Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM ANALISIS INSTRUMENTAL


“Penetapan Kadar Tablet Parasetamol Secara Spektrofotometri”

Dosenpengampu:
Dian Marlina, M.Sc., Ph.D
KELOMPOK: 2/K
ANGGOTA :

1. NIA AYU PUSPITASARI (23175258A)


2. ARMANDO CHAN CHI FU (23175284A)
3. DEMA SEKAR KINASIH (23175300A)
4. DWI NOORISKANDAR SUGIYO (23175302A)

PROGRAM STUDI SI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
I. TUJUAN
Untuk memahami prinsip analisis spektrofotometri dan menghitung
kadar tablet parasetamol.

II. DASAR TEORI


Parasetamol di kenal dengan nama lain asetaminofen merupakan
turunan para aminofenol yang memiliki efek analgesik serupa dengan
salisilat yaitumenghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang.
Parasetamolmenurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga
berdasarkanefek sentral seperti salisilat. Parasetamol merupakan
penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah.
Penggunaan parasetamol mempunyai beberapakeuntungan
dibandingkan dengan derivat asam salisilat yaitu tidak ada efekiritasi
lambung, gangguan pernafasan, gangguan keseimbangan asam basa.
DiIndonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik,
telahmenggantikan penggunaan asam salisilat (Gunawan et al, 2007).
Namun penggunaan dosis tinggi dalam waktu lama dapat menimbulkan efek
sampingmethemoglobin dan hepatotoksik (Siswandono & Soekardjo, 1995).
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atauabsorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan
pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda yang
digunakansering disebut dengan spektrofotometri (Basset,1994).
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakanmonokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube (Day, R.A dan
Underwood, A.L,2001).

III. ALAT BAHAN


Alat :
 Spektrofotometri
 Timbangan analitik
 Labu takar
 Pipet volume

Bahan :
 Parasetamol standar
 NaOh
 Aquadest

IV. CARA KERJA

1. Membuat larutan NaOH 0,1 N

Menimbang 4 gram kristal NaOH lalu


dimasukkan kedalam labu takar 1000 ml

Kemudian dilarutkan dengan aquadest sampai


tanda batas

2. Membuat larutan induk

Menimbang 50 mg parasetamol

Lalu dimasukkan kedalam labu takar 100 ml

3. Penentuan kurva baku


Kemudian dilarutkan dengan NaOH 0.1 N
sampai tanda batas dan kocok sampai homogen
Membuat 5 seri konsentrasi dari larutan induk
yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, dan 50
ppm

Kemudian diukur tiap konsentrasi pada OT dan


panjang gelombang (λ) maksimum yang diperoleh

4. Penentuan operating time (OT)

Mengambil salah satu larutan kurva baku,


kemudiandiukur serapan pada λ 257 nm sampai
diperoleh absorbansi yang stabil

5. Penentuan panjang gelombang

Mengambil salah satu larutan kurva baku lalu


larutan dibaca pada OT yang diperoleh pada λ
235 nm – 280 nm interval 5 nm

Kemudian hasil yang dipilih adalah absorbansi


yang tertinggi

6. Penentuan kadar
Menimbang 100 mg sampel dimasukkan dalam
labu takar 100 ml, dilarutkan dalam NaOH 0.1
N sampai tanda batas dan kocok homogen

Kemudian sampel dibaca pada λ maksimum dan


OT yang telah ditentukan dengan menggunakan
blanko NaOH 0.1 N

Lalu hitung kadar menggunakan Regresi Linier

V. DATA & PERHITUNGAN

Konsentrasi (ppm) Absorbansi a= 0.096


10 0.25 b= 0.013
20 0.36 r= 0.985
30 0.45
40 0.58
50 0.79

Creg
y=a+bx
x=(y-a)/b
= (0.465-0.096)/0.013
= 28.38 ppm
= 28.38 mg/1000ml
= 0.0284 mg/ml

Kadar (%)
Kadar = (C.reg x FP x Vol akhir)/Berats ampel x 100%
= (0.0284 mg/ml x 10 x 100 ml)/ 100 mg x 100%
= 28.4%

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan penetapankadar paracetamol dengan


metode spektrofotometri UV-Vis. Paracetamol ditentukan kadarnya
menggunakan spektrofotometri karena secara strukur, Paracetamol
memiliki gugus kromofor dan gugus auksokrom yang menyebabkan
senyawa ini dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet.
Pada praktikum ini dilakukan pengukuran Panjang gelombang maksimum
(λmax) terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan kurva
kalibrasi, dan pengukuran kadar menggunakan panjang gelombang
maksimum yang diperoleh.
Dalam percobaan ini digunakan pelarut NaOH 0.1 N. untuk menentukan
panjang gelombang maksimum (λmax) dilakukan dengan membuat kurva
hubungan antara absorbansi dengan Panjang gelombang dari suatu larutan
baku. Dari pembuatan larutan baku diperoleh konsentrasi sebesar 500
ppm, kemudian dilakukan pengenceran dengan memipet sebanyak 10 ml
dan diencerkan menjadi 100 ml. setelah itu diukur absorbansinya dan
diperoleh Panjang gelombang maksimal sebesar 257nm.

Larutan baku tersebut juga digunakan untuk menentukan Operating Time


(OT) diperoleh dari hasil pengukuran salah satu larutan kurva baku pada
Panjang gelombang maksimum 257nm diperoleh nilai absorbansi sebesar
0,2314.

Dalam menentukan kurva baku terlebih dahulu membuat 5 seri konsentrasi


yaitu 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm. Dilakukan pengenceran
untuk membuat ke 5 seri larutan tersebut. Setelah itu mengukur absorbansi
pada sampel. Kemudian menghitung dan menghubungkan antara hasil
kurva kalibrasi dan absorbansi sampel berdasarkan perhitungan regresi
linear dengan rumus y=a+bx.

Dari hasil percobaan, nilai absorbansi sampel diperoleh sebesar 0,465 dan
dari perhitungan konsentrasi sampel menggunakan regresi linear sebesar
28,38 ppm dan pada perhitungan one point method diperoleh kadar sampel
sebesar 28,4% pada salah satu kurva bakunya. Dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa kadar dari sampel paracetamol tersebut tidak memenuhi
persyaratan kadar, karena menurut Farmakope Indonesia Edisi III
dikatakan bahwa tablet Paracetamol tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105%.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kadar Paracetamol dengan metode Spektrofotometri sebesar 28,4%.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Basset J. dan Mendham. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis


Kuantitatif Anorganik. Jakarta : Buku kedokteran EGC.
Day, R.A dan Underwood, A.L.2001. Analisis Kimia Kuantitas.
Jakarta :Erlangga.
Gunawan S.G., 2007. Farmakologi dan terapi. Jakarta: Departemen
Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Siswandono dan Soekardjo, B., 1995, Kimia Medisinal, 28-29, 157,
Airlangga University Press, Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai