Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISI

“ KATION DAN ANION “

Disusun Oleh :

Muhamad Fian Kurnia (19012044)

Muhamad ali zainal abidin (19012038)

Kelas : Reguler Khusus B

Prodi : S1 Farmasi

Tanggal Praktikum : 05 juni 2021

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2021
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


 Menentukasn sifat dan karakteristik dari satu sampel
 Menentukan golongan dan spesifik kation dari sampel
 Menentukan golongan dan spesifik anion dari sampel
 Untuk mengetahui uji organoleptik dan uji nyala pada sampel

1.2 Dasar Teori


Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut, sungai,
limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam
dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur non logam
akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan
keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif.Ion-ion
dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis
kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum
emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang
rendah. Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk
mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana
yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung
seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan.
Kation adlah ion yang bermuatan positif,sedangkan anion adalah ion yang bermuatan
negatif. Ion satu dengan yang lainya dapat dibedakan karena tiap ion mempunyai reaksi
kimia spesipik. Kation dan anion merupakan penyusun satu senyawa, sehingga untuk
menentukan jenis zat atau senyawa tunggal secara sederhana dapat dilakukan dengan
menganalisis jenis kation dan anion yang dikandungnya.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam
klorida, hidrogen sulfat, ammonium sulfat, dan ammonium karbonat. Klasifikasi ini
didasarkan atas apakah suatu kation berekasi dengan reagen-reagensia ini dengan
membentuk endapan atau tidak. Jdi boleh dikatakan, bahwa klasifikasi kation yang paling
umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan karbonat dari kation
tersebut. Kelima golongan kation ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:
Golongan I : kation golongan ini memebentuk endapan dengan asam klorida enecer
Golongan II : kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk
endapan dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer
Golongan III : kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, maupun
dengan hydrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun kation ini
memebentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam susana netral atau amoniak

1
Golongan IV: kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia olongan I, II,III.
Kation-kation ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan adanya
amonium karbonat, dengan adanya amonium klorida dalam suasana netral atau sedikit
asam
Golongan V : kation yang umum. Tidak bereaksi dengan reagensia golongan sebelumnya,
merupakan golongan kation yang terakhir. Pemisahan anion-anion yang memungkinkan
adalah menggolongkannya dalam golongan-golongan utama.Berdasarkan pada kelarutan
garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya dan garam zinknya.
Uji pendahuluan yang dilakukan terhadap sampel yang dianalisis dapat memberikan
petunjuk yang sangat penting dan akan memudahkan analisis lebih lanjut. Untuk beberapa
ion tertentu uji pendahuluan sudah memberikan kapasitas .
Beberapa uji pendahuluan yang akan kita kerjakan dalam praktikum ini adalah:
1. Uji pendahuluan secara organoleptis
2. Uji pendahuluan kation
3. Uji pendahuluan untuk anion

Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan.


Pegindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan
alat indra akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang
berasal dari benda tersebut. Pengindraan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat
indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya
rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak
menyukai benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan
adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif.
Pengukuran obyektif hasilnya sangat ditentukan oleh kondisi obyek atau sesuatu yang diukur.
Demikian pula karena pengukuran atau penilaian dilakukan dengan memberikan rangsangan
atau benda rangsang pada alat atau organ tubuh (indra),maka pengukuran ini disebut juga
pengukuran atau penilaian subyketif atau penilaian organoleptik atau penilaian indrawi. Yang
diukur atau dinilai sebenarnya adalah reaksi psikologis (reaksi mental) berupa kesadaran
seseorang setelah diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian sensorik.
Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan,tusukan),bersifat fisis
(dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa).
Pengujian pendahuluan pada kation yaitu uji nyala Uji nyala pada umumnya digunakan untuk
mengidentifikasi keberadaanion logam dalam jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa.
Tidak semua ion logam menghasilkan warna nyala. Untuk senyawa-senyawa golongan IA
dan IIA, uji nyala biasanya merupakan cara yang paling mudah untuk mengidentifikasi logam
yang terdapat dalam senyawa. Untuk logam-logam lain, biasanya ada metode mudah lainnya
yang lebih dapat dipercaya, meski demikian uji nyala bisa memberikan petunjuk bermanfaat
seperti metode mana yang akan dipakai selanjutnya. Besarnya energi yang dipancarkan oleh
setiap atom unsur logam adalah khas, yang dapat ditunjukkan dari warna nyala atom-atom
logam yang berupa radiasi cahaya di daerah sinar tampak. Berikut ini disajikan radiasi
cahayadi daerah sinar tampak dengan rentangan panjang gelombangnya masing-masing.

Tabel 1. Warna Sinar Tampak dan Rentangan Panjang Gelombangnya

2
Warna sinar Renta panjang
tampak glombang (nm)

Merah 620-780

Jingga 585-620

Kuning 570-585

Hijau 490-570

Biru 440-490

Nila 420-440

Ungu 400-420

Untuk memahami operasi yang dilibatkan dalam uji warna nyala, perlu diketahui struktur
nyala Bunsen sebagai sumber gas pembakar. Nyala Bunsendapat digambarkan sebagai
berikut:

Keterangan:

a = daerah suhu rendah

b = daerah nyala paling panas

c = daerah oksidasi bawah

d = daerah oksidasi atas

e = daerah reduksi atas

f = daerah reduksi bawah

Bagian daerah nyala api bunsen Fungsinya

a: daerah suhu rendah Dipakai untuk menguji zat-zat yang


mudah menguap

b: daerah nyala paling panas/daerah Digunakan untuk menguji sifat peleburan


peleburan suatu zat dan melengkapi daerah suhu
rendah dalam menguji kemudahan relatif
suatu zat untuk menguap

3
c: daerah oksidasi bawah Digunakan untuk mengoksidasi zat-zat
yang larut dalam mutu boraks, fosfat,dan
karbonat

d: daerah oksidasi atas Digunakan untuk mengoksidasi zat-zat


yang tidak memerlukan suhu tinggi.
Warna nyala tidak berwarna dan nyalanya
tidak sepanas di daerah oksidasi bawah.

e: daerah reduksi atas Digunakan untuk mengoksidasi oksida-


oksida berupa kerak menjadi logam.Pada
daerah ini banyak mengandung karbon
berpijar dan berupa kerucut berwarna biru.

f: daerah reduksi bawah Digunakan untuk mereduksi borakslelehan

Tabel 2. Bagian Daerah Nyala Api Bunsen dan Fungsinya

Dalam uji warna nyala, suatu sampel dibakar sampai dihasilkan radiasi cahaya di daerah sinar
tampak.

BAB 2

ALAT DAN BAHAN

4
2.1 Alat Dan Bahan
A. Organoleptis

ALAT

1. Spatel

2. Gelas ukur

3. Kertas lakmus

4. Plat tetes

5. Pipet tetes

BAHAN

1. K3(Fe(CN)6

2. k2Cr2O7

3. K4(Fe(CN)6

4. FeSO4

6. CuSO4

7. FeCl3

8. Arang aktif (carbon)

9. K2Cr2O4

10. KmnO4

B. Uji nyala

Alat
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Lampu spiritus
4. Kawat platina
5. Plat tetes

Bahan

1. NaCl

5
2. KBr
3. NH4OH
4. AgNO3
5. KI
6. K2CrO4
7. FeSO4
8. ZnSO4
9. BaCl2
10. MgCl2
11. CaCL2
12. CuSO4

C. Identifikasi kation dan anion

 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Gelas kimia
5. Botol semprot

