Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIOFARMASETIKA-FAMAKOKINETIKA
NIM : 1601112
PEKANBARU
2020
ANALISIS OBAT DALAM MATRIK BIOLOGI
I. Tujuan
Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai dilakukan secara
rutin dengan metode yang sistematis. Hal ini juga didukung oleh perkembangan yang pesat
dari instrument analisis yang mampu mendeteksi kadar obat dalam konsentrasi yang sangat
rendah (mikro atau nanogram per mililiter) yang terdapat dalam matrik biologi.
Intensitas efek farmakologi suatu obat sering kali dikaitkan dengan dosis obat yang
dikonsumsi, namun sebenarnya konsentrasi obat bebas yang berikatan dengan reseptorlah
yang menentukan besarnya efek farmakologi yang diberikan oleh suatu obat. Reseptor
sebagian besar terdapat dalam sel sel jaringan, oleh karena sebagian besar sel sel jaringan
diperfusi oleh darah, maka pemeriksaan kadar obat dalam darah merupakan suatu metode
yang paling tepat untuk pemantauan pengobatan dan pengoptimalan manfaat terapi obat
dalam pelayanan farmasi.
Analisis obat pada umumnya dilakukan terhadap cairan biologis tubuh seperti plasma
atau serum, sebab terdapat hubungan yang baik antara konsentrasi obat dalam darah dengan
efek terapi yang ditimbulkan. Metode analisis yang digunakan untuk menentukan kadar obat
mempunyai peran yang penting dalam hal evaluasi, interpretasi bioavaibilitas dan
bioekivalensinya.
Untuk menetapkan kadar obat dalam plasma, diperlukan suatu metode analisis yang
tepat dengan tingkat selektivitas dan sensitivitas yang tinggi, gangguan yang sedikit mungkin,
dan nilai akurasi serta presisi yang tinggi. Untuk memperoleh hal tersebut, maka metode
analisis yang akan digunakan harus divalidasi terlebih dahulu. Metode validasi pada analisis
kimia terdiri dari beberapa seri percobaan laboratorium yang tujuannya adalah untuk
memastikan bahwa metode analisis yang akan divalidasi, parameternya harus memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
Suatu metode analisis baru dapat dipakai atau digunakan bila telah dilakukan validasi
yang kondisinya disesuaikan dengan laboratorium dan peralatan yang tersedia, meskipun
metode yang akan dipakai tersebut telah dipublikasikan pada jurnal, buku teks atau buku
resmi seperti farmakope (3). Hal ini dikarenakan adanya perbedaan dan keterbatasan alat,
bahan kimia atau kondisi lain yang menyebabkan metode tersebut tidak dapat diterapkan
secara keseluruhan. Sehingga sering dilakukan modifikasi, penyederhanaan maupun
perbaikan metode, akibatnya metode tersebut harus divalidasi dengan cara yang benar.
Apabila metode ini dapat dipertanggungjawabkan secara keseluruhan (presisi, akurasi,
selektivitas, batas deteksi, batas kuantitasi, stabilitas dan lain lain), tidak menyimpang dan
diakui oleh pihak yang berkompeten, maka metode yang dimodifikasi ini dianggap valid dan
dapat digunakan untuk analisis rutin.
Untuk memperoleh kadar obat total dalam plasma diperlukan perlakuan khusus
terhadap sampel plasma sebelum diinjeksikan, yang meliputi isolasi dari substansi matriks,
pembebasan obat dari ikatannya dengan protein dan pemisahan obat dari komponen lain atau
metabolit. Upaya upaya yang bisa dilakukan untuk mencapai tujuan diatas diantaranya adalah
dengan cara pengendapan protein, ultrafiltrasi, ekstraksi cair cair dan ekstraksi fase padat.
Analisis obat dalam matrik biologi diperlukan dalm studi farmakologi, farmakokinetik
dan pengembangan penggunaan obat. Pada tahap farmakokinetik penelitian meliputi aspek
absorbsi, biotransformasi, distribusi, biotransformasi dan eliminasi. Analisis obat dalam
cairan biologi ditujukan untuk memonitor penampilan sediaan obat yang ada dalam
perdagangan yang meliputi studi ketersediaan hayati, konfirmasi respon biologi,
mengkorelasikan level plasma obat dengan respon farmakologik, membuktikan adanya racun
atau keracunan serta monitoring obat pada kasus overdosis.
Agar hasil analisis dapat dipercaya, maka metode penetapan kadar harus memenuhi
kriteria antara lain perolehan kembali yang tinggi (75% - 90% atau lebih), kesalahan acak dan
sistematis kecil dari 10%, disamping itu perlu juga diperhatikan kepekaan dan selektivitas
yang nilainya tergantung kepada alat yang digunakan.
Untuk mendapatkan hasil analisis yang optimal, percobaan berikut perlu dilakukan :
1. Khusus untuk reaksi warna perlu penetapan jangka waktu larutan obat yang memberikan
respon tetap.
2. Penetapan jangka panjang gelombang larutan obat yang memberikan respon maksimum
Bahan :
-NaoH 0,1 N
-Alkohol 70%
-Heparin
-HCl 0,1 N
-Kloroform
-Isopropil alcohol
-Plasma kelinci/manusia
Alat
-pH meter
- Alat suntik
-Termostat
-Vial
-Sentrifuge
-Lemari pendingin
-Kuvet, spektrofotometer
-Kalkulator fx 3600
- Dari larutan induk tersebut diencerkan sehingga didapat larutan dengan konsentrasi 3,5
μg/ml
- Ukur serapan larutan pada panjang gelombang 200 sampai 400 nm menggunakan
spektrofotometer UV
- Dari larutan induk teofilin dibuat satu deret larutan dengan konsentrasi 3,5 ; 5,5 ; 7,5 ; 9,5 ;
11,5 ; 13,5 μg/ml
- Ukur serapan masing- masing larutan tersebut pada panjang gelombang serapan maksimum
- Dengan menggunakan larutan induk di atas , di buat satu seri larutan dalam plasma masing-
masing dengan kadar 2,5 ; 5,0 ; 7,5 ; 10 ; 12,5 ; dan 15 μg/ml sebanyak 10 ml
- 2 ml larutan obat dalam plasma ditambahkan kedalam 0,4 ml HCl 0,1N dan 20 ml campuran
kloroform-isopropil alkohol (2 : 1). Campuran dikocok 1 menit menggunakan corong pisah,
ambil lapisan organik pada bagian bawah, lalu saring
- Filtrat yang diperoleh dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan kedalam tabung sentrifugasi,
kemudian ditambahkan 2 ml NaOH 0,1N, dikocok selama 1 menit dan disentrifugasi selama
10 menit dengan kecepatan 1500 rpm. Lapisan NaOH diambil (bagian atas)
a. Hasil Percobaan IV
Konsentrasi
Absorban
(ppm)
3,5 0,205
5,5 0,282
7,5 0,338
9,5 0,558
11,5 0,675
13,5 0,753
Absorban
0.8
0.7 f(x) = 0.06 x − 0.03
R² = 0.97
0.6
0.5 Absorban
Linear (Absorban)
0.4
0.3
0.2
0.1
0
2 4 6 8 10 12 14 16
50 mg 50.000 mg
Larutan induk = =
50 ml 50 ml
= 1000 ppm
Panjang gelombang serapan maksimum teofilin 274 nm
V1. 1000 ppm = 10 ml. 7,5 ppm V1. 1000 ppm = 10 ml. 9,5 ppm
1000. V1 = 75 ml 1000. V1 = 95 ml
V1 = 0,075 ml V1 = 0,095 ml
11,5 ppm
13,5 ppm
V1.C1 = V2.C2
V1.C1 = V2.C2
V1. 1000 ppm = 10 ml. 11,5 ppm
V1. 1000 ppm = 10 ml. 13,5 ppm
1000. V1 = 115 ml
1000. V1 = 135 ml
V1 = 0,115 ml
V1 = 0,135 ml
3. Penetapan kadar dilakukan berdasarkan metode Schack dan Waxler yang dimodifikasikan
V1.N1 = V2.N2
1000. V1 = 25 ml
V1 = 0,025 ml ̴ 25 μL
Absorbansi = 0,993
r² = 0,9679
y = 0,0591x - 0,0341
0,0591x = 1,0271
1,0271
x= = 17,379 μg/ml
0,0591
17,379 μg /ml
= x 100%
2,5 μg /ml
= 695,16%
Konsentrasi 5 ppm
V1.N1 = V2.N2
1000. V1 = 50 ml
V1 = 0,05 ml ̴ 50 μL
Absorbansi = 0,248
r² = 0,9679
y = 0,0591x - 0,0341
0,2821
x= = 4,773 μg/ml
0,0591
4,773 μg/ml
= x 100%
5 μg /ml
= 95,46 %
V1.N1 = V2.N2
1000. V1 = 75 ml
V1 = 0,075 ml ̴ 75 μL
Absorbansi = 0,586
r² = 0,9679
y = 0,0591x - 0,0341
0,0591x = 0,6201
0,6201
x= = 10,492 μg/ml
0,0591
10,492 μg/ml
= x 100%
7,5 μg /ml
= 139,893 %
Konsentrasi 10 ppm
V1.N1 = V2.N2
1000. V1 = 100 ml
V1 = 0,1 ml ̴ 100 μL
Absorbansi = 0,374
r² = 0,9679
y = 0,0591x - 0,0341
0,0591x = 0,4081
0,4081
x= = 6,905 μg/ml
0,0591
6,905 μg /ml
= x 100%
10 μg /ml
= 69,05 %
V1.N1 = V2.N2
1000. V1 = 125 ml
V1 = 0,125 ml ̴ 125 μL
Absorbansi = 0,643
r² = 0,9679
y = 0,0591x - 0,0341
0,0591x = 0,6771
0,6771
x= = 11,456 μg/ml
0,0591
11,456 μg/ml
= x 100%
12,5 μg/ml
= 91,648%
Konsentrasi 15 ppm
V1.N1 = V2.N2
1000. V1 = 150 ml
V1 = 0,15 ml ̴ 150 μL
Absorbansi = 0,748
r² = 0,9679
y = 0,0591x - 0,0341
0,0591x = 0,7821
0,7821
x= = 13,233 μg/ml
0,0591
= 88,22%
b. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan analisis kadar obat dalam matrik biologi.
Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah agar mahasiswa memahami prinsip dan
prosedur analisa obat dalam plasma. Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah
teofilin. Penetapan kadar teofilin dalam plasma ini bertujuan untuk mengetahui kadar teofilin
dalam matrik biologi. Matrik biologi yang digunakan pada percobaan kali ini adalah plasma
darah. Selain untuk mengetahui kadar, kita juga dapat memahami langkah langkah dalam
menganalisis obat dalam cairan biologi serta mengetahui prosedur obat didalam cairan
biologi dan dalam hayati agar nilai nilai parameter obat dapat dipercaya dimetode ini
sehingga harus memenuhi berbagai criteria yaitu perolehan kembali.
Persyaratan yang dituntut bagi suatu metode analisa adalah jika metode tersebut dapat
memperoleh nilai perolehan kembali yang tinggi. Pada praktikum kali ini dilakukan metode
perolehan kembali atau akurasi yang dimana merupakan metode analisis atau kedekatan
antara nilai terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai
rujukan.
Pada percobaan ini, metode yang digunakan adalah spektrofotometer visible karena
ada gugus kromofor dengan gugus pembentuk kompleks warna yang dapat menyerap sinar
tampak. Pada percobaan ini, dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum teofilin
dengan pembuatan larutan induk teofilin 50mg/50ml atau 1000 ppm didalam NaOH 0,1 N
dan diencerkan hingga konsentrasi 3,5 mg/ml. Setelah didapatkan panjang gelombang
maksimum, lalu dibuatkan kurva baku teofilin dalam darah yang bertujuan untuk
mendapatkan suatu persamaan garis yang menghubungkan antara luas area kadar teofilin
dalam darah. Metode ini dikatakan linier apabila hubungan antara respon metode dan
konsentrasi analit berbanding lurus dalam matriks.
Pada percobaan ini, analisa kadar obat dalam plasma dibuat dalam berbagai
konsentrasi yaitu 2,5ppm, 5ppm, 7,5ppm, 10ppm, 12,5ppm dan 15ppm. Tiap kelompok
mendapatkan 1 konsentrasi dan dikerjakan dengan tepat dan teliti. Sampel yang digunakan
diambil dari larutan induk sesuai dengan masing masing konsentrasi yang selanjutnya
dilarutkan dengan NaOH. Fungsi penambahan NaOH adalah untuk melarutkan teofilin dan
untuk meningkatkan sensitivitas penyerapan cahaya (absorban). Setelah dilarutkan dengan
NaOH, sampel diencerkan dengan HCL, dan lalu ditambahkan kloroform – isopropyl alcohol
yang berfungsi untuk membantu reaksi pembentukan dan proses penarikan komponen
organic maupun anorganik seperti like disol like. Larutan disentrifugasi yang berfungsi agar
diperoleh ekstrak bening dari sampel yang akan dianalisis. Larutan yang berada dibagian atas
dipipet dan selanjutnya diukur absorbannya dengan spektrofotometer UV.
Nilai absorban dari tiap tiap kelompok yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk
menghitung kadar dari teofilin dengan menggunakan persamaan regresi linier sehingga
didapatkan masing masing kadar dari masing masing konsentrasi.
Teofilin adalah senyawa alkaloid turunan xanthum dan termasuk kedalam kelompok
purin. Teofilin digunakan sebagai obat untuk penyakit asma.
VI. Kesimpulan
- Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan analisis kadar obat dalam matrik biologi.
Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah agar mahasiswa memahami prinsip dan
prosedur analisa obat dalam plasma
- Teofilin adalah senyawa alkaloid turunan xanthum dan termasuk kedalam kelompok
purin. Teofilin digunakan sebagai obat untuk penyakit asma.
- Sampel yang digunakan pada percobaan kali ini adalah teofilin. Penetapan kadar
teofilin dalam plasma ini bertujuan untuk mengetahui kadar teofilin dalam matrik
biologi.
- Matrik biologi yang digunakan pada percobaan kali ini adalah plasma darah.