Anda di halaman 1dari 44

BABA 1

PENGENALAN ALAT

1.1. Latar belakang

Sebelum memulai melakukan kegiaan praktikium dilaboratorium, kita sebagai


prakitakan harus mengenal alat alat laboratoruim dan semua fungsi peralatan
dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Pengenalan alat alat yang
akan dipergunakan dalam laboratorium sangat penting guna kelancaran percobaan
yang dilaksanakan diantaranya adalah menghindari kecelakaan kerja dan gagalnya
percobaan. Alat alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan berbahaya
jika tidak sesuai dengan prosedur pemakaian. Oleh karena itu, pemahaan fungsi
dan cara kerja peralatan

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Maksud Praktikum

Maksud dilakukannya praktikum kimia analitik adalah untuk mengetahui


bagaimana reaksi suatu zat terhadap zat yang berbeda, dan dari itu kita dapat
menganalisa apa yang terjadi pada larutan zat tersebut.

Biasanya identifikasi suatu zat dilakukan dengan penambahan zat lain


yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi suatu perubahan; perubahan ini
disebut suatu reaksi kimia. Zat yang susunan telah diketahui dan yang
menyebabkan terjadinya perubahan tersebut disebut ‘pereaksi’.

2
Tujuan Praktikum

Dan tujuan dari diadakannya praktikum kimia analitik di semester kedua


jurusan Teknik Pertambangan STTNAS Yogyakarta adalah membantu mahasiswa
dalam praktikum di laboratorium kimia ataupun di lapangan pertambangan
sehingga mempunyai cukup bekal dalam menentukan kandungan suatu unsur
dalam sebuah singkapan atau batuan. Selain itu dengan mempunyai kemampuan
penguasaan materi praktikum dapat digunakan dikehidupan/lingkungan kerja
nantinya sebagai seorang pertambangan yang handal tentunya.

BAB II

ANALISA KUALITATIF

2.1. Analisis Anion


2.1.1. Dasar Teori

Analisa anion menjadi beberapa kelompok hanya saja tidak memiliki


metode analisis standar yang sistematis seperti pada analsis kation. Uji
pendahuluan juga bertujuan untuk mengetahui sifat fisik seperti warna, bau,
terbentuknya gas dan kelarutannya. Beberapa anion dapat menghasilkan asam
lemah volatil atau dioksidasi asam sulfat pekat.

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a. Golongan Sulfat : SO42-, SO32-, PO43-, Cr2O42-, BO2-, CO32-, C2O42-,


AsO43.

3
b. Golongan Halida : Cl-, Br-, I-, S2-.
c. Golongan Nitrat : NO3-, NO2-, C2H3O2-.

Dalam analisa terhadap anion-anion, sebetulnya belum ada suatu cara yang
ada untuk mendeteksi anionnya dengan lebih sistematik seperti dalam analisa
terhadap kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang
benar-benar memuaskan, sehingga memungkinkan penggolongan anion ke dalam
golongan utama dan pada pemeriksaan selanjutnya dapat menghasilkan anggota-
anggota golongan yang tidak diragukan lagi. Dalam analisa terhadap anion-anion
dalam bab ini akan kita lakukan dengan pemeriksaan reaksi-reaksi anion dan
penyelidikan anion dalam larutan.

Metode yang tersedia untuk mendeteksi anion tidaklah sesistematis seperti


metode yang telah diuraikan dalam bab-bab terdahulu untuk kation. Sampai kini
belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan yang
memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan-golongan
utama dan pemisahan berikutnya yang tanpa ragu dan masing-masing golongan
tersebut yang berdiri sendiri. Namun, harus kita sebutkan disini, bahwa kita
memang bisa memisahkan anion-anion dalam golongan utama, bergantung pada
kelarutan garam peraknya, garam kalsium dan garam zinknya. Namun, ini hanya
boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan
metode ini dan untuk memastikan hasil-hasil yang diperoleh dengan prosedur-
prosedur yang lebih sederhana.

Skema klasifikasi yang berikut ternyata telah berjalan dengan baik dalam
praktik. Skema ini bukanlah skema yang kaku karena beberapa anion termasuk
dalam lebih dari satu sub golongan, lagipula tak punya dasar teoritis. Pada
hakekatnya, proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam:

a. Proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah


menguap yang diperoleh pada pengolahan denga asam-asam.
b. Proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.

4
Kelas A dibagi lagi ke dalam sub kelas (i) gas-gas yang dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat encer, dan (ii) gas atau uap dilepaskan dengan
asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas (i) reaksi pengendapan
dan (ii) oksidasi dan reduksi dalam larutan.

Kelas A

i. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer :
karbonat, hidrogen karbonat (bikarbonat), sulfit, tiosulfat, sulfida,
nitrit, hipoklorit, sianida, dan sianat.
ii. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi
zat-zat dari (i) plus zat yang berikut : fluorida, heksaflurosilikat,
klorida, bromida, iodida, nitrat, klorat, perklorat, permanganat, bromat,
borat, heksasianoferat (II), heksasianoferat (III), tiosianat, format,
asetat, oksalat, tartrat, dan sitrat.

Kelas B

i. Rekasi Pengendapan. Sulfat, peroksodisulfat, fosfat, fosfit, hipofosfit,


arsenat, arsenit, kromat, dikromat, silikat, heksaflurosilikat, salisilat,
benzoat dan suksinat.
ii. Oksidasi dan Reduksi dalam larutan. Manganat, permanganat, kromat
dan dikromat.

Reaksi-reaksi dan semua anion ini akan kita pelajari secara sistematis pada
halaman-halaman berikut. Untuk memudahkan reaksi dari asam-asam organik
tertentu, dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, tartrat,
sitrat, salisilat, benzoat, dan suksinat sendiri, membentuk suatu golongan yang
lain lagi, semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah
ditambahkan larutan besi (III) kloridakepada suatu larutan yang praktis netral.

5
Reaksi dalam anion ini akan lebih dipelajari secara sistematis untuk
memudahkan reaksi dari asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-
sama. Hal ini meliputi asetat, formiat, oksalat, sitrat, salisilat, dan benzoat.

Metode untuk mendeteksi anion memang tidak sistematis seperti yang


digunakan untuk kation. Namun skema klasifikasi pada anion bukanlah skema
yang kaku karena beberapa anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.

Anion-anion dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a. Anion sederhana seperti O2, F- atau CN-.


b. Anion oksodiskret seperti NO3- atau SO42-.
c. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosterkondensasi.
d. Anion kompleks halide seperti TaF6 dan komples anion berbasa
banyak.

2.1.2. Bahan dan Alat Percobaan

a. Anion Klorida (Cl-)


 Bahan percobaan : larutan NaCl, larutan H2SO4,
larutan
AgNO3, larutan HNO3 dan larutan
NH4OH.
 Alat percobaan : penjepit, lampu spiritus, pipet dan
tabung reaksi.
b. Anion Iodida (I-)
 Bahan percobaan : larutan KI, larutan AgNO3, larutan
Na2S2O3, larutan NH4OH, larutan
CuSO4 dan larutan HgCl2.

6
 Alat percobaan : pipet dan tabung reaksi.
c. Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida (CNS-)
 Bahan percobaan : larutan K4Fe(CN)6, larutan
Pb(CH3OO)2, larutan KCNS,
larutan
AgNO3 dan larutan FeCl3.
 Alat percobaan : tabung reaksi dan pipet.
d. Anion Karbonat (CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3-)
 Bahan percobaan : larutan Na2CO3, larutan AgNO3,
larutan Na2S2O3 dan larutan H2SO4.
 Alat percobaan : pipet dan tabung reaksi.
e. Anion Sulfat (SO42-)
 Bahan percobaan : larutan Na2SO4, larutan BaCl2,
larutan Pb(CH3OO)2, larutan
H2SO4.
 Alat percobaan : pipet dan tabung reaksi.
f. Anion Borat (BO33-)
 Bahan percobaan : larutan Na2B4O7, larutan AgNO3,
larutan BaCl2.
 Alat percobaan : pipet, penjepit, tabung reaksi dan
lampu spiritus.
2.1.3. Cara Kerja

a. Analisis Anion Klorida (Cl-)


Digunakan larutan NaCl encer, kemudian masukkan kedalam 3
tabung reaksi yang masing-masing 4 ml larutan NaCl, maka dilakukan
percobaan berikut :
1. Berikan larutan asam sulfat (H2SO4) encer, maka tidak akan terjadi
reaksi. Lalu panaskan larutan tersebut, dan amati yang terjadi.
2. Berikan larutan perak nitrat (AgNO3) maka akan diperoleh endapan
AgCl yang berwarna putih. Lalu ambillah endapan tersebut lalu

7
masukkan kedalam 2 buah tabung reaksi yang bersih, kemudian
berikan masing-masing larutan amoniak (NH4OH) dan larutan asam
nitrat. Perhatikan reaksi yang terjadi, endapan larut dalam amoniak
tetapi tidak larut dalam asam nitrat.
3. Berikan larutan Hg2(NO3)2 maka akan terbentuk endapan Hg2Cl2.
Coba larutkan dalam amoniak perhatikan apa yang terjadi.

b. Analisis Anion Iodida (I-)


Digunakan Kalium lodida, Masukkan kedalam 3 buah tabung
reaksi yang berisi masing-masing 4 ml larutan kalium lodida,kemudian
lakukan percobaan berikut :

1. Berikan larutan AgNO3, maka akan terjadi endapan berwarna kuning


Agl. Bagi endapan menjadi dua bagian kemudian ujilah endapan
tersebut dengan larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3) dan yang satunya
lagi tambahkan larutan amoniak lalu amati endapan tersebut apakah
larut atau tidak.
2. Berikan larutan CuSO4 maka akan terbentuk endapan Cul dan I2 yang
larut dalam larutan natrium tiosulfat.Amati warna endapan.
3. Berikan laruta HgCl2 maka akan terbentuk endapan Hgl2, yang akan
larut dalam larutan KI berlebih, membentuk Hgl42-. Amati perubahan
warna endapan.

c. Analisis Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida (CNS-


)
Digunakan larutan K2Fe(CN)6 dan larutan KCNS, masukkan
larutan pertama kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua
masukkan kedalam dua buah tabung reaksi dan berikan pereaksi berikut
ini :

1. Pada larutan pertama tambahkan larutan timbal asetat, Pb(CH3COO)2,


maka akan terjadi endapan putih, endapan ini akan larut kedalam asam
nitrat encer.

8
2. Pada larutan kedua berikan pada tabung reaksi larutan perak nitrat,
maka akan terbentuk endapan putih AgCNS yang berwarna putih.
3. Pada tabung yang satunya lagi di tambahkan larutan FeCl3 maka akan
terbentuk senyawa komplek berwarna merah ferri rhodanida.

d. Analisis Anion Karbonat (CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3-


)
Digunakan larutan Na2CO3 dan larutan Na2S2O3, lalu masukkan
kedalam sebuah tabung reaksi dan larutan kedua kedalam dua tabung
reaksi sebanyak 4 ml, dan masing-masing tambahkan pereaksi berikut ini :
1. Larutan pertama pada tabung reaksi tambahkan larutan perak nitrat,
maka akan terbentuk endapan Ag2CO3 dan tambahkan AgNO3
berlebih, lalu amati apa yang terjadi.
2. Pada larutan kedua tambahkan pada tabung reaksi satu larutan asam
sulfat encer maka akan terbentuk gas yang berbau merangsang, H2S
dan endapan belerang S.
3. Pada tabung reaksi yang satunya lagi tambahkan larutan perak nitrat
akan terbentuk endapan putih Ag2S2O3, yang kemudian menjadi
kuning, coklat dan akhirnya menjadi hitam karna terbentuk Ag2S.
e. Analisis Anion Sulfat (SO42-)

Digunakan Na2SO4 yang dimasukkan kedalam 2 tabung reaksi


sebanyak 4 ml dan masing-masing reaksi tambahkan pereaksi berikut :

1. Tambahkan BaCl2 kedalam tabung reaksi yang pertama, maka akan


terbentuk endapan BaSO4.
2. Tambahkan Pb(CH3COO)3 maka akan terbentuk endapan putih dari
timbale. Endapan ini larut dalam asam sulfat pekat dan amoniak.

f. Anion Borat (BO33-)


Digunakan Boraks Na2B4O7 kedalam dua buah tabung reaksi
sebanyak masing-masinh 4 ml, lalu tambahkan pereaksi berikut :

9
1. Tambahkan perak nitrat AgNO3 kedalam tabung reaksi pertama, maka
akan terbentuk endapan putih metaborat. Dan jika dipanaskan akan
terbentuk Ag2O hitam.
2. Pada tabung reaksi kedua tambahkan larutan BaCl2, maka akan
terbentuk endapan putih metaborat.

2.1.4 Laporan Resmi

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

Kelompok : 01 Laporan ke :1

Tanggal Praktikum : 11 April 2016


Acara Praktikum : Analisis Anion Klorida (Cl-)

10
Bahan : NaCl, H2SO4, AgNO3, HNO3 dan NH4OH.
Alat yang digunakan : penjepit, lampu spiritus, pipet dan tabung reaksi.

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. NaCl + H2SO4 2NaCl + H2SO4
Na2SO4 + 2HCl Tidak ada
- Sebelum Tidak terjadi reaksi reaksi
dipanaskan

- Setelah - Muncul gelembung


dipanaskan - Muncul asap Muncul asap
- Bau menyengat warna putih

2. AgNO3+ NaCl - Larutan warna AgNO3+ NaCl Endapan


putih NaNO3+AgC1 Agcl
- Terdapat endapan berwarna
warna putih putih

- AgCl + NH4OH - Larutan warna AgCl + 2NH4OH Endapan


putih bening Ag(NH3)2Cl + larut
- Endapan larut 2H2O sempurna

- AgCl + HNO3 - Larutan warna AgCl + HNO3 Endapan


putih keruh AgNO3 + HCl larut tidak
- Endapan sedikit sempurna
larut

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marlitua.P No. Mhs : 710015004

Kelompok : 01 Laporan ke :2

Tanggal Praktikum : 11 April 2016

11
Acara Praktikum : Analisis Anion Iodida (I-)
Bahan : KI, AgNO3, Na2S2O3, NH4OH, CuSO4 dan HgCl2.
Alat yang digunakan : pipet dan tabung reaksi.

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. KI + AgNO3 - Larutan warna KI + AgNO3 Muncul
kuning AgI + KNO3 endapan AgI
- Terdapat endapan warna
warna kunig kuning

- AgI + Na2S2O3 - Larutan warna 2AgI + Na2S2O3 Endapan


kuning Ag2S2O3 + Na2l larut tidak
- Endapan sedikit sempurna
larut

- AgI + NH4OH - Larutan warna AgI + 2NH4OH Endapan


kuning Ag(NH3)2I + 2H2O larut tidak
- Endapan sedikit sempurna
larut

2. KI + CuSO4 - Larutan warna 2KI + CuSO4 Muncul


coklat CuI2 + K2SO4 endapan CuI
- Terdapat endapan dan I2
warna coklat berwarna
coklat
- CuI + Na2S2O3 - Larutan warna CuI + Na2S2O3
putih bening Na2I + CuS2O3
- Endapan larut Endapan
larut
sempurna

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

Kelompok : 01 Laporan ke :3

Tanggal Praktikum : 7 April 2016

12
Acara Praktikum : Analisis Anion Ferrosianida Fe(CN)64- dan Rhodanida (CNS-)
Bahan : K4Fe(CN)6, Pb(CH3COO)2, KCNS, AgNO3 dan FeCl3.
Alat yang digunakan : pipet dan tabung reaksi.

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. K4Fe(CN)6 + - Larutan warna K4Fe(CN)6 + Muncul
Pb(CH3COO)2 kuning 2Pb(CH3COO)2 endapan
- Terdapat endapan Pb2Fe(CN)6 + Pb2Fe(CN)6
warna putih 4CH3COOK warna putih

- Pb2Fe(CN)6 + - Larutan warna Pb2Fe(CN)6 + Endapan


HNO3 kuning HNO3 larut
- Endapan larut sempurna

2. KCNS + AgNO3 - Larutan warna KCNS + AgNO3 Muncul


putih AgCNS + KNO3 endapan
- Terdapat endapan AgCNS
warna putih warna putih

3. KCNS + FeCl3 - Larutan warna 6KCNS + FeCl3 Muncul


merah K3Fe(CNS)6 + endapan
- Terdapat endapan 3KCl Fe(CNS)2
warna merah warna merah

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

Kelompok : 01 Laporan ke :4

Tanggal Praktikum : 07 Mei 2016

13
Acara Praktikum : Analisis Anion Karbonat (CO3-) dan Anion Tiosulfat (S2O3-)
Bahan : Na2CO3, AgNO3, Na2S2O3 dan H2SO4.
Alat yang digunakan : pipet dan tabung reaksi.

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. Na2CO3 + AgNO3 - Larutan warna Muncul
putih endapan
- Terdapat endapan Ag2CO3
warna putih Na2CO3 + 2AgNO3 warna putih

- Na2CO3 + - Larutan warna 2NaNO3 + Ag2CO3 Endapan


AgNO3 berlebih putih larut tidak
- Endapan warna sempurna
putih bertambah

2. Na2S2O3 + H2SO4 - Larutan warna Na2S2O3 + H2SO4 Muncul


putih Na2SO4 + H2O + endapan
- Terdapat endapan SO2 + S belerang (S)
warna putih warna putih
- Larutan berbau dan berbau
merangsang merangsang

3. Na2S2O3 + AgNO3 - Larutan warna Na2S2O3 + 2AgNO3 Muncul


kuning 2NaNO3+ endapan
- Terdapat endapan Ag2S2O3 Ag2S2O3
warna hitam warna hitam

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

Kelompok : 01 Laporan ke :5

Tanggal Praktikum : 07 Mei 2016

14
Acara Praktikum : Analisis Anion Sulfat (SO42-)
Bahan : Na2SO4, BaCl2, Pb(CH3OO)2, dan H2SO4 (p).
Alat yang digunakan : pipet dan tabung reaksi.

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. Na2SO4 + BaCl2 - Larutan warna Na2SO4 + BaCl2 Terjadi
putih BaSO4 + 2NaCl reaksi
- Terdapat endapan membentuk
warna putih endapan
BaSO4
warna putih

2. Na2SO4 + - Larutan warna Na2SO4 endapan


Pb(CH3OO)2 putih +2Pb(CH3OO)2 PbSO4 warna
- Terdapat endapan + Pb2(SO4) + putih
warna putih 2NaCH3OO
- PbSO4 + H2SO4
pekat - Larutan warna PbSO4 + H2SO4 endapan
putih larut
- endapan Larut sempurna

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

Kelompok : 01 Laporan ke :6

15
Tanggal Praktikum : 09 Mei 2016
Acara Praktikum : Analisis Anion Borat (BO33-)
Bahan : Na2B4O7, AgNO3 dan BaCl2.
Alat yang digunakan : pipet, penjepit, tabung reaksi dan lampu spiritus.

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. Na2B4O7 + - Larutan warna Na2B4O7 + AgNO3 Terbentuk
AgNO3 putih endapan
- Terdapat endapan 2NaNO3 + 2AgBO2 warna putih
warna putih + 2H3BO3 Metaborat

- Dipanaskan - Larutan warna Terbentuk


bening endapan
- Terdapat endapan Ag2O warna
warna hitam hitam

2. Na2B4O7 + BaCl2 - Larutan warna Na2B4O7 + 2BaCl2 Muncul


putih bening 2NaCl + endapan
- Terdapat endapan Ba(BO3)2 + warna putih
warna putih 2H3BO3 (AgBO2)

2.2 Analisis Kation

2.1.4. Dasar Teori

Analisis kation dilakukan dengan dua cara yaitu pemisahan dan


identifikasi. Pemisahan dilakukan dengan cara mengendapkan suatu kelompok
kation dari larutannya. Kelompok kation yang mengendap dipisahkan dari larutan
dengan cara sentrifus dan menuangkan filtratnya ke tabung uji yang lain. Larutan
yang masih berisi sebagian besar kation kemudian diendapkan kembali

16
membentuk kelompok kation baru. Jika dalam kelompok kation yang terendapkan
masih berisi beberapa kation maka kation-kation tersebut. Dipisahkan lagi
menjadi kelompok kation yang lebih kecil, demikian seterusnya sehingga pada
akhirnya dapat dilakukan uji spesifik untuk satu kation. Jenis dan konsentrasi
pereaksi serta pengaturan pH larutan dilakukan untuk memisahkan kation menjadi
beberapa kelompok.

Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi kation yang terdapat


dalam suatu sampel melalui uji spesifik. Larutan sampel yang digunakan dalam
percobaan adalah berupa air ledeng, air sungai dan air laut. Ketiga larutan sampel
tersebut selanjutnya diidentifikasi jenis kation apa yang terkandung didalamnya
melalui penambahan Reagen yang spesifik dari masing – masing kation tersebut.
Reagen yang digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan kation dalam larutan
sampel yang telah disediakan adalah HCl, H2SO4, KSCN, KI, NaOH,
K4Fe(CN)6 danHgCl2. semua reagen tersebut merupakan pereaksi yang dibuat
dalam konsentrasi dan komposisi tertentu agar dapat berreaksi meninggalkan
endapan ataupun perubahan warna yang menunjukkan adanya kandungan kation-
kation tersebut di dalam larutan sampel yang digunakan.

2.1.5. Bahan dan Alat Percobaan


a. Kation Golongan I

Perak (Ag+)
Bahan percobaan : larutan AgNO3, larutan HCL, larutan NH4OH, larutan
NAOH, larutan HNO3, larutan K2CrO4, larutan KI, larutan

17
Na2S2O3, larutan Hg2(NO3)2, larutan Na2CO2.
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
b. Kation Golongan II

Kupri (Cu2+)
Bahan percobaan : larutan CuSO4, larutan NAOH, larutan Na2CO3, larutan
NH4OH, larutan KI
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
c. Kation Golongan III

Aluminium (Al3+)
Bahan percobaan : larutan AlCl3, larutan NH4OH, larutan KOH, larutan H2O
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
Mangano (Mn2+)
Bahan percobaan : larutan MnSO4, larutan KOH, larutan NH4OH, larutan
Na2CO3.
Alat percobaan : penjepit, tabung reaksi, pipet, lampu spiritus
d. Kation Golongan IV

Magnesium (Mg2+)
Bahan percobaan : larutan MgCl2, larutan NaOH
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet
e. Kation Golongan V

Ammonium (NH4+)
Bahan percobaan : larutan NH4OH, larutan NaOH, larutan HCL (P)
Alat percobaan : tabung reaksi, pipet, pengaduk gelas

2.1.6. Cara Kerja dan Kesimpulan


a. Kation Golongan I

Perak (Ag+)
Digunakan larutan AgNO3, lalu masukkan kedalam empat buah tabung
reaksi sebanyak masing-masing 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi berikut :

18
a. Ditambahkan larutan asam klorida encer, maka akan terbentuk endapan AgCl
putih yang larut dalam larutan amoniak.
b. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan Ag2O berwarna
coklat, endapan ini larut dalam amoniak dan asam nitrat.
c. Tambahkan kalium kromat netral pada larutan, maka akan terjadi endapan
merah perak kromat, endapan ini larut dalalm larutan amoniak dan asam
nitrat.
d. Tambahkan KI, maka akan terbentuk Agl yang berwarna kuning, sedikit larut
dalam larutan amoniak, dan larut sempurna dalam natrium tiosulfat.

b. Kation Golongan II

Kupri (Cu2+)
Digunakan larutan CuSO4 yang dimasukkan kedalam 4 buah tabung reaksi
sebanyak masing-masing 4 ml, kenudian tambahkan pereaksi berikut :
a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terjadi endapan biru dari Cu(OH)2.
Jika dipanaskan terbentuk CuO yang berwarna hitam.
b. Tambahkan NaSCO3, maka akan terbentuk endapan hijau biru dari basa
karbonat. Pada penambahan Na2CO3 berlebihan maka akan terbentuk Kristal
CuCO3, dan Cu(OH)2H2O , endapan tersebut larut dalam amoniak.
c. Tambahkan NH4OH, maka akan terbentuk endapan hijau dari garam basa,
jika di tambah aminiak berlebihan akan larut, larutan menjadi berwarna biru.
d. Tambahkan larutan KI, maka akan terbentuk endapan putih Cul2 dan
terbentuk I2 bebas yang menyebabkan larutan berwarna coklat.
c. Kation Golongan III

Aluminium (Al3+)
Digunakan larutan AlCl3, di masukkan kedalam 2 buah tabung reaksi
masing-masing sebanyak 4 ml, kemudian berikan masing-masing pereaksi
berikut:
a. Tambahkan larutan NH4OH, maka akan terbentuk endapan putih Al(OH)3,
yang tidak larut dalam air.

19
b. Tambahkan larutan KOH, maka akan terbentuk endapan putih dari Al(OH)3,
endapan ini larut dalam KOH berlebihhan.

Mangano (Mn2+)
Digunakan larutan MnSO4, memasukkan larutan tersebut ke dalam 3 buah
tabung reaksi, kemudian masing-masing ditambahkan pereaksi berikut ini :

a. Ditambahkan larutan KOH, maka akan terjadi endapan Mn(OH)2 yang


berwarna putih, yang mudah teroksidasi membentuk MnO yang berwarna
coklat.
b. Ditambahkan larutan NH4OH, maka dalam keadaan netral akan terbentuk
Mn(OH)2.
c. Ditambahkan larutan Na2CO3 maka akan terjadi endapan putih dari MnCO3,
jika dipanaskan akan terjadi MnO, dan terjadi perubahan warna.

d. Kation Golongan IV

Magnesium (Mg2+)
Digunakan larutan MgCl2, masukkan kedalam sebuah tabung reaksi
sebanyak 4 ml, kemudian tambahkan pereaksi berikut.:
a. Tambahkan larutan NaOH, maka akan terbentuk endapan putih dari
Mg(OH)2.

e. Kation Golongan V
Digunakan larutan Amonium hidroksida, mmasukkan larutan tersebut ke
dalam tabung reaksi dan tambahkan NaOH, ambil pengaduk gelas yang telah
terlebih dulu di basahi dengan larutan HCl (P), taruh di atas tabung reaksi, jika
perlu dengan pemanasan. Amati yang terjadi.

20
2.2.4 Laporan Resmi

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

21
Kelompok : 01 Laporan ke :7

Tanggal Praktikum : 9 Mei 2016


Acara Praktikum : Perak (Ag+)
Bahan : AgNO3,HCl, NaOH, NH4OH, K2CrO4, HNO3, KI
Alat yang digunakan : pipet tetes dan tabung reaksi

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. AgNO3 + HCl (e) - Larutan warna AgNO3 + HCl (e) terbentuk
putih endapan
- Terdapat endapan AgCl + HNO3 AgCl warna
warna putih putih

- AgCl +2NH4OH - Larutan warna Endapan


putih AgCl + 2NH4OH larut
- Endapan berwarna Ag(NH3)2Cl+ 2H2O sempurna
bening
2. AgNO3 + NaOH - Larutan warna 2AgNO3 + 2NaOH Terbentuk
bening 2NaNO3 + endapan
- Endapan Ag2O+H2O Ag2O
kecoklatan

- Ag2O + NH4OH - Larutan warna Endapan


putih bening Ag2O + NH4OH larut
- Tidak terdapat Ag(NH3)2O+4H2O sempurna
endapan

- Ag2O + HNO3 - Larutan warna Endapan


putih Ag2O + HNO3 larut
- Terdapat endapan 2AgNO3+H2O sempurna
warna putih

3. AgNO3+K2CrO4 - Larutan warna AgNO3+K2CrO4 terbentuk


kemerahan 2AgCrO4+2KNO3 endapan
- Terdapat endapan 2AgCrO4
warna merah perak warna merah
kromat

- Larutan warna
- AgCrO4+NH4O kuning AgCrO4+NH4OH Endapan
H - Endapan larut Ag(NH3)2 larut
CrO4+2H2O sempurna

- Ag2O + HNO3 - Larutan warna AgCrO4+HNO3 Endapan


kuning AgNO3+Kl2CrO4 larut
- Endapan larut sempurna

22
4. AgNO3+KI - Larutan warna AgNO3+KI Muncul
putih kekuningan AgI+KNO3 endapan AgI
- Terdapat endapan warna Putih
warna kuning

- AgI+NH4OH - Larutan warna AgI+NH4OH Endapan AgI


putih kekuningan Ag(NH3)2+2H2O larut tidak
- Endapan sedikit sempurna
larut

- Ag2O + Na2S2O3 - Larutan warna AgI+Na2S2O3 Endapan AgI


kuning keruh Nal2+Na3Ag2S2O3 larut tidak
- Endapan larut sempurna
sebagian

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

23
Kelompok : 01 Laporan ke :8

Tanggal Praktikum : 16 Mei 2016


Acara Praktikum : Kupri (Cu2+)
Bahan : CuSO4, NaOH, Na2CO3, NH4OH, KI
Alat yang digunakan : penjepit, lampu spiritus, pipet dan tabung reaksi.

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. CuSO4+NaOH - Larutan warna biru CuSO4+NaOH Muncul
bening Cu(OH)2+NaSO4 endapan
- Terdapat endapan Cu(OH)2
warna biru warna biru

- Dipanaskan - Larutan warna biru Muncul


- Terdapat endapan endapan
warna hitam CuO warna
hitam

2. CuSO4+Na2CO3 - Larutan warna 2CuSO4+Na2CO3 Muncul


hijau 2NaSO4+Cu2SO4 endapan
- Terdapat endapan warna biru
warna hijau hijau dari
Cu2CO3

- CuSO4+Na2CO3 - Larutan warna Muncul


berlebih bening kristal
- Terdapat Kristal CuCO3 dan
biru Cu(OH)2

- CuCO3 + - Larutan warna biru CuCO3 + NH4OH Endapan


NH4OH - Endapan larut CuOH+NH4SO4 CuSO4 larut
sempurna

3. CuSO4+NH4OH - Larutan warna CuSO4+NH4OH Muncul


putih bening CuOH+NH4SO4 endapan
- Terdapat endapan Cu(OH)2
warna hijau biru warna biru

- CuSO4+NH4OH - Larutan warna biru Endapan


berlebih - Endapan larut larut
sempurna

24
4. CuSO4+KI - Larutan warna CuSO4+2KI Muncul
coklat K2SO4+CuI2 endapan
- Terdapat endapan putih CuI2
warna coklat warna putih
kemudian
I2 coklat

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

25
Kelompok : 01 Laporan ke :9

Tanggal Praktikum : 16 Mei 2016


Acara Praktikum : Kation golongan IV Mangano (Mn2+)
Bahan : MnSO4, KOH ,NH4OH,MnCo3.
Alat yang digunakan : pipet dan tabung reaksi, korek api, pemanas

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. MnSO4+ KOH - Larutan warna MnSO4+KOH Endapan
Coklat Mn(OH)2+ KSO4 Mn(OH)2
- Terdapat endapan berwarna
berwarna putih putih keruh
keruh lama –
kelamaan
berwarna
coklat

2. -MnSO4+NH4OH -Endapan berwarna MnSO4+NH4OH2 Endapan


coklat Mn(OH)2
-larutan berwarna Mn(OH)2+NH4SO4 berwarna
coklat coklat

3. MnSO4+MnCO3 -Endapan berwarna Endapan


Putih MnSO4+ MnCO3 MnCO3
Larutan berwarna MnSO4+ MnCO3 berwarna
bening putih

-Dipanaskan -endapan bewarna Endapan


putih MnO
Larutan sempurna berwarna
coklat

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

26
Kelompok : 01 Laporan ke : 10

Tanggal Praktikum : 16 Mei 2016


Acara Praktikum : Magnesium (Mg2+)
Bahan : MgCl2,NaOH,
Alat yang digunakan : tabung reaksi dan pipet

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. MgCl2+NaOH - Larutan warna MgCl2+2NaOH Muncul
putih 2NaCl+Mg(OH)2 endapan
- Terdapat endapan Mg(OH)2
warna putih warna putih

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

27
Nama Praktikum : Chandra Marulitua.P No. Mhs : 710015004

Kelompok : 01 Laporan ke : 11

Tanggal Praktikum : 16 Mei 2016


Acara Praktikum : Kation V: (NH4+)
Bahan : NH4OH, NaOH, HCI (P)
Alat yang digunakan : tabung reaksi, pipet dan pengaduk gelas

No. Percobaan Pengamatan Reaksi Kesimpulan


1. -NH4OH+NaOH - Larutan warna NH4OH+NaOH -Tidak
- Terdapat endapan NH4OH+NaOH terjadi reaksi
warna putih

-Pengaduk gelas -Terbentuk asap NH4OH+NaOH -timbul asap


yang telah di putih yang keluar NH4OH+NaOH putih turun
basahi dengan dari ujung pengaduk menuju ke
larutan HCI (P) yang turun menuju -NaOH + HCI (P) permukaan
permukaan larutan NaCL+ H2O larutan

BAB III

ANALISIS KUANTITATIF

3.1. Dasar Teori

28
Analisis kuantitatif istilah ini sering digunakan dalam perbandingan (atau
kontras) dengan "analisa kualitatif", yang mencari informasi tentang identitas atau
bentuk yang hadir substansi. Misalnya, seorang ahli kimia mungkin diberikan
sampel padat tidak diketahui. Ia akan menggunakan "kualitatif" teknik (mungkin
NMR atau IR spektroskopi) untuk mengidentifikasi senyawa ini, dan kemudian
teknik kuantitatif untuk menentukan jumlah setiap senyawa dalam sampel.
Prosedur- hati untuk mengakui adanya ion logam yang berbeda telah
dikembangkan, meskipun mereka sebagian besar telah digantikan oleh instrumen
modern, ini secara kolektif dikenal sebagai analisis anorganik kualitatif. Tes
serupa untuk mengidentifikasi senyawa organik.

Banyak teknik dapat digunakan baik untuk pengukuran kualitatif atau


kuantitatif. Misalnya, suatu larutan indicator perubahan warna dengan adanya ion
logam. Ini bisa digunakan sebagai tes kualitatif : apakah warna indikator solusi
perubahan ketika setetes sampel ditambahkan? Hal ini juga dapat digunakan
sebagai tes kuantitatif, dengan mempelajari warna larutan indikator dengan
konsentrasi yang berbeda dari ion logam. Ini mungkin akan dilakukan dengan
menggunakan spektroskopi ultraviolet-tampak. Analisis kuantitatif ini sering
digunakan dalam perbandingan (atau kontras) dengan "analisa kualitatif", yang
mencari informasi tentang identitas atau bentuk yang hadir substansi. Misalnya,
seorang ahli kimia mungkin diberikan sampel padat tidak diketahui. Ia akan
menggunakan "kualitatif" teknik (mungkin NMR atau IR spektroskopi) untuk
mengidentifikasi senyawa ini, dan kemudian teknik kuantitatif untuk menentukan
umlah setiap senyawa dalam sampel. Prosedur-hati untuk mengakui adanya ion
logam yang berbeda telah dikembangkan, meskipun mereka sebagian besar telah
digantikan oleh instrumen modern, ini secara kolektif dikenal sebagai analisis
anorganik.

Dalam kimia, analisis kuantitatif adalah penentuan banyaknya absolut atau


relatif (sering dinyatakan sebagai konsentrasi) dari satu, beberapa atau semua zat
tertentu (s) ada dalam sampel.

29
Setelah adanya zat tertentu (s) dalam sampel diketahui, studi tentang
kelimpahan mereka absolut atau relatif dapat membantu dalam menentukan sifat
tertentu. Mengetahui komposisi sampel sangat penting dan beberapa cara telah
dikembangkan untuk memungkinkan, seperti gravimetri dan analisis volumetri.
Analisis gravimetri menghasilkan data yang lebih akurat tentang komposisi
sampel dari analisis volumetrik tidak, tapi yang pertama membutuhkan waktu
lebih lama untuk tampil di laboratorium. Analisis volumetrik di sisi lain tidak
mengambil banyak waktu dan hasil yang kita peroleh adalah dalam kasus yang
paling memuaskan. Analisis volumetrik dapat hanya sebuah titrasi berdasarkan
dalam reaksi netralisasi tetapi juga bisa menjadi presipitasi atau reaksi
pembentukan kompleks serta titrasi berdasarkan dalam reaksi redoks. Namun,
setiap metode dalam analisis kuantitatif memiliki spesifikasi umum, dalam reaksi
netralisasi misalnya, reaksi yang terjadi adalah antara asam dan basa, yang
menghasilkan garam dan air, maka netralisasi nama. Dalam reaksi presipitasi
larutan standar dalam perak nitrat kasus yang digunakan sebagai pereaksi untuk
bereaksi dengan ion hadir dalam sampel dan untuk membentuk endapan tak larut
yang tinggi. Metode presipitasi sering disebut hanya sebagai argentometri. Dalam
dua metode lain situasinya adalah sama. Titrasi pembentukan kompleks adalah
reaksi yang terjadi antara ion logam dan larutan standar yang ada di kebanyakan
kasus EDTA (etilen diamin tetra asetat).

Sebagai contoh, analisis kuantitatif dilakukan dengan spektrometri massa


pada sampel biologis dapat menentukan, dengan rasio kelimpahan relatif dari
protein tertentu, indikasi penyakit tertentu, seperti kanker.

3.2. Bahan dan Alat Percobaan


3.2.1. Bahan
- HCl - Indicator m.o
- Borax - NaOH
- Indicator p.p - Aquades
- Indicator kalium kromat - AgNO3
- NaCL - Na2CO3

30
- Larutan KMnO4 - Larutan asam sulfat

3.2.2. Alat
- Buret - Statit
- Beker gelas - Gelas ukur 10 & 50 ml
- Corong - Erlemeyer
- Pipet ukur

3.3. Cara Kerja dan kesimpulan


A. Asidisi Dan Alkalimetri
1. Standarisasi larutan HCl xN

Prosedur :

a) Mengambil larutan HCl x N dimasukkan kedalam buret 50 ml


b) Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan dengan aquades
menjadi 100 ml.
c) Memasukkan larutan borax 25 ml ke dalam Erlenmeyer 250 ml
tambahkan 2 tetes indicator m.o.
d) Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi perubahan warna.
e) Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi sampai 2 kali.

Perhitungan :

Volume HCl rata-rata = v ml


Berat borax = 200mgr
Mr borax (Na2B4O7.10 H2O) = 381,2
Normalitas HCl = Nx
= 2 × 200 × 1 × 25
Maka Nx 𝑀𝑟×𝑣×100

2. Standarisasi Larutan NaOH yN

31
Prosedur :

a) Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10 ml masukkan


kedalam Erlenmayer.
b) Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades, tambahkan indicator
p.p 2-3 tetes.
c) Larutan dititrasi dengan HCl xN pada no 1, sampai terjadi perubahan
warna.
d) Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi hingga 2 kali.

Perhitungan :

Volume HCl rata-rata = A ml, Normalitas Nx (hasil standarisasi pada nol)

𝑁𝑥 . 𝐴
Maka : Ny = 10

MENETAPKAN KADAR LARUTAN DALAM CAMPURAN

Percobaan : Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3

Maksud Percobaan : Menentukan Kadar NaOH dan Na2CO3

Bahan Dan Alat Yang Digunakan :

a. Larutan campuran (NaOH dan Na2CO3)

32
b. Larutan HCl 0,1 N (misalkan)
c. Aquades

Alat-alat yang digunakan :

a. Erlenmeyer 250 ml
b. Buret
c. Pipet ukur dan pipet tetes

Reaksinya :

a. NaOH + HCl NaCl + H2O (Titik ekivalen I)


b. Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3
c. NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (Titik ekivalen II)

Prosedur :

a. Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan kedalam Erlenmeyer.


b. Ditambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indicator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna merah menghilang.
d. Mencatat volumenya (Va), menambahkan lagi larutan pada Erlenmeyer m.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Mencatat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2 kali.

Dari percobaan di atas, diperoleh bahwa tiap 25 ml larutan cuplikan mengandung :

NaOH = (Va - Vb) × Nx × Mr NaOH mgr


Na2CO3 = 2 × Vb × Nx × Mr Na2CO3 mgr
Hitung juga kadarnya dalam prosen ( % )
B. Permanganometri

Dalam suasana asam, permanganat akan mengalami reaksi reduksi sebagai


berikut :

KMnO4+ 8H+ + 5e Mn2+ + 4H2O

33
Untuk membuat suasana asam ini dapat digunakan asam sulfat, sedang asam
klorida tidak dapat digunakan karena dapat teroksidasi membentuk gas klor
(Cl2).

Standarisasi larutan KMnO4 dalam asam oksalat.

Prosedur :

1. Menimbang 0,620 gr asam oksalat, dilarutkan dalam 25ml aquades.


2. Menambahkan 3ml asam sulfat pekat.
3. Memasukkan larutan ke dalam labu takar 100ml dan encerkan sampai
batas.
4. Mengambil 20 ml larutan asam oksalat, memanaskannya, kemudian titrasi
dengan larutan KMnO4, mencatat volumenya, lakukan titrasi 3 kali.

Pehitungan :

Menentukan normalitas dan faktor normalitas larutan standar KMnO4

620 × 2 × 100
Nk = Vk × Mr Oks × 20

Percobaan : Menetapkan Ion Ferro Dalam Campuran.

Maksud Percobaan : Menentukan Kadar Ion Ferro Dalam Campuran.

Bahan Yang Digunakan :

a. Larutan campuran
b. Larutan KMnO4
c. Campuran asam sulfat

Alat-alat yang digunakan :

a. Erlenmeyer 250 ml
b. Pipet ukur
c. Buret

34
Prosedur :

a. Diambil 20 ml larutan campuran cuplikan ferro+ferri, masukkan kedalam


Erlenmeyer, tambahkan 10 ml asam sulfat (e).
b. Titrasi dengan larutan KMnO4 yang sudah diketahui konsentrasinya.
c. Catat volume larutan ( V1 ) sampai terjadi perubahan warna.

Perhitungan :

Dalam 20 ml larutan campuran cuplikan mengandung :

Ferro = V1 x NKMnO4 x 56mgr

3.4 Laporan Resmi

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANASIS

35
Laporan ke : 12

Nama Mahasiswa : Chandra Marulitu.P


No. Mahasiswa : 710015004
Kelompok : 01
Jurusan : Tenik Pertambangan
Acara : Asidisi dan Alkalimetri
Bahan : HCl xN, borax, Aquades, HCl, indikator m.o
Alat : buret, statit, beker gelas, gelas ukur 10 & 50 ml, corong,
Erlemeyer, pipet.

Tanggal Praktikum : 23 Mei 2016


Cara Kerja : Standarisasi Larutan HCl × N

a. Mengambil larutan HCl x N dimasukkan kedalam


buret 50 ml
b. Mengambil dan timbang 0,200 gr borax, larutan
dengan aquades menjadi 100 ml.
c. Memasukkan larutan borax 25 ml ke dalam
Erlenmeyer 250 ml tambahkan 2 tetes indicator m.o.
d. Titrasi larutan dengan prosedur a, sampai terjadi
perubahan warna.
e. Mencatat volume HCl yang digunakan, ulangi titrasi
sampai 2 kali.

Pengamatan : Warna awal = Orange


Warna akhir = Merah
.

Perhitungan :
# Va1 = 0 ml # Vb1 = 2,4 ml
Va2 = 2,4 ml Vb2 = 5,7 ml

36
Va = 2,4 – 0 = 2,4 ml Vb = 5,7 – 2,4 = 3,3ml

Va + Vb
# Vrata-rata = 2
2,4+3,3
= = 2,85ml
2

Vr = 1,4 ml
Berat borax = 200 gr
Mr borax = 381,2
# Normalitas HCl
2 x 200 x 1 x 25
Nx = Mr x Vr x 100
2 x 200 x 1 x 25
= 38,2 x 2,85 x 100
10.000
= 10887

= 0,092 N
Kesimpulan : Larutan borax (Na2B4O7) di tambah 2 tetes indicator m.o
terjadi perubahan warna menjadi orange kemudian
dititrasi
dengan larutan HCL x N menjadi warna merah.

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISIS

Laporan ke : 13

37
Nama Mahasiswa : Chandra Marulitua.P
No. Mahasiswa : 710015004
Kelompok : 01
Jurusan : Tenik Pertambangan
Acara : Asidisi dan Alkalimetri
Bahan : NaOH yN, aquades, HCl x N, HCl, indikator p.p
Alat : buret, statit, beker gelas, gelas ukur 10 & 50 ml, corong,
Erlemeyer, pipet.

Tanggal Praktikum : 23 Mei 2016


Cara Kerja : Standarisai Larutan NaOH yN

a. Mengambil cuplikan larutan NaOH yN sebanyak 10


ml masukkan kedalam Erlenmayer.
b. Menambahkan larutan tersebut 15 ml aquades,
tambahkan indicator p.p 2-3 tetes.
c. Larutan dititrasi dengan HCl xN pada no 1, sampai
terjadi perubahan warna.
d. Mencatat volume HCl yang digunakan ulangi titrasi
hingga 2 kali.

Pengamatan : Warna awal = Ungu

Warna akhir = Bening

Perhitungan :
# Va1 = 0 ml # Vb1 = 4,6 ml
Va2 = 4,6 ml Vb2 = 9,6 ml

38
Va = 4,6 – 0 = 4,6 ml Vb = 9,6 – 4,6 = 5,0 ml

Va + Vb
# Vrata-rata = 2
4,6+ 5,0
= = 4,8 ml
2

Vr = 4,8 ml
Nx = 0,18 N

# Normalitas Ny (hasil standarisasi pada nol)


Nx x Vr
Ny = 10
0,092 x 4,8
= 10
0,4416
= 10

= 0,04416 N
Kesimpulan : Larutan NaOH (Natrium Hidroksida) ditambah dengan
indikator p.p 3tetes terjadi perubahan warna menjadi ungu
di titrasi dengan larutan HCl xN warna menjadi bening
artinya bahwa larutan NaOH dan indikator p.p larut
sempurna dalam larutan HCl xN.

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALISIS

Laporan ke : 14

39
Nama Mahasiswa : Chandra Marulitua.P
No. Mahasiswa : 710015004
Kelompok : 01
Jurusan : Tenik Pertambangan
Acara : Menetapkan Kadar Larutan dalam Campuran
Bahan : NaOH, Na2CO3, HCl, indicator p.p & m.o, aquades.
Alat : buret, statit, beker gelas, gelas ukur 10 & 50 ml, corong,
Erlemeyer, pipet tetes dan pipet ukur.

Tanggal Praktikum : 25 Mei 2016


Cara Kerja : Menetapkan Campuran NaOH dan Na2CO3

a. Diambil 25 ml cuplikan campuran, masukkan


kedalam Erlenmeyer.
b. Ditambahkan 25 ml aquades dan 3 tetes indokator p.p.
c. Titrasi dengan larutan HCl 0,1 N, misal sampai warna
merah menghilang.
d. Mencatat volumenya (Va), menambahkan lagi larutan
pada Erlenmeyer m.o.
e. Titrasi dilanjutkan sampai warna kuning hilang.
f. Mencatat volumenya (Vb), ulangi titrasi sampai 2
kali.

Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O (ekivalen I)

Na2CO3 + HCl NaCl + NaHCO3

NaHCO3 + HCl NaCl + H2O + CO2 (ekivalen II)

Pengamatan : Warna sebelum ditambah indikator p.p : Ungu

Warna sesudah ditambah indikator p.p : Bening

40
# Pengamatan a # Pengamatan a’
Va1 = 0 ml Va’1 = 3,9 ml
Va2 = 6,9 ml Va’2 = 16,8 ml
Va = 6,9 – 0 = 6,9 ml Va’ = 16,8 – 3,9 = 12,9 ml

Va + Va′
# Va rata-rata = 2
6,9+ 12,9
= = 9,9 ml
2

Warna sebelum ditambah indikator m.o : Kuning

Warna sesudah ditambah indikator m.o : Merah

# Pengamatan b # Pengamatan b’
Vb1 = 6,9 ml Vb’1 = 12,9 ml
Vb2 = 10,8 ml Vb’2 = 19,9 ml
Vb = 10,8 – 6,9 = 3,9 ml Vb’ = 19,9 – 12,9 = 7 ml

Vb + Vb′
# Va rata-rata = 2
3,9 +7
= = 5,45 ml
2

Perhitungan :
Var = 9,9 ml
Vbr = 5,45 ml
Mr NaOH = 23 + 16 + 1 = 40
Mr Na2CO3 = (2x23) + 12 + (3x16 = 106
Nx = 0,092 N

# NaOH = (Var - Vbr) x Nx x Mr NaOH


= (9,9 – 4,5) x 0,092 x 40

41
= 19,872 mg
# Na2CO3 = 2 x Vbr x Nx x Mr Na2CO3
= 2 x 5,45 x 0,092 x 106
= 106,2968 mg
Kadar dalam persen (%)
19,872
# NaOH = 19,872 + 106,2968 x 100%

= 15,75 %
106,2968
# Na2CO3 = 106,2968+19,872 x 100%

= 84,24 %
Kesimpulan : Larutan NaOH ditambah dengan aquades dan indikator
p.p
lalu dititrasi dengan HCl 0,1 N terjadi reaksi perubahan
warna dari ungu menjadi bening.

BAB IV

42
KESIMPULAN

Semua sampel yang diujikan, ada beberapa sampel yang mengalami


perubahan. Jadi, hal ini terbukti bahwa sampel- sampel tersebut positif
mengadung kation-kation dan anion-anion yang diujikan. Perubahan warna dan
endapan terjadi karena ada raeksi kimia yang terjadi. Adapun sampel yang tidak
mengalami perubahan walaupun terdapat jenis-jenis kation dan anion yang
digunakan, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari kondisi
alat dan bahan (sampel maupun pereaksi) yang digunakan.

43
LAMPIRAN

( LAPORAN RESMI

DAN

LAPORAN SEMENTARA

YANG DITULIS TANGAN)

44

Anda mungkin juga menyukai