MIKROMERITIKA
Selasa, 26 Maret 2019
Shift C, Kelompok 4
Pukul 07.00 – 10.00 WIB
Asisten Lab: 1. Feris Dzaky
2. Nadiatul Khaira Y.
Aisha Salsabilla1, Aulia Nur Assyifa Putri1, Edwin Pratama1, Gisela Priscilia
Cindy1, Julieta Mega Priyani1, Nabila Raihan Kandi1, Novi Trisiani1, Nurbaria
A. M.1, Rizkia Andicha Putra1, Taqiyyah Qothrunnadaa1
ABSTRAK
Mikromeritika adalah ilmu dan teknologi yang membahas tentang partikel kecil.
Tujuan dari percobaan ini adalah dapat menentukan ukuran partikel secara
mikroskopik, kerapatan partikel dengan piknometer, kerapatan alir serbuk dan sudut,
kerapatan curah (ruah, longgar, bulk) dan kerapatan mampat, serta sifat aliran serbuk.
Ukuran partikel maupun sifat fisik lainnya dapat mempengaruhi sifat kimia,
farmakologi ataupun aktivitas sediaan jadi. Sampel yang digunakan pada percobaan
kali ini terdiri dari asetosal, amprotab, dan starch 1500. Semakin kasar dan tak
beraturan permukaan partikel, maka sudut istirahat akan semakin besar.
ABSTRACT
Micromeritics is a science and technology that discusses small particles. The purpose
of this experiment is to determine the microscopic particle size, particle density with
piknometer, powder and angle flow density, bulk density (ruah, loose, bulk) and
compressed density, and also powder flow properties..Particle size and other physical
properties can affect the chemical properties, pharmacology or preparation activities.
The samples used in this experiment consisted of asetosal, amprotab, and starch 1500.
The rougher and the irregular the particle surface, the resting angle will be greater.
Keywords: Micromeritics, True Density, Flow Velocity and Resting Angle, Bulk and
Incompressible Speed.
PENDAHULUAN menentukan sifat polidispersitas
partikel yang bersangkutan (Majalah
Mikromimetik biasanya
farmasi indonesia,2015).
didefinisikan sebagai ilmu dan
teknologi tentang partikel yang kecil Setiap partikel memiliki kerapatan
hal yang termasuk di dalamnya adalah yang disebut juda dengan massa jenis.
ukuran diameter rata-rata, ukuran luas Kerapatan suatu zat dapat dicari dan
permukaan rata-rata, volume rata-rata dapat diketahui dengan membagi
dan sebagainya. Pengertian ukuran massa zat tersebut dengan volumenya.
partikel adalah ukuran diameter rata- Semakin besar kerapatn syaty partikel
rata. (Martin, et al, 1990). maka kerenggangannya semakin
berkurang sehingga semakin memadat
Ilmu dan teknologi tentang
zat tersebut. Fase gas memiliki
partikel kecil sering disebut dengan
kerapatan yang lebih kecil
mikromeritika dalla vave, disferensi
dibandingakan dengan fase cair
koloidal sering dicirikan oleh suatu
maupun fase padat (Pauliza, 2008).
partikel yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan alat mikroskop biasa, Untuk menghitung massa jenis
sedangkan partikel emulsi dan partikel suatu zat, dapat digunakan metode
suspensi pada formasi dan juga serbuk bobot jenis yaitu menggunakan
yang halus berada lebih dalam piknometer untuk mengukurnya.
jangkauannya pada mikroskop optik, Suatu zat pertama ditimbang lalu
partikel yang mempunyai ukuran menimbang piknometer kosong. Zat
serbuk yang lebih kasar, granul-granul dalam bentuuk cairan dimasukkan ke
tablet, dan garam garam yang berada dalam piknometer, lalu ditimbang.
pada suatu ayakan, (Martin,1993) Berat sampel dibagi dengan bobot
piknometer yang tertera (Halim, et al.,
Ukuran droplet/ partikel yang
2010).
berhubungan langsun dengan “ nasib”
obat sediaan inhalasi adalah diameter Penurunan ukuran partikel dapat
geometrik dan simpangan baku meningkatkan laju adsorbsi dan
geometrinya, karena simpangan baku berpengaruh pada proses kelarutan.
