SEMESTER 2 2018-2019
EMULSIFIKASI
Hari/Jam Praktikum : Kamis / 07.00-10.00
Tanggal Praktikum : 28 Maret 2019
Kelompok :2
Asisten : 1. Izzatul Khoirunnisa
2. Shinthiya Eka Wijayanti
Ayu Previani Hartono1, Anisa Nur Fitriani1, Esa Balqis Salsabila1, Aulia Zulfa1,
Nurhanifah Puspitadewi1, Wilda Nichairin1
1
Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi UNPAD, Jatinangor
Abstrak
Emulsi merupakan sistem koloid yang tersusun dari dua fase cairan yang
tidak saling bercampur, sebagai contoh minyak dan air. Sediaan emulsi tidak dapat
saling bersatu karena adanya perbedaan kepolaran atau hidrofobisitas suatu cairan.
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan jumlah emulgator yang dibutuhkan
dalam sediaan emulsi dengan prinsip perhitungan HLB, membuat sediaan emulsi
dengan emulgator golongan surfaktan, dan melakukan evaluasi sediaan emulsi.
Prinsip yang mendasari praktikum kali ini adalah emulgator dan HLB. Emulgator
jenis surfaktan akan menstabilkan sediaan emulsi dengan mengikat molekul yang
bersifat hidrofob (minyak) dan molekul yang bersifat hidrofil (air) dalam satu
molekulnya.
Kata Kunci : emulsi, emulgator, HLB, emulgator golongan surfaktan
Abstract
Emulsion is a colloidal system composed of two liquid phases that do not mix
together, for example oil and water. Emulsion preparations cannot be united because
of differences in polarity or hydrophobicity of a liquid. This practice aims to
determine the number of emulgators needed in the emulsion preparation with the
principle of calculating the HLB, making the emulsion preparation with the surfactant
group emulgator, and evaluating the emulsion preparation. The principle underlying
this practice is the emulgator and HLB. Emulgator types of surfactants will stabilize
emulsion preparations by binding to hydrophobic molecules (oil) and molecules that
are hydrophilic (water) in one molecule.
Keywords: emulsion, emulgator, HLB, surfactant group emulgator
I. PENDAHULUAN yang digunakan. Terdapat tiga
tujuan pada praktikum kali ini yang
Praktikum kali ini bertujuan
pertama yaitu menentukan jumlah
untuk menentukan jumlah emulgator
emulgator yang dibutuhkan dalam
yang dibutuhkan dalam sediaan
sediaan emulsi menggunakan nilai
emulsi menggunakan nilai HLB,
HLB, yang kedua yaitu membuat
membuat emulsi dengan emulgator
emulsi dengan emulgator golongan
golongan surafktan, dan melakukan
surfaktan. Tujuan terakhir yaitu
evaluasi sediaan emulsi. Prinsip
melakukan evaluasi sediaan emulsi.
yang digunakan adalah emulgator,
Sedangkan, prinsip dalam
yaitu suatu penstabil antara dua
praktikum kali ini yaitu emulgator
campuran yang tidak bersatu agar
dan HLB. Emulgator merupakan zat
keduanya dapat terdispersi sempurna
aktif permukaan yang bisa
(Parrot, 1971). Prinsip kedua yaitu
menurunkan tegangan antar muka
HLB, yang merupakan konsep yang
fase minyak dan fase air. Zat itu
digunakan sebagai metode
membuat lapisan yang mengelilingi
klarifikasi pengemulsi menurut sifat
fase terdispersi sampai mencegah
fisika-kimianya. Emulgator dengan
kalesensi dan terpisahnya fase
sifat hidrofilik akan emmiliki
terdispersi (Parrot, 1971).
HLByang tinggi, begitupun
Sedangkan HLB merupakan angka
sebaliknya (Ritonya, 2014).
yang menunjukkan ukuran
Pada percobaan ini dipelajari
keseimbangan dan tegangan gugus
pembuatan emulsi menggunakan
hidrofilik dan gugus lipofilik yang
emulgator dari golongan surfaktan,
merupakan sistem fase yang
yaitu Tween 80 dan Span 80.
diemulsikan (Martin, 1994).
Pemilihan emulgator ialah faktor
Emulsi, dalam bahasa inggris
penting untuk diperlihatkan,karena
emulsiones, adalah sistem dispersi
mutu dankestabilan suatu emulsi
kasar dari dua atau lebih cairan yang
banyak dipengaruhi oleh emulgator
tidak larut satu sama lain.
Emulsi,dalam bahasa latin (elmugere creaming dan cracking. Emulgator
= memerah) berpedoman pada salah dan atau surfaktar dapat berfungsi
satu jenis emuli alam, yaitu susu. sebagai penurun tegangan muka,
Emulsi merupakan sistem yang lapisan pelindung, antarmuka dan
secara termodinamika tidak stabil membentuk lapisan ganda listrik.
dan terkandung paling sedikit dua Koalamen terjadi karena butir-butir
fse cair yang tidak tercampur; satu yang terbentuk tidak seragam, butir-
diantaranya didispersikan berfungsi butir yang kecil akan bergabung
sebagai global pada fase cair lain. dengan butir yang besar sehingga
Sistem ini bisa stabil dengan sebuah emulsi menjadi rusak (Purwani,
bantuan zat mengemulsi yaitu 2002).
emulgator (Martin, 1993). Penambahan stabilizer
Emulsi merupakan sistem dengan konsentrasi 0,75% serta
dua fase yang salah satu caranya 1% stabilitas emulsi tinggi.
terdispersi dalam cairan lain Peambahan emulsifikasi atau
dalam bentuk tetesan kecil stabilizer dapat meningkatkan
(Syamsuni, 2006). Pembentukan stabilitasi emulsi (Sidik, et. al.,
emulsi sendiri dapat dipengaruhi 2013).
oleh faktor suhu, waktu, Ketidakstabilan emulsi
pengadukan, dan kecepatan disebabkan oleh antara lain
pengadukan (Kartika dan Retno, ketidaksesuaian rasio, antara fase
2015). minyak dan air, jumlah dan
Emulsi dikatakan stabil pemilihan emulsifier yang salah,
apabila emulsi tidak mudah pecah ketidakmurnian fase air, minyak,
3.
menit
120
9 47 0
kekuningan
Putih Minyak -
menit kekuningan
4. 1 hari 51 0 Putih Minyak -
kekuningan
(putih susu)
Terdapat 2
fase
1. 30 50 0 Putih Minyak -
menit
2. 60 50 0 Putih Minyak -
menit
3. 120
menit
12 50 0 Putih Minyak -
1. 30 50 0 Putih Minyak -
menit bening
keruh
2. 60 50 0,1 ml Mulai Minyak 0,002
3.
menit
120
15 51 0,2 ml
bening
Sedikit Minyak 0,004
menit bening
4. 1 hari 51 0 Sedikit Minyak -
bening
Perhitungan
1. Oleum Olivarum 1%
1
𝑥 50 = 0,5 gram
100
2. Emulgaror 5%
5
𝑥 50 = 2,5 gram
100
3. HLB Butuh 9
HLB B x Bobot B = (HLB T x Bobot T) + (HLB S + Bobot S)
9 x 2,5 = (15 x T) + (4,2 x (2,5 − T))
22,5 = 15T + 10,5 – 4,2T
T = 1,111 gram
S = 2,5 − T = 2,5 – 1,111 = 1,389 gram
4. HLB Butuh 12
HLB B x Bobot B = (HLB T x Bobot T) + (HLB S + Bobot S)
12 x 2,5 = (15 x T) + (4,2 x (2,5 − T))
30 = 15T + 10,5 – 4,2T
10,8T = 19,5
T = 1,805 gram
S = 2,5 – T = 2,5 – 1,805 = 0,695 gram
5. HLB Butuh 15
HLB B x Bobot B = (HLB T x Bobot T) + (HLB S + Bobot S)
15 x 2,5 = (15 x T) + (4,2 x (2,5 − T))
37,5 = 15T + 10,5 – 4,2T
10,8 T = 27
T = 2,5 gram
S = 2,5 – T = 2,5 −2,5 = 0 gram