Anda di halaman 1dari 12

JURNAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN DAN MASSA BEBAN PADA


CONVEYOR BELT TERHADAP KUALITAS PENGEMASAN DAN
KEBUTUHAN DAYA DAN ARUS LISTRIK DI BAGIAN PRODUKSI PT.
INDOPINTAN SUKSES MANDIRI SEMARANG

Danang Mahardika Prabowo


Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Semarang
Email : Danangmahardikap@gmail.com

ABSTRAK

Dengan berkembangnya industri belt conveyor yang digunakan sebagai angkutan material, baik
material curah maupun material satuan, maka semakin banyak diperlukan tenaga terampil yang
mampu merencanakan dalam perancangan belt conveyor dengan kapasitas tertentu sesuai
kebutuhan, Tugas akhir ini merupakan perencanaan belt conveyor untuk angkutan material
satuan dalam hal ini jenis material kertas, elemen - elemen belt conveyor yang dibahas dalam
perencanaan untuk pengangkutan jenis material tersebut adalah Sabuk conveyor jenis
fabric,Jenis dan metode sambungan sabuk, Arus dan Daya, Pulley, Daya motor penggerak
Penelitian ini menggunakan metode analisa kualitas dan bobot beban dan hasil penelitian dapat
diketahui bahawa kecepatan Belt Conveyor sangat mempengaruhi kualitas barang produksi
kualitas pengemasan yang terbaik adalah dengan variabel kecepatan untuk massa ringan..

Kata Kunci: Belt Conveyor, Motor, Massa, Kecepatan, Arus

Page 1 of 12
http://repository.unimus.ac.id
1.1 Latar Belakang diperlukan. Meskipun pemeriksaan
Perusahaan Industri merupakan komponennya biasanya di kerjakan oleh
perusahaan yang membutuhkan alat alat teknisi dari pihak service itu sendiri, tak ada
robotik,yang tak terlepaskan dari kebutuhan salahnya untuk mengetahui komponen mana
energi, terutama adalah energi listrik porsi saja yg harus di beri perhatian khusus oleh
pemakain energi listrik serta alokasi dana teknisi elektronika.
untuk penyediaannya adalah yang terbesar 2. Tinjauan Pustaka
dari industri ini. Hal ini dapat dilihat bahwa 2.1 Conveyor
peralatan seperti Meja Line, Conveyor, Conveyor adalah suatu sistem mekanik
Operator Kendali adalah beberapa alat yang yang mempunyai fungsi memindahkan barang dari
dominan dalam operasional dunia instansi satu tempat ke tempat yang lain. Conveyor banyak
Industri. dipakai di industri untuk transportasi barang yang
Karena alat alat tersebut nantinya jumlahnya sangat banyak dan berkelanjutan. Dalam
akan sangat diandalkan dalam dunia Industri kondisi tertentu, conveyor banyak dipakai karena
mengenai penulisan berkas DLL Sebagai mempunyai nilai ekonomis dibanding transportasi
pengguna computer ada baiknya kita harus berat seperti truk dan mobil pengangkut. Jenis
merawat dan maintanance mesin tersebut conveyor membuatpenanganan alat berat tersebut /
secara berkala. Mesin pengepakan yang produk lebih mudah dan lebih efektif. Banyak
tidak di rawat secara rutin dan teratur bisa konveyorrol dapat bergerak secepat 75 kaki / menit.
mengakibatkan kerusakan dan bisa bisa Conveyor dapat memobilisasi barang dalam jumlah
tidak dapat di pakai kembali. Pada industri banyak dan kontinyu dari satu tempat ke tempat lain.
PT.INDOPINTAN SUKSES MANDIRI Perpindahan tempat tersebut harus mempunyai
Semarang sendiri pada produksi hampir lokasi yang tetap agar sistem conveyor mempunyai
semuanya terdapat barang produksi yang nilai ekonomis. Kelemahan sistem ini adalah tidak
pengepakanya menggunakan system robotik mempunyai fleksibilitas saat lokasi barang yang
dan kecepatan yang setiap harinya dimobilisasi tidak tetap dan jumlah barang yang
diandalkan untuk aktivitas perindustrian masuk tidak kontinyu.
Untuk mensikapi hal ini, perawatan alat 2.2 Roller Conveyor
pada peerusahaan PT.INDOPINTAN Roller Conveyor ini adalah conveyor yang
SUKSES MANDIRI Semarang ini sangat paling umum digunakan karena lintasan geraknya

Page 2 of 12
http://repository.unimus.ac.id
tersusun dari beberapa tabung (roll) yang tegak lurus roller juga harus sama agar barang yang diangkut
terhadap arah lintasannya dimana plat datar yang tidak tersendat dan roller dapat menumpu barang
ditempatkan untuk menahan beban vakan bergerak dengan sempurna.
sesuai dengan arah putaran roll. Roler conveyor 2.3.3 Motor Pengerak
ini bisa digerakkan dengan rantai atau belt ,ataupun Motor penggerak mempunyai fungsi untuk
dengan menggunakan gaya gravitasi tetapi harus menggerakkan drive roller agar selalu berputar
juga diperhitungkan kemiringan maksimumnya. sesuai dengan kecepatan yang diinginkan operator.
2.3 Komponen Utama Dan Fungsi Roller Motor penggerak ini pada umumnya ditempatkan
Conveyor diujung paling akhir alur roller conveyor agar bisa
Komponen utama alat dan fungsi dalam sistem menjaga rantai transmisi tetap tegang.
roller conveyor adalah sebagai berikut: 2.3.5. Sistem Transmisi
2.3.1 Kerangka Badan Sistem transmisi mempunyai fungsi untuk
Kerangka badan mempunyai fungsi untuk mentranmisikan daya pada penggerak ke sistem
menopang roller agar lokasi roller tidak berpindah- conveyor. Transmisi pada system roller conveyor
pindah. Pemasangan roller dengan kerangka badan terbagi menjadi dua bagian, yaitu transmisi antara
ini harus pas agar tidak terjadi getaran yang tidak motor penggerak dengan drive roller dan transmisi
diinginkan saat roller berputar. Selain itu, kerangka antara drive roller dengan roller lain. Sistem
badan ini juga menentuka jarak antar roller yang transmisi antara motor penggerak dengan drive
sesuai agar unit yang akan ditransportasikan tidak roller biasanya ditempatkan di ujung paling akhir
jatuh. dari jalur conveyor. Sistem transmisi ini biasanya
2.3.2 Tiang Penyangga terdiri dari motor, speed reducer, coupling, sprocket,
Tiang peyangga mempunyai fungsi untuk dan rantai.
pondasi kerangka badan sistem roller conveyor. 2.3.6 Mekanisme Kerja
Kerangka badan ini didesain sebagai tumpuan roller Mekanisme kerja roller conveyor secara
conveyor terhadap tanah yang dilalui oleh sistem umum adalah sebagai berikut:
conveyor. 1. Motor penggerak memutar poros pada motor
2.3.4 Roller yang telah terpasang sistem transmisi menuju
Roller mempunyai fungsi sebagai drive roller.
pemindah barang yang akan ditransportasikan. Saat 2. Putaran poros pada motor ditransmisikan ke
roller berputar diupayakan tidak bergetar agar tidak drive roller melalui sistem transmisi yang telah
merusak barang yang ditransportasikan. Dimensi

Page 3 of 12
http://repository.unimus.ac.id
dirancang khusus untuk sistem roller 1. idler atas yang digunakan
conveyor untuk menahan belt yang
3. Drive roller yang terpasang sistem transmisi bermuatan.
tersebut ikut berputar karena daya yang 2. Idler penahan yaitu idler yang
disalurkan oleh sistem transmisi. ditempatkan ditempat
4. Drive roller mentransmisikan putaran roller ke pemuatan.
roller lain dengan tranmisi rantai. 3. Idler penengah yaitu yang
5. Antar roller diberi jalur transmisi yang sama dipakai untuk menjajaki agar
dengan perbandingan transmisi 1:1 sehingga belt tidak bergeser dari jalur
putaran antar roller mempunyai kecepatan yang seharusnya.
yang sama. 4. Idler bawah Idler balik yaitu
6. Tranmisi antar roller tersebut diteruskan yang berguna untuk menahan
sampai ke roller paling terakhir. belt kosong.
7. Dan barang produksi akan terangkut oleh Belt 3. Centering Device : Untuk mencegah
8. Menggerakan sabuk Belt untuk terus berjalan agar belt tidak meleset dari rollernya
9. Idler pulley yang terpasang akan ikut berputar 4 Unit Penggerak ( drive units ) Pada
sehingga conveyor tetap stabil Belt conveyor tenaga gerak
10. Agar sabuk Belt tidak mudah goyang atau dipindahkan ke belt oleh adanya
tergelincir gesekan antara belt dengan “plulley”
penggerak ( drive pully ), karena belt
2.4 Bagian-bagian terpenting Conveyor melekat disekeliling pully yang
Belt diputar oleh motor
Bagian bagian terpenting dari Conveyor 5.Pemberat ( take-ups or counter weight
Belt adalah sebagai berikut : ) : yaitu komponen untuk mengatur
1. Belt : Fungsinya adalah untuk tegangan belt melekat disekeliling
membawa material yang diangkut pully yang diputar oleh motor
2. Idler: Gunanya untuk menahan atau
menyangga belt menurut letak dan 2.4.13.. Drive system
fungsinya maka Idler dibagi menjadi : Bagian penggerak head pulley dengan
menggunakan motor listrik yang diteruskan
ke gear reducer dengan coupling diteruskan

Page 4 of 12
http://repository.unimus.ac.id
kembali ke head pulley. Kelangkapan alat dibutuhkan pemahaman dan pengertian
ini ada yang dipasangi holdback / back stop tentang sifat-sifat asli dari material angkut
untuk mencegah belt mundur saat berhenti yang akan dikirim.
ketika ada muatan, ini digunakan pada belt
conveyor yang menanjak. Pada bagian 2.6. Kapasitas
bawah head pulley biasanya dilengkapi Kapasitas Rumus kapasitas yaitu : Q
dengan pembersih / belt cleaner. = A . v . γ . 60 (horizontal) Q = k . A . v . γ .
2.4.14. Conveying component 60 (inklinasi) Keterangan : A : Total cross-
Komponen utama dari alat ini adalah head sectional area yang terbentuk pada belt
pulley, tail pulley, take up pulley, idler roller akibat penopangan idler dan angle of
dan rubber belt. Head pulley berguna untuk surcharge (m) V : Kecepatan belt (m/min) γ
menarik belt, sedang tail pulley untuk : Densitas material (t/m3) k : Faktor
memutar balik belt dan take up pulley pengurangan inklinasi Q : Kapasitas angkut
sebagai beban tetap yang menjaga (tph) memperlihatkan luas cross-section
ketegangan pulley agar didapat friksi yang beban pada belt yang dibentuk oleh idler
cukup sehingga tidak slip. Untuk idler terdiri dengan sudut troughing (ß) tertentu. Untuk
dari carry roller, return roller dan training mempercepat pencarian luas daerah tersebut.
roller. 3. Metodologi Penelitian

2.5. Karakteristik Material Angkut 3.1.Metodologi


Conveyor Belt digunakan untuk Pada pelaksanaannya penelitian ini
menghantarkan material angkut. Material dilakukan dengan metodologi sebagai
angkut dikirimkan bersama dengan material berikut:
lain yang tercampur selama proses
pengiriman. Material angkut memiliki 3.1.1.METODOLOGI PENCARIAN
karakteristik yang berbeda, sebagian REFERENSI
diantaranya berbentuk halus dan sebagian Pencarian refrensi adalah dengan
lainnya berbentuk kasar, dan lain-lainnya. melakukan browsing dengan google dan
Bentuk luar dari material tersebut memiliki dengan melakukan interview langsung
pengaruh yang besar dalam mendesain kepada petugas dan operator pengoperasian
conveyor. Oleh sebab itu, awalnya sangat dari alat tersebut sehingga peneliti bisa

