Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

SEMESTER 2 2018-2019
EMULSIFIKASI
Hari/Jam Praktikum : Kamis / 07.00-10.00
Tanggal Praktikum : 28 Maret 2019
Kelompok :2
Asisten : 1. Izzatul Khoirunnisa
2. Shinthiya Eka Wijayanti

Nama NPM Pembagian Tugas


Neli 260110180012 Simpulan & Lampiran
Erya Olselva Yanuar 260110180013 Pembahasan
Windi Fresha Qomara 260110180014 Perhitungan & Datpeng
Ayu Nursiti Fatimah 260110180016 Tujuan, Prinsip, & Reaksi
Ayu Previani Hartono 260110180017 Pembahasan
Anisa Nur Fitriani 260110180018 Abstrak
Esa Balqis Salsabila 260110180019 Teori Dasar & Dapus
Aulia Zulfa 260110180020 Perhitungan & Datpeng
Nurhanifah Puspitadewi 260110180021 Pembahasan
Wilda Nichairin 260110180022 Cover, Editor, & Metode

LABORATORIUM FARMASI FISIKA FAKULTAS FARMASI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2019
EMULSI
Neli , Erya Olselva Yanuar ,Windi Fresha Qomara1,Ayu Nursiti Fatimah1,
1 1

Ayu Previani Hartono1, Anisa Nur Fitriani1, Esa Balqis Salsabila1, Aulia Zulfa1,
Nurhanifah Puspitadewi1, Wilda Nichairin1
1
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi UNPAD, Jatinangor
Abstrak
Emulsi merupakan sistem koloid yang tersusun dari dua fase cairan yang
tidak saling bercampur, sebagai contoh minyak dan air. Sediaan emulsi tidak dapat
saling bersatu karena adanya perbedaan kepolaran atau hidrofobisitas suatu cairan.
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan jumlah emulgator yang dibutuhkan
dalam sediaan emulsi dengan prinsip perhitungan HLB, membuat sediaan emulsi
dengan emulgator golongan surfaktan, dan melakukan evaluasi sediaan emulsi.
Prinsip yang mendasari praktikum kali ini adalah emulgator dan HLB. Emulgator
jenis surfaktan akan menstabilkan sediaan emulsi dengan mengikat molekul yang
bersifat hidrofob (minyak) dan molekul yang bersifat hidrofil (air) dalam satu
molekulnya.
Kata Kunci : emulsi, emulgator, HLB, emulgator golongan surfaktan
Abstract
Emulsion is a colloidal system composed of two liquid phases that do not mix
together, for example oil and water. Emulsion preparations cannot be united because
of differences in polarity or hydrophobicity of a liquid. This practice aims to
determine the number of emulgators needed in the emulsion preparation with the
principle of calculating the HLB, making the emulsion preparation with the surfactant
group emulgator, and evaluating the emulsion preparation. The principle underlying
this practice is the emulgator and HLB. Emulgator types of surfactants will stabilize
emulsion preparations by binding to hydrophobic molecules (oil) and molecules that
are hydrophilic (water) in one molecule.
Keywords: emulsion, emulgator, HLB, surfactant group emulgator
I. PENDAHULUAN yang digunakan. Terdapat tiga
tujuan pada praktikum kali ini yang
Praktikum kali ini bertujuan
pertama yaitu menentukan jumlah
untuk menentukan jumlah emulgator
emulgator yang dibutuhkan dalam
yang dibutuhkan dalam sediaan
sediaan emulsi menggunakan nilai
emulsi menggunakan nilai HLB,
HLB, yang kedua yaitu membuat
membuat emulsi dengan emulgator
