Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMASI


“IDENTIFIKASI KATION”

Syifa Fauziah
260110190037
Kelas B 2019
Senin 16 September 2019, pukul 07.00

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
I. Tujuan
Mengetahui kation berdasarkan sifat-sifat fisika dan reaksi kimia.

II. Prinsip
2.1 Reaksi Asam Basa
Asam itu dapat disebut sebagai suatu zat yang bila dilarutkan dalam air akan
terjadinya disosiasi dengan terbentuknya ion hydrogen sebagai satu-satunya
ion positif, sedangkan basa itu bisa disebut sebagai zat yang bila dilarutkan
dalam air akan terjadinya disosiasi dengan terbentuknya ion-ion hidroksil
sebagai satu-satunya ion negatif. (Svehla, 1990)
2.2 Reaksi Kompleks
Ion dapat disebut sebagai molekul kompleks yang terdiri dari satu atom (ion)
initi dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom (ion) inti tersebut..
(Svehla, 1990)
2.3 Reaksi Redoks
Reaksi Redoks adalah gabungan dari dua jenis reaksi yang berbeda, yaitu
reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Dalam reaksi redoks energy yang dilepas
oleh reaksi spontan itu diubah menjadi energy listrik atau energy listrik itu
digunakan agar reaksi nonspontan dapat terjadi. Di dalam reaksi redoks,
electron-elektronnya ditransfer dari satu zat ke zat lainnya. (Chang, 2006)
2.4 Analisis Kualitatif
Analisis Kualitatif berkaitan dengan adanya identifikasi zat-zat kimia,
contohnya itu mengenali unsur atau senyawa apa saja yang berada pada
suatu sampelyang ada. Dalam Analisis kualitatif ini ada dua aspek yang
cukup penting yaitu pemisahan dan identifikasi. (Day dan Underwood,
2002)
III. Reaksi
3.1 Identifikasi ion hidronium (H3O+)
Zn + 2H+ → Zn3+ + H2↑
(Svehla,1985)
3.2 Identifikasi ion NH4+
a) NH4+ + OH- → NH3↑ + H2O
b) NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- → HgO . Hg(NH2)↑↓ 7S- + 3H2O
(Svehla,1985)

3.3 Identifikasi ion Ag+,Pb+, Hg2 +, Hg+


a) Ag++ Cl+ → AgCl↓
AgCl↓ + 2NH3 → [Ag(NH3)2]+ + Cl+
6Ag + 8HNO3 → 6Ag+ + 2NO↑ + 6NO2- + 4H2O
Pb2+ + 2Cl- → PbCl2↓
PbCl2↓ + 2NH3 + 2H2O → Pb(OH)2↓ + 2NH4+ + 2Cl-
3Pb + 8HNO3 → 3Pb2+ + 6NP2- + 2NO + 4H2O
Hg2+ + 2Cl- → HgCl2
Hg2Cl2 + 2NH3 → Hg↓ + Hg(NH2)Cl↓ + NH4+ + Cl-
3Hg2Cl2↓ + 2HNO2 + 6HCl → 3HgCl2 + 2NO↑ + 4H2O
b) Ag+ + I- → AgI↓
Pb2+ + 2I- → PbI2↓
PbI2 + 2I- →← [PbI4]2-
Hg22+ + 2I- → Hg2I2↓
Hg2I2↓ + 2I- → [H2I4]2- + Hg↓
c) Ag+ + CrO42- → AgCrO4↓
Pb2+ + CrO42- → PbCrO4↓
Hg22+ + CrO42- → HgCrO4↓
d) 2Ag+ + 2OH- → Ag2O􀀀 + H2O
Pb2+ + 2OH- → Pb(OH)3
Hg22+ + 2OH- → HgO2+ H2O
(Svehla, 1985)
3.4 Identifikasi Ion Hg22+ dan Hg2+
a) Hg22+ + 2OH- → Hg2O4
Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2
Hg22+ + 2OH- → Hg2O + H2O
Hg22+ + 2Cl- → Hg2Cl2
b) Hg22+ + 2I → Hg2I2
Hg2I2 + 2I- → [HgI4]2- + Hg
Hg2+ + 2I- → HgI2
HgI2 + 2I- → [HgI4]2-
(Svehla, 1985)
3.5 Identifikasi Ion Ba2+, Co2+, Sr2+
a) Ba2+ + 2HCl → BaCl2 + H2
Ba2+ + NH4OH → Ba(OH)2 + NH3
Ba2+ + CO32- → BaCO2↓
b) Sr2+ + 2HCl → SrCl2 + H2
Sr2+ + NH4OH → Sr(OH)2 + NH3
Sr2+ + CO32- → SrCO3↓
Sr2+ + CrO42+ → SrCrO4↓
Sr2+ + SO42- → SrSO4↓
c) Ca2+ + CO22- → CaCO3↓
Ca2+ + CrO42- → CaCrO4↓
Ca2+ + SO42- → CoSO4
(Svehla, 1985)
3.6 Identifikasi ion Cu2+ dan Cd2+
2Cu2+ + Ka[Fe(CN)2] → 4H+ + Cu2[Fe(CN)4]
2Cd2+ + Ka[Fe(CN)2] → 4H+ + Cd2[Fe(CN)4]
Cu2+ + 2NaOH → Cu(OH)2 + 2Na+
Cu2+ + NH2 → [Cu(NH3)4]2+
2Cu2+ + Ka[Fe(CN)6 → Cu2[Fe(CN)6]
Cu2+ + Fe Fe2+ + Cu
(Svehla, 1985)
3.7 Identifikasi ion Co2+
Co2+ + OH- + NO3- → Co(OH)NO2↓
Co2+ + 4JCN- → [Co(JCN)4]2- + amil alkohol
2H2+ + [Co(JCN)4]2- ←→ H2[C(JCN)4]
Co2+ + NH2 + H2O + NO3 → Co(OH)NO3 + NH4+
(Svehla, 1985)
3.8 Identifikasi ion Ni2+
Ni2+ + NH4OH → Ni(OH)2 + NH4+
(Svehla, 1985)
3.9 Identifikasi ion Al2+ dan Zn2+
Al2+ + 3OH- → Al(OH)3
Zn2+ + 2OH- → Zn(OH)3
(Svehla, 1985)
3.10 Identifikasi ion Fe2+ dan Fe3+
4Fe3+ + 3[Fe(CN)6]4- → Fe4[Fe(CN)6]3
3Fe2+ + 3K3Fe(CN)6 → Fe4[Fe(CN)6]6
Fe3+ + 3NH3 + 3H2O ←→ Fe(OH)2 + 3NH4
2Fe + 3H2SO4 → Fe(SO4)3 + 3H2
Fe3+ + 3KCNS → Fe(CNS)3 + 3K+
(Svehla, 1985)
3.11 Identifikasi ion As2+ cara Gutzeit
As3+ + 3Zn + 3H+ → AsH2↑ + 3Zn2+
AsH3 + 2Au3+ → As3+ + 2Au↓ + 3H+
(Svehla, 1985)
3.12 Identifikasi ion Na+, K+ , Mg2+ dan NH4+
a) Na+ + Ms2+ + 3VO22+ + 9CH3COO- → NaMg(VO2)3(CH3COO)9
b) 3K+ + [Co(NO2) 6]2- → K3[Co(NO2)10]
c) Mg2+ + HgHPO
(Svehla, 1985)
IV. Teori Dasar
Terdapat salah satu cara yang bisa seorang praktikkan lakukan untuk
mengetahui adanya komposisi apa saja dari suatu bahan kimia di alam yang
umumnya itu berada dalam keadaan campuran harus dilakukannya suatu
metode analisis yang tepat. (Chadijah, 2012)
Yang dibahas dalam Analisis Kualitatif adalah identifikasi suatu zat
dalam sampel. Analisis Kualitatif juga dapat digunakan dalam bentuk senyawa
maupun larutan.(Liao, et all., 2015)
