Anda di halaman 1dari 42

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA

DASAR

TIM PENYUSUN
Ni Putu Sri Ayuni, S.Si., M.Sc.
Ni Wayan Martiningsih, S.Si., M.Sc.

PROGRAM STUDI S1 KIMIA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2021
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widi
Wasa karena atas berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan buku Penuntun
Praktikum Kimia Dasar ini. Penuntun Praktikum Kimia Dasar ini menyajikan materi
praktikum yang disesuaikan dengan materi perkuliahan Kimia Dasar I dan II, sehingga dapat
menyeimbangkan antara pemahaman teoritis dengan praktisnya.
Penuntun praktikum ini dibuat dan disesuaikan dengan kondisi laboratorium Jurusan
Kimia FMIPA UNDIKSHA dan diharapkan materinya semakin disempurnakan pada setiap
tahunnya, untuk itu kritik dan saran dari mahasiswa maupun para dosen sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penuntun praktikum ini.
Akhir kata semoga buku Penuntun Praktikum Kimia Dasar ini dapat bermanfaat dan
digunakan sebagaimana mestinya.

Singaraja, Juni 2021

Penyusun

i
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Tata Tertib iii

Materi dan Perubahannya 1


Sistem Periodik Unsur 4
Bentuk Molekul 7
Stokiometri 11
Kesetimbangan Kimia 14
Pembuatan dan Pengenceran Larutan 17
Larutan Penyangga 20
Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi dengan Kalorimeter Sederhana 22
Kinetika Kimia 24
Orde Reaksi 28
Reaksi Redoks 30
Sel Volta 34

Daftar Pustaka

ii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Peserta Praktikum Kimia Dasar adalah mereka yang telah terdaftar di Jurusan Kimia
FMIPA Undiksha
2. Mahasiswa/praktikan harus bersikap baik dalam menjalankan praktikum:
a. Berpakaian rapi, bersepatu dan tidak diperkenankan memakai sandal kecuali
dengan alasan yang dapat diterima.
b. Keluar masuk ruangan harus berdasar izin dari asisten praktikum yang sedang
bertugas.
c. Menjaga kebersihan ruang praktikum dengan tidak membuang sampah
sembarangan
3. Praktikan diwajibkan memakai jas praktikum dengan memakai pakaian yang sopan dan
rapi selama praktikum berlangsung (dilarang makan, memakai sandal dan atau kaos
oblong serta tidak boleh merokok).
4. Sebelum pelaksanaan praktikum, hendaknya mahasiswa telah memahami dan
menguasai acara praktikum yang akan dilaksanakan (akan diadakan test, baik bersifat
pengetahuan umum maupun yang berhubungan dengan acara praktikum.
5. Keterlambatan mengikuti praktikum hanya diberi toleransi selama 15 menit. Bila hadir
di ruang praktikum setelah praktikum berlangsung lebih dari 15 menit, mahasiswa tidak
diperkenankan mengikuti praktikum.
6. Praktikan diwajibkan menjaga ketertiban, kebersihan dan memelihara alat-alat dan
bahan yang digunakan dalam praktikum. Bagi mereka yang merusakkan atau
menghilangkan alat-alat diwajibkan untuk mengganti.
7. Praktikan menyediakan sendiri alat tulis untuk keperluan mencatat dan menggambar
hasil pengamatan.
8. Seluruh acara praktikum yang ada harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.
9. Laporan dikumpulkan paling lambat satu minggu setelah praktikum selesai, bagi yang
mengumpulkan laporan terlambat akan dikenakan sanksi berupa pengurangan nilai.

iii
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

10. Bila tidak dapat mengikuti praktikum, mahasiswa diwajibkan membuat surat ijin atau
menyerahkan surat keterangan dokter bila mahasiswa tidak dapat mengikuti praktikum
karena sakit.
11. Acara praktikum susulan (inhal) PADA PRINSIPNYA TIDAK ADA, namun dengan alasan
khusus (sakit, dsb) pelaksanaannya bisa dipertimbangkan.
12. Bagi praktikan yang dua kali berturut-turut tidak mengikuti acara praktikum tanpa
alasan yang tepat dinyatakan hilang hak praktikumnya.
13. Penilaian selama berlangsungnya praktikum, yang dibagi menjadi:
• Nilai pre test ( 10 %)
• Nilai praktikum ( 20 %)
• Nilai laporan ( 30 %)
• Penilaian akhir, dari hasil responsi praktikum ( 40 %)
14. Bentuk dan pola laporan resmi adalah:
Sampul muka
Daftar isi
Judul percobaan
Tujuan percobaan
Dasar teori
Cara kerja (disajikan dalam bentuk diagram atau gambar)
Pengamatan
Perhitungan dan Pembahasan
Kesimpulan
Jawaban evaluasi
Daftar Pustaka
(Laporan ditulis tangan pada kertas HVS ukuran A4)
15. Hal-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini akan ditentukan kemudian.

iv
EKSPERIMEN 1.
MATERI DAN PERUBAHANNYA

Tujuan
Memahami perbedaan perubahan fisika dan kimia dari aspek makroskopis

Dasar Teori
Materi adalah sesuatu yang mempunyai massa dan dapat menempati sebuah ruang.
Materi disebut juga dengan zat. Materi dapat berwujud : Gas, misalnya; udara, gas oksigen,
gas karbondioksida, dan lain-lain. Cair, misalnya; air, minyak, bensin, alkohol, dan lain-lain.
Padat, misalnya; batu, kayu, besi, dan lain-lain. Di alam semesta materi dapat mengalami
perubahan wujud dari wujud yang satu ke wujud yang lainnya jika menerima atau
melepaskan energi.

Sifat- Sifat Materi Pada umumnya materi mempunyai dua sifat, yaitu:
a) Sifat Fisika, adalah sifat meteri yang tidak berhubungan dengan pembentukan zat baru.
Sifat fisika meliputi :
Sifat intensif, yaitu sifat fisika yang tidak bergantung pada jumlah dan ukuran zat.
Misalnya; warna, bau , titik didih, dan lain-lain.
Sifat Ekstensif, yaitu fisika yang bergantung pada jumlah dan ukuran zat. Misalnya;
kelarutan, massa jenis, volume, dan lain-lain.
b) Sifat Kimia, adalah sifat materi yang berhubungan dengan pembentukan zat baru.
Misalnya; kereaktifan , keterbakaran, kestabilan, dan lain-lain.
Perubahan Materi Setiap materi akan mengalami perubahan. Perubahan materi
meliputi:
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

