Anda di halaman 1dari 5

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung

partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Suspensi merupakan sediaan cair yang

mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi

dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang harus

dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan .

Suspensi merupakan termodinamika tidak stabil, dimana terdapat padatan yang tidak larut

dari suspensi yang menyebabkan adanya tegangan antarmuka dan memerlukan energi bebas

permukaan untuk menstabilkannya sehingga energi besas permukaan tidak sama dengan nol

(∆ F≠0).

Keuntungan sediaan suspensi, antara lain :

1. Bisa digunakan untuk partikel / bahan obat yang tidak larut

2. Beberapa bahan obat tidak stabil jika tersedia dalam bentuk larutan dapat dibuat dalam

sediaan suspensi.

3. Obat dalam sediaan suspensi rasanya lebih enak dibandingkan dalam larutan, karena rasa

obat yang tergantung kelarutannya.

4. Stabil secara kimia karena suspensi tidak mengalami perubahan secara kimia karena bahan

aktifnya tidak larut sehingga tidak berinteraksi dengan pelarutnya.

5. Kerjanya lebih cepat dibandingkan sediaan padat.

Kerugian bentuk suspensi antara lain sebagai berikut

1. Tidak praktis dibawah bila dibandingkan dalam bentuk sediaan lain, misalnya pulveres,

tablet, dan kapsul.

2. Keseragaman dan keakuratan dosis tidak dapat dibandingkan dengan sediaan tablet

3. Efektifitas formulasi sulit dicapai karena dalam pembuatannya lebih sulit dibandngkan tablet.

4. Terjadinya sedimentasi zat atau bahan obat yang tidak terlarut.


Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi, diantaranya adalah sebagai

berikut :

1. Ukuran Partikel

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya

tekan keatas dari cairan suspensi itu.Hubungan antara ukuran partikel merupakan

perbandingan terbalik dengan luas penampangnya.Sedangkan antar luas penampang dengan

daya tekan keatas merupakan hubungan linier.Artinya semakin besar ukuran partikel maka

semakin kecil luas penampangnya (Lachman,2008).

2. Kekentalan / Viskositas

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut,

makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin turun (kecil). Hal ini dapat dibuktikan

dengan hukum ” STOKES”

Keterangan :

V = Kecepatan Aliran

d = Diameter Dari Partikel

p = Berat Jenis Dari Partikel

p0 = Berat Jenis Cairan

g = Gravitasi

ŋ = Viskositas Cairan (Lachman,2008)

3. Jumlah Partikel / Konsentrasi

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam jumlah besar, maka partikel

tersebut akan susah melakukan gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara

partikel tersebut (Lachman,2008)


Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan dari zat tersebut, oleh karena

itu makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel

dalam waktu yang singkat.

4. Sifat / Muatan Partikel

Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam campuran

bahan yang sifatnya tidak terlalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi

antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut.Karena

sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alami, maka kita tidak dapat mempengruhi

(Lachman,2008)

Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggunakan pertolongan mixer,

homogeniser, colloid mill dan mortir.Sedangkan viskositas fase eksternal dapat dinaikkan

dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam cairan tersebut.Bahan-bahan

pengental ini sering disebut sebagai suspending agent (bahan pensuspensi), umumnya besifat

mudah berkembang dalam air (hidrokoloid).

Bahan pensuspensi atau suspending agent dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Bahan pensuspensi dari alam (Schoville’s,1967).

Bahan pensuspensi dari alam yang biasanya digunakan adalah jenis gom /

hidrokoloid.Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut

membentuk mucilago atau lendir. Dengan terbentuknya mucilago maka viskositas cairan

tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan mucilago sangat

dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi bakteri.

 Termasuk golongan gom (Schoville’s,1967)

Contonya : Acasia ( Pulvis gummi arabici), Chondrus, Tragacanth , Algin

 Golongan bukan gom (Schoville’s,1957)

Contohnya : Bentonit, Hectorit dan Veegum.


b. Bahan pensuspensi sintesis (Schoville’s,1967)

 Derivat Selulosa

Contohnya : Metil selulosa, karboksi metil selulosa (CMC), hidroksi metil selulosa.

 Golongan organk polimer

Contohnya : Carbaphol 934.


18th
Menurut RPS ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi dalam formulasi suspensi

yang baik :

1. Partikel yang terdispersi harus memiliki ukuran yang sama dimana partikel ini tidak

mengendap dengan cepat dalam wadah.

2. Bagaimana juga, dalam peristiwa terjadinya sedimentasi, sediment harus tidak membentuk

endapan yang keras. Endapan tersebut harus dapat terdispersi kembali dengan usaha yang

minimum dari pasien.

3. Produk harus mudah untuk dituang, memiliki rasa yang menyenangkan dan tahan terhadap

serangan mikroba.

Perbedaan deflokulasi dan flokulasi (RPS18th, 2000)

Deflokulasi Flokulasi

1. - Partikel berada dalam suspensi1. - Partikel membentuk agregat bebas

dalam wujud yang memisah 2. Laju pengendapan tinggi karena

2. Laju pengendapan lambat karena partikel mengendap sehingga

partikel mengendap terpisah dan flokulasi yang merupakan komposisi

ukuran partikel minimum. partikel.

3. Endapan yang terbentuk lambat 3. Endapan yang terbentuk cepat

4. Endapan biasanya menjadi sangat4. Partikel tidak mengikat kuat dan

padat karena berat dari lapisan atas keras satu sama lain tidak terbentuk

dari bahan endapan yang mengalami lempeng. Endapan mudah untuk


gaya tolak menolak antara partikel didispersikan kembali dalam bentuk

dan cake yang keras terbentuk suspensi aslinya.

dimana merupakan kesulitan jika

mungkin didispersi kembali.

5. Suspensi penampilan menarik karena5. Suspensi menjadi keruh karena

tersuspensi untuk waktu yang lama pengemasannya yang optimal dan

supernatannya juga keruh bahkan supernatannya jernih. Hal ini dapat

ketika pengendapan terjadi. dikurangi jika volume endapan

dibuat besar, idealnya volume

endapan harus meliputi volume

suspensi.

Dapus

- Anonim . 1975. Farmakope Indonesia Edisi IV . Departemen Kesehatan Republik


Indonesia : Jakarta
- Lachman, dkk . 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi III , Universitas
Indonesia : Jakarta
- R.gerard , alfonso. 1990. Remington Pharmaceutical Science, 18th edition. Mack Publishing
company. Easton, Peanyslavania
- Scoville’s . 1957 . The Art Of Compounding, Ninth Edition, USA

Anda mungkin juga menyukai