Anda di halaman 1dari 22

INDENTIFIKASI PENYEBAB GETARAN PADA

CONVEYOR BELT 31 & 32 (CB 31 & 32) PLTU


ASAM-ASAM DENGAN MENGGUNAKAN ALAT
VIBSCANNER (VIB 5.400) PRUFTECHNIK

Budi Noviyantoro Fadjrin, ST


Pusat Teknologi Industri Manufaktur
Deputi Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa
BPPT

Abstrak
Conveyor belt adalah suatu sistem belt tanpa putus yang
bergerak untuk mengangkut batubara. Belt bergerak oleh 2
buah pulley tetap (fixed position di posisi tail & head), dimana
pada Head Pulley diberi tenaga oleh suatu motor via suatu
gear-box. Belt conveyor ini umumnya mengangkut material
secara horizontal atau secara miring/condong ke atas atau ke
bawah. Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu
interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak
osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak
tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan
elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan
struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai
derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan
pertimbangan sifat osilasinya. Definisi getaran umumnya
adalah perubahan waktu periodik dari satu parameter yang
fisik. Dengan alat vibscaanner kita dapat mengetahui
memonitor gejala atau getaran abnormal yang di hasilkan
oleh benda/mesin yang berputar. Tujuan utama dalam
melakukan pengukuran getaran adalah menurunkan
pekerjaan maintenance dan mengetahui penyebab getaran
yang terjadi pada saat beban puncak di lakukan.

Kata kunci: Conveyor belt , Getaran, Vibscanner

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Conveyor Belt PLTU ASAM ASAM ke atas atau ke bawah. Dalam kasus
adalah suatu sistem belt tanpa putus PLTU Asam Asam, CB 31 & 32 adalah
yang bergerak untuk mengangkut miring/condong keatas.
batubara. Belt bergerak oleh 2 buah
pulley tetap (fixed position di posisi tail Komponen utama belt conveyor
& head), dimana pada Head Pulley meliputi:
diberi tenaga oleh suatu motor via
1. Belt itu sendiri dimana material
suatu gear-box . Belt conveyor ini
akan diangkut. Belt ini juga
umumnya mengangkut material secara
sebagai elemen traksi
horizontal atau secara miring/condong
(penggerak), sehingga belt harus
dipilih dengan memperhatikan penerima atau conveyor
kesesuaian material yang selanjutnya.
dilalukan. 7. Surge hopper and feeder, untuk
2. Gelindingan idlers, yang mengatur laju catu material yang
menyokong belt laluan dan seragam ke conveyor.
kembalinya belt. 8. Susunan Tripper untuk
3. Pulleys yang menyokong dan mencurahkan material pada titik
menggerakkan belt, dilengkapi yang berbeda atau ke peralatan
dengan pengatur tegangan (belt lain.
tension). Dimana belt conveyor ini mengangkut
4. Penggerak/driver yang bahan berupa bakar batubara. Batu
memberikan daya pada pulley bara ini akan dihantarkan oleh belt
untuk menggerakkan belt dan conveyor 31 dan 32 untuk
muatannya. menghasilkan daya yang maksimal dari
5. Konstruksi atau structure yang pembangkit dari storage batubara
menuju ruang bakar boiler. Tetapi
menyokong dan
dalam kondisi real/beroperasi kedua
mempertahankan
belt conveyor akan terjadi masalah
kesejajaran/alignment dari idlers
berupa getaran yang besar. Dibuktikan
dan pulleys, serta menyokong
ketika peneliti ke lokasi dan unit belt
peralatan Penggerak.
konveyor dioperasikan secara
Komponen pendukung lainnya meliputi bersama-sama terjadi getaran yang
: sangat besar. Sehingga terjadi bucling
di beberapa struktur belt conveyor. Dan
1. Loading chute atau feeder chute hanya satuyang dioperasikan yaitu belt
yang mengatur aliran material conveyor 31untuk memenuhi
dan mengarahkannya ke atas kebutuhan batubara di boiler.
conveyor.
2. Take-up-device untuk menjaga 1.1 Rumusan Masalah
tegangan belt, untuk Berdasarkan latar belakang diatas
memastikan penyaluran daya yg dapat dirumuskan masalah penelitian
efektif. (CB31 & CB32 sebagai berikut:
menggunakan type fixed tail dan
bandul tensioner, sehingga type 1. kondisi belt conveyor saat ini
nya adalah vertical gravity take 2. pengambilan data getaran saat
up) belt conveyor dioperasikan
3. Belt cleaner untuk 3. pengolahan data getaran yang
membersihkan belt dari material didapatkan
yang menempel pada belt. 4. hasil dan kesimpulan sebab
dari getaran yang timbul pada
4. Tramp removal device, untuk saat belt conveyor di
memisahkan benda asing (besi) operasikan
yang terikut pada aliran material. 1.2 Tujuan
5. Continuous weighing device Tujuan dari pengukuran getaran cb pltu
untuk pengukuran beban yang asam asam adalah untuk mengetahui
dibawa oleh belt conveyor. kondisi getaran pada operasi normal
PLTU dewasa ini sehubungan dengan
6. Discharge chutes sebagai telah terjadinya buckling pada braces
pengarah material ke titik dan lendutan (sagging) konstruksi CB,
sebagai bagian dari evaluasi untuk 9. Feeding type: pakai feeding
usaha pengembalian kondisi konstruksi chute.
(rehabilitasi) CB 31&32 PLTU Asam 10. Discharge type: via overhead
Asam. Data getaran ini selain dapat pulley untuk masuk ke chute dan
menunjukkan ‘kesehatan’ sistem head turun ke coal devider sistem.
drive unit saat ini, juga diharapkan 11. General indication of supporting
diperolehnya data karakteristik getaran structure: Rangka baja space
pada bridge CB untuk kepentingan frame/truss & braces.
analisis apakah terjadi getaran tertentu 12. 12. Power available for driving:
pada lokasi dan arah tertentu pada 120 KW, Putaran: 1500 RPM,
bridge yang dapat memicu resonansi Gear-Box ratio: -
pada frequensi pribadi dari konstruksi 13. Kecepatan belt: 4 m/det.
bridge CB. Untuk evaluasi ‘kesehatan’ 14. Lebar belt: 800 cm
sistem head drive unit, dipakai acuan
ISO 10816-3. Sedangkan data getaran
pada bridge akan menjadi 2.1.2 Masalah dan idenrifikasi kondisi
pertimbangan bagi analisis konstruksi operasi :
dan evaluasi frekuensi pribadi CB
1. CB31 & CB 32 telah dirancang
31&32 PLTU Asam Asam.
untuk memenuhi operasi
pengisian coal bins di PLTU
2. PENGUKURAN ASAM ASAM untuk unit 1, 2, 3 &
4.
2.1. Pengukuran Getaran Pada Saat
Belt Conveyor Beroperasi 2. CB31 & 32 dewasa ini
Pengukuran dilakukan dengan objek menunjukkan buckling pada
coal conveyor belt PLTU Asam-asam sejumlah bracing (samping kiri
CB 31 & 32. dan kanan), khususnya pada
bracing dekat lokasi tumpuan
2.1.1 Dimana spesifikasi CB 31&32 konstruksi belt conveyor (lihat
PLTU Asam-asam adalah : lampiran photo).
1. Length of conveyor from centre 3. Dari pengelola PLTU ASAM
to centre of end pulleys: 143 ASAM diperoleh info
meter. sumir/sementara, bahwa
2. Inclination: 16 deg kemungkinan terjadi kejadian
3. Average capacity per hour tersebut adalah setelah
CB31/CB 32: 310-320 ton/jam pembangkit unit 3 & 4 (2 x 65
(bekerja bergantian). MW) dioperasikan.
4. Maximum capacity per hour
4. CB 31 & CB 32 saat ini
CB31/CB32: 460 ton/jam
beroperasi dengan dengan
(bekerja bergantian).
kapasitas 310-320 t/jam, dan
5. Material to be conveyed, and
setelah bin terisi penuh maka
weight per cubic meter: Coal,
berhenti, sekitar 3-6 jam
~800 kg/m3.
kemudian akan bekerja lagi.
6. Average size of material : - mm.
CB31 dan CB 32 tidak ditujukan
7. Size of largest pieces and
untuk operasi bersamaan,
percentage in feed : 50 mm, - %.
melainkan bekerja secara
8. (a) Nature of material : Kering
bergantian.
(MC - %).
(b) Abrasive or corrosive: 5. Penggantian belt telah pernah
Kandungan sulphur - % dilakukan (4 X).
6. CB 31 & CB32 dilengkapi 10. Diharapkan hasil pengukuran
dengan instrument belt weigher getaran pada Head drive unit
dan termasuk item yang (Motor, gear box & head pulley)
dimonitor pada Central Control serta pada konstruksi CB PLTU
Station (CCS). ASAM ASAM dapat melengkapi
data untuk review dan analisis
7. Ukuran lumps/brangkal batu
atas terjadinya buckling di
bara perencanaan adalah +/- 50
braces konstruksi CB PLTU
mm (terbesar, sisi terpanjang)
asam Asam.
8. Pihak PUSHARLIS memberikan
Untuk mengetahui penyebab
info awal bahwa pada CB PLTU
kerusakan/masalah tersebut di atas,
terjadi buckling pada sejumlah
khususnya dari sisi sumber getaran,
braces dan dirasakan adanya
peralatan mana saja yang berkontribusi
getaran yang cukup besar di
pada kerusakan CB tersebut, maka
bagian puncak CB dan dekat
perlu diuraikan secara ringkas tentang
Take Up Device (DTO).
sistem conveyor belt meliputi
9. Atas terjadinya buckling ini dan komponen utama, komponen
dalam rangka persiapan desain pendukung lainnya, dan sistem
(oleh Pusharlis) untuk CB proteksi.
cadangan yang akan melayani
PLTU train 3 & 4 (akan Kesesuaian Belt Conveyor
dilaksanakan pada 2014), Dari data lapangan, inklinasi CB 31&
dimana CB 31 & 32 ini akan 32 adalah 16 deg dan ini sudah sesuai
dijadikan desain referensinya, dengan kelaziman engineering untuk
maka dilakukan peninjauan ke
batu bara.
lapangan untuk pengukuran
getaran dan pengumpulan data
lain yang diperlukan.