Dengan adanya metode Analisis Kualitatif, semua kation yang ada bisa
digolongkan ke dalam lima golongan berdasarkan suatu sifat dari kation itu
terhadap reagensia. Dengan adanya reagensia, dapat ditentukan golongan-
golongan kation itu, dan bisa juga memisahkannya untuk pemeriksaan lebih
lanjut. (Svehla, 1990). Dalam metode Analisis kualitatif biasa dapat
menggunakan beberapa pereaksi golongan dan spesifik. untuk mengidentifikasi
jenis kation ataupun dalam larutan, dapat digunakannya kedua pereaksi itu. Ada
beberapa reagensia yang cukup sering digunakan diantaranya adalah Asam
Klorida, Hidrogen Sulfida, Ammonium Sulfida, dan Ammonium Karbonat.
(Keenan, C. W. 1991)
Terbentuknya kation itu karena adanya satu ataupun lebih electron yang
ada dalam suatu elemen. Ion itu bermuatan positif, dan memiliki peran yang
cukup penting dalam kehidupan ini, contohnya ada Natrium (Na), Kalium (K),
dan Magnesium (Mg). Dalam Jurnal UC Davis disebutkan pula bahwa elemen
tersebut berperan penting dalam system regulasi tekanan darah dan kontraksi
otot. (UC Davis, 2016)
Dalam Menganalisa secara kualitatif, cara memidahakan logam tertentu
itu harus mengikuti prosedur kerja. Misalnya untuk zat yang fasenya padat,
praktikkan dapat memilih pelarut yang cocok. Awalnya ion-ion diendapkan,
selanjutnya endapan itu akan dipisahkan dengan cara disaring ataupun diputar
dengan cara centrifuga. (Cokrosarjiwanto, 1997)
Endapan itu akan terbentuk bila suatu larutan itu mencapai keadaan jenuh.
Endapan itu terjadi apabila kelarutan sebuah larutan itu lebih kecil dari hasil
kali ion-ion dalam kelarutan. Kelarutan itu tergantung pada suhu, tekanan,
konsentrasi, dan penyusun larutan tersebut. (Sangi, 2008)
Klasifikasi kation itu dibagi menjadi lima golongan, golongan itu adalah
Golongan I : membentuk endapan dengan HCl encer. Contoh: timbal,
raksa, perak
Golongan II : membentuk endapaan saat direaksikan dengan H2S saat
suasana asam. Contoh: tembaga, cadmium, timah (II).
Golongan III : Membentuk endapan saat direaksikan dengan ammonium
sulfide pada pH 7. Contoh: kobalt (II), nikel (II), besi (III).
Golongan IV : Membentuk endapan saat bereaksi dengan ammonium
karbonat. Contoh: kalsium, strontium, barium.
Golongan V : Tidak bereaksi dengan reagen yang telah disebutkan
sebelumnya. Contoh: hydrogen, natrium, dan kalium (Svehla,1990).
V. Alat dan Bahan
5.1 Alat
a. Kaca Objek
b. Kawat Ni-Cr
c. Lakmus
d. Penjepit kayu
e. Pelarut
f. Plat tetes
g. Rak tabung reaksi
h. Spatula
i. Tabung reaksi
5.2 Bahan
a. AgNO3
b. As2O3
c. Asam borat
d. BaCl2
e. Boraks
f. CaCl2
g. Co(NO3)2
h. CuSO4
i. FeCl3
j. FeSO4
k. Hg2Cl2
l. HgCl2
m. KI
n. MgSO4
o. Na2B4O7
p. NaCl
q. NH4+
r. Ni(NO3)2
s. Pb-Ac (Pb-Asetat)
t. Tawas
5.3 Gambar Alat
5.3.1 Kaca Objek 5.3.2 Kawat Ni-Cr 5.3.3 Lakmus

