Anda di halaman 1dari 14

Nama kelompok :

1. Putu Nisa Oktaviani


(18071005)
2. I Gst Ayu Mela Wirnayanti
(18071015)
3. Ni Putu Saraswati Kristina
(18071020)
4. Akulina Lokbere
(18071022)
DIKROMATOMETRI 5. Gloriany Triselia Koe Hua
(18071026)
– Dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan senyawa
dikromat sebagai oksidator.

– Dikromatometri termasuk ke dalam titrasi redoks

– Dalam reaksinya terjadi perpindahan elektron atau perubahan bilangan


oksidasi. Seperti yang diketahui bahwa kemungkinan terjadinya reaksi
redoks dapat dilihat dari 2 hal berikut :

1. Terjadi perubahan bilok (bilangan oksidasi).


2. Bila ada zat reduktor maupun oksidator (dalam hal ini, kalium
dikromat selain berfungsi sebagai bahan baku juga sebagai
oksidator).
KESETIMBANGAN KROMAT(VI)-
DIKROMAT(VI)

– Ion dikromat(VI) yang berwarna jingga, Cr2O72-, sedangkan ion


kromat(VI) yang berwarna kuning, CrO42-.Perubahan antara keduanya
adalah sesuatu hal yang mudah.
– Jika menambahkan asam sulfat encer pada larutan yang berwarna kuning
maka larutan tersebut akan berubah menjadi berwarna jingga. Dan jika
menambahkan natrium hidroksida ke dalam larutan jingga maka larutan
tersebut berubah menjadi kuning.

– Reaksi kesetimbangan pada pusat interkonversi adalah


2CrO42- + 2H+ ⇌ Cr2O72- + H2O
– Jika menambahkan ion hidrogen berlebih, kesetimbangan bergeser ke kanan. Hal ini
sesuai dengan prinsip Le Chatelier.

2CrO42- + 2H+ ⇌ Cr2O72- + H2O

– Jika menambahkan ion hidroksida, maka ion hidroksida akan bereaksi dengan ion
hidrogen. Kesetimbangan cenderung ke arah kiri untuk menggantikannya.

2CrO42- + 2H+ ⇌ Cr2O72- + H2O


Prinsip kristal dikromat

Timbang dengan tepat sekitar 4,9g Kalium Dikromat murni yang


•Pembuatan Larutan Kalium sudah dipanaskan dalam oven pada suhu 1400 – 1500C. Larutkan
Dikromat 0,1N sampel dalam air di dalam beker 400ml dan pindahkan larutan
• secara kuantitatif ke dalam labu volumetric 1 liter. Encerkan sampai
tanda dan campur baik-baik larutan itu.

Dalam jumlah tertentu larutan besi di asamkan dengan cara mereduksikan


ion besi(III) dengan timah(II) klorida lalu larutan di bilas ke dalam labu
Erlenmeyer 500ml. sekarang tambahkaan 250ml air, 5ml asam sulfat pekat,
5ml asan fosfat 85%, dan 8 tetes indicator Natrium Difenilaminasulfonat
atau asam N-Fenilantranilat. Titrasikan perlahan-lahan dengan larutan
•Standarisasi Larutan Kalium dikromat dengan mengaduk labu tersebut dengan konstan. Larutan menjadi
Dikromat 0,1 N Terhadap Besi
hijau, karena reaksi menghasilkan ion kromium(III). Bentuk teroksidasi
indicator itu berwarna ungu atau lembayung. Dengan dihampirinya titik
akhir, yang ditandai olh warna ungu sekejap, tambahkan dikromat itu setetes
demi setetes sampai warna berubah secara permanen menjadi ungu. Pada
saat TE mekanisme kawat besi sama dengan mekanisme Kalium Dikromat,
sehingga konsentrasi dapat di hitung.
Sejumlah larutan yang mengandung
• Penetapan Besi(II) besi (II) di asamkan, kemudian di
tetrasi oleh larutan Kalium Dikromat
dengan bantuan indicator Natrium
Difenilaminasulfonat sampai terjadi
perubahan warna menjadi biru violet.

Dalam jmlah tertentu garam Kromium


• Penetapan Kromium (III) dioksidasikan oleh Dikromat
Dalam Suatu Garam dengan bantuan indicator asam N-
Kromium(III)
Fenilantranilat sampai terjadi perubahan
warna menjadi merah violet.
Penggunaan Kalium Dikromat

– sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Larutan


Kalium dikromat (VI) yang diasamkan dengan asam sulfat
encer biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi pada
kimia organik.

– Larutan Kalium dikromat (VI) yang diasamkan dengan


asam sulfat encer digunakan untuk:
· Mengoksidasi alkohol sekunder menjadi keton;
· Mengoksidasi alkohol primer menjadi aldehid;
· Mengoksidasi alkohol primer menjadi asam
karboksilat;
Keuntungan

kalium dikromat (VI)


tidak cukup kuat sebagai
agen pengoksidasi,
Kalium dikromat (VI) sehingga tidak akan
dapat digunakan untuk mendapatkan reaksi yang
mendeteksi keberadaan ion tidak diinginkan dengan
klorida (selama ion klorida larutan kalium dikromat
tidak berada pada konsentrasi (VI).
yang sangat tinggi).

Kalium dikromat (VI) dapat


digunakan sebagai standar
primer. Hal ini berarti bahwa
kalium dikromat (VI) dapat
dijadikan sebagai larutan
stabil yang konsentrasinya
diketahui dengan tepat dan ini
tidak terjadi pada kalium
permanganat (VII).
Kerugian

Kerugian yang paling


utama adalah pada
perubahan warna.

Larutan kalium dikromat


(VI) berubah menjadi hijau
pada saat dimasukkan ke
dalam reaksi, dan tidak dapat
dideteksi perubahan warna
ketika dituangkan larutan
jingga berlebih pada larutan
berwarna hijau yang kuat. Dengan larutan
kalium dikromat (VI)
dapat menggunakan
indikator terpisah,
dikenal dengan redox
indikator. Warna
berubah melalui
kehadiran agen
pengoksidasi.
Berikut beberapa
contoh indikator –
seperti difenil
sulfonat.
Sampel dan Contoh soal

– Zeolit adalah mineral dari alumina silikat yang terstuktur 3


dimensi yang berbentuk tetrahedron (sp3).
– Kandungan Zeolit :
SiO2 66,49 %

Al2O3 13,44 %

Fe2O3 1,75 %

K2O 1,18 %

TiO2 1,40 %

MgO 1,67 %

CaO 2, 07 %

Na2O 0,87 %
 Data Pengamatan :
Data Penimbangan Zeolit
Massa Alat + Zat 1,1540 gram

Massa Alat 0,4031 gram

Massa Zat 0,7509 gram

Tabel Titrasi
Titrasi 1 2
Skala Akhir 3,50 ml 3,50 ml
Skala Awal 0,00 ml 0,00 ml
Volume 3,50 ml 3,50 ml
Warna Titik Akhir Ungu Ungu

– Persamaan Reaksi :
o 2FeCl3 + SnCl2 --> 2FeCl2 + SnCl4
o SnCl2 + 2HgCl2 --> Hg2Cl2 + SnCl4
o K2Cr2O7 + 7H2SO4 + 6FeSO4 --> Cr2(SO4)3 + 7H2O + 3Fe2(SO4)3
o Fe3+ + H3PO4 --> [Fe(HPO4)]- + 2H+
– Perhitungan kadar Fe

Mek Fe = mek K2Cr2O7


= [K2Cr2O7] x volume K2Cr2O7
= 0,05 N . 3,50 ml
= 0,175 mek

Massa Fe = mek Fe x BE Fe x pengenceran


= 0,175 mek x 56 x 250/25
= 98 mg = 0,0980 gram
% Fe = massa Fe/massa sample x 100%
= 0,0098 / 0,7509 x 100%
= 13,05 %
% Fe2O3 = Mr Fe2O3 / 2 Ar Fe x %Fe
= 160 / 112 x 13,05%
= 18,64 %
Kesimpulan

– K2Cr2O7 adalah zat yang stabil sehingga tidak perlu


perlakuan khusus dalam penyimpanannya. Dikromatometri
adalah analisis titrimetric dengan menggunakan larutan
standar K2Cr2O7 . K2Cr2O7 bersifat oksidator akan tetapi
lebih lemah dari KMnO4, K2Cr2O7 bahannya bersifat
oksidator dalam suasana asam.

– Fe3+ direduksi menjadi Fe2+ oleh SnCl2 berlebih,


kelebihan SnCl2 dioksidasi oleh HgCl2 membentuk SnCl4
dan endapan putih Hg2Cl2, lalu Fe2+ dititrasi dengan
K2Cr2O7 standar dengan menggunakan indikator Na-
difenilaminsulfonat sampai TA. Pada saat Te, mek Fe2+ =
mek K2Cr2O7 sehingga kadar Fe Total dapat dihitung

Anda mungkin juga menyukai