Anda di halaman 1dari 7

JRL Vol.7 No.3 Hal. 267 - 273 Jakarta, ISSN : 2085.

3866
November 2011 No.376/AU1/P2MBI/07/2011

ANALISA DISPERSI TERMAL DI PERAIRAN SELAT


SEMBILAN - SUMUT
Amiral Aziz 1,2) ; Petrus Wiyoto 2)

Peneliti Konversi dan Konservasi Energi BPPT


1)

2)
Team FS PLTU Pangkalan Susu Unit 3-4
BPPT Gedung II Jl. M. H. Thamrin 8 Jakarta 10340
amiralazis@yahoo.com

Abstrak

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pangkalan Susu berbahan bakar batubara
direncanakan untuk dibangun di desa Tanjung Pasir, kabupaten Langkat yang mengambil
air laut sebagai pendingin kondensor pembangkit listrik, dan dibuang kembali ke
laut. Untuk mengetahui kemungkinan kembali masuk nya sirkulasi air panas ke sisi
pemasukkan system intake”, untuk itu perlu dipelajari dispersi termal dalam rencana
pembangunan pembangkit tersebut. Pada studi ini, pemodelan numerik digunakan
untuk menentukan pola distribusi termal yang keluar dari sistem ”outlet” PLTU. Dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan konfigurasi rancangan sistem ïntake
inlet” dan ”discharge outlet” yang direkomendasikan, sistem pendingin kondenser PLTU
Pangkalan Susu unit 3 & 4 adalah aman dari pengaruh dispersi termal dimana resirkulasi
air pendingin yang hangat tidak akan terjadi. Tempertur air pendingin yang masuk melalui
sistem ïntake inlet kondenser adalah 30,5 oC . Sedangkan untuk Pangkalan Susu unit
1 & 2 akan dipengaruhi oleh efek komulatif dari sebaran temperatur yang keluar dari
sistem ”discharge outlet” 4 unit pembangkit dimana temperatur air masuk sistem ïntake
inlet kondenser adalah 31,2 o C.- 32,2 o C
kata kunci : dispersi termal, pembangkit listrik, pemodelan numerik

ANALYSIS OF THERMAL DISPERSION


IN SELAT SEMBILAN WATERS, NORTH SUMATRA
Abstract

Pangkalan Susu Coal Fire Steam Power Plants (CFSPP) are planned to build in Tanjung
Pasir Village, Langkat Regency taking sea water as cooling condenser of power plants,
and through it back into the sea. To explore the possibilities of re-entry of the circulation of
hot water to the intake, it is necessary to study the termal dispersion within the framework
of those plans. In this study, numerical modeling to determine termal distribution pattern
that comes out from CFSPP outlet. From the study it could be concluded that with the
given intake inlet – discharge outfall design configuration and under the worst scenario,
cooling water system of Pangkalan Susu unit 3 & 4 is safe i.e. re-circulation of warm
cooling water will not happen. The Pangkalan Susu unit 3 & 4 will consume intact sea
water (30.5oC). However, the Pangkalan Susu unit 1 & 2 will be influenced by the warm
cooling system that may decrease its cooling system efficiency since its inlet is covered
by shattered sea water (31.2oC – 32.2oC).
keywords : thermal dispersion, power plant. numerical modeling

Analisa Dispersi Termal... JRL. Vol. 7 No. 3, November 2011 : 267 - 273 267
I. PENDAHULUAN berbagai sifat fisika dan kimia yang
berhubungan dengan kualitas air seperti
1.1 Latar Belakang densitas, viskositas, oksigen terlarut,
Pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) karbon dioksida, pH serta biota perairan.
selain menghasilkan tenaga listrik juga Luasan akibat pengaruh limbah termal
menghasilkan limbah panas dan langsung tergantung pada beberapa faktor seperti
dibuang ke badan air. Pembuangan volume air limbah, temperatur air limbah,
limbah air pendingin kondenser secara temperatur air tempat pembuangan
langsung ke badan air sekitarnya tanpa limbah, arus atau sirkulasi masa air tempat
melalui proses pendinginan kembali dapat pembuangan limbah termal.
menyebabkan pengaruh baik langsung Pembangunan pembangkit listrik
maupun tidak langsung terhadap aliran di wilayah pesisir akan memberikan
asupan air pendingin pada sistem ïntake, ancaman terhadap keberadaan ekosistem
maupun pengaruh terhadap organisme laut (hutan mangrove, padang lamun
yang hidup di dalam badan airnya. Untuk dan terumbu karang) yang diakibatkan
mempersiapkan pembangunan PLTU peningkatan temperatur air buangan/limbah
Pangkalan Susu perlu dilakukan evaluasi termal dari sistem pendingin pembangkit
perkiraan terjadinya dispersi termal listrik. Peningkatan temperatur perairan
pada lokasi pembangkit. Hal ini sangat ini dapat menyebabkan kematian bagi
penting karena rancang bangun PLTU komunitas biota bentik maupun pelajik yang
mensyaratkan sumber air sebagai bagian sensitif terhadap perubahan temperatur.
tak terpisah dari sistem kerjanya. Sumber Peningkatan temperatur juga berpengaruh
air pendingin dari PLTU Pangkalan Susu pada proses metabolisme dan pola perilaku
direncanakan diambil dari air laut di organisme.
perairan Selat Sembilan.
Studi yang menjelaskan karakteristik 1.2 Tujuan
oseanografi dan kualitas air laut di lokasi Studi ini bertujuan untuk memprediksi
tapak PLTU, seperti kondisi dinamika dispersi termal dengan menggunakan model
transpor dispersi termal merupakan kegiatan simulasi matematis dalam tubuh air dimana
yang akan digunakan sebagai acuan temperaturnya dipengaruhi oleh debit air
dalam perencanaan pembangunan PLTU. yang keluar dari sistem pendingin PLTU
Penelitian tentang sifat dan dinamika Pangkalan Susu Unit 3 & 4 (2 x 200 MW)
transpor termal sangat diperlukan untuk dan PLTU Pangkalan Susu Unit 1 & 2 PLTU
mengetahui pola arah transpor dispersi (2 x 200 MW).
termal dari hasil pendingin pembangkit
Limbah termal sering menimbulkan II. METODOLOGI
masalah pada beberapa biota yang berada
di perairan. Pada umumnya pembangkit 2.1 Daerah Studi
listrik sering dibangun di dekat perairan Lokasi pembangkit berada di desa
pantai atau estuari. Pembangkit listrik Tanjung Pasir, kecamatan Pangkalan Susu
dengan siklus uap yang menggunakan kabupaten Langkat Sumatera Utara, sekitar
sistem sirkuit terbuka sekali jalan (once 105 km dari Medan. Luas lokasi proyek
through cooling system) temperatur sekitar 150 ha yang berbatasan dengan
limbah air termal hampir selalu lebih Sungai Siur Besar pada sebelah Barat, Selat
tinggi daripada temperatur air sekitarnya Sembilan pada sebelah Utara dan tanah
(ambient level). ΔT temperatur berkisar 5 milik PLN pada sebelah Timur dan Selatan.
sampai 7 0C, pada kenaikan temperatur Posisi dari lokasi proyek dapat dilihat pada
yang tiba-tiba sangat mempengaruhi gambar 1.

268 Amiral A dan Petrus W., 2011


Gambar 1. Lokasi studi di perairan selat Gambar 3. Batas studi dari rentang dispersi
sembilan kabupaten langkat - termal
SUMUT

2.2 Model
Daerah model meliputi wilayah
perairan Selat Sembilan kabupaten Langkat
yang terletak disekitar PLTU Pangkalan
Susu yang meliputi sekitar 1400 meter x
600 meter seperti dapat dilihat pada gambar
3. Gambar 2 memperlihatkan konfigurasi
sistem intake dan sistem discharge air
pendingin kondenser untuk PLTU Pangkalan
Susu unit 1&2 dan unit 3&4. Gambar 2
memperlihatkan situasi tubuh air laut di
sekitar lokasi pembangkit.
Gambar 4. Data geometris model

Geometri model bentuknya tidak


beraturan maka metoda yang paling cocok
adalah diskritisasi parsial, ini berarti seluruh
geometri model tidak didiskritisasi ke ukuran
mesh yang sama. Ukuran mesh sama sulit
diterapkan karena ketidakteraturan dimensi
model. Hal ini dapat dicapai dengan ukuran
mesh yang kecil dengan akurasi yang
lebih baik. Dalam metode parsial, hanya
bagian dari model yang membutuhkan
ketelitian detail yang didiskritisasi dengan
Gambar 2. Situasi tubuh air laut di sekitar ukuran mesh yang kecil sedangkan yang
lokasi PLTU pangkalan susu lainnya akan menggunakan ukuran mesh
yang lebih besar. Dengan pendekatan ini,
Gambar 3 dan 4 masing-masing pelaksanaan program dapat dilakukan
memperlihatkan batas studi dari rentang dengan akurasi detail yang bagus dan dalam
dispersi termal dan data koordinat garis waktu terjangkau. Hasil diskritisasi spasial
batas dari daerah studi yang mengacu pada untuk PLTU Pangkalan Susu Unit 1 & 2 dan
sistem koordinat sendiri. Unit 3 & 4 diilustrasikan pada gambar 5.

Analisa Dispersi Termal... JRL. Vol. 7 No. 3, November 2011 : 267 - 273 269
∂ u ∂ u ∂ u  ∂ h ∂ ao 
+u +v + g  + −
∂ t ∂ x ∂ y  ∂ x ∂ x 
ε x ∂ 2 u ε xy ∂ 2 u g u
− + 2 u 2 +v 2 =0..........(2)
r ∂x r ∂y C h
2 2

∂ v ∂ v ∂ v  ∂ h ∂ ao 
+u +v + g  + −
∂ t ∂ x ∂ y  ∂ y ∂ y 
ε yx ∂ 2 v ε y ∂ 2 v g v
− + u 2 +v 2 =0.........(3)
r ∂ x2 r ∂ y2 C 2 h

∂T ∂T ∂T ∂ 2T ∂ 2T 
h +u +v + D x 2 + D y −σ +kT 
 ∂t ∂ x ∂ y ∂x ∂y 2

Gambar 5.: Diskritisasi spasial model
dispersi termal =0.............................................................( 4)

Model dispersi termal disimulasi Dimana :


dengan memasukkan data pasang surut, u dan v adalah kecepatan lateral rata-rata
angin, debit dan temperatur air di sistem dalam arah x dan y,
intake dan discharge.. Studi analitis dilakukan h = adalah kedalam air,
dengan menggunakan perangkat lunak t = waktu,
komputer yaitu CFD Fluent ver6.3. g = gravitasi,
a0 = elevasi dasar laut,
Asumsi yang dibuat dalam analisa ρ = dinsitas air laut,
dispersi termal di semenajung Selat Sembilan C = koefisien kekasaran Chezy,
ini adalah : T = temperatura air,
• Debit aliran masuk dari intake = 18,39 ε = koefisien”ëddy’s turbulence” ,
m3/detik D = koefisien difusi turbulensi,
• Debit aliran keluar dari discharge = σ = source atau sink , dan
18,39 m3/detik k = decay rate of temperature.
• Temperatur polutan keluar dari
discharge = 37,5 o C. “CFD Fluent ver 6.3” adalah software
• Temperatur air laut rata-rata yang digunakan untuk melakukan analisis
= 30,5 o C. disperse termal. FLUENT dapat memodelkan
berbagai fenomena yang terjadi dalam suatu
2.3 Metode Permodelan Numerik aliran fluida atau dinamika fluida, yaitu
Model, vertikal - rata-rata, meliputi fenomena aliran fluida, fenomena
dua dimensi yang digunakan untuk perpindahan panas dalam aliran fluida
mensimulasikan dispersi termal dipecahkan maupun dari suatu badan penghasil panas,
dalam persamaan aliran dan transportasi dan fenomena aliran turbulen yang sering
fluida berikut : ditemui dalam aplikasi industri.
Dalam pemodelan matematis,
pada dasarnya FLUENT menyelesaikan
∂ h ∂ (u h ) ∂ (vh ) persamaan hukum kekekalan massa,
+ + =0................(1)
∂t ∂ x ∂y persamaan momentum liniear dan anguler,
persamaan energi dan beberapa persamaan
bantu seperti persamaan pemodelan aliran

270 Amiral A dan Petrus W., 2011


turbulensi dan berbagai persamaan empiris kondenser, hal ini sangat berbahaya terhadap
untuk fenomena aliran dan perpindahan operasi dan pemeliharaan kondenser.
panas. Penyelesaian dapat dilakukan baik
terhadap model matematis dua dimensi (2-D)
maupun tiga dimensi (3-D).
Penyelesaian dari persamaan
matematis dilakukan secara numerik dengan
metode volume hingga (finite volume method).
Metode volume hingga mensyaratkan agar
geometri dari volume badan fluida yang akan
dianalisis didiskritisasi menjadi sejumlah
volume hingga (sejumlah volume dengan
bentuk tertentu). Proses dikritisasi volume
badan fluida menjadi sejumlah volume Gambar.6 : Distribusi temperatur air
hingga disebut juga dengan proses meshing, laut akibat pengeluaran air
yaitu proses membagi volume badan fluida pendingin 4 unit PLTU
menjadi sejumlah mesh (volume hingga).
Selanjutnya persamaan matematis dari Gambar 7 memperlihatkan kontur
model aliran fluida diterapkan pada setiap distribusi temperatur air laut akibat pengeluaran
volume hingga dan membentuk persamaan air pendingin dari 4 unit PLTU dimana warna
matrik sistem. Persamaan matrik memuat mengindikasikan besarnya temperatur air
variabel aliran fluida seperti tekanan, laut. Warna merah menunjukkan temperatur
kecepatan dan temperatur yang belum aliran air laut tinggi dan warna biru temperatur
diketahui nilainya (unknown variable). air laut rendah.
Penyelesaian terhadap persamaan matrik Sebaran temperatur kearah kiri dari sisi
sistem ini akan mengungkap semua nilai discharge outlet lebih besar dibandingkan
unknown variable yang memuat informasi kearah sebelah kanan, hal ini dipengaruhi
tentang kondisi dari aliran fluida. oleh arah kecepatan angin. Dari gambar
ini dapat dilihat bahwa pada awalnya
III. HASIL DAN PEMBAHSAN penyebaran temperatur didominasi oleh
aliran air yang bergerak dari discharge outlet
Pada gambar 6 dapat dilihat bahwa sehingga penyebarannya temperatur air laut
temperatur air laut masuk melalui “intake tidak merata karena kecepatan aliran air
inlet” pada PLTU Pangkalan Susu unit 3 & laut tidak merata dan cendrung kesatu arah
4 adalah 303,5oK atau 30,5oC, sedangkan saja dengan interval kecepatan 1,69 sampai
pada PLTU Pangkalan Susu unit 1 & 2 adalah dengan 1,87 m/s.. Pola sebaran temperatur
sekitar 304,2oK sampai dengan 305,2oK atau pada pagi hari terjadi pemusatan temperatur
31,2oC –sampai dengan 32,2oC. Temperatur yang tinggi dilokasi sekitar aliran pembungan
air laut disekitar ”discharge oulet” adalah (discharge outlet) Sebaran temperatur pada
309oK sd 310oK. Jadi dapat disimpulkan siang hari lebih mengarah lateral sebanding
bahwa PLTU Pangkalan Susu 3 & 4 aman dengan pola arus yang ada. Sore hari
terhadap pengaruh dispersi termal pada sebaran temperatur lebih meluas kearah
kondisi operasi dalam kasus terburuk , lateral dengan temperatur tertnggi dialiran
sementara PLTU Pangkalan Susu unit 1 pembuangan PLTU mencapai 33,7 o C.
& 2 dalam batas tertentu akan kembali Semakin tingginya pola temperatur di sore
mensirkulasikan air pendingin kedalam hari dibandingkan waktu siang dan pagi hari
kondenser yang secara komulatif akan disebabkan oleh pemanasan matahari karena
menaikkan temperatur air pendingin masuk air laut memiliki kapasitas panas yang tinggi.

Analisa Dispersi Termal... JRL. Vol. 7 No. 3, November 2011 : 267 - 273 271
air pendingin 4 unit PLTU dimana warna
menunjukkan besarnya vector kecepatan
air laut

Gambar 7. Kontur distribusi temperatur air


laut karena pengeluaran air
pendingin 4 unit PLTU

Gambar 9 Kontur distribusi kecepatan air


laut karena pengeluaran air
pendingin 4 unit PLTU

Gambar 8. .Distribusi kecepatan air laut


karena pengeluaran air
pendingin 4 unit PLTU

Gambar 8 dan gambar 9 Gambar 10. Distribusi vector kecepatan air


memperlihatkan distribusi kecepatan air laut karena pengeluaran air
laut dan kontur distribusi kecepatan air pendingin 4 unit PLTU
laut disebabkan karena pengeluaran air
pendingin dari 4 unit PLTU dimana warna IV. KESIMPULAN
mengindikasikan besarnya kecepatan air
laut. Kecepatan air laut pada “discharge Hasil analisa dispersi termal diatas
outlet”untuk PLTU unit 1&2 dan unit 3&4 dapat simpulkan sebagai berikut :
adalah sekitar 2,43 m/s sd 2,81 m/s. 1) Hasil simulasi menunjukkan bahwa
Kecepatan air laut cendrung menurun pada dengan konfigurasi rancangan sistem
arah menjauh dari sistem “discharge outlet” ïntake inlet” dan ”discharge outlet”
dari pembangkit yakni sekitar 1,69 m/s yang direkomendasikan, sistem
sd 1,87 m.s dan terus menurun hingga pendingin kondenser PLTU Pangkalan
mencapai 0,937 m/s sd 1,12 m/s didaerah Susu unit 3 & 4 adalah aman dari
sekitar sistem ïntake inlet”dari kondenser. pengaruh dispersi termal dimana
Warna merah menunjukkan kecepatan resirkulasi air pendingin yang hangat
air laut tertinggi sedangkan warna biru tidak akan terjadi. Tempertur air
kecepatan air laut terendah. pendingin yang masuk melalui sistem
Gambar 10 memperlihatkan distribusi ïntake inlet kondenser adalah 30,5oC
kecepatan air laut karena pengeluaran . Sedangkan untuk Pangkalan Susu

272 Amiral A dan Petrus W., 2011


unit 1 & 2 akan dipengaruhi oleh efek HUBOYO, H.S., ZAMAN, B., 2008, Analisis
komulatif dari sebaran temperatur Sebaran Temperatur dan Salinitas Air
yang keluar dari sistem ”discharge Limbah PLTU_PLTGU Berdasarkan
outlet” 4 unit pembangkit dimana Sistem Pemetaan Spasial (Studi
temperatur air masuk sistem ïntake Kasus: PLTU_PLTGU Tambak Lorok
inlet kondenser adalah 31,2oC.- 32,2 Semarang). Program Studi Teknik
o
C. Lingkungan FT. UNDIP, Semarang .
2) Dengan memperhatikan desain KOWALIK, Z., dan MURTY, T.S., 1993.
dari posisi sistem ”ïntake inlet” dan Numerical Modelling of Ocean
”discharge outlet”, maka faktor yang Dynamics. World Scientific. Singapore.
harus dipertimbangkan adalah bahwa LEONARD, B.P., 1978. Elliptic systems : Finite-
desain dari sistem ïntake inlet” dan Difference Method, Departement
”discharge outlet” dengan dimensi of Mechanical Engineering, The
yang menghasilkan kecepatan aliran University of Akron, Akton, Ohio.
air tidak melebihi dari 1,00 m/detik. Leonard, B.P., 1979. A Stable and Accurate
Convective Modelling Procedure
DAFTAR PUSTAKA Based on Qudratic Upstream
Interpolatio. A Journal of Computer
Anonimous, 2010. Feasibility Report of Methods in Applied Mechanics and
Pangka;an Susu Coal Fire Power Engineering, North-Holland Publishing
Plant unit 3&4. Company.
Anonimous, 1990. Spatial Discretization and Van Leer, Bram. 1985. On Numerical
Dispersion, Lecture 2. The University Dispersion by Upwind Differencing.
of Manchester for Institute of Science Dept. of Mathematics and Informatics
and Technology, Mancjhester. of Delft Univers
Anonimous, 2006, “GAMBIT 2.3 User’s White, M.F., 2003, Fluids Mechanics 5ed, Mc
Guide”, Fluent Inc., New Hampshire, Graw Hill Higher Education,
USA.

Analisa Dispersi Termal... JRL. Vol. 7 No. 3, November 2011 : 267 - 273 273

Anda mungkin juga menyukai