5.3.4 Penjepit kayu 5.3.5 Pelarut 5.3.6 Plat tetes

5.3.7 Rak Tabung Reaksi 5.3.8 Spatula 5.3.9 Tabung Reaksi

VI. Data Pengamatan


No Sampel Prosedur Hasil Pengamatan Literatur Reaksi
1. Uji Pb2+, Ketiga tabung Pb2+ : Akan terbentuk Endapan putih Ag+ + Cl+ → AgCl↓
Ag+ Hg2+ Ditambahkan HCl endapan putih, larut jika (Svehla, 1985). Pb2+ + 2Cl- →
Hg+ encer ke dalam dipanaskan PbCl2↓
kemudian Ag+ : Akan terbentuk
dipanaskan endapan putih
Tambah NH4OH Pb2+ + NH4OH
berlebih Ag+ + NH4OH
Tambah KI pada Ag+ : Terbentuknya larutan Endapan Kuning Ag+ + I- → AgI↓
ketiga tabung kuning, endapan putih (Svehla, 1985). Pb2+ + 2I- → PbI2↓
Pb2+ : Terbentuknya larutan
kuning endapan oranye
Tambah KI Ag+ : Terbentuknya larutan Endapan Kuning Ag+ + I- → AgI↓
berlebih kuning, endapan putih (Svehla, 1985). Pb2+ + 2I- → PbI2↓
Pb2+ : Terbentuknya
larutan kuning endapan
oren
Tambah K2CrO4 Ag+ : Terbentuknya Endapan merah Ag+ + CrO42- →
endapan cokelat hitam (Svehla, 1985) AgCrO4↓
Pb2+ : Terbentuk endapan Pb2+ + CrO42- →
putih PbCrO4↓

Tambah NaOH Ag+ : Terbentuknya Ag+ : Endapan Ag+ + NaOH


encer endapan cokelat kehitaman coklat (Svehla, Pb2+ + NaOH
Pb2+ : Terbentuk endapan 1985).
putih Pb2+ : Endapan
putih (Svehla,
1985).
2. Uji Cu2+ Pada masing- Cu2+ : Terbentuknya Cu2+ +
dan Cd2+ masing tabung endapan merah kecoklatan CH3COOH
tambah 10 tetes Cd2+ : Terbentuk endapan Cd2+ +
sampel diasamkan berwarna putih CH3COOH
dengan CH3COOH
4M
Tambahkan Cu2+ : Endapan hijau tua Cu2+ : Endapan 2Cu2+
K4Fe(CN)6 0,1 N Cd2+ : Endapan kuning Coklat- merah +Ka[Fe(CN)2] →
(Svehla, 1985). 4H+ +
Cu2[Fe(CN)4]
2Cd2+ +
Ka[Fe(CN)2] →
4H+ +
Cd2[Fe(CN)4]
3. Uji Na+, Tambahkan 1 tetes Kedua larutan tidak
K+, dan ammonium oksalat berubah
Mg2+, 0,4M dan 1 tetes warna/bening dan
dan ammonium sulfat tercampur
NH4+ 1M, kemudia
dikocok
Na+ : Diambil 2 Na+ + Ms2+ +
tetes larutan Terbentuk kristal 3VO22+ +
pertama + (Reagen tidak tersedia) berwarna kuning 9CH3COO- →
CH3COOH 1M, + (Svehla, 1985). NaMg(VO2)3(CH3
5 tetes larutan seng COO)9
uranil asetat, kocok
(Na = 2 tetes)
Mg2+ : Ambil 10
tetes larutan Terbentuk endapan
pertama + NH4OH Terbentuk endapan putih (Svehla,
4M + 2 tetes larutan putih 1985).
Na2HPO4 1M,
kemudian dikocok
Mg2+ : Endapan Tidak terjadi
dilarutkan dalam 2 perubahan
tetes asam oksalat 1 Endapan akan larut
M & 3 tetes (Svehla, 1985).
Air.
Mg2+ : (Pengujian tidak dilakukan) +kuning titan Mg2+ + HgHPO
Ditambahkan 1 endapan merah tua
tetes +NaOH endapan
titan kuning & putih (Svehla,
NaOH 4 1985)
M berlebih
K+ : Ditambahkan Endapan kuning 3K+ + [Co(NO2)
5 tetes 6]2- →

