Anda di halaman 1dari 11

E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.

4, (2015), ISSN: 2301-8402 12

Rancang Bangun Otomatis Sistem


Infus Pasien
Nuryanto Muljodipo, Sherwin R.U.A. Sompie, ST., MT, Reynold F. Robot, ST., M.Eng.
Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: Nuryantomuljodipo@gmail.com

Abstrak - Infus merupakan suatu alat yang controller. CodeVisionAVR Evaluation V2.05.0 is used as
digunakan untuk memberikan makanan ataupun obat the programming language for programming .
dalam bentuk cairan kepada pasien. Di beberapa rumah By using components above, these tools can detect the
sakit, pemberian cairan infus masih dilakukan secara amount of infusion liquid droplets with the highest error of
manual dimana memberi cairan infus yang akan 4.54%. Sensor can be added to accelerate stability and
diberikan kepada pasien, petugas medis harus menghitung automatic mechanical system can be changed.
jumlah tetesannya sambil melihat jam tangan selama satu
menit. Oleh karena itu dirancang alat untuk mengontrol
tetesan infus. Keywords : ATmega16, Infusion, LED, Photodioda
Rangka utama alat ini berupa tiang almunium,
acrelyc, dan kayu, sumber tegangan berupa rangkaian I. PENDAHULUAN
catu daya yang dihubungkan secara paralel dengan aki 12
volt. Pembacaan tetesan cairan infus dan habisnya cairan Perkembangan ilmu kedokteran dan teknologi yang
infus menggunakan LED dan photodioda. Penggerak semakin canggih menuntut pengamatan dan keakuratan
mekanik otomatis sistem menggunakan motor servo. pemberian dosis cairan.Demikian halnya perkembangan
Untuk memasukkan jumlah tetesan cairan yang ilmu dan teknologi di bidang alat-alat kesehatan. Salah
diinginkan menggunakan keypad, alarm sebagai
satu peralatan yang ada dan sering digunakan di rumah
indikator habisnya cairan dan tidak terjadinya tetesan.
Untuk pengontrol utamanya adalah mikrokontroler AVR
sakit salah satunya adalah infus. Alat infus ini
ATMega16. Bahasa pemograman yang digunakan untuk digunakan untuk memberikan cairan ataupun obat
memprogram adalah CodeVision AVR Evaluation kepada pasien sehingga memerlukan keakuratan agar
V2.05.0. tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.
Dengan menggunakan komponen – komponen di Kita ketahui di beberapa rumah sakit infus masih
atas, alat ini dapat mendeteksi jumlah tetesan cairan infus dilakukan secara manual untuk memberi jumlah tetesan
dengan error tertinggi sebesar 4,54%. Untuk infus yang akan diberikan kepada pasien, petugas medis
mempercepat kestabilan dapat ditambahkan sensor dan harus menghitung tetesannya sambil melihat jam tangan
mekanik otomatis sistem dapat dirubah.
selama satu menit, cara ini tentu masih jauh dari tingkat
Kata Kunci : ATMega 16, Infus, LED, Photodioda ketelitian. Adapun beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pemberian dan jumlah cairan infus
Abstrak - Infusion is a tool that is used to provide food adalah petugas medis yang kelelahan sehingga tidak
or medicine in liquid form to patients. In some hospitals, the dapat memberikan jumlah tetesan infus yang tepat dan
infusion liquid still given manually to the patient, the posisi tangan pasien yang sering bergerak yang bisa
amount of the drip must been count by the medic for one mempengaruhi jumlah tetesan tersebut. Sistem otomatis
minute with a wristwatch. Therefore designed a tool to alat infus sudah digunakan tapi saat ini hanya untuk
control the drip. ruangan khusus atau memerlukan biaya yang sangat
The main framework of this instrument in the form of
mahal untuk bisa menggunakannya.
aluminum poles, acrelyc, and wood, the voltage source in the Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut maka,
form of power supply circuit is parallely connected with a berusaha merancang dan membuat sistem otomatis alat
12-volt battery. The droplets and run out of infusion liquid is infus dan pengaturan tetesan secara digital dengan
readed using LED and photodioda. Automatic mechanical display LCD. Alat ini menggunakan mikrokontroler
drive system uses servo motors. To enter the desired amount ATmega 16 untuk kontrol putaran motor sebagai
of liquid droplets using a keypad, alarm as an indicator to penjepit. Alat ini dapat mempermudah petugas medis
inform the depleted liquid and run out of liquid. dalam mengatur tetesan infus, sehingga petugas medis
Microcontroller AVR ATmega 16 is used for the main tidak mengatur jumlah tetesan infus secara manual dan
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 13

dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien. Selain


itu dalam upaya menjaga keselamatan, alat ini juga
menggunakan alarm sebagai indikator infus, dan alarm
ini akan memberikan peringatan bila cairan infus akan
habis dan tetesan tidak terjadi selama 60 detik.

II. LANDASAN TEORI

A. Sistem Kendali
Sistem kendali adalah kumpulan komponen yang
bekerja sama di bawah arahan dari sebuah atau
beberapa mesin cerdas (machine intelligence). Sistem
kendali terdiri dari dua model sistem dasar, yakni sistem
kendali lup terbuka dan sistem kendali lup tertutup

B. Sensor Photodioda Gambar 1. Prinsip Kerja Infus Pasien


Sensor photodioda adalah dioda yang sensitif
terhadap cahaya. Ketika sebuah cahaya mengenai sebaliknya bila klem digerakan untuk memperlebar jalur
langsung kepada photodioda akan mengakibatkan aliran pada selang infus maka laju airan infus akan
meningkatnya kebocoran arus balik. Sensor photodioda menjadi cepat ditandai dengan banyaknya jumlah
bisa juga digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya tetesan infus per menit.
suatu obyek. Bila obyek berada di depan sensor dan
dapat terjangkau oleh sensor maka output rangkaian III. PERANCANGAN SISTEM
sensor akan berlogika “1” atau “high” yang berarti
obyek “ada”. Sebaliknya jika obyek berada pada posisi A. Konsep Dasar Perancangan Otomatis Sistem Infus
yang tidak terjangkau oleh sensor maka output Pasien
rangkaian sensor akan bernilai “0” atau “low” yang Konsep dasar merupakan pedoman untuk
berarti obyek “tidak ada”. merencanakan sesuatu dalam melakukan rancangan,
dimana konsep ini memuat langkah – langkah dan
C. Timer/Counter petunjuk untuk menentukan sesuatu penunjang yang
Timer & Counter merupakan fitur yang telah dibutuhkan dalam mendesain (lihat gambar 2).
tertanam di mikrokontroler AVR yang memiliki fungsi Sistem otomatis infus pasien dibangun oleh
terhadap waktu. Fungsi pewaktu yang di maksud di sini beberapa sub – sub sistem dengan fungsi yang berbeda
adalah penentuan kapan program tersebut dijalankan, sehingga menjadi suatu kesatuan sistem yang besar dan
tidak hanya itu saja fungsi timer yang lainnya adalah memiliki ketergantungan satu dengan yang lainnya.
PWM, ADC, dan Oscillator. Prinsip kerja timer dengan Dimana mikrokontroler yang berfungsi sebagai pusat
cara membagi frekuensi (prescaler) pada clock yang pengontrol, sensor photodioda yang akan mendeteksi
terdapat pada mikrokontroler sehingga timer dapat tetesan cairan dan habisnya cairan infus, motor servo
berjalan sesuai dengan frekuensi yang di kehendaki. berfungsi menjepit atau melonggarkan selang infus,
keypad berfungsi sebagai input perintah dalam hal ini
D. Infus jumlah tetesan infus yang diiginkan, buzzer berfungsi
Infus cairan intravena ( intravenous fluids infusion ) sebagai alarm untuk memberitahukan bahwa cairan
adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh, infus akan segara habis atau tetesan infus tidak terjadi.
melalui sebuah jarum kedalam sebuah pembuluh vena Sedangkan LCD (Liquid Crystal Display) berfungsi
(pembuluh balik) untuk menggantikan kehilangan sebagai media tampilan selama proses berlangsung yang
cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. dapat menampung dua baris, dimana masing – masing
baris dapat menampung 16 karakter (2x16) jadi jumlah
E. Prinsip Kerja Infus karakter yang bisa ditampung adalah 32 karakter, serta
Pada sistem infus laju aliran infus diatur melalui catu daya sebagai suplai arus dan tegangan pada alat.
klem selang infus (lihat gambar 1). Jika klem digerakan Perangkat – perangkat keras tersebut dibangun agar alat
untuk mempersempit jalur aliran pada selang maka laju bisa mencapai tujuan utamanya yaitu mengontrol
cairan akan menjadi lambat ditandai dengan sedikitnya jumlah tetesan infus yang diperintahkan secara
jumlah tetesan infus per menit yang keluar dan otomatis.
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 14

