Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL SPEKTOFOTOMETRI

NAMA : Anis Herawati

KELAS : 04 FARP 001

NIM : 201040400004

I. Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat menentukan kadar parasetamol secara spektrofotometri.

II. Prinsip

Prinsip dari spektrofotometer yaitu sampel dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,
disaring dengan kertas saring khusus, ditentukan panjang gelombang
maksimumnya. Berdasarkan Hukum Lambert-Beer, A= ԑ x b x c. Maka absorban
sebanding dengan konsentrasi, sehingga konsentrasi sampel dapat ditentukan.

III. Reaksi

Rumus : C8H9NO2
Titik Didih : 420°C
Kepadatan : 1,26 g/cm³
Titik lebur : 169°C
Nama IUPAC: N-(4-hydroxyphenyl)acetamide, N-(4-hydroxyphenyl)ethanamide
Larut dalam: Air, Aseton
IV. Teori Dasar

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atauabsorban suatu


sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakansering disebut dengan
spektrofotometri (Basset,1994).
Sinar ultraviolet mempunyai panjang gelombang antara 200-400 nm,
sementara sinar tampak (visible) mempunyai panjang gelombang antara 400-750
nm. Warna sinar tampak dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya
(Gandjar dan Rohman, 2008). Radiasi di daerah UV/Vis diserap melalui eksitasi
elektron-elektron yang terlibat dalam ikatan-ikatan antara atom-atom pembentuk
molekul sehingga awan elektron menahan atom-atom bersama-sama
mendistribusikan kembali atom-atom itu sendiri dan orbital yang ditempati oleh
elektron-elektron pengikat tidak lagi bertumpang tindih (Watson, 2007).
Data spektra UV-Vis secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi
kualitatif obat atau metabolitnya. Sedangkan pada aspek kuantitatif, suatu berkas
radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang
diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan
membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang
diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi
cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu-satuan luas penampang
per detik. Besarnya intensitas energi REM yang diabsorbsi proporsional dengan
jumlah kromofornya (konsentrasinya), dan hubungan proporsional ini dirumuskan
dalam bentuk persamaan Hukum Lambert Beer :
A=ɛbc
Keterangan :
A = Absorbansi
ɛ = Absorptivitas molar (cm mg/mL)
b = Tebal kuvet (cm)
c = Konsentrasi (mg/mL)
(Gandjar dan Rohman, 2008).

V. Prosedur

1. Pemeriksaan Kadar Bahan Baku Parasetamol


Timbang seksama lebih kurang 120 mg, masukkan ke labu tentukur 500 ml,
larutkan dalam 10 ml metanol P, encerkan dengan air hingga 500 ml.
Masukkan 5,0 ml larutan kedalam labu tentukur 100 ml, encerkan dengan air
sampai 100 ml. Ukur serapan larutan uji pada panjang gelombang maks 244
nm, dan gunakan air sebagai blangko.
2. Pembuatan Larutan baku parasetamol BPFI
Timbang seksama parasetamol BPFI dan larutkan dalam air sampai kadar
lebih kurang 12 µg/ ml.
3. Pembakuan Larutan Kalibrasi
Dibuat satu seri paracetamol dengan kadar 2,4,6,8 µg/ml. Scan intensitas
serapannya pada masing-masing kadar pada panjang gelombang maksimum.
Hasil absorbansi tersebut diplot dalam kurva konsentrasi vs absorbansi
kemudian dibuat persamaan regresi linier dengan rumus y = a + bx dan hitung
koefisien korelasinya.
4. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Dibuat larutan paracetamol dengan konsentrasi 12 µg/ml. Scan panjang
gelombang pada rentang panjang gelombang 200-400 nm. Dilihat panjang
gelombang maksimumnya.

VI. Data Pengamatan

a. Absorbansi sampel

b. Panjang Gelombang Sampel


DATA PERHITUNGAN

1. Pengeceran Larutan Baku Paracetamol


0,002 1000 2
a. M2 = x = =0,0004 %
40,25 100 4025
0,004 1000 4
b. M4 = x = =0,0009 %
40,25 100 4025
0,006 1000 6
c. M6 = x = =0,0014 %
40,25 100 4025
0,008 1000 8
d. M8 = x = =0,0019 %
40,25 100 4025

2. Panjang gelombang maksimal paracetamol

Abcis ABS
2000.00 0.5118

3. Berikut Hasil Absorban dari Hasil Pengeceran larutan baku paracetamol

Conc Abs
2.00000 0.0212
4.00000 0.0369
6.00000 0.0759
8.00000 0.0961

Kurva Kalibrasi Larutan Baku


Dari Kurva Kalibrasi diperoleh persamaan garis yaitu :

y = 302,16 x – 0,186

R2= 0,6906

Maka y = 302, 16 x – 0,186

0,5118 = 302,16 x – 0,186

0,5118 + 0,186 = 302,16 x

0,6978 = 302,16 x

0,6978
x=
302,16

= 0,0023 ppm

VII. Pembahasan
Pada spektrofotometer membutuhkan penentuan panjang gelombang
maksimum, dimana panjang gelombang maksimum merupakan panjang
gelombang yang memberikan absorbansi maksimal terhadap kompleks warnayang
terbentuk dari analit. Penentuan panjang gelombang maksimal dilakukan dengan
membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombangdari suatu
larutan baku pada konsentrasi tertentu sehingga diperoleh kurva kalibrasi maka
larutan standar (senyawa murni obat) dibuatdalam 5 konsentrasi.Dalam percobaan
ini di buat larutan baku dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm.
Setelah diperoleh absorbansi sampel pada analisis spektrofotometer kemudian
dihitung dan dihubungkan antara hasil kurva kalibrasi dan absorbansi sampel
berdasarkan perhitungan y=bx+a. Setelah persamaan garis diperoleh maka kadar
parasetamol dapat dihitung. Diperoleh hasil dari persamaan garis yaitu 0,0023ppm

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum penetapan kadar paracetamol sampel yang telah
dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis diperoleh absorban sampel
0,5118 dan diperoleh hasil dari persamaan garis kurva 0,0023 ppm

IX. Daftar Pustaka

Nurmayasari, Sinta . 2014. Laporan Praktikum Kimia Farmasi Analitik II


Penetapan Kadar Paracetamol Dalam Sampel D , Tasikmalaya:
https://www.academia.edu/8513188/Laporan_Praktikum_Parasetamol ( Diakses
pada tanggal 30 Juni 2022 )

Anda mungkin juga menyukai