PRAKTEK
ANALISIS PROSES ASEMBLY BOGIE FRAME TIPE MD523
UNTUK PROJECT KERETA PENUMPANG BANGLADESH
BG DI PT.INKA
Oleh :
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan kerja praktek di PT. INKA
(Persero) Madiun, Jawa Timur dan menyusun laporan kerja praktek dengan judul
"ANALISIS PROSES ASEMBLY BOGIE FRAME TIPE MD523 UNTUK
PROJECT KERETA PENUMPANG BANGLADESH BG DI PT.INKA"
• Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, berupa kesehatan dan
kelimpahan rejekinya penulis dapat menyelesaikan Kerja Praktek dengan
baik dan lancar.
• Orang tua saya, yang selalu memberikan doa dan dukungannya
• PT. Industri Kereta Api (Persero) beserta seluruh staff dan jajarannya yang
telah memberikan saya kesempatan dan memfasilitasi saya selama kerja
praktek.
• Bapak M. Evan Wiryawan selaku Senior Manager Teknologi Produksi.
• Bapak Tarmuji selaku pembimbing kerja praktek.
• Bapak Alit Dharmawan selaku Manager unit proses.
• Bapak Ir. Mustafa, M.T., selaku dosen pembimbing kerja praktek kami.
• Bapak Ir. Sutomo, M.T., selaku kepala jurusan Teknik Mesin
Universitas Merdeka Madiun.
Akhir kata, penulis menyampaikan permohonan maaf jika ada kesalahan yang
penulis lakukan dalam penulisan laporan kerja prakek ini. Mohon kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, agar laporan berikutnya dapat
lebih baik lagi. Semoga laporan ini bisa bermanfaat dan memberikan informasi
yang diperlukan bagi siapa saja yang memerlukannya.
iii
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................iii
DaftarIsi........................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
iv
LAPORANKERJAPRAKTEKPT. INKA-2018
v
BAB III DASAR TEORI
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V EVALUASI
LAPORANKERJAPRAKTEKPT. INKA-2018
1
BAB VI ANALISIS PERMASALAHAN
vi
LAPORANKERJAPRAKTEKPT. INKA-2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Kerja Praktek merupakan salah satu cara syarat kelulusan bagi mahasiswa
untuk menyelesaikan Strata satu (S1) nya. Dalam menjalankan kerja praktek ini
diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman di dunia kerja serta dapat
menerapkan teori yang sudah didapatkan di bangku kuliah kedalam permasalahan
yang sesungguhnya. Serta setelah menyelesaikan kerja praktek tersebut
mahasiswa diwajibkan untuk menyelesaikan laporan sesuai dengan tema yang
sudah mahasiswa pilih selama menjalankan kerja praktek. Penulisan laporan
tersebut berisikan pengalaman yang didapatkan oleh mahasiswa tersebut serta
pembahasan ilmiah terhadap tema yang diambil dalam menjalankan kerja praktek
tersebut.
Bagi perusahaan yang diadakan kerja praktek berfungsi sebagai salah satu
sumbangsih terhadap dunia pendidikan karena sudah memberi kesempatan kepada
mahasiswa untuk merasakan dunia kerja yang sebenarnya. Serta sebagai bentuk
kerjasama antara Universitas dengan perusahaan untuk mendapatkan karyawan
yang kompeten pada bidangnya.
1
1. Semua data dan bahan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini
adalah berdasarkan dokumen yang ada di PT. INKA Madiun
2. Proses manufacturing bogie frame tipe MD523
1.4 Tujuan
Tujuan dari dilakukannya kerja praktek ini adalah sebagai berikut :
1. Menerapkan ilmu yang telah dipelajari oleh mahasiswa Teknik Mesin
dalam dunia pekerjaan dan mengajak mahasiswa mempunyai
bayangan pekerjaan yang akan dilakukan seorang lulusan Teknik
Mesin.
1. Bab 1 Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang kerja praktik, tujuan pelaksanaan
kerja praktik, manfaat kerja praktik, perumusan masalah, batasan
masalah, tempat dan waktu kerja praktik, metode
pengumpulan data, dan sistematika penulisan laporan.
2. Bab 2 Profil Perusahaan
Bab ini berisikan profil singkat perusahaan, sejarah, visi dan misi,
struktur organisasi, lokasi dan daerah operasional, dan kegiatan
produksi dari perusahaan.
3. Bab 3 Dasar Teori
Bab ini berisikan tugas umum dari pelaksanaan kerja praktik ini,
dimana pada bab ini dijelaskan tentang gambaran umum tentang
kereta api, dan bogie kereta api.
4. Bab 4 Isi
Bab ini berisikan tugas dari pelaksanaan Kerja Praktik ini,
dimana pada bab ini dijelaskan tentang proses manufacturing
bogie frame tipe MD523.
5. Bab 5 Evaluasi
Bab ini berisikan masalah dan penyelesaiannya dalam proses
manufacturing bogie frame tipe MD523.
6. Bab 6 Penutup
Bab ini merupakan bagian terakhir yang berisi kesimpulan
dan penutup yang berupa saran dan kritik.
DESKRIPSI PERUSAHAAN
Di dalam bab ini dibahas tentang profil perusahaan yaitu PT. INDUSTRI
KERETA API INDONESIA atau PT. INKA (Persero). Profil perusahaan yang
akan diuraikan meliputi nama, alamat, dan bidang usaha. Selain itu dibahas pula
tentang sejarah perusahaan, gambaran bisnis, falsafah perusahaan, visi dan misi
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan informasi lainnya yang terkait.
Nama, alamat, dan bidang usaha PT. INDUSTRI KERETA API (Persero)
adalah sebagai berikut :
Email : sekretariat@inka.co.id
Website : www.inka.co.id
Kantor Cabang
Email : inkajkt@inka.co.id
c. Fasilitas Produksi : 660 mesin termasuk Jig dan 290 mesin las
Visi
Misi
produk
a. Inforomasi produk
Pada tahapan yang sesuai, tinjauan yang sitematis dari desain dan
Pengembangan dilaksanakan sesuai dengan perencangan desain dan
pengembangan.
Pada tinjauan tersebut harus meliputi dari fungsi yang terkait dengan
tahapan – tahapan desain dan pengembangan yang ditinjau.
18
Kondisi lingkungan yang bersih dan suplai air bersih yang lancar serta
listrik berdaya 1000 KVA juga mendukung berdirinya perusahaan ini. Kondisi
19
iklim juga tidak membawa pengaruh buruk bagi perusahaan.
1. Lokomotif uap
Lokomotif jenis ini merupakan awal mula dari mesin kereta api,
uap yag dihasilkan dari pemanasan air yang ada di ketel uap
yang nantinya digunakan untuk menggerakkan mesin dan
selanjutnya akan menjadi power untuk menggerak roda. Untuk
bahan bakar kereta api uap ini adalah kayu atau batu bara.
5. Lokomotif listrik
Lokomotif listrik prinsip kerjanya hampir sama dengan
lokomotif diesel elektrik, tetapi tidak dengan menghasilkan
listrik sendiri, sumber listrik didapat dari LAA (Listrik Aliran
Atas).
Bogie merupakan sistem kesatuan roda pada Kereta Api, baik di kereta
berpenggerak maupun kereta tidak berpenggerak. Bogie pada umumnya dipakai untuk
roda yang jumlahnya lebih dari 2 gandar ( As ) dalam satu kereta.
Bogie adalah suatu kesatuan konstruksi yang terdiri dari dua perangkat roda
atau lebih yang digabungkan oleh rangka yang dilengkapi dengan sistem pemegasan,
pengereman, dengan atau tanpa peralatan penggerak ( traksi motor atau gear box ) dan
slip protection device, serta berfungsi sebagai pendukung rangka dasar dari badan
kereta. Bogie dapat di lepas dan dipasangkan kembali jika sedang dilakukan
perawatan.
Gambar 3.11 Bogie Steering , atas : tanpa bogie, bawah : dengan bogie
( sumber http://the-contact-patch.com/book/rail/r1114-railway-suspension )
Selain fleksibilitas, bogie juga dapat meredam efek yang diakibatkan oleh rel
yang bergelombang naik turun. Body kereta akan tertumpu pada titik tengah bogie
sehingga akan membagi defleksi yang terjadi diantara 2 rodanya. Hal ini akan
menyebabkan kereta lebih stabil walau rel tidak rata / bergelombang naik turun.
Pada kereta penumpang, bogie di ciptakan selain untuk keamanan, juga untuk
meningkatkan kenyamanan. Bogie untuk kereta penumpang terdiri dari 2 pegas yang
dapat meredam getaran dan goncangan roda sehingga menjadi seakan tak terasa di
dalam ruang penumpang. Inovasi - inovasi terus dilakukan dalam perancangan bogie-
bogie tipe terbaru, diantaranya dengan menggunakan pegas karet maupun pegas udara
dan bahkan dilengkapi dengan peredam kejut (Shock Absorber / Damper ). Bogie
kereta penumpang umumnya tidak dilengkapi peralatan penggerak.
Bogie Kereta Penumpang terdiri dari beberapa bagian utama antara lain :
Bogie Frame, Bolster, Perangkat Roda ( Wheel Set ), Pegas Primer, Pegas Sekunder,
Axle Box, Bearing, rem blok, Peralatan pengereman serta peralatan pendukung.
Bogie Frame pada bogie kereta penumpang pada umumnya terbuat dari
konstruksi baja yang di las. Bagian demi bagian dari Frame akan di satukan dengan
cara pengelasan sehingga akan terbentuk frame bogie.
Bolster berperan sebagai tumpuan bogie terhadap badan kereta. Pada bolster
terdapat pivot yaitu titik pusat rotasi bogie sekaligus tempat koneksi antara badan
kereta dengan bogie.
Namun ada jenis bogie yang tidak mempunyai bolster. Bogie ini biasa dikenal
dengan sebutan “Bogie Bolsterless”. Pada bogie ini frame yang akan berhubungan
dengan badan kereta. Pegas sekunder bertumpu langsung pada Frame dan terhubung
dengan badan kereta. Pegas sekunder bisa berupa pegas ulir maupun pegas udara.
Pada Bogie Bolsterless untuk Kereta Penumpang, KRD maupun KRL pada umumnya
menggunakan pegas udara agar lebih optimal meredam getaran sehingga
meningkatkan kenyamanan bagi penumpang.
Gambar 3.16 Traction rod dan damper pada bogie KRL/ KRD
sumber : http://www.hitachi-rail.com/products/rolling_stock/shinkansen/feature09.html
Sementara untuk bogie pada gerbong barang memiliki konstruksi yang lebih
sederhana karena pada umumnya hanya terdiri dari 1 tingkat pemegasan. Hal ini
karena bogie barang tidak terlalu mengutamakan kenyamanan, kecuali untuk angkutan
barang khusus yang memang membutuhkan tingkat kenyamanan layaknya kereta
penumpang.
Chemical Composition
Alloy C Mn Si Cr Ni Mo S P CU C.E
1.6
S355J2+N 0.22 0.55 - - - 0.035 0.035 - 0.047
0
Mechanical Properties
Impact Values Charpy-V-Notch
Longitudinal
Tensile Yield
Elongation
Type Strength Strength
Average from 3 Speimens Thk.
>10>150mm.
MPa MPa %
27 Joules at -20 C
S355J2+N 490-630 315-355 max 22
PT. INKA (Persero) pada tahun ini menerima pesanan dari Bangladesh
Railways, pesanan tersebut adalah pengadaan 250 unit kereta penumpang.
Pengadaan tersebut bertujuan untuk peremajaan dan penambahan sarana kereta api
yang dimiliki oleh Bangladesh Railways, karena kereta milik Bangladesh
Railways saat ini masih kurang dan sudah usang.
D
A
G
K
C I
H
Gambar 4.2.a Bagian - bagian frame sidewall assy.
Cap for side sill Head plate Web 4 Impact plate Bearing for safety
shackle
Bearing web
reversed
B D
C
B
Rib for Side Sill 2 Cone Spigot Shim 1 Shim 2 Limit Stop
4.2 Proses Assembly Bogie Frame tipe MD 523 untuk kereta Bangladesh
4.2.1 Urutan Proses Assembly Side Frame
A. Proses Persiapan
48
B. Proses Assembly 49
Letakkan dan atur komponen bottom of side sill dan web 1 diatas jig
1, lalu las titik.
B. Proses Assembly
Letakkan dan atur komponen belt dan web di jig 1, lalu las titik.
Las web dengan web plate sehingga menjadi web assy.
Letakkan dan atur komponen web assy dan komponen web 2 di jig 1,
lalu las titik.
Las penuh bagian dalam.
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Letakkan dan atur komponen belt pada jig 1, lalu las titik.
Keluarkan dari jig 1.
Kemudian pasang dan atur pada jig 2, lalu las penuh bagian luar.
Keluarkan dari jig 2.
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Lakukan proses reforming jika ada konstruksi yang kurang sesuai.
Pastikan cross beam assy MD523 telah sesuai dengan 51
desain
drawing (DD no. : 032L11000).
Lakuan pengecekan visual.
Side frame Cross beam Fixed bent Side frame Support assy
Base plate Plate for fixed bent Tooth rack for anchor Gusset plate Bearing support for
point shock abs
Rib for side sill 1 Rib for side sill 2 Cone spigot Shim 1 Shim 2
B. Proses Assembly
Letakkan dan atur komponen side frame dan cross beam di jig 1, lalu
las titik.
Tambahkan plat untuk pengelasan di atas aliran lalu las penuh.
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Lakukan pengecekan visual.
Potong plat jika ada yang berlebihan.
Pasang dan atur komponen side frame dan fixed bent di jig 2, lalu las
titik dan las penuh.
52
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Lakukan pengecekan visual.
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. INKA - 2018
Pasang dan atur komponen support assy dan base plat di jig 3, lalu
las titik dan las penuh.
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Lakukan pengecekan visual.
Letakkan dan atur komponen plate for fixed bent, tooth rack for
point anchor, dan gusset plate di jig 3, lalu las titik.
Las penuh bagian luar.
Pasang komponen bearing support for shock abs di jig 3, lalu las
titik.
Las penuh bagian luar.
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Lakukan pengecekan visual.
Pasang dan atur dua komponen rib for side sill dan cone spigot di jig
3.
Kemudian las titik kedua komponen rib for side sill.
Ambil komponen cone spigot untuk bogie frame.
Las bagian dalam kedua komponen rib for side sill.
Masukkan komponen cone spigot untuk bogie frame, lalu las titik.
Lalu las penuh kedua komponen rib for side sill dan komponen cone
spigot.
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Lakukan pengecekan visual.
Pasang komponen shim 1 dan shim 2 di jig 3, lalu las titik.
Bersihkan spatter yang muncul dari hasil pengelasan menggunakan
palu chipping atau gerinda.
Lakukan pengecekan visual.
Letakkan komponen limit stop, bearing ring, dan jack ring di jig 3,
lalu las titik dan las penuh. 53
54
BAB V
EVALUASI
LAPORAN KERJA PRAKTEK PT. INKA - 2018
5.1 Terkait MD (Manufacturing Drawing)
Manufacturing Drawing (MD) adalah :
a. Gambar kerja yang merupakan acuan dalam pembuatan part (single part
maupun assembly) dari kereta.
b. Merupakan hasil penerjemahan dari Desain Drawing (DD) menjadi gambar
kerja.
55
56
57
Phases 3ph
Weight Kg 11
Cable Length m 2 2
60
61
62
Penyusutan (shrinkage) terjadi pada daerah hasil las. Penyusutan pada bogie
frame MD523 yang mayoritas perangkaiannya dengan pengelasan terjadi pada
sambungan-sambungan yang dilas. Berikut titik-titik sambungan pada bogie frame
MD523 yang berpotensi mengalami penyusutan terbesar dan dapat mempengaruhi
perakitan komponen lain dan sistem pada bogie secara keseluruhan.
63
Jika tidak diberi toleransi maka setelah komponen di las akan menarik komponen
sebelahnya yang menyebabkan ukuran berubah dari yang seharusnyan dan berakibat
komponen lain tidak bisa terpasang.
64
65
Jika tidak diberi toleransi maka setelah komponen di las akan menarik komponen
sebelahnya yang menyebabkan ukuran berubah dari yang seharusnyan dan berakibat
komponen lain tidak bisa terpasang.
A. Web
66
Jika tidak diberi toleransi maka setelah komponen cross beam di las akan menarik
komponen sebelahnya yang menyebabkan ukuran berubah dari yang seharusnyan dan
berakibat komponen lain tidak bisa terpasang.
67
Bagian yang bergaris merah merupakan bagian yang akan mengalami penyusutan. Pada
gambar desain tercantum ukuran 1615 , maka untuk mengatasi penyusutan perlu
68
penambahan ukuran yakni sebesar +0.5 mm maka bahan yang dipotong sebesar 1620 mm.
Deformasi las dapat terjadi karena beberapa faktor, misalnya metode pengelasan,
masukan panas, sudut penahan, urut-urutan pengelasan, ketebalan plat, bentuk
sambungan, dan urut-urutan pengerjaan. Deformasi las dapat dicegah dengan cara
mengontrol faktor-faktor tersebut. Pada saat pengelasan, lakukan cara – cara berikut
untuk mencegah deformasi las adalah sebagai berikut :
69
7.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas yang merupakan hasil kerja praktek di PT. Industri Kereta Api
(Persero), maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Proses manufacturing bogie frame tipe MD523 untuk kereta penumpang
Bangladesh terbagi menjadi 6 bagian assembly yaitu : side frame assy, cross
beam assy, brake support assy, fixed bent, support assy, dan bearing support for
shock abs assy.
2. Pada manufacturing bogie terjadi penyusutan (shrinkage) setelah proses
pengelasan, yang perlu dilakukan tindakan untuk mencegah dampak yang
ditimbulkan akibat penyusutan.
3. Penambahan ukuran dimensi komponen guna mengatasi dampak terjadinya
penyusutan.
4. Penyusutan terbesar terjadi pada komponen yang berdimensi besar.
7.2 Saran
1. Agar kedepannya proses manufacturing bogie frame tipe MD523 dapat
diselesaikan sesuai perencanaan process yang ada sehingga proses
manufakturing dapat berjalan dengan lancar dan tentunya tepat waktu waktu .
2. Proses pencegahan penyusutan perlu dilakukan agar pada proses assembly
komponen tidak terjadi masalah penyimpangan ukuran.
70
71