CH3COOH 4M K3[Co(NO2)10]
lalu
dipanaskan
Setelah dingin, (Tidak ada reagen) Endapan kuning
ditambahkan 2 (Svehla, 1985).
tetes
larutan
Na3[Co(NO2)6]
3-
Uji Kawat Ni-Krom Tidak dilakukan
Nyala dicelupkan ke HCl
Api pekat.
Kawat dibakar
pada
nyala api oksidasi.
Padatan diambil
menggunakan
kawat
Ni-Krom.
Dibakar pada nyala Na+ : Kuning terang
api K+ : Oren
Oksidasi.
4. Uji H3O+ Dimasukkan logam
Zn kedalam 2 ml
HCl 6M atau
HNO3 6M atau
H2SO4 6M
Celupkan kertas Lakmus biru jadi merah, Zn + 2H+ → Zn2+
lakmus. lakmus merah jadi biru + H2
5. Uji NH4+ Masukkan ion Ada gas NH3, jadi NH4+ + OH- →
NH4+ ke dalam mengubag Lakmus merah NH3↑ + H2O
tabung, kemudian menjadi biru
tambahkan NaOH
4M, letakan lakmus
merah basah pada
mulut tabung
reaksi, kemudian
panaskan
6 Uji Hg+ Masukkan Hg+ dan Hg2+ : Terbentuknya HgCl2 + 2NaOH
dan Hg2+ pada masing- endapan oren. → 2Ag(OH)2 +
Hg2+ masing tabung, 2NaCl
kemudian
tambahkan NaOH
4M pada kedua
tabung
Tambahkan NaOH
4M pada kedua
tabung
Ditambahkan HCl Endapan putih Hg2+ + 2Cl- →
4M pada kedua (Svehla, 1985). HgCl2
tabung
Ditambahkan KI Hg2+ + 2I- →
1M diamkan HgI2
Endapan hijau
kemudian tambah
(Svehla, 1985).
KI berlebih.
7. Uji Ba2+, 10 tetes larutan Larut dalam HCl
Ca2+, dan sampel ditambah 1 encer (Svehla,
Sr2+ tetes HCl. 1985)
Basakan dengan Berwarna putih keruh Endapan putih Ba2+ + NH4OH →
NH4OH 4M. (Svehla, 1985) Ba(OH)2 + NH3
Sr2+ + NH4OH →
Sr(OH)2 + NH3
Sampel ditambah Endapan putih
(NH4)2CO3 1M (Svehla, 1985).
Sampel ditambah Endapan larut sementara
CH3COOH.
Sampel ditambah Endapan larut sementara
ammonium asetat
4M
Sampel ditambah Berubah jadi warna kuning Ba2+ : Endapan Sr2+ + CrO42+ →
K2CrO4 1M kuning (Svehla, SrCrO4↓
1985). Ca2+ + CrO42- →
CaCrO4↓

Jika kuning + HCl Tetap kuning


Sampel ditambah Larutan jingga dan endapan
H2SO4 4M putih
Jika endapan putih Uji Nyala warna hijau
lakukan uji nyala
8. Uji Larutan ditambah Larutan berwarna merah
CO2+ HCl 1M
Larutan ditambah Larutan menjadi ungu
NH4CNS beberapa
butir, kocok
Larutan ditambah Larutan berubah warna Co2+ + NH2 + H2O
aseton menjadi biru + NO3 →
Co(OH)NO3 +
NH4+Co(OH)NO2↓
9. Uji Ni2+ Larutan Endapan biru tua Ni2+ + NH4OH →
ditambahkan Ni(OH)2 + NH4+
NH4OH 4M
Lrutan ditambah Endapan merah
beberapa tetes
DMG
10. Uji Al3+ Ditambahkan Zn2+ diberikan perlakuan Endapan putih Al2+ + 3OH- →
dan NaOH 4M sampai Alizarin. Larutan (Svehla, 1985). Al(OH)3
Zn2+ warna ungu Zn2+ + 2OH- →
Zn(OH)3

Ditambahkan
NaOH 4M berlebih
Ditambahkan Endapan merah
Alizarin S (Svehla, 1985).
Ditambahkan Stabil terhadap
CH3COOH asam asetat
(Svehla, 1985).
Ditambahkan
K4Fe(CN)6
11. Uji Fe2+ Tabung 1 ion fero, Endapan biru tua 4Fe3+ +
dan Fe tabung 2 ion feri 3[Fe(CN)6]4- →
3+ keduanya Fe4[Fe(CN)6]3
ditambahkan
K4Fe(CN)6
Tabung 1 ion fero, 3Fe2+ +
tabung 2 ion feri 3K3Fe(CN)6 →
keduanya Fe4[Fe(CN)6]6
ditambahkan
K3Fe(CN)6
Tabung 1 ion fero, Endapan (Svehla, Fe3+ + 3NH3 +
tabung 2 ion feri 1985) 3H2O ←→ Fe(OH)2
keduanya + 3NH4
ditambahkan
ammonia encer
Tabung berisi fero Endapan putih
ditambahkan asam
sulfat encer,
ditambah o-
fenantrolin
Tabung berisi feri Endapan coklat kemerahan Endapan coklat
ditambahkan kekuningan
NH4CNS atau (Svehla, 1985)
KCNS, tambah 1-
2ml eter atau amil
alkohol
12. Uji ion Ditambahkan ion Tidak dilakukan
arsen arsen
(As3+)
cara
Gutzeit
Ditambahkan 5 As3+ + 3Zn + 3H+
tetes HCl pekat dan → AsH2↑ + 3Zn2+
logam Zn
Ditambahkan kapas
yang telah dibasahi
Pb-asetat di mulut
tabnng
Tutup mulut tabung AsH3 + 2Au3+ →
dengan kertas yang As3+ + 2Au↓ + 3H+
dibasahi HgCl2
atau AgNO3

