“ARGENTOMETRI”
KELOMPOK 2 :
Segala puji kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanallah Wa Ta’ala atas segala
rahmat dan karunia yang diberikan, sehingga laporan praktikum Kimia Farmasi 2 yang
berjudul “TITRASI ARGENTOMETRI” terselesaikan dengan baik. Shalawat serta
salam senantiasa kita dengung sanjukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini dan
semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafa’atnya.
Dalam penyusunan laporan ini, kami mengucapkan terima kasih sebesar-
besarnya kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami. Kami selaku penyusun
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan Praktikum.................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................3
A. Definisi Argentometri............................................................................. 3
B. Metode Dalam Titrasi Argentometri....................................................... 3
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Endapan...........................................4
D. Uraian Bahan ............................................................................................6
BAB III METODE KERJA.............................................................................. 7
A. Alat dan Bahan......................................................................................... 7
B. Prosedur Kerja.......................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 9
A. Hasil Pengamatan..................................................................................... 9
B. Pembahasan...............................................................................................9
BAB V PENUTUP............................................................................................. 12
A. Kesimpulan............................................................................................... 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 13
LAMPIRAN....................................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titrasi merupakan salah satu teknik analisis kimia kuantitatif yang
dipergunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan tertentu, dimana
penentuannya menggunakan suatu larutan standar yang sudah diketahui
konsentrasinya secara tepat. Pengukuran volume dalam titrasi memegang peranan
yang amat penting sehingga ada kalanya sampai saat ini banyak orang yang
menyebut titrasi dengan nama analisis volumetric (Simanjutak, 2018).
Titrasi pengendapan atau argentometri adalah titrasi yang melibatkan
pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit.
Hal pertama yang diperlukan dari titrasi jenis ini adalah pencapaian keseimbangan
pembentukan yang cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya
interferensi yang mengganggu titrasi, dan titik akhir titrasi yang mudah diamati
(Khopkar, 2011).
Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida ( Cl-, I-, Br- ) dengan ion perak
Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai argentometri, yaitu titrasi penentuan analit
yang berupa ion halida dengan menggunakan larutan standar perak nitrat
AgNO3(Underwood, 2010).
Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah
larut antara titrant dan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi
penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut (Khopkar, 2011).
Pada argentometri terdapat tiga metode yang dapat digunakan, antara lain
metode Mohr, metode Volhard, dan metode Fajans. Metode Mohr adalah salah satu
cara dalam argentometri yang merupakan metode paling baik untuk menentukan
kadar klorida dari suatu larutan. Indikator yang digunakan adalah K2CrO4 (Kalium
Kromat) dan titran yang digunakan AgNO3 (Perak Nitrat). Indikator menunjukkan
tercapainya titik akhir titrasi, dengan perubahan warna larutan yang telah dicampur
dengan indikator K2CrO4terbentuk endapan yang berwarna merah bata (Fritz,2013).
Berdasarkan latar belakang ini, maka dilakukan percobaan titrasi
Argentometri untuk menentukan kadar dalam suatu sampel yang digunakan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara penentuan kadar suatu zat senyawa dengan metode titrasi
Argentometri ?
2. Bagaimana hasil akhir titrasi Argentometri ?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui cara penetuan kadar suatu zat senyawa pada metode titrasi
Argentometri.
2. Untuk mengetahui hasil akhir dar titrasi Argentometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I 10 mL 10,5 mL
II 10 mL 10,5 mL
1. 10 mL 0,5 mL
2. 10 mL 0,5 mL
3. 10 mL 0,4 mL
4. 10 mL 0,5 mL
5. 10 mL 0,5 mL
6. 10 mL 0,3 mL
7. 10 mL 0,4 mL
8. 10 mL 0,5 mL
9. 10 mL 0,5 mL
C. Pembahasan
Titrasi Argentometri merupakan titrasi pengendapan. Titrasi
pengendapan merupakan reaksi titran dengan titrat membentuk endapan yang
sukar larut seperti misalnya ion klorida dititrasi dengan larutan perak nitrat
(AgNO3) membentuk endapan perak klorida (AgCl) berwarna putih.
Pengendapan dalam titrasi pengendapan dipengaruhi oleh pH maupun adanya
komplekson (Purnama Sari, et al, 2014).
Pada analisis argentometri ada beberapa cara pengendapan yang dikenal
yaitu Mohr, Fajans, Volhard. Titrasi pengendapan atau argentometri
didasarkan atas terjadinya pengendapan kuantitatif yang dilakukan dengan
penambahan larutan pengukur yang diketahui kadarnya pada larutan senyawa
yang hendak dititrasi. Titik akhir tercapai bila semua bagian titran sudah
membentuk endapan.
Percobaan kali ini dilakukan dengan metoe mohr. Metode Mohr biasanya
digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl, dengan AgNO 3 sebagai titran
dan K2CrO4 sebagai indikator. Menurut Harizul, 2013 Titik akhir titrasi ditandai
dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi kuning coklat.
Sampel dalam titrasi argentometri metode Mohr harus netral karena apabila
dalam suasana asam endapan Ag2CrO4 akan larut membentuk perak dikromat
(Ag2Cr2O4), sedangkan dalam suasana basa AgNO 3 akan bereaksi dengan ion
hidroksida membentuk endapan perak hidroksida (AgOH) (Huljani, dkk., 2018).
Langkah awal yang dilakukan yaitu membuat larutan baku sekunder
dengan cara menimbang AgNO3 sebanyak 8,5 gram kemudian dilarutkan dengan
250 mL aquadest setelah dilarutkan disimpan larutan dalam tempat yang gelap.
harus disimpan di tempat atau yang gelap karena menurut Depkes, 1979 AgNO3
akan menjadi gelap jika terkena cahaya. Larutan standar sekunder yaitu suatu
larutan yang konsentrasinya telah ditetapkan dengan akurat (Rodiani, 2013).
Langkah kedua yaitu melakukan standarisasi AgNO3. Larutan baku
AgNO3 harus terlebih dahulu distandarisasi menggunakan larutan NaCl karena
AgNO3 termasuk larutan standar sekunder. Menurut Santoso, 2017 tujuan
standarisasi untuk yaitu mengetahui konsentrasi sebenarnya pada AgNO 3.
Standarisasi larutan standar menggunakan larutan baku primer yaitu larutan
yang mengandung zat padat murni yang konsentrasi larutannya diketahui secara
pasti melalui metode gravimetri (massa).Hal yang dilakukan untuk standarisasi
yaitu dipipet 10 mL NaCl dimasukkan kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 5
tetes indikator kalium kromat dan dititrasi menggunakan AgNO 3. Penambahan
Indikator kalium kromat menurut Santoso, 2017 bertujuan untuk mengetahui
warna dari titik akhir titrasi, pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak
klorida setelah titik ekuivalen, maka dengan penambahan sedikit perak nitrat
akan bereaksi dengan kromat dan membentuk endapan perak kromat yang
berwarna merah kecokelatan. Ag+ dari larutan baku AgNO3 dengan zat klor (Cl)
akan bereaksi dan membentuk endapan AgCl berwarna putih. Setelah zat klor
telah bereaksi semua, maka Ag+ akan bereaksi dengan CrO 4 2- dari kalium
kromat yang ditandai dengan perubahan warna dari kuning menjadi merah bata.
Semakin lama titik akhir titrasi tercapai, maka semakin banyak larutan AgNO 3
yang dipakai (Pratama, 2018).
2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4↓ + 2KNO3
Merah Bata
Langkah ketiga dilakukan Penetapan kadar klorida pada sampel air sumur
dimana yang dilakukan yaitu dimasukan masing-masing sampel air sumur 10
mL kedalam erlenmeyer dan ditambahkan 5 tetes Indikator K2CrO4 dan dititrasi
menggunakan AgNO3
Hasil yang didapatkan dalam standarisasi larutan AgNO3 dan penentuan
kadar yaitu terdapat endapan berwarna merah bata dimana hasilnya sudah sesuai.
Dimana pada standarisasi saat NaCl ditambahkan Indikator dan larutan NaHCO
yang kemudian dititrasi dengan AgNO3 akan membentuk endapan merah bata
(Antara, 2008). Hal ini sesuai dengan literatur dimana terbentuknya endapan
merah bata menandakan air kran banyak mengandung kandungan klorida (Jurnal
Ilmu Kimia dan terapan, 2018). Adapun reaksi yang dihasilkan:
Sebelum titik ekuivalen:
AgNO3(aq) + CI-(aq) → AgCI(s)↓ +NO3 (aq)
Setelah titik ekuivalen:
K2CrO4(aq) +2AgCl → Ag2CrO4(s)↓(merah bata) + 2KCl(aq)
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cara penentuan kadar suatu zat senyawa metode titrasi argentometri yaitu
titrasi secara langsung dengan menggunakan metode Mohr, dan metode
Fajans, serta titrasi secara tidak langsung dengan menggunakan metode
Volhard.
2. Dalam titrasi argentometri didapatkan hasil bahwa dalam standarisasi
menggunakan metode mohr volume larutan AgNO 3 yang digunakan yaitu 10
mL dengan hasil larutan berwarna kuning kecoklatan dan terdapat endapan
berwarna merah bata. Untuk penentuan kadar sampel didaptkan hasil larutan
berwarna kuning kecoklatan dan terdapat endapan merah bata.
B. Saran
1. Mahasiswa harus teliti dalam menimbang bahan dan melakukan titrasi.
2. Mahasiswa harus mengetahui bahan-bahan apa yang mudah teroksidasi oleh
cahaya saat digunakan dalam melakukan titrasi
DAFTAR PUSTAKA
A. Alat
Botol Semprot
B. Bahan
C. Prosedur Kerja
1. Pembuatan larutan baku sekunder AgNO3
DitimbangAgNO3 Dilarutkandalam2
8,5614 g 50 mL air suling
Hasil titrasi
terbentuknyaendapanmer
ahbata(Sampel 9)