Anda di halaman 1dari 16

pyrogenitas

Pyrogen didefinisikan sebagai hasil metabolik

dari mikroorganisme hidup atau mati yang


menyebabkan respon piretik spesifik pada
penyuntikan (injeksi).
Pyrogen mampu menyebabkan demam,

mencemari sediaan farmasi dan


mengakibatkan nyeri dan rasa tidak
enak pada tulang belakang dan kaki

Pyrogen yang terdapat dalam sediaan


parenteral dapat berasal dari salah satu dari
ketiga sumber :
1. Air yang dipakai sebagai solven
2. Wadah atau alat yang dipakai iintuk
pembuatan , pengemas , peyimpanan atau
penggunaan.
3. Bahan-bahan kimia yang digunakan untuk
membuat larutan/sediaan parenteral.

Pyrogen ini merupakan zat padat

mikromolekul dengan BM antara 15.000


4.000.000.
Secara Kimia pyrogen berupa

lypopolysaccharida, larut dalam air dan tidak


larut dalam organic solven serta dapat
disaring (dengan ukuran tertentu).

Sebagai senyawa organic, pyrogen dapat

dihancurkan dengan panas tinngi (oksidasi),


atau dibakar.
Pada temperatur 250 C selama 30 - 45
menit atau 170 -180 C selama 3 atau 4 jam.

pyrogen dalam larutan dapat dihilangkan

dengan cara :
1. Secara kimia dengan peroksida, asam-asam

dan basa (tetapi zat-zat ini juga dapat merusak


alat dan bahan lain dalam larutan tersebut).
2. Absorpsi dengan asbestos dan charcoal
(carbo adsorbent)
3. Filtrasi (penyaringan / media filtrasi sintesis)

Uji pyrogen dapat dilakukan


dengan
a. Menggunakan kelinci (rabbit test)

Prosedur :
Kondisikan tempat uji sesuai dengan tempat penyimpanan
hewan uji
Sebelum dilakukan pengujian, kelinci dipuasakan
30 menit sebelum injeksi, tentukan suhu kontrol kelinci
masing masing (variasi suhu tiap kelinci tidak boleh lebih
dari 1oC)
Suntikkan 10 mL larutan uji / kg BB, ke pembuluh vena
kelinci yang ada di telinga
Catat Suhu Tubuh kelinci pada interval waktu 30 menit, 1
jam, dan 3 jam setelah pemberian larutan uji

Penafsiran hasil:
1. Setiap penurunan suhu dianggap nol.
2. Sediaan memenuhi syarat apabila tak seekor
kelincipun menunjukan kenaikan suhu 0,5 C atau
lebih.
3. Jika ada kelinci yang menunjukan kenaikan suhu
0,5 C atau lebih lanjutkan pengujian dengan
menggunakan 5 ekor kelinci. Jika tidak lebih dari 3
ekor kelinci dari 8 ekor kelinci masing- masing
menunjukan kenaikan suhu 0,5 C atau lebih dan
jumlah kenaikan suhu maksimum 8 ekor kelinci
tidak lebih dari 3,3 C sediaan dinyatakan
memenuhi syarat bebas pyrogen.

Kelebihan

kekurangan

memerlukan pemeliharaan dan

telah lama dikenal

sensitivitas kelinci dan manusia terhadap


substansi pirogenik relatif sama

mampu mendeteksi semua pirogen termasuk


endoktoksin

perawatan hewan
sensitivitas dipengaruhi oleh musim,

kegaduhan, kegelisahan, makanan


dan lain sebagainya
Gangguan dari variabilitas biologis

b. Menggunakan Limulus Amobocyte Lyaate

Test (LAL- Test)

Pengujian dilakukan dengan cara mencampur


larutan parenteral yang diuji dengan LAL ,
campuran ini dipanaskan dalam suhu 37 C
selama waktu tertentu.Kemudian diamati ada
tidaknya / terbentuknya jendal gel
(penggumpalan) yang stabil. Bila terjadi
penggumpalan yang stabil berarti ada
pyrogen.

Prosedur :

Sensitifitas LAL test


Setiap endotoksin bakteri mempunyai daya

kerja yang berbeda-beda


Sensitivitas LAL ditetapkan sebagai
konsentrasi endotoksin paling rendah yang
mampu menimbulkan terbentuknya gel.
Sensitivitas LAL ada bermacam-macam dan
telah distandarisasi sesuai dengan potensi
endotoksin standar.

Kelebihan LAL

Kekurangan LAL
LAL mendeteksi endotoksin dan

Penanganan praktis
Pelaksanaan dan persiapan cepat
Personil dan ruangan lebih kecil
Sensitifitas terhadap endotoksin mencapai
0,01 0,04 ng/ml atau lebih kecil

tidak mampu mendeteksi pirogen


eksogen lain
LAL tidak dapat digunakan untuk
memeriksa beberapa sediaan secara
langsung, seperti Sediaan yang
tidak dapat dinetralkan menjadi pH
67, dan Sediaan yang
mengandung zat penghambat
pembentukan gel ( Ca2+, tetrasiklin,
kloramfenikol, dll)

Anda mungkin juga menyukai