Gambar 2. Diagram Blok Otomatis Sistem Infus Pasien Gambar 4. Mekanik Otomatis Infus Pasien

Gambar 3. Rangkaian Sensor Tetesan dan Habisnya Cairan Infus Gambar 5. Rangkaian Catu Daya

Dengan mempersempit jalur aliran infus akan


B. Perancangan Perangkat Keras
mengakibatkan jumlah tetesan cairan infus akan
Pada perancangan perangkat keras untuk otomatis
semakin berkurang dan begitu pula sebaliknya semakin
sistem infus pasien meliputi mikrokontroler 16, sensor
lebar jalur aliran infus maka semakin banyak jumlah
tetesan cairan infus, sensor habisnya cairan infus, LCD,
tetesan cairan infus.
Keypad 4x4, buzzer, motor servo, dan rangkaian catu
daya. 3) Catu Daya
Rangkaian catu daya ini berfungsi untuk mensuplai
1) Sensor Tetesan dan Habisnya cairan Infus tegangan ke seluruh komponen pada alat otomatis infus
Sensor tetesan dan habisnya cairan infus terdiri pasien. Pada perancangan catu daya ini terdiri dari
dari LED yang berfungsi untuk memancarkan cahaya, beberapa komponen – komponen elektronika.
photodioda yang berfungsi untuk menerima cahaya dan Perancangan catu daya ini menggunakan trafo CT yang
beberapa komponen – komponen elektronika (lihat dihubungkan secara parallel dengan aki kering 12 volt.
gambar 3). Penggunaan aki kering 12 volt berfungsi ketika sumber
listrik dari trafo mati (lihat gambar 5).
2) Mekanik Otomatis Infus Pasien
Desain mekanik yang berfungsi untuk mengantikan C. Perancangan Perangkat Lunak
klam infus terdiri dari 2 bagian yaitu bagian penggerak Pada perancangan perangkat lunak untuk otomatis
penjepit infus dan bagian penjepit infus(lihat gambar 4). sistem infus pasien Bahasa pemograman mikrokontroler
Bagian penggerak penjepit selang infus ini terdiri yang digunakan adalah bahasa C dengan kompiler
dari motor servo posisi yang telah dimodifikasi dan CodeVisionAVR Evaluation versi 2.05.0.
disambungkan dengan acrylic berbentuk bundar dengan Sistem otomatis infus dirancang agar dapat
jari-jari antara sudut 00 sampai 2100 berbeda, agar dapat menghitung jumlah cairan infus yang menetes agar
melakukan gerakan menutup dan membuka. Sedangkan dapat dikontrol secara otomatis sehingga jumlah tetesan
bagian penjepit selang infus merupakan bagian sesuai yang diinginkan. Berikut merupakan diagram alir
pengganti dari klem infus, berfungsi untuk yang dipakai pada perancangan perangkat lunak
mempersempit dan memperlebar jalur aliran infus. otomatis infus (lihat gambar 6).
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 15

dimaksudkan agar dapat menerangi sensor photodioda


sehingga ketika tetesan cairan melewati jalur antara
LED dan photodioda, tetesan tersebut akan sesaat
menghalangi cahaya yang menerangi sensor
photodioda, kemudian output dari photodioda tersebut
yang akan dijadikan referensi input.
Dalam pengujian pembacaan sensor ini setiap
percobaan dilakukan selama 60 detik dan untuk waktu
digunakan fungsi timer yang sudah ada pada
mikrokontroler 16, dan jenis cairan infus yang
digunakan adalah NaCl. Pada pengujian ini dilakukakan
dengan 3 kali percobaan yaitu 7 tetes/menit, 11
tetes/menit dan 20 tetes/menit dan dilakukan masing –
masing percobaan dilakukan sebanyak 10 kali
percobaan pembacaan tetesan. Berikut ini adalah hasil
pengujian data dari sensor yang dapat dilihat pada
Tabel.I, Tabel.II, dan Tabel.III.
Setelah dilakukan pengujian pembacaan cairan
infus didapatkan hasil untuk 7 tetes/menit error yang
terjadi 2,85%, untuk 11 tetes/menit error yang terjadi
4,54% dan untuk 20 tetes/menit error yang terjadi 3%.

B. Pengujian Mekanik Otomatis Sistem Infus


Pengujian ini yang dilakukan adalah mekanik yang
dibuat dapat menggantikan fungsi dari penjepit selang
infus yang berfungsi untuk mengatur laju dari tetesan
cairan infus dengan cara menjepit ataupun
melonggarkan selang infus. Berikut ini adalah hasil
pengujian mekanik otomatis infus yang dapat dilihat
pada Tabel.IV.
Dari hasil pengujian yang dilakukan semakin besar
sudut motor servo yang diberikan maka jumlah tetesan
yang terjadi akan semakin lambat sedangkan semakin
kecil sudut motor servo yang diberikan maka jumlah
tetesan yang terjadi akan semakin cepat.

C. Pengujian Otomatis Sistem Infus Pasien


Pada pengujian sistem otomatis infus dilakukan
sebanyak 3 kali percobaan dengan settingan jumlah 10,
Gambar 6. Diagram Alir Otomatis Sistem Infus Pasien 15 dan 20 tetesan/menit dilakukan hingga 100 tetesan.
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN sistem dapat berfungsi atau tidak, serta untuk mencari
rata-rata tetesan cairan.
Proses pengujian ini ditujukan pada keseluruhan Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan
sistem otomatis infus pasien. sistem input dilakukan alat otomatis infus pasien untuk 10 tetes per menit dari
pengujian pada sensor dalam membaca tetesan infus, 100 tetes rata-rata dari setiap tetes adalah 5,53 detik per
sedangkan sistem output pengujian mekanik otomatis tetes, untuk 15 tetes per menit rata-rata setiap tetes
infus untuk dapat menjepit dan melonggarkan selang adalah 3,74 detik per tetes, dan untuk 20 tetes per menit
infus. rata-rata setiap tetes adalah 2,31 detik per tetes.Berikut
ini adalah hasil pengujian otomatis sistem infus pasien
A. Pengujian Sensor Tetesan Cairan Infus secara keseluruhan untuk settingan 10 tetes/menit, 15
Pada pengujian sistem input pada sensor tetes/menit dan 20 tetes/menit yang dapat dilihat pada
photodioda dalam membaca tetesan cairan infus Pada Tabel.V, Tabel.VI, dan Tabel VII dan tampilan
menggunakan sebuah LED. Penggunaan LED LCD pada Gambar 7.
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 16

TABEL I. PENGUJIAN SENSOR UNTUK 7 TETES/MENIT


7 11 12
Percobaan Pengamatan Pengamatan Error
secara dengan
manual menggunakan 8 11 11
selama 60 Photodioda
detik. selama 60 9 11 11
detik.
1 7 7 10 11 12

2 7 7 4,54
Jumlah 110 115
%
3 7 7
TABEL III. PENGUJIAN SENSOR UNTUK 20 TETES/MENIT
4 7 8 Percobaan Pengamatan Pengamatan Error
secara dengan
5 7 7 manual menggunakan
selama 60 Photodioda
detik. selama 60
6 7 7
detik.
1 20 20
7 7 7
2 20 20
8 7 8
3 20 20
9 7 7 4 20 21

10 7 7 5 20 21

2,85 6 20 23
Jumlah 70 72
%
7 20 20

TABEL II. PENGUJIAN SENSOR UNTUK 11 TETES/MENIT 8 20 20


Percobaan Pengamatan Pengamatan Error
secara dengan 9 20 20
manual menggunakan
selama 60 Photodioda 10 20 21
detik. selama 60
detik. Jumlah 200 206 3%
1 11 13
TABEL IV. PENGUJIAN MEKANIK OTOMATIS INFUS
2 11 11
Sudut Motor Servo Tetesan/Menit
0
3 11 12 0 458
40 443
4 11 11 90 431
130 427
5 11 11 180 413
220 405
6 11 11 270 390
320 378
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 17

360 366 9 4
410 344 10 3
450 327
500 315 11 4
540 303 12 3
580 292
13 4
630 284
680 270 14 4
720 251 15 4
770 216 16 3
810 205 17 4
860 195
18 5
900 182
950 176 19 5
990 165 20 5
1040 92
1080 58 21 6
1130 48 22 5
1170 41 23 5
1220 37
1260 34 24 5
1310 28 25 6
1350 22 26
1400 13 5
1440 7 27 6
1500 4 28 5
1530 4
29 7
1590 2
1620 2 30 7
1670 1 31 8
1720 1
32 8
1760 1
1800 0 33 8
1850 0 34 8
1940 0 35 9
1990 0
36 10
2030 0
2050 0 37 6
2100 0 38 5
39 7
TABEL V. PENGUJIAN UNTUK 10 TETES/MENIT
Setting Tetesan Waktu (detik) 40 7
10 Tetes 1 3 41 8
2 4 42 8
3 3 43 8
4 4 44 5
5 3 45 6
6 3 46 4
7 4 47 4
8 3 48 5
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 18

49 4 87 4
50 5 88 5
51 4 89 5
52 5 90 4
53 4 91 5
54 4 92 5
55 5 93 5
56 4 94 4
57 5 95 5
58 6 96 5
59 6 97 4
60 6 98 5
61 7 99 7
62 6 100 6
63 6 Rata-rata 5,53
64 6
TABEL VI. PENGUJIAN UNTUK 15 TETES/MENIT
65 6 Setting Tetesan Waktu (detik)
66 6 15 Tetes 1 3
67 6 2 3
68 6 3 3
69 6 4 4
70 6 5 3
71 6 6 3
72 6 7 3
73 7 8 2
74 6 9 3
75 7 10 3
76 6 11 3
77 7 12 3
78 6 13 3
79 7 14 3
80 6 15 3
81 6 16 3
82 8 17 3
83 18 3
8
84 19 3
8
85 20 3
9
86 21
6 4
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 19

22 3 60 4
23 4 61 4
24 4 62 4
25 4 63 5
26 4 64 4
27 4 65 4
28 3 66 4
29 4 67 3
30 4 68 5
31 4 69 4
32 4 70 4
33 4 71 4
34 4 72 5
35 4 73 6
36 4 74 5
37 4 75 6
38 4 76 6
39 4 77 5
40 4 78 3
41 4 79 3
42 4 80 3
43 4 81 3
44 4 82 3
45 4 83 3
46 4 84 3
47 4 85 3
48 4 86 3
49 4 87 3
50 5 88 3
51 4 89 3
52 4 90 3
53 5 91 3
54 4 92 3
55 5 93 3
56 4 94 3
57 4 95 3
58 4 96 3
59 4 97 4
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 20

98 5 33 2
99 4 34 1
100 5 35 2
Rata-rata 3,74 36 2
37 2
TABEL VII. PENGUJIAN UNTUK 20 TETES/MENIT
38 3
Setting Tetesan Waktu (detik)
39 2
20 Tetes 1 3
40 2
2 2
41 2
3 1
42 3
4 2
43 2
5 2
44 2
6 2
45 3
7 1
46 2
8 2
47 2
9 2
48 3
10 2
49 2
11 1
50 2
12 2
51 3
13 1
52 2
14 2
53 2
15 2
54 3
16 1
55 2
17 2
56 2
18 1
57 3
19 2
58 2
20 2
59 3
21 1
60 2
22 2
61 3
23 4
62 2
24 1
63 3
25 2
64 3
26 2
65 3
27 1
66 3
28 2
29 2 67 4
30 2 68 3
31 1 69 3
32 2 70 4
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 21

71 3 V. KESIMPULAN DAN SARAN


72 3 A. Kesimpulan
73 3 Berdasarkan penelitian dan pengujian sistem
74 otomatis infus pasien, maka dapat disimpulkan
3
beberapa hal terkait dengan pelaksanaan dan hasil dari
75 4 penelitian yaitu seperti yang diuraikan berikut.
76 3 Untuk pengujian pembacaan tetesan cairan infus
menggunakan sensor photodioda dilakukan dengan 3
77 3 kali settingan yang berbeda dengan masing – masing 10
78 4 percobaan. Untuk 7 tetes/menit didapatkan error sebesar
2,85%, untuk 11 tetes/menit didapatkan error sebesar
79 4 4,54%, dan untuk 20 tetes/menit didapatkan error
80 2 sebesar 3%.
81 3 Kepekaan sensor photodioda mempengaruhi
pembacaan tetesan.
82 2 Mekanik penjepit selang infus, sudut putar servo,
83 2 tekanan botol infus, dan selang infus yang digunakan
mempengaruhi cepat dan lambatnya tetesan cairan
84 3 infus.
85 2 Untuk pengujian sistem otomatis infus pasien
86 percobaan dilakukan dengan 3 kali percobaan untuk 100
2
tetes, untuk 10 tetes per menit rata-rata tetesan terjadi
87 3 5,53 detik/tetes, untuk 15 tetes per menit rata-rata
88 2 tetesan terjadi 3,74 detik/tetes, dan untuk 20 tetes per
menit rata-rata tetesan terjadi 2,31 detik/tetes.
89 3 Untuk mengetahui jumlah tetesan per menit
90 2 digunakan fungsi Timer pada mikrokontroler ATMEGA
16.
91 3
92 2 B. Saran
93 2 Sensor photodioda bisa diganti dengan sensor level
cairan yang lebih baik sehingga proses pemberian
94 3 cairan dapat lebih tepat.
95 2 Menambah algoritma pemrograman pada otomatis
96 sistem infus pasien agar dapat bekerja secara maksimal.
3
Aktuator dan mekanik dapat diganti dengan yang
97 2 lebih baik sehingga tetesan cairan yang terjadi bisa lebih
98 3 stabil.
Pemberian jumlah cairan infus dan data dari sensor
99 2 sebaiknya dikontrol menggunakan komputer agar
100 2 proses pemberian cairan dan monitoring menjadi lebih
Rata-rata 2,31 mudah.

DAFTAR PUSTAKA

[1] A.A.Kamil,”Rancang Bangun Unmanned Aerial Vehicle (UAV)


Menggunakan Mikrokontroler ATMega 16”, Skripsi Program S1
Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangi Manado,2012.
[2] A.H.Mubin,”Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam Diagnosis
Dan Terapi”,EGC,Jakarta, 2007.
[3] A.Muslim,”Monitoring Cairan Infus Menggunakan Modul
Radio Frekuensi YS 1020 UB dengan Frekuensi 433 MHZ”,
Tersedia di : http: www.elektro.undip.ac.id/el_Kpta/wp-content/
Gambar 7. Tampilan LCD Otomatis Sistem Infus Pasien L2F309012_ MTA .PDF, diakses 2 Mei 2015.
E-journal Teknik Elektro dan Komputer vol.4 no.4, (2015), ISSN: 2301-8402 22

[4] D.F.Anggraini,”Pengembangan Sistem Monitoring Tetesan


Infus Pada Ruang Perawatan Rumah Sakit”, Tersedia di : http:
www.Distrodoc.com/287211, diakses 2 Mei 2015.
[5] F.Mampa,”Pengendalian Lengan Robot Pemindah Objek
Dengan Kemiripan Bentuk Menggunakan Analisis Kinematika”,
Skripsi Program S1 Teknik Elektro Universitas Sam Ratulangi
Manado, 2011.
[6] H.Andrianto,”Pemograman Mikrokontroler AVR ATMega16
Menggunakan Bahasa C ( CodeVision AVR )”,Informatika
Bandung, 2008.

Anda mungkin juga menyukai