Disusun Oleh :
DisusunOleh :
Mengetahui,
Yuli Purwanto,ST.,M.Eng
Dr.Hadi Saputra,ST.,M.Eng
NIK. 13.0783.690 E
NIK. 11.0769.667 E
ii
LEMBAR PENGUJI
TUGAS PERANCANGAN MESIN
RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK ADONAN BERKAPASITAS
50 KG/JAM
DisusunOleh :
iii
KATA PENGANTAR
Assalamua’alaikumWr. Wb.
Alhamdulillahhirobbilalamin, puji syukur selalu kami panjatkan kepada
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Tugas Perancangan
Mesin ini dapat terselesaikan dengan baik.
Maksud dan tujuan dari penulisan Laporan Tugas Perancangan Mesin ini
disusun adalah untuk memenuhi persyaratan akademik guna menyelesaikan jenjang
strata satu (S-1) pada Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin IST AKPRIND
Yogyakarta.
Dalam Penyusunan laporan ini, Penulis berusaha menyelesaikan sebuah
mesin dengan judul :“ TUGAS PERANCANGAN MESIN RANCANG BANGUN
MESIN PENGADUK ADONAN BERKAPASITAS 50 KG/JAM ”.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Perancangan Mesin ini masih jauh
dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan
laporan ini.
Menyadari penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya.
2. Kedua orang tua kami yang telah ikhlas memberikan dukungan dan
membantu baik materil maupun moril.
3. Bapak Dr. Edhy Sutanta, S.T, M.Kom. selaku Rektor Institut Sains dan
Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
4. Bapak Dr. Ir. Toto Rusianto, M.T. selaku Dekan Fakultas Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
5. Dr. Hadi Saputra, S.T.,M.Eng. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
Institut Sains dan Teknologi AKPRIND Yogyakarta yang telah
memberikan izin.
iv
6. Bapak Yuli Purwanto, S.T., M.Eng. selaku Sekertaris jurusan Teknik
Meisn Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, yang telah
membantu penulis dalam mengurus proposal dan laporan tugas
perancangan mesin.
7. Bapak Yuli Purwanto, S.T., M.Eng, selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan banyak dorongan dan bimbingan, memeriksa, serta
memberikan petunjuk–petunjuk serta saran dalam penyusunan
laporan ini dengan penuh kesabaran sehingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya tugas
merencana mesin ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga laporan tugas perancangan mesin ini dapat memberikan
manfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berkepentingan. Atas
perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Yogyakarta, November 2021
Tim Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
2.3.1. Bantalan/Bearing............................................................................. 16
2.3.2. Baut ................................................................................................. 18
2.3.3. Poros................................................................................................ 18
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 20
3.1. Diagram Alir Penelitian .......................................................................... 20
3.2. Perencanaan Pembuatan Alat ................................................................. 21
3.3. Gambar Mesin Pengaduk Adonan .......................................................... 22
3.4. Perakitan ................................................................................................. 22
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN.............................................. 23
4.1 Pembahasan ............................................................................................ 23
4.2 Perhitungan ............................................................................................. 23
4.2.1 Putaran Poros .................................................................................. 23
4.2.2 Torsi dan Daya yang dibutuhkan .................................................... 24
4.2.3 Gaya akibat beban adonan .............................................................. 24
4.2.4 Perhitungan transmisi pully dan sabuk V-belt ................................. 24
4.2.5 Bantalan Glinding ........................................................................... 27
4.3 Langkah Pengoprasian Alat.................................................................... 30
4.4 Prinsip Kerja Alat ................................................................................... 30
4.5 Perawatan Mesin .................................................................................... 30
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 34
5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 34
5.2 Saran-Saran ............................................................................................ 34
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
6
7
Perbandingan pully - -
Kapasitas 10 kg 10 kg
Dimensi alat 99 x 66 x 90 -
Segi Biaya - - -
11
Kapasitas 10 liter 20 kg
Dimensi alat 85 x 42 x 90 -
Segi Biaya - - -
sabuk yang dipilih adalah dari karet dengan bentuk sabuk V yang
mempunyai penampang trapesium dan direncanakan
menggunakan satu buah sabuk.
Dimana:
𝐷𝑝 = Diameter lingkaran jarak bagi pulley besar (mm)
𝑑𝑝 = Diameter lingkaran jarak bagi pulley kecil (mm)
v = Kecepatan keliling sabuk (m/s)
n = Putaran pulley mesin (m/s)
13
Dimana:
𝐷𝑝 = Diameter lingkaran bagi pulley besar (mm)
𝑑𝑝 = Diameter lingkaranbagi pulley kecil (mm)
𝐿 = Panjang sabuk (mm)
𝐶 = Jarak sumbu poros (mm)
Dalam mendapatkan sabuk yang panjangnya sama dengan
hasil perhitungan umumnya sukar, sehingga jarak antara kedua
poros dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Jarak sumbu poros (C)
𝑏±
√𝑏 2 −8 (𝐷𝑝 −𝑑𝑝 )
𝐶= ……………... (Sularso,2002: 170)
8
Dimana:
b = 2L – 3,14 (𝐷𝑝 − 𝑑𝑝 ) …………. (Sularso,2002: 170)
Dan untuk menentukan sudut antara kedua sumbu pulley (∅)
57(𝐷𝑝 −𝑑𝑝 )
∅ = 180° − ……………… (Sularso,2002: 170)
𝐶
Dimana:
𝐷𝑝 = Diameter lingkaran jarak bagi pulley besar(mm)
𝑑𝑝 = Diameter lingkaran jarak bagi pulley kecil (mm)
∅ = Sudut kontak antara kedua pulley (Radian)
C = Jarak kedua sumbu poros (mm)
Sabuk-V terdiri dari beberapa tipe yang digunakan sesuai
dengan kebutuhan. Tipe yang tesedia A,B,C,D dan E bisa di lihat
pada Gambar 2.4. Berikut ini adalah tipe Sabuk-V berdasarkan
bentuk dan kegunaaannya:
14
Gambar 2. 5 Pulley
2.2.3. Pengaduk
Untuk mencampur semua bahan adonan dengan merata maka
dibutuhkan suatu pengaduk. Prinsip kerja pengaduk yaitu berputar
mengelilingi wadah pengaduk hingga suatu adonan dapat tercampur
dengan merata. Pengaduk adonan yang digunakan pada mesin ini
adalah terbuat dari besi stainless steel dengan diameter besi 19 mm.
Gambar 2. 6 Pengaduk
2. Bantalan gelinding
Bantalan ini memiliki gesekan yang terjadi diantara
elemen gelinding dengan dinding yang berputar pada bantalan
3. Berdasrkan arah beban terhadap poros
- Bantalan radial: bantalan ini memilki arah pembebanan yang
tegak lurus dengan sumbu poros.
- Bantalan aksial: bantalan ini memilki arah pembebanan yang
sejajar dengan sumbu poros.
- Bantalan gelinding khusus: bantalan ini memeliki arah
pembebanan kombinasi atau gabungan dari bantalan yang
sejajar dan tegak lurus dengan sumbu poros.
Bantalan yang digunakan dalam perencanaan mesin pengaduk
adonan ini adalah bantalan bola radial baris tunggal, karena
pembebanan yang terjadi hanya pembebanan pada arah radial.
Gambar 2. 8 Bantalan/Bearing
Factor umum
𝑐
Fh = Fn x 𝑃 …………………. (sularso, 2002: 170)
𝑟
Dimana:
Fh = Faktor umum
Fn = Faktor kecepatan
c = Kapasitas dinamis
𝑃𝑟 = Gaya radial
18
2.3.2. Baut
Baut adalah alat sambung dengan batang bulat dan berulir,
salah satu ujungnya dibentuk kepala baut ( umumnya bentuk kepala
segi enam ) dan ujung lainnya dipasang mur/pengunci. Dalam
pemakaian di lapangan, baut dapat digunakan untuk membuat
konstruksi sambungan tetap, sambungan bergerak, maupun
sambungan sementara yang dapat dibongkar/dilepas kembali.
2.3.3. Poros
Poros merupakan salah satu bagian dari mesin yang sangat
penting karena hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-
sama dengan putaran, oleh karenanya poros memegang peranan utama
dalam transmisi dalam sebuah mesin. Poros dibedakan menjadi tiga
macam berdasarkan penerusan dayanya (Sularso, 1991: 1) yaitu:
1. Poros transmisi
Poros macam ini mendapatkan beban puntir murni atau
puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada poros ini melalui
kopling, roda gigi, pulley sabuk, atau sprocket rantai dll.
2. Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama
mesin perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran yang
disebut spindel. Syarat utama yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasi harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gander
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta
barang, dimana tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang –
kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar hanya
19
Dimana:
𝑛1 = putaran motor listrik
𝑛2 = putaran poros pengaduk
𝑑1 = diameter pully I
𝑑2 = diameter pully II
Torsi
5250 𝑥 𝑃
𝑇= ……………………(Sularso,2002:170)
𝑛
Dimana:
T = torsi
5250 = konstan
P = daya motor (Hp)
n = putaran poros (rpm)
Gaya akibat beban
F=mxg
Dimana:
F = gaya
m = massa
g = gravitasi
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Identifikasi Masalah
Menggambar Sketsa
Mesin dan Desain Mesin
Pengambilan
Data
Pengolahan Dan
Analisis Data
Penyusunan Laporan
Selesai
20
21
10
3.4. Perakitan
Perakitan dilakukan untuk membuat suatu mesin pengaduk adonan
kerupuk sesuai dengan perencanaan, dilakukan sebagai berikut:
1. Membuat rangka sesuai dengan gambar
2. Memasang poros dan bantalan
3. Memasang motor penggerak pada rangka
4. Memasang pully pada motor dan poros
5. Memasang V-belt pada pully
6. Memasang wadah
7. Memasang pengaduk
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Berdasarkan informasi di atas terdapat beberapa keunggulan yang
dapat diambil sebagai acuan pembuatan mesin pengaduk adonan.
Spesifikasi mesin yang dirancang adalah, sebagai berikut :
- Fungsi / output yang dihasilkan : Pengaduk adonan kerupuk
- Motor penggerak : Motor listrik 1/4 Hp
- Bahan material tabung : Stainlees Steel
- Perbandingan pully :2:6
- Dimensi alat : 67 x 67 x 105
- Profil rangka : Besi Siku 5x5 mm dan Kanal U 12
Mm
4.2 Perhitungan
4.2.1 Putaran Poros
Poros yang digunakan dalam mesin ini adalah poros pengaduk,
dimana poros ini mendapat tenaga dari motor listrik yang direduksi
putarannya dengan menggunakan pully dan V-belt
Diketahui :
𝑑1 = 2 inch = 50,8 mm
𝑑2 = 6 inch = 152,4 mm
𝑛1 = 1400 rpm
Ditanya : 𝑛2 ?
Penyelesaian:
𝑛1 𝑑1
=
𝑛2 𝑑2
1400 50,8
=
𝑛2 152,4
1400 . 50,8
𝑛2 = = 466,6 Rpm
152,4
23
24
Perhitungan :
1. Daya yang ditransmisikan = ¼ Hp = 0,18 kWh
2. Perbandingan putaran yang di transmisikan
𝑛1 𝐷𝑝
=
𝑛2 𝑑𝑝
𝑛1 𝑥 𝑑 𝑝
𝐷𝑝 = 𝑛2
1400 𝑟𝑝𝑚 𝑥 50,8 𝑚𝑚
=
466,6 𝑟𝑝𝑚
= 152,4 mm
Maka diambil diameter pulley (𝐷𝑝 ) 152,4 mm
3. Penampang sabuk V adalah tipe A, diperoleh dari :
𝑃𝑑 = 𝐹𝑐 . P
= 1 . 0,18 kWh
= 0,18 kWh
Jadi daya yang ditransmsikan adalah 0,18 kWh dan putaran
pulley kecil 1400 rpm. Maka data diatas dimasukkan kedalam diagram
pemilihan sabuk dan didapatkan sabuk tipe A, menurut diagram
dibawah ini :
50,8 mm)²
= 1307,56 mm
Dari hasil perhitungan diatas, panjang sabuk (L) = 1307,56
mm, panjang normal sabuk V berdasarkan Tabel (Sularso & Kiyokatsu
Suga, 2002) dibawah ini adalah no 52 inch = 1321 mm.
Tabel 4. 1 Pemilihan Panjang Sabuk V Standar
= 213,9 mm
7. Sudut kontak pada sabuk (θ)
57 ( 𝐷𝑝− 𝑑𝑝 )
θ = 180˚ - 𝐶
57 ( 450−50,8)
= 180˚ - 213,9
= 180˚ - 106,3
= 73,7˚
8. Tegangan sabuk V
Daya yang di transmisikan oleh (P) = 1/4 Hp = 0,25 Hp
𝐹. 𝑣
P = 76,06
0,25 . 76,06
F= 3,721
= 5,11 kg = 51,1 N
4.2.5 Bantalan Glinding
Bantalan yang digunakan pada mesin adonan ini adalah
bantalan glinding, yang berfungsi sebagai poros penopang yang
berputar karena mengalami pembebanan dari beban bahan adonan.
1. Spesifikasi bantalan yang digunakan sebagai berikut:
a. Diameter poros rol pemutar (𝐷𝑝 ) = 12,6 mm
b. Putaran poros rol berputar (n) = 362,5 rpm
c. No bantalan = 6205
d. Kapasitas spesifikasi dinamis (C) = 1000 kg
28
Gaya radial : 𝑃𝑟 = X x 1 x 𝐹𝑡 x Y x 𝐹𝛼
= 0,56 x 1 x 127,5 x 1,45 x 46,28
= 153,68 Kg
33,3 33,3
Faktor kecepatan : 𝐹𝑛 = ( ) ¹′³ = (466,6) ¹′³ = 0,418
𝑛
𝐶 1000
Faktor umum : 𝐹ℎ = 𝐹𝑛 x𝑃𝑟 = 0,418 x 153,68 = 2,719
=135681,4 jam
𝑉𝑎 A
96.6 N
96.6 N
620 80
29
1. ε 𝐹𝑦 = 0
𝐴𝑦 – 981 = 0
𝐴𝑦 = 981 N
2. ε 𝐹𝑦 = 0
(+) 𝐴𝑥 (-) 96.6 = 0
𝐴𝑥 = 96.6 N
Jepit
𝐴𝑦
A 𝐴𝑥
3. Arah Beban
981 N 981 N
96.6 N
96.6 N
a. Diagram gaya normal (NFD)
96.6 N
(-)
(-)
30
5.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat dituis adalah sebagai berikut :
1. Dengan rancangan mesin pengaduk ini mampu meningkatkan kapasitas
produksi dalam sekali produksi dan meningkatkan kualitas adonan
menjadi lebih baik.
2. Dari hasil perancangan di dapatkan data-data sebagai berikut:
a. Daya motor ¼ Hp = 0,18 kWh
b. Torsi = 0,812 N.m
c. Gaya akibat beban adonan = 490,5 N = 50 kg gaya
3. Mempercepat waktu yang digunakan untuk proses mengaduk adonan
kerupuk yang awalnya ±30 menjadi ± 15 menit untuk kapasitas 50 kg.
5.2 Saran-Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan setelah meyelesaikan
perancangan mesin pengaduk adonan kerupuk rambak yaitu:
1. Mengganti atau merubah poros pengaduk agar pada saat pengoprasian
pengaduk tidak goyang.
2. Sewaktu mengadakan pembersihan, pembongkaran serta pemasangan
komponen mesin ini, pastikan motor listrik tidak tersambung atau
terbebas dari arus listrik, setelah selesai menggunakan mesin sebaiknya di
bersihkan dahulu wadah dan pengaduk dari sisa-sisa adonan kerupuk.
34