Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

Uji Aktivitas Antioksidan

Disusun Oleh :

Muhamad ali zainal abidin (19012038 )

Muhamad fian kurnia (19012044)

Dosen : Lilik sulastri, M.Farm

Tanggal praktikum :

Tempat : Laboratorium STTIF

PRGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSRIDAN FARMASI

BOGOR
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan
Dari Praktikum Uji Aktivitas Antioksidan adalah untuk mengetahui  besar
aktivitas antioksidan yang terdapat pada partisi Daun Ketepeng (Cassia alata L.)
dan Daun Lamtoro (L.leucocephala) terhadap radikal bebas DPPH

1.2 Dasar Teori


Penentuan aktivitas antioksidan menggunakan prosedur yang dilakukan
oleh Filbert (2014) dengan beberapa modifikasi. Larutan stok sampel dengan
konsentrasi 1000 µg/mL dan larutan DPPH 0,4 mM disiapkan terlebih dahulu.
Kemudian larutan stok diencerkan ke dalam berbagai variasi konsentrasi
dengan total volume 1,6 mL lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebagai
larutan uji dan dibuat juga larutan blanko. Selanjutnya, ke dalam tabung reaksi
larutan uji ditambahkan 0,4 mL DPPH dan diinkubasi selama 30 menit dalam
kondisi gelap. Setelah 30 menit, blanko dan larutan uji diukur absorbansinya
dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 517
nm. Nilai absorbansi dari tiap sampel dihitung presentase (%) inhibisinya dan
nilai IC50.
Aktivitas antioksidan yang baik ditunjukkan dengan perubahan warna dari
ungu menjadi kuning. Semakin tinggi aktivitas antioksidan maka warna ungu
DPPH akan semakin berkurang sehingga menyebabkan penurunan nilai
absorbansi sinar tampak pada spektrofotometer (Molyneux, 2004). Intensitas
perubahan warna yang telah diukur nilai absorbansinya panjang gelombang
515 nm dinyatakan sebagai persen inhibisi (%inhibisi) dimana makin kecil
nilai absorbansi maka semakin tinggi nilai %inhibisinya.
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 Alat
1. Neraca analitik
2. Labu ukur 50 ml
3. Labu ukur 100 ml
4. Pipet volume
5. Balp
6. Spatel
7. Batang pengaduk
8. Beaker glass
9. Tabung reaksi
10. Rak tabung reaksi
11. Botol semprot
12. Spektrofotometri
13. Kuvet

2.2 Bahan
1. Sampel hasil partisi ketepeng fraksi etil asetat
2. Sampel hasil partisi lamtoro fraksi air
3. Methanol
4. DPPH
5. DMSO
6. Alumunium foil
BAB III
CARA KERJA

3.1 Cara Kerja


1. Sampel partisi ketepeng dan lamoro masing - masing ditimbang 0,1 gram
dalam beaker glass
2. Ditambahkan DMSO 1 ml pada setisp sampel, aduk hingga homogen
3. Larutan tersebut dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, ad aquades
sampai tanda batas (1000 ppm)
4. Dibuat deret konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 40 ppm, 80 ppm, 160 ppm dan
320 ppm
5. Masing-masing larutan deret konsentrasi tersebut dipipet 3 ml ke dalam
tabung reaksi dan ditambah 3 ml DPPH
6. Tabung reaksi ditutup dengan alumunium foil dan inkubasi dalam ruangan
tertutup selama 30 menit
7. Di ukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
A. Perhitungan deret konsentrasi
Larutan induk = 1000 ppm
Larutan deret konsentrasi (menggunakan labu ukur 50 ml)
 10 ppm
V1 . N1 = V2 . N2
X . 1000 = 50 . 10
50. 10
X = = 0.5 ml
1000
 20 ppm = 1 ml
 40 ppm = 2 ml
 80 ppm = 4 ml
 160 ppm = 8 ml
 320 ppm = 16 ml

B. Hasil Pengamatan Daun Ketepeng


Perhitungan % inhibisi
blanko−sampel
% Inhibisi = x 100 %
blanko

 10 ppm
2.036−1.487
% Inhibisi = x 100 % = 26.988 %
2.036

 20 ppm = 26.856 %
 40 ppm = 29.965 %
 80 ppm = 34.168 %
 160 ppm = 30.053 %
 320 ppm = 4.213 %

Grafik Hubungan %Inhibisi dengan Konsentrasi (Daun Ketepeng)

Hubungan % Inhibisi dengan Konsentrasi

40
35
30 f(x) = 0.12 x + 24.75
R² = 0.99
25
% Inhibisi

20
15
10
5
0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
Konsentrasi

IC50 = y = 50
Y = 0.1195X + 24.755
50 = 0.1995X + 24.755
X = (50-24.755) / 0.1195
X = 211.2552 ppm
C. Hasil Pengamatan Daun Lamtoro

Log Konsentrasi Log % Inhibisi


1 1.544
1.301 1.434
1.602 1.490
1.903 1.509
2.204 1.512
2.505 1.554

Perhitungan % inhibisi
blanko−sampel
% Inhibisi = x 100 %
blanko
 10 ppm
2.036−1.322
% Inhibisi = x 100 % = 35 %
2.036
 
 20 ppm = 27.17 %
 40 ppm = 30.91 %
 80 ppm = 32.27 %
 160 ppm = 32.52 %
 320 ppm = 35.78 %

Grafik Hubungan %Inhibisi dengan Konsentrasi (Daun Lamtoro)

Hubungan log % Inhibisi dengan log konsentrasi


1.6

1.55
f(x) = 0.09 x + 1.33
R² = 0.9
log % Inhibisi

1.5

1.45

1.4

1.35
1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.2 2.4 2.6
log konsentrasi

IC50 = y = 50
Y = 0.087X + 1.3342
50 = 0.087X + 1.3342
X = (50-1.3342) / 0.087
X = 559.377 ppm

4.2 Pembahasan
Pada praktikum uji antioksidan partisi daun ketepeng dan daun lamtoro
diperoleh data %inhibisi pada daun ketepeng pada konsentrasi 10ppm 26,988%;
20ppm 26,856%; 40ppm 29,965%; 80ppm 34,168%; 160ppm 30,053%; dan
320ppm 4,213%. Sedangkan hasil %inhibisi daun lamtoro pada konsentrasi
10ppm 35%; 20ppm 27,17%; 40ppm 30,91%; 80ppm 32,27%; 160ppm 32,52%;
320ppm 35,78% dengan rata-rata blangko yang digunakan adalah 2,036.
Pada praktikum ini hasil %inhibisi tidak stabil, dimana seharusnya
semakin tinggi konsentrasi, %inhibisi semakin tinggi. Terlihat dalam grafik
hubungan %inhibisi dan konsentrasi grafiknya naik turun. Hal ini bisa disebabkan
karena pada saat praktikum terdapat kesalahan saat memasukan DPPH yang
seharusnya tidak boleh terkena matahari sama sekali atau kesalahan saat
pembuatan larutan deret.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Uji antioksidan partisi daun ketepeng dan daun lamtoro diperoleh data
%inhibisi pada daun ketepeng pada konsentrasi 10ppm 26,988%; 20ppm
26,856%; 40ppm 29,965%; 80ppm 34,168%; 160ppm 30,053%; dan 320ppm
4,213%. Sedangkan hasil %inhibisi daun lamtoro pada konsentrasi 10ppm 35%;
20ppm 27,17%; 40ppm 30,91%; 80ppm 32,27%; 160ppm 32,52%; 320ppm
35,78% dengan rata-rata blangko yang digunakan adalah 2,036.

5.2 Saran
Praktikan diharapkan untuk teliti dalam melaksanakan praktikum ini.

Anda mungkin juga menyukai