Pengamatan Organoleptis
No Nama Bentuk Warna
1. Pb Asetat Serbuk Putih
2. Amonium Klorida Serbuk Putih
3. CuSO4 Serbuk Biru
4. Co(NO3)2 Kristal Merah
5. Al2Cl3 Kristal Putih
6. ZnCl2 Kristal Putih Keruh
7. BaCl2 Serbuk Putih
8. KI Serbuk Putih
9. MgSO4 Serbuk Putih
10. Boraks Serbuk Putih
11. HgCl2 Serbuk hablur Putih
12. NaCl Kristal Putih
13. As2O3 Serbuk hablur Putih
14. FeCl3 Kristal Merah
5. CaCl2 Padatan Putih

VII. Perhitungan
-
VIII. Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, ada banyak kation yang akan kami coba, teatpi
dari semua itu, ada beberapa yang tidak dilakukan karena tidak adanya alat dan
sampel di laboratorium. Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk
mengetahui kation berdasarkan sifat-sifat fisika dan reaksi kimia. Pada
percobaan Pertama saya melakukan uji kation Pb2+, Ag+ Hg2+ Hg+, hal yang
dilakukan pertama kali adalah semua kation itu dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan aquades, karena semua kation itu bentuknya
serbuk. Setelah dilarutkan, ketiga tabung reaksi itu ditambahkan asam klorida
encer ke, kemudian dipanaskan. Pb2+ akan terbentuk endapan putih jika
dipanaskan, dan Ag+ pun akan terbentuk endapan putih, setelah itu tambahkan
NH4OH yang berlebih, setelah ditambah NH4OH, tambahkan KI pada ketiga
tabung itu, dan selanjutnya tambahkan KI yang berlebih. Hasil yang didapat
bila ditambah dengan KI adalah Ag+ akan terbentuk larutan kuning, dan
endapan putih, sedangkan Pb2+ akan terbentuk larutan kuning dan endapan
oren. Hal ini sesuai dengan reaksi berikut
Ag+ + I- → AgI↓

Pb2+ + 2I- → PbI2↓ (Svehla, 1990)


Setelah itu, tambahkan K2CrO4, dan yang terakhir ditambahkan NaOH encer.
Hasil yang didapat pun sesuai dengan literature.
Pada percobaan kedua menguji Cu2+ dan Cd2+. Hal yang pertama
dilakukan pun sama yaitu masukkan semua sampel ke dalam tabung reaksi,
kemudian tambahkan aquades sampai semua sampel larut. Setelah itu sampel
diasamkan dengan asam asetat 4M, hasilnya itu Cu2+ : Terbentuknya endapan
merah kecoklatan dan Cd2+ : Terbentuk endapan berwarna putih. Setelah
ditambah asam asetat kemudian tambahkan K4Fe(CN)6 0,1 N, dan hasil yang
didapat pun Cu2+ : Endapan hijau tua, dan Cd2+ : Endapan kuning. Namun,
jika melihat pada literature, hasil yang didapat itu tidak sesuai. Pada literature
hasil yang didapat seharusnya Cu2+ : Endapan Coklat- merah.
Pada percobaan ketiga dilakukan uji Na+, K+, dan Mg2+, dan NH4+, hal
yang pertama dilakukan semua sampel dilarutakan menggunakan aquades,
setelah itu pada semua sampel tambahkan 1 tetes ammonium oksalat 0,4 M dan
1 tetes ammonium sulfat 1 M, kemudian dikocok.. hasilnya yang didapat Kedua
larutan tidak berubah warna/bening dan tercampur. Pada ion Na+ ambil 2 tets
larutan pertama kemudian tambahkan Asam asetat 1 M, dan 5 tetes senguranil
asetat, namun senguranil asetat ini tidak tersedia di laboratorium. Kemudian ion
Mg2+ : Ambil 10 tetes larutan pertama + NH4OH 4M + 2 tetes larutan
Na2HPO4 1M, kemudian dikocok dan terbentuk endapan putih. Kemudian
endapan itu dilarutkan dalam 2 tetes asam oksalat 1 M & 3 tetes air, hasil yang
didapatnya itu tidak adanya perubahan. Tahap yang sealanjutnya itu Mg2+
ditambahkan 1 tetes titan kuning & NaOH 4M berlebih, tapi tidak dilakukan,
karena titan kuning tidak tersedia di laboratorium. Untuk ion K+ ditambahkan 5
tetes CH3COOH 4M lalu dipanaskan, dan terbentuk endapan kuning. Sesuai
dengan reaksi berikut.
3K+ + [Co(NO2) 6]2- → K3[Co(NO2)10] (Svehla, 1990)

Tahap selanjutnya adalah mendinginkan ion K+, setelah dingin kemudian


tambahkan 2 tetes larutan Na3[Co(NO2)6]3- tetapi tidak adanya reagen di
laboratorium.

Pada percobaan keempat dilakukan uji H3O+, pertama itu reagen dilarutkan
menggunakan aquades, kemudian dimasukkan logam Zn kedalam 2 ml HCl 6M
atau HNO3 6M atau H2SO4 6M, dan setelah itu celupkanlah ke kertas lakmus,
dan hasil yang didapat kertas lakmusnya berubah menjadi biru, yang dipakai
dalam praktikum kali ini adalah kertas lakmus merah. Sesuai dengan reaksi
berikut.
Zn + 2H+ → Zn2+ + H2

Selanjutnya menguji ion NH4+, hal yang dilakukan pun sama seperti
sebelumnya yaitu reagen dilarutkan terlebih dahulu. Kemuadian masukkan ion
NH4+ ke dalam tabung reaksi, selanjutnya tambahkan NaOH 4M, setelah itu
letakkan lakmus merah basah pada mulut tabung reaksi kemudian dipanaskan,
dan hasilnya mengubah lakmus merah menjadi biru dan terbentuknya gas NH3.
Yang sesuai dengan reaksi berikut.

NH4+ + OH- → NH3↑ + H2O (Svehla, 1990)

Selanjutnya yaitu menguji ion Hg+ dan Hg2+, pertama masukkan Hg+ dan
Hg2+ pada masing-masing tabung, kemudian tambahkan NaOH 4M pada kedua
tabung, dan hasil yang terbentuk itu ion Hg2+ membentuk endapan oren,
kemudian tambahkan NaOH pada masing-masing tabung, selanjutnya
tambahkan Asam Klorida 4 M pada kedua tabung, dan yang terakhir tambahkan
KI 1M, lalu diamkan, dan tambahkan KI berlebih.

Selanjutnya adalah uji Ba2+, Ca2+, dan Sr2+, pertama tama, reagen
dilarutkan. Kemudian tambahkan 1 tetes Asam klorida. Kemudian larutan
dibasakan dengan NH4OH 4M, hasil yang terbentuk warnanya berubah menjadi
warna putih keruh dan adanya endapan putih. Setelah itu sampel ditambah
dengan (NH4)2CO3 1M, selanjutnya ditambah dengan asam asetat, dan
endapanpun larut hanya sementara, lalu ditambah dengan ammonium asetat 4M,
setelah itu ditambahkan dengan K2CrO4 1M, hasilnya warnanya berubah
menjadi kuning, dan hasilnya pun sesuai dengan literature. Tahap selanjutnya
jika terbentuk endapan kuning, tambahkan HCl, hasilnya pun tetap kuning,
selanjutnya ditambah H2SO4 4M, dan hasilnya didapat larutan jingga dan
endapan putih.
Selanjutnya adalah uji CO2+, pertama-tama reagen dilarutkan, kemudian
larutan tersebut ditambah dengan HCl 1M, hasilnya pun larutan menjadi
berewarna merah, lalu ditambah NH4CNS beberapa butir, kemudian dikocok,
hasilnya pun larutan menjadi berwarna ungu. Setalah itu larutan ditambah dengan
aseton, hasilnya menunjukkan larutan tersebut berubah warna menjadi warna
biru. Hal ini sesuai dengan reaksi berikut.