emulsi dengan emulgator golongan
golongan surafktan, dan melakukan
surfaktan. Tujuan terakhir yaitu
evaluasi sediaan emulsi. Prinsip
melakukan evaluasi sediaan emulsi.
yang digunakan adalah emulgator,
Sedangkan, prinsip dalam
yaitu suatu penstabil antara dua
praktikum kali ini yaitu emulgator
campuran yang tidak bersatu agar
dan HLB. Emulgator merupakan zat
keduanya dapat terdispersi sempurna
aktif permukaan yang bisa
(Parrot, 1971). Prinsip kedua yaitu
menurunkan tegangan antar muka
HLB, yang merupakan konsep yang
fase minyak dan fase air. Zat itu
digunakan sebagai metode
membuat lapisan yang mengelilingi
klarifikasi pengemulsi menurut sifat
fase terdispersi sampai mencegah
fisika-kimianya. Emulgator dengan
kalesensi dan terpisahnya fase
sifat hidrofilik akan emmiliki
terdispersi (Parrot, 1971).
HLByang tinggi, begitupun
Sedangkan HLB merupakan angka
sebaliknya (Ritonya, 2014).
yang menunjukkan ukuran
Pada percobaan ini dipelajari
keseimbangan dan tegangan gugus
pembuatan emulsi menggunakan
hidrofilik dan gugus lipofilik yang
emulgator dari golongan surfaktan,
merupakan sistem fase yang
yaitu Tween 80 dan Span 80.
diemulsikan (Martin, 1994).
Pemilihan emulgator ialah faktor
Emulsi, dalam bahasa inggris
penting untuk diperlihatkan,karena
emulsiones, adalah sistem dispersi
mutu dankestabilan suatu emulsi
kasar dari dua atau lebih cairan yang
banyak dipengaruhi oleh emulgator
tidak larut satu sama lain.
Emulsi,dalam bahasa latin (elmugere creaming dan cracking. Emulgator
= memerah) berpedoman pada salah dan atau surfaktar dapat berfungsi
satu jenis emuli alam, yaitu susu. sebagai penurun tegangan muka,
Emulsi merupakan sistem yang lapisan pelindung, antarmuka dan
secara termodinamika tidak stabil membentuk lapisan ganda listrik.
dan terkandung paling sedikit dua Koalamen terjadi karena butir-butir
fse cair yang tidak tercampur; satu yang terbentuk tidak seragam, butir-
diantaranya didispersikan berfungsi butir yang kecil akan bergabung
sebagai global pada fase cair lain. dengan butir yang besar sehingga
Sistem ini bisa stabil dengan sebuah emulsi menjadi rusak (Purwani,
bantuan zat mengemulsi yaitu 2002).
emulgator (Martin, 1993). Penambahan stabilizer
Emulsi merupakan sistem dengan konsentrasi 0,75% serta
dua fase yang salah satu caranya 1% stabilitas emulsi tinggi.
terdispersi dalam cairan lain Peambahan emulsifikasi atau
dalam bentuk tetesan kecil stabilizer dapat meningkatkan
(Syamsuni, 2006). Pembentukan stabilitasi emulsi (Sidik, et. al.,
emulsi sendiri dapat dipengaruhi 2013).
oleh faktor suhu, waktu, Ketidakstabilan emulsi
pengadukan, dan kecepatan disebabkan oleh antara lain
pengadukan (Kartika dan Retno, ketidaksesuaian rasio, antara fase
2015). minyak dan air, jumlah dan
Emulsi dikatakan stabil pemilihan emulsifier yang salah,
apabila emulsi tidak mudah pecah ketidakmurnian fase air, minyak,

pada jangka waktu tertentu. Semakin atau emulsifier, pemanasan yang

lama waktu emulsi mengalami berlebih, pembekuan waktu, dan

kerusakan atau pecah, emulsi kecepatan pencampuran (Arbianti,

dikatakan semakin stabil. Rusaknya 2009).

emulsi disebabkan karena terjadinya


Tujuan penggunaan emulsi mendapatkan sistem emulsi yang
adalah untuk dipergunakan cocok. Pengemulsian dengan nilai
sebagai obat dalam atau peroral, HLB yang rendah (4%) larut
umumnya tipe emulsi tipe dan dalam minyak dan meningkatkan
untuk dipergunakan sebagai bahan emulsian dalam minyal (Letviany,
obat luar bila tipe maupun 2013).
tergantung pada banyak faktor,
misalnya sifat atau efek terapi
yang dikehendaki (Permana,
2015).
HLB merupakan perangkat
yang bermanfaat untuk

II. METODE PENELITIAN


2.1.Alat 2.3.Prosedur
Pada praktikum ini, alat yang Langkah pertama yang
digunakan adalah batang dilakukan adalah disiapkan
pengaduk, cawan porselen, gelas terlebih dahulu alat dan
kimia, 3 gelas ukur 100 mL, bahan yang akan digunakan,
mortar dan alu, neraca analitik, kemudian alat dicuci dan
penangas air, pipet tetes, dikeringkan hingga bersih.
termometer, dan stopwatch. Selanjutnya dilakukan
2.2.Bahan perhitungan terhadap HLB
Bahan yang digunakan pada butuh untuk surfaktan span
praktikum ini adalah aquades, 80 dan tween 80. Span 80
oleum olivarum, span 80, dan dan tween 80 ditimbang di
tween 80. atas cawan porselen sesuai
dengan perhitungan untuk
membuat emulsi sesuai dengan yang lebih encer,
HLB. Tween 80 yang sudah ditambahkan aquades
ditimbang dicampurkan dengan secukupnya secara
aquadest, sedangkan span 80 perlahan-lahan (kurang
dicampurkan dengan oleum lebih 50 mL). Kemudian,
olivarum dan kedua campuran campuran tersebut
tersebut dipanaskan hingga suhu dimasukkan ke dalam gelas
70℃ di atas penangas air. ukur 100 mL. Lakukan hal
yang sama pada HLB butuh
Setelah mencapai suhu 70℃
yang lainnya. Amati
kedua larutan tersebut
perubahan yang terjadi pada
dicampurkan ke dalam mortar
campuran setiap 30 menit,
dan alu yang kering dan
60 menit, 120 menit, dan 24
dilanjutkan dengan penggerusan
jam berdasarkan perubahan
secara cepat hingga terbentuk
volume, perubahan warna,
warna putih susu. Pencampuran
dan pemisahan fase.
dilakukan secara sedikit demi
sedikit. Untuk mendapatkan hasil
III. HASIL DAN PERHITUNGAN

NO Waktu HLB Volume Volume Warna Bau Pemisahan


Emulsi Sedime Fase (ml)
ntasi
1. 30 50 0 Putih Minyak -
menit kekuningan
2. 60 50 0 Putih Minyak -

3.
menit
120
9 47 0
kekuningan
Putih Minyak -
menit kekuningan
4. 1 hari 51 0 Putih Minyak -
kekuningan
(putih susu)
Terdapat 2
fase
1. 30 50 0 Putih Minyak -
menit
2. 60 50 0 Putih Minyak -
menit
3. 120
menit
12 50 0 Putih Minyak -

4. 1 hari 51 0 Putih susu Minyak -

1. 30 50 0 Putih Minyak -
menit bening
keruh
2. 60 50 0,1 ml Mulai Minyak 0,002

3.
menit
120
15 51 0,2 ml
bening
Sedikit Minyak 0,004
menit bening
4. 1 hari 51 0 Sedikit Minyak -
bening

Perhitungan
1. Oleum Olivarum 1%
1
𝑥 50 = 0,5 gram
100

2. Emulgaror 5%
5
𝑥 50 = 2,5 gram
100

3. HLB Butuh 9
HLB B x Bobot B = (HLB T x Bobot T) + (HLB S + Bobot S)
9 x 2,5 = (15 x T) + (4,2 x (2,5 − T))
22,5 = 15T + 10,5 – 4,2T
T = 1,111 gram
S = 2,5 − T = 2,5 – 1,111 = 1,389 gram
4. HLB Butuh 12
HLB B x Bobot B = (HLB T x Bobot T) + (HLB S + Bobot S)
12 x 2,5 = (15 x T) + (4,2 x (2,5 − T))
30 = 15T + 10,5 – 4,2T
10,8T = 19,5
T = 1,805 gram
S = 2,5 – T = 2,5 – 1,805 = 0,695 gram
5. HLB Butuh 15
HLB B x Bobot B = (HLB T x Bobot T) + (HLB S + Bobot S)
15 x 2,5 = (15 x T) + (4,2 x (2,5 − T))
37,5 = 15T + 10,5 – 4,2T
10,8 T = 27
T = 2,5 gram
S = 2,5 – T = 2,5 −2,5 = 0 gram

IV. PEMBAHASAN karena adanya gaya adhesi dan


Pada praktikum kali ini, kohesi dimana gaya adehsi sendiri
dilakukan praktikum emulsifikasi lebih kecil dibandingkan gaya
yang bertujuan untuk menentukan kohesi dan menyebabkan
jumlah emulgator yang dibutuhkan peningkatan energi bebas.
berdasarkan nilai HLB butuh, Campuran yang digunakan
membuat sediaan emulsi yang pada emulsi ini yaitu air dan
sesuai dengan golongan surfaktan, minyak. Keduanya memilii
dan melakukan evaluasi sediaan perbedaan sifat kepolalaran yang
emulsi. Adapun surfaktan yang cukup jauh. Dengan sifat kepolaran
digunakan adalah tween 80 dan span yang sangat berbeda, maka kedua
80. zat tersebut tidak akan tercampur.
Emulsi merupakan campuran Oleh karena itu, dibutuhkan
dari dua zat atau lebih yang emulgator yang nantinya
memiliki fase yang berbeda dan ditambahkan ke dalam emulsi.
tidak saling bercampur dimana salah Emulgator merupakan suatu zat
satu fasenya terdispersi ke dalam yang berperan dalam menstabilkan
fase lainnya dalam bentuk molekul campuran antara fase minyak dan
atau tetesan tetesan kecil yang fase air serta menurunkan tegangan
berukuran mikroskopik. Emulsi permukaan. Jenis emulgator yang
adalah suatu sistem yang tidak stabil digunakan yaitu jenis surfaktan.
Surfaktan atau surface active agent emulgator adalah Bagaimana
merupakan zat aktif permukaan mendispersikan fasa terdispersi ke
yang terdiri dari gugus hidrofil dan dalam medium pendispersi yang
lipofil. Surfaktan akan menurunkan masingmasing mempunyai polaritas
tegangan permukaan dan salah satu yang berbeda sehingga terbentuk
fase akan terdispersi dalam fase system emulsi yang stabil.
lainnya. Apabila konsentrasi Emulgator ini akan terkonsentrasi
surfaktan tinggi, maka akan pada permukaan dan menjadi barrier
terbentuk agregasi atau asosiasi dari yang akan menggabungkan kedua
ion-ion surfaktan yang dikena bahan yang tidak tercampur ini.
dengan misel. Konsentrasi ketika Terdapat beberapa jenis
misel terbentuk dinamakan emulsi seperti minyak dalam air
konsentrasi misel kritis atau CMC. M/A atau air dalam minyak A/M.
Emulgator yang digunakan Emulsi yang dibuat dalam
adalah emulgator yang berasal dari praktikum ini adalah minyak dalam
golongan surfaktan yaitu tween 80 air atau M/A atau disebut juga O/W
dan span 80. Kedua surfaktan ini (oil in water). Emulgator yang
memiliki dua gugus yaitu hidrofil Digunakan merupakan jenis
atau senang air dan lipofil atau surfaktan. Surfaktan merupakan
senang minyak. Emulgator ini singkatan dari surface active agent.
nantinya dapat menurunkan Surfaktan ini akan mendistribusikan
tegangan permukaan dan kedua bahan yang tidak dapat
membentuk lapisan monomolekul bersatu. Hal ini dapat terjadi karena
setelah melakukan penurunan energi surfaktam mempunyai dua bagian
bebas. Kedua surfaktan yang telah yang berbeda. Satu bagian adalah
disebutkan di atas dapat membuat hidrofobik atau disebut juga lipofilik
lapisan monomolekuler yang yaitu bagian yang tidak suka air dan
terbentuk menjadi tidak mudah menyukai minyak dan satu bagian
rusak dan lebih baik. Cara kerja dari lagi adalah hidrofilik atau lipofobik
yaitu bagian yang menyukai air dan 12, tween 80 yang digunakan adalah
tidak menyukai minyak. Hidrofobik 1,805 gram dan untuk span 80 0,695
merupakan bagian non polar gram. Sementara itu, untuk HLB 15
sedangkan hidrofilik merupakan hanya digunakan tween 80 yaitu
bagian yang polar. Pada emulsi sebanyak 2,5 gram. Kemudian
bahan yang polar seperti air dan kedua zat tersebut ditimbang
bahan yang non polar seperti menggunakan timbangan analitik.
minyak. Emulgator yang merupakan Penimbangan dilakukan
golongan surfaktan ini akan dengan menggunakan kaca arloji
mengikat bahan polar di sisi atau cawan petri. Hal ini dilakukan
hidrofilik dan bahan non polar di dengan alasan kedua zat tersebut
sisi hidrofobik. Sehingga kedua zat berupa cairan. Dengan begitu cairan
tersebut akan terdispersi dan tidak akan tumpah. Pada
menyatu sehingga terbentuklah penggunaan timbangan analitik,
suatu emulsi. timbangan harus dipastikan dalam
Sebelum dilakukan pembuatan keadaan seimbang dan telah
emulsi, mula-mula dilakukan terhubung dengan sumber listrik
perhitungan nilai HLB. Nilai HLB sebelum digunakan. Timbangan
ini adalah nilai atau angka juga harus dibersihkan sebelum
keseimbangan antara jumlah gugus menyalakan tombol on. Hal ini
hidrofil dan gugus lipofil. Semakin ditujukan agar timbangan tidak
banyak gugus lipofil dan semakin mudah rusak. Setelah timbangan
larut dalam air, maka nilai HLB-nya menyala cawan petri atau kaca arloji
juga semakin besar. Dari dimasukkan kedalam timbangan.
perhitungan yang telah dilakukan Setelah itu menekan tombol tare
untuk HLB 9 tween 80 yang untuk me-nolkan timbangan. Setelah
digunakan adalah 1.111 gram, itu zat di timbang dengan hati-hati.
sementara untuk span 80 adalah Pintu kaca timbangan harus dalam
1,389 gram. Kemudian untuk HLB keadaan tertutup agar tidak ada
angin yang dapat memengaruhi hasil mencapai 70℃ pada beaker glass
penimbangan. secara terpisah. Pemanasan
Setelah dilakukan dilakukan agar didapat emulsi yang
penimbangan, tween 80 dicampur dihasilkan tidak pecah. Pengecekan
dengan air sementara span 80 suhu dilakukan dengan
dicampur dengan minyak. Hal ini mengukurnya menggunakan
sesuai dengan prinsip like dissolve termometer. Termometer digunakan
like. Dimana suatu senyawa polar dengan mencelupkannya ke dalam
akan terlarut pada pelarut polar dan cairan yang dipanaskan. Ujung
senyawa non polar akan terlarut termometer tidak boleh mengenai
pada pelarut non polar juga. Dalam dasar gelas beaker. Selain itu,
hal ini air bersifat polar sementara termometer juga tidak boleh
minyak bersifat non polar. Tween dipegang dengan tangan secara
yang bersifat polar akan larut di langsung. Melainkan dipegang
dalam air. Hal ini dapat diketahui dengan menggunakan tali yang
karena nilai HLB tween yang cukup biasanya telah terikat pada
tinggi yaitu 15 sehingga dapat termometer. Hal ini harus
disimpulkan bahwa tween bersifat diperhatikan karena kedua hal
polar dan larut dalam air. Hal ini tersebut dapat mempengaruhi suhu
pun berlaku terhadap span 80 yang yang terbaca pada termometer.
dicampur dengan Oleum olivarum Setelah kedua cairan mencapai
atau minyak zaitun. Hal ini suhu 700C keduanya dicampur
dilakukan karena nilai HLB span didalam mortir dan diaduk cepat
yang cukup rendah yaitu 4,2. Oleh menggunakan mortir. Pengadukan
karena itu, span bersifat non polar dilakukan dengan tutjuan agar kedua
dan lebih mudah larut dalam fase dapat tercampur dengan baik.
minyak. Apabila tidak dilakukan pengadukan
Kemudian, kedua campuran secara cepat dan kuat kemungkinan
tersebut dipanaskan hingga suhu
emulsi akan pecah dan tidak untuk mengetahui kestabilan dari
terbentuk. Pengadukan dilakukan emulsi yang telah dibuat. Apakan
hingga warna berubah menjadi kedua larutan akan mudah terpisah
warna putih susu. Setelah itu, atau dapat bertahan dengan baik.
campuran ditambahkan dengan air Pada tabung dengan HLB 15,
hingga volumnya mencapai 50 mL. terdapat sedimentasi sebanyak 0,1
Penambahan ini sebaiknya mL pada waktu 2 jam dan 0,2 mL
dilakukan di gelas ukur agar volume pada waktu 24 jam. Warnanya putih
dapat langsung teramati secara jelas. bening agak keruh. Sementara pada
Pada emulsi, didapati busa yang HLB 12, tidak terbentuk sedimentasi
terbentuk. Faktor terbentuknya busa hingga evaluasi yang dilakukan
yaitu terlalu cepat proses pada waktu 24 jam. Warna
pengadukannya. Proses penambahan emulsinya adalah putih susu.
air maupun pengadukan emulsi Begitupun pada HLB 9 yang tidak
sebaiknya dilakukan secara terbentuk sedimentasi. Warna pada
bersamaan. Tujuannya yaitu agar HLB 9 juga berwarna putih, namun
memudahkan proses pengamatan agak kekuningan. Sementara untuk
dan evalusi yang dapat dilakukan baunya, ketiganya menghasilkan
dalam satu waktu untuk ketiga bau seperti minyak. Perbedaan
sampel tersebut. banyaknya sedimentasi yang
Emulsi yang telah disimpan terbentuk dan juga warna masing-
dalam gelas ukur 100 mL diamati masing HLB disebabkan karena
dan dilakukan evaluasi dalam masing-masing emulsi mengandung
waktu-waktu tertentu yaitu, 30 jumlah emulgator yang berbeda-
menit, 120 menit, 2 jam, dan 24 jam. beda antara tween 80 dan span 80
Hal-hal yang dievaluasi adalah nya. Hal ini tentu saja akan
volume emulsi, banyaknya memengaruhi sifat dari masing-
sedimentasi yang terbentuk, warna, masing emulsi.
dan bau emulsi. Evaluasi dilakukan
Sedimentasi pada emulsi yang perhitungan campuran yang kurang
telah dibuat tidak terbentuk pada tepat. Selain itu dapat disebabkan
HLB 9 dan HLB 12. Sementara karena kurang konsistennya
pada HLB 15 terbentuk sedikit pengocokon pada proses pembuatan
sedimentasi yaitu hanya 0,1 mL dan emulsi. Sehingga emulsi tidak
0,2 mL. Hal ini dapat terjadi terbentuk dengan baik, dan
kemungkinan dikarenakan sedimentasi hanya terbentuk sedikit.
V. KESIMPULAN
5.1.Telah ditentukan jumlah emulgator dalam sediaan emulsi dengan
menggunakan nilai HLB untuk menentuka HLB 9 dibutuhkan tween
1,111 gram dan span 1,389 gram, untuk HLB 12 dibutuhkan tween
1,805 gram dan span 0,695, serta untuk HLB 15 dibutuhkan tween
sebanyak 2,5 gram.
5.2.Telah dibuat emulsi dengan emulgator golongan surfaktan tween dan
span.
5.3.Telah dilakukan evaluasi sediaan farmasi dalam jangka waktu 30
menit, 60 menit, 120 menit, dan 24 jam (1 hari ) dengan nilai HLB 9
karena berwarna putih kekuningan dan berbau minyak, HLB 12
berwarna putih susu berbua minyak serta HLB 15 larutan bening
berbau minyak.
VI. DAFTAR PUSTAKA

Arbianti. 2009. Transesterfikasi Parsial Minyak Kelapa Sawit dengan Etanol


pada Pembuatan Digliserida sebagai Agen Pengemulsi. Jurnal Teknik
Kimia Indonesia. 8 (1): 33 -37.
Kartika, D. S., dan Retno S. 2015. Pengaruh Waktu dan Kecepatan Pengadukan
Terhadap Emulsi Biji Minyak Matahari dan Air. Jurnal Integrasi Proves. 5
(3).
Letviany. 2013. Stabilitas Emulsi Buah Merah pada Beberapa Nilai Emulsi
HLB. Tersedia secara online di http://mail.student.itb.ac.id/in
dex.php/JurnalHsm/arside/vie w/7232/5651. [diakses pada tanggal 30 Maret
2019]
Martin, A. 1993. Farmasi Fisik 2. Jakarta: UI Press.
Martin, A. 1994. Farmasi Fisik. Jakarta: UI Press.
Parrot, E. L. 1971. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics 3rd.
Minneapolis: Burgeus Publishing Company.
Permana, L. D. 2015. Opini Konsentrasi VCO dalam Hikroemulsi dengan 3
Surfaktan sebagai Pembawa Senyawa Bioaktif. Media Ilmiah Teknologi
Pangan. Vol.2 (2)
Purwani, M. V, et. al. 2002. Pengaruh Emulgator terhadap Kestabilan Emulsi H3PO4
dalam taro dan Efisiensi Ekstraksi Membran Emulsi Konsentrasi La dan Nd
Hanl oleh Pasir Monarit. Tersedia secara online di
http://asms.bapeten.go.id/film/ 43108/3106.pdf [diakses pada tanggal 24
Maret 2019]
Ritonga. 2014. Pengaruh Rasio Pelarut Tert-Butanol terhadap Minyak dan Suhu
Reaksi Glikserolisis Pada pembuatan Mono dan Diasil Gliseron (MDAG)
Menggunakan Katalis Abu cangang Telur Ayam. Jurnal teknik Kimia Usu.
Vol 3(4):7-12
Sidik, S. L., Fatimah, F., dan Sandi, M. S. 2013. Pengaruh Penambahan Emulsifikasi
dan Stabilitas terhadap Kualitas Santan Kelapa. Jurnal FMIPA UNSTRAT. 2
(2): 79 – 83.
Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN

HLB butuh 15 HLB butuh 12 HLB butuh 12 HLB butuh 9


Tween = 2,5 g Tween =1,805 g Span = 0,695 g Tween =1,111g

HLB butuh 9 HLB 9 HLB 15 HLB 12


Span = 1,389 g Sebelum 1 hari Sebelum 1 hari Sebelum 1 hari

HLB 15 Setelah 1 hari HLB 12 Setelah 1 hari HLB 9 Setelah 1 hari

Anda mungkin juga menyukai