a) Perubahan fisika, yaitu perubahan materi yang tidak menghasilkan zat baru. Misalnya;
lilin dipanaskan, batu es mencair, besi meleleh, dan lain-lain. Pada umumnya perubahan
fisika hanya mengalami perubahan wujud dan yang disertai dengan perubahan energi.
Perubahan fisika terjadi karena materi memiliki sifat fisika.
b) Perubahan kimia, yaitu perubahan materi yang menghasilkan zat baru. Misalnya; besi
berkarat, kayu terbakar, buah menjadi busuk, dan lain-lain. Dalam perubahan kimia
tidak hanya mengalami perubahan wujud, juga mengalami perubahan zat tetapi tidak
mengalami perubahan massa. Perubahan kimia terjadi karena materi mempunyai sifat-
sfat kimia. Perubahan kimia disebut juga reaksi kimia. Reaksi kimia yang terjadi pada
suatu zat dapat diketahui berdasarkan tanda-tanda/gejala-gejala yang menyertai reaksi
tersebut.
Gejala- gejala atau tanda-tanda yang menyertai reaksi kimia adalah sebagai berikut:
- Terjadi perubahan warna, misalnya; buah menjadi masak, besi berkarat, roti menjadi
gosong, dan lain-lain.
- Terjadi perubahan suhu, misalnya; singkong menjadi tape, kedelai menjadi tempe,
karbid disiram air, dan lain-lain.
- Terbentuk gas, misalnya; kertas dibakar, kompor menyala, karbid disiram air, sampah
membusuk, dan lain-lain.
- Terbentuk endapan, misalnya; susu menjadi basi, minyak menjadi tengik, batu kapur
disiram air, dan lain-lain.

Alat dan Bahan


a. Alat
• Tabung Reaksi
• Rak Tabung
• Pembakar Spiritus
• Besi / Logam
• Penjepit Tabung
• Pengaduk Kaca

2
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

b. Bahan
• Kawat Nikrom
• Lilin
• Serbuk Belerang
• Gula Pasir

Cara Kerja
1. Nyalakan lilin dan amati lilin yang menyala itu, apakah lilin yang menyala itu
menyerap atau membebaskan kalor. Masukkan spatula baja / besi kedalam nyala lilin
selama 6 detik. Amatilah spatula / besi itu apakah terbentuk zat baru pada lilin yang
menyala.
2. Masukkan kira-kira 2 gram potongan-potongan lilin kedalam sebuah tabung reaksi.
Dengan menggunakan penjepit tabung panaskanlah tabung itu hingga lilin
didalamnya meleleh. Kemudian biarkan tabung beserta isinya menjadi dingin.
Apakah lilin yang meleleh menghasilkan zat baru.
3. Lakukan seperti percobaan 2 diatas dengan
a. Serbuk Belerang
b. Gula Pasir
4. Ambillah sedikit serbuk belerang dengan pengaduk kaca, kemudian bakar (tetap
pada pengaduk kaca). Perhatikan belerang yang terbakar itu. Cium bau gas yang
terbentuk apakah belerang yang terbakar menghasilkan zat baru.
5. Panaskan kawat nikrom pada nyala spiritus hingga berpijar, kemudian biarkan
menjadi dingin. Periksalah apakah kawat nikrom berubah menjadi zat lain.

3
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 2.
SISTEM PERIODIK UNSUR

Tujuan
Untuk mengetahui keperiodikan sifat logam-logam alkali tanah

Dasar Teori
Skema klasifikasi unsur-unsur serupa yang dikenal sekarang ditemukan secara terpisah
dan hampir serempak oleh dimitri Mendeleev dan lohar mayer pada tahun 1869. “Jika unsur
disusun berdasarkan kenaikan bobot atom, seperangkat sifat akan terulang secara berkala.
Tabel berkala ialah penataan unsur-unsur dalam 12 baris mendatar dan 8 kolom tegak
(golongan).. kedelapan golongan kemudian dibagi lagi menjadi sub golongan yang sesuai,
secara obyektif perlu ditinggalkan beberapa ruang kosong bagi unsur-unsur yang belum
ditemukan pada waktu itu dan dibuat praduga mengenai bobot atom yang belum diketahui
secara pasti. Kira-kira 80 unsur diklasifikasikan sebagai logam yang melipuuti beberapa dari
setiap grup, kecuali VIII A, VII A dan mungkin VI A. logamlogam ini berada disebelah kiri dan
tengah tabel berkala. Dalam reaksi kimia dengan nonlogam, atom logam cenderung
menyumbangkan elektron, dan membentuk kation keelektronegatifannya rendah,
kebanyakan diantaranya kurang dari 2,0. Selanjutnya unsur non logam, yang terdiri dari
kira-kira selusin unsur-unsur yang relatif umum dan penting, ditambah gas mulia, berada
disebelah kanan pada tabel priodik, kecuali hidrogen. Atom dari non logam cenderung
menerima elektron, dan membentuk anion dalam reaksi kimia dengan logam. Selain itu
nonlogam juga non logam juga mudah bereaksi satu sama lain dengan membentuk ikatan
kovalen misalnya dalam SO3, CO2 dan H2O.

Alat dan Bahan


a. Alat
• Tabung Reaksi 10 buah
• Rak tabung reaksi 1 buah
• Gelas kimia 500 mL

4
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

• Gelas ukur 10 ml Pipet tetes secukupnya


• Kawat nikrom 1 buah
b. Bahan
• Logam Na 1 buah
• Logam Mg 1 potong
• Fenolftalein secukupnya
• Larutan NaCl, MgCl2, BaCl2 (pekat) secukupnya
• Larutan CaCl2, Ba(NO3)2, (NH4)2SO4, (NH4)2C2O4, dan K2CrO4 secukupnya
• Larutan Iod dan larutan kanji
• Akuades

Cara Kerja
Percobaan 1. Pengenalan golongan alkali tanah Reaksi dengan air.
a. Kertas saring diapungkan di atas permukaan air dalam pinggiran penguapan. Logam
natrium dijepit dan diletakkan di atas kertas saring, kemudian dibiarkan bereaksi.
Setelah reaksi selesai, air dalam pinggan ditetesi fenolftalein. Perubahan yang tejadi
dicatat.
b. Sepotong logam Mg dimasukkan ke dalam air yang berada di dalam tabung reaksi,
kemudian didiamkan beberapa menit. Setelah itu air dalam tabung reaksi ditetesi
fenolftalein, dan perubahan yang terjadi dicatat. Reaksi nyala. Kawat nikrom
dibersihkan dengan mencelupkannya ke dalam HCl pekat, kemudian dimasukkan ke
dalam nyala api. Langkah kalimat pertama diulangi sampai tidak nampak warna lain
dalam nyala api. Kemudian dicelupkan ke dalam larutan NaCl pekat, dan warna
diperiksa dalam nyala api. Hal tersebut juga dilakukan terhadap larutan MgCl2 dan BaCl2.

5
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Percobaan 2. Kelarutan Senyawa Logam Alkali Tanah


a. Sebanyak 1 ml CaCl2 direaksikan dengan (NH4)2SO4, (NH4)2C2O4, dan K2CrO4 masing
masing 20 tetes dengan. Penetesan berhenti dilakukan jika sudah terdapat endapan atau
keruh, jika sudah mencapai 20 tetes. Perubahan yang terjadi dicatat.
b. Sebanyak 1 ml Ba(NO3)2 direaksikan dengan (NH4)2SO4, (NH4)2C2O4, dan K2CrO4 masing
masing 20 tetes. Penetesan berhenti dilakukan jika sudah terdapat endapan atau keruh,
jika sudah mencapai 20 tetes. Perubahan yang terjadi dicatat.

6
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 3.
BENTUK MOLEKUL

Tujuan
1. Menggambarkan bentuk molekul dalam tiga dimensi.
2. Memberikan gambaran tentang stereokimia

Dasar Teori
Dalam menggambarkan bentuk molekul senyawa kimia sering kali menemui
kesulitan karena bentuk senyawa kimia berkembang dalam tiga dimensi. Terlebih lagi untuk
senyawa-senyawa rantai karbon, baik rantai karbon lurus ataupun rantai lingkar. Untuk
mengatasi hal diatas dapat kita gunakan suatu model.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bentuk molekul antara lain valensi
dari atom penyusunan molekul yang bentuk geometri dari masing-masing atom. Valensi
dalam hal ini menunjukkan jumlah ikatan yang dapat dibentuk oleh atom bersangkutan.
Benruk geometri atom yang satu berbeda dengan atom yang lain karena perbedaan struktur
elektroniknya, seperti misalnya atom C mempunyai pusat geometri yang tetrahedral, B
dalam BF3 pusat geometrinya trigonal. Dalam penyusunan bentuk molekul hanya tersedia
beberapa pusat atom yang umum seperti pusat linier, trigonal planar, trigonal bipiramida
dan oktahedral.

Alat
• Model pusat atom
• Pipa-pipa plastik

Cara Kerja
1. Susunlah model molekul berikut.
a. HCl
Ambillah suatu pusat atom untuk inti hidrogen dan pusat untuk inti klor. Hubungkan
dengan pipa plastik untuk menunjukkan ikatan.

7
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

b. BeCl2
Bentuk molekulnya linier dalam wujud gas. Gunakan pusat atom yang cabangnya
linier sebagai Be. Dua buah pipa plastik dimasukkan pada cabang ini sebagai ikatan
kemudian hubungkan dengan inti Cl.
c. BF3
Bentuk molekulnya segitiga datar, semua ikatan adalah equivalen dengan sudut FBF
besarnya 120°. Gunakan sebagai pusat atomnya bentuk seperti gambar 1b.

d. CH4, NH3 dan H2O


Pada penyusunan molekul-molekul diatas gunakan model yang bentuk dasarnya
tetrahedral.
CH4 bentuknya tetrahedral, gunakan pusat atom yang cabangnya tetrahedral.
Pada NH3 terdapat 3 ikatan antara N dengan H dan 1 pasang elektron bebas.
Bagian NH3 mempunyai bentuk piramida dan pasangan elektron bebasnya akan
menempati bagian yang keempat dari posisi tetrahedral.
Pada H2O terdapat 2 pasang elektron bebas dan 2 pasang elektron ikatan.
e. [PtCl4]2-
Ion yang bentuknya segitiga empat datar semua ikatannya sama dan ion klor terletak
pada sudut segiempatnya dan Pt pada pusat.
f. PF5
Gunakan bentuk trigonal bipiramida.
Terdapat tiga ikatan equatorial yang equivalen dan dua ikatan yang aksial.
2. Buatlah bentuk molekul etana (C2H6), gunakan dua pusat inti yang tetrahedral.
Hubungkan kedua inti C dengan pipa plastik.
Aturlah kedudukan hidrogen dengan jalan memutar ikatan C‒C agar didapatkan
kedudukan dimana H pada atom C yang satu tepat di belakang H atom C yang lain dan

8
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

kedudukan lainnya dimana atom H pada atom yang satu tepat diantara kedua atom H
pada C yang lain.

3. Hidrokarbon siklik
Susunlah molekul sikloheksana C6H12, aturlah kedudukan rantai karbonnya agar
didapatkan bentuk seperti kapal dan bentuk seperti kursi.

Bentuk kursi lebih stabil dibandingkan bentuk kapal dan pada suhu kamar komposisinya
dalam campuran melebihi 99%
4. Benzena
C6H6 mempunyai bentuk heksagonal datar. Panjang ikatan C‒C semuanya sama dengan
sudut C‒C‒C adalah 120.
Dalam penyusunan benzena gunakan pusat atom yang trigonal.

Lingkaran yang di dalam menunjukkan delokalisasi enam elektron dalam orbital p yang
saling berintikan. Struktur di atas dapat dianggap sebagai keadaan rata-rata dari dua
bentuk benzena Kekule yaitu:

9
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

5. Isomer optik
Isomer optik mempunyai struktur dimana bayangan cerminnya tidak saling menutupi
satu sama lain. Hubungan yang sama seperti tangan kanan dan tangan kiri. Disebut isomer
optik karena dia bersifat optik atif sehingga dia memiliki kemampuan untuk memutar
bidang polarisasi dari sinar yang terpolarisasi.
Untuk pusat karbon yang tetrahedral molekulnya bersifat optik aktif bila tidak memiliki
pusat simetri atau bidang simetri. Atom ini disebut asimetri atau chiral dalam hal ini
karbon mengikat 4 gugus yang berbeda.
Untuk mendapatkan gambar ini disusun bentuk molekul CH2Cl2, CH2ClBr dan CHFBrCl.

10
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 4
STOKIOMETRI

Tujuan
Untuk menentukan rasio mol dan persen hasil dari suatu reaksi kimia.

