Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kimia sering disebut sebagai "ilmu sesat" karena menghubungkan


berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi,
farmasi, kedokteran, bioinformatika, dan geologi. Koneksi ini timbul
melalui berbagai subdisiplin yang memanfaatkan konsep-konsep dari
berbagai disiplin ilmu. Sebagai contoh, kimia fisik melibatkan penerapan
prinsip-prinsip fisika terhadap materi pada tingkat atom dan molekul.
Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan
dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan
hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional melibatkan interaksi
antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu atau lebih zat
menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan oleh
pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti
hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi
lebih rendah. Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan suatu katalis, yang
umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi
tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi
elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet
dalam reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat
kimia, baik di dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam
spektroskopi. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari suatu perubahan
yang terjadi pada bahan-bahan kimia yang berinteraksi untuk membentuk
zat baru yang berlainan. Dengan mengetahui ilmu kimia maka kita dapat
memahami materi-materi dan perubahan-perubahan yang dialaminya,
mengena susunan zat atau bahan dan pengunaan bahan-bahan tersebut dan
mengetahui proses-proses yang terjadi dalam benda hidup. Ilmu ini sama
seperti ilmu-ilmu alam yang lain baik dalam mengkaji, meneliti dan
mengembangkan masalah alam yaitu dengan proses ilmiah karena
melakukan penelitian dengan system mencari masalah dan menyelesaikan

1 Fakultas Teknik Unjani


masalah. Ilmu kimia ini juga membahas tentang unsur, senyawa dan
molekul-molekul alam seperti organik dan anorganik.
Untuk mengetahui perubahan-perubahan tadi serta perhitungan-
perhitungan dalam menyelesaikan masalah yang ada secara kimia harus
berdasarkan dengan hukum-hukum yang berlaku seperti, hukum
perbandingan tetap, hukum ketetapan massa atau energi, hukum Avogadro,
hukum Boyle, hukum Charles, hukum Gaylussac dan lain-lain.
Ilmu kimia mempelajari materi, komposisi dan sifat-sifat alam
sekitar. Materi merupakan sesuatu yang mempunyai massa dan menempati
ruang dapat dirasa dan dapat disentuh. Komposisi merupakan bagian dari
materi-materi alam yang ada yang dihubungkan dengan materi lain
sedangkan sifat-sifat mempunyai ciri khas dari materi tersebut. Hal ini
dilakukan untuk memenuhi, menjaga, melindungi dan mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan terjadi pada manusia karena pada dasarnya zat-zat
kimia yang ada di alam ini ada yang menguntungkan dan ada yang
merugikan.
Penelitian serta pengamatan yang dilakukan oleh mahasiswa di
dalam laboratorium merupakan bagian untuk mengetahui keadaan alam
sekitar agar bisa lebih memahami teori-teori yang telah diberikan kepada
asisten lab. Pembuktian dari teori-teori modul merupakan tujuan mahasiswa
untuk mengadakan riset yang ada. Jadi sangat penting bagi mahasiswa untuk
melakukan penelitian dan menganalisa serta memantapkan pengetahuan
yang telah diterimanya. Jadi tujuan utama praktikum kimia dilakukan untuk
memahami dan membuktikan semua materi dan teori yang telah diterima.

1.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang dibahas pada Laporan Akhir


Praktikum Kimia Analitik ini adalah :

1. Bagaimana cara pembuatan larutan kimia sehingga diperoleh konsentrasi


larutan kimia yang diinginkan?