Table 1. Kemiringan maksimum aman untuk belt conveyor cekung (maximum safe
inclination for troughed belt conveyors handling various bulk materials).

Material Angle Rise Material Angle Rise in


in m m per
per 100 m
100 m

Cement-Loose 22° 40.4 Coal-Bit Slack 23° 42.4

Clay-Fine Dry 23° 42.4 Coal-Anthracite 16° 28.6

Clay-Wet 18° 32.5 Coke oven run 18° 32.5

Coal-Mine Run 16° 28.6 Coke-Sized 16° 28.6

Coal-Sized 16° 28.6 Coke-Breeze 18° 32.5

Concrete-Wet 15° 26.8 Ore-Sized 18° 32.5


Earth-Loose 20° 36.4 Packages- 16° 28.6
Paper Wrap.

Glass-Batch 21° 38.4 Rock-Fine 22° 40.4


Crushed

Grain 16° 28.6 Rock-Mixed 18° 32.5

Gravel-Bank Run 18° 32.5 Rock-Sized 18° 32.5

Gravel-Screened 15° 26.8 Salt 20° 36.4

Gypsum- 23° 42.4 Sand-Dry 15° 26.8


Powdered

lime-Powdered. 23° 42.4 Sand-Damp 20° 36.4

limestone 18° 32.5 Sand- 24° 44.5


Tempered
Foundry

Ore-Fine 20° 36.4 Sulphur- 23° 42.4


Powdered

Ore-Crushed 18° 32.5 Wood-Chips 2r 50.9-


G

Hubungan antara material, kecepatan belt, dan lebar belt ditunjukkan pada tabel 2
berikut.
Table 2. Recommended maximum belt speeds

Speed Speed Width (mm) Width


(m/sec) (fpm) (inches)

Coal, damp clay, soft 2.032 400 457.2 18


ore, fine crushed stone,
Over burden and earth 3.048 600 609.6-914.4 24-36
4.064 800 1066.8-1524 42-60
5.08 1000 1828.8-2413 72-95

Heavy, hard, sharp 1.778 350 457.2 18


edged ore. Coarse
crushed stone 2.54 500 609.6-914.4 24-36
3.048 600 over 914.4 over 36
Berdasarkan data spesifikasi CB31 & 8. Telah dilihat di lapangan
32, maka persyaratan tabel 2 masih adanya belt weigher di CB31 &
terpenuhi. CB32 (untuk memonitor beban
operasi T/jam), artinya selama
Catatan umum dari peninjauan ini beban yang ditanggung
lapangan & pengukuran getaran konstruksi CB adalah terekam
CB: dengan baik, tetapi tidak
diketahui apakah sistem
1. Secara visual tampak jelas dilengkapi dengan logic control
adanya buckling pada sejumlah untuk mencegah CB31 & 32
braces dari konstruksi CB beroperasi bersamaan (bila
PLTU Asam Asam, terutama kedua lane CB tdk boleh
pada braces kiri dan kanan bekerja bersama/serentak)
dekat masing masing tumpuan
Catatan khusus pengukuran
(pillar).
getaran CB 32:
2. Secara visual pada bridge CB
stasiun 3-13, stasiun 13-24, 1. Pengukuran getaran dilakukan
terjadi lendutan (CB sedang pada sistem penggerak (Head
tidak beroperasi) Pulley Drive Motor, Gear box,
Head Pulley, Head Pulley base
3. Pada saat pengukuran, CB plate)
beroperasi pada kapasitas 320
t/jam (hari ke-1 dan 310 t/jam 2. Pengukuran getaran pada
(hari ke-2). Head Pulley Drive Motor:
Kecepatan (m/s) pada arah
4. Pengukuran getaran hanya vertikal, lateral/horizontal dan
dilakukan pada kondisi CB31 axial (longitudinal); dan
yang beroperasi, karena usaha evaluasi “kesehatan” mesin:
untuk menjalankan CB32 displacement, dan
terkendala oleh adanya dibandingkan terhadap
gangguan teknis operasi CB 32 persyaratan ISO 10816-3. Titik
di lapangan. titik pengukuran (lihat denah
5. Info dari PLTU Asam Asam: pengukuran).
CB31 & CB 32 saat ini 3. Pengukuran getaran pada
sebenarnya sudah cukup untuk Gear Box: Kecepatan (m/s)
melayani PLTU Asam Asam pada arah vertikal,
unit 1, 2 3 & 4. lateral/horizontal dan axial
6. Kapasitas CB31 & 32 masing (longitudinal); dan evaluasi
masing menurut dokumen “kesehatan” mesin: akselerasi
spesifikasi adalah maksimum mm/s2, dan dibandingkan
460 T/jam. Belum diperoleh terhadap persyaratan ISO
data bila kedua CB bekerja 10816-3. Titik tik pengukuran
serentak, berapa maksimum (lihat denah pengukuran)
coal transport (T/Jam) yang 4. Pengukuran getaran pada
dibolehkan. pillow block dari Head Pulley
7. Tidak diketahui dengan pasti Drive: displacement (lihat
apakah CB31 & 32 boleh denah pengukuran)
bekerja serentak dan pada 5. Pengukuran getaran pada base
beban berapa. plate (pondasi Head Pulley
Drive Unit): vertikal, lateral 11. Titik titik ukur pada bridge
(horizontal) dan longitudinal. adalah seperti pada denah
pengukuran.
6. Pengukuran getaran hanya
dilakukan untuk bridge CB 32
(sedang operasi) sepanjang
longitudinal bridge dari CB, dari 3. HASIL ANALISA GETARAN
sisi Head Pulley ke arah Tail
Pulley/Buntut, dengan titik titik Alat Ukur: Prueftechnik VIBSCANNER
ukur pada tumpuan (pillar) dan (VIB 5.400)
titik tengah antara 2 tumpuan Accelerometer VIB 6.142
(pillar). Standar international ISO 10816-3
dipakai sebagai penentuan kriteria
7. CB 31 dlm kondisi tidak dapat diterimanya kondisi getaran
operasi. (allowable level) untuk berbagai kelas
8. Pada DTO (take up device) titik mesin (rotating machine) dan pada
pengukuran getaran dilakukan berbagai kondisi (A: baru; B: operasi
pada tengah tengah antara 2 jangka panjang, C: operasi jangka
penyangga DTO pendek dan D: keadaan getaran yang
akan merusak mesin). Data ISO
9. CB 31 sempat dioperasikan
10816-3 ini telah diprogram dalam
(manual) dengan beban sedikit
alat ukur VIBSCANNER 5.400 yang
(~50 T/jam), dan belum
dipakai, sehingga segera dapat
diperoleh data pengukuran
diketahui kondisi mesin yang diukur.
yang memadai (CB 31 hrs
Pada standar ini, kelas mesin
dimatikan krn adanya
(rotating) dibedakan atas pompa > 15
peringatan mengenai benda
KW, mesin rotating ukuran medium
asing logam).
(15 kW<P<300 kW) dan motor besar
10. Pengukuran getaran bridge 300 kW<P<50 MW dan untuk dua
CB: Kecepatan dan kategori, yaitu rigid atau fleksibel.
displacement untuk arah Pada PLTU Asam Asam, batas level
vertikal, lateral dan longitudinal yang digunakan adalah untuk kategori
dengan catatan tambahan rigid.
bahwa pengukuran arah Level getaran yang dibolehkan untuk
vertikal (FFT kecepatan dan masing masing situasi tsb tergambar
displacement) mempunyai pada Gbr 1 berikut:
sudut 16 derajad thd true
vertical.
Gambar : ISO 10816-3

3.1 Analisa Pengukuran


3.1.1 Head Pulley Unit:
Tabulasi
Grafik FFT Vertikal
Pulley Head Unit ini mendapat daya dalam kondisi normal dan level
dari motor melalui suatu gear box. getaran (overall velocity, rms value)
Dari Hasil pengukuran dan berdasar masih dalam batas yang dibolehkan.
ISO 10816-3, dapat disimpulkan
bahwa Head Pulley Unit ini
3.1.2 Gear box:

Grafik FFT Vertikal


Dari Hasil pengukuran dan berdasar velocity , rms value) maupun level
ISO 10816-3, dapat disimpulkan akselerasi getaran (overal, rms value)
bahwa Gear box Unit ini dalam masih dalam batas yang dibolehkan.
kondisi normal; level getaran (overal
3.1.3 Head Pulley Drive Motor:
Tabulasi

Grafik FFT Vertikal

Dari Hasil pengukuran dan berdasar dalam kondisi normal dan level
ISO 10816-3, dapat disimpulkan getaran (overal velocity, rms value)
bahwa Head Pulley Drive Motor ini masih dalam batas yang dibolehkan.
3.1.4 Head Pulley Drive Motor:
Tabulasi
Grafik FFT Vertikal Pulley

Grafik FFT Vertikal Motor


Pengukuran level getaran pada base kokoh. Karena base plate yang
plate Head Pulley Unit (shaft kendur fasteningnya terhadap
support), base plate Driver Motor konstruksi baja penyokong bangunan
maupun Gear Box unit (diukur pada pabrik (di baut maupun di las) akan
arah vertical, lateral dan longitudinal) memberikan reaksi atas daya getaran
dimaksudkan untuk dari rotating machine yang di atasnya.
melihat/mengevaluasi, apakah base Hasil pengukuran getaran (FFT)
plates yg menyokong peralatan menunjukkan level getaran yang
peralatan di atas terkonstruksi dengan normal.
3.1.5 Pillow Blocks pada Head Pulley Unit:
Tabulasi

Grafik Displacement (right)


Grafik Displacement (Left)
Head Pulley bertugas sebagai penarik mengeksitasi terjadinya resonansi dari
belt dari CB32, dan pulley ini berputar CB ini.
pada sumbu yang duduk pada pillow
block (sisi kiri dan kanan). Bila terjadi Sumber getaran yang bekerja pada
Kerusakan pada pillow blocks bridge CB dapat terjadi dari:
(bearingnya rusak, kelainan
 Getaran dari peralatan gerak
alignment, dlsb) dapat menimbulkan
(motor, gearbox, yang sudah
getaran. Pada tinjauan pengukuran
dijelaskan di atas)-
indikasi kesehatan bearing in-situ tdk  Getaran dari pergerakan
dilakukan, karena data data ukuran sistem CB 32 pada fase start
bearing dan putaran harus ada. Untu dan stop CB (transient stresses
ini dilakukan pengukuran level condition)
getaran displacement (rms) saja untuk
PB kiri dan PB kanan. Hasil  Pergerakan belt oleh traksi
pengukuran menunjukkan level yang Head Pulley Unit dengan
rendah 4.71 – 6.74 um. beban angkutan batu bara
terhadap idlers, termasuk
3.2 Pengukuran Bridge CB node 3 getaran belt akibat penyetelan
s/d node 65 Tail Pulley (LSP): tension (steady speed
condition)
Di atas bridge CB PLTU Asam Asam
terdapat dua lajur conveyor sistem.  Masalah alignment belt,
Bila terjadi getaran, maka harus ada alignment idler, cacat/rusaknya
penyebabnya, dan ini harus dicari. idler (eksentrisitas idler)
Dari semua sumber getaran yang  Roller Idler yang berputar
pada CB PLTU ini dicari yang (kerusakan bearing idler )
mempunyai potensi terbesar untuk
 Masalah kondisi belt dan area frekuensi pribadi sistem CB.
gravity take up devices Secara fisik, hal ini akan dirasakan
(excessive displacement of sebagai adanya getaran (sesaat)
weight) dengan amplituda yang cukup terasa
relatif besar dibanding amplituda
 Pengaruh angin pada bridge
getaran pada saat steady state
CB (meski bridge adalah jenis
(service speed). Di dalam
space frame truss & braces)
perancangan dan operasi di
 Belt yang sdh aus/tdk lapangan, umumnya diusahakan agar
rata/kotoran melekat sumber getar mempunyai frekuensi
 CB bekerja diluar kondisi yang tdk terlalu dekat dengan
perencanaan (over load/over frekuensi pribadi CB, dan ini dicapai
speed/kedua lajur CB secara pengaturan operation tuning
beroperasi) dan terkait item dari sistem penggerak termasuk
masalah di atas satu atau lebih pengaturan take up device.
bersama sama. Data getaran yang diukur sepanjang
 Penyebab lain yang belum frame/bridge CB32 (node 3 sampai
termasuk dalam konsiderasi di dengan node 65) akan digunakan
atas. untuk analisa masalah konstruksi
bridge CB PLTU asam Asam, dalam
Energi dari sistem penggerak Head
artian apakah komponen getaran
Pulley sampai kepada konstruksi
sepanjang bridge yang diukur dengan
frame/bridge CB32 adalah melalui
mode FFT, dengan interval yang rapat
karet belt CB32 (traksi pulley kepada
0.25 Hz, 1600 lines pada rentang pita
belt). Getaran dari sistem penggerak
frequensi 10-400 Hz di arah vertikal,
menjalar ke frame CB melalui
lateral dan longitudinal mempunyai
structure borne vibration dari shaft
keterkaitan dengan frekuensi natural
support/base plates sistem penggerak
dari masing masing section bridge,
(head pulley, motor, gear box) yang
satu konstruksi dengan tumpuan Mengenai info PUSHARLIS atas
ujung bridge (rigid coupling) CB PLTU getaran CB yang dirasakan besar,
ASAM ASAM. magnitudanya pada pengukuran ini
tdk diukur, karena undulasi getaran
Dari sisi desain, untuk menghindari
tersebut ada pada frekuensi rendah di
resonansi yang berdampak buruk
bawah 2 Hz. Level getaran
pada CB, maka frekuensi operasi
(displacement arah vertikal) frekuensi
yang ditimbulkan oleh sumber getar
rendah tsb tdk terukur karena
pada saat CB beroperasi (operating
peralatan VBSCANNER yg dipakai
frequency) harus di atas frekuensi
mempunyai modul tanggap frekuensi
pribadi (natural frequency) dari sistem
2 hz ke atas dan modul evaluasi
CB, dan frekuensi harmonik operasi
internal sudah menyertakan filter
(2f, 3f, 4f dst) dari masing masing
Hanning (Band Pass Filter). Selain itu
sumber getar juga akan mempunyai
ACCELOMETER VIB 6.142 yang
dampak yang minimal terhadap
digunakan mempunyai tanggap
kemungkinan tereksitasinya resonansi
frekuensi (freq response) yang flat
CB.
pada 2 Hz – 10 KHz (+/- 5 dB).
Tetapi, pada saat start dan stop
Pengukuran getaran frekuensi rendah
(fading out), kondisi operasi CB
ini dapat diukur dengan peralatan
(operating frequency) akan melewati
evaluasi getaran berbasis non kekakuan dari konstruksi CB. Literatur
kontak/optik, misalnya dengan alat [1] menunjukkan bahwa untuk
berbasis Laser Doppler frequency shift karena perubahan
Vibrometer.Dengan sudah terjadinya structural properties CB ini sebaiknya
buckling pada sejumlah braces, maka disimulasi dan setidaknya diperiksa
perlu pula diperhatikan bahwa empat mode dari bentuk truss yang
karakteristik (structural properties) meliputi: first bending mode, second
dari CB PLTU Asam Asam mungkin bending mode, first torsional mode
sudah terjadi perubahan pula dan second torsional mode dimana
(dengan indikasi lendutan dan nilai kekakuan (stiffness) diturunkan
buckling) akan membawa dampak nilainya untuk menyidik dampaknya.
pada perubahan karakteristik
frekuensi pribadi (frequency shift) dari Berikut merupakan gambaran frame
CB PLTU Asam Asam, terutama CB 32 Di PLTU Asam-asam.
karena terjadinya pergeseran

Frame CB 32 (Posisi node 3 s/d 65)

Pengukuran atas getaran di node 3 fasilitas FFT. Meskipun tidak


s/d 65 dilakukan dengan dilakukan secara real time serentak,
VIBSCANNER secara berurutan diharapkan data data yang dihimpun
tetapi tidak real time bersamaan. masih dapat memberikan indikasi
Keuntungan pengukuran real time yang sahih atas kondisi getaran
serentak adalah mempermudah frame/bridge CB 32 dengan asumsi
analisa & identifikasi atas getaran bahwa pembebanan (aliran batu bara)
getaran tersebut, khususnya dengan adalah seragam pada kurun waktu
seluruh pengukuran, demikian juga bentangan berikutnya dari puncak
kecepatan belt adalah konstan, frame CB sampai ujung bawah frame.
pembebanan external (angin) relatif
sama sepanjang pengukuran. Rekapitulasi data untuk getaran
vertikal (FFT) sebagai indikator
Seperti disebutkan dalam catatan undulasi transversal adalah sebagai
khusus di atas, pengukuran getaran berikut:
frame CB 32 adalah pada titik titik
tumpuan dan pada tengah-tengah Rekapitulasi getaran (velocity rms,
bentangan, demikian diulang untu FFT & displacement rms node 3 s/d
65

Velocity Displacement
Node rms mm/s FFT mm/s (peak) rms um Catatan
(2-400 Hz) (2-400 Hz) (2-400 Hz) kondisi ukur
3 0.16 1.65 Titik
tumpuan
frame

