Anda di halaman 1dari 2

Badminton Freak :

Novel ini bercerita tentang Fraya Aloysa Iskandar yang jatuh cinta pada bulutangkis gara-gara
histeria kedua tantenya saat menonton Ricky Subagja dan Rexy Mainaky di Olimpiade Atlanta
1996 melalui siaran langsung. Fraya yang saat itu berusia enam tahun terpukau saat bendera
Merah Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya berkumandang di negeri orang karena kedua atlet
bulutangkis Indonesia tersebut berhasil meraih medali emas. Sejak saat itulah Fraya bercita-cita
untuk menjadi atlet bulutangkis yang bisa mengharumkan nama Indonesia.

Sayangnya, cita-cita Fraya tidak terwujud karena mama Fraya melarangnya masuk klub
bulutangkis. Fraya hanya bisa menyalurkan cintanya pada bulutangkis melalui ekskul di
sekolahnya. Dia menjadi pemain bulutangkis terbaik di sekolahnya. Namun, pacarnya, Albert,
lebih suka dia menjadi anggota cheerleader. Albert yang kapten tim basket sekolah ingin Fraya
bisa menyorakinya langsung dari pinggir lapangan. Sikap Albert yang terus-menerus mengungkit
hal itu membuat Fraya kesal, padahal mereka sudah pacaran selama dua tahun, tapi Albert tidak
juga mengerti kecintaan Fraya pada bulutangkis. Walupun begitu, Fraya selalu berusaha untuk
bersabar karena mereka sudah pacaran cukup lama dan kedua orangtua Fraya pun sudah
menerima Albert layaknya anak sendiri.

Ketidaksukaan Albert pada bulutangkis memuncak ketika Fraya membohonginya demi bisa
menonton semifinal Thomas-Uber Cup yang diadakan di Indonesia, tepatnya di Istora Senayan.
Karena pertandingan final basket Albert dan semifinal Thomas-Uber Cup yang berlangsung
bersamaan, tentu saja Fraya akan memilih bulutangkis. Fraya dan teman eksulnya, Sharleen,
sudah menabung jauh-jauh hari untuk membeli tiket masuk semifinal Thomas-Uber Cup.

Setelah berhasil membohongi pacarnya dan menonton pertandingan bulutangkis, Fraya tanpa
sadar asyik berbicara dengan temannya mengenai pertandingan semalam didepan Albert. Albert
yang tahu Fraya berbohong menghukumnya dengan cara melarangnya nonton Thomas-Uber
Cup live selama sisa pagelaran itu. Hal itu membuat Fraya kecewa berat. Dia mencari cara
bagaimana bisa lolos dari hukuman Albert dengan minta saran ke Adisty, teman baiknya. Tapi
sarannya untuk putus dengan Albert adalah hal yang sangat berat untuk dilakukan.

Alhasil, Fraya harus nonton pertandingan final di rumah dengan adiknya, Claudia, yang bawel
dan Albert yang mengawasi. Selama itu Fraya terus cuekin Albert. Setelah pertandingan selesai,
Fraya seperti kehilangan semangat hidup. Dia terus-menerus teringat cita-citanya yang kandas,
penyesalan yang akan menghantuinya seumur hidup, dan rasa kesalnya pada Albert akibat
hukuman yang dia berikan.

Albert yang tidak sengaja mendengar curhatan Fraya dan Adisty yang mengharapkan Albert
memutuskan Fraya karena Albert memberikan larangan nonton kejuaraan bulutangkis di Istora,
akhirnya Albert dan Fraya pun putus. Hal itu tidak membuat Fraya lebih baik karena Fraya
merasa tidak punya tujuan hidup lagi. Kemudian Fraya menceritakan semuanya kepada
mamanya. Mamanya pun memberikan alasan mengapa ia dilarang untuk menjadi atlet
badminton. Ternyata alasan mamanya sangat sepele, yaitu karena Fraya meminta mengikuti klub
bulutangkis sebelum ulangan kenaikan kelas. Seandainya Fraya meminta masuk klub
bulutangkis setelah ujian kenaikan kelas, mamanya pasti mengizinkan. Karena kesalahpahaman
ini membuat Fraya bisa menerima keadaannya saat ini. Fraya pun mulai mengikuti kegiatan-
kegiatan komunitas bulutangkis dan latihan bersama dengan teman temannya.

Kejuaraan Djarum Indonesia Super Series pun di depan mata dan Fraya bisa nonton di Istora
Senayan sepuasnya bersama teman-teman bulutangkisnya. Bahkan Claudia,yang merupakan
teman baik Fraya juga ikut karena ingin foto dengan salah satu atlet bulutangkis Indonesia,
Simon Santoso. Tapi, targetnya berpindah begitu melihat Edgar Satria. Keinginan Claudia
berfoto dengan Edgar Satria terwujud dibantu oleh Shandy, teman wartawan Fraya.

Siapa sangka, Edgar Satria mengundang Fraya duduk di player area pada pertandingan
berikutnya. Kedekatan Edgar dan Fraya berlanjut, bahkan Edgar bisa meluluhkan hati Lio, adik
bungsu Fraya yang sebelumnya sangat lengket dengan Albert. Hal ini membuat Lio yang
berkeinginan menjadi atlet bulutangkis seperti Edgar. Hari demi hari terus berlalu dan membuat
Edgar dan Fraya semakin dekat, hal ini membuat Fraya tersadar bahwa Edgar yang dapat
menyembuhkan luka hatinya.

Anda mungkin juga menyukai