Page 5 of 12
http://repository.unimus.ac.id
mendapatkan refrensi secara lengkap dan pengamatan dan pengujian secara langsung
benar untuk penelitian alat tersebut. pada alat tersebut dan ternyata hasilnya
sesuai dengan yang diperkirakan.
3.1.2 STUDI LITERATUR 3.1.6 SURVEI
Metode yang digunakan dalam Peneliti melakukan penyurveian secara
pencarian studi literature inidengan tinjauan langsung ke tempat Industri dan di bagian
kepustakaan berupa buku-buku yang ada di pengoperasian alat tersebut di waktu jam
perpustakaan, jurnal-jurnal tertulis maupun kerja/jam operasional Industri.
online, serta referensi artikel yang terdapat
di internet. 3.1.7 WAWANCARA
Dalam wawancara kepada operator
3.1.3 WAWANCARA REFRENSI peneliti melakukan dengan cara
Dalam wawancara refrensi peneliti menemui,menyurvei secara langsung
melakukan dengan cara menemui,menyurvei sehingga peneliti mendapatkan informasi
secara langsung sehingga peneliti dan keterangan mengenai alat tersebut
mendapatkan informasi dan keterangan secara lengkap dan jelas.
mengenai alat tersebut secara lengkap dan
jelas 3.1.8 PENGUKURAN/PERCOBAAN
Dalam pengukuran dan percobaan
3.1.4METODOLOGIPENGAMBILAN peneliti melakukan pengujian secara
DATA langsung di unit alat tersebut dan
Data yang diambil dalam penelitian mempraktekanya sesuai instruksi dari
ini adalah data dari perusahaan tempat operator dan ternyata alat tersebut dapat
peneliti bekerja.dengan cara mendatangi dan berfungsi dengan baik dan dapat bergerak
melakukan survey langsung ke tempat kerja dengan konstan dan berulang sehingga dapat
dan melakukan wawancara / interview mengangkut barang dengan halus.
langsung kepada operator alat tersebut.
3.1.9 METODOLOGI PENGOLAHAN
3.1.5PENGAMATAN/ OBSERVASI DATA
Peneliti melakukan penyurveian secara Proses pengolahan data dilakukan
langsung di tempat industry dan melakukan dengan cara melakukan perhitungan data

Page 6 of 12
http://repository.unimus.ac.id
dengan menggunakan rumus dan satuan Bobot beban yang dimaksud adalah
yang biasa digunakan di berdasarkan data berat kilogram daripada barang produksi
survey yang sudah diperolah di lapangan. yang akan diangkut karna masing masing
barang produksi yang termuat dalam
3.2 VARIABLE PENELITIAN conveyor belt mempunyai bobot beban
3.2.1 KECEPATAN masing masing yang dapat mempengaruhi
Kecepatan dari conveyor belt tersebut kinerja dari conveyor belt tersebut.
dapat diatur sesuai dengan berat dan
banyaknya barang produksi yang akan 3.2.10 KUALITAS PENGEMASAN
diangkut agar proses produksi dapat berjalan Penilaian Kualitas dari pengemasan
lancer, adapun rumus untuk menghitung barang produksi tersebut adalah ditinjau dari
kecepatan adalah sbb: kerapatan kemasan barang tersbut, daya
tahan dari barang tersebut dan tidak

Diket:
ditemukan adanya kecacatan dari packing
barang produksi tersebut.
R=600m
2
=300m 4. ANALISIS DAN HASIL

n:1450rpm 4.1 ANALISIS


pi:3,14(standard) Dalam studi ini dilakukan analisis
terhadap kinerja belt conveyor yaitu dengan
Ditanyakan:V=.......m/s? melakukan variasi terhadap kecepatan
V=2 (pi.n/60) x R konveyor, lebar sabuk dan sudut idler untuk
V=kecepatankonveyor,m/s mendapatkan kapasitas angkut belt conveyor
n=putaranpulley,rpm yang bervariasi, dan kemudian dilakukan
R=Jari-jaripulley,m analisis terhadap pengaruh dari variasi
V=2.(3,14.1450/60).300 kecepatan konveyor terhadap packing
=2.(75,88).300 density barang produksi ke finish good
=45530m/s (tempat tujuan barang). Selain itu analisis
terhadap stockpile yaitu dengan melakukan
3.2.9 BOBOT BEBAN variasi terhadap ukuran tumpukan, yaitu
tinggi stockpile dan lebar stockpile untuk