2 Fakultas Teknik Unjani


2. Bagaimana cara melakukan standarisasi larutan?
3. Apa itu analisa kualitatif ? dan apa tujuan analisa kualitatif ?
4. Analisa kualitatif dilakukan dengan cara apa saja ?
5. Bagaimana mengamati bentuk, warna dan bau zat dengan benar pada uji
organoleptik ?
6. Bagaimana warna pada sampel ketika dilakukan dengan api spirtus pada
uji nyala ?
7. Apa fungsi kawat nikrom ? dan terbuat dari apa kawat itu serta dengan
larutan apa untuk membersihkan kawat nikrom tersebut ?
8. Bagaimana hasil uji kelarutan yang dilakukan ?
9. Bagaimana reaksi yang terjadi pada uji kualitatif kation yang dilakukan
dilakukan ? serta apa aja saja fungsi dari tahap-tahap tersebut ?
10. Apa itu gravimetri ? dan apa tujuannya ?
11. Dengan cara apa gravimetri itu dilakukan ? dan gravimetri termasuk
analisa apa ?
12. Apa fungsi dari tahapan-tahapan pada pengkonstanan cawan ? dan
bagaimana hasilnya ?
13. Apa fungsi dari tahapan-tahapan pada penentuan kadar sampel sebagai
besi (III) oksida ?
14. Bagaimana reaksi-reaksi yang terjadi pada penentuan kadar sampel
sebagai besi (III) oksida ?
15. Bagaimana hasil perhitungan yang didapat ?
16. Apa itu asam dan basa ? bagaimana cara menentukannya ?
17. Apa itu titrasi asam basa ? dan apa tujuannya ?
18. Titrasi asam basa termasuk titrasi redoks dan apa itu titrasi redoks ?
19. Titrasi asam basa merupakan analisa apa ?
20. Apa itu alkalimetri dan asidimetri ?
21. Apa indikator yang digunakan pada titrasi asam basa ? dan berapa pH
nya beserta fungsi nya ?
22. Apa saja faktor kesalahan dalam titrasi asam basa ?
23. Apa fungsi dari tiap tahapan pada standarisasi NaOH ? dan bagaimana
hasilnya ?

3 Fakultas Teknik Unjani


24. Bagaimana reaksi yang terjadi pada tahapan standarisasi NaoH ?
25. Pada penentuan kadar asam cuka menggunakan indikator apa ? lalu apa
yang terjadi ?
26. Bagaimana cara melakukan titrasi yang benar ?
27. Bagaimana cara membaca titik ukur yang benar ?
28. Apa itu titik akhir dan titik ekuivalen ? dan apa perbedaannya ?
29. Bagaimana hasil perhitungan pada penentuan kadar asam cuka ?
30. Bagaimana menetapkan konsentrasi larutan tiosulfat ?
31. Bagaimana menentukan kadar tembaga dalam CuSO4.5 H2O ?
32. Apa itu titrasi iodometri ? merupakan titrasi apa ? dan termasuk analisa
apa ?
33. Apa tujuan dari titrasi iodometri ? dan terbagi berapa cara titrasi
iodometri yang dilakukan ?
34. Larutan apa yang diletakkan pada titrant dan titrat ?
35. Kenapa titrasi iodometri tidak dapat bereaksi langsung ? dan bagaimana
cara mengatasinya ?
36. Apa fungsi-fungsi pada standarisasi dan penentuan kadar Cu tiap
tahapan yang terjadi ? bagaimana hasil perhitungan nya ?
37. Apa itu titrasi permanganometri ? dan termasuk titrasi apa ? analisa apa
yang dilakukan pada titrasi permanganometri ?
38. Kenapa dilakukan dengan buret coklat ?
39. Bagaimana cara menetapkan konsentrasi larutan permanganat ?
40. Apa fungsi dari tiap tahapan pada permanganometri dan reaksi apa yang
terjadi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Maksud dari praktikum kimia dasar adalah menunjang teori yang
telah didapatkan atau sedang diberikan oleh dosen pada saat kuliah.Tujuan
umum penulisan Laporan Akhir Praktikum Kimia Analitik ini adalah :
1. Mengetahui prosedur pada saat melaksanakan praktikum.
2. Mengenal dan mengetahui bahan dan alat yang digunakan pada saat
praktikum.

4 Fakultas Teknik Unjani


3. Mengetahui dan memahami analisa pendahuluan pada analisis kualitatif
4. Mengetahui dan memahami cara dan tahapan penentuan kation dalam
suatu sampel
5. Menentukan kadar unsur dalam sampel dengan metode pengendapan
6. Mengetahui dan memahami cara dan tahapan titrasi asam basa
7. Menetapkan konsentrasi larutan NaOH
8. Menentukan kadar asam cuka dengan titrasi asam basa
9. Mengetahui dan memahami cara dan tahapan titrasi iodometri
10. Menetapkan konsentrasi larutan thiosulfate
11. Menentukan kadar tembaga dalam CuSO4.5 H2O dengan titrasi
iodometri
12. Mengetahui dan memahami cara dan tahapan permanganometri
13. Menetapkan konsentrasi larutan permanganat
14. Menentukan kadar besi dalam (NH4)2Fe(SO4)2 dengan permanganometri.

1.4 Pembatasan Masalah


1) BAB II
1. Bahan yang digunakan adalah
1) Aqua dm
2) HCl 2 M
3) HCl 6 M
4) HNO3 2 M
5) Aqua regia
Tidak dipakai karena pada saat uji kelarutan hanya sampai pada
aqua dm dingin.
6) Sampel uji
7) K2Cr2O4 1 M
8) NaOH 2 M
Tidak dipakai karena tidak ada di tahapan kerja
9) NH4OH 2 M.

2. Alat yang digunakan adalah

5 Fakultas Teknik Unjani


1) Kawat nikrom
2) Pembakar spirtus
3) Kaca arloji
4) Plat tetes
Tidak dipakai, karena tidak ada di tahapan kerja
5) Tabung reaksi
6) Raktabung reaksi
7) Gelas kimia
8) Penjepit tabung
9) Spatula
10) Pipet tetes.

3. Tahapan analisa yang dilakukan adalah


1) Uji Organoleptik
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Amati bentuk zat
3. Amati warna zat
4. Amati bau zat
5. Catat hasil pengamatan
6. Analisan dan pembahasan
7. Kesimpulan.

2) Uji Nyala
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Celupkan kawat nikrom yang telah di bersihkan dengan HCl
pekat
3. Celupkan ke padatan sampel yang akan di uji
4. Bakar dalam nyala api spirtus
5. Amati warna yang di hasilkan
6. Catat hasil pengamatan
7. Analisa dan pembahasan
8. Kesimpulan.

6 Fakultas Teknik Unjani


3) Uji Kelarutan
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Larutkan sampel dalam aqua dm dingin, jika belum larut
3. Larutkan sampel dalam aqua dm panas, jika belum larut
Tidak dipakai, karena sudah larut di aqua dm dingin.
4. Larutkan sampel dalam HCl 2M, jika belum larut
Tidak dipakai, karena sudah larut di aqua dm dingin.
5. Larutkan sampel dalam HCl pekat, jika belum larut
Tidak dipakai, karena sudah larut di aqua dm dingin.
6. Larutkan sampel dalam HNO3 2M, jika belum larut
Tidak dipakai, karena sudah larut di aqua dm dingin.
7. Larutkan sampel dalam HNO3 pekat, jika belum larut
Tidak dipakai, karena sudah larut di aqua dm dingin.
8. Larutkan sampel dalam aqua regia
Tidak dipakai, karena sudah larut di aqua dm dingin.
9. Amati setiap perubahan yang terjadi, misal jika sampel
sudah larut dalam aqua regia dingin, tidak dilanjut ke proses
uji kelarutan selanjutnya.
10. Analisa dan pembahasan
11. Kesimpulan.

4) Uji Kualitatif Kation


1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Siapkan sampel (uji kelarutan) yang telah dilarutkan dari
hasil uji kelarutan.
3. Tambahkan HCl 6 M ± 2 ml atau setetes demi setetes
hingga terbentuk endapan
4. Jika terbentuk endapan, pisahkan endapan dan larutan
jernihnya (filtrat)
5. Endapan dicuci 2x dengan 1 ml air yang dibubuhi setetes
HCl 2 M

7 Fakultas Teknik Unjani


6. Tambahkan 2 ml air panas pada endapan dan dipisahkan
dalam penangas air selama 2 – 3 menit
7. Pisahkan endapan (a) dan filtrat (b)
8. Filtrat (b) (mungkin mengandung PbCl2) dibubuhi setetes
K2Cr2O4 1 M
9. Amati perubahan yang terjadi, catat
10. Endapan (a) dibubuhi 1 ml NH4OH 2 M
11. Akan terbentuk endapan (c) dan filtrat (d)
12. Pisahkan endapan (c) dan filtrat (d)
13. Filtrat (d) (mungkin mengandung Ag(NH3)2+) ditambahkan
dengan HNO3 2M
14. Amati perubahan yang terjadi, catat
15. Analisa dan pembahasan
16. Kesimpulan.

2) BAB III
1. Bahan yang digunakan adalah
1) Aqua dm
2) Kertas saring whatman 40
3) Fe(SO4)2(NH4)2
4) HCl 1:1
5) HNO3(pekat)
6) NH4NO3 1 %
7) NH4OH 7 N.

2. Alat yang digunakan adalah


1) Cawan porselen 0,3 gram
2) Eksikator
3) Pembakar spirtus
4) Hotplate
5) Pipet tetes
6) Botol semprot

8 Fakultas Teknik Unjani


7) Gelas kimia 250 mL
8) Kaca arloji
9) Labu Erlenmeyer 250 mL
10) Neraca
11) Kaki tiga
12) Segita porselen
13) Batang pengaduk
14) Oven
Tidak dipakai karena proses pemanasan menggunakan hotplate.
15) Pembakar Bunsen
Tidak dipakai karena, tidak ada di tahapan kerja.
16) Gelas ukur
Tidak dipakai karena gelas kimia sudah cukup.
17) Batang pengaduk

3. Tahapan analisa yang dilakukan adalah


1) Pengkonstanan Cawan
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Pijarkan cawan porselen pada suhu 500-600℃ selama 30
menit
3. Dinginkan cawan porselen di udara terbuka selama 5 menit
4. Dinginkan cawan porselen dalam eksikator selama 10
menit
5. Timbang berat cawan porselen
6. Ulangi beberapa kali, dengan pemijaran selanjutnya cukup
15 menit, hingga peroleh berat cawan konstan
7. Analisa dan pembahasan
8. Kesimpulan

2) Penentuan Kadar Fe(II) Oksida


1. Siapkan sampel yang akan diamati

9 Fakultas Teknik Unjani


2. Timbang dan masukkan kristal Fe(SO4)2(NH3)2 sebanyak
0,3 gram ke dalam gelas kimia 600ml
3. Larutkan dengan 125 ml aqua dm
4. Tambahkan 5 ml HCl 1:1 dan tutup dengan kaca arloji
untuk mencegah terhidrolisisnya Fe3+ → Fe2+
5. Tambahkan 2 ml HNO3 untuk mengoksidasi Fe2+ → Fe3+
6. Didihkan beberapa menit hingga warna kuning jernih
7. Tambahkan 100 ml aqua dm untuk menurunkan konsentrasi
larutan jadi lebih encer
8. Didihkan kembali hingga warna kuning terang
9. Tambahkan NH4OH tetes demi tetes sambil diaduk hingga
tidak terbentuk lagi endapan dan tercium bau ammonia
10. Saring larutan
11. Cuci endapan dengan NH4OH 1 % secara dekantasi hingga
bebas Cl-
12. Keringkan endapan
13. Lipat kertas saring berisi endapan dan pindahkan ke dalam
cawan porselen
14. Arang dengan api kecil
Tidak dipakai karena tidak cukup waktu.
15. Abukan dan pijarkan pada suhu 800-900℃ selama 3 jam
Tidak dipakai karena tidak cukup waktu.
16. Timbang berat oksida yang dihasilkan
Tidak dipakai karena tidak sampai pada tahap 14
17. Catat dan hitung kadar Fe
Tidak dipakai karena tidak sampai pada tahap 14
18. Analisa dan pembahasan
19. Kesimpulan.

3) BAB IV
1. Bahan yang digunakan adalah
1) Aqua dm

10 Fakultas Teknik Unjani


2) NaOH 0,1 M
3) Indikator phenolophtalein
4) H2C2O4. 2 H2O 1 M
5) CH3COOH
6) Indikator phenol red.

2. Alat yang digunakan adalah


1) Gelas ukur
2) Labu ukur
3) Neraca
4) Labu Erlenmeyer
5) Corong
6) Gelas kimia
7) Pipet seukuran
8) Pipet tetes
9) Buret
10) Statif
11) Klem
Tidak digunakan karena tidak perlu
12) Filler
13) Kaca arloji.

3. Tahapan analisa yang dilakukan adalah


1) Standarisasi NaOH dengan H2C2O4.2H2O
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Masukkan larutan NaOH ± 0,1 M ke dalam buret
3. Pipet 10 ml H2C2O4.2H2O 0,1 M dan masukkan ke dalam
labu Erlenmeyer
4. Tambahkan 2-3 tetes indicator phenol red, aduk
5. Titrasi asam oksalat dengan NaOH hingga warna kuning
keorenan
6. Catat volume NaOH yang digunakan

11 Fakultas Teknik Unjani


7. Lakukan titrasi hingga selisih volume konstan (± 0,02 ml)
8. Hitung konsentrasi NaOH
9. Analisa dan pembahasan
10. Kesimpulan.

2) Penentuan Kadar Asam Cuka


1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Masukkan larutan NaOH yang telah distandarisasikan ke
dalam buret
3. Timbang asam cuka 0,5 gram dalam gelas kimia
4. Larutkan dengan sedikit air, masukkan ke dalam labu ukur
50 ml
5. Bilas gelas kimia dengan air sebanyak 3x, masukkan air
bilasan ke dalam labu ukur
6. Encerkan larutan hingga tanda batas
7. Homogenkan
8. Ambil 10 ml asam cuka yang telah diencerkan dan
masukkan ke dalam labu erlenmeyer
9. Tambahkan 2-3 tetes indikator phenolptalein
10. Titrasi asam cuka dengan larutan NaOH hingga timbul
warna pink
11. Catat volume NaOH yang digunakan
12. Lakukan titrasi hingga selisih volume konstan (± 0,02 ml)
13. Hitung kadar asam cuka
14. Analisa dan pembahasan
15. Kesimpulan.

4) BAB V
1. Bahan yang digunakan adalah
1) Aqua dm
2) Na2S2O3 0,1 N
3) K2Cr2O7 0,01 N

12 Fakultas Teknik Unjani


4) Amilum 1 %
5) Sampel CuSO4.5 H2O
6) H2SO4 4 N
7) KI 10 %.

2. Alat yang digunakan adalah


1) Gelas ukur
2) Labu ukur
3) Neraca
4) Labu erlenmeyer
5) Corong
6) Gelas kimia
7) Pipet seukuran
8) Pipet tetes
9) Buret
10) Statif
11) Klem
12) Filler
13) Kaca arloji.

3. Tahapan analisa yang dilakukan adalah


1) Standarisasi Ion Na2S2O3 ± 0,1 N
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Pipet 10 ml K2Cr2O7 0,1 N
3. Masukkan ke dalam labu iod
4. Tambahkan 3 ml KI larutan 10 %
5. Tambahkan 10 ml H2SO4 4 N
6. Kocok hingga homogen
7. Masukkan Na2SO3 ke dalam buret
8. Titrasi cepat dengan Na2SO3 hingga terjadi perubahan warna
dari coklat tua menjadi kuning kehijauan

13 Fakultas Teknik Unjani


9. Tambahkan 7 tetes amilum 1 % hingga timbul warna biru
tua
10. Lanjutkan titrasi hingga terjadi perubahan warna biru tua
menjadi biru muda bening
11. Catat volume titrasi
12. Hitung konsentrasi tiosulfat
13. Analisan dan pembahasan
14. Kesimpulan

2) Penentuan Kadar Cu
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Pipet 10 ml CuSO4
3. Masukkan ke dalam labu iod
4. Tambahkan 5 ml KI larutan 10 %
5. Tambahkan 10 ml H2SO4 4 N
6. Kocok hingga homogen
7. Masukkan Na2SO3 ke dalam buret
8. Titrasi cepat dengan Na2SO3 hingga terjadi perubahan warna
dari coklat tua menjadi kuning kehijauan
9. Tambahkan 7 tetes amilum 1 % hingga timbul warna biru
tua
10. Lanjutkan titrasi hingga terjadi perubahan warna biru tua
menjadi biru putih susu
11. Catat volume titrasi
12. Hitung kadar Cu
13. Analisan dan pembahasan
14. Kesimpulan.

5) BAB VI
1. Bahan yang digunakan adalah
1) Aqua dm
2) KMnO4 0,1 N

14 Fakultas Teknik Unjani


3) H2C2O4.2 H2O 0,1 N
4) Sampel (NH4)2Fe(SO4)2
5) H2SO4 6 N.

2. Alat yang digunakan adalah


1) Gelas ukur
2) Labu ukur
3) Neraca
4) Labu Erlenmeyer
5) Corong
6) Gelas kimia
7) Pipet seukuran
8) Pipet tetes
9) Buret
10) Statif
11) Klem
12) Filler
13) Kaca arloji
14) Hot plate.

3. Tahapan analisa yang dilakukan adalah


1) Standarisasi Larutan KMnO4
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Pipet 10 ml larutan asam oksalat 0,1 N
3. Masukkan ke dalam labu erlenmeyer
4. Tambahkan 10 ml H2SO4 6 N
5. Panaskan pada suhu 70-80℃
6. Titrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 hingga
terbentuk warna pink
7. Catat volume KMnO4
8. Hitung konsentrasi KMnO4
9. Analisa dan pembahasan

15 Fakultas Teknik Unjani


10. Kesimpulan

2) Penentuan Kadar Fe
1. Siapkan sampel yang akan diamati
2. Pipet 10 ml larutan (NH4)2Fe(SO4)2
3. Masukkan ke dalam labu erlenmeyer
4. Tambahkan 10 ml H2SO4 6 N
5. Panaskan pada suhu 70-80℃
6. Titrasi dalam keadaan panas dengan KMnO4 hingga
terbentuk warna pink
7. Catat volume KMnO4
8. Lakukan titrasi sebanyak 3 kali
9. Hitung kadar Fe
10. Analisa dan pembahasan
11. Kesimpulan

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika yang digunakan dalam penyusunan Laporan Akhir
Praktikum Kimia Dasar ini adalah sebagai berikut :
1) BAB I
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, maksud dan tujuan
penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
2) BAB II
Bab ini berisikan tujuan, teori dasar, metodelogi praktikum,alat dan
bahan, data pengamatan dan perhitungan, analisan dan pembahasan,
serta kesimpulan dari modul I”Analisa Kualitatif Kation”.
3) BAB III
Bab ini berisikan tujuan, teori dasar, metodelogi praktikum,alat dan
bahan, data pengamatan dan perhitungan, analisan dan pembahasan,
serta kesimpulan dari modul II “Gravimetri”.

16 Fakultas Teknik Unjani


4) BAB IV
Bab ini berisikan tujuan, teori dasar, metodelogi praktikum,alat dan
bahan, data pengamatan dan perhitungan, analisan dan pembahasan,
serta kesimpulan dari modul III “Titrasi Asam Basa”.
5) BAB V
Bab ini berisikan tujuan, teori dasar, metodelogi praktikum,alat dan
bahan, data pengamatan dan perhitungan, analisan dan pembahasan,
serta kesimpulan dari modul IV “Titrasi Iodometri’.
6) BAB VI
Bab ini berisikan tujuan, teori dasar, metodelogi praktikum,alat dan
bahan, data pengamatan dan perhitungan, analisan dan pembahasan,
serta kesimpulan dari modul V “Titrasi Permanganometri”.

17 Fakultas Teknik Unjani

Anda mungkin juga menyukai