pengertian Laboratorium
Laboratorium adalah suatu tempat dimana
dilakukan kegiatan percobaan, pengukuran,
penelitian atau riset ilmiah yang berhubungan
dengan ilmu sains (kimia, fisika, biologi) dan ilmu-
ilmu lainnya. Laboratorium bisa berupa ruangan
yang tertutup seperti kamar atau ruangan terbuka
seperti kebun dan lain-lain. Laboratorium adalah
tempat sekelompok orang yang melakukan
berbagai macam kegiatan penelitian (riset),
pengamatan, pelatihan dan pengujan ilmiah
sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari
berrbagai macam disiplin ilmu. Secara fisik
laboratorium juga dapat merujuk kepada suatu
ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka.
Laboratorium harus dilengkapi dengan berbagai
sarana prasarana untuk kebutuhan percobaan.
129
Laboratorium sebagai tempat kegiatan riset,
penelitian, percobaan, pengamatan, serta pengujian
ilmiah memiliki banyak fungsi, yaitu : 1)
Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan
menyatukan antara teori dan praktik. 2)
Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para
peneliti, baik dari kalangan siswa, mahasiswa,
dosen, atau peneliti lainnya. Hal ini disebabkan
laboratorium tidak hanya menuntut pemahaman
terhadap objek yang dikaji, tetapi juga menuntut
seseorang untuk melakukan eksperimentasi. 3)
Memberikan dan memupuk keberanian para
peneliti (yang terdiri dari pembelajar, peserta didik,
mahasiswa, dosen dan seluruh praktisi keilmuan
lainnya) untuk mencari hakikat kebenaan ilmiah dari
suatu objek keilmuan dalam lingkungan alam dan
lingkungan sosial.

C. Rancangan Laboratorium
Rencana Umum dapat dimulai dari
Perencanaan atau Planning yang merupakan proses
memutuskan kegiatan apa, bagaimana
melaksanakannya, kapan dan oleh siapa.
Perencanaan perlu dilakukan untuk menghindari
kesalahan dalam melakukan tindakan sehingga
menyebabkan kerugian bagi organisasi. (Arifin &
Barnawi, 2012: 21). Dalam perencanaan akan
ditentukan secara matang segala sesuatu yang akan
dilaksanakan, sumber-sumber daya apa saja yang
130
MODUL I
PENGENALAN LABORATORIUM
LABORATORIUM DAN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA
KERJA (K3)

Wardiyah, M.Si, Apt

Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau terbuka, bersifat
permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang di dalamnya dilengkapi dengan
peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan bidang keilmuan tertentu untuk melakukan
percobaan ilmiah, penelitian, praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau
produksi bahan tertentu. Sedang laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat –
zat kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia dapat dibedakan lagi
menjadi kimia analitik, kimia organik, kimia anorganik, kimia instrumen, kimia fisika, dan
lain-lain.
Bekerja di laboratorium kimia akan berhadapan dengan bahan kimia setiap saat. Setiap
bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang membutuhkan penangangan tertentu. Sifat
bahan kimia umumnya berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Sedapat
mungkin kontak bahan kimia dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Untuk
menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia hendaklah setiap personel yang terlibat dalam
kegiatan di laboratorium kimia harus memahami budaya kesehatan dan keselamatan kerja
(K3).
Pada bab ini akan dibahas tentang dua materi pokok sebelum mahasiswa melakukan
percobaan di laboratorium. Materi tersebut terbagi dalam dua topik yaitu :
Topik I : Pengenalan Laboratorium
Topik 2 : Keselamatan kerja di laboratorium

Setelah mempelajari bab ini diharapkan para mahasiswa dapat mengenal jenis dan
fungsi alat-alat yang digunakan dalam praktikum Kimia Dasar. Selain itu mahasiswa dapat
mengetahui tentang prinsip-prinsip kesehatan dan keselamatan kerja sehingga dapat
bekerja dengan baik dan aman di laboratorium.

1
Praktikum Kimia Dasar

Nama : Dengerous For the Environment (berbahaya bagi


lingkungan)
Lambang : N
Bahan kimia yang berbahaya bagi lingkungan yang dapat
menyebabkan kerusakan ekosistem.
Penanganan : Hindari kontak atau bercampur dengan
lingkungan yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Contoh : Tributil timah klorida, Tetraklorometan, Petroleum
bensin

D. PERALATAN LABORATORIUM
LABORATORIUM KIMIA

Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas, gelas dipilih sebagai
bahan pembuatan peralatan karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-sifat
gelas yang menguntungkan antara lain : tembus cahaya atau tembus pandang (opaque),
kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga
tidak mudah meleleh, terutama pada pemanasan biasa dibawah 1000C, dan mudah dilas jika
retak dan pecah.
1. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Non Ukur

a. Tabung Reaksi

Digunakan untuk mereaksikan zat, dapat


dipanaskan pada nyala api oksidasi. untuk
tabung reaksi dengan gelas bukan
borosilikat bersifat tidak tahan panas.
Kapasitas yang tersedia 5 ml, 10 ml, 14 ml,
16 ml, 19 ml, 31 ml, 55 ml, 75 ml.

7
Praktikum Kimia Dasar

b. Tabung Sentrifugal
Tabung sentrifugal mempunyai bentuk tabung
yang salah satu ujungnya menyerupai kerucut.
Tabung sentrifugal biasanya terbuat dari gelas
walaupun ada juga yang terbuat dari bahan
plastik atau kimia. Tabung ini digunakan unttuk
tempat bahan yang diendapkan dengan alat
sentrifuge.
• Tabung sentrifugal dengan skala
• Tabung sentrifugal tanpa skala
• Tabung sentrifugal dengan penutup ulir atau
skrup
c. Buret (Burette)
Buret adalah alat laboratorium dari bahan gelas berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada
bagian bawahnya. Buret digunakan dalam percobaan
yang memerlukan presisi seperti pada eksperimen titrasi
dengan cara meneteskan sejumlah reagen cairan ke dalam
obyek dalam wadah gelas di bawahnya. Pembacaan skala
harus dilakukan secara seksama pada permukaan
meniskus zat cair. Ukuran skala Buret : Buret Makro (50
ml), Buret semi makro (25 ml) dan buret Mikro (10 ml)

d. Corong
Corong adalah alat laboratorium berbentuk kerucut
dan terdapat bagian seperti tabung yang sempit.
Corong digunakan untuk memindahkan larutan dan
atau menyaring yang biasanya menggunakan kertas
saring.

8
Praktikum Kimia Dasar

e. Corong Buchner (Buchner Funnel)


Corong Buchner adalah alat laboratorium yang
terbuat dari porselen, gelas atau plastik yang
digunakan untuk penyaringan vakum. Pada bagian
atas terdapat sebuah silinder dengan dasar yang
berpori. Corong buchner digunakan untuk menyaring
dengan dipasangkan pada labu penyaring dan
pompa penghisap (vacum pump). Keuntungan
menyaring dengan menggunakan corong buchner
adalah lebih cepat jika dibandingkan dengan
penyaring menggunakan corong piala

f. Corong Pisah (Separating Funnel)

Corong pisah adalah peralatan laboratorium dari


gelas yang digunakan dalam proses pemisahan cairan dari
dua fase yang tidak dapat bercampur. larutan yang akan
dipisahkan digojok terlebih dahulu kemudian didiamkan
beberapa saat sampai masing-masing larutan terpisah.
Larutan dengan masa jauh lebih kecil akan berada diatas
sedangkan massa jenis lebih besar akan berada dibawah.
Larutan yang ada dibawah dikeluarkan hati-hati.

g. Pipet Tetes

Terbuat dari gelas dilengkapi karet


digunakan untuk mengambil larutan dalam
jumlah kecil ( tetes )

9
Praktikum Kimia Dasar

h. Batang Pengaduk
Terbuat dari gelas, digunakan untuk mengaduk
larutan atau untuk membantu memindahkan
larutan dari satu wadah ke dalam wadah lain.

i. Desikator
Seperti panci bersusun, dengan pembatas
dibagian tengah. Bagian bawah berisi silica gel
sebagai pengering. Digunakan untuk pengeringan
bahan kimia. Pada penutupnya dilapisi dengan
vaselin untuk menjaga tetap kedap udara.
Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan
vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya
ada katup yang bisa dibuka tutup, yang
dihubungkan dengan selang ke pompa

j. Beaker glass Terbuat dari gelas umumnya terbuat dari


bahan borosilikat dengan skala pada
dindingnya, digunakan untuk menuang,
membuat dan mendidihkan larutan. Dapat
digunakan juga untuk mengukur volume
larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi

10
Praktikum Kimia Dasar

k. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/ Conical Flask)

Terbuat dari gelas borosilikat. Digunakan


ditempat larutan yang dititrasi dalam analisa
volumetri. Bentuk mirip beaker glass memiliki
leher yang sempit, dengan keuntungan
mengurangi penguapan zat cair dalam
pemanasan dan menghindari tumpah ketika
dalam proses pengadukan. Pada sisi luar
terdapat skala yang menunjukan perkiraan

l. Gelas Arloji (Watch Glass)

Terbuat dari gelas sebagai penutup dan


menimbang bahan kimia yang berwujud
padat atau kristal.

m. Labu ukur (Volumetric flask)


Terbuat dari bahan gelas biasa atau dari
bahan borosilikat dengan volume sampai
dengan 2 liter. Untuk membuat larutan
dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan akurasi yang
tinggi.

11
Praktikum Kimia Dasar

2. Pengenalan Alat Praktikum Kimia Ukur

a. Gelas Ukur

Terbuat dari bahan gelas biasa, tidak tahan


pemanasan. Digunakan untuk mengukur volume
cairan atau larutan. Jumlah volume berdasarkan
pada volume didalamnya.

Kapasitas yang tersedia :


No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)
1 5 0,1 0,1
2 10 0,2 0,2
3 25 0,5 0,5
4 50 1,0 1,0
5 100 1,0 1,0
6 250 2,0 2,0
7 500 5,0 5,0
8 1000 10,0 10,0
9 2000 20,0 20,0

b. Pipet Ukur

Terbuat dari bahan gelas biasa, kadang


– kadang terbuat dari bahan borosilikat.
Digunakan untuk mengukur cairan atau
larutan. Jumlah volumenya berdasarkan
volume yang dikeluarkan.

Kapasitas Yang Tersedia :


No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)
1 0,1 0,01 0,01
2 0,2 0,01 0,01
3 0,5 0,02 0,01
4 1 0,1 0,01

12
Praktikum Kimia Dasar

No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml) Toleransi +/ (ml)


5 2 0,1 0,02
6 5 0,1 0,05
7 10 0,1 0,1
8 25 0,2 0,2

c. Pipet Volume

Terbuat dari bahan gelas biasa kadang –


kadang terbuat dari bahan borosilikat.
Digunakan untuk mengukur volume
tepat berdasarkan volume yang
dikeluarkan.

Kapasitas Yang Tersedia :

No Kapasitas (ml) Sub Skala (ml)


1 1 0,015
2 2-4 0,02
3 5 0,03
4 10 0,04
5 20 0,06
6 25 0,08
7 50 0,1
8 100 0,160

d. Timbangan analitik
Fungsi dan jenis :
- Digunakan untuk menimbang padatan kimia
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun berskala
- Neraca analitis dengan tiga buah lengan
ayun untuk masing-masing skala (10 g, 1 g,
0,01 g, dan 0,0001 g)
- Neraca analitis digital dengan penutup
- Neraca analitis digital model kompak

13
Praktikum Kimia Dasar

3. Alat Praktikum Non Gelas dan Alat Penunjang Praktikum

a. Kawat Kassa
kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan
sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembakar

Besi yang menyangga ring dan


digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.

b. Klemp (clamp)

Klem buret : terbuat dari besi atau baja


untuk memegang buret yang digunakan
untuk titrasi.

c. Pembakar spirtus

Digunakan untuk memanaskan bahan baik


berupa padat maupun cair.

d. Statif

d. Statif

Terbuat dari besi atau baja yang berfungsi


untuk menegakkan buret, corong, corong
pisah dan peralatan gelas lainnya pada
saat digunakan.

14
Praktikum Kimia Dasar

d. Pro Pipet (pipet filler)


Digunakan untuk membantu proses
pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang
disertai dengan tanda untuk menyedot
cairan (suction), mengambil udara (aspirate)
dan mengosongkan (empty).

e. Water Bath

Fungsi utama water bath adalah untuk


menciptakan suhu yang konstan dan
digunakan untuk pemanasan, inkubasi
dan penguapan.

Latihan

Sebelum Anda melakukan praktikum kimia dasar, pahami prinsip-prinsip bekerja di


laboratorium. Kerjakan latihan soal di bawah ini sebagai pre test dan kumpulkan jawaban
latihan anda kepada instruktur praktikum sebelum praktikum dimulai.
1) Hal apa saja yang harus diperhatikan sebelum bekerja di laboratorium ?
2) Bagaimana prinsip mengambil dan memindahkan bahan kimia untuk percobaan ?
3) Bagaimana prinsip pemanasan bahan kimia dengan menggunakan gelas ukur dan gelas
kimia ?
4) Mengapa sebelum mengambil bahan kimia harus membaca dengan seksama label dan
kode yang tertera ?
5) jelaskan alat ukur dan non ukur yang akan digunakan untuk praktikum dengan titrasi ?

Petunjuk Jawaban Latihan


Untuk dapat menjawab soal-soal di atas, pelajari kembali Bab 1 Topik 1 dengan
seksama.

15

Anda mungkin juga menyukai