Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FARMASI


“ IDENTIFIKASI ANION ”

Senin, 07.00- 10.00

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019

I. Tujuan
1.1. Mengidentifikasi anion dalam larutan dengan metode kualitatif.
II. Prinsip
II.1 Anion
Anion merupakan atom suatu unsur non logam yang mempunyai muatan
negatif (Syukri, 1999).
II.2 Pengendapan
Endapan merupakan suatu zat yang memisahkan diri dari fase padat dalam
suatu larutan. Endapan dapat dikeluarkan dengan penyaringan atau filtrasi.
Endapan terbentuk karena larutan menjadi jenuh dengan zat yang
bersangkutan (Svehla, 1985).
II.3 Uji kelarutan
Larutan merupakan campuran homogen dari beberapa zat. Zat yang terbagi
dinamakan zat terlarut, sedangkan zat yang membagi dinamakan zat pelarut.
Uji kelarutan merupakan metode yang menguji kelarutan suatu zat terlarut
terhadap suatu zat pelarut (Hilderbrand, 2016).

III. Reaksi
● Identifikasi ion asetat
CH3COO + KHSO4 → CH3COOH + KSO4-
(Svehla, 1985)

● Identifikasi ion Borat


H3BO3 + 3CH3OH → B(OCH3)3 + 3H2O
(Svehla, 1985)

● Identifikasi ion karbonat


Ba2+ + CO32- → BaCO3 (Svehla, 1985)
● Identifikasi ion sulfat
SO42− + Ba2+ → BaSO4↓ (Svehla, 1985)

● Identifikasi ion sulfit


SO32− + 2H+ → SO2↑ + H2O (Svehla, 1985)
● Identifikasi ion sulfida
- S2- + Pb(NO3) → PbS + 2NO3-
- S2- + 2H+ → H2S↑ (Svehla, 1985)

● Identifikasi ion tiosulfat


- S2O32− + 2H+ → S↓ + SO2↑ + H2O
-
2S2O32− + Fe3+ → [Fe(S2O3)2]− (Svehla, 1985)

● Identifikasi ion tiosianat


- SCN− + Ag+ → AgSCN↓
- 3SCN- + Fe3+ → Fe(SCN)3 (Svehla, 1985)

● Identifikasi ion kromat


- CrO43- + 2Ag2+ → Ag2(CrO4)3↓
- AgCrO4↓ + 2Cl- → 2AgCl↓ +CrO42- (Svehla, 1985)
▪ Identifikasi halogen ( Cl-, Br-, I-)
- Cl− + Ag+ → AgCl↓
- AgCl↓+ 2NH3 → [𝐴𝑔(𝑁𝐻3)2] + Cl-
- Cl- + H2SO4 → HCl↑ + HSO4-

- I− + Ag+ → AgI ↓
- AgI↓+ 2NH3 → [𝐴𝑔(𝑁𝐻3)2] + I
- 2I- + 2H2SO4 → I2↑ + SO42- + 3H2O

- Br-+ Ag+ → AgBr↓


- AgBr↓+ 2NH3 → [𝐴𝑔(𝑁𝐻3)2] +Br-
- Br- + H2SO4 → HBr↑ + HSO4- (Svehla, 1985)
-
▪ Identifikasi ion nitrit
- NO2− + CH3COOH → HNO2 + CH3COO−
3HNO2 → H2O + HNO3 + 2NO↑
Fe2+ + SO42− + NO↑ → [Fe.NO]SO4 (Svehla, 1985)

▪ Identifikasi ion oksalat


- (COOH)2 → H2O + CO↑ + CO2↑
(COO)22− + MnO2 + 4H+ → Mn2+ + 2CO2↑ + 2H2O
(COO)22− + Ca2+ → (COO)2Ca↓ (Svehla, 1985)

▪ Identifikasi permanganat
- 2MnO4 + 5H2O + 6H+ → 5O2↑ + 2Mn2+ + 8H2O
- 2KMnO4 + H2SO4 → MnO4 + 2K+ + SO42- + H2O
(Svehla, 1985)

IV. Teori Dasar


Anion merupakan ion-ion dari suatu senyawa non logam yang
mempunyai muatan negatif. Hasil penukaran ion negatif atau anion biasanya
yaitu resin yang harganya mahal apabila dibandingkan dengan penukaran kation.
Kemampuan untuk melakukan penukaran ion negatif memiliki hubungan dengan
ukuran. Semakin besar ukuran suatu anion, semakin sulit anion masuk ke dalam
antarlapis, begitu juga sebaliknya. Semakin kecil ukuran suatu anion, semakin
mudah anion masuk ke dalam antarlapis (Roto dan Umi, 2009).
Analisis kualitatif adalah suatu metode untuk mengidentifikasi
keberadaan dari suatu senyawa yang ada di dalam suatu sampel. Sampel dapat
berupa larutan, serbuk, ataupun kristal. Analisis kualitatif yang dilaksanakan
pada praktikum kali ini adalah analisis pada anion. Berbeda dengan analisis
kualitatif pada kation yang terstruktur dan mengikuti prosedur yang ada, analisis
anion lebih sering menggunakan uji spesifik. Pereaksi spesifik merupakan
pereaksi yang memberikan reaksi tertentu dengan menggunakan pereaksi yang
spesifik. Pereaksi spesifik merupakan pereaksi yang memberikan reaksi tertentu
untuk satu jenis anion atau kation tertentu. Praktikan dapat melihat adanya
perubahan kimia ketika menggunakan pereaksi-pereaksi tersebut, seperti adanya
perubahan warna, terbentuknya endapan, munculnya bau, serta terbentuknya gas
(Svehla, 1985).
Tujuan dari metode analisis kualitatif, adalah untuk mengetahui bahan,
unsur, ataupun yang terdapat di dalam sampel yang mempunyai reaksi yang
berbeda-beda, contohnya yaitu adanya perubahan warna (Sikanna, 2016).
Analisis kualitatif mempunyai tujuan untuk mencari tahu suatu senyawa
yang terdapat pada zat organik ataupun non organik. Dibutuhkan sebuah larutan
uji pada analisis kualitatif yang menggunakan metode destrusi basah (Mona,
2018).
Metode yang dapat dilakukan oleh praktikan dalam melaksanakan analisis
kualitatif yaitu dengan cara basah dan cara kering. Cara kering adalah metode
yang dilakukan dengan cara melakukan proses pemanasan. Sedangkan cara basah
contohnya yaitu pengendapan, penyaringan, penguapan, dan pemekatan endapan
(Padmaningrum, 2010).
Uji reaksi kering dilakukan untuk menguji padatan tanpa melarutkan
padatan tersebut atau menambahkan pereaksi lainnya. Dengan menggunakan uji
reaksi kering, kita dapat langsung menguji suatu sampel tanpa melalui
tahapan-tahapan lainnya. Caranya yaitu dengan metode pemanasan. Pertama
memasukkan sampel ke dalam tabung uji kemudian memanaskan tabung uji
tersebut diatas bunsen dan amati perubahan yang terjadi seperti perubahan warna
atau adanya endapan. Dengan metode pemanasan ini, kita dapat melihat
perubahan sifat yang terjadi untuk digunakan dalam mengidentifikasi sampel
tersebut. Selain itu, reaksi kering dapat kita lakukan dengan metode pembakaran.
Membakar kawat yang sudah dicelupkan ke dalam sampel dan mengamati
perubahan nyala api yang terjadi. Sedangkan uji reaksi basah harus dilakukan
dengan melarutkan padatan sampel atau dengan memberi pereaksi lain yang
menyebabkan larutan berubah warna, mengendap, atau bebasnya gas karena
keduanya bereaksi. (Sulistryarti, 2017)
Pengendapan adalah ketika suatu padatan tidak dapat larut dan terpisah
dengan pelarutnya. Apabila suatu sampel diberi pereaksi yang tepat dan
menunjukkan hasil positif maka proses pengendapan dapat terjadi. Suatu
senyawa pasti memiliki reagennya sendiri-sendiri yang dapat membuktikan
adanya analit dalam senyawa (Rakhmawati., 2013)
Endapan terjadi apabila larutan berada pada titik jenuh dengan zat yang
bersangkutan sehingga endapan dapat diartikan ketika suatu zat yang sudah
memisahkan diri sebagai suatu fase padat yang keluar dari larutan. Endapan
dapat berupa kristal atau sering disebut dengan koloid. Mengeluarkan endapan
dari larutan dapat dilakukan dengan penyaringan atau pemusingan. Pengertian
endapan memiliki persamaan dengan konsentrasi molar dari suatu larutan
jenuhnya. (Svehla, 1985).
Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi reaksi pengendapan
diantaranya yaitu :
1. pH reaksi
2. Suhu
3. Waktu
Waktu dan kecepatan reaksi dapat dirumuskan dalam persamaan
berikut :

r =dt/dc = k. Cn

Ket:
r = Kecepatan reaksi;
k = Konstanta kecepatan reaksi;
C = Konsentrasi;
n = Orde reaksi
(Anggraini, 2015)
Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan diantaranya yaitu :

a. Suhu, apabila suhu mengalami kenaikan maka kelarutan endapan


bertambah besar, akan tetapi pada kalium sulfat terjadi sebaliknya

b. Tekanan

c. Konsentrasi bahan – bahan yang terdapat dalam larutan sampel

d. Komposisi pada pelarutnya

(Svehla,
1985)

Anion merupakan ion negatif yang terbentuk apabila suatu atom menerima
elektron serta memiliki kelebihan elektron dalam suatu proses kimia (Chang,
2005).

Dalam pengidentifikasin anion yang menggunakan metode analisis


kualitatif reaksi pengendapan, dan uji kelarutan, Anion dibagi menjadi 4 golongan
berdasarkan kelarutan garam pelarutnya, yaitu:

1. Golongan Sulfat : SO42-, SO32-, PO42-, CrO42-,BO2-, CO32-, C2O42-,dan


AsO43-. Ion-ion pada golongan ini akan mengendap dengan Ba2+ dalam suasana
basa.

2. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, dan S2 . Anion golongan ini akan mengendap
dengan Ag+ dalam larutan asam (HNO3)

3. Golongan Nitrat : NO3-, NO2-, CHO-. Semua ion pada golongan ini larut
(tidak membentuk endapan pada senyawa/reagen apapun) (Svehla, 1985).
V. Alat dan Bahan
I. Alat dan Bahan
I.1. Alat
▪ Kaca Objek
▪ Kawat Cu
▪ Lakmus
▪ Penjepit kayu
▪ Pereaksi
▪ Plat tetes
▪ Rak tabung reaksi
▪ Spatula
▪ Tabung Reaksi
I.2. Bahan
▪ AgNO3
▪ Asam asetat
▪ Ba(NO3)2
▪ BaCl2
▪ Borat
▪ CaC2O4
▪ CaCl2
▪ CHCl3/CCl4 (kloroform)
▪ Fe(SCN)3 / Hg(SCN)2
▪ FeC2O4
▪ FeCl3
▪ FeSO4 padat
▪ H2SO4
▪ HCl
▪ Hg(NO3)2
▪ HNO3
▪ K2Cr2O7
▪ K2CrO4
▪ Kanji
▪ KBr
▪ KHSO4 Padat
▪ KIO3
▪ Kl
▪ KMnO4
▪ KOH/Ba(OH)2 (air barit)
▪ Larutan Amilum
▪ Metanol
▪ Mg(NO3)2
▪ Na2PO4
▪ Na2S / ZnS
▪ Na2S2O3
▪ Na2SO4
▪ Nacl
▪ NaNO2
▪ NaOH
▪ Natrium Bikarbonat
▪ Natrium Karbonat
▪ Natrium-rodizonat (C6Na2O6)
▪ NH4OH
▪ Padatan FeSO4
▪ Pb(NO3)2
▪ Pb-Asetat
▪ Serbuk Zink/Alumunium
▪ Sulfit (SO32-)
I.3. Gambar Alat
▪ Kaca Objek

▪ Kawat Cu


▪ Lakmus

▪ Penjepit kayu

▪ Plat tetes

▪ Rak tabung reaksi


▪ Spatula

▪ Tabung reaksi

VI. Data Pengamatan


6.1s. Pengamatan Organoleptis
No Sampel Warna Bentuk
1 Borat Putih Serbuk
2 NH4SCN Putih Kristal
3 NaNO3 Kuning Kristal
4 FeS Cokelat Padatan
5 NaCl Putih Kristal
6 (NH4)2C2O4 Putih Kristal
7 NaH2CO3 Putih Serbuk/ Hablur
8 K2CrO4 Kuning Hablur
9 AgNO3 Putih Kristal
10 Na2CO3 Putih Serbuk
11 KI Putih Serbuk
12 Na2PO4 Putih Padatan
13 Na-tiosulfat Putih Kristal
14 Na2SO4 Putih Hablur
15 KBr Putih Keruh Serbuk

6.2 Pengamatan Sampel


No Sampel Prosedur Reaksi Hasil
(Anion) Pengamatan

1. Sampel Membedakan Ba2+ + CO32- → BaCO3


garam: dengan HCO3- (endapan putih)
Na2CO3
1. Ditambahkan CO3 + Ca(OH)2 → CaCO3 +
Anion: larutan Ca(OH)2 H2O
CO32- atau Ba(OH)2.
2. Dipanaskan.
1. Ditambahkan Ca2+ + CO32- → CaCO3
1mL H2SO4 4M,
dipanaskan.
2. Gas yang
terbentuk
dialirkan ke
dalam tabung
reaksi yang berisi
larutan Ca(OH)2
atau Ba(OH)2.
Amati perubahan
yang terjadi.
Membedakan Ba2+ + CO32- →
dengan SO42- BaCO3 ↓
1. Ditambahkan 1. Saat
larutan BaCl2, BaCO3 + NO3- → ditambahka
diamati. n dengan
larutan
BaCl2,
terbentuk
2. Ditambahkan
endapan
HNO3 encer,
putih.
diamati.
2. Endapan
yang
terbentuk
larut setelah
ditambahka
n HNO3
encer.
2. Sampel: 1. Ditambahkan S2- + Pb(NO3)2 → PbS↓ + Dihasilkan
FeS larutan Pb(NO3)2. 2NO3- bau belerang.

Anion: S2- 2. Ditambahkan S2- + 2HCl → H2S↑ + 2Cl-


HCl / H2SO4 / S2- + H2SO4 →H2S↑ + SO42-
HNO3 encer, S2- + 2HNO3 → H2S↑ + 2NO3-
kemudian baunya
dicium.

3. Sampel: - 1. Ditambahkan SO32- + Ba2+ → 1. Terbentuk


larutan BaCl2. BaSO4 ↓ endapan
Anion: hitam saat
SO32- 2. Ditambahkan SO32- + 2H+ → H2SO3 ditambahka
HNO3 encer. n BaCl2.
2. Saat
3. Ditotolkan pada dimasukkan
kertas K2Cr2O7 – kertas
H2SO4 encer. lakmus
biru,
lakmus
tersebut
berubah
warna
menjadi
merah.
4. Sampel: 1. Larutan ion S2O32- + 2H+ → S + SO2 + H2O Setelah
Na-tiosulfat tiosulfat dipanaskan,
ditambahkan HCl menghasilkan
Anion: 4M, diamati. bau belerang.
S2O32- 2. Larutan ion 2S2O32- + I2 → S4O62- + 2I- Berwarna
tiosulfat 2S2O32- + Fe3+ → [Fe(S2O3)2]- lembayung.
ditambahkan 2S2O32- + 2Fe3+ → S4O62- +
larutan 2Fe2+
iodium/FeCl3,
diamati.
3. Diamkan dan
diamati kembali.
5. Sampel: (a) 1. Setelah
NaNO2 1. Ditambahkan ditambahka
H2SO4 4M dan n H2SO4
Anion: NO2- FeSO4 padat, 4M dan
kemudian FeSO4
dikocok. padat ],
2. Diamati. tidak terjadi
3. Ditambahkan perubahan
1mL H2SO4 pekat yang
melalui dinding dialami
tabung. Tidak larutan.
boleh digoyang
dan tabung dalam 2. Setelah
posisi miring). ditambahka
4. Diamati. n 1mL
H2SO4,
terbentuk
cincin
coklat pada
permukaan
larutan.
(b) NO2- + CH3COOH → HNO2 +
1. Ditambahkan CH3COO
asam asetat encer 3HNO3 → H2O + HNO3 + 2NO
dan larutan CS(NH2)2 + HNO2 → N2 ↑ +
thioureum 10%. H+ ↑ + SCN + 2H2O
2. Didiamkan
selama 5 menit,
diamati.
3. Ditambahkan
HCl encer dan
larutan FeCl3,
diamati.

6. Membedakan 1. Berubah
Sampel: dengan CO32- warna
Na2SO4 1. Ditambahkan SO42- + Ba2+ → BaSO4 menjadi
larutan BaCl2, putih
Anion: diamati. BaSO4 + NO3- → setelah
SO42- 2. Ditambahkan ditambahka
HNO3 encer, n BaCl2.
diamati.
2. Setelah
ditambahka
n HNO3
encer, tidak
terjadi
perubahan.
Membedakan 1. Berubah
dengan SO32- warna
1. Ditambahkan menjadi
larutan BaCl2, putih
diamati. SO42- + Ba2+ → BaSO4↓ setelah
ditambahka
2. Ditambahkan n BaCl2.
HNO3 encer, 2. Setelah
diamati. ditambahka
SO42- + 2H+ → H2SO4
n HNO3
3. Ditotolkan encer, tidak
dengan kertas terjadi
K2Cr2O7 – H2SO4 perubahan.
encer, diamati. 3. Larutan
tersebut
dapat
memerahka
n kertas
lakmus
biru.
7. Sampel: (a)
K2CrO4 1. Pada pelat tetes, CrO42- + 2Ag+ → Ag2CrO4 ↓ 1. Berubah
tiga lubang diisi warna
Anion: masing-masing menjadi
CrO42- dengan 2 tetes merah
larutan kromat kecoklatan.
dan 1 tetes
AgNO3, diamati. Ag2CrO4 ↓ + 2Cl- → 2AgCl +
2. Lubang pertama CrO42- 2. Terbentuk
ditambahkan 1 2Ag2CrO4 ↓ + 2H+ → 4Ag+ + endapan
tetes HCl 4M, Cr2O72- + H2O putih.
diamati.
3. Lubang kedua
3. Endapan
ditambahkan 1
yang
tetes asam HNO3
terbentuk
2M, diamati. Ag2CrO4 ↓ + 4NH3 →
larut.
+ 2-
4. Lubang ketiga 2[Ag(NH3)2] + CrO4

ditambahkan 1-2 4. Endapan


tetes NH4OH 4M, larut.
diamati.
(b)
1. Pada pelat tetes, 1. Terbentuk
tiga lubang diisi endapan
masing-masing putih.
dengan 2 tetes
larutan kromat
dan 1 tetes Pb
asetat, diamati.
2. Lubang kedua 2. Terbentuk
ditambahkan 1 endapan
tetes asam HNO3 jingga.
2M, diamati. 3. Endapan
3. Lubang ketiga yang
ditambahkan 3 terbentuk
tetes NaOH 2M, berkurang
diamati. sedikit.
(c) CrO42- + BaCl2 → BaCrO4 ↓ +
1. Ditambahkan 2Cl-
BaCl2, diamati.
2. Ditambahkan BaCrO4 +
asam asetat, CH3COOH →
diamati.
3. Ditambahkan 2CrO42- + 2H+ ⇆ Cr2O42- + H2O
asam nitrat encer.

8. Sampel: 1. Ditambahkan 10
(NH4)2 tetes H2SO4 4M, C2O42- + H2SO4 ⇆ H2C2O4 +
C2O4 dikocok. SO42-
2. Ditambahkan
H2C2O4 + 2KMnO4 ⇆ 2CO2 +
Anion: beberapa tetes
K2O + 2MnO2 + H2O
C2O42- larutan KMnO4
0,0002M sampai
warna larutan
KMnO4 hilang.
1. Ditambahkan 2 C2O42- + CaCl ⇆ 2CCl +
tetes larutan CaO42-
CaCl2.
2. Diamati
menggunakan
mikroskop.
9. Sampel: 1. Dimasukkan ion Dihasilkan
Borat borat ke dalam warna nyala
cawan porselen. api hijau.
Anion: 2. Ditambahkan
BO33- beberapa tetes BO33- + H2SO4 → H2BO3 +
asam sulfat dan SO42-
metanol
(CH3OH). H2BO3 + 3CH3OH →
3. Dibakar dan B(OCH3)3 + 3H2O
diamati warna
nyala yang
terjadi.
10. Sampel: KI 1. Ditambahkan 1. Larutan
HNO3 encer dan 2I- + 2NO2- + 4H+ → I2 + berwarna
Anion: I- 2 tetes larutan 2NO↑ + 2H2O putih keruh
AgNO3, diamati. 2. Endapan
2. Ditambahkan yang
I- + Ag+ → AgI
larutan ammonia terbentuk
berlebih, diamati. kemudian
larut.
1. Ditambahkan 2I- + H2SO4 → I2↑ + SO42- + 1. Larutan
larutan H2SO4 2H2O berwarna
encer dan ungu.
beberapa tetes
larutan KMnO4,
dikocok. 2. Terdapat
2. Ditambahkan gas
larutan amilum,
diamati.
1. Ditambahkan
larutan H2SO4
encer, 1mL
CHCl3 atau CCl4.
2. Ditambahkan
beberapa tetes
larutan KMnO4,
dikocok.
3. Warna lapisan
CHCl3 atau CCl4
diamati.
11. Sampel: 1. Ditambahkan Cl- + HNO3 + Terbentuk
NaCl HNO3 encer dan AgNO3 → AgCl↓ endapan putih
2 tetes larutan setelah
Anion: Cl- AgNO3, diamati. ditambahkan
Cl- + NH4OH → NH4Cl (larut)
2. Ditambahkan AgNO3.
larutan ammonia
berlebih, diamati.

1. Ditambahkan 1. Terbentuk
larutan H2SO4 Cl- + H2SO4 → HCl + HSO4- endapan
encer dan putih.
beberapa tetes
larutan KMnO4, 2. Berubah
dikocok. warna
menjadi
2. Ditambahkan ungu dan
larutan amilum, masih
diamati. terdapat
endapan
putih.

1. Ditambahkan Cl- + H2SO4 → HCl + HSO4- 1. Berubah


larutan H2SO4 warna
encer, 1mL Cl + CHCl3 → menjadi
CHCl3 atau CCl4. ungu pekat
2. Ditambahkan setelah
beberapa tetes diberi
larutan KMnO4, larutan
dikocok. KMnO4.
3. Warna lapisan
CHCl3 atau CCl4 2. Saat
diamati. diamati,
warna
lapisannya
larut.
12. Sampel: 1. Ditambahkan 6Br- + 8HNO3 → 3Br2 + 2NO Larutan
KBr HNO3 encer dan ↑ + 6NO3- + 4H2O berubah
2 tetes larutan Br- + Ag+ → AgBr ↓ warna
Anion: Br- AgNO3, diamati. menjadi putih
susu.
2. Ditambahkan
larutan ammonia
berlebih, diamati.
1. Ditambahkan 2KBr + 2H2SO4 → Br2 + SO2 + Terbentuk
larutan H2SO4 SO42- + 2K+ + 2H2O endapan yang
encer dan kemudian
beberapa tetes Br- + MnO4- → Mn2(aq) + Br2(g) larut.
larutan KMnO4,
MnO4- + 2Br- + 8H+ → Br2 +
dikocok.
Mn2 + 4H2O
2. Ditambahkan
larutan amilum,
diamati.
1. Ditambahkan Br- + CHCl3 →
larutan H2SO4
encer dan 1mL
CHCl3 atau CCl4.
2. Ditambahkan Br- + MnO4- → Mn2(aq) + Br2(g)
beberapa tetes
MnO4- + 2Br- + 8H+ → Br2 +
larutan KMnO4,
Mn2 + 4H2O
dikocok.
3. Warna lapisan
CHCl3 atau CCl4,
diamati.
13. Sampel: Tabung 1: SCN- + HNO3 → HSCN + Terbentuk
NH4 Ditambahkan HNO3 NO3- endapan
(SCN) 2M dan larutan putih.
AgNO3,
HSCN + AgNO3 → AgSCN +
diamati.
NO3-
Anion: Tabung 2: SCN- + HNO3 → HSCN + Larutan
SCN- Ditambahkan HNO3 NO3- berwarna
2M dan larutan merah darah.
FeCl3, HSCN + FeCl3 → Fe(SCN)3 +
diamati. HCl

14. Sampel: - 1. Ditambahkan 2NO3- + 4H2SO4 + 6Fe2+ → Terdapat uap


H2SO4 4M dan 6Fe3+ + 2NO ↑ + 4SO42- + berwarna
Anion: NO3- FeSO4 padat, 4H2O coklat
kemudian kemerahan
dikocok. Fe2+ + SO42- + NO↑ → dan berbau.
2. Diamati. [FeNO]SO4
3. Ditambahkan Fe2+ + NO ↑ → [Fe(NO)]3+
1mL H2SO4 pekat
melalui dinding
tabung. Tidak
boleh digoyang
dan tabung dalam
posisi miring).
4. Diamati.
15. Sampel: Pb 1. Larutan ion asetat CH3COO- + KHSO4 → Dihasilkan
asetat dimasukkan ke CH3COOH + K+ + SO42- gas berbau
dalam mortir cuka.
Anion: porselen.
CH3COO- 2. Ditambahkan
KHSO4 padat
3. Digerus
4. Dicium bau yang
timbul
16. Sampel: - 1. Padatan Tidak
dilarutkan dalam 2KMnO4 + H2SO4 → Mn2O4 + dilakukan.
Anion: air kemudian 2K+ + SO42- + H2O
MnO4- dimasukkan ke 2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ → 5O2
dalam tabung ↑ + 2Mn2+ + 8H2O
reaksi.
2. Ditambahkan 2
tetes asam sulfat
pekat.
3. Ditambahkan 2
tetes larutan
hidrogen
peroksida (H2O2).
4. Diadem seperti
reaksi identifikasi
oksalat.
17. Sampel: - 1. Ditambahkan 2CrO42- + 2H+ ⇆ Cr2O72- + H2O Tidak
BaCl2, diamati. dilakukan.
Anion: 2. Ditambahkan
Cr2O72- asam asetat,
diamati.
3. Ditambahkan
asam nitrat encer.

VII. Pembahasan
Dalam praktikum identifikasi anion, yang perlu dilakukan pertama kali
yaitu melakukan pengamatan organoleptis terlebih dahulu. Langkah
tersebut sangat diperlukan karena apabila praktikan ingin mengidentifikasi
zat yang dari organoleptisnya sudah berbeda dari yang lain (misal: FeS
yang berwarna coklat dan berbentuk padatan) kita bisa langsung
melakukan uji spesifik untuk anion S. Tiap anion di tiap golongan
memiliki cara identifikasi yang berbeda-beda.
● Golongan I
1. Identifikasi ion CO32-

Ketika ion CO32- ditambahkan asam encer, terjadi penguraian


yang ditunjukkan dengan adanya buih atau gelembung gas
yang merupakan pelepasan karbon dioksida berdasarkan reaksi
berikut

CO32- + 2H+ → CO2↑ + H2O

Terbentuknya gelembung di tabung reaksi sudah menunjukkan


bahwa reaksi ini menghasilkan gas karbon dioksida. Untuk
beberapa karbonat alam yang tidak bereaksi dalam keadaan
dingin maka perlu dilakukan pemanasan terlebih dahulu dan
sebelumnya zat dihancurkan hingga menjadi bubuk halus.
Kemudian ion karbonat ditambahkan barium klorida maka
terbentuk endapan putih barium karbonat

CO32- + Ba2+ → BaCO3 ↓

Endapan putih barium karbonat akan larut dalam asam mineral,


maka perlu ditambahkan asam nitrat encer ke dalam larutan
yang dapat melarutkan endapan, yang berdasarkan reaksi
berikut

BaCO3 + 2H+ → Ba2+ + CO2↑ + CrO42

2. Identifikasi ion S2O32-


Pengujian dilakukan dengan penambahan ion tiosulfat dengan
asam encer yang menmbuat larutan menjadi keruh, menurut
reaksi:

S2O32- + 2H+ → S↓ + SO2↑ + H2O

Kemudian ditambahkan besi(III) klorida yang menyebabkan


larutan berubah warna menjadi lembayung tua, yang
berdasarkan reaksi :

S2O32- + Fe3+ → [Fe(S2O3)2]-

3. Identifikasi ion sulfide (S-)

Pada praktikum analisis anion, tidak dilakukan identifikasi ion


sulfide dikarenakan sampel tidak tersedia. Namun, apabila
ditinjau dari literatur, saat ion sulfida ditambahkan dengan
Pb(NO3)2 akan dihasilkan endapan hitam senyawa PbS sesuai
dengan reaksi:

S2+ + Pb(NO3)2 → 2NO- + PbS↓

Lalu saat ditambahkan dengan HCl atau H2SO4 encer akan


dilepaskan gas H2S (bau belerang) sesuai dengan reaksi:

S2- + 2H+ → H2S↑

● Golongan 2
1. Identifikasi ion Borat
Ion borat ditetesi dengan asam sulfat ke dalam mortir porselen
yang memiliki tujuan agar mudah menguap dan tidak terjadi
perubahan. Kemudian ditambahkan alkohol lalu dibakar.
Berdasarkan literatur seharusnya ketika alkohol terbakar
terdapat nyala api berwarna hijau, namun pada percobaan kali
ini tidak terdapat warna nyala hijau yang timbul yang.
Mungkin disebabkan oleh ketidakmurnian ion borat pada
sampel serta adanya kontaminasi zat lain dari peralatan yang
dipakai.
2. Identifikasi ion SO42-

Identifikasi ion sulfat dapat dilakukan dengan 4 reagen, yang


pertama, ditambahkan barium klorida yang menyebabkan
terbentuknya endapan putih barium sulfat, yang berdasarkan
pada reaksi:

SO42- + Ba2+ → BaSO4↓

Kedua ditambahkan dengan Pb(Ac)2, menyebabkan


terbentuknya endapan putih timbel sulfat, menurut reaksi

SO42- + Pb2+ → PbSO4↓

Ketiga, dapat direaksikan dengan larutan natrium rodizonat


yang pada kali ini tidak dilakukan karena keterbatasan waktu
dan alat serta bahan. Tetapi apabila dilakukan, maka akan
terbentuk endapan berwarna coklat-merah. Keempat dapat
direaksikan juga dengan larutan merkurium(II) nitrat yang
menyebabkan terbentuknya endapan berwarna kuning yang
juga tidak dilakukan karena keterbatasan waktu, alat, dan
bahan. Menurut reaksi:

SO42- + 3Hg2+ + 2H2O → HgSO4.2HgO↓

3. Identifikasi ion kromat


Identifikasi ion kromat dilakukan dengan beberapa cara. Ketika
ion kromat direaksikan dengan asam mineral encer maka akan
terbentuk warna merah kecoklatan akibat adanya perak kromat.
CrO42- + 2Ag+ → Ag2CrO4↓

Setelah itu direaksikan dengan asam klorida. Warna endapan


berubah berwarna putih yang menunjukkan keberadaan perak
klorida.

Ag2CrO4↓ + 2Cl- → 2AgCl↓ + CrO42-

Kemudian, dapat direaksikan dengan asam nitrat encer dan


ammonium hidroksida yang mengakibatkan endapan larut

Ag2CrO4↓ + 2H+ → 4Ag+ + Cr2O72- + H2O

Ag2CrO4↓ + 4NH3 → 2[Ag(NH3)2]+ + CrO42-

Ion kromat juga direaksikan dengan larutan timbal asetat, syang


kemudian ditambahkan asam nitrat encer yang mengakibatkan
endapat melarut.

CrO42- + Pb2+ → PbCrO4↓

2PbCrO4↓ + 2H+ ↔ 2Pb2+ + Cr2O72- + H2O

Juga ditambahkan natrium hidroksida. Seharusnya endapan


melarut, namun terjadi pembentukan serbuk merah. Hal ini
mungkin disebabkan oleh timbal asetat yang belum berbentuk
larutan namun padatan.

PbCrO4↓ + 4OH- ↔ [Pb(OH)4]2- + CrO42-

● Golongan 3
1. Identifikasi Ion Halogen (Cl- dan I-)
Saat Ion halogen direaksikan dengan asam nitrat dan perak
nitrat, akan menyebabkan terbentuknya endapan putih perak
klorida, ion klorida.
Cl- + Ag+ → AgCl

Setelah itu ditambahkan asam sulfat dan kalium permanganat


yang mengakibatkan larutan berubah warna menjadi ungu
karena adanya zat kalium permanganat pada uji ion klorida.

Cl- + H2SO4 → HCl↑ + HSO4-

Pada larutan ion iodide yang ditambahkan asam nitrat dan


perak nitrat, tampak endapan putih yang seharusnya
membentuk endapan kuning. Hal ini mungkin terjadi karena
adanya kontaminasi zat lain dari peralatan yang kurang bersih.

2I- + 2H2SO4 → I2↑ + SO42- + 2H2O

I-+ Ag+ → AgI↓

2. Identifikasi ion SCN-


Pengujian pertama, larutan direaksikan dengan asam nitrat
yang seharusnya membuat larutan berubah warna merah.
Tetapi pada percobaan kali ini larutan berwarna kuning. Hal ini
mungkin terjadi karena adanya kontaminasi zat lain atau
kurang bersihnya peralatan.

SCN- + H+ + 2NO3- → 2NO↑ + HCN↑ + SO42-

Hampir semua percobaan yang dilakukan kali ini menunjukan


hasil yang sesuai dengan literature. Itu menyatakan kita cukup
berhasil melakukan identifikasi anion dengan prosedur yang
sesuai, meskipun terdapat beberapa percobaan yang hasilnya tidak
sesuai dengan literatur yang disebabkan oleh berbagai
kemungkinan.

vv
VIII. Kesimpulan
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pengidentifikasian anion dalam larutan dapat dilakukan dengan
analisis kualitatif menggunakan metode pengendapan dan uji nyala.
Anion golongan I sampai III bereaksi dengan reagennya masing-masing
sedangkan anion golongan IV bereaksi dengan reagen khusus.
Daftar Pustaka

Chang, R. ( 2005). Kimia Dasar Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta : Erlangga.

Marwati, S. P. (2008). Karakteristik Sifat Fisika Kimia Limbah Cair Industri Electroplating.
Yogyakarta: Jurdik Kimia FMIPA UNY.

Padmaningrum, R. T. (2010). Dasar-Dasar Analisis Kimia. Yogyakarta: Jurdik Kimia UNY.

Rakhmawati., d. S. (2013). Pengendapan Magnesium Hidroksida pada Elektrolisis Larutan


Garam Industri. Jurnal Sains dan Semi Pomits, Vol 2(1): 1-4.

Sulistryarti, H. (2017). Kimia Analisa Dasar untuk Analisis Kualitatif. Malang: UB.

Svehla. (1985). Vogel : Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro . Jakarta:
Penerbit PT Kalman Medika Pustaka .

Anda mungkin juga menyukai