33
pada material yang dapat dihilangkan dengan menggunakan penguatan presipitasi
atau Post Welding Heat Treatment (PWHT) jika material tersebut memiliki
tegangan sisa yang sulit dihilangkan biasa terjadi pada material yang memiliki
ketebalan yang besar (>25,4 mm), hal ini dikarenakan pada material dengan
ketebalan yang besar memiliki penyerapan panasnya (koefisien thermal ekspansi)
lebih lambat dibandingkan dengan material yang tipis dan presipitasi terjadi dan
paduan menjadi keras sehingga lebih cenderung terjadinya retakan.
Lalu untuk tegangan sisa yang mudah hilang tidak perlu dilakukan PWHT
dan cukup dilakukan proses natural aging yaitu pendinginan yang dibiarkan pada
temperatur kamar tanpa dilakukan pemanasan kembali.
34
Fungsi dari gas ini untuk melindungi weld metal dari reaksi oksidasi pada atmosfir
yang dapat mempengaruhi kualitas las pada sekitar weld metal saat dilakukan
proses pengelasan. Selain itu, gas-gas tersebut dapat mempengaruhi weld bead
contour serta hasil penetrasi sehingga gas 75% argon lebih dominan terhadap
kedalaman penetrasi dan gas CO2 25% mempengaruhi lebar dari weld bead
contour. Hal ini ditentukan berdasarkan material yang akan di joint dimana
kebutuhan material tersebut dapat cocok dilakukan pengelasan dengan penetrasi
dan weld bead contour sesuai dengan gas yang digunakan. Metal transfer yang
digunakan yaitu menggunakan short circuiting transfer yaitu terjadi pada arus
listrik dan voltase sangat rendah sehingga heat input yang dihasilkan juga rendah.
Metal transfer ini digunakan ini karena sesuai dengan gas yang digunakan argon
75% dan CO2 25% yang membuat weld pool yang berukuran relatif kecil dan
mencegah terjadinya incomplete fusion defect.
Filler metal yang digunakan pada GMAW bergantung dengan material yang
digunakan dimana pada filler metal tersebut harus memiliki kekuatan yang lebih
besar dibandingkan dengan base metal. Filler metal yang dapat digunakan pada
pengelasan pipa API 5L Gr X56 (56 Ksi yield strength) dan connector AISI 4130
(95 Ksi yield strength) yaitu ER70S-2 atau ER70S-6 dimana kekuatan ini
menunjukkan kekuatan tarik sebesar 70 Ksi atau kekuatan yield strength nya
sebesar 58 Ksi berdasarkan ASME II 2017. Jika filler metal kekuatannya lebih
rendah di bandingkan dengan base metal maka kekuatan penyambungan tersebut
tidak dapat menahan kedua base metal tersebut sehingga akan kecenderung
terjadinya retak atau patah pada bagian sambungan tersebut. Retak atau patah
tersebut mengacu pada konsentrasi tegangan yang dihasilkan dimana konsentrasi
tegangan ini terjadi pada sambungan antara dua base material tersebut yang
memiliki kekuatan dan luas penampang yang kecil maka dari itu filler metal harus
memiliki kekuatan yang lebih besar dari pada pipa.
Alasan dari penggunaan root ID sementara menggunakan pengelasan
GMAW dikarenakan pada proses GMAW memiliki tingkat efisiensi pengelasan
yang tinggi karena tidak perlu sering mengganti kawat las dibandingkan dengan
SMAW, tidak menghasilkan kerak atau slag dan dapat digunakan pada semua
jenis material dan posisi pengelasan. Hal ini juga bergantung pada desain yang
35
dipilih dimana pada desain single V bevel tidak dapat menggunakan full SAW
berdasarkan standarisasi ASME menyebutkan SAW tidak dapat menjadi root ID
sehingga dipilih GMAW yang memiliki efisiensi yang tinggi yang menghemat
waktu. Setelah dilakukan pengelasan OD, hasil root GMAW sementara digerinda
rata dengan base material dan ditimpa dengan SAW dikarenakan untuk menjaga
kualitas yang lebih baik dimana pada GMAW cenderung rentan terhadap cacat
porositas. Apabila digerinda habis root GMAW maka akan menghabiskan waktu
yang cukup lama.
