Anda di halaman 1dari 18

Analisis Obat dalam Matriks

Biologi

ANATRI DESI LAMENA 16430570


ANDI AULIA 1443050007
I PUTU ESA 164305
SARI RAMADHANI 1643057086
Pendahuluan
o Menurut FI IV teofilin mengandung satu molekul air hidrat atau
anhidrat. Mengandung tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih
dari 102,0 % C7H8N4O2 dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
o Kelarutan teofilin : sukar larut dalam air, tetapi mudh larut dalam
air panas ; mudah larut dalam larutan alkali hidroksida dan dalam
amonium hidroksida ; agak sukar larut dalam etanol, dalam
klorofom dan dalam eter.
o Sampel biologis adalah sampel yang diambil dari bagian tubuh
untuk tujuan analisis, misalnya (Darah, Urin, Rambut, hati, ginjal,
dan bagian/jaringan tubuh lainnya).
o Matriks biologi adalah bahan-bahan lain diluar analit dalam
sampel biologi.
Parameter farmakokinetika suatu obat dihitung dari
konsentrasi obat dalam cuplikan hayati yang sesuai, dapat
berupa : darah, urin, air ludah, cairan lainnya yang relevan
atau mengandung obat, tetapi yang paling sering adalah
darah atau urin. Cuplikan darah dapat digunakan dengan
baik, karena semua proses obat dalam tubuh melibatkan
darah sebagai media, suatu alat ukur dari organ satu ke
organ lain seperti absorpsi, distribusi, metabolisme,
ekskresi. Oleh karena itu, agar nilai – nilai parameter obat
dapat dipercaya, metode penetapan kadar harus
memenuhi kriteria, yaitu meliputi perolehan kembali
(recovery), presisi dan akurasi. Kepekaan dan selektivitas
merupakan kriteria lain yang penting hal mana nilainya
tergantung dari alat ukur yang dipakai.
parameter
Dalam sebuah analisis obat dalam cairan hayati, ada hal
hal penting dalam farmakokinetika yang digunakan
sebagai parameter-parameter ntara lain yaitu :
a. Tetapan / laju invasi (tetapan arbsorbsi)
b. Volume distribusi menghubungkan jumlah obat
didalam tubuh dengan konsentrasi obat didalam
darah atau plasma
c. Ikatan protein
d. Laju eliminasi dan waktu paruh
e. Bersihan / clearance renal, ekstrak renal, dan total
f. Luas daerah dibawah kurva atau (AUC)
g. Ketersediaan hayati.
ALAT dan BAHAN

Alat Bahan
 NaOH 0,1 N
 Labu ukur 100 ml
 Pipet volume 0,1; 0,2 dan 2 ml
 Alkohol 70%
 Pipet ukur 1 ml dan 5 ml  Heparin
 pH meter  HCL 0,1 N
 Alat suntik  Kloroform
 Thermostat  Isopropil alcohol
 Vial, alat pemusing, lemari pendingin
 Plasma
 Kuvet, spektrofotometer
 Kalkulator fx
 Stopwatch, kertas grafik semilog dan
numeric
Pembuatan Kurva Baku
Theophylin
 Pembuatan larutan induk theophylin 20 μg/ml

 Buat larutan baku seri dengan konsentrasi 2 μg/ml, 4


μg/ml, 6 μg/ml, 8 μg/ml, 10 μg/ml

 Ukur absorbansinya dengan spektrofotometri pada


panjang gelombang 270nm
Penetapan kadar theophylin dalam plasma darah

Buat larutan induk theophylin 20 μg/ml dalam NaOH 0,1 N


Dengan mengunakan larutan induk diatas , buatlah 1 seri larutan dalam plasma masing-masing
dengan kadar 5 μg/ml, 10 μg/ml, 15 μg/ml

Kemudian 2 ml larutan obat dalam plasma ditambahkan kedalam 0,4 ml HCl 0,1 N dan 20 ml
campuran chloroform isopropil alkohol (20:1). Campuran dikocok selama 1 menit, lapisan air
dipisahkan ke fase organik disaring.
Filtrat yang diperoleh dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam tabung ekstraksi yang kering
dan bersih.Filtrat yang diperoleh dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam tabung ekstraksi
yang kering dan bersih.

Hasil ekstraksi kemudian disaring kembali dengan penambahan 4ml larutan NaOH 0,1 N , dikocok
selama 1 menit, kemudian dipusingkan selama 10 menit dengan kecepatan1500 rpm. Lapisan NaOH
dipisahkan. Nilai absorbansi larutan diamati menggunakan spektrofotometri UV pada panjang
gelombang maksimum.
Hasil dan Pengamatan
Hasil pengukuran absorbansi larutan baku theophylin pada
panjang gelombang 270 nm
No Konsentrasi Absorban
μg/ml

1 2 0,605
2 4 0,646
3 6 0,942
4 8 0,989
5 10 0,985

A = 0,502
B = 0,055
r2 = 0,911
Grafik hubungan antara konsentrasi dan absorbansi
1.2

f(x) = 0.06 x + 0.5 0.99 0.99


1 0.94
R² = 0.83

0.8
absorbansi

absorbansi
0.65
Linear (absorbansi)
0.61
0.6

0.4

0.2

0
1 2 3 4
konsentrasi
5 6 7 8 9 10 11
Hasil pengukuran absorbansi
theophylin dalam plasma

NO. Konsentrasi μg/ml Absorbansi


1 5 0,518
2 10 0,531
3 15 0,774
Perhitungan

 5 μg/ml 15 µg/ml
y = a + bx y = a + bx
0,518 = 0,502 + 0,055x 0,774 = 0,502 + 0,055x
X == 0,2909 X == 4,9459

 10 μg/ml Xrata-rata =
y = a + bx
0,531 = 0,502 + 0,055x = = 1,9212
X == 0,5273

 
Perhitungan % perolehan
kembali  o 15 μg/ml
o 5 μg/ml
= x 100%
= x 100% = x 100%
= x 100% = 32,96 %
= 5,818 %
   10 μg/ml
o

= x 100%
= x 100%
= 5,273 %
Kesalahan acak

NO. Xi (xi – xrata-rata) (xi - xrata-


rata)
2

1 0,2909 - 1,6303 2,6579


2 0,5273 - 1,3939 1,9429
3 4,9454 3,0242 9,1458
Total 13,7466

  Standar deviasi
=
= 2,6217

 Kesalahan acak =
= 136,46 %
Pembahasan

Pada praktikum kali ini kita akan melihat kadar


suatu obat (teofilin) secara in vivo mengunakan
plasma darah. Percobaan yang dilakukan yaitu
menganalisis obat dalam matriks Biologis. Tujuan
untuk memami langkah- langkah analisis obat
dalam cairan hayati serta mengetahau prosedur
obat dalam cairan hayati. Agar nilai- nilai
parameter obat dapat dipercaya metode
penetapan kadar harus memenuhi berbagai
kriteria yaitu meliputi perolehan kembali, persisi,
dan akurasisi. Persyaratan yang dituntut bagi suatu
metode analisa adalah jika metode tersebut dapat
memperoleh nilai perolehan kemali yang tinggi
Pada percobaan kali ini kami menggunakan larutan
baku theophylin sebesar 20 μg/ml kemudian kami
encerkan menjadi baku seri dengan konsentrasi 5
μg/ml, 10 μg/ml dan 15 µg/ml, kemudian diukur
absorbansinya menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelomban 270 nm dan didapatkan
hasil persamaan regresi yaitu Y= 0.5025 + 0.055x,
lalu kami melakukan pengukuran absorbansi
theophylin dalam plasma dengan konsentrasi 5
μg/ml, 10 μg/ml, 15 μg/ml dengan menggunkan
spektrfotometer lalu didapatkan hasil untuk 5 μg/ml
didapatkan absorbasi 0,518, 10 μg/ml sebesar
0,531 dan 15 μg/ml sebesar 0,774. hasil tersebut
dimasukan ke persaamn rumus y=A + Bx, dimana
Dari data tersebut didapatkan kadar obat dalam
plasama untuk konsentrasi 5 μg/ml sebesar
0,2909 μg/ml , untuk 10 μg/ml sebesar 0,5273
μg/ml , dan untuk 15 μg/ml sebesar 4,9454 μg/ml
dan didapatkan rata-rata sebesar 1,9212 μg/ml
dan untuk % perolehan kembali yang didapat
untuk 5 μg/ml sebesar 5,818 %, untuk 10 μg/ml
sebesar 5,273 % dan untuk 15 μg/ml sebesar
32,96 % dan didapatkan persentase keselahan
acak sebesar 136,46 %.
kesimpulan
Berdasarkan hasil yang didapatkan maka dapat ditarik kesimpulan

1. Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah jika


metode tersebut dapat memperoleh nilai perolehan kembali yang
tinggi (75%-90% atau lebih ), dan kesalahan acak kurang dari 10%.
2. Nilai perolehan kembali yang didapatkan adalah 5,818 %, 5,273 %
dan 32,96%. Hasil perolehan kembali dibawah kisaran range sehigga
tidak memenuhi syarat.
3. Didapat nilai kesalahan acak sebesar 136,46 %. Nilai keselahan acak
ini melebihi batasan yang ditetapkan yaitu 10 %.

Anda mungkin juga menyukai