Page 7 of 12
http://repository.unimus.ac.id
mendapatkan harga kapasitas stockpile yang tidak berjatuhan dan rusak sehingga bisa
bervariasi, dan kemudian dilakukan analisis lolos uji kelaikan.Dan untuk bobot beban
terhadap pengaruh dari variasi tinggi barang juga dibagi menjadi 3 yaitu golongan
stockpile terhadap packing density batubara Light, Medium, Heavy
di stockpile. Tabel 4.1. Perbandingan skor kualitas
Percobaan 1 sampai dengan 5
4.1.1 Perbandingan Skor Kualitas
SKOR
Klasifikasi kecepatan N KECEPA MASS
KUALITAS
O TAN A
= Rendah = 0,5 – 1,5 m / s 1 2 3 4 5
8 8 8 8 8
Menengah = 1,5 – 3,5 m / s 1 Rendah Ringan
7 5 0 1 3
Tinggi = 3,5 – 8,5 m / s 2
Menen 8 8 8 8 9
Rendah gah 5 7 9 9 0
Bobot beban = Ringan ( 30 kg – 50 kg ) 8 8 8 8 8
3 Rendah Berat
Menengah ( 50 kg – 80 kg ) 5 8 3 0 5
7 7 7 7 7
Berat ( 80 kg – 100 kg ) 4 Menengah Ringan
0 2 5 7 5
Menen 6 6 7 6 7
5 Menengah
gah 5 9 1 5 1
Dan untuk satuan masing masing dari
7 7 7 7 7
6 Menengah Berat
klasifikasi adalh untuk kecepatan 5 5 7 9 9
5 5 5 5 5
menggunakan satuan m/s dan telah terbagi 7 Tinggi Ringan
0 0 5 5 5
menjadi Rendah,Menengah dan Tinggi dan Menen 5 5 5 5 5
8 Tinggi
untuk klasifikasi bobot beban terbagi gah 5 5 7 7 9
5 6 6 7 7
menjadi 3 yaitu Ringan, Menengah dan 9 Tinggi Berat
9 0 5 0 0
Berat dan menggunakan satuan Kilogram /
kg.
Untuk klasifikasi kecepatan ini dibagi
menjadi 3 jenis yaitu Low, Medium, High
dan terdapat berbeda beda kecepatan sesuai
dengan satuanya yaitu m / s, yang bilamana
alat conveyor belt di operasikan maka
kecepatan juga ditentukan dan disetting
sehingga sesuai dengan kapasitas beban
tersebut sehingga barang yang diangkut

Page 8 of 12
http://repository.unimus.ac.id
Dimisalkan pada kecepatan menengah
dengan massa menengah
Tabel 4.2 Skor kualitas dengan Daya I= 1522 /√3 V.cos ⱷ/
= 1522/√3 220V 0,8
SKOR Da
N KECEP MAS KUALITAS ya = 50 A
O ATAN SA (W
1 2 3 4 5
att)
Ring 8 8 8 8 8 10 Tabel 4.3 Skor kualitas dengan Arus
1 Rendah
an 7 5 0 1 3 50 Beban.
Mene 8 8 8 8 9 10
2 Aru Day
Rendah ngah 5 7 9 9 0 50 SKOR KUALITAS
8 8 8 8 8 12 N KECEPA MASS s a
3 Rendah Berat O TAN A (A (Wa
5 8 3 0 5 60 1 2 3 4 5
mp) tt)
Meneng Ring 7 7 7 7 7 12
4 Ringa 8 8 8 8 8 105
ah an 0 2 5 7 5 22 1 Rendah 35
n 7 5 0 1 3 0
Meneng Mene 6 6 7 6 7 15
5 Menen 8 8 8 8 9 105
ah ngah 5 9 1 5 1 22 2 35
Rendah gah 5 7 9 9 0 0
Meneng 7 7 7 7 7 18
6 Berat 8 8 8 8 8 126
ah 5 5 7 9 9 60 3 Rendah Berat 42
5 8 3 0 5 0
Ring 5 5 5 5 5 18
7 Tinggi Menenga Ringa 7 7 7 7 7 122
an 0 0 5 5 5 60 4 45
h n 0 2 5 7 5 2
Mene 5 5 5 5 5 21
8 Tinggi Menenga Menen 6 6 7 6 7 152
ngah 5 5 7 7 9 00 5 50
h gah 5 9 1 5 1 2
5 6 6 7 7 22
9 Tinggi Berat Menenga 7 7 7 7 7 186
9 0 5 0 0 50 6 Berat 61
h 5 5 7 9 9 0
Ringa 5 5 5 5 5 186
4.1.3 Perhitugan Arus dan Massa 7 Tinggi 62
n 0 0 5 5 5 0

Motor konveyor menggunakan motor 3 Menen 5 5 5 5 5 210


8 Tinggi 70
gah 5 5 7 7 9 0
Phasa sehingga untuk memeperoleh daya 5 6 6 7 7 225
9 Tinggi Berat 75
motor menggunakan rumus berikut; 9 0 5 0 0 0

P=√3 V I x cosⱷ
Keterangan: pada setiap tahap kecepatan kita dapat

P = Daya Listrik melihat semakin berat massanya maka

V = Tegangan Listrik kebutuhan arus akan meningkat, sebagai

I = Arus Listrik contoh pada kecepatan menengah saat diberi

Untuk menghitung Arus, maka : massa yang ringan kebutuhan arus akan naik

I= P/√3 V.cos ⱷ sebesar 50 A, begitu juga apabila massanya

Page 9 of 12
http://repository.unimus.ac.id
berat kebutuhan arus akan meningkat perusahaan dan perusahaan juga
sebesar 60 A. memprioritaskan kecepatan waktu
produksi, jadi di dalam proses
produksi semua harus seimbang baik
5. KESIMPULAN DAN SARAN maupun segi kecepatan waktu,
5.1.Kesimpulan kualitas dan kuantitas semua harus
1. Dari analisis yang dilakukan terhadap seimbang.
belt konveyor, maka didapatkan dari 5.2 Saran
semua kecepatan yang sudah dicoba Ide/Gagasan untuk perbaikan adalah
yang skor tertinggi untuk kualitas dengan cara melakukan perbaikan dan
adalah 90 pada kecepatan Rendah perawatan secara teratur dan
dgn bobot Medium, dan Skor menggunakanya secara benar agar
terendah 80 dgn bobot Ringan, mengantisipasi kejadian dan kerusakan yang
Untuk skor yang paling Rendah disebabkan oleh kesalahan pengoperasian,
adalah Skor 50 pada kecepatan tinggi dan untuk melakukan pengoperasian agar
pada bobot Ringan, Hal ini memang barang tidak rusak dan terpental selalu
sangat mungkin terjadi karna bobot perhatikan dan setting kecepatan konveyor
ringan sangat mudah goyah dan belt sesuai bobot beban barang.
terpental
2. pada setiap tahap kecepatan kita 5.3 Kemungkinan Pengembangan Alat
dapat melihat semakin berat Perencanaan ini bertujuan untuk
massanya maka kebutuhan arus menghasilkan desain dan gambar kerja
listrik akan meningkat, sebagai konstruksi Belt konveyor Kapasitas lebih
contoh pada kecepatan menengah besar tentunya di PT. Indopintan sebagai
saat diberi massa yang ringan alat bantu angkut barang produksi yang
kebutuhan arus listrik akan naik kuat, kokoh, aman, dan efisien sehingga
sebesar 50 A, begitu juga apabila proses mobilitas produksi dapat berjalan
massanya berat kebutuhan arus dengan lancar dan effisien. Proses
listrik akan meningkat sebesar 60 A. perancangan Belt Conveyor berkapasitas
3. Mengingat kualitas produksi menjadi lebih besar di PT. Indopintan ini diharapkan
prioritas utama dalam sebuah dapat lebih efisien dalam melakukan

10

Page 10 of 12
http://repository.unimus.ac.id
pengangkutan barang dan dilakukan dengan dangerous
tahapan yaitu perencanaan dan penjelasan regulations.[terhubungberkala]
tugas/fungsi, perencanaan konsep produk
(gambar kerja). Analisis teknik meliputi Imatetani, 2010 , Trend Pengemasan
analisis belt, roller idler, roller conveyor, Modern Seharusnya Tidak
daya motor, momen yang terjadi pada poros Menggeser Kemasan Tradisional
input dan output, roda gigi serta bantalan. Jaswin M. 2008. Packaging Materials and its
Tenaga penggerak Belt Kapasitas 30 Applications. Jakarta:Indonesian
Ton/Jam di PT. Indopintan ini direncanakan Federation
menggunakan motor gear box yang Sampurno B. 2008. Flexible Packaging
disesuaikan dengan hasil perencanaan dan Laminates. Jakarta: Meerkats
design sebesar 15 kw dengan kecepatan belt Flexipack.
conveyor 0,8 - 2 m/s. Hasil perancangan
menghasilkan lebar belt 800 mm, dengan
panjang lintasan 50 m.

DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Industri Kecil. 2007.
Kemasan Flexible. Jakarta :
Departemen Perindustrian
http://dinus.ac.id/repository/docs/aj
ar/2Sistemperindustrian.
EnCarta, 2010, Packaging Menggunakan
System Conveyor
Gonen,Turan, 1994, ”Electric Power
Distribution System
Enginering”,McGraw-Hill
Ir,Erlangga,Jakarta
HSA. 1985. A guide to the classification,
packaging and labelling of

11

Page 11 of 12
http://repository.unimus.ac.id
12

Page 12 of 12
http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai