SKRIPSI
ZARKASI
NIM. 040401056
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala
karunia dan rahmat-Nya yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Tugas Sarjana ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi Sarjana
Teknik di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara. Adapun judul Tugas Sarjana yang dipilih, diambil dari mata kuliah
Manajemen Pemeliharaan Pabrik, yaitu “METODE PENYAMBUNGAN BELT
DALAM PEMELIHARAAN BELT CONVEYOR DENGAN PANJANG
LINTASAN 2,5 KM DI PT. INALUM”.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua Orang tua saya yang telah memberikan segala sesuatunya dengan
penuh ikhlas.
2. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin
Sitorus, ST, MT, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
3. Bapak Ir. Jaya Arjuna, MSc selaku dosen pembimbing Tugas Sarjana yang
telah meluangkan waktunya, membimbing dan memotivasi penulis untuk
menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
4. Seluruh Staf Pengajar dan Pegawai di Lingkungan Departemen Teknik
Mesin Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
5. Bapak Jevi Amri dan Ratman Poniman yang telah membantu dalam
melaksanakan survey di PT. Inalum
6. Mahasiswa Departemen Teknik Mesin khususnya rekan-rekan sesama
stambuk 2004 yang sesalu memberikan dorongan kepada penulis
Dalam penulisan ini, dari awal sampai akhir penulis telah mencoba
semaksimal mungkin guna tersusunnya Tugas Skripsi ini. Namun Penulis masih
menyadari bahwa masih banyak kekurangan kekurangan baik dalam penulisan
maupun penyajian Tugas Skripsi ini. Untuk itu saran-saran dari semua pihak yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Skripsi
ini.
ZARKASI
NIM. 040401056
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR NOTASI vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Sistematika Penulisan 2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Halaman
Tabel 2.1 Perbandingan nilai Mulur belt conveyor 22
Tabel 2.2 Panjang langkah Carcass 46
Tabel 3.1 Kegiatan Perawatan Preventive pada Belt conveyor 54
Tabel 4.1 Koefisien tahanan belt terhadap roller 62
Tabel 4.2 Total Biaya Belt 65
Tabel 4.3 Jumlah Kerusakan belt dalam bulan 66
Tabel 4.4 Biaya alternatif Preventive maintenance belt 68
Tabel 5.1 Kekuatan tarik belt 69
Halaman
Gambar 2.1 Lintasan Belt 8
Gambar 2.2 Konstruksi Belt conveyor 9
Gambar 2.3 Komponnen Belt conveyor 9
Gambar 2.4 Head pulley 10
Gambar 2.5 Carrying roller 11
Gambar 2.6 Return roller 11
Gambar 2.7 Skirt rubber 12
Gambar 2.8 Chip cleaner 12
Gambar 2.9 Sistem kerja belt conveyor 13
Gambar 2.10 Arah WEFT dan WRAP 14
Gambar 2.11 Struktur fabric belt 15
Gambar 2.12 Struktur Steel cord belt 15
Gambar 2.13 Lapisan Belt 18
Gambar 2.14 Hubungan diameter pulley dengan ply 21
Gambar 2.15 diagram Alir pemeliharaan 34
Gamvar 2.16 Hubungan preventive dan breakdown dengan biaya 36
Gambar 2.17 Kurva bak mandi 40
Gambar 2.18 Metode step steel cord belt 45
Gambar 3.1 Caliper vernier 48
Gambar 3.2 Grease gun dan Oil gun 49
Gambar 3.3 vibrometer 49
Gambar 3.4 termometer digital 50
Gambar 3.5 Perkakas 50
Gambar 3.6 Hot splicing 51
Gambar 3.7 Hand roller 51
Gambar 3.8 Gerinda 52
Gambar 4.1 Dimensi sambungan 59
Gambar 4.2 Gaya Tarik F pada sambungan 60
Gambar 4.3 Titik tarikan belt 61
Pada umumnya belt conveyor terdiri dari : kerangka (frame), dua buah
pulley yaitu pulley penggerak (driving pulley) pada head end dan pulley pembalik
( take-up pulley) pada tail end, sabuk lingkar (endless belt), Idler roller atas dan
Idler roller bawah, unit penggerak, cawan pengisi (feed hopper) yang dipasang di
atas conveyor, saluran buang (discharge spout), dan pembersih belt (belt cleaner)
yang biasanya dipasang dekat head pulley.
2. Head pulley
Head pulley pada belt conveyor dapat juga dikatakan sebagai
pulley penggerak dari sistem BC. Pada head pulley dipasang sistem
penggerak untuk menggerakkan belt conveyor. Head pulley juga
dapat dikatakan sebagai titik dimana material akan dicurahkan
untuk dikirim ke BC selanjutnya.
3. Tail pulley
Merupakan pulley yang terletak pada daerah belakang dari sistem
conveyor. Dimana pulley ini merupakan tempat jatuhnya material
untuk dibawa ke bagian depan dari conveyor. Konstruksinya sama
dengan head pulley, namun tidak dilengkapi penggerak.
5. Return roller
Merupakan roller balik atau roller penunjang belt pada daerah yang
tidak bermuatan yang dipasang pada bagian bawah fram.
6. Drive (penggerak)
Berfungsi untuk menggerakkan pulley pada BC. Sistem penggerak
ini biasanya terdiri dari motor listik , transmisi, dan rem.
7. Take-up pulley
Perangkat yang mengencangkan belt yang kendur dan memberikan
tegangan pada belt pada start awal.
9. Chute/ hopper
Merupakan corong yang terletak diujung depan dan belakang
conveyor belt untuk memuat dan mencurahkan material.
10. Skirt rubber
Berfungsi sebagai penyekat agar material tidak tertumpah keluar
dari ban berjalan pada saat muat.
2.2.3 Belt
Belt merupakan pembawa material dari satu titik ke titik lain dan
meneruskan gaya putar. Belt ini diletakkan di atas roller sehingga dapat
bergerak dengan teratur.
Belt dapat dibuat dari :
1. Textile terdiri dari : camel hair, cotton (woven atau sewed), duck cotton,
dan rubberized textile belt
2. strip baja, dan atau
3. kawat baja (woven-mesh steel wire).
2. Steel cord
Steel cord adalah belt yang lapisan penguatnya terbuat dari serat baja
yang galvanizing. Tujuan galvanizing adalah untuk mencegah
terjadinya karat pada kawat akibat adanya rembesan air atau udara.
Steel cord belt biasanya digunakan pada conveyor yang membawa
beban berat. Pada belt jenis steel cord ini tidak terdapat lapisan
penguat (ply). Yang ada hanya batangan kawat sling yang dirajut
sedemikian rupa sehingga membentuk suatu anyaman kawat baja.
Berikut dapat dilihat konstruksi dari steel cord belt pada gambar
berikut di bawah ini
Top cover
Canvas / ply
Molded Edge
Bottom Cover
Besarnya tarikan belt pada tiap titik dapat dihitung dengan rumus (Zainuri,
2006):
Titik 1 (S1) = belt meninggalkan pulley pengerak
Titik 2 (S2) = S1 + W1,2 (belt mendekati tail pulley)
Titik 3 (S3) = 1.07 × S2 (belt meninggalkan tail pulley)
Titik 4 (S4) = S3 + W3,4 + Wpl (belt mendekati pulley pengerak)
Dari hukum Euler, belt tidak akan slip pada pulley jika :
St ≤ Ssl eμα
St adalah tegangan keras
Ssl adalah tegangan kendor
e adalah bilangan logaritma dasar, e≈ 2.718
α adalah sudut sentuh belt pada pulley = 210 o, radian ( 1rad ≈ 57.3 o)
(b)
Gambar 2.16 Hubungan Preventive Maintenance dan Breakdown Maintenance
dengan biaya. (a) Traditional View of Maintenance, (b) Full Cost View of
Maintenance
(Sumber: Heizer, Jay and Render, Barry, (2001), Operation Management,
Prentice Hall, sixt Edition)
CR .N
TC =
MTBF
Keterangan:
TC = biaya bulanan total kebijakan Breakdown (Rp)
Cr = biaya perbaikan mesin (Rp)
N = jumlah mesin
MTBF = jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan.
3. Menghitung biaya yang dikeluarkan jika melaksanakan kebijakan
pemeliharaan preventive:
Untuk menentukan biaya pemeliharaan preventive meliputi pemeliharaan
setiap satu bulan, dua bulan, tiga bulan dan seterusnya, harus dihitung
perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam suatu periode.
Rumusnya adalah:
Bn = N + B(n-1)P1 + B(n-2)P2 + B(n-3)P3 + B1P(n-1)
Keterangan:
Bn = perkiraan jumlah kerusakan mesin dalam n bulan,
N = jumlah Mesin,
Pn = Probabilitas mesin rusak dalam periode n
3. Predictive Maintenance
Seperti pemeliharaan preventif, pemeliharaan prediktif memiliki banyak
defenisi. Untuk sebagian pekerja, pemeliharaan prediktif adalah pemantauan
getaran mesin dalam upaya untuk mendeteksi masalah baru dan untuk mencegah
kerusakan fatal.
Pemeliharaan prediktif adalah menggerakkan kondisi program
pemeliharaan preventif. Untuk jadwal kegiatan pemeliharaan, pemeliharaan
prediktif menggunakan pengawasan langsung terhadap kondisi mekanik, efisiensi
system, dan indicator lainnya untuk menentukan rata-rata waktu actual sampai
rusak atau hilangnya efisiensi untuk setiap mesin dan system di pabrik.
Penambahan program pemeliharaan prediktif yang komprehensif dapat dan akan
menyediakan data factual pada kondisi mekanik actual dari setiap mesin dan
efisiensi operasional setiap sistem proses.
4. Metode peningkatan pemeliharaan lainnya
Selama 10 tahun terakhir, berbagai metode manajemen, seperti
pemeliharaan produktif total (TPM) dan kehandalan yang berpusat pada
pemeliharaan (RCM), telah dilembangkan dan disebut-sebut sebagai obat mujarab
untuk pemeliharaan yang tidak efektif. Banyak pabrik domestik menggunakan
F = b × Ls × τizin
Q = 0.21 m2 x qc
3.1 OBJEK
Dalam penulisan skripsi ini, yang menjadi objek penelitian adalah Belt
conveyor. Pemeliharaan belt conveyor dilakukan dalam upaya menjaga dan
meningkatkan kelancaran proses produksi PT. Indonesia Asahan Aluminium
(INALUM), yaitu perusahaan yang bergerak di bidang peleburan aluminium.
3.2 METODOLOGI
Metode yang dilakukan penulis tujuannya adalah memberikan uraian dari
pelaksanaan penelitian yang dilakukan penulis untuk mengetahui sistem
pemeliharaan yang dilakukan oleh perusahaan. Adapun uraian penelitian yang
dibuat penulis adalah sebagai berikut:
3.2.1 Jenis Penelitian
Adapun metode penelitian yang dilakukan penulis adalah metode studi
kasus berdasarkan survey di lapangan. Survey dilakukan untuk mengetahui
bagaimana kegiatan pemeliharaan pada belt conveyor yang dilakukan. Dan
melakukan studi literatur agar penelitian yang dilakukan memiliki pedoman yang
kuat.
3.2.2 Lokasi dan Waktu penelitian
3.2.2.1 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah di PT. Indonesia
Asahan Aluminium (INALUM), tepatnya di bagian PUBC (Pneumatik Unloader
dan Belt Conveyor). Lokasi tersebut terletak di Kuala tanjung, Kabupaten Batu
Bara, Sumatera Utara.
3.2.2.2 Waktu penelitian
Penulis melakukan penelitian di PT. INALUM selama kurang lebih dua
minggu, mulai dari tanggal 23 April 2009.
3.2.3 Sumber data
Sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini berasal dari:
3. Vibrometer
Vibrometer berfungsi sebagai alat untuk mengukur atau mendeteksi seberapa
besar getaran pada mesin belt conveyor.
5. Peralatan Perkakas
Peralatan perkakas merupakan alat untuk membongkar dan memasang
komponen-komponen mesin.
INTERVA PELAKSAN
NO BAGIAN KEGIATAN
L WAKTU A
Penggantian
Tahunan
Primary dan Periksa jarak antara
Pembersih secondary cleaner dengan head
6 cleaner pully Bulanan SMM-M2
(Cleaner)
L
K S S S S K
Belt
Travel
B Top Cover
0.3B
L
K S S S S K
Belt
Travel
Bottom B
Cover
0.3B
Gambar 4.1 Dimensi penyambungan belt
F F
L
F
Keterangan: F = gaya tarik
b = lebar belt yang direkatkan
L = panjang belt yang direkatkan
F = b .Ls.τ izin
b= ( 0.3B )2 + B 2
= (0.3x1200)2 + 12002
= 1569600
= 1252.8 mm
S2 S1
Secara teoritis tarikan belt (St) dari hukum Euler, belt tidak akan slip pada
pulley jika :
St ≤ Ssl eμα
St adalah tegangan keras
Ssl adalah tegangan kendor
e adalah bilangan logaritma dasar, e≈ 2.718
α adalah sudut sentuh belt pada pulley = 210 o, radian ( 1rad ≈ 57.3 o)
Maka :
St = S4 = Ssl . 2.718 0.3 . 3.6 = Ssl . 2.94 = 2.94 S1
2.94S1 ≥ 1.07S1 + 2081
S1 ≥ 1112.8 kg
S1 = 1112.8 kg × 9.8 m/ s2
= 10905.44 N
dan S2 ≥ 1112.8 + 1143.75 = 2256.5 kg
S2 = 2256.5 kg × 9.8 m/ s2
= 22113.7 N
S3 ≥ 1.07 x 1112.8 + 1223.8 = 2414.4 kg
S3 = 2414.4 kg × 9.8 m/ s2
= 23661.12 N
S4 ≥ 1.07 x 1112.8 + 2081 = 3271.6 kg
S4 = 3271.6 kg × 9.8 m/ s2
= 32061.68 N
Total biaya man power, man hower, tool dan consumable belt dapat dilihat
dalam table berikut:
Tabel 4.2 Total biaya belt
No Aquipment Total biaya
1 Man power $ 4692
2 Man hour $ 136.5
3 Tool $ 1056.2
4 Consumable $ 1197.95
Jumlah $ 7082.65
5.2 SARAN
1. Pada penyambungan belt sebaiknya dipakai metode penyambungan tak
berujung dengan jenis Hot splicing dan bentuk sambungan miring, dan
setiap man power diharapkan melakukan penyambungan belt sesuai
dengan metode yang sebenarnya, sehingga hasil penyambungan diperoleh
dengan sempurna
2. Untuk mendapatkan biaya yang lebih murah sebaiknya dalam perawatan
pemakaian alat dimaksimalkan
3. Sebaiknya biaya perawatan pada setiap periodenya diupayakan seminimal
mungkin, bukan hanya satu priode saja.
Assauri, Sofyan, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi, Lembaga
Penerbit FE UI, Jakarta.
Corder A.S, 1992, Teknik Manajemen Pemeliharaa,. Alih Bahasa, Kusnul Hadi,
Erlangga, Jakarta.
Heizer, Jay and Barry Render, 2001, Operation Management, 6th edition,
Prentice-Hall Inc, New Jersey.
Isma putra Boy, Hidayat Alfan, Jaka, 2008, Elemen Mesin Teknik Industri, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Robbins, Stephen dan Mary coulter. 2007. Management, 8th Edition. Prentice
Hall, New York.
Sehrawat, M.S and J.S Narang, 2001, Production Management, Nai sarak,
Dhanpahat RAI Co.
Sumanto., 1994. Pengetahuan Bahan Untuk Mesin dan Listrik. Andi. Yogyakarta