36
pada ferritic microstructure dengan jumlah hidrogen yang semakin besar dan
membentuk fasa martensit sehingga material menjadi getas serta mudah terjadinya
crack pada sekitar daerah HAZ.
37
pada material tebal seperti pengelasan pipa karena pengelasan SAW memiliki
tingkat deposisi yang tinggi dan efisiensi pengelasan yang tinggi serta hasil lasan
yang didapat juga bagus sehingga cocok untuk digunakan pada pengelasan pipa
dan menghemat waktu. Selain itu SAW memiliki kelemahan dalam proses
pengelasannya yaitu dimana pada proses pengelasan SAW hanya dapat dilas pada
posisi pengelasan tertentu seperti 1G serta hanya dapat digunakan pada
pengelasan baja karena jika dilakukan pada pengelasan material lain seperti
aluminium dan memiliki weldability yang rendah tidak cocok menggunakan
proses pengelasan SAW dimana pada proses pengelasan SAW memiliki heat
input yang tinggi akibat dari pengaruh fluks pasir yang menutupi arc pada saat
pengelasan.
38
0,33% C yang merupakan baja karbon rendah dengan yield strength sebesar 95
Ksi (655 Mpa). Fungsi connector yaitu merupakan sebagai media untuk
penyambungan antar pipa hingga ukuran panjang yang dibutuhkan untuk
mencapai ke kulit bumi yang berisi minyak dan gas dibawah laut. Material
connector merupakan material yang sangat critical terhadap apapun maka dari itu
material tersebut harus dijaga dengan baik dari goresan ataupun benturan yang
dapat membuat retakan karena connector merupakan aplikasi media
penyambungan antar pipa, apabila terdapat retakan atau atau goresan maka akan
sulit melakukan proses penyambungan atau bisa dibilang dengan sambungannya
tidak ketat yang dapat membahayakan pada saat proses berlangsungnya drilling
oil and gas subsea yang akan terjadi kebocoran dan bisa jadi akan meledak karena
tekanan yang sangat tinggi maka dari itu kualitas material connector harus terjaga.
Material connector juga dilakukan proses phospating yaitu suatu proses pelapisan
pada logam dengan larutan fosfat yang menggunakan prinsip electroplating pada
logam yang dilindungi (connector). Fungsi dari phospating tersebut untuk
menambahkan kekuatan ketahanan terhadap korosi dan juga gaya gesek dari luar
sehingga kualitas dapat terjaga. Selain itu, material connector juga diberikan
protector yang terbuat dari bahan plastik ketika proses pengelasan sudah
dilakukan yang bertujuan untuk sebagai pelindung tambahan. Pembuatan material
connector tersebut juga dilakukan proses machining sebelum dilakukan proses
phospating. Material connector dimensinya harus sama dengan pipa untuk
dilakukan proses pengelasan agar tidak ada terjadinya konsentrasi tegangan atau
pun gap (celah) diantara kedua pipa dan connector pada saat dilakukan fit-up.
Alasan penggunaan connector pada penyambungan pipa yaitu dikarenakan pada
kualitas dan kekuatan material lebih baik serta tingkat keamanan pada proses
penyambungan lebih terjamin, dibandingkan dengan pipa antar pipa secara
langsung yang dibuat ulir karena jika dibuat ulir pada pipa bagian dalam maupun
luar seperti prinsip pembuatan ulir pada box dan pin maka pipa tersebut akan
mengalami pengurangan dimensi dalam segi ketebalan yang membuatnya menjadi
lebih tipis sehingga kekuatan pada material tersebut menjadi berkurang seperti
cenderung mudahnya patah serta korosi dan juga daya tahan gesek nya juga
39
berkurang. Maka dari itu penggunaan connector merupakan salah satu media
penyambungan terbaik dalam penggunaan aplikasi drilling oil and gas subsea.
40