Anda di halaman 1dari 12

PRESENTASI

TEKNOLOGI BAHAN ALAM


“Penetapan Kadar Alkaloid Hiosiamin
dalam Belladonae Herba”

Disusun oleh:
Kelas C - Kelompok IV
Maria Yosephina (2011210146)
Maulida Rahmayanti (2011210150)
Megawati (2011210152)
Michiko (2011210156)
Monic Evelyn (2011210160)
Muhammad Fahmi S. (2011210162)
Nikita Utami Khalila (2011210170)
Nilam Sari Maulidina (2011210171)
Novita Siahaan (2011210173)
Pamela Magdalena (2011210186)
Priskila Agus Setianti (2011210188)
Yuliana (2011210000)
HERBA BELADON

 Adalah daun dan pucuk


berbunga atau pucuk
berbuah yang dikeringkan
dari tanaman Atropa
belladonna atau varietas
Acuminata (Familia
Solanaceae).
 Mengandung tidak kurang
dari 0,35% alkaloid herba
belladon (dihitung sebagai
Hiosiamin)
HERBA BELADON

 Isi :
 Alkaloida atropina  Midriatik & Cyclopegic, Antidotum
Organofosfat
 Alkaloid hiosiamina  nyeri Haid

 Alkaloid skopolamina (hiosina)  GI

 Alkaloid Homatropin
ANEKA CONTOH SEDIAAN DAN PERSYARATAN
KADARNYA

• Belladonae Herba : mengandung


alkaloid hiosiamin ± 0,3%
• Belladonae Ekstrak : mengandung
alkaloid hiosiamin 1,295 – 1,305%
• Belladonae Pulvis : mengandung
alkaloid dihitung sebagai alkaloid
jumlahhiosiamin 0,28- 0,32%
• Belladonae Tinctura : mengandung
hiosiamin 0,02-0,03%
PENETAPAN
KADAR

British
Farmakope Farmakope
Pharmacopoeia
Indonesia III Indonesia IV
1993

Kromatografi
Titrasi Asam Basa Titrasi Asam Basa
Gas
Penetapan Kadar menurut FI III (1979)
•+ campuran eter -
etanol 95% (5:1) , kocok Uapkan ad
10 menit, + campuran Perkolasi kental
NH4OH (e), biarkan 2 selama 3 dengan
Serbuk jam sambil dikocok jam rotavapor
Perkolator Perkolat Ekstrak kental
simplisia 10g
Pindahkan ke corong pisah,
+ kloroform dan H2SO4 0,5
Sari beberapa kali N, kocok, biarkan memisah,
dengan H2SO4 0,1 N pisahkan lapisan bawah
- etanol 95% ad
alkaloid titrasi
Cuci dengan CHCl3 sempurna
Sisa cairan cucian Kumpulan sari Lapisan bawah Lapisan atas
Sari dengan H2SO4 0,1 N dan
netralkan dengan NH4OH (e),
ulangi penyarian dengan CHCl3
terhadap larutan yang telah netral

Sari CHCl3 Sisa CHCl3 Sisa penguapan


Uapkan dengan rotavapor, Panaskan suhu 100oC
pindahkan ke cawan selama 15 menit, uapkan + 10 ml H2SO4 0,05 N,
penguap CHCl3 sampai habis pindahkan ke erlemeyer.
Titrasi dengan NaOH
0,05 N dengan indikator
Syarat kadar: Kadar alkoloida 1 ml H2SO4 0,05 N ~ 14,47 mg metil-merah.
jumlah dihitung sebagai hiosiamin alkaloida jumlah dihitung sebagai
tidak kurang dari 0,03% hiosiamin Kadar alkaloid
Prinsip:
Metode Kromatografi Gas

Baku pembanding:
- Atropin H2SO4 BPFI
- Homatropin HBr BPFI
- Skopolamin HBr BPFI

Larutan baku internal, larutan baku,


blangko ekstraksi, kurva baku, sistem
kromatografi dan kesesuaian sistem
lakukan seperti yang tertera pada
penetapan kadar dalam ekstrak Belladon
+ 8 ml ammonium hidroksida
+ 10 ml etanol
10 g serbuk + 20 ml eter
Larutan Uji
simplisia
ekstraksi

Metode 1 Metode 2

Maserasi-Soxhletasi Maserasi-Perkolasi

Ekstrak

+ H2SO4 p
+ 15 ml Dapar fosfat pH 9,5
+ NaOH 1 N
+ 15 ml kloroform

Kocok kuat hingga lapisan memisah

Saring melalui Natrium sulfat anhidrat Fase organik


yg telah dicuci dengan kloroform P
Ekstraksi 2x
Fase organik yang @ 15 ml kloroform
EKSTRAK Alkaloid
telah dicuci
Uapkan

+ 1 ml kloroform
Campur hingga alkaloid larut

UKS Kromatografi Gas Buat kurva baku

Hitung dari kurva baku jumlah mg atropin dan skopolamin dalam volume
yang digunakan.

Bobot alkaloid dalam ekstrak = (atropin + skopolamin)x10 = …. mg


Penetapan Kadar Hiosiamin (BP ‘93)
Larutan uji Sisa CHCl3
Serbuk simplisia
•Uapkan dgn rotavapor
. Timbang 10 g •Larutkan dengan H2SO4
. +50 ml campuran eter : 0,01 N >> (±20 mL)
etanol (4:1) •Titrasi kelebihan H2SO4
. Kocok  diamkan 10 0,01 N dengan NaOH
menit 0,02 N + indikator metil- Sari CHCl3
. + 1,5 ml NH4OH encer P merah.
dan 2 ml air •Sari dengan H2SO4
. Biarkan 2 jam sambil kocok 0,1 N
•netralkan dengan
NH4OH (e),
Campuran serbuk •ulangi penyarian
simplisia, eter, etanol 95% Kadar alkaloid dengan CHCl3
dan NH4OH encer P
1 ml H2SO4 0,01 N ~ 5,788 mg
• perkolasi 3 jam alkaloida total dihitung sebagai Sisa cairan cucian
• uapkan ad. Kental hiosiamin

Syarat kadar: Kadar alkoloida • cuci


Ekstrak kental jumlah dihitung sebagai hiosiamin dengan
tidak kurang dari 0,03% CHCl3
+ 10 ml kloroform
+ 20 ml H2SO4  kocok
Fase bawah Kumpulan sari
• sari beberapa kali
Fase atas dengan campuran H2SO4
0,1 N + etanol 95% 
 Buang ad. Tersari sempurna
Perbedaan Metode PK ( FI III, FI IV, BP)
PK estrak beladon menurut FI IV : PK estrak beladon menurut FI III
 Metode yang digunakan adalah dan BP ‘93:
kromatografi.  Dilakukan perkolasi terlebih
dahulu.
 Menggunakan baku internal
dan baku eksternal.  Sebelum dititrasi, dilakukan
penyarian beberapa kali
 Sebelum dititrasi, dilakukan menggunakan kloroform.
penyarian beberapa kali Tujuan penyarian ini adalah
menggunakan kloroform. agar alkaloid tersari sempurna.
Tujuan penyarian ini adalah  Metode yang digunakan adalah
agar alkaloid tersari sempurna. volumetrik.
 Prinsip dan cara kerjanya sesuai
 Menggunakan titran NaOH dan
indikator metil merah
dengan kromatografi gas. Fase
gerak berupa gas dan fase diam  Prinsipnya: Kelebihan 1 tetes
titran, indikator akan bereaksi
berupa zat padat atau zat cair. dengan titrat dan memberikan
Penetapan kadar dilakukan perubahan warna yang sesuai
dengan menghitung LUAS dengan range Ph
AREA dari peak yang terbentuk.  Perbedaan FI III dan BP 93 
 Menggunakan baku internal hanya Normalitas Titran dan
dan baku eksternal. jumlah kesetaraan

Anda mungkin juga menyukai