Ungu: Permanganat
Biru : Tembaga(II)
Hijau : Nikel, besi(II), kromium(III)
Kuning : Kromat, heksasianoferat(II)
Merah jingga: Dikromat
Merah jambu : Kobalt
Beberapa contoh cairan tak berwarna yaitu H2O, alkohol, aseton, eter, asam asetat,
ester, amonia, asam sulfat, dan asam klorida.
Beberapa contoh zat yang memberikan bau khas yaitu: alkohol, ester, asam asetat,
dan amonia.
Bau
Bau sering memberi petunjuk yang benar.
Bau NH3
H2S
Bau Cuka
Bau Halogen
Bau gas nitrous
Sifat Asam atau Basa
Sedikit zat dicampur dengan air dan hasilnya diamati dengan sepotong kertas
lakmus. Larutan yang bersifat asam akan mengubah warna kertas lakmus biru
menjadi merah dan larutan yang bersifat basa akan mengubah warna kertas lakmus
menjadi biru. Bila ada pengukuran keasaman dan dapat pula menggunakan indikator
universal atau PH meter.
2. Uji Pemanasan
Pemanasan dilakukan dlam tabung reaksi untuk mengamati suatu zat jika
dipanaskan menimbulkan gejala-gejala seperti terjadi sublimasi, pelelehan, atau
penguraian yang disertai perubahan warna, atau dapat dibebaskan suatu gas yang
dapat dikenali dari sifat-sifat khas tertentu.
Caranya yaitu dengan menaruh sedikit zat dalam sebuah tabung reaksi yang
terbuat dari pipa kaca lunak, dan dipanasi dalam sebuah nyala bunsen. Mula-mula
dengan nyala kecil kemudian dengan nyala yang lebih kuat. Tabung reaksi kecil,
60-70 mm x 7-8 mm yang mudah diperoleh dan murah juga dapat dipakai.
Tabel uji pemanasan ( Perubahan warna)
Pengamatan Kesimpulan
Menghitam ( karena karbon memisah Zat-zat organik ( contoh: tartarat dan
sering disertai pembakaran ) sitrat )
Menghitam, tak disertai pembakaran Garam-garam Cu, Mn, dan Ni pada
atau bau suhu yang tinggi sekali
Kuning ketika panas, putih ketika SnO2 atau Bi2O3
dingin
Kuning ketika panas dan dingin PbO dan beberapa garam Pb
Coklat ketika panas dan dingin CdO dan banyak garam Cd
Merah sampai hitam ketika panas, Fe2O3
coklat ketika dingin
Biru ketika dingin, putih ketika panas CuSO4.5H2O ( dengan penguraian)
Hijau muda ketika dingin, putih ketika FeSO4.7H2O ( dengan penguaraian )
panas
Tabel uji pemanasan ( Terbentuk sublimat )
Pengamatan Kesimpulan
Sublimat putih HgCl2, HgBr2, ammonium
halide,Sb2O3, senyawa-senyawa
organik tertentu yang mudah menguap
( asam oksalat, asam benzoat)
Sublimat abu-abu, mudah digosok Hg
menjadi butir-butir bulat
Sublimat abu-abu baja; bau bawang As
putih
Sublimat kuning S ( melebur ketika dipanaskan ), As2S3,
HgI2 ( merah bila digosok dengan
batang kaca)
Sublimat hitam-biru; uap lembayung I
Tabel uji pemanasan ( Terbentuk gas atau uap )
Pengamatan Kesimpulan
Keluar air; uji dengan kertas lakmus Garam amonium, garam asam, asam
oksi, hidroksida
Keluar oksigen NO3, CIO, CIO4, BrO3, IO3
Asap dengan coklat tua atau Nitrat atau nitrit dari logam berat
kemerahan
Keluar CO2 ( mengeruhkan air kapur) CO3, H2CO3, C2O4, dan senyawa-
senyawa organik
Keluar aseton ( terbakar dengan nyala Asetat
cemerlang)
Keluar fosfina (bau ikan; mudah Fosfit dan hipofosfit
terbakar)
Keluar SO2 Sulfit, sulfat-sulfat tertentu, dan
tiosulfat
Keluar H2S Sulfida asam; sulfida berhidrat
Keluar Cl2 Klorida-klorida tidak stabil, misal dari
Cu, Au, dan Pt; klorida asam yang
disertai zat-zat pengoksidasi
Keluar Br2 Bromida-bromida tidak stabil, misal
dari Cu, Au, dan Pt; bromida asam
yang disertai zat-zat pengoksidasi
Keluar iod ( uap lembayung yang Iod dan iodida-iodida tertentu
mengembun menjadi kristal hitam )
3. Uji nyala
Senyawa-senyawa dari beberapa logam tertentu dapat menimbulkan warna-warna
yang khas kepada nyala pembakar bunsen. Prinsipnya adalah sederhana yaitu
dengan melihat perubahan warna nyala api. Karena beberapa logam memberikan
warna nyala yang khas bila dibakar pada nyala bunsen. Metode ini sebenernya
metode klasik tetapi masih cukup akurat untuk analsis kualitatif.
Sedangkan prosedurnya adalah sebagai berikut:
Kawat nikrom dibersihkan dengan memasukkan ke dalam larutan HCl
pekat dan selanjutnya dibakar dalam nyala api. Warna nyala yang
dihasilkan dari pembakaran kawat ini diamati. Kawat nikrom telah bersih
jika api tidak berwarna lagi saat dipanaskan.
Sebanyak satu gram sampel padat dari garam-garam klorida ditempatkan
dalam plat tetes. Beberapa tetes HCl pekat ditambahkan ke dalam sampel
sehingga menghasilkan sampel yang kental.
Kawat nikrom yang sudah bersih ditempelkan bagian ujungnya ke dalam
sampel, selanjutnya dibakar dalam nyala api bunsen pada daerah nyala
yang sesuai. Dalam hal ini, garam-garam klorida dari golongan alkali akan
lebih mudah atau cepat menguap, bila dibandingkan garam-garam klorida
dari golongan alkali tanah. Akibatnya, uji nyala api untuk gram-garam
klorida dari golongan alkali (natrium dan kalium ) dipanaskan pada daerah
oksidasi bawah. Daerah oksidasi bawah ini ditunjukkan untuk zat-zat yang
mudah menguap. Sedangkan, untuk garam-garam klorida dari golongan
alkali tanah ( kalsium, stronsium, barium ) dipanaskan pada daerah
peleburan yakni daerah nyala paling panas.
Warna nyala yang ditimbulkan diamati dan dicatat.
Untuk mendapatkan data hasil pengamatan yang lebih baik gunakan kaca
kobalt yang berfungsi untuk menyerap polutan cahaya.
Berikut gambar dari beberapa warna nyala: