Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS OBAT, KOSMETIK DAN MAKANAN


PENETAPAN KADAR VITAMIN B1 PADA SEDIAAN TABLET VITAMIN B1
DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV

I. Prinsip
Analisis Thiamin HCl (juga dikenal sebagai vitamin B1), dilakukan dengan
metode spektrofotometer UV (Moffat et, al., 2011). Spektrofotometri adalah suatu
metode analisis yang berdasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis
oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan
menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dan detektor vacuum
phototube atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer
UV, yaitu suatu alat yang diguanakan untuk menentukan suatu senyawa baik
secara kuatitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmittan ataupun
absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi (Khopkar, 2003).
Hukum Lamber-Beer menyatakan bahwa jumlah radiasi cahaya tampak,
ultraviolet, dan cahaya-cahaya lain yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu
larutan merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal kuvet.
Rumus Lambert-Beer: A= Ɛ.b.c. Jika absorbansi suatu seri konsentrasi larutan
diukur pada panjang gelombang, suhu, kondisi pelarut yang sama, dan absorbansi
masing-masing larutan diplotkan terhadap konsentrasinya maka suatu garis lurus
akan teramati sesuai hukum Lambeert-Beer (Gandjar dan Rohman, 2007).

S H2N CH3
HOH2CH2C N

N N
Cl-.HCl
H3C C (Higuchi, 1961).
H2

Metode spektrofotometer UV dipilih dikarenakan nilai 𝐴11 Thiamin lebih dari


200 dan bermode a pada suasana asam (𝐴11 Thiamin = 450a). Struktur kimia
Thiamin HCl yang memiliki ikatan rangkap konjugasi yang cukup untuk
menyerap radiasi pada λ di daerah sinar UV (200-380 nm), selain itu thiamin HCl
memiliki gugus auksokrom yang dapat meningkatkan intensitas serapan.
Pembacaan absorbansi dilakukan pada λmaks yaitu 246 nm (Moffat et, al., 2011).
Pemerian Vitamin B1 adalah kristal putih dengan bau yang spesifik. Bersifat
higroskopis dan bentuk anhidratnya dapat menyerap 4 % air. Meleleh dan
mengalami dekomposisi pada 248ºC. Kelarutannya adalah 1 gram larut dalam 1
mL air, 18 mL gliserol, 100 mL alkohol 95 %, dan 315 mL alkohol absolut.
Praktis tidak larut dalam eter, benzena, heksan, kloroform (Dirjen POM, 1995).
II. Pereaksi ( Alat dan Bahan)
1. Alat
Neraca analitik
Labu takar 10 mL, 50 mL , 500 mL
Mikropipet
Pipet tetes
Beaker glass 100 mL, 600 mL
Spektrofotometer UV
Kuvet
Indikator pH universal
Yellow tip
Blue tip
Kertas saring
2. Bahan
Tablet Thiamin HCl ®
Aquadest
HCl 37% yang dibuat menjadi HCl 0.2 N
III. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Induk Tiamin HCl

Ditimbang 100 mg Thiamin HCl serbuk dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml

Dimasukkan HCl 0,2 N ke dalam labu takar hingga tanda batas

Penentuan λ max
Diambil 1 ml larutan induk Thiamin HCl, dimasukkan ke labu takar 10 ml

Ditambahkan HCl 0,2 N hingga didapat pH 2 ad 10 ml

Dilakukan scanning dengan spektrofotometri UV pada kisaran λ 200-400 nm

Didapatkan λ max

Penentuan Kurva Baku

Diambil larutan induk Thiamin HCl dengan berbagai variasi volume


(50 µL; 100 µL; 150 µL; 200 µL; 250 µL)

Masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL dan ditambahkan HCl 0,2N


sampai tanda batas

Dilakukan pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer UV dengan λ = 246 nm

Dibuat persamaan baku

Uji Keseragaman Bobot

Ditimbang 20 tablet Thiamin HCl satu persatu, dicatat bobotnya


Dihitung rata-rata bobot tablet dan hitung koefisien variasi dan simpangan baku

Penetapan Kadar Thiamin HCl pada tablet Vitamin B1

Ditimbang seksama lebih kurang 100 mg serbuk yang mengandung Thiamin HCl

Dimasukkan serbuk ke dalam labu takar 50 mL, ditambahkan HCl 0,2 N


hingga tanda terra

Disaring dengan kertas saring yang telah dijenuhkan dengan HCl 0,2 N

Dilakukan pembacaan absorbansi dengan spektrofotometer UV pada λ = 246 nm

Dilakukan replikasi sebanyak 2 kali

Dihitung kadar Thiamin HCl pada tiap sampel dan dirata-rata

IV. Reaksi

+ 2HCl +2Cl-

V. Data dan Perhitungan


Sampel : Vitamin B1
Claim : 25 mg
Setiap tablet Vitamin B1 mengandung 90-110% Thiamin.
A. Uji Keseragaman Bobot

No. Berat (mg) No. Berat (mg) No. Berat (mg) No. Berat (mg)

1 198.2 6 203.1 11 203.3 16 205.2


2 203.4 7 199.4 12 203.4 17 201.2
3 200.2 8 202.4 13 210.8 18 200.2
4 201.3 9 203.5 14 200.2 19 200.1
5 202.4 10 202.2 15 201.1 20 200.1

Bobot rata-rata tablet : 202,085 mg


SD : 2,686
CV : 1,329% (Presisi)
Syarat keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia III untuk rata-
rata bobot tablet 151-300 mg:
Jika ditimbang satu persatu, tidak lebih dari 2 tablet menyimpang 7,5%
dari bobot rata-rata tablet dan tidak lebih dari 1 tablet menyimpang 15%
dari bobot rata-rata tablet (Anonim, 1979).

Perhitungan rentang:
x = bobot rata-rata tablet ± (bobot rata rata tablet x %penyimpangan)
1) Rentang 7,5% dari rata-rata bobot tablet yaitu:
(202,085 x 7,5%) = 15,156 mg,
Rentang x = 202,085 ± (202,085 x 7,5%),
maka range 186,329 mg ≤ x ≤ 219,241 mg (tidak ada satupun
tablet yang menyimpang 7,5% dari bobot rata-rata tablet)
2) Rentang 15% dari rata-rata bobot tablet yaitu:
(202,085 x 15%) = 30,313 mg
Rentang x = 202,085 ± (202,085 x 15%),
maka range 171,772 mg ≤ x ≤ 232,398 mg (tidak ada satupun
tablet yang menyimpang 15% dari bobot rata-rata tablet)
B. Data Kurva Baku
Berat Thiamin HCl : 100,1 mg
Volume pelarut : 100 mL HCl 0,2 N
Maka, konsentrasi larutan induk : 100,1 mg/100 mL
Perhitungan pembuatan HCl 0,2 N
Konsentrasi HCl pekat = 37% = 37 mL/100 mL
N HCl =
37 𝑚𝑙 1000
𝑥 𝑥 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐻𝐶𝑙 𝑥 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛
100 𝑚𝑙 𝐵𝑀 𝐻𝐶𝑙
37 𝑚𝑙 1000
= 100 𝑚𝑙 𝑥 𝑥 1,19 𝑥 1 = 12,063 N
36,5

Volume yang diambil:


N1 x V1 = N2 x V2
12,063 x V = 0,2 x 500 ml
V = 8,29 mL HCl 37%
Volume Larutan Induk Volume Akhir Konsentrasi
Absorbansi
(µL) (mL) (µg/mL)
50 10 5,005 0,334
100 10 10,01 0,515
150 10 15,015 0,719
200 10 20,02 0,927
250 10 25,025 1,137

y = 0,04x + 0,121 R = 0,9996


C. Data Sampel

Bobot Volume Konsentrasi


Sampel Fp Absorbansi
(mg) (mL) (µg/mL)
1 100,0 50 10 1,081 24,000
2 100,2 50 10 1,036 22,875
3 100,1 50 10 1,067 23,650

1) Konsentrasi Regresi
a) Sampel 1: 1,081 = 0,04x + 0,121
x = 24,000 µg/mL
b) Sampel 2: 1,036 = 0,04x + 0,121
x = 22,875 µg/mL
c) Sampel 3: 1,067 = 0,04x + 0,121
x = 23,650 µg/mL
2) Kadar Thiamin
𝐶𝑟𝑒𝑔 𝑥 𝐹𝑝 𝑥 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟
Kadar = 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000
24 𝑥 10 𝑥 50
a) Sampel 1: 𝑥 202,085 = 24,250 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
100 𝑥 1000
22,875 𝑥 10 𝑥 50
b) Sampel 2: 𝑥 202,085 = 23,150 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
100 𝑥 1000
23,650 𝑥 10 𝑥 50
c) Sampel 3: 𝑥 202,085 = 23,870 𝑚𝑔/𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
100 𝑥 1000

Kadar rata-rata : 23,508 mg/mL


SD = 0,576
Cv = 2,45% presisi
3) Persentase kandungan Thamin HCl pada tablet Vitamin B1
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑇ℎ𝑖𝑎𝑚𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
A= 𝑥 100%
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑙𝑎𝑖𝑚 𝑇ℎ𝑖𝑎𝑚𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡
24,250
a) Sampel 1: x 100% = 97,00%
25
23,150
b) Sampel 2: x 100% = 92,60%
25
23,870
c) Sampel 3: x 100% = 95,48%
25

Persentase rata-rata : 95,03%


SD = 2,23
CV = 2,35% (presisi)

4) Uji Pencilan
| 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑑𝑖𝑐𝑢𝑟𝑖𝑔𝑎𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑘𝑎𝑡 |
Qhitung = | 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 |
| 24,250−23,870 |
= | 24,250−23,150 | = 0,345

Qdata = 0,970
Qhitung < Qdata , maka data bukan pencilan
VI. Pembahasan
Tujuan praktikum ini adalah penetapan kadar vitamin B1 pada sediaan
tablet vitamin B1 secara spektrofotometri UV. Metode ini dipilih karena praktis,
mudah, cepat, dan ada gugus kromofor auksokrom pada struktur vitamin B1.
Setelah dianalisis, diperoleh kadar per tablet yaitu 24,25mg/tablet; 23,15mg/tablet
dan 23;87mg/tablet , kadar rata–rata 23,508mg/tablet. Kadar yang diperoleh
sedikit berbeda dengan yang tertera pada etiket(25 mg/tablet). Presentase kadar
terhadap kadar klaim sebesar 97%, 92,60%, dan 95,48%. Presentase kadar
Thiamin HCl dalam tablet memenuhi persyaratan FI V yaitu setiap tablet
mengandung 90–110 % thiamin HCl. Uji pencilan dilakukan dengan metode
Qtest, hasilnya 0,345 (kurang dari 0,970) sehingga tidak terdapat data pencilan.

VII. Kesimpulan
1. Penetapan kadar vitamin B1 dalam sediaan tablet pada percobaan kali ini
digunakan metode spektrotometri UV.
2. Kadar sampel rata – rata tiap tablet yang diperoleh : 23,87 mg / tablet,
sedikit berbeda dengan kadar pada etiket yaitu 25 mg / tablet.
3. Presentase Kandungan Thiamin HCl rata-rata dalam sediaan tablet diperoleh:
95,03% (memenuhi persyaratan dalam Farmakope Indonesia IV).

VIII. Daftar Pustaka


Dirjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Gandjar, Ibnu Gholib, dan Abdul Rohman, 2012, Kimia Farmasi Analisis,
Pustaka Pelajar Yogyakarta.
Higuchi, T. dan Hanssen, E.B., 1961, Pharmaceutical Analysis, Interscience
Publishers, New York.
Khopkar, 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Moffat, A. C., Osselton, M. D., & Widdop, B., 2011, Clarke’s Analysis of Drugs
and Poisons Ed. III, Pharmaceutical Press, London.

Anda mungkin juga menyukai