Co2+ + NH2 + H2O + NO3 → Co(OH)NO3 + NH4+Co(OH)NO2↓

(Svehla, 1990)

Pengujian yang selanjutnya adalah uji Ni2+, pertama tama regaen


dilarutkan, kemudian larutan ditambah NH4OH 4M dan terbentuk endapan biru,
selanjutnya larutan ditambah beberapa tetes DMG, dan hasilnya larutan tersebut
berubah menjadi endapan merah.

Pengujian berikutnya adalah uji Al3+ dan Zn2+, Pertama reagen


dilarutkan, kemudian ditambah NaOH 4M, hasil yang didapatpun Zn2+
diberikan perlakuan sampai Alizarin. Larutan warna ungu. Hal tersebut tidak
sesuai dengan literature, karena literature menyebutkan bahwa hasil yang
seharusnya itu terbentuk endapan putih. (Svehla, 1990). Kemudian ditambah
dengan NaOH 4M berlebih, lalu ditambah Alizarin S, selanjutnya ditambah
Asam asetat, dan yang terakhir ditambah dengan K4Fe(CN)6

Pengujian yang selanjutnya adalah uji Fe2+ dan Fe 3+. Pertama yang harus
dilakukan adalah melarutkan reagen. Kemudian Tabung 1 ion fero, tabung 2 ion
feri keduanya ditambahkan K4Fe(CN)6, hasilnya terbentuk endapan biru tua.
Selanjutnya Tabung 1 ion fero, tabung 2 ion feri keduanya ditambahkan
K3Fe(CN)6, kemudian Tabung 1 ion fero, tabung 2 ion feri keduanya
ditambahkan ammonia encer, setelah itu Tabung berisi fero ditambahkan asam
sulfat encer, ditambah o-fenantrolin, dan terbentuk endapan putih, sedangkan
Tabung berisi feri ditambahkan NH4CNS atau KCNS, tambah 1-2ml eter atau
amil alcohol, dan terbentuknya endapan coklat kemerahan.

Dan pengujian kation yang terakhir adalah uji ion arsen (As3+) cara
Gutzeit, dan pengujian ini tidak dilakukan.

IX. Kesimpulan
Kation dalam suatu zat atau senyawa tunggal itu dapat diidentifikasi secara
sederhana melalui pengamatan warna, endapan, dan uji nyala (Flame test).
Sehingga dapat diketahui ion-ion tersebut termasuk ke dalam golongan kation
yang mana.

DAFTAR PUSTAKA
Chadijah, Sitti. 2012. Dasar-Dasar Kimia Analitik. Samata: Alaudin University
Press.
Chang, R. 2006. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti. Jakarta: Penerbit Erlangga
Cokrosarjiwanto. 1997. Kimia Analitik Kualitatif I. Yogyakarta: UNY Press.
Day, R. A. dan Underwood, A. L. 2002. Analisis Kimia Kualitatif Edisi Keenam.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Keenan, C. W, et al. 1991. Ilmu Kimia untuk Universitas. Jakarta: Penerbit Erlangga
Liao, W. et al. 2015. Value of Quantitative and Qualitative Analyses of Circulating
Cell Free DNA as Diagnostic Tools for Hepatocellular Carcinoma: a Meta-
analyses. Meta Analyses of Obsery Studies in Epidemiologi. Vol 94(14).
Available at ncbi.nlm.nih.gov.
Sangi, dkk. 2008. Analisis Fitokimia Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa Utara.
Chemical Program. Vol 1(1)
Svehla. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka
UC Davis. 2016. Cations dapat diakses di
https://chem.libretexts.org/Textbook_Maps/introductory-
Chemistry/Book%3A_Introductory_Chemistry_(CK-
12)07%3A_Chemical_Nomenclature/17,03%3A_Cations. [Diakses pada
Tanggal 15 September 2019]

Anda mungkin juga menyukai