I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat menentukan kadar asetosal (asam asetil salisilat) secara
alkalimetri.
II. Prinsip
Prinsip penentuan kadar aspirin dilakukan dengan metode titrasi asam-basa.
Metode titrasi yang digunakan adalah penetapan kadar dengan cara alkalimetri.
Untuk mengetahui konsentrasi aspirin dilakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1
N. Gugus asetil dalam reaksi netralisasi ini lebih sukar lepas daripada gugus
karbonil. Titrasi dilakukan dengan menggunakan indicator fenolftalein. Titik akhir
ditandai saat terjadi perubahan warna yang konstan dari tidak berwarna menjadi
merah muda (fuchsia).
III. Reaksi
Reaksi antara aspirin dengan larutan Natrium Hidroksida
V. Prosedur
1. Pemeriksaan Kadar Bahan Baku Asam Asetil Salisilat (Asetosal)
Timbang seksama 500 mg
Larutkan dalam 10 ml etanol 96% p
Titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan indikator larutan fenolftalein P
Catat titik akhir titrasi sampai ada perubahan warna.
1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 18,02 C9H8O4.
2. Pembuatan Larutan NaOH 0,1 N
Sebanyak 1 gram NaOH padat ditimbang
Kemudian dilarutkan dengan aquades secukupnya.
Setelah larut pindahkan ke labu takar 250,0 mL
Kemudian ditambahkan aquades sampai dengan 250 ml.
VI. Data Pengamatan
1. Tabel Hasil Pengamatan
Berat Sampel Foto Hasil Volume Titran Kadar (%)
(mg)
Percobaan (ml)
Pemeriksaan
kadar asetosal
sebanyak 500 mg
2 ml 0,36 %
= 0,36 %
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu penentuan kadar asetosal dari sediaan tablet
dengan menggunakan metode titrasi asam basa alkalimetri. Isolasi sampel
asetosal dilakukan dengan cara menimbang 500 mg sampel lalu ditambahkan 10
ml pelarut etanol 96% setelah itu titrasi dengan NaOH 0,1 N menggunakan
indikator larutan fenolftalein P. Hasil akhir dari titrasi tersebut di dapatlah volume
titrasi sebanyak 2 ml, dengan perubahan warna dari bening ke ungu, hal tersebut
menunjukan bahwa larutan telah kembali menjadi netral.
Setelah di dapatkan hasil tersebut maka dapat digunakan untuk menetapkan
kadar sampel asetosal. Dari hasil perhitungan di dapat kadar sampel dengan
konsentrasi 0,36%. Menurut Farmakope Indonesia ed. IV, tablet asam
asetilsalisilat mengandung asam asetilsalisilat C9H8O4 dan tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Kadar
asetosal pada percobaan ini sangat rendah, ketidaksesuaian hasil pengamatan
dengan literatur mungkin disebabkan karena adanya kesalah kesalahan antara lain
kesalahan pemipetan larutan, kesalahan pembacaan skala buret, atau ketidak
murnian sampel.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa titrasi asam basa merupakan
rekasi netralisasi dimana terdapat dua metode yaitu asidimetri dan alkalimetri.
Kadar asetosal pada percobaan yaitu 0,36% sedangkan pada Farmakope ed. IV,
tablet asam asetilsalisilat mengandung asam asetilsalisilat C9H8O4 dan tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket.