Anda di halaman 1dari 8

NIM : F202101096

NAMA : NURFADILLAH
KELAS : F2
PRODI : FARMASI
MATA KULIAH : ILMU PENGANTAR FARMASI DAN ETIKA
DOSEN PENGAMPU : Mus Ifaya,S.Farm.,M.Si.,Apt

AWAL MULA FARMASI

Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun. Sedangkan pengertian
farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi kegiatan-kegiatan di bidang
penemuan, pengembangan, produksi, pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan tradisional yang
berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu
pengobatan” dimiliki oleh orang secara turun-temurun dari keluarganya di negara Cina para tabib
mendapatkan ilmu dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno di Cina.

Sedangkan di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah pendeta. Dalam legenda
kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia
buat.Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary).
Sedangkan di Mesir, praktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang mengunjungi orang
sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.

Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735 SM. Para
pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong Bencao Jing (Herb-Akar Klasik
Petani Divine), Literatur termasuk daftar resep untuk penyakit tertentu, dicontohkan oleh "Resep
untuk 52 Penyakit" manuskrip, ditemukan di makam Mawangdui, disegel di 168 SM.

Kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah kedokteran di Yunani. Salah seorang
muridnya adalah Hipocrates yang menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Ilmu
farmasi secara perlahan berkembang.
Dokter dan apoteker, ilustrasi dari Medicinarius (1505)
oleh Hieronymus Brunschwig.

Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para ilmuawan Arab
menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai dibedakan peran antara seorang herbalist
dengan kedokteran terjadi pada tahun 1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan
tersebut.mulailah sejarah baru perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri
sendiri.Berdasarkan hal tersebut maka lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi
memakai lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.

Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia. Mulai Inggris,
Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang pertama didirikan di Philadelphia,
Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang sekolah tersebut bernama Philadelphia College of
Pharmacy and Science).

Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-sekolah tinggi
dan fakultas-fakultas di universitas.

Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun 1841 dengan nama
“The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan, di Amerika Serikat menyusul 11 tahun
kemudian dengan nama “American Pharmaceutical Association”. Organisasi internasionalnya
akhirnya didirikan pada tahun 1910 dengan nama “Federation International Pharmaceutical”.

Sejarah industri farmasi modern dimulai 1897 ketika Felix Hoffman menemukan cara
menambahkan dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra
hidrogen.Hasil penemuannya ini dikenal dengan nama Aspirin, yang akhirnya menyebabkan lahirnya
perusahaan industri farmasi modern di dunia, yaitu Bayer.Kemudian, pada Perang Dunia II para pakar
berusaha menemukan obat-obatan secara massal, seperti obat TBC, hormaon steroid, dan
kontrasepsi serta antipsikotika.

Kiblat perkembangan ilmu, kalau boleh kita sebut, memang Amerika Serikat dan Jerman
(karena di sanalah industri obat pertama berdiri).

Perkembangan farmasi boleh dibilang dimulai ketika berdirinya pabrik kina di Bandung pada
tahun 1896. Kemudian, terus berjalan sampai sekitar tahun 1950 di mana pemerintah mengimpor
produk farmasi jadi ke Indoneisa. Perusahaan-perusahaan lokal pun bermunculan, tercatat ada Kimia
Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya.

PERKEMBANGAN FARMASI

Melihat dunia kefarmasian dari sudut pandang sejarah mungkin termasuk sesuatu yang
langka di Indonesia, tak terkecuali di kalangan para farmasis sendiri. Padahal,sejarah
merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk merumuskan rencana masa depan yang
lebih baik.
Berikut ini perkembangan dunia farmasi mulai dari zaman pra sejarah.

1. Zaman Prasejarah
Farmasi telah ada sejak pemikiran manusia mulai berkembang meski
dalam bentuk yang sangat sederhana. Manusia purba belajar dengan menggunakan insting
dan observasi terhadap burung-burung dan hewan-hewan buas. Mereka juga memanfaatkan
air dingin, daun, kotoran, dan lumpur. Dengan berbagai usaha yang bersifat coba-coba,
manusia purba mempelajari berbagai hal untuk menolong sesamanya. Dalam waktu singkat,
mereka dapat menggunakan pengetahuannya dan bermanfaat bagi orang lain. Meskipun
menggunakan metode yang masih kasar, beberapa obat masa kini berasal dari sumber-
sumber yang telah digunakan oleh nenek moyang kita tersebut.

2. Farmasi pada Masa Babylonia Kuno

Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga sebagai tempat
munculnya peradaban manusia, adalah yang pertama menemukan dan melaksanakan
praktek peracikan obat. Para ahli penyembuh ketika itu (sekitar 2600 SM) melaksanakan
tiga peran berbeda secara bersamaan sebagai agamawan, dokter, dan apoteker. Naskah-
naskah medik ditulis di atas tablet tablet tanah liat yang berisikan gejala-gejala penyakit, resep
dan cara peracikan obat, dan juga doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil menemukan
hal-hal penting dalam upaya penyembuhan penyakit yang pada masa sekarang dikenal
dengan farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta kegiatan-kegiatan spiritual.

3. Farmasi pada Masa Cina Kuno

Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan oleh Shen Nung
(sekitar 2000 SM). Beliau diyakini mencobakan beberapa herbal tersebut terhadap dirinya
sendiri, serta menulis Pen T-Sao pertama, tulisan tentang herbal-herbal asli yang berisikan
365 jenis obat-obatan. Sesuatu yang masih dipuja oleh orang cina asli penghasil obat sebagai
wujud perlindungan Tuhan untuk mereka. Shen Nung secara menakjubkan menguji beberapa
herbal, kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan hutan yang masih
dikenal dalam bidang kefarmasian hingga kini. Menggunakan background “Pa Kua”, suatu
simbol matematis dari penciptaan dan kehidupan. Tanaman-tanaman obat yang ditemukan
oleh Shen Nung antara lain podophyllum, rhubarb, ginseng, stramonium, kulit kayu
cinnamon, dan jugaseperti yang berada di tangan bocah pada gambar, ma huang, atau
disebut juga ephedra.
4. Papyrus Ebers

Praktek pengobatan di Mesir telah berlangsung sejak tahun 2900 SM dan mereka
juga diketahui memiliki catatan formula obat fenomenal, Papyrus Ebers, yang dibuat
sejak 1500 SM. Papyrus Ebers tersebut memuat sekitar 800 formula dan 700 macam obat-
obatan. Pusat farmasi di Negara Mesir kuno diselenggarakan oleh dua orang pejabat negara
yang bertindak sebagai Ahli Farmasi di suatu ruangan yang disebut sebagai “Rumah
Kehidupan”. Dengan seting kira-kira seperti gambar ini, Papyrus Ebers didiktekan oleh seorang
ahli farmasi mengenai prosedur formulasi yang sedang dikerjakan.

5. Bapak Botani: Theophrastus


Theoprastus (sekitar 300 SM) adalah sosok ilmuan Yunani kuno ternama yang dikenal
sebagai filosof besar dan ahli dalam ilmu alam dan disebut-sebut sebagai Bapak Botani.
Berbagai observasi dan pengamatan yang dilakukannya mengenai medis dan herba merupakan
suatu pencerahan bagi pemahaman manusia. Beliau bertindak sebagai pengajar bagi
sekumpulan siswa yang mempunyai minat yang sama dengannya. Di dalam gambar ini Beliau
memperagakan tanaman Belladonna, dan di belakangnya terletak bunga pomegranate, senna,
dan juga manuskrip-manuskrip perkamen. Siswa juga terlihat menggunakan papan gading
yang dilapisi madu warna sebagai alat tulis.

6. Sang Toksikolog: Mithridates VI

Mithridates VI adalah seorang raja negeri Pontus (sekitar 100 SM) yang
senantiasabertempurmelawan kekaisaran Romawi. Beliau adalah ilmuan toksikologi yang
menemukan tidak hanya tentang berbagai jenis racun, namun juga bagaimana mencegah dan
mengobati efek racun. Mithridates VI tanpa banyak pertimbangan menggunakan tubuhnya
sendiri dan juga tubuh para tahanan sebagai "kelinci percobaan" dalam mengujicoba berbagai
racun dan antiracun. tampak dalam gambar, di belakang Mithridates terletak rhizotomists,
offering fresh, flowering aconite, ginger,dan gentian. Dan di kanan bawah gambar terletak dua
buah wadah biang sampanye. formulayang diramu Mithridates yang paling terkenal adalah
suatu panantidotal yang populer digunakan selama kurang lebih seribu tahun yang dikenal
dengan Mithridatum.

7. Terra Silgillata: Merek Obat Pertama

Orang-orang masa lampau telah mempelajari manfaat dari merek dagang yang
merupakan identitas suatu barang yang digunakan untuk meraih konsumen. salah satu
therapeutic agent yang memakai merek dagang adalah Terra Sigillata (cap Bumi), suatu tablet
tanah liat yang berasal dari pulau Mediteranean di Lemnos sebelum tahun 500 SM. setiap
tahunnya tanah liat digali di terowongan Lemnian dihadiri oleh pemerintah dan pendeta-
pendeta. tanah liat dicuci, disuling, dan digulung dengan ketebalan tertentu, tanah liat itu
dibentuk seperti pastilles dan diberi cap oleh para pendeta wanita, lalu dikeringkan di bawah
sinar matahari. Lalu tablet-tablet itu didistribusikan secara komersial.

8. Dioscorides

Dengan adanya berbagai pencapaian dalam dunia ilmu pengetahuan serta


perkembangan yang memotivasi banyak orang melakukan observasi atau studi intensif oleh
para saintis, penelitian menjadi kian penting bagi kebutuhan perdagangan dan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Pedanios Dioscorides (abad pertama masehi),
adalah saintis yang telah berkontribusi dalam bidang kefarmasian. Untuk mempelajari Materia
Medica, Beliau melakukan kerjasama dengan tentara romawi di seluruh dunia. Dia mencatat
hasil-hasil observasi, menyampaikan tentang cara yang baik dalam mengumpulkan,
menyimpan, dan menggunakan obat-obatan. Berbagai uji coba yang telah dilakukannya terus
digunakan sampai pada abad keenam.
8. Galen
Galen adalah sosok dari masa lalu yang sampai sekarang masih sangat dihormati oleh
profesi farmasi dan kedokteran. Galen (tahun 130-200 M)merupakan pakar praktisi dan
pendidikan farmasi dan kedokteran di Roma. metode yang diterapkannya dalam menyiapkan
dan meracik obat telah digunakan di dunia barat selama 1500 tahun, dan namanya sendiri telah
diasosiasikan dengan metode peracikannya yang dikenal dengan galenika. Beliau adalah
penemu dari formula krim dingin, yang secara esensial adalah sama dengan krim yang kita
kenal sekarang. banyak prosedur-prosedur yang ditemukan Galen masih digunakan di
laboratorium peracikan modern masa kini.

9. Damian dan Cosmas

Identiknya dua professional kesehatan, farmasi dan kedokteran, digam-barkan secara


menarik oleh pasangan kembar, Damian (Farmasis) dan Cosmas (Dokter). Pasangan tersebut
merupakan keturunan arab yang beragama nasrani. Mereka memasukkan unsur religius dalam
pengetahuan mereka untuk membantu pasien. Karir mereka berahir pada tahun 303 M secara
martir dan selama berabad-abad makam mereka di Kota Syiria (Cyprus) dianggap suci. Mereka
termasuk dari deretan saintis penting yang menyokong kefarmasian dan kedokteran.

10. Hipocrates

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”,
belum dikenal adanya profesi Farmasi. Seorang dokter yang mendignosis penyakit, juga
sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin lama masalah
penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan
adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan
pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two
Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan
ilmu kedokteran adalah sama.
Dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri
obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang
“penyedia/peracik” obat (=apotek). Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih dibutuhkan
di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan
teknologi pembuatan obat.
Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar
mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan.
Kurikulum pendidikan bidang farmasi disusun lebih ke arah teknologi pembuatan obat untuk
menunjang keberhasilan para anak didiknya dalam melaksanakan tugas profesinya.
Dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan
bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) sehingga lulusan S1-nya pun
bukandisebut Sarjana Farmasi melainkan Sarjana Sains.
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia (1997) dalam “informasi jabatan untuk
standar kompetensi kerja” menyebutkan jabatan Ahli Teknik Kimia Farmasi, (yang tergolong
sektor kesehatan) bagi jabatan yang berhubungan erat dengan obat-obatan, dengan persyaratan
: pendidikan Sarjana Teknik Farmasi.
Buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang
menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi/sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi
dan penggunaan.
Silverman dan Lee (1974) dalam bukunya, “Pills, Profits and Politics”, menyatakan bahwa :
1. Pharmacist lah yang memegang peranan penting dalam membantu dokter menuliskan resep
rasional. Membanu melihat bahwa obat yang tepat, pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang
benar, membuat pasien tahu mengenai “bagaimana,kapan,mengapa” penggunaan obat baik
dengan atau tanpa resep dokter.
2. Pharmacist lah yang sangat handal dan terlatih serta pakart dalam hal produk/produksi obat
yang memiliki kesempatan yang paling besar untuk mengikuti perkembangan terakhir dalam
bidang obat, yang dapat melayani baik dokter maupun pasien, sebagai “penasehat” yang
berpengalaman.
3. Pharmacist lah yang meupakan posisi kunci dalam mencegah penggunaan obat yang salah,
penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional. Sedangkan Herfindal dalam bukunya
“Clinical Pharmacy and Therapeutics” (1992) menyatakan bahwa Pharmacist harus
memberikan “Therapeutic Judgement” dari pada hanya sebagai sumber informasi obat.
Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena
pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang
yang berdiri sendiri secara utuh.rofesi farmasi berkembang ke arah “patient oriented”,
memuculkan berkembangnya Ward Pharmacy (farmasi bangsal) atau Clinical Pharmacy
(Farmasi klinik).
Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain
memerlukan informasi obat tang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975
mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang
“parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat Apoteker yang
berkualits dinilai amat jarang/langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan
apotekeer, medical representatif dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi
obat bagi para dokter.
Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang
membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.
Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu
sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya
mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain
baik di rumah sakit, di apotek atau dimanapun apoteker berada.

Anda mungkin juga menyukai