8 0.91 11.55 Tengah


bentangan

14 0.42 4.68 Titik


tumpuan
frame

19 0.5 11.37 Tengah


bentangan
24 0.91 2.97 Titik
tumpuan
frame

29 0.27 4.45 Tengah


bentangan

dto 0.91 4.51 Tengah


tumpuan
DTO

40 0.38 4.03 Tengah


bentangan

45 0.22 1.77 Titik


tumpuan
frame

50 0.4 6.39 Tengah


bentangan
55 0.28 2.62 Titik
tumpuan
frame

60 1.04 6.07 Tengah


bentangan

65 0.25 1.38 Titik


tumpuan
frame

LSP 0.07 0.51 Tail Pulley

Tabel rekap pengukuran getaran yang dibolehkan?). Secara visual dua


transversal (up/down) adalah seperti section bentangan tsb menunjukkan
di atas. Data kecepatan getaran arah lendutan (sagging) yang belum diukur.
horizontal dan longitudinal masing
masing node serta data overall rms Frekuensi Pribadi sistem CB:
displacement untuk node 3 s/d tail
Seharusnya, bila pengukuran
pulley tidak ditampilkan.
dilakukan dengan rentang frequensi
Dari data dapat dilihat bahwa getaran mulai nol, dan kecepatan CB dimulai
steady state undulasi (transversal) dari 0 sampai service speed, maka
masing masing bentangan CB 31 & getaran frame CB akan terekam dan
32, yaitu getaran displacement (rms, dapat disidik frekuensi pribadi section
overall 2 – 400 Hz) adalah lebih besar tersebut, dan dapat dibedakan dari
pada posisi tengah masing masing frekuensi frekuensi operasi yang
bentangan. Displacement terbesar bekerja.
adalah pada 2 section bentangan
Hal di atas belum dapat dilakukan dan
puncak selepas Take Up Device
aktualnya, pengukuran node 3 s/d 65
(DTO), yaitu sebesar 11,37 dan 11,55
dilakukan (untuk masing masing sub-
um rms. (utk tim konstruksi: brp nilai v
set data node) adalah secara
pengukuran untuk mendapatkan FFT, frekuensi dasarnya adalah sama
1600 lines dengan interval 0.25 Hz dengan frekuensi traveling belt.
pada rentang 2 – 400 Hz. Yang
ditampilkan dalam tabel adalah hanya Setelah RPS masing masing
10 data diskrit terbesar. gelindingan pulley diperoleh, dihitung
pendekatan getaran kerusakan
Dengan telah terjadinya buckling dan bearing untuk mendapatkan frekuensi
sagging, kiranya telah terjadi frekuensi berperan sebagai fungsi dari
perubahan structural properties dari kecepatan putar (frot) dan fungsi dari
masing masing section bentangan, parameter geometri, jumlah elemen N
sehingga dapat terjadi pergeseran yang berputar, diameter rolling
frekuensi resonansi dari masing element (D), sudut kontak ϕ dan
masing section bentangan tersebut. diameter pitch bearing P. Empat jenis
Diharapkan dari sub-set data diatas pengaruh dinamik utama pada
dapat diketahui bearing yang perlu dihitung meliputi:
kontribusi/keterkaitannya dengan
frekuensi yang dapat berdampak Fundamental frek train, f cage:
buruk (resonansi) yang akan
diperoleh melalui simulasi.
Frekuensi Operasi CB: Frekuensi ball pass inner ring, f ir:
a. Frekuensi operasi dari traveling belt
yang disokong oleh silinder idler.
Kecepatan belt eksak tidak diketahui, Frekuensi ball pass outer ring, for:
tetapi dari spesifikasi diketahui ~4
m/det. Jarak antar silinder idler
penyokong belt adalah (1.12)? m.
Dengan mengabaikan sudut sagging
Frekuensi rolling element, fre:
dari belt antar idler, frekuensi dasar
traveling belt adalah (3,57 – 5,35) Hz.
b. Frekuensi Gelindingan idler:
Dengan asumsi tdk ada slip, diameter
idler diketahui (m), kecepatan
tangensial = kecepatan belt (m/det). Rumusan cara menghitung frekuensi
Maka putaran Idler (RPM) dapat dasar dari sumber sumber getaran di
dihitung. CB31 & 32 adalah seperti di atas,
tetapi karena Data CB 31&32 yang
c. Frekuensi Pulley atas dan bawah: ada kurang mendukung, maka pada
Dengan asumsi tdk ada slip, diameter analisis ini perhitungan diatas tidak
pulley diketahui (m), kecepatan dilakukan. Lagi pula dengan
tangensial= kecepatan belt (m/det). diperolehnya rekaman analisis FFT
Maka putaran Pulley dpt dihitung dari getaran CB31 & 32 di lapangan,
(RPM) frekuensi dasar dari sumber sumber
getar akan muncul.
d. Frekuensi efek flapping): Bila belt
rusak, mulur atau tension kurang, Frekuensi dari belt splice: Belt
maka efek flapping bila terjadi akan mempunyai sambungan yg
menghasilkan multi mode belt menggunakan mekanisme splice.
vibration (sulit dihitung), tetapi Biasanya hanya ada 1 splice yang
menghubungkan kedua ujung belt digunakan transducer yang
menjadi closed loop. mempunyai tanggap frekuensi mulai
dari nol.
Frekuensi splice (Hz)= kecepatan belt
(m/det)/panjang belt (m) . Problema yang dihadapi saat ini
adalah tidak diperolehnya data
Bila data data dan hasil perhitungan getaran aktual pada kecepatan nol s/d
komponen komponen getaran sudah service speed (~4 m/s). Bila data ini
diperoleh, maka pengukuran getaran diperoleh, khususnya bila tersedia
kondisi aktual, khususnya dengan peralatan ukur real time simultan
analisas diskrit FFT harusnya akan untuk sejumlah titik, dengan analisa
menunjukkan komponen komponen statistika % harga puncak dari data,
getaran tersebut. maka akan diperoleh grafik
pemuncakan magnituda getaran yang
Secara teoritis, Untuk mencari
dapat mengindikasikan frequensi
frekuensi resonansi dgn data
resonansi.
lapangan, maka data ukur lapangan
perlu diperluas pada rentang Sebagai contoh adalah grafik sbb
kecepatan belt dari 0 sampai (bukan PLTU Asam Asam)
kecepatan dinasnya ~4 m/det, dan

Grafik di atas adalah pengukuran Head Pulley di atas


getaran (getaran transversal) suatu menunjukkan, bahwa level
CB dan diplot standard deviasi dari % getarannya dalam kondisi
amplituda ratio. Dari analisa grafis normal. Artinya mesin peralatan
CB tersebut mempunyai frekuensi penggerak dalam kondisi ‘sehat’
resonansi pada ~0.64 Hz. dalam batas level getaran yang
‘allowable’.
4. KESIMPULAN Terkait frame CB 31 & 32,
Secara umum, dari keseluruhan berdasarkan frekuensi dasar
pengukuran getran terkait Head penggerak/sistem driver dan
Pulley dan peralatan peralatan harmoniknya, diduga kuat
penggerak Head Pulley dari getaran sistem driver tidak
CB32 beserta base berperan dalam terjadinya
platesnya/shaft support dari kerusakan CB31/32, dan
berada di atas frekuensi 120 r/min and 15 000 r/min
resonansi frame. when measured in situ
5. 2007. VINSCANNER –
BALANCING, FREQUENCY
9FFT0 & SIGNAL ANALYSIS.
DAFTAR REFERENSI OPERATING
INSTRUCTIONS.
1. https://analisavibrasi.wordpres
6. Rao, Singiresu S.
s.com/2012/03/23/apa-itu-
2005.MECHANICAL
vibration-vibrasi-getaran/
VIBRATIONS
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Vibr
7. Taylor, James I. 2003. THE
ation
VIBRATION ANALYSIS
3. Serridge, Mark and Licht.
HANDBOOK
Torben R. 1987.
PIEZOELECTRIC
ACCELATORMETER AND
RIWAYAT PENULIS
VIBRATION PREAMPLIFIER
Budi Noviyantoro Fadjrin, lahir di
HANDBOOK
Palembang pada 23 Nopember 1986.
4. ISO 10816-3:2009
Telah menamatkan pendidikan S1 di
Mechanical Vibration--
Universitas Sriwijaya, Teknik Mesin.
Evaluation of machine
Saat ini bekerja sebagai Perekayasa
vibration by measurements on
Pertama Bidang Teknologi Industri
non-rotating parts -- Part 3:
Peralatan Pabrik pada Pusat
Industrial machines with
Teknologi Industri Manufaktur, Badan
nominal power above 15 kW
Pengkajian dan Penerapan
and nominal speeds between
Teknologi.
PENYATAAN :
 Ucapan terima kasih kepada tim vibrasi PTIM dan para peserta yang telah hadir
pada pertemuan ini.
 Makalah ini telah dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah (formal) di Serpong pada
hari …….. tanggal : …. September 2015
Dipresentasikan Oleh : Disetujui Oleh (Atasan langsung) (Kabid IMPP-
PTIM)

Budi Noviyantoro Fadjrin, ST Ir. Rudias Harmadi, MT

Anda mungkin juga menyukai