Pengurangan ukuran partikel berperan suatu zat. Selain itu, sudut istirahat
tidak hanya pada laju penyerapan juga dapat dipakai sebagai
tetapi juga pada kecilnya derajat pembanding uji fisik campuran granul
kelarutan suatu senyawa. (Gaikwad, atau serbuk yaitu dengan cara
2010). menghitung kontagen dari tinggi
kerucut yang dibentuk oleh serbuk itu
Fluiditas atau sifat alir serbuk
sendiri. Alhasil akan didapat sudut
merupakan faktor kritik dalam
yang membentuknya (Fadil dan
produksi obat sediaan padat. Hal ini
Aditya, 2017).
karena sifat alir serbuk berpengaruh
pada peningkatan reprodusibilitas Salah satu sediaan yang
pengisian ruang kompresi pada menggunakan hasil dari evaluasi
pembuatan tablet dan kapsul sehingga mikromeritika adalah mikrokapsul
menyebabkan keberagaman bobit dari sediaan obat analgesik atau jenis
sediaan lebih baik, demikian pula seperti ibuprofen( Okafar,2012)
yang terdapat pada efek
Faktor faktor yang dapat
farmakologisnya. Waktu alir
mempengaruhi terhadap fluiditas
merupakan waktu yang diperlukan
serbuk
untuk mengalir dari sejumlah zat yang
mengalir dalam suatu waktu tertentu A. Ukuran partikel dan distribusi
Ada beberapa cara untuk menguji Pengukur kecepatan alir serbuk, Alat
kualitas granul atau juga serbuk salah pemampat serbuk, gelas ukur 100 ml,
satunya dengan mengetahui kecepatan mikroskop optik dengan mikrometer,
alir dari serbuk tersebut. Serbuk atau dan piknometer mulut lebar 25 ml.
juga granul dapat dinyatakan sebagai
Bahan
granul dengan kualitas yang memiliki
tingkat mutu yang baik jika memenuhi Amprotab, asetosal, parafin cair,
syarat terpenting yaitu jika 100 g dari parasetamol, dan starch 1500.
Kerapatan Sejati onggokan dan tinggi serbuk serta tan θ
sampel.
Disiapkan alat dan bahan
yang digunakan berupa piknometer Kerapatan Curah dan Mampat
dan timbangan analitik, bahan
Ditimbang sampel masing-
asetosal, amprotab dan starch.
masing sebanyak 25 gram.
Piknometer kosong ditimbang dan
Dimasukkan ke dalam gelas ukur serta
dihasilkan berat sebesar 29,745g dan
dicatat volume dan didapatkan
29,251g. Piknometer berisi solven
volumenya. Kerapatan curah sampel,
setelahnya ditimbang dan dihasilkan
sampel yang dimampatkan, dan
berat 55,338g dan 53,691g. Ditimbang
kerapatan mampat sampel dihitung.
piknometer berisi 1 gram sampel dan
solven berisi air kemudian dihasilkan Hasil
Kerapatan Alir Serbuk dan Sudut 1,844g/ml, dan pada starch sebesar
- Foto
1. Penentuan kecepatan alir serbuk dan sudut istirahat
- Perhitungan
1. Menentukan Kerapatan • Bobot piknometer 3 +
Sejati solven = (53,691 –
• Bobot piknometer kosong 29,251) = 24,440 g
1 = 29, 745 g • Bobot asetosal + solven =
• Bobot piknometer kosong (53,204 – 29,251) =
3 = 29,251 g 23,953 g
• Bobot piknometer 1 + • Bobot amprotab + solven
solven = (55,338 - 27,345) = (55,783 – 29,745) =
= 25,593 g 26,038 g
• Bobot starch + solven =
(53,855 – 29,251) = ) - ),/
a. tan 𝜃 = .),/
= 0,4 ; 𝜃
24,604 g
= 21,8o
• Bobot masing masing ) - ),3
b. tan 𝜃 = .*,D
= 0,395 ;
sampel = 1 gram
1.1. 𝜌 𝑎𝑠𝑒𝑡𝑜𝑠𝑎𝑙 𝜃 = 21,55o
) - ),D
)*,**, - .
= )/ ()*,**,1)2,3/24.) c. tan 𝜃 = .2,>
= 0,391 ;
6 𝜃 = 21,35o
= 0,657 78
2.3. Starch
1.2. 𝜌 𝑎𝑚𝑝𝑟𝑜𝑡𝑎𝑏 ) - 2
)/,/32 - .
a. tan 𝜃 = 3,/
= 0,63 ; 𝜃
= )/ ()/,/321)=,,2>4.)
= 32,21o
6
= 1,844 78 ) - 2,2
b. tan 𝜃 = 3,/
= 0,66 ;
1.3. 𝜌 𝑠𝑡𝑎𝑟𝑐ℎ
𝜃 = 23,42o
)*,**, - .
= )/ ()*,**,1)*,=,*4.) ) - 2,/
c. tan 𝜃 = .,
= 0,7 ; 𝜃
6
= 1,169 78
= 34,9o
𝜃 = 25,17o 100%
) - .,D = 6,25%
c. tan 𝜃 = D,D
= 0,44 ;
,,>22221,,D>.)/
Menit 2 = x
𝜃 = 23,75o ,,>222
100% 100%
= 9,37% = 25,42%
,,>=),=1,,D>.)/ ,,/=>.>1,,*)2D2
Menit 4 = ,,>=),=
x Menit 2 = ,,/=>.>
x
100% 100%
= 9,37% = 25,42%
,,>3)>/1,,D>.)/ ,,/>.231,,*)2D2
Menit 5 = ,,>3)>/
x Menit 3 = ,,/>.23
x
100% 100%
= 12,46% = 27,11%
3.2. Amprotab ,,/>.231,,*)2D2
Menit 4 = ,,/>.23
x
,,/>.231,,*,3>.=
Menit 1 = ,,/>.23 100%
x 100% = 27,11%
= 29,51% ,,/>.231,,*)2D2
Menit 5 = ,,/>.23
x
,,/>.231,,*,3>.=
Menit 2 = ,,/>.23 100%
x 100% = 27,11%
= 29,51% 4. Perhitungan Rassio Hausner
,,/>.231,,*,3>.= 4.1. Asetosal
Menit 3 = ,,/>.23
,,>2222
x 100% Menit 1 = ,,D>.)/
= 29,51% = 1,066
,,/>.231,,*,3>.= ,,>2222
Menit 4 = Menit 2 = ,,D>.)/
,,/>.23
x 100% = 1,066
,,>=),=
= 29,51% Menit 3 = ,,D3.)/
,,/>.231,,*,3>.=
Menit 5 = ,,/>.23 = 1,103
,,>=),=
x 100% Menit 4 = ,,D3.)/
= 29,51%
= 1,103
3.3. Starch ,,>=),=
Menit 5 = ,,D3.)/
= 1,103
4.2. Amprotab
,,/>.23
Menit 1 = ,,*,3
= 1,419
,,/>.23
Menit 2 = ,,*,3
= 1,419
,,/>.23
Menit 3 = ,,*,3
= 1,419
,,/>.23
Menit 4 = ,,*,3
= 1,419
,,/>.23
Menit 5 = ,,*,3
= 1,419
4.3. Starch
,,/=>.>
Menit 1 = ,,*)2D2
= 1,341
,,/=>.>
Menit 2 = ,,*)2D2
= 1,341
,,/>.23
Menit 3 = ,,*)2D2
= 1,372
,,/>.23
Menit 4 = ,,*)2D2
= 1,372
,,/>.23
Menit 5 = ,,*)2D2
= 1,372