Disusun Oleh:
Krisma Salmadea E0016063
Mayke Claudia E0016066
Rizka Aeni Safitri E0016076
Sendy Putri Islami E0016077
Sri Rejeki E0016081
Dosen Pengampu : Iswandi, S.Si., M.Farm., Apt
4. Kafein
NaOH 0,1 N
HASIL
HCL 0,1 N
HASIL
Parasetamol
Ditimbang 10 mg parasetamol
Dilarutkan dengan 100 ml NaOH
Dibuat larutan 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm,
dan 12 ppm
Ditambahkan dengan NaOH sampai 25 ml
HASIL
KAFEIN
Ditimbang 10 mg kafein
Dilarutkan dengan 100 ml HCl
Dibuat larutan 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, 10 ppm, 12 ppm,
dan 14 ppm
Ditambahkan dengan HCl sampai 25 mL
HASIL
Tablet parasetamol
b. Kafein
10
5 Series1
0
-0.005 -0.007 -0.011 -0.007 -0.118 -0.030
Absorbansi
Perhitungan :
A = 0,016 Y = a + bx
X = -110,391
b. Kafein
10
8
6 Series1
4
2
0
-0.048 -0.009 -0.010 -0.013 -0.019 -0.018
Absorbansi
Perhitungan :
A = -0,034 Y = a + bx
X = 294,6
V1 = 1,5 ml
b. Kafein M1 X V1 = M2 X V2
1) 4 ppm 100 X V1 = 14 X 25 ml
M1 X V1 = M2 X V2 350
V1 = 100
100 X V1 = 4 X 25 ml
V1 = 3,5 ml
100
V1 = 100
V1 = 1 ml
2) 6 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
100 X V1 = 6 X 25 ml
150
V1 = 100
V1 = 1,5 ml
3) 8 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
100 X V1 = 8 X 25 ml
200
V1 = 100
V1 = 2 ml
4) 10 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
100 X V1 = 10 X 25 ml
250
V1 = 100
V1 = 2,5 ml
5) 12 ppm
M1 X V1 = M2 X V2
100 X V1 = 12 X 25 ml
300
V1 = 100
V1 = 3 ml
6) 14 ppm
F. Pembahasan
Metode yang dapat digunakan untuk menentukan kadar campuran ini ada
beberapa cara, diantaranya adalah metode titrimetric, HPLC, dan
spektrofotometri derivatif. Namun, pada percobaan kali ini digunakan
instrumen spektrofotometri uv-vis yang dimanipulatif sehingga membentuk
derivatifnya. Metode titrimetri tidak digunakan karena metode konvensional
yang memerlukan waktu yang lama dalam pengerjaannya. Metode HPLC
memiliki kepekaan yang tinggi tetapi memerlukan biaya yang relative mahal,
selain itu metode HPLC juga memiliki kendala seperti terjadinya tumpang
tindih atau overlapping yang dapat mengganggu. Overlapping ini disebabkan
karena serapan maksimum parasetamol dan kafein yang berdekatan, yaitu
249nm dan 272nm. Adanya overlapping tersebut mengharuskan penggunaan
metode tersebut disertai dengan pemisahan. Oleh karena itu, digunakanlah
instrument spektrofotometri uv-vis dengan metode zero crossing yang
digunakan untuk meningkatkan pemecahan puncak yang saling tumpang
tindih.
Moffat et. al., 2004, Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons thirth edition,
Pharmaceutical Press, London