Dasar Teori
Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kuantitatif antara reaktan
dan produk dalam suatu reaksi kimia. Berdasarkan persamaan kimia, kita dapat
memprediksikan jumlah produk yang akan terbentuk jika kita mereaksikan reaktan dalam
jumlah tertentu. Bahasan dalam stoikiometri antara lain penentuan rasio mol
reaktanproduk dan persen hasil reaksi. Pada percobaan ini akan dibuat NaCl dengan
mereaksikan NaHCO3 dan Na2CO3 dengan HCl. Penentuan rasio mol termudah yang dapat
dilakukan adalah dengan menyetarakan persamaan kimia antara reaktan dan produk.
Persamaan kimia untuk reaksi tersebut yang telah disetarakan adalah sebagai berikut.
NaHCO3(s) + HCl(aq) → NaCl(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Na2CO3(s) + 2 HCl(aq) → 2NaCl(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Untuk menentukan rasio mol secara eksperimental perlu dilakukan analisis secara
kuantitatif. Dengan analisis ini akan dapat diketahui massa reaktan dan produk yang akan
dikonversi dalam bentuk mol. Massa produk (NaCl) yang terbentuk disebut hasil
eksperimental. Selain perhitungan secara eksperimental, juga dilakukan perhitungan secara
teoritis. Hasil teoritis hanya dapat diperoleh melalui perhitungan secara stoikiometri. Hasil
teoritis ini menunjukkan massa maksimum produk yang dapat dihasilkan dari suatu reaksi
tanpa adanya kesalahan (no error). Setelah data massa hasil eksperimen dan teoritis telah
ditentukan, kita dapat menghitung persen hasil reaksi. Persen hasil ini menunjukkan
seberapa maksimal reaksi terjadi. Penentuan persen hasil menggunakan persamaan berikut.
Hasil eksperimental yang baik (minimum eror) umumnya akan menghasilkan persen hasil
yang tinggi, dimana hasil eksperimen mendekati hasil teoritis. Satuan yang digunakan untuk
menentukan persen hasil dapat berupa gram atau mol.

11
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Alat dan Bahan


a. Alat
• Cawan penguap
• Pipet tetes
• Pengaduk
• Kaca arloji
• Penjepit
• Bunsen
• Kaki tiga
• Kasa kawat
• Timbangan
• Gelas kimia 100 mL
b. Bahan
• NaHCO3 padat
• Na2CO3 padat
• HCl 6 M
• Akuades

Cara Kerja
Penentuan Rasio Mol dan Persen Hasil
1. Timbang dan catat massa cawan penguap kosong.
2. Tambahkan 0,3 gram NaHCO3 padat ke dalam cawan penguap.
3. Timbang dan catat kembali massa cawan penguap + NaHCO3.
4. Tuang 2 mL HCl ke dalam gelas kimia 100 mL.
5. Tambahkan 1 mL HCl tetes demi tetes ke dalam cawan penguap yang berisi NaHCO3.
6. Reaksi yang muncul pada perlakuan ini adalah terbentuknya gelembung.
7. Reaksi terjadi secara sempurna apabila tidak terbentuk gelembung kembali.
8. Timbang kembali cawan penguap + NaHCO3 ,+ HCl.
9. Susun alat seperti yang ditunjukkan pada gambar.

12
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

10. Panaskan campuran tersebut hingga produk hasil reaksi kering.


11. Biarkan semua alat mendingin pada suhu ruang. Ukur dan catat massa cawan penguap
+ produk (NaCl).
12. Ulangi langkah 1 – 8 dengan sampel lain yaitu Na2CO3 sebanyak 0,3 gram.

13
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 5
KESETIMBANGAN KIMIA

Tujuan
1. Memahami pengertian kesetimbangan kimia.
2. Memahami pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap kesetimbangan kimia.

Dasar Teori
Beberapa reaksi kimia berlangsung satu arah (irreversible), tetapi kebanyakan reaksi
kimia berlangsung dua arah (reversible). Pada tahap permulaan suatu reaksi reversible,
reaksi berlangsung ke arah pembentukan produk. Setelah beberapa produk terbentuk,
proses sebaliknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul-molekul produk mulai
berlangsung. Apabila kecepatan reaksi pembentukan produk dan reaktan sama, maka
keadaan kesetimbangan akan terjadi dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah
selama waktu berlangsung.
Konsep tetapan kesetimbangan sangat penting dalam ilmu kimia, karena merupakan
kunci untuk memecahkan berbagai macam masalah-masalah stoikiometri yang melibatkan
sistem kesetimbangan. Untuk dapat menggunakan tetapan kesetimbangan, kita harus
mengetahui bagaimana mengungkapkan tetapan kesetimbangan berkaitan dengan
konsentrasi reaktan dan produk. Pedoman kita adalah hukum aksi massa, namun karena
konsentrasi reaktan dan produk dapat diungkapkan dalam beberapa jenis satuan dan
species pereaksi tidak selalu dalam fase yang sama, maka lebih dari satu cara untuk
mengungkapkan tetapan kesetimbangan untuk reaksi yang sama.

Alat dan bahan


a. Alat
• Tabung reaksi • Labu ukur
• Gelas ukur • Timbangan
• Pipet volume • Pemanas
• Gelas beaker

14
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

b. Bahan
• CaCl2 0,1 M • Fe(SCN)3 0,1 M
• HCl 6,0 M • NaSCN 0,3 M
• CaSO4 0,1 M • Fe(NO3)3 0,1 M
• H2C2O4 0,1 M • Na2CoCl4 0,1 M
• NH4OH 6,0 M • Es

Cara kerja
Percobaan 1
1. Sediakan 4 buah tabung reaksi yang telah dibersihkan. Ke dalam masing-masing
tabung reaksi dimasukkan 5 mL larutan CaCl2 0,1 M.
2. Tabung reaksi I ditambahkan 2 mL larutan HCl 6 M. Amati perubahan yang terjadi!
3. Tabung reaksi II ditambahkan 2 mL larutan CaSO4 0,1 M. Amati perubahan yang
terjadi!
4. Tabung reaksi III ditambahkan 2 mL larutan H2C2O4 0,1 M. Amati perubahan yang
terjadi! Selanjutnya tambahkan 5 mL larutan HCl 6 M. Amati lagi perubahan yang
terjadi!
5. Tabung reaksi IV ditambahkan 2 mL larutan NH4OH 6 M. Amati perubahan yang
terjadi! Selanjutnya tambahkan 5 mL larutan CaSO4 0,1 M. Amati lagi perubahan yang
terjadi!

Percobaan 2
1. Sediakan 4 buah tabung reaksi yang telah dibersihkan. Ke dalam masing-masing
tabung reaksi dimasukkan 5 mL larutan Fe(SCN)3 0,1 M.
2. Tabung reaksi I ditambahkan 2 mL larutan NaSCN 0,1 M. Amati perubahan yang
terjadi!
3. Tabung reaksi II ditambahkan 2 mL larutan Fe(NO3)3 0,1 M. Amati perubahan yang
terjadi!

15
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

4. Tabung reaksi III ditambahkan 2 mL larutan H2C2O4 0,1 M. Amati perubahan yang
terjadi! Selanjutnya tambahkan 5 mL larutan NaSCN 0,1 M. Amati lagi perubahan
yang terjadi!
5. Tabung reaksi IV ditambahkan 2 mL larutan H2C2O4 0,1 M. Selanjutnya tambahkan 3
mL Fe(NO3)3 0,1 M. Amati lagi perubahan yang terjadi!

Percobaan 3
1. Sediakan dua gelas beaker yang telah bersih, kemudian masukkan 20 mL larutan
Na2CoCl4 0,1 M ke dalam masing-masing gelas beaker.
2. Gelas beaker I dipanaskan diatas penangas, amati perubahan yang terjadi!
3. Gelas beaker II didinginkan dalam “ice bath” (pendingin es), amati perubahan yang
terjadi!

16
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 6
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

Tujuan
1. Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

Dasar Teori
Larutan adalah campuran yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang bercampur
secara homogen. Komponen terdiri dari 2 yaitu :
1. Solut : zat yang larut
2. Solvent : pelarut (zat yang melarutkan solut dan biasanya jumlahnya lebih besar)
Konsentrasi, dapat dinyatakan dalam beberapa cara, misalnya:
1. Mol
berat zat (g)
n=
berat molekul (Mr)
2. Molaritas
mol zat terlarut (mol)
M=
volume larutan (L)
3. Molalitas
mol zat terlarut (mol)
m=
berat pelarut (kg)
4. Normalitas
mol zat terlarut ×ekivalen (eq)
N=
volume larutan (L)
5. % berat (b/v) atau (w/v)
w berat zat terlarut (g)
% = x 100%
v 100 mL
6. % volum (v/v)
v volume zat terlarut (mL)
% = x 100%
v 100 mL larutan

17
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

7. Fraksi mol
mol zat terlarut (mol)
x=
mol zat terlarut (mol)+ mol pelarut (mol)
8. ppm
berat zat terlarut (mg)
ppm =
volume larutan (L)
berat zat terlarut (mg)
ppm =
berat (kg)
9. ppb
berat zat terlarut (μg)
ppm =
volume larutan (L)
berat zat terlarut (μg)
ppm =
berat (kg)
Pengenceran
 V1 x M1 = V2 x M2
V1 x N1 = V2 x N2
V1 = volume awal
M1 = konsentrasi awal (Molaritas, M)
N1 = konsentrasi awal (Normalitas, N)
V2 = volume akhir
M2 = konsentrasi akhir (Molaritas, M)
N2 = konsentrasi akhir (Normalitas, N)
 Catatan : Bila ingin mengencerkan H2SO4 pekat, maka harus menambahkan bahan
kimia pekat tersebut ke dalam air, bukan sebaliknya.
Contoh :
Buatlah 100 mL larutan HNO3 0,2 N dari larutan HNO3 pekat 69%. Diketahui massa jenis
larutan HNO3 pekat 69%= 1,49 g/mL; berat molekul larutan HNO3 pekat 69% = 63.01 g/mol.
Jawab :
 Berat HNO3 dalam HNO3 pekat 69% = 1,49 g/ml x 69 ml =102,81 gram
 Normalitas (N) HNO3 =

18
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

102,81 g ×1
N=
g 100
63,01 ×( )
mol 1000
N = 16,32 N
 V1 x N1 = V2 x N2
0,2 N ×100 mL
V1=
16,32 N
N = 1,22 ml → dilarutkan hingga 100 ml (menggunakan labu ukur)
Alat dan Bahan
a. Alat
• Neraca analitik
• Labu takar 100 mL
• Gelas ukur
• Pipet tetes
b. Bahan
• NaCl
• HCl 37%
• Etanol 96 %
• Gula pasir
• Aquades.

Cara kerja
1. Buatlah larutan dengan konsentrasi masing-masing di bawah ini!
a. 100 mL larutan NaCl 0,1 M
b. 100 mL larutan NaCL 100 ppm
c. 100 mL lautan etanol 70 % (v/v)
d. 100 mL larutan gula 12 % (b/v)
e. 100 mL larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 37%.
2. Tulislah prosedur kerjanya secara lengkap di Laporan!

19
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 7
LARUTAN PENYANGGA

Tujuan
Untuk mengenal sifat-sifat larutan penyangga.

Dasar teori
Larutan penyangga, larutan dapar atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan pH agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia berlangsung. Sifat dari
larutan penyangga ini adalah pH-nya hanya berubah sedikit dengan pemberian asam kuat
atau basa kuat.
Larutan buffer tersusun dari asam lemah dengan basa konyugasinya atau oleh basa
lemah dengan asam konyugasinya. Reaksi di antara kedua komponen ini disebut sebagai
reaksi asam basa konyugasi.

Alat dan bahan


a. Alat
• Rak dan tabung reaksi
• Gelas ukur 10 mL
• Pipet tetes
b. Bahan
• Larutan asam klorida 0,1 M
• Larutan natrium hidroksida 0,1 M
• Larutan asam asetat 0,1 M
• Larutan natrium asetat 0,1 M
• Larutan amoniak 0,1 M
• Larutan amonium klorida 0,1 M
• Larutan indikator universal
• Larutan pembanding warna

20
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Cara kerja
1. Masukkan 2 mL air dan 2 tetes larutan indikator universal ke dalam masing-masing
3 tabung reaksi. Tabung reaksi pertama digunakan sebagai pembanding perubahan
warna. Catat pH larutan dengan mengukur pH dengan kertas indikator universal.
a. Pada tabung 2, tambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna dibandingkan dengan tabung pertama. Catat jumlah tetes dan
tentukan pH larutan dengan menggunakan kertas indikator universal.
b. Pada tabung 3, tambahkan larutan NaOH 0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna dibandingkan dengan tabung pertama. Catat jumlah tetes dan
tentukan pH larutan dengan menggunakan kertas indikator universal.
2. Buatlah larutan penyangga dengan cara mencampurkan 5 mL larutan asam asetat
0,1 M dengan 5 mL larutan natrium asetat 0,1 M. Masukkan 2 ml larutan penyangga
ini dan 2 tetes indikator universal ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi. Tabung
reaksi pertama digunakan sebagai pembanding perubahan warna.catat pH larutan
dengan membandingkan terhadap pH larutan pembanding.
a. Pada tabung reaksi kedua kerjakan seperti pada cara 1.a
b. Pada tabung reaksi ketiga kerjakan seperti pada cara 1.b
3. Kerjakan seperti perlakuan 2 di atas dengan larutan penyangga yang dibuat dari
larutan amoniak 0,1 M dan larutan amonium klorida 0,1 M.

21
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 8
PENENTUKAN PERUBAHAN ENTALPI REAKSI DENGAN KALORIMETER SEDERHANA

Tujuan
Untuk menentukan perubahan entalpi antara HCL dengan NaOH menggunakan
kalorimeter sederhana.

Dasar Teori
Kalorimeter merupakan suatu sistem terisolasi sehingga tidak memungkinkan terjadinya
pertukaran energi dan materi antara sistem dengan lingkungan. Dengan demikian, semua
kalor yang dibebaskan atau yang dilepaskan oleh system ( reaksi di dalam kalorimeter) tidak
ada yang terbuang keluar kalorimeter atau ke lingkungan. Kalorimeter sederhana dapat
disusun dari dua buah gelas Styrofoam. Styrofoam merupakan bahan nonkonduktor,
sehingga jumlah kalor yang diserap atau yang berpindah ke lingkungan dapat diabaikan. Jika
suatu reaksi berlangsung secara eksoterm, maka kalor sepenuhnya akan diserap oleh
larutan dalam gelas. Sebaliknya, jika reaksi yang berlangsung tergolong endoterm, maka
kalor itu diserap dari larutan di dalam gelas. Jadi, kalor reaksi sama dengan kalor yang
diserap atau yag dilepaskan larutan, sedangkan kalor yang diserap oleh gelas dan lingkungan
diabaikan. Dengan mengukur kenaikan suhu di dalam kalorimeter, kita dapat menentukan
jumlah kalor yang diserap oleh air serta perangkat kalorimeter berdasarkan rumus :

22
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Alat dan Bahan


a. Alat
• Kalorimeter sederhana,
• Termometer batang,
• Gelas ukur 250 mL
b. Bahan
• Larutan HCl
• Larutan NaOH

Cara Kerja
1. Masukkan 20 mL larutan NaOH 0,1 M ke dalam kalorimeter sederhana, kemudian tutup
rapat dan catat suhunya.
2. Masukkan 20 mL larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas ukur dan catat suhunya.
3. Tentukan suhu awal dengan menghitung suhu rata-rata dari kedua larutan NaOH dan
HCl.
4. Tuangkan HCl ke dalam calorimeter sederhana yang berisi larutan NaOH.
5. Aduk secara merata campuran kedua larutan dalam calorimeter tersebut. Catat suhu
tertinggi sebagai suhu akhir.

23
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 9
KINETIKA KIMIA

Tujuan
1. Mengamati dan menentukan kecepatan reaksi dan hukun kecepatan reaksi dari
suatu reaksi kimia.
2. Mengamati pengaruh konsentrasi dan temperatur terhadap kecepatan suatu reaksi.
3. Memahami peranan katalis dalam suatu reaksi kimia.

Dasar Teori
Dalam mempelajari termodinamika, kita telah membahas arah reaksi atau
spontanitas suatu reaksi dikaitkan dengan entalpi dan energi bebas suatu sistem. Tetapi
termodinamika tidak menjawab berapa kecepatan reaksi itu berlangsung dan bagaimana
mekanisme perubahan reaksi tersebut. Jelas bahwa untuk mempelajari suatu proses atau
reaksi tidak cukup hanya mempelajari termodinamika, tetapi harus juga mempelajari
kinetika kimia. Kinetika kimia adalah bidang ilmu kimia yang mempelajari kecepatan suatu
reaksi. Dalam kinetika kimia akan dibahas tentang kecepatan reaksi, faktor-faktor yang
menyebabkan kecepatan reaksi, ordo reaksi dan mekanisme reaksi tersebut.
Reaksi kimia dapat berlangsung secara sangat cepat atau secara sangat lambat, tetapi
banyak juga reaksi kimia yang berlangsung dalam kecepatan yang mudah
ditentukan.Kecepatan reaksi diukur sebagai perubahan konsentrasi zat yang bereaksi per
satuan waktu. Dengan demikian kecepatan reaksi dapat diukur berdasarkan pengurangan
konsentrasi reaktan per satuan waktu.
Dalam percobaan ini akan dipelajari reaksi antara ion iodat (IO3-), ion sulfit (SO32-)
membentuk ion iodida (I-) dan ion sulfat (SO42-). Selain itu akan diamati juga pengaruh
perubahan konsentrasi reaktan dan perubahan suhu terhadap kecepatan reaksi.

24
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Alat dan bahan


a. Alat
• Tabung reaksi • Pengaduk
• Labu takar • Stop watch
• Gelas beaker

b. Bahan
• Pb(NO3)2 • KIO3
• K2CrO4 • Na2SO3
• Na2C2O4 • Larutan kanji
• KmnO4 • Aquades
• H2SO4

Cara kerja
Percobaan 1: Reaksi Cepat dan Reaksi Lambat
I. Reaksi pengendapan timbal kromat
Masukkan 3 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Sambil diaduk,
tambahkan 1 mL larutan K2CrO4 0,1 M. Catat waktu mulai pencampuran sampai
timbulnya endapan! Apakah reaksi ini berlangsung cepat ataukah lambat? Tulis
persamaan reaksi ionnya!
II. Reaksi ion permanganat dengan ion oksalat
1. Masukkan 2 mL larutan Na2C2O4 0,1 M ke dalam tabung reaksi. Sambil diaduk
tambahkan larutan H2SO4 1 M, kemudian 1 tetes larutan KmnO4 0,1 M. Catat waktu
mulai percampuran sampai warna larutan berubah dari kecoklatan menjadi tak
berwarna!
2. Tambahkan lagi 1 tetes larutan KmnO4 0,1 M. Catat waktu mulai penetesan sampai
warna menghilang.
3. Ulangi percobaan ini sampai 10 kali.

25
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Percobaan 2: Pengaruh Konsentrasi Na2SO3 Terhadap Keceptan Reaksi “Iodin Clock”


1. Buatlah larutan: A. KIO3 0,02 M ; B. Larutan Na2SO3
Masukkan 5 mL larutan kanji ke dalam gelas ukur 250 mL, tambahkan 20 mL larutan
B, kemudian 1 mL larutan H2SO4 0,2 M sambil diaduk. Campurkan larutan tadi
dengan 20 mL larutan A. Catat selang waktu mulai dari penambahan larutan A hingga
campuran menjadi biru. Sementara itu dengan perlahan-lahan campuran diaduk dan
catat temperatur larutan.
2. Ulangi percobaan dengan konsentrasi Na2SO3 0,08 M.
3. Ulangi percobaan dengan konsentrasi Na2SO3 0,06 M.
4. Ulangi percobaan dengan konsentrasi Na2SO3 0,04 M.
5. Ulangi percobaan dengan konsentrasi Na2SO3 0,02 M.

Percobaan 3: Pengaruh Konsentrasi Ion Iodat Terhadap Kecepatan Reaksi “Iodin


Clock”
1. Ukur 5 mL larutan kanji dengan gelas ukur dan masukkan ke dalam gelas beaker 250
mL. Tambahkan 15 mL larutan KIO3 0,005 M dan 15 mL H2SO4 0,005 M, kemudian
tambahkan 10 mL Na2SO3 0,005 M. Amati perubahan yang terjadi dan catat waktu
yang diperlukan mulai pencampuran sampai timbulnya warna biru.
Sementara itu secara perlahan-lahan campuran diaduk dan dicatat temperatur
larutan!
2. Ulangi percobaan dengan konsentrasi KIO3 0,04 M.
3. Ulangi percobaan dengan konsentrasi KIO3 0,06 M.
4. Ulangi percobaan dengan konsentrasi KIO3 0,08 M.
5. Ulangi percobaan dengan konsentrasi KIO3 0,10 M.

Percobaan 4: Pengaruh Temperatur Terhadap Kecepatan Reaksi


I. Penurunan Temperatur
1. Masukkan 5 mL larutan kanji ke dalam gelas ukur 250 mL, tambahkan 10 mL larutan
Na2SO3 0,10 M, kemudian 10 mL larutan H2SO4 0,10 M sambil diaduk dinginkan
larutan sampai 15 °C.

26
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

2. 10 mL larutan KIO3 0,10 M dimasukkan ke dalam gelas beaker 100 mL, kemudian
dinginkan larutan ini sampai 15 °C.
3. Campurkan kedua larutan dan catat selang waktu mulai dari pencampuran hingga
campuran menjadi biru. Sementara itu dengan perlahan-lahan campuran diaduk dan
catat temperatur larutan.
4. Ulangi percobaan dengan pendinginan sampai 10 °C.
II. Kenaikan Temperatur
1. Masukkan 5 mL larutan kanji ke dalam gelas ukur 250 mL, tambahkan 10 mL larutan
Na2SO3 0,10 M, kemudian 10 mL larutan H2SO4 0,10 M sambil diaduk panaskan
larutan sampai 45 °C.
2. 10 mL larutan KIO3 0,10 M dimasukkan ke dalam gelas beaker 100 mL, kemudian
panaskan larutan ini sampai 45 °C.
3. Campurkan kedua larutan dan catat selang waktu mulai dari pencampuran hingga
campuran menjadi biru. Sementara itu dengan perlahan-lahan campuran diaduk dan
catat temperatur larutan.
4. Ulangi percobaan dengan pendinginan sampai 60 °C.

27
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 10
ORDE REAKSI

Tujuan
Menentukan orde suatu reaksi dan persamaan laju reaksinya.

Dasar teori
Pada umumnya laju reaksidipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi. Untuk reaksi antara
zat A dengan zat B dalam sistem homogen, misalnya dengan reaksi sebagai berikut:
A + 2B → 3C
Hukum Lajunya adalah :
V = - d[A]/dt = - d[dB]/2dt - d[C]/3 dt = k [A]x[B]y
t = waktu reaksi dan k = tetapan laju reaksi

Alat dan bahan


a. Alat
• Gelas beaker
• Pipet ukur 10 ml
• Plat tetes
• Pipet volume 10 ml dan 25 ml
• Termometer
• Alat pengukur waktu
b. Bahan
• Larutan kanji 1%
• Larutan KI 0,2M
• Larutan Hidrogen peroksida 0,1M
• Larutan asam sulfat 0,2 M

28
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Cara kerja
1. Masukkan 1 tetes larutan KI 0,2M ke dalam tiap tabung reaksi yang kering.
Tambahkan berturut-turut 1,2,3,4 dan 5 ml air dan guncangkan tabung itu. Beri tanda
A,B,C,D dan E pada larutan-larutan itu.
2. Dengan cara yang sama encerkan larutan H2O2 0,1 M dan beri tanda L,M,N,O dan P
pada larutan-larutan itu.
3. Di dalam suatu lekuk pada plat tempatkan 2 tetes H2SO4 0,2 M tambahkan 1 tetes
larutan A dan catat waktu sejak penambahan ini sampai timbul warna biru.
4. Ulangi langkah kerja 3, tetapi ganti larutan A dengan larutan KI yang lebih encer
berturut-turut larutan B,C,D dan E.
5. Didalam suatu lekuk plat tetes, tempatkan 2 tetes larutan H2SO4 0,2 M, dua tetes
larutan amilum dan dua tetes larutan L. Tambahkan 1 tetes larutan KI 0,2 M dan catat
waktu sejak penambahan itu sampai timbul warna lain.
6. Ulangi langkah kerja 5, tetapi ganti larutan L dengan larutan H2O2 yang lebih encer,
berturut-turut larutan M,N,O dan P.

29
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 11
REAKSI REDOKS

Tujuan
Untuk mengetahui ciri reaksi redoks yang berlangsung secara spontan.

Teori
Pada mulanya, pembahasan reaksi redoks hanya meliputi zat – zat yang mengandung
oksigen saja. Reaksi oksidasi dianggap sebagai reaksi penambahan oksigen, dan reaksi
reduksi adalah reaksi pengurangan oksigen. Tetapi, saat ini pengertian redoks diperluas
menjadi reaksi perpindahan elektron. Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron,
dimana suatu zat memberikan elektron kepada lainnya.
Contoh :
Cu → Cu2+ + 2e-
Sedangkan reaksi reduksi adalah peristiwa penangkapan elektron, dimana suatu zat
menerima elektron dari zat lain.
Contoh :
Cu2+ + 2e- → Cu
Senyawa yang mengalami oksidasi disebut sebagai reduktor, dan senyawa yang mengalami
reduksi disebut sebagai oksidator.
Bilangan Oksidasi
Muatan dari suatu spesi dikatakan sebagai bilangan oksidasi (biloks). Biloks
digunakan untuk menentukan apakah terjadi reaksi redoks atau tidak. Bila terjadi reaksi
redoks, maka spesi yang teroksidasi akan mengalami kenaikan biloks dan spesi yang
tereduksi akan mengalami penurunan biloks.
Aturan penentuan biloks adalah :
a. Unsur murni atau senyawa beratom sejenis memiliki biloks nol
b. Atom H memiliki biloks +1, kecuali pada senyawa hidrida seperti CH4, NH3, NaH, biloks
atom H adalah -1
c. Atom O memiliki biloks -2, kecuali pada senyawa

30
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

o F2O → biloks O = +2
o Senyawa peroksida (H2O2, Na2O2) → biloks O = -1
d. Atom logam memiliki biloks positif (+) sesuai dengan valensi logam tersebut
e. Jumlah total biloks seluruh atom dalam senyawa netral = nol
f. Jumlah total biloks seluruh atom dalam ion = muatan ion
Penyetaraan Reaksi Redoks
Reaksi redoks dapat disetarakan dengan cara langsung (cara bilangan oksidasi) atau cara
setengah reaksi.
Cara Langsung (Bilangan Oksidasi)
- Tentukan reaksi reduksi dan oksidasi
- Tulis perubahan biloks yang terjadi
- Samakan jumlah elektron yang dilepas dan diterima dengan menambahkan
koefisien
- Hitung jumlah muatan kiri dan kanan
Jika muatan kiri > kanan → tambahkan OH- pada ruas kiri
Jika muatan kiri < kanan → tambahkan H+ pada ruas kiri
- Samakan jumlah H dengan menambahkan H2O pada ruas kanan
Cara Setengah Reaksi
Untuk menyelesaikan persamaan redoks dengan cara setengah reaksi, maka langkah –
langkah yang dilakukan adalah :
Tabel 1. Penyetaraan Reaksi Redoks dengan Cara Setengah Reaksi
Reaksi Suasana Asam Reaksi Suasana Basa
Tulis masing – masing reaksi reduksi dan Tulis masing – masing reaksi reduksi dan
oksidasi oksidasi
Setarakan jumlah elektron yang terlibat Setarakan jumlah elektron yang terlibat
Tambahkan satu molekul H2O pada ruas Tambahkan dua molekul OH- pada ruas
yang kekurangan satu atom O yang kekurangan satu atom O
Tambahkan satu molekul H+ pada ruas Tambahkan molekul H2O pada ruas yang
yang kekurangan satu atom H kekurangan atom H
Tulis reaksi yang sudah setara Tulis reaksi yang sudah setara

31
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Suatu reaksi dapat dikatakan spontan apabila memenuhi persyaratan


termodinamika, yaitu energi bebas Gibbsnya (Go) sama dengan nol. Nilai Go dapat
ditentukan dari potensial standar sel dengan rumus
Go = - n F Eosel
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa bila suatu sel mempunyai Eosel positif,
maka Go akan negatif dan reaksinya spontan.

Alat dan Bahan


a. Alat
• Tabung reaksi dan rak tabung reaksi
• Pipet tetes
• Amplas
b. Bahan
• Larutan CuSO4 1 M
• Larutan ZnSO4 1 M
• Larutan HCl 1 M
• Lempeng logam Zn
• Lempeng logam Cu

Cara Kerja
1. Amplas logam Zn dan Cu hingga bersih, kemudian potong dengan ukuran 0,5 x 3 cm
masing-masing 2 potong.
2. Ambillah 4 buah tabung reaksi yang bersih dan beri nomor 1 sampai 4
Tabung 1 CuSO4 5 mL
Tabung 2 ZnSO4 5 mL
Tabung 3 dan 4 HCl
3. Masukkan logam Zn ke dalam tabung 1 dan 3 dan logam Cu ke tabung 2 dan 4. Amati
reaksi yang berlangsung.

32
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Tabel pengamatan
Larutan yang diisi Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4
CuSO4 ZnSO4 HCl HCl
Warna larutan
Logam yang dicelupkan
Perubahan yang terjadi

Pertanyaan:
1. Pada tabung reaksi manakah terjadi reaksi spontan?
2. Jelaskan apa ciri-ciri reaksi spontan ?
3. Tuliskan reaksi yang berjalan secara spontan ?

33
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

EKSPERIMEN 12
SEL VOLTA
Tujuan
1. Memahami konsep reaksi redoks
2. Dapat memahami dan membedakan larutan elektrolit dan nonelektrolit
3. Dapat menentukan potensial reduksi standar suatu logam
4. Dapat menentukan potensial sel elektrokimia

Teori
Suatu sel elektrokimia terdiri dari dua elektroda, yang disebut katoda dan anoda, dalam
larutan elektrolit. Untuk Sel Volta / Sel Galvani → merubah energi kimia menjadi energi
listrik. Contoh : baterai (sel kering), accu

Gambar 1. Rangkaian alat sel volta


Potensial elektroda standar suatu elektroda adalah daya gerak listrik yang timbul
karena pelepasan elektron dari reaksi reduksi. Karena itu, potensial elektroda standar sering
juga disebut potensial reduksi standar. Potensial ini relatif karena dibandingkan dengan
elektroda hidrogen sebagai standar. Nilai potensial elektroda standar dinyatakan dalam
satuan Volt (V). Untuk elektroda hidrogen, Eo nya adalah 0,00V.
- Bila Eo > 0 → cenderung mengalami reduksi (bersifat oksidator)
- Bila Eo < 0 → cenderung mengalami oksidasi (bersifat reduktor)

34
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Potensial standar sel adalah nilai daya gerak listrik sel yang besarnya sama dengan
selisih potensial reduksi standar elektroda yang mengalami reduksi dengan potensial
reduksi standar elektroda yang mengalami oksidasi.
Eosel = Eoreduksi - Eooksidasi

Alat dan Bahan


a. Alat
• Gelas Kimia
• Elektroda Cu, Zn
• Avometer
• Kertas saring
• Amplas
b. Bahan
• 2 kabel penjepit buaya
• Larutan ZnSO4 1 M
• Larutan CuSO4 1 M
• Larutan FeSO4 1 M
• Larutan NaCl

Cara Kerja
Amplas semua logam menggunakan amplas sampai mengkilat (putih).
Percobaan 1
1. Masukkan larutan ZnSO4 1 M 25 ml ke dalam beker gelas 1 dan larutan CuSO4 1 M 25
ml ke dalam beker gelas 2.
2. Masukkan kertas saring ke dalam larutan NaCl sampai semua basah.
3. Hubungkan kertas saring ke dalam larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4.
4. Jepit logam Zn dengan penjepit buaya 1 lalu masukkan logam Zn ke dalam larutan
ZnSO4.
5. Jepit logam Cu dengan penjepit buaya 2 lalu masukkan logam Cu ke dalam larutan
CuSO4.

35
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

6. Hubungkan kabel-kabel dari logam Zn dan Cu ke Avometer dengan skala 1 volt, apabila
arah jarum avometer ke kiri, balik posisi kabel yang masuk ke avometer.
7. Catat beda potensial yang dihasilkan

Percobaan 2 :
Lakukan percobaan 1 tetapi gantilah larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 dengan larutan FeSO4
1 M dan larutan CuSO4 1 M. Logam Zn dan Cu diganti dengan logam Fe dan Cu, logam Fe
masukan ke larutan FeSO4 dan logam Cu masukan ke larutan CuSO4.

36
PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Daftar Pustaka

Chang, R., (2002). Chemistry. Seventh Edition, Boston: McGraw-Hill Companies, Inc.

Barady, J.E., (1990) General Chemistry: Principle and Structure. New York: John Wiley dan
Son.

Petrucci, R.H., (1987) . Kimia Dasar: Prinsip dan terapan Modern. Jilid 2 dan 3. Alih Bahasa
Seminar Achmadi. Jakarta: Erlangga.

Sastrohamidjojo., H. 2010. Kimia Dasar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

37

Anda mungkin juga menyukai