Oleh:
Kelompok 1
Semester V Kelas III-A
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019
I. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
a. Mahasiswa mampu melakukan sampling air pada kawasan pariwisata
b. Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitas air di kawasan pariwista
berdasarkan parameter fisika dan kimia
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Mahasiswa mampu mengoperasikan spektrofotometri UV-Vis
b. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan metode dan prinsip analisis Fe
(III) pada sampel air dan air limbah secara spektrofotometri
c. Mahasiswa mampu melakukan prosedur analisis Fe (III) pada sampel air dan
air limbah secara spektrofotometri
d. Mahasiswa mampu melakukan penentuan konsentrasi Fe (III) dalam air limbah
dengan metode kurva kalibrasi
II. PRINSIP
Pengukuran kadar Fe (III) dalam sampel air dilakukan dengan metode O-
Fenantrolina secara spektrofotometri. Prinsip pengukurannya adalah sebagai berikut
Ion besi (III) dalam suasana asam dan panas akan direduksi oleh hidroksilamin
hidroklorida menjadi ion besi (II). Selanjutnya, ion besi (II) akan dikomplekskan oleh
1-10-ortofennantrolin pada ph 3,2-3,3, membentuk senyawa kompleks khelat ferro-
fenantrolin yang berwarna oranye, dan diukur absorbansinya pada rentang panjang
gelombang 480-550 nm.
III. METODE
Metode yang digunakan dalam analisis Fe (III) pada sampel air sumur dan air
limbah adalah O-Fenantrolina secara spektrofotometri.
Absorbansi Kadar
Rata- Kadar Fe
Sampel air Kelompok
I II rata Fe sampel
(mg/L)
Air sumur I 0,0055 0,0060 0,00575 0,35
0,354
bor I I 0,0059 0,0061 0,006 0,36
Air limbah II 0,0571 0,0573 0,0572 2,03
2,785
pisau II 0,1041 0,1035 0,1038 3,54
Air sumur III 0,0033 0,0034 0,00335 0,27
0,283
bor II III 0,0040 0,0040 0,004 0,29
IV 0,0109 0,0109 0,0109 0,52
Air beji I 0,397
IV 0,0037 0,0032 0,00345 0,28
sumur gali V 0,0541 0,0541 0,0541 1,93
1,237
I V 0,0115 0,0122 0,01185 0,55
Air sumur VI 0,0263 0,0263 0,0263 1,02
0,87
gali II VI 0,0172 0,017 0,0171 0,72
VII 0,0063 0,00625 0,00625 0,37
Air beji II 0,375
VII 0,0068 0,00675 0,00675 0,38
VIII 0,0282 0,0282 0,0282 1,08
Air limbah 1,125
VIII 0,0307 0,0311 0,0309 1,17
Kadar Fe sampel
ϒ = A + Bx → x = (ϒ-A) : B
A = -0,0050
B = 0,0307
VIII. PEMBAHASAN
Air merupakan kebutuhan dasar dan bagian dari kehidupan yang fungsinya
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain, dengan demikian layak untuk diketahui
kandungan air tersebut. Air tanah memiliki beberapa kerugian atau kelemahan
dibanding sumber air lainnya karena air tanah mengandung zat-zat mineral dalam
konsentrasi tinggi. Zat-zat mineral tersebut antara lain magnesium, kalsium dan besi
yang menyebabkan kesadahan. Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat
menimbulkan terjadinya gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan tersebut dapat
berupa penyakit menular maupun tidak menular. Penyakit menular yang disebarkan
oleh air secara langsung disebut penyakit bawaan air (waterborne disease). Penyakit
tidak menular akibat penggunaan air terjadi karena air telah terkontaminasi zat-zat
berbahaya atau beracun (Munfiah, dkk. 2013).
Pada dasarnya air terdapat pada berbagai lokasi seperti di udara, permukaan
bumi dan di dalam tanah. Air adalah materi di dalam kehidupan.Sekitar tiga per empat
bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih
dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk memasak,
mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga
digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadaman kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain. Penyakit-penyakit yang menyerang manusia dapat juga
ditularkan dan disebarkan melalui air. Air yang terdapat dalam tanah seperti air yang
berasal dari sumur bor sangat beragam kualitasnya tergantung pada kondisi lapisan
tanah disekitar sumber air tersebut. Secara umum air yang terdapat dalam tanah dapat
mengandung bahan-bahan mineral dan bahan-bahan organik. Mineral anorganik yang
terkandung dalam air tanah antara lain berupa kalsiumkarbonat(CaCO3), besi (Fe),
mangan (Mn), seng (Zn), timbal (Pb), aluminium (Al), merkuri (Hg), atau bahanbahan
kimia lainnya yang meresap ke dalam tanah. Air tanah juga termasuk air artesis.
Kualitas air tanah relatif konstan dan kualitasnya ada yang memenuhi dan ada yang
yang tidak memenuhi standar kualitas air bersih. Selain mengandung mineral air tanah
kadang-kadang mengandung berbagai macam gas terlarut seperti karbon dioksida, CO2
agresif, gas metana, CH4 dan di-hidrogen sulifida H2S. Salah satu ion logam yang
penting bagi manusia adalah ion besi(II) merupakan nutrien dan dibutuhkan tubuh
dengan kebutuhan 1 mg yang dapat diperoleh dari makanan dan air minum (TN Edwina.
2013).
Besi (Fe) adalah salah satu elemen kimiawi yang dapat ditemui pada hampir
setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Senyawa besi
dalam jumlah kecil di dalam tubuh manusia berfungsi sebagai pembentuk sel-sel darah
merah, dimana tubuh memerlukan 7–35 mg/hari yang sebagian diperoleh dari air.
Tetapi zat Fe yang melebihi dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan
masalah kesehatan, yaitu warna kulit menjadi hitam akibat akumulasi Fe, air minum
yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual apabila dikonsumsi, kadar
Fe yang besar dapat merusak dinding usus, iritasi pada mata dan kulit, kelarutan besi
dalam air yang melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air berbau seperti telur busuk, dan
dapat terjadi hemokromatesis. Kadar besi (Fe) yang melebihi batas maksimal yang
diperbolehkan pada air minum berdasarkan Permenkes No. 492/Menkes/PER/IV/2010
adalah 0.3 mg/l.
Di dalam penyediaan air, seperti halnya Fe, Mn juga menimbulkan masalah
warna. Konsentrasi Fe yang lebih besar dari 0,5 mg/liter dapat menyebabkan rasa yang
aneh pada minuman dan meninggalkan noda-noda atau warna coklat pada pakaian
cucian. susunan unsur-unsur kimia air tanah tergantung pada lapis-lapis tanah yang
dilalui. Jika melalui tanah kapur, maka air itu akan menjadi sadah karena mengandung
Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2. Jika melalui batuan granit maka air itu lunak dan agresif
karena mengandung gas CO2 dan Mn(HCO3)2. Dalam segi operasioan keberadaan
besi dalam air dapat juga menyebabkan pemborosan energi, karena diperlukan energi
ekstra untuk memompa melalui pipa yang mengecil akibat pengendapan besi atau
mangan. Air sumur yang mengandung FeO akan bereaksi dengan H2O dan CO2 dalam
tanah dan membentuk Fe (HCO3)2 dimana semakin dalam air yang meresap ke dalam
tanah semakin tinggi juga kelarutan besi karbonat dalam air tersebut (H Zaini. 2019).
Penentuan kurva standar sebagai salah satu metode validasi yang berguna
sebagai pembuktian untuk mengetahui keabsahan, kualitas dan kesesuaian data yang
diperoleh dari proses analisisa. Metode validasi untuk spektrofotometer UV-Vis
menggunakan beberapa parameter seperti: linearitas, akurasi, presisi. Variasi
konsentrasi mempengaruhi warna kompleks yang dihasilkan, dimana semakin besar
konsentrasi intensitas warna kompleks yang terlihat semakin tinggi. Variasi konsentrasi
dari 0, 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm terbukti bahwa larutan dengan konsentrasi 10 ppm
mempunyai intensitas warna lebih tinggi. Kurva kalibrasi dapat dikatakan baik apabila
kurva tersebut telah memenuhi syarat, yakni konsentrasi dan absorbansi berada pada 1
garis linieritas dan memiliki regresi linear (R2) dimana nilai tersebut dikatakan baik
apabila berada pada kisaran 0,9 ≤ R2 ≤ 1 (Nina Anjarsari dan R. Djarot Sugiarso K. S.
2015).
Dalam penetapan kadar besi dengan pereaksi o-fenantrolin, besi harus berada
dalam bentuk Fe2+, sehingga Fe3+ harus direduksi terlebih dulu menggunakan
hidrokuinon atau hidroksilamin hidroklorida, reduktor ini dibutuhkan untuk menjaga
Fe tetap dalam bentuk Fe2+. Kompleks Fe(fenantrolin) mempunyai absorbansi molar
sebesar 11.100 L/mol-cm pada panjang gelombang serapan maksimum. Nilai yang
sangat besar ini menandakan bahwa kompleks menyerap sangat kuat, kompleks ini
sangat stabil dan intensitas warnanya tidak berubah dalam waktu yang lama. Kompleks
yang berwarna merah-orange ini terbentuk secara optimal pada pH 3,5-4,5 sehingga
harus ditambahkan buffer asetat atau natrium asetat untuk mempertahankan pH tetap
pada rentang tersebut. Kemudian, ditambahkan dengan pereaksi 1,10-fenantrolin yang
dapat membentuk kompleks [Fe(1,10-fenantrolin)3]2+ dapat menyerap sinar tampak
yaitu pada panjang gelombang 510 nm (Budiarto, 2010).
Sumur yang dibuat dengan membor batuan. Sumur ialah lubang atau
liang yang dibuat ke dalam tanah untuk memperoleh air, minyak, air garam,
gas, maupun informasi mengenai keadaan tanah. Sumur dapat berupa sumur
galian yang kemudian dilengkapi dengan timba, terowongan miring, atau
sumur bor yang kemudian dilengkapi dengan pompa penyedot. Sumur bor
yang tidak perlu dilengkapi dengan pompa karena airnya akan menyembur
keluar disebut sumber artesis buatan (Sutandi, 2012).
Sumur bor adalah jenis sumur dengan cara pengeboran lapisan air
tanah yang lebih dalam ataupun lapisan tanah yang jauh dari tanah
permukaan dapat dicapai sehingga sedikit dipengaruhi kontaminasi.
Umumnya air ini bebas dari pengotoran mikrobiologi dan secara langsung
dapat dipergunakan sebagai air minum. Air tanah ini dapat diambil dengan
pompa tangan maupun pompa mesin . Air sumur bor merupakan salah satu
jalan yang ditempuh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih,
namun tingginya kadar ion Fe (antara 1–7 mg/l) mengakibatkan harus
dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dipergunakan. Kadar besi
yang standar untuk air bersih menurut Departemen kesehatan di dalam
Permenkes No. 492 /Per/Menkes/IV/ 2010 tentang air bersih yaitu sebesar
0,3 mg/l dan memiliki syarat yaitu tidak berasa, tidak berwarna, tidak
berbau, dan setiap komponen yang terkandung dalam air harus sesuai
dengan yang ditetapkan (H Zaini. 2019).
Dalam praktikum ini, konsentrasi besi (Fe) dalam sampel air sumur
bor di Gang Baja, Sidakarya diperiksa dengan menggunakan
Spektofotometri panjang gelombang maksimum kompleks trisfenantrolin
besi(II) ditentukan secara spektrosfotometri UV-vis pada panjang
gelompang 510 nm. Kompleks ini menghasilakan warna jingga. Penentuan
panjang gelombang maksimum karena pada panjang gelombang maksimum
memiliki sensitivitas tertinggi. Selain itu pada panjang gelombang
maksimum data yang didapat juga lebih akurat sehingga dapat mengurangi
terjadinya resiko kesalahan pada analisa (N Anjarsari. 2016).
4. Air Beji I
Mata air merupakan air tanah yang keluar dengan sendirinya ke
permukaan tanah. Mata air yang berasal dari dalam tanah hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitasnya sama dengan air tanah dalam.
Berdasarkan keluarnya (muncul kepermukaan tanah) mata air, dapat
dibedakan menjadi: mata air rembesan, yaitu mata air yang keluar dari
lereng-lereng dan mata air umbul, yaitu mata air keluar dari suatu daratan.
Air beji biasanya digunakan oleh masyarakat bali khususnya untuk
keperluan sehari-hari.
Pada praktikum kali ini dilakukan uji terhadap parameter kimia air
khususnya kadar besi (Fe) pada sampel air beji. Setelah dilakukan pengujian
dengan metode spektrofotometri diperoleh hasil pada sampel yang
dilakukan secara duplo adalah 0,52 mg/L dan 0,28 mg/L dengan rerata
0.397 mg/L. Hasil tersebut melebihi batas yang di tetapkan. Standar baku
mutu yang telah ditetapkan dalam PERMENKES No
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang syarat syarat kualitas air yaitu 0,3 mg/l
(Khimayah, 2015).
5. Air Sumur Gali I
7. Air Beji II
Mata air oleh masyarakat di Bali sering disebut dengan beji. Dalam
pemanfaatannya air beji sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik
mencuci, mandi, bahkan untuk air minum. Pada praktikum kali ini
dilakukan uji terhadap parameter kimia air khususnya kadar besi (Fe) pada
sampel air beji. Sampel air beji yang digunakan diambil dari Beji yang
berlokasi di Desa Kekeran, kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Setelah dilakukan pengujian dengan metode spektrofotometri diperoleh
hasil absorbansi rata-rata sampel 7 yaitu air beji sebesar 0,0065 dan
diperoleh kadar besi pada sampel adalah 0,375 mg/L jika dibandingkan
dengan standar kualitas air minum dan hygiene sanitasi yang diatur oleh
Permenkes maka air beji ini tidak layak untuk dijadikan air minum karena
kadar besi yang terkandung melampaui batas yang ditentukan yaitu 0,3
mg/L.
Hasil penetapan kadar sampel air limbah perak yaitu sebesar 1,125
mg/L. Kadar logam Besi (Fe) tersebut masih memenuhi standar SNI
6989.5:2009. Kadar maksimum logam yang diperbolehkan pada air dan air
limbah menurut SNI 6989.5:2009 dimana kadar maksimum logam besi
pada kisaran kadar Fe 0,3 mg/L sampai dengan 10 mg/L (Puspita, Cahya,
2018). Hal ini dikarenakan sampel yang diambil merupakan air limbah
perak sehingga kemungkinan kandungan logam besi yang terdapat dalam
air limbah perak sedikit.
Faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi besi pada air limbah
yatiu pH juga berkaitan dengan alkalinitas. Pada pH <5 alkalinitas dapat
mencapai nol. Semakin tinggi nilai pH, semakin tinggi pula nilai alkalintas
dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas. pH rendah bersifat korosif.
Selain itu ada juga kekeruhan, kekeruhan disebabkan oleh banyak faktor,
antara lain adanya bahan yang tidak terlarut seperti debu, tanah liat, bahan
organik atau inorganik, dan mikroorganisme air. Disini berakibat air limbah
menjadi kotor dan tidak jernih. Selain itu baketeri patogen dapat berlindung
di dalam atau di sekitar bahan penyedap turbidity (Situmorang FA, 2017).
IX. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum analisis Fe (III) Secara Spektrofotometri UV VIS pada
sampel air didapatkan pada masing-masing sampel yaitu air sumur bor I, air limnah
pisau I, air sumur bor II, air beji I, air sumur gali I, sumur gali II, air beji II, air limbah
II, kadar Fe rerata berurutan sebagai berikut : 0,35 ; 0,79 ; 0,28 ; 0,40 ; 1,24 ; 0,87 ;
0,37 dengan satuan mg/L.
X. JAWABAN PERTANYAAN
1. Jelaskan bagaimana terjadinya peningkatan kadar besi pada suatu sampel air?
Peningkatan zat besi di dalam air dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu pH, gas yang ikut terlarut, air yang mengandung bakteri, dan suhu.
a. pH
pH akan membuat kadar zat besi menjadi tinggi di dalam air
dikarenakan jika pH normal maka zat besi di dalam air akan terlarut,
tetapi ketika pH semakin rendah maka akan meningkatkan derajat
korosif. Kadar kesadahan (pH) air normal yang tidak menyebabkan
masalah adalah 7 (6,8 – 7,2). Air yang berkadar kesadahan normal (pH
7 atau antara 6,8 – 7,2) dapat melarutkan semua jenis mineral termasuk
zat besi.
b. Gas Terlarut
Jika terdapat gas CO2 dan H2S di dalam air tersebut, maka akan
bersifat korosif terhadap ion besi.
c. Suhu
Suhu tinggi akan meningkatkan derajat korosif besi di dalam air.
Semakin tinggi derajat korosif maka kadar besi di dalam air juga akan
tinggi.
d. Bakteri
Ketika air mengandung bakteri-bakteri zat besi yang membutuhkan
besi dan oksigen untuk tetap hidup. Bakteri-bakteri zat besi (crenotrik,
leptotrik, callitonella, siderocapsa dan Iain-Iain) yang membutuhkan
makanan dengan mengoksidasi besi sehingga larut dalam air, secara
biologis amat mempengaruhi tinggi-rendahnya kadar zat besi pada air.
Ia akan mengoksidasi zat besi yang terlarut di dalam air, tetapi jika air
tersebut tidak mengandung bakteri ini, maka zat besi tidak akan terlarut
dan justru menjadi endapan yang mana akan menyebabkan kadar zat
besi di dalam air tersebut akan menjadi tinggi.
2. Jelaskan factor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan kadar besi pada suatu
sampel air?
c. Mengandung bakteri.
Bakteri-bakteri zat besi (crenotrik, leptotrik, callitonella,
siderocapsa dan Iain-Iain) yang membutuhkan makanan dengan
mengoksidasi besi sehingga larut dalam air, secara biologis amat
mempengaruhi tinggi-rendahnya kadar zat besi pada air. Bakteri-bakteri
tersebut membutuhkan oksigen dan besi untuk mempertahankan hidupnya.
d. Temperatur
Kenaikan temperature akan meningkatkan derajat korosif.
e. Adanya pencemaran
Pencemaran yang dimaksud contohnya sisa buangan air limbah
industri yang dibuang sembarangan dan meresap ke dalam tanah kemudian
jika di dekat sana dibuat sumur, mau tidak mau air tanah yang muncul
adalah yang telah terkontaminasi Fe.
3. Jelaskan metode-metode pemeriksaan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan
ion besi pada sampel air beserta keunggulan dan kelemahannya masing-masing!
Pengujian kadar besi dapat dilakukan dengan berbagai metode, diantaranya,
spektrofotometri serapan atom, flourometri, metode flow injection serta
spektrofotometri UVVis yang menjadi banyak rujukan karena tingkat akurasi baik,
cepat dan mudah. Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan
spektrofotometri sinar tampak, karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi
besi yang rendah.
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisis yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur
transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.
Sedangkan metode pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer ini
digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih
mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombang dan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan
spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Analisis spektrofotometri campuran Fe2+ dan Fe3+ secara umum
merupakan metode tidak langsung yang dilakukan secara bertahap.
Orthofenantrolin atau o-fenantrolin sebagai agen pengompleks dapat berikatan
dengan Fe2+ dan Fe3+ membentuk kompleks berwarna berbeda, sehingga
diharapkan Fe2+ dan Fe3+ dalam campuran bisa ditentukan secara langsung
sebagai senyawa kompleks dengan metode spektrofotometri. Senyawa kompleks
berwarna merah-orange yang dibentuk antara besi (II) dan 1,10-phenantrolin
(ortophenantrolin) dapat digunakan untuk penentuan kadar besi dalam air yang
digunakan sehari hari. Reagen yang bersifat basa lemah dapat bereaksi membentuk
ion phenanthrolinium, phen H+ dalam medium asam.
Sedangkan untuk metode AAS memiliki prinsip analisis yaitu interaksi
antara energi radiasi dengan atom unsur yang dianalisis. AAS banyak digunakan
untuk analisis unsur. Atom suatu unsur akan menyerap energi dan terjadi eksitasi
atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini tidak stabil dan akan kembali
ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh tenaga eksitasinya dalam
bentuk radiasi. Frekuensi radiasi yang dipancarkan karakteristik untuk setiap unsur
dan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang tereksitasi yang kemudian
mengalami deeksitasi. Teknik ini dikenal dengan SEA (spektrofotometer emisi
atom). Untuk AAS keadaan berlawanan dengan cara emisi yaitu, populasi atom
pada tingkat dasar dikenakan seberkas radiasi, maka akan terjadi penyerapan energi
radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat dasar tersebut. Penyerapan ini
menyebabkan terjadinya pengurangan intensitas radiasi yang diberikan.
Pengurangan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang berada pada
tingkat dasar tersebut (Christina, 2006).
4. Jelaskan bagaimana cara penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan
spektrofotometri!
a. Membuat deret larutan standar besi (III) dengan konsentrasi 2 dan 6 ppm
5. Jelaskan dampak adanya ion besi pada sampel air dalam bidang kesehatan !
Besi adalah logam yang beraneka ragam penggunaannya serta melimpah
keberadaannya. Besi (Fe) adalah salah satu elemen yang dapat ditemui hampir pada
setiap tempat di bumi, pada semua lapisan geologis dan semua badan air. Ion Fe
atau besi selalu di jumpai pada air alami dengan kadar oksigen yang rendah, seperti
pada air tanah dan pada daerah danau yang tanpa udara. Fe logam berat esensial, di
mana keberadaannya dalam kadar tertentu sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia,
namun dalam kadar yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Besi yang
dapat dikonsumsi oleh manusia berada dalam bentuk ionnya yaitu Fe2+ dan Fe3+.
Dalam tubuh, besi esensial memproduksi hemoglobin yang berfungsi dalam
mengangkut O2 dari paru-paru ke jaringan tubuh, mengangkut elektron dalam sel
dan mensistesis enzim yang mengandung besi yang dibutuhkan untuk
menggunakan O2 selama memproduksi energi seluler. Tetapi zat Fe yang melebihi
dosis yang diperlukan oleh tubuh dapat menimbulkan masalah kesehatan. Hal ini
dikarenakan tubuh manusia tidak dapat mengsekresi Fe, sehingga bagi mereka yang
sering mendapat tranfusi darah warna kulitnya menjadi hitam karena akumulasi Fe.
Air minum yang mengandung besi cenderung menimbulkan rasa mual
apabila dikonsumsi. Selain itu dalam dosis besar dapat merusak dinding usus.
Kematian sering kali disebabkan oleh rusaknya dinding usus ini. Kadar Fe yang
lebih dari 1 mg/l akan menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit. Apabila
kelarutan besi dalam air melebihi 10 mg/l akan menyebabkan air
berbau seperti telur busuk.
Gangguan fisik yang ditimbulkan oleh adanya besi terlarut dalam air adalah
timbulnya warna, bau, rasa. Air akan terasa tidak enak bila konsentrasi besi
terfarutnya > 1,0 mg/l.
Pada Hemokromatesis primer besi yang diserap dan disimpan dalam jumlah
yang berlebihan di dalam tubuh. Feritin berada dalam keadaan jenuh akan besi
sehingga kelebihan mineral ini akan disimpan dalam bentuk kompleks dengan
mineral lain yaitu hemosiderin. Akibatnya terjadilah sirosis hati dan kerusakan
pankreas sehingga menimbulkan diabetes. Hemokromatis sekunder terjadi karena
transfusi yang berulang-ulang. Dalam keadaan ini besi masuk ke dalam tubuh
sebagai hemoglobin dari darah yang ditransfusikan dan kelebihan besi ini tidek
disekresikan. Dalam air minum, kadar besi dan mangan yang diperbolehkan yakni
masing- masing 0,3 mg/L dan 0,4 mg/L (Shyla B, dkk., 2012).
Nina Anjarsari dan R. Djarot Sugiarso K. S. 2015. Analisa Gangguan Ion Merkuri(II)
terhadap Kompleks Besi(II)-Fenantrolin Menggunakan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. Tersedia pada :
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad
=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjL35CR6rnkAhVBL48KHR2LBkcQFjAGegQIB
xAC&url=http%3A%2F%2Fejurnal.its.ac.id%2Findex.php%2Fsains_seni%2F
article%2Fdownload%2F14027%2F2414&usg=AOvVaw0M7X-x-OcADl-
9yPYKzW66
Munfiah, Siti dkk. 2013. Kualitas Fisik dan Kimia Air Sumur Gali dan Sumur Bor di
Wilayah Kerja Puskesmas Guntur II Kabupaten Demak. Tersedia pada :
https://media.neliti.com/media/publications/4800-ID-kualitas-fisik-dan-kimia-
air-sumur-gali-dan-sumur-bor-di-wilayah-kerja-puskesmas.pdf
Putri, T. A., & Yudhastuti, R. (2006). Kandungan Besi ( Fe ) Pada Air Sumur Dan
Gangguan Kesehatan Masyarakat Di Sepanjang Sungai Porong Desa Tambak
Kalisogo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Kesehatan Lingkungan, 7(1), 64–70.
TN Edwina. 2013. Analisis Kadar Besi (Fe) Pada Air Sumur Bor Dikelurahan Gedung
Johor, Medan Johor, Medan.
http://repository.usus.ad.id/handle/123456789/37947
H Zaini. 2019. Penyisihan Ion Fe (II) dalam Air Sumur Bor dengan Metode Kolom
Menggunakan Adsorben dari Ampas Tebu yang Diaktivasi secara Fisika dan
Kimia. http://e-jurnal.pnl.ac.id/index.php/semnaspnl/article/download/758/774
Putri, T. A., & Yudhastuti, R. (2006). Kandungan Besi ( Fe ) Pada Air Sumur Dan
Gangguan Kesehatan Masyarakat Di Sepanjang Sungai Porong Desa Tambak
Kalisogo Kecamatan Jabon Sidoarjo. Kesehatan Lingkungan, 7(1), 64–70.