Indonesia
Dalam pengelasan, power density menjadi hal yang sangat penting. Power density akan menentukan kedalaman pengelasan, kecepatan pengelasan dan kualitas pengelasan karena akan menghasilkan lebih sedikit kerusakan. Perkembangan teknik teknik pengelasan dari gas welding hingga high teknik-teknik highenergy beam welding yaitu pada power density-nya. High-energy beam welding memiliki power energy density yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas welding seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Variasi dari energi yang masuk pada berbagai teknik pengelasan dibandingkan dengan kerapatan . energi dari sumber energi tersebut.
Rhidiyan Waroko 0806331935 Program Studi Teknik Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Gambar 2. Variasi kekuatan hasil pengelasan dengan energi masuk per satuan panjang pengelasan per ketebalan dari bahan kerja.
Gambar 3. Perbandingan antar proses pengelasan (a) angular distortion (b) biaya peralatan.
Selain power density, tipe muka las dan posisi las juga menentukan kualitas dan metode pengelasan. Ada beberapa tipe muka las, yaitu : butt, lap, T-, edge dan corner, seperti yang ditunjukkan pada , Gambar 4.
(a)
Gambar 4. Tipe muka las (a) dan posisi pengelasan (b)
(b)
Rhidiyan Waroko 0806331935 Program Studi Teknik Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia Pada proses pengelasan, akan menghasilkan mikrostruktur yang berbeda pada sekitar daerah pengelasan, seperti pada daerah penyambungan, daerah sekitar sambungan (HAZ) dan logam induknya
.
Gambar 5. Mikrostruktur pada daerah-daerah pengelasan
Rhidiyan Waroko 0806331935 Program Studi Teknik Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Ada beberapa kelebihan dan kekurangan memakai metode ini, yaitu: peralatannya simpel, portable dan murah, selain itu mudah untuk dirawat. Kekurangannya adalah kecepatan pengelasan yang rendah, energi yang masuk per satuan panjang yang relatif besar sehingga menghasilkan HAZ yang lebih luas dan menghasilkan beberapa distorsi. Tidak dianjurkan untuk pengelasan logam-logam reaktif seperti titanium dan zirconium karena keterbatasan limited power-nya.
Gambar 8. Skematik keselurahan proses SMAW (a) dan daerah pengelasan (b).
Pelapisan elektroda memiliki beberapa fungsi, yaitu sebagai : i) pelindung, dengan menghasilkan pelindung berupa gas yang akan melindungi lelehan logam dari udara, ii) deoxidation, iii) arc stabilization, meningkatkan konduktifitas elektrik kawat busur dan membantu kawat busur mengkonduksi arus lebih halus, iv) metal addition, menyediakan elemen paduan, dapat meningkatkan laju deposisi. Keuntungan dari SMAW adalah simpel, portable dan murah dibandingkan arc welding yang lainnya. Tapi, pelindung gas SMAW tidak benar-benar bersih sehingga kurang cocok untuk pengalasan logam
Rhidiyan Waroko 0806331935 Program Studi Teknik Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia reaktif seperti alumunium dan titanium. Desain SMAW ini mengharuskan penggantian elektroda ketika habis, sehingga mengurangi laju produksi secara keseluruhan.
GTAW cocok untuk digunakan pada proses penyambungan logam yang tipis. GTAW menghasilkan proses pengelasan yang bersih sehingga dapat digunakan untuk logam reaktif seperti alumunium, titanium, zirconium dan magnesium. Tapi, laju deposisi GTAW rendah. Arus yang berlebih akan menyebabkan elektroda tungsten meleleh dan menghasilkan inklusi britle pada logam induk.
Rhidiyan Waroko 0806331935 Program Studi Teknik Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia PAW memiliki beberapa keuntungan dibandingkan dengan GTAW. Dengan bentuk arc yang dihasilkan, maka PAW tidak terlalu sensitif terhadap jarak pengelasan. Sehingga tidak membutuhkan skill yang lebih khusus bagi pengguna PAW dibandingkan pengguna GTAW. Kekurangannya yaitu harganya lebih mahal dan setting alat alat yang lebih rumit.
Gambar 11. Perbandingan panjang arc yang dihasilkan antara PAW dan GTAW.
Seperti GTAW, GMAW akan menghasilkan proses pengelasan yang bersih karena adanya gas inert. GMAW memiliki laju deposisi yang lebih tinggi dari GTAW yang dapat mengelas logam tebal dengan kecepatan tinggi. GMAW sulit untuk mengelas pada bagian-bagian yang kecil atau bagian corner.
Rhidiyan Waroko 0806331935 Program Studi Teknik Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia Skematik alat seperti pada Gambar 14. Kelebihannya adalah menghasilkan proses pengelasan yang lebih bersih. Karena laju deposisi yang tinggi, SAW mampu mengelas komponen yang lebih tebal dibandingkan yang mampu di las oleh GTAW dan GMAW. Karena volume slag yang dihasilkan akan banyak, maka posisi pengelasan SAW terbatas hanya pada flat-position welding. Jika semakin tinggi energi yang diberikan maka akan mengurangi kualitas hasil lasan dan akan meningkatkan distorsi.
Rhidiyan Waroko 0806331935 Program Studi Teknik Material Departemen Teknik Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia