Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

EMULSIFIKASI
Selasa, 26 Maret 2019
Shift C, Kelompok 4
Pukul 07.00 – 10.00 WIB
Asisten Lab: 1. Feris Dzaky
2. Nadiatul Khaira Y.

Hafidh Beta 260110180102 Pendahuluan

Taqiyyah Qothrunnadaa 260110180109 Pendahuluan

Aulia Nur Assyifa Putri 260110180110 Metode Hasil

Nabila Raihan Kandi 260110180111 Editor

Rizkia Andicha Putra 260110180112 Simpulan Lampiran

Nurbaria A. M. 260110180113 Simpulan Lampiran

Gisela Priscilia Cindy 260110180114 Pembahasan

Julieta Mega Priyani 260110180115 Abstrak

Novi Trisiani 260110180116 Pembahasan

Aisha Salsabilla 260110180117 Pembahasan

Edwin Pratama 260110180119 Metode Hasil

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR 2019
EMULSIFIKASI

Aisha Salsabilla1, Aulia Nur Assyifa Putri1, Edwin Pratama1, Gisela Priscilia
Cindy1, Hafidh Beta1, Julieta Mega Priyani1, Nabila Raihan Kandi1, Novi
Trisiani1, Nurbaria A. M.1, Rizkia Andicha Putra1, Taqiyyah Qothrunnadaa1

Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, Indonesia

ABSTRAK

Emulsi merupakan sistem yang secara termodinamika tidak stabil dan terkandung
paling sedikit dua fase cair yang tidak tercampur. Sistem ini bisa stabil dengan sebuah
bantuan zat pengemulsi, yaitu emulgator. Tujuan dari praktikum ini adalah
menentukan jumlah emulgator yang dibutuhkan dalam sediaan emulsi menggunakan
nilai HLB (Hydrophilic Lipophilic Balance), membuat emulsi dengan menggunakan
emulgator golongan surfaktan, dan melakukan evaluasi sediaan emulsi tersebut. Hasil
yang diperoleh yaitu terdapat 3 sediaan emulsi dengan nilai HLB butuh 9, 12, dan 15
yang stabil dikarenakan penambahan Tween 80 dan Span 80 sebagai emulgator.
Kata kunci: Emulsi, Emulsifikasi, Emulgator, Hydrophilic Lipophilic Balance, Span
80, Surfaktan, Tween 80

ABSTRACT

Emulsion system is thermodynamically unstable and contained at least two liquid


phases that are not mixed. This system can be stable with a help of emulsifiers
substances, namely emulgator. The purpose of this practicum are determining the
number of emulgator is needed in emulsion preparations using the value of HLB
(Hydrophilic Lipophilic Balance), making an emulsion using surfactant emulgator,
and do emulsion preparation evaluation. The results obtained, there are 3 preparations
emulsion with a value of HLB need 9, 12, and 15 are stable due to the addition of
Tween 80 and 80 Span as an emulgator.
Keywords: Emulsion, Emulsification, Emulgator, Hydrophilic Lipophilic Balance,
Span 80, Surfactant, Tween 80
PENDAHULUAN menunjukkan ukuran keseimbangan
dan tegangan gugus hidrofilik dan
Pada percobaan ini dipelajari
gugus lipofilik yang merupakan
pembuatan emulsi menggunakan
sistem fase yang diemulsikan
emulgator dari golongan surfaktan,
(Martin, 1994).
yaitu Tween 80 dan Span 80.
Pemilihan emulgator ialah faktor Emulsi, dalam bahasa inggris
penting untuk diperlihatkan,karena emulsiones, adalah sistem dispersi
mutu dankestabilan suatu emulsi kasar dari dua atau lebih cairan yang
banyak dipengaruhi oleh emulgator tidak larut satu sama lain.
yang digunakan. Terdapat tiga tujuan Emulsi,dalam bahasa latin (elmugere
pada praktikum kali ini yang pertama = memerah) berpedoman pada salah
yaitu menentukan jumlah emulgator satu jenis emuli alam, yaitu susu.
yang dibutuhkan dalam sediaan Emulsi merupakan sistem yang
emulsi menggunakan nilai HLB, yang secara termodinamika tidak stabil dan
kedua yaitu membuat emulsi dengan terkandung paling sedikit dua fse cair
emulgator golongan surfaktan. yang tidak tercampur; satu
Tujuan terakhir yaitu melakukan diantaranya didispersikan berfungsi
evaluasi sediaan emulsi. sebagai global pada fase cair lain.
Sistem ini bisa stabil dengan sebuah
Sedangkan, prinsip dalam
bantuan zat mengemulsi yaitu
praktikum kali ini yaitu emulgator
emulgator (Martin, 1993).
dan HLB. Emulgator merupakan zat
aktif permukaan yang bisa Emulsi merupakan sistem dua
menurunkan tegangan antar muka fase yang salah satu caranya
fase minyak dan fase air. Zat itu terdispersi dalam cairan lain dalam
membuat lapisan yang mengelilingi bentuk tetesan kecil (Syamsuni,
fase terdispersi sampai mencegah 2006). Pembentukan emulsi sendiri
kalesensi dan terpisahnya fase dapat dipengaruhi oleh faktor suhu,
terdispersi (Parrot, 1971). Sedangkan waktu, pengadukan, dan kecepatan
HLB merupakan angka yang
pengadukan (Kartika dan Retno, minyak dan air, jumlah dan pemilihan
2015). emulsifier yang salah,
ketidakmurnian fase air, minyak, atau
Emulsi dikatakan stabil
emulsifier, pemanasan yang berlebih,
apabila emulsi tidak mudah pecah
pembekuan waktu, dan kecepatan
pada jangka waktu tertentu. Semakin
pencampuran (Arbianti, 2009).
lama waktu emulsi mengalami
kerusakan atau pecah, emulsi Tujuan penggunaan emulsi
dikatakan semakin stabil. Rusaknya adalah untuk dipergunakan sebagai
emulsi disebabkan karena terjadinya obat dalam atau peroral, umumnya
𝑜
creaming dan cracking. Emulgator tipe emulsi tipe dan untuk
𝑤
dan atau surfaktar dapat berfungsi dipergunakan sebagai bahan obat luar
sebagai penurun tegangan muka, 𝑜 𝑤
bila tipe 𝑤 maupun tergantung pada
𝑜
lapisan pelindung, antarmuka dan
banyak faktor, misalnya sifat atau
membentuk lapisan ganda listrik.
efek terapi yang dikehendaki
Koalamen terjadi karena butir – butir
(Permana, 2015).
yang terbentuk tidak seragam, butir –
butir yang kecil akan bergabung HLB merupakan perangkat
dengan butir yang besar sehingga yang bermanfaat untuk mendapatkan
emulsi menjadi rusak (Purwani, sistem emulsi yang cocok.
2002). Pengemulsian dengan nilai HLB yang
rendah (4%) larut dalam minyak dan
Penambahan stabilizer dengan
meningkatkan emulsian dalam minyal
konsentrasi 0,75% serta 1% stabilitas
(Letviany, 2013).
emulsi tinggi. Peambahan
emulsifikasi atau stabilizer dapat
meningkatkan stabilitasi emulsi
METODE
(Sidik, et. al., 2013).
Alat
Ketidakstabilan emulsi
Alat yang dibutuhkan pada praktikum
disebabkan oleh antara lain
kali ini yaitu batang pengaduk, cawan
ketidaksesuaian rasio, antara fase
porselin, gelas kimia, gelas ukur, serta panaskan campuran hingga 70
lumping & alu, neraca analitik, derajat Celsius. Keduanya
penangas air, pipet tetes, dan dicampurkan dalam lumping digerus
stopwatch. cepat menggunakan alu hingga
berwarna putih susu. Lalu campuran
Bahan
tersebut diencerkan dengan aquadest
Bahan-bahan yang dibutuhkan pada dan dimasukan ke dalam gelas ukur.
praktikum kali ini adalah aquadest, Hal tersebut juga dilakukan pada
oleum olivarum, span 80, dan tween HLB lainnya.
80.
Selanjutnya, dilakukan evaluasi
Prosedur sediaan emulsi. Emulsi dimasukan ke

Dalam pembuatan emulsi, alat dan tabung sedimentasi dengan tinggi

bahan yang diperlukan disiapkan. yang sama. Lalu diamati perubahan

Hitung HLB untuk emulgator tween selama 30 menit, 1 jam, 2 jam, dan 24

80 dan span 80. Emulgator ditimbang jam. Pada saat pengamatan

dalam cawan porselin sesuai dengan ditentukan kestabilannya secara

perhitungan HLB. Kemudian organoleptis, seperti warna, volume,

campurkan tween 80 dengan 30 tetes dan pemisahan fase.

aquadest dan span 80 dengan minyak Hasil

No. Waktu HLB Volume Volume Warna Pemisahan


Pengamatan Emulsi Sedimentasi Warna
1. 30 Menit 9 44 mL 0 mL Putih Tulang Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
12 45 mL 0 mL Putih Susu Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
15 44 mL 0 mL Putih Semi Tidak Terjadi
Transparan Pemisahan
Warna
2. 60 Menit 9 44 mL 0 mL Putih Tulang Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
12 45 mL 0 mL Putih Susu Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
15 44 mL 0 mL Putih Semi Tidak Terjadi
Transparan Pemisahan
Warna
3. 120 Menit 9 44 mL 0 mL Putih Tulang Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
12 45 mL 0 mL Putih Susu Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
15 44 mL 0 mL Putih Semi Tidak Terjadi
Transparan Pemisahan
Warna
4. 24 Jam 9 44 mL 0 mL Putih Tulang Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
12 45 mL 0 mL Putih Susu Tidak Terjadi
Pemisahan
Warna
15 44 mL 0 mL Putih Semi Tidak Terjadi
Transparan Pemisahan
Warna

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, hidrofilik yang berperan sebagai


dilakukan pembuatan emulsi dan senyawa polar dan hidrofobik atau
evaluasi sediaan emulsi. Untuk lipofilik yang berperan sebagai
membuat suatu emulsi dibutuhkan senyawa non polar, maka akan terjadi
adanya emulgator. Penggunaan like dissolve like, yaitu senyawa yang
emulgator ini bertujuan untuk bersifat polar akan menyukai pelarut
menurunkan tegangan antarmuka dari polar dan senyawa nonpolar akan
air dengan minyak, dan agar ikatan lebih menyukai pelarut nonpolar.
campuran antarfase dari air dan
Emulsi yang baik adalah
minyak menjadi semakin kuat.
emulsi yang bersifat stabil dan tidak
Karena emulgator memiliki gugus
terbentuknya dua fase antara air dan
minyak. Kestabilan dari emulsi  Ketidaktelitian dalam
ditentukan oleh kualitas emulgator pengamatan kestabilan
yang digunakan. Tidak stabilnya emulsi.
emulsi dapat terjadi ketika adanya  Suhu yang tidak sama
dua fase yang terpisah dan tidak dari kedua fase ketika
dapat bersampur yang dinamakan dicampur, dimana
koalesen, adanya globu-globul yang kenaikan temperatur
berada di sembarang tempat atau dapat mengurangi
flokalasi, adanya lapisan yang ketegangan antar muka
memiliki konsentrasi berbeda atau dan viskositasnya.
creaming, serta terjadinya kerusakan
Dalam percobaan ini
pada emulsi akibat dari suhu yang
emulgator yang digunakan adalah
menyebabkan terbentuknya endapan
Tween 80 dan Span 80. Tween 80
atau demulsifikasi.
memiliki nilai HLB sebesar 15
Adapun faktor-faktor yang sedangkan span 80 memiliki nilai
mempengaruhi ketidakstabilan dari HLB sebesar 4,3. Nilai HLB yang
emulsi di antaranya : lebih besar dari 7 menyatakan bahwa

 Suhu pemanasan tidak zat tersebut bersifat hidrofilik

konstan sedangkan jika nilai tersebut dibawah


7 menyatakan zat tersebut merupakan
 Perbedaan intensitas
lipofilik. Oleh karena itu Tween 80
pengadukan
memiliki sifat hidrofil sehingga
 Pencampuran kurang
berperan sebagai emulgator air dan
merata
Span 80 memiliki sifat lipofil dan
 Kekompakan dan
berperan sebagai emulgator fase
elastisitas fillm yang
minyak.
melindungi zat
terdispersi Sesuai dengan prosedur,
pertama kali disiapkan alat dan
bahan, kemudian dihitung HLB butuh
untuk surfaktan span 80 dan tween Jadi pada percobaan ini untuk
80. Emulgator yang digunakan fase air yaitu tween 80 dan air,
termasuk ke dalam golongan sedangkan untuk fase minyak yaitu
surfaktan anion, karena surfaktan span 80 dan oleum olivarum pada
tidak dapat terionisasi oleh air dan cawan porselen. Kemudian
memiliki kemampuan untuk bercapur pencampuran dilakukan pada suhu
dengan substansi anionik. Surfaktan 70oC. Alasannya, kedua fase tersebut
digunakan karena dapat membuat memiliki suhu lebur yang sama yaitu
kerja emulsi lebih stabil dengan pada suhu 70oC sehingga dapat
membentuk sebuah lapisan tunggal diperoleh emulsi yang baik dan tidak
yang diabsorbsi molekul atau ion pecah. Selain itu, diperlukan suhu ±
permukaan di batas antara minyak/air 700C untuk membuat emulsi , hal ini
serta mengurangi tegangan dimaksudkan untuk menurunkan
permukaan. viskositas dari partikel-partikel
minyak dan menurunkan tegangan
Tween 80 dengan nama resmi
antar muka sehingga dapat
Polysorbatum-80 adalah asam lemak
membentuk corpus dengan fase air.
polioksietilen sorbitan, digunakan
sebagai surfaktan yang menurunkan Pemanasan tersebut memiliki
tegangan antarmuka dalam emulsi, tujuan tersendiri yaitu, agar campuran
membentuk misel sehingga molekul zat dapat bercampur menjadi
akan terbawa oleh misel larut ke homogen. Setelah dipanaskan hingga
dalam medium. 700C, keduanya dicampurkan ke
dalam lumpang dan alu yang kering.
Sementara span 80 adalah
Karena merupakan emulsi oil in
cairan kental seperti minyak jernih,
water, maka zat yang dimasukkan
kuning, dan bau asam lemak khas
terlebih dahulu adalah air dan dilanjut
yang sukar larut dalam parafin tetapi
dengan minyak. Kemudian campuran
mudah larut dalam air. Kegunaannya
digerus cepat agar diperoleh emulsi
juga sama yaitu seperti tween 80
stabil, hingga berubah warna menjadi
yang berperan sebagai surfaktan.
putih susu. Dipanaskan dalam suhu dengan mengamati hasil emulsi yang
0
70 C agar hasil menjadi stabil, jika didapatkan. Pengamatan dilakukan
lebih panas dari itu ditakutkan pada waktu 30 menit, 60 menit, 120
surfaktan akan rusak. Diencerkan menit, dan 24 jam pada masing
menggunakan aquadest secukupnya masing emulsi dengan HLB butuh.
dan dimasukkan ke dalam gelas ukur,
Pada HLB 9, volume dan
kemudian dilakukan hal yang sama
warna emulsi yang didapatkan selalu
dengan perhitungan HLB butuh
konstan yaitu sebesar 44ml dan
lainnya.
memiliki warna putih tulang.
Emulsi yang stabil dapat Sedangkan pada HLB 12, volume dan
terjadi apabila ada kesetaraan antara warna yang dihasilkanpun juga
HLB surfaktan dan HLB butuh bernilai konstan yaitu sebesar 45ml
minyak. HLB butuh minyak adalah dan berwarna putih susu. Dan pada
HLB karakteristik yang menurut HLB 15, volume dan warna yang
grifin setara dengan HLB surfaktan dihasilkan juga bersifat konstan yaitu
yang dapat membentuk emulsi tipe sebesar 44ml dan berwarna putih
tertentu yang stabil. semi transparan.

Penggerusan campuran zat Diketahui bahwa perubahan


tersebut dilakukan dengan cepat atau warna yang terjadi pada masing-
kuat dan konstan. Proses penggerusan masing HLB adalah tetap berwarna
yang kuat dan konstan dalam putih susu. Selain itu, hasil
pembuatan emulsi ini sangat penting, pengamatan menunjukkan tidak
untuk memperkecil partikel-partikel adanya sedimentasi yang terbentuk.
dari fase minyak dan air. Sehingga Tetapi pada pengamatan, terlihat
memudahkan partikel-partikel bahwa warna yang dihasilkan dan
tersebut terdispersi dalam fase volume dari ketiga HLB ada yang
kontinunya. berbeda. Hal itu mungkin terjadi
dikarenakan kesalahan dari praktikan
Setelah emulsi terbentuk,
dalam membuat emulsi dan juga
dilakukan evaluasi sediaan emulsi
dapat dikarenakan kesalahan dari 1,799 g; 2,5 g untuk tween 80
alat-alat yang digunakan. dan 1,402 g; 0,7 g; 0 g untuk
span 80.
Adanya perbedaan volume
2. Sediaan emulsi dapat dibuat
antara HLB 9, 12, dan 15 tersebut
dengan menggunakan emulgator
berbeda karena kesalahan praktikan
golongan surfaktan.
pada saat menuang campuran bahan
3. Evaluasi sediaan emulsi dapat
dari dalam mortar ke dalam gelas
dilakukan dengan menentukan
ukur tidak melakukan penuangan
kestabilan secara organoleptis
dengan cara yang benar sehingga
pada jangka waktu tertentu.
terdapat beberapa tetes campuran
bahan yang jatuh ke luar. DAFTAR PUSTAKA

Sedangkan warna yang Arbianti. 2009. Transesterfikasi


dihasilkan pada ketiga HLB adalah Parsial Minyak Kelapa Sawit
hampir sama yaitu berwarna putih dengan Etanol pada
tulang. Hanya saja perbedaan Pembuatan Digliserida
kekentalan pada ketiga HLB sebagai Agen Pengemulsi.
menyebabkan warna yang terlihat Jurnal Teknik Kimia
menjadi kurang jelas sehingga terlihat Indonesia. 8 (1): 33 -37.
seperti agak transparan atau bening.
Kartika, D. S., dan Retno S. 2015.
Berdasarkan pengamatan Pengaruh Waktu dan
selama 30 menit, 60 menit, 120 Kecepatan Pengadukan
menit, dan 24 jam dapat dilihat Terhadap Emulsi Biji Minyak
bahwa hasil yang diperoleh adalah Matahari dan Air. Jurnal
stabil. Integrasi Proves. 5 (3).

SIMPULAN Letviany. 2013. Stabilitas Emulsi


Buah Merah pada Beberapa
1. Jumlah emulgator dapat
Nilai Emulsi HLB. Tersedia
ditentukan menggunakan nilai
secara online di
HLB yaitu sebanyak 1,098 g;
http://mail.student.itb.ac.id/in Purwani, M. V, et. al. 2002. Pengaruh
dex.php/JurnalHsm/arside/vie Emulgator terhadap
w/7232/5651. [diakses pada Kestabilan Emulsi H3PO4
tanggal 24 Maret 2019] dalam taro dan Efisiensi
Ekstraksi Membran Emulsi
Martin, A. 1993. Farmasi Fisik 2.
Konsentrasi La dan Nd Hanl
Jakarta: UI Press.
oleh Pasir Monarit. Tersedia
Martin, A. 1994. Farmasi Fisik. secara online di
Jakarta: UI Press. http://asms.bapeten.go.id/film/

Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical 43108/3106.pdf [diakses pada

Technology Fundamental tanggal 24 Maret 2019]

Pharmaceutics 3rd. Sidik, S. L., Fatimah, F., dan Sandi,


Minneapolis: Burgeus M. S. 2013. Pengaruh
Publishing Company. Penambahan Emulsifikasi dan

Permana, L. D. 2015. Opini Stabilitas terhadap Kualitas

Konsentrasi VCO dalam Santan Kelapa. Jurnal FMIPA

Hikroemulsi
𝑜
dengan 3 UNSTRAT. 2 (2): 79 – 83.
𝑤

Surfaktan sebagai Pembawa Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar


Senyawa Bioaktif. Media dan Hitungan Farmasi.
Ilmiah Teknologi Pangan. 2 Jakarta: EGC.
(2).
LAMPIRAN

Lampiran Perhitungan

 Emulgator 5% dalam 50 ml aquadest


5
x 50 ml = y
100

y = 2,5 gram
 Perhitungan HLB
1. HLB butuh 9
HLBB x BobotB = (HLBT x BobotT) + (HLBS x BobotS)
9 x 2,5 = (15 x T) + [(4,3 x (2,5 – T)]
11,75
𝑇= = 1.098 𝑔𝑟𝑎𝑚
10,7

S = 2,5 – 1,098 = 1,402 gram


2. HLB butuh 12
HLBB x BobotB = (HLBT x BobotT) + (HLBS x BobotS)
12 x 2,5 = (15 x T) + [(4,3 x (2,5 – T)]
30 = 15T + 10,75 – 4,3T
19,25 = 10,7T
T = 1,799 gram
S = 0,7 gram
3. HLB butuh 15
HLBB x BobotB = (HLBT x BobotT) + (HLBS x BobotS)
15 x 2,5 = (15 x T) + [(4,3) + (2,5 – T)]
37,5 = 15T + 10,75 – 4,3T
26,75 = 10,7T
T = 2,5 gram
S = 0 gram
Lampiran Foto

Anda mungkin juga menyukai