Berat (g)
10
10
10
d. Perhitungan
Replikasi 1
b=
w(g)
v (ml)
b=
10 g
21 ml
b=0,48
Replikasi 2
b=
w(g)
v (ml)
b=
10 g
20 ml
b=0,5
Replikasi 3
b=
w(g)
v (ml)
b=
10 g
19 ml
b=0,53
Volume(ml)
21
20
19
Bobot jenis
0,48
0,5
0,53
0,503
Berat
10
10
10
d. Perhitungan
Rata-rata volume (1)
I
19ml
18ml
18ml
18,34
0,545
0,574
19 ml+ 18 ml+17 ml
3
18,34 ml
18 ml +17 ml+17 ml
3
17,3 ml
17 ml +16 ml+17 ml
3
16,599 ml
berat ( g)
volume( ml)
II
18ml
17ml
17ml
17,3
0,578
III
17ml
16ml
17ml
16,599
0,599
10 g
18,34 ml
0,545 g / ml
berat ( g)
volume( ml)
10 g
17,3 ml
0,578 g / ml
berat ( g)
volume( ml)
10 g
16,599 ml
0,599 g / ml
Rata-rata bj mampat
0,545+0,578+0,599
3
0,574 g/ ml
% kompresibilitas
bj mampatbj nyata
x 100
bj mampat
0,5740,503
0.574
x 100 %
12 cukup baik
3. Kecepatan Alir
a. Definisi
kecepatan alir adalah waktu yang dibutuhkan sejumlah granul untuk mengalir
dalam suatu alat. Sifat ini dapat dipakai untuk menilai efektifitas bahan pelicin,
dimana adanya bahan pelicin dapat memperbaiki sifat alir suatu granul. Mudah
tidaknya aliran granul dapat dipengaruhi oleh bentuk granul, bobot jenis, keadaan
permukaan dan kelembapannya. Kecepatan alir granul sangat penting karena
berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan keseragaman bobot
tablet.
b. Cara Kerja
i. Pasang corong pada pada statif dengan jarak ujung bagian bawah pipa ke
bidang datar 10 cm (bagian bawah corong di tutup)
ii. Tuang bahan tersebut ke dalam corong
iii. Buka bagiang bawah corong sambil menjalankan stopwatch
iv. Catat waktu yang pada bahan yang mulai mengalir sampai bahan corong
habis
v. Hitung kecepatan alir dengan rumus
c. Hasil
i. Sebelum diberikan pelicin / lubrikan
no
1
2
3
Rata-rata
Berat (g)
10
10
10
Tinggi (cm)
2
3
4,8
Kecepatan alir
5
3,4
2,08
3,49
Berat (g)
10
10
10
Rata-rata
d. Perhitungan
i. Sebelum diberikan pelicin / lubrikan
w( g)
10 g
2 cm
5 g / cm
Kecepatan alir (2)
w( g)
t (cm )
10 g
3 cm
3,4 g/cm
Tinggi (cm)
1,8
1,6
1,7
Kecepatan alir
5,56
6,25
5,88
5,896
w( g)
t (cm )
10 g
4,8 cm
2,08 g /cm
5+3,4 +2,08
3
3,49 g /ml
w( g)
t (cm )
10 g
1,8 cm
5,56 g /cm
w( g)
t (cm )
10 g
1,6 cm
6,25 g /cm
w( g)
t (cm )
10 g
1,7 cm
5,88 g /cm
1,8+1,6 +1,7
3
5,895 g /ml
4. Sudut Istirahat
a. Definisi
Sudut istirahat yaitu sudut yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut
dengan bidang horizontal. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk,
ukuran dan kelembapan granul. Uji sudut diam menggambarkan sifat alir serbuk
pada
waktu mengalami proses penabletan. Besar kecilnya sudut diam
dipengaruhi oleh gaya tarik dan gaya gesek antar partikel, jika gaya tarik dan gaya
gesek kecil maka akan lebih cepat dan lebih mudah
b. Cara Kerja
i. Ukur tinggi timbunan bahan dibawah corong hasil penentuan kecepatan
alir
ii. Ukur jari-jari alas kerucut timbunan bahan
iii. Hitung sudut istirahat dengan rumus
c. Hasil
i. Sebelum diberikan pelicin / lubrikan
no
1
2
3
Rata-rata
Tinggi (cm)
1,3
1,2
1,25
Jari-jari (cm)
3,05
3
3,2
23,26
21,80
21,30
Jari-jari (cm)
3,3
3
3,3
21,30
20,30
18,77
Tinggi (cm)
1,3
1,1
1,1
Dapus
Ansel C Howard 2008 Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Jakarta UI Press
Depkes RI 1979 Farmakope Indonesia Edisi III Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan Jakarta
Depkes RI 1995 Farmakope Indonesia Edisi IV Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan Jakarta
Lachman L H A Lieberman dan J L Kanig 2008 Teori dan Praktek Farmasi IndustriEdisi Ketiga
Jakarta: UI Press