 Bahan
Kation golongan I, II, III
Anion golongan I, II, II

6
BAB 3

METODE

3.1 Cara Kerja


A. Organoleptik
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Masing masing bahan seperti (K3(Fe(CN)6), (K2Cr2O7), (K4(Fe(CN)6), (FeSO4),
(CuSO4), (FeCl3), (Arang Aktif (Carbon)), (K2Cr2O4), (KMnO4) dimasukkan
kedalam plat tetes masing masing 1 spatel.
3. Diamati bentuk, warna, sifat, dan aroma nya, kemudian dicatat hasilnya.

a. Cara Kerja jika masing- masing sampel dilarutkan dalam air:

1. Disiapkan alat dan bahan.


2. Masing masing bahan seperti (K3(Fe(CN)6), (K2Cr2O7), (K4(Fe(CN)6),
(FeSO4), (CuSO4), (FeCl3), (Arang Aktif (Carbon)), (K2Cr2O4), (KMnO4)
dimasukkan kedalam tabung reaksi masing masing 1 spatel.
3. Ditambahkan aquadest secukupnya hingga sampel larut (bisa dengan bantuan
dikocok) kemudian dicatat hasilnya (perubahan warna dan endapan)

b. Cara Kerja Menggunakan Kertas lakmus :

1. Disiapkan alat dan bahan.

2. Masing masing bahan seperti (K3(Fe(CN)6), (K2Cr2O7), (K4(Fe(CN)6), (FeSO4),


(CuSO4), (FeCl3), (Arang Aktif (Carbon)), (K2Cr2O4), (KMnO4) dimasukkan
kedalam plat tetes masing masing 1 spatel.

3. Kemudian diteteskan aquadest 1-2 tetes dan celupkan masing masing sampel
menggunakan kertas lakmus merah dan biru

4. Diamati apakah terjadi perubahan warna pada kertas lakmus lalu dicatat hasilnya.

7
B. Uji nyala

Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Dimasukkan 1 spatula masing-masing sampel pada plat tetes.

3. Dimasukkan 10ML HCl kedalam tabung reaksi.

4. Dimasukan kawat platina kedalam tabung reaksi berisi HCl lalu bakar diatas lampu
spiritus sebanyak 3 kali.

5. Kawat platina yang sudah di bakar 3 kali, dicelupkan pada sampel NaCl lalu
dibakar di atas api spiritus. Amati perubahan nyala Api dan catat.

6. Setelah itu kawat platina dimasukkan lagi ke dalam tabung reaksi berisi HCl dan
bakar sebanyak 3 kali. Lalu dicelupkan pada sampel KBr, dan bakar di atas api
spiritus. Amati nyala api dan catat.

7. Lakukan hal serupa pada masing-masing sampel.

8
BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

 Organoleptis
1. Hasil uji warna , aroma dan bentuk

NAMA WARNA SIFAT AROMA BENTUK


SENYAWA
K3(Fe(CN)6 Merah Non Tidak Beraroma Serbuk Kristal
Keorenan Higroskopis
K2Cr2O7 Merah Jingga Non Aroma Khas Kristal
Higroskopis
K4(Fe(CN)6 Putih Non Tidak Beraroma Serbuk Halus
Kekuningan Higroskopis
FeSO4 Hijau Muda Higroskopis Aroma Serbuk Kristal
Menyengat
CuSO4 Biru Non Tidak Beraroma Bongkahan
Higroskopis Atau Kalkanit
FeCl3 Coklat Keabuan Higoskopis Aroma Tajam Serbuk
Arang Aktif Hitam Non Aroma Khas Kristal
(Carbon) Higroskopis
K2Cr2O4 Kuning Non Aroma Tajam Kristal
Higroskopis Menyengat
KMnO4 Ungu Non Aroma Khas Serbuk Kristal
Kehitaman Higroskopis
2. Hasil uji yang dilarutkan dengan air

NAMA SENYAWA WARNA PERUBAHAN YANG


TERJADI
K3(Fe(CN)6 Merah Keorenan Larutan berubah menjadi
kekuningan dan terjadi
endapan
K2Cr2O7 Merah Jingga Larutan berubah warna
menjadi orange dan terjadi
endapan
K4(Fe(CN)6 Putih Kekuningan Larutan berubah warna
menjadi kuning bening dan
terjadi endapan
FeSo4 Hijau Muda Larutan berubah warna
menjadi kuning pudar dan
terjadi endapan
CuSO4 Biru Tidak larut (masih dalam
bentuk kalkanit atau
bongkahan dan Larutan

9
berubah warna menjadi biru
terang
FeCl3 Coklat Keabuan Larutan berubah warna
menjadi ungu pekat dan larut
Arang Aktif (Carbon) Hitam Larutan berubah warna
menjadi bening kehijauan
dan tidak larut
K2Cr2O4 Kuning Larutan berubah warna
menjadi kuning dan larut
KMnO4 Ungu Kehitaman Larutan berubah warna
menjadi ungu pekat dan larut

3. Hasil uji menggunakan kertas lakmus


NAMA Lakmus biru Lakmus merah
SENYAWA
K3(Fe(CN)6 Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
merah (asam)
(asam)
K2Cr2O7 Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
merah (asam)
(asam)
K4(Fe(CN)6 Tetap berwarna biru Berubah warna menjadi
(basa) biru (basa)
FeSO4 Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
merah (asam)
(asam)
CuSO4 Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
merah (asam)
(asam)
FeCl3 Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
merah (asam)
(asam)
Arang Aktif Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
(Carbon) merah (asam)
(asam)
K2Cr2O4 Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
merah (asam)
(asam)
KMnO4 Berubah warna menjadi Tetap berwarna merah
merah (asam)
(asam)

10
 Uji nyala
Hasil Praktikum

No Kation Warna Api Warna Literatur

1. NaCl Orange Kuning

2. KBr Ungu jingga Ungu

3. NH4OH Orange Kuning

4. AgNO3 Orange Kuning – orange

5. KI Biru Ungu terang

6. K2CrO4 Merah Lilac menjadi merah

7. FeSO4 Orange (ujungnya Emas


keunguan)

8. ZnSO4 Kuning Kuning

9. BaCl2 Hijau Hijau

10. MgCl2 Tidak berwarna Lembayung


11
11. CaCL2 Merah Merah bata

12. CuSO4 Hijau Biru – hijau


4.2 Pembahsaan
A. Organoleptis

Pada dasarnya zat-zat kimia yang terdapat didunia ini sangat banyak sekali dan
munghkin tidak terhitung jumlahnya, ada yang berbentuk zat padat maupun zat cair, dan
lainya. Sehingga terkadang kita sebagai manusia sulit untuk memebedakannya secra kasat
mata, atau sesaat saja.

Dalam praktikum kali ini kita mengenali bentuk, warna dan bau suatu zat kimia dengan
menggunakan alat panca indra yang seperti sudah di terangkan sebelumnya. Seperti zat kimia
padat, ada yang berbentuk hablur, serbuk, gumpalan, bongkahan dan kristal. Dan memiliki
warna yang bermacam-macam bahkan hamper serupa dan juga memiliki bau yang khas tiap
masing-masing zatnya. Bahkan zat kima cair pun ada yang berbentuk cairan kental seprti
sirop, dan ada yang mudah menguap, dan ada yang memiliki cairan jernih, dan ada yang
bening, kuning dan banyak lagi, memilki bau yang khas, tajam dan mint.

Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui rasa dan bau ( kadang-
kadang termasuk penampakan) dari suatu produk makanan, minuman, obat dan produk
lainya. Dalam melakukan pengujian tersebut para peneliti menggunakan manusia sebagai
objek yang biasa dinamakan dengan panelis. Dan dalam pengenalan zat kimia ini kita dapat
melakukannya secara organolpetis ( warna, bau, bentuk ) dan dengan uji cara dilarutkan
dengan air, uji dengan kertas lakmus.

12
B. Pada uji warna, bau dan bentuk dilakukan dengan melihat warna dari sembilan
bahan, mencium aroma dari setiap bahan dan melihat bentuk-bentuk dari setiap
bahan.
C. Pada uji yang dilarutkan dengan air, dilakukan dengan cara setiap bahan dilarutkan
dengan aquades, lalu dilihat apa perubahan yang terjadi seperti warna dan ada
tidaknya endapan pada setiap bahan-bahan tersebut.
D. Pada uji dengan kertas lakmus, dilakukan dengan cara bahan-bahan dimasukan
kedalam plat tetes masing-masing 1 spatel, lalu ditetesi aquades 1-2 tetes dan
celupkan masing-masing sampel menggunakan kertas lakmus. Kemudian diamati
perubahan apa yang terjadi pada setiap bahan.

13
B. Uji Nyala
Pada praktikum ini dilakukan percobaan warna nyala logam alkali dan alkali
tanah. Percobaan dilakukan untuk menguji warna yang dihasilkan oleh alkali dan
alkali tanah dalam nyala api. Pembersihan kawat nikrom dilakukan dengan
pencelupan kawat kedalam larutan asam klorida (HCl) dimana larutan ini berfungsi
untuk membersihkan pengotor atau kontaminan yang melekat pada kawat nikrom
sehingga pengotor tersebut akan mudah menguap dari kawat nikrom, selain itu asam
klorida (HCl) digunakan karna tidak menghasilkan warna nyala pada saat dilakukan
pemijaran diatas nyala api sehingga tidak akan mempengaruhi hasil pengamatan uji
nyala. Indikator kawat nikrom ini bersih adalah jika nyala api sama dengan semula
yang dalam hal ini adalah warna biru. Pencelupan kembali ke dalam HCl ini juga
berfungsi agar nantinya garam-garam klorida lebih mudah menempel ketika kawat di
masukkan ke dalamnya.

Percobaan uji nyala ini menggunakan garam – garam klorida sebagai


bahannya.Dipilihnya garam-garam klorida dari golongan alkali dan alkali tanah
karena garam-garam ini mampu membentuk garam-garam klorida yang ketika dibakar
menunjukkan warna yang spesifik. Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia
dipanaskan, maka akan terurai menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud
gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap
sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam
tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali kekeadaan semula (berenergi
rendah) dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya.
Besarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam
bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari warna nyala atom-atom logam yang
mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak.
Setelah kawat nikrom layak digunakan pencelupan dilanjutkan kedalam kristal :
NaCl, KBr, NH4OH, AgNO3, KI, K2CrO4, FeSO4, ZnSO4, BaCl2, MgCl2, CaCL2,
CuSO4 . Yang dilakukan satu persatu setelah membersihkan kawat nikrom.

Berdasarkan hasil pengamatan NaCl menghasilkan warna orange, KBr


menghasilkan warna ungu jingga, NH4OH menghasilkan warna orange, AgNO3
menghasilkan warna orange, Kl menghasilkan warna biru, K2CrO4 menghasilkan
warna merah, FeSO4 menghasilkan warna orange ( ujungnya keunguan ), ZnSO4
menghasilkan warna kuning, BaCl2 menghasilkan warna hijau, MgCl2 tidak
menghasilkan warna, CaCL2 menghasilkan warna merah, dan CuSO4 menghasilkan
warna hijau. Warna yang dihasilkan sesuai dengan teori yang telah dibahas pada
kajian pustaka. Perbedaan warna nyala disebabkan karena perbedaan spektrum emisi
yang dihasilkan oleh setiap unsur logam.

C. Identifikasi kation dan anion

14
Pada percobaan uji kation dan anion, untuk mengindetifikasi ada tidaknya
suatu kation dan anion dilakukan analisis kualitatif yang sederhana yaitu penambahan
reagen, maka akan terjadi perubahan yang menunjukkan adanya ion-ion. Dalam
analisis kualitatif sistematis, kation-kation diklasifikasikan dalam lima golongan,
berdasarkan sifat-sifat kation itu terdapat beberapa reagensia. Reagensia yang umum
dipakai diantaranya : asam klorida, Hidrogen sulfide, Amonium sulfide, dan
Amonium karbonat. Klasifikasi kation berdasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
dengan reagensia, reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak boleh
dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfide, dan karbonat dari kation tersebut. pada percobaan yang
dilakukan yaitu uji kation, dimana kation yang di uji pada golongan I, II, III Pengujian
terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-gangguan dari ion-ion lain
yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Golongan anion terdiri atas tiga
yaitu golongan sulfat, golongan halida, dan golongan nitrat

15
BAB 5

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

A. Organoleptis

Uji organoleptik bertujuan mengetahui atau menguji sensitivitas sensori indra


seseorang panelis secra subjektif. Penilaian panelis terhadap suatu produk dipengaruhi
oleh faktor internal dan eksternal.

Dalam dunia ini banyak sekali zat kimia yang memiliki banyak macam bentuk, warna
dan bau. Sehingga kita harus dapat membedakannya satu sama lain. Dalam praktikum
ini kita dituntun agar dapat membedakan suatu zat kimia dengan cara organoleptis
menggunakan panca indra seperti penglihatan, penciuman, dan ptraba.

Dan kita juga harus dapat memebedakan zat kimia yang masih bagus dengan
zat kimia yang sudah terkontaminasi oleh pengaruh bahan lain atau tercampur bahan
lain, terutama terkena cahaya dan pengaruh udara karena zat kimia yang sudah
terkontaminasi oleh zat lain akan menyebabkan zat kimia menjadi beda dan rusak,
terutama berbeda warna dan perubahan bentuk.

B.Uji Nyala

Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Warna nyala api pada NaCl adalah orange, KBr adalah ungu jingga, NH4OH adalah
orange, AgNO3 adalah orange, Kl adalah biru, K2CrO4 adalah merah, FeSO4 adalah
orange(ujungnya keunguan), ZnSO4 adalah kuning, BaCl adalah hijau, MgCl2 tidak
berwarna, CaCl2 adalah merah, CuSO4 adalah hijau.

2. Spektrum nyala pada unsur IA dan IIA memberi warna-warna yang khas pada nyala
api biasa. Warna yang berbeda itu disebabkan oleh panjang gelombang yang berbeda.
Berarti jarak orbital dari tiap atom unsur selalu berbeda. Jarak antar orbital ternyata
tidak ada yang sama untuk setiap atom unsur.

3. Warna nyala dapat digunakan untuk uji adanya unsur tertentu dalam senyawa karena
setiap unsur memiliki karakteristik warna yang berbeda yang dapat membedakan
unsur satu dengan unsur yang lain.

16
C. Uji kation dan anion
 Kesimpulan Setelah melakukan praktikum ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa
dalam melakukan analisis kualitatif untuk mengidentifikasi keberadaan kation dan
anion di dalam suatu sampel digunakan uji spesifik. Dengan penambahan reagen
tertentu pada larutan yang diuji, dapat diamati ciri berupa endapan dan perubahan
warna dari masing-masing larutan yang menunjukkan ada tidaknya
kation dan anion dalam larutan sampel.

5.1 Daftar Pustaka

Modul praktikum kimia analisis STTIF, bogor

Septa Ayatullah, Mohamad,2012. Deskripsi uji sensoris. Blogspot.Com

Anshory, Irfan. 2003. Acuan Pelajaran Kimia. Jakarta: Erlangga

Wulandari, Zakiah.2002. Sifat organoleptik, sifat fisikokimia dan total mikroba telur
itik asin hasil pengeraman dengan tekanan (tesis) . Bogor. Program Pascasarjana.
Institut Pertanian Bogor.

17

Anda mungkin juga menyukai